Upload
lebao
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Dr. Widodo Hadisaputro, M.Sc
1. Untuk Menentukan Kuantitas (dihitung sebelum tanki masuk – jembatan timbang – tangki keluar)
1. Untuk menentukan Kualitas (dasar pembayaran susu)
No Parameter Syarat
Susunan
susu
Berat Jenis (BJ) pada suhu 27,5
Kadar lemak
Kadar bahan kering tanpa lemak (BKTL)
atau Solid Non Fat (SNF)
Kadar Protein
Cemaran logam berbahaya
- Timbal (Pb)
- Seng (Zn)
- Merkuri (Hg)
- Arsen (As)
minimal 1,0280
minimal 3,0%
minimal 8,0%
minimal 2,7%
maksimum 0,3 ppm
maksimum 0,5 ppm
maksimum 0,5 ppm
maksimum 0,5 ppm
Keadaan
susu
Organoleptik
Kotoran dan benda asing
Cemaran mikrobia
- Total kuman
- Salmonella
- Escherichia coli (patogen)
- Coliform
- Streptococcus group B
- Staphylococcus aureus
Jumlah sel radang
Uji katalase
Uji reduktase
Residu antibiotika, pestisida dan
insektisida
Uji alkohol (70%)
Derajat asam
Uji pemalsuan
Titik beku
Uji peroksidase
tidak ada perubahan
negatif
maksimum 1.000.000
CFU/ml
negatif
negatif
20 CFU/ml
negatif
100 CFU/ml
maksimum 40.000/ml
maksimum 3 cc
2-5 jam
sesuai peraturan yang
berlaku
negatif
6-70SH
negatif
-0,520 s/d -0,5600C
Positif
Visi • Menjadi leader diary manufactory yang memproses susu segar dari peternakan sendiri untuk menghasilkan produk susu dan hasil olahan yang premium dengan operation excellent yang berkelanjutan.
Misi • Proses berkelanjutan terhadap kualitas produk dan SDM
• Menyediakan fasilias untuk menyerap susu dari dairy farm
• Memenuhi regulasi pangan yang berlaku
• Melalui proses yang aman, efisien, dan ramah lingkngan
• Menjamin ketersediaan produk sesuai permintaan
Sejarah
Perusahaan
1997 1999 2000 2017 PT Greenfields
Indonesia terbentuk di gunung kawi
Pembuatan pabrik pengolahan susu.
Membuka dan mengoperasikan peternakan sapi perah di wlingi,
Blitar.
Pabrik dipindahkan ke Desa Palaan,
Babadan.
2018 Pabrik mulai beroperasi.
Pembuatan keju di tahun 2011
Produk PT. Greenfields Indonesia
Produk PT. Greenfields Indonesia
Nama Syarat
Suhu
Berat jenis
Kadar lemak
Total solid
MBRT
Uji alkohol
Uji didih
Starch
H2O2
Formalin
Alumunium
Sacharosa
Carbonate
Sediment
Organoleptik
Max 14 oC
Min 1,026 gr/lt
Min 2,8 %
10-11%
6,5 – 6,8 jam
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Normal
Set Yogurt
Analisa Awal
1. Uji alkohol 70% dan 75%
2. pH dan Suhu
3. Uji Reduktase
Analisa Lanjut 1. Uji kualitas Kimia (fat,
protein, laktosa, Total Solid, Solid Non-Fat)
2. Uji Pemalsuan (penambahan tepung, urea, air. Sukrosa dan bahan lain)
3. Uji Mikrobiologis (TPC) dan uji Patogen
Cepat Komprehensif (fat,
protein, laktosa, Total Solid dan Solid Non-Fat)
Berbasis absorbsi panjang gelombang sinar infra merah (IR)
Dilengkapi filter optik untuk seleksi panjang gelombang
Berbasis pada 2 macam panjang gelombang IR (5,7 dan 3,5 μm)
Panjang gelombang 5,7 μm = fat A (tidak peka)
Fat A berbasis pada ikatan C=O pada grup karbonil = jumlah lemak susu tapi tidak panjang rantai dan jumlah asam asam lemak
Panjang gelombang 3,5 μm = fat B (peka) Fat B terkait dengan ikatan C-H dan terkait
dengan panjang rantai dan jumlah asam asam lemak
1) Penambahan Air
2) Penambahan Urea
3) Penambahan Tepung
4) Penambahan Sukrosa
5) Penambahan Susu Bubuk
6) Penambahan Susu Kambing
Dideteksi dengan;
1. Uji titik beku (cryoscope -0.54oC)
2. Uji berat jenis (laktodensimeter)
1,024 – 1,026 (pada suhu 27,5oC)
1. Penambahan Sukrosa Deteksi; Pembentukan warna violet hasil reaksi
Sukrosa plus alpha naphtol pada kondisi panas dan HCl
1. Penambahan Susu Bubuk Deteksi; pembentukan warna merah hasil reaksi
deoksiketon dari susu bubuk dan triphenyl tetrazolium chloride
1. Penambahan Susu Kambing Deteksi; perlakuan dengan amonia diikuti
sentrifugasi dan diamati deposit Susu sapi; 0,01 – 0,02% Susu sapi plus susu kambing; >0,05%
1. Penambahan Karbonat
Deteksi; warna merah jika ditambahkan 2 tetes netral red dan alkohol 96%
1. Penambahan Tepung
Deteksi; warna biru jika ditambahkan 3 tetes 0,1 N Iodin
Digunakan untuk menghitung jumlah mikrobia menggunakan media Plate Count Agar (PCA)
Inokulasi sampel dan hitung jumlah mikrobia
dengan asumsi: (1) satu koloni berasal dari satu sel dan (2) inokulum homogen
Menghitung jumlah sel hidup (viable cells) Perlu waktu lama (24 – 48 jam), jumlah koloni
terhitung antara 30 – 300 koloni, dan perlu pengenceran
Standarisasi Susu Susu Segar
Pendinginan
Simpan di Silo
6-7 oC max 8 oC
Susu Standarisasi
Potasium
Kaseinat
10-11 oC, TS 7-8%
8 oC, TS 35-40% Air
Standarisasi
TS 11 – 13%
7-8 oC
max 6 oC
Susu Skim
Butter Oil
Gambar 3.1.1. Alur proses standarisasi susu
Standarisasi adalah proses penambahan dan pencampuran susu segar dengan bahan dasar lain untuk mendapatkan padatan total (TS) awal yang sesuai dan juga untuk mendapatkan kualitas produk akhir yang diinginkan
Sangat terkait dengan kemampuan laju evaporator, output egron dan padatan total produk akhir
Contoh kasus: Suatu pabrik pengolahan susu bubuk mempunyai
kapasitas produksi 3000 kg/jam susu bubuk dan kapasitas evaporator 21500 kg/jam. Jika produk susu bubuk diharapkan mempunyai kadar air maksimal 3% (berarti padatan total 97%), maka padatan total (TS) awal dari susu terstandarisasi adalah:
TS awal X kapasitas evaporator = TS akhir XOutput egron TS awal susu = TS akhir X output egron Laju evaporator = 97 X 3000 21500 = 13,53 % (kalau TS susu 12%, perlu 1,53%)