Upload
rachmadresmi
View
228
Download
10
Embed Size (px)
DESCRIPTION
fisika
Citation preview
Dr Syamsuddin Arif: Empat Pendekatan
dalam Sains Islam
2 days ago
www.sharia.co.id/dr-syamsuddin-arif-empat-pendekatan-dalam-sains-islam.html
sharia.co.id – Pagi tadi, 12 Januari 2016, lembaga pemikiran Insists (Institute for the Islamic
Thought and Civilizations) mengadakan kajian monumental tentang sains di Fakultas Hukum
Universitas Indonesia di Depok. Kajian yang berlangsung empat hari ini menghadirkan pakar
sejarah sains Islam terkemuka dari Belanda, Prof Paul Lettinck. Kajian ini bertema On
Islamic Science: Facts and Challenges.
Paul Lettinck adalah mantan Guru Besar di International Institute of Islamic Thought and
Civilization (ISTAC) Kuala Lumpur selama 9 tahun (1996-2005) dan sebelumnya pernah
selama setahun (1992-1993) menjadi peneliti di Department of the History of Science,
Oklahoma University Amerika Serikat. Ia mendapatkan gelar Ph.D pada tahun 1973 dalam
bidang fisika nuklir dan Ph.D kedua di tahun 1991 dalam bidang Semitik dari Vrije
Universiteit Amsterdam, Netherlands.
Dalam sambutannya, mengantarkan ceramah Prof Lettinck, Dr Syamsuddin Arif Direktur
Eksekutif Insists menyatakan bahwa ada empat pendekatan dalam memahami Islamic
Science. Pertama, pendekatan apologetic. Pendekatan ini ada dalam karya-karya Harun
Yahya baik berupa buku maupun video-video. Dalam pendekatan ini, penemuan-penemuan
sains saat ini dieksplorasi dalil-dalilnya dalam al Quran dan Hadits.
Kedua, pendekatan filosofis. Yaitu mempelajari Islamic Science dengan mempelajari
kerangka berfikirnya. “Ini dilakukan Syed Hussein Nasr, Prof Naquib Al Attas dan Prof
Aspasrlan Acikgenc. Di situ yang dibicarakan adalah konsep. Yang dibahas adalah
epistemologinya,”terang Dr Syamsuddin.
Ketiga, pendekatan historis. Kajian ini beranggapan bahwa sejarah adalah fakta. Ini dilakukan
oleh Prof Paul Lettinck. Untuk memahami fakta sejarah itu maka seseorang harus menjadi
saintis. Hal ini diperlukan ketekunan dan keseriusan, sehingga dalam kajian ini grafik-grafik
dan angka-angka di situ. Dipelajari apa yang dikerjakan saintis dahulu dan bagaimana
aplikasinya.
Keempat, pendekatan praktis. Yaitu menjadikan Islamic Science dalam kegiatan sehari-hari.
Bagaimana sains bisa diamalkan sesuai dengan nilai-nilai Islam. Misalnya yang dilakukan Dr
Adi Setia dari Malaysia. Misalnya bertani dengan pertanian organic tanpa menggunakan
pestisida. Jadi dikembangkan sains yang tidak destruktif dengan lingkungan.
Kuliah Islamic Science ini berlangsung selama empat hari. Yaitu tanggal 12, 13, 19 dan 20
Januari 2016. Selain menghadirkan Prof Paul Lettinck, kajian juga akan diberikan oleh ahli-
ahli sains Islam dari Insists dan Pimpin Bandung, yaitu: Dr Fahmy Hamid Zarkasyi, Dr
Syamsuddin Arif, Dr Wendi Zarman, Adnin Armas, MA dan M Ishaq, MT.*IZ