246
KEEFEKTIFAN STRATEGI CATATAN TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI UNSUR CERITA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI PESAREAN 01 KABUPATEN TEGAL SKRIPSI disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar oleh Ahmad Zakki Amani 1401409400 JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013

Download (2005Kb) - Unnes - Universitas Negeri Semarang

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

 

KEEFEKTIFAN STRATEGI CATATAN TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI UNSUR CERITA

PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI PESAREAN 01 KABUPATEN TEGAL

SKRIPSI disajikan sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

oleh

Ahmad Zakki Amani

1401409400

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013

ii  

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa skripsi ini

benar-benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain baik

sebagian atau keseluruhannya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat

dalam skripsi ini dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Tegal, 27 Juni 2013

Ahmad Zakki Amani 1401409400

iii  

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diuji ke Sidang Panitia

Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.

Hari, tanggal : 8 Juli 2013

Tempat : Tegal

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. HY. Poniyo, M. Pd. Dra. Sri Sami Asih, M. Kes. 19510412 198102 1 001 19631224 198703 2 001

Mengetahui

Koordinator PGSD UPP Tegal

Drs. Akhmad Junaedi, M. Pd. 19630923 198703 1 001

iv  

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul Keefektifan Strategi Catatan Terbimbing terhadap

Hasil Belajar Materi Unsur Cerita pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri

Pesarean 01 Kabupaten Tegal, oleh Ahmad Zakki Amani 1401409400, telah

dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FIP UNNES pada tanggal

23 Juli 2013.

PANITIA UJIAN

Ketua Sekretaris

Drs. Hardjono, M. Pd. Drs. Akhmad Junaedi, M. Pd. 19510801 197903 1 007 19630923 198703 1 001

Penguji Utama

Drs. Suwandi, M. Pd. 19580710 198703 1 003

Penguji Anggota 1 Penguji Anggota 2

Dra. Sri Sami Asih, M.Kes. Drs. HY. Poniyo, M.Pd. 19631224 198703 2 001 19510412 198102 1 001

v  

MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto

• Apa yang paling anda pikirkan dan fokuskan saat ini adalah apa yang akan

muncul dalam hidup anda di masa depan (Prentice Mulford)

• Gagal itu menambah ilmu bila kau bisa mengambil hikmah, gagal

sesungguhnya bila kau gagal mengambil pelajaran (Jamil Azaini)

• Jika kamu membiarkan rasa takut tumbuh lebih besar dari imanmu, maka

kamu menghalangi impianmu menjadi kenyataan

Persembahan

Untuk Bapak, Ibu, adik-adik, Kakek,

Nenek, Paman, Bibi, Ning Tias Prima

Wilinda dan teman-teman mahasiswa

PGSD angkatan 2009.

vi  

PRAKATA

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

karunia-Nya kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi yang

berjudul “Keefektifan Strategi Catatan Terbimbing terhadap Hasil Belajar Materi

Unsur Cerita pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Pesarean 01 Kabupaten

Tegal” disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Program

Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Negeri Semarang.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah

membantu dan mendukung penulis dalam penyusunan skripsi ini, tanpa peranan

mereka penulis tidak akan dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Oleh

karena itu, penulis menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang

yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk menimba ilmu di

Universitas Negeri Semarang.

2. Drs. Hardjono, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Semarang yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian.

3. Dra. Hartati, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah

memberikan izin untuk melaksanakan penelitian.

4. Drs. Akhmad Junaedi, M.Pd., Koordinator PGSD UPP Tegal yang telah

memberikan izin untuk melaksanakan penelitian.

5. Drs. HY. Poniyo, M.Pd., Dosen Pembimbing I yang telah memberikan arahan

dan bimbingan kepada peneliti dalam menyusun skripsi.

6. Dra. Sri Sami Asih, M. Kes., Dosen Pembimbing II yang telah memberikan

arahan dan bimbingan kepada peneliti dalam menyusun skripsi.

vii  

7. Elly Indriyati, S. Pd., Kepala SD Negeri Pesarean 01 dan rekan-rekan guru SD

Negeri Pesarean 01 yang telah memberi ijin untuk mengadakan penelitian.

8. Siswa Kelas V SD Negeri Pesarean 01.

9. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini, yang tidak

dapat peneliti sebutkan satu persatu.

Semoga amal baik dari orang-orang yang membantu dalam penulisan

skripsi dapat diterima oleh Allah SWT dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi kita semua.

Tegal, 27 Juni 2013

Penulis

viii  

ABSTRAK

Amani, Ahmad Zakki. Keefektifan Strategi Catatan Terbimbing terhadap Hasil Belajar Materi Unsur Cerita pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Pesarean 01 Kabupaten Tegal. Skripsi, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: I. Drs. HY. Poniyo, M. Pd, II. Dra. Sri Sami Asih, M. Kes.

Kata Kunci: Catatan Terbimbing, Hasil Belajar, Keefektifan

Pelaksanaan penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar bahasa Indonesia pada keterampilan menyimak materi unsur cerita. Hal ini dikarenakan proses pembelajaran yang masih menggunakan strategi ekspositori. Kegiatan siswa hanya mendengarkan apa yang guru sampaikan sehingga mengakibatkan siswa bosan dan hasil belajar siswa aspek keterampilan menyimak tidak maksimal. Keadaan yang demikian mendorong peneliti untuk menerapkan alternatif strategi pembelajaran, yaitu strategi catatan terbimbing. Strategi catatan terbimbing merupakan strategi yang tepat untuk meningkatkan kemampuan menyimak, sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Tujuan dilaksanakannya penelitian ini yaitu untuk menguji keefektifan strategi catatan terbimbing dibandingkan dengan penerapan strategi ekspositori.

Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas V SD Negeri Pesarean 01 yang berjumlah 54 siswa. Sampel dalam penelitian ini yaitu kelas VA sebanyak 21 siswa dan sampel kelas VB sebanyak 27 siswa. Sampel diambil dengan teknik simple random sampling. Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Quasi Experimental Design dengan bentuk Nonequivalent Control Group Design. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi wawancara tidak terstruktur, tes, dan dokumentasi. Sebelum diujikan instrumen penelitian diujicobakan kemudian dilanjutkan dengan menalisis instrumen. Analisis statistik instrumen yang digunakan yaitu korelasi product moment untuk uji validitas dan Cronbach’s Alpha untuk uji reliabilitas instrumen. Teknik analisis data yang digunakan dalam mengolah data penelitian yaitu uji prasyarat analisis meliputi normalitas, homogenitas, dan analisis akhir.

Hasil penelitian yang telah dilaksanakan membuktikan adanya perbedaan yang signifikan antara pembelajaran yang menerapkan strategi catatan terbimbing dengan pembelajaran yang menerapkan strategi ekspositori. Ini dibuktikan dengan penghitungan uji independent sample t-test menggunakan SPSS versi 20, nilai thitung > ttabel yaitu 2,251 > 2,013 serta nilai signifikan yang kurang dari 0,05 yaitu 0,029. Dapat disimpulkan bahwa ada perbedaaan hasil belajar siswa kelas V yang signifikan antara pembelajaran dengan menerapkan catatan terbimbing dan pembelajaran yang menerapkan strategi ekspositori. Hal ini menunjukkan strategi catatan terbimbing efektif untuk diterapkan pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas V materi unsur cerita. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyarankan kepada guru dan sekolah untuk menggunakan strategi catatan terbimbing sebagai salah satu alternatif strategi pembelajaran yang dapat diterapkan di Sekolah Dasar.

ix  

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL …………………………………………………………………......... i

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN………………………………....…. ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ……………………..…………………….. iii

PENGESAHAN KELULUSAN …………………………………………….. iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN …………………………………………... v

PRAKATA …………………………………………………………………... vi

ABSTRAK …………………………………………………………………... viii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………….... ix

DAFTAR TABEL ………………………………………………………….... xii

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………..…….. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………….…… xiv

Bab

1. PENDAHULUAN …………………………………………………... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ……………………………………………… 1

1.2 Identifikasi Masalah ………………………………………………….. 7

1.3 Pembatasan Masalah …………………………………………………. 8

1.4 Rumusan Masalah ……………………………………………………. 8

1.5 Tujuan Penelitian …………………………………………………….. 9

1.5.1 Tujuan Umum ………………………………………………………... 9

1.5.2 Tujuan Khusus ……………………………………………………….. 10

1.6 Manfaat Penelitian …………………………………………………… 10

1.6.1 Manfaat Teoritis …………………………………………………….. 10

1.6.2 Manfaat Praktis ………………………………………………………. 11

2. TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………………. 13

2.1 Penelitian yang Relevan ……………………………………………… 13

2.2 Landasan Teori ……………………………………………………….. 16

2.2.1 Pendidikan ……………………………………………………………. 16

x  

2.2.2 Hakikat Pembelajaran ………………………………………………… 17

2.2.3 Hasil Belajar Siswa …………………………………………………... 18

2.2.4 Hakikat Bahasa Indonesia ……………………………………………. 19

2.2.5 Pembelajaran Bahasa Indonesia ……………………………………… 21

2.2.6 Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar …………………… 23

2.2.7 Keterampilan Menyimak ………………………………….....……….. 24

2.2.8 Materi Unsur Cerita ……………………………...…………………… 25

2.2.9 Strategi Pembelajaran …………………………………………...……. 26

2.2.10 Strategi Catatan Terbimbing ………………………………………….. 28

2.2.11 Strategi Pembelajaran Ekspositori ……………………………………. 30

2.3 Kerangka Berpikir……………………………………………………. 31

2.4 Hipotesis ……………………………………………………………... 34

3. METODOLOGI PENELITIAN …………………………………... 35

3.1 Populasi dan Sampel …………………………………………………. 35

3.1.1 Populasi ………………………………………………………………. 36

3.1.2 Sampel ……………………………………………………………….. 36

3.2 Desain Penelitian …………………………………………………….. 37

3.3 Variabel Penelitian …………………………………………………… 39

3.3.1 Variabel Terikat………………………………………………………. 39

3.3.2 Variabel Bebas………………………………………………………... 39

3.4 Data dan Teknik Pengumpulan Data ………………………………… 40

3.4.1 Jenis Data …………….…….…….…….…….………………………. 40

3.4.2 Sumber Data ………………………………………...………………... 41

3.4.3 Teknik Pengumpulan Data ……………………...……………………. 42

3.5 Instrumen Penelitian …………………………………………………. 44

3.5.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ………………………….. 44

3.5.2 Soal-Soal Tes ………………………………………………………… 45

3.6 Analisis Data ………………….……………………………………… 49

3.6.1 Deskripsi Data ……………………………………………………….. 50

3.6.2 Uji Kesamaan Rata-rata ……………………………………………… 50

3.6.3 Uji Prasyarat Analisis ………………………………………………... 51

xi  

3.6.4 Analisis Akhir (Pengujian Hipotesis) ………………………………... 52

4. HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………………….. 53

4.1 Uji Prasayarat Instrumen …………………………………………….. 53

4.1.1 Uji Validitas …………………………………………………………. 54

4.1.2 Uji Reliabilitas ………………………………………………………. 56

4.1.3 Analisis Taraf Kesukaran Soal ………………………………..……... 57

4.1.4 Analisis Daya Pembeda Soal ………………………………………… 59

4.2 Pelaksanaan Pembelajaran …………………………………………… 61

4.2.1 Pembelajaran di Kelas Eksperimen ….………………………………. 62

4.2.2 Pembelajaran di Kelas Kontrol ……………..………………….…….. 65

4.3 Deskripsi Data ………..…………………………………….………… 66

4.3.1 Deskripsi Data Pretes …………….....………………....……………... 67

4.3.2 Deskripsi Data Postes …………….....………………....…………...... 68

4.4 Hasil Penelitian ………………………………………………………. 70

4.5 Uji Prasayarat Analisis ……………………………………….………. 71

4.5.1 Uji Prasyarat Data pretes ……………………………...……………... 72

4.5.2 Uji Prasyarat Data postes ……………………………...……………... 75

4.6 Analisis Akhir (Uji Hipotesis) ……………….……………….……… 77

4.7 Pembahasan ……………………………………………………….…. 79

5. PENUTUP …………………………………………………………... 85

5.1 Simpulan ……………………………………………………………... 85

5.2 Saran …………………………………………………………………. 86

LAMPIRAN-LAMPIRAN …………………………………………………... 88

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….. 225

xii  

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Kriteria Indeks Kesukaran Soal ………………….……………………. 48

3.2 Klasifikasi Daya Pembeda Soal ………………….……………………. 49

4.1 Hasil Uji Validitas Item Soal ………………………………………….. 55

4.2 Data Instrumen Soal yang Valid ………………….…………………... 56

4.3 Hasil Uji Reliabilitas …………………………………………….……. 57

4.4 Analisis Indeks Kesukaran Butir Soal ………………………………… 58

4.5 Analisis Indeks Kesukaran 20 Butir Soal …………….……………….. 59

4.6 Analisis Daya Pembeda Butir Soal …………………………………… 60

4.7 Deskripsi Data Nilai Pretes ……………………….…………………... 68

4.8 Deskripsi Data Nilai Postes ……………………….…………………... 69

4.9 Distribusi Nilai Hasil Belajar Kelompok Eksperimen …........………... 70

4.10 Distribusi Nilai Hasil Belajar Kelompok Kontrol ………........……….. 71

4.11 Hasil Uji Kesamaan Rata-rata Data Pretes…….………………..……... 73

4.12 Hasil Uji Normalitas Data Pretes ……….…………………………….. 73

4.13 Hasil Uji Homogenitas Data Pretes ……….……..……….…………… 74

4.14 Hasil Uji Normalitas Data Postes ……….…………………………….. 75

4.15 Hasil Uji Homogenitas Data Postes ……….……..……….…………… 76

4.16 Hasil Uji Hipotesis ……………..…………………………………..….. 78

xiii  

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Berpikir ……………………………………………………... 33

3.1 Desain penelitian ……………………………..………………………... 38

4.1 Diagram Perbandingan Nilai Hasil Belajar Siswa ……….....………… 82

4.2 Diagram Perbandingan Rata-rata Nilai Hasil Belajar …………..…….. 83

xiv  

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar Nama Siswa Kelas V ………………………...………………… 88

2. Daftar Nama Sampel Siswa Kelas V A dan Kelas V B ……………..... 90

3. Daftar Hadir Siswa Kelas V A ……...………………………………… 92

4. Daftar Hadir Siswa Kelas V B ………………………………………... 94

5. Silabus Pembelajaran …………………………………………………. 96

6. Silabus Pengembangan Materi Unsur Cerita Kelas V ……..………… 98

7. RPP Kelas Eksperimen Pertemuan Pertama .....……………………..... 100

8. RPP Kelas Kontrol Pertemuan Pertama .....…………… ……………... 112

9. RPP Kelas Eksperimen Pertemuan Kedua ……….…………………… 123

10. RPP Kelas Kontrol Pertemuan Kedua ……….…….…..……………… 136

11. Daftar Nama Siswa Kelas Uji Coba …………………….…….………. 147

12. Kisi-kisi Soal Tes …………………………………………………….... 148

13. Soal Uji Coba Hasil Belajar Siswa ……………………………………. 154

14. Hasil Penilaian Validitas Logis ………………………………………... 163

15. Daftar Nilai Hasil Uji Coba …………………………………………… 186

16. Analisis Butir Nilai Hasil Uji Coba …………………………………… 187

17. Hasil Penghitungan Uji Validitas ……………………………………… 188

18. Hasil Penghitungan Uji Reliabilitas …………………………………… 199

19. Hasil Penghitungan Taraf Kesukaran …………………………………. 200

20. Hasil Penghitungan Daya Pembeda …………………………………… 201

21. Soal Hasil Belajar siswa ……………...……………………………….. 203

22. Daftar Nilai Pretes Kelas V A dan V B ……………..………………… 208

23. Hasil Uji Normalitas Data Pretes …...………….……………………... 209

24. Hasil Uji Homogenitas dan Uji-t Data Pretes .………………………… 211

25. Daftar Nilai Postes Kelas V A dan V B …….………………………… 212

26. Hasil Uji Normalitas Data Postes …...…………….…………………... 214

27. Hasil Uji Homogenitas dan Uji-t Data Postes ………………………… 216

28. Tabel Krecjie ……………………………...…………………………... 217

xv  

29. Tabel Nilai r Product Moment ………….……………………………... 218

30. Dokumentasi Penelitian………………………………………………... 219

31. Handout catatan terbimbing………………………………………..…... 221

32. Surat izin penelitian…………………………………...……………….. 223

33. Surat keterangan…………………...…………………........…………… 224

 

1

BAB 1

PENDAHULUAN

Pendahuluan merupakan bab pertama dari sebuah karya tulis yang berisi

jawaban apa dan mengapa penelitian itu perlu dilakukan. Bagian ini memberikan

gambaran mengenai topik penelitian yang hendak disajikan. Pada bab pendahuluan

akan diuraikan mengenai hal-hal yang mendasari penulis melakukan penelitian.

Bab ini terdiri dari: (1) Latar Belakang Masalah; (2) Identifikasi Masalah; (3)

Pembatasan Masalah; (4) Rumusan Masalah; (5) Tujuan Penelitian; dan (6)

Manfaat penelitian. Uraian selengkapnya sebagai berikut:

1.1 Latar Belakang Masalah

Standar proses untuk satuan dasar pendidikan dasar dan menengah

merupakan salah satu standar yang dikembangkan sejak 2006 oleh Badan Standar

Nasional Pendidikan dan pada 2007 diterbitkan menjadi Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Republik Indonesia, yaitu Permendiknas RI Nomor 41 Tahun

2007.

Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia,

Permendiknas RI Nomor 41 Tahun 2007 telah menetapkan visi, misi, dan strategi

pembangunan pendidikan nasional. Dinyatakan visi pendidikan nasional adalah

terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa

untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi

manusia yang berkualitas sehingga mampu menjawab tantangan zaman yang

selalu berubah.

2    

 

 

Terkait dengan visi pendidikan nasional serangkaian prinsip

penyelenggaraan pendidikan telah ditetapkan untuk dijadikan landasan dalam

pelaksanaan reformasi pendidikan. Salah satu prinsip tersebut adalah pendidikan

diselenggarakan sebagai proses pembudayaan dan pemberdayaan siswa yang

berlangsung sepanjang hayat. Proses pembudayaan dan pemberdayaan tersebut

memerlukan guru yang mampu memberikan keteladanan, membangun kemauan,

serta mengembangkan potensi dan kreativitas siswa.

Ketercapaian Tujuan Pendidikan Nasional akan sangat dipengaruhi oleh

kinerja guru. Guru merupakan ujung tombak dalam dunia pendidikan. Kualitas

pendidikan akan sangat dipengaruhi oleh kinerja guru dalam merancang kegiatan

pembelajaran. Untuk dapat merancang kegiatan pembelajaran yang berkualitas,

maka dibutuhkan guru yang berkualitas. Seorang guru dikatakan berkualitas

apabila guru tersebut telah memenuhi kompetensi pengajar. Guru hendaknya dapat

menciptakan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. Implikasi dari prinsip

ini adalah pergeseran paradigma proses pendidikan, yaitu dari paradigma

pengajaran menjadi paradigma pembelajaran. Rusman (2012: 4) menyatakan

pembelajaran adalah proses interaksi siswa, guru dan sumber belajar pada suatu

lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai,

dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien.

Dalam kaitannya dengan penyelanggaraan pendidikan, Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

pendidikan bagi siswa berlangsung dalam satuan pendidikan yang terdiri dari jalur

formal, nonformal dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan.

Pendidikan formal merupakan jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang

3    

 

 

yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

Salah satu pendidikan dasar di jalur formal yaitu Sekolah Dasar.

Rasyidi (1993) dalam Mikarsa (2009: 1.7) menyatakan bahwa Sekolah

Dasar pada hakikatnya merupakan satuan atau unit lembaga sosial yang diberi

tugas khusus oleh masyarakat untuk menyelenggarakan pendidikan dasar secara

sistematis. Struktur dan muatan Kurikulum dalam Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) yang dilaksanakan di Sekolah Dasar memuat mata pelajaran

wajib, muatan lokal, dan pengembangan diri. Mata pelajaran wajib di sekolah

dasar meliputi Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa

Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni

Budaya dan keterampilan serta Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan.

Salah satu mata pelajaran di Sekolah Dasar yang memegang peranan

penting dalam hal berkomunikasi dengan sesama manusia adalah mata pelajaran

Bahasa Indonesia. Santosa (2010: 3.17) menyatakan pembelajaran Bahasa

Indonesia di Sekolah Dasar merupakan pembelajaran yang paling utama, terutama

di kelas rendah. Karena dengan bahasa siswa dapat menimba ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, serta informasi yang ditularkan dari pendidik. Proses tersebut

terjadi sejak awal belajar di sekolah. Mencermati hal itu maka guru sebagai

pelaksana dan pengelola pembelajaran di sekolah, dituntut untuk dapat merancang,

melaksanakan dan mengevaluasi aspek-aspek yang tercakup dalam pembelajaran

Bahasa Indonesia. Untuk mencapai kompetensi hasil belajar Bahasa Indonesia

yang telah dirumuskan secara nasional maka pembelajaran Bahasa Indonesia

dikembangkan melalui empat aspek keterampilan berbahasa Indonesia. Empat

keterampilan berbahasa tersebut yaitu berbicara, menyimak, menulis, dan

4    

 

 

membaca. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa empat keterampilan

berbahasa harus dikenalkan kepada siswa Sekolah Dasar sedini mungkin. Dengan

keterampilan berbahasa siswa dapat menimba ilmu pengetahuan, teknologi, seni,

serta informasi yang nantinya akan berguna bagi siswa di masa yang akan datang.

Salah satu keterampilan berbahasa yang penting di Sekolah Dasar yaitu

keterampilan menyimak. Materi dalam silabus kelas V yang melatih keterampilan

menyimak yaitu materi unsur cerita. Pembelajaran keterampilan menyimak pada

materi unsur cerita diharapkan akan melatih keterampilan berpikir atau bernalar

siswa sehingga siswa dapat menerima, memahami, mengidentifikasi dan mereaksi

informasi yang diterimanya. Dengan demikian, siswa dapat menyampaikan

kembali informasi tersebut melalui lisan (berbicara) atau tulisan (menulis) dengan

menggunakan bahasa yang dapat dipahami oleh pendengarnya. Brooks (1964)

dalam Tarigan (2008: 3) menyatakan bahwa menyimak dan berbicara merupakan

kegiatan komunikasi dua arah secara langsung. Menyimak merupakan komunikasi

tatap muka atau face to face communication. Oleh karena itu, dalam kegiatan

menyimak dan berbicara melibatkan dua pihak yang saling berkaitan. Pihak

pertama yang menyampaikan (pembicara) dan pihak kedua yang mendengarkan

(pendengar). Jika salah salah satu pihak tidak dapat mendukung pihak yang lain

maka kegiatan berbicara ataupun kegiatan menyimak tidak akan berjalan dengan

baik.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran Bahasa

Indonesia sebaiknya guru dapat memberikan variasi dalam pembelajaran.

Terutama pada saat guru penyampaikan meteri kepada siswa. Hal ini dilakukan

agar dalam proses pembelajaran guru dapat membangkitkan antusias dan motivasi

5    

 

 

siswa sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai. Tetapi, pada kenyataanya

proses pembelajaran Bahasa Indonesia pada umumnya menerapkan strategi

ekspositori dengan metode ceramah yang dilakukan oleh guru di depan siswa.

Strategi ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses

penyampaian materi secara verbal dari seseorang guru kepada sekelompok siswa

dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pembelajaran secara optimal.

Strategi ekspositori merupakan bentuk strategi pembelajaran yang berorientasi

kepada guru, dikatakan demikian sebab dalam strategi ini guru memegang peranan

yang sangat penting atau dominan. Berdasarkan pengamatan pada pembelajaran

menyimak khususnya materi unsur cerita, selama ini kegiatan pembelajarannya

siswa hanya menyimak cerita yang disampaikan oleh guru. Kemudian diikuti

dengan mengerjakan tugas yang berkaitan dengan materi unsur cerita dari cerita

yang disampaikan oleh guru. Siswa dalam pembelajaran masih pasif dan masih

berpusat pada guru (teacher centered). Pembelajaran yang berpusat pada guru

apabila sering diterapkan dapat memberikan dampak buruk pada hasil belajar

siswa. Hasil belajar dapat tercapai apabila guru dalam menyampaikan materi

pelajaran tidak menjadikan siswa hanya sebagai obyek belajar, melainkan siswa

sebagai subyek belajar, sehingga siswa dapat terlibat langsung dalam proses

pembelajaran. Berdasarkan kenyataan itu, perlu adanya suatu strategi yang dapat

membuat siswa aktif dan pembelajaran berpusat pada siswa (student centered).

Siswa dapat terlibat secara langsung menyerap informasi dan menyatakan kembali

hasil informasi yang diperolehnya sesuai kemampuan siswa.

Kemp (1995) dalam Sanjaya (2006: 124) menyatakan bahwa strategi

pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan

6    

 

 

siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Prinsip

umum penggunaan strategi pembelajaran adalah bahwa tidak semua strategi

pembelajaran cocok digunakan untuk mencapai semua tujuan dan semua keadaan.

Setiap strategi memiliki kekhasan sendiri. Pemilihan strategi pembelajaran yang

tepat dapat menjadikan pembelajaran lebih bermakna bagi siswa. Prinsip-prinsip

umum penggunaan strategi pembelajaran meliputi berorientasi pada tujuan,

aktivitas, individualitas, dan integritas.

Menurut peneliti strategi yang sesuai dengan materi unsur cerita dan

memenuhi prinsip-prinsip umum penggunaan strategi yang telah disebutkan tadi

adalah strategi catatan terbimbing. Catatan terbimbing dalam Bahasa Inggris

diterjemahkan guided note taking. Zaini (2008: 33) menyatakan strategi catatan

terbimbing merupakan strategi yang menggunakan panduan (handout) yang berisi

ringkasan poin-poin utama dari materi pelajaran, yang sebagian poin-poin penting

tersebut dikosongkan untuk diisi oleh siswa ketika guru menjelaskan pelajaran di

depan kelas. Strategi pembelajaran catatan terbimbing dapat memfokuskan

perhatian siswa dan membuat catatan siswa lebih teratur dan akuarat. Catatan

terbimbing dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam menangkap isi dari materi

pembelajaran. Siswa harus aktif menanggapi ceramah yang diberikan oleh guru

dengan mendengarkan, melihat, memikirkan dan menulis. Penerapan pada proses

pembelajaran diawali dengan guru membagikan handout yang telah dipersiapkan

kepada siswa. Handout tersebut sengaja dirancang oleh guru dengan

mengosongkan bagian-bagian tertentu untuk kemudian diisi oleh siswa. Siswa

dituntut untuk mendengarkan semua penjelasan dari guru agar dapat mengisi

bagian yang telah dikosongkan dengan baik.

7    

 

 

Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian

tentang pembelajaran menggunakan strategi catatan terbimbing pada pembelajaran

Bahasa Indonesia materi unsur cerita, dengan judul penelitian “Keefektifan

Strategi Catatan Terbimbing terhadap Hasil Belajar Materi Unsur Cerita pada

Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Pesarean 01 Kabupaten Tegal”.

1.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah merupakan suatu cara bagaimana melihat, menduga,

memperkirakan, dan menguraikan serta menjelaskan apa yang menjadi masalah.

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai permasalahan yang terjadi dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia. Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat

diidentifikasi masalah-masalah yang terjadi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia

sebagai berikut:

(1) Proses pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

Negeri Pesarean 01 belum menggunakan strategi pembelajaran yang sesuai

khususnya pada materi unsur cerita.

(2) Guru masih mengajar dengan strategi ekspositori yaitu strategi pembelajaran

yang berpusat pada guru (teacher centered). Guru hanya menyajikan materi

pembelajaran dengan metode ceramah, pemberian tugas, dan tanya jawab

sehingga kegiatan pembelajaran terasa membosankan bagi siswa.

(3) Kurangnya interaksi antar siswa dalam kegiatan pembelajaran. Siswa lebih

banyak diam dan hanya memperhatikan penjelasan dari guru.

(4) Hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia yang rendah, karena

siswa hanya sebagai penerima pasif dalam proses pembelajaran.

8    

 

 

1.3 Pembatasan Masalah

Karena banyaknya permasalahan yang terjadi, maka peneliti perlu

membatasi masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini. Hal ini dilakukan agar

pembahasan dalam penelitian ini tidak terlalu luas sehingga hasil yang diperoleh

lebih maksimal. Sesuai dengan judul penelitian ini, peneliti membatasi

permasalahan sebagai berikut:

1. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas V semester 2 di Sekolah Dasar

Negeri Pesarean 01 Kabupaten Tegal.

2. Materi yang akan dikaji yaitu unsur cerita khususnya unsur instrinsik dalam

cerita.

3. Variabel yang akan diteliti adalah strategi catatan terbimbing dan hasil belajar

siswa terhadap materi unsur cerita.

4. Penelitian ini menekankan pada faktor keefektifan strategi catatan terbimbing

terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi

unsur cerita.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan kenyataan yang terjadi di lapangan dibutuhkan suatu strategi

pembelajaran yang efektif supaya hasil pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan

tujuan yang telah dibuat. Munculah permasalahan utama dalam penelitian ini yang

akan dipecahkan. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah ada atau tidak ada perbedaan hasil belajar siswa yang memperoleh

pembelajaran Bahasa Indonesia materi unsur cerita dengan menerapkan

strategi catatan terbimbing dengan pembelajaran yang menerapkan strategi

9    

 

 

ekspositori?

2. Manakah yang lebih efektif antara pembelajaran yang menerapkan strategi

catatan terbimbing dan pembelajaran yang menerapkan strategi ekspositori

pada materi unsur cerita?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan rumusan kalimat yang menunjukkan adanya

hasil, sesuatu yang diperolah setelah penelitian penelitian selesai atau sesuatu

yang akan dicapai dalam sebuah penelitian. Perumusan Tujuan penelitian dibuat

dengan mengacu pada masalah atau pertanyaan penelitian. Dengan demikian,

antara tujuan dan masalah penelitian saling terkait. Rumusan tujuan harus relevan

dengan identitas masalah yang ditemukan. Adanya tujuan ini dimaksudkan pula

agar apa yang ingin dicapai dengan adanya penelitian ini dapat diketahui dan dapat

diukur tingkat keberhasilannya. Penelitian ini memiliki beberapa tujuan yang

terangkum dalam tujuan umum dan tujuan khusus penelitian. Tujuan umum dan

tujuan khusus dalam penelitian ini selengkapnya dijelaskan sebagai berikut:

1.5.1 Tujuan Umum

Tujuan umum merupakan tujuan penelitian secara keseluruhan yang ingin

dicapai melalui penelitian. Tujuan umum berisi tentang hal yang akan dicapai pada

akhir penelitian. Tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui keefektifan strategi

catatan terbimbing dibandingkan dengan strategi ekspositori dalam pembelajaran

Bahasa Indonesia. Dalam penelitian ini masing-masing kelompok akan diberikan

perlakuan. Kelompok eksperimen akan diberi perlakuan dengan menerapkan

strategi catatan terbimbing dan kelompok kontrol akan diberi perlakuan dengan

10    

 

 

menerapkan strategi ekspositori.

1.5.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus adalah tujuan yang skalanya lebih sempit dibandingkan

tujuan umum dan fokus tujuan yang ingin dicapai. Tujuan khusus penelitian ini

yaitu:

(1) Mengetahui adakah perbedaan hasil belajar siswa yang pembelajaranya

menerapkan strategi catatan terbimbing dengan hasil belajar siswa yang

pembelajaranya menerapkan strategi ekspositori pada pembelajaran Bahasa

Indonesia materi unsur cerita.

(2) Mengetahui manakah yang lebih efektif antara pembelajaran yang

menerapkan strategi catatan terbimbing dan pembelajaran yang menerapkan

strategi ekspositori pada materi membaca intensif?

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian menguraikan seberapa banyak manfaat dan kontribusi

hasil penelitian yang telah dilaksanakan. Manfaat penelitian atau penulisan dapat

diuraikan secara terpisah. Kegunaan penelitian tersebut dapat diperinci lagi kepada

pihak-pihak yang berkepentingan terhadap penelitian. Penelitian yang telah

dilaksanakan diharapkan dapat memberikan manfaat. Manfaat itu tidak hanya

untuk peneliti sendiri, tetapi juga untuk pihak-pihak yang terkait didalamnya

seperti siswa, guru dan sekolah tempat penelitian dilaksanakan. Penjelasan tentang

manfaat tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1.6.1 Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis adalah manfaat yang diperoleh dari penelitian ini yang

11    

 

 

bersifat teori. Manfaat dalam bentuk teori yang diperoleh dalam penelitian ini

yaitu:

(1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan

kepada guru-guru di Sekolah Dasar tentang pelaksanaan pembelajaran dengan

menerapkan strategi catatan terbimbing.

(2) Memberikan bahan kajian lebih lanjut kepada peneliti dan akademisi

mengenai inovasi strategi pembelajaran, khususnya di bidang pendidikan dan

penyelenggaraan pembelajaran.

1.6.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis adalah manfaat yang diperoleh dari penelitian ini yang

bersifat praktik dalam pembelajaran. Manfaat praktis atau fragmatis berkaitan

dengan kontribusi praktis yang diberikan dari penyelenggaraan penelitian terhadap

obyek penelitian, baik individu, kelompok, maupun organisasi. Dalam penelitian

ini manfaat praktis bermanfaat bagi berbagai pihak yang memerlukannya untuk

memperbaiki kinerja, terutama bagi sekolah, guru, siswa, dan orang yang akan

melakukan penelitian lebih lanjut. Penjelasan selengkapnya mengenai manfaat

praktis yang didapat melalui penelitian ini sebagai berikut:

1.6.2.1 Bagi Siswa

Manfaat penelitian ini bagi siswa yaitu meningkatkan hasil belajar siswa

dalam pembelajaran bahasa Indonesia, serta dapat meningkatkan kemampuan

siswa dalam keterampilan berbahasa dan berkomunikasi melalui penerapan

strategi catatan terbimbing dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Penerapan

strategi pembelajaran yang inovatif dan kreatif oleh guru akan membangkitkan

antusias dan sikap kritis siswa dalam mengikuti pelajaran. Sikap kristis inilah yang

12    

 

 

akan menjadikan proses pembelajaran dapat berlangsung efektif dan akan

berpengaruh pada hasil belajar siswa.

1.6.2.2 Bagi Guru

Manfaat penelitian ini bagi guru yaitu hasil dari penelitian dapat memacu

guru untuk berkreasi dan berinovasi dalam pembelajaran serta dapat digunakan

sebagai bahan pertimbangan guru untuk mengadopsi strategi pembelajaran catatan

terbimbing dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah. Penelitian ini juga

dapat digunakan sebagai sumber informasi dan referensi dalam pengembangan

penelitian dan menumbuhkan budaya meneliti agar terjadi inovasi pembelajaran.

Kesadaran guru akan budaya meniliti ini sangat diperlukan untuk membina dan

membimbing disiplin belajar siswanya agar berkembang secara maksimal.

1.6.2.3 Bagi Sekolah

Manfaat penelitian ini bagi sekolah yaitu hasil penelitian ini dapat

memperkaya dan melengkapi hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan guru-guru

lain serta dapat memberikan kontribusi pada sekolah dalam rangka perbaikan

proses pembelajaran Bahasa Indonesia sehingga dapat meningkatkan hasil belajar

siswa. Sekolah yang para gurunya memiliki kemampuan untuk melakukan

perubahan perubahan atau perbaikan kinerjanya secara profesional, maka

sekolah tersebut akan berkembang pesat. Sekolah tidak akan berkembang,

jika gurunya tidak memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri.

 

13

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bagian ini akan diuraikan mengenai kajian empiris, landasan teori,

kerangka berpikir, serta hipotesis dari penelitian ini. Kajian empiris yaitu kajian

mengenai penelitian-penelitian sejenis dengan penelitian yang akan dilakukan.

Pada bagian landasan teori akan diuraikan mengenai teori-teori yang berhubungan

dengan penelitian ini. Pada bagian ini juga akan diuraikan mengenai kerangka

berpikir dilakukannya penelitian ini. Selain itu juga akan diuraikan mengenai

hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini. Uraian selengkapnya adalah sebagai

berikut:

2.1 Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan berkaitan dengan penerapan strategi catatan

terbimbing telah banyak dipublikasikan. Hasil penelitian tersebut, menunjukkan

bahwa strategi catatan terbimbing merupakan strategi pembelajaran yang efektif

untuk diterapkan dalam berbagai mata pelajaran.

Penelitian eksperimen yang menguji keefektifan penerapan strategi catatan

terbimbing salah satunya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Satri Yuda (2011)

dengan judul penelitian “Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe

Guided Note Taking Disertai Kuis Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa

Kelas VIII SMP Negeri 5 Sijunjung”. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa

kelas VIII SMPN 5 Sijunjung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari 3 kelas.

Pengambilan sampel dilakukan secara acak sehingga terpilih kelas VIII C sebagai

14    

 

 

kelas eksperimen dan kelas VIII A sebagai kelas kontrol. Hasil penelitian

menunjukkan nilai rata-rata siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada nilai

rata-rata kelas kontrol. Sedangkan simpangan bakunya lebih tinggi kelas kontrol

daripada kelas eksperimen. Pengujian Hipotesi dengan uji Mann Whitney

diperoleh z sebesar -3,73 dan di tabel z ≤ -3,73 mempunyai peluang sebesar p <

0,00011. Karena p ini lebih kecil daripada α= 0,05 maka Ho ditolak dan H1

diterima. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman konsep matematis siswa dengan

menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe guided note taking disertai kuis lebih

baik daripada pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan

pembelajaran konvensional pada kelas VIII SMPN 5 Sijunjung Tahun Pelajaran

2012/2013.

Penelitian Eksperimen yang dilakukan oleh Muthoharoh (2009) dengan

judul penelitian “Efektivitas Strategi Guided Note Taking dalam Meningkatkan

Kemampuan Kognitif Bidang Studi Fiqih Siswa Kelas VIII SMP YPM 5 Sumput

Driyorejo Gresik”. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP

YPM 5 Sumput Driyorejo Gresik tahun Pelajaran 2008-2009 sebanyak 267 siswa

yang terdiri dari delapan kelas (VIII A-VIII E). Sampel pada penelitian ini adalah

siswa kelas VIIIB (40 siswa) sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas VIII C

(40 siswa) sebagai kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

terdapat perbedaan signifikan antara peningkatan kemampuan kognitif siswa

kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Perbedaan ini dapat dilihat dari

meningkatnya skor rata-rata kelompok Eksperimen dari 7,325 (Pretes) menjadi

8,45 (Postes) dan kelompok kontrol dari 7,225 (Pretes) menjadi 7,775 (Postes). Ini

menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0,675. Dalam hasil perhitungan Uji t

15    

 

 

diperoleh to sebesar 3,341. Angka ini jauh lebih besar dibanding t pada taraf

signifikansi 5% yaitu 2,64 dan taraf signifikansi 1% yaitu 1,99 (1,99 < 3,341 >

2,64). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi Guided Note

Taking cukup efektif dalam meningkatkan kemampuan kognitif bidang studi Fiqih

siswa Kelas VIII SMP YPM 5 Sumput Driyorejo.

Penelitian Eksperimen yang dilakukan oleh Nurhadi (2011) dengan judul

penelitian “Penggunaan Strategi Guided Note Taking dalam Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Kelas VIII SMP

Muhammadiyah 2 Pontianak”. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen

dengan bentuk quasi eksperimental, pendekatan kuantitatif dengan rancangan

penelitian nonrandomized pretest-posttest control group design. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh siswa siswi kelas VIII SMP Muhammadiyah

Pontianak. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan hasil belajar siswa

antara kelas yang tidak menggunakan strategi guided note taking dengan kelas

yang menggunakan strategi guided note taking. Hasil belajar siswa pada kelas

yang menggunakan strategi guided note taking mengalami peningkatan yang lebih

besar dibanding hasil belajar siswa pada kelas yang tidak menggunakan strategi

guided note taking yaitu KK=11,05, KE=18,50. Perbedaan peningkatan sebesar

7,45. Simpulan dari hasil penelitian ini secara umum menunjukkan bahwa

penggunaan strategi guided note taking memberikan pengaruh lebih baik dalam

meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada pelajaran PAI di kelas VIII SMP

Muhammadiyah 2 Pontianak.

Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Binti Mucholifah (2012)

dengan judul penelitian “Peningkatan Hasil Belajar IPS melalui Pembelajaran

16    

 

 

Aktif Note Taking di Kelas V SDN Bawang 3 Kota Kediri”. Dari hasil penelitian

menunjukan bahwa pelaksanaan Pembelajaran Aktif Note Taking pada

pembelajaran IPS dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa. Nilai rata-

rata keaktifan siswa pada siklus 1 pertemuan 1 adalah 52,2 pertemuan 2 adalah

53,3. Pada siklus 2 pertemuan 1 adalah 59,5 pada pertemuan 2 adalah 65,2.

Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat mulai dari siklus 1, yaitu 28 siswa

mencapai nilai di atas KKM dan pada siklus 2 sebanyak 40 siswa mencapai nilai di

atas KKM. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa

penerapan Pembelajaran Aktif Note Taking dapat meningkatkan hasil belajar IPS

di Kelas V SDN Bawang 3 Kota Kediri. Peningkatan hasil belajar dibuktikan

dengan adanya peningkatan aktifitas dan hasil belajar.

2.2 Landasan Teori

Landasan teori merupakan dasar-dasar teori yang melandasi suatu

penelitian. Landasan teori dari suatu penelitian atau karya ilmiah sering juga

disebut sebagai studi literatur atau tinjauan pustaka. Karya tulis yang baik adalah

karya tulis yang sesuai dengan hasil riset. Melalui penelitian atau kajian teori

diperoleh kesimpulan-kesimpulan atau pendapat-pendapat para ahli, kemudian

dirumuskan pada pendapat baru. Selain itu, pada bagian ini juga dibahas temuan-

temuan penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian. Pada penelitian ini,

peneliti mengemukakan beberapa landasan teori. Landasan teori yang melandasi

penelitian ini dijelaskan sebagai berikut

2.2.1 Pendidikan

Ada banyak pengertian tentang pendidikan. Driyakara (1980) dalam

17    

 

 

Mikarsa (2009: 1.2) menyatakan bahwa pendidikan adalah upaya memanusiakan

manusia. Munib (2009: 28) menyatakan pendidikan adalah suatu proses untuk

mengembangkan semua aspek kepribadian manusia, yang mencakup

pengetahuannya, nilai serta sikapnya, dan keterampilannya. Tardif (1987) dalam

Syah (2004: 10) menyatakan pendidikan adalah seluruh tahapan pengembangan

kemampuan-kemampuan dan perilaku-perilaku manusia dan juga proses

penggunaan hampir seluruh pengalaman hidup. Loed (1989) dalam Syah (2004:

10) menyatakan pendidikan merupakan perbuatan atau proses untuk memperoleh

pengetahuan. Tilaar (1999) dalam Mikarsa (2009: 1.4) menyatakan pendidikan

adalah suatu proses menumbuhkembangkan eksistensi peserta didik yang

memasyarakat, membudaya, dalam tata kehidupan yang berdimensi lokal,

nasional, dan global.

Berdasarkan beberapa pengertian pendidikan yang dikemukakan oleh para

ahli, dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis, yang

dilakukan oleh guru untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil

pengalaman individu berinteraksi dengan lingkungan. Selain itu, pembelajaran

dilakukan untuk membekali pengetahuan, keterampilan, dan sikap kepada orang

yang lebih muda agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita

pendidikan.

2.2.2 Hakikat Pembelajaran

Briggs (1992) dalam Rifa’i (2009: 191) menyatakan pembelajaran

merupakan seperangkat peristiwa yang mempengaruhi siswa sedemikian rupa

sehingga siswa memperoleh kemudahan dalam berinteraksi dengan lingkungan.

Hamdani (2011:23) menyatakan aliran behavioristik mendeskripsikan

18    

 

 

pembelajaran adalah usaha guru membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan

menyediakan lingkungan atau stimulus. Sedangkan Gagne (1981) dalam Rifa’i

(2009: 192) menyatakan bahwa pembelajaran merupakan serangkaian peristiwa

eksternal siswa yang dirancang untuk mendukung proses internal belajar. Peristiwa

belajar ini dirancang agar memungkinkan siswa memproses informasi nyata dalam

rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Proses pembelajaran menurut Rifa’i (2009: 193) merupakan proses

komunikasi antara guru dengan siswa atau siswa dengan siswa lainnya. Dalam

proses komunikasi itu dapat dilakukan secara verbal (lisan), dan dapat pula secara

nonverbal, seperti penggunaan media komputer dalam pembelajaran. Namun

demikian, apapun media yang digunakan dalam pembelajaran, inti pembelajaran

ditandai oleh serangkaian kegiatan komunikasi.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah

seperangkat peristiwa belajar mengajar yang di dalamnya terjadi interaksi antara

siswa dengan siswa maupun guru dengan siswa secara aktif baik secara verbal

maupun nonverbal. Proses interaksi yang berlangsung itu ditandai dengan adanya

komunikasi aktif baik secara verbal atau nonverbal yang dilakukan oleh guru dan

siswa. Pembelajaran dapat berlangsung jika terdapat komponen-komponen

pembelajaran, yaitu siswa, guru, rencana pembelajaran, dan tujuan pembelajaran

2.2.3 Hasil Belajar Siswa

Rifa’i (2009: 85) menyatakan hasil belajar merupakan perubahan perilaku

yang diperoleh siswa setelah mengalami kegiatan belajar. Perolehan aspek-aspek

perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh siswa. Oleh

karena itu apabila siswa mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka

19    

 

 

perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep. Suprijono

(2009: 5) menyatakan bahwa hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,

pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan. Artinya, hasil

belajar tidak dilihat secara terpisah melainkan secara keseluruhan dari beberapa

aspek. Menurut Bloom dalam Rifa’i (2009: 86) menyatakan hasil belajar siswa

mencakup tiga ranah belajar yaitu:

(1) Ranah Kognitif: berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan, dan kemahiran intelektual. Ranah kognitif sendiri mencakup kategori: pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehensif), penerapan (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis), dan penilaian (evaluation), (2) Ranah Afektif: berkaitan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai. Ranah afektif dalam belajar mencakup kategori: penerimaan (receiving), penanggapan (responding), penilaian (valuing), pengorganisasian (organization), dan pembentukan pola hidup (organization by a value complex). (3) Ranah Psikomotorik: tujuan pembelajaran ranah psikomotorik menunjukkan adanya kemampuan fisik seperti keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf. Ketegori jenis perilaku untuk ranah psikomotor yaitu: persepsi (perception), kesiapan (set), gerakan terbimbing (guided respons), gerakan terbiasa (mechanism), gerakan kompleks (complex overt response), penyesuaian (adaptation), dan kreativitas (originallity).

Dari beberapa pengertian hasil belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa

hasil belajar merupakan sesuatu yang diperoleh dari kegiatan belajar berupa

pengetahuan, sikap, dan perilaku. Hasil tersebut diperoleh setelah siswa

melakukan suatu aktivitas dalam proses belajar mengajar. Tanpa adanya aktivitas,

maka proses belajar mengajar tidak akan berjalan dengan baik, akibatnya hasil

yang dicapai siswa rendah.

2.2.4 Hakikat Bahasa Indonesia

Santosa (2010: 1.2) menyatakan bahasa secara universal yaitu suatu bentuk

ungkapan yang bentuk dasarnya ujaran. Ujaran inilah yang membedakan manusia

20    

 

 

dari makhluk lainnya. Ujaran manusia itu menjadi bahasa apabila dua orang atau

lebih menetapkan bahwa seperangkat bunyi itu memiliki arti yang serupa. Tarigan

(2008: 19) menyatakan bahasa adalah suatu sistem pola-pola yang kompleks dan

suatu struktur dasar. Di dalamnya terdapat ketentuan-ketentuan individual yang

bekerja bersama-sama dengan kesatuan-kesatuan lainnya. Kridalaksana (1983)

dalam Tarigan (2005: 2.42) menyatakan bahasa adalah suatu sistem lambang yang

dipergunakan oleh suatu masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi, dan

mengidentifikasi diri. Berdasarkan definisi tersebut bahasa memiliki karakteristik

sebagai berikut: (1) bahasa bersifat sistematik yang terdiri atas seperangkat aturan,

(2) bahasa bersifat simbolik yang terdiri atas lambang-lambang yang memiliki

konsep atau arti tertentu, (3) bahasa bersifat arbitrer atau manasuka, (4) bahasa

bersifat konvensional, (5) bahasa merupakan sarana ekspresi diri dan interaksi

sosial, (6) bahasa merupakan identitas suatu kelompok masyarakat.

Moulton (1974) dalam Adejimola (2008: 201) menyatakan definisi lain dari

bahasa yaitu:

Defines language as a wonderful and rich vehicle for communication. This scholar explains that language can be used to express wishes and commands, covey truths and lies and impact on our listeners in many ways. In other words, language is seen as the most ingenious, flexible, and productive means of communicating.

Maksud pernyataan tersebut yaitu bahasa sebagai ujaran yang indah dan

kaya untuk komunikasi. Moulton juga menjelaskan bahwa bahasa dapat

digunakan untuk mengekspresikan keinginan dan perintah, kebenaran dan

kebohongan dan berdampak kepada para pendengar dalam berbagai cara. Dengan

kata lain bahasa dipandang sebagai cara yang paling cerdik, fleksibel dan

berkomunikasi yang produktif.

21    

 

 

Di dunia ini ada berbagai macam bahasa yang digunakan oleh masing-

masing negara sebagai bahasa komunikasi sehari-hari. Bangsa Indonesia sendiri

menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Muslich (2010: 48)

menyatakan dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, Bahasa Indonesia

berfungsi sebagai lambang kebanggaan nasional atau lambang kebangsaan.

Sedangkan dalam kedudukannya sebagai alat pemersatu, Bahasa Indonesia

berfungsi untuk mempersatukan berbagai daerah dan suku yang sebelumnya telah

memiliki bahasa daerah masing-masing. Jadi setiap warga negara Indonesia selain

menggunakan bahasa daerah, diharapkan juga mampu menggunakan Bahasa

Indonesia secara tepat dalam kehidupan sehari-hari.

Dapat disimpulkan bahwa bahasa adalah suatu alat komunikasi antar

manusia berupa sistem bunyi yang bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh

alat ucap). Melalui bahasa setiap manusia dapat berkomunikasi dengan manusia

lainnya. Bahasa memiliki fungsi sebagai sarana berpikir dan sarana pendukung

pertumbuhan ilmu pengetahuan dan teknogi. Selain itu bahasa digunakan sebagai

alat untuk membentuk pikiran dan perasaan, keinginan dan perbuatan, serta

mempengaruhi dan dipengaruhi. Begitupun dengan Bahasa Indonesia sebagai

bahasa nasional mempunyai fungsi yang sesuai dengan kepentingan bangsa

Indonesia. Di antaranya yaitu sebagai lambang kebanggan, lambang identitas

nasional serta alat pemersatu berbagai suku yang memiliki latar belakang budaya

dan bahasa yang berbeda-beda.

2.2.5 Pembelajaran Bahasa Indonesia

Proses belajar yang dilakukan siswa terjadi pada saat pembelajaran

berlangsung. Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan guna

22    

 

 

membangkitkan siswa untuk belajar. Rusman (2012: 134) menyatakan belajar

adalah proses perubahaan tingkah laku individu sebagai hasil dari pengalamannya

dalam berinteraksi dengan lingkungan. Solchan (2011: 1.30) menyatakan siswa

belajar dengan menggunakan tiga cara, yaitu melalui pengalaman, pengamatan,

dan bahasa. Dengan cara-cara itu, siswa belajar melalui kehidupan mereka dengan

menggali dan menemukan pengalaman dan pengetahuan baru secara aktif. Dalam

kaitannya dengan belajar bahasa di sekolah, guru perlu memahami bahwa sebelum

masuk ke sekolah, siswa telah belajar bahasa melalui komunitasnya. Mereka

belajar keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis)

karena didorong oleh kebutuhan untuk memahami dan dipahami.

Santosa (2010: 5.18) menyatakan pembelajaran bahasa adalah proses

memberi rangsangan belajar berbahasa kepada siswa dalam upaya siswa mencapai

kemampuan berbahasa. Solchan (2011: 1.31) menyatakan seseorang mempelajari

bahasa dengan fokus pada penguasaan kemampuan berbahasa atau kemampuan

berkomunikasi melalui bahasa yang digunakannya. Kemampuan tersebut

melibatkan dua hal, yaitu: (1) kemampuan untuk menyampaikan pesan, baik

secara lisan maupun tertulis, (2) kemampuan memahami, menafsirkan, dan

menerima pesan, baik yang disampaikan secara lisan maupun tertulis.

Tarigan (2005: 3.26) menyatakan pembelajaran Bahasa Indonesia secara

umum diarahkan untuk meningkatkan kemampuan dalam berkomunikasi.

Kemampuan berkomunikasi harus didukung kemampuan siswa dalam menyimak,

berbicara, membaca, dan menulis. Pembelajaran yang berfokus pada kebahasaan,

penggunaan, pemahaman, dan apresiasi sastra juga harus diarahkan untuk

23    

 

 

menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan berbahasa dengan bahasa yang baik

dan benar.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli mengenai arah atau tujuan

pembelajaran bahasa, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran bahasa berfokus

pada upaya pencapaian kemampuan berkomunikasi melalui bahasa yang

digunakannya. Begitupun dengan pembelajaran Bahasa Indonesia, secara umum

diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam

Bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Selain itu, pembelajaran Bahasa

Indonesia diharapkan dapat menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya

kesastraan manusia Indonesia. Kemampuan berkomunikasi harus didukung

kemampuan siswa dalam menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

2.2.6 Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

Tarigan (2005: 4.4) menyatakan pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah

Dasar memiliki nilai penting. Pada jenjang inilah pertama kalinya pengajaran

Bahasa Indonesia dilaksanakan secara berencana dan terarah. Kesempatan ini

dapat digunakan oleh guru untuk menumbuhkan hal-hal berikut:

(1) rasa memiliki, mencintai dan bangga akan Bahasa Indonesia pada diri siswannya; (2) pengetahuan dasar Bahasa Indonesia seperti, segi bentuk, makna dan fungsi, serta dapat menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan, keperluan, dan keadaan; (3) kemampuan siswa menggunakan Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional, dan kematangan sosial; (4) disiplin dalam berpikir dan berbahasa para siswanya; (5) kemampuan menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa siswa-siswanya.

Solchan (2011: 1.31) menyatakan Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk

siswa Sekolah Dasar pada dasarnya bertujuan untuk membekali mereka dengan

24    

 

 

kemampuan berkomunikasi. Selain itu dapat membekali siswa Sekolah Dasar

menerapkan Bahasa Indonesia dengan tepat untuk berbagai tujuan. Pembelajaran

Bahasa Indonesia berfokus pada penguasaan berbahasa agar dapat diterapkan pada

berbagai keperluan dalam berbagai situasi. Agar siswa dapat berkomunikasi

dengan baik maka siswa perlu menguasai kaidah bahasa dengan baik.

Jadi dapat disimpulkan pembelajaran Bahasa Indonesia memiliki peranan

yang sangat penting bagi perkembangan anak terutama siswa Sekolah Dasar.

Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah diharapkan membantu siswa mengenal

dirinya, budayanya dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan,

berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut dan

menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif yang ada

dalam dirinya. Pendidikan Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

kemampuan siswa berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar.

Kemampuan berkomunikasi yang baik dan benar akan menentukan siswa untuk

memiliki pengetahuan, keterampilan berbahasa serta akan memudahkan untuk

berkomunikasi dengan orang-orang di sekitarnya. Sehingga manfaatnya akan

membantu perkembangan siswa dalam berhubungan dan beradaptasi dengan

lingkungan sosialnya.

2.2.7 Keterampilan Menyimak

Tarigan (2008: 31) menyatakan menyimak adalah suatu proses kegiatan

mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman,

apresiasi, serta interpretasi. Selaras dengan pernyataan Santosa (2010: 7.14) yang

menyatakan bahwa dalam kegiatan menyimak, diperlukan pemusatan perhatian

secara terus menerus agar penyimak dapat menangkap ide pokok dari suatu

25    

 

 

pembicaraan. Sedangkan Tarigan (2008: 37) menyatakan secara umum tujuan

menyimak adalah memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna

komunikasi yang akan disampaikan pembicara melalui ujaran.

Hunt (1981) dalam Tarigan (2008: 58) menyatakan fungsi menyimak

antara lain: (1) memperoleh informasi, (2) menyimak agar dalam hubungan

antarpribadi lebih efektif, (3) mengumpulkan data agar dalam setiap keputusan

yang diambil masuk akal, (4) memberikan responsi yang tepat terhadap apa yang

didengar.

Tarigan (2008: 37) menyatakan menyimak terdiri atas dua jenis kegiatan

yaitu menyimak ekstensif dan menyimak intensif. Penjelasan mengenai menyimak

ekstensif dan menyimak intensif sebagai berikut:

(1) Menyimak ekstensif merupakan kegiatan menyimak yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti: menyimak radio, televisi, percakapan orang di pasar, pengumuman, dan sebagainya. Jenis kegiatan menyimak ekstensif terdiri atas menyimak sekunder, menyimak sosial, menyimak estetika, dan menyimak pasif. (2) Menyimak Intensif merupakan kegiatan menyimak yang harus dilakukan dengan sungguh-sungguh, penuh konsentrasi untuk menangkap makna yang dikehendaki. Jenis kegiatan menyimak intensif terdiri atas menyimak kritis, menyimak konsentratif, menyimak eksploratif, menyimak interogatif, menyimak selektif, dan menyimak kreatif.

Tarigan (2008: 63) menyatakan dalam kegiatan menyimak ada tahapan

yang harus dilakukan oleh penyimak agar penyimak benar-benar memahami

informasi yang disimaknya. Tahapan itu adalah: (1) tahap mendengar, (2) tahap

memahami, (3) tahap menginterpretasi, (4) tahap mengevaluasi dan (5) tahap

menanggapi.

Dari beberapa pengertian menyimak dapat disimpulkan bahwa menyimak

merupakan kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan yang dilakukan

26    

 

 

dengan sengaja dan penuh konsentrasi. Dalam menyimak membutuhkan

pemahaman, apresiasi, interprestasi, reaksi dan evaluasi untuk memperoleh pesan,

informasi, menangkap isi, dan merespon makna yang terkandung didalamnya.

2.2.8 Materi Unsur Cerita

Dalam sebuah cerita terdapat beberapa unsur yang membangun cerita

tersebut. Struktur cerita dibentuk dari unsur intrinsik dan unsur ektrinsik.

Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar materi unsur cerita disajikan

lebih sederhana. Penulis lebih mengkaji pada unsur intrinsik cerita. Aminuddin

(1984) dalam Siswanto (2008: 142-162) menyebutkan unsur-unsur intrinsik cerita

tersebut meliputi:

(1) Tokoh: merupakan pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita rekaan sehingga peristiwa peristiwa itu menjalin suatu cerita. Sedangkan cara sastrawan menampilkan tokoh disebut penokohan. Tokoh dapat dibedakan atas tokoh protagonis dan tokoh antagonis. Tokoh protagonis adalah tokoh yang wataknya disukai pembacanya. Sedangkan tokoh antagonis adalah tokoh yang wataknya tidak disukai pembacanya; (2) Watak: merupakan sifat, sikap, tingkah laku atau watak-watak tertentu yang dimiliki oleh tokoh. Pemberian watak pada tokoh suatu karya oleh sastrawan disebut perwatakan; (3) Latar cerita (Setting): merupakan segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan waktu, ruang, suasana, dan situasi terjadinya peristiwa dalam cerita. Latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, yaitu latar tempat, latar waktu, latar sosial, dan latar suasana; (4) Sudut pandang atau titik pandang: merupakan cara pengarang menampilkan para pelaku dalam cerita yang dipaparkanya. Sudut pandang meliputi narrator omniscient, narrator observer, narrator observer omniscient, dan narrator the third person omniscient; (5) Gaya bahasa: merupakan cara seorang pengarang menyampaikan gagasannya dengan menggunakan media bahasa yang indah dan harmonis serta mampu menuansakan makna dan suasana yang dapat menyentuh daya intelektual dan emosi pembaca; (6) Alur (Plot): merupakan urutan atau rangkaian peristiwa dalam cerita. Tahapan-tahapan peristiwa terdiri atas pengenalan, konflik, komplikasi, klimaks, peleraian, dan penyelesaian; (7) Tema: merupakan ide yang mendasari suatu cerita. Tema berperan sebagai pangkal tolak pengarang dalam memaparkan karya rekaan yang diciptakannya. Tema memiliki

27    

 

 

keterkaitan antara makna dengan tujuan pemaparan prosa rekaan oleh pengarangnya; (8) Amanat: merupakan gagasan yang mendasari karya satra, pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang untuk pembaca melalui karyanya. Dalam karya sastra modern amanat biasanya disampaikan secara tersirat.

2.2.9 Strategi pembelajaran

Hamdani (2011: 18) menyatakan secara umum strategi dapat diartikan

sebagai suatu upaya yang dilakukan oleh orang atau organisasi untuk sampai pada

tujuan. Sedangkan Joni (1983) dalam Hamdani (2010: 18) menyatakan bahwa

strategi adalah suatu prosedur yang digunakan untuk memberikan suasana yang

konduktif kepada siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.

David (1976) dalam Sanjaya (2006: 124) menyatakan pada dunia pendidikan

strategi diartikan sebagai “a plan, method, or series of activities designed to

achieves a particular educational goal”. Jadi, dengan demikian strategi

pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian

kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Sanjaya (2006: 124) menyatakan ada dua hal yang patut kita cermati dari

pengertian di atas. Pertama, strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan

(rangkaian tindakan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai

sumber daya (kekuatan) dalam pembelajaran. Kedua, strategi disusun untuk

mencapai tujuan tertentu, maksudnya arah dari semua keputusan pemilihan strategi

adalah untuk mencapai tujuan. Dengan demikian penyusunan langkah-langkah

pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya

diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan. Oleh sebab itu, sebelum memilih suatu

strategi pembelajaran, perlu dirumuskan tujuan yang jelas dapat diukur

keberhasilannya, sebab tujuan adalah rohnya dalam penerapan suatu strategi.

28    

 

 

Kemp (1995) dalam Sanjaya (2006: 124) menyatakan bahwa strategi

pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan

siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dick and

Carey (1985) dalam Sanjaya (2006: 124) menyatakan bahwa strategi pembelajaran

adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara

bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa.

Dari berbagai pendapat mengenai strategi pembelajaran maka dapat

disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan suatu siasat yang dilakukan

oleh guru untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Hal ini mengharuskan guru untuk memiliki kemampuan memahami kesulitan

belajar siswa. Sehingga guru dapat memilih strategi yang tepat untuk memenuhi

kebutuhan siswa. Strategi pembelajaran harus mengandung penjelasan tentang

metode atau prosedur dan teknik yang digunakan selama proses pembelajaran

berlangsung. Dengan kata lain, strategi pembelajaran mempunyai arti yang lebih

luas daripada metode dan teknik. Artinya, metode atau prosedur dan teknik

pembelajaran merupakan bagian dari strategi pembelajaran

2.2.10 Strategi Catatan Terbimbing

Dalam Bahasa Inggris strategi catatan terbimbing diterjemahkan menjadi

strategi guided note taking (Silberman 2009: 108). Strategi catatan terbimbing

merupakan strategi yang berasal dari active learning. D’Silva (2010: 77)

mendefinisikan pengertian active learning, dengan menyatakan:

Active learning refers to models of instruction that focus the responsibility of learning on students by allowing students to engage in learning that promotes higher-order thinking. Strategically designed active learning is critical for the overall development of graduate students towards life-long learning.

29    

 

 

Maksud dari pernyataan tersebut bahwa, pembelajaran aktif mengacu pada

model instruksi yang memusatkan tanggung jawab belajar pada siswa dengan

membiarkan siswa terlibat dalam pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan

daya pikir. Pembelajaran aktif secara strategis dirancang untuk seluruh

pengembangan siswa lulusan ke arah pembelajaran sepanjang hayat.

Strategi catatan terbimbing merupakan strategi yang menekankan pada

kemampuan siswa dalam menangkap poin-poin penting dengan cara memberikan

panduan berupa kisi-kisi yang belum sempurna agar metode ceramah yang

dibawakan guru lebih mendapatkan perhatian siswa. Panduan berupa kisi-kisi ini

disebut dengan handout note taking, yaitu handout yang isinya berupa kisi-kisi

atau poin-poin penting berupa titik-titik yang harus diisi siswa selama proses

pembelajaran. Silberman (2009: 108) menyatakan bahwa catatan terbimbing

merupakan strategi di mana guru menyediakan formulir atau lembar (handout)

yang telah dipersiapkan untuk membuat catatan sewaktu guru mengajar.

Tujuan penerapan strategi catatan terbimbing secara umum yaitu: (1)

mengfokuskan perhatian siswa pada poin-poin penting, (2) menciptakan kerjasama

antar anggota dalam kelompok ketika metode tersebut dilakukan secara kelompok,

(3) menciptakan interaksi persepsi antar anggota kelompok dalam menangkap

poin-poin dalam teks lisan yang mereka simak atau dengarkan.

Langkah-langkah strategi catatan terbimbing menurut Silberman (2009:

108) dalam penerapannya mempunyai langkah-langkah atau prosedur, sebagai

berikut:

30    

 

 

(1) Persiapkan sebuah handout yang menyimpulkan poin-poin penting dari

sebuah materi yang disampaikan melalui ceramah.

(2) Kosongkan sebagian dari poin-poin yang anda anggap penting sehingga akan

terdapat ruang-ruang kosong dalam panduan tersebut.

(3) Salah satu cara untuk mengosongkan poin-poin penting yang dapat dilakukan

yaitu dengan cara mengosongkan kata-kata kunci dalam paragraf pendek.

Contoh:

Pada sataat ini, para manajer sering menghadapi berbagai persoalan seperti

hukum ..., tingginya ..., dan ... kualitas pelayanan. Solusi manajemen

tradisional seringkali cenderung seperti ... untuk menghasilkan ... persoalan

baru untuk satu persoalan yang sudah dipecahkan.

(4) Bagikan handout yang anda buat kepada siswa. Jelaskan bahwa anda sengaja

menghilangkan beberapa poin penting dalam handout dengan tujuan agar

peserta didik tetap berkonsentrasi mendengarkan pelajaran yang akan anda

sampaikan.

(5) Setelah selesai menyampaikan materi, minta siswa untuk membacakan hasil

catatannya.

(6) Berikan klarifikasi.

Apabila guru menerapkan strategi catatan terbimbing dalam pembelajaran

khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, selain dapat memfokuskan

perhatian siswa pada saat guru menjelaskan materi, melalui strategi ini guru juga

dapat membantu mengembangkan kemampuan menyimak siswa yang secara tidak

langsung membantu perkembangan bahasa siswa. Sesuai dengan karakteristik

siswa Sekolah Dasar terutama siswa kelas tinggi yang menurut Kurnia (2007: 21),

bahwa pada usia ini siswa mengalami perkembangan bahasa terutama kemampuan

berbicara dan penguasaan kosa kata yang mengalami peningkatan secara pesat. 

Strategi ini memfokuskan pada kemampuan menyimak siswa. Apabila

kemampuan menyimak siswa baik maka pemahaman siswa terhadap bahasa akan

31    

 

 

baik pula. Hal ini akan berpengaruh terhadap peningkatan penguasaan kosa kata

dan akan berdampak pada kelancaran siswa dalam berbicara.

2.2.11 Strategi Pembelajaran Ekspositori

Killen (1998) dalam Sanjaya (2006: 177) menamakan strategi ekspositori

ini dengan istilah strategi pembelajaran langsung. Hal ini berarti dalam strategi

ekspositori materi pembelajaran disampaikan langsung tanpa memperhatikan

tingkat keaktifan siswa dalam pembelajaran. Sanjaya (2006: 177) maenyatakan

strategi pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran

yang berorientasi kepada guru. Pada strategi ekspositori guru memiliki peran yang

sangat dominan dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, gaya komunikasi

strategi pembelajaran ekspositori lebih banyak terjadi satu arah, maka kesempatan

untuk mengontrol pemahaman siswa sangat terbatas pula. Di samping itu,

komunikasi satu arah bisa mengakibatkan pengetahuan yang dimiliki siswa akan

terbatas pada apa yang diberikan guru. Strategi ini dipengaruhi oleh aliran belajar

behavioristik yang menekankan pada pemahaman bahwa perilaku manusia pada

dasarnya keterkaitan antara stimulus dan respon.

Keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori sangat tergantung kepada

apa yang dimiliki guru seperti persiapan, pengetahuan, rasa percaya diri, semangat,

antusiasme, motivasi dan berbagai kemampuan seperti kemampuan bertutur

(berkomunikasi) dan kemampuan mengelola kelas, tanpa itu sudah pasti proses

pembelajaran tidak mungkin berhasil. Jadi pada strategi pembelajaran ini

keberhasilan proses pembelajaran sangat tergantung pada guru. Siswa dianggap

sebagai suatu gelas kosong yang harus diisi dengan berbagai konsep dan

keterampilan dari guru. Hal ini dapat berakibat tingkat kreatifitas anak tidak

32    

 

 

berkembang. Karena mereka hanya diajarkan untuk mengikuti dan menirukan apa

yang diajarkan oleh guru.

2.3 Kerangka Berpikir

Mata pelajaran Bahasa Indonesia meliputi empat macam standar

kompetensi yaitu membaca, mendengarkan, berbicara, dan menulis. Keempat

standar kompetensi itu harus diberikan kepada siswa dengan alokasi waktu yang

memadai. Untuk bisa menyampaikan standar kompetensi tersebut kepada siswa,

diperlukan kemampuan dari guru dalam memilih pendekatan, strategi, model

maupun metode secara tepat dan efektif. Mencermati hal itu maka guru sebagai

pelaksana dan pengelola pembelajaran di sekolah, dituntut untuk dapat merancang,

melaksanakan dan mengevaluasi aspek-aspek yang tercakup dalam pembelajaran

Bahasa Indonesia.

Namun pada kenyataannya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia terdapat

kendala-kendala yang dihadapi oleh guru diantaranya adalah masalah keaktifan

siswa dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas yang berdampak

pada hasil belajar siswa yang rendah. Hal ini dikarenakan pada proses

pembelajaran umumnya guru menerapkan strategi ekspositori dengan metode

ceramah yang dilakukan di depan siswa. Strategi ekspositori adalah strategi yang

berpusat pada guru. Dalam strategi ini kegiatan pembelajaran masih didominasi

oleh guru sehingga siswa cenderung pasif dan kurang ada timbal balik dari siswa.

Oleh karena itu, diperlukan strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan

keaktifan belajar untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal.

33    

 

 

Strategi catatan terbimbing merupakan salah satu dari strategi dalam

pembelajaran aktif. Alasan memilih strategi ini karena strategi ini cocok

diterapkan pada kelas besar maupun kelas kecil. Strategi ini cocok diterapkan pada

materi yang berupa fakta-fakta, uraian-uraian, penjelasan, maupun langkah-

langkah. Strategi catatan terbimbing merupakan strategi dengan menggunakan

handout note taking. Handout note taking adalah handout yang berisi poin-poin

penting yang berupa titik-titik kosong. Selama proses pembelajaran berlangsung,

siswa mengisi titik-titik pada handout note taking yang telah dipersiapkan oleh

guru. Handout tersebut berfungsi sebagai alat bantu agar proses pembelajaran

menjadi lebih mudah, cepat, dan perhatian siswa tetap fokus terhadap

pembelajaran yang sedang berlangsung. Selain penggunaan strategi catatan

terbimbing lebih efisien dalam penggunaan alokasi waktu, diyakini dengan

penerapan strategi catatan terbimbing dapat meningkatkan keaktifan siswa yang

berpengaruh terhadap hasil belajar siswa Sekolah Dasar pada pembelajaran

menyimak materi unsur cerita. Berdasarkan pemikiran yang dikemukakan di atas,

pemikiran dapat digambarkan melalui bagan berikut:

34    

 

 

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

2.4 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pernyataan.

Pada penelitian ini diharapkan hipotesis nihil (Ho) ditolak atau hipotesis

alternatif (Ha) diterima yaitu ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang

menerapkan strategi catatan terbimbing dengan yang menerapkan strategi

Sampel

Kelompok Eksperimen

Kelompok Kontrol

Strategi Catatan

Terbimbing

Strategi Ekspositori

Hasil Belajar Siswa

Hasil Belajar Siswa

dibandingkan

Ada perbedaan atau tidak ada perbedaan hasil belajar siswa

yang pembelajarannya menerapkan strategi catatan

terbimbing dan yang menggunakan strategi ekspositori.

35    

 

 

ekspositori. Alasannya karena strategi catatan terbimbing lebih mendorong siswa

untuk lebih aktif dalam pembelajaran dibandingkan dengan strategi ekspositori,

sehingga hasil belajar antara kelompok yang menerapkan strategi catatan

terbimbing dengan kelompok yang menerapkan strategi ekspositori. Mengacu pada

landasan teori dan kerangka berpikir, maka diajukan hipotesis dalam penelitian

sebagai berikut:

Ho : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa antara siswa

yang mendapatkan strategi catatan terbimbing dan siswa yang mendapatkan

strategi ekspositori pada materi unsur cerita.

Ha : Terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa antara siswa yang

mendapatkan strategi catatan terbimbing dan siswa yang mendapatkan

strategi ekspositori pada materi unsur cerita.

 

36

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan

prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu. Metodologi juga

merupakan analisis teoritis mengenai suatu cara atau metode. Penelitian

merupakan suatu penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah

pengetahuan, juga merupakan suatu usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk

menyelidiki masalah tertentuyang memerlukan jawaban. Metode penelitian dalam

penelitian ini meliputi: (1) Populasi dan sampel; (2) Desain penelitian; (3) Variabel

penelitian; (4) Data dan teknik pengumpulan data; (5) Instrumen penelitian; dan

(6) Analisis data.

3.1 Populasi dan Sampel

Populasi dan sampel merupakan sumber utama untuk memperoleh data

yang dibutuhkan dalam mengungkapkan fenomena atau realitas yang dijadikan

fokus dalam suatu penelitian. populasi dan sampel yang dijadikan objek penelitian

harus memiliki kejelasan baik dari ukuran maupun karakteristiknya. Kejelasan

populasi dan ketepatan pengambilan sampel dalam penelitian akan menentukan

validitas proses dan hasil penelitian. Populasi dan sampel yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu siswa kelas V di SD Negeri Pesarean 01 Kabupaten Tegal.

Kelas yang digunakan di Sekolah Dasar Negeri Pesarean 01 Kabupaten Tegal

merupakan kelas paralel yang terbagi menjadi kelas VA dan kelas VB. Populasi

dan sampel dalam penelitian ini selengkapnya dijelaskan sebagai berikut:

37    

 

 

3.1.1 Populasi

Sugiyono (2011: 119) menyatakan populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas V Sekolah Dasar

Negeri Pesarean 01 Kabupaten Tegal. Anggota populasi terdiri dari dua kelas yaitu

kelas paralel dengan jumlah populasi 54 siswa, yang terbagi menjadi Kelas V A

berjumlah 24 siswa dan kelas V B berjumlah 30 siswa. Data selengkapnya dapat

dibaca pada lampiran 1. Dasar pemilihan populasi karena SD Negeri Pesarean 01

memiliki kelas paralel sehingga karakteristik pembelajaran dan kemampuan awal

siswa kedua kelas tersebut sebanding dan tidak memiliki perbedaan yang

signifikan. Jika kedua kelas tersebut memiliki rata-rata kemampuan awal yang

berbeda maka penelitian tidak dapat dilanjutkan pada kedua kelas tersebut.

3.1.2 Sampel

Sugiyono (2011: 81) menyatakan sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel

yang digunakan dalam penelitian ini adalah probability sampling. Probability

sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang

sama bagi tiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel

(Sugiyono 2011: 120).

Cara pengambilan sampel menggunakan simple random sampling, yaitu

cara pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa

38    

 

 

memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono 2011: 122). Sampel

dalam penelitiaan ini yaitu kelas V A sebagai kelas eksperimen dan kelas V B

sebagai kelas kontrol. Ukuran sampel ditentukan dengan asumsi bahwa populasi

berdistribusi normal. Selanjutnya jumlah anggota sampel ditentukan menggunakan

Tabel Krecjie dengan taraf kesalahan 5% (Sugiyono 2011: 131). Untuk

mengetahui jumlah sampel dari tiap kelas, menggunakan rumus sebagai berikut:

Sampel tiap kelas = X jumlah sampel dalam tabel Krecjie.

Cara menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini adalah jumlah populasi 54

siswa dengan taraf kesalahan 5%, maka jumlah sampelnya 48. (lihat tabel Krecjie

pada lampiran 28). Jadi jumlah sampelnya adalah:

Kelas V A = = 21, 33 = 21 siswa.

Kelas V B = = 26,66 = 27 siswa.

Setelah melakukan perhitungan dengan rumus tersebut, diketahui sampel

yang berasal dari kelas V A sebanyak 21 siswa kelas V B sebanyak 27 siswa.

3.2 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah kerangka kerja yang digunakan untuk

melaksanakan penelitian. Pola desain penelitian dalam setiap disiplin ilmu

memiliki kekhasan masing-masing, namun prinsip-prinsip umumnya memiliki

banyak kesamaan. Desain penelitian memberikan gambaran tentang prosedur

untuk mendapatkan informasi atau data yang diperlukan untuk menjawab seluruh

pertanyaan penelitian. Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu Quasi Experimental Design. Quasi experimental design merupakan

39    

 

 

pengembangan dari true experimental design, yang sulit dilaksanakan. Desain ini

mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk

mengontrol variabel-variabel luar yang memengaruhi pelaksanaan eksperimen

(Sugiyono 2010: 114). Pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok

kontrol tidak dipilih secara random. Bentuk Quasi Experimental Design yang

digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design. Desain penelitian ini

diambil dengan pertimbangan penelitian ini adalah penelitian sosial. Sehingga

sangat sulit untuk mengontrol semua variabel yang memungkinkan berpengaruh

pada penelitian ini. Desain penelitian dapat diliahat pada gambar 3.1.

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Keterangan:

O1 : kelompok eksperimen sebelum diberi perlakuan.

O3 : kelompok kontrol sebelum diberi perlakuan.

X : perlakuan yang diberikan.

O2 : kelompok eksperimen yang diberi perlakuan strategi catatan terbimbing.

O4 : kelompok kontrol yang diberikan perlakuan strategi ekspositori.

Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang kemudian diberi pretes untuk

mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara masing-masing kelompok.

Setelah itu kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok yang lain tidak.

Kelompok yang diberi perlakuan (X) disebut kelompok eksperimen dan kelompok

yang tidak diberi perlakuan (X) disebut kelompok kontrol. (X) dalam hal ini

O1 X O2

O3 O4

40    

 

 

dimaknai sebagai strategi catatan terbimbing. Kelompok eksperimen diberi

perlakuan dengan menerapkan strategi catatan terbimbing selama pembelajaran.

Sedangkan kelas kontrol tidak diberi perlakuan penerapan strategi catatan

terbimbing selama pembelajaran, melainkan strategi ekspositori.

3.3 Variabel Penelitian

variabel penelitian adalah suatu obyek, sifat, atribut, nilai dari orang, obyek

atau kegiatan yang mempunyai bermacam-macam variasi antara satu dengan

lainnya yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.

Setiap permasalahan penelitian harus mengandung variabel yang jelas sehingga

memberikan gambaran dan atau informasi yang diperlukan untuk memecahkan

masalah. Variabel yang terdapat dalam penelitian ini meliputi variabel terikat dan

variabel bebas. Kedua variabel tersebut selengkapnya akan dijelaskan sebagai

berikut:

3.3.1 Variabel Terikat

Variabel terikat atau variabel respons (dependent variable) yakni variabel

yang ditimbulkan atau efek dari variabel bebas. Variabel ini diukur sebagai akibat

adanya manipulasi pada variabel bebas serta memiliki fungsi yang tergantung pada

variabel bebas. Variabel terikat pada penelitian ini adalah hasil belajar Bahasa

Indonesia materi unsur cerita siswa kelas V A SD Negeri Pesarean 01 yang

menggunakan strategi catatan terbimbing (kelas eksperimen) dan hasil belajar

siswa kelas V yang tidak menggunakan strategi catatan terbimbing (kelas kontrol).

3.3.2 Variabel Bebas

41    

 

 

Variabel bebas adalah variabel yang menyebabkan atau memengaruhi,

yaitu faktor-faktor yang diukur, dimanipulasi atau dipilih oleh peneliti untuk

menentukan hubungan antara fenomena yang diobservasi atau diamati. Variabel

ini juga sering disebut sebgai variabel Stimulus, Prediktor, antecendent. Dalam

SEM (Structural Equation Modeling) variabel independen disebut variabel

eksogen. Variabel bebas pada penelitian ini adalah penerapan strategi catatan

terbimbing yang dipraktikkan pada pembelajaran kelompok eksperimen yaitu

siswa kelas VA SD Negeri Pesarean 01 Kabupaten Tegal.

3.4 Data dan Teknik Pengumpulan Data

Data adalah keterangan mengenai sesuatu hal yang berupa himpunan fakta,

angka, kata, huruf-huruf, gambar, dan sebagainya. Pengumpulan data merupakan

langkah yang amat penting dalam metode ilmiah untuk menguji hipotesis. Dalam

penelitian ini teknik pengumpulan data digunakan untuk memperoleh data sesuai

standar data yang ditetapkan. Setiap teknik pengumpulan data akan menghasilkan

data yang berbeda. Oleh karena itu, diperlukan berbagai teknik pengumpulan data

untuk mendapatkan data yang lengkap dan objektif. Pada bagian ini akan

dijelaskan mengenai jenis data, sumber data, dan teknik pengumpulan data.

3.4.1 Jenis Data

Data yang terdapat dalam penelitian ini terdiri dari data kualitatif dan data

kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata atau

berwujud pernyataan verbal, kalimat, gambar dan bukan dalam bentuk angka. Data

kualitatif dalam penelitian ini berupa gambar yang diperoleh melalui pemotretan

atau rekaman video. Sedangkan data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka

42    

 

 

atau data kualitatif yang diangkakan dan bukan dalam bentuk pernyataan verbal.

Data kuantitatif dalam penelitian ini berupa hasil pretes (tes awal) dan postes (tes

akhir) kelas kontrol dan kelas eksperimen.

3.4.2 Sumber Data

Sumber data adalah subjek darimana data itu diperoleh. Apabila peneliti

menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka

sumber data disebut responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab

pertanyaan, baik tertulis maupun lisan. Apabila menggunakan observasi maka

sumber datannya bisa berupa benda atau proses tertentu. Apabila menggunakan

dokumentasi, maka sumber datanya dokumen atau catatan. Data dalam penelitian

ini diperoleh dari beberapa sumber. Sumber data dalam penelitian ini yaitu siswa

dan guru. Uraian selengkapnya sebagai berikut:

3.4.2.1 Siswa

Data yang diperoleh dari siswa berupa hasil pretes (tes awal) dan postes

(tes akhir). Data hasil pretes (tes awal) diperoleh dari hasil tes siswa sebelum

memperoleh pembelajaran. Pretes (tes awal) bertujuan untuk mengetahui sejauh

manakah materi atau bahan pelajaran yang akan diajarkan telah dapat dikuasai

oleh siswa. Sedangkan data hasil postes (tes akhir) diperoleh dari hasil tes siswa

setelah memperoleh pembelajaran. Postes (tes akhir) bertujuan untuk mengetahui

apakah semua materi pelajaran yang tergolong penting sudah dapat dikuasai

dengan baik oleh siswa.

3.4.2.2 Guru

Data yang diperoleh dari guru berupa hasil penilaian validitas isi sebelum

dilaksanakan ujicoba soal instrumen yang tercantum pada lampiran 14 dan daftar

43    

 

 

nama siswa kelas V yang tercantum pada lampiran 1. Validitas isi bagi sebuah

instrumen menunjuk suatu kondisi sebuah instrumen yang disusun berdasarkan isi

materi pelajaran yang dievaluasi. Validitas isi merupakan validitas yang

diperhitumgkan melalui pengujian terhadap isi alat ukur dengan analisis rasional.

Validitas ini digunakan untuk mengetahui sejauhmana item-item dalam suatu alat

ukur mencakup keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur oleh alat ukur

yang bersangkutan. Penilaian validitas isi dilakukan oleh guru kelas VA yaitu

Bapak Hadi Waluyo, S.Pd.SD.

3.4.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan teknik atau cara-cara yang dapat

digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data merupakan

salah satu tahapan sangat penting dalam penelitian. Teknik pengumpulan data

yang benar akan menghasilkan data yang memiliki kredibilitas tinggi, dan

sebaliknya. Setiap teknik pengumpulan data akan menghasilkan data yang

berbeda. Oleh karena itu, diperlukan berbagai teknik pengumpulan data untuk

mendapatkan data yang lengkap dan objektif. Berikut merupakan beberapa teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini.

3.4.3.1 Wawancara Tidak Terstruktur

Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas di mana

peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara

sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya (Sugiyono 2011: 140).

Wawancara tidak terstruktur ini digunakan untuk mengetahui Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, strategi pembelajaran

yang digunakan guru, media pembelajaran yang digunakan guru, jumlah siswa,

44    

 

 

dan proses pembelajaran yang biasa dilaksanakan oleh guru. Berdasarkan

wawancara tersebut diperoleh informasi mengenai nilai KKM Bahasa Indonesia di

SD Negeri Pesarean 01 yaitu 70.

3.4.3.2 Dokumentasi

Arikunto (2010: 274) menyatakan dokumentasi digunakan untuk mencari

data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa, catatan, transkrip, buku, surat

kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya.

Dokumentasi digunakan untuk menyusun perkiraan kemampuan awal anak. Selain

itu dokumentasi digunakan untuk menentukan homogenitas populasi. Sehingga

peneliti dapat menggunakan teknik sampling random untuk menentukan anggota

sampel. Dalam penelitian ini, dokumentasi digunakan untuk mencari data jumlah

siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Pesarean 01 Kabupaten Tegal Tahun Ajaran

2012/2013. Jumlah siswa kelas V di SD Negeri Pesarean 01 meliputi jumlah

siswa kelas V A dan siswa kelas V B. Jumlah dan daftar nama siswa kelas V SD

Negeri Pesarean 01 selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 1.

3.4.3.3 Tes

Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau

mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah

ditentukan Arikunto (2012: 67). Dalam penelitian ini tes berfungsi untuk

mengukur besarnya kemampuan subjek penelitian. Tes dalam penelitian ini terbagi

menjadi dua, yaitu pretes dan postes. Pretes digunakan untuk mengetahui

kemampuan awal siswa dan dilakukan sebelum pembelajaran atau sebelum

mendapatkan perlakuan. Jika hasil tes menunjukkan hasil yang relatif sama antara

kelas eksperimen dan kelas kontrol maka penelitian bisa dilanjutkan. Postes

45    

 

 

dilakukan untuk mengukur hasil belajar siswa pada materi unsur cerita dari kelas

eksperimen dan kontrol setelah masing-masing mengikuti pembelajaran atau

memperoleh perlakuan. Perlakuan kelas eksperimen menggunakan strategi

catatan terbimbing, sedangkan kelas

kontrol menggunakan strategi ekspositori.

Bentuk tes yang digunakan dalam pretes dan postes yaitu tes pilihan ganda

(multiple choice). Alasan dalam pemilihan tes pilihan ganda karena tes pilihan

ganda memiliki semua persyaratan sebagai alat tes yang baik, dilihat dari segi

objektivitas, reliabilitas, dan daya pembeda antara siswa yang berhasil dan siswa

yang gagal. Hal lain yang menjadi keunggulan tes pilihan ganda karena

penskorannya cepat, mudah, dan objektif. Soal yang digunakan untuk tes

berjumlah 20 butir dengan empat alternatif jawaban. Masing-masing soal

mempunyai bobot 1 jika jawaban benar, sehingga bobot maksimal yang didapat

yaitu 20 jika semua jawaban benar. Soal-soal yang akan digunakan terlebih dahulu

diujicobakan pada kelas VI SD Negeri Pesarean 01 untuk diketahui validitas dan

reliabilitasnya.

3.5 Instrumen Penelitian

Sugiyono (2011: 147) menyatakan instrumen penelitian adalah alat ukur

dalam penelitian. Dalam sebuah penelitian, dibutuhkan instrumen penelitian

sebagai alat untuk memperoleh data penelitian. Instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu soal yang berbentuk pilihan ganda. Selain menyiapkan

instrumen, peneliti juga menyusun kelengkapan pembelajaran yaitu silabus kelas

46    

 

 

V SD, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), kisi-kisi soal, soal-soal tes,

lembar jawab tes, kunci jawaban tes, dan pedoman penilaian.

3.5.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dibuat sebelum peneliti

melakukan penelitian. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat

berdasarkan silabus kelas V Semester 2 SD Negeri pesarean 01 pada materi unsur

cerita yang kemudian oleh peneliti dikembangkan. Silabus kelas V semester 2

selengkapnya ada pada lampiran 5, sedangkan silabus pengembangan materi unsur

cerita di kelas V Semester 2 selengkapnya ada pada lampiran 6. Ada dua macam

RPP yang dibuat, yaitu RPP yang dibuat untuk kelas eksperimen menggunakan

strategi catatan terbimbing dan RPP yang dibuat untuk kelas kontrol menggunakan

strategi ekspositori. RPP yang digunakan untuk kelas kontrol selengkapnya

terdapat pada lampiran 8 untuk pertemuan pertama dan lampiran 10 untuk

pertemuan kedua. Sedangkan RPP yang digunakan untuk kelas eksperimen

selengkapnya terdapat pada lampiran 7 untuk pertemuan pertama dan lampiran 9

untuk pertemuan kedua.

3.5.2 Soal-soal Tes

Sebelum soal-soal tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa,

terlebih dahulu soal tersebut diujicobakan kepada siswa selain anggota sampel

siswa kelas V SD Negeri pesarean 01 Kabupaten Tegal. Soal diujicobakan kepada

kelas VI di SD Negeri pesarean 01 Kabupaten Tegal. Daftar nama siswa yang

mengikuti uji coba soal selengkapnya ada pada lampiran 11. Jumlah butir soal

yang diperlukan dalam penelitian ini hanya 20 butir soal, namun karena soal harus

dicobakan terlebih dahulu, maka dari satu kisi-kisi dibuat dua paket soal paralel.

47    

 

 

Jumlah butir soal dengan dibuat dua paket soal berjumlah 40 butir soal. Kisi-kisi

selengkapnya ada pada lampiran 12 dan Soal uji coba pada lampiran 13.

Sebelum soal-soal tes dijadikan alat pengumpul data hasil belajar siswa,

maka perlu dilakukan uji coba terlebih dahulu. Uji coba (try out) ini dilakukan

dengan maksud agar diperoleh instrumen yang valid dan reliabel sehingga pada

akhirnya diperoleh hasil penelitian yang valid dan reliabel. Langkah-langkah

dalam pengujian instrumen soal uji coba dalam penelitian ini terdiri dari:

3.5.2.1 Validitas

Gronlund dan Linn (1990) dalam Nasution (2008: 5.5) menyatakan alat

ukur yang baik adalah alat ukur yang dapat dengan tepat mengukur apa yang ingin

diukur. Dalam hal ini validitas mengacu pada ketepatan interpretasi yang dibuat

dari hasil pengukuran atau evaluasi. Ada dua jenis validitas untuk instrumen

penelitian ini, yaitu:

(1) Validitas isi adalah validitas yang dinyatakan berdasarkan hasil penalaran.

Untuk pengujian validitas isi dilakukan dengan cara menilai kesesuaian butir-

butir soal dengan kisi-kisi soal yang telah dibuat sebelumnya. Proses

pengujian validitas isi oleh orang yang ahli dibidangnya yaitu Drs. HY.

Poniyo, M. Pd. (pembimbing 1), Dra. Sri Sami Asih, M. Kes. (pembimbing 2),

dan Hadi Waluyo, S. Pd. SD. (guru kelas V) dengan menggunakan lembar

penilaian validitas isi. Lembar penilaian validitas isi selengkapnya terdapat

pada lampiran 14.

(2) Validitas konstruk adalah validitas yang dinyatakan berdasarkan hasil

pengalaman. Sebuah instrumen penelitian dikatakan memiliki validitas,

48    

 

 

apabila sudah teruji dari pengalaman. Dengan demikian, syarat instrumen

dikatakan memiliki validitas apabila sudah dibuktikan melalui pengalaman,

yaitu melalui sebuah uji coba. Untuk mengetahui validitas item soal

digunakan rumus korelasi product moment. Untuk perhitungan dilakukan

dengan menggunakan program SPSS versi 20.

3.5.2.2 Reliabilitas

Setelah instrumen diuji validitasnya, maka selanjutnya hal yang harus

dilakukan yaitu menguji reliabilitas soal. Gronlund dan Linn (1990) dalam

Nasution (2008: 5.7) menyatakan reliabilitas mengacu pada ketetapan hasil yang

diperoleh dari suatu pengukuran. Ketetapan atau reliabilitas suatu hasil

pengukuran pada umumnya dapat diperoleh dengan melakukan pengukuran

berulang. Pengujian suatu tes bisa dilakukan terhadap objek yang sama pada waktu

yang berlainan dengan selang waktu yang tidak terlalu lama dan juga terlalu

singkat. Hasil pengukuran yang mempunyai reliabilitas yang tinggi jika hasil

pengukuran pertama hampir sama dengan hasil pengukuran hasil kedua. Untuk

menguji realibitas digunakan rumus Cronbach’s Alpha dengan taraf signifikansi

5%. Reliabilitas instrumen penelitian ini dihitung menggunakan program SPSS

versi 20.

3.5.2.3 Taraf Kesukaran

Asumsi yang digunakan untuk memperoleh kualitas soal yang baik, di

samping memenuhi validitas dan reabilitas, adalah adanya keseimbangan dari

tingkat soal tersebut. Keseimbangan yang dimaksudkan adalah adanya soal-soal

mudah, sedang, dan sukar secara proporsional. Tingkat kesukaran soal dilihat dari

kesanggupan atau kemampuan siswa menjawab soal, bukan dari kemampuan guru

49    

 

 

sebagai pembuat soal (Sudjana 2009: 135). Untuk mengetahui taraf kesukaran soal

digunakan rumus:

NB=I

I = indeks/taraf kesukaran untuk tiap soal

B = banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal

N = banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal

Sudjana (2009: 137) menyatakan kriteria yang digunakan adalah semakin

kecil indeks yang diperoleh, makin sulit soal tersebut, dan sebaliknya.

Kriteria

indeks kesulitan soal dapat dibaca pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 Kriteria Indeks Kesukaran Soal

Indeks Kesukaran (P) Kategori Soal 0,00 – 0,30 Sukar 0,31 – 0,70 Sedang 0,71 – 1,00 Mudah

3.5.2.4 Daya Pembeda Butir Soal

Daya pembeda butir soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk

membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang

berkemampuan rendah. Suatu butir soal yang dapat dijawab benar oleh siswa

berkemampuan tinggi maupun siswa yang berkemampuan rendah, maka soal itu

tidak baik karena tidak mempunyai daya pembeda. Suatu butir soal yang tidak

dijawab benar oleh siswa yang berkemampuan tinggi dan siswa berkemampuan

rendah juga merupakan soal yang tidak baik karena tidak mempunyai daya

50    

 

 

pembeda. Butir soal yang baik yaitu butir soal yang dapat dijawab benar oleh

siswa yang berkemampuan tinggi saja. Daya pembeda butir soal untuk soal pilihan

ganda dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

J = jumlah peserta tes

JA = banyaknya peserta kelompok atas

JB = banyaknya peserta kelompok bawah

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar

BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar

PA = = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB = = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Arikunto (2012: 228-232) mengklasifikasikan daya pembeda butir soal

menjadi kriteria soal jelek, cukup, baik dan negatif. Hasil daya beda soal (D) yang

diperoleh selanjutnya akan dimasukkan ke dalam klasifikasi daya pembeda soal.

Soal dengan klasifikasi jelek atau bernilai negatif tidak dapat digunakan sebagai

instrumen. Alasan tersebut membuat soal yang dapat digunakan mulai dari soal

yang kategori cukup, soal yang berkategori baik, dan soal yang kategori baik

sekali. Klasifikasi daya pembeda soal dapat dilihat pada tabel 3.2.

Tabel 3.2 Klasifikasi Daya Pembeda Soal

Daya Pembeda Soal (D) Keterangan 0,00 – 0,20 Jelek (poor) 0,21 – 0,40 Cukup (satisfactory)

51    

 

 

0,41 – 0,70 Baik (good) 0,71 – 1,00 Baik sekali (excellent)

Negatif Tidak dipakai

3.6 Analisis Data

Analisis data adalah suatu kegiatan untuk meneliti, memeriksa,

mempelajari, membandingkan data yang ada dan membuat interpretasi yang

diperlukan. Selain itu, analisis data dapat digunakan untuk mengindentifikasi ada

tidaknya masalah. Jika terdapat masalah, maka masalah tersebut harus dirumuskan

dengan jelas dan benar. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif

yang memberikan gambaran dengan jelas dan benar. Analisis data yang digunakan

dalam penelitian ini meliputi deskripsi data, uji kesamaan rata-rata, uji prasyarat

analisis, dan analisis akhir. Analisis data tersebut dijelaskan sebagai berikut:

3.6.1 Deskripsi Data

Deskripsi data adalah upaya menampilkan data agar data tersebut dapat

dipaparkan secara baik dan diinterpretasikan secara mudah. Deskripsi data

meliputi penyusunan data dalam bentuk tampilan yang mudah terbaca secara

lengkap. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen untuk menguji apakah

penggunaan strategi catatan terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar siswa

pada materi unsur cerita. Data yang digunakan adalah hasil belajar unsur cerita

dari siswa kelas V SD Negeri pesarean 01 yang terbagi dalam dua kelas paralel

yaitu kelas V A dengan jumlah siswa 21 digunakan sebagai kelas eksperimen dan

kelas V B dengan jumlah siswa 27 digunakan sebagai kelas kontrol pada materi

unsur cerita.

3.6.2 Uji Kesamaan Rata-rata

52    

 

 

Uji kesamaan rata-rata dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan

siswa pada dua kelas yang akan digunakan sebagai subjek penelitian. Jika rata-rata

nilai kedua kelas tersebut berbeda sangat jauh, maka penelitian tidak dapat

dilakukan. Perbedaan nilai kemampuan awal yang terpaut jauh dapat

menyebabkan perbedaan hasil belajar yang diperoleh bukan karena perlakuan

penelitian melainkan karena perbedaan kemampuan awal siswa. Uji kesamaan

rata-rata dilaksanakan dengan membandingkan nilai tes awal/pretes yang

dilakukan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Uji kesamaan rata-rata untuk

mengetahui kemampuan awal siswa akan dilakukan menggunakan metode

independent samples T test. Untuk mengetahui hasil, sama atau tidaknya rata-rata

dua kelompok penelitian, data akan diolah menggunakan program SPSS versi 20.

3.6.3 Uji Prasyarat Analisis

Uji prasyarat analisis dilakukan untuk menentukan langkah-langkah

selanjutnya dalam menganalisis data khususnya untuk menentukan rumus yang

digunakan untuk menguji hipotesis. Uji prasyarat analisis data yang dilakukan

dalam penelitian ini diolah dengan menggunakan program SPSS versi 20. Uji

prasyarat analisis yang dipakai dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, uji

homogenitas, dan uji analisis akhir (pengujian hipotesis). Setelah penghitungan

data menggunakan SPSS versi 20 dikatakan normal, langkah berikutnya yaitu uji

homogenitas dilakukan terhadap data yang telah dikatakan normal. Uji prasyarat

analisis akan dijelaskan sebagai berikut:

3.6.3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data hasil belajar berdistribusi

normal atau tidak. Hasil uji normalitas ini akan menentukan langkah uji hipotesis

53    

 

 

yang akan digunakan. Jika berdistribusi normal maka digunakan uji hipotesis

parametris dan jika tidak normal maka digunakan uji hipotesis nonparametris.

Statistik parametris bekerja berdasarkan asumsi bahwa data setiap variabel yang

akan dianalisis berdistribusi normal. Sebelum peneliti menggunakan teknik

statistik parametris, kenormalan data harus diuji terlebih dahulu. Bila data tidak

normal, maka statistik parametris tidak dapat digunakan, sehingga perlu digunakan

statistik nonparametris untuk menghitung hasil belajar. Dalam penelitian ini uji

normalitas dilakukan terhadap hasil belajar yang dicapai seluruh anggota sampel

dengan menggunakan uji Liliefors pada taraf signifikan 5%. Pengolahan data

menggunakan SPSS versi 20 dengan uji Liliefors. Pengolahan data dilakukan

dengan melihat kolom nilai pada Kolmogorof-Smirnov. Data dikatakan normal

apabila nilai yang ditunjukkan pada kolom nilai Kolmogorof-Smirnov

menunjukkan nilai yang lebih besar dari 0,05.

3.6.3.2 Uji Homogenitas

Pada dasarnya uji homogenitas dilakukan untuk menyelidiki terpenuhi

tidaknya sifat homogen pada varians antar kelompok. Uji hipotesis mengenai

homogenitas varian dilakukan dengan uji Independent Sample t-test, menggunakan

SPSS versi 20, dan dengan pengambilan keputusan dan penarikan kesimpulan

terhadap uji hipotesis dilakukan pada taraf signifikan 5%. Apabila signifikansinya

lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variannya sama (homogen), namun

apabila nilai signifikansinya kurang dari 0,05 maka variannya berbeda (tidak

homogen).

54    

 

 

3.6.4 Analisis Akhir (Pengujian Hipotesis)

Analisis data akhir ekperimen yaitu untuk menguji hasil belajar Bahasa

Indonesia materi unsur cerita dari kedua kelompok setelah masing-masing

memperoleh perlakuan yang berbeda. Persyaratan yang harus dipenuhi pada

analisis data ini menggunakan uji-t yang menunjukkan adanya perbedaan

persentase antara kedua kelompok yang akan dibandingkan. Kelas yang

dibandingkan yaitu kelas kontrol dengan kelas eksperimen. Penghitungan

terhadap analisis akhir dihitung

dengan menggunakan program SPSS versi 20.

Jika data yang diuji ternyata berdistribusi tidak normal maka analisis akhir

cukup menggunakan uji nonparametris yaitu dengan uji U Mann Whitney dan

untuk perhitunganya akan dilakukan dengan program SPSS versi 20. Uji ini

digunakan untuk menguji kemampuan generalisasi (signifikansi hasil penelitian

yang berupa perbandingan keadaan variabel dari dua rata-rata sampel).

 

55  

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini merupakan bagian inti yang berisi tentang hasil penelitian yang

telah diperoleh peneliti beserta penjelasannya. Pada bagian hasil dan pembahasan,

peneliti menyajikan data-data yang diperoleh selama melakukan penelitian. Hasil

penelitian yang dilakukan secara kuantitatif berupa angka-angka hasil pengukuran.

Sedangkan data yang diperoleh dari metode kualitatif berupa deskripsi yang terjadi

pada saat penelitian berlangsung, pernyataan-pernyataan pendapat, atau apapun

yang merupakan respon dari variabel yang menunjukkan kualitas dari objek

penelitian. Hasil dan pembahasan ini mencakup tentang: (1) Uji prasyarat

instrumen; (2) Pelaksanaan pembelajaran; (3) Deskripsi data; (4) Hasil penelitian;

(5) Uji prasyarat analisis, (6) Analisis Akhir; dan (7) Pembahasan. Uraian

selengkapnya sebagai berikut:

4.1 Uji Prasayarat Instrumen

Setiap penelitian memerlukan instrumen-instrumen penelitian yang akan

digunakan sebagai alat penghimpun data. Semua instrumen (baik yang tes maupun

non tes) harus memiliki dua syarat yaitu reliabel dan valid. Reliabel berarti hasil

pengukuran konsisten dari waktu ke waktu. Valid berarti instrumen secara akurat

mengukur objek yang harus diukur. Agar data yang diperoleh benar-benar valid

dan reliabel maka instrumen/alat pengumpul data juga perlu diuji validitas dan

reliabilitasnya terlebih dahulu. Apabila instrumen sudah terbukti valid dan reliabel

56  

 

maka instrumen siap digunakan untuk mengambil data. Berikut ini akan dijelaskan

uji prasyarat instrumen secara lebih rinci, yang meliputi uji validitas, uji

reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda soal.

4.1.1 Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi

(content) dari suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrumen

yang digunakan dalam suatu penelitian. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui

kesahihan dari instrumen pengambil data sehingga instrumen yang digunakan dapat

benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrumen yang akan

digunakan untuk mengambil data kuantitatif berupa hasil belajar siswa dalam

penelitian ini yaitu soal pilihan ganda berjumlah 20 butir soal. Untuk kepentingan

uji coba soal maka peneliti membuat 40 butir soal paralel untuk diujicobakan

kepada siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri Pesarean 01 Kabupaten Tegal.

Sebelum diujicobakan, semua butir soal tersebut terlebih dahulu dinilai dan

divalidasi isi oleh penilai ahli. Validitas isi dilakukan untuk mengetahui bahwa soal

yang telah disusun sudah sesuai dengan silabus dan bahasa yang digunakan dalam

soal sudah benar. Proses pengujian validitas isi melibatkan 3 penilai yang ahli

dibidangnya, yaitu Drs. HY. Poniyo, M.Pd., Dra. Sri Sami Asih, M. Kes, dan Hadi

Waluyo, S. Pd. SD. dengan menggunakan lembar penilaian validitas logis. Hasil

penilaian validitas logis dapat dilihat pada lampiran 14. Setelah penilai ahli

menyatakan bahwa semua butir soal sudah valid dan layak untuk diujicobakan,

maka dilakukan uji coba kepada siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri Pesarean 01

Kabupaten Tegal sejumlah 20 siswa pada tanggal 25 Maret 2013.

57  

 

Setelah soal diujicobakan kemudian peneliti melakukan analisis hasil uji

coba soal untuk menghitung validitas konstruk agar diketahui butir soal mana yang

valid dan mana yang tidak valid. Soal dikategorikan valid jika nilai r pearson

correaltion rhitung > rtabel. Soal diujicobakan kepada 20 orang siswa (n=20) maka

nilai rtabel-nya adalah 0,444. Berdasarkan penghitungan dengan menggunakan SPSS

versi 20 diperoleh hasil sebagaimana tercantum pada tabel 4.1. Hasil perhitungan

uji validitas

selengkapnya dapat dibaca pada lampiran 17.

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Item Soal

Keterangan Soal Valid Soal Tidak Valid

Nomor Soal 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 20, 21, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 31, 32, 34, 37, 38, 39, 40

3, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 23, 30, 33, 35, 36

Jumlah 25 butir soal 15 butir soal

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa terdapat 25 butir soal valid dan 15

butir soal tidak valid. Instrumen yang dibutuhkan sebanyak 20 butir soal, sementara

butir soal yang valid sebanyak 25 butir soal. Berdasarkan kisi-kisi butir soal, butir

soal yang dibuat paralel memiliki kisi-kisi soal yang sama. Butir soal paralel yang

valid sebanyak 9 pasang, yaitu nomor 1 dengan nomor 21, nomor 2 dengan nomor

22, nomor 4 dengan nomor 24, nomor 5 dengan nomor 25, nomor 6 dengan nomor

25, nomor 7 dengan nomor 27, nomor 8 dengan nomor 28, nomor 9 dengan nomor

29, nomor 20 dengan nomor 40. Butir soal yang tidak paralel terdapat 14 butir soal,

yaitu nomor 10, 31, 32, 34, 37, 38, 39.

58  

 

Jumlah butir soal yang dibutuhkan sebanyak 20 butir soal. Jumlah butir soal

sudah memenuhi jumlah butir soal yang dibutuhkan dengan menggunakan 9 butir

soal paralel dan menggunakan 7 butir soal yang tidak paralel. Dua puluh butir soal

tersebut disusun kembali untuk dipakai sebagai instrumen. Instrumen butir soal dan

kunci jawaban selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 21. Hasil penghitungan 20

butir soal yang valid ada pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Data Instrumen Soal yang Valid

Keterangan Soal valid yang digunakan sebagai instrumen

Soal valid yang tidak digunakan sebagai instrumen

Nomor Soal 1, 4, 5, 6, 7, 8, 9,10, 20, 22, 24, 26, 27, 28, 29, 34, 37, 38, 39, 40

2, 21, 25, 31, 32

Jumlah 20 butir soal 5 butir soal

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa terdapat 25 butir soal valid. Dari 25

butir soal yang valid tersebut hanya 20 butir soal yang akan dijadikan sebagai

instrumen dan 5 butir tidak dijadikan sebagai instrumen.

4.1.2 Uji Reliabilitas

Setelah diuji validitasnya, soal tersebut diuji reliabilitasnya. Reliabilitas

adalah serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur yang memiliki

konsistensi bila pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan secara

berulang. Pengujian reliabilitas tidak dilakukan pada semua butir soal yang telah

dibuat, melainkan pada soal yang sudah valid. Jadi, soal yang akan diuji

reliabilitasnya ada 25 butir soal yang sebelumnya telah diuji validitasnya.

Pengujian reliabilitas menggunakan rumus Cronbach’s Alpha. Untuk

59  

 

penghitungannya secara lengkap menggunakan program SPSS versi 20. Hasil uji

reliabilitas yang diperoleh setelah data dihitung menggunakan program SPSS versi

20, selengkapnya pada lampiran 18. Simpulan dari nilai Cronbach’s Alpha dari 25

butir soal sebesar 0,913 seperti terlihat pada tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.913 25

Uji reliabilitas biasanya menggunakan batas tertentu untuk menentukan

reliabel atau tidaknya suatu instrumen. Menurut Sekaran (1992) dalam Priyatno

(2010: 98) reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat

diterima, dan di atas 0,8 adalah baik. Dengan melihat nilai Alpha pada kolom

Cronbach’s Alpha, kita dapat menentukan reliabel tidaknya suatu instrumen. Nilai

Cronbach’s Alpha menunjukkan nilai 0,913 dan jika mengacu pada pendapat

Sekaran berarti nilai 0,913 di atas 0,8 yang berarti baik, sehingga instrumen soal

sudah terbukti reliabel.

4.1.3 Analisis Taraf Kesukaran Soal

Soal yang telah melalui uji validitas dan uji reliabilitas, kemudian diuji taraf

kesukaran untuk soal tersebut. Soal diuji taraf kesukarannya dengan tujuan supaya

memperoleh kualitas soal yang baik, di samping memenuhi validitas dan

reliabilitas. Soal dikatakan berkualitas baik apabila memiliki jumlah yang

proporsional antara soal dengan kategori mudah, sedang, dan sukar. Selain itu, soal

60  

 

dikatakan baik apabila soal tersebut tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar.

Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi siswa untuk

memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa

menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di

luar jangkauannya. Jumlah taraf kesukaran 20 soal harus sesuai dengan persentase

yang dibutuhkan. Persentase yang dibutuhkan yaitu 25% soal dengan taraf

kesukaran mudah, 50% soal dengan taraf kesukaran sedang, dan 25% soal dengan

taraf kesukaran sukar.

Taraf kesukaran soal dihitung dengan cara membagi jumlah siswa yang

menjawab dengan benar dengan jumlah seluruh siswa kelas uji coba. Jika indeks

kesukaran soal diperoleh untuk nomor tertentu bernilai antara 0,00 – 0,30, maka

soal tersebut dapat dikatakan soal sukar, sedangkan untuk soal yang memiliki

indeks kesukaran antara 0,30 – 0,70, soal tersebut dikatakan soal sedang. Untuk

soal yang dikatakan mudah memiliki indeks kesukaran antara 0,71 – 1,00. Hasil

perhitungan taraf kesukaran 40 butir soal ada pada lampiran 19. Berikut hasil

penghitungan taraf kesukaran untuk 40 soal pada tabel 4.4.

Tabel 4.4 Analisis Indeks Kesukaran Butir Soal

Keterangan Soal dengan indeks kesukaran Mudah

Soal dengan indeks kesukaran Sedang

Soal dengan indeks kesukaran Sukar

Nomor Soal

2, 3, 4, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 19, 23, 25, 30, 31, 32, 33, 35, 36, 38

1, 6, 7, 18, 21, 22, 24, 26, 28, 29, 34, 37

5, 20, 27, 39, 40

Jumlah 23 butir soal 12 butir soal 5 butir soal

61  

 

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa setelah melakukan

perhitungan taraf kesukaran 40 butir soal yang diujicobakan, diperoleh hasil 23

butir soal yang memiliki taraf kesukaran mudah, 12 butir soal sedang, dan 5 butir

soal sukar. Sesuai dengan kriteria soal yang baik untuk dijadikan sebagai instrumen

yaitu soal yang sudah dinyatakan valid dan reliabel. Soal yang valid dan reliabel

serta memenuhi kriteria taraf kesukaran dapat dibaca pada tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5 Analisis Indeks Kesukaran 20 Butir Soal

Keterangan

Soal dengan taraf kesukaran mudah

yang valid dan reliabel

Soal dengan taraf kesukaran sedang

yang valid dan reliabel

Soal dengan taraf kesukaran sukar yang valid dan

reliabel

Nomor Soal 4, 8, 9, 10, 38 1, 6, 7, 22, 24, 26, 28, 29, 34, 37

5, 20, 27, 39, 40

Jumlah 5 butir soal 10 butir soal 5 butir soal

Berdasarkan tabel 4.5, diperoleh hasil indeks kesukaran 20 butir soal di

atas, menunjukkan bahwa terdapat 5 butir soal sulit, 10 butir soal sedang, dan 5

butir soal mudah. Jumlah klasifikasi indeks kesukaran soal tersebut sudah

memenuhi syarat untuk persentase taraf kesukaran soal yang dibutuhkan. Hasil

selengkapnya mengenai perhitungan taraf kesukaran dapat dibaca pada lampiran

19.

4.1.4 Analisis Daya Pembeda Soal

Analisis daya pembeda soal bertujuan untuk mengetahui kemampuan soal

membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan

rendah. Soal yang memiliki daya pembeda, bila diujikan pada siswa akan

menghasilkan gambaran yang sesuai dengan kemampuan siswa yang sebenarnya.

62  

 

Untuk menganalisis daya pembeda soal, soal diujicobakan terlebih dahulu

kemudian dianalisis dan dihitung menggunakan rumus daya pembeda soal. Soal

yang dianalisis merupakan soal yang sudah terbukti valid.

Daya pembeda butir soal dihitung dengan cara mengelompokkan siswa

pada kelas uji coba menjadi dua kelompok. Pembagian dua kelompok tersebut

dimulai dengan mengurutkan jumlah nilai tertinggi hingga jumlah nilai terendah.

Setelah kelas tersebut diurutkan, kemudian urutan nilai dalam kelas uji coba

tersebut dibagi ke dalam kedua kelompok, yaitu kelompok atas dan kelompok

bawah. Pada kelompok atas, proporsi siswa (PA) dihitung dari membagi jumlah

siswa yang menjawab benar di kelompok atas dengan jumlah semua siswa pada

kelas atas, sedangkan pada kelompok bawah, proporsi siswa (PB) dihitung dari

membagi jumlah siswa yang menjawab benar di kelompok bawah dengan jumlah

semua siswa pada kelas bawah. Langkah berikutnya yang dilakukan yaitu

mengurangkan hasil proporsi siswa pada kelas atas (PA) dengan hasil proporsi pada

kelas bawah (PB), sehingga dapat dihasilkan nilai dari daya pembeda untuk tiap

butir soal yang akan dijadikan instrumen penelitian.

Nilai daya pembeda diklasifikasikan sesuai dengan nilai daya pembeda (D)

yang diperoleh. Nilai D= 0,00-0,20 menunjukkan nilai D jelek, nilai D= 0,21-0,40

menunjukkan nilai D cukup, nilai D= 0,41-0,70 menunjukkan nilai D baik, dan

nilai D= 0,71-1,00 menunjukkan nilai D baik sekali. Untuk nilai D yang bernilai

negatif sebaiknya tidak dapat dipakai. Nilai daya pembeda yang akan digunakan

dalam penelitian ini yaitu nilai yang berklasifikasi cukup sampai baik sekali. Hasil

penghitungan daya pembeda 40 soal ada pada lampiran 20, sedangkan berikut nilai

daya pembeda 20 butir soal yang dapat dibaca pada tabel 4.6.

63  

 

Tabel 4.6 Analisis Daya Pembeda Butir Soal

Keterangan Soal dengan Daya Beda

Jelek

Soal dengan Daya Beda

Cukup

Soal dengan Daya Beda

Baik

Soal dengan Daya Beda

Negatif

Nomor Soal - 1, 9, 10, 20,

27, 37, 38, 39, 40

4, 5, 6, 7, 8, 22, 24, 26, 28, 29, 34

-

Jumlah - 9 Soal 11 Soal -

Berdasarkan analisis daya pembeda 20 butir soal pada tabel 4.6, diperoleh

hasil klasifikasi daya pembeda tiap butir soal. Hasil klasifikasi daya pembeda tiap

butir soal yaitu tidak ada soal dengan kriteria jelek, 9 butir soal dengan kriteria

cukup, dan 11 butir soal dengan kriteria baik. Setelah dilakukan uji validitas,

reliabilitas, analisis tingkat kesukaran, dan analisis daya pembeda soal uji coba,

maka peneliti memilih 20 soal yang akan digunakan sebagai instrumen penelitian.

Soal yang terpilih merupakan soal yang sudah valid, reliabel, jumlah antara soal

dengan kategori mudah-sedang-sukar seimbang, dan memiliki daya pembeda.

Instrumen 20 butir soal yang akan dijadikan soal pretes dan postes dapat dilihat

pada lampiran 20.

4.2 Pelaksanaan Pembelajaran

Penelitian ini dilakukan pada dua kelas yaitu satu kelas eksperimen dengan

jumlah sampel 21 siswa dan satu kelas kontrol dengan jumlah sampel 27 siswa.

Kedua kelas tersebut sama-sama mendapatkan pembelajaran atau perlakuan dari

guru, namun dengan strategi pembelajaran yang berbeda. Pembelajaran di kelas

eksperimen menggunakan strategi catatan terbimbing, sedangkan kelas kontrol

64  

 

menggunakan strategi ekspositori. Kegiatan pembelajaran pada kedua kelas

tersebut dilaksanakan pada bulan April 2013 di SD Negeri Pesarean 01 Kabupaten

Tegal tahun ajaran 2012/2013.

Mata pelajaran yang dipilih oleh peneliti adalah Bahasa Indonesia materi

unsur cerita dengan waktu pelaksanaan selama dua pertemuan. Hal tersebut

disesuaikan dengan silabus dan kesepakatan peneliti dengan kedua guru kelas V.

Sebelum dua pertemuan pembelajaran, siswa terlebih dahulu melakukan tes awal

(pretes) untuk mengetahui kemampuan awal kedua kelas. Setelah dua pertemuan

pembelajaran, siswa melakukan tes akhir (postes). Tes akhir (postes) bertujuan

untuk mengetahui hasil belajar siswa pada kedua kelas setelah masing-masing

diberikan pembelajaran dengan strategi pembelajaran yang berbeda. Di bawah ini

akan dijelaskan secara lengkap pembelajaran yang berlangsung pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol.

4.2.1 Pembelajaran di Kelas Eksperimen

Pembelajaran pada kelas eksperimen dilaksanakan pada tanggal 16 April

2013 untuk pertemuan pertama dan 18 April 2013 untuk pertemuan kedua.

Pembelajaran dilaksanakan selama dua jam pelajaran pada masing-masing

pertemuan. Pelaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen menggunakan

strategi catatan terbimbing merupakan strategi yang menekankan pada kemampuan

siswa dalam menangkap poin-poin penting dengan cara memberikan panduan

berupa kisi-kisi yang belum sempurna agar metode ceramah yang dibawakan guru

lebih mendapatkan perhatian siswa. Handout tersebut sengaja dirancang oleh guru

dengan mengosongkan bagian-bagian tertentu untuk kemudian diisi oleh siswa.

65  

 

Berikut akan diuraikan mengenai pembelajaran di kelas eksperimen pada dua

pertemuan.

4.2.1.1 Pertemuan Pertama

Kegiatan pembelajaran kelas eksperimen pada pertemuan pertama

dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 16 April 2013. Pembelajaran dimulai pukul

07.30 dan diakhiri pada pukul 08.40 (dua jam pelajaran). Kegiatan pembelajaran

terdiri dari tiga kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir.

Kegiatan awal terdiri atas kegiatan pendahuluan dan penjelasan tujuan

pembelajaran oleh guru. Setelah itu, guru memulai kegiatan inti. Kegiatan inti

meliputi penjelasan mengenai pelaksanaan strategi catatan terbimbing,

membagikan handout untuk siswa, dan penjelasan guru tentang materi unsur cerita.

Guru menyampaikan materi tersebut dengan menggunakan strategi catatan

terbimbing. Ketika guru menjelaskan materi siswa harus menyimak dengan baik

karena pada saat guru menjelasakan materi siswa juga harus mengisi bagian-bagian

handout yang memang sengaja dikosongkan. Setelah penjelasan materi selesai guru

memberikan klarifikasi mengenai handout yang dibuat oleh siswa dengan cara

meminta salah satu siswa untuk membacakan handout di depan kelas. Kegiatan

selanjutnya yaitu guru mengondisikan siswa untuk belajar dalam tim/kelompok

heterogen.

Di dalam kelompok, siswa mengerjakan lembar kerja siswa (LKS) yang

telah dibagikan guru. Contoh LKS ada dalam RPP yang dilampirkan dalam

lampiran 7. Setelah selesai mengerjakan LKS, siswa memaparkan hasil diskusinya

di depan kelas. Anggota dari salah satu kelompok memaparkan hasil diskusinya,

sementara yang lain menyimak. Setelah pemaparan hasil dari kelompok, guru

66  

 

mengonfirmasi jawaban siswa. Siswa diminta untuk memeriksa sendiri

pekerjaannya, Jika terdapat kesalahan maka diperbaiki. Setelah itu dilakukan

kegiatan akhir, yaitu siswa mengerjakan tes evaluasi dengan jumlah soal sebanyak

10 butir. Setelah 10 menit melakukan tes, lembar jawab dikumpulkan. Guru

menutup pembelajaran dengan memberikan tindak lanjut berupa tugas rumah

terlebih dahulu dan mengucapkan salam.

4.2.1.2 Pertemuan Kedua

Kegiatan pembelajaran kelas eksperimen pada pertemuan pertama

dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 18 April 2013. Pembelajaran dimulai pukul

07.30 dan diakhiri pada pukul 08.40 (dua jam pelajaran). Kegiatan pembelajaran

terdiri dari tiga kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir.

Kegiatan awal terdiri atas kegiatan pendahuluan dan penjelasan tujuan

pembelajaran oleh guru. Setelah itu, guru memulai kegiatan inti. Kegiatan inti

meliputi penjelasan mengenai pelaksanaan strategi catatan terbimbing,

membagikan handout untuk siswa, penjelasan materi unsur cerita, membacakan

sebuah cerita dengan bantuan media audio. Guru menyampaikan materi dengan

menggunakan strategi catatan terbimbing. Ketika guru membacakan sebuah cerita

dengan bantuan media audio, siswa harus menyimak dengan baik karena pada saat

guru membacakan cerita tersebut siswa juga harus mengisi bagian-bagian handout

yang memang sengaja dikosongkan. Setelah penjelasan materi dan pembacaan

cerita selesai guru memberikan klarifikasi mengenai handout yang dibuat oleh

siswa dengan cara meminta salah satu siswa untuk membacakan handout di depan

kelas. Kegiatan selanjutnya yaitu guru mengondisikan siswa untuk belajar dalam

tim/kelompok heterogen.

67  

 

Di dalam kegiatan kelompok, siswa mengerjakan lembar kerja siswa (LKS)

yang telah dibagikan guru. Contoh LKS ada dalam RPP yang dilampirkan dalam

lampiran 9. Setelah selesai mengerjakan LKS, siswa memaparkan hasil diskusinya

di depan kelas. Anggota dari salah satu kelompok memaparkan hasil diskusinya,

sementara yang lain menyimak. Setelah pemaparan hasil dari kelompok, guru

mengonfirmasi jawaban siswa. Siswa diminta untuk memeriksa sendiri

pekerjaannya, Jika terdapat kesalahan maka diperbaiki. Setelah itu dilakukan

kegiatan akhir, yaitu siswa mengerjakan tes evaluasi dengan jumlah soal sebanyak

6 butir. Setelah 10 menit melakukan tes, lembar jawab dikumpulkan. Guru

menutup pembelajaran dengan memberikan tindak lanjut berupa tugas rumah

terlebih dahulu

dan mengucapkan salam.

4.2.2 Pembelajaran di Kelas Kontrol

Pembelajaran pada kelas kontrol dilaksanakan pada tanggal 15 April 2013

untuk pertemuan pertama dan 17 April 2013 untuk pertemuan kedua. Pembelajaran

dilaksanakan selama dua jam pelajaran pada masing-masing pertemuan.

Pelaksanaan pembelajaran pada kelas kontrol menggunakan strategi ekspositori

yaitu strategi yang berpusat pada guru. Dalam kegiatan pembelajaran guru

memegang peranan yang sangat dominan. Berikut akan diuraikan mengenai

pembelajaran di kelas kontrol pada dua pertemuan.

4.2.2.1 Pertemuan Pertama

Kegiatan pembelajaran pertemuan pertama pada kelas kontrol dilaksanakan

pada tanggal 15 April 2013. Pembelajaran dimulai pada pukul 07.30 dan diakhiri

pada pukul 08.40 (dua jam pelajaran). Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga

68  

 

kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Kegiatan awal

terdiri atas kegiatan pendahuluan dan penjelasan tujuan pembelajaran oleh guru.

Setelah itu, guru memulai kegiatan inti. Kegiatan inti terdiri dari kegiatan guru dan

siswa yang melakukan pembelajaran dengan menggunakan strategi ekspositori,

seperti ceramah, tanya jawab, dan penugasan. Pada pertemuan pertama ini, guru

menjelaskan tentang materi unsur cerita. Kemudian, siswa mengerjakan lembar

kerja siswa (LKS). Contoh LKS ada dalam RPP yang terdapat pada lampiran 8.

Setelah melaksanakan kegiatan inti, guru dan siswa menyimpulkan materi yang

telah dibahas. Kemudian kegiatan diteruskan dengan kegiatan akhir yaitu siswa

mengerjakan soal tes evaluasi dengan jumlah soal sebanyak 10 butir soal. Setelah

kurang lebih 10 menit melakukan tes evaluasi, lembar jawab dikumpulkan. Guru

menutup pembelajaran dengan memberikan tindak lanjut berupa tugas

rumah

terlebih dahulu dan mengucapkan salam.

4.2.2.2 Pertemuan Kedua

Kegiatan pembelajaran pertemuan kedua pada kelas kontrol dilaksanakan

pada hari senin tanggal 17 April 2013. Pembelajaran dimulai pada pukul 08.00 dan

diakhiri pukul 09.10 (dua jam pelajaran). Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga

kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Kegiatan awal

terdiri atas kegiatan pendahuluan dan penjelasan tujuan pembelajaran oleh guru.

Setelah itu, guru memulai kegiatan inti. Kegiatan inti berlangsung selama kurang

lebih 45 menit. Kegiatan inti terdiri dari kegiatan guru dan siswa yang melakukan

pembelajaran dengan menggunakan strategi ekspositori, seperti ceramah, tanya

jawab, dan penugasan. Pada pertemuan kedua ini, guru membacakan cerita dengan

69  

 

bantuan media audio. Kemudian, siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok kecil

untuk mengerjakan lembar kerja siswa (LKS). Contoh LKS ada dalam RPP yang

terdapat pada lampiran 10. Setelah melaksanakan kegiatan inti, guru dan siswa

menyimpulkan materi yang telah dibahas. Kemudian kegiatan diteruskan dengan

kegiatan akhir yaitu siswa mengerjakan soal tes evaluasi dengan jumlah soal

sebanyak 10 butir. Setelah kurang lebih 10 menit melakukan tes, lembar jawab

dikumpulkan. Guru menutup pembelajaran dengan memberikan tindak lanjut

berupa tugas rumah dan mengucapkan salam.

4.3 Deskripsi Data

Deskripsi data adalah upaya menampilkan data agar data tersebut dapat

dipaparkan secara baik dan diinterpretasikan secara mudah. Deskripsi data meliputi

penyusunan data dalam bentuk tampilan yang mudah terbaca secara lengkap.

Apabila data, deskripsi, dan analisis kesimpulannya disajikan dalam angka-angka

maka hal ini dinamakan penelitian kuantitatif. Sedangkan data, deskripsi, dan

analisis yang kesimpulannya disajikan dalam uraian kata-kata maka

dinamakan penelitian kualitatif. Deskripsi diperlukan agar peneliti tidak

melupakan pengalamannya dan agar pengalaman tersebut dapat dibandingkan

dengan pengalaman peneliti lain, sehingga mudah untuk dilakukan pemeriksaan

dan kontrol terhadap deskripsi tersebut. Pada umumnya deskripsi menegaskan

sesuatu, seperti apa sesuatu itu kelihatannya, bagaimana bunyinya, bagaimana

rasanya, dan sebagainya. Deskripsi yang detail diciptakan dan dipakai

dalam disiplin ilmu sebagai istilah teknik. Data dalam penelitian ini yakni data

pretes dan postes Bahasa Indonesia materi unsur cerita siswa kelas V Sekolah

70  

 

Dasar Negeri Pesarean 01 Kabupaten Tegal. Deskripsi data yang disajikan

meliputi: rata-rata, nilai tengah (median), nilai yang sering muncul (modus),

simpangan baku, jangkauan, nilai terendah, dan nilai tertinggi.

4.3.1 Deskripsi Data Pretes (Tes Awal)

Rata-rata nilai pretes siswa pada kelompok eksperimen sebesar 53,57

dengan nilai tengah (median) 60 dan nilai yang sering muncul (modus) yaitu 65.

Simpangan baku dari nilai pretes siswa kelompok eksperimen adalah sebesar

15,747. Nilai tertinggi dari nilai hasil belajar kelompok eksperimen yaitu 90 dan

nilai terendahnya yaitu 25. Jangkauan dari nilai hasil belajar kelompok kontrol

sebesar 65.

Sementara, rata-rata nilai pretes siswa pada kelompok kontrol sebesar 52,78

dengan nilai tengah 50 dan nilai yang sering muncul yaitu 35. Simpangan baku dari

nilai pretes siswa kelompok kontrol adalah sebesar 13,766. Nilai tertinggi dari nilai

hasil pretes kelompok kontrol yaitu 80 dan nilai terendahnya yaitu 35. Nilai

tertinggi dikurangi dengan nilai terendah maka akan menghasilkan jangkauan.

Jangkauan dari nilai hasil belajar kelompok kontrol sebesar 45. Deskripsi data

pretes kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel 4.7.

Data selengkapnya mengenai hasil nilai pretes kelas VA dan kelas VB dapat dilihat

pada lampiran 22.

Tabel 4.7 Deskripsi Data Nilai Pretes

No. Ukuran Kelompok

Eksperimen Kontrol 1 Rata-rata (mean) 53,57 52,78 2 Median 60 50

71  

 

3 Modus 65 35 4 Simpangan Baku 15,747 13,767 5 Jangkauan 65 45 6 Nilai Terendah 25 80 7 Nilai Tertinggi 90 35

Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata kelas

eksperimen 53,57 sedangkan kelas kontrol 52,78. Selisih antara kedua rata-rata

tersebut adalah 0,79. Dilihat dari selisih rata-rata kedua kelas tersebut dapat

dikatakan bahwa kemampuan siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak

jauh berbeda atau relatif sama.

4.3.2 Deskripsi Data Postes (Tes Akhir)

Rata-rata nilai postes siswa pada kelompok eksperimen sebesar 81,43

dengan nilai tengah (median) 85 dan nilai yang sering muncul (modus) yaitu 100.

Simpangan baku dari nilai hasil belajar siswa kelompok eksperimen adalah sebesar

14,812. Nilai ini menunjukkan penyimpangan nilai hasil belajar kelompok

eksperimen dari rata-rata tinggi. Nilai tertinggi dari nilai hasil belajar kelompok

eksperimen yaitu 100 dan nilai terendahnya yaitu 50. Jangkauan dari nilai hasil

belajar kelompok kontrol sebesar 50.

Sementara, rata-rata nilai postes siswa pada kelompok kontrol sebesar 72,41

dengan nilai tengah (median) 75 dan nilai yang sering muncul (modus) yaitu 70.

Simpangan baku dari nilai hasil belajar siswa kelompok kontrol adalah sebesar

12,351. Nilai ini menunjukkan penyimpangan nilai hasil belajar kelompok kontrol

dari rata-rata tinggi. Nilai tertinggi dari nilai hasil belajar kelompok kontrol yaitu

90 dan nilai terendahnya yaitu 45. Nilai tertinggi dikurangi dengan nilai terendah

72  

 

maka akan menghasilkan jangkauan. Jangkauan dari nilai hasil belajar kelompok

kontrol sebesar 45. Deskripsi data postes (tes akhir) dapat dilihat pada tabel 4.8.

Data selengkapnya mengenai hasil nilai postes kelas VA dan kelas VB dapat dilihat

pada lampiran 25.

Tabel 4.8 Deskripsi Data Nilai Postes

No. Ukuran Kelompok

Eksperimen Kontrol 1 Rata-rata (mean) 81,43 72,41 2 Median 85 75 3 Modus 100 70 4 Simpangan Baku 14,812 12,351 5 Jangkauan 50 45 6 Nilai Terendah 50 45 7 Nilai Tertinggi 100 90

Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata kelas

eksperimen 81,43 sedangkan kelas kontrol 72,41. Selisih antara kedua rata-rata

tersebut adalah 9,02. Dilihat dari selisih rata-rata kedua kelas tersebut dapat

dikatakan bahwa

terdapat perbedaan nilai yang signifikan setelah diberikan perlakuan.

4.4 Hasil Penelitian

Hasil penelitian akan menjelaskan kumpulan data berdasarkan penelitian

yang telah dilaksanakan. Hasil penelitian merupakan rekap data dari hasil belajar

siswa salama penelitian berlangsung. Penelitian dilaksanakan pada pembelajaran

Bahasa Indonesia kelas V dengan materi pokok unsur cerita. Pada hari Selasa 16

73  

 

April 2013 dan Rabu 18 April 2013, penelitian dilaksanakan di kelas VA SD

Negeri Pesarean 01 sebagai kelompok eksperimen. Pembelajaran dilaksanakan

dengan menggunakan strategi catatan terbimbing. Dari pembelajaran tersebut,

diperoleh data hasil belajar siswa sebagaimana tercantum pada tabel 4.9 dan

gambar 4.1. Data selengkapnya mengenai nilai perolehan siswa pada pembelajaran

Bahasa Indonesia materi unsur cerita pada kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen dapat dibaca pada lampiran 25.

Tabel 4.9 Distribusi Nilai Hasil Belajar Kelompok Eksperimen

No. Nilai (x) Frekuensi (f) x.f Rata-rata 1 50 1 50

= 81,43

2 55 0 0 3 60 2 120 4 65 2 130 5 70 1 70 6 75 2 150 7 80 2 160 8 85 2 170 9 90 2 180 10 95 4 380 11 100 3 300 �f = 21 �f.x = 1710

Penelitian pada kelas VB SD Negeri Pesarean 01 sebagai kelompok kontrol

dilaksanakan pada hari Senin 15 April 2013 dan Rabu 17 April 2013 dengan

menggunakan strategi ekspositori. Data distribusi frekuensi hasil belajar kelompok

kontrol dapat dibaca pada tabel 4.10.

74  

 

Tabel 4.10 Distribusi Nilai Hasil Belajar Kelompok Kontrol

No. Nilai (x) Frekuensi (f) x.f Rata-rata 1 45 2 90  

= 72,41

2 50 0 0 3 55 2 110 4 60 1 60 5 65 2 130 6 70 6 420 7 75 5 375 8 80 2 160 9 85 4 340 10 90 3 270 �f = 27 �f.x = 1955

Berdasarkan tabel 4.9 dan tabel 4.10 diketahui bahwa rata-rata nilai hasil

belajar kelas eksperimen (VA) yaitu 81,43 dan kelas kontrol 72,41. Nilai rata-rata

kelas eksperimen lebih tinggi daripada nilai rata-rata kelas kontrol. Selisih nilai

rata-rata kedua kelas tersebut yaitu 9,02. Dapat disimpulkan pada kedua kelas

tersebut terdapat perbedaan hasil belajar setelah masing-masing diberi perlakuan.

4.5 Uji Prasyarat Analisis

Uji prasyarat analisis ini dilakukan untuk menentukan langkah-langkah

selanjutnya dalam menganalisis data khususnya untuk menentukan rumus yang

digunakan untuk menguji hipotesis. Uji prasyarat analisis dalam penelitian ini

meliputi data pretes dan data postes. Data yang akan diuji yaitu data nilai hasil

belajar dari tes pilihan ganda mata pelajaran Bahasa Indonesia materi unsur cerita

di kelas V SD Negeri Pesarean 01 Kabupaten Tegal. Uraian mengenai uji prasyarat

75  

 

data pretes (tes awal) dan uji prasyarat data postes (tes akhir) selengkapnya akan

dijelaskan sebagai berikut:

4.5.1 Uji Prasayarat Data Pretes

Data pretes merupakan data yang digunakan untuk mengetahui kemampuan

awal kelas kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data ini untuk memastikan

kemampuan kedua kelas sama. Penelitian dapat dilaksanakan apabila kemampuan

awal kedua kelas tidak berbeda secara signifikan. Pada umumnya materi tes awal

ini ditekankan pada bahan-bahan penting yang seharusnya sudah diketahui atau

dikuasai oleh siswa sebelum mereka diberi pelajaran kepada mereka. Sebelum

melakukan uji analisis tes awal, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis

yang terdiri dari uji kesamaan rata-rata, uji normalitas dan uji homogenitas.

4.5.1.1 Uji Kesamaan Rata-rata

Uji kesamaan rata-rata pada penelitian ini dilakukan terhadap data nilai

pretes kelompok yang akan digunakan sebagai subjek penelitian, baik kelompok

kontrol maupun kelompok eksperimen. Pretes dilaksanakan pada hari Sabtu, 13

April 2013 pada kelompok kontrol dan Senin, 15 April 2013 pada kelompok

eksperimen. Data nilai pretes selengkapnya pada lampiran 22. Untuk menguji

kesamaan rata-rata, peneliti menggunakan uji independent sample t-test pada

program SPSS versi 20 dengan taraf signifikansi 5% atau 0,05. Hasil uji

independent sample t-test terhadap data nilai pretes kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol dapat dibaca pada tabel 4.11 berikut:

76  

 

Tabel 4.11 Hasil Uji Kesamaan Rata-rata Data Pretes

t-test for Equality of Means T df Sig. (2-tailed) Mean

Difference Std. Error Difference

Nilai Pretes

Equal variances assumed ,182 46 ,856 ,794 4,359

Equal variances not assumed ,179 39,837 ,859 ,794 4,437

Berdasarkan tabel 4.11, dapat diketahui nilai signifikansi = 0,856. Angka

signifikansi tersebut lebih dari 0,05 (0,856 > 0,05) sehingga dapat disimpulkan

bahwa tidak ada perbedaan kemampuan awal antara kelompok kontrol dengan

kelompok eksperimen. Hasil uji kesamaan rata-rata dengan uji independent sample

t-test dapat dilihat pada lampiran 24.

4.5.1.2 Uji Normalitas Data Pretes

Uji normalitas data pretes kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

dalam penelitian ini menggunakan uji Lilliefors dengan bantuan program SPSS

versi 20. Data hasil uji normalitas selengkapnya dapat dibaca pada lampiran 23,

sedangkan simpulan data hasil uji normalitas data dengan program SPSS versi 20

dapat dibaca pada tabel 4.12 berikut:

VAR00001 Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic Df Sig.

VAR00002 Eksperimen ,179 21 ,079 ,935 21 ,175Kontrol ,134 27 ,200* ,929 27 ,066

Untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak, dapat dilakukan

dengan melihat nilai signifikansi (Sig.) kedua data, baik data kelompok kontrol

maupun eksperimen pada kolom Kolmogorov-Smirnova. Apabila nilai

77  

 

signifikansinya lebih dari 0,05 maka data dapat dinyatakan berdistribusi normal.

Berdasarkan tabel 4.12 di atas, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi pada

kelompok kontrol sebesar 0,200, sedangkan pada kelompok eksperimen sebesar

0,079. Nilai signifikansi data kelompok kontrol dan eksperimen ternyata lebih dari

0,05 maka dapat dinyatakan bahwa data dalam penelitian ini berdistribusi normal.

Setelah data diketahui berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji

homogenitas.

4.5.1.3 Uji Homogenitas Data Pretes

Uji homogenitas data dilakukan setelah data diketahui berdistribusi normal.

Apabila data tidak berdistribusi normal, maka tidak perlu dilakukan uji

homogenitas data. Uji homogenitas data dapat dilakukan dengan menggunakan uji

Levene dengan menggunakan program SPSS versi 20. Data hasil uji homogenitas

data dapat dilihat pada lampiran 24, sedangkan simpulan data hasil uji homogenitas

data dengan program SPSS versi 20 dapat dibaca pada tabel 4.13 berikut:

Tabel 4.13 Hasil Uji Homogenitas Data Pretes

Nilai

Equal variances assumed

Equal variances not assumed

Levene’s Test for Equality of Variances

F 0,509 Sig. 0,479

Untuk mengetahui data homogen atau tidak, dapat dilakukan dengan

melihat nilai signifikansi (Sig.) uji F pada kolom nilai equal variances assumed.

Jika nilai signifikansi uji F ≥ 0,05 maka dapat diartikan bahwa data homogen.

Sebaliknya, jika nilai signifikansi uji F < 0,05 maka data tidak homogen.

78  

 

Berdasarkan tabel 4.13, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi uji F dari data

yang diuji adalah sebesar 0,509, dimana 0,509 > 0,05, maka dapat dinyatakan

bahwa data homogen.

4.5.2 Uji Prasayarat Data Postes

Data tes akhir merupakan data yang diperoleh setelah melakukan penelitian.

Pengambilan data tes akhir dilakukan pada akhir pembelajaran. Data ini untuk

memastikan kemampuan siswa setelah mengikuti pembelajaran. Materi tes akhir

ini adalah bahan-bahan pelajaran yang penting, yang telah diajarkan kepada siswa,

dan baiasanya naskah tes akhir ini dibuat sama dengan naskah tes awal. Maka hasil

keberhasilan dapat dilihat jika hasil tes akhir itu lebih baik daripada tes awal, maka

dapat diartikan bahwa program pengajaran telah berjalan dan berhasil dengan

sebaik-baiknya. Uji prasyarat analisis ini dilakukan untuk menentukan langkah-

langkah selanjutnya dalam menganalisis data. Uraian selengkapnya akan

dikemukakan sebagai berikut:

4.5.2.1 Uji Normalitas Data Postes

Uji normalitas data hasil belajar (postes) kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen dalam penelitian ini menggunakan uji Lilliefors dengan bantuan

program SPSS versi 20. Data hasil uji normalitas selengkapnya dapat dibaca pada

lampiran 26, sedangkan simpulan data hasil uji normalitas data dengan program

SPSS versi 20 dapat dibaca pada tabel 4.14 berikut:

Tabel 4.14 Hasil Uji Normalitas Data Postes

VAR00001 Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic Df Sig.

VAR00002 Eksperimen ,148 21 ,200* ,926 21 ,115Kontrol ,165 27 ,058 ,934 27 ,088

79  

 

Untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak, dapat dilakukan

dengan melihat nilai signifikansi (Sig.) kedua data, baik data kelompok kontrol

maupun eksperimen pada kolom Kolmogorov-Smirnova. Apabila nilai

signifikansinya lebih dari 0,05 maka data dapat dinyatakan berdistribusi normal.

Berdasarkan tabel 4.14 di atas, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi pada

kelompok kontrol sebesar 0,058, sedangkan pada kelompok eksperimen sebesar

0,200. Nilai signifikansi data kelompok kontrol dan eksperimen ternyata lebih dari

0,05 maka dapat dinyatakan bahwa data dalam penelitian ini berdistribusi normal.

Setelah data diketahui berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji

homogenitas.

4.5.2.2 Uji Homogenitas Data Postes

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui terpenuhi tidaknya sifat

homogen pada varians antarkelas. Uji homogenitas data dilakukan setelah data

diketahui berdistribusi normal. Apabila data tidak berdistribusi normal, maka tidak

perlu dilakukan uji homogenitas data. Uji homogenitas data dapat dilakukan

dengan menggunakan uji Levene dengan menggunakan program SPSS versi 20.

Data hasil uji homogenitas data dapat dilihat pada lampiran 27, sedangkan

simpulan data hasil uji homogenitas data dengan program SPSS versi 20 dapat

dibaca pada tabel 4.15 berikut:

Tabel 4.15 Hasil Uji Homogenitas Data Postes

Nilai

Equal variances assumed

Equal variances not assumed

Levene’s Test for Equality of Variances

F 1.863 Sig. .179

80  

 

Untuk mengetahui data homogen atau tidak, dapat dilakukan dengan

melihat nilai signifikansi (Sig.) uji F pada kolom nilai equal variances assumed.

Jika nilai

signifikansi uji F ≥ 0,05 maka dapat diartikan bahwa data homogen. Sebaliknya,

jika nilai signifikansi uji F < 0,05 maka data tidak homogen. Berdasarkan tabel

4.15, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi uji F dari data yang diuji adalah

sebesar 0,179, dimana 0,179 > 0,05, maka dapat dinyatakan bahwa data homogen.

4.6 Analisis Akhir (Uji Hipotesis)

Secara umum hipotesa atau hipotesis merupakan dugaan/anggapan yang

diungkap berdasarkan teori-teori yang dipelajari untuk menyelesaikan suatu

masalah. Dugaan/anggapan awal sering disebut hipotesis nol atau hipotesis awal.

Sedangkan dugaan/anggapan yang diperlukan untuk menyanggah dugaan awal

disebut hipotesis alternatif. Kebenaran dari suatu hipotesis masih perlu diuji

melalui beberapa pengujian. Suatu hipotesis dapat diuji apabila hipotesis tersebut

dirumuskan dengan benar.

Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala serta

memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu bidang. Untuk dapat sampai pada

pengetahuan yang dapat dipercaya mengenai masalah pendidikan, peneliti harus

melangkah lebih jauh dari pada sekedar mengumpukan fakta yang berserakan,

untuk mencari generalisasi dan antar hubungan yang ada diantara fakta-fakta

tersebut. Antar hubungan dan generalisasi ini akan memberikan gambaran pola,

yang penting untuk memahami persoalan. Hipotesis yang telah terencana dengan

baik akan memberikan arah dan mengemukakan penjelasan. Karena hipotesis

81  

 

tersebut dapat diuji dan divalidasi melalui penyelidikan ilmiah, maka hipotesis

dapat mebantu kita untuk memperluas pengetahuan.

Uji hipotesis dilakukan setelah semua uji prasyarat terpenuhi, baik uji

normalitas maupun uji homogenitas. Berdasarkan uji normalitas dan homogenitas

diketahui bahwa data berdistribusi normal dan homogen, maka untuk uji

hipotesisnya menggunakan uji independent sample t test dengan bantuan program

SPSS versi 20. Uji hipotesis berguna untuk mengetahui kesimpulan penelitian dan

untuk mengetahui hipotesis yang diterima.

Dalam uji hipotesis, ada beberapa ketentuan yang harus dijadikan pedoman.

Ketentuan tersebut yaitu: jika thitung < ttabel atau nilai signifikansi > 0,05, maka Ho

diterima, dan jika thitung ≥ ttabel atau nilai signifikansi ≤ 0,05, maka Ho ditolak.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sampel sebanyak 48 orang, maka nilai

derajat kebebasan (dk) = n – 2 = 48 – 2 = 46 dan taraf kesalahan 5% untuk uji 2

fihak maka dapat diketahui nilai ttabel = 2,013. Hasil lengkap penghitungan uji

hipotesis terdapat pada lampiran 27. Simpulan hasil penghitungan uji hipotesis

dengan menggunakan program SPSS versi 20 dapat dibaca pada tabel 4.16 berikut:

Tabel 4.16 Hasil Uji Hipotesis

Independent Samples Test

Nilai

Equal variances

assumed

Equal variances not

assumed

t-test for

Equality

of Means

T 2,251 2,199

Df 46 38,617

Sig. (2-tailed) ,029 ,034

Mean Difference 9,021 9,021

Std. Error

Difference

4,007 4,103

82  

 

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower ,955 ,719

Upper 17,087 17,323

Sebelumnya sudah diketahui bahwa data homogen, karena data homogen,

maka dapat dilihat data pada kolom Equal variances assumed. Jika sebelumnya

data tidak homogen, maka dapat dilihat data pada kolom Equal variances not

assumed. Berdasarkan tabel 4.16, pada kolom Equal variances assumed di atas,

dapat diketahui bahwa nilai thitung = 2,251 dan signifikansi sebesar 0,029. Dari

penghitungan tersebut dapat diketahui bahwa thitung > ttabel atau signifikansi < dari

0,05. Karena nilai thitung = 2,251 dan nilai ttabel = 2,013, maka 2,251 > 2,013. Nilai

signifikasi yang diperoleh = 0,029 dan ternyata < 0,05.

Mengacu pada ketentuan pengambilan keputusan uji hipotesis tersebut di

atas, maka Ho ditolak. Jadi kesimpulannya yaitu terdapat perbedaan hasil belajar

yang signifikan antara siswa pada kelas yang menggunakan strategi catatan

terbimbing dibandingkan dengan kelas yang menggunakan strategi ekspositori.

4.7 Pembahasan

Tujuan dari penelitian ini untuk menguji keefektifan penerapan strategi

catatan terbimbing terhadap hasil belajar siswa kelas V Mata Pelajaran Bahasa

Indonesia pada materi Unsur Cerita di SD Negeri Pesarean 01 Kabupaten Tegal.

Desain penelitian ini menggunakan Nonequivalent Control Group Design yang

merupakan salah satu jenis Quasi Experimental Design.

Populasi penelitian yaitu seluruh siswa kelas V A dan V B Sekolah Dasar

Negeri Pesarean 01 Kabupaten Tegal yang berjumlah 54 siswa. Sementara untuk

sampel yang digunakan sebanyak 48 siswa sesuai dengan tabel kretji. Sample

tersebut diambil secara acak / simple random sampling. Sample populasi yang

83  

 

berjumlah 48 siswa kemudian dibagi lagi dengan komposisi 21 siswa kelas

eksperimen (V A) dan 27 siswa kelas kontrol (V B). Sebelum dan sesudah

penelitian terdapat uji prasyarat instrumen dan uji prasyarat analisis hasil

penelitian.

Data yang diperoleh melalui penelitian adalah data empiris yang

mempunyai kriteria tertentu yaitu valid, reliabel dan obyektif. Oleh karena itu,

sebelum melaksanakan penelitian peneliti membuat instrumen yang berupa Silabus

Pembelajaran, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, soal pilihan ganda dan lembar

penilaian. Sebelum instrumen digunakan, perlu dilakukan uji instrumen. Soal

pilihan ganda diuji validitas oleh penilai yang ahli dibidangnya, yaitu Bapak Drs.

HY. Poniyo, M.Pd., Ibu Sri Sami Asih, M.Pd., dan Bapak Hadi Waluyo, S. Pd. SD.

Setelah melalui beberapa kali perbaikan dari isi maupun konstruknya, instrumen

soal pilihan ganda dapat diujicobakan. Langkah selanjutnya adalah menggunakan

instrumen penelitian yang sudah terbukti valid dalam pelaksanaan penelitian.

Uji prasayarat analisis dilakukan setelah melewati uji prasyarat instrumen.

Analisis pretes digunakan untuk memastikan kedua kelas memiliki kemampuan

yang sama. Pengujian hipotesis akhir pada uji prasyarat analisis dilakukan dengan

membandingkan hasil belajar siswa antara kelompok eksperimen yang mendapat

perlakuan penerapan strategi catatan terbimbing dengan kelompok kontrol yang

diberikan perlakuan penerapan strategi ekspositori pada materi unsur cerita.

Peneliti memilih strategi catatan terbimbing karena strategi ini dapat

memfokuskan perhatian siswa saat guru menyampaikan materi dan mengarahkan

siswa untuk membuat catatan lebih teratur. Strategi pembelajaran catatan

terbimbing memungkinkan siswa belajar lebih aktif. Hal ini dikarenakan siswa

84  

 

diberi kesempatan untuk mengembangkan diri, fokus pada handout dan materi

ceramah serta diharapkan mampu memecahkan masalah sendiri dengan

menemukan (discovery) dan bekerja sendiri. Kelebihan Strategi catatan terbimbing

ini terbukti dengan rataan nilai hasil belajar pada kelas eksperimen lebih tinggi

dibanding kelas kontrol. Pembelajaran yang menerapkan strategi catatan

terbimbing di kelas eksperimen dimulai dengan guru memberikan handout dari

materi ajar yang disampaikan dengan ceramah kepada siswa. Handout tersebut

dirancang dengan cara mengosongkan atau menghilangkan sebagian poin-poin

yang penting sehingga terdapat bagian-bagian yang kosong dalam handout

tersebut. Kemudian guru menjelaskan kepada siswa bahwa bagian yang kosong

dalam handout memang sengaja dibuat agar mereka tetap berkonsentrasi mengikuti

pembelajaran. Selama ceramah berlangsung siswa diminta mengisi bagian-bagian

yang kosong tersebut. Setelah penyampaian materi dengan ceramah selesai,

mintalah kepada siswa membacakan hasil pekerjaanya.

Perbedaan antara strategi catatan terbimbing dan strategi ekspositori terletak

pada saat proses penyampaian materi. Pada strategi ekspositori tidak ada bantuan

atau tidak menggunakan suatu alat kontrol berupa handout saat proses

penyampaian materi berlangsung. Dalam kegiatan pembelajaranya guru

manyampaikan materi ajar dengan ceramah. Pada saat guru menyampaikan materi

dengan ceramah, siswa hanya mendengarkan apa yang guru sampaikan tanpa ada

arahan dari guru kepada siswa untuk mencatat hal-hal penting dalam materi unsur

cerita. Guru tidak memperhatikan perbedaan setiap individu baik perbedaan

kemampuan, pengetahuan, minat, bakat, serta perbedaan gaya belajar. Setelah

diamati ternyata saat guru menyampaikan materi ada beberapa siswa yang mencatat

hal-hal yeng menurut mereka penting, ada yang mencatat tapi tidak lengkap,

85  

 

bahkan ada yang tidak mencatat sama sekali. Oleh karena itu, dapat diambil

kesimpulan bahwa strategi pembelajaran ini hanya mungkin dapat dilakukan

terhadap siswa yang

memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara baik.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa nilai hasil belajar siswa

pada pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan strategi catatan

terbimbing lebih besar daripada nilai hasil belajar siswa pada pembelajaran Bahasa

Indonesia yang menggunakan strategi ekspositori. Perbandingan perolehan nilai

siswa dapat dilihat pada gambar 4.1.

Gambar 4.1 Diagram Perbandingan Nilai Hasil Belajar Siswa

Berdasarkan diagram perbandingan hasil belajar siswa di atas, dapat

diketahui jumlah siswa yang memperoleh nilai tertentu, baik dari kelompok kontrol

maupun kelompok eksperimen. Namun, jika hanya melihat diagram di atas belum

0

1

4

3

4

9

2 2

3

11

6

3

0

2

4

6

8

10

12

40-49 50-59 60-69 70-79 80-89 90-100

Jum

lah

Sisw

a

Nilai

Perbandingan Nilai Hasil Belajar Siswa

Eksperimen

Kontrol

86  

 

dapat mengetahui kelompok mana yang lebih baik. Untuk mengetahui kelompok

mana yang lebih baik dapat dilihat pada diagram perbandingan rata-rata nilai hasil

belajar pada gambar 4.2.

Gambar 4.2 Diagram Perbandingan Rata-rata Nilai Hasil Belajar

Berdasarkan gambar 4.2, dapat diketahui bahwa rata-rata nilai kelompok

eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Hal tersebut, menunjukkan

bahwa nilai hasil belajar pada kelas yang pembelajarannya menerapkan strategi

catatan terbimbing lebih tinggi dibandingkan dengan yang kelas yang

pembelajarannya menerapkan strategi ekspositori.

Setelah dilakukan analisis secara statistik dengan uji hipotesis yang

dihitung dengan rumus independent sample t test dengan menggunakan program

SPSS versi 20, diperoleh hasil thitung > ttabel yaitu 2,251 > 2,013 dan nilai

signifikansi 0,029 atau signifikansi < 0,05. Dengan demikian, Ho ditolak. Dengan

kata lain, terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata nilai hasil belajar kelompok

81,43

72,41

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Nilai Rata‐rata  Hasil belajar Tes Tertulis

Kelas Eksperimen

Kelas Kontrol

87  

 

eksperimen yang menggunakan strategi catatan terbimbing dengan kelompok

kontrol yang menggunakan strategi ekspositori.

Hasil penelitian pengamatan hasil belajar di atas menunjukkan bahwa kelas

eksperimen memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Hasil uji-t

juga membuktikan terdapat perbedaan yang signifikan nilai hasil belajar siswa

antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan hasil penelitian di atas,

maka strategi catatan terbimbing berpengaruh efektif dan signifikan terhadap hasil

belajar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi unsur cerita.

Selain berbagai keunggulan dan hasil uji hipotesis yang memuaskan dari

penerapan strategi catatan terbimbing pada pembelajaran Bahasa Indonesia materi

unsur cerita. Peneliti juga tidak lepas dari berbagai kendala dalam menerapkan

strategi catatan terbimbing, kendala-kendala tersebut antara lain: (1) dalam

pelaksanaanya terkadang guru mengalami kesulitan karena guru harus

mempersiapkan handout atau perencanaan terlebih dahulu, (2) biaya untuk

penggandaan handout bagi sebagian guru masih dirasakan mahal dan kurang

ekonomis, (3) strategi catatan terbimbing tidak akan berjalan dengan baik jika

suasana kelas tidak mendukung, (4) penjelasan tentang pembelajaran strategi

catatan terbimbing membutuhkan penguasaan kelas yang baik dan pemilihan kata

yang mudah dipahami oleh siswa.

Setiap strategi pembelajaran memiliki kekurangan dan kelebihan, begitu

juga strategi catatan terbimbing. Kelebihan dan kekurangan ini mengharuskan guru

untuk menguasai strategi catatan terbimbing sebelum melaksanakannya dalam

pembelajaran. Guru yang sudah memahami strategi catatan terbimbing nantinya

dapat meminimalkan kekurangan strategi catatan terbimbing. Penguasaan strategi

88  

 

pembelajaran juga berlaku untuk semua metode pembelajaran, tidak hanya pada

strategi catatan terbimbing.

 

89  

BAB 5

PENUTUP

Penelitian yang berjudul “Keefektifan Strategi Catatan Terbimbing terhadap

Hasil Belajar Materi Unsur Cerita pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri

Pesarean 01 Kabupaten Tegal” telah dilaksanakan. Berdasarkan hasil penelitian

yang diperoleh maka dapat dibuat simpulan dari penelitian ini. Pada bagian ini

akan dikemukakan mengenai simpulan dan saran yang diperoleh dari penelitian ini.

Uraian selengkapnya adalah sebagai berikut:

5.1 Simpulan

Penelitian telah dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Pesarean 01

Kabupaten Tegal dengan menggunakan kelas V A dan kelas V B. Penelitian yang

telah dilaksanakan mendapatkan hasil penelitian. Hasil penelitian yang telah

dilaksanakan peneliti di kelas V A dan V B Sekolah Dasar Negeri Pesarean 01

Kabupaten Tegal menunjukkan bahwa:

(1) Hasil belajar siswa yang menerapkan strategi catatan terbimbing memiliki

perbedaan dengan pembelajaran yang menerapkan strategi ekspositori.

Perbedaan hasil belajar siswa ditunjukkan melalui nilai hasil belajar tes

tertulis pada kelas eksperimen yaitu 81,43 sedangkan kelas kontrol yaitu

72,41.

(2) Data hasil penghitungan dengan menggunakan rumus independent sample

t-test melalui program SPSS versi 20 yang telah diketahui, kemudian

dianalisis. Hasil analisis menunjukkan strategi catatan terbimbing

90  

 

berpengaruh efektif dan signifikan terhadap hasil belajar siswa. Pengaruh

strategi catatan terbimbing terhadap hasil belajar ditandai dengan nilai

thitung > ttabel yaitu 2,251 > 2,013 serta nilai signifikan yang kurang dari

0,05 yaitu 0,029. Melalui hasil tersebut, rata-rata hasil belajar siswa di

kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol. Ini berarti

rata-rata nilai hasil belajar siswa pada pembelajaran yang menerapkan

strategi catatan terbimbing lebih baik dibandingkan pembelajaran yang

menerapkan strategi ekspositori.

5.2 Saran

Peneliti memberikan saran untuk peningkatan kualitas pembelajaran di

sekolah dasar dengan menerapkan strategi catatan terbimbing. Saran yang

diberikan oleh peneliti dalam menerapkan strategi catatan terbimbing ditujukan

untuk beberapa pihak. Saran yang diberikan ditujukan bagi guru dan sekolah. Saran

bagi guru dan sekolah selengkapnya akan dibahas sebagai berikut:

(1) Apabila guru ingin menerapkan strategi catatan terbimbing secara

berkelompok maka guru hendaknya memperhatikan pengelompokan

siswa. Namun, bila guru hanya ingin menilai hasil belajar siswa maka akan

lebih efektif menerapkan strategi catatan terbimbing secara individual.

(2) Guru hendaknya selalu berusaha melakukan inovasi untuk memilih strategi

pembelajaran yang akan digunakan. Dengan demikian, siswa tidak merasa

bosan dan menjadi lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.

(3) Pihak sekolah hendaknya memberi kesempatan seluas-luasnya kepada

guru untuk berinovasi dan berkreativitas dalam melaksanakan

91  

 

pembelajaran. Misalnya dengan menggunakan model pembelajaran

strategi pembelajaran catatan terbimbing sehingga guru dapat memberikan

kontribusi dalam meningkatkan kualitas sekolah.

 

92  

Lampiran 1

PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA

UNIT PENGELOLA PENDIDIKAN KEC. ADIWERNA SD NEGERI PESAREAN 01

Alamat : Jalan Amangkurat 1 no. 1, Adiwerna, Tegal 52194

DAFTAR NAMA SISWA KELAS V

TAHUN AJARAN 2012/2013

No Siswa Kelas VA No Siswa Kelas VB

1 A. Ulumudin 1 Rizky Maulana

2 Rizki Ramadhani 2 A. Ibnu Akil

3 Vita Aulinda 3 Rofa Al Huda

4 Meliza 4 M. Fadil Azam

5 Aliyatur Rutbah 5 M. Zidni Arrizqo

6 Khaerul Anam 6 Imam Bayhaqi

7 Fitriyatun Izzah 7 Ibnu Shina. A

8 A. Ulul Azmi 8 M. Nuril Farkhan

9 Afi Atul Khusna 9 M. Zaqi Mubarok

10 Nuranisyah Anggun 10 Bahrul Khayat

11 Torikul Aziz 11 M. Fadilatul Aqil

12 Maeziyatul Istianah 12 Sya'bani

13 M. Ryan Syafi'i 13 Fitri Kholifah

14 Arin Nihayyatuz. Z 14 M. Sabik

15 M. Muzadi. H 15 Endang Rismawati

16 Fitria Wahyu. A 16 Nisfi Aissyah

17 Alfian Faozi 17 Rizki Ramadhani

18 Abdul Muchit 18 Tasya Nur. M

19 Nur Syarifatun. N 19 A. Mubradil Asyrof

20 Ajeng Putri. Y 20 Ilmi Yatul. F

21 A. Multazam 21 Qurotul A'yun

93  

 

Kepala Sekolah

SD Negeri Pesarean 01

Elly Indriati, S. Pd., SD.

19590704 197802 2 002

No Siswa Kelas VA No Siswa Kelas VB

22 Agus Salim 22 Reza Amalianah

23 Putri. R 23 Ika Khaereun. N

24 Tiara Fatih. H 24 Adiyati Kusuma. N

25 Tsania Aziziah. M

26 Nur Izzatul. M

27 Mutia Rahmi. T

28 A. Miftah

29 Aniyatul. H

30 Anti Wulandari

94  

 

Lampiran 2

PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA

UNIT PENGELOLA PENDIDIKAN KEC. ADIWERNA SD NEGERI PESAREAN 01

Alamat : Jalan Amangkurat 1 no. 1, Adiwerna, Tegal 52194

DAFTAR NAMA SAMPEL SISWA

KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL

No Sampel Kelas Eksperimen

(VA) No

Sampel Kelas Kontrol

(VB)

1 A. Ulumudin 1 Rizky Maulana

2 Rizki Ramadhani 2 A. Ibnu Akil

3 Vita Aulinda 3 Rofa Al Huda

4 Meliza 4 M. Fadil Azam

5 Aliyatur Rutbah 5 M. Zidni Arrizqo

6 Khaerul Anam 6 Imam Bayhaqi

7 Fitriyatun Izzah 7 Ibnu Shina. A

8 A. Ulul Azmi 8 M. Nuril Farkhan

9 Afi Atul Khusna 9 M. Zaqi Mubarok

10 Nuranisyah Anggun 10 Bahrul Khayat

11 Torikul Aziz 11 M. Fadilatul Aqil

12 Maeziyatul Istianah 12 Sya'bani

13 M. Ryan Syafi'i 13 Fitri Kholifah

14 Arin Nihayyatuz. Z 14 M. Sabik

15 M. Muzadi. H 15 Endang Rismawati

16 Fitria Wahyu. A 16 Nisfi Aissyah

17 Alfian Faozi 17 Rizki Ramadhani

18 Abdul Muchit 18 Tasya Nur. M

19 Nur Syarifatun. N 19 A. Mubradil Asyrof

20 Ajeng Putri. Y 20 Ilmi Yatul. F

95  

 

Kepala Sekolah

SD Negeri Pesarean 01

Elly Indriati, S. Pd., SD.

19590704 197802 2 002

No Sampel Kelas Eksperimen

(VA) No

Sampel Kelas Kontrol

(VB)

21 A. Multazam 21 Qurotul A'yun

22 Reza Amalianah

23 Ika Khaereun. N

24 Adiyati Kusuma. N

25 Tsania Aziziah. M

26 Nur Izzatul. M

27 Mutia Rahmi. T

96  

 

Lampiran 3

PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA

UNIT PENGELOLA PENDIDIKAN KEC. ADIWERNA SD NEGERI PESAREAN 01

Alamat : Jalan Amangkurat 1 no. 1, Adiwerna, Tegal 52194

DAFTAR HADIR SISWA KELAS V A SD NEGERI PESAREAN 01

No Nama Tanggal/Pertemuan Keterangan

1 2 S I A

1 A. Ulumudin .  .  . 

2 Rizki Ramadhani .  .  . 

3 Vita Aulinda .  .  . 

4 Meliza .  .  . 

5 Aliyatur Rutbah .  .  . 

6 Khaerul Anam .  .  .

7 Fitriyatun Izzah .  .  .

8 A. Ulul Azmi .  .  .

9 Afi Atul Khusna .  .  .

10 Nuranisyah Anggun .  .  . 

11 Torikul Aziz .  .  . 

12 Maeziyatul Istianah .  .  . 

13 M. Ryan Syafi'i .  .  . 

14 Arin Nihayyatuz. Z .  .  . 

15 M. Muzadi. H .  .  . 

16 Fitria Wahyu. A .  .  . 

17 Alfian Faozi .  .  .

18 Abdul Muchit .  .  .

19 Nur Syarifatun. N .  .  .

20 Ajeng Putri. Y .  .  . 

97  

 

No Nama Tanggal/Pertemuan Keterangan

1 2 S I A 21 A. Multazam .  .  .

22 Agus Salim .  .  .

23 Putri. R .  .  . 

24 Tiara Fatih. H .  .  . 

Tegal, 18 April 2013

Guru Kelas VA Peneliti Hadi Waluyo, S. Pd.,SD. Ahmad Zakki Amani

19660702 200003 1 003 1401409400

98  

 

Lampiran 4

PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA

UNIT PENGELOLA PENDIDIKAN KEC. ADIWERNA SD NEGERI PESAREAN 01

Alamat : Jalan Amangkurat 1 no. 1, Adiwerna, Tegal 52194

DAFTAR HADIR SISWA KELAS V B SD NEGERI PESAREAN 01

No Nama Tanggal/Pertemuan Keterangan

1 Rizky Maulana 1 2 S I A

2 A. Ibnu Akil .  .  . 

3 Rofa Al Huda .  .  . 

4 M. Fadil Azam .  .  . 

5 M. Zidni Arrizqo .  .  . 

6 Imam Bayhaqi .  .  . 

7 Ibnu Shina. A .  .  .

8 M. Nuril Farkhan .  .  .

9 M. Zaqi Mubarok .  .  .

10 Bahrul Khayat .  .  .

11 M. Fadilatul Aqil .  .  . 

12 Sya'bani .  .  . 

13 Fitri Kholifah .  .  . 

14 M. Sabik .  .  . 

15 Endang Rismawati .  .  . 

16 Nisfi Aissyah .  .  . 

17 Rizki Ramadhani .  .  . 

18 Tasya Nur. M .  .  .

19 A. Mubradil Asyrof .  .  .

20 Ilmi Yatul. F .  .  .

21 Qurotul A'yun .  .  . 

99  

 

No Nama Tanggal/Pertemuan Keterangan

1 2 S I A

22 Reza Amalianah .  .  . 

23 Ika Khaereun. N .  .  . 

24 Adiyati Kusuma. N .  .  . 

25 Tsania Aziziah. M .  .  . 

26 Nur Izzatul. M .  .  . 

27 Mutia Rahmi. T .  .  . 

28 A. Miftah .  .  . 

29 Aniyatul. H .  .  .

30 Anti Wulandari .  .  .

Tegal, 17 April 2013

Guru Kelas VB Peneliti Umi Wijayanti, S. Pd. Ahmad Zakki Amani

19590919 198012 2 003 1401409400

100  

 

Lampiran 5

SILABUS PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SD Negeri Pesarean 01

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas / Semester : V / II

Standar Kompetensi : 5. Mendengarkan

Memahami cerita tentang suatu peristiwa dan cerita pendek anak yang disampai-kan secara lisan

Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu Bentuk

Penilaian Sumber Belajar

5.2 Mengidentifikasi unsur cerita (tokoh, tema, latar, atau amanat) 

Unsur cerita

1. Menjelaskan tokoh-tokoh cerita dan sifat-sifatnya.

2. Menentukan latar cerita dengan mengutip kalimat atau paragraf yang mendukung.

3. Menentukan tema cerita

1. Siswa mendengarkan cerita anak

2. Siswa menjelaskan tokoh-tokoh cerita dan sifat-sifatnya.

3. Siswa menentukan latar cerita dengan mengutip kalimat atau paragraf yang mendukung

4. Siswa menentukan

8 jp x 35 menit

1. Tertulis 2. Lisan

1) Buku Bina Bahasa Indonesia 5b

2) Buku cerita anak-anak

3) Buku-buku yang relevan

101  

 

tema cerita

Kepala SD Negeri Pesarean 01 Elly Indriyati, S.Pd.,SD. 19590704 197802 2 002

102  

 

Lampiran 6

SILABUS PENGEMBANGAN BAHASA INDONESIA MATERI UNSUR CERITA

Nama Sekolah : SD Negeri Pesarean 01

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas / Semester : V / II

Standar Kompetensi : 5. Mendengarkan

Memahami cerita tentang suatu peristiwa dan cerita pendek anak yang disampai-kan secara lisan

Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu Bentuk

Penilaian Sumber Belajar

5.2 Mengidentifikasi unsur cerita (tokoh, tema, latar, atau amanat) 

Unsur cerita

1. Mendengar-kan cerita anak 2. menjawab pertanyaan

sesuai dengan cerita yang didengar

3. menentukan tokoh dan sifat tokoh cerita

4. Siswa dapat menentukan latar cerita yang didengar

1. Siswa belajar dengan strategi catatan terbimbing

2. Siswa menjelaskan tokoh-tokoh cerita dan sifat-sifatnya.

3. Siswa menentukan latar cerita

4. Siswa melakukan kerja kelompok  

4 jp x 35 menit

1. Tertulis 2. Lisan

1) Buku Bina Bahasa Indonesia 5b

2) Buku cerita anak-anak

3) Buku-buku yang relevan

103  

 

Kepala SD Negeri Pesarean 01 Elly Indriyati, S.Pd.,SD. 19590704 197802 2 002

104  

 

Lampiran 7

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(Kelas Eksperimen pertemuan-1)

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas / Semester : V / II

Waktu : 2 x 35 menit

Pertemuan : I ( Satu )

Hari, Tanggal :

1. Standar Kompetensi

5. Memahami cerita tentang suatu peristiwa dan cerita pendek anak yang

disampaikan secara lisan.

2. Kompetensi Dasar

5.2. Mengidentifikasi unsur cerita (tokoh, karakter tokoh, tema, latar, amanat.

3. Indikator

1. Menjelaskan dongeng dan jenis-jenisnya

2. Menjelaskan unsur-unsur cerita

4. Tujuan Pembelajaran

1. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat menjelaskan

pengertian dongeng.

2. Melalui tanya jawab siswa dapat menjelaskan jenis-jenis dongeng

3. Melalui kerja kelompok, siswa dapat menjelaskan unsur-unsur dongeng.

5. Materi Pokok

Unsur cerita

105  

 

6. Strategi dan Metode Pembelajaran

1. Strategi pembelajaran : catatan terbimbing

2. Metode Pembelajaran : ceramah, tanya jawab, kerja kelompok, penugasan.

7. Langkah-langkah Pembelajaran

1. Kegiatan Awal (± 15 menit)

a. Guru memberi salam dan mengajak siswa untuk berdoa.

b. Guru melakukan presensi siswa.

c. Guru melakukan apersepsi yang berkaitan dengan materi

1) Apa saja jenis-jenis dongeng yang kalian tahu?

2) Dongeng apa saja yang kalian suka?

d. Guru menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran.

e. Guru menyampaikan secara singkat tentang pelaksanaan pembelajaran

dengan strategi catatan terbimbing.

2. Kegiatan Inti (± 40 menit)

a. Eksplorasi :

1) Guru membagikan handout catatan terbimbing pada setiap siswa.

2) Guru menjelaskan fungsi dan cara menggunakan handout tersebut.

3) Guru menyuruh siswa agar tetap fokus pada apa yang disampaikan

guru.

4) Guru menyuruh siswa mengisi bagian-bagian handout yang kosong

selama guru menyampaikan materi.

5) Secara klasikal guru menjelaskan pengertian dongeng dan jenis-

jenisnya.

6) Guru dan siswa bertanya jawab tentang unsur-unsur cerita.

7) Guru menyuruh salah satu perwakilan membacakan hasil catatanya

di depan kelas.

b. Elaborasi :

1) Guru membagi kelas kedalam beberapa kelompok, untuk

melakukan diskusi kelompok.

2) Guru membagikan LKS yang berhubungan dengan materi pokok.

106  

 

3) Guru meminta perwakilan dari salah satu kelompok untuk

menyampaikan hasil diskusi di depan kelas.

4) Guru meminta siswa lain untuk memperhatikan teman yang sedang

menyampaikan hasil diskusi.

c. Konfirmasi :

1) Guru dan siswa membahas hasil diskusi.

2) Guru dan Siswa menyimpulkan hasil diskusi.

3. Kegiatan Akhir (± 15 menit)

a. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

b. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa.

c. Guru meminta siswa untuk mencocokkan hasil tes dengan cara

menukarkan kepada teman.

d. Guru menganalisis nilai.

8. Sumber dan Media Pembelajaran

1. Sumber Pembelajaran :

a) Sri Rahayu. 2009. Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar kelas V.

Halaman 90. Jakarta : Depdiknas

b) Umri Nur’aini, Indriyani. 2008. Bahasa Indonesia untuk SD kelas V.

Halaman 69. Jakarta : Depdiknas.

2. Media Pembelajaran :

a) Handout catatan terbimbing

b) Lembar Tugas Peserta Didik (LTPD)

9. Penilaian

1. Aspek yang dinilai:

a. Aspek afektif (sikap)

Komponen yang dinilai meliputi pengetahuan, sikap, bertanya,

menjawab pertanyaan, penerapan konsep, kerjasama. Penilaian

dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran.

107  

 

b. Aspek kognitifan tes.

Komponen yang dinilai meliputi kemampuan menjawab pertanyaan

pada saat tes lisan dan tes tertulis.

2. Bentuk evaluasi: tes tertulis

3. Alat penilaian: soal pilihan ganda

4. Kriteria Penilaian

100xNBNA = (skala 0-100)

Keterangan : B = banyaknya butir yang dijawab benar

N = banyaknya butir soal 

Tegal, 16 April 2013

Guru Kelas VA Peneliti Hadi Waluyo, S. Pd.,SD. Ahmad Zakki Amani

19660702 200003 1 003 1401409400 Mengetahui, Kepala SD Negeri Pesarean 01 Elly Indriyati S. Pd.,SD. NIP. 19590704 197802 2 002

108  

 

MATERI AJAR

Cerita Rakyat (dongeng) adalah cerita yang hidup di tengah-tengah

masyarakat dan sudah ada sejak zaman dahulu.

Jenis-jenis cerita rakyat.

1. Fabel (cerita binatang), yaitu cerita rakyat yang tokoh-tokohnya binatang,

misalnya Kancil yang Cerdik dan Serigala yang Licik.

2. Legenda, yaitu cerita yang isinya dikaitkan dengan asal usul terjadinya suatu

tempat, misalnya, Asal Usul Banyuwangi, Danau Toba dan Tangkuban Perahu.

3. Mite, yaitu cerita yang isinya tentang dewa dewi atau cerita yang bersifat

sakral, misalnya, Nyi Roro Kidul, Dewi Sri, dan hikayat Sang Boma.

4. Sage, yaitu cerita yang mengandung unsur sejarah, misalnya, Damarwulan,

Ciung Wanara, dan Rara Jonggrang.

5. Epos, yaitu cerita kepahlawanan, misalnya, Ramayana dan Mahabarata.

6. Cerita Jenaka, yaitu cerita yang menceritakan kebodohan atau sesuatu yang

lucu, misalnya Pak Pandir, Pak Belalang dan Si Kabayan.

7. Dongeng biasa, yaitu jenis dongeng yang ditokohi manusia atau biasanya

adalah suka dukanya seseorang;

Unsur-unsur Cerita

1. Tokoh cerita adalah orang atau binatang yang berperan di dalam cerita.

Masing-masing tokoh mempunyai sifat sendiri-sendiri.

2. Latar cerita atau setting adalah segala sesuatu yang menjelaskan tentang

tempat terjadinya peristiwa dalam cerita atau dongeng.

a. Latar Tempat

b. Latar Waktu

c. Latar Suasana

3. Tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita. Tema disebut juga topik cerita.

4. Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca atau

pendengar. Pesan biasanya berisi sebuah nasihat atau perbuatan.

109  

 

HANDOUT CATATAN TERBIMBING

1. Cerita rakyat adalah ....

2. Jenis-jenis cerita rakyat. a. Fabel = cerita rakyat yang tokohnya binatang.

Contoh : Si Kancil

b. _________ = Contoh :

c. _________ = Contoh :

d. _________ = Contoh :

e. _________ = Contoh :

f. _________ = Contoh :

g. _________ = Contoh :

3. Unsur-Unsur Instrinsik Cerita. a. _________ =

b. _________ =

c. _________ =

d. _________ =

e. _________ =

f. _________ =

110  

 

LEMBAR KERJA SISWA

Nama Anggota : 1.

2.

3.

4.

Kerjakan dengan teman kelompok!

1. Sebutkan dan jelaskan unsur-unsur yang terdapat dalam cerita atau dongeng!

2. Identifikasikan judul cerita rakyat dalam tabel!

No Judul cerita rakyat Jenis cerita rakyat

1 Nyi Roro Kidul

2 Danau Toba

3 Si Kancil

4 Ramayana

5 Si Kabayan

6 Damar Wulan

7 Raja Bijaksana

111  

 

KISI-KISI SOAL EVALUASI

No. Indikator Soal Jenis

Soal

Ranah

Kognitif

Nomor

Soal

Taraf Kesulitan Soal

Mudah Sedang Sulit

1. Diketahui orang

atau binatang

yang berperan

dalam cerita,

siswa dapat

mendefinisikan

pengertian tokoh

Pilihan

ganda

C1

1

V

2. Diketahui pesan

yang ingin

disampaikan

pengarang

kepada pembaca

atau pendengar,

siswa dapat

mendefinisikan

pengertian

amanat.

Pilihan

ganda C1 2

V

3. Diketahui tema,

siswa dapat

mendefinisikan

pengertian tema.

Pilihan

ganda C1 3

V

4. Disajikan

pernyataan

Segala sesuatu

yang

menjelaskan

tentang tempat

terjadinya

Pilihan

ganda

C1

4

V

112  

 

peristiwa dalam

cerita , siswa

dapat

mendefinisikan

pengertian latar.

5. Disajikan

pernyataan

unsur cerita,

siswa dapat

menentukan

yang bukan

termasuk unsur

cerita.

Pilihan

ganda

C2

5

V

6. Diketahui fabel,

siswa dapat

mendefinisikan

pengertian fabel.

Pilihan

ganda C1 6

V

7. Disajikan

pernyataan

cerita yang

menceritakan

sesuatu yang

lucu, siswa

dapat

menentukan

jenis dongeng

tersebut.

Pilihan

ganda C2 7

V

8. Disajikan

pernyataan

cerita yang

isinya dikaitkan

Pilihan

ganda C2 8

113  

 

dengan asal usul

terjadinya suatu

tempat , siswa

dapat

menentukan

jenis dongeng

tersebut.

V

9. Disajikan judul

dongeng, siswa

dapat

menentukan

jenis dongeng

tersebut.

Pilihan

ganda

C2

9

V

10. Diketahui mite,

siswa dapat

menentukan

judul dongeng

yang termasuk

mite

Pilihan

ganda

C3

10

V

Jumlah Soal 10 3 4 3

Persentase Taraf Kesulitan Soal 100% 30% 40% 30%

114  

 

SOAL EVALUASI

Nama :

No. Absen :

Kelas :

Berilah tanda silang (x) huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang benar!

1. Orang atau binatang yang berperan dalam cerita disebut ....

a. amanat c. tokoh

b. tema d. watak

2. Pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca atau pendengar

disebut ....

a. amanat c. alur

b. tema d. watak

3. Pernyataan yang tepat mengenai tema adalah ....

a. sesuatu yang mendasari peristiwa

b. sesuatu yang mendasari waktu

c. sesuatu yang mendasari cerita

d. sesuatu yang mendasari keadaan

4. Segala sesuatu yang menjelaskan tentang tempat terjadinya peristiwa dalam

cerita disebut ....

a. amanat c. alur

b. latar d. watak

5. Di bawah ini adalah unsur-unsur yang ada dalam cerita, kecuali ....

a. amanat c. tokoh

b. tema d. intonasi

6. Pernyataan yang benar mengenai fabel adalah ....

a. cerita rakyat yang tokoh-tokohnya manusia

b. cerita rakyat yang tokoh-tokohnya tumbuhan

c. cerita rakyat yang tokoh-tokohnya benda mati

d. cerita rakyat yang tokoh-tokohnya binatang

115  

 

7. Cerita yang menceritakan kebodohan atau sesuatu yang lucu disebut ....

a. fabel c. cerita jenaka

b. sage d. mite

8. Cerita yang isinya dikaitkan dengan asal usul terjadinya suatu tempat disebut

....

a. legenda c. cerita jenaka

b. sage d. mite

9. Tangkuban perahu termasuk jenis dongeng ....

a. fabel c. cerita jenaka

b. legenda d. mite

10. Di bawah ini yang termasuk mite adalah ....

a. Nyi Roro kidul c. Si Kabayan

b. Si kancil d. Danau Toba

KUNCI JAWABAN

1. C

2. A

3. C

4. B

5. D

6. D

7. C

8. A

9. B

10. A

116  

 

Lampiran 8

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(Kelas Kontrol pertemuan-1)

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas / Semester : V / II

Waktu : 2 x 35 menit

Pertemuan : I ( Satu )

Tempat : SD Negeri Pesarean 01

Hari, Tanggal :

A. Standar Kompetensi

5. Memahami cerita tentang suatu peristiwa dan cerita pendek anak yang

disampaikan secara lisan.

B. Kompetensi Dasar

5.2. Mengidentifikasi unsur cerita (tokoh, karakter tokoh, tema, latar, amanat).

C. Indikator

2. Menjelaskan dongeng dan jenis-jenisnya

3. Menjelaskan unsur-unsur cerita

D. Tujuan Pembelajaran

2. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat menjelaskan

pengertian dongeng.

3. Melalui tanya jawab siswa dapat menjelaskan jenis-jenis dongeng

4. Melalui kerja kelompok, siswa dapat menjelaskan unsur-unsur dongeng.

E. Materi Pokok

Unsur cerita

117  

 

F. Strategi dan Metode Pembelajaran

1. Strategi Pembelajaran : ekspositori

2. Metode Pembelajaran : ceramah, tanya jawab, kerja kelompok, penugasan.

G. Langkah-langkah Pembelajaran

1. Kegiatan Awal (15 menit)

a. Guru memberi salam dan mengajak siswa untuk berdoa.

b. Guru melakukan presensi siswa.

c. Guru melakukan apersepsi yang berkaitan dengan materi

1) Apakah anak-anak pernah mendengarkan cerita atau dongeng?

2) Dongeng apa yang anak-anak dengar?

2. Kegiatan Inti (40 menit)

a. Eksplorasi :

2) Secara klasikal guru menjelaskan pengertian dongeng dan jenis-

jenisnya.

3) Guru dan siswa bertanya jawab tentang unsur-unsur cerita.

b. Elaborasi :

1) Siswa mendengarkan penjelasan dari guru.

2) Siswa membentuk kelompok dan berdiskusi mengerjakan LKS.

3) Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi

kelompoknya.

4) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang

hal-hal yang belum jelas.

c. Konfirmasi :

1) Siswa mencocokkan hasil pekerjaannya dengan kelompok lain.

2) Guru dan siswa membahas hasil diskusi.

3) Guru dan Siswa menyimpulkan hasil diskusi.

3. Kegiatan Akhir (15 menit)

b. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

c. Guru memberikan soal evaluasi.

d. Guru meminta siswa untuk mencocokkan hasil tes dengan cara

118  

 

menukarkan kepada teman.

e. Guru menganalisis nilai.

H. Sumber dan Media Pembelajaran

1. Sumber Pembelajaran :

a. Sri Rahayu. 2009. Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar kelas V.

Halaman 90. Jakarta : Depdiknas

b. Umri Nur’aini, Indriyani. 2008. Bahasa Indonesia untuk SD kelas V.

Halaman 69. Jakarta : Depdiknas.

2. Media Pembelajaran :

a. Lembar Tugas

b. Peserta Didik (LTPD)

I. Penilaian

1. Aspek yang dinilai:

a. Aspek afektif (sikap)

Komponen yang dinilai meliputi pengetahuan, sikap, bertanya,

menjawab pertanyaan, penerapan konsep, kerjasama. Penilaian

dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran.

b. Aspek kognitifan tes.

Komponen yang dinilai meliputi kemampuan menjawab pertanyaan

pada saat tes lisan dan tes tertulis.

2. Bentuk evaluasi: tes tertulis

3. Alat penilaian: soal pilihan ganda

4. Kriteria Penilaian

100xNBNA = (skala 0-100)

Keterangan : B = banyaknya butir yang dijawab benar

N = banyaknya butir soal

119  

 

Tegal, 15 April 2013

Guru Kelas VB Peneliti

Umi Wijayanti, S. Pd. Ahmad Zakki Amani 19590919 198012 2 003 1401409400

Mengetahui,

Kepala SD Negeri Pesarean 01

Elly Indriyati, S.Pd.,SD. 19590704 197802 2 002

120  

 

MATERI AJAR

Cerita Rakyat (dongeng) adalah cerita yang hidup di tengah-tengah

masyarakat dan sudah ada sejak zaman dahulu.

Jenis-jenis cerita rakyat.

1. Fabel (cerita binatang), yaitu cerita rakyat yang tokoh-tokohnya binatang,

misalnya Kancil yang Cerdik dan Serigala yang Licik.

2. Legenda, yaitu cerita yang isinya dikaitkan dengan asal usul terjadinya suatu

tempat, misalnya, Asal Usul Banyuwangi, Danau Toba dan Tangkuban Perahu.

3. Mite, yaitu cerita yang isinya tentang dewa dewi atau cerita yang bersifat

sakral, misalnya, Nyi Roro Kidul, Dewi Sri, dan hikayat Sang Boma.

4. Sage, yaitu cerita yang mengandung unsur sejarah, misalnya, Damarwulan,

Ciung Wanara, dan Rara Jonggrang.

5. Epos, yaitu cerita kepahlawanan, misalnya, Ramayana dan Mahabarata.

6. Cerita Jenaka, yaitu cerita yang menceritakan kebodohan atau sesuatu yang

lucu, misalnya Pak Pandir, Pak Belalang dan Si Kabayan.

7. Dongeng biasa, yaitu jenis dongeng yang ditokohi manusia atau biasanya

adalah suka dukanya seseorang;

Unsur-unsur Cerita

1. Tokoh cerita adalah orang atau binatang yang berperan di dalam cerita. Masing-

masing tokoh mempunyai sifat sendiri-sendiri.

2. Latar cerita atau setting adalah segala sesuatu yang menjelaskan tentang tempat

terjadinya peristiwa dalam cerita atau dongeng.

a. Latar Tempat

b. Latar Waktu

c. Latar Suasana

3. Tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita. Tema disebut juga topik cerita.

4. Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca atau

pendengar. Pesan biasanya berisi sebuah nasihat atau perbuatan.

121  

 

LEMBAR KERJA SISWA

Nama Anggota : 1.

2.

3.

4.

Kerjakan dengan teman kelompok!

3. Sebutkan dan jelaskan unsur-unsur yang terdapat dalam cerita atau dongeng!

4. Identifikasikan judul cerita rakyat dalam tabel!

No Judul cerita rakyat Jenis cerita rakyat

1 Nyi Roro Kidul

2 Danau Toba

3 Si Kancil

4 Ramayana

5 Si Kabayan

6 Damar Wulan

7 Raja Bijaksana

122  

 

KISI-KISI SOAL EVALUASI

No. Indikator Soal Jenis

Soal

Ranah

Kognitif

Nomor

Soal

Taraf Kesulitan Soal

Mudah Sedang Sulit

1. Diketahui orang

atau binatang

yang berperan

dalam cerita,

siswa dapat

mendefinisikan

pengertian tokoh

Pilihan

ganda

C1

1

V

2. Diketahui pesan

yang ingin

disampaikan

pengarang

kepada pembaca

atau pendengar,

siswa dapat

mendefinisikan

pengertian

amanat.

Pilihan

ganda C1 2

V

3. Diketahui tema,

siswa dapat

mendefinisikan

pengertian tema.

Pilihan

ganda

C1

3

V

4. Disajikan

pernyataan

Segala sesuatu

yang

menjelaskan

tentang tempat

terjadinya

Pilihan

ganda

C1

4

V

123  

 

peristiwa dalam

cerita , siswa

dapat

mendefinisikan

pengertian latar.

5. Disajikan

pernyataan unsur

cerita, siswa

dapat

menentukan

yang bukan

termasuk unsur

cerita.

Pilihan

ganda

C2

5

V

6. Diketahui fabel,

siswa dapat

mendefinisikan

pengertian fabel.

Pilihan

ganda

C1

6

V

7. Disajikan

pernyataan cerita

yang

menceritakan

sesuatu yang

lucu, siswa dapat

menentukan

jenis dongeng

tersebut.

Pilihan

ganda

C2

7

V

8. Disajikan

pernyataan

cerita yang

isinya dikaitkan

dengan asal usul

Pilihan

ganda C2 8

124  

 

terjadinya suatu

tempat , siswa

dapat

menentukan

jenis dongeng

tersebut.

V

9. Disajikan judul

dongeng, siswa

dapat

menentukan

jenis dongeng

tersebut.

Pilihan

ganda

C2

9

V

10. Diketahui mite,

siswa dapat

menentukan

judul dongeng

yang termasuk

mite

Pilihan

ganda

C3

10

V

Jumlah Soal 10 3 4 3

Presentase Tingkat Kesulitan Soal 100% 30% 40% 30%

125  

 

SOAL EVALUASI

Berilah tanda silang (x) huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang benar!

1. Orang atau binatang yang berperan dalam cerita disebut ....

a. amanat c. tokoh

b. tema d. watak

2. Pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca atau pendengar

disebut ....

a. amanat c. alur

b. tema d. watak

3. Pernyataan yang tepat mengenai tema adalah ....

e. sesuatu yang mendasari peristiwa

f. sesuatu yang mendasari waktu

g. sesuatu yang mendasari cerita

h. sesuatu yang mendasari keadaan

4. Segala sesuatu yang menjelaskan tentang tempat terjadinya peristiwa dalam

cerita disebut ....

a. amanat c. alur

b. latar d. watak

5. Di bawah ini adalah unsur-unsur yang ada dalam cerita, kecuali ....

a. amanat c. tokoh

b. tema d. intonasi

6. Pernyataan yang benar mengenai fabel adalah ....

a. cerita rakyat yang tokoh-tokohnya manusia

b. cerita rakyat yang tokoh-tokohnya tumbuhan

c. cerita rakyat yang tokoh-tokohnya benda mati

d. cerita rakyat yang tokoh-tokohnya binatang

7. Cerita yang menceritakan kebodohan atau sesuatu yang lucu disebut ....

a. fabel c. cerita jenaka

b. sage d. mite

126  

 

8. Cerita yang isinya dikaitkan dengan asal usul terjadinya suatu tempat disebut

....

a. legenda c. cerita jenaka

b. sage d. mite

9. Tangkuban perahu termasuk jenis dongeng ....

a. fabel c. cerita jenaka

b. legenda d. mite

10. Di bawah ini yang termasuk mite adalah ....

a. Nyi Roro kidul c. Si Kabayan

b. Si kancil d. Danau Toba

KUNCI JAWABAN

1. C

2. A

3. C

4. B

5. D

6. D

7. C

8. A

9. B

10. A

127  

 

Lampiran 9

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(Kelas eksperimen pertemuan ke-2)

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas / Semester : V / II

Waktu : 2 x 35 menit

Pertemuan : II ( Dua )

Tempat : SD Negeri Pesarean 01

Hari, Tanggal :

A. Standar Kompetensi

5. Memahami cerita tentang suatu peristiwa dan cerita pendek anak yang

disampaikan secara lisan.

B. Kompetensi Dasar

5.2. Mengidentifikasi unsur cerita (tokoh, karakter tokoh, tema, latar, amanat)

C. Indikator

1. Menentukan tokoh-tokoh cerita

2. Menentukan latar cerita dengan mengutip kalimat atau paragraf yang

mendukung.

3. Menentukan tema cerita.

4. Menentukan amanat yang terkandung dalam cerita.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Setelah melihat dan menyimak video dongeng, siswa dapat menjelaskan

nama dan watak tokoh cerita

2. Melalui kerja kelompok, siswa dapat mengidentifikasi latar cerita.

128  

 

3. Setelah tanya jawab, siswa dapat menjelaskan tema dan amanat yang

terkandung dalam dongeng.

E. Materi Pembelajaran

Unsur cerita

F. Strategi dan Metode Pembelajaran

1. Strategi pembelajaran : catatan terbimbing

2. Metode pembelajaran : ceramah, tanya jawab, kerja kelompok, penugasan.

G. Langkah-langkah Pembelajaran

1. Kegiatan Awal (15 menit)

a. Guru memberi salam dan mengajak siswa untuk berdoa.

b. Guru melakukan presensi siswa.

c. Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan materi pada

pertemuansebelumnya.

1) Apa judul dongeng yang kalian simak minggu kemarin ?

2) Sebutkan tokoh-tokoh yang ada dalam cerita itu?

2. Kegiatan Inti (40 menit)

a. Eksplorasi :

1) Guru membagikan handout catatan terbimbing pada setiap siswa.

2) Guru menjelaskan fungsi dan cara menggunakan handout tersebut.

3) Guru menyuruh siswa agar tetap fokus pada apa yang disampaikan

guru.

4) Guru menyuruh siswa mengisi bagian-bagian handout yang kosong

selama guru menyampaikan materi.

5) Secara klasikal guru menjelaskan tahap-tahap menyimak dongeng

6) Guru memutarkan kaset dongeng yang berjudul ”Cindelaras”.

7) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang

hal-hal yang belum jelas tentang menyimak dongeng.

129  

 

8) Guru dan siswa bertanya jawab mengenai materi yang disampaikan

guru.

b. Elaborasi

1) Siswa membentuk kelompok.

2) Guru memberikan tugas pada siswa untuk mengerjakan LKS secara

kelompok.

3) Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi

kelompoknya.

4) Guru meminta siswa lain untuk memperhatikan teman yang sedang

menyampaikan hasil diskusi

c. Konfirmasi

1) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang

hal-hal yang belum jelas.

2) Siswa mencocokkan hasil pekerjaannya dengan kelompok lain.

3) Guru dan siswa membahas hasil diskusi.

4) Guru dan Siswa menyimpulkan hasil diskusi.

3. Kegiatan Akhir (15 menit)

a. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

a. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa.

b. Guru meminta siswa untuk mencocokkan hasil tes dengan cara

menukarkan kepada teman.

c. Guru menganalisis nilai.

H. Sumber dan Media Pembelajaran

1. Sumber Pembelajaran :

a. Sri Rahayu. 2009. Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar

kelas V. Halaman 90. Jakarta : Depdiknas

b. Umri Nur’aini, Indriyani. 2008. Bahasa Indonesia untuk

SD kelas V. Halaman 69. Jakarta : Depdiknas.

2. Media Pembelajaran :

a. Handout catatan terbimbing

130  

 

b. Tape recorder

c. Lembar Tugas Peserta Didik (LTPD)

I. Penilaian

1. Aspek yang dinilai:

a. Aspek afektif (sikap)

Komponen yang dinilai meliputi pengetahuan, sikap, bertanya,

menjawab pertanyaan, penerapan konsep, kerjasama. Penilaian

dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran.

b. Aspek kognitifan tes.

Komponen yang dinilai meliputi kemampuan menjawab pertanyaan

pada saat tes lisan dan tes tertulis.

2. Bentuk evaluasi: tes tertulis

3. Alat penilaian: soal pilihan ganda

4. Kriteria Penilaian

100xNBNA = (skala 0-100)

Keterangan : B = banyaknya butir yang dijawab benar

N = banyaknya butir soal

Tegal, 18 April 2013

Guru Kelas VA Peneliti

Hadi Waluyo, S.Pd.,SD. Ahmad Zakki Amani 19660702 200003 1 003 1401409400

Mengetahui, Kepala SD Negeri Pesarean 01

Elly Indriyati, S.Pd.,SD. 19590704 197802 2 002

131  

 

MATERI AJAR

Cerita Rakyat (dongeng) adalah cerita yang hidup di tengah-tengah

masyarakat dan sudah ada sejak zaman dahulu. Cerita tersebut diwariskan atau

disebarkan secara lisan dari mulut ke mulut.

Unsur-unsur Cerita

1. Tokoh cerita adalah orang atau binatang yang berperan di dalam cerita.

Masing-masing tokoh mempunyai sifat sendiri-sendiri.

2. Latar cerita atau setting adalah segala sesuatu yang menjelaskan tentang

tempat terjadinya peristiwa dalam cerita atau dongeng.

a. Latar Tempat adalah segala sesuatu yang menjelaskan tentang tempat

terjadinya peristiwa dalam cerita.

b. Latar Waktu adalah waktu terjadinya peristiwa dalam cerita.

c. Latar Suasana adalah penjelasan mengenai suasana pada saat peristiwa

terjadi.

3. Tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita. Tema disebut juga topik cerita.

4. Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca atau

pendengar. Pesan biasanya berisi sebuah nasihat atau perbuatan.

Tahap-tahap Menyimak Dongeng

1. Mendengarkan, dalam tahap ini baru mendengar segala sesuatu yang

dikemukakan oleh tokoh-tokoh yang ada dalam dongeng.

2. Memahami, setelah kita mendengar maka ada keinginan untuk mengerti atau

memahami dengan baik isi dongeng.

3. Menginterpretasi, seorang penyimak belum puas kalau hanya mendengar dan

memahami isi dongeng, dia ingin menafsirkan atau menginterpretasikan isi

dalam dongeng.

4. Mengevaluasi, pada tahap ini penyimak mulai menilai atau mengevaluasi sifat-

sifat tokoh dalam dongeng.

5. Menanggapi, pada tahap ini penyimak menanggapi isi dongeng.

132  

 

HANDOUT CATATAN TERBIMBING

CINDELARAS

Kerajaan Jenggala adalah salah satu kerajaan terkenal pada abad ke-11 atau

sekitar ........ M. Rajanya bergelar sebagai .............................. Suatu saat raden

putra terpaksa mengusir permaisurinnya yang cantik jelita karena terhasut oleh

patih kerajaan yang mengatakan bahwa permaisuri telah meracuni ................ raden

putra. Patih juga menghasud bahwa sang permaisuri hendak menguasai

pemerintahan Jenggala. Sang permaisuri sangat sedih diasingkan di ............

belantara. Padahal saat itu sang permaisuri sedang hamil. Namun raden putra tidak

tahu kan hal itu. Tak lama kemudian lahirlah seorang bayi lelaki yang kemudian

diberinama ................. Ia Tumbuh sebagai anak yang cerdas dan tampan. Sejak

kecil ia sudah berteman dengan penguni hutan. Dengan kijang, ..................,

kerbau, ................. dan Naga.

Pada suatu hari ketika Cindelaras sedang asyik bermain, seekor rajawali

mendatangi dan memberinya sebutir telur. “Oh..rajawali yang baik sekali terima

kasih, telur ayam ini akan kutetaskan” kata Cindelaras. Telur itu lantas dititipkan

kepada .............. agar menjagannya. Dan setelah 3 ............ telur itupun menetas.

Anak ayam itu kemudian tumbuh menjadi seekor ayam jantan yang bagus dan

kuat, selalu menang dalam pertandingan adu jago. Ibu Cindelaras tentu saja

bangga. Lalu ia menceritakan asal usul mengapa mereka sampai hidup di hutan.

Cindelaras baru mengetahui bahwa dirinya sebenarnya adalah anak raja

............................. dari Jenggala. Cindelaras lantas bertekad untuk ke istana

ditemani oleh ayam jantannya. Ketika dalam perjalanan ada beberapa orang

sedang ..................... ayam. Beberapa kali diadu, ayam Cindelaras tidak pernah

terkalahkan. Berita tentang kehebatan ayam Cindelaras pun tersebar dengan cepat.

Raden Putra mendengar berita itu. Kemudian Raden Putra menyuruh

............................ untuk mengundang Cindelaras. Di alun-alun para penonton

sudah ramai. Cindelaras menenteng ayam jagoannya memberi hormat kepada

Raden Putra. “Anak ini tampan dan .........., sepertinya ia bukan keturunan rakyat

jelata” pikir baginda raja Raden Putra.

133  

 

Ternyata dalam waktu singkat ayam Cindelaras berhasil menaklukkan

ayam sang raja. Para penonton bersorak-sorai mengelu-elukan Cindelaras dan

ayamnya. “Baiklah aku mengaku kalah, tapi siapakah kau sebenarnya anak

muda?”tanya baginda Raden Putra. Cindelaras segera membungkuk menghormat

kepada baginda raja, namun juga membisikkan sesuatu kepada ayam jagonnya.

Tidak berapa lama ayamnya berbunyi “Kukuruyuk.... aku jagonya Cindelaras,

rumahnya di ........................, atapnya daun .............., ayahnya Raden Putra”. Ayam

Cindelaras berkokok beberapa kali. Raden putra terperanjak mendengar kokok

ayam Cindelaras. “Benarkah itu?” tanya Raden Putra kepada Cindelaras.

Kemudian Cindelaras menceritakan bahwa dirinyalah yang dimaksud ayam

itu. Cindelaras juga menceritakan siapa ibunya yang tiada lain adalah

....................... baginda raja Raden Putra. Cindelaras tampak sedih ketika harus

menyebutkan dimana ibunya saat ini berada. Baginda raja Raden Putra tampak

termenung merasa bahwa dirinya telah salah memberi ............... kepada permaisuri

yang sebenarnya amat dicintainnya. “Siapa yang bersalah harus dihukum

setimpal” kata Raden Putra tegas. Raden Putra kemudian memeluk Cindelaras.

Permaisuri kemudian dijemput langsung oleh Raden Putra. Raja itu tidak lupa

meminta maaf atas semua kesalahannya. Mereka kemudian hidup rukun. Pada saat

itu Cindelaras menjadi ............. Dia menjalankan pemerintahan dengan adil dan

............. sehingga rakyat makmur.

134  

 

LEMBAR KERJA SISWA

Nama Anggota : 1.

2.

3.

4.

Kerjakan secara berkelompok!

1. Sebutkan tokoh dan watak tokoh yang ada dalam dongeng ”Cindelaras” ?

2. Dimana saja latar cerita Cindelaras terjadi ?

3. Apakah tema dan amanat yang terkandung dalam dongeng ” Cindelaras ”?

135  

 

KISI-KISI SOAL EVALUASI

No. Indikator Soal Jenis

Soal

Ranah

Kognitif

Nomor

Soal

Tingkat Kesulitan Soal

Mudah Sedang Sulit

1. Diketahui

dongeng

Cindelaras,

siswa dapat

menyebutkan

tokoh utama

Pilihan

ganda

C1

1

V

2. Disajikan

pernyataan

Cindelaras

mempunyai sifat

banyak akal,

siswa dapat

menentukan

makna banyak

akal.

Pilihan

ganda

C2

2

V

3. Diketahui

dongeng

Cindelaras,

siswa dapat

menyebutkan

hewan yang

selalu ikut

dengan

Cindelaras.

Pilihan

ganda C1 3

V

4. Diketahui

dongeng

Cindelaras,

siswa dapat

Pilihan

ganda

C1

4

V

136  

 

menyebutkan

tokoh yang

memberikan

penginapan

kepada Timun

Mas dan kedua

temannya.

5. Disajikan

pernyataan,

siswa dapat

mendefinisikan

pengertian

amanat.

Pilihan

ganda

C1

5

V

6. Disajikan

pernyataan

penulisan judul,

siswa dapat

menentukan

penulisan judul

yang tepat.

Pilihan

ganda C2

6

V

7. Disajikan

pernyataan

sesuai isi

dongeng, siswa

dapat

menyebutkan

seting dimana

permaisuri

diasingkan oleh

Raden Putra.

Pilihan

ganda C1 7

V

8. Diketahui tema, Pilihan

137  

 

siswa dapat

menentukan

tema dalam

dongeng

Cindelaras .

ganda C2 8

V

9. Disajikan

pernyataan,

siswa dapat

menentukan

definisi tema.

Pilihan

ganda C1 9

V

10. Diketahui judul

dongeng, siswa

dapat

menentukan

jenis dongeng

tersebut

Pilihan

ganda

C3

10

V

Jumlah Soal 10 3 4 3

Presentase Tingkat Kesulitan Soal 100% 30% 40% 30%

138  

 

SOAL EVALUASI

Nama :

No Absen :

Kelas :

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan cara memberi tanda silang (X)

pada huruf a, b, c, atau d !

1. Tokoh utama dalam dongeng Cindelaras yaitu ....

a. Raden Putra c. Cindelaras

b. Permaisuri d. Sang Raja

2. Cindelaras mempunyai sifat banyak akal, makna banyak akal adalah ....

a. bodoh c. cerdik

b. malas d. boros

3. Hewan yang selalu ikut dengan Cindelaras yaitu ....

a. rajawali c. ayam betina

b. naga d. ayam Jantan

4. Orang yang menghasud Raden Putra untuk mengusir permaisuri yaitu ....

a. patih kerajaan c. Cindelaras

b. senopati d. hulu balang

5. Pernyataan yang benar tentang amanat adalah ….

a. peristiwa yang dialami oleh tokoh-tokoh cerita

b. pesan yang disampaikan pengarang kepada pendengar

c. cerita yang hidup di tengah-tengah masyarakat

d. urut-urutan cerita yang memiliki hubungan sebab akibat

6. Penulisan judul yang benar adalah ....

a Timun emas c. timun Emas

b timun emas d. Timun Emas

7. Permaisuri diasingkan oleh Raden Putra di ....

a. hutan belantara c. gunung

b. danau d. waduk

139  

 

8. Tema dalam dongeng Cindelaras adalah ....

a. kebaikan Raden Putra

b. kejahatan akan selalu menang

c. kebaikan akan selalau menang

d. kejadian yang terjadi di masa lampau

9. Sesuatu yang menjadi dasar cerita atau topik cerita disebut ....

a. alur c. amanat

b. tema d. watak

10. Cindelaras termasuk jenis dongeng ....

a. dongeng binatang c. epos

b. lelucon d. dongeng biasa

KUNCI JAWABAN

1. C

2. C

3. D

4. A

5. B

6. D

7. A

8. C

9. B

10. D

140  

 

Lampiran 10

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(Kelas Kontrol pertemuan-2)

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas / Semester : V / II

Waktu : 3 x 35 menit

Pertemuan : II ( Dua )

Tempat : SD Negeri Pesarean 01

Hari, Tanggal :

B. Standar Kompetensi

5. Memahami cerita tentang suatu peristiwa dan cerita pendek anak yang

disampaikan secara lisan.

C. Kompetensi Dasar

5.2. Mengidentifikasi unsur cerita (tokoh, karakter tokoh, tema, latar, amanat)

D. Indikator

2. Menentukan tokoh-tokoh cerita

3. Menentukan latar cerita dengan mengutip kalimat atau paragraf yang

mendukung.

4. Menentukan tema cerita.

5. Menentukan amanat yang terkandung dalam cerita.

E. Tujuan Pembelajaran

2. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat menjelaskan nama

dan watak tokoh cerita

3. Melalui kerja kelompok, siswa dapat mengidentifikasi latar cerita.

4. Setelah tanya jawab, siswa dapat menjelaskan tema dan amanat yang

terkandung dalam dongeng.

141  

 

F. Materi Pokok

Unsur cerita

G. Strategi dan Metode Pembelajaran

1. Strategi pembelajaran : ekspositori

2. Metode pembelajaran : ceramah, tanya jawab, kerja kelompok, penugasan.

H. Langkah-langkah Pembelajaran

1. Kegiatan Awal (15 menit)

a. Guru memberi salam dan mengajak siswa untuk berdoa.

b. Guru melakukan presensi siswa.

c. Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan materi pada pertemuan

sebelumnya.

1) Tahukah kalian apa yang dimaksud dongeng ?

2) Sebutkan jenis-jenis dongeng?

2. Kegiatan Inti (40 menit)

a. Eksplorasi :

2) Secara klasikal guru menjelaskan tahap-tahap menyimak dongeng.

3) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang

hal-hal yang belum jelas tentang menyimak dongeng.

4) Guru memutarkan kaset dongeng yang berjudul ”Cindelaras”.

5) Guru memberikan tugas pada siswa untuk mengerjakan LKS secara

kelompok.

b. Elaborasi

1) Siswa mendengarkan penjelasan dari guru.

2) Siswa membentuk kelompok dan berdiskusi mengerjakan LKS.

3) Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi

kelompoknya.

4) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang

hal-hal yang belum jelas.

142  

 

c. Konfirmasi

1) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang

hal-hal yang belum jelas.

2) Siswa mencocokkan hasil pekerjaannya dengan kelompok lain.

3) Guru dan siswa membahas hasil diskusi.

4) Guru dan Siswa menyimpulkan hasil diskusi.

3. Kegiatan Akhir (15 menit)

c. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

d. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa.

e. Guru meminta siswa untuk mencocokkan hasil tes dengan cara

menukarkan kepada teman.

f. Guru menganalisis nilai.

I. Sumber dan Media Pembelajaran

1. Sumber Pembelajaran :

a) Sri Rahayu. 2009. Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar kelas V.

Halaman 90. Jakarta : Depdiknas

b) Umri Nur’aini, Indriyani. 2008. Bahasa Indonesia untuk SD kelas V.

Halaman 69. Jakarta : Depdiknas.

2. Media Pembelajaran :

b) Lembar Tugas Peserta Didik (LTPD)

c) Laptop

d) Speaker/pengeras suara

J. Penilaian

1. Aspek yang dinilai:

c. Aspek afektif (sikap)

Komponen yang dinilai meliputi pengetahuan, sikap, bertanya,

menjawab pertanyaan, penerapan konsep, kerjasama. Penilaian

dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran.

143  

 

d. Aspek kognitifan tes.

Komponen yang dinilai meliputi kemampuan menjawab pertanyaan

pada saat tes lisan dan tes tertulis.

2. Bentuk evaluasi: tes tertulis

3. Alat penilaian: soal pilihan ganda

4. Kriteria Penilaian

100xNBNA = (skala 0-100)

Keterangan : B = banyaknya butir yang dijawab benar

N = banyaknya butir soal

Tegal, 17 April 2013

Guru Kelas VB Peneliti

Umi Wijayanti, S. Pd. Ahmad Zakki Amani 19590919 198012 2 003 1401409400

Mengetahui,

Kepala SD Negeri Pesarean 01

Elly Indriyati, S.Pd.,SD. 19590704 197802 2 002

144  

 

MATERI AJAR

Cerita Rakyat (dongeng) adalah cerita yang hidup di tengah-tengah

masyarakat dan sudah ada sejak zaman dahulu. Cerita tersebut diwariskan atau

disebarkan secara lisan dari mulut ke mulut.

Unsur-unsur Cerita

1. Tokoh cerita adalah orang atau binatang yang berperan di dalam cerita.

Masing-masing tokoh mempunyai sifat sendiri-sendiri.

2. Latar cerita atau setting adalah segala sesuatu yang menjelaskan tentang

tempat terjadinya peristiwa dalam cerita atau dongeng.

b. Latar Tempat adalah segala sesuatu yang menjelaskan tentang tempat

terjadinya peristiwa dalam cerita.

c. Latar Waktu adalah waktu terjadinya peristiwa dalam cerita.

d. Latar Suasana adalah penjelasan mengenai suasana pada saat peristiwa

terjadi.

3. Tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita. Tema disebut juga topik

cerita.

4. Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca

atau pendengar. Pesan biasanya berisi sebuah nasihat atau perbuatan.

Tahap-tahap Menyimak Dongeng

1. Mendengarkan, dalam tahap ini baru mendengar segala sesuatu yang

dikemukakan oleh tokoh-tokoh yang ada dalam dongeng.

2. Memahami, setelah kita mendengar maka ada keinginan untuk mengerti

atau memahami dengan baik isi dongeng.

3. Menginterpretasi, seorang penyimak belum puas kalau hanya mendengar

dan memahami isi dongeng, dia ingin menafsirkan atau menginterpretasikan

isi dalam dongeng.

4. Mengevaluasi, pada tahap ini penyimak mulai menilai atau mengevaluasi

sifat-sifat tokoh dalam dongeng.

5. Menanggapi, pada tahap ini penyimak menanggapi isi dongeng.

145  

 

LEMBAR KERJA SISWA

Nama Anggota : 1.

2.

3.

4.

Kerjakan secara berkelompok!

a) Sebutkan tokoh dan watak tokoh yang ada dalam dongeng ”Cindelaras” ?

b) Dimana saja latar cerita Cindelaras terjadi ?

c) Apakah tema dan amanat yang terkandung dalam dongeng ” Cindelaras”?

146  

 

No.

Indikator Soal Jenis Soal

Ranah Kognitif

Nomor Soal

Tingkat Kesulitan Soal Muda

h Sedan

g Suli

t 1. Diketahui

dongeng Cindelaras, siswa dapat menyebutkan tokoh utama

Pilihan

ganda

C1

1

V

2. Disajikan pernyataan Cindelaras mempunyai sifat banyak akal, siswa dapat menentukan makna banyak akal.

Pilihan

ganda

C2

2

V

3. Diketahui dongeng Cindelaras, siswa dapat menyebutkan hewan yang selalu ikut dengan Cindelaras.

Pilihan

ganda C1 3

V

4. Diketahui dongeng Cindelaras, siswa dapat menyebutkan tokoh yang memberikan penginapan kepada Timun Mas dan kedua temannya.

Pilihan

ganda

C1

4

V

147  

 

5. Disajikan pernyataan, siswa dapat mendefinisikan pengertian amanat.

Pilihan

ganda

C1

5

V

6. Disajikan pernyataan penulisan judul, siswa dapat menentukan penulisan judul yang tepat.

Pilihan

ganda C2

6

V

7. Disajikan pernyataan sesuai isi dongeng, siswa dapat menyebutkan seting dimana permaisuri diasingkan oleh Raden Putra.

Pilihan

ganda C1 7

V

8. Diketahui tema, siswa dapat menentukan tema dalam dongeng Cindelaras .

Pilihan

ganda

C2

8

V

9. Disajikan pernyataan, siswa dapat menentukan definisi tema.

Pilihan

ganda C1 9

V

148  

 

KISI-KISI SOAL EVALUASI

10. Diketahui judul dongeng, siswa dapat menentukan jenis dongeng tersebut

Pilihan

ganda

C3

10

V

Jumlah Soal 10 3 4 3

Presentase Tingkat Kesulitan Soal 100%

30% 40% 30%

149  

 

SOAL EVALUASI

Nama :

No Absen :

Kelas :

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan cara memberi tanda silang

(X) pada huruf a, b, c, atau d !

1. Tokoh utama dalam dongeng Cindelaras yaitu ....

a. Raden Putra c. Cindelaras

b. Permaisuri d. Sang Raja

2. Cindelaras mempunyai sifat banyak akal, makna banyak akal adalah ....

a. bodoh c. cerdik

b. malas d. boros

3. Hewan yang selalu ikut dengan Cindelaras yaitu ....

a. rajawali c. ayam betina

b. naga d. ayam Jantan

4. Orang yang menghasud Raden Putra untuk mengusir permaisuri yaitu ....

a. patih kerajaan c. Cindelaras

b. senopati d. hulu balang

5. Pernyataan yang benar tentang amanat adalah ….

a. peristiwa yang dialami oleh tokoh-tokoh cerita

b. pesan yang disampaikan pengarang kepada pendengar

c. cerita yang hidup di tengah-tengah masyarakat

d. urut-urutan cerita yang memiliki hubungan sebab akibat

6. Penulisan judul yang benar adalah ....

a Timun emas c. timun Emas

b timun emas d. Timun Emas

7. Permaisuri diasingkan oleh Raden Putra di ....

a. Hutan belantara c. gunung

b. danau d. waduk

150  

 

8. Tema dalam dongeng Cindelaras adalah ....

a. Kebaikan Raden Putra

b. kejahatan akan selalu menang

c. kebaikan akan selalau menang

d. kejadian yang terjadi di masa lampau

9. Sesuatu yang menjadi dasar cerita atau topik cerita disebut ....

a. alur c. amanat

b. tema d. watak

10. Cindelaras termasuk jenis dongeng ....

b. dongeng binatang c. epos

b. lelucon d. dongeng biasa

KUNCI JAWABAN

1. C

2. C

3. D

4. A

5. B

6. D

7. A

8. C

9. B

10. D

151  

 

Lampiran 11

PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA

UNIT PENGELOLA PENDIDIKAN KEC. ADIWERNA SD NEGERI PESAREAN 01

Alamat : Jalan Amangkurat 1 no. 1, Adiwerna, Tegal 52194

DAFTAR NAMA SISWA KELAS UJI COBA

KELAS VI SD NEGERI PESAREAN 01

No Nama Siswa L/P No Nama Siswa L/P

1 Mubarok L 11 Misbah L

2 Rizki L 12 Asiyah P

3 Akim L 13 Nurul P

4 Aris L 14 Bila P

5 Fajar L 15 Qoriatun P

6 Ardi L 16 Selly P

7 Andre L 17 Seni P

8 Lisani P 18 Wahyu L

9 Farkhan L 19 Aldi L

10 Adrikni L 20 Milenia P

Kepala Sekolah

SD Negeri Pesarean 01

Elly Indriyati, S.Pd.,SD. 19590704 197802 2 002

152  

 

Lampiran 12 KISI-KISI SOAL TES

MATERI UNSUR CERITA

Satuan Pendidikan : SD Negeri Pesarean 01 Kelas / Semester : V / II

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Meteri Pokok : Unsur Cerita

Standar Kompetensi:

Mendengarkan: Memahami teks dan cerita anak yang dibaca.

Kompetensi Dasar Indikator Jenis

Soal

Ranah

Kognitif

Nomor

Soal

Kunci

Jawaban

Taraf Kesulitan Soal

Mudah Sedang Sulit

1. Mendengarkan

Memahami teks

dan cerita anak

yang dibaca

1. Diketahui pernyataan tentang

tema, siswa dapat

mendefinisikan pengertian

tema.

Pilihan

Ganda C1

1

21

C

C

V

V

2. Diketahui pernyataan tentang

amanat, siswa dapat

mendefinisikan pengertian

amanat.

Pilihan

Ganda C1

2

22

A

A

V

V

153  

 

3. Siswa dapat mendifinisikan

pengertian watak.

Pilihan

Ganda C1

3

23

B

C

V

V

4. Diketahui macam tokoh dalam

cerita, siswa dapat

menyebutkan macam tokoh

yang membawakan perwatakan

positif.

Pilihan

Ganda C1

4

24

B

D

V

V

5. Diketahui macam alur dalam

cerita, siswa dapat

menyebutkan macam alur yang

rangkaian peristiwanya tidak

sesuai dengan urutan waktu

atau berjalan mundur.

Pilihan

Ganda C1

5

25

B

C

V

V

6. Disajikan pernyataan cerita

yang hidup di tengah-tengah

masyarakat dan ada sejak dulu,

siswa dapat menentukan jenis

cerita berdasarkan pernyataan

tersebut.

Pilihan

Ganda C2

6

26

D

C

V

V

154  

 

7. Disajikan pernyataan cerita

rekaan yang dihubungkan

dengan terjadinya suatu tempat,

siswa dapat menentukan jenis

cerita rakyat berdasarkan

pernyataan tersebut.

Pilihan

Ganda C2

7

27

B

C

V

V

8. Diketahui judul dongeng, siswa

dapat menentukan jenis cerita

rakyat dongeng berdasarkan

judul tersebut cerita rakyat.

Pilihan

Ganda C2

8

28

B

D

V

V

9. Disajikan daftar judul dongeng,

siswa dapat mengelompokkan

judul yang termasuk dongeng

legenda dan bukan judul

dongeng legenda.

Pilihan

Ganda C1

9

29

C

D

V

V

10. Disajikan pernyataan latar yang

mengacu pada lokasi terjadinya

peristiwa yang diceritakan

dalam sebuah cerita, siswa

Pilihan

Ganda C2

10

30

B

C

V

V

155  

 

dapat menentukan jenis alur

yang sesuai dengan pernyataan

tersebut.

11. Disajikan teks cerita rakyat,

siswa dapat menentukan judul

cerita rakyat tersebut.

Pilihan

Ganda C2

11

31

C

A

V

V

12. Disajikan teks cerita rakyat,

siswa dapat menentukan tema

cerita rakyat tersebut.

Pilihan

Ganda C2

12

32

A

D

V

V

13. Disajikan teks cerita rakyat,

siswa dapat menentukan tokoh

dalam cerita rakyat tersebut.

Pilihan

Ganda C2

13

33

C

D

V

V

14. Disajikan teks cerita rakyat,

siswa dapat memilih amanat

yang tepat sesuai teks cerita

rakyat tersebut.

Pilihan

Ganda C3

14

34

B

A

V

V

15. Disajikan teks cerita rakyat,

siswa dapat menunjukkan

perasaan jika menjadi tokoh si

Pilihan

Ganda C3

15

35

C

D

V

V

156  

 

gadis dalam teks cerita rakyat

tersebut.

16. Disajikan teks cerita rakyat,

siswa dapat menentukan watak

tokoh dalam cerita rakyat

tersebut.

Pilihan

Ganda C2

16

36

D

A

V

V

17. Disajikan teks cerita rakyat,

siswa dapat menentukan watak

tokoh yang mendasari

diambilnya judul cerita

tersebut.

Pilihan

Ganda C2

17

37

A

B

V

V

18. Disajikan pernyataan penulisan

judul yang tepat, siswa dapat

menunjukkan bagaimana

penulisan judul yang tepat.

Pilihan

Ganda C3

18

38

B

D

V

V

19. Disajikan sebuah pernyataan

sesuai teks cerita rakyat, siswa

dapat menentukan sinonim dari

kata yang disebutkan.

Pilihan

Ganda C2

19

39

B

C

V

V

157  

 

20. Diketahui judul teks cerita

rakyat, siswa dapat menentukan

jenis cerita rakyat tersebut.

Pilihan

Ganda C2

20

40

D

C

V

V

Keterangan : C1 = ingatan, C2 = pemahaman, C3 = penerapan

158  

 

Lampiran 13

SOAL UJI COBA HASIL BELAJAR SISWA

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/ Semester : V (Lima)

Waktu : 45 menit

PETUNJUK:

1. Kerjakan soal pilihan ganda di bawah ini secara individu dan dilarang bekerja

sama.

2. Cermati tiap soal, dan telitilah dalam menjawab.

3. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d untuk jawaban yang benar.

PILIHAN GANDA

1. Pernyataan yang benar tentang tema adalah ....

a. kalimat pokok yang menjiwai titik tolak pengarang dalam menulis sebuah

cerita 

b. kata pokok yang menjiwai titik tolak pengarang dalam menulis sebuah

cerita 

c. ide pokok yang menjiwai titik tolak pengarang dalam menulis sebuah cerita 

d. paragraf pokok yang menjiwai titik tolak pengarang dalam menulis sebuah

cerita 

2. Ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui

karyanya adalah ....

a. amanat c. alur

b. tema d. watak

3. Pernyataan yang benar tentang watak adalah ....

a. Sifat, perangai dan kelakuan penulis

b. Sifat, perangai dan kelakuan tokoh

c. Sifat, perangai dan kelakuan pembaca

d. Sifat, perangai dan kelakuan pengarang

159  

 

4. Tokoh yang membawakan perwatakan positif disebut ....

a. pahlawan c. pangeran

b. protagonis d. antagonis

5. Rangkaian peristiwa yang susunan ceritanya tidak sesuai dengan urutan waktu

disebut alur ....

a. sembarang c. maju

b. mundur d. pendek

6. Cerita yang hidup di tengah-tengah masyarakat dan ada sejak dahulu disebut

....

a. prosa c. legenda

b. fabel d. cerita rakyat (dongeng)

7. Cerita rekaan yang dihubungkan dengan terjadinya suatu tempat disebut ....

a. fabel c. sage

b. legenda d. mite

8. Dongeng Si Kancil termasuk jenis dongeng ....

a. legenda c. sage

b. fabel d. mite

9. Perhatikan judul-judul cerita rakyat berikut ini!

1. Terjadinya Rawa Pening 3. Terjadinya Tangkuban Perahu

2. Si Kancil 4. Timun Mas

Dari daftar judul dongeng di atas, judul dongeng yang termasuk legenda yaitu

....

a. 2 dan 4 c. 1 dan 3

b. 2 dan 3 d. 3 dan 4

10. Latar yang mengacu pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam

sebuah cerita yaitu latar ....

a. waktu c. sosial

b. tempat d. suasana

Perhatikan teks cerita rakyat di bawah ini!

Batu Menangis

160  

 

Di sebuah bukit yang jauh dari desa, tinggallah seorang janda miskin dan

anak gadisnya. Anak gadisnya itu amat pemalas. Ia tidak mau membantu ibunya

mencari nafkah. Kerjanya setiap hari hanya berdandan, berdandan dan berdandan

saja. Ia suka menuntut kepada ibunya. Setiap kali ia meminta sesuatu, ibunya

harus mengabulkannya.

Pada suatu hari mereka turun ke desa untuk berbelanja. Letak pasar di desa

itu amat jauh sehingga mereka harus berjalan kaki. Ibunya berjalan di belakang

sambil membawa keranjang. Sedangkan anak gadisnya berlenggang di depan.

Ibunya berpakaian amat sederhana. Sebaliknya, anak gadisnya berpakaian

mewah. Mereka hidup terpencil. Tidak seorang pun mengetahui bahwa mereka

adalah ibu dan anak.

Ketika memasuki desa, mereka bertemu dengan penduduk yang lain. Di

antara orang-orang tersebut ada seseorang yang bertanya kepada si gadis,

katanya, “Manis, apakah yang di belakangmu itu ibumu?”. “Bukan!” jawab si

gadis dengan angkuhnya. “Ia adalah pembantu saya.” “Manis, apakah yang

berjalan di belakangmu itu ibumu?” tanya orang kedua yang berjumpa

dengannya. “Bukan, bukan!” jawab si gadis. “Ia adalah budak saya.” Begitulah

jawaban si gadis setiap kali ditanya penduduk desa yang berjumpa dengannya.

Sang Ibu diperlakukan sebagai budaknya. Mendengar jawaban putrinya yang

durhaka itu, pada awalnya si ibu masih dapat menahan diri. Setelah berulang kali

mendengar jawaban yang amat menyakitkan hati, akhirnya si ibu tak bisa

menahan diri. Si ibu berdoa kepada Tuhan, “Ya, Tuhan, hukumlah anak durhaka

ini. Ya hukumlah dia ... .“

Doa sang Ibu didengarkan Tuhan. Perlahan-lahan tubuh gadis yang durhaka

itu berubah menjadi batu. Ketika setengah badan telah menjadi batu yang dimulai

dari kaki, anak gadis itu menangis memohon ampun kepada ibunya. “Ibu, Ibu,

ampunilah saya, ampunilah kedurhakaan saya selama ini!” Si gadis terus

menangis. Akan tetapi, semuanya telah terlambat. Seluruh tubuh sang gadis

akhirnya berubah menjadi batu. Namun, orang dapat melihat bahwa kedua

matanya masih menitikkan air mata. Batu itu seperti sedang menangis. Oleh

karena itu, batu yang berasal dari gadis itu diberi nama “Batu Menangis”.

161  

 

11. Judul cerita rakyat di atas yaitu ....

a. Malin Kundang c. Batu Menangis

b. Sangkuriang d. Batu Durhaka

12. Tema dalam cerita rakyat di atas yaitu ....

a. anak yang durhaka kepada ibunya c. anak yang berbakti kepada

ibunya

b. anak yang suka menangis d. anak yang baik hati

13. Tokoh yang diceritakan dalam teks cerita rakyat cerita di atas yaitu ....

a. anak gadis dan neneknya c. anak gadis dan ibunya

b. anak gadis dan mertuanya d. anak gadis dan bibinya

14. Amanat yang terkandung dalam cerita rakyat di atas yaitu ....

a. kasih sayang, ketabahan dan kebaikan akan mengantarkan kebahagiaan

b. kesombongan, keangkuhan dan durhaka kepada orang tua akan

mengantarkan pada kehancuran

c. kesombongan, keangkuhan dan durhaka kepada orang tua akan

mengantarkan pada kebahagiaan

d. kasih sayang, ketabahan dan kebaikan akan mengantarkan kehancuran

15. Bagaimana perasaanmu jika menjadi si gadis yang telah dikutuk menjadi batu

oleh ibunya ....

a. gembira c. menyesal

b. marah d. bahagia

16. Watak tokoh ibu dalam cerita rakyat di atas yaitu ....

a. pemarah c. pemalas

b. pendendam d. penyabar

17. Dalam cerita di atas Si gadis berubah menjadi batu, hal itu disebabkan oleh

....

a. Si gadis durhaka kepada Ibunya, sehingga Ibunya mengutuknya menjadi

batu

b. Si gadis berbakti kepada Ibunya, sehingga Ibunya mengutuknya menjadi

batu

c. Si gadis suka menangis, sehingga Ibunya mengutuknya menjadi batu

162  

 

d. Si gadis suka berdandan, sehingga Ibunya mengutuknya menjadi batu

18. Penulisan judul pada sebuah cerita yang tepat yaitu ....

a. legenda danau toba c. legenda Danau Toba

b. Legenda Danau Toba d. Legenda danau Toba

19. Si gadis suka menuntut kepada ibunya, setiap kali kali ia meminta sesuatu,

Ibunya harus mengabulkan. Sinonim mengabulkan yaitu ....

a. menolak c. membiarkan

b. menuruti d. mencegah

20. Cerita rakyat yang berjudul batu menangis termasuk jenis ....

a. fabel c. cerita jenaka

b. legenda d. dongeng biasa

21. Ide pokok yang menjiwai titik tolak pengarang dalam menulis sebuah cerita

merupakan pengertian dari ....

a. alur c. tema

b. latar d. watak

22. Pernyataan yang benar tentang amanat adalah ....

a. Ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui

karyanya

b. Ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh pembaca melalui

karyanya

c. Ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh pendengar melalui

karyanya

d. Ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh pembicara melalui

karyanya

23. Sifat, perangai dan kelakuan tokoh merupakan pengertian dari ....

a. tema c. watak

b. latar d. alur

24. Protagonis disebut tokoh yang ....

a. membawakan perwatakan negatif

b. membawakan perwatakan jahat

c. membawakan perwatakan jelek

163  

 

d. membawakan perwatakan positif

25. Alur mundur disebut aliran peristiwa yang ....

a. susunan ceritanya sesuai dengan urutan waktu

b. susunan ceritanya sangat sesuai dengan urutan waktu

c. susunan ceritanya tidak sesuai dengan urutan waktu

d. susunan ceritanya beraturan sesuai dengan urutan waktu

26. Cerita rakyat (dongeng) disebut cerita yang ....

a. ada di tengah-tengah masyarakat

b. ada di tengah-tengah masyarakat tradisional

c. ada di tengah-tengah masyarakat dan ada sejak dahulu

d. ada di tengah-tengah masyarakat dan tidak ada sejak dahulu

27. Legenda disebut Cerita rekaan yang dihubungkan dengan ....

a. terjadinya suatu peristiwa c. terjadinya suatu tempat

b. terjadinya suatu kejahatan d. terjadinya suatu musibah

28. Salah satu judul dongeng yang termasuk fabel yaitu ....

a. Timun Mas c. Batu Menangis

b. Sangkuriang d. Si Kancil

29. Perhatikan judul-judul cerita rakyat berikut ini!

1. Terjadinya Rawa Pening 3. Terjadinya Tangkuban Perahu

2. Si Kancil 4. Timun Mas

Dari daftar judul dongeng di atas, judul dongeng yang tidak termasuk dongeng

legenda yaitu ....

a. 3 dan 4 c. 2 dan 3

b. 1 dan 3 d. 2 dan 4

30. Latar tempat merupakan latar yang mengacu pada ....

a. waktu terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah cerita

b. suasana terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah cerita

c. lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah cerita

d. perilaku sosial terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah cerita

164  

 

Perhatikan teks cerita rakyat berikut ini!

Raja Bijaksana

Kerajaan Sejahtera adalah kerajaan yang kaya raya. Tanahnya subur dan

hasil alamnya banyak. Hasil pertanian, hasil pertambangan, dan hasil lautnya

sangat berlimpah. Dari hasil alamnya, rakyat seharusnya bisa hidup makmur dan

mengalami kebahagiaan. Namun, yang terjadi tidaklah demikian. Rakyat hidup

sengsara karena hak-hak mereka dirampas oleh para pejabat kerajaan. Sang Raja

tidak mengetahui keadaan rakyatnya. Ia tidak tahu bahwa rakyatnya miskin dan

sengsara. Raja tidak tahu bahwa para pejabatnya begitu serakah. Selama ini Sang

Raja tidak pernah bercengkrama di luar istana. Ia begitu percaya kepada para

pejabatnya. Oleh karena itu, Sang Raja merasa cukup menerima laporan dari para

pejabat kerajaan. Tentu saja, para pejabat kerajaan hanya melaporkan yang baik-

baik saja kepada rajanya. Para pejabat tidak mau kebusukan mereka diketahui

rajanya.

Suatu saat Sang Raja menyadari bahwa selama ini ia kurang dekat dengan

rakyatnya. Sang Raja sadar bahwa ia tidak mengetahui keadaan rakyatnya. Karena

itu, Sang Raja berusaha menemukan cara untuk mengenal rakyatnya. Sang Raja

pagi-pagi buta telah meninggalkan istana seorang diri. Dengan kudanya, Sang Raja

mengelilingi kerajaan. Ia pergi dengan pakaian biasa supaya tidak dikenal oleh

rakyatnya. Sang Raja melihat dengan mata sendiri keadaan rakyatnya yang miskin.

Sang Raja juga mendengar tentang para pejabat kerajaan yang serakah dan

menindas. Sang Raja sangat sedih melihat keadaan seperti ini. Sang Raja sangat

menyesal bahwa selama ini ia kurang dekat dengan rakyatnya. Sang Raja juga

sangat kecewa karena para pejabat kepercayaannya justru tidak bisa dipercaya.

Mereka merampas hak-hak rakyat. Oleh karena itu, Sang Raja menjadi murka. Ia

menghukum para pejabat yang tidak baik. Sementara para pejabat yang baik tetap

dipertahankan. Sang Raja membuka kesempatan bagi rakyatnya untuk bertemu

langsung dengan rajanya. Kebijaksanaan Sang Raja mengubah situasi kerajaan.

Rakyat dan rajanya bersatu. Kemakmuran sekarang dapat dinikmati oleh semua

rakyat. Orang tidak berani lagi melakukan kejahatan. Hak-hak setiap orang merasa

165  

 

dilindungi. Kebijaksanaan Sang Raja membuat Kerajaan Sejahtera sungguh

mengalami kebahagiaan.

31. Judul cerita rakyat di atas yaitu ....

a. Raja Bijaksana c. Raja Rimba

b. Raja Jahat d. Raja Baik Hati

32. Tema dalam cerita rakyat di atas yaitu ....

a. kebijakasanaan para pejabat kerajaan

b. kerajaan sejahtera yang damai

c. kejahatan sang raja

d. kebijaksanaan sang raja

33. Tokoh yang memiliki sifat serakah dalam cerita tersebut yaitu ....

a. pengawal kerajaan c. sang raja

b. rakyat d. para pejabat kerajaan

34. Amanat yang terkandung dalam cerita rakyat di atas yaitu ....

a. seorang pemimpin harus memperhatikan keadaan rakyatnya agar tidak

sengsara

b. seorang pemimpin hendaknya diam saja melihat keadaan rakyatnya

c. seorang pemimpin tidak boleh jahat kepada rakyatnya

d. seorang pemimpin tidak boleh memperhatikan keadaan rakyatnya

35. Bagaimana perasaanmu jika menjadi Sang Raja yang telah dihianati oleh

pejabat kerajaannya sendiri ....

a. senang c. tidak merasa apa-apa

b. gembira d. kecewa

36. Watak tokoh raja dalam cerita rakyat di atas yaitu ....

a. bijaksana c. pemarah

b. jahat d. pemalas

37. Dalam cerita di atas Sang Raja dikatakan memiliki sifat yang bijakasan, hal itu

disebabkan oleh ....

a. Sang Raja tidak memperhatikan hak-hak rakyatnya

b. Sang Raja sangat memperhatikan hak-hak rakyatnya

c. Sang Raja tidak memperhatikan keadaan rakyatnya

166  

 

d. Sang Raja sangat memperhatikan hak-hak para pejabat

38. Penulisan judul pada sebuah cerita yang tepat yaitu ....

a. Tangkuban perahu c. tangkuban perahu

b. tangkuban Perahu d. Tangkuban Perahu

39. Sang Raja mendengar tentang para pejabat kerajaan yang serakah dan suka

menindas. Sinonim serakah yaitu ....

a. jahat c. rakus

b. suka berbohong d. malas

40. Cerita rakyat yang berjudul raja bijaksana termasuk jenis ....

a. fabel c. dongeng biasa

b. legenda d. cerita jenaka

167  

 

Lampiran 14 TELAAH SOAL BENTUK PILIHAN GANDA PENILAI AHLI

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/ Semester : V/ II

Petunjuk

Berdasarkan pendapat Bapak/Ibu setelah membaca dan memeriksa butir-butir soal evaluasi pembelajaran Bahasa Indonesia di

SD Negeri Pesarean 01, berilah tanda cek (√) atau tanda silang (x) pada kolom yang tersedia. Jika butir soal sesuai dengan kriteria

telaah, maka berilah tanda cek (√). Jika butir soal tidak sesuai dengan kriteria telaah, maka berilah tanda silang (x).

No. Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

A. Materi

1. Soal sudah sesuai dengan indikator soal

dalam kisi-kisi.

√ 

√ 

2. Materi yang ditanyakan sesuai dengan

jenis tes/bentuk soal yang dipergunakan.

√ 

√ 

3. Pilihan jawaban homogen dan logis. √

√ 

√ 

168  

 

No. Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

4. Hanya ada satu kunci jawaban. √

√ 

√ 

B. Konstruksi

5. Pokok soal dirumuskan dengan singkat,

jelas, dan tegas.

√ 

√ 

6. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban

merupakan pernyataan yang diperlukan.

√ 

√ 

7. Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci

jawaban.

√ 

√ 

8. Pokok soal bebas dari pernyataan yang

bersifat negatif ganda.

√ 

√ 

9. Pilihan jawaban homogen dan logis

ditinjau dari segi materi.

√ 

√ 

10. Gambar, grafik, tabel, diagram, atau

sejenisnya jelas dan berfungsi.

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

169  

 

No. Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

11. Panjang pilihan jawaban relatif sama. √

√ 

√ 

12. Pilihan jawaban tidak menggunakan

pernyataan "semua jawaban di atas

salah/benar" dan sejenisnya.

√ 

√ 

13. Pilihan jawaban yang berbentuk

angka/waktu disusun berdasarkan urutan

besar kecilnya angka atau kronologisnya.

√ 

√ 

14. Butir soal tidak bergantung pada jawaban

soal sebelumnya.

√ 

√ 

C. Bahasa/Budaya

15. Bahasa soal sudah komunikatif dan sesuai

dengan jenjang pendidikan peserta didik.

√ 

√ 

16. Soal sudah menggunakan bahasa

Indonesia baku.

√ 

√ 

170  

 

No. Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

17. Soal tidak menggunakan bahasa yang

berlaku setempat/tabu.

√ 

√ 

18. Pilihan jawaban tidak mengulang kata/

kelompok kata yang sama, kecuali

merupakan satu kesatuan pengertian.

√ 

√ 

No. Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

A. Materi

1. Soal sudah sesuai dengan

indikator soal dalam kisi-kisi.

√ 

√ 

2. Materi yang ditanyakan sesuai

dengan jenis tes/bentuk soal

yang dipergunakan.

√ 

√ 

3. Pilihan jawaban homogen dan

logis.

√ 

√ 

171  

 

No. Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

4. Hanya ada satu kunci

jawaban.

√ 

√ 

B. Konstruksi

5. Pokok soal dirumuskan

dengan singkat, jelas, dan

tegas.

√ 

√ 

6. Rumusan pokok soal dan

pilihan jawaban merupakan

pernyataan yang diperlukan.

√ 

√ 

7. Pokok soal tidak memberi

petunjuk kunci jawaban.

√ 

√ 

8. Pokok soal bebas dari

pernyataan yang bersifat

negatif ganda.

√ 

√ 

9. Pilihan jawaban homogen dan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √  √  √ √ √ √ √ √ √ √ √

172  

 

logis ditinjau dari segi materi.

10. Gambar, grafik, tabel, diagram, atau sejenisnya jelas dan berfungsi.

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

No. Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

11. Panjang pilihan jawaban

relatif sama.

√ 

√ 

12. Pilihan jawaban tidak

menggunakan pernyataan

"semua jawaban di atas

salah/benar" dan sejenisnya.

√ 

√ 

13. Pilihan jawaban yang

berbentuk angka/waktu

disusun berdasarkan urutan

besar kecilnya angka atau

kronologisnya.

√ 

√ 

14. Butir soal tidak bergantung

pada jawaban soal

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √  √  √ √ √ √ √ √ √ √ √

173  

 

sebelumnya.

C. Bahasa/Budaya

15. Bahasa soal sudah komunikatif dan sesuai dengan jenjang pendidikan peserta didik.

√ 

√ 

No. Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

16. Soal sudah menggunakan

bahasa Indonesia baku.

√ 

√ 

17. Soal tidak menggunakan

bahasa yang berlaku

setempat/tabu.

√ 

√ 

18. Pilihan jawaban tidak

mengulang kata/ kelompok

kata yang sama, kecuali

merupakan satu kesatuan

pengertian.

√ 

√ 

Keterangan: Berilah tanda ( ) bila tidak sesuai dengan aspek yang ditelaah.

174  

 

Tegal, 20 Maret 2013

Penilai Ahli

Drs. HY. Poniyo, M.Pd. 19510412 198102 1 001

175  

 

TELAAH SOAL BENTUK PILIHAN GANDA PENILAI AHLI

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/ Semester : V/ II

Petunjuk

Berdasarkan pendapat Bapak/Ibu setelah membaca dan memeriksa butir-butir soal evaluasi pembelajaran Bahasa Indonesia di

SD Negeri Pesarean 01, berilah tanda cek (√) atau tanda silang (x) pada kolom yang tersedia. Jika butir soal sesuai dengan kriteria

telaah, maka berilah tanda cek (√). Jika butir soal tidak sesuai dengan kriteria telaah, maka berilah tanda silang (x).

No. Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

A. Materi

1. Soal sudah sesuai dengan indikator soal

dalam kisi-kisi.

√ 

√ 

2. Materi yang ditanyakan sesuai dengan

jenis tes/bentuk soal yang dipergunakan.

√ 

√ 

3. Pilihan jawaban homogen dan logis. √

√ 

√ 

No. Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal

176  

 

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

4. Hanya ada satu kunci jawaban. √

√ 

√ 

B. Konstruksi

5. Pokok soal dirumuskan dengan singkat,

jelas, dan tegas.

√ 

√ 

6. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban

merupakan pernyataan yang diperlukan.

√ 

√ 

7. Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci

jawaban.

√ 

√ 

8. Pokok soal bebas dari pernyataan yang

bersifat negatif ganda.

√ 

√ 

9. Pilihan jawaban homogen dan logis

ditinjau dari segi materi.

√ 

√ 

10. Gambar, grafik, tabel, diagram, atau

sejenisnya jelas dan berfungsi.

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

No. Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal

177  

 

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

11. Panjang pilihan jawaban relatif sama. √

√ 

√ 

12. Pilihan jawaban tidak menggunakan

pernyataan "semua jawaban di atas

salah/benar" dan sejenisnya.

√ 

√ 

13. Pilihan jawaban yang berbentuk

angka/waktu disusun berdasarkan urutan

besar kecilnya angka atau kronologisnya.

√ 

√ 

14. Butir soal tidak bergantung pada jawaban

soal sebelumnya.

√ 

√ 

C. Bahasa/Budaya

15. Bahasa soal sudah komunikatif dan sesuai

dengan jenjang pendidikan peserta didik.

√ 

√ 

16. Soal sudah menggunakan bahasa

Indonesia baku.

√ 

√ 

No. Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal

178  

 

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

17. Soal tidak menggunakan bahasa yang

berlaku setempat/tabu.

√ 

√ 

18. Pilihan jawaban tidak mengulang kata/

kelompok kata yang sama, kecuali

merupakan satu kesatuan pengertian.

√ 

√ 

No. Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

A. Materi

1. Soal sudah sesuai dengan

indikator soal dalam kisi-kisi.

√ 

√ 

2. Materi yang ditanyakan sesuai

dengan jenis tes/bentuk soal

yang dipergunakan.

√ 

√ 

3. Pilihan jawaban homogen dan

logis.

√ 

√ 

No. Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal

179  

 

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

4. Hanya ada satu kunci

jawaban.

√ 

√ 

B. Konstruksi

5. Pokok soal dirumuskan

dengan singkat, jelas, dan

tegas.

√ 

√ 

6. Rumusan pokok soal dan

pilihan jawaban merupakan

pernyataan yang diperlukan.

√ 

√ 

7. Pokok soal tidak memberi

petunjuk kunci jawaban.

√ 

√ 

8. Pokok soal bebas dari

pernyataan yang bersifat

negatif ganda.

√ 

√ 

9. Pilihan jawaban homogen dan

logis ditinjau dari segi materi.

√ 

√ 

10. Gambar, grafik, tabel, - - - - - - - - - -  -  - - - - - - - - -

180  

 

diagram, atau sejenisnya jelas dan berfungsi.

No. Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

11. Panjang pilihan jawaban

relatif sama.

√ 

√ 

12. Pilihan jawaban tidak

menggunakan pernyataan

"semua jawaban di atas

salah/benar" dan sejenisnya.

√ 

√ 

13. Pilihan jawaban yang

berbentuk angka/waktu

disusun berdasarkan urutan

besar kecilnya angka atau

kronologisnya.

√ 

√ 

14. Butir soal tidak bergantung

pada jawaban soal

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √  √  √ √ √ √ √ √ √ √ √

181  

 

sebelumnya.

C. Bahasa/Budaya

15. Bahasa soal sudah komunikatif dan sesuai dengan jenjang pendidikan peserta didik.

√ 

√ 

No. Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

16. Soal sudah menggunakan

bahasa Indonesia baku.

√ 

√ 

17. Soal tidak menggunakan

bahasa yang berlaku

setempat/tabu.

√ 

√ 

18. Pilihan jawaban tidak

mengulang kata/ kelompok

kata yang sama, kecuali

merupakan satu kesatuan

√ 

√ 

182  

 

pengertian.

Keterangan: Berilah tanda ( ) bila tidak sesuai dengan aspek yang ditelaah.

Tegal, 20 Maret 2013

Penilai Ahli

Dra. Sri Sami Asih, M.Kes. 19631224 198703 2 001

183  

 

TELAAH SOAL BENTUK PILIHAN GANDA PENILAI AHLI

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/ Semester : IV/ II

Petunjuk

Berdasarkan pendapat Bapak/Ibu setelah membaca dan memeriksa butir-butir soal evaluasi pembelajaran Bahasa Indonesia di

SD Negeri Purbalingga Kidul 1, berilah tanda cek (√) atau tanda silang (x) pada kolom yang tersedia. Jika butir soal sesuai dengan

kriteria telaah, maka berilah tanda cek (√). Jika butir soal tidak sesuai dengan kriteria telaah, maka berilah tanda silang (x).

No. Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

A. Materi

1. Soal sudah sesuai dengan indikator soal

dalam kisi-kisi.

√ 

√ 

2. Materi yang ditanyakan sesuai dengan jenis

tes/bentuk soal yang dipergunakan.

√ 

√ 

3. Pilihan jawaban homogen dan logis. √

√ 

√ 

184  

 

No. Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

4. Hanya ada satu kunci jawaban. √

√ 

√ 

B. Konstruksi

5. Pokok soal dirumuskan dengan singkat,

jelas, dan tegas.

√ 

√ 

6. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang diperlukan saja.

√ 

√ 

7. Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci

jawaban.

√ 

√ 

8. Pokok soal bebas dari pernyataan yang

bersifat negatif ganda.

√ 

√ 

9. Pilihan jawaban homogen dan logis ditinjau

dari segi materi.

√ 

√ 

10. Gambar, grafik, tabel, diagram, atau

sejenisnya jelas dan berfungsi.

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

185  

 

No. Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

11. Panjang pilihan jawaban relatif sama. √

√ 

√ 

12. Pilihan jawaban tidak menggunakan pernyataan "semua jawaban di atas salah/benar" dan sejenisnya.

√ 

√ 

13. Pilihan jawaban yang berbentuk

angka/waktu disusun berdasarkan urutan

besar kecilnya angka atau kronologisnya.

√ 

√ 

14. Butir soal tidak bergantung pada jawaban

soal sebelumnya.

√ 

√ 

C. Bahasa/Budaya

15. Bahasa soal sudah komunikatif dan sesuai

dengan jenjang pendidikan peserta didik.

√ 

√ 

16. Soal sudah menggunakan bahasa Indonesia

baku.

√ 

√ 

186  

 

No. Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

17. Soal tidak menggunakan bahasa yang

berlaku setempat/tabu.

√ 

√ 

18. Pilihan jawaban tidak mengulang kata/ kelompok kata yang sama, kecuali merupakan satu kesatuan pengertian.

√ 

√ 

No. Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

A. Materi

1. Soal sudah sesuai dengan indikator soal dalam kisi-kisi.

√ 

√ 

2. Materi yang ditanyakan sesuai dengan jenis tes/bentuk soal yang dipergunakan.

√ 

√ 

3. Pilihan jawaban homogen dan

logis.

√ 

√ 

No. Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal

187  

 

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

4. Hanya ada satu kunci jawaban. √

√ 

√ 

B. Konstruksi

5. Pokok soal dirumuskan dengan

singkat, jelas, dan tegas.

√ 

√ 

6. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang diperlukan saja.

√ 

√ 

7. Pokok soal tidak memberi

petunjuk kunci jawaban.

√ 

√ 

8. Pokok soal bebas dari

pernyataan yang bersifat

negatif ganda.

√ 

√ 

9. Pilihan jawaban homogen dan

logis ditinjau dari segi materi.

√ 

√ 

10. Gambar, grafik, tabel, diagram, atau sejenisnya jelas dan berfungsi.

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

188  

 

No. Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

11. Panjang pilihan jawaban relatif

sama.

√ 

√ 

12. Pilihan jawaban tidak menggunakan pernyataan "semua jawaban di atas salah/benar" dan sejenisnya.

√ 

√ 

13. Pilihan jawaban yang berbentuk angka/waktu disusun berdasarkan urutan besar kecilnya angka atau kronologisnya.

√ 

√ 

14. Butir soal tidak bergantung

pada jawaban soal sebelumnya.

√ 

√ 

C. Bahasa/Budaya

15. Bahasa soal sudah komunikatif

dan sesuai dengan jenjang

pendidikan peserta didik.

√ 

√ 

189  

 

No. Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

16. Soal sudah menggunakan

bahasa Indonesia baku.

√ 

√ 

17. Soal tidak menggunakan bahasa

yang berlaku setempat/tabu.

√ 

√ 

18. Pilihan jawaban tidak

mengulang kata/ kelompok kata

yang sama, kecuali merupakan

satu kesatuan pengertian.

√ 

√ 

Keterangan: Berilah tanda ( ) bila tidak sesuai dengan aspek yang ditelaah.

Catatan : Soal sudah layak untuk diujicobakan. Tegal, 21 Maret 2013

Penilai Ahli

Hadi Waluyo, S. Pd.,SD. 19660702 200003 1 003

190  

 

Lampiran 15

PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA

UNIT PENGELOLA PENDIDIKAN KEC. ADIWERNA SD NEGERI PESAREAN 01

Alamat : Jalan Amangkurat 1 no. 1, Adiwerna, Tegal 52194

Daftar Nilai Uji Coba Siswa Kelas VI

SD Negeri Pesarean 01

No Siswa Kelas VIA

Skor No Siswa Kelas VIA

Skor

1 Mubarok 20 11 Misbah 25

2 Rizki 20 12 Asiyah 30

3 Akim 31 13 Nurul 18

4 Aris 21 14 Bila 33

5 Fajar 33 15 Qoriatun 40

6 Ardi 38 16 Selly 28

7 Andre 32 17 Seni 18

8 Lisani 25 18 Wahyu 20

9 Farkhan 21 19 Aldi 36

10 Adrikni 27 20 Milenia 33

191  

 

Lampiran 16

Analisis Butir Nilai Hasil Uji Coba Siswa Kelas VI

SD Negeri Pesarean 01

Siswa Nomor Soal

Skor Siswa

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39 40

Mubarok 0  0  1  0  0  0  0  0  0  0  1  1  1  1  1  1  1  1  1  0  0  0  1  0  0  1  0  0  0  1  1  1  1  1  1  1  0  1  0  0  20 

Rizki 0  0  1  0  0  0  0  0  0  1  1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1  0  0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 20

Akim 0  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1  1  0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 31

Aris 0  1  1  1  0  0  0  0  0  1  1  1  1  1  1  1  1  0  1  0  0  0  1  0  1  0  0  0  0  0  1  1  1  0  1  1  1  1  0  0  21 

Fajar 1  1  1  1  0  1  1  1  0  1  1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1  0  1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 34

Ardi 1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1  1  1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 38

Andre 0  0  0  1  1  1  0  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  0  1  0  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  0  0  32 

Lisani 1  1  1  0  0  0  0  0  1  1  1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1  0  1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 25

Farkhan 0  1  1  1  0  0  0  1  0  0  1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0  0  0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 21

Adrikni 0  1  1  1  0  1  0  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  0  0  1  1  1  0  0  1  0  0  1  1  1  1  0  1  0  1  1  0  0  27 

Misbah 1  1  1  1  0  0  0  0  1  1  1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0  0  0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 25

Asiyah 0  1  1  1  0  1  0  1  1  1  1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1  0  1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 30

Nurul 0  0  1  0  0  1  1  1  0  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  0  0  0  1  0  0  0  0  0  0  0  0  0  1  0  1  0  1  0  0  0  18 

Bila 1  1  1  1  0  0  0  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  0  0  1  1  1  1  1  1  0  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  0  1  33 

Qoriatun 1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1  1  1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 40

Selly 0  1  1  1  1  1  0  0  1  1  0  1  1  1  1  1  1  1  1  1  0  0  1  1  1  1  0  0  0  0  1  1  1  1  1  1  1  1  1  0  29 

Seni 0  0  1  0  0  1  0  0  1  0  1  1  0  1  0  1  1  0  1  0  0  1  1  1  1  0  0  1  0  1  0  0  1  0  1  1  0  0  0  0  18 

Wahyu 0  1  1  1  0  0  0  0  0  0  1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1  0  0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 20

Aldi 0  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1  1  1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 35

Milenia 1  1  1  1  0  1  1  1  0  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  0  0  1  1  1  1  1  0  1  0  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  0  33 

Jumlah 7 15

19

15 6 1

2 7 12

12

16

19

19

19

18

19

20

20

12

15 4 9 1

3 19

14

15

14 6 1

0 9 15

17

17

18

14

19

18

14

16 4 3

192  

 

Lampiran 17

Hasil Penghitungan Uji Validitas

Correlatns

SOAL1

SOAL2

SOAL3

SOAL4

SOAL5

SOAL6

SOAL7

SOAL8

SOAL9

SOAL10

SOAL11

SOAL12

SOAL13

SOAL14

SOAL15

S0AL16

SOAL17

SOAL18

SOAL19

SOAL20

SOAL1

Pearson Correlation

1 ,424 ,168 ,182 -,023 -,043 ,341 ,171 ,171 ,367 ,168 ,168 ,168 ,245 ,168 . . -,043 ,182 ,419

Sig. (2-tailed) ,063 ,478 ,444 ,924 ,858 ,142 ,471 ,471 ,112 ,478 ,478 ,478 ,299 ,478 . . ,858 ,444 ,066

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

SOAL2

Pearson Correlation

,424 1 ,397 ,733 ,126 ,000 ,182 ,236 ,236 ,289 -,132 -,132 ,397 ,192 ,397 . . ,000 -,067 ,289

Sig. (2-tailed) ,063 ,083 ,000 ,597 1,000 ,444 ,317 ,317 ,217 ,578 ,578 ,083 ,416 ,083 . . 1,000 ,780 ,217

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

SOAL3

Pearson Correlation

,168 ,397 1 -,132 -,350 -,187 ,168 -,187 -,187 -,115 -,053 -,053 -,053 -,076 -,053 . . ,281 -,132 ,115

Sig. (2-tailed) ,478 ,083 ,578 ,130 ,429 ,478 ,429 ,429 ,630 ,826 ,826 ,826 ,749 ,826 . . ,230 ,578 ,630

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

SOAL4

Pearson Correlation

,182 ,733 -,132 1 ,378 ,236 ,182 ,471 ,236 ,289 -,132 -,132 ,397 ,192 ,397 . . ,000 -,067 ,289

Sig. (2-tailed) ,444 ,000 ,578 ,100 ,317 ,444 ,036 ,317 ,217 ,578 ,578 ,083 ,416 ,083 . . 1,000 ,780 ,217

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

SOAL5

Pearson Correlation

-,023 ,126 -,350 ,378 1 ,535 ,435 ,312 ,535 ,327 -,350 ,150 ,150 -,145 ,150 . . ,089 -,126 ,491

Sig. (2-tailed) ,924 ,597 ,130 ,100 ,015 ,055 ,181 ,015 ,159 ,130 ,527 ,527 ,541 ,527 . . ,709 ,597 ,028

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

SOAL6

Pearson Correlation

-,043 ,000 -,187 ,236 ,535 1 ,599 ,583 ,375 ,357 -,187 ,281 -,187 ,068 -,187 . . ,375 ,236 ,408

Sig. (2-tailed) ,858 1,000 ,429 ,317 ,015 ,005 ,007 ,103 ,122 ,429 ,230 ,429 ,776 ,429 . . ,103 ,317 ,074

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

SOAL7 Pearson Correlation

,341 ,182 ,168 ,182 ,435 ,599 1 ,599 -,043 ,367 ,168 ,168 ,168 -,105 ,168 . . , 385 -,061 ,419

193  

 

Sig. (2-tailed) ,142 ,444 ,478 ,444 ,055 ,005 ,005 ,858 ,112 ,478 ,478 ,478 ,660 ,478 . . ,094 ,800 ,066

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

SOAL8

Pearson Correlation

,171 ,236 -,187 ,471 ,312 ,583 ,599 1 ,167 ,357 ,281 -,187 ,281 ,068 ,281 . . ,375 -,236 ,153

Sig. (2-tailed) ,471 ,317 ,429 ,036 ,181 ,007 ,005 ,482 ,122 ,230 ,429 ,230 ,776 ,230 . . ,103 ,317 ,519

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

SOAL9

Pearson Correlation

,171 ,236 -,187 ,236 ,535 ,375 -,043 ,167 1 ,357 -,187 ,281 -,187 ,068 -,187 . . -,042 ,000 ,153

Sig. (2-tailed) ,471 ,317 ,429 ,317 ,015 ,103 ,858 ,482 ,122 ,429 ,230 ,429 ,776 ,429 . . ,862 1,000 ,519

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

SOAL10

Pearson Correlation

,367 ,289 -,115 ,289 ,327 ,357 ,367 ,357 ,357 1 -,115 ,459 ,459 -,167 ,459 . . ,357 ,000 ,250

Sig. (2-tailed) ,112 ,217 ,630 ,217 ,159 ,122 ,112 ,122 ,122 ,630 ,042 ,042 ,482 ,042 . . ,122 1,000 ,288

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

SOAL11

Pearson Correlation

,168 -,132 -,053 -,132 -,350 -,187 ,168 ,281 -,187 -,115 1 -,053 -,053 -,076 -,053 . . -,187 -,132 -,459

Sig. (2-tailed) ,478 ,578 ,826 ,578 ,130 ,429 ,478 ,230 ,429 ,630 ,826 ,826 ,749 ,826 . . ,429 ,578 ,042

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

SOAL12

Pearson Correlation

,168 -,132 -,053 -,132 ,150 ,281 ,168 -,187 ,281 ,459 -,053 1 -,053 -,076 -,053 . . ,281 ,397 ,115

Sig. (2-tailed) ,478 ,578 ,826 ,578 ,527 ,230 ,478 ,429 ,230 ,042 ,826 ,826 ,749 ,826 . . ,230 ,083 ,630

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

SOAL13

Pearson Correlation

,168 ,397 -,053 ,397 ,150 -,187 ,168 ,281 -,187 ,459 -,053 -,053 1 -,076 1,000 . . ,281 -,132 ,115

Sig. (2-tailed) ,478 ,083 ,826 ,083 ,527 ,429 ,478 ,230 ,429 ,042 ,826 ,826 ,749 ,000 . . ,230 ,578 ,630

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

SOAL14

Pearson Correlation

,245 ,192 -,076 ,192 -,145 ,068 -,105 ,068 ,068 -,167 -,076 -,076 -,076 1 -,076 . . -,272 ,577 ,167

Sig. (2-tailed) ,299 ,416 ,749 ,416 ,541 ,776 ,660 ,776 ,776 ,482 ,749 ,749 ,749 ,749 . . ,246 ,008 ,482

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

194  

 

SOAL15

Pearson Correlation

,168 ,397 -,053 ,397 ,150 -,187 ,168 ,281 -,187 ,459 -,053 -,053 1,000 -,076 1 . . ,281 -,132 ,115

Sig. (2-tailed) ,478 ,083 ,826 ,083 ,527 ,429 ,478 ,230 ,429 ,042 ,826 ,826 ,000 ,749 . . ,230 ,578 ,630

N

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

S0AL16

Pearson Correlation

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Sig. (2-tailed) . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

SOAL17

Pearson Correlation

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Sig. (2-tailed) . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

SOAL18

Pearson Correlation

-,043 ,000 ,281 ,000 ,089 ,375 ,385 ,375 -,042 ,357 -,187 ,281 ,281 -,272 ,281 . . 1 -,236 ,153

Sig. (2-tailed) ,858 1,000 ,230 1,000 ,709 ,103 ,094 ,103 ,862 ,122 ,429 ,230 ,230 ,246 ,230 . . ,317 ,519

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

SOAL19

Pearson Correlation

,182 -,067 -,132 -,067 -,126 ,236 -,061 -,236 ,000 ,000 -,132 ,397 -,132 ,577 -,132 . . -,236 1 ,289

Sig. (2-tailed) ,444 ,780 ,578 ,780 ,597 ,317 ,800 ,317 1,000 1,000 ,578 ,083 ,578 ,008 ,578 . . ,317 ,217

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

SOAL20

Pearson Correlation

,419 ,289 ,115 ,289 ,491 ,408 ,419 ,153 ,153 ,250 -,459 ,115 ,115 ,167 ,115 . . ,153 ,289 1

Sig. (2-tailed) ,066 ,217 ,630 ,217 ,028 ,074 ,066 ,519 ,519 ,288 ,042 ,630 ,630 ,482 ,630 . . ,519 ,217

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

SOAL21

Pearson Correlation

,390 ,290 -,254 ,290 ,504 ,123 ,390 ,328 ,328 ,201 ,208 ,208 ,208 -,034 ,208 . . -,082 -,174 ,302

Sig. (2-tailed) ,089 ,215 ,281 ,215 ,023 ,605 ,089 ,158 ,158 ,395 ,380 ,380 ,380 ,888 ,380 . . ,731 ,463 ,196

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

SOAL22 Pearson Correlation

,319 ,061 -,168 ,061 ,252 ,471 ,319 ,471 ,471 ,419 ,313 ,313 -,168 -,245 -,168 . . ,257 -,182 ,105

195  

 

Sig. (2-tailed) ,171 ,800 ,478 ,800 ,285 ,036 ,171 ,036 ,036 ,066 ,180 ,180 ,478 ,299 ,478 . . ,274 ,444 ,660

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

SOAL23

Pearson Correlation

,168 ,397 -,053 ,397 ,150 ,281 ,168 ,281 ,281 -,115 -,053 -,053 -,053 ,688 -,053 . . -,187 ,397 ,115

Sig. (2-tailed) ,478 ,083 ,826 ,083 ,527 ,230 ,478 ,230 ,230 ,630 ,826 ,826 ,826 ,001 ,826 . . ,429 ,083 ,630

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

SOAL24

Pearson Correlation

,023 ,126 -,150 ,378 ,429 ,579 ,252 ,579 ,356 ,218 -,150 -,150 -,150 -,218 -,150 . . ,356 -,378 ,327

Sig. (2-tailed) ,924 ,597 ,527 ,100 ,059 ,007 ,285 ,007 ,123 ,355 ,527 ,527 ,527 ,355 ,527 . . ,123 ,100 ,159

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

SOAL25

Pearson Correlation

,182 ,200 -,132 ,467 ,378 ,236 ,182 ,236 ,236 ,289 -,132 -,132 -,132 -,192 -,132 . . ,000 -,333 ,289

Sig. (2-tailed) ,444 ,398 ,578 ,038 ,100 ,317 ,444 ,317 ,317 ,217 ,578 ,578 ,578 ,416 ,578 . . 1,000 ,151 ,217

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

SOAL26

Pearson Correlation

,252 ,126 -,150 ,126 ,429 ,134 ,252 ,134 ,134 ,218 -,150 ,350 ,350 -,218 ,350 . . ,356 -,126 ,327

Sig. (2-tailed) ,285 ,597 ,527 ,597 ,059 ,574 ,285 ,574 ,574 ,355 ,527 ,130 ,130 ,355 ,130 . . ,123 ,597 ,159

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

SOAL27

Pearson Correlation

-,023 ,126 -,350 ,378 ,762 ,535 ,435 ,535 ,535 ,327 ,150 ,150 ,150 -,145 ,150 . . ,089 -,126 ,218

Sig. (2-tailed) ,924 ,597 ,130 ,100 ,000 ,015 ,055 ,015 ,015 ,159 ,527 ,527 ,527 ,541 ,527 . . ,709 ,597 ,355

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

SOAL28

Pearson Correlation

,524 ,115 -,229 ,115 ,218 ,408 ,314 ,408 ,408 ,250 ,229 ,229 -,229 ,333 -,229 . . ,000 ,115 ,250

Sig. (2-tailed) ,018 ,628 ,331 ,628 ,355 ,074 ,177 ,074 ,074 ,288 ,331 ,331 ,331 ,151 ,331 . . 1,000 ,628 ,288

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

SOAL29

Pearson Correlation

,390 ,290 -,254 ,522 ,504 ,123 ,390 ,533 ,328 ,201 ,208 -,254 ,208 -,034 ,208 . . -,082 -,406 ,302

Sig. (2-tailed) ,089 ,215 ,281 ,018 ,023 ,605 ,089 ,015 ,158 ,395 ,380 ,281 ,380 ,888 ,380 . . ,731 ,076 ,196

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

196  

 

SOAL30

Pearson Correlation

,424 -,067 -,132 -,067 ,126 ,000 ,182 ,236 ,236 ,000 ,397 -,132 -,132 -,192 -,132 . . ,000 -,333 ,000

Sig. (2-tailed) ,063 ,780 ,578 ,780 ,597 1,000 ,444 ,317 ,317 1,000 ,083 ,578 ,578 ,416 ,578 . . 1,000 ,151 1,000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

SOAL31

Pearson Correlation

,308 ,404 -,096 ,404 ,275 -,057 ,015 -,057 ,229 ,490 -,096 ,546 ,546 -,140 ,546 . . ,229 ,081 ,210

Sig. (2-tailed) ,186 ,077 ,686 ,077 ,241 ,811 ,951 ,811 ,332 ,028 ,686 ,013 ,013 ,556 ,013 . . ,332 ,735 ,374

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

S0AL32

Pearson Correlation

,308 ,404 -,096 ,404 ,275 -,057 ,015 ,229 ,229 ,490 -,096 -,096 ,546 -,140 ,546 . . ,229 -,243 ,210

Sig. (2-tailed) ,186 ,077 ,686 ,077 ,241 ,811 ,951 ,332 ,332 ,028 ,686 ,686 ,013 ,556 ,013 . . ,332 ,303 ,374

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

SOAL33

Pearson Correlation

,245 -,192 -,076 -,192 -,509 -,272 -,454 -,272 -,272 -,167 -,076 -,076 -,076 ,444 -,076 . . -,272 ,577 ,167

Sig. (2-tailed) ,299 ,416 ,749 ,416 ,022 ,246 ,044 ,246 ,246 ,482 ,749 ,749 ,749 ,050 ,749 . . ,246 ,008 ,482

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

SOAL34

Pearson Correlation

,023 ,126 -,150 ,378 ,429 ,134 ,252 ,356 -,089 -,055 -,150 -,150 ,350 -,218 ,350 . . ,356 -,378 ,327

Sig. (2-tailed) ,924 ,597 ,527 ,100 ,059 ,574 ,285 ,123 ,709 ,819 ,527 ,527 ,130 ,355 ,130 . . ,123 ,100 ,159

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

SOAL35

Pearson Correlation

,168 -,132 -,053 -,132 -,350 -,187 -,313 -,187 -,187 -,115 -,053 -,053 -,053 ,688 -,053 . . -,187 ,397 ,115

Sig. (2-tailed) ,478 ,578 ,826 ,578 ,130 ,429 ,180 ,429 ,429 ,630 ,826 ,826 ,826 ,001 ,826 . . ,429 ,083 ,630

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

SOAL36

Pearson Correlation

,245 ,192 -,076 ,192 ,218 -,272 -,105 -,272 ,068 -,167 -,076 -,076 -,076 -,111 -,076 . . -,272 -,192 ,167

Sig. (2-tailed) ,299 ,416 ,749 ,416 ,355 ,246 ,660 ,246 ,776 ,482 ,749 ,749 ,749 ,641 ,749 . . ,246 ,416 ,482

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

SOAL37

Pearson Correlation

,252 ,378 -,150 ,378 ,429 ,356 ,252 ,356 ,579 ,764 -,150 ,350 ,350 ,145 ,350 . . ,134 ,126 ,055

Sig. (2-tailed) ,285 ,100 ,527 ,100 ,059 ,123 ,285 ,123 ,007 ,000 ,527 ,130 ,130 ,541 ,130 . . ,574 ,597 ,819

197  

 

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

SOAL38

Pearson Correlation

,105 ,577 -,115 ,866 ,327 ,102 ,105 ,357 ,102 ,062 -,115 -,115 ,459 ,250 ,459 . . ,102 ,000 ,250

Sig. (2-tailed) ,660 ,008 ,630 ,000 ,159 ,669 ,660 ,122 ,669 ,794 ,630 ,630 ,042 ,288 ,042 . . ,669 1,000 ,288

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

SOAL39

Pearson Correlation

,157 ,289 ,115 ,289 ,491 ,408 ,419 ,153 ,153 ,250 -,459 ,115 ,115 ,167 ,115 . . ,408 ,000 ,375

Sig. (2-tailed) ,508 ,217 ,630 ,217 ,028 ,074 ,066 ,519 ,519 ,288 ,042 ,630 ,630 ,482 ,630 . . ,074 1,000 ,103

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

SOAL40

Pearson Correlation

,572 ,243 ,096 ,243 ,336 ,057 ,279 ,343 ,343 ,210 ,096 ,096 ,096 ,140 ,096 . . ,057 -,081 ,490

Sig. (2-tailed) ,008 ,303 ,686 ,303 ,147 ,811 ,234 ,139 ,139 ,374 ,686 ,686 ,686 ,556 ,686 . . ,811 ,735 ,028

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

SKORTOTAL

Pearson Correlation

,551 ,504 -,153 ,624 ,646 ,529 ,566 ,634 ,498 ,574 -,051 ,221 ,323 ,099 ,323 . . ,302 -,043 ,574

Sig. (2-tailed) ,012 ,023 ,520 ,003 ,002 ,017 ,009 ,003 ,025 ,008 ,831 ,350 ,165 ,679 ,165 . . ,195 ,858 ,008

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Correlatios

SOAL

21 SOAL

22 SOAL

23 SOAL

24 SOAL

25 SOAL

26 SOAL

27 SOAL

28 SOAL

29 SOAL

30 SOAL

31 S0AL

32 SOAL

33 SOAL

34 SOAL

35 SOAL

36 SOAL

37 SOAL

38 SOAL

39 SOAL

40 SKORTO

TAL

SOAL1

Pearson Correlation

,390 ,319 ,168 ,023 ,182 ,252 -,023 ,524 ,390 ,424 ,308 ,308 ,245 ,023 ,168 ,245 ,252 ,105 ,157 ,572 ,551

Sig. (2-tailed) ,089 ,171 ,478 ,924 ,444 ,285 ,924 ,018 ,089 ,063 ,186 ,186 ,299 ,924 ,478 ,299 ,285 ,660 ,508 ,008 ,012

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

SOAL2

Pearson Correlation

,290 ,061 ,397 ,126 ,200 ,126 ,126 ,115 ,290 -,067 ,404 ,404 -,192 ,126 -,132 ,192 ,378 ,577 ,289 ,243 ,504

Sig. (2-tailed) ,215 ,800 ,083 ,597 ,398 ,597 ,597 ,628 ,215 ,780 ,077 ,077 ,416 ,597 ,578 ,416 ,100 ,008 ,217 ,303 ,023

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

SOAL3 Pearson Correlation

-,254 -,168 -,053 -,150 -,132 -,150 -,350 -,229 -,254 -,132 -,096 -,096 -,076 -,150 -,053 -,076 -,150 -,115 ,115 ,096 -,153

198  

 

Sig. (2-tailed) ,281 ,478 ,826 ,527 ,578 ,527 ,130 ,331 ,281 ,578 ,686 ,686 ,749 ,527 ,826 ,749 ,527 ,630 ,630 ,686 ,520

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

SOAL4

Pearson Correlation

,290 ,061 ,397 ,378 ,467 ,126 ,378 ,115 ,522 -,067 ,404 ,404 -,192 ,378 -,132 ,192 ,378 ,866 ,289 ,243 ,624

Sig. (2-tailed) ,215 ,800 ,083 ,100 ,038 ,597 ,100 ,628 ,018 ,780 ,077 ,077 ,416 ,100 ,578 ,416 ,100 ,000 ,217 ,303 ,003

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

SOAL5

Pearson Correlation

,504 ,252 ,150 ,429 ,378 ,429 ,762 ,218 ,504 ,126 ,275 ,275 -,509 ,429 -,350 ,218 ,429 ,327 ,491 ,336 ,646

Sig. (2-tailed) ,023 ,285 ,527 ,059 ,100 ,059 ,000 ,355 ,023 ,597 ,241 ,241 ,022 ,059 ,130 ,355 ,059 ,159 ,028 ,147 ,002

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

SOAL6

Pearson Correlation

,123 ,471 ,281 ,579 ,236 ,134 ,535 ,408 ,123 ,000 -,057 -,057 -,272 ,134 -,187 -,272 ,356 ,102 ,408 ,057 ,529

Sig. (2-tailed) ,605 ,036 ,230 ,007 ,317 ,574 ,015 ,074 ,605 1,000 ,811 ,811 ,246 ,574 ,429 ,246 ,123 ,669 ,074 ,811 ,017

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

SOAL7

Pearson Correlation

,390 ,319 ,168 ,252 ,182 ,252 ,435 ,314 ,390 ,182 ,015 ,015 -,454 ,252 -,313 -,105 ,252 ,105 ,419 ,279 ,566

Sig. (2-tailed) ,089 ,171 ,478 ,285 ,444 ,285 ,055 ,177 ,089 ,444 ,951 ,951 ,044 ,285 ,180 ,660 ,285 ,660 ,066 ,234 ,009

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

SOAL8

Pearson Correlation

,328 ,471 ,281 ,579 ,236 ,134 ,535 ,408 ,533 ,236 -,057 ,229 -,272 ,356 -,187 -,272 ,356 ,357 ,153 ,343 ,634

Sig. (2-tailed) ,158 ,036 ,230 ,007 ,317 ,574 ,015 ,074 ,015 ,317 ,811 ,332 ,246 ,123 ,429 ,246 ,123 ,122 ,519 ,139 ,003

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

SOAL9

Pearson Correlation

,328 ,471 ,281 ,356 ,236 ,134 ,535 ,408 ,328 ,236 ,229 ,229 -,272 -,089 -,187 ,068 ,579 ,102 ,153 ,343 ,498

Sig. (2-tailed) ,158 ,036 ,230 ,123 ,317 ,574 ,015 ,074 ,158 ,317 ,332 ,332 ,246 ,709 ,429 ,776 ,007 ,669 ,519 ,139 ,025

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

SOAL10

Pearson Correlation

,201 ,419 -,115 ,218 ,289 ,218 ,327 ,250 ,201 ,000 ,490 ,490 -,167 -,055 -,115 -,167 ,764 ,062 ,250 ,210 ,574

Sig. (2-tailed) ,395 ,066 ,630 ,355 ,217 ,355 ,159 ,288 ,395 1,000 ,028 ,028 ,482 ,819 ,630 ,482 ,000 ,794 ,288 ,374 ,008

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

SOAL11

Pearson Correlation

,208 ,313 -,053 -,150 -,132 -,150 ,150 ,229 ,208 ,397 -,096 -,096 -,076 -,150 -,053 -,076 -,150 -,115 -,459 ,096 -,051

Sig. (2-tailed) ,380 ,180 ,826 ,527 ,578 ,527 ,527 ,331 ,380 ,083 ,686 ,686 ,749 ,527 ,826 ,749 ,527 ,630 ,042 ,686 ,831

199  

 

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

SOAL12

Pearson Correlation

,208 ,313 -,053 -,150 -,132 ,350 ,150 ,229 -,254 -,132 ,546 -,096 -,076 -,150 -,053 -,076 ,350 -,115 ,115 ,096 ,221

Sig. (2-tailed) ,380 ,180 ,826 ,527 ,578 ,130 ,527 ,331 ,281 ,578 ,013 ,686 ,749 ,527 ,826 ,749 ,130 ,630 ,630 ,686 ,350

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

SOAL13

Pearson Correlation

,208 -,168 -,053 -,150 -,132 ,350 ,150 -,229 ,208 -,132 ,546 ,546 -,076 ,350 -,053 -,076 ,350 ,459 ,115 ,096 ,323

Sig. (2-tailed) ,380 ,478 ,826 ,527 ,578 ,130 ,527 ,331 ,380 ,578 ,013 ,013 ,749 ,130 ,826 ,749 ,130 ,042 ,630 ,686 ,165

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

SOAL14

Pearson Correlation

-,034 -,245 ,688 -,218 -,192 -,218 -,145 ,333 -,034 -,192 -,140 -,140 ,444 -,218 ,688 -,111 ,145 ,250 ,167 ,140 ,099

Sig. (2-tailed) ,888 ,299 ,001 ,355 ,416 ,355 ,541 ,151 ,888 ,416 ,556 ,556 ,050 ,355 ,001 ,641 ,541 ,288 ,482 ,556 ,679

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

SOAL15

Pearson Correlation

,208 -,168 -,053 -,150 -,132 ,350 ,150 -,229 ,208 -,132 ,546 ,546 -,076 ,350 -,053 -,076 ,350 ,459 ,115 ,096 ,323

Sig. (2-tailed) ,380 ,478 ,826 ,527 ,578 ,130 ,527 ,331 ,380 ,578 ,013 ,013 ,749 ,130 ,826 ,749 ,130 ,042 ,630 ,686 ,165

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

S0AL16

Pearson Correlation

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Sig. (2-tailed) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

SOAL17

Pearson Correlation

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Sig. (2-tailed) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

SOAL18

Pearson Correlation

-,082 ,257 -,187 ,356 ,000 ,356 ,089 ,000 -,082 ,000 ,229 ,229 -,272 ,356 -,187 -,272 ,134 ,102 ,408 ,057 ,302

Sig. (2-tailed) ,731 ,274 ,429 ,123 1,000 ,123 ,709 1,000 ,731 1,000 ,332 ,332 ,246 ,123 ,429 ,246 ,574 ,669 ,074 ,811 ,195

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

SOAL19

Pearson Correlation

-,174 -,182 ,397 -,378 -,333 -,126 -,126 ,115 -,406 -,333 ,081 -,243 ,577 -,378 ,397 -,192 ,126 ,000 ,000 -,081 -,043

Sig. (2-tailed) ,463 ,444 ,083 ,100 ,151 ,597 ,597 ,628 ,076 ,151 ,735 ,303 ,008 ,100 ,083 ,416 ,597 1,000 1,000 ,735 ,858

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

200  

 

SOAL20

Pearson Correlation

,302 ,105 ,115 ,327 ,289 ,327 ,218 ,250 ,302 ,000 ,210 ,210 ,167 ,327 ,115 ,167 ,055 ,250 ,375 ,490 ,574

Sig. (2-tailed) ,196 ,660 ,630 ,159 ,217 ,159 ,355 ,288 ,196 1,000 ,374 ,374 ,482 ,159 ,630 ,482 ,819 ,288 ,103 ,028 ,008

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

SOAL21

Pearson Correlation

1 ,453 ,208 ,154 ,058 ,592 ,504 ,503 ,596 ,290 ,380 ,099 -,369 ,373 -,254 ,302 ,154 ,201 ,050 ,464 ,602

Sig. (2-tailed) ,045 ,380 ,518 ,808 ,006 ,023 ,024 ,006 ,215 ,098 ,679 ,110 ,105 ,281 ,196 ,518 ,395 ,833 ,039 ,005

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

SOAL22

Pearson Correlation

,453 1 -,168 ,663 ,303 ,435 ,480 ,734 ,242 ,545 ,279 ,279 -,245 ,206 -,168 ,105 ,206 -,105 ,105 ,308 ,597

Sig. (2-tailed) ,045 ,478 ,001 ,195 ,055 ,032 ,000 ,303 ,013 ,234 ,234 ,299 ,384 ,478 ,660 ,384 ,660 ,660 ,186 ,005

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

SOAL23

Pearson Correlation

,208 -,168 1 -,150 -,132 -,150 ,150 ,229 ,208 -,132 -,096 -,096 -,076 -,150 -,053 -,076 ,350 ,459 ,115 ,096 ,255

Sig. (2-tailed) ,380 ,478 ,527 ,578 ,527 ,527 ,331 ,380 ,578 ,686 ,686 ,749 ,527 ,826 ,749 ,130 ,042 ,630 ,686 ,279

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

SOAL24

Pearson Correlation

,154 ,663 -,150 1 ,630 ,286 ,429 ,436 ,373 ,378 ,031 ,336 -,218 ,524 -,150 ,145 ,048 ,218 ,327 ,275 ,581

Sig. (2-tailed) ,518 ,001 ,527 ,003 ,222 ,059 ,054 ,105 ,100 ,898 ,147 ,355 ,018 ,527 ,541 ,842 ,355 ,159 ,241 ,007

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

SOAL25

Pearson Correlation

,058 ,303 -,132 ,630 1 ,126 ,126 ,346 ,522 ,200 ,081 ,404 -,192 ,378 -,132 ,577 ,126 ,289 ,289 ,243 ,470

Sig. (2-tailed) ,808 ,195 ,578 ,003 ,597 ,597 ,135 ,018 ,398 ,735 ,077 ,416 ,100 ,578 ,008 ,597 ,217 ,217 ,303 ,037

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

SOAL26

Pearson Correlation

,592 ,435 -,150 ,286 ,126 1 ,190 ,436 ,154 ,126 ,642 ,336 -,218 ,762 -,150 ,509 ,048 ,218 ,327 ,275 ,565

Sig. (2-tailed) ,006 ,055 ,527 ,222 ,597 ,421 ,054 ,518 ,597 ,002 ,147 ,355 ,000 ,527 ,022 ,842 ,355 ,159 ,241 ,009

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

SOAL27

Pearson Correlation

,504 ,480 ,150 ,429 ,126 ,190 1 ,218 ,504 ,378 ,275 ,275 -,509 ,190 -,350 -,145 ,429 ,327 ,218 ,336 ,614

Sig. (2-tailed) ,023 ,032 ,527 ,059 ,597 ,421 ,355 ,023 ,100 ,241 ,241 ,022 ,421 ,130 ,541 ,059 ,159 ,355 ,147 ,004

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

SOAL28 Pearson Correlation

,503 ,734 ,229 ,436 ,346 ,436 ,218 1 ,302 ,346 ,140 ,140 ,000 ,218 ,229 ,333 ,218 ,000 ,250 ,420 ,636

201  

 

Sig. (2-tailed) ,024 ,000 ,331 ,054 ,135 ,054 ,355 ,196 ,135 ,556 ,556 1,000 ,355 ,331 ,151 ,355 1,000 ,288 ,065 ,003

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

SOAL29

Pearson Correlation

,596 ,242 ,208 ,373 ,522 ,154 ,504 ,302 1 ,522 ,099 ,380 -,369 ,373 -,254 ,302 ,154 ,452 ,050 ,464 ,617

Sig. (2-tailed) ,006 ,303 ,380 ,105 ,018 ,518 ,023 ,196 ,018 ,679 ,098 ,110 ,105 ,281 ,196 ,518 ,045 ,833 ,039 ,004

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

SOAL30

Pearson Correlation

,290 ,545 -,132 ,378 ,200 ,126 ,378 ,346 ,522 1 ,081 ,404 -,192 ,126 -,132 ,192 -,126 ,000 ,000 ,243 ,333

Sig. (2-tailed) ,215 ,013 ,578 ,100 ,398 ,597 ,100 ,135 ,018 ,735 ,077 ,416 ,597 ,578 ,416 ,597 1,000 1,000 ,303 ,151

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

SOAL31

Pearson Correlation

,380 ,279 -,096 ,031 ,081 ,642 ,275 ,140 ,099 ,081 1 ,608 -,140 ,336 -,096 ,327 ,336 ,490 ,210 ,176 ,528

Sig. (2-tailed) ,098 ,234 ,686 ,898 ,735 ,002 ,241 ,556 ,679 ,735 ,004 ,556 ,147 ,686 ,160 ,147 ,028 ,374 ,457 ,017

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

S0AL32

Pearson Correlation

,099 ,279 -,096 ,336 ,404 ,336 ,275 ,140 ,380 ,404 ,608 1 -,140 ,336 -,096 ,327 ,336 ,490 ,210 ,176 ,549

Sig. (2-tailed) ,679 ,234 ,686 ,147 ,077 ,147 ,241 ,556 ,098 ,077 ,004 ,556 ,147 ,686 ,160 ,147 ,028 ,374 ,457 ,012

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

SOAL33

Pearson Correlation

-,369 -,245 -,076 -,218 -,192 -,218 -,509 ,000 -,369 -,192 -,140 -,140 1 -,218 ,688 -,111 -,218 -,167 -,250 ,140 -,271

Sig. (2-tailed) ,110 ,299 ,749 ,355 ,416 ,355 ,022 1,000 ,110 ,416 ,556 ,556 ,355 ,001 ,641 ,355 ,482 ,288 ,556 ,247

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

SOAL34

Pearson Correlation

,373 ,206 -,150 ,524 ,378 ,762 ,190 ,218 ,373 ,126 ,336 ,336 -,218 1 -,150 ,509 -,190 ,491 ,327 ,275 ,501

Sig. (2-tailed) ,105 ,384 ,527 ,018 ,100 ,000 ,421 ,355 ,105 ,597 ,147 ,147 ,355 ,527 ,022 ,421 ,028 ,159 ,241 ,025

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

SOAL35

Pearson Correlation

-,254 -,168 -,053 -,150 -,132 -,150 -,350 ,229 -,254 -,132 -,096 -,096 ,688 -,150 1 -,076 -,150 -,115 ,115 ,096 -,119

Sig. (2-tailed) ,281 ,478 ,826 ,527 ,578 ,527 ,130 ,331 ,281 ,578 ,686 ,686 ,001 ,527 ,749 ,527 ,630 ,630 ,686 ,618

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

SOAL36

Pearson Correlation

,302 ,105 -,076 ,145 ,577 ,509 -,145 ,333 ,302 ,192 ,327 ,327 -,111 ,509 -,076 1 -,218 ,250 ,167 ,140 ,247

Sig. (2-tailed) ,196 ,660 ,749 ,541 ,008 ,022 ,541 ,151 ,196 ,416 ,160 ,160 ,641 ,022 ,749 ,355 ,288 ,482 ,556 ,294

202  

 

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

SOAL37

Pearson Correlation

,154 ,206 ,350 ,048 ,126 ,048 ,429 ,218 ,154 -,126 ,336 ,336 -,218 -,190 -,150 -,218 1 ,218 ,327 ,275 ,517

Sig. (2-tailed) ,518 ,384 ,130 ,842 ,597 ,842 ,059 ,355 ,518 ,597 ,147 ,147 ,355 ,421 ,527 ,355 ,355 ,159 ,241 ,020

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

SOAL38

Pearson Correlation

,201 -,105 ,459 ,218 ,289 ,218 ,327 ,000 ,452 ,000 ,490 ,490 -,167 ,491 -,115 ,250 ,218 1 ,250 ,210 ,537

Sig. (2-tailed) ,395 ,660 ,042 ,355 ,217 ,355 ,159 1,000 ,045 1,000 ,028 ,028 ,482 ,028 ,630 ,288 ,355 ,288 ,374 ,015

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

SOAL39

Pearson Correlation

,050 ,105 ,115 ,327 ,289 ,327 ,218 ,250 ,050 ,000 ,210 ,210 -,250 ,327 ,115 ,167 ,327 ,250 1 ,140 ,500

Sig. (2-tailed) ,833 ,660 ,630 ,159 ,217 ,159 ,355 ,288 ,833 1,000 ,374 ,374 ,288 ,159 ,630 ,482 ,159 ,288 ,556 ,025

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

SOAL40

Pearson Correlation

,464 ,308 ,096 ,275 ,243 ,275 ,336 ,420 ,464 ,243 ,176 ,176 ,140 ,275 ,096 ,140 ,275 ,210 ,140 1 ,591

Sig. (2-tailed) ,039 ,186 ,686 ,241 ,303 ,241 ,147 ,065 ,039 ,303 ,457 ,457 ,556 ,241 ,686 ,556 ,241 ,374 ,556 ,006

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

SKORTOTAL

Pearson Correlation

,602 ,597 ,255 ,581 ,470 ,565 ,614 ,636 ,617 ,333 ,528 ,549 -,271 ,501 -,119 ,247 ,517 ,537 ,500 ,591 1

Sig. (2-tailed) ,005 ,005 ,279 ,007 ,037 ,009 ,004 ,003 ,004 ,151 ,017 ,012 ,247 ,025 ,618 ,294 ,020 ,015 ,025 ,006

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

 

199  

Lampiran 18

HASIL PENGHITUNGAN UJI RELIABILITAS

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Soal1 13,70 39,905 ,410 . ,912

Soal2 13,30 40,011 ,440 . ,912

Soal4 13,30 39,168 ,596 . ,909

Soal5 13,75 38,513 ,676 . ,907

Soal6 13,45 39,313 ,494 . ,911

Soal7 13,70 39,274 ,517 . ,910

Soal8 13,45 38,682 ,599 . ,909

Soal9 13,45 39,418 ,477 . ,911

Soal10 13,25 39,776 ,529 . ,910

Soal20 13,85 39,924 ,499 . ,911

Soal21 13,60 38,779 ,573 . ,909

Soal22 13,40 38,989 ,565 . ,909

Soal24 13,35 38,976 ,594 . ,909

Soal25 13,30 39,800 ,479 . ,911

Soal26 13,35 39,503 ,500 . ,910

Soal27 13,75 38,829 ,620 . ,908

Soal28 13,55 38,892 ,551 . ,910

Soal29 13,60 38,568 ,608 . ,908

Soal31 13,20 40,484 ,443 . ,911

Soal32 13,20 40,274 ,489 . ,911

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100.0

Excludeda 0 .0

Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.913 25

200  

 

Lampiran 19

HASIL PENGHITUNGAN TARAF KESUKARAN

No Soal

Jumlah Siswa yang Menjawab Benar (B)

Jumlah Siswa (N)

Nilai Taraf Kesukaran

Taraf Kesukaran

1 7 20 0,35 sedang 2 15 20 0,75 mudah 3 19 20 0,95 mudah 4 15 20 0,75 mudah 5 6 20 0,30 sukar 6 12 20 0,60 sedang 7 12 20 0,60 sedang 8 16 20 0,80 mudah 9 19 20 0,95 mudah 10 19 20 0,95 mudah 11 19 20 0,95 mudah 12 18 20 0,90 mudah 13 19 20 0,95 mudah 14 18 20 0,90 mudah 15 19 20 0,95 mudah 16 20 20 1,00 mudah 17 20 20 1,00 mudah 18 12 20 0,60 sedang 19 15 20 0,75 mudah 20 4 20 0,20 sukar 21 9 20 0,45 sedang 22 13 20 0,65 sedang 23 19 20 0,95 mudah 24 14 20 0,70 sedang 25 15 20 0,75 mudah 26 14 20 0,70 sedang 27 6 20 0,30 sukar 28 10 20 0,50 sedang 29 9 20 0,45 sedang 30 15 20 0,75 mudah 31 17 20 0,85 mudah 32 17 20 0,85 mudah 33 18 20 0,90 mudah 34 14 20 0,70 sedang 35 19 20 0,95 mudah 36 18 20 0,90 mudah 37 14 20 0,70 sedang 38 16 20 0,80 mudah 39 4 20 0,20 sukar 40 3 20 0,15 sukar

201  

 

Lampiran 20

HASIL PENGHITUNGAN DAYA PEMBEDA

Peserta Kelompok Atas (JA)

Peserta Kelompok Bawah (JB)

No Nama Skor No Nama Skor 15 Qoriatun 40 10 Adrikni 27 6 Ardi 38 8 Lisani 25 19 Aldi 35 11 Misbah 25 5 Fajar 33 4 Aris 21 14 Bila 33 9 Farkhan 21 20 Milenia 33 1 Mubarok 20 7 Andre 32 2 Rizki 20 3 Akim 31 18 Wahyu 20 12 Asiyah 30 17 Seni 19 16 Selly 28 13 Nurul 18

No Soal

Jumlah Siswa

Kelompok Atas yang Menjawab Benar (BA)

Jumlah Siswa

Kelompok Bawah yang

Menjawab Benar (BB)

Proporsi Siswa

Kelompok Atas yang Menjawab Benar (PA)

Proporsi Siswa

Kelompok Bawah yang

Menjawab Benar (PB)

Skor Daya beda Soal

Daya beda Soal

1 5 2 0,50 0,20 0,30 cukup 2 9 6 0,90 0,60 0,30 cukup 3 9 10 0,90 1,00 -0,10 negatif 4 10 5 1,00 0,50 0,50 baik 5 6 0 0,60 0 0,60 baik 6 9 3 0,90 0,30 0,60 baik 7 6 1 0,60 0,10 0,50 baik 8 9 3 0,90 0,30 0,60 baik 9 8 4 0,80 0,40 0,40 cukup 10 10 6 1,00 0,60 0,40 cukup 11 9 10 0,90 1,00 -0,10 negatif 12 10 9 1,00 0,90 0,10 jelek 13 10 9 1,00 0,90 0,10 jelek 14 9 9 0,90 0,90 0,00 jelek 15 10 9 1,00 0,90 0,10 jelek 16 10 10 1,00 1,00 0,00 jelek

202  

 

No Soal

Jumlah Siswa

Kelompok Atas yang Menjawab Benar (BA)

Jumlah Siswa

Kelompok Bawah yang

Menjawab Benar (BB)

Proporsi Siswa

Kelompok Atas yang Menjawab Benar (PA)

Proporsi Siswa

Kelompok Bawah yang

Menjawab Benar (PB)

Skor Daya beda Soal

Daya beda Soal

17 10 10 1,00 1,00 0,00 Jelek 18 8 4 0,80 0,40 0,40 Cukup 19 7 8 0,70 0,80 -0,10 negatif 20 4 0 0,40 0 0,40 Cukup 21 7 2 0,70 0,20 0,50 Baik 22 9 4 0,90 0,40 0,50 Baik 23 9 10 0,90 1,00 -0,10 negatif 24 10 4 1,00 0,40 0,60 Baik 25 10 5 1,00 0,50 0,50 Baik 26 10 4 1,00 0,40 0,60 Baik 27 5 1 0,50 0,10 0,40 Cukup 28 8 2 0,80 0,20 0,60 Baik 29 7 2 0,70 0,20 0,50 Baik 30 8 7 0,80 0,70 0,10 Jelek 31 10 8 1,00 0,80 0,20 Jelek 32 10 7 1,00 0,70 0,30 Cukup 33 8 10 0,80 1,00 -0,20 negatif 34 10 4 1,00 0,40 0,60 Baik 35 9 10 0,90 1,00 -0,10 negatif 36 10 8 1,00 0,80 0,20 Jelek 37 9 5 0,90 0,50 0,40 Baik 38 10 6 1,00 0,60 0,40 Baik 39 4 0 0,40 0 0,40 Baik 40 3 0 0,30 0 0,30 Baik

203  

 

Lampiran 21 SOAL HASIL BELAJAR SISWA

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/ Semester : V / 2

Waktu : 20 menit

PETUNJUK:

1. Kerjakan soal pilihan ganda di bawah ini secara individu dan dilarang bekerja

sama.

2. Cermati tiap soal, dan telitilah dalam menjawab.

3. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d untuk jawaban yang benar.

PILIHAN GANDA

1. Pernyataan yang benar tentang tema adalah ....

a. kalimat pokok yang menjiwai titik tolak pengarang dalam menulis sebuah

cerita

b. kata pokok yang menjiwai titik tolak pengarang dalam menulis sebuah

cerita

c. ide pokok yang menjiwai titik tolak pengarang dalam menulis sebuah cerita

d. paragraf pokok yang menjiwai titik tolak pengarang dalam menulis sebuah

cerita

2. Tokoh yang membawakan perwatakan positif disebut ....

a. pahlawan c. pangeran

b. protagonis d. antagonis

3. Rangkaian peristiwa yang susunan ceritanya tidak sesuai dengan urutan waktu

disebut alur ....

a. sembarang c. maju

b. mundur d. pendek

4. Cerita yang hidup di tengah-tengah masyarakat dan ada sejak dahulu disebut

....

a. prosa c. legenda

b. fabel d. cerita rakyat (dongeng)

204  

 

5. Cerita rekaan yang dihubungkan dengan terjadinya suatu tempat disebut ....

a. fabel c. sage

b. legenda d. mite

6. Dongeng Si Kancil termasuk jenis dongeng ....

a. legenda c. sage

b. fabel d. mite

7. Perhatikan judul-judul cerita rakyat berikut ini!

1. Terjadinya Rawa Pening 3. Terjadinya Tangkuban Perahu

2. Si Kancil 4. Timun Mas

Dari daftar judul dongeng di atas, judul dongeng yang termasuk legenda yaitu

....

a. 2 dan 4 c. 1 dan 3

b. 2 dan 3 d. 3 dan 4

8. Latar yang mengacu pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam

sebuah cerita yaitu latar ....

a. waktu c. sosial

b. tempat d. suasana

9. Pernyataan yang benar tentang amanat adalah ....

a. Ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui

karyanya

b. Ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh pembaca melalui

karyanya

c. Ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh pendengar melalui

karyanya

d. Ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh pembicara melalui

karyanya

10. Protagonis disebut tokoh yang ....

a. membawakan perwatakan negatif

b. membawakan perwatakan jahat

205  

 

c. membawakan perwatakan jelek

d. membawakan perwatakan positif

11. Cerita rakyat yang berjudul batu menangis termasuk jenis ....

a. fabel c. dongeng biasa

b. legenda d. cerita jenaka

12. Cerita rakyat (dongeng) disebut cerita yang ....

a. ada di tengah-tengah masyarakat

b. ada di tengah-tengah masyarakat tradisional

c. ada di tengah-tengah masyarakat dan ada sejak dahulu

d. ada di tengah-tengah masyarakat dan tidak ada sejak dahulu

13. Legenda disebut Cerita rekaan yang dihubungkan dengan ....

a. terjadinya suatu peristiwa c. terjadinya suatu tempat

b. terjadinya suatu kejahatan d. terjadinya suatu musibah

14. Salah satu judul dongeng yang termasuk fabel yaitu ....

a. Timun Mas c. Batu Menangis

b. Sangkuriang d. Si Kancil

15. Perhatikan judul-judul cerita rakyat berikut ini!

1. Terjadinya Rawa Pening 3. Terjadinya Tangkuban Perahu

2. Si Kancil 4. Timun Mas

Dari daftar judul dongeng di atas, judul dongeng yang tidak termasuk dongeng

legenda yaitu ....

a. 3 dan 4 c. 2 dan 3

b. 1 dan 3 d. 2 dan 4

Perhatikan teks cerita rakyat berikut ini!

Raja Bijaksana

Kerajaan Sejahtera adalah kerajaan yang kaya raya. Tanahnya subur dan hasil

alamnya banyak. Hasil pertanian, hasil pertambangan, dan hasil lautnya sangat

berlimpah. Dari hasil alamnya, rakyat seharusnya bisa hidup makmur dan

mengalami kebahagiaan. Namun, yang terjadi tidaklah demikian. Rakyat hidup

sengsara karena hak-hak mereka dirampas oleh para pejabat kerajaan. Sang Raja

tidak mengetahui keadaan rakyatnya. Ia tidak tahu bahwa rakyatnya miskin dan

206  

 

sengsara. Raja tidak tahu bahwa para pejabatnya begitu serakah. Selama ini Sang

Raja tidak pernah bercengkrama di luar istana. Ia begitu percaya kepada para

pejabatnya. Oleh karena itu, Sang Raja merasa cukup menerima laporan dari para

pejabat kerajaan. Tentu saja, para pejabat kerajaan hanya melaporkan yang baik-

baik saja kepada rajanya. Para pejabat tidak mau kebusukan mereka diketahui

rajanya.

Suatu saat Sang Raja menyadari bahwa selama ini ia kurang dekat dengan

rakyatnya. Sang Raja sadar bahwa ia tidak mengetahui keadaan rakyatnya. Karena

itu, Sang Raja berusaha menemukan cara untuk mengenal rakyatnya. Sang Raja

pagi-pagi buta telah meninggalkan istana seorang diri. Dengan kudanya, Sang Raja

mengelilingi kerajaan. Ia pergi dengan pakaian biasa supaya tidak dikenal oleh

rakyatnya. Sang Raja melihat dengan mata sendiri keadaan rakyatnya yang miskin.

Sang Raja juga mendengar tentang para pejabat kerajaan yang serakah dan

menindas. Sang Raja sangat sedih melihat keadaan seperti ini. Sang Raja sangat

menyesal bahwa selama ini ia kurang dekat dengan rakyatnya. Sang Raja juga

sangat kecewa karena para pejabat kepercayaannya justru tidak bisa dipercaya.

Mereka merampas hak-hak rakyat. Oleh karena itu, Sang Raja menjadi murka. Ia

menghukum para pejabat yang tidak baik. Sementara para pejabat yang baik tetap

dipertahankan. Sang Raja membuka kesempatan bagi rakyatnya untuk bertemu

langsung dengan rajanya. Kebijaksanaan Sang Raja mengubah situasi kerajaan.

Rakyat dan rajanya bersatu. Kemakmuran sekarang dapat dinikmati oleh semua

rakyat. Orang tidak berani lagi melakukan kejahatan. Hak-hak setiap orang merasa

dilindungi. Kebijaksanaan Sang Raja membuat Kerajaan Sejahtera sungguh

mengalami kebahagiaan.

16. Amanat yang terkandung dalam cerita rakyat di atas yaitu ....

a. seorang pemimpin harus memperhatikan keadaan rakyatnya agar tidak

sengsara

b. seorang pemimpin hendaknya diam saja melihat keadaan rakyatnya

c. seorang pemimpin tidak boleh jahat kepada rakyatnya

d. seorang pemimpin tidak boleh memperhatikan keadaan rakyatnya

207  

 

17. Dalam cerita di atas Sang Raja dikatakan memiliki sifat yang bijakasan, hal itu

disebabkan oleh ....

a. Sang Raja tidak memperhatikan hak-hak rakyatnya

b. Sang Raja sangat memperhatikan hak-hak rakyatnya

c. Sang Raja tidak memperhatikan keadaan rakyatnya

d. Sang Raja sangat memperhatikan hak-hak para pejabat

18. Penulisan judul pada sebuah cerita yang tepat yaitu ....

a. Tangkuban perahu c. tangkuban perahu

b. tangkuban Perahu d. Tangkuban Perahu

19. Sang Raja mendengar tentang para pejabat kerajaan yang serakah dan suka

menindas. Sinonim serakah yaitu ....

a. jahat c. rakus

b. suka berbohong d. malas

20. Cerita rakyat yang berjudul raja bijaksana termasuk jenis ....

c. fabel c. dongeng biasa

b. legenda d. cerita jenaka

208  

 

Lampiran 22

PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA

UNIT PENGELOLA PENDIDIKAN KEC. ADIWERNA SD NEGERI PESAREAN 01

Alamat : Jalan Amangkurat 1 no. 1, Adiwerna, Tegal 52194

Daftar Nilai Pretes Siswa Kelas V

SD Negeri Pesarean 01

No Sampel Kelas Eksperimen (VA)

Nilai No Sampel Kelas Kontrol (VB)

Nilai

1 A. Ulumudin 65 1 Rizky Maulana 45 2 Rizki Ramadhani 30 2 A. Ibnu Akil 50 3 Vita Aulinda 40 3 Rofa Al Huda 55 4 Meliza 45 4 M. Fadil Azam 60 5 Aliyatur Rutbah 70 5 M. Zidni Arrizqo 35 6 Khaerul Anam 65 6 Imam Bayhaqi 40 7 Fitriyatun Izzah 45 7 Ibnu Shina. A 70 8 A. Ulul Azmi 65 8 M. Nuril Farkhan 50 9 Afi Atul Khusna 65 9 M. Zaqi Mubarok 35 10 Nuranisyah Anggun 25 10 Bahrul Khayat 40 11 Torikul Aziz 60 11 M. Fadilatul Aqil 60 12 Maeziyatul Istianah 60 12 Sya'bani 65 13 M. Ryan Syafi'i 55 13 Fitri Kholifah 60 14 Arin Nihayyatuz. Z 65 14 M. Sabik 45 15 M. Muzadi. H 40 15 Endang Rismawati 75 16 Fitria Wahyu. A 65 16 Nisfi Aissyah 35 17 Alfian Faozi 30 17 Rizki Ramadhani 40 18 Abdul Muchit 60 18 Tasya Nur. M 65 19 Nur Syarifatun. N 40 19 A. Mubradil Asyrof 45 20 Ajeng Putri. Y 45 20 Ilmi Yatul. F 35 21 A. Multazam 90 21 Qurotul A'yun 60 22 Agus Salim 22 Reza Amalianah 50 23 Putri. R 23 Ika Khaereun. N 70 24 Tiara Fatih. H 24 Adiyati Kusuma. N 50 25 Tsania Aziziah. M 35 26 Nur Izzatul. M 75 27 Mutia Rahmi. T 80 28 A.Miftah 29 Aniyatul. H 30 Anti Wulandari

209  

 

Lampiran 23

HASIL UJI NORMALITAS DATA PRETES

Case Processing Summary

VAR00001 Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

VAR00002 Eksperimen 21 100,0% 0 0,0% 21 100,0%

Kontrol 27 100,0% 0 0,0% 27 100,0%

Descriptives

VAR00001 Statistic Std. Error

VAR00002

Eksperimen

Mean 53,57 3,521

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 46,23

Upper Bound 60,92

5% Trimmed Mean 53,17

Median 60,00

Variance 260,357

Std. Deviation 16,136

Minimum 25

Maximum 90

Range 65

Interquartile Range 25

Skewness ,048 ,501

Kurtosis -,178 ,972

Kontrol

Mean 52,78 2,700

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 47,23

Upper Bound 58,33

5% Trimmed Mean 52,33

Median 50,00

Variance 196,795

Std. Deviation 14,028

Minimum 35

Maximum 80

210  

 

Descriptives

VAR00001 Statistic Std. Error

VAR00002 Kontrol Range 45

Interquartile Range 25

Skewness ,326 ,448

Kurtosis -1,054 ,872

Tests of Normality

VAR00001 Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

VAR00002 Eksperimen ,179 21 ,079 ,935 21 ,175

Kontrol ,134 27 ,200* ,929 27 ,066

211  

 

Lampiran 24

HASIL UJI HOMOGENITAS DAN UJI-t DATA PRETES

Group Statistics

VAR00001 N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

VAR00002

Eksperimen 21 53,57 16,136 3,521

Kontrol 27 52,78 14,028 2,700

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

VAR00002

Equal variances

assumed ,509 ,479 ,182 46 ,856 ,794 4,359

Equal variances

not assumed

,179 39,837 ,859 ,794 4,437

Independent Samples Test

t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

VAR00002 Equal variances assumed -7,980 9,568

Equal variances not assumed -8,175 9,762

212  

 

Lampiran 25

PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA

UNIT PENGELOLA PENDIDIKAN KEC. ADIWERNA SD NEGERI PESAREAN 01

Alamat : Jalan Amangkurat 1 no. 1, Adiwerna, Tegal 52194

Daftar Nilai Postes Siswa Kelas V

SD Negeri Pesarean 01

No Sampel Kelas

Eksperimen (VA)

Nilai No

Sampel Kelas Kontrol

(VB)

Nilai

1 A. Ulumudin 75 1 Rizky Maulana 80 2 Rizki Ramadhani 60 2 A. Ibnu Akil 75 3 Vita Aulinda 85 3 Rofa Al Huda 80 4 Meliza 65 4 M. Fadil Azam 75 5 Aliyatur Rutbah 100 5 M. Zidni Arrizqo 60 6 Khaerul Anam 95 6 Imam Bayhaqi 70 7 Fitriyatun Izzah 80 7 Ibnu Shina. A 85 8 A. Ulul Azmi 85 8 M. Nuril Farkhan 75 9 Afi Atul Khusna 95 9 M. Zaqi Mubarok 55 10 Nuranisyah Anggun 80 10 Bahrul Khayat 45 11 Torikul Aziz 90 11 M. Fadilatul Aqil 65 12 Maeziyatul Istianah 90 12 Sya'bani 75 13 M. Ryan Syafi'i 95 13 Fitri Kholifah 85 14 Arin Nihayyatuz. Z 100 14 M. Sabik 85 15 M. Muzadi. H 65 15 Endang Rismawati 90 16 Fitria Wahyu. A 95 16 Nisfi Aissyah 70 17 Alfian Faozi 60 17 Rizki Ramadhani 55 18 Abdul Muchit 75 18 Tasya Nur. M 65 19 Nur Syarifatun. N 50 19 A. Mubradil Asyrof 70 20 Ajeng Putri. Y 70 20 Ilmi Yatul. F 45

213  

 

No Sampel Kelas

Eksperimen (VA)

Nilai No

Sampel Kelas Kontrol

(VB)

Nilai

21 A. Multazam 100 21 Qurotul A'yun 85 22 Agus Salim 22 Reza Amalianah 70 23 Putri. R 23 Ika Khaereun. N 90 24 Tiara Fatih. H 24 Adiyati Kusuma. N 70 25 Tsania Aziziah. M 75 26 Nur Izzatul. M 70 27 Mutia Rahmi. T 90 28 A.Miftah

29 Aniyatul. H

30 Anti Wulandari

214  

 

Lampiran 26

HASIL UJI NORMALITAS DATA POSTES

Case Processing Summary

VAR00001 Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

VAR00002 Eksperimen 21 100,0% 0 0,0% 21 100,0%

Kontrol 27 100,0% 0 0,0% 27 100,0%

Descriptives

VAR00001 Statistic Std. Error

VAR00002

Eksperimen

Mean 81,43 3,312

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 74,52

Upper Bound 88,34

5% Trimmed Mean 82,12

Median 85,00

Variance 230,357

Std. Deviation 15,178

Minimum 50

Maximum 100

Range 50

Interquartile Range 28

Skewness -,491 ,501

Kurtosis -,877 ,972

Kontrol

Mean 72,41 2,422

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 67,43

Upper Bound 77,39

5% Trimmed Mean 72,95

Median 75,00

Variance 158,405

Std. Deviation 12,586

Minimum 45

Maximum 90

215  

 

Descriptives

VAR00001 Statistic Std. Error

VAR00002 Kontrol Range 45

Interquartile Range 20

Skewness -,609 ,448

Kurtosis -,025 ,872

Tests of Normality

VAR00001 Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic Df Sig.

VAR00002

Eksperimen ,148 21 ,200* ,926 21 ,115

Kontrol ,165 27 ,058 ,934 27 ,088

216  

 

Lampiran 27

HASIL UJI HOMOGENITAS DAN UJI-t DATA POSTES

Group Statistics

VAR00001 N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

VAR00002 Eksperimen 21 81,43 15,178 3,312

Kontrol 27 72,41 12,586 2,422

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

VAR00002

Equal variances

assumed 1,863 ,179 2,251 46 ,029 9,021 4,007

Equal variances

not assumed

2,199 38,617 ,034 9,021 4,103

Independent Samples Test

t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

VAR00002 Equal variances assumed ,955 17,087

Equal variances not assumed ,719 17,323

217  

 

Lampiran 28

TABEL KRECJIE

PENENTUAN JUMLAH SAMPEL DARI POPULASI TERTENTU

DENGAN TARAF KESALAHAN 5%

N S N S N S 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 210

10 14 19 24 28 32 36 40 44 48 52 56 59 63 66 70 73 76 80 86 92 97 103 108 113 118 123 127 132 136

220 230 240 250 260 270 280 290 300 320 340 360 380 400 420 440 460 480 500 550 600 650 700 750 800 850 900 950

1.000 1.100

140 144 148 152 155 159 162 165 169 175 181 186 191 196 201 205 210 214 217 226 234 242 248 254 260 265 269 274 278 285

1.200 1.300 1.400 1.500 1.600 1.700 1.800 1.900 2.000 2.200 2.400 2.600 2.800 3.000 3.500 4.000 4.500 5.000 6.000 7.000 8.000 9.000

10.000 20.000 30.000 40.000 50.000 60.000 75.000 100.000

291 297 302 306 310 313 317 320 322 327 331 335 338 341 346 351 354 357 361 364 367 368 370 375 377 379 380 381 382 384

Catatan: N = populasi S = sampel Tabel ini khusus untuk tingkat kesalahan 5%

218  

 

Lampiran 29

TABEL NILAI-NILAI r PRODUCT MOMENT

N Taraf Signif

N Taraf Signif

N Taraf Signif

5% 1% 5% 1% 5% 1% 3 4 5 6 7 8 9 10

11 12 13 14 15

16 17 18 19 20

21 22 23 24 25

0,997 0,950 0,878

0,811 0,754 0,707 0,666 0,632

0,602 0,576 0,553 0,532 0,514

0,497 0,482 0,468 0,456 0,444

0,433 0,423 0,413 0,404 0,396

0,999 0,990 0,959

0,917 0,874 0,834 0,798 0,765

0,735 0,708 0,684 0,661 0,641

0,623 0,606 0,590 0,575 0,561

0,549 0,537 0,526 0,515 0,505

26 27 28 29 30

31 32 33 34 35

36 37 38 39 40

41 42 43 44 45

46 47 48 49 50

0,388 0,381 0,374 0,367 0,361

0,355 0,349 0,344 0,339 0,334

0,329 0,325 0,320 0,316 0,312

0,308 0,304 0,301 0,297 0,294

0,291 0,288 0,284 0,281 0,279

0,496 0,487 0,478 0,470 0,463

0,456 0,449 0,442 0,436 0,430

0,424 0,418 0,413 0,408 0,403

0,398 0,393 0,389 0,384 0,380

0,376 0,372 0,368 0,364 0,361

55 60 65 70 75

80 85 90 95 100

125 150 175 200 300

400 500

600 700

800 900

1.000

0,266 0,254 0,244 0,235 0,227

0,220 0,213 0,207 0,202 0,195

0,176 0,159 0,148 0,138 0,113

0,098 0,088

0,080 0,074

0,070 0,065

0,062

0,345 0,330 0,317 0,306 0,296

0,286 0,278 0,270 0,263 0,256

0,230 0,210 0,194 0,181 0,148

0,128 0,115

0,105 0,097

0,091 0,086

0,081

219  

 

Lampiran 30

DOKUMENTASI PENELITIAN KELAS EKSPERIMEN

Peneliti membuka pembelajaran Peneliti membagikan handout catatan terbimbing

Kegiatan siswa saat mendengarkan penjelasan disertai mengisi handout

Siswa membacakan hasil handout di depan kelas

Kegiatan siswa saat mengerjakan LKS

Kegiatan siswa saat mengerjakan evaluasi

220  

 

DOKUMENTASI PENELITIAN KELAS KONTROL

Peneliti membuka pembelajaran Kegiatan siswa saat mendengarkan ceramah dari guru

Siswa mencatat materi pelajaran Kegiatan siswa saat mengerjakan LKS

Kegiatan saat membahas LKS Kegiatan siswa saat mengerjakan evaluasi

221  

 

Lampiran 31

HANDOUT PERTEMUAN PERTAMA

222  

 

HANDOUT PERTEMUAN KEDUA

223  

 

Lampiran 32

SURAT IZIN PENELITIAN

224  

 

Lampiran 33

PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA

UNIT PENGELOLA PENDIDIKAN KEC. ADIWERNA SD NEGERI PESAREAN 01

Alamat : Jalan Amangkurat 1 no. 1, Adiwerna, Tegal 52194

SURAT KETERANGAN

Nomor :

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ELLY INDRIYATI, S.Pd.,SD.

NIP : 19590704 197802 2 002

Jabatan : Kepala Sekolah

Satuan kerja : SD Negeri Pesarean 01

Dengan ini menerangkan bahwa:

Nama : AHMAD ZAKKI AMANI

NIM : 1401409400

Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

Fakultas : Ilmu Pendidikan UNNES Benar-benar telah melaksanakan penelitian sebagai bahan penyusunan skripsi pada

bulan April 2013 pada siswa kelas 5 semester 2 tahun pelajaran 2012/2013 di SD

Negeri Pesarean 01.

Demikian surat ini dibuat dengan sebenarnya agar dapat digunakan sebagaimana

mestinya.

Tegal, 26 Juni 2013

Kepala Sekolah,

Elly Indriyati, S.Pd.,SD. 19590704 197802 2 002

225  

 

DAFTAR PUSTAKA Adejimola, Amuseghan Sunday. 2008. Language, communication and information

flow in entrepreneurship. African Journal of Business Management Vol.2 (x), pp. 201-208. Online. Available online at http://www.academicjournals.org/AJBM [accessed 01/02/2013].

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. ______ . 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. D’Silva, Ici. 2010. Active Learning. Journal of Education Administration and

Policy Studies Vol. 2(6), pp. 77-82. Online. Available at http://www.academicjournals.org/JEAPS [accessed 03/02/2013].

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia. Kurnia, Ingridwati. 2007. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Departemen

Pendidikan Nasional. Mikarsa, Hera Lestari, dkk. 2009. Pendidikan Anak di SD. Jakarta: Universitas

Terbuka Mucholifah, Binti. 2012. Peningkatan Hasil Belajar IPS melalui Pembelajaran

Aktif Guided Note Taking di Kelas V SDN Bawang 3 Kota Kediri. Available at http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/KSDP/article/view/19139 (diakses pada 25/01/2013).

Munib, Achmad. 2009. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: UPT MKU

UNNES. Muslich, Masnur. 2010. Perencanaan Bahasa pada Era Globalisasi. Jakarta: Bumi

Aksara. Muthoharoh. 2009. Efektivitas Strategi Guided Note Taking dalam Meningkatkan

Kemampuan Kognitif Bidang Studi Fiqih Siswa Kelas VIII SMP YPM 5 Sumput Driyorejo Gresik. Available at http://digilib.sunan-ampel.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jiptiain--muthoharoh-8542 (diakses pada 26/02/2013).

Nasution, Noehi. 2008. Evaluasi Pengajaran. Jakarta: Universitas Terbuka. Nurhadi. 2011. Penggunaan Strategi “Guided Note-Taking” Dalam Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Kelas VIII SMP Muhammadiyah 2 Pontianak. Available at http://hadi1164.p.ht/2012 /11/abstrak/ diakses pada (26/02/2013).

226  

 

Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisis Data Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta: Media Kom.

Rifa’i, Ahmad dan Catharina Tri Anni. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang:

UNNES Press. Rusman. 2012. Seri Manajemen Sekolah Bermutu Model-Model Pembelajaran

Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Santosa, Puji, dkk . 2010. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta:

Universitas Terbuka. Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Prenada Media. Silberman, Melvin. 1996. Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif.

Translated by Komaruddin Hidayat. 2009. Yogyakarta : Insan Madani Siswanto, Wahyudi. 2008. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: PT Grasindo. Sudjana, N. 2009. Penilaian dan Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: C.V

Alfabeta. Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAKEM.

Surabaya: Pustaka Pelajar. Syah, Muhibbin. 2004. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya. Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung : Angkasa. Tarigan, Djago. 2005. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah.

Jakarta: Universitas Terbuka. W, Solchan T, dkk. 2011. Pendidikan Bahasa Indonesia di SD. Jakarta: Universitas

Terbuka. Yuda, Satri dkk. 2011. Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe

Guided Note Taking Disertai Kuis Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas VIII SMP Negeri 5 Sijunjung. Available at http://www.google.com/url?sa= t&rct=j&q=skripsi+strategi+guided+note+ taking&source=web&cd=38&cad=rja&ved=0CGMQFjAHOB4&url=http%3A%2F%2Fjurnal.stkippgrisumbar.ac.id%2FMHSMAT%2Findex.php%2F

227  

 

mat20121%2Farticle%2Fdownload%2F60%2F59&ei=OQEwUdh8yumtB8DVgNAD&usg=AFQjCNEPg88RjwWiKzGeuqMZVBpxLW0PkA&bvm=bv.43148975,d.bmk (diakses pada 26/02/2013).

Zaini, Hisyam. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.