35
A. Judul Penelitian Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Keputusan Menteri Agama Nomor 211 Tahun 2011 Menurut Perspektif Muhammad Athiyyah Al Abrasyi. B. Pendahuluan 1. Latar Belakang Masalah Pemerintah Republik Indonesia melalui Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 (PP 19/2005) tentang Standar Nasional Pendidikan telah menetapkan delapan standar nasional pendidikan yang satu di antaranya tentang standar pendidik dan tenaga kependidikan. Guru sebagai tenaga pendidik memegang peran yang sangat strategis dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah/madrasah. Sejalan dengan PP 19/2005, dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 (UU 14/2005) tentang Guru dan Dosen bab IV pasal 8 (delapan) mengamanatkan bahwa, "Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan 1

file · Web viewA. Judul Penelitian. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Keputusan Menteri Agama Nomor 211 Tahun 2011 Menurut Perspektif Muhammad Athiyyah Al Abrasyi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: file · Web viewA. Judul Penelitian. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Keputusan Menteri Agama Nomor 211 Tahun 2011 Menurut Perspektif Muhammad Athiyyah Al Abrasyi

A. Judul Penelitian

Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Keputusan Menteri Agama

Nomor 211 Tahun 2011 Menurut Perspektif Muhammad Athiyyah Al Abrasyi.

B. Pendahuluan

1. Latar Belakang Masalah

Pemerintah Republik Indonesia melalui Peraturan Pemerintah Nomor 19

Tahun 2005 (PP 19/2005) tentang Standar Nasional Pendidikan telah

menetapkan delapan standar nasional pendidikan yang satu di antaranya

tentang standar pendidik dan tenaga kependidikan. Guru sebagai tenaga

pendidik memegang peran yang sangat strategis dalam meningkatkan mutu

pendidikan di sekolah/madrasah.

Sejalan dengan PP 19/2005, dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005

(UU 14/2005) tentang Guru dan Dosen bab IV pasal 8 (delapan)

mengamanatkan bahwa, "Guru wajib memiliki kualifikasi akademik,

kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki

kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional".1 Kompetensi

guru sebagaimana dimaksud pasal di atas dijelaskan dalam pasal 10 ayat 1

(satu), meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi

sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.2

Adapun yang dimaksud dengan kompetensi, sebagaimana dijelaskan

dalam pasal 3 (tiga) ayat 1 (satu) Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008

(PP 74/2008) tentang Guru, kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan,

1 Sekretariat Negara RI, Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Bandung:Citra Umbara, 2005), hal. 28.

2 Ibid.

1

Page 2: file · Web viewA. Judul Penelitian. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Keputusan Menteri Agama Nomor 211 Tahun 2011 Menurut Perspektif Muhammad Athiyyah Al Abrasyi

2

keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai dan

diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. 3

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa setiap pekerjaan menuntut

adanya kompetensi sesuai dengan keahliannya, begitu halnya dengan guru

sebagai jabatan profesional seorang guru dituntut untuk memiliki keahlian dan

kemampuan mengajar sesuai dengan kualifikasi akademik atau latar belakang

pendidikan.

Selanjutnya dalam penjelasan pasal bab 28 ayat 3 (tiga) PP 19/2005

dinyatakan bahwa:

a. Kompetensi pedagogik adalah, kemampuan mengelola pembelajaran

peserta didik yang meliputi pemahaman peserta didik, perancangan dan

pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan

peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikiya.

b. Kompetensi kepribadian adalah, kemampuan kepribadian yang mantap,

stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan

berakhlak mulia.

c. Kompetensi profesional adalah, kemampuan penguasaan materi

pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya

membimbing peserta didik memenuhi stándar kompetensi yang ditetapkan

dalam Stándar Nasional Pendidikan.

e. Kompetensi Sosial adalah, kemampuan pendidik sebagai bagian dari

masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta

3 Sekretariat Negara RI, Undang-undang Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru (Bandung:Citra Umbara, 2008), hal. 5.

Page 3: file · Web viewA. Judul Penelitian. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Keputusan Menteri Agama Nomor 211 Tahun 2011 Menurut Perspektif Muhammad Athiyyah Al Abrasyi

3

didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik

dan masyarakat sekitar. 4

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sebagai tenaga profesional,

guru harus memiliki empat kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik dan

profesional yang berhubungan langsung dengan proses pembelajaran serta

kompetensi kepribadian dan sosial yang meskipun tidak berhubungan

langsung tetapi berpengaruh terhadap jalannya proses pembelajaran.

Sebagai tindak lanjut dari peraturan perundang-undangan atas, Menteri

Agama telah mengeluarkan Keputusan Menteri Agama Nomor 211 Tahun

2011 (KMA 211/2011) tentang Pedoman Pengembangan Standar Pendidikan

Agama Islam Pada Sekolah. Dalam bab IV huruf B nomor 2 dinyatakan

bahwa ruang lingkup pengembangan standar kompetensi guru Pendidikan

Agama Islam (PAI) pada PAUD/TK, SD, SMP, SMA/SMK meliputi:

a. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran;

b. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian guru yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik;

c. Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar;

d. Kompetensi profesional adalah kemampuan guru dalam penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam;

e. Kompetensi spiritual adalah kemampuan guru untuk menjaga semangat bahwa mengajar adalah ibadah;

f. Kompetensi leadership adalah kemampuan guru untuk mengorganisasi seluruh potensi sekolah yang ada dalam mewujudkan budaya Islami (Islamic religious culture) pada satuan pendidikan. 5

4 Sekretariat Negara RI, Op. Cit., hal. 76-78.5 Kementerian Agama RI, Keputusan Menteri Agama Nomor 211 Tahun 2011 tentang

Pedoman Pengembangan Standar Nasional Pendidikan Agama Pada Sekolah (Jakarta, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, 2011) hal. 76-77.

Page 4: file · Web viewA. Judul Penelitian. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Keputusan Menteri Agama Nomor 211 Tahun 2011 Menurut Perspektif Muhammad Athiyyah Al Abrasyi

4

Jauh sebelum dikeluarkannya peraturan perundaang-undangan di atas,

Muhammad Athiyyah Al Abrasy (seorang pemikir pendidikan Islam Mesir)

telah melontarkan karakteristik dan sifat yang harus dimiliki oleh seorang

guru. Dalam bukunya yang berjudul, "Ruh Al Tarbiyah Wal Ta‘lim " Al

Abrasy menyatakan 13 karakteristik guru6 dan salam buku "At Tarbiyyah Al

Islamiyyah", Al Abrasy menyatakan 7 (tujuh) sifat yang harus dimiliki oleh

guru serta dengan mengutip pendapat Al Ghazali, Al Abrasy menyatakan 8

(delapan) kewajiban guru. 7

Rumusan kompetensi guru sebagaimana uraian di atas sangat ideal dan

harus dimiliki serta diaktualisasikan oleh setiap guru terlebih guru PAI.

Namun dalam realitasnya, kompetensi guru di atas terasa luntur dan terkikis

oleh arus perkembangan globalisasi jaman. Banyak fenomena terjadi terkait

dengan kompetensi guru yang menodai dunia pendidikan dewasa ini termasuk

guru PAI. Seperti kasus penganiayaan guru terhadap murid, pelecehan seksual

guru terhadap murid, kasus kriminalitas guru, laporan orang tua (wali murid)

terkait dengan kekurangpuasannya terhadap guru dan kasus-kasus lain yang

tidak sesuai dengan kompetensi seorang guru. Kejadian ini dapat diidentifikasi

sebagai minimnya kompetensi guru PAI dalam dunia pendidikan. 8

Minimnya kompetensi guru PAI tersebut terjadi atas beberapa sebab,

antara lain kurangnya pengetahuan dari guru itu sendiri tentang kompetensi

guru yang harus dipenuhi seperti yang disebutkan dalam KMA 211/2011, 6 Muhammad Athiyat Al Abrashi, Ruh Al Tarbiyah Wal Ta‘lim  (Beirut:Isa Al Babi Al

Halabi, 1950), hal. 207.7 Muhammad Athiyat Al Abrashi, At Tarbiyyah Al Islamiyyah, Terj.‘Abdullah Zakiy Al-

Kaaf (Bandung: Pustaka Setia, 2003), hal. 146 dan 158.8 http://mahmud09-kumpulanmakalah.blogspot.com/2012/06/contoh-

proposal-penelitian-kajian.html, diakses 25 Pebruari 2013 pukul 23.15 WIB.

Page 5: file · Web viewA. Judul Penelitian. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Keputusan Menteri Agama Nomor 211 Tahun 2011 Menurut Perspektif Muhammad Athiyyah Al Abrasyi

5

kurangnya tingkat kesejahteraan ekonomi guru, banyaknya tugas yang

diemban dan dikerjakan guru, banyaknya masalah keluarga (intern), serta

terbatasnya sarana dan prasarana.

Kondisi demikian menimbulkan pertanyaan “Sudah sesuaikah KMA

211/2011 dengan pandangan pakar pendidikan Islam sehingga dapat memberi

sumbangan kepada praktisi pendidikan dalam mengatasi problematika

kompetensi guru PAI tersebut?”. Beberapa pokok pikiran di atas, menarik

perhatian penulis untuk meneliti kompetensi guru PAI pada KMA 211/2011

dalam Perspektif Muhammad Athiyyah Al Abrasyi, yang dituangkan dalam

proposal skripsi, "Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam dalam

Keputusan Menteri Agama Nomor 211 Tahun 2011 Menurut Perspektif

Muhammad Athiyyah Al Abrasyi".

2. Fokus Kajian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti merumuskan

fokus kajian sebagai berikut:

a. Bagaimana kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru PAI

dalam KMA 211/2011 menurut perspektif Muhammad Athiyyah Al

Abrasy?

b. Bagaimana kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial guru PAI dalam

KMA 211/2011 menurut perspektif Muhammad Athiyyah Al Abrasy?

c. Bagaimana kompetensi spiritual dan kompetensi leadership guru PAI

dalam KMA 211/2011 menurut perspektif Muhammad Athiyyah Al

Abrasy?

Page 6: file · Web viewA. Judul Penelitian. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Keputusan Menteri Agama Nomor 211 Tahun 2011 Menurut Perspektif Muhammad Athiyyah Al Abrasyi

6

3. Tujuan Kajian

Berdasarkan fokus kajian di atas, maka kajian ini bertujuan untuk

mendeskripsikan:

a. Kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru PAI dalam KMA

211/2011 menurut perspektif Muhammad Athiyyah Al Abrasy.

b. Kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial guru PAI dalam KMA

211/2011 menurut perspektif Muhammad Athiyyah Al Abrasy.

c. Kompetensi spiritual dan kompetensi leadership guru PAI dalam KMA

211/2011 menurut perspektif Muhammad Athiyyah Al Abrasy.

4. Manfaat Kajian

Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat antara lain:

a. Secara teoristis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran terhadap pengembangan pendidikan Islam.

b. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

kepada pihak-pihak tertentu, antara lain :

1) Bagi guru PAI, sebagai bahan pertimbangan tentang pengembangan

kompetensi mereka.

2) Bagi kepala sekolah/madrasah, sebagai bahan pertimbangan dalam

mengatasi problema yang timbul terutama masalah kompetensi guru.

3) Bagi peneliti, sebagai sarana pembelajaran dalam melatih diri dalam

dunia penelitian.

4) Bagi STAI Al Khoziny, sebagai bahan pertimbangan dan sumber

informasi untuk penelitian sejenis.

Page 7: file · Web viewA. Judul Penelitian. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Keputusan Menteri Agama Nomor 211 Tahun 2011 Menurut Perspektif Muhammad Athiyyah Al Abrasyi

7

B. Kajian Pustaka

1. Deskripsi Teori

a.Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam dalam KMA 211/2011

1)Pengertian Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam

Istilah kompetensi berasal dari bahasa Inggris, ”Competence” yang berarti

kecakapan atau kemampuan. 9 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,

kompetensi berarti kewenangan atau kekuasaan untuk menentukan atau

memutuskan sesuatu. 10

Menurut bab I pasal 1 (satu) ayat 10 Undang-undang Nomor 14 Tahun

2005 tentang Guru dan Dosen, Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,

keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru

dan dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. 11

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi

adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh guru dalam melaksanakan tugas

sebagai pendidik.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan, bab VI pasal 28, menyatakan bahwa, pendidik harus memiliki

kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran. Kompetensi

sebagai agen pembelajaran meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian,

profesional dan kompetensi sosial. Selanjutnya dalam penjelasan pasal

tersebut dinyatakan bahwa :

9 Hassan Shadily dan John M. Echols, Kamus Inggris-Indonesia (Jakarta:Gramedia Pustaka Utama, 1995), hal. 132.

10 Depdiknas, op. cit., hal. 584.11 Sekretariat Negara RI, op. cit., hal. 3.

Page 8: file · Web viewA. Judul Penelitian. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Keputusan Menteri Agama Nomor 211 Tahun 2011 Menurut Perspektif Muhammad Athiyyah Al Abrasyi

8

a) Kompetensi pedagogik adalah, kemampuan mengelola pembelajaran

peserta didik yang meliputi pemahaman peserta didik, perancangan dan

pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan

peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikiya.

b) Kompetensi kepribadian adalah, kemampuan kepribadian yang mantap,

stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan

berakhlak mulia.

c) Kompetensi profesional adalah, kemampuan penguasaan materi

pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya

membimbing peserta didik memenuhi stándar kompetensi yang ditetapkan

dalam Stándar Nasional Pendidikan.

d) Kompetensi Sosial adalah, kemampuan pendidik sebagai bagian dari

masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta

didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta

didik dan masyarakat sekitar. 12

Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa sebagai tenaga

profesional, guru harus memiliki empat kompetensi, yaitu kompetensi

pedagogik dan profesional yang berhubungan langsung dengan proses

pembelajaran serta kompetensi kepribadian dan sosial yang meskipun tidak

berhubungan langsung tetapi berpengaruh terhadap jalannya proses

pembelajaran.

Dalam konsep Islam, kompetensi merupakan satu hal yang sangat penting.

Pekerjaan apapun menuntut kompetensi dari pelakunya agar mendapat hasil 12 Sekretariat Negara RI, ibid, hal. 76-78.

Page 9: file · Web viewA. Judul Penelitian. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Keputusan Menteri Agama Nomor 211 Tahun 2011 Menurut Perspektif Muhammad Athiyyah Al Abrasyi

9

yang maksimal. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al An’am ayat

135 dan Hadits Nabi Muhammad Saw. yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari :

”Katakanlah:"Hai kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuanmu, sesungguhnya Akupun berbuat (pula). kelak kamu akan mengetahui, siapakah (di antara kita) yang akan memperoleh hasil yang baik di dunia ini. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak akan mendapatkan keberuntungan”.13

اعة اذا وسداالمر الى غير اهله فانتظرالس“Jika suatu urusan diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah saat kehancurannya”.14

2)Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam

Dalam KMA 211/2011dijelaskan bahwa ruang lingkup pengembangan

standar kompetensi guru Pendidikan Agama Islam (PAI) pada PAUD/TK, SD,

SMP, SMA/SMK meliputi:

a) Kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran;

b) Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian guru yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik;

c) Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar;

d) Kompetensi profesional adalah kemampuan guru dalam penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam;

e) Kompetensi spiritual adalah kemampuan guru untuk menjaga semangat bahwa mengajar adalah ibadah;

f) Kompetensi leadership adalah kemampuan guru untuk mengorganisasi seluruh potensi sekolah yang ada dalam mewujudkan budaya Islami (Islamic religious culture) pada satuan pendidikan. 15

13 Departemen Agama, Al Qur'an dan Terjemahnya (Semarang: Tanjung Mas Inti, 2000), hal. 190.

14 Hasyimi Beik, Hadits Syarif (Kairo: Al Azhar, 1949), hal. 19.15 Kementerian Agama RI, Op. Cit., hal. 76-77.

Page 10: file · Web viewA. Judul Penelitian. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Keputusan Menteri Agama Nomor 211 Tahun 2011 Menurut Perspektif Muhammad Athiyyah Al Abrasyi

10

Penjabaran dari keenam kompetensi guru PAI di atas, tercantum dalam

tabel berikut: 16

Tabel 1Kompetensi Guru PAI

No.

Kompetensi Inti Kompetensi Guru PAI

1. Kompetensi Pedagogik

1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, akhlak, spiritual, sosial, budaya, emosional dan intelektual.

2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.

3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan PAI.

4. Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik.

5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan PAI.

6. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.

7. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.

8. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.

9. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi PAI untuk kepentingan pembelajaran.

Lanjutan tabel 1No.

Kompetensi Inti Kompetensi Guru PAI

10. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

2. Kompetensi Kepribadian

1. Bertindak sesuai dengan norma agama Islam, hukum, sosial dan kebudayaan nasional Indonesia.

2. Memiliki kemampuan untuk menjaga integritas diri sebagai GPAI.

3. Menampilkan diri sebagai pribadi yang berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat.

4. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, 16 Ibid, hal. 114-121.

Page 11: file · Web viewA. Judul Penelitian. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Keputusan Menteri Agama Nomor 211 Tahun 2011 Menurut Perspektif Muhammad Athiyyah Al Abrasyi

11

stabil, dewasa, arif dan berwibawa.5. Menunjukkan etos kerja, tanggungjawab yang

tinggi, rasa bangga menjadi GPAI dan rasa percaya diri.

6. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.3. Kompetensi

Sosial1. Bertindak objektif, dan tidak diskriminatif.2. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun

dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.

3. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya.

4. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.

4. Kompetensi Profesional

1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran PAI.

2. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi/ bidang pengembangan PAI.

3. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.

4. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif.

5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.

5. KompetensiSpiritual

1. Menyadari bahwa mengajar adalah ibadah dan harus dilaksanakan dengan penuh semangat dan sungguh-sungguh.

2. Meyakini bahwa mengajar adalah rahmat dan amanah.

3. Meyakini sepenuh hati bahwa mengajar adalah panggilan jiwa dan pengabdian.

4. Menyadari dengan sepenuh hati bahwa mengajar adalah aktualisasi diri dan kehormatan.

Lanjutan tabel 1No.

Kompetensi Inti Kompetensi Guru PAI

5. Menyadari dengan sepenuh hati bahwa mengajar adalah pelayanan.

6. Menyadari dengan sepenuh hati bahwa mengajar adalah seni dan profesi.

6. Kompetensi Leadership

1. Bertanggung jawab secara penuh dalam pembelajaran PAI di satuan pendidikan.

2. Mengorganisir lingkungan satuan pendidikan demi terwujudnya budaya yang Islami.

Page 12: file · Web viewA. Judul Penelitian. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Keputusan Menteri Agama Nomor 211 Tahun 2011 Menurut Perspektif Muhammad Athiyyah Al Abrasyi

12

3. Mengambil inisiatif dalam mengembangkan potensi satuan pendidikan.

4. Berkolaborasi dengan seluruh unsur di lingkungan satuan pendidikan.

5. Berpartisipasi aktif dalam pengambilan keputusan di lingkungan satuan pendidikan.

6. Melayani konsultasi keagamaan dan sosial.

b. Pemikiran Pendidkan Muhammad Athiyyah Al Abrasy

Muhammad Athiyyah Al Abrasy (seorang pemikir pendidikan Islam

Mesir) telah melontarkan karakteristik dan sifat yang harus dimiliki oleh

seorang guru. Dalam bukunya yang berjudul, "Ruh Al Tarbiyah Wal Ta‘lim "

Al Abrasy menyatakan bahwa karakteristik guru adalah:

1) Seorang guru harus menjadi seorang ayah sebelum menjadi guru.

2) Harus terjalin hubungan yang baik antara guru dan para murid.

3) Guru harus peduli dengan  anak-anak dan masa belajar kanak-kanak.

4) Guru harus merasa berkewajiban terhadap masyarakat.

5) Seorang guru harus menjadi contoh terhadap keadilan, kejujuran dan

kesempurnaan.

6) Seorang guru harus setia dan ikhlas.

7) Guru harus mengkaitkan dengan kehidupan.

8) Guru harus terus mengadakan penelitian dan penemuan.

9)Seorang guru harus mampu mendidik, bagus dalam manajemen, bijaksana

dalam karya atau amalnya.

10)Guru harus menyerap dengan semangat  sekolah modern.

11)Seorang guru harus memiliki pendirian yang tetap.

12)Seorang guru harus mempunyai tubuh yang sehat.

Page 13: file · Web viewA. Judul Penelitian. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Keputusan Menteri Agama Nomor 211 Tahun 2011 Menurut Perspektif Muhammad Athiyyah Al Abrasyi

13

13)Seorang guru harus memiliki kepribadian yang kuat. 17

Dalam buku "At Tarbiyyah Al Islamiyyah", Al Abrasy menyatakan bahwa

sifat-sifat yang harus dimiliki oleh guru adalah :

1) Zuhud tidak mengutamakan materi dan mengajar karena mencari keridaan

Allah semata.

2) Kebersihan guru.

3) Ikhlas dalam pekerjaan.

4) Pemaaf.

5) Seorang guru merupakan seorang bapak sebelum ia seorang guru.

6) Harus mengetahui tabiat murid.

7) Harus menguasai pelajaran. 18

Pada pembahasan lain dengan mengutif pendapat Al Ghazali, Al Abrasy

menyebutkan tujuh kewajiban guru, antara lain: 19

1) Kasih sayang terhadap murid dan memperlakukannya seperti anak sendiri.

2) Tidak mengharapkan balas jasa atau ucapan terimakasih, kecuali

mengharap ridha dan taqarrub kepada Allah SWT.

3) Gunakan setiap kesempatan untuk menasehati dan membimbing murid.

4) Mencegah murid dari akhlak tercela dengan jalan sindiran (isyarat).

5) Perhatikan perkembangan intelegensi murid dan berbicara sesuai kadar

akalnya.

6) Jangan memberikan kesempatan kepada murid untuk menjauhi suatu ilmu

pengetahuan, berikan kemudahan kepada mereka untuk mempelajarinya.

17 Muhammad Athiyat Al Abrasyi, Op. Cit., hal. 207-229.18 Muhammad Athiyat Al Abrasyi, Op. Cit., hal. 146-150.19 Ibid., hal. 158.

Page 14: file · Web viewA. Judul Penelitian. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Keputusan Menteri Agama Nomor 211 Tahun 2011 Menurut Perspektif Muhammad Athiyyah Al Abrasyi

14

7) Menyampaikan pelajaran sesuai dengan perkembangan usia dan

intelegensinya.

8) Selalu mengamalkan ilmunya dan berperilaku sesuai derajat keilmuannya.

2. Kerangka Pemikiran

Kompetensi guru wajib dimiliki dan diaktualisasikan oleh setiap guru

dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di sekolah dan dalam kehidupan

sehari-hari di masyarakat. Guru adalah sosok yang digugu (diperhatikan

ucapannya) dan ditiru (diikuti perilakunya), untuk itu guru harus berperan

sebagai pembimbing, pengayom dan pelindung baik bagi siswa-siswanya

maupun bagi masyarakat sekitarnya.

KMA 211/2011 tentang Kompetensi Guru PAI merupakan upaya

pemerintah melalui Kementerian Agama untuk dijadikan acuan oleh setiap

guru PAI dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di sekolah dan dalam

kehidupan sehari-hari di masyarakat sehingga benar-benar menjadi sosok yang

digugu dan ditiru.

Pendidikan agama Islam sebagai bagian dari pendidikan Islam perlu

menyesuaikan konsep dengan konsep pendidikan Islam yang dibangun oleh

para pakar pendidikan Islam. Muhammad Athiyyah Al Abrasy sebagai pakar

pendidikan Islam yang visioner merupakan tokoh yang tepat untuk dijadikan

acuan dalam menyesuaikan konsep PAI dengan konsep pendidikan Islam

termasuk konsep tentang kompetensi guru PAI.

3. Penelitian Terdahulu

Page 15: file · Web viewA. Judul Penelitian. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Keputusan Menteri Agama Nomor 211 Tahun 2011 Menurut Perspektif Muhammad Athiyyah Al Abrasyi

15

Penelitian kepustakaan tentang kompetensi guru belum banyak dilakukan

oleh peneliti terdahulu. Dari penelusuran yang dilakukan, penulis menemukan

hasil penelitian yang terkait dengan karya Muhammad Athiyyah Al Abrasy,

sebagai berikut:

a. Rofi’i (2007, STAIN Ponorogo), meneliti tentang Relevansi Konsep Guru

dan Murid Perspektif Muhammad Athiyyah Al Abrasy dalam Kitab Al

Tarbiyah Al Islamiyah dalam Kontek Pendidikan Berbasis Kompetensi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa:

1) Konsep guru dibagi menjadi dua yaitu, guru umum dan guru khusus

(muaddib). Guru umum membahas tentang sifat-sifat yang harus

dimiliki oleh guru dalam pendidikan Islam. Dan hal ini dikelompokkan

sebagai berikut: a) Sifat zuhud, tidak mengutamakan materi, kurang

relevan dengan konsep pendidikan berbasis kompetensi sebagaimana

dijelaskan bahwa guru merupakan pekerjaan profesi. b) Sifat

kebersihan guru, ikhlas dalam pekerjaan, pemaaf, berkepribadian dan

memiliki harga diri relevan dengan konsep pendidikan berbasis

kompetensi sebagaimana dijelaskan dalam kompetensi pribadi. c) Sifat

seorang guru merupakan seorang bapak sebelum ia menjadi seorang

guru, harus mengetahui tabiat murid dan harus menguasai mata

pelajaran relevan dengan konsep pendidikan berbasis kompetensi

sebagaimana dijelaskan dalam kompetensi profesional. Sedangkan

berkaitan dengan guru khusus (muaddib) konsep tersebut relevan

Page 16: file · Web viewA. Judul Penelitian. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Keputusan Menteri Agama Nomor 211 Tahun 2011 Menurut Perspektif Muhammad Athiyyah Al Abrasyi

16

dengan konsep pendidikan berbasis kompetensi yang didasarkan pada

syarat-syarat guru profesional.  

2) Konsep murid. Berkaitan dengan hak-hak murid maupun kewajiban

mereka dalam pendidikan Islam, konsep tersebut tidak relevan dengan

pendidikan berbasis kompetensi. Hal ini didasarkan bahwa dalam

konsep Al Abrasy menempatkan guru sebagai pusat pembelajaran,

sedangkan dalam pendidikan berbasis kompetensi menempatkan murid

sebagai pusat pembelajaran.

Perbedaan hasil penelitian di atas dengan penelitian yang akan dilakukan

adalah pada penelitian di atas terfokus pada Kurikulum Berbasis Kompetensi

dan pembahasan guru terbatas pada guru umum (bukan guru PAI).

b. Mahmud (2009, STAIN Ponorogo), meneliti tentang, Kompetensi Guru

dalam PP 74/2008 Perspektif Muhammad Athiyyah Al Abrasy dalam

Kitab Ruh Al Tarbiyah wal Ta'lim. Hasil penelitian menunjukkan bahwa:

1) Kompetensi Pedagogik dalam perspektif Al Abrasy dijelaskan bahwa:

a) Guru harus peduli dengan  anak-anak dan masa belajar kanak-

kanak, b) Harus terjalin hubungan yang baik antara guru dan para

murid, c) Guru harus menjadi seorang ayah sebelum menjadi guru.

2) Kompetensi Kepribadian dalam perspektif Al Abrasy dijelaskan

bahwa: a) Guru harus memiliki kepribadian yang kuat, b) Guru harus

menjadi contoh terhadap keadilan, kejujuran dan kesempurnaan, c)

Guru harus setia dan ikhlas, d) Guru harus memiliki pendirian yang

tetap, e) Guru harus mempunyai tubuh yang sehat.

Page 17: file · Web viewA. Judul Penelitian. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Keputusan Menteri Agama Nomor 211 Tahun 2011 Menurut Perspektif Muhammad Athiyyah Al Abrasyi

17

3) Kompetensi Sosial dalam perspektif Al Abrasy dijelaskan bahwa: a)

Guru harus merasa berkewajiban terhadap masyarakat, b) Guru harus

mengkaitkan dengan kehidupan.

4) Kompetensi Profesional dalam perspektif Al Abrasy dijelaskan bahwa:

a) Guru harus mampu mendidik, bagus dalam manajemen, bijaksana

dalam karya atau amalnya, b) Guru harus menyerap dengan semangat 

sekolah modern, c) Guru harus terus mengadakan penelitian dan

penemuan.

Perbedaan hasil penelitian di atas dengan penelitian yang akan dilakukan

adalah pada penelitian di atas terfokus pada kompetensi guru secara umum

dan pembahasan kompetensi terbatas PP 74/2008.

C. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research) dengan

pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian ini berupaya untuk mengumpulkan

data atau karya tulis ilmiah yang bertujuan dengan subyek penelitian atau

pengumpulan data yang bersifat kepustakaan. Telaah yang dilaksanakan untuk

memecahkan suatu masalah pada dasarnya tertumpu pada penelaahan kritis

dan mendalam terhadap bahan-bahan pustaka yang relevan. 20

Penggunaan metode deskriptif menurut Winarno Surakhmad karena

metode deskriptif tertuju pada pemecahan-pemecahan masalah yang ada pada

masa sekarang”. 21 Lebih lanjut A. Hamid Syarif mengemukakan bahwa, 20 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2007), hal. 60-61.21 Winarno Surakhmad , Metodologi Penelitian, (Jakarta: Rajawali, 2005), hal. 139.

Page 18: file · Web viewA. Judul Penelitian. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Keputusan Menteri Agama Nomor 211 Tahun 2011 Menurut Perspektif Muhammad Athiyyah Al Abrasyi

18

“Analisa deskriptif dilakukan bila peneliti hanya ingin mengetahui situasi-

situasi atau kejadian-kejadian tertentu” 22.

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah:

a. Sumber Data Primer

Data primer adalah data utama yang dijadikan sumber data dalam kajian

penelitian. Data primer dalam penelitian ini berasal dari KMA 211/2011

tentang Kompetensi Guru PAI dan kitab Al Tarbiyah Al Islamiyah dan

kitab Ruh Al Tarbiyah wal Ta'lim karya Muhammad Athiyyah Al Abrasy.

b. Sumber Data Sekunder,

Data sekunder adalah data penunjang yang dijadikan sumber data dalam

kajian penelitian. Data sekunder dalam penelitian ini berasal dari PP 19/2005

tentang Standar Nasional Pendidikan, UU 14/2005 tentang Guru dan Dosen,

PP 74/2008 tentang Guru dan buku-buku yang membahas tentang kompetensi

guru dan pendidikan Islam.

3. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini termasuk penelitian kepustakaan. Oleh karena itu teknik

yang digunakan dalam pengumpulan data adalah pengumpulan data literer

yaitu bahan-bahan pustaka yang koheren dengan objek pembahasan yang

dimaksud.23 Data yang ada dalam kepustakaan tersebut dikumpulkan dan

diolah dengan cara:

22 Hamid Syarif, Panduan Skripsi, (Pasuruan: Garuda Buana Indah, 2005), hal. 32.23 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta,

2006), hal. 24.

Page 19: file · Web viewA. Judul Penelitian. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Keputusan Menteri Agama Nomor 211 Tahun 2011 Menurut Perspektif Muhammad Athiyyah Al Abrasyi

19

a. Editing, yaitu pemeriksaan kembali data yang diperoleh terutama dari segi

kelengkapan, kejelasan makna dan keselarasan makna antara yang satu

dengan yang lain.

b. Organizing, yaitu mengorganisir data-data yang diperoleh dengan

kerangka yang sudah diperlukan.

c. Penemuan hasil penelitian, yaitu melakukan analisis lanjutan terhadap

hasil pengorganisasian data dengan menggunakan kaidah-kaidah, teori dan

metode yang telah ditentukan sehingga diperoleh kesimpulan tertentu yang

merupakan hasil jawaban dari rumusan masalah.

4. Teknik Analisa Data

Analisis data dalam kajian pustaka (library research) ini adalah analisis

isi (content analysis) yaitu penelitian yang bersifat pembahasan mendalam

terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak. Analisis isi adalah suatu

teknik penelitian untuk membuat inferensi-inferensi yang dapat ditiru

(replicabel) dan sahih data dengan memperhatikan konteksnya.

Adapun tahapan analisis isi yang ditempuh dengan langkah-langkah:

a. Menentukan permasalahan.

b. Menyusun kerangka pemikiran.

c. Menyusun perangkat metodologi yang mencakup :

1) Menentukan metode pengukuran (prosedur operasional konsep).

2) Menentukan universe (populasi yang akan diteliti serta pengambilan

sampel).

3) Menentukan metode pengumpulan data dan membuat cooding sheet.

Page 20: file · Web viewA. Judul Penelitian. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Keputusan Menteri Agama Nomor 211 Tahun 2011 Menurut Perspektif Muhammad Athiyyah Al Abrasyi

20

4) Menentukan metode analisis.

d. Analisis data.

e. Interpretasi data. 24

E. Jadwal Penelitian

Penelitian ini direncanakan dilaksanakan selama tiga bulan (12 minggu)

dengan jadwal penelitian sebagaimana tabel berikut:

Tabel 2Jadwal Penelitian

No. Kegiatan Minggu Ke1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Penyusunan Proposal x2 Seminar Proposal x3 Perbaikan Proposal x4 Penyusunan Bab I dan Bab III x5 Revisi Bab I dan Bab III x6 Penyusunan Bab II x7 Revisi Bab II x8 Penyusunan Bab IV x9 Revisi Bab IV x

10 Penyusunan Bab V x11 Revisi Bab V x12 Penyusunan Laporan x

F. Daftar Pustaka

Agama, Departemen, 2000, Al Qur'an dan Terjemahnya, Semarang, Tanjung Mas Inti.

Al Abrasyi, Muhammad Athiyyah, 1950, Ruh Al Tarbiyah Wal Ta‘lim, Beirut, Isa Al Babi Al Halabi.

_____, tjm. Abdullah Zakiy Al Kaaf, 2003, At Tarbiyyah Al Islamiyyah, Bandung, Pustaka Setia.

Arikunto, Suharsimi, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta, Rineka Cipta.

24 Burhan Bungin (Ed.), Metodologi Penelitian Kualitatif, Aktualisasi Metodologis Ke Arah Ragam Varian Kontemporer (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004), hal. 139-142.

Page 21: file · Web viewA. Judul Penelitian. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Keputusan Menteri Agama Nomor 211 Tahun 2011 Menurut Perspektif Muhammad Athiyyah Al Abrasyi

21

Beik, Hasyimi, 1949, Hadits Syarif, Kairo, Al Azhar.

Bungin, Burhan (Ed.), 2004, Metodologi Penelitian Kualitatif, Aktualisasi Metodologis Ke Arah Ragam Varian Kontemporer, Jakarta, RajaGrafindo Persada.

Echols, John M dan Hassan Shadily, 1995, Kamus Inggris-Indonesia, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama.

Sukmadinata, Nana Syaodih, 2007, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung, Remaja Rosdakarya.

Surakhmad,Winarno, 2005, Metodologi Penelitian, Jakarta, Rajawali.

Syarif, A. Hamid, 2005, Panduan Skripsi, Pasuruan, Garuda Buana Indah.

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Undang-undang Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Guru.

Keputusan Menteri Agama Nomor 211 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengembangan Standar Nasional Pendidikan Agama Pada Sekolah.

http://mahmud09-kumpulanmakalah.blogspot.com/2012/06/contoh-proposal-penelitian-kajian.html, diakses 25 Pebruari 2013 pukul 23.15 WIB.

Lampiran

Outline Penelitian

Halaman Sampul

Page 22: file · Web viewA. Judul Penelitian. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Keputusan Menteri Agama Nomor 211 Tahun 2011 Menurut Perspektif Muhammad Athiyyah Al Abrasyi

22

Halaman Judul

Persetujuan Pembimbing

Lembar Pengesahan

Lembar Originalitas (Pernyataan Keaslian Tulisan)

Motto dan Persembahan

Kata Pengantar

Daftar Isi

Daftar Tabel

Daftar Lampiran (Jika Ada)

Abstraksi

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah

B. Fokus Kajian

C. Tujuan Kajian

D. Manfaat Kajian

BAB II Kajian Teori, Kerangka Pemikiran dan Penelitian Terdahulu

A. Kajian Teori

B. Kerangka Pemikiran

C. Penelitian Terdahulu

BAB III Metode Penelitian

A. Rancangan Penelitian

B. Sumber Data

C. Teknik Pengumpulan Data

D. Teknik Analisis Data

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

A. Hasil Penelitian

B. Pembahasan

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

Daftar Pustaka

Page 23: file · Web viewA. Judul Penelitian. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Keputusan Menteri Agama Nomor 211 Tahun 2011 Menurut Perspektif Muhammad Athiyyah Al Abrasyi

23

Lampiran (Jika Ada)

Daftar Riwayat Hidup