Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
convex.ipa.or.id @ipaconvex_ @IPAConvexIndonesian Petroleum Association
DISCLAIMER
The information in this book is true and complete to the best of our knowledge. The author and publisher disclaim any liability in
connection with the use of this information.
©2020 INDONESIAN PETROLEUM ASSOCIATION
convex.ipa.or.id @ipaconvex_ @IPAConvexIndonesian Petroleum Association
EXECUTIVE SUMMARY
PANDEMI COVID-19 dan anjloknya harga minyak membuat tantangan industri minyak dan gas bumi (migas) global semakin berat di era new normal saat ini. Wood Mackenzie memproyeksikan investasi migas global akan turun tajam hingga US$ 500 miliar selama periode 2020-2025. Di Asia Pasifik, penurunannya sebesar US$ 64 miliar. Adapun porsi investasi yang masuk ke Asia Tenggara dan Indonesia diperkirakan semakin kecil dan menurun dalam beberapa tahun ke depan.
Sebagai langkah antisipasi untuk menjaga keberlanjutan industri migas, negara-negara penghasil migas secara proaktif berbenah diri untuk terus memperbaiki sistem fiskalnya. Caranya dengan memberikan insentif fiskal ataupun kemudahan lainnya guna menarik investasi pada masa sulit ini.
Kemampuan untuk bersaing dan menarik investasi migas menjadi sangat penting bagi pemangku kepentingan. Mengingat, kebutuhan energi dunia sebagian besar masih bergantung pada bahan bakar fosil, termasuk pada masa transisi energi ini. Perlu ditekankan juga bahwa ketahanan energi nasional dan keberlanjutan industri hulu migas akan memberikan dampak yang besar bagi perekonomian nasional.
Iklim investasi yang atraktif memainkan peran sangat penting karena investor hulu migas akan semakin selektif dalam menanamkan modalnya. Oleh karenanya, Indonesia perlu melakukan terobosan-terobosan yang radikal dan inovatif dalam menarik investasi. Dengan begitu dapat mewujudkan potensi besar hulu migas dan mencapai produksi minyak bumi nasional sebesar 1 juta barel minyak per hari (BOPD) dan gas bumi sebesar 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) pada 2030.
convex.ipa.or.id @ipaconvex_ @IPAConvexIndonesian Petroleum Association
IMBAS MASIF PANDEMI DAN ANJLOKNYA HARGA MINYAK
SUMBER: WOOD MACKENZIE, EIA (US ENERGY INFORMATION ADMINISTRATION’S)
Keterangan: IRR: Internal Rate of ReturnESG: Environmental, Social, and Governance
ADAPTASI PERUSAHAAN MIGAS
Mengutamakan efisiensi modal dan IRR yang tinggi
Menjalankan industri migas berbasis ESG
Mengalihkan fokus kepada gas dan energi terbarukan
Mengurangi dan menunda aktifitas eksplorasi
Anggaran 2020 Revisi Anggaran 2020
Pengurangan
Perusahaan Migas Besar Pangkas Investasi (US$ miliar)
0,0
0,5
1,5
1,0
2,0
2,5
3,0
Shell
30% 20% 20% 25% 25%
Proyeksi Harga Minyak Brent (US$ per barel)
Pandemi Covid-19 dan anjloknya harga minyak membuat tantangan industri migas global kian berat di era new normal.
TANTANGAN BERAT INDUSTRI MIGAS DI ERA NEW NORMAL
Investasi Hulu Migas Global
Total investasi Pra-harga
minyak anjlok Porsi Asia
Tenggara Porsi Indonesia
Porsi investasi yang masuk ke Asia Tenggara dan Indonesia semakin kecil
Investasi turun tajam sebesar US$ 500 miliar (2020-2025)
• Asia Pasifik turun US$ 64 miliar atau 13% dari total penurunan
US$ miliar800 8%
600 6%
400 4%
200 2%
0 0%2000 2005 2010 2015 2020 2025
6%
4%
1%
2%
BPData aktual Shell
70
80
60
50
40
302018 2019 2020 2021 2022 2023 2030 2040 2050
64,371,3
55
55
60
35
46%
convex.ipa.or.id @ipaconvex_ @IPAConvexIndonesian Petroleum Association
Di tengah pandemi dan era harga minyak rendah, negara-negara penghasil migas berbenah untuk menjaga keberlanjutan sektor hulu migas.
UPAYA GLOBAL MENJAGA KEBERLANJUTAN INDUSTRI MIGAS
PEMBAHASAN TERKINI INSENTIF FISKAL HULU MIGAS DI SEJUMLAH NEGARA
PERAN MIGAS MASIH BESAR DALAM TRANSISI ENERGI
Investor menilai daya tarik fiskal di setiap negara untuk melihat prospek, stabilitas fiskal, dan biaya kegiatan hulu migas
Indonesia Fleksibilitas
skema bagi hasil cost recovery
atau gross split
Angola Insentif fiskal untuk lapangan marginal
Australia Tarif royalti gas yang
lebih pasti untuk lima tahun ke depan
Brasil Tarif royalti yang lebih
rendah untuk lapangan kecil
Eksplorasi migas masih sangat dibutuhkan karena dunia masih bergantung pada bahan bakar fosil selama transisi energi beberapa dekade mendatang
Proyeksi Transisi Energi GlobalSemester I 2020: total permintaan energi primerMtoe (juta ton setara minyak)
Nol- karbon
Hidrokarbon
2000
2000
0
4000
6000
8000
10.000
12.000
14.000
16.000
18.000
2005 2010 2015 2020 2025 2030 2035 2040
SUMBER: WOOD MACKENZIE
India Pengurangan pajak produksi
Lainnya Batu bara Minyak
Gas Angin Matahari
Hidro Nuklir Panas Bumi
Dalam 5 tahun terakhir kapasitas tenaga surya dan angin meningkat tapi kontribusinya hanya 25% bagi pemenuhan energi primer. Sebanyak 75% masih dipasok hidrokarbon
Permintaan migas akan mulai melandai sejak 2030 dan mencapai puncaknya pada 2040
Norwegia Pengurangan pajak
penghasilan tambahan
Kanada Insentif pajak
terkait investasi, keringanan royalti
62,4% Gap
71,3%81,5%
KRISIS MIGAS MENGGANGGU STABILITAS PEREKONOMIAN
Produksi migas Indonesia tidak mampu mengejar lompatan konsumsi. Dibutuhkan impor untuk menutup gap tersebut. Namun, besarnya impor migas akan menambah tekanan terhadap defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) yang bisa mengganggu stabilitas perekonomian.
PRODUKSI SULIT KEJAR LOMPATAN KONSUMSI
@ipaconvex_ @IPAConvexIndonesian Petroleum Associationconvex.ipa.or.id
KONTRIBUSI MIGAS TERHADAP CURRENT ACCOUNT DEFICIT
Produksi dan Konsumsi MigasBerdasarkan RUEN 2017 (MBOEPD)
Kebutuhan MigasProduksi Migas
Total Impor Migas 2012-2019 US$ 250,7 miliar = Rp 3.610 triliun* *asumsi kurs APBN 2020 Rp 14.400
Bisa membangun 226 MRT (Investasi MRT Jakarta Rp 16 triliun)
Kontribusi Migas Terhadap CAD
Transaksi Ekspor-Impor Migas
Current Account Deficit
BUTUH INVESTASI UNTUK MENINGKATKAN CADANGAN MIGAS
Investasi Hulu Migas Cadangan Migas IndonesiaCadangan migas Indonesia terus menurun sementara investasi selalu meleset dari target.
25
10
20
5
15
02015 20172016 2018 2019
Realisasi (US$ miliar) Target (US$ miliar)Kekurangan
31% 24%3% 17% 22%
1990 2018201420102006200219981994
6
0
8
4
100
60
20
120
80
40
Minyak (miliar barel)Gas (triliun kaki kubik)
15
-5
10
-10
-25
5
-15
-30
0
-20
-35
2012 2014 20162013 2015 2017 2018 2019
22% 33% 43% 33% 28% 45% 37% 34%
US$ miliar
SUMBER: RUEN (RENCANA UMUM ENERGI NASIONAL), WOOD MACKENZIE,
KEMENTERIAN KEUANGAN, BPS, BANK INDONESIA, KATADATA
2015 2025 20402020 2030 2050
10.000
7.000
4.000
1.000
70
58
SUMBER: SKK MIGAS, REFORMINER INSTITUTE, KATADATA
convex.ipa.or.id @ipaconvex_ @IPAConvexIndonesian Petroleum Association
Pemerintah Indonesia mencanangkan produksi minyak 1 juta barel per hari pada 2030. Indonesia masih memiliki potensi migas, namun diperlukan komitmen dan penerapan strategi yang tepat.
MISI MENUJU PRODUKSI MINYAK 1 JUTA BARELMinyak
2015 2020 2025 2030 2035 2040
1.400
1.000
800
600
400
200
0
Enhanced Oil Recovery (EOR)
Transformasi: Sumber Daya-
ProduksiProgram Rutin
Eksplorasi
POTENSI MIGAS INDONESIA
MBOPD
1.200
Kunci Pertumbuhan Produksi
Mempertahankan tingkat produksi existing
Transformasi sumberdaya ke produksi
Mempercepat EOR
Eksplorasi menemukan cadangan minyak Giant Field
North Sumatra
Central Sumatra
South Sumatra
1
2
3
4
NE Java-Makassar Strait
5
Tarakan Offshore
Kutai Offshore
6
Bird’s Body Warim
8
Northern Papua
9
10
11
Makassar Strait Area
7
Buton Offshore
12
Timor,Tanimbar,
Semai
Investasi Eksplorasi Perlu DitingkatkanInvestasi WK Eksplorasi (US$ juta)
2.400
2.000
1.600
1.200
800
400
0 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Penurunan Alami (Basis
Program)
705
1.000
Sebagian besar yang belum dieksplorasi berada di wilayah Timur. Biaya lebih besar karena minim infrastruktur.
6 dari 12 wilayah migas potensial ada di wilayah Timur dan laut dalam
Sudah Dieksplorasi Belum Dieksplorasi
Rata-rata Biaya Pengeboran per Sumur
Laut Dalam US$ 120 juta
Wilayah Timur US$ 60 juta
Wilayah Barat US$ 8 jutaRata-rata penurunan
investasi per tahun
23%
128 Cekungan Migas0
Wilayah Barat Wilayah Timur Laut Dalam
SUMBER: WOOD MACKENZIE, IHS MARKIT
convex.ipa.or.id @ipaconvex_ @IPAConvexIndonesian Petroleum Association
Hantaman Covid-19 dan anjloknya harga minyak membuat tantangan industri migas semakin berat di era new normal. Untuk itu diperlukan iklim investasi yang atraktif. Sebab, efisiensi modal dan tingkat pengembalian investasi yang tinggi menjadi pertimbangan penting bagi perusahaan.
MENILIK IKLIM INVESTASI MIGAS INDONESIA DARI KACAMATA INVESTOR
GAMBARAN INVESTASI MIGAS INDONESIA
Daya tarik fiskal Indonesia di bawah rata-rata globalSangat atraktif Inggris
Teluk Meksiko AS Australia
Norwegia
Malaysia
Brazil
Irak
Indonesia (2,4)
Kurang atraktif
Wood Mackenzie (kuartal I 2020)
5
4
3
2
1
0
Rata-rata tingkat daya tarik fiskal global = 3,3
Tingkat IRR Indonesia tergolong rendah, di bawah rata-rata global
Rata-rata global 10,4%
IRR Eksplorasi Paling Berisiko (%)40%
30%
20%
10%
0%
MINAT INVESTOR TERHADAP BLOK MIGAS MENURUN
2019
50
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
40
30
20
10
0
Penawaran langsung Total pemenangTender umum
Ket: Internal Rate of Return (IRR)
Indonesia
• Fleksibilitas sistem bagi hasil dan skema pajak yang lebih menarik
• Membuat biaya kegiatan operasi lebih kompetitif
• Menyederhanakan proses perizinan
• Mengembangkan sektor hilir, khususnya infrastruktur gas
CARA MENGHIDUPKAN KEMBALI INDUSTRI
MIGAS
IHS Markit (2017)
Boston Consulting Group
convex.ipa.or.id @ipaconvex_ @IPAConvexIndonesian Petroleum Association
Investasi di sektor hulu migas bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia. Oleh karenanya potensi sumber daya migas perlu dimaksimalkan.
POTENSI BESAR HULU MIGAS DONGKRAK PERTUMBUHAN EKONOMI
PELUANG PENINGKATAN PDB HINGGA US$ 120 MILIAR
MENGAPA INVESTASI MIGAS PENTING
Dampak Langsung US$ 30 miliar-US$ 40 miliar
Dampak Berganda US$ 60 miliar-US$ 80 miliar
SUMBER: REFORMINER INSTITUTE, BCG
• Operator migas• Penyedia jasa migas
Dampak Tidak Langsung11 sektor di antaranya:transportasi, hilir migas, manufaktur, pelayaran, teknologi informasi
Dampak yang Ditimbulkan*14 sektor di antaranya: pendidikan, kesehatan, infrastruktur, pertanian, pariwisata
*Pengeluaran sektor bisnis dan rumah tangga yang mendapat keuntungan dari dampak langsung dan tidak langsung
*Jumlah Wilayah Kerja (WK) Migas
Proyek hulu migas mampu menghasilkan investasi besar (2019)
Potensi ekonomi yang dihasilkan bila menjaga level produksi migas tahun 2016
Perbandingan manfaat dari peningkatan investasi 10% (Hasil simulasi 2020)
Investasi hulu migas memberikan dampak besar untuk mendorong perekonomian
Ket: PDB: Produk Domestik Bruto
199* 10304 7539
Hulu MigasHulu Migas
11,9
InfrastrukturInfrastruktur
12,1
PariwisataPariwisata
1,4
12
0,0%
0,6%
1,2%
1,8%
4
8
0
Jumlah proyek Nilai investasi (US$ miliar)
1,2
0,4
1,0
0,3
1,0
0,30,1 0,1 0,1
PDB Ekspor Pendapatan Pemerintah
Boston Consulting Group
Reforminer Institute
Menjaga level produksi 2016
Dasar proyeksi level produksi
2.500
2.000
1.500
1.000500
0 2010 2012 2014 2016 2018 2020 2022 2024 2026
MBOEPDProyeksi Produksi Migas
convex.ipa.or.id @ipaconvex_ @IPAConvexIndonesian Petroleum Association
Keberadaan proyek LNG Tangguh turut berperan bagi pembangunan di Papua Barat. Oleh karenanya potensi hulu migas
di wilayah Indonesia Timur perlu dioptimalkan.
PERAN HULU MIGAS MEMBANGUN INDONESIA TIMUR
DAMPAK EKONOMI LNG TANGGUH
SUMBER: KEMENTERIAN KEUANGAN, BPS, BP, SKK MIGAS, KOMPAS.COM
PDRB Sektor Migas Provinsi Papua Barat (Rp miliar)
16.000
12.000
8.000
4.000
02008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
350% peningkatan
LNG Tangguh berproduksi
KONTRIBUSI LNG TANGGUH
POTENSI MIGAS DI INDONESIA TIMUR
20 BBOE Potensi Cadangan Minyak
43 BBOE Potensi Cadangan Gas
Cekungan Migas
42 16 8
Belum Dieksplorasi
Eksplorasi (belum Penemuan)
Eksplorasi dengan Penemuan
Membantu menurunkan kasus malaria di Kab. Teluk Bintuni*
Menyerap tenaga kerja lokal61% dari sekitar 1.000 pekerja Tangguh Train 1 dan 2 berasal dari Papua0,8 orang
(2018)
115 orang (2009)
PDRB: Produk Domestik Regional BrutoBBOE: Miliar Barel Setara Minyak
*per 1.000 penduduk
Pada periode LNG Tangguh mulai berproduksi (2008-2009) terjadi peningkatan DBH Migas sebesar 432% di Kab. Teluk Bintuni
Provinsi Papua Barat Rp 3,2 triliun
Kab. Teluk Bintuni Rp 1,3 triliun
Berkontribusi 5% terhadap total pendapatan daerah
Berkontribusi 8% terhadap total pendapatan daerah
Total Dana Bagi Hasil (DBH) Migas (2008-2019)
Menggerakkan bisnis lokalPerusahaan yang terlibat dalam rantai pasokan Tangguh meningkat 7 kali lipat sejak 2006
Rp 6,6 triliunTotal DBH migas seluruh kabupaten
dan provinsi di Papua Barat
Investor hulu migas semakin selektif menanamkan modal di era harga minyak rendah dan perlambatan ekonomi dunia. Oleh karenanya diperlukan terobosan
dalam menarik investasi untuk mewujudkan potensi besar hulu migas Indonesia.
TEROBOSAN UNTUK TINGKATKANINVESTASI MIGAS DI INDONESIA
PERLU TEROBOSAN UNTUK MENARIK INVESTASI HULU MIGAS
• Menghapus FTP dan pajak tidak langsung
• Menghapus branch profit tax (BPT)
• Tax holiday 10 tahun
• Menambah porsi bagi hasil investor
• Mempercepat masa eksplorasi hingga produksi
• Meningkatkan daya tarik Gross Split
Jangka Pendek• Fleksibilitas skema bagi
hasil
• Penambahan kontraktor split untuk lapangan sulit
• Menghapus pajak tidak langsung, tax holiday 10 tahun dan back-in-right
• Perbaikan kualitas evaluasi geologi, evaluasi keekonomian, dan data
• Revisi minimum signature bonus sebesar US$ 1 juta
Jangka Menengah• Perbaikan fiskal terms
Gross Split
• Penyederhanaan birokrasi
• Konsolidasi biaya atas seluruh kontrak untuk pengurangan pajak
• Penerapan assume and discharge
• Pembebasan BPT bila profit diinvestasikan kembali
Jangka Panjang• Menghapus
kewajiban carry PI BUMD
• Signature bonus bisa dijadikan biaya pengurang pajak
• Fleksibilitas skema bagi hasil
• Keringanan pajak
• Insentif menyesuaikan karakteristik area migas
• Fleksibilitas harga DMO
• Menawarkan lebih banyak blok migas
• Intensifikasi kegiatan seismik
• Penyempurnaan skema bidding dalam penentuan bagi hasil
• Perbaikan fiscal terms terkait CIT, BPT, dan bagi hasil yang diutamakan untuk lapangan di laut dalam dan darat
• Insentif khusus untuk lapangan marginal
FTP: First Tranche PetroleumDMO: Domestic Market Obligation
BUMD: Badan Usaha Milik DaerahCIT: Corporate Income Tax
SUMBER: IIHS MARKIT, BCG, LPEM UI, IPA
“Kita tahu impor migas besar sekali. Padahal kita memiliki sumur-sumur minyak yang produksinya bisa ditingkatkan. Yang mestinya produksinya bisa ditingkatkan. Kalau betul-betul berkurang baru impor.”
– Presiden Joko Widodo (2/12/2019)
@ipaconvex_ @IPAConvexIndonesian Petroleum Associationconvex.ipa.or.id
convex.ipa.or.id @ipaconvex_ @IPAConvexIndonesian Petroleum Association
Pemerintah telah menerbitkan kebijakan harga gas US$6 per MMBTU untuk industri tertentu. Kebijakan ini dapat memberikan implikasi yang kurang baik bagi investor jika dilihat dari sudut pandang keekonomian proyek gas investor seperti disebutkan di bawah ini.
KEEKONOMIAN PROYEK HULU GAS DARI KACAMATA INVESTORKONDISI HULU GAS INDONESIA
KONDISI MIDSTREAM GAS INDONESIA
PERBANDINGAN IRR HULU GAS BEBERAPA NEGARA ASIA TENGGARA
“Dengan iklim bisnis yang tidak kondusif seperti saat ini, sektor gas bumi beserta
pembangunan infrastrukturnya akan mengalami stagnasi.”
Komaidi Notonegoro, Direktur Eksekutif Reforminer Institute (15/4/2020)
“Indonesia perlu meningkatkan daya tarik fiskal (fiscal attractiveness)
untuk menggairahkan investasi di industri hulu migas.”
Andrew Harwood, Direktur Penelitian Asia Pasifik Wood Mackenzie (18/11/2020)
SUMBER: WOOD MACKENZIE, REFORMINER INSTITUTE, IHS MARKIT, KONTAN.CO.ID, CNNINDONESIA.COM
Kisaran Harga Bervariasi Tergantung Karakteristik Lapangan di Indonesia: Lokasi berdasarkan wilayah Kedalaman dan jenis reservoir Ketersediaan infrastruktur penunjang
Lapangan gas Muara Bakau, IDD, Abadi, Jambaran-Tiung Biru, dan Tangguh
Tingkat kelayakan investasi proyek gas besar di Indonesia kalah bersaing.Rata-rata IRR Proyek Gas Besar (%)*
0
10
20
40
Thailand
32,8
Vietnam
30,0
Filipina
27,5
Myanmar
23,3
Malaysia
20,9
Indonesia
7,4
30
Kisaran Harga Gas Hulu (US$/MMBTU)
Tertinggi
Harga rata-rataUS$ 5,8/ MBBTU
8,4
7,4
6,4
5,4
4,4
3,4Terendah
8,24
*IRR proyek-proyek hulu yang akan berkontribusi besar
bagi produksi gas di masing-masing negara untuk satu
dekade ke depan (data 2020)
IRR: Internal Rate of Return
• Tarif pengangkutan beberapa ruas jaringan pipa penyaluran gas di Indonesia di atas tarif rata-rata tertimbang
• Tingkat pemanfaatan (utilisasi) jaringan pipa transmisi (52,1%) dan distribusi (60,4%) belum optimal
Biaya transmisi dan distribusi gas di Indonesia relatif lebih tinggi dari negara lainnya.
**Biaya 2019
Perbandingan Biaya Midstream Beberapa Negara Asia Tenggara 2020 (transmisi, distribusi, regasifikasi)US$/MMBTU
2
1
0
1,84 1,75 1,47 1,29
Indonesia Vietnam Malaysia Thailand**
MENGENAL COST RECOVERYHULU MIGAS
Rp 1.000 (hasil penjualan beras) – Rp 300 (total investasi sebagai cost recovery).
Sisanya dibagi dua antara pemilik dan penggarap sawah dengan besaran:
cost recovery: biaya hanya akan dikembalikan
setelah panen berhasil
*
*RpRp 1000
Rp200Rp0
Pemilihan SawahPemilik lahan (pemerintah) menyewakan lahan kepada penggarap sawah (perusahaan migas).
*)
Tidak mengeluarkan modal usahaTidak menanggung risiko keuangan/kerugianMendapat penerimaan pajak dari penggarap sawah.
Hasil PanenKeuntungan Pemilik Lahan
SUMBER: KATADATA, SKK MIGAS, IPA, WOOD MACKENZIE
%85 %15
Penggarapan SawahPenggarap sawah menyediakan peralatan, menanam, dan merawat padi hingga panen.
BISNIS HULU MIGAS Dianalogikan pada Kerja Sama Bidang Pertanian
Pemilik Lahan
PenggarapSawahInvestasi
Sekitar 10%, commercial success rate (2010-2019)Artinya dari pengeboran 10 sumur hanya 1 yang berhasil
Rata-rata investasi hulu migas per tahun (2015-2019)Biaya pengeboran 1 sumur
eksplorasi US$ 20 juta-US$ 100 juta (sumur produksi umumnya lebih murah)
Rp 175 TRILIUN*
Hingga 15 tahunProses pencarian sampai
menghasilkan migas (pasca 2000)
BISNIS HULU MIGASMahal & Berisiko Tinggi
*) asumsi kurs US$ 1 = Rp 15.000
Butuh kolaborasi untuk mendapatkan migas karena
negara memiliki sumber daya alam dan perusahaan
migas memiliki modal dan teknologi.
Setara
10 kali biaya MRT
(fase 1 Rp 16 triliun)Setara
2 kali biaya tol Trans Jawa
(12 ruas tol senilai Rp 68 triliun)
convex.ipa.or.id @ipaconvex_ @IPAConvexIndonesian Petroleum Association