Direktorat JenderalPengelolaan Hutan Produksi Lestari2020

DISAMPAIKAN OLEH:Dr. Ir. BAMBANG HENDROYONO, MMPlt. DIREKTUR JENDERAL PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (PHPL)

TANAMAN SAGU

Klasifikasi tanaman sagu:

Termasuk dalam Famili(Arecaceae-Palm), Genus (Metroxylon) dan Spesies(Metroxylon sagu Rottb). Beccari (1918) dan Sagu

adalah tanaman asliIndonesia dan merupakanHasil Hutan Bukan Kayu

(HHBK).

Tanaman asli Indonesia,

tersebar dari Aceh hingga

Papua dan sudah biasa

dibudidayakan/dimanfaatkan

oleh masyarakat lokal

Lokasi pertumbuhan secara spesifik :

• Habitus : Daerah basah dan beriklim tropis basah dengancurah hujan min. 1.500 mm/tahun, seperti daerah berawa, pasang surut air sungai dan di pinggiran sungai.

• Toleransi adaptasi : Tanah tergenang (sementara), tanahgambut dengan PH tanah min. 3,0 (sangat masam), tanahselain dengan salinitas min. 10 ms.

Perlu arahan (guidance) dan

sentuhan teknologi dalam

pemanfaatan dan

kelestariannya

1

2

4

3

Source : Flach, 2007

LUASAN DAERAH PERTUMBUHAN SAGU DI DUNIA

0.2%

1.5%

51.3%43.3%

3.7%

Malaysia (1,5%)

Indonesia (51,3%)

Thailand (0,2%

Papua New Guinea (43,3%)

Others(3,7%)

Luasan total sagu di Indonesia : 5.579.637 Ha

Sumber : UP4B 2014; Flach 1997)

SUMATERA60.000 Ha

KALIMANTAN20.000 Ha

SULAWESI30.000 Ha

MALUKU60.000 Ha

PAPUA BARAT510.213 Ha

PAPUA4.749.424 Ha

• Tergolong tanaman palma yang memproduksi karbohidrat dengan jumlahyang sangat besar. (100-200 kg/batang, adayang mencapai >200/>400 kg/batang).

• Produktifitas tanaman dapat mencapai lebihdari 20 ton tepung /ha apabila teknikbudidaya dan efisiensi pengolahan tepungdikelola dengan baik.

• Bersifat cluster. Anakan dapat menggantikanpertumbuhan tanaman induk apabilatanaman induk ditebang (tidak memerlukanpenanaman ulang).

• Dapat berkembang biak dengan baik di lahan sub-optimal dan dengan perawatanyang minim (tanpa pupuk dll.), tanamanmasih mampu menghasilkan tepung denganjumlah yang besar.

• Oleh karena itu, bisnis sagu untuk komoditaspangan dan industri sangat menjanjikan.

NILAI KOMPARATIF SAGU

Sagu secara alami tumbuh pada daerah rawa, perlu dipertahankan kondisi hidrologis tempat tumbuhnya;

Rawa bertanah mineral, rawa dangkal atau rawa dalam akan mempengaruhi infrastruktur pengangkutan (sistem rel, kanal atau jalan darat);

Pembuatan kanal atau jalan darat tidak boleh mengganggu sistem hidrologis sebagai syarat tumbuh;

Rawa lahan gambut, memperhatikan kedalaman gambut, gambut kurang dari 3 Meter dapat menjadi areal budidaya, 3 Meter atau lebih menjadi kawasan lindung;

Jumlah batang yang dipanen dalam satu rumpun, perlu menjamin regenerasi tumbuhan sehingga tidak menggangu Sustainability/Kelestarian.

1

UU 41/1999 TTG KEHUTANAN

Pemanfaatan hutan produksi dapat berupa Pemanfaatan Kawasan, Pemanfaatan Jasling, Pemanfaatan HHK & HHBK, serta pemungutanHHK & HHBK.

Pemanfaatan hutan produksi dilaksanakan melalui pemberian Izin Usaha (IU).

PP. 6/2007 Jo. PP.3/2008 TTG TATA HUTAN & REN. PENG. HUTAN SERTA PEMANFAATAN HUTAN

Pemanfaatan HHBK dalam hutan alam pada hutan produksi antara lain berupa pemanfaatan rotan, sagu, nipah, bambu, yang meliputikegiatan penanaman, pemanenan, pengayaan, pemeliharaan, pengamanan, dan pemasaran hasil.

1

2

Permen LHK No. P.77/2019

IUPHHBK Pada HP dan IPHHBK Pada Hutan

Negara & Perdirjen PHPLNo. P.01 /2020

Model Multiusaha Kehutanan

Areal Sudah Dibebani Izin (IUPHHK/Hak Kelola Lainnya), Melalui Revisi RKU (psl.5)

pelaksanaan Model Multiusaha (psl. 2)

Permen LHK No. P.77/2019

IUPHHBK Pada HP dan IPHHBK Pada Hutan

Negara Permen LHK & No. P.49/2017

Kerjasama Pemanfaatan Hutan di KPH

1

SKEMA PEMANFAATAN SAGU DI HUTAN

PRODUKSI

Areal belum dibebani Izin dapat Melalui Izin Usaha Pemanfaatan

HHBK (IUPHHBK) (psl. 5)

Areal HP di wilayah KPH yang berpotensimenghasilkan HHBK dapat dimanfaatkan

dengan skema kerja sama.

1

23

Permen LHK No. P.77/2019

IUPHHBK Pada HP dan IPHHBK Pada Hutan Negara

PT. National Sago Prima/Bengkalis/Riau

Luas : 21.418 Ha

Areal IUPHHBK Sagu

Hutan Produksi

Hutan Lindung

SELAT PANJANG

TOTAL LUAS IZIN : 21.418 Ha

Perum Perhutani/Sorong Selatan

Luas : 16.055,00 Ha

PT. Tugu Palma SejatiTeluk Bintuni

Luas : 55.000 Ha

PT. Tunas Pangan Saguindo/

Teluk BintuniLuas : 54.000 Ha

PT. AgrindoIndonesia Jaya/

Mamberamo RayaLuas : 39.920 Ha

PT. Sampurna Bio Fuels/Jayapura

Luas : 51.000 Ha (Dikembalikan)

PT. NusantaraSagu Prima/

JayapuraLuas : 10.660 Ha

PT. Austrindo Nusantara Jaya/Sorong Selatan

Luas : 40.000 Ha

LAKE SENTANI

Areal IUPHHBK Sagu

Hutan Produksi

Hutan Lindung

TOTAL LUAS IZIN : 266.635 Ha

RIAU, 21,418.00 Ha

PAPUA, 50.580.00 Ha

PAPUA BARAT, 165,055.00 Ha

PERBANDINGAN LUAS IUPHHBK SAGUBERDASARKAN PROVINSI

Papua dan Papua Barat (potensi 5,2 jutaha), baru seluas 266.635 Ha, yang telah

dikelola dengan skema izin usahaIUPHHBK-HA/HT.

No. Nama Perusahaan Kabupaten/Provinsi Tanggal Izin Masa Berlaku Luas (Ha)

1 2 3 4 5 6

1 PT. National Sago Prima Bengkalis/Riau 25-06-2009

04-02-2013

25 Tahun 21.418,00

2 PT. Agrindo Indonesia JayaMamberamo Raya/ Papua 13-09-2013 8 Tahun 39.920,00

3 PT. Austrindo Nusantara

Jaya (ANJ) Agri Papua

Sorong Selatan/ Papua

Barat

12-05-2010 25 Tahun 40.000,00

4 PT. Nusantara Sago Prima,

Divisi Kaureh

(dikembalikan)

Jayapura/Papua 6-09-2010 20 Tahun 51.000,00

5 PT. Nusantara Sago Prima Jayapura/Papua 25-03-2011 20 Tahun 10.660,00

6 PT. Tunas Pangan

Saguindo

Teluk Bintuni /Papua Barat 24-01-2011 25 Tahun 54.000,00

7 PT. Tugu Palma Sejati Teluk Bintuni/Papua Barat 24-9-2011 25 Tahun 55.000,00

8 Perum PERHUTANI Sorong Selatan/Papua

Barat

14-12-2012 25 Tahun 16.055,00

TOTAL LUAS 288.053,00

No. Nama Perusahaan Kab./Prov.Tahun (Ton)

2015 2016 2017 2018 2019

1 PT. National Sago Prima Bengkalis/Riau 23,357.05 10,135.58 1,748.97 359.27 697.35

2PT. Agrindo Indonesia Jaya

Mamberamo Raya/ Papua - - - - -

3PT. Austrindo Nusantara Jaya (ANJ) Agri Papua

Sorong Selatan/ Papua Barat - 447.70 899.82 7,287.13 4,808.38

4PT. Nusantara Sago Prima, Divisi Kaureh

Jayapura/Papua - - - - -

5 PT. Nusantara Sago Prima Jayapura/Papua - - - 53.68 260.88

6PT. Tunas Pangan Saguindo

Teluk Bintuni /Papua Barat - - - - -

7 PT. Tugu Palma Sejati Teluk Bintuni/Papua Barat - - - - -

8 Perum PERHUTANI Sorong Selatan/Papua Barat - - - - -

Jumlah 23,357.05 10,583.28 2,348.79 7,700.08 5,766.61

Inventarisasi potensi dan sebaran sagu di Indonesia belum seluruhnyadilakukan;

Pemanfaatan sagu sebagian besar masih tergantung pada tegakan alam

kendala pasokan jangka panjang;

Pemanfaatan sagu melalui kegiatan budidaya masih terbatas skalanya, investasi cukup besar dengan umur panen 10 – 12 tahun;

Pemanfaatan sagu sebagian besar oleh masyarakat pengelolaan skalatradisional belum banyak dikembangkan dalam skala komersialpemasaran lewat perantara margin masyarakat rendah;

Perencanaan industrialisasi sagu yang belum didukung baseline data yang valid;

Produk olahan belum banyak diversifikasi nilai tambah kurang hargaproduk rendah;

Dukungan institusi/lembaga terkait dan teknologi pasca panen belum memadai;

Keterbatasan akses pendanaan.

Tersedianya kawasan hutan yang potensial sagu di Indonesia (lebih 4,5 juta ha).

Sagu merupakan tanaman asli Indonesia.

Potensial sebagai substitusi pangan, energi, dan bahan baku industri.

Tersedianya pasar lokal maupun internasional (tepung sagu, bioethanol dll).

Dukungan Kebijakan terkait dengan Pemanfaatan Sagu dan industri pengolahan sagu.

Dukungan Penelitian dan Pengembangan sagu.

Regulasi tarif pengenaan PSDH atas HHBK Sagu (tepung sagu/tual sagu) hanya sebesar 6% harga patokan.

Melakukan pengkajian dan inventarisasi potensi sagu di daerah sebagaialternatif sumber pangan, energi, dan bahan baku industri.

Integrasi hulu – hilir pemanfaatan sagu.

Mendorong kemitraan/kerjasama KPH yang memiliki potensi sagu dengan KTHdalam pemanfaatan HHBK Sagu.

Mendorong kemitraan masyarakat dengan perusahaan untuk pasokan bahanbaku secara langsung (tanpa perantara) meningkatkan margin pendapatanmasyarakat.

Dukungan pembangunan aksesibilitas dan Sarana Prasarana (Transportasi, Listrik)>>>> menurunkan biaya investasi/ operasional.

Penguatan kapasitas dan kelembagaan masyarakat untuk mendorongpengelolaan sagu dan inovasi pengolahan produk.

Penguatan dan Kerjasama Litbang untuk Diversifikasi produk turunan sagu.

Sinergitas antara Kementerian/Lembaga terkait.

Pengembangan skema pendanaan (melalui BPDLH atau pinjaman komersial).

PERCEPATAN IMPLEMENTASI PERMENLHK NO. P.77/MENLHK/2019 TENTANG PERIZINAN IUPHHBK & IPHHBK PENGEMBANGAN HHBK MELALUI IZIN PEMANFAATAN HHBK.

PERCEPATAN IMPLEMENTASI PERMENLHK NO. P.49/MENLHK/2017 TENTANG KERJASAMA DI KPH PENGEMBANGAN HHBK MELALUI MELALUI KEMITRAAN MASYARAKAT DENGAN KPH.

PERCEPATAN IMPLEMENTASI PERMENLHK NO. P.62/MENLHK/2019 TENTANG PEMBANGUNAN HTI PENGEMBANGAN HHBK DI AREAL HTI

KEMUDAHAN PEMBANGUNAN INDUSTRI PENGOLAHAN HHBK MELALUI PERMENLHK NO. P.1/MENLHK/2019 TENTANG IZIN USAHA INDUSTRI PRMER HASIL HUTAN

PERCEPATAN IMPLEMENTASI PERMENLHK NO. P .11/MENLHK/2020 TENTANG HUTAN TANAMAN RAKYAT MENDORONG PERLUASAN PEMANFAATAN SAGU SKALA MASYARAKAT

PERCEPATAN IMPLEMENTASI PERDIRJEN P1/2020 TENTANG MODEL PENUGASAN MULTIUSAHA KEHUTANAN

1

2

3

4

5

6

Sago as our treasure, potential material for food and industry