Diplopia Arda

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/14/2019 Diplopia Arda

    1/20

    DIPLOPIA

    DEFINISI

    Istilah diplopia berasal dari bahasa Latin: diplousyang berarti ganda, dan opsyang

    berarti mata. Diplopia atau penglihatan ganda adalah keluhan berupa melihat dua

    gambaran dari satu objek.1,2

    FISIOLOGI PENGLIHATAN BINOKULER

    Pada dasarnya, kita melihat dengan otak. ata hanyalah sebuah organ yang menerima

    rangsang sensoris. !ambaran didapatkan dari proses mengartikan rangsangan yang

    diterima oleh retina. "ara# optikus dan jalur $isual mengantarkan in#ormasi ini ke

    korteks $isual. "istem sensoris menghasilkan gambaran retinal dan mengantarkan

    gambaran ini ke pusat pengaturan yang lebih tinggi. "istem motorik membantu proses

    ini dengan mengarahkan kedua mata pada objek sehingga gambaran yang sama

    dibentuk di tiap retina. %tak kemudian memroses in#ormasi ini menjadi kesan

    penglihatan binokuler. &ubungan antara sistem sensoris dan motoris ini tidak dapat

    dirasakan atau disadari.'

    (erdapat ) syarat yang menentukan kualitas penglihatan binokuler:

    1. Penglihatan simultan. *etina kedua mata menerima kedua gambaran se+ara

    simultan. Pada penglihatan binokuler yang normal, kedua mata mempunyai titik

    #iksasi yang sama, yang akan berada di #o$ea sentralis kedua mata. ayangan

    kedua objek yang selalu sampai ke area identik di retina, disebut sebagai titik

    korespondensi retina. %bjek-objek yang terletak pada lingkaran imajiner dikenal

    sebagai horopter geometrik diproyeksikan pada titik-titik di retina ini. &oropter

    yang berbeda akan berlaku untuk jarak #iksasi berapapun. %leh karena itu,

    gambar di kedua retina akan identik pada penglihatan binokuler yang normal.

    enomena ini dapat diperiksa dengan menampilkan gambar yang berbeda ke

    masing-masing retina/ normalnya kedua gambar akan diterima, menimbulkan

    diplopia #isiologis.'

    Diplopia #isiologis dapat didemonstrasikan dengan menempatkan 2 pensil

    $ertikal pada sebuah garis sesuai dengan a0is $isual subjek, dengan pensil kedua

    1

  • 8/14/2019 Diplopia Arda

    2/20

    jaraknya kira-kira 2 kali jauhnya dari pada subjek pertama. etika subjek #okus

    pada 1 pensil, pensil yang lain akan tampak ganda.'

    2. usi: hanya saat kedua retina membuat impresi $isual yang sama, yakni

    transmisi gambar-gambar identik ke otak, 2 gambaran retinal akan ber+ampur

    menjadi persepsi tunggal. Impair #usi dapat menimbulkan diplopia.'

    ). Penglihatan stereoskopis. "i#at ini adalah tingkat tertinggi kualitas penglihatan

    binokuler dan hanya mungkin jika beberapa kondisi terpenuhi. gar objek-objek

    diproyeksikan pada titik korespondensi atau identik pada retina, mereka harus

    terletak di horopter geometrik yang sama. %bjek yang berada di depan atau di

    belakang lingkaran ini tidak akan diproyeksikan ke titik korespondensi tapi ke

    titik non-korespondensi atau disparate. &asilnya, objek-objek ini akan dianggap

    sebagai 2 benda 3diplopia4. "edangkan objek-objek yang berada dalam

    jangkauan sempit di depan dan di belakang horopter di#usikan sebagai gambaran

    tunggal. rea ini disebut sebagai area Panum. %tak memroses gambaran

    nonkorespondensi retina dalam area Panum sebagai persepsi $isual tunggal )-

    dimensi bukan sebagai gambaran ganda. "ebaliknya, otak menggunakan

    gambaran ganda tersebut untuk membedakan kedalaman. '

    !ambar 1a. Horopter Geometrik. erkas sinar dari titik #iksasi men+apai #o$ea

    sentralis pada kedua mata pada penglihatan simultan normal. arena itu, objek dan

    2

  • 8/14/2019 Diplopia Arda

    3/20

    pada horopter geometrik diproyeksikan pada titik korespondensi di retina. 1b. Horopter

    Fisiologis. Pada jangkauan sempit di depan dan di belakang horopter 3area Panum4 2

    gambaran retinal masih bisa ber#usi. (itik dan yang berada di luar area Panum,

    diproyeksikan ke titik nonkoresponden di retina.'

    KLASIFIKASI DIPLOPIA

    1. Diplopi !o"ok#ler

    Diplopia monokuler adalah penglihatan ganda yang timbul pada mata yang

    sakit saat mata yang lain ditutup. Diplopia monokuler merupakan keluhan yang

    dapat diberikan oleh penderita dan sebaiknya diperhatikan adalah adanya

    kelainan re#raksi. ila terjadi gangguan pembiasan sinar pada mata, maka berkas

    sinar tidak homogen sampai di makula yang akan menyebabkan keluhan ini.5

    berasi optik dapat terjadi pada kornea yang ireguler akibat mengkerutnya

    jaringan kornea atau permukaan kornea yang tidak teratur. &al ini juga terjadi

    pada pemakaian lensa kontak lama atau tekanan kala6ion. Diplopia monokuler

    sering dikeluhkan oleh penderita katarak dini. &al ini juga akibat berkas sinar

    tidak di#okuskan dalam satu per satu. adang-kadang iridektomi sektoral juga

    memberikan keluhan diplopia.5

    elainan di luar bola mata yang dapat menyebabkan diplopia monokuler

    adalah bila melihat melalui tepi ka+a mata, koreksi astigmatisme tinggi yang

    tidak sempurna, sedang kelainan optik di dalam mata yang memberikan keluhan

    diplopia monokuler adalah miopia tinggi, astimatireguler, dislokasi lensa, udara

    atau benda transparan dalam mata, spasme ireguler dari badan silier dan

    megalokornea, makulopatia, ablasi retina, iridodialis, ireguler tear #ilm, dan

    katarak.5

    $. Diplopi Bi"ok#ler

    Diplopia binokuler adalah penglihatan ganda terjadi bila melihat dengan

    kedua mata dan menghilang bila salah satu mata ditutup. Pada esotropia atau

    satu mata bergulir ke dalam maka bayangan di retina terletak sebelah nasal

    makula dan benda seakan-akan terletak sebelah lateral mata tersebut sehingga

    pada esotropia atau strabismus kon$ergen didapatkan diplopia tidak bersilang

    3

  • 8/14/2019 Diplopia Arda

    4/20

    3uncrossed4 atau homonimus. "edang pada eksotropia atau strabismus di$ergen

    sebaliknya diplopia bersilang 3crossed4 atau heteronimus.5

    Penyebab diplopia binokuler dapat terjadi karena miastenia gra$is, parese

    atau paralisis otot penggerak mata ekstraokuler. "ara# kranial III yang mengenai

    satu otot kemungkinan adalah lesi nuklear.5

    !EKANIS!E DIPLOPIA

    Dua mekanisme utama diplopia adalah misalignment okuler dan aberasi okuler

    3misal de#ek kornea, iris, lensa, atau retina4. un+i paling penting untuk

    mengidenti#ikasi mekanisme diplopia adalah dengan menentukan termasuk diplopia

    monokuler atau diplopia binokuler. isalignment okuler pada pasien dengan

    penglihatan binokuler yang normal akan menimbulkan diplopia binokuler.

    isalignment okuler menyebabkan terganggunya kapasitas #usional sistem binokuler.

    oordinasi neuromuskuler yang normal tidak dapat menjaga korespondensi $isual objek

    pada retina kedua mata. Dengan kata lain, sebuah objek yang sedang dilihat tidak jatuh

    pada #o$ea kedua retina, maka objek akan tampak pada dua tempat spasial berbeda dan

    diplopia pun terjadi. 1,7

    Pada hampir semua keadaan, diplopia monokuler disebabkan oleh aberasi lokal

    pada kornea, iris, lensa, atau yang jarang yaitu retina. Diplopia monokuler tidak pernah

    disebabkan oleh misalignment okuler.7

    ekanisme diplopia yang ketiga dan jarang terjadi adalah dis#ungsi korteks $isual

    primer atau sekunder. Dis#ungsi ini akan menimbulkan diplopia monokuler bilateral dan

    harus dipertimbangkan saat tidak ditemukan aberasi okuler pada pasien. 7

    (erakhir, diplopia yang terjadi tanpa penyebab patologis, biasa disebut diplopia

    #ungsional8 #isiologis. Pasien dengan diplopia #ungsional juga sering mengeluhkan

    berbagai gejala somatik atau neurologis.7

    DIAGNOSIS

    4

  • 8/14/2019 Diplopia Arda

    5/20

    A"m"esis

    namnesis yang lengkap dan menyeluruh merupakan e$aluasi yang paling berguna

    dalam menangani pasien dengan diplopia. "etiap upaya dibuat untuk menyakinkan

    apakah diplopia yang terjadi adalah diplopia monokuler atau binokuler karena akan

    sangat menentukan mekanisme terjadi dan penyebabnya. Pada pasien dengan diplopia

    binokuler, pemeriksa dapat menge$aluasi kelainan-kelainan yang dapat menimbulkan

    misalignment okuler baik karena proses neurologis maupun karena penyakit orbita.

    "edangkan pada pasien dengan diplopia monokuler, pemeriksa dapat mem#okuskan

    pada kelainan di mata.1,7

    (iga gejala yang penting harus diketahui dengan jelas:

    1. pakah menutup salah satu mata membuat diplopia hilang9 ika seorang pasien

    ragu apakah ia mengalami diplopia monokuler atau binokuler, pasien disuruh

    melihat sebuah objek yang ada di ruang pemeriksaan yang tampak ganda dan

    menentukan apakah penglihatan ganda menetap jika mata kanan ditutup atau

    menetap jika mata kiri yang ditutup. ;amun, perlu diingat bah

  • 8/14/2019 Diplopia Arda

    6/20

    pembedahan mata atau strabismus sebelumnya. =ang juga penting adalah meninjau

    seluruh sistem neurologis dan o#talmis. 1,7

    Diplopi !o"ok#ler

    1. Pe"%e&& O'tlmik

    Penyebab o#talmik paling umum untuk diplopia monokuler adalah kelainan

    re#raksi yang tidak terkoreksi dan de#ek kornea yang lain 3(abel 14. Deskripsi

    tertentu mengenai diplopia dapat membantu pemeriksa menentukan

    penyebabnya. Pasien dengan de#ek kornea sering mengalami penglihatan ganda

    sebagai sebuah bayangan atau gambaran kedua yang mengelilingi objek.

    ereka juga akan mengeluh penglihatannya berkabut atau kabur. elainan

    kornea yang umum termasuk astigmatisme, jaringan parut kornea, dan de#ek

    kornea yang diinduksi pembedahan laser mata 3L"I4. Pembentukan katarak

    menyebabkan kehilangan tajam penglihatan dan silau, namun kadang-kadang

    pasien melaporkan diplopia sebagai gambaran hantu yang lebih ringan dan

    kurang jelas. De#ek retina yang melibatkan makula menyebabkan distorsi objek

    yang tampak tertekuk atau melengkung. eberapa de#ek makula 3misal

    membran neo$askuler subretinal4 biasanya monokuler namun dapat pula

    binokuler. %#talmoskopi memungkinkan pengenalan penyakit makular dengan

    mudah dan harus dilakukan saat penyakit retina di+urigai.7

    $. Pe"%e&& Ne#rologis

    ani#estasi yang jarang terjadi pada penyakit yang melibatkan korteks $isual

    primer maupun sekunder adalah persepsi gambaran $isual multipel yang

    merupakan #enomena monokuler bilateral karena ada pada saat penutupan mata

    kanan ataupun kiri. Polipia serebral 3melihat ) atau lebih gambaran4 dan diplopia

    serebral adalah penyakit kortikal yang jarang. Palinopsia 3gangguan kortikal4,

    dengan keluhan gambaran objek multipel yang segera hilang bila menoleh dari

    objek atau setelah objek dikeluarkan dari lapangan penglihatan. Pasien sering

    menggunakan istilahstrobe effectatau setelah gambar untuk mendeskripsikan

    palinopsia. Lesi diskret pada korteks oksipitoparietal atau oksipitotemporal,

    kejang, obat, dan migrain dapat menyebabkan diplopia serebral, polipia serebral,

    atau palinopsia. De#ek lapangan pandang homonimus 3de#isit pada sisi yang

    6

  • 8/14/2019 Diplopia Arda

    7/20

    sama untuk kedua mata4 sering dihubungkan dengan ilusi $isual kortikal ini.

    eskipun pasien tidak selalu sadar akan kehilangan lapangan pandang.7

    (. Pe"%e&& "o"ptologis

    Pasien yang diplopianya #ungsional umumnya memiliki keluhan samar tentang

    penglihatan mereka. Pasien tidak boleh dilabel #ungsional sampai pemeriksaan

    o#talmik dan neurologik yang lengkap mengindikasikan tidak adanya penyebab

    patologis. ontrol ulang mungkin diperlukan untuk meyakinkan bah

  • 8/14/2019 Diplopia Arda

    8/20

    5. Dis#ungsi nuklear sara# kranial di batang otak: stroke, hemoragik, tumor atau

    massa, trauma, mal#ormasi $askuler.

    7. Dis#ungsi supranuklear yang melibatkan jalur ke dan antara nukleus sara# kranial

    III, I? atau ?I: stroke, hemoragik, tumor atau massa, trauma, sklerosis multipel,

    hidrose#alus, si#ilis, ense#alopati @erni+ke, penyakit neurodegenerati#.

    Pasien harus ditanya diplopianya hori6ontal, $ertikal, atau obliks, memburuk pada arah

    gaze tertentu, atau memburuk saat melihat jauh atau dekat. Diplopia hori6ontal

    disebabkan oleh impaired abduksi atau adduksi 3berhubungan dengan kontrol dan

    pergerakan otot rektus medial, rektus lateral, atau keduanya4 3!ambar 1 dan !ambar 24.

    Diplopia $ertikal disebabkan oleh impaired ele$asi atau depresi 3Aberhubungan dengan

    kontrol dan pergerakan otot rektus in#erior, rektus superior, oblik in#erior, oblik

    superior, atau kombinasi dari otot-otot ini4.7

    Perburukan diplopia para arah ga6e tertentu menunjukkan gerakan ke arah itu

    impaired. !ejala neurologis lain juga harus dinilai: kelemahan otot proksimal, kesulitan

    menelan, sesak napas, misalnya menunjukkan dis#ungsi neuromuskuler, dan deteriosasi

    $isus monokuler dan proptosis menunjukkan proses orbital.

    Gm&r $. %tot Bkstraokuler7

    8

  • 8/14/2019 Diplopia Arda

    9/20

    Gm&r (. erja otot ekstraokuler dan sara# kranial dari sisi pemeriksa. (anda panah

    yang tebaladalah kerja primer otot, dan tanda panah tipisadalah kerja sekunder otot.

    %tot re+tus superior dan obliks superior intorsi 3berputar ke dalam4, dan otot re+tus

    in#erior dan obliks in#erior ekstorsi 3berputar ke luar4 yang ditandai dengan tanda panah

    melengkung.7

    rahgazeyang menyebabkan diplopia atau meningkatkan pemisahan objek dapat

    membantu menentukan struktur mana yang menimbulkan diplopia. "ingkatnya, jika

    diplopia binokuler hori6ontal lebih buruk pada arah gazekiri, maka bisa saja karena

    mata kiri tidak dapat abduksi 3palsi sara# ?I4 atau karena mata kanan tidak dapat

    adduksi 3o#talmoplegia intranuklear kanan4.7

    1. Pe"%kit or&it t# restriksi otot ekstrok#ler

    "ebagian besar pasien dengan penyakit orbital atau restriksi otot ektraokuler

    akan memiliki tanda periorbita atau abnormalitas orbita yang men+olok saat

    pemeriksaan. Pasien harus ditanyai mengenai perubahan bentuk karena

    perubahan a

  • 8/14/2019 Diplopia Arda

    10/20

    $. Kelem)" Ekstrok#ler !ioptik

    iopati mitokondrial, di antaranya miopati kongenital, dan distro#i muskuler

    seperti distro#i okulo#aringeal, dapat dengan keluhan diplopia karena kelemahan

    otot ekstraokuler yang signi#ikan. ika di+urigai sebuah miopati, gejala yang

    menunjukkan kelemahan otot kranial atau skeletal lain harus diketahui.

    In#ormasi mengenai ri

  • 8/14/2019 Diplopia Arda

    11/20

    "aat palsi sara# kranial terjadi dalam isolasi, pasien harus ditanya mengenai

    #aktor risiko $askuler dan diabetes karena in#ark iskemik mikro$askuler dari

    sara# kranial III, I?, dan ?I dapat terjadi. ?askulitis sistemik seperti arteritis

    temporal, dapat dengan palsi sara# kranial/ gejala klaudikasio rahang, sakit

    kepala, tender kulit kepala, dan artralgia harus ditanyakan pada pasien usia tua

    dengan diplopia karena palsi sara# kranial. 7

    Palsi sara# kranial III biasa dengan gejala diplopia $ertikal dan hori6ontal yang

    akan membaik bila mata yang terkena diabduksi karena otot rektus lateral dan

    sara# kranial ?I mengabduksi mata. Palsi sara# kranial I? biasa dengan diplopia

    $ertikal yang memburuk atau hanya mun+ul saat melihat dekat dan gaze ke

    ba

  • 8/14/2019 Diplopia Arda

    12/20

    arah gazeyang sama karena lesi supranuklear, maka de#isitnya konjugat dan

    pasien tidak mengalami diplopia. De#isit dapat +ongenital maupun didapat.

    Palsigaze supranuklear dapat hori6ontal maupun $erti+al. Pada sebagian besar

    kasus, palsigazehori6ontal konjugat berlokasi ke pons atau korteks #rontal dan

    palsi gaze$erti+al konjugata berlokasi ke otak tengah. Palsi gaze diskonjugat

    memiliki beragam lokasi. Eontoh dari palsi gaze hori6ontal supranuklear

    diskonjugat adalah o#talmoplegia intranuklear. %#talmoplegia intranuklear

    di+irikan dengan de#i+it adduksi pada mata di sisi yang sama dengan lesi dengan

    nistagmus simultan mata yang abduksi selamagazelateral, dan sering dikaitkan

    dengan sklerosis multiple atau stroke. Eontoh dari palsi $erti+al supranuklear

    diskonjugat adalah de$iasi miring. Lokasinya di batang otak, serebelum, atau

    sistem $estibuler peri#er. (idak seperti palsi gaze konjugat, palsi gaze

    diskonjugat menimbulkan diplopia karena misalignment okuler terjadi pada satu

    atau banyak arahgaze.7

    "eperti pada luka sara# kranial dan nukleinya, lesi jalur supranuklear sering

    disertai gejala dan tanda neurologis lain. anyak struktur dan etiologi yang

    umumnya dikaitkan dengan lesi jalur supranuklear seperti ditunjukkan table '.

    Pasien harus ditanya mengenai kelemahan, mati rasa, impairment kogniti#,

    ketidakseimbangan, inkoordinasi, dis#agia, disartria, $ertigo, mual, dan muntah.7

    Pemeriks" #"t#k Loklissi A"tomik

    Pemeriksaan semua #ungsi sensorik $isual normal dan #ungsi motorik okuler perlu

    dalam e$aluasi diplopia. (ajam penglihatan yang paling baik diperbaiki, lapangan

    pandang ke kon#rontasi, penampakan pupil, dan reaksi terhadap +ahaya, dan #undus

    posterior harus diperiksa pada setiap pasien. "ebagai tambahan, jika respons +ahayapupil abnormal untuk salah satu mata, maka respons pupil saat melihat target yang dekat

    harus di+atat 3bagian dari re#leks akomodasi4. lignment harus diperhatikan saat pasien

    #iksasi pada target jarak jauh dan dekat pada semua arah gaze, dan e$aluasi duksi, $ersi,

    saccade, danpursuitharus dilakukan. lat yang sangat berguna untuk mengukur tajam

    penglihatan adalah pinhole yang memungkinkan pasien melihat melalui lubang ke+il.

    Pinhole dapat mengeliminasi kelainan re#rakti# dan mengeliminasi diplopia monokuler

    yang disebabkan oleh banyak tipe kelainan re#rakti#.7

    12

  • 8/14/2019 Diplopia Arda

    13/20

    Pemeriks" Diplopi !o"ok#ler

    Fntuk menentukan penyebab okuler spesi#ik dari diplopia monokuler perlu

    dilakukan pemeriksaan o#talmologik lengkap termasuk pemeriksaan slit lamp. ika

    keahlian atau perlengkapan inadekuat, konsultasi o#talmologik harus dilakukan untuk

    re#raksi dan pemeriksaan kornea, iris, lensa, media okuler, dan retina untuk setiap

    pasien yang mengeluh diplopia monokuler. ika pinhole mengoreksi diplopia, maka

    penyebabnya mungkin melibatkan kornea atau lensa. elainan ma+ula retina tidak akan

    membaik dengan pinhole. msler +hart dapat digunakan untuk mengidenti#ikasi

    penyakit ma+ula yang harus di$eri#ikasi dengan o#talmoskopi direk.7

    Pemeriks" Diplopi Bi"ok#ler

    Pemeriksaan pasien dengan misalignment okuler tidak hanya men+akup

    pemeriksaan pergerakan mata. Pemeriksa harus mengukur atau memperhatikan

    misalignment okuler dari berbagai arahgaze, pembengkakan periorbital, abnormalitas

    orbital seperti ekso#talmus8 proptosis atau eno#talmus, injeksi konjungti$a atau sklera,

    posisi palpebra, dan kelemahan otot-otot ekstraokuler atau otot le$ator palpebra.

    Pemeriksaan neurologis lengkap perlu dilakukan.7

    1. Pemeriks" Bol !t+ Or&it+ -" Kelopk !t

    Bkso#talmometer digunakan untuk mendeteksi dan mengukur proptosis atau

    eno#talmus, dan pemba+aan yang lebih besar dari 21 mm untuk salah satu mata

    atau perbedaan lebih dari 2 mm antara tiap mata mengindikasikan proptosis atau

    eno#talmus. eberapa orang 3misal

  • 8/14/2019 Diplopia Arda

    14/20

    Ptosis timbul bila jarak antara re#le0 +ahaya kornea di tengah pupil 3terlihat saat

    pasien #iksasi pada +ahaya yang diarahkan padanya4 dan palpebra atas kurang

    dari > mm. Penyebab neurologis ptosis berasal dari dis#ungsi otot le$ator

    palpebra, yang dikontrol oleh sara# kranial III, atau dari dis#ungsi otot uller,

    yang dikontrol oleh iner$asi simpatis. Ptosis dari kelemahan otot uller

    disebabkan oleh sindrom &orner selalu minimal dan seringkali palpebra ba in+i dari mata pasien. ika duksi

    atau $ersi terbatas, pemeriksa harus menentukan apakah keterbatasan disebabkan

    oleh proses restrikti#, kelemahan otot, dis#ungsi neuromuscular junction, palsi

    sara# kranial, atau proses supranuklear. (es duksi paksa berguna untuk

    mendeteksi keterbatasan mekanik untuk pasien dengan keterbatasan otot

    ekstraokuler yang substansial. "etelah pemberian anestesi topi+al kornea dan

    konjungti$a, ujung kapas digunakan untuk men+oba menggerakkan atau

    memaksa mata kearah di mana ada keterbatasan. ika tidak ada tahanan maka

    berarti tidak ada restriksi mekanik.7

    Pemeriksaan se+ara garis besar mungkin tidak sensiti# untuk mengetahui

    penyebab diplopia binokuler, khususnya bila berhubungan dengan palsi sara# III

    atau I? parsial. addo0 rod- sebuah lensa merah dengan ridge- atau sebuah

    lensa merah tanpa ridge dapat dipakai untuk menentukan keberadaan dan derajat

    misalignment okuler. Lensa merah dipegang di depan mata kanan, sedangkan

    pasien melihat +ahaya putih pinpoint dari transluminator o#talmoskop atau darisumber +ahaya lain yang dipegang oleh pemeriksa. Lokasi dari bar merah dilihat

    oleh pasien menggunakan addo0 rod, atau +ahaya merah dilihat oleh pasien

    menggunakan lensa merah tanpa ridge, dalam hubungan dengan +ahaya putih

    mengindikasikan bagaimana mata misalignment. (orsi okuler dapat diukur

    menggunakan double addo0 rod.7

    (. Pemeriks"Neuromuscular Junction

    14

  • 8/14/2019 Diplopia Arda

    15/20

    Pemeriksaan untuk tanda otot ekstraokuler fatigable dan kelemahan palpebra

    fatigable dengan pemulihan kekuatan didapat dengan teknik-teknik seperti

    sustained gaze atau penutupan mata repetiti#. elelahan otot ekstraokuler sulit

    untuk diamati namun usaha untuk mempertahankan posisi eksentrik gaze oleh

    pasien yang mengalami kelainan neuromuscular junction akan menunjukkan

    peningkatan strabismus, bahkan pada pasien tanpa bukti a

  • 8/14/2019 Diplopia Arda

    16/20

    addo0 rod atau tes ka+a merah diperlukan untuk mem$eri#ikasi diagnosis.

    addo0 rod memperlihatkan hiperde$iasi pada mata yang sakit pada gaze ke

    ba

  • 8/14/2019 Diplopia Arda

    17/20

    #asikulus masih ber#ungsi normal. %leh karena itu, stimulasi nuklei dengan

    gerakan kepala menimbulkan duksi okuler penuh. Fntuk melakukan manu$er

    okulose#alik, pasien harus #iksasi pada objek yang jaraknya 1>-15 in+i, seperti

    jempol pasien atau hidung pemeriksa. emudian, saat pasien sedang #iksasi,

    kepala di putar ke kanan dan kiri dan atas dan ba

  • 8/14/2019 Diplopia Arda

    18/20

    - Prisma resnel: prisma ini dapat melekat ke ka+amata. eski prisma ini

    hanya +o+ok untuk de$iasi stabil yang ada di semua arah gaze, prisma ini

    mengaburkan gambar dari mata itu dan ber#ungsi dalam banyak hal seperti

    lensa oklusi#.1

    - Pengobatan miastenia gra$is: mestinon atau agen antikolinergik kerja lama,

    serta kortikosteroid.1

    $. Pem&e-)"

    - Pembedahan strabismus kadang-kadang diperlukan. *esesi8 reseksi khas

    jarang diindikasikan karena satu otot yang sering lemah permanen, dan

    pembedahan standar apapun akan kehilangan e#ek pada akhirnya.

    Penge+ualian pada #raktur blow outsaat dilakukan pelepasan pada penjepitan

    jaringan lunak dari #raktur di dasar orbita dapat sangat e#ekti#.1

    - Pembedahan transposisi 3pembedahan &ummelsheim4. Dengan paralisis

    permanen otot re+tus lateral, mengatasi kerja otot re+tus medial yang tidak

    dila

  • 8/14/2019 Diplopia Arda

    19/20

    B#eknya lebih permanen dibanding dengan yang diharapkan, otot yang tidak

    disuntik malah membantu pemendekan dan kontraktur.1

    KO!PLIKASI

    Pada bayi dan balita, diplopia dapat menyebabkan supresi atau ambliopia1

    PROGNOSIS

    Penyebab diplopia ber$ariasi dari yang ringan hingga kondisi yang memiliki

    konsekuensi kesehatan yang besar. 1

    1. "ebagai patokan, pasien dengan multipleks mononeuritis diabetik yangsembuh spontan dalam 5 minggu.

    2. Penyebab optikal 3misal dislokasi lensa, kelainan korneal4 dapat diperbaiki.

    ). raktur blow outmemiliki prognosis berbeda tergantung jumlah jaringan

    yang rusak

    >. Pusat 3neurologik4 menyebabkan diplopia dapat memiliki konsekuensi yang

    serius dan dalam hal tumor primer atau sekunder, prognosisnya jelek.

    19

  • 8/14/2019 Diplopia Arda

    20/20

    DAFTAR PUSTAKA

    1. @essels I. Diplopia. $ailable #rom: F*L: &IPB*LI;

    http:88emedi+ine.meds+ape.+om8arti+le8121>>C-o$er$ie