24
Laboratorium Mikrobiologi Teknik Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik LAPORAN RESMI ISOLASI MIKROORGANISME DARI SUATU CAMPURAN DAN UJI BIOKIMIA I. Tujuan I.1 Isolasi Mikroorganisme dari Suatu Campuran Mempelajari isolasi mikroorganisme dari suatu campuran dengan teknik cawan gores dan cawan tuang. I.2 Uji Biokimia I.2.1 Methyl Red-Voges Proskauer (MR-VP Test) Mempelajari dihasilkan atau tidaknya asam organik oleh suatu mikroorganisme. I.2.2 Hidrolisa Gelatin Menentukan jenis mikroorganisme yang memiliki gelatinase, eksoenzim yang memiliki kemampuan menguraikan gelatin menjadi asam amino. II. Data Pengamatan II.1 Isolasi Mikroorganisme dari Suatu Campuran Pada percobaan isolasi mikroorganisme dari suatu campuran ini, terdapat dua macam campuran mikroorganisme yaitu campuran A dengan media NBA dan campuran B dengan media PDA. Campuran A digunakan untuk metode cawan tuang. Campuran A dan B digunakan untuk metode cawan gores.

Dinda Lapres Modul 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Dinda Lapres Modul 2

Citation preview

Page 1: Dinda Lapres Modul 2

Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS

Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

LAPORAN RESMI

ISOLASI MIKROORGANISME DARI SUATU CAMPURAN

DAN UJI BIOKIMIA

I. Tujuan

I.1 Isolasi Mikroorganisme dari Suatu Campuran

Mempelajari isolasi mikroorganisme dari suatu campuran dengan teknik

cawan gores dan cawan tuang.

I.2 Uji Biokimia

I.2.1 Methyl Red-Voges Proskauer (MR-VP Test)

Mempelajari dihasilkan atau tidaknya asam organik oleh suatu

mikroorganisme.

I.2.2 Hidrolisa Gelatin

Menentukan jenis mikroorganisme yang memiliki gelatinase, eksoenzim

yang memiliki kemampuan menguraikan gelatin menjadi asam amino.

II. Data Pengamatan

II.1 Isolasi Mikroorganisme dari Suatu Campuran

Pada percobaan isolasi mikroorganisme dari suatu campuran ini, terdapat

dua macam campuran mikroorganisme yaitu campuran A dengan media NBA dan

campuran B dengan media PDA. Campuran A digunakan untuk metode cawan

tuang. Campuran A dan B digunakan untuk metode cawan gores.

Tabel II.1 Gambar Pengamatan 24 Jam pada Metode Cawan Tuang

Keterangan Cawan 1 Cawan 2 Cawan 3

Tampak

atas

Page 2: Dinda Lapres Modul 2

Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS

Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

Tampak

miring

Tampak

samping

Tabel II.2 Gambar Pengamatan 48 Jam pada Metode Cawan Tuang

Keterangan Cawan 1 Cawan 2 Cawan 3

Tampak

atas

Tampak

miring

Tampak

samping

Page 3: Dinda Lapres Modul 2

Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS

Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

Tabel II.3 Gambar Pengamatan pada Metode Cawan Gores

Keterangan 24 Jam 48 Jam

Campuran

A

Campuran B

II.2 Uji Biokimia

Uji MR-VP dan uji hidrolisa gelatin menggunakan mikroorganisme

Aspergillus niger. Media yang digunakan untuk uji MR-VP yaitu media MR-VP

dan media yang digunakan untuk hidrolisa gelatin yaitu media gelatin. Hasil pada

uji methyl red dikatakan positif (+) jika indikator menunjukkan warna merah dan

hasil pada uji Voges-Prokauer dikatakan positif (+) jika indikator menunjukkan

warna merah. Sedangkah untuk hidrolisa gelatin, hasil uji dikatakan positif (+)

jika media tetap cair setelah dibekukan di dalam freezer (cair atau tidaknya dilihat

dengan cara memiringkan tabung reaksi).

Page 4: Dinda Lapres Modul 2

Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS

Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

Tabel II.1 Hasil Pengamatan Uji MR-VP dan Hidrolisa Gelatin

Uji Mikroorganisme Hasil

MR-VP TestMethyl Red

Aspregillus niger(+)

Voges Proskauer (+)

Hidrolisa GelatinBlanko

Aspregillus niger(-)

Berisi biakan (+)

Tabel II.2 Gambar Hasil Pengamatan Uji MR-VP dan Hidrolisa Gelatin

Uji Gambar Keterangan

MR-VP Test

Media MR-VP I yang telah

diinkubasikan selama 48 jam,

terlihat koloni Aspergillus niger

berwarna putih pada permukaan

media.

MR-VP Test

Media MR-VP II yang telah

diinkubasikan selama 48 jam,

terlihat koloni Aspergillus niger

berwarna putih pada permukaan

media.

Page 5: Dinda Lapres Modul 2

Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS

Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

MR-VP Test

Media MR-VP yang telah

ditetesi indikator methyl red,

hasilnya berwarna merah atau

positif (+).

MR-VP Test

Media MR-VP yang telah

ditetesi reagen Barrit, hasilnya

berwarna merah kecoklatan atau

positif (+).

Hidrolisa

Gelatin

Media gelatin yang telah

diinkubasikan selama 48 jam.

Kiri : media blanko

Kanan : media dengan biakan

Aspergillus niger

Hidrolisa

Gelatin

Media gelatin yang telah

dibekukan di dalam freezer.

III. Pembahasan

Page 6: Dinda Lapres Modul 2

Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS

Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

Tujuan percobaan isolasi mikroorganisme dari suatu campuran ini yaitu

untuk mempelajari isolasi mikroorganisme dari suatu campuran dengan teknik

cawan gores dan cawan tuang. Prinsip yang digunakan pada teknik cawan gores

yaitu dengan memanfaatkan permukaan media seefisien mungkin, sehingga akan

didapatkan pemisahan koloni yang bagus pada sektor terakhir. Sedangkan prinsip

yang digunakan pada teknik cawan tuang yaitu pengocokan media sebaik

mungkin sehingga kekeruhan pada suspensi mikroorganisme dapat merata.

Di alam pada umumnya sangat jarang ditemukan sebuah satu spesies

tunggal. Untuk mengidentifikasi suatu spesies mikroorganisme tertentu, perlu

dilakukan pemisahan atau isolasi spesies tersebut dari organisme lain, kemudian

dibiakkan menjadi biakan murni. Dalam ilmu mikrobiologi, untuk dapat menelaah

bakteri, maka terlebih dahulu harus dapat menumbuhkan mereka dalam suatu

biakan dimana di dalamnya hanya terdapat bakteri yang dibutuhkan tanpa ada

kontaminasi mikroba lain.

(Pelczar & Chan, 2001, halaman 86)

Untuk memisahkan atau mengisolasi suatu spesies mikroorganisme, dapat

dilakukan dua macam teknik yaitu teknik cawan gores dan teknik cawan tuang.

Kedua teknik ini memiliki prinsip yang sama yaitu mengencerkan

mikroorganisme sedemikian rupa sehingga suatu spesies dapat dipisahkan dari

organisme lainnya, dengan anggapan bahwa setiap koloni terpisah yang tampak

pada petridish setelah inkubasi berasal dari sel tunggal.

Terdapat dua macam campuran mikroorganisme yang akan diisolasi yaitu

campuran A dan campuran B. Untuk teknik cawan gores, campuran yang

digunakan yaitu campuran A dan campuran B. sedangkan untuk teknik cawan

tuang, campuran yang digunakan yaitu campuran A saja. Media yang digunakan

untuk campuran A yaitu media NBA (Nutrient Broth Agar), sehingga dapat

dipastikan jenis mikroorganisme pada campuran yaitu bakteri. Sedangkan media

yang digunakan untuk campuran B yaitu media PDA (Potato Dextrose Agar),

sehingga dapat dipastikan jenis mikroorganisme pada campuran yaitu fungi. Agar

digunakan sebagai media karena beberapa alasan, yaitu:

1. Agar tidak dapat diuraikan oleh hampir semua jenis mikroorganisme.

2. Agar tetap berbentuk padat pada kisaran suhu inkubasi yang luas (0-80 C).

Page 7: Dinda Lapres Modul 2

Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS

Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

3. Agar mencair pada titik didih air, tetapi tidak segera memadat pada suhu 42

C. Hal ini memungkinkan pembuatahn suspensi biakan mikroorganisme pada

suhuh 45 C untuk tujuan pengenceran biakan dan isolasi mikroorganisme.

(Nuniek, 2001, halaman 5-8)

III.1 Metode Cawan Gores

Metode cawan gores memiliki cara pengenceran yaitu memanfaatkan

permukaan media sebaik mungkin dengan membagi menjadi 4 sektor.

Keuntungan dari metode cawan gores ini adalah menghemat bahan dan waktu,

namun diperlukan ketrampilan yang baik dan ketelitian saat menggoreskan

inokulum. Apabila metode ini dilakukan dengan baik, akan diperoleh hasil isolasi

mikroorganisme yang diinginkan.

Langkah pertama yang dilakukan yaitu membalik cawan petri, kemudian

membagi area dasar cawan menjadi 4 sektor (sektor O, I, II, dan III)

menggunakan spidol. Pembagian area ini bertujuan untuk memudahkan saat

penggoresan inokulum. Sektor O lebih kecil daripada sektor-sektor lainnya, serta

goresan-goresan inokulumnya tidak terpisahkan sebaik pada sektor-sektor

berikutnya.

Setelah membagi area pada cawan petri, cawan disterilkan terlebih dahulu.

Untuk isolasi mikroorganisme metode cawan gores, alat yang disterilkan yaitu

dua buah cawan petri, masing-masing cawan telah diisi dengan media NBA dan

cawan lainnya berisi media PDA. Cawan petri juga diberi label keterangan.

Kemudian cawan petri dibungkus menggunakan kertas coklat sesuai petunjuk.

Sterilisasi dilakukan menggunakan autoclave selama ± 15 menit pada temperatur

121 C. Temperatur tersebut dipilih karena dapat membunuh spora dan bakteri

yang dapat bertahan walaupun dididihkan sekalipun. Tujuan sterilisasi alat beserta

media yaitu untuk memusnahkan mikroorganisme yang ada pada alat maupun

media, sehingga tidak mengganggu biakan mikroorganisme yang diinokulasikan.

(Nuniek, 2001, halaman 7)

Hal-hal berikut perlu diperhatikan untuk mendapatkan koloni yang

terpisah sewaktu melakukan goresan:

1. Menggunakan kawat ose yang telah dingin untuk menggores permukaan agar.

Kawat ose yang panas akan dapat mematikan mikroorganisme.

Page 8: Dinda Lapres Modul 2

Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS

Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

2. Menggores inokulum dengan hati-hati, tidak sampai merusak media agar.

3. Memijarkan kawat ose setelah menggores suatu sektor, tujuannya yaitu untuk

memusnahkan mikroorganisme yang melekat pada ujung ose dan mencegah

pencemaran pada penggoresan selanjutnya.

Langkah selanjutnya yaitu menggoreskan biakan campuran yang telah

disediakan ke cawan petri. Biakan digoreskan setelah media menjadi padat setelah

dikeluarkan dari autoclave. Biakan campuran yang digunakan ada dua macam

yaitu campuran A dan campuran B. Selama penggoresan, tutup cawan petri tidak

dibuka sepenuhnya. Tutup cawan hanya dibuka sedikit saja, tujuannya supaya

medium tetap steril dalam cawan dan terlindung dari bakteri yang berasal dari

udara. Kawat ose yang digunakan, dipijarkan setiap kali berpindah sektor.

Penggoresan dimulai dari sektor O, inokulum digoreskan dengan rapat. Lalu

dilanjutkan ke sektor I yang merupakan pengenceran kedua. Biakan diambil dari

sektor O dan digoreskan dengan garis-garis yang lebih terpisah, tidak seperti pada

sektor O. Pengenceran dilanjutkan ke sektor II yang merupakan usaha

pengenceran kedua, dengan garis-garis yang lebih terpisah lagi daripada sektor I,

biakan diambil dari sektor I. Sektor III merupakan usaha pengenceran terakhir.

Biakannya diambil dari sektor II dan digoreskan dengan garis-garis yang lebih

terpisah daripada sektor II. Pada saat menggores, disediakan cukup ruangan antar

sektor untuk menampung pertumbuhan koloni mikroorganisme yang membesar.

Langkah-langkah penggoresan tersebut dilakukan untuk campuran A dan

campuran B.

Cawan petri yang telah berisi mikroorganisme kemudian dibungkus

dengan kertas coklat dan diberi label, lalu menginkubasikan dalam posisi terbalik

pada suhu 30 C selama 24 jam dan 48 jam. Semua langkah-langkah pecobaan di

atas dilakukan secara aseptik. Pembungkuusan cawan petri dengan kertas coklat

bertujuan untuk mencegah bakteri lain masuk dan mencemari biakan, serta cawan

petri diinkubasikan dalam keadaan terbalik supaya uap air yang tersisa setelah

proses sterillisasi tidak menetes ke permukaan agar dan mencemari biakan.

(Nuniek, 2001, halaman 6-10)

Pada pengamatan setelah 24 jam untuk campuran A, sektor yang

ditumbuhi mikroorganisme yaitu sektor O, I, II dan III. Hal ini menunjukkan

Page 9: Dinda Lapres Modul 2

Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS

Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

semua sektor yang digores ditumbuhi biakan. Untuk sektor O, biakan yang

tumbuh berwarna putih, dengan diameter ± 0.5 cm, berbentuk bulat-bulat kecil

yang tersusun memanjang seperti garis saat penggoresan dan teksturnya

bergelombang, serta warna putihnya tidak terlalu pekat. Untuk sektor I, biakan

berwarna putih tidak terlalu pekat, diameter ± 0.5 cm, berbentuk bulat-bulat kecil

dan bertekstur bergelombang. Untuk sektor II, biakan berwarna putih tidak terlalu

pekat, diameter ± 0.3 cm dan teksturnya bergelombang. Kemudian untuk sektor

III, biakan berwarna putih tidak terlalu pekat, diameter ± 0.5 cm, jumlahnya

terlihat banyak dan hampir rapat seperti sektor II serta bergelombang.

Pada pengamatan setelah 24 jam untuk campuran B, sektor yang

ditumbuhi mikroorganisme yaitu sektor O. Sektor I, II dan III tidak terlihat

ditumbuhi mikroorganisme tetapi hanya terlihat bekas goresan. Untuk sektor O,

biakan yang tumbuh berwarna putih tetapi warna putihnya samar-samar dengan

diameter ± 0.5 cm.

Pada pengamatan setelah 48 jam untuk campuran A, sektor-sektor yang

telah ditumbuhi mikroorganisme semakin membesar. Untuk sektor O,

mikroorganisme yang tumbuh makin melebar dengan diameter ± 0.8 cm,

berawarna putih pekat dan jarak antara garis goresan lebih rapat, serta teksturnya

bergelombang. Untuk sektor I, hampir sama dengan sektor O, berwarna putih

pekat, diameter ± 0.8 cm, jarak antar koloni sangat rapat dan bergelombang.

Untuk sektor II, berwarna putih pekat, diameter ± 0.5 cm, tekstur bergelombang

dan jarak antar koloni agak rapat. Untuk sektor III, berwarna putih pekat, diameter

± 0.5 cm, tekstur bergelombang dan jarak agak rapat. Berdasarkan hasil

pengamatan tersebut dapat dilihat ciri-ciri dari biakan merupakan biakan dari

Escherichia coli dan Bacillus subtillis. Namun, pada biakan campuran A ini tidak

didapatkan biakan murni dari salah satu jenis bakteri karena dari pengamatan

sektor O hingga sektor III masih sama dan biakanya masih sangat pekat.

Pada pengamatan setelah 48 jam untuk campuran B, sektor yang

ditumbuhi mikroorganisme yaitu sektor O, I, II dan III. Untuk sektor O, tampak

jelas bintik-bintik kecil berwarna putih dan kuning dengan bintik hitam. Antara

koloni berwarna putih dan kuning terlihat mengelompok dan berselang seling.

Diametenya ± 1 cm dan bergelombang. Untuk sektor I, tampak beberapa bulat

Page 10: Dinda Lapres Modul 2

Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS

Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

kecil berwarna putih pekat dengan diameter ± 0.5 cm. Untuk sektor II, ada sebuah

bintik putih kecil dengan diameter ± 0.5 cm. untuk sektor III, tampak sebuah

lingkaran putih pekat dengan diameter ± 1 cm. Berdasarkan hasil pengamatan

tersebut, biakan dengan ciri-ciri bulat berwarna putih serupa dengan ciri-ciri

Rhizopus oligosporus sedangkan biakan dengan ciri-ciri bulat kuning dengan

bintik hitam serupa dengan ciri-ciri Aspergillus niger. Pada sektor III, didapatkan

satu jenis mikroorganisme berwarna putih yang berarti adalah Rhizopus

oligosporus. Rhizopus oligosporus merupakan .Sehingga pada biakan campuran B

berhasil didapatkan biakan murni dari Rhizopus oligorporus.

III.2 Metode Cawan Tuang

Metode cawan tuang memiliki cara pengenceran yaitu mengencerkan

spesimen dalam medium agar yang telah dicairkan dan didinginkan yang

kemudian dituangkan ke dalam cawan. Metode cawan tuang memiliki kekurangan

yaitu memboroskan bahan dan waktu, namun metode ini lebih mudah untuk

dilakukan karena tidak membutuhkan ketrampilan yang tinggi dibandingkan

dengan metode cawan gores.

Media yang digunakan pada metode cawan tuang ini yaitu media NBA

dan mikroorganisme yang diisolasi yaitu campuran A. Langkah pertama yaitu

memberi label I, II, III pada tiga tabung reaksi dan tiga cawan petri. Ketiga tabung

reaksi diisi dengan media NBA hingga kira-kira lebih dari separuh tinggi tabung,

kemudian tabung ditutup dengan sumbat kapas.

Tiga tabung reaksi berisi media NBA serta tiga cawan petri disterilisasi

menggunakan autoclave pada suhu 121 C selama ± 15 menit. Tujuan sterilisasi

alat beserta media yaitu untuk memusnahkan mikroorganisme yang ada pada alat

maupun media, sehingga hasil percobaan yang didapat akurat dan tidak terjadi

kontaminasi. Suhu 121 C dipilih karena dapat membunuh spora dan bakteri yang

dapat bertahan walaupun dididihkan sekalipun.

(Nuniek, 2001, halaman 7)

Setelah proses sterilisasi, biakan diinokulasikan ke dalam tabung reaksi.

Pertama, tabung berisi suspensi dikocok hati-hati dengan gerakan ke samping

supaya kekeruhannya merata. Lalu memindahkan suspensi biakan campuran

secara aseptik mengggunakan kawat ose ke tabung reaksi nomor I.

Page 11: Dinda Lapres Modul 2

Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS

Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

Mencampurkan inokulum hingga merata dengan cara memutarkan tabung di

antara kedua telapak tangan. Dengan cara yang sama, biakan pada tabung nomor I

dipindahkan ke tabung nomor 2 lalu dicampurkan hingga merata. Langkah yang

sama juga dilakukan untuk memindahkan biakan dari tabung nomor II ke nomor

III. Setelah itu, agar dituangkan dari tabung reaksi ke cawan petri sesuai

nomornya dan dibiarkan hingga media menjadi padat. Pemindahan agar ini

dilakukan dengan cepat supaya agar tidak memadat sebelum dipindahkan ke

dalam cawan petri.

Cawan petri kemudian dibungkus dengan kertas coklat dan diinkubasikan

dalam posisi terbalik pada suhu 30 C selama 24 jam dan 48 jam dalam keadaan

terbalik. Semua langkah-langkah pecobaan di atas dilakukan secara aseptik.

Pembungkuusan cawan petri dengan kertas coklat bertujuan untuk mencegah

bakteri lain masuk dan mencemari biakan, serta cawan petri diinkubasikan dalam

keadaan terbalik supaya uap air yang tersisa setelah proses sterillisasi tidak

menetes ke permukaan agar dan mencemari biakan.

(Nuniek, 2001, halaman 6-10)

IV. Jawaban Pertanyaan

1. Bagaimanakah keadaan media pembanding (blanko) ? Apakah

kegunaannya?

Pada percobaan isolasi ini tidak digunakan media blanko. Blanko merupakan

pembanding sebelum dan sesudah percobaan yang berguna sebagai media yang

masih murni dengan media yang sudah di tumbuhi mikroorganisme.

2. Setelah melakukan isolasi bakteri dengan metode cawan gores, pada

daerah manakah bakteri terisolasi? Bandingkan dengan media

pembanding!

Campuran A : Pada hari pertama yang terkontaminasi adalah O, I, II, III dan

pada hari kedua yang terkontaminasi adalah O, I, II, III. Pada campuran ini,

organisme tidak terisolasi pada sektor manapun. Namun pada sektor III koloni

yang tumbuh dapat dibedakan.

Page 12: Dinda Lapres Modul 2

Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS

Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

Campuran B : Pada hari pertama yang terkontaminasi adalah O, I, II dan pada

hari kedua yang terkontaminasi adalah O, I, II, III. Pada campuran ini, organisme

terisolasi pada sektor III.

3. Apakah pada permukaan agar yang tidak saudara gores tampak koloni?

Jelaskan!

4. Apakah keunggulan dan kekurangan dari dua metode di atas?

Metode Cawan Gores

Keunggulan : menghemat bahan media, wadah petridish dan waktu

Kekurangan : harus memiliki ketrampilan khusus dan ketelitian tinggi saat

menggores

Metode Cawan Tuang

Keunggulan : tidak memerlukan ketrampilan dan ketelitian tinggi.

Kekurangan : memboroskan bahan media dan waktu

V. Kesimpulan

1. Pada campuran A dengan metode cawan gores, tidak didapatkan

biakan murni.

2. Pada campuran B dengan metode cawan gores, didapatkan

biakan murni.

3. Berdasarkan hasil pengamatan dan literatur, jenis bakteri pada

campuran A adalah , sedangkan jenis fungi pada campuran B adalah .

Daftar Pustaka

Page 13: Dinda Lapres Modul 2

Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS

Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

LAPORAN RESMI

UJI BIOKIMIA

I. Pembahasan

III.1 MR-VP Test

MR-VP test ini bertujuan untuk mempelajari dihasilkan atau tidaknya

asam organik oleh suatu mikroorganisme. MR test menggunakan indikator methyl

red, dimana hasil positif menunjukkan indikator berubah warna menjadi merah.

MR test menguji terbentuknya suatu asam dengan memanfaatkan kondisi pH yang

akan membuat indikator methyl red berubah warna. Sedangkan VP test

menggunakan indikator reagen Barrit dimana hasil positif menunjukkan indikator

berubah warna menjadi merah. VP test menunjukkan terbentuknya asetil metil

karbinol. Jenis mikroorganisme yang digunakan pada MR-VP test ini yaitu

Aspergillus niger dan media yang digunakan yaitu media MR-VP.

Langkah pertama yang dilakukan yaitu mensterilkan alat dan bahan. Dua

buah tabung reaksi berisi 5 ml media MR-VP dimasukkan ke dalam autoclave

untuk disterilisasi pada suhu 121 C selama ± 15 menit. Tujuan sterilisasi alat

beserta media yaitu untuk memusnahkan mikroorganisme yang ada pada alat

maupun media, sehingga hasil percobaan yang didapat akurat dan tidak terjadi

kontaminasi.

Setelah sterilisasi, biakan Aspergillus niger diinokulasikan ke dalam

tabung reaksi tersebut. Kemudian biakan dimasukkan ke dalam inkubator selama

48 hari pada temperatur 30 C. Tujuan inkubasi yaitu agar biakan dapat tumbuh

secara optimal.

Setelah inkubasi selama 48 jam, biakan diambil dari inkubator untuk diuji.

Uji yang pertama dilakukan yaitu uji menggunakan methyl red. Indikator methyl

red menjadi berwarna merah ketika diteteskan ke dalam tabung reaksi. Hal ini

menunjukkan bahwa pH pada media tersebut asam. Uji kedua yaitu menggunakan

reagen Barrit. Reagen Barrit menjadi berwarna merah ecoklatan ketika diteteskan

ke dalam tabung reaksi. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat asetil metil karbinol.

Kedua uji menunjukkan hasil positif, yaitu Aspergillus niger mampu membentuuk

asetil metil karbinol.

Page 14: Dinda Lapres Modul 2

Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS

Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

III.2 Hidrolisa Gelatin

Tujuan dari percobaan hidrolisa gelatin yaitu menentukan jenis

mikroorganisme yang memiliki gelatinase, eksoenzim yang memiliki kemampuan

menguraikan gelatin menjadi asam amino. Percobaan ini menggunakan prinsip

dari sifat gelatin yang memadat pada suhu 25C. Gelatin yang terhidrolisa tidak

lagi memiliki sifat gel atau padatnya, sehingga sifat inilah yang digunakan sebagai

indikator percobaan. Jenis mikroorganisme yang digunakan adalah Aspergillus

niger.

Percobaan diawali dengan mensterilkan alat dan bahan. Dua buah tabung

reaksi yang telah diisi dengan media gelatin, dimasukkan ke dalam autoclave

untuk disterilisasi pada suhu 121 C selama ± 15 menit. Tujuan sterilisasi yaitu

untuk memusnahkan mikroorganisme yang ada pada alat maupun media, sehingga

tidak terjadi kontaminasi pada bahan maupun alat.

Setelah sterilisasi, Aspergillus niger diinokulasikan ke dalam media

gelatin pada salah satu tabung reaksi. Tabung reaksi lainnya digunakan sebagai

media pembanding atau blanko. Kedua tabung reaksi kemudian diinkubasikan di

dalam inkubator pada suhu 30 C selama 48 jam.

Seperti pada data pengamatan, tabung reaksi yang berisi Aspergillus niger

berwarna lebih keruh daripada blanko setelah diinkubasikan selama 48 jam. Hal

ini menunjukkan bahwa Aspergillus niger berkembang biak dalam media. Kedua

tabung reaksi kemudian dimasukkan ke dalam freezer untuk beberapa saat.

Tabung reaksi dikeluarkan dari freezer, kemudian dimiringkan untuk mengetahui

membeku atau tidaknya media. Media pembanding atau blanko menjadi beku

setelah dimasukkan ke dalam freezer, sedangkan media berisi Aspergillus niger

tidak membeku. Hal ini menunjukkan hasil positif yang berarti Aspergillus niger

memiliki gelatinase, enzim yang memiliki kemampuan menguraikan gelatin

menjadi asam amino.

II. Jawaban Pertanyaan

1. Sebutkan media yang digunakan pada beberapa test berikut:

a. Produksi Butanediol : Media MR-VP

Page 15: Dinda Lapres Modul 2

Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS

Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

b. Hidrolisa Kanji : Media kanji agar (45˚ C)

c. Hidrolisa Lemak : Nutrien agar + minyak nabati

d. Hidrolisa Kasein : Kasein agar

2. Pilihlah nama-nama reagent yang digunakan test berikut:

a. Voges-Proskauer Test : Reagent Barrit (A)

b. Katalase Test : Hidrogen Peroksida (C)

c. Hidrolisa Kanji : Gram’s Iodine (B)

3. Enzim-enzim apa yang terlibat pada reaksi-reaksi berikut dan sebutkan

pula produk hasil hidrolisanya:

a. Hidrolisa Kasein : Kaseinase, produknya yaitu glukosa dan galaktosa

b. Hidrolisa Kanji : α-amylase, produknya adalah glukosa

c. Hidrolisa Lemak : Lipase, produknya yaitu asam lemak dan gliserol

d. Hidrolisa Gelatin : Gelatinase, produknya yaitu asam amino

4. Apakah perbedaan Methyl-Red test dengan Voges-Proskauer test?

Keterangan Methyl-Red Voges-Proskauer

Indikator Methyl-RedReagent Barrit

(Naphtol+KOH)

Tes positif Warna merahWarna merah muda,

jingga atau merah

Tes negatif Warna kuning

Tidak berwarna, berwarna

merah, merah muda

atau jingga

Analisa

Menguji terbentuknya

asam organik dengan

memanfaatkan kondisi

pH

Menguji terbentuknya

asetil methyl karbinol

5. Apakah manfaat enzim kaseinase, α-amylase, lipase, dan gelatinase pada

mikroorganisme?

a. Enzim kaseinase : berperan pada hidrolisa kasein menghasilkan glukosa dan

galaktosa.

b. Enzim α-amylase : berperan dalam hidrolisa kanji menghasilkan glukosa.

Page 16: Dinda Lapres Modul 2

Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS

Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

c. Enzim lipase : berperan dalam hidrolisa lemak menghasilkan asam lemak

dan gliserol.

d. Enzim gelatinase : berperan dalam hidrolisa gelatin menghasilkan asam

amino.

III. Kesimpulan

1. Aspergillus niger mampu membentuk asetil metil karbinol.

2. Aspergillus niger memiliki enzim gelatinase, yang mempu menguraikan

gelatin menjadi assam amino.

Daftar Pustaka

Page 17: Dinda Lapres Modul 2

Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS

Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik