8
Dinasti Sui ( Hanzi : 隋隋 , hanyu pinyin : Sui Chao ) (581 - 618) adalah sebuah dinasti yang menjadi peletak dasar bagi kejayaan Dinasti Tang sesudahnya. Dinasti ini mempersatukan Cina yang terpecah belah pada Zaman Enam Belas Negara sebelumnya. Terusan besar dibangun pada masa dinasti ini. Dinasti ini cukup pendek karena hanya 2 kaisar yang benar-benar memerintah. Kaisar- kaisar berikutnya hanyalah kaisar boneka yang dipasang oleh para jenderal dan penguasa militer sebelum akhirnya mereka sendiri mendirikan dinastinya sendiri. Li Yuan , sepupu Yang Guang , kaisar dinasti Sui yang kedua, merebut kekuasaan dan mendirikan dinasti Tang. Dinasti Sui didirikan oleh Yang Jian, yang kemudian disebut sebagai Kaisar Sui Wendi setelah naik takhta pada tahun 581 Masehi. Namun Dinasti Sui hanya berlangsung selama 37 tahun sebelum diruntuhkan pada tahun 618 Masehi. Walaupun Dinasti Sui hanya memelihara kehadiran dalam jangka pendek dalam sejarah, namun Kaisar Sui Wendi memberikan sumbangan cukup besar. Salah satu sumbangannya ialah mendirikan jajaran jabatan yang baru dengan mencabut jajaran jabatan lama yang berlaku pada Dinasti Zhou Barat yang berkuasa antara tahun 1027 Sebelum Masehi dan 256 Sebelum Masehi. Jajaran jabatan yang didirikan Kaisar Sui Wendi secara singkat disebut sebagai “sistem jabatan tiga propinsi dan enam kementerian”. Selain itu, Kaisar Sui Wendi juga menyusun hukum pidana baru yang kurang kejam dibanding dengan hukum yang diberlakukan pada Dinasti Selatan dan Dinasti Utara, dua dinasti yang berkuasa sebelumnya. Yang patut disebut ialah sistem ujian kenegaraan yang didirikan Kaisar Sui Wendi. Sistem ujian kenegaraan adalah cara pemilihan pejabat pemerintah yang baru pada zaman kuno. Sumbangan lain lagi Kaisar Sui Wendi ialah ia memerintahkan pembuatan Terusan Besar dari Hangzhou Tiongkok Selatan ke Beijing Tiongkok Utara. Biarpun Sui Wendi banyak memberikan sumbangan, namun ia tetap diperingati dalam sejarah sebagai kaisar lalim dan justru karena kelalimannya yang luar biasa, ia akhirnya menimbulkan kemarahan sangat besar rakyat. Dan pada akhirnya ia dikenakan hukuman gantung dan berakhir pula Dinasti Sui. Setelah runtuhnya Dinasti Sui, berdirilah Dinasti Tang yang berkuasa dalam sejarah selama 289 tahun antara tahun 618 Masehi dan 907 Masehi. Yang Yichen (Hanzi: 隋隋隋, ?-617) adalah seorang jenderal terkenal pada masa Dinasti Sui , Tiongkok. Ia melayani dua kaisar Sui yaitu Kaisar Wen dan putranya, Kaisar Yang. Selama pengabdiannya ia telah meraih sejumlah prestasi militer yang patut dibanggakan seperti mengalahkan suku-suku barbar di utara dan pemberontakan petani. Pada akhir Dinasti Sui, ia adalah salah satu dari sedikit jenderal yang bisa diandalkan untuk menumpas pemberontakan-pemberontakan petani yang merajarela. Sayangnya keberhasilan Yang membuat iri Kaisar Yang, ia akhirnya dinonaktifkan dari militer dan diberi jabatan yang tidak penting. Sejak itu pemberontakan petani makin tidak

Dinasti Sui

Embed Size (px)

DESCRIPTION

History

Citation preview

Page 1: Dinasti Sui

Dinasti Sui (Hanzi: 隋朝, hanyu pinyin: Sui Chao) (581 - 618) adalah sebuah dinasti yang menjadi peletak dasar bagi kejayaan Dinasti Tang sesudahnya. Dinasti ini mempersatukan Cina yang terpecah belah pada Zaman Enam Belas Negara sebelumnya. Terusan besar dibangun pada masa dinasti ini. Dinasti ini cukup pendek karena hanya 2 kaisar yang benar-benar memerintah. Kaisar-kaisar berikutnya hanyalah kaisar boneka yang dipasang oleh para jenderal dan penguasa militer sebelum akhirnya mereka sendiri mendirikan dinastinya sendiri.Li Yuan, sepupu Yang Guang, kaisar dinasti Sui yang kedua, merebut kekuasaan dan mendirikan dinasti Tang.

Dinasti Sui didirikan oleh Yang Jian, yang kemudian disebut sebagai Kaisar Sui Wendi setelah naik takhta pada

tahun 581 Masehi. Namun Dinasti Sui hanya berlangsung selama 37 tahun sebelum diruntuhkan pada tahun 618

Masehi.

Walaupun Dinasti Sui hanya memelihara kehadiran dalam jangka pendek dalam sejarah, namun Kaisar Sui

Wendi memberikan sumbangan cukup besar. Salah satu sumbangannya ialah mendirikan jajaran jabatan yang

baru dengan mencabut jajaran jabatan lama yang berlaku pada Dinasti Zhou Barat yang berkuasa antara tahun

1027 Sebelum Masehi dan 256 Sebelum Masehi. Jajaran jabatan yang didirikan Kaisar Sui Wendi secara singkat

disebut sebagai “sistem jabatan tiga propinsi dan enam kementerian”. Selain itu, Kaisar Sui Wendi juga

menyusun hukum pidana baru yang kurang kejam dibanding dengan hukum yang diberlakukan pada Dinasti

Selatan dan Dinasti Utara, dua dinasti yang berkuasa sebelumnya. Yang patut disebut ialah sistem ujian

kenegaraan yang didirikan Kaisar Sui Wendi. Sistem ujian kenegaraan adalah cara pemilihan pejabat

pemerintah yang baru pada zaman kuno. Sumbangan lain lagi Kaisar Sui Wendi ialah ia memerintahkan

pembuatan Terusan Besar dari Hangzhou Tiongkok Selatan ke Beijing Tiongkok Utara. Biarpun Sui Wendi

banyak memberikan sumbangan, namun ia tetap diperingati dalam sejarah sebagai kaisar lalim dan justru

karena kelalimannya yang luar biasa, ia akhirnya menimbulkan kemarahan sangat besar rakyat. Dan pada

akhirnya ia dikenakan hukuman gantung dan berakhir pula Dinasti Sui.

Setelah runtuhnya Dinasti Sui, berdirilah Dinasti Tang yang berkuasa dalam sejarah selama 289 tahun antara

tahun 618 Masehi dan 907 Masehi.

Yang Yichen (Hanzi: 杨义臣, ?-617) adalah seorang jenderal terkenal pada masa Dinasti Sui, Tiongkok. Ia melayani dua kaisar Sui yaitu Kaisar Wen dan putranya, Kaisar Yang. Selama pengabdiannya ia telah meraih sejumlah prestasi militer yang patut dibanggakan seperti mengalahkan suku-suku barbar di utara dan pemberontakan petani. Pada akhir Dinasti Sui, ia adalah salah satu dari sedikit jenderal yang bisa diandalkan untuk menumpas pemberontakan-pemberontakan petani yang merajarela. Sayangnya keberhasilan Yang membuat iri Kaisar Yang, ia akhirnya dinonaktifkan dari militer dan diberi jabatan yang tidak penting. Sejak itu pemberontakan petani makin tidak terkendali, Yang sendiri meninggal tak lama setelahnya dalam kesedihan.

***

Kehidupan awal

Yang Yichen terlahir dengan nama Yuchi Yichen dan beretnis Xianbei (suku minoritas di utara Tiongkok) di Provinsi Shanxi. Ayahnya adalah Yuchi Chong, seorang jenderal Dinasti Zhou Utara pada Zaman Dinasti Selatan dan Utara. Yuchi Chong diberi kepercayaan untuk menjaga pos militer di Gunung Heng yang terletak di Provinsi Shanxi. Yuchi bersahabat dengan Yang Jian, komandan

Page 2: Dinasti Sui

Dingzhou (sekarang Baoding, Hebei), karena menyadari bahwa Yang adalah seorang pria yang mempunyai ambisi besar kelak akan tampil sebagai pemimpin.

Tahun 580, Yang Jian mengambil alih kekuasaan dan mengangkat dirinya sebagai wali kaisar. Salah seorang saudara jauh Yuchi bernama Yuchi Jiong mencurigai ambisi Yang Jian dan ia memberontak di Xiangzhou (sekarang Handan, Hebei). Ketika berita ini didengar oleh Yuchi Chong, ia memenjarakan dirinya sendiri dan memohon pengampunan pada Yang Jian. Yang Jian pun akhirnya mengampuni Yuchi Chong dan memanggilnya ke Chang’an (sekarang Xi’an, Shaanxi) serta mengangkatnya sebagai asisten.

Tahun 581, Yang Jian mengkudeta Kaisar Jing dari Zhou Utara dan menamatkan riwayat dinasti itu. Yang mendirikan Dinasti Sui dan menjadi kaisar pertamanya dengan gelar Kaisar Wen dari Sui.

Setelah Yang Jian menjadi kaisar, ia menganugerahkan Yuchi Chong gelar Adipati Qinxing.

Pada tahun 582, Yuchi turut serta dalam kampanye militer bersama atasannya Jenderal Daxi Zhangru melawan Tujue (suku Turki) yang dipimpin kepala sukunya Shabolue Khan, Ashina Shetu. Pasukan Sui berhasil meraih kemenangan namun Yuchi gugur dalam perang. Saat itu Yuchi Yichen masih sangat muda. Kaisar Wen membawanya ke istana dan membesarkannya, gelar ayahnya juga diwariskan padanya. Dalam usia remajanya ia sudah melayani sebagai pengawal istana. Kaisar Wen sangat terkesan padanya dan membuatnya selalu teringat pada sahabatnya, Yuchi Chong sehingga menganugerahinya sejumlah harta dan memberinya hak istimewa menyandang marga Yang, marga keluarga kaisar, serta diberi status sebagai cucu keponakan kaisar. Sejak itulah namanya menjadi Yang Yichen. Setelah cukup umur ia diberi jabatan sebagai Gubernur Shanzhou (sekarang Sanmenxia, Henan).

***

Melayani Kaisar Wen

Yang Yichen memiliki reputasi sebagai pejabat yang jujur dan teliti, juga seorang pemimpin militer yang berkualitas. Kaisar Wen pun menaruh hormat padanya.

Tahun 599, suku Tujue dibawah pimpinan Bujia Khan, Ashina Dianjue menyerang Tiongkok. Yang ditugasi untuk menghadapi mereka dan ia berhasil menghalau suku barbar itu. Tahun berikutnya, ia bekerjasama dengan jenderal Sui lainnya, Shi Wansui, Adipati Taiping, mereka berhasil memperoleh kemenangan mutlak atas Ashina Duanjue.

Namun pada akhir tahun itu Shi dihukum mati karena tuduhan palsu dari Yang Su yang iri padanya, Yang sendiri juga tidak memperoleh penghargaan apapun atas jasanya itu. Pada akhir pemerintahan Kaisar Wen sekitar tahun 604-605, Yang dipromosikan sebagai komandan Shuozhou (sekarang Shuozhou, Shanxi).

***

Melayani Kaisar Yang

Kaisar Wen mangkat tahun 604, diduga ia dibunuh oleh putranya sendiri, Yang Guang, namun hingga kini hal itu masih diperdebatkan karena kurangnya bukti. Yang Guang naik tahta menggantikannya

Page 3: Dinasti Sui

sebagai Kaisar Yang. Tak lama kemudian adik kaisar, Yang Liang, Pangeran Han melakukan pemberontakan di Bingzhou (sekarang Taiyuan, Shanxi). Jenderal Li Jing, komandan Daizhou (sekarang Xinzhou, Shanxi) yang setia pada Kaisar Yang dikepung oleh Jenderal Qiao Zhongkui, bawahan Yang Liang. Kaisar memerintahkan Yang untuk membebaskan Daizhou dari kepungan musuh dan ia sukses besar mengalahkan Qiao. Setelah Yang Liang kalah dan dipaksa menyerah oleh Yang Su, Yang Yichen diberi penghargaan berupa harta dan jabatan sebagai Gubernur Xiangzhou.

Tahun 607, kaisar memanggilnya untuk menempati jabatan direktur urusan keluarga kekaisaran lalu kemudian sebagai direktur urusan pertanian.

Tahun 609, Yang berpartisipasi dalam kampanye militer yang sukses melawan Tuyuhun (suku barbar yang menempati wilayah Qinghai dan Gansu).

Tahun 612, ia mengikuti kampanye militer melawan Kerajaan Goguryeo, Korea. Bersama Jenderal Yuwen Shu, Adipati Xu, mereka melintasi perbatasan untuk mengarah ke Pyongyang, ibukota Goguryeo. Di Korea, Yang bersama pasukannya banyak memperoleh kemenangan, namun sayangnya secara keseluruhan pihak Tiongkok kalah dan akibatnya Yang disingkirkan dari jabatannya. Namun tahun berikutnya, pada kampanye militer kedua, kaisar memulihkan jabatannya. Ia kembali bekerja di bawah Yuwen Shu dengan misi menyerbu kota Pyongyang. Namun tak lama kemudian, tersiar kabar bahwa Yang Xuan’gan, putra Yang Su memberontak di dekat ibukota timur, Luoyang, sehingga kampanye itu dibatalkan. Walau akhirnya pemberontakan Yang berhasil ditumpas, namun pemberontakan petani mulai meletus di berbagai daerah. Yang mendapat tugas untuk menumpas salah satu dari pemberontakan itu yang dipimpin oleh Xiang Haiming yang mengacau di sekitar Chang’an. Yang berhasil mengalahkan Xiang.

Tahun 616, Kaisar Yang mengutus Yang untuk memerangi pemimpin pemberontak lain, Zhang Jincheng. Dengan cerdik Yang memancing Zhang sehingga Zhang merasa kondisi telah aman, dalam keadaan tidak siaga itulah, Yang menyerang dan mengalahkan Zhang dan memaksanya melarikan diri. Zhang kemudian ditangkap dan dihukum mati oleh salah seorang jenderal Sui lainnya, Yang Shanhui. Setelah sukses mengalahkan Zhang, Yang menghadapi pemberontak lain bernama Gao Shida yang mengangkat dirinya sebagai Adipati Donghai.

Sekitar awal tahun 617, setelah meraih kemenangan kecil, Gao bertindak gegabah dan mengabaikan nasehat bawahannya, Dou Jiande. Akhirnya ia dikalahkan dan dibunuh oleh Yang. Yang juga hampir berhasil menangkap Dou, namun belakangan ia menghentikan pengejaran karena menganggap Dou tidak lagi menjadi ancaman. Sementara itu, Kaisar Yang dan perdana menteri Yu Shiji merasa iri dan curiga atas kemenangan-kemenangan yang diperoleh Yang. Kaisar memanggil Yang ke Jiangdu (sekarang Yangzhou, Jiangsu) dimana kaisar dan keluarganya sedang mengungsi. Kaisar memberinya jabatan sebagai menteri urusan upacara dan membubarkan pasukannya. Yang meninggal tidak lama kemudian dalam kesedihannya.

Periode ini berawal dari

tahun 613ketika Kaisar Yang dari Sui melakukan kampanye militer melawan Kerajaan Goguryeo,Korea. Perang yang gagal ini berujung tragedi bagi Tiongkok, banyak pasukan yangdikirim ke Korea tidak pernah kembali yang selanjutnya berakibat desersi di tubuh militer dan

Page 4: Dinasti Sui

pemberontakan dari rakyat yang direkrut paksa untuk dikirim dalam kampanye berikutnya. Periode ini baru berakhir tahun 628 dengan dikalahkannya Kerajaan Liang,rezim separatis terakhir pimpinan Liang Shidu oleh Kaisar Tang Taizong (Li Shimin), putra Li Yuan dan kaisar kedua Tang.***

Invasi Tiongkok atas Goguryeo dan awal pemberontakan

Hingga tahun 611, Tiongkok di bawah Dinasti Sui telah menikmati masa damai danmakmur sejak Kaisar Wen dari Sui mengalahkan Dinasti Chen (598) dan mempersatukannegara. Selama beberapa dekade tidak ada perang besar selain konflik perbatasan denganKerajaan Goguryeo dan suku Tujue Timur (Turki) yang menjadi negara protektorat Suisejak kepemimpinan Qimin Khan, Ashina Rangan,serta sebuah konflik internal antara Yang Guang (yang kelak menjadi Kaisar Yang dariSui tahun 604) dengan Yang Liang, Pangeran Han.

Pada tahun 610, Raja Yeong-yangdari Goguryeo (Gao Yuan) menolak memberi penghormatan pada Kaisar Yang, hal inimembuat Kaisar Yang murka dan menyusun rencana untuk menyerang Goguryeo. Baik kaisar maupun rakyat Tiongkok yakin kampanye militer ini akan berjalan mulus. Namun perang itu memerlukan biaya yang tidak sedikit. Sumber daya manusia dankebutuhan perang, seperti makanan, bahan-bahan untuk membangun armada dan alat-alat perang dikirim ke basis operasi di pos militer Zhuo (sekarang Beijing). Hal inimenyebabkan kekacauan peredaran hasil pertanian karena sebagian besar dipakai untuk berperang, kelaparan melanda berbagai wilayah terutama di bagian utara Tiongkok.Mereka yang dipilih untuk mengirim persediaan logistik ke pos militer Zhuo banyak yangmeninggal dalam perjalanan.

Pada tahun 611, orang-orang yang direkrut paksa itu mulai berani memberontak, pemberontakan petani meletus dibawah pimpinan Wang Bo danLiu Badao. Saat itu kaisar belum menganggap serius pemberontakan-pemberontakan itu,ia hanya mengerahkan milisi lokal bentukan pemerintah, namun mereka tidak becusmenangani pemberontakan yang dari hari ke hari semakin bertumbuh.Tanpa mempedulikan penderitaan rakyat, Kaisar tetap mengirimkan ekspedisi militer pertamanya ke Goguryeo

tahun 612 dengan pasukan berjumlah sekitar satu juta orang.Pasukan besar itu menyeberangi Sungai Liao dan memasuki perbatasan Goguryeo. Kaisar sendiri secara pribadi memimpin pasukannya mengepung kota Liaodong (sekarangLiaoyang, Liaoning), sementara itu ia mengirimkan Jenderal Yuwen Shu dan YuZhongwen memimpin sisa pasukannya memasuki wilayah Goguryeo menuju keibukotanya, Pyongyang. Disana mereka bergabung dengan armada yang dipimpin olehJenderal Lai Hu’er. Namun Kaisar Yang tidak pernah bisa merebut Liaodong, Yuwen danYu sebelum mencapai Pyongyang sudah dihadang oleh Jenderal Eulji Mundeok dariGoguryeo, mereka kalah dalam Pertempuran Salsu hingga terpaksa harus mundur denganmeninggalkan banyak korban di pihaknya. Musim gugur tahun itu, kaisar terpaksamembatalkan kampanye militer itu dan mundur. Dalam perang ini Tiongkok berhasilmemperoleh sedikit daerah namun dengan korban jiwa sebesar kurang lebih 300.000orang.

Tahun 613, Kaisar Yang kembali mengirimkan kampanye militer kedua ke Korea, padahal pemberontakan petani di dalam negeri semakin banyak dan serius. Sekali lagi iamemimpin pasukannya ke Liaodong untuk mengepung kota itu kedua kalinya, sementaraitu Yuwen Shu dan Yang Yichen diperintahkan untuk menyerbu Pyongyang. Namunketika kaisar sedang di Liaodong, Jenderal Yang Xuan’gan, yang bertugas mengatur lalu-lintas perbekalan di dekat ibukota timur,

Page 5: Dinasti Sui

Luoyang, memberontak, ia memimpin pasukannya menyerbu Luoyang. Mendengar kabar ini, kaisar terpaksa menarik mundur pasukannya dari Liaodong. Yuwen Shu dan Qutu Tong diperintahkan untuk menyelamatkan Luoyang. Keduanya bergabung dengan Fan Zigai dan Wei Wenshengyang masing-masing adalah komandan tertinggi penjaga kota Luoyang dan ibukota baratChang’an (sekarang Xi’an, Shaanxi). Pemberontakan ini pada akhirnya berhasilditumpas, Yang bunuh diri dalam pelariannya, keluarga dan pengikutnya dihukum matidengan kejam, namun pemberontakan demi pemberontakan terus meletus di berbagaidaerah menentang kesewenang-wenangan sang kaisar. Namun demikian, Kaisar Yang malah kembali mengirim pasukan ke Korea untuk ketigakalinya

tahun 614. Ketika Jenderal Lai Hu’er tiba di Sungai Liao, Goguryeo menyerah,sebagai tanda penyerahan itu mereka menyerahkan Husi Zheng, salah seorang pengikutYang yang kabur ke Goguryeo. Kaisar pun membatalkan kampanye militernya, namunketika ia kembali menuntut penghormatan pada dirinya, Raja Yeong-yang mengabaikantuntutan itu sehingga Kaisar Yang berencana untuk mengirim ekspedisi ke-empat, namunhal ini tidak pernah terlaksana.

Tahun 615, ketika kaisar mengunjungiYanmen (sekarang Xinzhou, Shanxi), putra Qimin Khan yang telah menggantikannya,Shibi Khan, Ashina Duojishi, yang tidak senang dengan tindakan Kaisar Yang yangmelemahkan sukunya dengan taktik adu domba, melakukan serangan dadakan terhadap Yanmen dan mengepung kota itu. Pasukan Sui yang sebagian besar masih setia padakaisar segera menuju ke Yanmen untuk membebaskan kota itu. Kaisar menjanjikanhadiah besar bagi mereka yang menolongnya. Namun setelah mereka berhasil menghalaumusuh, kaisar malah mengingkari janjinya sehingga menimbulkan kekesalan di kalanganmiliter. Pecahnya Kekaisaran SuiKarena semakin meluasnya pemberontakan petani di wilayah utara Tiongkok, Kaisar Yang tidak kembali ke Chang’an maupun Luoyang. Bersama keluarganya ia mengungsike Jiangdu (sekarang Yangzhou, Jiangsu)

Tahun 616. Dengan mengungsinyakaisar dari Luoyang ke Jiangdu, kaum pemberontak di sekitarnya berkoalisi di bawah pimpinan Li Mi, mantan ahli strategi Yang Xuan’gan, yangdianggap calon kaisar masa depan oleh sebagian besar pemimpin pemberontak utara. Namun Li, tidak pernah berhasil mencaplok Luoyang ataupun mengklaim gelar kekaisaran bagi dirinya.Sementara itu, Jenderal Yang Yichen sedang berjuang mati-matian memadamkan pemberontakan di utara Sungai Kuning dan ia berhasil meraih banyak kemenangangemilang. Namun sayangnya, Kaisar Yang dan perdana menterinya, Yu Shiji malah iridengan prestasi dan jasa-jasa Yang. Sehingga Yang dipanggil pulang dengan dalih untuk menerima promosi, namun yang didapat adalah penonaktifan dirinya. Yang meninggaltak lama kemudian dalam kesedihan. Dengan tidak adanya jenderal yang mampu,aktivitas pemberontak di utara Sungai Kuning semakin merajarela dan tak terkendali, pemimpin terkuat di wilayah itu adalah Dou Jiande.

Hingga tahun 617, sejumlah pemimpin pemberontak baik pemberontak petani maupunmantan jenderal Sui, telah menguasai wilayah yang cukup signifikan, antara lain:

Dinasti Sui didirikan oleh Yang Jian, yang kemudian disebut sebagai Kaisar Sui Wendi setelah naik takhtapada tahun 581 Masehi. Namun Dinasti Sui hanya berlangsung selama 37 tahun sebelum diruntuhkan padatahun 618 Masehi.Walaupun Dinasti Sui hanya memelihara kehadiran dalam jangka pendek dalam sejarah, namun Kaisar SuiWendi memberikan sumbangan cukup besar. Salah satu sumbangannya ialah mendirikan jajaran jabatanyang baru dengan mencabut jajaran jabatan lama yang berlaku pada Dinasti Zhou Barat yang berkuasaantara tahun 1027 Sebelum Masehi dan

Page 6: Dinasti Sui

256 Sebelum Masehi. Jajaran jabatan yang didirikan Kaisar SuiWendi secara singkat disebut sebagai “sistem jabatan tiga propinsi dan enam kementerian”. Selain itu,Kaisar Sui Wendi juga menyusun hukum pidana baru yang kurang kejam dibanding dengan hukum yangdiberlakukan pada Dinasti Selatan dan Dinasti Utara, dua dinasti yang berkuasa sebelumnya. Yang patutdisebut ialah sistem ujian kenegaraan yang didirikan Kaisar Sui Wendi. Sistem ujian kenegaraan adalahcara pemilihan pejabat pemerintah yang baru pada zaman kuno. Sumbangan lain lagi Kaisar Sui Wendiialah ia memerintahkan pembuatan Terusan Besar dari Hangzhou Tiongkok Selatan ke Beijing TiongkokUtara. Biarpun Sui Wendi banyak memberikan sumbangan, namun ia tetap diperingati dalam sejarahsebagai kaisar lalim dan justru karena kelalimannya yang luar biasa, ia akhirnya menimbulkan kemarahansangat besar rakyat. Dan pada akhirnya ia dikenakan hukuman gantung dan berakhir pula Dinasti Sui.Setelah runtuhnya Dinasti Sui, berdirilah Dinasti Tang yang berkuasa dalam sejarah selama 289 tahunantara tahun 618 Masehi dan 907 Masehi. Dinasti Tang terbagi menjadi paro pertama dan paro kedua