16
Dinar Emas Dan Dirham Perak: Islam Dan Masa Depan Uang Bab 1 Oleh Imran N. Hosein DINAR EMAS DAN DIRHAM PERAK: ISLAM DAN MASA DEPAN UANG Oleh Imran N. Hosein BAB 1 PENDAHULUAN Abu Bakar Bin Abi Maryam berkata: Rasulullah (saw) berkata: “Akan datang suatu masa dimana tidak akan ada (yang berharga) untuk digunakan (dalam transaksi), simpanlah Dinar (koin emas) dan Dirham (koin perak).” [Ini merupakan nubuah yang dengan jelas menerangkan kejatuhan sistem moneter modern (berdasarkan tipu daya) yang saat ini digunakan diseluruh dunia.] (Musnad, Ahmad) Sangat aneh dan memalukan untuk mengetahui bahwa pada saat ini ketika musuh Islam akan mengakhiri Guantanamo Finansial (penjara uang kertas dunia), sebagian besar Muslim masih belum mengetahui sisi kebatilan dari sistem moneter berdasarkan uang kertas yang diciptakan oleh Barat. Salah seorang dari mereka bahkan mentertawakan penulis buku ini karena memiliki pandangan yang lucu dan aneh mengenai uang. Tampaknya banyak yang tidak memahami peranan dari sistem keuangan yang diciptakan oleh Eropa, musuh Islam, yang bertujuan untuk memberikan mereka kemampuan untuk melakukan pencurian legal besar-besaran terhadap kekayaan seluruh umat manusia. Atau mengerti pada kenyataan bahwa musuh kita telah mendesain sebuah sistem moneter yang akan memberikan mereka sebuah kediktatoran finansial terhadap seluruh dunia. Mereka telah berhasil memperbudak jutaan Muslim (dan juga bangsa lainnya) dengan upah minimum regional dan juga kemelaratan, dan pada saat yang sama mereka mengejar agenda jahat atas nama Negara Yahudi Israel. Sangat menjijikkan untuk mendengar intelektual Muslim yang menyalahkan rakyat Pakistan atau rakyat Indonesia karena kemiskinan dan kemelaratan Pakistan dan Indonesia. Media masa, bahkan di negara yang mayoritas rakyatnya beragama ‘Islam’, berbondong-bondong memblokade berita-berita yang berkaitan dengan masalah ini. Contohnya ketika diselenggarakan ‘Konferensi Internasional Mengenai Ekonomi Berdasarkan Dinar Emas’ pada Tanggal 24 dan 25 Juli 2007 di Putra World Trade Center, Kuala Lumpur, Malaysia. Konferensi dibuka dengan pidato yang sangat mengesankan dari Perdana Menteri Malaysia, Tun Dr. Mahathir Muhammad yang dilanjutkan dengan ceramah pendahuluan yang kami sampaikan mengenai ‘uang’ yang berjudul, ‘Penjelasan Mengenai Hilangnya Mata Uang yang Memiliki Nilai Intrinsik’, dimana ceramah itulah yang menjadi ide dasar kerangka yang menyusun buku ini. Para pembaca mungkin dapat melihat ceramah-ceramah dalam konferensi itu, di dalam liputan berbahasa Inggris yang dimuat di surat -surat kabar Malaysia. Yang lebih buruk dari blokade media masa mengenai masalah ini adalah para sarjana Islam klasik (ulama) dan sebagian besar umat Islam, yang acuh dan diam, terhadap realitas sifat penipuan dalam uang modern. Bahkan jika mereka mengetahui kenyataan dan fakta kebatilan yang dibawa oleh sistem keuangan modern yang aneh ini, mereka tidak memiliki keberanian untuk menyatakan sistem keuangan yang tidak bisa ditebus dengan emas ini (tidak dijaminkan dengan emas) adalah penipuan, dan oleh karenanya, Haram. Pemerintah yang memerintah umat Islam adalah bagian yang paling menyedihkan, entah mereka mengerti, atau mereka tidak mau mengerti mengenai kenyataan ini. Alasan dibalik sikap mereka itu terletak di peranan mereka yang tunduk dan taat kepada Aliansi Yahudi Nasrani (peradaban barat modern) yang kini memerintah dunia.

Dinar Emas Dan Dirham Perak

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Dinar Emas Dan Dirham Perak

Citation preview

Dinar Emas Dan Dirham Perak: Islam Dan Masa Depan Uang Bab 1 Oleh Imran N. Hosein DINAR EMAS DAN DIRHAM PERAK:

ISLAM DAN MASA DEPAN UANG

Oleh Imran N. Hosein

BAB 1

PENDAHULUAN

Abu Bakar Bin Abi Maryam berkata: Rasulullah (saw) berkata: “Akan datang suatu masa dimana tidak akan ada

(yang berharga) untuk digunakan (dalam transaksi), simpanlah Dinar (koin emas) dan Dirham (koin perak).” [Ini

merupakan nubuah yang dengan jelas menerangkan kejatuhan sistem moneter modern (berdasarkan tipu daya)

yang saat ini digunakan diseluruh dunia.]

(Musnad, Ahmad)

Sangat aneh dan memalukan untuk mengetahui bahwa pada saat ini ketika musuh Islam akan mengakhiri

Guantanamo Finansial (penjara uang kertas dunia), sebagian besar Muslim masih belum mengetahui sisi kebatilan

dari sistem moneter berdasarkan uang kertas yang diciptakan oleh Barat. Salah seorang dari mereka bahkan

mentertawakan penulis buku ini karena memiliki pandangan yang lucu dan aneh mengenai uang.

Tampaknya banyak yang tidak memahami peranan dari sistem keuangan yang diciptakan oleh Eropa, musuh Islam,

yang bertujuan untuk memberikan mereka kemampuan untuk melakukan pencurian legal besar-besaran terhadap

kekayaan seluruh umat manusia. Atau mengerti pada kenyataan bahwa musuh kita telah mendesain sebuah sistem

moneter yang akan memberikan mereka sebuah kediktatoran finansial terhadap seluruh dunia. Mereka telah berhasil

memperbudak jutaan Muslim (dan juga bangsa lainnya) dengan upah minimum regional dan juga kemelaratan, dan

pada saat yang sama mereka mengejar agenda jahat atas nama Negara Yahudi Israel. Sangat menjijikkan untuk

mendengar intelektual Muslim yang menyalahkan rakyat Pakistan atau rakyat Indonesia karena kemiskinan dan

kemelaratan Pakistan dan Indonesia.

Media masa, bahkan di negara yang mayoritas rakyatnya beragama ‘Islam’, berbondong-bondong memblokade

berita-berita yang berkaitan dengan masalah ini. Contohnya ketika diselenggarakan ‘Konferensi Internasional

Mengenai Ekonomi Berdasarkan Dinar Emas’ pada Tanggal 24 dan 25 Juli 2007 di Putra World Trade Center, Kuala

Lumpur, Malaysia. Konferensi dibuka dengan pidato yang sangat mengesankan dari Perdana Menteri Malaysia, Tun

Dr. Mahathir Muhammad yang dilanjutkan dengan ceramah pendahuluan yang kami sampaikan mengenai ‘uang’

yang berjudul, ‘Penjelasan Mengenai Hilangnya Mata Uang yang Memiliki Nilai Intrinsik’, dimana ceramah itulah yang

menjadi ide dasar kerangka yang menyusun buku ini. Para pembaca mungkin dapat melihat ceramah-ceramah

dalam konferensi itu, di dalam liputan berbahasa Inggris yang dimuat di surat -surat kabar Malaysia.

Yang lebih buruk dari blokade media masa mengenai masalah ini adalah para sarjana Islam klasik (ulama) dan

sebagian besar umat Islam, yang acuh dan diam, terhadap realitas sifat penipuan dalam uang modern. Bahkan jika

mereka mengetahui kenyataan dan fakta kebatilan yang dibawa oleh sistem keuangan modern yang aneh ini,

mereka tidak memiliki keberanian untuk menyatakan sistem keuangan yang tidak bisa ditebus dengan emas ini (tidak

dijaminkan dengan emas) adalah penipuan, dan oleh karenanya, Haram.

Pemerintah yang memerintah umat Islam adalah bagian yang paling menyedihkan, entah mereka mengerti, atau

mereka tidak mau mengerti mengenai kenyataan ini. Alasan dibalik sikap mereka itu terletak di peranan mereka yang

tunduk dan taat kepada Aliansi Yahudi Nasrani (peradaban barat modern) yang kini memerintah dunia.

Salah satu pengecualiannya adalah Perdana Menteri Malaysia, Dr. Mahathir Muhammad. Beliau tidak hanya

mengerti mengenai sifat eksploitatif dari sistem moneter yang diciptakan oleh peradaban Barat modern, namun

beliau juga berani menyuarakan apa yang tidak berani disuarakan ulama, yaitu menggunakan kembali Dinar sebagai

uang, untuk menggantikan sistem moneter uang kertas yang berdasarkan penipuan Dollar Amerika Serikat, sehingga

Muslim dapat terlepas dari jerat penindasan finansial dan eksploitasi ekonomi. Namun, seperti yang sudah-sudah,

ulama dan Muslim Malaysiapun mengacuhkannya.

Kami memaparkan hasil kerja kami yaitu ‘masa depan uang’ bagi mereka yang beruntung, yang percaya pada Al-

Qur’an sebagai Sabda dari Tuhan yang Satu, dan juga Hadist sebagai Sabda dan Contoh dari Utusan Tuhan, yaitu

Muhammad (saw). Kami sadar pada kenyataan dimana kami harus mengajarkan subjek ini secara terus menerus,

dan juga berdoa kepada Allah SWT untuk menyingkirkan tabir yang berada di depan mata manusia. Hanya dengan

itulah kami berharap mereka akan dapat melihat tahap akhir dari sistem moneter yang menipu ini, yang dirancang

untuk memperbudak umat manusia diseluruh dunia, sistem moneter yang berada di ambang pintu kehancuran, dan

ketika ia hancur, ia akan membawa seluruh manusia bersamanya. Secara khusus sistem ini di desain untuk

menghancurkan orang-orang (masyarakat) yang menentang aliansi Yahudi Nasrani yang kini memerintah dunia.

Tahap terakhir dari evolusi sistem moneter mereka adalah penetapan pulsa-pulsa elektronik sebagai uang, bagaikan

berlian yang berkilau di mahkota setan, yang akan menggantikan uang kertas. Tahap akhir ini sudah dijalankan di

depan mata kita, dan sekarang yang akan dilakukan oleh bandit-bandit moneter ini adalah mendesain krisis dunia

(serangan terhadap Iran atau perang nuklir) yang akan mengakibatkan runtuhnya mata uang Dollar Amerika Serikat

sebagai konsekuensi dari krisis moneter, yang prosesnya saat ini sudah berlangsung di beberapa penjuru belahan

dunia.

Runtuhnya Dollar dapat dilihat dengan harga tukar Dollar terhadap emas, pada saat ini, harga tukar Dollar terhadap

emas mendekati catatan seperti di Bulan Januari 1980, yaitu USD 850 per 1 ons emas. Kita akan melihat eskalasi

peningkatan nilai tukar Dollar terhadap emas sampai dengan USD 3000 per 1 ons emas. Hal yang sama juga terlihat

di dalam harga minyak dunia.

Kami akan menjelaskan kepada pembaca mengenai sudut pandang Al-Qur’an dan Al-Hadist terhadap uang kertas.

Kami juga akan memaparkan kepada anda bahwa uang dalam sudut pandang tersebut adalah uang ‘Sunah’, yang

berasal dari Rasulullah (saw), yaitu uang yang memiliki nilai intrinsik. Nilai intrinsik adalah nilai yang ditetapkan pada

uang itu (berapun jumlahnya), yang tersimpan dari bahan pembuat uang itu, sehingga uang itu kebal dari manipulasi

dan devaluasi yang bertujuan menurunkan nilai uang.

Kami juga akan menjelaskan bahwa sistem moneter yang diciptakan oleh Aliansi Yahudi dan Nasrani Eropa

bertujuan untuk menghilangkan ‘uang dengan nilai intrinsik’ dari sistem keuangan yang digunakan di dunia, dan

menggantikannya dengan uang yang tidak memiliki nilai intrinsik. Uang tersebut adalah uang kertas yang tidak

dijaminkan dengan emas oleh institusi yang mengeluarkannya, yang bertujuan supaya mereka dapat menaikkan dan

menurunkan nilainya. Maka ketika nilainya diturunkan, akan terjadi pencurian legal terhadap kekayaan alam dunia,

terhadap mereka yang menggunakan uang yang telah didevaluasi itu, dan di saat yang sama, menaruh jerat kepada

negara-negara yang berhutang sehingga negara-negara itu tidak dapat melunasi hutang yang mereka ambil dengan

bunga. Negara-negara ini akan terpenjara dalam hutang yang mereka tidak akan pernah dapat membayarnya,

keadaan ini membuat mereka taat, tunduk dan patuh kepada sang pemberi hutang, yang kini dapat memerintah

mereka. (Silahkan baca buku dari John Perkins, ‘Confessions of an Economic Hitman’ atau ‘Pengakuan dari Seorang

Bandit Ekonomi’).

Ketika uang didevaluasi (diturunkan nilainya/harga komoditas dan barang-barang naik), ini berarti jumlah uang dalam

sirkulasi atau peredaran di masyarakat mereka tambahkan, penambahan dalam bentuk mencetak uang baru yang

masuk kedalam kantong mereka sendiri, implikasinya adalah harga dari properti (rumah atau tanah), harga tenaga

kerja, harga komoditas dan barang-barang, akan menjadi ‘murah’ bagi mereka yang menciptakan sistem keuangan

namun menjadi mahal bagi masyarakat karena uang kertas tidak memiliki nilai lagi. Akhirnya di salah satu bagian

dunia ada orang dapat hidup dengan nyaman dan sejahtera, dimana di seluruh bagian dunia yang lainnya, dengan

mata uang yang didevaluasi secara terus-menerus, masyarakat hidup dalam perbudakan dan tenggelam di keringat

mereka, supaya para bandit dapat hidup kaya secara permanen dengan tiket permanen kelas VVIP dalam kapal

pesiar ‘kehidupan’. Ketika kemiskinan meningkat, maka secara alami, korupsi juga meningkat. Mereka yang memiliki

intelek namun memiliki rasio dan moral setara hewan ternak, kemudian terheran-heran dan dengan lantang

mengatakan: Mengapa negara-negara Muslim menderita akibat banjir korupsi sementara Barat (yang mencuri

kekayaan Muslim dan hidup diatas keringat mereka) bebas dari korupsi?

Setelah itu IMF akan memaksakan privatisasi (go publik) kepada mereka yang uangnya telah kehilangan nilainya,

para bandit kemudian ‘dapat’ membeli ladang-ladang minyak bumi, gas alam, perusahaan-perusahaan listrik,

telepon, dll.., di negara-negara itu, dengan harga sebuah lagu ditambah enam sen, yaitu harga yang kurang dari

harga aslinya. Tetap menjadi suatu enigma bahwa Hugo Chavez, Presiden Venezuela, mengerti peranan eksploitatif

dari IMF ini, dia membawa Venezuela keluar dari keanggotaan IMF, sementara para ulama dan sarjana Islam tetap

diam dalam subjek ini, suara yang selalu mereka keluarkan adalah keluhan-keluhan, mengapa umat mereka tidak

bisa sabar untuk bisa menjadi sejahtera, dan kerja terus menerus sampai hari kiamat tiba.

Buku ini juga akan menjelaskan bahwa musuh kita tidak akan hanya puas dengan hidup diatas keringat orang lain

saja, namun mereka memiliki agenda lain, yaitu mengeksploitasi sistem keuangan yang tidak adil dan menindas ini,

dalam rangka mencapai tujuan mereka. Mereka memiliki agenda besar dibalik kediktatoran mereka dibidang

ekonomi yang memperbudak umat manusia, yaitu memberikan jalan bagi mereka untuk menjadikan Negara Yahudi

Israel ‘Eropa’ menjadi negara adikuasa dunia, sehingga pada akhirnya akan ada seorang pemimpin Israel, setelah

Israel menjadi adikuasa, yang akan mengaku sebagai Mesiah yang asli. Namun faktanya dia adalah Mesiah Palsu,

Al Masihud Dajjal atau Anti-Kristus! Kita sekarang sangat dekat kepada saat itu dimana kami yakin bahwa anak-anak

yang ada di bangku sekolah saat ini akan hidup untuk menyaksikannya.

Kecuali anda dapat memahami agenda besar yang berada dibalik penciptaan sistem moneter yang menipu ini, yaitu

sistem uang kertas yang tidak dijaminkan emas, anda tidak akan dapat menanggapi dengan benar peranan sistem

moneter itu pada kehidupan umat manusia, khususnya Muslim.

BAB 2

UANG DI DALAM AL-QUR’AN DAN SUNAH

Banyak sarjana Muslim sekuler di jaman modern ini dengan tabu percaya bahwa agama tidak punya peranan dalam

kehidupan masyarakat dibidang ekonomi dan politik. Mereka tidak akan dapat menjelaskan peristiwa yang terjadi

pada masa kehidupan Rasulullah (saw) berikut ini:

Abu Sa’id Al-Khudri mengatakan bahwa Bilal membawakan Rasulullah (saw) kurma Barni, dan ketika Rasulullah

(saw) bertanya bagaimana Bilal mendapatkan kurma itu, Bilal menjawab: “Saya memiliki kurma berkualitas rendah

lalu saya menukarkan 2 Sa’s kurma itu untuk 1 Sa’s kurma Barni yang berkualitas bagus ini.” Rasulullah (saw)

membalas: “Bilal! Inilah inti dari Riba, inilah intisari dari Riba! Jangan melakukannya, namun jika kamu ingin

melakukannya (yang benar dan tidak riba), juallah kurma yang jelek itu, dan dengan uang penjualan itu, belilah

kurma yang bagus (kurma Barni).”

(Bukhari, Muslim)

Kita mengetahui dari Rasulullah (saw) melarang pertukaran yang tidak setara antara ‘kurma’ dengan ‘kurma’. Beliau

menyatakan bahwa hal itu adalah intisari dari ‘Riba’. Walaupun terdapat bukti-bukti bahwa terjadi pertukaran yang

tidak setara antara ‘unta’ dengan ‘unta’ yang beliau perbolehkan:

Yahya mengatakan bahwa Malik yang berasal dair Naf’I melihat Abdullah Bin Umar membeli menukarkan 1 unta

betina untuk 4 unta jantan kepada seseorang di Ar-Rabadha.

(Muwatta, Imam Malik)

Sehingga timbul pertanyaan: Mengapa pertukaran tidak setara antara ‘kurma’ dengan ‘kurma’ dilarang sedangkan

pertukaran tidak setara antara ‘unta’ dengan ‘unta’ diperbolehkan?

Jawaban dari permasalahan ini terletak di dalam Hadist lain dari Rasulullah (saw) mengenai Riba:

Abi Sa’id Al-Khudri mengatakan: bahwa Rasulullah (saw) mengatakan: “Emas dengan emas, perak dengan perak,

gandum dengan gandum, barley dengan barley, kurma dengan kurma, dan garam dengan garam. (Ketika sebuah

transaksi melibatkan) barang yang sama (yang telah disebutkan tadi), transaksi harus dilakukan ditempat itu (muka

bertemu muka) dan jika salah satu meminta lebih (pertukaran tidak setara) maka dia telah memakan Riba, penerima

dan pemberi berdosa sama besar.”

(Sahih Muslim)

Hadist tersebut diatas dengan jelas menerangkan tiga hal:

Pertama, menerangkan apa yang disebut sebagai ‘uang’ dalam Islam, yaitu logam berharga seperti emas dan perak,

atau komoditas bahan pangan yang tahan lama dan dikonsumsi sehari-hari oleh masyarakat yaitu gandum, barley

(sejenis beras), kurma, dan garam. Maka ketika terjadi kelangkaan koin emas dan perak di Pasar Medinah,

komoditas pangan tahan lama yang menjadi konsumsi manusia sehari-hari seperti kurma, yang tersedia melimpah di

Jazirah arab, digunakan sebagai uang. Sehingga kita sekarang dapat menjawab pertanyaan tadi.

Pertukaran tidak setara antara unta dengan unta diperbolehkan karena unta dan binatang lainnya, tidak digunakan

sebagai uang. Dan pertukaran tidak setara antara kurma dengan kurma ‘tidak’ diperbolehkan karena kurma

digunakan sebagai uang, dan permintaan untuk pertukaran seperti itu (tidak setara antara uang) akan membuka

pintu bagi rentenir untuk memberi hutang dengan bunga.[1]

Dengan prinsip yang sama, jika komoditas pangan yang tahan lama akan digunakan sebagai uang di Pulau Jawa,

Indonesia, misalnya, maka beras dapat digunakan sebagai uang jika emas dan perak jumlahnya langka di pasaran.

Dan di Kuba di lain pihak, maka gula dapat digunakan sebagai uang, dll.

Beberapa sarjana Muslim berpendapat bahwa manusia dapat menggunakan apa saja sebagai uang, bahkan pasir

dapat digunakan sebagai uang. Oleh karena itu tidak ada larangan dalam menggunakan kertas sebagai uang,

dengan menuliskan ‘nilai’ di kertas itu. Jawaban kami, pasir tidak dapat digunakan sebagai uang, karena

berdasarkan hadist diatas, pasir bukan merupakan komoditas pangan yang dikonsumsi sehari-hari. Barang atau

material yang digunakan sebagai uang adalah material yang berharga bagi manusia seperti logam berharga (emas

dan perak) atau komoditas pangan tahan lama yang dikonsumsi manusia sehari-hari, dan komoditas pangan itu

memiliki umur yang panjang seperti gandum, barley, kurma, garam, gula, jagung, dll.

Yang Kedua, ketika emas, perak, gandum, barley, kurma dan garam (dan juga beras, gula, dll) digunakan sebagai

uang, nilai dari uang tersebut terletak dan tersimpan ‘di dalam’ uang itu, bukan ‘di luar’ uang itu (seperti halnya uang

kertas). Oleh karena itu, uang yang telah ditetapkan Rasulullah (saw), memiliki nilai intrinsik.

Yang Ketiga, uang selalu berupa komoditas yang diciptakan oleh Allah SWT dan nilai yang berada di dalamnya juga

diciptakan dan ditentukan sendiri oleh Allah SWT. Allah SWT mendeklarasikan diriNya sebagai Al-Razak, Sang

Pencipta Kekayaan.

Sekarang kita dapat mendefinisikan uang yang berdasarkan Sunnah yaitu sebagai berikut:

Uang adalah logam berharga seperti emas dan perak dan juga komoditas pangan tahan lama yang diknsumsi sehari-

hari seperti kurma, beras, gandum, gula, garam, dll.

Uang harus memiliki nilai intrinsik.

Uang yang diciptakan oleh Allah SWT, dengan nilai di dalamnya yang ditentukan oleh Allah SWT, Pencipta

Kekayaan.

Beberapa sarjana Islam berpendapat karena Sunah terdiri dari dua jenis, yaitu yang berasal dari panduan Allah

SWT, dan yang berasal dari pendapat pribadi Rasulullah (saw), dimana Beliau mengatakan, “kamu lebih mengetahui

perihal dunia ketimbang aku!” Implikasi dari hal ini adalah bahwa Muslim tidak wajib dalam menjalankan Sunah yang

termasuk jenis ini.

Sarjana-sarjana Islam yang berpendapat demikian selanjutnya mengemukakan bahwa ‘uang’ masuk kedalam sunah

jenis kedua yang disebutkan tadi. Konsekuensinya adalah legitimasi Islam untuk menerima uang kertas yang

diciptakan Aliansi Yahudi Nasrani sebagai penguasa dunia saat ini yang dengan sederhana menyematkan (menulis)

nilai fiktif diatas kertas itu (uang kertas) dan dalam prosesnya mereka menciptakan kekayaan sebanyak kemauan

mereka, menjadi Sang Pencipta Kekayaan. Mereka kemudian dapat menggunakan uang itu untuk membeli apa saja

di seluruh dunia. Namun, jika seorang Muslim melakukan bid’ah ini, mencetak uang sebanyak yang dia mau,

menciptakan kekayaan dari tidak ada menjadi ada, satu koper penuh berisi Rupiah Indonesia atau Rupee Pakistan

tidak akan dapat untuk membeli bahkan satu cangkir kopi di Manhattan, New York.

Sarjana Islam seperti ini, yang tidak pernah menyatakan haram terhadap sistem moneter uang kertas, dan

nampaknya mereka tidak akan pernah menyatakannya sebagai haram. Mereka, tentu saja salah dalam penilaian

mereka dan harus menerima konsekuensinya di hari pengadilan nanti di akhirat. Mereka tidak memahami bahwa

uang yang berwujud logam berharga yang diciptakan sendiri oleh Allah SWT dengan nilai intrinsik di dalamnya,

dinyatakan di dalam Al-Qur’an:

Allah SWT menyebut ‘Dinar’ (koin emas) di dalam ayat dari Surah Ali Imran:

إلیك إلا۞ ومن أھل ٱلكتـب من إن تأمنھ بقنطار یؤدهۦ إلیك ومنھم من إن تأمنھ بدینار ل ذٲلك بأنھم قالوا لیس علینا فى ٱلأمیـن سبیل ویقولون ما دمت علیھ قآ�ما ا یؤدهۦ

بلى من أوفى بعھدهۦ وٱتقى فإن ٱللھ یحب ٱلمتقین (٧٥)على ٱللھ ٱلكذب وھم یعلمون

Di antara ahli kitab ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya harta yang banyak, dikembalikannya

kepadamu; dan di antara mereka ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya satu dinar, tidak

dikembalikannya kepadamu kecuali jika kamu selalu menagihnya. yang demikian itu lantaran mereka mengatakan:

“tidak ada dosa bagi Kami terhadap orang-orang ummi. mereka berkata Dusta terhadap Allah, Padahal mereka

mengetahui. Yang mereka maksud dengan orang-orang Ummi dalam ayat ini adalah orang Arab.

(Al-Qur’an, Ali Imran, 3:75)

Allah menyebut ‘Dirham’ (koin perak) dalam Surah Yusuf:

وشروه بثمن بخس درٲھم معدودة و�انوا فیھ من ٱلزٲھدین

Dan mereka menjual Yusuf dengan harga yang murah, Yaitu beberapa dirham saja, dan mereka merasa tidak

tertarik hatinya kepada Yusuf.

(Al-Qur’an, Yusuf, 12:20)

Di dalam ayat-ayat tersebut Allah SWT telah menyatakan ‘uang’ adalah koin ‘emas’ dan ‘perak’. Dinar adalah koin

emas yang memiliki nilai intrinsik, dan Dirham adalah koin perak yang memiliki nilai intrinsik juga. Keduanya terletak

di dalam Al-Qur’an, dan merupakan ciptaan Allah, dan keduanya memiliki nilai intrinsik yang juga telah ditentukan

sendiri oleh Allah SWT, Sang Pencipta Kekayaan.

Ada juga ayat lain yang menyatakan emas dan perak sebagai kekayaan dan kekayaan seperti dapat digunakan

sebagai uang dalam bentuk Dinar Emas dan Dirham Perak:

وٱللھ عنده ۥ حسن ٱلمـاب ذٲلك متـع ٱلحیوة ٱلدنیا وٱلأنعـم وٱلحرث وٱلخیل ٱلمسومة زین للناس حب ٱلشھوٲت من ٱلنسآء وٱلبنین وٱلقنـطیر ٱلمقنطرة من ٱلذھب وٱلفضة

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-

anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah

kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).

(Al-Qur’an, Ali Imran, 3:14)

أولـ�ك لھم عذاب ألیم وما لھم من نـصرین من أحدھم ملء ٱلأرض ذھبا ولو ٱفتدى بھۦ إن ٱلذین كفروا وماتوا وھم كفار فلن یقبل

Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mati sedang mereka tetap dalam kekafirannya, Maka tidaklah akan

diterima dari seseorang diantara mereka emas sepenuh bumi, walaupun Dia menebus diri dengan emas (yang

sebanyak) itu. bagi mereka Itulah siksa yang pedih dan sekali-kali mereka tidak memperoleh penolong.

(Al-Qur’an, Ali Imran, 3:91)

وٱلذین یكنزون ٱلذھب وٱلفضة ولا ینفقونہا فى سبیل ٱللھ ھإن �ثیرا من ٱلأحبار وٱلرھبان لیأكلون أموٲل ٱلناس بٱلبـطل ویصدون عن سبیل ٱلل ۞ یـأیہا ٱلذین ءامنوا

فبشرھم بعذاب ألیم

Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib

Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan

Allah. dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak (dalam kontek ini jelas sekali bahwa emas dan perak

digunakan sebagai uang) dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, Maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa

mereka akan mendapat) siksa yang pedih;

(Al-Qur’an, At-Taubah, 9:34)

وزخرفا (٣٤)ولبیوتہم أبوٲبا وسررا علیہا یتكـون (٣٣)رج علیہا یظھرون یكون ٱلناس أمة وٲحدة لجعلنا لمن یكفر بٱلرحمـن لبیوتہم سقفا من فضة ومعا ولولآ أن

(٣٥) وٱلأخرة عند ربك للمتقین لك لما متـع ٱلحیوة ٱلدنیاوإن �ل ذٲ

Dan Sekiranya bukan karena hendak menghindari manusia menjadi umat yang satu (dalam kekafiran), tentulah Kami

buatkan bagi orang-orang yang kafir kepada Tuhan yang Maha Pemurah loteng- loteng perak bagi rumah mereka

dan (juga) tangga-tangga (perak) yang mereka menaikinya.Dan (kami buatkan pula) pintu-pintu (perak) bagi rumah-

rumah mereka dan (begitu pula) dipan-dipan yang mereka bertelekan atasnya.Dan (kami buatkan pula) perhiasan-

perhiasan (dari emas untuk mereka). dan semuanya itu tidak lain hanyalah kesenangan kehidupan dunia, dan

kehidupan akhirat itu di sisi Tuhanmu adalah bagi orang-orang yang bertakwa.

(Al-Qur’an, Zukhruf, 43:33-35)

أتأخذونھ ۥ بھتـنا وإثما مبینا ال زوج م�ان زوج وءاتیتم إحد�ھن قنطارا فلا تأخذوا منھ شیـاوإن أردتم ٱستبد

Dan jika kamu ingin mengganti isterimu dengan isteri yang lain, sedang kamu telah memberikan kepada seseorang

di antara mereka harta Qintar (Qintar = 12.000 Dinar) yang banyak, Maka janganlah kamu mengambil kembali dari

padanya barang sedikitpun. Apakah kamu akan mengambilnya kembali dengan jalan tuduhan yang Dusta dan

dengan (menanggung) dosa yang nyata ?

(Al-Qur’an, An-Nisa, 4:20)

Al-Qur’an melanjutkan untuk mengunggkapkan bahwa emas dan perak akan mempertahankan statusnya sebagai

kekayaan dengan nilai yang berharga di kehidupan yang selanjutnya (akhirat). Dengan kata lain, emas dan perak

memiliki realitas spiritual, sebagai tambahan peranan emas dan perak di kehidupan dunia.

وحلوا أساور من فضة وسق�ھم ربہم شرابا طھورا عـلیہم ثیاب سندس خضر وإستبرق

Mereka memakai pakaian sutera Halus yang hijau dan sutera tebal dan dipakaikan kepada mereka gelang terbuat

dari perak, dan Tuhan memberikan kepada mereka minuman yang bersih. [Ayat ini, juga ayat-ayat lainnya yang

mengikutinya, memberitahukan bahwa emas dan perak akan tetap menjadi barang berharga di akhirat juga]

(Al-Qur’an, Al-Ihsan 76:21)

وأنتم فیھا خـلدون وفیھا ما تشتھیھ ٱلأنفس وتلذ ٱلأعین یطاف علیہم بصحاف من ذھب وأكواب

Diedarkan kepada mereka piring-piring dari emas, dan piala-piala dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang

diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya”.

(Al-Qur’an, AL-Zukhruf, 43:71)

فلولآ ألقى علیھ أسورة من ذھب أو جآء معھ ٱلملـ��ة مقترنین

Mengapa tidak dipakaikan kepadanya gelang dari emas atau Malaikat datang bersama-sama Dia untuk

mengiringkannya?” [Karena mereka mengenal emas begitu berharga sehingga hanya bisa datang dari Tuhan]

(Al-Qur’an, Al-Zukhruf, 43:53)

ا یحلون فیہا من أساور من ذھب ولؤلؤا ولباسہم فیہا حریرجنـت عدن یدخلونہ

(bagi mereka) syurga ‘Adn mereka masuk ke dalamnya, di dalamnya mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang

dari emas, dan dengan mutiara, dan pakaian mereka didalamnya adalah sutera.

(Al-Qur’an, Al-Fatir, 35:33)

یر ولباسھم فیھا حر ون فیھا من أساور من ذھب ولؤلؤاإن ٱللھ یدخل ٱلذین ءامنوا وعملوا ٱلصـلحـت جنـت تجرى من تحتھا ٱلأنھـر یحل

Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang beriman dan mengerjakan amal yang saleh ke dalam surga-surga

yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. di surga itu mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas dan

mutiara, dan pakaian mereka adalah sutera.

(Al-Qur’an, Al-Hajj, 22:23)

نعم ٱلثواب وحسنت آ�كیلبسون ثیابا خضرا من سندس وإستبرق متكـین فیہا على ٱلأرأولـ�ك لھم جنـت عدن تجرى من تحتہم ٱلأنہـر یحلون فیہا من أساور من ذھب و

مرتفقا

Mereka Itulah (orang-orang yang) bagi mereka surga ‘Adn, mengalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu

mereka dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera Halus dan sutera tebal, sedang

mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat

istirahat yang indah;

(Al-Qur’an, Al-Kahf, 18:31)

قل سبحان ربى ھل كنت إلا بشرا رسوال لرقیك حتى تنزل علینا كتـبا نقرؤه ۥ أو یكون لك بیت من زخرف أو ترقى فى ٱلسمآء ولن نؤمن

Atau kamu mempunyai sebuah rumah dari emas, atau kamu naik ke langit. dan Kami sekali-kali tidak akan

mempercayai kenaikanmu itu hingga kamu turunkan atas Kami sebuah kitab yang Kami baca”. Katakanlah: “Maha

suci Tuhanku, Bukankah aku ini hanya seorang manusia yang menjadi rasul?”

(Al-Qur’an, Banu Israel, 17:93)

Memang Dinar emas akan memainkan peranan penting di Hari Penghakiman. Di dalam suatu Hadist yang panjang,

berat sebuah kebaikan di dalam hati, ketika diukur berdasarkan Dinar, akan menjadi ukuran dimana orang akan

dikeluarkan dari neraka:

Abu Sa’id Al-Khudri mengatakan: bahwa Rasulullah (saw) mengatakan: Ketika Hari Kebangkitan datang, seorang

Mu’adhdhin (juru bicara) akan mengumumkan: “Biarkan setiap orang mengikuti apa yang mereka biasa sembah (di

dunia)…”Maka mereka yang menyembah ‘hanya’ Allah, akan terbebas dari neraka. Allah menyuruh mereka

mengeluarkan sebagaian besar manusia yang sudah terbakar api neraka, ada yang terbakar sampai perut ada yang

sampai lutut. Mereka berkata: “Ya Allah, kami telah mengeluarkan mereka, yang sesuai dengan apa yang Engkau

perintahkan.” Allah berkata, “Kamu kembali lagi ke neraka, keluarkanlah orang-orang disana yang kamu timbang

iman mereka setara dengan 1 Dinar!” Kemudian mereka masuk kembali kedalam neraka, memilih dan mengeluarkan

dari neraka, orang-orang yang mereka pilih. Kemudian mereka berkata: “Ya Allah, kami telah mengeluarkan mereka,

yang sesuai dengan apa yang Engkau perintahkan.” Allah berkata, “Kamu kembali lagi ke neraka, keluarkanlah

orang-orang disana yang kamu timbang iman mereka setara dengan setengah Dinar!” Kemudian mereka masuk

kembali kedalam neraka, memilih dan mengeluarkan dari neraka, orang-orang yang mereka pilih. Kemudian mereka

berkata: “Ya Allah, kami telah mengeluarkan mereka, yang sesuai dengan apa yang Engkau perintahkan.” Allah

berkata, “Kamu kembali lagi ke neraka, keluarkanlah orang-orang disana yang kamu timbang iman mereka setara

dengan atom/partikel/biji zarah/iman paling kecil!” Kemudian mereka masuk kembali kedalam neraka, memilih dan

mengeluarkan dari neraka, orang-orang yang mereka pilih. Kemudian mereka berkata: “Ya Allah sudah tidak ada lagi

orang yang beriman di neraka.”

(Sahih Muslim)

Ayat dan Hadist diatas memaparkan bahwa emas dan perak diciptakan oleh Allah SWT dengan nilai yang telah

ditetapkan di dalamnya, bahwa nilai tersebut akan digunakan di dunia ini dan juga akan digunakan di dunia

selanjutnya (akhirat). Ayat-ayat tersebut juga dengan jelas menerangkan bahwa Allah SWT telah menciptakan baik

emas maupun perak untuk digunakan oleh manusia sebagai uang dari banyak fungsi lainnya. Siapapun yang buta

untuk menantang fakta yang jelas ini harus mempersiapkan dirinya untuk mempertahankan pendapatnya di Hari

Penghakiman.

Uang dengan nilai intrinsik saat ini telah hilang dari sistem keuangan yang digunakan diseluruh penjuru bumi.

Seluruh dunia Muslim juga bersalah ketika mereka meninggalkan ‘uang’ yang secara tegas dan teguh dicantumkan

di Al-Qur’an, yang bahkan juga disebutkan di akhirat juga. Muslim saat ini seperti yang telah kita saksikan dengan

mata kepala kita, telah membayar dengan harga yang menyakitkan karena meninggalkan ‘uang suci’ dan menerima

sebagai penggantinya, cara-cara tipu daya di dalam bentuk, ‘uang sekuler’.

Tujuan buku ini adalah untuk mejelaskan, bagaimana dan mengapa uang ‘Sunah’ ditiadakan. Kami meminta mereka

yang membaca buku ini, akan mengerti dan setuju dengan argumen yang dipaparkan buku ini, sehingga mereka

dapat bertindak terhadap apa yang diperintahkan Rasulullah (saw):

Abu Sa’id Al-Khudri berkata: Saya mendengar Rasulullah (saw) berkata: “Barang siapa dari kalian yang melihat

(apapun juga) kejahatan, biarkan dia merubahnya dengan tangannya; dan jika dia tidak dapat melakukannya, biarkan

dia merubahnya dengan lidahnya; dan jika dia tidak dapat merubahnya, maka dengan hatinya; inilah bentuk iman

yang paling rendah.”

(Sahih Muslim)

BAB 3

AGENDA BESAR

Ada sebuah agenda besar yang menghubungkan tiga; politik internasional, ekonomi moneter internasional, dan

agama, dimana ketiganya memiliki hubungan langsung dengan penipuan sistem moneter modern saat ini. Kami akan

menjelaskannya.

Setiap bocah Yahudi mengetahui, dan percaya, dengan sebuah pesan suci yang disampaikan kepada Banu Israel

dimana Allah SWT mengatakan sejarah akan berakhir di tangan satu orang, yang akan menjadi Nabi dan Mesiah,

memerintah seluruh dunia dari singgasana Daud (as) di Jerusalem Suci dengan sebuah pemerintahan yang abadi.

Pemerintahan abadi dalam artian bahwa pemerintahan itu akan terjadi di akhir kehidupan manusia dan menjadi

penutup dari sejarah manusia di akhir jaman. Yahudi menyimpulkan bahwa sejarah akan berakhir dengan Pax

Judaica (tatanan dunia Yahudi memimpin bumi), dengan Jerusalem menjadi pusatnya dunia seperti pada saatnya

Sulaiman (as). Mereka percaya bahwa Pax Judaica akan menjadi bukti kebenaran agama Yahudi yang akan

menganulir kebenaran agama lainnya.

Adalah suatu hal yang menakjubkan bahwa Islam dan Nasrani memiliki pandangan yang hampir mirip dengan

pandangan Yahudi mengenai konsep berakhirnya akhir jaman, yaitu dengan berakhirnya sejarah manusia dengan

pemerintahan Mesiah yang memerintah dunia dengan adil dari Jerusalem Suci. Namun, tidak seperti Yahudi, Muslim

dan Nasrani percaya bahwa Yesus/Isa (as), Anak dari Perawan Maryam, adalah Mesiah Suci yang dijanjikan oleh

Allah SWT. Mereka juga percaya bahwa dia diangkat ke surga pada saat ketika dia akan dicoba dibunuh melalui

penyaliban, dan bahwa dia akan kembali ke bumi untuk memerintah bumi dari Jerusalem seperti apa yang telah

dinubuahkan Allah SWT.

Al-Qur’an menjelaskan kedatangannya dengan menjelaskan bahwa Yesus/Isa (as) tidak disalib, namun Allah SWT

membuatnya ‘nampak’ demikian.

وما قتلوه اع ٱلظن ما لھم بھۦ من علم إلا ٱتب وإن ٱلذین ٱختلفوا فیھ لفى شك منھ ھ لھموقولھم إنا قتلنا ٱلمسیح عیسى ٱبن مریم رسول ٱللھ وما قتلوه وما صلبوه ولـكن شب

(١٥٨) وكان ٱللھ عزیزا حكیما بل رفعھ ٱللھ إلیھ (١٥٧)یقینا

Dan mereka berkata (dengan lantang): “Sesungguhnya Kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul

Allah”, Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi Allah membuatnya nampak seperti

itu. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-

raguan tentang pembunuhan itu. mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali

mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.Tetapi (yang

sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

(Al-Qur’an, An-Nisa, 4:157-158)

Nasrani menolak pernyataan Al-Qur’an diatas dan terus percaya bahwa Yesus telah mati di tiang salib.

Di lain pihak, Yahudi menolak Yesus sebagai Mesiah, dan mereka sedang menunggu kedatangan Mesiah yang lain

yang akan membebaskan Tanah Suci bagi Yahudi, membawa Yahudi kembali ke Tanah Suci dan mengklaimnya

sebagai ‘tanah’ mereka, mendirikan kembali Negara Suci Israel yang pernah didirikan oleh Daud (as), dan terakhir

akan membuat Israel menjadi negara adikuasa di bumi. Mesiah itu akhirnya akan memerintah seluruh bumi dari

Jerusalem Suci dengan Pax Judaica yang akan membawakan kembali masa kejayaan dan kegemilangan Yahudi.

Sekarang mari kita lihat kejadian dan peristiwa-peristiwa di Tanah Suci saat ini. Banyak bukti-bukti yang secara

misterius timbul dan nampak akan melegitimasi klaim Yahudi kepada kebenaran mereka. Bukankah pembebasan

Tanah Suci telah terjadi di Tahun 1917? Kemudian dunia menyaksikan kembalinya Yahudi ke Tanah Suci untuk

menyatakan bahwa Tanah Suci itu milik mereka-setelah 2000 tahun mereka telah diusir oleh Allah SWT. Pendirian

Negara Israel ‘palsu’ kemudian terjadi di 1948 yang diikuti dengan pertumbuhan Israel secara ekonomi dan militer

yang saat ini nampak menyaingi Amerika Serikat sebagai adikuasa atau superpower di bumi. Pada saat yang sama

Aliansi Yahudi-Nasrani (peradaban Eropa modern) telah membawa seluruh umat manusia ke dalam satu

pemerintahan dunia (globalisasi). PBB menetapkan program-program yang wajib dilaksanakan oleh seluruh negara-

negara di dunia. Sekarang hanya masalah waktu bagi Israel untuk mengambil alih status adikuasa dari Amerika

Serikat, dimana seorang Israel akan menjadi kepala pemerintahan dunia yang berpusat di Jerusalem dan dia akan

mengaku kepada dunia bahwa dialah Sang Mesiah (sang penyelamat bumi)!

Nabi Muhammad (saw) memberitahukan kepada dunia, bahwa Allah SWT yang mengetahui segala peristiwa

(konspirasi) yang ada di dunia telah merespon penolakan Yahudi kepada Mesiah yang asli dengan menciptakan

Mesiah Palsu. Allah SWT akan melepas makhluk itu ke bumi dalam dimensi waktu yang berlainan dengan waktu kita

dalam misinya untuk ‘meniru mesiah’ yang asli (lihat Bab 2: ‘Al-Qur’an dan Waktu’, buku Surah Al Kahf dan

Peradaban Modern), dan akhirnya ketika dimensi waktunya sama dengan dimensi waktu kita maka Dajjal Mesiah

Palsu akan mencoba mendirikan satu pemerintahan dunia (globalisasi) dimana dia akan memerintah seluruh bumi

dari Jerusalem.

Ada informasi mengenai pelepasan Dajjal ke dunia setelah Nabi Muhammad (saw) Hijrah ke Medinah khususnya

setelah Yahudi menolak Muhammad (saw) sebagai Nabi dan juga menolak Al-Qur’an sebagai sabda Allah SWT.

Buku saya, ‘Jerusalem di Dalam Al-Qur’an’ menjelaskan hal ini dengan terperinci.

Nabi Muhammad (saw) juga mengatakan bahwa senjata mutakhir yang digunakan Dajjal akan membuat manusia

menjadi buta spiritual internalnya, dimana manusia tidak akan mampu menghadapi strategi muka dua Dajjal,

sehingga manusia akan tertipu. (Lihat buku saya, ‘Surah Al-Kahf dan Peradaban Modern’, Bab, ‘Musa dan Khidr’).

Nabi Muhammad (saw) juga menjelaskan bahwa strategi utama Dajjal adalah Riba, dimana ia akan memaksakan

kediktatorannya kepada seluruh manusia. Dengan Riba Dajjal akan memiskinkan siapa saja yang berani

menentangnya, dan akan membuat kaya siapa saja yang menerima dan mendukungnya. Kaum elit manusia kaya

diciptakan sebagai kaki tangan dan lumpur hisap untuk mengeksploitasi dan memperbudak rakyat sehingga dapat

diperintah mereka atas nama Dajjal.

BAB 4

AGENDA BESAR DAN ALIANSI YAHUDI NASRANI

Al-Qur’an dengan tegas telah melarang Muslim untuk menjadi sekutu dengan Yahudi dan Nasrani dimana mereka

(Yahudi dan Nasrani) ini memiliki perilaku seperti yang dijelaskan pada Bab 3, jadi bukanlah semua orang-orang

Yahudi maupun Nasrani. Namun Yahudi dan Nasrani yang melakukan rekonsiliasi (Yahudi dan Nasrani bermusuhan

dan berperang satu sama lain dari awal sejarah mereka, karena Yahudi membunuh Tuhannya Nasrani yaitu Yesus di

tiang salib, silahkan periksa pengetahuan sejarah anda) dan mendirikan persahabatan dan aliansi Judeo Nasrani

yang dijelaskan dalam Surah Al-Maidah:

(٥١) إن ٱللھ لا یھدى ٱلقوم ٱلظـلمین لھم منكم فإنھ ۥ منہم ومن یتو بعضہم أولیآء بعض ۞ یـأیہا ٱلذین ءامنوا لا تتخذوا ٱلیہود وٱلنصـرى أولیآء

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi teman dan

sekutumu; sebahagian mereka adalah teman dan sekutu bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu

mengambil mereka menjadi teman dan sekutu, Maka Sesungguhnya orang itu Termasuk golongan mereka.

Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang melakukan Dhulm (kejahatan dan kelicikan).

(Al-Qur’an, Al-Maidah, 5:51)

Kita sekarang hidup dimasa seperti yang dijelaskan Surah Al-Maidah ayat 51 diatas, dimana untuk pertama kalinya

dalam sejarah, kita menyaksikan munculnya aliansi antara beberapa umat Yahudi dan Nasrani. Aliansi inilah yang

telah menciptakan peradaban barat modern, dan kini mereka telah memerintah bumi melalui Persatuan Bangsa-

Bangsa, dan organisasi-organisasi lainnya. Mereka telah menciptakan sistem ekonomi dan moneter yang pada

dasarnya licik dan tidak adil, dan dirancang untuk memperkaya diri mereka dengan menghisap kekayaan seluruh

manusia di bumi. Aliansi Yahudi dan Nasrani inilah yang telah mendirikan IMF, International Monetary Fund atau

Dana Moneter Internasional. Para pembaca hendaklah bertanya kepada dirinya masing-masing, apakah ayat Al-

Qur’an diatas memperbolehkan Muslim untuk menjadi anggota IMF yang diciptakan dan dikontrol oleh aliansi Yahudi

dan Nasrani? Jawabannya seharusnya sangat jelas dan terang.

Elit kaya kini memerintah dunia diatas rakyat miskin dari seluruh umat manusia, dan negara-negara kaya kini

memerintah semua negara-negara miskin yang ada diseluruh penjuru bumi. Sehingga para elit pemerintah dan

korporasi di seluruh penjuru bumi mewakili satu jamaah, dan panggung sandiwara kini telah disiapkan untuk

kemunculan satu Amir (pemimpin) yang akan memerintah dunia dari Jerusalem dan akan menjadi Mesiah Palsu.

Mereka yang tidak mengenal Dajjal sebagai Mesiah Palsu sebagai dalang di belakang tatanan dunia saat ini,

sekarang menjadi pemimpin yang memerintah seluruh dunia Muslim. Maka konsekuensi logisnya adalah mereka dan

dunia Muslim yang mereka pimpin telah melanggar Al-Qur’an karena mereka menjaga dan menegakkan

persahabatan dan persekutuan dengan aliansi Yahudi Nasrani. Selama orang-orang semacam ini terus memerintah

dunia Muslim maka mereka yang beriman yaitu Umatnya Muhammad (saw) akan terus dipenjara di dalam

kemiskinan dan kemelaratan sehingga tidak akan mampu melawan mereka-mereka yang memerangi Islam atas

nama Negara Israel.

Sekarang akan kami jelaskan bagaimana proses Riba yang digunakan Dajjal memberikan kekuatan pada mereka

yang menerima dan mendukungnya, dan sebaliknya memperbudak dan memiskinkan mereka yang tidak menerima

dan menentangnya. Apa yang Dajjal lakukan adalah menciptakan sistem moneter internasional yang menipu

penggunaan uang sedemikian sehingga nilai dari uang itu dapat dimanipulasi dan difungsikan sebagai alat pencurian

legal, tipu daya universal, dan penindasan ekonomi. Dan salah satu bukti yang terlihat dengan jelas adalah

eksploitasi tenaga kerja melalui Upah Minimum Regional. Di seluruh penjuru bumi saat ini, apa yang disebut sebagai

pasar bebas, pemerintah negara-negara di dunia, telah menetapkan undang-undang upah minimum dalam rangka

untuk mencegah pemberontakan berdarah oleh mereka yang dipenjara dengan UMR.

Para pembaca dapat mengenali dengan jelas proses pencurian legal dari aliansi Yahudi Nasrani ini dengan

memusatkan perhatian pada peristiwa yang terjadi di April 1933. Pemerintah Amerika Serikat memberlakukan

undang-undang yang melarang rakyat Amerika Serikat untuk menyimpan emas (koin dan lantakan) dan juga

sertifikat jaminan emas. Ini disebut demonitized uang emas, pelarangan penggunaan uang emas sebagai alat

transaksi. Jika ada yang tertangkap menyimpan dan menggunakan uang emas maka dia akan didenda sebesar USD

10.000 atau dipenjara selama 6 bulan. Sebagai pengganti koin emas dan lantakan emas itu, Federal Reserve (Bank

Sentral Amerika Serikat), yang merupakan Bank milik swasta (perseorangan/Yahudi), mengeluarkan uang kertas,

yaitu Dollar, dengan nilai yang tercantum diatas kertas itu, dimana 1 ons emas ditukar dengan kertas bertuliskan

USD 20 atau $20.

Kebanyakan rakyat Amerika segera menuju ke Bank untuk menukarkan emas mereka dengan uang kertas, namun

beberapa orang Amerika yang mengetahui penipuan ini, mereka menukarkan semua uang kertas mereka dengan

emas, kemudian membawa emas itu keluar dari Amerika.

Pada tahun yang sama pemerintah Inggris melakukan hal yang sama, melakukan demonetized uang emas, mereka

melarang penukaran uang kertas sterling dengan emas.

Setelah seluruh emas sudah dikumpulkan, langkah selanjutnya yang dilakukan pemerintah Amerika Serikat adalah

mendevaluasi uang kertas pada Bulan Januari 1934 sebesar 41%, lalu mereka membatalkan undang-undang

demonetized uang emas tadi dan menyatakan bahwa uang kertas dapat ditukar dengan emas kembali. Lagi, rakyat

Amerika segera beramai-ramai ke bank untuk menukarkan uang kertas mereka dengan emas, rasio pertukaran yang

baru adalah $35 untuk 1 ons emas. Dalam proses itu, 41% harta rakyat Amerika dicuri dan dirampok oleh pemerintah

mereka sendiri. Para pembaca yang budiman dapat melihat penipuan sistem moneter berbasis uang kertas dengan

cara pencurian yang legal itu.

Al-Qur’an berulang kali menyatakan perampokan dan pencurian kekayaan orang lain itu dilarang, dan oleh karena itu

‘haram’, contohnya terdapat dalam Surah An-Nisa dan Surah Hud:

إن ٱللھ كان بكم رحیما ولا تقتلوا أنفسكم ما ٱلذین ءامنوا لا تأ�لوا أموٲلكم بین�م بٱلبـطل إلآ أن تكون تجـرة عن تراض منكیـأیھ

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali

dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh

dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.

(Al-Qur’an, An-Nisa, 4:29)

ولا تبخسوا ٱلناس أشیآءھم ولا تعثوا فى ٱلأرض مفسدین وفوا ٱلم�یال وٱلمیزان بٱلقسطویـقوم أ

dan Syu’aib berkata: “Hai kaumku, cukupkanlah takaran dan timbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan

masyarakat dengan mengurangi nilai harta benda mereka (tenaga kerja, property, barang dll) dan jangan kamu

membuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan.

(Al-Qur’an, Hud, 11:85)

Rasulullah (saw) telah menyatakan cara-cara transaksi seperti dalam ayat tersebut diatas tidaklah adil (penipuan)

dan menyatakannya Riba.[2] Suatu transaksi dimana salah satu pihak mendapatkan keuntangan secara tidak adil

adalah riba. Penipuan yang terkandung dalam sistem moneter uang kertas ini juga termasuk Riba, karena sesuai

dengan pemaparan dalam Surah An-Nisa dan Hud diatas.

Bisakah anda memberi contoh yang lain? Seorang pedagang yang menawarkan dagangannya di depan pintu rumah

anda telah melakukan Riba, karena dia memanfaatkan ketidaktahuan anda mengenai harga barang dagangannya di

pasar. Demikian pula sebaliknya, jika anda mencegat dan membeli barang sebelum barang itu sampai di pasar, anda

telah melakukan Riba, karena anda ingin mendapatkan harga yang murah dengan memanfaatkan ketidaktahuan

pedagang mengenai harga barang dagangannya di pasar. Seorang pedagang kain dan rempah-rempah Asia yang

berasal dari India akan mendapatkan harga yang adil dan keuntungan yang adil ketika dia membongkar

dagangannya di pasar Medinah atau Mekah. Oleh karena itu, wajib ditetapkan pasar yang legal di masing-masing

tempat komunitas masyarakat, dan oleh karena itulah, Rasulullah (saw) menempatkan petugas di pasar-pasar itu

untuk memastikan hukum Allah SWT, ditegakkan, dimana pintu rejeki Allah SWT terbuka, dan Allah dapat membuat

orang menjadi kaya atau miskin melalui adanya resiko dalam perdagangan melalui penggunaan uang Allah SWT

yaitu logam berharga maupun uang Sunah yaitu komoditas pangan yang tahan lama dan transaksi yang adil bagi

setiap manusia. Tidak akan ada segelintir orang yang dapat menjadi permanen kaya selama-lamanya dan tidak akan

ada sebagian besar orang yang menjadi permanen miskin dan melarat selama-lamanya. Anda pernah mendengar

bisnis yang tidak memiliki resiko rugi? Anda telah menutup pintu rejeki Allah.

Federal Reserve Bank dalam paparan diatas terlihat sedang melakukan percobaan dalam melakukan penipuan

melalui sistem moneter berbasis uang kertas kepada rakyat Amerika yang tidak mencurigainya, sebelum mereka

melakukannya kepada seluruh manusia di dunia, ketika Amerika Serikat terlihat sebagai dewa penyelamat dunia

pada akhir Perang Dunia 2. Proses penghisapan kekayaan umat manusia dilakukan dengan cara menciptakan uang

dari bahan kertas yang tidak berharga, dan memaksakannya untuk digunakan diseluruh dunia. Mereka yang

menguasai sistem moneter ini kemudian memilih suatu mata uang tertentu untuk diserang dan didevaluasikan secara

terus menerus. Ketika mata uang kertas itu didevaluasikan, maka masyarakat negara itu, yang tidak mencurigai

mengenai hal ini, mengalami kerugian besar-besaran, dimana ‘kerugian’ mereka adalah ‘keuntungan’ bagi yang lain.

Kurang dari dua bulan sebelumnya, yaitu di September 1931, Pound, mata uang kertas Inggris didevaluasi sebesar

31%, kemudian meningkat menjadi 40% pada Tahun 1934. Kemudian diikuti Franc Perancis yang didevaluasi

sebesar 30% dan Lira Italia sebesar 41% dan Franc Swiss sebesar 30%. Hal yang sama secara terprogram terjadi

diseluruh negara-negara Eropa. Hanya Yunani yang diserang habis-habisan dengan didevaluasi sebesar 59%.

Apa yang terlihat sebagai kebijakan “rampok tetangga anda” di Tahun 30an, dengan menggunakan devaluasi mata

uang untuk meningkatkan kompetitas produk ekspor dalam rangka menyeimbangkan defisit pembayaran, berakibat

menurunnya pendapatan negara, menurunnya permintaan barang, pengangguran besar-besaran, dan penurunan

transaksi di perdagangan dunia yang dikenal sebagai “The Great Depression” atau “Krisis Ekonomi Global”. Namun

kenyataannya, apa yang terjadi ini, menyiapkan ditetapkan satu sistem moneter yang baru, yang disiapkan untuk

memperbaiki tatanan ekonomi dunia dan menyelamatkan dunia dari kerusuhan dan huru-hara. Anda harus

mengetahui bahwa setelah mengalami krisis ekonomi global ditahun 30an ini, dunia mengalami Perang Dunia 2.

Dengan kata lain, krisis ekonomi global yang dilanjutkan dengan perang dunia bukanlah suatu hal yang terjadi

dengan kebetulan, namun sebuah rencana yang dihitung dengan matang, untuk akhirnya dapat membenarkan

penetapan sistem moneter yang baru yang akan membenahi tatanan dunia ekonomi yang carut marut itu.

Kejadian yang aneh dan jarang terjadi itu, yaitu kolaborasi diantara negara-negara Eropa dalam melakukan devaluasi

mata uangnya masing-masing secara berkelanjutan dan terkoordinasi seharusnya membangunkan dunia Muslim

terhadap bahaya sistem moneter berbasis uang kertas yang diciptakan oleh Judeo Nasrani Eropa.

Aliansi Judeo Nasrani kemudian melanjutkan menetapkan sistem moneter internasional berbasis ‘mata uang kertas’

di Bretton Woods. Mereka menggunakan hubungan antara mata uang internasional yaitu Dollar Amerika Serikat

dengan emas sebagai kamuflase untuk menyembunyikan realitas bahwa sekarang uang dapat dicetak dan

digunakan sebagai uang tanpa syarat bisa atau tidaknya uang tersebut dapat ditukar atau dijaminkan dengan uang

sebenarnya (emas) atau uang dengan nilai intrinsik. Perjanjian Bretton Woods kemudian menciptakan IMF atau

Dana Moneter Internasional pada Tahun 1944 (bahkan sebelum PD2 berakhir) untuk mengatur mata uang kertas

yang tidak dijaminkan dengan ‘emas’ di seluruh penjuru bumi. Kamuflase itu terbongkar di Tahun 1971 ketika

Presiden Perancis, Charles de Gaulle meminta Amerika Serikat menukar semua Dollar Amerika yang beredar di

Perancis dengan emas. “Kami berjanji, tetapi kami tidak menepatinya”, demikian kata Paman Sam yang tidak

memiliki apa yang disebut ‘moral’.

Sangat menakjubkan sekali, bahwa tidak ada tindakan dan respon dari intelek Islam untuk memperingatkan dunia

Islam terhadap bahaya yang menghadang ini. Jika sarjana-sarjana Islam dibutakan dengan kamuflase Dollar

Amerika pada saat itu, maka kejadian di Tahun 1971 itu seharusnya dapat dilihat dengan jelas oleh mereka, bahwa

Dollar adalah alat pencurian dan perampokan legal. Sarjana dan ulama Islam telah gagal dalam melihat sifat sistem

moneter yang berbasis uang kertas sebagai sistem yang Haram. Konsekuensinya, dunia Islam telah mengikuti

aliansi Judeo Nasrani ini masuk ke dalam sistem moneter lubang biawak-Muhammad (saw): “Kamu akan mengikuti

mereka yang datang sebelum kamu (Yahudi-Nasrani) bahkan untuk masuk lubang biawak!”

Maka ketika aliansi Yahudi-Nasrani Eropa men-dekolonisasi semua kolonialisasi mereka di seluruh penjuru bumi

(Nasrani sebagai pelaksana kolonialnya, Yahudi sebagai investornya, anda tentunya tahu mengenai VOC di Hindia

Timur dan EIC di Hindia Barat). Mereka memastikan bahwa daerah kolonial yang mereka tinggalkan itu,

menggunakan sistem moneter berbasis uang kertas yang mereka ciptakan, melalui keanggotaan negara-negara

(yang baru saja merdeka) itu ke dalam IMF.

Pasal-pasal perjanjian IMF melarang penggunaan emas sebagai uang. [3] IMF melarang mata uang lain untuk

dijaminkan dengan emas kecuali Dollar Amerika Serikat. Art.4 Section 2(b), Artikel Perjanjian menyatakan:

“pengaturan pertukaran (mata uang) meliputi (i) pengelolaan nilai mata uang oleh anggota melalui suatu hak khusus

atau dengan cara yang lain,selain emas, yang ditentukan sendiri oleh anggota atau (ii) kerjasama kooperatif dimana

anggota menentukan nilai tukar mata uangnya dengan anggota lain atau (iii) cara-cara pertukaran lainnya yang

disetujui oleh pilihan anggota”.

Pada Bulan April 2002, Ron Paul, anggota Konggres Amerikas Serikat mengirimkan surat berikut kepada Kementrian

Keuangan AS dan juga Federal Reserve Bank, bank sentral AS, dimana dia menanyakan mengapa IMF melarang

mata uang yang dijaminkan emas kepada seluruh anggotanya:

Dengan Hormat,

Saya menulis surat ini untuk menanyakan mengenai Artikel 4, Section 2b dari Artikel Perjanjian IMF. Seperti yang

anda ketahui, bahasa ini melarang anggota IMF untuk menghubungkan mata uang mereka dengan emas. Dengan

demikian IMF telah melarang anggotanya untuk dapat menerapkan solusi yang tepat dalam menstabilkan mata uang

mereka. Kebijakan ini dapat menghambat negara yang bersangkutan untuk pulih dari krisis ekonomi, dan juga dapat

menghambat pertumbuhan ekonomi dan membuat mereka terbelakang dalam hal stabilitas ekonomi maupun politik.

Saya akan menghargai sebuah penjelasan mengenai hal ini dari Kementrian Keuangan maupun Federal Reserve,

apa yang menjadi alasan bagi Amerika Serikat untuk terus menerapkan kebijakan yang sesat ini. Silahkan untuk

menghubungi Bapak. Norman Singleton, direktur kantor saya, jika anda menginginkan penjelasan lebih lanjut

mengenai permintaan saya ini.

Terima kasih atas kerjasama anda mengenai hal ini.

Ron Paul.

Anggota DPR AS

Departemen Keuangan AS maupun Federal Reserve tidak pernah menjawab surat Ron Paul ini. Karena memang

tidak ada penjelasan yang dapat diberikan. Alasan di balik itu adalah, realitas dimana sistem moneter yang dikelola

IMF ini, telah diciptakan untuk merampok kekayaan umat manusia dan akhirnya menetapkan perbudakan finansial

semua orang-orang yang menjadi musuh bagi aliansi Yahudi Nasrani yang kini menguasai dunia.

Sistem moneter IMF diciptakan sebagai sistem keuangan internasional dengan terminologi moneter yang aneh dan

baru, dimana Muslim belum pernah menemukannya sebelumnya. Sebelumnya ada perbedaan diantara ‘mata uang

kertas lokal’, yang diterima dan digunakan di negara yang menggunakannya, dan pertukaran ‘mata uang kertas

asing’ yang digunakan untuk perdagangan di luar negara itu. Oleh karena itu, jika Muslim di Malaysia hendak

menjual barangnya kepada Muslim di Indonesia, maka Muslim Indonesia harus menggunakan mata uang lain untuk

melakukan pembelian. Karena alasan praktis, maka uang lain yang digunakan sebagai uang pembelian itu terbatas

hanya untuk mata uang Amerika Serikat dan beberapa mata uang Eropa. Sehingga jebakan telah dibuat agar

seluruh manusia tetap menginginkan (menggunakan) mata uang perdagangan tersebut, sehingga mata uang

semacam ini (AS dan Eropa) disebut sebagai ‘mata uang kuat’. Selama umat manusia terus menggunakan ‘mata

uang kuat’ milik aliansi Yahudi Nasrani ini, maka selama itulah mereka dapat terus-menerus mencetak uang mereka,

dan dalam prosesnya, terus-menerus menciptakan kekayaan dari tidak ada menjadi ada.

Tujuan setan lainnya dari sistem ini adalah agar mata uang Barat, bersama dengan seluruh mata uang negara-

negara kaki tangan mereka (temasuk negara Muslim), tetap berada di posisi paling atas dalam hal pertukaran mata

uang terhadap mata uang lainnya. Hal ini dicapai melalui serangan yang mengakibatkan devaluasi terhadap mata

uang negara target mereka. Ketika uang di negara itu didevaluasi (dapat dilihat melalui naiknya komoditas kebutuhan

pokok), terjadilah perpindahan kekayaan dari rakyat kepada elit penguasa. Hal ini juga memaksa buruh untuk tetap

bekerja walaupun dengan gaji budak. Negara yang berhutang mata uang kuat itu, baik dari IMF maupun jaringan

perbankan Eropa lainnya, tidak akan pernah dapat membayar hutang dengan bunga itu. Realitasnya, memang itulah

alasan mengapa maha karya IMF ini diciptakan. Negara-negara target dijebak dengan hutang besar, dan secara

terus menerus dikuras kekayaan alamnya, dan dimelaratkan dalam proses pembayaran hutang dengan uang yang

terus menerus kehilangan nilainya. Semua ini tidaklah terjadi karena kebetulan.

Akhirnya, dan yang paling penting, sistem moneter berbasis uang kertas ini memfasilitasi sistem baru perbankan,

yang disebut ‘fractional reserve banking sistem’, dimana bank dapat meminjamkan uang ‘yang tidak mereka miliki’

dengan bunga. Hal ini, juga merupakan penipuan legal. Saya mengira ulama dan mufti tidak mengerti mengenai

fractional reserve banking, atau mereka memiliki pengetahuan yang cukup mengenai sistem ekonomi moneter yang

dijelaskan di buku ini. Ketika uang elektronik menggantikan uang kertas dalam transaksi besar, maka sistem moneter

yang batil ini makin menancapkan pondasinya. Sehingga pasal perjanjian IMF akan “membantu … penghilangan

peraturan mengenai pertukaran mata uang asing (forex) yang menghambat perdagangan dunia.” Penghilangan

peraturan mengenai pertukaran mata uang asing ini akan menghilangkan kekebalan mata uang suatu negara yang

dijadikan target dalam serangan finansial dimana keuntungan diperoleh melalui hilangnya nilai mata uang negara itu.

Sistem moneter internasional ini telah berhasil memenjarakan umat manusia di seluruh dunia dalam penjara

kemiskinan dan bahkan kemelaratan. Dan ketika uang elektronik telah mengambil peranannya dalam sirkulasi uang

kertas maka hal ini akan memperbolehkan perbudakan finansial terhadap seluruh umat manusia, termasuk dunia

Muslim. Apakah dengan kenyataan ini ulama, dan mufti akan menetapkan uang elektronik sebagai ‘halal’? Muslim

harus bertindak dengan cara yang benar atau berharap campur tangan Allah SWT yang dapat mengeluarkan mereka

dari perbudakan finansial ini. Apa tindakan itu? Bagaimana kita memulainya?

BAB 5

TINDAKAN KITA

Ketika Muslim telah sadar bahwa mereka telah meninggalkan Sunah Rasulullah (saw) dan sebagai gantinya telah

mengikuti Aliansi Yahudi Nasrani ke dalam ‘lubang biawak’, maka tindakan yang harus dilakukan Muslim adalah

berputar balik dan berusaha keluar dari ‘lubang biawak’ itu dengan menjalankan Sunah yang telah ditinggalkan.

Walaupun demikian, jika Sunah yang hilang itu ternyata juga terdapat di dalam Al-Qur’an, seperti Dinar emas dan

Dirham emas, maka Muslim wajib meminta ampunan kepada Allah SWT terhadap pengkhianatan yang telah mereka

lakukan melalui perjuangan untuk mendirikan kembali apa yang telah ditinggalkan itu. Bagaimana mereka harus

melakukan perjuangan itu? Apa yang harus mereka lakukan?

Tahap Satu

Mencetak koin Dinar emas dan koin Dirham perak sehingga Muslim dapat menunaikan kewajibannya seperti zakat,

mahar, pembiayaan Haji, dll. Sebagai tambahan, koin tersebut akan menjadi sarana dalam ‘menyimpan nilai’ dimana

mereka yang kaya akan memiliki perlindungan dari devaluasi uang kertas. Mencetak koin emas dan menjual atau

menukarkannya ke pasaran dan masyarakat tidak akan membantu masyarakat Muslim yang miskin, karena mereka

pun sulit untuk memiliki bahkan hanya satu Dinar. Namun hal ini bisa menjadi sarana pendidikan bagi Muslim untuk

mengetahui kebenaran uang Sunah.

Hanya ketika Dinar emas dan Dirham perak ini digunakan sebagai sarana ‘penyimpan nilai’ dan juga ‘media

transaksi’ dalam perdagangan di pasar-pasar, uang Sunah telah dikembalikan dengan sempurna dalam kehidupan

Muslim. Uang ini tentunya akan menyingkap tabir penipuan uang kertas.

Oleh karena itu, tujuan dari gerakan moneter Islam ini adalah penetapan undang-undang yang memperbolehkan

penggunaan koin emas dan perak sebagai alat tukar yang sah. Masyarakat harus mempertanyakan mengapa koin

emas dan perak tidak diperbolehkan untuk digunakan sebagai alat tukar? Tidak ada pemerintahan di dunia ini yang

dapat menjawabnya karena IMF sendiri juga tidak dapat menjawabnya.

Upaya-upaya dalam merespon penindasan yang tak bermoral yang termanifestasi dalam hukum ini harus sejalan

dengan perjuangan yang dilakukan Rasulullah (saw), sejalan dengan Sunahnya. Sunahnya mengajarkan kita bahwa

tahap pertama dari semua perjuangan mencapai kemerdekaan dari penindasan politik dan ekonomi adalah dengan

proses edukasi masyarakat, buku ini ditulis untuk tujuan itu.

Namun, banyak Muslim yang sulit diyakinkan mengenai realitas penipuan sistem moneter barat yang kita gunakan

saat ini, selama para ulama sendiri tidak mengerti dan memahami akan subjek ini dan tetap bersikeras untuk

mempertahankannya. Mungkin Muslim dapat disadarkan melalui sebuah Hadist dari Rasulullah (saw) dimana dia

memprediksikan datangnya sebuah masa, dimana para ulama akan mengkhianati Islam dan mereka akan menjadi

‘manusia yang paling buruk di kolong jagat’ dan ‘tidak akan ada yang tersisa dari Islam kecuali namanya saja’.

“Tidak akan lama lagi akan segera datang sebuah masa dimana tidak akan ada yang tersisa dari Islam kecuali

namanya, tidak akan ada yang tersisa dari Al-Qur’an kecuali suara bacaannya. Mesjid mereka besar, mewah dan

megah, namun di dalamnya tidak ada petunjuk (iman), ulama mereka akan menjadi makhluk paling buruk di kolong

jagat. Dari mereka akan keluar Fitnah terhadap Islam, dan kepada mereka pula fitnah itu dikembalikan.”

Tahap Dua

Tahap kedua dari perjuangan ini adalah penolakan penggunaan uang kertas dan uang elektronik oleh desa-desa

terpencil yang terpisah jauh dari peradaban kota. Contohnya adalah para petani padi di Pulau Jawa, Indonesia,

mereka akan meminta pembayaran dengan koin emas dan perak untuk beras yang mereka hasilkan. Ketika pembeli

menolak untuk membayar dengan koin emas atau perak maka petani akan melakukan demonitized uang kertas

dengan menfungsikan beras sebagai uang. Tentu saja penggunaan beras sebagai uang hanya terbatas untuk

transaksi kecil dan bersifat sementara, namun paling tidak uang Sunah sudah digunakan pada transaksi mikro, dan

sementara itu, penggunaan koin emas dan perak tetap diberlakukan secara bertahap sesuai dengan perkembangan

ekonomi.

Kota-kota akan tetap terperangkap dengan uang kertas dan uang elektronik selama peradaban Yajuj dan Majuj tetap

memerintah dunia.[4] Walaupun demikian, wilayah penggunaan uang Sunah dapat diperluas hingga ke perbatasan

kota-kota, sampai prediksi Rasulullah (saw) terjadi, yaitu runtuhnya sistem moneter uang kertas:

Abu Bakar Bin Abi Maryam berkata: Rasulullah (saw) berkata: “Akan datang suatu masa dimana tidak akan ada yang

(berharga) untuk digunakan (dalam transaksi), simpanlah Dinar (koin emas) dan Dirham (koin perak).”

(Musnad, Ahmad)

Selesai

Catatan:

[1] Al-Qur’an telah memisahkan dengan jelas antara ‘jual beli’ dengan ‘renten/piutang uang’. Di setiap transaksi jual

beli harus terdapat elemen ‘resiko’, dimana transaksi itu dapat mengakibatkan keuntungan atau kerugian. Allah SWT

kemudian dapat ikut campur untuk ‘mengambil kekayaan’ dari satu dan ‘memberikan kekayaan’ bagi yang lainnya.

Melalui hal ini, maka Allah SWT dapat memastikan bahwa kekayaan dapat berputar di roda ekonomi. Yang kaya

tidak akan dapat menjadi permanen kaya dan yang miskin tidak terpenjara dalam kemiskinan permanen.

Ketika uang dipinjamkan dengan bunga, rentenir / pemberi hutang memaksimalkan perlindungan dirinya untuk

mengalami kerugian. Konsekuensinya, kekayaan tidak akan pernah berputar dalam roda ekonomi yang berdasarkan

hutang berbunga. Yang kaya akan permanen kaya dan yang miskin akan permanen miskin sampai melarat dan

terekspos penindasan. Wanita Muslim Indonesia yang miskin harus bekerja di Singapura untuk majikannya yang non

Muslim yang tidak bersahabat dengan Islam. Selain dia harus memasak babi dan menyajikannya, dia juga harus

bekerja selama 24 jam sehari dan semua itu hanya untuk mendapatkan gaji budak. Tidak ada wanita Singapura

dengan pekerjaan serupa yang mau menerima gaji yang dia terima.

[2] “Anas bin Malik berkata: Rasulullah (saw) berkata: Melakukan penipuan mustarsal (transaksi dimana salah satu

pihak tidak mengetahui harga pasar) adalah Riba.”

(Sunan Baihaqi)

“Abdullah bin Abu Aufa berkata: seorang pedagang yang sedang tawar menawar dengan seorang pembeli di pasar

bersumpah bahwa seorang pembeli telah menghargai dagangannya sekian-sekian dan ternyata harganya bukan

seperti yang dikatakannya. Mengikuti kejadian tersebut ayat Al-Qur’an diturunkan: Ketahuilah! Mereka yang

mendapat keuntungan sedikit atas nama Allah dan perkataannya… akan mendapatkan hukuman yang berat (3:77)

bin Aufa menambahkan: Orang seperti itu telah melakukan Riba!”

(Bukhari)

Penipuan transaksi jual beli seperti menyembunyikan harga pasaran dimana penjual atau pembeli dapat menjual

atau membeli di bawah atau diatas harga pasaran sehingga mendapatkan keuntungan lebih dari keuntungan yang

sebenarnya yang adil. Sehingga suatu transaksi jual beli yang menerapkan unsur tipu daya yang bertujuan untuk

memperoleh keuntungan yang lebih dari keuntungan sebenarnya jika transaksi jual beli itu dilakukan tanpa tipu daya

(adil) disebut Riba.

[3] Webmaster penulis memberitahukan penulis bahwa seseorang dari IMF telah menjadi pengunjung harian webnya

sehingga membuat penulis memberitahu IMF untuk datang dan memberitahu penulis apa-apa saja dalam buku ini

yang IMF anggap salah.

[4] Ada satu Bab di dalam Buku Jerusalem di Dalam Al-Qur’an yang menjelaskan subjek Yajuj Majuj secara

menyeluruh.