DINAMIKA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI PEMERSATU …. Amin Abdullah.pdfDINAMIKA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI PEMERSATU BANGSA DALAM MEMPERTAHANKAN IDENTITAS NASIONAL M. Amin Abdullah [email protected]

DINAMIKA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI PEMERSATU BANGSA DALAM

MEMPERTAHANKAN IDENTITAS NASIONAL

M. Amin Abdullah

[email protected]

Konggres Pancasila ke-XI dan Memperingati Kemerdekaan RI ke-74, Pusat Studi Pancasila, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 15 Agustus 2019

15 Agustus 2019 M. Amin Abdullah 1

mailto:[email protected]

INDONESIA DALAM PETA DUNIA

POKOK BAHASAN

I. PERTANYAAN MODERNITAS: IDEOLOGI BERBANGSA-BERNEGARA (4-12)

II. PANCASILA, IDEOLOGI PEMERSATU BANGSA (13-14)

III. TANTANGAN GLOBALISASI DAN GERAKAN TRANSNASIONALISME

(UNHOLY MARRIAGE) (15-32)

IV. KETAHANAN IDENTITAS NASIONAL: 3 NILAI FUNDAMENTAL, KETELADANAN PEMIMPIN DAN SAINTIFIKASI PANCASILA (35-44)


I. PERTANYAAN MODERNITAS: IDEOLOGI BANGSA /SIKAP HIDUP BERBANGSA DAN BERNEGARA

1. Eksklusivisme: Tidak toleran (intolerance) terhadap orang/kelompok/organisasi yang memiliki pendapat yang berbeda dari yang dimilikinya

2. Inkluvisisme : Menerima dan toleran terhadap perbedaan, namun, masih kurang kuat untuk hidup dalam masyarakat majemuk yang sederajat (egalitarian society). Masih ada rasa bahwa diri dan kelompoknya sajalah yang lebih “superior” dari pada yang lain

3. Pluralisme : Konsep moderen yang menekankan persamaan di depan hukum (equality before the law) dan persamaan gender (equality of genders) dsb. Tanpa memandang suku, ras, agama, kelas, kelamin, umur dll 15 Agustus 2019 M. Amin Abdullah 4

Pluralitas: rajutan tenun Indonesia

• Kepulauan (archipelago): Terdiri dr kurang lebih 17.000 pulau kecil dan besar (Maritim/Bahari)

• Luas Wilayah Maritim: 5,8 juta km; dari London sampai Istanbul

• 75% adalah wilayah Lautan (sea). Panjang bentang laut 81.000 km (paling panjang di dunia)

• 300 suku (tribes) dengan 300 bahasa daerah languages (sekitar 580 dialek)

• Berbagai agama dan aliran/penghayat Kepercayaan: Buddha, Hindu, Kristen/Katolik, Islam, Konghucu

• Bahasa Indonesia adalah Bahasa national (Sumpang pemuda, 1928)

• Nagara Kesatuan Republik Indonesia (1945)


AGAMA, PANCASILA DAN UU.D 1945DALAM SEJARAH MODEREN INDONESIA

3 Catatan Sejarah pembentukan Kebangsaan, Kenegaraan dan Kewarganegaraan

1. Sumpah Pemuda, 1928: Satu Nusa, Satu Bangsa dan Satu Bahasa [Tidak menyebut agama]

2. Pancasila: Negosiasi dan Kompromi: Tidak mencantumkan 7 kata dalam Preambul UU. D 1945: “dengan kewajiban menjalankan syariat bagi para pemeluknya”, namun spirit dan rohnya masuk dalam Sila Pertama Pancasila dan sila-sila lainnya

3. Pancasila ibarat “Helm”, 1980an (KESELAMATAN DAN KEMASLAHATAN DALAM HIDUP BERBANGSA DAN BERNEGARA); “Darul ‘Ahdi wasy Syahadah” (Muktamar Muhammadiyah, Makassar, 2015); Pancasila dan NKRI : Final (Nahdhatul Ulama, 1980an)


Pancasila: Tenda besar untuk hidup berbangsa dan bernegara

• Pancasila dapat dipandang sebagai “sekuler” dan juga sebagai pemahaman yang sama tentangmonotheism. Mengapa? Krn agama

dipandang sebagai Etika dan terpisah dari negara.

▪ Pondasi dasar yang memungkinkanmasyarakat luas dapat mengatasi ketegangan antara “agama/Islam dll”

dan negara “sekuler” ala Barat diIndonesia

▪ Menunjukkan keberhasilan pola

kesatuan harmonis antara komunitas kultural-etnis dan berbagai komunitas agama yang berbeda15 Agustus 2019 7M. Amin Abdullah

INDONESIA:NEGARA

PANCASILA

(1) KetuhananYang Maha Esa(KETUHANAN)

(2) KemanusiaanYang Adil dan

Beradab(KEMANUSIAAN)

(3) PersatuanIndonesia (NEGARA BANGSA)

(4) Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh

HikmatKebijaksanaan

dalamPermusyawaratan/P

erwakilan(DEMOKRASI)

(5) KeadilanSosial Bagi

Suluruh Rakyat Indonesia

(KEADILAN SOSIAL)

INDONESIA: Negara Pancasila (1945)


3. WESTERNA Dutch socialist (Adolph

Baars)Ernest Renan (French

historian of national identity)

-Kemal Ataturk (Turkey)

2. MUSLIMMuhammad Abduh-

Jamaluddin al-Afghanimelalui H.O.S

Tjokroaminoto

1.JAVANESEMaha Esa (Tauhid); Pancasila:

Sanskrit; Empu Prapanca -Negarakertagama; Empu Tantular-

Sutasoma; Thinkers in Hindu Kingdom of Majapahit

4. ORIENTALSun Yat Sen (the founder of the Republic of China); San Min Chu I (The Three

People’s Principle)-Mahatma Ghandhi

NILAI DAN SPIRITUALITAS

PANCASILA

5 SILA: PERPADUAN, REFERENSI SILANG (CROSS-REFERENCE) DAN PENYERAPAN SARIPATI SPIRITUALITAS

DUNIA

15 Agustus 2019 9M. Amin Abdullah

KERIKIL DALAM PERJALANAN REPUBLIK

I. PASCA KEMERDEKAAN

1. OPM

2. GAM

3. PRRI - PERMESTA4. DI/TII

II. PASCA REFORMASI (1998)1. MMI

2. JAD

3. HTI

KEBANGSAAN, NASIONALISME VERSUS HAK ASASI, DEMOKRASI, KEARIFAN LOKAL

- Kasus Organisasi Papua Merdeka (OPM)

- Kasus Gerakan Aceh Merdeka (GAM)

- Kasus Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia, 15 Februari 1958(PRRI)

- Kasus Perjuangan Semesta, 17 Februari 1958 (PERMESTA)

- Kasus Republik Maluku Selatan (RMS)

*Hak asasi dan demokrasi STOP kalau membahayakan kebangsaan nasionalisme Indonesia ( HB X, 1 Juli 2019)

KASUS INTOLERANSI

- Pengeboman candi Borobudur

- Kasus Gereja Lidwina

- Kasus makam untuk non muslim

- Kasus sewa rumah warga non muslim

- Kasus kewajiban berjilbab di Sekolah Negeri

*Peraturan lokal berdalih kesepakatan/kearifan lokal TIDAK BOLEH DIBUAT kalau bertentangan dengan aturan diatasnya(HB X, 2019)

II. IDEOLOGI PEMERSATU BANGSA

4 Pilar Keindonesiaan Modern:

1. Modal Sosial dan Kultural. Pluralitas dan diversitas (etnis, ras, bahasa, agama dan aliran/penghayat kepercayaan) adalah rajutan tenun benang tekstil yang kompleks yang rapi masyarakat dan bangsa Indonesia

2. Konstitusi. Undang-undang Dasar 1945 merupakan hal fundamental bagi masyarakat Indonesia sebagai “warga negara” dalam negara-bangsa. Pancasila ada di preambul UU. D 1945

3. AGAMA: Muslim Civil society. Masyarakat Sipil Islam Indonesia mempunyai 2 organisasi sosial kemasyarakatan Islam terbesar di dunia (Muhammadiyah (1912) dan Nahdhatul Ulama (1926). Jauh sebelum kemerdekaan

4. Pendidikan. Indonesia memiliki, an.lain, Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) sebagai ‘benteng’ Moderasi Islam (Wasatiyyat/Middle Path of Islam)


4. PENDIDIKAN(Perguruan Tinggi Keagamaan Islam

Negeri/PTKIN)

2. KONSTITUSI (UU.D 1945)

dan PANCASILA

1. MODAL SOSIAL DAN KULTURAL

(BINNEKA TUNGGAL IKA)

3. MUSLIM CIVIL SOCIETY

(MUHAMMADIYAH DAN NU) dan lainnya

4 PILAR PENDIDIKAN KEBANGSAAN-KEWARGA-NEGARAAN INDONESIA

15 Agustus 2019 14M. Amin Abdullah

III. TANTANGAN UNHOLY MARRIAGE: REFORMASI YANG KEBABLASAN DAN GERAKAN TRANSNASIONALISME

A. Era reformasi

- Pergeseran dari Orde Baru ke Orde Reformasi

- Demokrasi (kebebasan pers, kebebasan sipil, kebebasan berserikat)

- Dari Sentralisasi ke Desentralisasi

- Merebaknya Perda-perda Syariah

- Menghilangnya Pancasila dari kurikulum pendidikan Kemdiknas [ 1975: Pendidikan Moral Pancasila (PMP); 1994 : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN); 2003: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN); menghapus Pancasila karena dianggap bagian ejim Orde Baru; 2018 . Kemdikbud akan menghidupkan kembali Pendidikan Moral Pancasila dengan Metode dan Pendekatan Pembelajaran yang baru]


Selanjutnya ...B. Gerakan Transnasionalisme: ancaman dari moral monism (pemikiran sempit) yang berbaju populisme

*Moral monisme dari Arab Spring:

- Gerakan ideologi Ikhwan al-Muslimun (Mesir)

• Gerakan Salafi -Wahhabi (Saudi Arabia)

• Purifikasi ajaran Islam dan pelaksanaannya secara ketat.

- Turunannya: Hate speech; discriminative; abuse hak-hak asasi manusia

• Salafi lebih menekankan pada purifikasi keesaan Allah (Tauhid Uluhiyyah dan Rububiyyah).

• Sedangkan Ikhwan lebih menekankan supremasi hukum Allah dalam negara (Tauhid Hakimiyyah)

• Salafi-ikhwani: Tauhid Uluhiyyah + Rububiyyah + Hakimiyyah


Selanjutnya ...

• Banyak faksi dalam Salafi:

1. Faksi Dakwah: bagian dari Wahhabi (Salafi-Wahhabi)

2. Faksi Politik/ Sururi (Pengikut Muhammad Surur; Salafi

Sururi).

* Keduanya dianggap masih agak moderat walaupun cenderung puritan yang fanatik dengan menganggap kelompok lain sebagai “bid’ah” dan “syirk”.

3. Faksi Ekstrem, Salafi-Jihadi

* Faksi ini dianggap tidak sejalan dengan Salafi mainstream.


FAKSI EKSTRIM-RADIKAL

✓Pimpinan al-Qaedah secara umum (Abdullah Azzam, Osamah bin Laden dan kini Ayman al-Zawahiri) adalah pengikut ideologi Ikhwan Jihadidan Salafi Jihadi.

✓ Ideologi Jihadi sudah menyebar ke seluruh dunia (Global Salafism)

✓ Kelompok Jihadi ada di banyak negara dengan berbagai nama, seperti NIIS/ISIS, Taliban, al-Shahab, Boko Haram, Mujahidin Asia Tenggara; Jamaah Ansharu al-Tauhid


A Global Salafism

1) TOKOH/ INSPIRATOR1. Ahmad bin Hambal (780-855)

2. Ibn Taymiyyah (1263-1328)

3. Ibn Abd al-Wahhab (1703- 92)

4. Nasiruddin al-Albani (1914-99)

5. Abdul Aziz bin Baz (1910-99)

6. Mhmd ibn ’Uthaimin (1926-

2001

2) CORAK DAN VARIAN GERAKAN

1. Salafi Dakwah

─ Puritan; Purifikasi

2. Salafi Gerakan (Haraky)

3. Salafi -Jihadi(Pasca Konflik

Iraq-Afganistan)

3) DOKTRIN/ AJARAN1. Al-Ruju’ ila al-Qur’an wa al-

Sunnah (Ahl al-Hadist)

2. Al-Wala’ wa al-Barra’

(Kesetiaan & Penolakan)

3. Anti Syiiah; Anti Tasawwuf

4. Al-Hisbah (al-Amru bi al-

Makruf wa al-Wahyu an al-

Munkar)4) PSIKOLOGI KOMUNITAS

1. Sense of Superiority

2. Al-Firqah al-Najiyah (Golongan

yang paling selamat)

3. Al-Thaifah al-Mansyurah

(Ditolong oleh Allah);

4. Mujahid sebagai syuhada’.

5) STRATEGI POLITIK1. Peran di Belakang Layar

(Tenang & Siluman)

2. Penyusupan (Infiltrasi)

3. Islamism (Ketika terang-

terangan masuk ke dunia

politik)

GERAKAN

EKSTRIM

ISME

(Salafi-

Jihadi)


15 Agustus 2019

3)DOKTRIN/ AJARAN1. al-Ruju’ ila al-Qur’an wa al-Sunnah (Ahl al-

Hadist)

2. al-Walla’ wa al-Barra’ (Kesetiaan & Penolakan; Setia kpd kelompoknya sendiri dan menolak kehadiran kelompok lain).

3.Anti Syi’ah; anti Tasawwuf; anti filsafat

4.al-Hisbah (al-amru bi al-ma’ruf wa al-nahyu an al-munkar)

M. Amin Abdullah 23

Selanjutnya ....

Infiltrasi Gerakan Transnasional• Doktrin al-Walla wa al- Barra (Loyalty and Disavowal; Setia dan Penolakan;

Hanya setia kepada kelompok agamanya sendiri dan menolak kerjasama dengan orang yang beragama lain). Berhadap-hadapan dgn Binneka tunggal eka.

• Dari sini kemudian muncul ideologi Takfir/Takfirisme/Thoghut.

Sebuah ajaran/doktrin yang bertentangan dengan prinsip Demokrasiyang pada dasarnya adalah memberi hak sama kepada Muslim dan non-Muslim untuk membangun negara dalam sistem pemerintahan Republik.

• Ekstrimisme, radikalisme, terrorisme – selain melibatkan berbagai faktor (politik, ekonomi dll) – namun ideologi keagamaan ada ikut campur tangan di belakangnya.


Hasan Al Banna

Presiden Mesir: Muhammad Mursi

Pimpinan ISIS: Abu Bakar Al Baghdadi

Abdullah bin Ahmad Sungkar (Abdullah Sungkar)

Abu Bakar Ba’asyir

Bendera Arab Saudi

PIRAMIDA PENYEBARAN LITERATUR KEISLAMAN IDEOLOGIS DI INDONESIA


Jihadi

Tahriri

Salafi

Tarbawi

Islamisme Populer

Piramida Penyebaran Litelatur Keislaman Ideologis

Sumber: Noorhaidi Hasan (ed.), Literatur Keislaman Generasi Milenial: Transmisi, Apropiasi, dan Kontestasi.

Yogyakarta: Pascasarjana, UIN Sunan Kalijaga Press, 2018.

A. PANCASILA SBG WORKING IDEOLOGY: 1. Konvergensi keimanan agama (distinctive values) dan

kemasalahatan berbangsa-bernegara (shared values)

- Bangsa Indonesia “otonom”/ “berdaulat” menentukan pilihan, meskipun dibayang-bayangi black campaign berdasar ras, agama, suku

- Fenomena sukses dan damai dalam penyelenggaraan Pemilu (1998, 2004, 2009 dan 2014) dan Pilkada tahun 2017 dan 2018

- Keadaban dan martabat bangsa-negara ditentukan bagaimana dialog dan corak perjumpaaan yang harmonis antara “keimanan agama” dan “kebhinnekaan masyarakat dalam hidup berbangsa dan bernegara”

- A faithful patriotic (Indonesia), bukannya religious nationalism (e.g. India)


2. Demokrasi, pluralitas dan inklusivitas sebagai bagian teori maslahah (public good) modern

- Masyarakat Indonesia “majemuk” sejak dulu. Perjumpaan Islam dan budaya lokal menjadi proses Islamicate yg unik

- Ingatan kolektif bangsa Indonesia adalah majemuk (pluralitas, diversitas)

- Alam bawah sadar (hati nurani; fitrah majbulah) bangasa ini adalah inklusif, hanif, toleran terhadap perbedaan

- Menjadi energi spiritual yg kuat dan mampu meredam benih-benih perpecahan dan perselisihan

- Teori Usul Fiqh kontemporer memasukkannya menjadi bagian tak terpisahkan dari teori maslahah al-’ammah (public good)


3. Kohesivitas sosial (fitrah majbulah) sebagai modal kultural dan modal sosial bangsa Indonesia

- Social cohesion/solidarity (al-tadhamun al-ijtima’iy)

- Keagamaan menyatu dengan kebangsaan

- Solidaritas keagamaan yang umumnya bercorak ta’fiyyah, mazhabiyyah, hizbiyyah bermetamorfosis menjadi solidaritas kemanusiaan dan kebangsaan( al-Insaniyyah).

- Semuanya menjelma menjadi modal kultural dan sosial yang tidak ternilai harganya.


B. SAINTIFIKASI PANCASILA: HUBUNGAN ANTARA SAINS, AGAMA DAN HUMANITIES [INDEKS;SURVEY]

“Ilmu Pengetahuan Budaya adalah ilmu (science) untuk memperoleh pengetahuan (knowledge) guna memahami (verstehen) kebudayaan (culture) agar dapat mengungkapkan maknanya melalui expresi perilaku pendukungnya”Nurhadi Magetsari, “Mengkaji Ulang Ilmu Pengetahuan Budaya”, dalam Rahayu Surtiati Hidayat (ed.), Hakekat Ilmu Pengetahuan Budaya, 2018, h. 27


Kunci Ilmu Budaya: Memahami (verstehen). BUKAN MENGHAKIMI DAN MENYALAHKAN“das Verstehen, a technical term that meant the comprehension of ideas, intentions, and feelings of the people through the empirical manifestations of culture”

“The Verstehen method assumes that human beings in all societies and

historical circumstances experience life as meaningful, and they express these meanings in discernable patterns that can be analyzed and understood”

Richard C. Martin (Ed.), Approaches to Islam in Religious Studies, 1985, h. 8


The root of the problem: The relationship of “Exact sciences” and “Humanities” in secular universities and “Social sciences and Philosophy” in religious

sciences/institutions“... To become truly modernized, according to thepuritans, means to regress back in time and recreatethe golden age of Islam. This, however, does notmean that they want to abolish technology andscientific advancement. Rather, their program isdeceptively simple [...] Muslim should learn thetechnology and sciences invented by the West, butin order to resist Western culture. Muslim shouldnot seek to study the social sciences of humanities.This is the reason that a large number of puritantscome to the West to study, but invariably focustheir studies on the physical sciences, includingcomputer sciences, and entirely ignore the socialsciences and humanities”.Khaled Aboe El Fadl, 2005, p. 171.

“The core of the field revolves around theShari’ah and Fiqh studies that have been, veryoften, emptied of any critical or politicalcontent, or relevance to the present situation.A clear-cut distinction has been made betweenthe “theological” and the “political” or the“theological” and the “social”, with the formerbeing understood as rites, symbols, andhistorical text only. Furthermore, theperspective of he social sciences or criticalphilosophy is regrettably absent. The filed of ofmodern Syari’ah studies in the Muslim worldhas remained closed off to the most advancedhuman contributions in critical philosophy andsocial sciences”.Ibrahim M. Abu Rabi’, 2002, p. 33-4.

Jonathan Haidt, The Righteous Mind: Why Good People are Divided by Politics and Religion, New York: Vantage

Books, 20121. Peduli (CARE) terhadap hal-hal berbahaya (harm) yang akan

mengancam keselamatan bersama

2. Jujur dan adil (FAIRNESS); tidak berbohong/cheating)

3. Kebebasan (LIBERTY) dari penindasan dan pengekangan/oppression)

4. Kesetiaan pada institusi dan tradisi (LOYALTY); berkhianat/betrayal)

5. Otoritas yang dihormati bersama (AUTHORITY); tidak berbuat subversive)

6. Hal-hal yang disucikan bersama (SANCTITY); tidak merendahkan nilai-nilai yang disepakati bersama (degradation)


KONEKTIVITAS DAN KOHESIVITAS SOSIAL KEAGAMAAN DAN KEBANGSAAN

KONEKTIVITAS DAN KOHESIVITAS

SOSIAL KEAGAMAAN DAN

KEBANGSAAN

1. Care(Perduli

terhadap yang mengancamkeselamatan

bersama)

2.

Fairness(Keadilan danKepantasan)

3. Liberty (Kebebasan daripenindasan danpengekangan)

4. Loyality

(Kesetiaanpada institusidan tradisi)

5. Authority(Otoritas yang

dihormatibersama)

6. Sanctity

(Hal-hal yang disucikanbersama


PANCASILA DALAM PERSPEKTIF JONATHAN HAIDT

1. Sila 1: Ketuhanan Yang Maha Esa = Sanctity

2. Sila 2: Kemanusiaan = Care dan Liberty

3. Sila 3: Persatuan = Loyalty

4. Sila 4: Kerakyatan = Authority

5. Sila 5: Keadilan sosial = Fairness


Generasi milenial: RELIGIOUS NATIONALISM ATAU A FAITHFUL PATRIOTIC

Pengembangan nilai-nilai a Faithful Patriotic, bukan sekedar a religious nationalism

1. Membantu mengurangi kemiskinan

2. Memperjoangkan kesejahteraan rakyat

3. Membela kebenaran

4. Mengajar di daerah pedalaman

5. Membuat aplikasi anti korupsi, kolusi dan nepotisme


TERIMA KASIH


Documents

DINAMIKA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI PEMERSATU …. Amin Abdullah.pdfDINAMIKA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI PEMERSATU BANGSA DALAM MEMPERTAHANKAN IDENTITAS NASIONAL M. Amin Abdullah [email protected]