Upload
lydat
View
216
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH KARAKTERISTIK ANGGOTA DEWAN DAN
KARAKTERISTIK KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP
TINGKAT KEPATUHAN PENGUNGKAPAN WAJIB DALAM LKPD
(Studi Empiris Pemerintah Kabupaten/ Kota di Indonesia)
SKRIPSI
Disusun guna Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk
Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh:
Fariz Ardhiansyah
F 0307048
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012 ABSTRAK
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENGARUH KARAKTERISTIK ANGGOTA DEWAN DAN
KARAKTERISTIK KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP
TINGKAT KEPATUHAN PENGUNGKAPAN WAJIB DALAM LKPD
(Studi Empiris Pemerintah Kabupaten/ Kota di Indonesia)
FARIZ ARDHIANSYAH NIM F0307048
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh karakteristik kepala daerah dan karakteristik keuangan pemerintah daerah terhadap tingkat kelengkapan pengungkapan wajib dalam laporan keuangan pemerintah daerah di Indonesia. Karakteristik kepala daerah yang digunakan dalam penelitian ini antara lain tingkat pendidikan, gender, dan ukuran dewan. Sementara itu, karakteristik keuangan pemerintah daerah yang digunakan dalam penelitian ini antara lain debt ratio, profit margin, quick ratio, dan asset turnover. Populasi penelitian ini adalah seluruh laporan keuangan pemerintah daerah pada tahun 2008 yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. Dalam penentuan sampel, penelitian ini menggunakan porpusive sampling method. Analisis menggunakan model regresi berganda dengan melakukan uji asumsi klasik dan pengujian hipotesis dengan bantuan SPSS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik dewan yang dinyatakan dengan level pendidikan dan ukuran dewan mempunyai pengaruh signifikan terhadap tingkat pengungkapan wajib dalam laporan keuangan pemerintah, sedangkan untuk gender tidak berpengaruh signifikan. Untuk karakteristik keuangan yang dinyatakan dengan debt ratio, quick ratio, profit margin mempunyai pengaruh signifikan terhadap tingkat pengungkapan wajib dalam laporan keuangan pemerintah daerah, sementara untuk aset turnover terbukti tidak berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan wajib dalam laporan keuangan pemerintah daerah. Kata kunci: karakteristik kepala daerah, karakteristik keuangan, pengungkapan
wajib, laporan keuangan pemerintah daerah, debt ratio, profit margin, quick ratio, dan asset turnover.
ABSTRACT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
EFFECT OF THE HEAD OF REGIONAL CHARACTERISTICS AND
FINANCIAL CHARACTERISTICS OF LOCAL GOVERNMENT IN
MANDATORY DISCLOSURE OF COMPLETENESS LKPD
(Empirical Study County Government / Cities in Indonesia)
Fariz ARDHIANSYAH NIM F0307048
This study aims to analyze the influence of the chief characteristics and financial characteristics of local government on the level of completeness of the disclosures required in financial statements of local governments in Indonesia. Characteristics of the head region used in this study include education level, gender, and size of the board. Meanwhile, the characteristics of local government finances are used in this study include the debt ratio, profit margin, quick ratio, and asset turnover. This study population is the entire local government financial reports in 2008 that was reviewed by the Supreme Audit Board of the Republic of Indonesia. In determining the sample, this study used a sampling method porpusive. Analysis using multiple regression models to test classic assumptions and hypothesis testing with the help of SPSS.
The results showed that the characteristics set forth by the board of education level and board size has a significant influence on the level of mandatory disclosure in the financial statements of government, while gender had no significant effect. For the financial characteristics represented by the debt ratio, quick ratio, profit margin has a significant influence on the level of mandatory disclosure in the financial statements of local governments, while the asset turnover proved to have no effect on the level of mandatory disclosure in the financial statements of local governments.
Key words: regional head characteristics, financial characteristics, mandatory disclosure, the local government financial statements, debt ratio, profit margin, quick ratio, and asset turnover.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
MOTTO
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan maka apabila kamu telah selesai
dari suatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain, dan hanya
kepada Tuhan-mulah hendaknya kamu berharap.”
(Q. S. Alam Nasyrah (6) : 8)
” Jangan kamu berputus asa dari Rahmat Allah. Sesungguhnya tidaklah berputus asa dari
rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.”
(Q.S. Yusuf (12) : 87)
“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah
keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan
terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada
pelindung bagi mereka selain Dia (Allah).”
(Q.S. Ar Ra’d (13): 11)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya kecil ini untuk:
Keluargaku tercinta
yang selalu berusaha memberikan
yang terbaik untukku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan mengucapkan Alhamdulillahi rabbil’alamin ke hadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Dalam penulisan skripsi ini, banyak sekali pihak-pihak yang membantu
penulis baik langsung atau tidak langsung dalam penyelesaiannya. Untuk itu
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. R. Karsidi, M. S., selaku Rektor Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Dr. Wisnu Untoro, M.S, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
3. Drs. Santoso Tri Hananto, M.Si, Ak., selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
4. Drs. Sri Hanggana, M.Si, Ak. selaku dosen Pembimbing Akademik yang
telah memberikan dukungan dan pengarahan selama masa studi penulis di
Fakultas Ekonomi UNS.
5. Ibu Dra. Setianingtyas Honggowati, M.M., Ak., selaku pembimbing skripsi.
Trima kasih atas waktu, saran dan bimbingannya sehingga saya dapat
menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak dan ibu yang telah bijak dalam menasehatiku, dengan sabar
membimbingku, yang telah memberi kasih sayang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
7. Keluarga besar Eyang Naschan Riyanto yang telah memberikan bantuan,
perhatian dan semangat untuk selalu menjadi lebih baik.
8. Untuk anak-anak Akuntansi ’07, terimakasih untuk kebersamaannya selama
lebih dari tiga tahun. Perjuangan kita belum berakhir. Semoga kita bisa
berkumpul lagi suatu saat nanti. Agent 007 FE UNS (sharing is caring)
9. Untuk Anis yang selalu memberikan senyumannya selama di kampus hijau
meski secara tidak langsung.
10. Kepada semua pihak yang belum tertulis yang telah membantu penulis
selama masa kuliah dan dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa karya ini jauh dari sempurna. Kritik dan saran
yang membangun penulis nantikan untuk menjadikan skripsi ini lebih sempurna
dimasa yang akan datang. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.
Akhirnya kepada semua pihak yang sudah membantu penulis selama
menjalani masa perkuliahan maupun selama penyusunan skripsi ini semoga
mendapatkan balasan dari Allah SWT. Amiin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Surakarta, Juni 2012
Penulis
Fariz Ardhiansyah
NIM F0307048
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN ABSTRAK.................................................................................. ii
HALAMAN ABSTRACT ............................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... v
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ........................................................................ 7
C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 8
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
BAB II. LANDASAN TEORI ......................................................................... 11
A. Tinjauan Pustaka .......................................................................... 11
1. Pengungkapan Infomasi Dalam Laporan Keuangan ............... 11
2. Standar Akuntansi Pemerintahan ............................................ 12
3. Karakteristik Pemerintahan Daerah ........................................ 13
4. Pengungkapan Wajib dan Karakteristik Pemerintah Daerah .. 14
B. Penelitian Terdahulu ..................................................................... 15
C. Pengembangan Hipotesis ............................................................. 17
D. Kerangka Pemikiran ..................................................................... 20
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 23
A. Jenis Penelitian ............................................................................ 23
B. Populasi,dan Sampel ................................................................... 23
C. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 25
D. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ..................................... 25
BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ...................................... 31
A. Hasil Pengumpulan Data ............................................................. 31
B. Statistik Deskriptif ....................................................................... 33
C. Uji Asumsi Klasik ....................................................................... 34
D. Pengujian Hipotesis ..................................................................... 37
E. Pembahasan ................................................................................. 42
BAB V. PENUTUP.......................................................................................... 45
A. Simpulan ...................................................................................... 45
B. Keterbatasan ................................................................................. 47
C. Saran ............................................................................................. 48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
IV.1 Tabel Sampel Penelitian.................................................................... 32
IV.2 Tabel Hasil Uji Statistik Deskriptif ................................................... 33
IV.3 Tabel Hasil Uji Normalitas Data ....................................................... 35
IV.4 Tabel Hasil Uji Heteroskedastis ........................................................ 36
IV.5 Tabel Hasil Uji Multikolinearitas ..................................................... 37
IV.6 Tabel Hasil Uji Signifikansi F .......................................................... 38
IV.7 Tabel Hasil Uji Signifikansi t ............................................................ 40
IV.8 Tabel Hasil Uji Koefisien Determinasi ............................................. 41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Tabel Halaman
VI.1 Daftar kabupaten/kota ....................................................................... 57
VI.2 Rincian angka indeks dari tiap variabel ............................................ 58
VI.3 Tabel Uji Statistik Deskriptif ............................................................ 59
VI.4 Tabel Uji Normalitas Data ................................................................ 59
VI.5 Tabel Uji Autokorelasi ...................................................................... 60
VI.6 Tabel Uji Heteroskedasitas ............................................................... 60
VI.7 Tabel Uji Hipotesis dan Uji Multikolinearitas .................................. 62
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Penelitian ini meneliti tentang pengaruh karakteristik keuangan daerah dan
karakteristik legislatif terhadap tingkat kepatuhan pengungkapan wajib pemerintah
daerah. Laporan keuangan merupakan media informasi mengenai kondisi keuangan
suatu perusahaan. Menurut Myer dalam bukunya Financial Statement Analysis
(munawir 1995:5) laporan keuangan adalah dua daftar yang disusun oleh akuntan
pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar ini adalah daftar neraca atau
posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar laba rugi. Laporan keuangan
tersebut harus memenuhi tujuan, aturan serta prinsip – prinsip akuntansi yang sesuai
dengan standar yang berlaku umum agar dapat menghasilkan laporan keuangan yang
dapat dipertanggungjawabkan dan bermanfaat bagi setiap penggunanya dan informasi
laba adalah fokus utama dalam pelaporan keuangan yang menyediakan informasi
mengenai kinerja keuangan suatu perusahaan selama satu perioda tertentu.
Bagi institusi publik, Standar Akuntansi Publik memaksa semua institusi
publik untuk memberikan laporan keuangan untuk meningkatkan akuntabilitas
lembaga publik (Warsito Kawedar, 2008). Normaton (dikutip dalam Jacobs dan
Jones, 2009) menyatakan bahwa akuntabilitas publik adalah ciri utama demokrasi,
yang menyerukan "menyatakan fakta-fakta secara terbuka dan debat terbuka" dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
mereka oleh orang awam dan wakil-wakil mereka. Perspektif ini mengadopsi
pendekatan fungsionalis kuat terhadap lembaga-lembaga sosial, menyajikan regulatif
dan mungkin argumen normatif untuk sifat dan fungsi lembaga tersebut. Oleh karena
itu, parlemen dapat dilihat sebagai pilar untuk legitimasi lembaga-lembaga politik
(Jacobs dan Jones, 2009).
Suchman (1995, h. 573-4) menyajikan definisi mencakup legitimasi sebagai
persepsi umum atau asumsi bahwa tindakan entitas yang diinginkan, tepat, atau yang
sesuai dalam sistem sosial. Ruef dan Scott (1998) menulis bahwa organisasi harus
sesuai dengan aturan normatif, proses regulatif, dan makna kognitif. O'Donovan
(2002) menyebutkan teori legitimasi berpendapat bahwa besar kemungkinan
perubahan yang merugikan dalam persepsi sosial tentang bagaimana suatu organisasi
bertindak, keinginan yang lebih besar dari organisasi untuk melakukan upaya
mengelola perubahan dalam persepsi sosial.
Hubungan antara legislatif dan teori legitimasi terletak pada fungsi legislatif
sebagai institusi yang harus menjamin akuntabilitas agen, dan mempunyai hak utama
untuk mendapatkan informasi (Gray, et al, 1995). Untuk memastikan hal ini, legislatif
harus melakukan berbagai strategi untuk tetap sah (O'Donovan, 2002). Lawrence
(1998) mengemukakan bahwa legitimasi menunjukkan bahwa orang yang memenuhi
syarat untuk profesi tertentu. Artinya, orang yang memiliki pengetahuan,
keterampilan, atau kompetensi untuk menjadi anggota profesi tersebut. Jadi, latar
belakang pendidikan dan tingkat pendidikan menjadi faktor penting untuk
dipertimbangkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Teori Legitimasi berakar pada gagasan tentang kontrak sosial antara
perusahaan dan masyarakat (Magness, 2006). Gagasan tentang kontrak sosial
merupakan bagian yang terintegrasi dari beberapa teori-teori sosial seperti teori
stakeholder, teori legitimasi, dan teori akuntabilitas (O'Donovan, 2002).
kelangsungan hidup sebuah perusahaan dan pertumbuhan tergantung pada
kemampuannya untuk menyampaikan tujuan yang diinginkan, untuk
mendistribusikan ekonominya, sosial, atau manfaat politik kepada kelompok yang
berkuasa (Shocker & Sethi, 1974). Konsep ini dapat diadaptasi untuk area publik
dalam rangka teori stakeholder. Pemerintah daerah bertindak sebagai agen dan
legislatif sebagai prinsipal, komunitas, pemasok, kreditur sebagai stakeholder.
Legislatif memiliki kewajiban untuk melegitimasi laporan keuangan yang
akan dikeluarkan oleh agen pemerintah (Pemerintah Daerah). Parlemen, kemudian,
harus memastikan bahwa pengungkapan akuntansi yang wajib telah terpenuhi dalam
laporan keuangan (Jacobs dan Jones, 2009). Dengan cara lain, parlemen harus
memastikan bahwa laporan keuangan telah sesuai dengan pengungkapan akuntansi
yang wajib.
Berdasarkan Bab V Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
penyelenggaraan Pemerintahan, Pasal 19 ayat (2) menyatakan: Penyelenggara
Pemerintahan Daerah adalah Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (DPRD). Dalam penjelasan umum Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 dapat
diambil suatu makna pemisahan Pemerintahan Daerah (Eksekutif) dengan DPRD
(Legislatif) adalah untuk memberdayakan DPRD dan meningkatkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
pertanggungjawaban pemerintahan kepada rakyat. Oleh karena itu, DPRD diberi hak-
hak yang cukup luas dan diarahkan untuk menyerap serta menyalurkan aspirasi
masyarakat dalam pembuatan suatu kebijakan daerah dan pengawasan pelaksanaan
kebijakan. DPRD sebagai badan legislatif, anggotanya dipilih oleh rakyat melalui
pemilihan umum (Pemilu).
Sebagai Legislatif Daerah, DPRD mempunyai fungsi sebagaimana tercantum
dalam Penjelasan Umum Undang-Undang No 32 Tahun 2004 Pasal 41 menyebutkan
bahwa: DPRD memiliki fungsi antara lain: (a) fungsi legislasi, (b) fungsi
pengawasan, dan (c) fungsi anggaran. Untuk melaksanakan fungsi tersebut, maka
DPRD dilengkapi dengan tugas, wewenang, kewajiban dan hak. (Pasal 42 UU No.
32 Tahun 2004). Salah satu fungsi DPRD yang sangat penting dalam rangka
mendukung pelaksanaan otonomi luas di Daerah adalah fungsi legislasi. Untuk
melaksanakan fungsi legislasi DPRD diberi bermacam-macam hak yang salah
satunya ialah “hak mengajukan rancangan peraturan daerah dan hak mengadakan
perubahan atas Raperda” atau implementasi dari fungsi legislasi harus ditindaklanjuti
dengan Peraturan Daerah (Perda).
Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan menggambarkan kinerja
manajemen dalam mengelola sumber daya perusahaannya. Informasi yang
disampaikan melalui laporan keuangan ini digunakan oleh pihak internal maupun
pihak eksternal. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan akan dapat
dipahami dan tidak menimbulkan salah intepretasi apabila laporan keuangan
dilengkapi dengan pengungkapan (disclosures) yang memadai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Suwardjono (2005) menyebutkan bahwa terdapat dua sifat pengungkapan,
yaitu pengungkapan yang bersifat wajib dan pengungkapan yang bersifat sukarela.
Pengungkapan sukarela merupakan pilihan bebas manajemen untuk memberikan
informasi akuntansi dan informasi lainnya yang dipandang relevan untuk keputusan
oleh para pemakai laporan keuangan tersebut, sedangkan pengungkapan wajib
merupakan pengungkapan yang diharuskan oleh peraturan yang telah ditetapkan oleh
badan otoriter (Chariri dan Ghozali, 2003: 247). Untuk sektor publik di Indonesia,
pengungkapan informasi dalam laporan keuangan pemerintah diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh karakteristik legislatif
yang memiliki kontribusi terhadap tingkat kepatuhan pengungkapan wajib.
Karakteristik tersebut dihubungkan dengan kualifikasi dari anggota legislatif tersebut
(Lawrence, 1998). Kualifikasi tersebut antara lain : tingkat pendidikan, latar belakang
pendidikan, jenis kelamin, dominasi parlemen, ukuran parlemen.
Parlemen memiliki kewajiban untuk melegitimasi laporan keuangan yang
akan dikeluarkan oleh agen pemerintah. Parlemen, kemudian, harus memastikan
bahwa pengungkapan akuntansi yang wajib telah terpenuhi dalam laporan keuangan
(Jacobs dan Jones, 2009). Dengan cara lain, parlemen harus memastikan bahwa
laporan keuangan telah sesuai dengan pengungkapan akuntansi yang wajib.
Penelitian terdahulu menyatakan bahwa pengungkapan dalam laporan
keuangan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Bamber et al. (2010) menyatakan bahwa
karakteristik demografis seorang manajer puncak berpengaruh terhadap luas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
pengungkapan sukarela yang dilakukan perusahaan. Retnoningsih (2009) menyatakan
bahwa karakteristik parlemen berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan wajib.
Faktor lain yang mempengaruhi kepatuhan pengungkapan adalah karakteristik
keuangan. Karakteristik keuangan perusahaan sering diproksikan dengan berbagai
macam rasio keuangan, antara lain ROA, ROE, Profit Margin. Michelle & Megawati
(2005) menyatakan bahwa tingkat pengembalian investasi berupa dividen bagi
investor dapat diprediksi melalui rasio profitabilitas, likuiditas, dan leverage (hutang)
dari perusahaan. Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
efektifitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian dari penjualan investasi serta
kemampuan perusahaan menghasilkan laba (profit) yang akan menjadi dasar
pembagian dividen perusahaan. Rasio yang paling umum digunakan untuk mengukur
profitabilitas adalah ROA (Return on Assets), ROE (Return on Equity), dan ROI
(Return on Investment). Dalam memprediksi tingkat pengembalian investasi yang
berupa dividen dapat digunakan ROI yang mengukur tingkat pengembalian investasi
atas investasi pada aktiva. Fitriani (2001) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa
net profit margin juga mempengaruhi pengungkapan laporan keuangan.
Penelitian mengenai pengungkapan wajib laporan keuangan pada sektor
publik masih sedikit, sehingga peneliti tertarik untuk meneliti masalah ini.
Berdasarkan penjelasan pada bagian latar belakang masalah, perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah seperti berikut ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
B. RUMUSAN MASALAH
Penelitian mengenai pengungkapan wajib laporan keuangan pada sektor
publik masih sedikit, sehingga peneliti tertarik untuk meneliti masalah ini.
Berdasarkan penjelasan pada bagian latar belakang masalah, perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah seperti berikut ini.
1. Apakah terdapat pengaruh level pendidikan anggota dewan terhadap tingkat
kepatuhan pengungkapan wajib?
2. Apakah terdapat pengaruh gender di anggota dewan terhadap tingkat kepatuhan
pengungkapan wajib?
3. Apakah terdapat pengaruh jumlah atau ukuran dewan di suatu daerah terhadap
tingkat kepatuhan pengungkapan wajib?
4. Apakah terdapat pengaruh tingkat asset turnover di suatu daerah terhadap tingkat
kepatuhan pengungkapan wajib?
5. Apakah terdapat pengaruh tingkat profit margin terhadap tingkat kepatuhan
pengungkapan wajib?
6. Apakah terdapat pengaruh tingkat debt ratio terhadap tingkat kepatuhan
pengungkapan wajib?
7. Apakah terdapat pengaruh tingkat quick ratio terhadap tingkat kepatuhan
pengungkapan wajib?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh
bukti empiris tentang pengaruh karakteristik keuangan daerah dan karakteristik
legislatif terhadap tingkat kepatuhan pengungkapan wajib pemerintah daerah.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan seperti berikut ini.
1. Untuk memperoleh bukti empiris tentang tingginya tingkat pendidikan anggota
dewan terhadap tingkat kepatuhan pengungkapan wajib?
2. Untuk memperoleh bukti empiris tentang pengaruh level pendidikan anggota
dewan terhadap tingkat kepatuhan pengungkapan wajib?
3. Untuk memperoleh bukti empiris tentang pengaruh latar belakang anggota dewan
terhadap tingkat kepatuhan pengungkapan wajib?
4. Untuk memperoleh bukti empiris tentang pengaruh gender di anggota dewan
terhadap tingkat kepatuhan pengungkapan wajib?
5. Untuk memperoleh bukti empiris tentang pengaruh ukuran dari banyaknya
anggota dewan terhadap tingkat kepatuhan pengungkapan wajib?
6. Untuk memperoleh bukti empiris tentang pengaruh tingkat return on equity
terhadap tingkat kepatuhan pengungkapan wajib?
7. Untuk memperoleh bukti empiris tentang pengaruh tingkat profit margin terhadap
tingkat kepatuhan pengungkapan wajib?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
D. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini akan memberikan kontribusi beberapa, seperti:
1. Penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi literatur akuntansi, terutama
dalam teori legitimasi.
2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pemerintah dalam
melakukan pemerintahan yang baik.
3. Penelitian ini dapat memberikan saran bagi para pemilih dalam memilih
kandidat anggota dewan untuk memilih orang yang tepat.
4. Bagi anggota dewan hasil penelitian ini dapat dijadikan tolok ukur untuk
melegitimasi laporan keuangan yang akan dikeluarkan oleh agen pemerintah
dan untuk peningkatan kualitas anggota legislatif daerah untuk masa yang
akan datang.
5. Bagi pemerintah pusat selaku regulator dalam pembuatan Standar Akuntansi
Pemerintahan, hasil penelitian ini dapat dijadikan tolok ukur penerapan
Standar Akuntansi Pemerintahan dalam LKPD.
6. Bagi pemerintah daerah sebagai pengguna Standar Akuntansi Pemerintahan,
hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan dalam penyediaan faktor-
faktor yang mempengaruhi penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan dalam
LKPD.
7. Penelitian ini akan memberikan kontribusi bagi akademisi untuk memperbesar
pengetahuan akuntansi terutama di bidang sektor publik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengungkapan Informasi Dalam Laporan Keuangan
Berdasarkan peraturan pemerintah nomor 24 tahun 2005, laporan keuangan
disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan
seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode
pelaporan.
Penyediaan informasi tersebut untuk kepentingan transparansi, menurut
KNKG (2008), transparansi mengandung unsur pengungkapan (disclosure) dan
penyediaan informasi yang memadai dan mudah diperoleh oleh pemangku
kepentingan. Transparansi diperlukan agar pengawasan oleh masyarakat dan dunia
usaha terhadap penyelenggaraan Negara dapat dilakukan secara obyektif.
Pengungkapan informasi yang memadai, baik data yang bersifat kuantitatif
maupun kualitatif, harus ditekankan pada informasi yang material dan relevan yang
dapat dipergunakan dalam pengambilan keputusan. Pengungkapan harus dapat
menambah nilai informasi dan bukan menguranginya dengan adanya keterangan yang
terinci dan sulit dianalisis.
Laporan keuangan pemerintah menyajikan secara lengkap informasi yang
dibutuhkan oleh pengguna yang dapat ditempatkan pada lembar muka laporan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
keuangan atau catatan atas laporan keuangan (peraturan pemerintah nomor 24 tahun
2005 tentang standar akuntansi pemerintahan). Catatan atas laporan keuangan
meliputi penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan
dalam laporan realisasi anggaran, neraca, dan laporan arus kas, termasuk penyajian
informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh standar akuntansi pemerintahan serta
pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar
atas laporan keuangan, seperti kewajiban kontijensi dan komitmen-komitmen lainnya.
2. Standar Akuntansi Pemerintahan
Kebutuhan akan SAP menguat ketika di sektor komersil mengeluarkan
standar akuntansi keuangan oleh ikatan akuntan Indonesia pada tahun 1994.
Kebutuhan tersebut secara eksplisit dijabarkan dalam peraturan pemerintah nomor
105 tahun 2000 yang menyebutkan perlunya standar akuntansi pemerintah dalam
pertanggungjawaban keuangan daerah.
Berdasarkan peraturan pemerintah nomor 24 tahun 2005, standar akuntansi
pemerintahan didefinisikan sebagai prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam
menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah. Peraturan pemerintah ini
dijadikan dasar dalam pengungkapan wajib informasi laporan keuangan pemerintah.
Standar akuntansi pemerintahan diterapkan di sektor pemerintahan, seperti
pemerintah pusat, pemerintah daerah, maupun orgainisasi di lingkungan pemerintah
pusat maupun daerah.
Standar akuntansi pemerintahan merupakan standar tunggal yang akan
membuat usaha multinasional menjadi lebih mudah (Al-Shiab, 2008). Adanya standar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
akuntansi pemerintah diharapkan akan terciptanya transparansi, partisipasi, dan
akuntabilitas pengelolaan keuangan Negara/daerah guna mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang baik.
Pasal 2 ayat (1) dan (2) peraturan pemerintah nomor 24 tahun 2005
menyebutkan bahwa standar akuntansi pemerintahan dinyatakan dalam bentuk
pernyataan standar akuntansi pemerintahan (PSAP) dan dilengkapi dengan pengantar
standar akuntansi pemerintahan. Terdapat 11 PSAP dalam standar akuntansi
pemerintahan. Pengungkapan minimal yang dipersyaratkan dalam PSAP diantaranya
pada akun-akun yang tercantum dalam neraca, yaitu PSAP nomor 5 sampai dengan
PSAP nomor 11.
3. Karakteristik Anggota Dewan
Legislatif memiliki kewajiban untuk melegitimasi laporan keuangan yang
akan dikeluarkan oleh agen pemerintah (Pemerintah Daerah). Parlemen, kemudian,
harus memastikan bahwa pengungkapan akuntansi yang wajib telah terpenuhi dalam
laporan keuangan (Jacobs dan Jones, 2009). Dengan cara lain, parlemen harus
memastikan bahwa laporan keuangan telah sesuai dengan pengungkapan akuntansi
yang wajib.
Anggota dewan yang memiliki latar belakang pendidikan ekonomi/akuntansi
berpengaruh terhadap pemenuhan pengungkapan wajib LKPD. Retnoningsih (2009)
menjelaskan dalam penelitiannya bahwa karakteristik Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (DPRD) berpengaruh terhadap pemenuhan pengungkapan wajib LKPD.
Semakin banyak anggota DPRD yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
berpengaruh positif terhadap pemenuhan pengungkapan wajib LKPD. Namun
berbeda dengan hasil penelitian Mandasari (2009), penelitian Retnoningsih (2009)
menunjukkan bahwa latar belakang pendidikan ekonomi anggota DPRD tidak
berpengaruh terhadap pemenuhan pengungkapan wajib LKPD. Hal ini dikarenakan
sangat sedikit anggota DPRD pada Pemerintah Daerah yang menjadi sampel yang
memiliki latar belakang pendidikan ekonomi.
4. Karakteristik Pemerintah Daerah
Pemerintah daerah berdasarkan undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang
pemerintahan daerah, mempunyai arti gubernur, bupati, atau walikota, dan perangkat
daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah, sehingga pemerintah
daerah di Indonesia terdiri dari pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten atau
kota.
Elemen-elemen yang terdapat dalam suatu LKPD dapat menggambarkan
karakteristik pemerintah daerah yang bersangkutan, seperti yang disebutkan oleh
Bastian (2006:432) bahwa neraca merupakan laporan yang memberikan gambaran
utuh dari suatu entitas (pemerintah daerah) pada suatu titik waktu.
Pada penelitian-penelitian di sektor privat, karakteristik entitas sering kali
diproksikan dalam item-item atau perbandingan antar item (rasio) pada laporan
keuangan entitas yang bersangkutan. Ahmed (1995) menggunakan proksi
karakteristik perusahaan berupa ukuran perusahaan, status listing perusahaan, ukuran
kantor akuntan publik, dan leverage. Marwata (2001) memproksikan karakteristik
perusahaan dengan size perusahaan, basis perusahaan, rasio likuiditas, umur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
perusahaan, penerbitan sekuritas pada tahun berikutnya, pemilikan publik dan
pemilikan asing. Arifin (2002) menggunakan komposisi dewan komisaris, ukuran
perusahaan, lingkup operasi perusahaan dan jenis industri, dewan audit leverage, dan
profitabilitas sebagai proksi dari karakteristik perusahaan. Penelitian ini akan
memproksikan karakteristik pemerintah daerah dalam item-item atau perbandingan
antar item (rasio) yang terdapat dalam laporan keuangan pemerintah daerah,
diantaranya level pendidikan, gender, jumlah anggota dewan, quick ratio, asset
turnover, debt ratio, profit margin.
5. Pengungkapan Wajib dan Karakteristik Pemerintahan Daerah
Penyusunan laporan keuangan pemerintah menggunakan standar akuntansi
pemerintahan, dengan standar tersebut dapat digunakan sebagai acuan untuk
menentukan informasi apa saja yang akan disajikan dalam laporan keuangan
pemerintah. Standar akuntansi pemerintah mengatur mengenai informasi yang wajib
disajikan dalam laporan keuangan, bagaimana menetapkan, mengukur, dan
melaporkannya.
Sistem akuntansi pemerintah harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat
menghasilkan laporan keuangan yang mengacu pada standar akuntansi pemerintahan.
Pemerintah daerah yang telah mengantisipasi penerapan standar akuntansi
pemerintahan hanya perlu sedikit merubah atau memodifikasi sistem akuntansinya.
Perubahan sistem ini tidak terlepas dari pengaruh aspek biaya dan manfaat, sehingga
tarik-menarik antara biaya dan manfaat suatu daerah dengan daerah yang lainnya
akan berbeda. Karakteristik masing-masing daerah akan berpengaruh terhadap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
perubahan sistem akuntansi yang pada akhirnya penerapan standar akuntansi
pemerintahan di masing-masing daerah pada suatu waktu akan berbeda pula.
B. PENELITIAN TERDAHULU
Penelitian sebelumnya mengenai tingkat kepatuhan dalam laporan keuangan
sebagian besar ditunjukan untuk sektor swasta. Penelitian tersebut banyak
menghubungkan pengaruh karakteristik perusahaan terhadap kelengkapan
pengungkapan di laporan keuangan. Penelitian yang dilakukan oleh subiyantoro
(1996) menggunakan analisis regresi untuk menentukan karakteristik perusahaan
yang menjelaskan variasi indek pengungkapan wajib dalam laporan tahunan.
Hasilnya adalah firm size, leverage, dan likuiditas berpengaruh signifikan terhadap
indek kelengkapan pengungkapan wajib pada laporan tahunan. Penelitian Marwata
(2001) menunjukkan bahwa kualitas pengungkapan sukarela berhubungan positif
dengan size perusahaan dan penerbitan sekuritas pada tahun berikutnya dan tidak
berkaitan dengan variabel likuiditas, basis perusahaan, umur perusahaan di bursa, dan
struktur kepemilikan. Hasil penelitian subroto (2003) menjelaskan bahwa variabel
kualitas kantor akuntan publik (KAP) dan ukuran perusahaan berpengaruh positif
terhadap kepatuhan terhadap ketentuan pengungkapan wajib.
Penelitian sejenis di sektor publik pernah dilakukan oleh Mandasari (2009)
dan Retnoningsih (2009). Penelitian tersebut meneliti tentang praktik pemenuhan
pengungkapan wajib pada pemerintah daerah di Indonesia. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa praktek pemenuhan pengungkaan wajib LKPD berdasarkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
standar akuntansi pemerintahan pada pemerintah daerah di Indonesia masih rendah,
yaitu 52,57% (mandasari, 2009) dan 54,54% (retnoningsih, 2009). Mandasari (2009)
juga menjelaskan bahwa karakteristik pemerintah daerah berpengaruh terhadap
pemenuhan pengungkapan wajib LKPD.
C. PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Lawrence (1998) mengemukakan bahwa legitimasi menunjukkan orang yang
memenuhi syarat untuk profesi tertentu. Artinya, orang yang memiliki pengetahuan,
keterampilan, atau kompetensi berhak untuk menjadi anggota profesi tersebut. Jadi,
latar belakang pendidikan dan tingkat pendidikan menjadi faktor penting untuk
dipertimbangkan.
Hipotesis ini muncul sebagai argumen bahwa anggota parlemen yang
mempunyai pendidikan atau berpendidikan lebih tinggi, akan mempunyai kepatuhan
yang lebih baik terhadap pengungkapan akuntansi wajib. Hal ini karena anggota
parlemen berpendidikan akan memiliki pengetahuan, keterampilan, atau kompetensi
untuk melegitimasi laporan keuangan tersebut (Patten, 2000).
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian
sebagai berikut:
H1 = Tingkat pendidikan anggota dewan berpengaruh terhadap tingkat
kepatuhan pengungkapan wajib dalam laporan keuangan
pemerintah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Huang and Kisgen (2008). MacLeod Heminway (2007) berpendapat bahwa
wanita lebih dapat dipercaya daripada laki-laki dan oleh karena itu kemungkinan
tidak akan memanipulasi keuangan dan pengungkapan yang dilakukan perusahaan.
Sebagai contoh wanita akan lebih mungkin untuk taat pada peraturan yang (Baldry
1987; Lenney 1977). Selanjutnya, penelitian ini akan menggunakan proporsi wanita
dalam parlemen. Jumlah anggota wanita dibagi dengan jumlah total anggota
parlemen.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian
sebagai berikut:
H2 = Gender dalam anggota dewan berpengaruh terhadap tingkat
kepatuhan pengungkapan wajib dalam laporan keuangan
pemerintah.
Deephouse and Carter (2005) menyatakan bahwa ukuran berpengaruh
terhadap legitimasi. Organisasi besar biasanya memiliki hubungan kontraktual dan
sosial yang lebih kepada stakeholders, yang meningkatkan visibilitas, status, dan
taken-for-granted ness (Fombrun dan Shanley, 1990; Meyer dan Rowan, 1977;
Meznar dan Nigh, 1995; Phillips dan Zuckerman, 2001 ). Penelitian ini menggunakan
ukuran parlemen yang berupa jumlah total anggota parlemen.
H3 = Ukuran dewan berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan
pengungkapan wajib dalam laporan keuangan pemerintah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Debt ratio/leverage adalah asset dan sumber dana yang oleh perusahaan yang
memiliki biaya tetap dengan maksud agar meningkatkan keuntungan potensial
pemegang saham (Sartono, 2001:257). Menurut Husnan (1997:560) rasio
utang/leverage mengukur seberapa jauh perusahaan menggunakan hutang yang
dilakukan oleh pemerintah daerah dalam suatu periode tertentu. Maka hipotesis
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
H4 = Debt ratio berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan pengungkapan
wajib dalam laporan keuangan pemerintah.
Profit Margin merupakan angka rasio yang menggambarkan jumlah
perbandingan antara surplus atau defisit anggaran dalam suatu periode dengan jumlah
pendapatan asli daerah dalam satu periode akuntansi. Kedua angka dalam
penghitungan rasio ini diambil dari laporan realisasi angaran pemerintah daerah.
Maka hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
H5 = Profit margin berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan
pengungkapan wajib dalam laporan keuangan pemerintah.
Quick Ratio (Rasio Cepat) merupakan salah satu rasio dari beberapa rasio
likuiditas yang digunakan dalam mengukur kemampuan laba perusahaan. Rasio cepat
(Quick Ratio) dapat memberikan gambaran yang lebih cermat tentang keadaan
likuiditas perusahaan, karena lebih mendekati kebenaran dibandingkan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
menggunakan rasio lainnya yang masih bersifat umum (Kuswadi, 2004, 199). Maka
hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
H6 = quick ratio berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan
pengungkapan wajib dalam laporan keuangan pemerintah.
Asset turnover merupakan perbandingan antara jumlah pendapatan asli daerah
dengan jumlah asset pemerintah daerah. Rasio ini menggambarkan kemampuan
daerah dalam menggunakan jumlah asset daerah yang dimiliki untuk memperolah
pendapatan asli daerah.
Menurut Schipper (1981) dalam Marwata (2001), tambahan informasi diperlukan
untuk menghilangkan keraguan pemegang obligasi terhadap dipenuhinya hak-hak
mereka sebagai kreditur. Oleh karena itu entitas dengan rasio leverage yang tinggi
memiliki kewajiban untuk memenuhi kebutuhan informasi kreditur jangka panjang,
Sehingga entitas akan menyediakan informasi secara lebih komprehensif. Ainun
Na'im dan Fuad Rakhman (2000) membuktikan bahwa rasio leverage mempunyai
hubungan positif dengan kepatuhan pengungkapan. Botosan (1997) juga
meregresikan tingkat pengungkapan dengan ukuran perusahaan, leverage, dan status
listing perusahaan. Hasilnya hanya ukuran perusahaan dan leverage berpengaruh
positif dan signifikan terhadap tingkat pengungkapan. Pemerintah daerah akan
memberikan informasi yang komprehensif dalam laporan keuangannya untuk
menghilangkan keragu-raguan kreditur terhadap pemenuhan hak-haknya.
H7 = asset turnover berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan
pengungkapan wajib dalam laporan keuangan pemerintah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
D. KERANGKA PEMIKIRAN
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh karakteristik anggota dewan
dalam suatu pemerintah daerah dan karakteristik keuangan pemerintah daerah
terhadap tingkat pengungkapan wajib dalam laporan keuangan pemerintah daerah.
Adapun kerangka pikir dalam penelitian ini dapat dinyatakan dalam gambar berikut
ini.
Gambar 1 Kerangka pikir penelitian
Karakteristik Anggota Dewan
· Tingkat pendidikan anggota dewan
· jumlah wanita (gender) di suatu pemerintahan daerah
· jumlah anggota dewan
Tingkat Kepatuhan Pengungkapan Wajib Karakteristik Keuangan
Pemerintah Daerah
· Debt Ratio (DR) · Profit Margin (PM) · Quick Ratio (QR) · Asset turnover (AT)
Variabel Independen Variabel Dependen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Penyusunan laporan keuangan ditujukan untuk menyediakan informasi yang
relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu
entitas pelaporan selama satu periode pelaporan untuk kepentingan transparansi dan
akuntabilitas serta sebagai pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan
sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
Pengungkapan wajib laporan keuangan pemerintah daerah diatur dalam
peraturan pemerintah nomor 24 tahun 2005 tentang standar akuntansi pemerintahan.
Penelitian ini akan meneliti sejauh mana pemerintah daerah mengungkapkan
informasi keuangannya dalam laporan keuangan seperti yang dipersyaratkan dalam
peraturan pemerintah nomor 24 tahun 2005 tentang standar akuntansi pemerintahan
dan mencoba mencari hubungan antara karakteristik pemerintah daerah dengan
tingkat pengungkapan wajib laporan keuangan.
Karakteristik pemerintah daerah diproksikan dalam variabel: tingkat
pendidikan anggota dewan,tingkat pendidikan anggota dewan, tingginya jumlah
wanita di suatu pemerintahan daerah, jumlah dewan pada suatu pemerintah daerah,
pada laporan keuangan daerah, profit margin pada laporan keuangan daerah, debt
ratio pada laporan keuangan daerah, quick ratio pada laporan keuangan daerah.
Kerangka pikir dalam penelitian ini ditunjukkan oleh gambar berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Penelitian ini merupakan stastistical study dengan menggunakan statistik
terapan yaitu berupa analisis regresi. Pengujian hipotesis dilakukan untuk
membuktikan hubungan antar variabel sesuai dengan model penelitian yang
digunakan. Penelitian ini memfokuskan pada kepatuhan pengungkapan wajib akun-
akun yang terdapat pada neraca yang tertuang dalam standar akuntansi pemerintahan.
Dalam penelitian ini terdapat beberapa pembatasan-pembatasan. Pembatasan-
pembatasan tersebut antara lain dimensi waktu yang diambil adalah cross sectional,
artinya penelitian hanya dilakukan sekali dalam satu periode yaitu pada tahun 2008.
Pembatasan ini didasarkan atas pertimbangan waktu, biaya, dan tenaga.
B. POPULASI DAN SAMPEL
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2004: 73). Penelitian ini
menggunakan seluruh laporan keuangan pemerintah daerah pada tahun 2008 yang
telah diperiksa oleh badan pemeriksa keuangan republik Indonesia. Laporan
keuangan pemerintah daerah tahun 2008 dipilih sebagai populasi penelitian karena
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
laporan keuangan pemerintah daerah tahun 2008 merupakan implementasi standar
akuntansi pemerintahan sehingga diharapkan pemerintah daerah lebih memahami
penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah berdasarkan standar akuntansi
pemerintahan. Penelitian ini tidak menggunakan data laporan keuangan pemerintah
daerah tahun 2009 dan 2010 karena pada saat penelitian data tersebut tidak tersedia
dalam situs Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono, 2004: 73). Sampel dalam penelitian ini adalah laporan keuangan
pemerintah kabupaten dan kota tahun 2008, karena disamping jumlah yang relatif
banyak untuk dijadikan sampel, karakteristik pemerintah kabupaten dan kota relatif
sama. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling, yaitu
teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (sugiyono, 2004: 78). Sampel
penelitian ini dipilih berdasarkan kriteria yang dikembangkan oleh Mandasari (2009),
berikut ini.
1. Pemerintah daerah kabupaten atau kota di Indonesia tahun 2008.
2. Pemerintah daerah yang mempunyai website dan aktif serta dapat diakses.
3. Pemerintah daerah kabupaten atau kota di Indonesia yang menerbitkan
laporan keuangan pada tahun 2008.
4. Pemerintah daerah kabupaten atau kota di Indonesia yang menerbitkan
laporan keuangan pada tahun 2008 dengan opini wajar tanpa pengecualian
dan wajar dengan pengecualian dari hasil pemeriksaan badan pemeriksa
keuangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
5. Pemerintah daerah kabupaten atau kota di Indonesia yang menerbitkan
laporan keuangan pada tahun 2008 dengan menyediakan informasi jumlah
data dan informasi yang dibutuhkan, seperti utang pemerintah, karakteristik
anggota dewan dan lain sebagainya.
Adapun pemerintah daerah yang terpilih menjadi sampel dalam pemerintahan
ini dapat diuraikan seperti table berikut ini:
No. KAB/KOTA Jml Anggota No. KAB/KOTA Jml Anggota
1 Kab. Aceh timur 30 23 Kab. Kepualauan sangihe 23
2 Kab. Aceh tengah 25 24 Kab. Polewali mandar 35
3 Kab. Gayo lues 20 25 Kab. Gorontalo 25
4 Kab. Sleman 42 26 Kab. Buru 36
5 Kota P. siantar 29 27 Kab. Biak numfor 26
6 Kab. Jembrana 30 28 Kab. Bojonegoro 45
7 Kab. Bandung 43 29 Kab. Gunung kidul 45
8 Kab. Gianyar 37 30 Kab. Flores timur 30
9 Kab. Dompu 25 31 Kab. Bulukumba 34
10 Kab. Ende 29 32 Kab. Banyumas 45
11 Kab. P Pariaman 44 33 Kab. Banjarnegara 45
12 Kab. Kampar 45 34 Kab. Kebumen 45
13 Kota batam 44 35 Kab. Brebes 45
14 Kab. Oku selatan 28 36 Kab batang 39
15 Kab. Oki 35 37 Kab. Rembang 44
16 Kab. Bungo 30 38 Kab. Blora 45
17 Kab. Bangka sltn 29 39 Kab. Grobogan 45
18 Kab. Belitung tmr 26 40 Kota Pekalongan 30
19 Kab. Bangka tengah 25 41 Kab. Boyolali 45
20 Kab. Lampung tmr 46 42 Kab. Bengkalis 45
21 Kota metro 25 43 Kota Banjarmasin 45
22 Kab. Tangerang 45 Sumber data: hasil penulusuran website pemda
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
C. METODA PENGUMPULAN DATA
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak
langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain) (Indriantoro
dan Supomo, 1999: 147). Data berupa laporan keuangan pemerintah daerah diperoleh
dari situs badan pemeriksa keuangan republik Indonesia melalui internet. Data yang
akan diambil pada penelitian ini adalah data dari laporan keuangan pemerintah daerah
pada tahun 2008 pada pemerintah kabupaten/kota di Indonesia.
D. VARIABEL PENELITIAN DAN PENGUKURANNYA
Penelitian ini akan menggunakan variabel independen dan dependen berikut
ini.
1. Variabel dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah tingkat ketaatan pengungkapan
wajib berdasarkan SAP. Penelitian ini memfokuskan pada kepatuhan pengungkapan
wajib akun-akun yang terdapat pada neraca yang tertuang dalam standar akuntansi
pemerintahan.
Variabel dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh
variabel independen (Indriatoro dan Supomo, 1999: 63). Variabel dependen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat pengungkapan wajib laporan keuangan
pemerintah daerah. Variabel ini didapatkan dari laporan keuangan pemerintah daerah
dengan mengukur beberapa banyak butir pengungkapan laporan keuangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
berdasarkan standar akuntansi pemerintahan yang diungkap oleh pemerintah daerah.
Yang tergolong dalam butir yang wajib diungkapkan pemerintah dalam laporan
keuangan adalah butir-butir yang tercantum dalam peraturan pemerintah nomor 24
tahun 2005 tentang standar akuntansi pemerintahan, yaitu yang tertuang dalam PSAP
nomor 5 sampai dengan PSAP nomor 9.
Kepatuhan pengungkapan wajib dapat dinyatakan dalam bentuk indeks yang
pengukurannya mengadopsi pengukuran pada sektor privat yang dilakukan oleh
Almilia dan Retrinasari (2007) berikut ini.
a. Memberi skor untuk setiap item pengungkapan secar dikotomi, dimana jika
suatu item diungkapkan diberi nilai satu dan jika tidak diungkapkan akan
diberi nilai nol.
b. Skor yang diperoleh setiap pemerintah daerah dijumlahkan untuk
mendapatkan skor total.
c. Menghitung indeks kepatuhan pengungkapan wajib dengan cara membagi
total skor yang diperoleh dengan total skor yang diharapkan dapat diperoleh
pemerintah daerah.
Formula yang digunakan dalam menentukan tingkat pengungkapan wajib
adalah.
å
å
=
=
=
==
m
ii
n
ii
j
dM
dTC
1
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Cj adalah indek pengungkapan wajib dalam neraca untuk setiap pemerintah
daerah dan 10 ££ jC . T merupakan total item yang diungkap (di) oleh pemerintah
daerah j. M merupakan jumlah maksimum item yang diwajibkan diungkap (di) oleh
pemerintah daerah j.
2. Variabel independen
Variabel independen adalah tipe variabel yang menjelaskan atau
mempengaruhi variabel lain (indriantoro dan Supomo, 1999: 63). Variabel
independen yang dipakai dalam penelitian ini adalah karakteristik pemerintah daerah
yang diproksikan dalam delapan variabel sebagai berikut:
a. Karakteristik Dewan
1) Level pendidikan (LEVEL)
Latar belakang pendidikan menjadi faktor penting. Milne and
Patten (2002) menggunakan level pendidikan sebagai variabel bebas.
Lawrence (1998) menyarankan bahwa legtimasi mengindikasikan bahwa
seseorang memiliki kualifikasi dalam profesi tertentu. Variabel bebas
level pendidikan dalam penelitian ini berfokus pada lulusan sarjana karena
anggota parlemen yang memiliki level pendidikan yang tinggi akan lebih
taat dalam melakukan pangungkapan (Lawrence, 1998). Jumlah lulusan
sarjana akan dibagi dengan jumlah total anggota parlemen.
LEVEL =
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
2) Gender (GENDER)
Seperti yang didiskusikan sebelumnya, penelitian dari area yang
bebeda menyarankan bahwa wanita lebih cenderung kurang agresif atau
lebih berhati-hati dalam menghasilkan keputusan keuangan. Sebagai
contoh wanita akan lebih mungkin untuk taat pada peraturan (Baldry
1987; Lenney 1977). Huang and Kisgen (2008). MacLeod Heminway
(2007) berpendapat bahwa wanita lebih dapat dipercaya daripada laki-laki
dan oleh karena itu kemungkinan tidak akan memanipulasi keuangan dan
pengungkapan yang dilakukan perusahaan. Selanjutnya, penelitian ini
akan menggunakan proporsi wanita dalam parlemen. Jumlah anggota
wanita dibagi dengan jumlah total anggta parlemen.
GENDER=
3) Ukuran Dewan (SIZE)
Deephouse and Carter (2005) menyatakan bahwa ukuran
berpengaruh terhadap legitimasi. Organisasi besar biasanya memiliki
hubungan kontraktual dan sosial yang lebih kepada stakeholders, yang
meningkatkan visibilitas, status, dan taken-for-granted ness (Fombrun dan
Shanley, 1990; Meyer dan Rowan, 1977; Meznar dan Nigh, 1995; Phillips
dan Zuckerman, 2001). Penelitian ini menggunakan ukuran parlemen yang
berupa jumlah total anggota parlemen.
SIZE=
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
b. Karakteristik Keuangan
4) Profit Margin (PM)
Profit Margin merupakan angka rasio yang menggambarkan
jumlah perbandingan antara surplus atau defisit anggaran dalam suatu
periode dengan jumlah pendapatan asli daerah dalam satu periode
akuntansi. Kedua angka dalam penghitungan rasio ini diambil dari
laporan realisasi anggaran pemerintah daerah. Untuk menentukan
angka rasio ini, formula yang digunakan adalah seperti berikut ini
(Cohen, 2006).
PM = ( )padvenuesOperatingTotal
DeficitSurplusNet
Re
)(
5) Debt ratio (DER)
Debt ratio/leverage adalah asset dan sumber dana yang oleh
perusahaan yang memiliki biaya tetap dengan maksud agar
meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham (Sartono,
2001:257). Menurut Husnan (1997:560) rasio utang/leverage
mengukur seberapa jauh perusahaan menggunakan hutang.
6) Quick Ratio (QR)
Quick Ratio (Rasio Cepat) merupakan salah satu rasio dari
beberapa rasio likuiditas yang digunakan dalam mengukur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
kemampuan laba perusahaan. Rasio ini memberikan gambaran yang
lebih cermat tentang keadaan likuiditas perusahaan. Perhitungannya
dapat dilakukan sebagai berikut:
7) Asset Turnover (AT)
Menurut Schipper (1981) dalam Marwata (2001), tambahan
informasi diperlukan untuk menghilangkan keraguan pemegang
obligasi terhadap dipenuhinya hak-hak mereka sebagai kreditur. Oleh
karena itu entitas dengan rasio leverage yang tinggi memiliki
kewajiban untuk memenuhi kebutuhan informasi kreditur jangka
panjang, Sehingga entitas akan menyediakan informasi secara lebih
komprehensif. Perhitungannya dapat dilakukan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
E. METODE ANALISIS DATA
a. Uji Asumsi Klasik
1) Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2007) uji normalitas data dilakukan dengan tujuan
untuk mengetahui apakah sampel yang diambil telah memenuhi kriteria
sebaran atau distribusi normal. Salah satu cara agar data dapat
berdistribusi normal adalah dengan menggunakan lewat pengamatan nilai
residual. Cara lain dengan melihat distribusi dan variabel-variabel yang
akan diteliti. Walaupun normalitas suatu variabel tidak selalu diperlukan
dalam analisis akan tetapi hasil uji statistik akan lebih baik jika semua
variabel berdistribusi normal. Untuk mendeteksi normalitas data dapat
juga menggunakan Kolmogorov-Smirnov. Dengan uji ini dapat diketahui
apakah distribusi nilai-nilai sampel yang teramati terdistribusi normal.
Kriteria dalam pengujian normalitas dalam pengujian ini adalah jika p-
value lebih kecil dari tingkat signifikansi penelitian 5%, maka data
variabel terdistribusi secara normal. Jika p-value lebih besar dari tingkat
signifikansi penelitian 5%, maka data variabel terdistribusi secara tidak
normal.
2) Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi antara variabel
independen yang satu dengan variabel independen yang lainnya. Gejala
multikolinearitas dapat diuji dengan meregresikan model analisis dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
melakukan uji korelasi antar variabel independen dengan menggunakan
Tolerance Value dan Varian Inflating Factor (VIF). Tolerance mengukur
variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh
variabel independen lainnya. Apabila nilai tolerance diatas 0.10 dan VIF
dibawah 10, maka menunjukkan tidak terjadi multikolinearitas.
3) Uji Heterokedastisitas
Heterokedastisitas menunjukkan bahwa variasi (varians) variabel tidak
sama untuk semua pengamatan. Pada heterokedastisitas, kesalahan yang
terjadi tidak random (acak), tetapi menunjukkan hubungan yang sistematis
sesuai dengan besarnya satu atau lebih variabel. Gejala heterokedastisitas
terjadi pada model yang menggunakan data sample secara cross section.
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas,
dalam penelitian ini menggunakan Uji Glejser. Apabila nilai signifikansi >
0,05 maka terjadi homoskedastisitas dan ini yang seharusnya terjadi,
namun jika sebaliknya nilai signifikansi < 0,05 maka terdapat
heteroskedasitas.
4) Uji Autokorelasi
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang
waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual tidak
bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Salah satu cara untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
adalah dengan Run Test. Menurut Ghozali (2007) Run Test sebagai bagian
dari statistik non-parametrik dapat pula digunakan untuk menguji apakah
antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak
terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak
atau random. Run Test digunakan untuk melihat apakah data residual
terjadi secara random atau tidak (sistematis).
b. Pengujian Hipotesis
Model yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini
adalah model umum persamaan regresi berganda. Analisis regresi berganda
dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen. Persamaan regresi untuk menguji hipotesis-hipotesis yang diajukan
dinyatakan dengan model sebagai berikut:
INDEKS = α + β1 DER + β2 QR + β3 PM + β4 AT + β5 LEVEL +
β6GENDER+ β7 SIZE + ei
Keterangan:
INDEKS = Indeks Kepatuhan Pengungkapan Wajib,
α = Konstanta
β1, β2, β3,…, β7 = Koefisien regresi
DER = debt to equity ratio
QR = current ratio
PM = profit margin ratio
AT = asset turnover ratio
LEVEL = tingkat pendidikan dewan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
GENDER = Jumlah proporsi wanita dengan jumlah total
anggota
SIZE = ukuran dewan
ei = Koefisien error.
Pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitia ini adalah.
1) Pengujian Regresi Parsial (Uji signifikansi-t)
Merupakan pengujian masing-masing variabel independen yang dilakukan
untuk melihat apakah masing-masing variabel independen berpengaruh
secara signifikan terhadap variabel independen. Uji signifikansi-t dalam
penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi 5%. Kriteria pengambilan
kesimpulan adalah bahwa hipotesis penelitian ditolak jika p-value > 0.05,
yang dapat diartikan bahwa variabel bebas tidak berpengaruh
2) Pengujian regresi secara simultan (Uji signifikansi-F)
Pengujian ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel independen
secara bersama-sama dengan variabel dependen. Uji signifikansi-F dalam
penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi 5%. Kriteria pengambilan
kesimpulan adalah bahwa hipotesis penelitian ditolak jika p-value > 0.05,
yang dapat diartikan bahwa variabel bebas tidak berpengaruh.
3) Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi adalah nilai yang menunjukkan seberapa besar
variabel independen dapat menjelaskan variabel dependennya. Nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
koefisien determinasi (R2) dilihat pada hasil pengujian regresi berganda
untuk variabel independen dan variabel dependen dengan bantuan
program
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENGUMPULAN DATA
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris terkait pengaruh
karakteristik anggota dewan dan karakteristik keuangan pemerintah daerah terhadap
tingkat kepatuhan pengungkapan wajib. Karakteristik anggota dewan atau anggota
dewan diproksikan dengan level pendidikan, gender wanita, dan ukuran atau jumlah
dewan pada suatu daerah. Karakteristik keuangan diproksikan dengan PM (profit
margin), DER (debt ratio), QR (quick ratio). Tingkat pengungkapan wajib dihitung
berdasarkan jumlah butir yang wajib diungkapkan pemerintah daerah dalam laporan
keuangan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan.
1. Pemilihan Sampel
Metode pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling, yaitu
teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu .Sampel penelitian ini dipilih
berdasarkan kriteria yang telah dipaparkan dalam bab sebelumnya.
Adapun hasil pemilihan sampel dalam penelitian adalah seperti berikut ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Tabel 1 Sampel Penelitian
NO KETERANGAN JUMLAH 1 Pemerintah kabupaten/ kota di Indonesia tahun 2008 496 2 Pemerintah daerah yang tidak mempunyai website dan atau
tidak dapat diakses (94)
2 Pemerintah daerah yang menerbitkan laporan keuangan tetapi tidak dapat diakses di website BPK-RI
(79)
3 Pemerintah daerah yang menerbitkan laporan keuangan dengan opini selain wajar tanpa pengecualian dan wajar dengan pengecualian
(248)
4 Pemerintah daerah yang menerbitkan laporan keuangan tetapi tidak mencantumkan data dan informasi yang dibutuhkan seperti
(132)
5 Jumlah sampel penelitian 43 Sumber: website pemerintah daerah dan BPK-RI
Tabel di atas menunjukkan bahwa pemerintah daerah baik kabupaten ataupun
kota di Indonesia pada tahun 2008 adalah 496. Dari jumlah tersebut, 94 daerah tidak
mempunyai website atau mempunyai tetapi sudah non aktif sehingga data
karakteristik pemerintah daerah tidak dapat diperoleh. Selain itu, 79 pemerintah
daerah mempunyai laporan keuangan yang tidak dapat diakses dalam website BPK-
RI, dan sejumlah 248 laporan keuangan pemerintah daerah mendapat opini selain
wajar tanpa pengecualian dan wajar dengan pengecualian, sehingga harus dikeluarkan
dari sampel penelitian. Selain itu, penelitian ini juga mengeluarkan sejumlah 132
pemerintah daerah yang tidak mencantumkan atau tidak mempunyai utang daerah.
Dengan demikian, jumlah akhir sampel penelitian ini yang memenuhi kriteria adalah
sebanyak 43 sampel dan secara lengkap dapat dilihat di lampiran penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
B. STATISTIK DESKRIPTIF
Statistik deskriptif pada penelitian ini dilakukan untuk mencari nilai
minimum, maksimum, mean dan standar deviasi dari variabel-variabel penelitian,
seperti yang ditunjukkan dalam tabel 2 berikut ini.
Tabel 2 Hasil uji statistik deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
DER 43 .00 .09 .0100 .01686 QR 43 1.02 245.93 69.7490 70.69008 PM 43 .02 2.88 .8599 .82669 AT 43 .00 .10 .0338 .02061 LEVEL 43 .27 .76 .5457 .12113 GENDER 43 .03 .36 .0958 .05928 SIZE 43 20.00 46.00 36.0233 8.54536 INDEKS 43 12.50 80.00 49.5130 14.78403 Valid N (listwise)
43
Sumber: Hasil pengolahan data
Nilai DER yang tertinggi adalah 0.9, sedangkan yang terendah adalah 0.
Untuk rata-rata sebesar 0,0100. Standar deviasi 0.01686, dengan rata-rata sebesar
0,0100 menunjukkan bahwa penggunaan hutang atau kewajiban pemerintah daerah
masih kurang. Sementara itu, Nilai QR yang tertinggi adalah 245.93 sedangkan yang
terendah adalah 1.02, untuk rata-rata sebesar 69.7490 dengan standar deviasi sebesar
70.69008 menunjukkan kemampuan likuiditas pemerintah daerah di Indonesia baik.
Untuk nilai PM yang tertinggi adalah 2,88 sedangkan yang terendah adalah
0,02; untuk rata-rata sebesar 0,8599. dengan standar deviasi sebesar 0,82669
menunjukkan bahwa kemampuan pemerintah daerah di Indonesia dalam keadaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
surplus dan nilai AT yang tertinggi adalah 0,10 sedangkan yang terendah adalah 0,00;
untuk rata-rata sebesar 0,0338. dengan standar deviasi sebesar 0,02061 menunjukkan
bahwa kemampuan pemerintah daerah di Indonesia adalah menghasilkan nilai PM
positif.
Nilai LEVEL yang tertinggi adalah 0,76 sedangkan yang terendah adalah
0,27; untuk rata-rata sebesar 0,5457. dengan standar deviasi sebesar 0,12113
menunjukkan bahwa anggota parlemen/dprd di Indonesia tingkat pendidikannya
minimal adalah sarjana strata 1, sementara itu nilai GENDER yang tertinggi adalah
0,36 sedangkan yang terendah adalah 0,03; untuk rata-rata sebesar 0,0958. dengan
standar deviasi sebesar 0,05928 menunjukkan bahwa anggota dewan perwakilan
rakyat daerah didominasi laki-laki.
Nilai SIZE yang tertinggi adalah 46 sedangkan yang terendah adalah 20;
untuk rata-rata sebesar 36,0233. dengan standar deviasi sebesar 8,54536
menunjukkan jumlah anggota dewan di pemerintah daerah di Indonesia lebih dari 30
orang, dan nilai INDEKS yang tertinggi adalah 80,00 sedangkan yang terendah
adalah 12,50; untuk rata-rata sebesar 49,5130. dengan standar deviasi sebesar
14.78403 menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan pengungkapan wajib sebagaimana
dicantumkan dalam SAP masih kurang dari 50%.
C. UJI ASUMSI KLASIK
Penelitian ini menggunakan model regresi untuk estimasi dengan signifikansi
dan representatif, hal ini dilakukan agar data yang digunakan mempunyai kualitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
yang tidak menyimpang dari asumsi klasik regresi, yang berupa: normalitas,
heteroskedastisitas, dan multikolinearitas.
1) Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan untuk menguji apakah data terdistribusi secara
normal. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki distribusi nilai
residual normal atau mendekati normal. Pengujian normalitas dalam penelitian ini
dilakukan menggunakan alat uji Kolmogorov-Smirnov dengan nilai residu atas
persamaan model regresi yang digunakan dalam penelitian. Hasil uji normalitas dapat
dilihat dalam tabel 3 berikut ini.
Tabel 3 Hasil Uji Normalitas
Unstandardized Residual
N 43 Normal Parametersa Mean 0
Std. Deviation 8.01888614
Most Extreme Differences
Absolute 0.073 Positive 0.062 Negative -0.073
Kolmogorov-Smirnov Z 0.477
Asymp. Sig. (2-tailed) 0.977 Sumber: Hasil pengolahan data
Hasil uji normalitas di atas menunjukkan bahwa dengan menggunakan uji
statistik Kolmogorov Smirnov, besarnya nilai asymp sig 0,977 yang lebih besar dari
5%. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwwa data terdistribusi secara normal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
2) Uji Heteroskedastis
Uji heteroskedastas bertujuan untuk memastikan bahwa model regresi tersebut
terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain
(Ghozali, 2009). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastis dalam model,
digunakan uji Glejser seperti pada tabel 4 berikut ini.
Tabel 4 Hasil Uji Heteroskedastis
Model Sig. kriteria keterangan (Constant) 0.982 α > 5% tidak terjadi heteroskedastas DER 0.519 α > 5% tidak terjadi heteroskedastas QR 0.386 α > 5% tidak terjadi heteroskedastas PM 0.760 α > 5% tidak terjadi heteroskedastas AT 0.858 α > 5% tidak terjadi heteroskedastas LEVEL 0.456 α > 5% tidak terjadi heteroskedastas GENDER 0.153 α > 5% tidak terjadi heteroskedastas SIZE 0.460 α > 5% tidak terjadi heteroskedastas
Sumber: Hasil pengolahan data
Tabel di atas menunjukkan bahwa probabilitas (sig) dalam tiap model regresi
yang digunakan dalam penelitian ini lebih besar dari 0,05 atau 5% sehingga dapat
dinyatakan bahwa tidak terjadi gejala heteroskedastisitas dalam semua model regresi
penelitian ini.
3) Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinieritas digunakan untuk menunjukkan ada tidaknya hubungan
linier di antara variabel-variabel independen dengan model regresi. Pengujian ini
dilakukan dengan menggunakan tolerance value dan variance inflation factor (VIF)
dengan kriteria, jika tolerance value < 0,01 dan VIF > 10% maka terjadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
multikolinieritas dan jika tolerance value > 0,01 atau VIF < 10% maka tidak terjadi
multikolinieritas. Hasil uji multikolinieritas dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini.
Tabel 5 Hasil Uji Multikolinearitas
Model Collinearity Statistics Tolerance VIF (Constant)
DER 0.877 1.141 QR 0.701 1.426 PM 0.745 1.342 AT 0.797 1.255 LEVEL 0.632 1.582 GENDER 0.876 1.141 SIZE 0.731 1.367
Sumber: Hasil pengolahan data
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai tolerance untuk semua variabel dalam
tiap-tiap model regresi lebih besar dari 0,1 dan nilai value inflating factor untuk
semua variabel dalam tiap-tiap model regresi lebih kecil dari 10. Hasil pengujian ini
mengindikasikan bahwa dalam model-model regresi yang digunakan dalam penelitian
ini tidak terjadi gejala multikolinieritas atau seluruh variabel dalam model-model
penelitian ini homokedastisitas.
D. PENGUJIAN HIPOTESIS
Tujuan penelitian ini adalah memperoleh bukti empiris terkait pengaruh
karakteristik keuangan dan karakteristik legislatif terhadap tingkat kepatuhan
pengungkapan wajib. Untuk tujuan penelitian tersebut, maka dalam melakukan analisis
data penelitian dengan menggunakan model regresi berganda. Pengujian hipotesis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
terdiri dari uji signifikansi-F, uji signifikansi-t dan uji koefisien determinasi yang
dipaparkan seperti di bawah ini.
1. Uji Signifikansi-F
Uji signifikansi-F dilakukan guna menentukan good of fittest atau uji
kelayakan model regresi yang digunakan dalam melakukan analisis hipotesis dalam
penelitian. Kriteria yang digunakan dalam pengujian ini adalah probability value
(sig). Apabila probability value dalam hasil pengujian lebih kecil dari 5%, maka
dapat dinyatakan bahwa model layak (fit) untuk digunakan sebagai model regresi
dalam penelitian yaitu level pendidikan anggota dewan, gender wanita pada
pemerintah daerah, ukuran atau jumlah anggota dewan, profit margin, debt ratio, dan
quick ratio, serta lokasi pemerintah daerah secara simultan berpengaruh terhadap
tingkat kepatuhan pengungkapan wajib dan sebaliknya jika probability value lebih
besar dari 5%, maka dapat dinyatakan bahwa model tidak layak untuk digunakan
dalam pengujian hipotesis penelitian.
Berikut disajikan hasil uji signifikansi-F dalam penelitian ini.
Tabel 6 Hasil Uji Signifikansi-F
Model Sum of Squares df
Mean Square F Sig.
1 Regression 6479.132 7 925.59 11.995 .000a Residual 2700.706 35 77.163 Total 9179.839 42
a. Predictors: (Constant), SIZE, AT, QR, GENDER, DER, PM, LEVEL b. Dependent Variabel: INDEKS
Sumber : Hasil pengolahan data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Tabel di atas menunjukkan bahwa probability value (sig) dari model regresi
yang digunakan dalam penelitian lebih kecil dari tingkat signifikansi penelitian 5%,
yaitu sebesar 0,000. Hasil ini mengindikasikan bahwa model regresi yang digunakan
dalam penelitian ini layak (fit) untuk digunakan sebagai model regresi pengujian
hipotesis. Dengan demikian dapat diartikan bahwa variabel independen dalam
penelitian ini secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen yang berupa
indeks pengungkapan wajib dalam laporan keuangan pemerintah daerah.
2. Uji Koefisien Regresi Parsial (Uji Signifikansi-t)
Uji signifikansi-t dimaksudkan untuk pengujian pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen dalam penelitian sebagaimana dinyatakan dalam hipotesis
penelitian ini. Selain untuk menguji pengaruh tersebut, uji ini juga dapat digunakan
untuk mengetahui tanda koefisien regresi masing-masing variabel independen
sehingga dapat ditentukan arah pengaruh masing-masing variabel independen
terhadap variabel dependen. Kriteria pengambilan kesimpulan atas hasil pengujian
adalah probability value (sig)-t, apabila probability value (sig)-t lebih kecil dari 5%,
maka dapat dinyatakan bahwa variabel independen berpengaruh terhadap variabel
dependen sehingga hipotesis yang diajukan dalam penelitian dapat diterima atau
didukung oleh data penelitian. Berikut ini disajikan hasil uji signifikansi-t dalam
penelitian ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Tabel 7 Hasil Uji Signifikansi-t
Model B t Sig. (Constant) 44.292 4.254 0.000 DER -276.819 -3.224 0.003* QR 0.069 3.028 0.005* PM 8700 4.581 0.000* AT 55.779 0.757 0.454 LEVEL 30.469 2.165 0.037* GENDER 23.134 0.947 0.350 SIZE -0.427 -2.302 0.027* *signifikan pada level signifikansi 5% Sumber : Hasil pengolahan data
Hasil pengaruh uji parsial (uji signifikansi-t) di atas menunjukkan bahwa
variabel karakteristik keuangan yang diproksikan DER, QR, PM, dan karakteristik
anggota dewan yang diproksikan dengan LEVEL, dan SIZE memiliki nilai kurang
dari 0,05 yaitu masing-masing sebesar 0,003; 0,005; 0,000; 0,037; dan 0,027 artinya
bahwa variabel DER, QR, PM, LEVEL dan SIZE secara parsial berpengaruh
terhadap tingkat kepatuhan pengungkapan wajib. Dengan demikian, hipotesis yang
menyatakan bahwa DER, QR, PM, LEVEL, dan SIZE berpengaruh terhadap tingkat
kepatuhan pengungkapan wajib adalah diterima.
Sementara itu, karakteristik keuangan yang diproksikan dengan AT dan
karakteristik anggota dewan yang diproksikan dengan GENDER, memiliki nilai
signifikansi lebih dari 0,05 yaitu sebesar 0,454 dan 0,350, artinya bahwa variabel AT
dan GENDER secara parsial tidak berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
pengungkapan wajib, sehingga hipotesis yang menyatakan AT dan GENDER
berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan pengungkapan wajib adalah ditolak.
3. Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi menyatakan persentase total variasi dari variabel
dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen dalam model. Untuk model
regresi dengan satu variabel independen koefisien determninasi ditunjukkan oleh nilai
R square (R2) dan untuk model regresi dengan menggunakan dua atau lebih variabel
independen koefisien determinasi ditunjukkan oleh nilai adjusted R square (adj R2).
Penelitian ini menggunakan nilai adj R2. Berikut ini disajikan hasil uji koefisien
determinasi.
Tabel 8 Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate 1
.840a 0.706 0.647 8.78425 b. Dependent Variabel: INDEKS
Sumber : Hasil pengolahan data
Hasil pengujian mengindikasikan bahwa nilai Adjusted R2 sebesar 0,706.
Hasil ini mengindikasikan bahwa variabel independen dalam penelitian ini yang
terdiri dari karakteristik anggota dewan dan karakteristik keuangan pemerintah daerah
mampu menjelaskan 70,6% variasi variabel dependen. Sementara itu, sisanya sebesar
29,4% dijelaskan oleh variabel lain di luar model penelitian ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
E. PEMBAHASAN
Terkait dengan karakteristik anggota dewan, hasil pengujian menunjukan
bahwa level pendidikan anggota dewan berpengaruh signifikan terhadap kinerja
keuangan pemerintah daerah dengan tanda koefisien regresi positif. Hasil penelitian
ini konsisten dengan penelitian Hambrick dan Mason (1984), serta Bamber et al.
(2010) bahwa level pendidikan manajemen berpengaruh terhadap outcome sebuah
organisasi dalam hal ini adalah tingkat pengungkapan wajib dalam laporan keaungan
pemerintah daerah. Sesuai dengan upper echelons theory bahwa level pendidikan
dihubungkan dengan keterbukaan pikiran, toleran terhadap ambiguitas, dan
kemampuan untuk memproses informasi yang kompleks sehingga akan
mempengaruhi outcome organisasi. Selain itu, Tingkat pendidikan juga berkaitan
positif dengan penerimaan terhadap inovasi (Bantel dan Jackson, 1989) sehingga
lebih memungkinkan bagi organisasi untuk menghasilkan outcome yang lebih tinggi.
Hasil pengujian juga menunjukan bahwa ukuran dewan berpengaruh terhadap
tingkat pengungkapan wajib dalam laporan keuangan pemerintah daerah. tanda
koefisien negatif mengindikasikan bahwa jumlah anggota dewan yang besar
menyebabkan ketidakefisienan dalam pengawasan dewan pada pemerintah terkait
laporan keuangan pemerintah daerah, sehingga anggota dewan yang besar akan
menurunkan tingkat pengungkapan dalam laporan keuangan pemerintah daerah. Hasil
penelitian ini konsisten dengan Bamber et al. (2010).
Namun demikian, penelitian ini tidak berhasil membuktikan pengaruh gender
terhadap tingkat pengungkapan wajib dalam laporan keuangan pemerintah daerah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Jenis kelamin anggota dewan tidak menyebabkan jumlah pengungkapan wajib dalam
laporan keuangan pemerintah daerah. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan
penelitian Bamber et al. (2010).
Terkait dengan karakteristik keuangan pemerintah daerah, hasil pengujian
menunjukan bahwa debt to equity ratio berpengaruh signifikan terhadap tingkat
pengungkapan wajib dalam laporan keuangan pemerintah daerah dengan tanda
koefisien regresi negatif. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa semakin tinggi
debt to equity ratio semakin rendah tingkat pengungkapan wajib dalam laporan
keuangan daerah keuangan. Hal ini mengindikasikan bahwa pemerintah yang
memiliki debt to equity ratio yang tinggi cenderung untuk menghadapi permasalahan
keuangan karena adanya keharusan untuk menanggung beban bunga yang tinggi dan
kewajiban untuk mengembalikan jumlah pinjaman yang tinggi sehingga berusaha
menyembunyikan tingginya informasi terkait dengan jumlah utang tersebut. Hasil
penelitian ini konsisten dengan Almelia dan Ikka (2007)
Hasil pengujian juga menunjukkan bahwa quick ratio pemerintah daerah
berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan wajib dalam laporan keuangan
pemerintah daerah dengan tanda koefisien regresi positif. Hasil ini mengindikasikan
bahwa tingkat quick ratio yang tinggi menyebabkan tingkat pengungkapan dalam
laporan keuangan pemerintah daerah yang tinggi pula. Angka quick ratio yang tinggi
merupakan berita baik karena memberi penggambaran bahwa pemerintah daerah
mampu memenuhi kewajiban lancarnya, sehingga kecederunganya pemerintah daerah
akan lebih tinggi pengungkapanya agar dapat menarik minat dari pemakai laporan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
keuangan pemerintah daerah. Hasil penelitian ini konsisten dengan dengan Almelia
dan Ikka (2007).
Bukti bahwa profit margin berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan
laporan keuangan pemerintah daerah juga mampu disediakan oleh penelitian ini.
Tanda koefisien regresi positif untuk variabel ini mengindikasikan bahwa tingkat
profit margin yang tinggi akan membawa kecenderungan yang tinggi pula pada
tingkat pengungkapan wajib dalam laporan keuangan pemerintah daerah. Profit
margin yang tinggi mengindikasikan bahwa kinerja keuangan pemerintah daerah
dalam kondisi yang baik, sehingga kecederunganya pemerintah daerah akan
melakukan pengungkapan wajib yang lebih tinggi agar informasi kinerja yang baik
tersebut dapat tersampaikan pada pemakai laporan keuangan pemerintah daerah.
Hasil penelitian ini konsisten dengan dengan Almelia dan Ikka (2007).
Namun demikian, penelitian ini tidak berhasil membuktikan pengaruh asset
turnover pemerintah daerah terhadap tingkat pengungkapan wajib dalam laporan
keuangan pemerintah daerah. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan dengan
Almelia dan Ikka (2007). Hasil penelitian ini dapat dijelaskan dengan alasan bahwa
sampai dengan saat ini, pemerintah daerah masih mengalami permasalahan yang
serius dengan pengelolaan aset daerah. Akuntansi aset daerah masih mengalami
kendala baik dari segi pengakuan, pengukuran, pencatatan maupun penilaianya,
sehingga sebagian besar penyebab terjadinya opini tidak wajar atau pengecualian
dalam opini BPK-RI adalah aset daerah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
BAB V
PENUTUP
A. SIMPULAN
Hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan mendasari
pengambilan simpulan yang dapat dipaparkan seperti berikut ini.
1. Karakteristik keuangan yang dinyatakan dengan debt to equity ratio
berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan wajib dalam laporan keuangan.
Tanda koefisien untuk variabel ini adalah negatif, sehingga dapat dinyatakan
bahwa semakin tinggi debt to equity ratio merupakan informasi yang buruk,
sehingga semakin rendah tingkat pengungkapan wajib dalam laporan
keuangan pemerintah daerah.
2. Karakteristik keuangan pemerintah daerah yang dinyatakan dengan quick
ratio berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan wajib pemerintah daerah
dengan tanda koefisien positif. Dengan demikian semakin tinggi quick ratio
semakin tinggi merupakan informasi yang bagus sehingga akan
mempertinggi tingkat pengungkapan wajib dalam laporan keuangan
pemerintah daerah.
3. Karakteristik keuangan pemerintah daerah yang dinyatakan dengan profit
margin berpengaruh positif terhadap pengungkapan wajib dalam laporan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
keaungan pemerintah daerah. Profit margin yang tinggi merupakan
informasi yang bagus bagi pemakai informasi laporan keuangan, sehingga
mempertinggi pengungkapan wajib dalam laporan keuangan pemerintah
daerah.
4. Karakteristik keuangan yang dinyatakan dengan asset turnover tidak
berpangaruh terhadap tingkat pengungkapan dalam laporan keuangan
pemerintah daerah. Sebagian besar pemerintah daerah masih menghadapi
kendala dalam pengelolaan aset daerah terutama terkait dengan
akuntansinya, sehingga aset daerah menjadi penyebab terbesar dalam opini
BPK-RI.
5. Karakeristik anggota dewan/legislatif yang dinyatakan dengan level
pendidikan berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan wajib dalam laporan
keuangan pemerintah daerah. Tanda koefisien regresi untuk variabel ini
adalah positif sehingga semakin tinggi level pendidikan anggota dewan
semakin tinggi pula tingkat pengungkapan wajib dalam laporan keuangan
pemerintah daerah.
6. Karakteristik anggota dewan/legislatif yang dinyatakan dengan ukuran
dewan berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan wajib dalam laporan
keuangan pemerintah daerah dengan tanda koefisien negatif. Jumlah anggota
dewan yang banyak mengindikasikan ketidakefisienan dalam pengambilan
keputusan dan pengawasan sehingga memperkecil pengungkapan dalam
laporan keuangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
7. Karakteristik anggota dewan/legislatif yang dinyatakan dengan gender tidak
berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan dalam laporan keuangan
pemerintah daerah, sehingga jenis kelamin dalam dewan tidak berpengaruh
terhadap pengungkapan wajib dalam laporan keuangan oleh pemerintah
daerah.
B. KETERBATASAN
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang diharapkan dapat
disempurnakan pada penelitian selanjutnya. Adapun keterbatasan tersebut antara
lain sebagai berikut.
1. Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan pemerintah daerah terbatas
pada tahun 2008 sehingga pemerintah daerah yang memenuhi kriteria untuk
menjadi sampel terbatas 43 pemerintah daerah saja.
2. Penelitian ini tidak memisahkan sampel penelitian ke dalam kelompok tertentu,
seperti Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Kota, sehingga dimungkinkan
hasil penelitian mengalami mengalami compounding effect oleh karena
perbedaan karakteristik kabupaten dan kota tersebut.
3. Penelitian hanya menguji tingkat pengungkapan wajib atas laporan keuangan
pemerintah daerah terbatas pada neraca pemerintah daerah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
C. SARAN
Penelitian berikutnya dapat melakukan pengembangan lebih lanjut agar
dapat memperoleh hasil yang lebih menyeluruh dan mendalam terkait dengan
kinerja keuangan pemerintah daerah. Adapun pengembangan lebih lanjut
penelitian ini adalah dengan hal-hal berikut ini.
1. Menggunakan periode penelitian yang lebih panjang sehingga dapat diperoleh
jumlah sampel yang lebih banyak dan memungkinkan pengujian dengan
periode lebih dari satu tahun setelah pelaporan keuangan pemerintah daerah.
2. Menggunakan jenis laporan keuangan lain, seperti laporan realisasi anggaran
pemerintah daerah sehingga akan dapat diperoleh hasil yang lebih
komprehensif terkait pengungkapan wajib laporan keuangan pemerintah daerah.
3. Memisahkan sampel ke dalam kelompok tertentu seperti kelompok pemerintah
kabupaten dan kelompok pemerintah kota sehingga hasil penelitian terbebas
dari compounding effect dari perbedaan karakteristik pemerintah kabupaten dan
kota.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Elemen Pengungkapan Wajib
ELEMEN PENGUNGKAPAN WAJIB BERDASARKAN SAP PSAP Nomor 05 tentang Akuntansi Persediaan 1 Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan; 2 Penjelasan lebih lanjut persediaan seperti barang atau perlengkapan yang
digunakan dalam pelayanan masyarakat, barang atau perlengkapan yang digunakan dalam proses produksi, barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat, dan barang yang masih dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat ;
3 Kondisi persediaan. PSAP Nomor 06 tentang Akuntansi Investasi 4 Kebijakan akuntansi untuk penentuan nilai investasi; 5 Jenis-jenis investasi, investasi permanen dan nonpermanen; 6 Perubahan harga pasar baik investasi jangka pendek maupun investasi
jangka panjang; 7 Penurunan nilai investasi yang signifikan dan penyebab penurunan
tersebut; 8 Investasi yang dinilai dengan nilai wajar dan alasan penerapannya; 9 Perubahan pos investasi. PSAP Nomor 07 tentang Akuntansi Aset Tetap 10 Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai tercatat (carrying
amount); 11 Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang
menunjukkan: Penambahan; Pelepasan; Akumulasi penyusutan dan perubahan nilai, jika ada; dan Mutasi aset tetap lainnya.
12 Informasi penyusutan, meliputi: Nilai penyusutan; Metode penyusutan yang digunakan; Masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan; Nilai tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode;
13 Eksistensi dan batasan hak milik atas aset tetap; 14 Kebijakan akuntansi untuk kapitalisasi yang berkaitan dengan aset tetap; 15 Jumlah pengeluaran pada pos aset tetap dalam konstruksi; 16 Jumlah komitmen untuk akuisisi aset tetap. Jika aset tetap dicatat pada jumlah yang dinilai kembali, hal-hal berikut
harus diungkapkan: 17 Dasar peraturan untuk menilai kembali aset tetap; 18 Tanggal efektif penilaian kembali; 19 Jika ada, nama penilai independen; 20 Hakikat setiap petunjuk yang digunakan untuk menentukan biaya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
pengganti; 21 Nilai tercatat setiap jenis aset tetap; PSAP Nomor 08 tentang Akuntansi Konstruksi dalam Pengerjaan 22 Rincian kontrak konstruksi dalam pengerjaan berikut tingkat penyelesaian
dan jangka waktu penyelesaiannya; 23 Nilai kontrak konstruksi dan sumber pembiayaanya; 24 Jumlah biaya yang telah dikeluarkan; 25 Uang muka kerja yang diberikan; 26 Retensi. PSAP Nomor 09 tentang Akuntansi Kewajiban 27 Utang pemerintah harus diungkapkan secara rinci dalam bentuk daftar
skedul utang untuk memberikan informasi yang lebih baik kepada pemakainya.
28 Jumlah saldo kewajiban jangka pendek dan jangka panjang yang diklasifikasikan berdasarkan pemberi pinjaman;
29 Jumlah saldo kewajiban berupa utang pemerintah berdasarkan jenis sekuritas utang pemerintah dan jatuh temponya;
30 Bunga pinjaman yang terutang pada periode berjalan dan tingkat bunga yang berlaku;
31 Konsekuensi dilakukannya penyelesaian kewajiban sebelum jatuh tempo; 32 Perjanjian restrukturisasi utang meliputi: Pengurangan pinjaman;
Modifikasi persyaratan utang; Pengurangan tingkat bunga pinjaman; Pengunduran jatuh tempo pinjaman; Pengurangan nilai jatuh tempo pinjaman; dan Pengurangan jumlah bunga terutang sampai dengan periode pelaporan.
33 Jumlah tunggakan pinjaman yang disajikan dalam bentuk daftar umur utang berdasarkan kreditur.
34 Biaya pinjaman: Perlakuan biaya pinjaman; Jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi pada periode yang bersangkutan; danTingkat kapitalisasi yang dipergunakan.
Sumber: PP Nomor 24 Tahun 2005
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user