88
EKSP MOD P K PERIMENT DEL KOO DIVISION DITIN PADA POK KELAS VII Untuk M PROGR TASI PEM PERATIF NS (STAD) JAU DARI KOK BAHA II DI SMP TAHU Memenuhi Pe Program S RAM STUD PROGR UNIVERS MBELAJAR TIPE STU ) DAN PEN I AKTIVIT ASAN PER NEGERI S UN AJARA Tesis ersyaratan M tudi Pendid Oleh YULIAN S851008 DI PENDID RAM PASC SITAS SEB SURAKA 2012 RAN MAT UDENT TEA NEMUAN TAS BELA RSAMAAN SE-KABUP AN 2011/201 s Mencapai D dikan Matem : NA 8058 DIKAN MA CASARJAN BELAS MA ARTA 2 EMATIKA AM ACHIE TERBIMB AJAR SISW N GARIS L PATEN KL 12 Derajat Mag matika ATEMATIK NA ARET A DENGAN EVEMENT BING WA LURUS LATEN gister KA N T perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

EKSP

MOD

P

K

PERIMENT

DEL KOO

DIVISION

DITIN

PADA POK

KELAS VII

Untuk M

PROGR

TASI PEM

PERATIF

NS (STAD)

JAU DARI

KOK BAHA

II DI SMP

TAHU

Memenuhi Pe

Program S

RAM STUD

PROGR

UNIVERS

MBELAJAR

TIPE STU

) DAN PEN

I AKTIVIT

ASAN PER

NEGERI S

UN AJARA

Tesis

ersyaratan M

tudi Pendid

Oleh

YULIAN

S851008

DI PENDID

RAM PASC

SITAS SEB

SURAKA

2012

RAN MAT

UDENT TEA

NEMUAN

TAS BELA

RSAMAAN

SE-KABUP

AN 2011/201

s

Mencapai D

dikan Matem

:

NA

8058

DIKAN MA

CASARJAN

BELAS MA

ARTA

2

EMATIKA

AM ACHIE

TERBIMB

AJAR SISW

N GARIS L

PATEN KL

12

Derajat Mag

matika

ATEMATIK

NA

ARET

A DENGAN

EVEMENT

BING

WA

LURUS

LATEN

gister

KA

N

T

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

 

EKSP

MOD

P

K

PERIMENT

DEL KOO

DIVISION

DITIN

PADA POK

KELAS VII

Untuk M

PROGR

TASI PEM

PERATIF

NS (STAD)

JAU DARI

KOK BAHA

II DI SMP

TAHU

Memenuhi Pe

Program S

RAM STUD

PROGR

UNIVERS

i

MBELAJAR

TIPE STU

) DAN PEN

I AKTIVIT

ASAN PER

NEGERI S

UN AJARA

Tesis

ersyaratan M

tudi Pendid

Oleh

YULIAN

S851008

DI PENDID

RAM PASC

SITAS SEB

SURAKA

2012

RAN MAT

UDENT TEA

NEMUAN

TAS BELA

RSAMAAN

SE-KABUP

AN 2011/201

s

Mencapai D

dikan Matem

:

NA

8058

DIKAN MA

CASARJAN

BELAS MA

ARTA

2

EMATIKA

AM ACHIE

TERBIMB

AJAR SISW

N GARIS L

PATEN KL

12

Derajat Mag

matika

ATEMATIK

NA

ARET

A DENGAN

EVEMENT

BING

WA

LURUS

LATEN

gister

KA

N

T

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

ii  

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT

DIVISIONS (STAD) DAN PENEMUAN TERBIMBING

DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA

PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS

KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN

TAHUN AJARAN 2011/2012

Disusun oleh :

Yuliana

S851008058

Telah disetujui Tim Pembimbing

Pada tanggal :………………………………

Pembimbing I,

Dr. Riyadi, M.Si.

NIP. 19670116 199402 1 001

Pembimbing II,

Triyanto, S.Si, M.Si.

NIP. 19720508 199802 1 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Matematika,

Dr. Mardiyana, M.Si.

NIP. 19660225 199302 1 002

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

iii  

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT

DIVISIONS (STAD) DAN PENEMUAN TERBIMBING

DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA

PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS

KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN

TAHUN AJARAN 2011/2012

Disusun oleh :

Yuliana

S851008058

Telah Disetujui dan Disahkan oleh Tim Penguji Pada Tanggal ........................................

Jabatan Nama Tanda Tangan

Ketua Dr. Mardiyana, M.Si. ....................................

Sekretaris Dr. Imam Sujadi, M.Si. ....................................

Penguji : 1. Dr. Riyadi, M.Si. ....................................

2. Triyanto, S.Si, M.Si. ....................................

Mengetahui

Direktur PPs UNS Ketua Program Studi Pendidikan Matematika

Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S. Dr. Mardiyana, M.Si. NIP.19610717 198601 1001 NIP. 19660225 199302 1002

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

iv  

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :

Nama : Yuliana

NIM : S851008058

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul :

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT

DIVISIONS (STAD) DAN PENEMUAN TERBIMBING DITINJAU DARI

AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN

GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN

TAHUN AJARAN 2011/2012

adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam tesis

ini diberi tanda sitasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian

hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi

akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis ini.

Surakarta, ...........................

Yang membuat pernyataan

               

Yuliana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

v  

MOTTO

ΟŠÏm§9$#⎯≈uΗ÷q §9$# !$# ÇΟó¡Î0 É ∩⊇∪

In the name of Allah, Most Gracious and Most Merciful.

(QS. Al-Fatihah (1) : 1)

⎦,Î# Ïj. uθtGßϑø9$# © = Ït䆠t!$#̈βÎ) 4  « !$# ’n?tã≅©. uθ tGsùMøΒz•tã# sŒÎ* sù  ∩⊇∈®∪

…. Then, when thou hast Taken a decision put thy trust in Allah. For Allah loves those who put their trust (in Him).

(QS. Al-Imran (3) : 159)

© tëy™$ tΒ ω Î)⎯≈|¡Σ∼Ï9 §øŠ©9 βr& uρ Ç ∩⊂®∪ 

That man can have nothing but what he strives for; 

(QS. An-Najm(53) : 39)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

vi  

PERSEMBAHAN

Penulis mempersembahkan karya sederhana ini untuk :

1. Allah SWT pemilik segala ilmu, makhluk, dan

kesempurnaan.

2. Bapak dan Ibuku tercinta, yang selalu mendoakanku dan

mengingatkanku akan Keagungan Illahi serta dengan

ikhlas memberikan kasih sayang.

3. Mas dan mbakyu, yang memberikan arahan, motivasi,

dan membuatku memahami arti dari suatu kehidupan.

4. Adikku, terima kasih dukunganmu.

5. Keponakanku tersayang.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

vii  

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan

hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Penghargaan dan ucapan

terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S, Direktur Program Pascasarjana Universitas

Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan ijin menyusun tesis ini.

2. Dr. Mardiyana, M.Si, Ketua Program Studi Pendidikan Matematika Program

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan

ijin menyusun tesis ini.

3. Dr. Riyadi, M.Si, pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, arahan,

motivasi, dan masukan yang sangat bermanfaat dalam penyusunan tesis ini.

4. Triyanto, M.Si, pembimbing II yang telah memberikan arahan, petunjuk,

motivasi, dan masukan dalam penyusunan tesis ini.

5. Bapak/Ibu Dosen program Studi Pendidikan Matematika Program

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah banyak

memberikan bekal ilmu pengetahuan sehingga mempermudah penulis dalam

menyelesaikan tesis ini.

6. Bapak Kepala SMP Negeri 1 Karangdowo, SMP Negeri 2 Pedan, SMP

Negeri 3 Cawas, dan SMP Negeri 2 Ceper yang telah memberikan ijin

kepada peneliti untuk melakukan penelitian ini.

7. Guru Matematika dan semua siswa kelas VIII SMP N 1 Karangdowo, SMP

Negeri 2 Pedan, dan SMP N 3 Cawas, yang telah membantu penelitian ini.

8. Teman-teman mahasiswa angkatan 2010 Program Studi Pendidikan

Matematika PPs Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan

motivasi dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

9. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

Semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.

Surakarta, Januari 2012

Penulis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

viii  

DAFTAR ISI

JUDUL ................................................................................................................... i

PENGESAHAN PEMBIMBING .......................................................................... ii

PENGESAHAN TESIS ........................................................................................ iii

PERNYATAAN .................................................................................................... iv

MOTTO ................................................................................................................. v

PERSEMBAHAN ................................................................................................ vi

KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR .................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii

ABSTRAK ......................................................................................................... xiii

ABSTRACT .......................................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ....................................................................................... 4

C. Pemilihan Masalah ......................................................................................... 5

D. Batasan Masalah ............................................................................................ 5

E. Rumusan Masalah .......................................................................................... 6

F. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 7

G. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 7

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................ 8

A. Tinjauan Pustaka ............................................................................................ 8

1. Prestasi Belajar Matematika ..................................................................... 8

2. Model Pembelajaran Kooperatif ............................................................ 10

3. Model Pembelajaran Student Team Achievement Divisions (STAD) ... . 13

4. Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing (Guided Discovery) ........ 15

5. Model Pembelajaran Konvensional ………………………………….. 18

6. Aktivitas Belajar Siswa ....................................................................... .. 20

B. Penelitian Yang Relevan .............................................................................. 21

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

ix  

C. Kerangka Berpikir ........................................................................................ 24

1. Kaitan Model Pembelajaran Dengan Prestasi Belajar ............................ 24

2. Kaitan Aktivitas Belajar Dengan Prestasi Belajar ................................. 25

3. Kaitan Model Pembelajaran dan Aktivitas Belajar Siswa Dengan Prestasi

Belajar .................................................................................................... 26

D. Hipotesis Penelitian ....................................................................................... 28

BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 29

A. Tempat, Subjek, dan Waktu Penelitian ........................................................ 29

1. Tempat dan Subjek Penelitian ................................................................ 29

2. Waktu Penelitian .................................................................................... 29

B. Jenis Penelitian dan Rancangan penelitian .................................................. 29

1. Pendekatan Penelitian ............................................................................ 29

2. Rancangan Penelitian ............................................................................. 30

C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ................................................ . 30

1. Populasi .................................................................................................. 30

2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ............................................... 31

D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 34

1. Variabel Penelitian ................................................................................. 34

2. Metode Pengumpulan Data .................................................................... 35

3. Uji Coba Angket Aktivitas Belajar Siswa ............................................... 37

4. Uji Coba Soal Tes Prestasi Belajar ........................................................ 38

E. Teknik Analisis Data .................................................................................... 40

1. Uji Prasyarat ........................................................................................... 40

2. Uji Keseimbangan .................................................................................. 42

3. Uji Anava Dua Jalan .............................................................................. 44

4. Uji Komparasi Ganda ............................................................................. 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 52

A. Uji Keseimbangan ......................................................................................... 52

B. Hasil Uji Coba Instrumen Angket Aktivitas ................................................ 52

1. Uji Validitas Isi ...................................................................................... 52

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

x  

2. Uji Reliabilitas ....................................................................................... 53

3. Konsistensi Internal ................................................................................ 53

4. Penetapan Instrumen .............................................................................. 53

C. Hasil Uji Coba Instrumen Tes Prestasi .. ....................................................... 53

1. Uji Validitas Isi ....................................................................................... 53

2. Uji Reliabilitas ....................................................................................... 54

3. Tingkat Kesukaran ................................................................................. 54

4. Daya Beda .............................................................................................. 54

5. Penetapan Instrumen .............................................................................. 54

D. Deskripsi Data Prestasi Belajar ..................................................................... 54

1. Data Prestasi Belajar Matematika Berdasarkan Model Pembelajaran .... 55

2. Data Prestasi Belajar Matematika Berdasarkan Aktivitas Belajar ......... 55

3. Data Prestasi Berdasarkan Model Pembelajaran dan Aktivitas Belajar . 56

4. Daya Beda .............................................................................................. 54

E. Analisis Variansi .......................................................................................... 56

1. Uji Prasyarat ........................................................................................... 56

2. Uji Hipotesis Penelitian ......................................................................... 58

F. Uji Lanjut Pasca Anava ............................................................................... . 59

G. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................................... . 61

H. Keterbatasan Penelitian ................................................................................ 69

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ....................................... 70

A. Kesimpulan .................................................................................................. 70

B. Implikasi ....................................................................................................... 71

C. Saran ............................................................................................................. 73

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 74

LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................... 77

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

xi  

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

Tabel 2.1 Kriteria Skor Kemajuan Individu ......................................................... 14

Tabel 2.2 Kriteria Penghargaan Kelompok .......................................................... 14

Tabel 2.3 Peran Guru dan Siswa dalam Model Peneman Terbimbing ................. 16

Tabel 2.4 Langkah-Langkah Dalam Pembelajaran Konvensional ....................... 19

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian ........................................................................... 30

Tabel 3.2 Data SMP Negeri di Kabupaten Klaten ............................................... 31

Tabel 3.3 Pemberian Skor Pada Metode Angket ................................................. 36

Tabel 3.4 Notasi dan Tata Letak Rataan dan Jumlah Rataan ............................... 45

Tabel 3.5 Notasi dan Tata Letak Data Amatan, Rataan, dan Jumlah Kuadrat

Deviasi .................................................................................................. 46

Tabel 3.6 Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan ............................................. 49

Tabel 3.7 Komparasi Rataan Antarbaris .............................................................. 50

Tabel 3.8 Komparasi Rataan Antarkolom ............................................................. 50

Tabel 4.1 Deskripsi Data Prestasi Belajar Matematika Berdasarkan

Model Pembelajaran ............................................................................ 55

Tabel 4.2 Deskripsi Data Prestasi Belajar Matematika Berdasarkan

Aktivitas Belajar ................................................................................... 55

Tabel 4.3 Deskripsi Data Prestasi Belajar Matematika Berdasarkan

Model Pembelajaran dan Aktivitas Belajar .......................................... 56

Tabel 4.4 Rangkuman Hasil Uji Normalitas Prestasi .......................................... 57

Tabel 4.5 Rangkuman Hasil Uji Homogenitas . ................................................... 57

Tabel 4.6 Rangkuman Hasil Uji Hipotesis ........................................................... 58

Tabel 4.7 Rangkuman Komparasi Ganda Antarbaris .......................................... 59

Tabel 4.8 Rangkuman Komparasi Ganda Antarkolom ........................................ 59

Tabel 4.9 Rangkuman Komparasi Ganda Antarsel Pada Baris Sama .................. 60

Tabel 4.10 Rangkuman Komparasi Ganda Antarsel Pada Kolom Sama ............. 60

Gambar 2.1 Interaksi Dalam Kegiatan Pembelajaran Penemuan Terbimbing .... 17

Gambar 2.2 Paradigma Penelitian ……………………………………………... 28

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

xii  

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Data Kemampuan Awal ................................................................. 78

Lampiran 2 : Uji Keseimbangan .......................................................................... 81

Lampiran 3 : RPP Model Penemuan Terbimbing ................................................ 98

Lampiran 4 : RPP Model STAD ........................................................................ 121

Lampiran 5 : RPP Model Konvensional ............................................................. 147

Lampiran 6 : Kisi-kisi Uji Coba Angket Aktivitas Belajar Matematika ............ 155

Lampiran 7 : Uji Coba Angket Aktivitas Belajar Matematika ........................... 156

Lampiran 8 : Lembar Validasi Instrumen Uji Coba Angket Aktivitas .............. 160

Lampiran 9 : Hasil Uji Reliabilitas Uji Coba Angket Aktivitas ........................ 164

Lampiran 10 : Kisi-kisi Uji Coba Tes Prestasi ................................................... 166

Lampiran 11 : Uji Coba Instrumen Tes Prestasi ................................................ 167

Lampiran 12 : Lembar Validasi Instrumen Uji Coba Tes Prestasi . .................. 177

Lampiran 13 : Hasil Uji Reliabilitas, Daya Beda, dan Tingkat Kesukaran ....... 181

Lampiran 14 : Kisi Angket Aktivitas Belajar Matematika ................................ 185

Lampiran 15 : Angket Aktivitas Belajar Matematika ........................................ 186

Lampiran 16 : Kisi-kisi Tes Prestasi Belajar Matematika ................................. 190

Lampiran 17 : Tes Prestasi Belajar Matematika ................................................ 191

Lampiran 18 : Hasil Instrumen Tes Prestasi Belajar Siswa ............................... 200

Lampiran 19 : Desain Data Prestasi Belajar Siswa ............................................. 218

Lampiran 20 : Hasil Instrumen Aktivitas Belajar Siswa .................................... 221

Lampiran 21 : Uji Prasyarat Anava .................................................................... 248

Lampiran 22 : Analisis Variansi Tes Prestasi Belajar Matematika ..................... 275

Lampiran 23 : Uji Lanjut Pasca Anava .............................................................. 280

Daftar Tabel ....................................................................................................... 287

Ijin Penelitian ..................................................................................................... 292

Surat Keterangan Penelitian ............................................................................... 294 

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

xiii  

ABSTRAK

Yuliana. S851008058. 2011. Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Dengan Model Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) Dan Penemuan Terbimbing Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Persamaan Garis Lurus Kelas VIII Di SMP Negeri Se-Kabupaten Klaten Tahun Ajaran 2011/2012. Komisi Pembimbing I Dr. Riyadi, M.Si. dan Pembimbing II Triyanto, S.Si, M.Si. Tesis. Surakarta: Program Studi Pendidikan Matematika, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Tujuan penelitian ini, yaitu: (1) untuk mengetahui manakah diantara model pembelajaran, penemuan terbimbing, STAD, dan konvensional yang dapat memberikan prestasi belajar siswa paling baik, (2) untuk mengetahui manakah diantara kategori aktivitas siswa tinggi, sedang, dan rendah yang dapat memberikan prestasi belajar matematika paling baik, (3) untuk mengetahui pada masing-masing tingkat aktivitas belajar, manakah diantara model pembelajaran penemuan terbimbing, STAD, dan konvensional yang dapat memberikan prestasi belajar siswa lebih baik, serta untuk mengetahui pada masing-masing model pembelajaran, manakah diantara tingkat aktivitas tinggi, sedang, dan rendah yang dapat memberikan prestasi belajar siswa lebih baik.

Penelitian ini termasuk penelitian eksperimental semu dengan desain penelitian 3×3. Populasinya adalah siswa kelas VIII SMP Negeri Se-Kabupaten Klaten semester I tahun pelajaran 2011/2012. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara stratified cluster random sampling. Kemudian, sampelnya dibagi dalam 3 kelompok, yaitu 2 kelompok eksperimen dan satu kelompok kontrol. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama.

Dari hasil analisis diperoleh kesimpulan bahwa: (1) model pembelajaran penemuan terbimbing menghasilkan prestasi belajar matematika yang sama baiknya dengan STAD, dan keduanya masing-masing lebih baik daripada konvensional, (2) diantara ketiga aktivitas, siswa dengan aktivitas tinggi mempunyai prestasi belajar paling baik, sedangkan siswa yang mempunyai aktivitas sedang lebih baik prestasinya daripada aktivitas rendah, (3) efektivitas model pembelajaran penemuan terbimbing, STAD, dan konvensional tergantung pada aktivitas belajar siswa. Pada kelompok yang diberikan perlakuan model pembelajaran penemuan terbimbing maupun STAD, siswa dengan aktivitas sedang mempunyai prestasi belajar yang sama baiknya dengan siswa aktivitas tinggi, sedangkan kedua aktivitas masing-masing lebih baik daripada siswa dengan aktivitas rendah. Sementara itu, pada siswa yang dengan aktivitas rendah, model pembelajaran penemuan terbimbing, STAD, maupun konvensional sama baiknya. Pada siswa dengan aktivitas sedang maupun siswa dengan aktivitas tinggi, model pembelajaran penemuan terbimbing dan STAD sama baiknya, dan kedua model masing-masing lebih baik daripada konvensional. Kata Kunci: Penemuan Terbimbing, STAD, Konvensional, Aktivitas Belajar.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

xiv  

ABSTRACT

Yuliana. S851008058. 2011. The Experimentation of Mathematics Learning with the Model of Cooperative Learning Type Student Team Achievement Divisions (STAD) and Guided Discovery Viewed from the Students Learning Activities on Topics Straight-Line Equations of the Students of Eighth Junior High School in Klaten Regency of Academic Year 2011/2012. The First Commission of Supervisor is Dr. Riyadi, M.Si and the second is Triyanto, S.Si, M.Si. Thesis: Study Program of Mathematics Education, Postgraduate Program of Sebelas Maret University Surakarta. The aims of this research are: 1) to know the best learning model from to guided discovery, STAD, and conventional type which gives the best student’s achievement, 2) to know the best learning activities from to high activities, intermediate activities, and low activities which gives the best student’s achievement, 3) to know the best model from to guided discovery, STAD, and conventional type which gives the best student’s achievement on the each activity, and to know the best activity categories which gives the best student’s achievement on the each models. This research was a quasi experimental with the research design of 3×3. The population was all of the students of eighth Junior High School in the Klaten Regence academic year of 2011/2012. Samples were taken through a stratified cluster random sampling technique. Then, the sample was divided into three groups is two experiment and a control group. The technique of data analyzed was two-ways analyzed of variance with unequal cell sizes.  Based on the result of the analysis, we can conclude that: (1) the student’s achievement on topics of equality of linear line due to guided discovery model was the same with STAD, and both model are better than conventional, (2) from the third activities, the students with high learning activities has the best these achievement, the students with moderate learning activities better than low learning activities, (3) the effectiveness of guided discovery, STAD, and conventional models depend on the learning activities. In the group which was given the treatment as the guided discovery learning model and STAD as well, the students with medium activities have the same learning achievement with the students with high activities, and both activities are better than the students with low activities. For the students with medium activities, in the group in which the students got guided discovery model has same the achievement with STAD, and both models are better than the conventional. For students with high activities, in the group in which the students got guided discovery model has same the achievement with STAD, and both model are better than the conventional. Key Words: Guided Discovery, Student Team Achievement Divisions, Conventional, The Learning Activities.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

1  

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan, yaitu dengan

meningkatkan kualitas pendidikan matematika. Matematika sebagai salah satu

mata pelajaran yang dipelajari di sekolah dinilai sangat memegang peranan

penting karena belajar matematika dapat meningkatkan pengetahuan siswa dalam

berpikir secara logis, rasional, kritis, cermat, sistematis, dan efisien. Tak hanya

itu, matematika mempunyai daya abstraksi yang mampu mengabstraksikan

permasalahan-permasalahan yang sering muncul baik dalam matematika itu

sendiri maupun dalam kehidupan sehari-hari sehingga dengan matematika

diharapkan mampu menyelesaikan permasalahan-permasalahan dengan tepat dan

cepat. Begitu pentingnya manfaat yang diperoleh dari belajar matematika, maka

sangat relevan apabila berbagai usaha perlu dilakukan demi terwujudnya

peningkatan kualitas pendidikan matematika di Indonesia.

Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2007 yang saat ini

dipakai, pembahasan mengenai gradien garis lurus dengan persamaan ax + by + c

= 0 dan persamaan garis pada suatu grafik dipelajari pada kompetensi dasar

menentukan gradien, persamaan, dan grafik garis lurus di kelas VIII pada

semester gasal. Pada kompetensi ini juga akan dipelajari lebih mendalam lagi di

tingkat SMA/SMK. Namun disisi lain, ada laporan dari Badan Standar Nasional

Pendidikan (BSNP) yang tidak memuaskan. Menurut laporan BSNP (2010), daya

serap Ujian Nasional (UN) pada tahun 2009/2010 tingkat SMP di Kabupaten

Klaten untuk kemampuan uji menentukan gradien garis lurus dengan persamaan

ax + by + c = 0 sebesar 60,01% dan menentukan persamaan garis lurus pada suatu

grafik sebesar 48,02%. Sementara itu, hasil UN mata pelajaran matematika SMP

se-Kabupaten Klaten pada tahun pelajaran 2009/2010 rata-ratanya adalah 6,62.

Berdasarkan daya serap UN dan hasil UN tersebut, maka dapat dikatakan bahwa

pada kompetensi dasar ini tentu hasilnya belum memuaskan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

2

Ada banyak faktor yang menyebabkan hasil UN pada kemampuan uji

menentukan gradien garis lurus dan persamaan garis lurus ini masih sangat

memprihatinkan. Permasalahan dan akar penyebab permasalahan pada pokok

bahasan persamaan garis lurus yang dialami oleh siswa kelas VIII di SMP se-

Kabupaten Klaten menurut pemaparan sebagian guru, yaitu : pertama, siswa

beranggapan bahwa matematika merupakan suatu mata pelajaran yang sulit,

dikarenakan siswa merasa kesulitan dalam melakukan penghitungan dan

penghafalan rumus-rumusnya. Hal ini dapat muncul dikarenakan dalam

pembelajaran selama ini, siswa hanya diberikan rumus-rumus tanpa diajak untuk

berpikir mencari asal mula rumus tersebut sehingga siswa cenderung mudah lupa

jika hanya menghafal rumus-rumus. Apalagi pada materi persamaan garis lurus,

pada materi ini banyak ditemukan konsep-konsep dan rumus-rumus yang baru

dikenal oleh siswa di kelas VIII. Kedua, siswa cenderung kurang memahami cara

memecahkan masalah. Hal ini disebabkan karena siswa tidak mampu untuk

menemukan cara penyelesaian dari permasalahan tersebut, serta siswa tidak

memahami tujuan dari soal yang mengakibatkan siswa kesulitan dalam dalam

menemukan penyelesaian. Ketiga, keterampilan siswa dalam penyelesaian soal

yang masih rendah. Akar penyebabnya, siswa hanya memperoleh cara

penyelesaian yang dicontohkan oleh guru, tanpa diimbangi dari referensi lain atau

buku-buku pendukung lainnya sehingga siswa tidak mempunyai kreativitas dalam

menyelesaikan soal dan siswa kurang wahana wacana bentuk soal serta cara

penyelesaiannya. Keempat, kegiatan pembelajaran yang terpusat pada guru.

Dalam penyampaian materi, guru hanya berceramah dan monoton menguasai

kelas sehingga siswa kurang aktif serta kurang dapat dengan leluasa

menyampaikan idenya. Akibatnya, pemahaman matematika menjadi kurang

optimal serta perilaku belajar yang lain seperti keaktifan siswa dalam

pembelajaran matematika hampir tidak tampak.

Peran guru sebagai salah satu sumber belajar sangat diperlukan

kemampuannya dalam mengemas suatu pembelajaran yang dapat membantu

siswa agar mampu mengontruksi sendiri pengetahuannya. Dalam membelajarkan

matematika kepada siswa, guru hendaknya lebih memilih berbagai variasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

3

pendekatan, strategi, model, dan metode yang sesuai dengan situasi dan standar

kompetensi sehingga tujuan pembelajaran yang direncanakan akan tercapai. Perlu

diketahui bahwa baik atau tidaknya suatu pemilihan model pembelajaran akan

tergantung pada tujuan pembelajarannya, kesesuaian dengan materi pembelajaran,

tingkat perkembangan peserta didik (siswa), kemampuan guru dalam mengelola

pembelajaran serta mengoptimalkan sumber-sumber belajar yang ada. Dalam

kaitannya dengan hal tersebut, guru dalam mengajar haruslah dapat menekankan

suatu pemahaman konsep diri, yaitu dengan mengarahkan pembelajaran melalui

apa yang dipikirkan, dilihat, didengar, atau yang telah dilakukan siswa dalam

menuangkan suatu gagasan yang telah dimiliki oleh siswa.

Untuk itu, sangat diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat lebih

meningkatkan minat dan keaktifan siswa untuk belajar. Model pembelajaran yang

menarik serta dapat memicu siswa untuk ikut serta secara aktif dalam kegiatan

belajar, yaitu dengan model pembelajaran aktif. Pada dasarnya, pembelajaran aktif

adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif

(Silberman, 1996). Peserta didik diajak untuk turut serta dalam proses

pembelajaran. Di samping itu, siswa ikut aktif berpartisipasi, mencoba-coba, dan

melakukan sendiri apa yang dipelajari. Dalam pembelajaran aktif, guru

mempunyai peran untuk menciptakan suatu kondisi belajar yang memungkinkan

siswa berkembang secara optimal dengan memberikan kesempatan siswa untuk

menemukan dan mengaitkan antarkonsep berdasarkan pengalaman yang telah

dipelajari.

Ada banyak bentuk model pembelajaran aktif yang dapat diterapkan oleh

guru sehingga diharapkan dapat mengatasi permasalahan-permasalahan seperti

yang telah dipaparkan di atas, diantaranya seperti model pembelajaran kooperatif

(cooperative learning) dan model pembelajaran penemuan (discovery learning).

Pada model pembelajaran kooperatif, siswa belajar dalam pasangan-pasangan atau

kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu dalam memecahkan

permasalahan yang dihadapi. Menurut Baharuddin (2009 : 128), dengan model

pembelajaran kooperatif ini siswa akan lebih mudah menemukan konsep-konsep

atau prinsip-prinsip yang sulit jika mereka mendiskusikannya bersama siswa lain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

4

tentang permasalahan yang dihadapinya. Sementara itu pada model pembelajaran

penemuan, siswa didorong untuk belajar aktif melalui konsep-konsep dan guru

mendorong siswa untuk mempunyai pengalaman-pengalaman, kemudian

menghubungkan pengalaman-pengalaman tersebut untuk menemukan prinsip-

prinsip bagi diri siswa itu sendiri.

Dalam proses pembelajaran, keaktifan para siswa juga harus perlu

diperhatikan oleh guru agar proses pembelajaran dapat memperoleh hasil yang

optimal. Aktivitas siswa selama proses belajar merupakan salah satu indikator

adanya keinginan siswa untuk belajar. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran

akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun

dengan siswa itu sendiri. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan

pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada

peningkatan prestasi belajar siswa.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, dapat

diidentifikasi masalah-masalahnya sebagai berikut.

1. Ada kemungkinan banyak guru yang masih memakai pembelajaran

konvensional dalam melaksanakan pembelajarannya, padahal ada pokok

bahasan yang kurang tepat untuk diterapkan menggunakan model tersebut,

misalnya pada pokok bahasan persamaan garis lurus sehingga

dimungkinkan rendahnya prestasi belajar matematika siswa disebabkan

karena kurang tepatnya pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan

pokok bahasan. Untuk menjawab permasalahan tersebut, perlu

dilakukannya suatu penelitian untuk membandingkan suatu model

pembelajaran yang sesuai.

2. Ada kemungkinan, banyak guru hanya cukup memberikan rumus-rumus

praktis yang dihapal oleh siswa padahal pada pokok bahasan tertentu

banyak ditemukan rumus-rumus yang baru dikenal oleh siswa. Untuk

menjawab permasalahan ini, perlu dilakukan penelitian terkait dengan

penggunaan model pembelajaran penemuan terbimbing, yang dapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

5

meningkatkan ketertarikan siswa pada materi matematika yang berimbas

terhadap peningkatan prestasi belajar siswa.

3. Ada kemungkinan, model pembelajaran yang digunakan oleh guru tidak

mendukung siswa untuk mau bekerja sama dan diskusi dengan temannya

sehingga berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Untuk itu, perlu

dilakukan suatu penelitian tentang model pembelajaran kooperatif tipe

Student Team Achievement Divisions (STAD).

4. Ada kemungkinan rendahnya hasil belajar siswa matematika karena guru

tidak menggunakan media sehingga dalam pembelajaran tidak membuat

siswa untuk tertarik mengikuti pembelajaran. Untuk menjawab

permasalahan ini, perlu dilakukan penelitian yang membandingkan

pembelajaran dengan berbagai media serta dapat diteliti manakah media

manakah yang paling cocok.

5. Banyak siswa dalam belajar matematika masih kurang aktif mengikuti

proses belajar dan hanya mengorganisasi sendiri yang diperolehnya tanpa

mengkomunikasikan dengan siswa lain atau dengan gurunya sehingga

kemungkinan rendahnya prestasi belajar disebabkan aktivitas siswa pada

saat pembelajaran masih kurang. Ada kemungkinan, aktivitas belajar siswa

berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika siswa.

C. Pemilihan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang tertulis di atas,

peneliti ingin melakukan penelitian yang terkait dengan permasalahan

eksperimentasi model pembelajaran penemuan terbimbing dan model kooperatif

tipe STAD terhadap prestasi belajar siswa yang ditinjau dari aktivitas belajar

siswa. Alasan terpilihnya masalah ini karena sebagian banyak waktu dalam

kegiatan pembelajaran didominasi oleh guru sehingga siswa kurang berpikir aktif

serta siswa hanya mampu menguasai materi yang bersifat mengingat jangka

pendek. Hal ini kemungkinan dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa

matematika.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

6

D. Batasan Masalah

Agar permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini lebih terarah dan tidak

menyimpang dari tujuan dilaksanakannya peneliti maka dalam penelitian ini perlu

adanya pembatasan masalah. Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, batasan-

batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu penemuan

terbimbing pada kelompok eksperimen I, model pembelajaran STAD pada

kelompok eksperimen II, dan pembelajaran konvensional pada kelompok

kontrol.

2. Aktivitas belajar siswa yang dimaksud ialah kegiatan belajar matematika

siswa Sekolah Menegah Pertama kelas VIII selama semester gasal pada

tahun pelajaran 2011/2012.

3. Prestasi belajar matematika dibatasi pada hasil belajar siswa pada bahasan

persamaan garis lurus.

E. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah disebutkan di atas maka penulis

dapat merumuskan masalah-masalah yang timbul sebagai berikut.

1. Diantara model pembelajaran penemuan terbimbing, model pembelajaran

kooperatif tipe STAD, dan pembelajaran konvensional, manakah yang

dapat memberikan prestasi belajar siswa paling baik?

2. Diantara kategori aktivitas belajar siswa, yaitu aktivitas belajar rendah,

sedang, dan tinggi, manakah yang memberikan prestasi belajar siswa paling

baik?

3. Pada masing-masing tingkatan aktivitas, manakah diantara model

pembelajaran, yaitu penemuan terbimbing, model pembelajaran kooperatif

tipe STAD, dan konvensional yang dapat memberikan prestasi belajar siswa

lebih baik. Disisi lain pada masing-masing model pembelajaran, manakah

siswa dengan aktivitas rendah, sedang, tinggi dan yang dapat memberikan

prestasi belajar lebih baik?

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

7

F. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan perumusan masalah yang dipaparkan tersebut maka tujuan

yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui manakah diantara model pembelajaran yaitu,

konvensional, penemuan terbimbing, dan kooperatif tipe STAD yang dapat

memberikan hasil prestasi belajar siswa paling baik.

2. Untuk mengetahui manakah diantara kategori aktivitas siswa tinggi, sedang,

dan rendah yang dapat memberikan prestasi belajar matematika paling baik.

3. Untuk mengetahui pada masing-masing tingkat aktivitas tinggi, sedang, dan

rendah, manakah diantara model pembelajaran penemuan terbimbing,

model pembelajaran kooperatif tipe STAD, dan konvensional yang dapat

memberikan prestasi belajar siswa lebih baik, serta untuk mengetahui pada

masing-masing model tersebut, manakah diantara tingkat aktivitas tinggi,

sedang, dan rendah yang dapat memberikan prestasi belajar siswa lebih

baik.

G. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Memberikan informasi kepada guru atau calon guru matematika tentang

model pembelajaran penemuan terbimbing dan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD dalam meningkatkan prestasi belajar matematika

siswa.

2. Memberikan informasi tentang implementasi model pembelajaran

penemuan terbimbing dan model pembelajaran STAD pada pokok bahasan

yang bersangkutan.

3. Memberikan masukan kepada peneliti selanjutnya, khususnya penelitian

dalam bidang pendidikan matematika.

4. Bagi siswa diharapkan dapat memberikan pengalaman langsung serta

mengenal adanya kebebasan dalam belajar matematika secara aktif, kreatif,

dan menyenangkan melalui model pembelajaran penemuam terbimbing dan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

8  

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Prestasi Belajar Matematika

a. Pengertian Prestasi

Pengertian prestasi yang dikemukakan oleh para ahli sangatlah bervariasi.

Walaupun bermacam-macam, pernyataan-pernyataan tersebut justru dapat saling

mengisi dan melengkapi. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

Online (http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/2011), prestasi didefinisikan sebagai

hasil yang telah dicapai. Menurut Sardiman A.M (2001), prestasi adalah

kemampuan nyata sebagai hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhi,

baik dari dalam maupun dari luar individu dalam belajar. Sementara itu,

Sutratinah Tirtonagoro (2001: 43) menyatakan bahwa, “Prestasi belajar adalah

penilaian hasil usaha kegiatan belajar mengajar yang dalam bentuk simbol, angka,

huruf, atau kalimat yang dapat mencerminkan hasil usaha yang sudah dicapai oleh

anak dalam periode tertentu.” Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat

disimpulkan bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dicapai

dan merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik

dari dalam maupun dari luar individu dalam belajar.

b. Pengertian Belajar

Ada berbagai pendapat tentang makna belajar. Menurut Gestalt dalam

Baharudin (2007: 88), belajar adalah proses yang didasarkan pada pemahaman.

Pada situasi belajar, keterlibatan seseorang secara langsung dalam belajar akan

menghasilkan pemahaman yang dapat membantu individu tersebut untuk

memecahkan suatu masalah. Dengan kata lain, dari pendapat ini menyatakan

bahwa dalam proses belajar, individu harus mengerti dengan baik apa yang telah

dipelajarinya.

Teori belajar menurut teori konstruktivisme, menekankan bahwa

pengetahuan itu merupakan konstruksi atau bentukan diri sendiri. Menurut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

9

  

pandangan teori kontrukstivisme, belajar merupakan proses aktif dari subjek

belajar untuk merekonstruksi makna sesuatu, baik itu teks, kegiatan dialog,

maupun pengalaman fisik, sehingga belajar merupakan proses mengasimilasikan

dan menghubungkan pengalaman atau bahan yang dipelajarinya dengan

pengertian-pengertian yang sudah dimiliki. Pengetahuan bukanlah seperangkat

fakta-fakta, konsep-konsep, atau kaidah yang siap diambil atau diingat. Akan

tetapi, manusia harus dapat mengkonstruksi pengetahuan sedikit demi sedikit dan

memberi makna melalui pengalaman nyata (Baharudin, 2007:116). Pendapat ini

juga sejalan dengan Nurhadi (2004 : 110), yang menyatakan bahwa pemahaman

manusia akan semakin mendalam dan kuat, jika teruji oleh pengalaman-

pengalaman baru.

Berdasarkan pendapat-pendapat mengenai pengertian belajar yang

dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu

perilaku seseorang sebagai hasil pengalaman-pengalaman individu itu sendiri

(pelaku pembelajaran) saat berinteraksi dengan lingkungannya yang dilakukan

secara sadar. Di dalam belajar terkandung suatu aktivitas yang dilakukan dengan

segenap pancaindra untuk memahami arti dari hubungan-hubungan, kemudian

menerapkan konsep-konsep yang dihasilkan dari proses pembelajaran tersebut ke

situasi yang nyata. Ini berarti pembelajaran merupakan upaya membuat seseorang

belajar tentang sesuatu hal. Adapun proses pembelajaran di sini merupakan titik

pertemuan antara berbagai input pembelajaran, mulai dari faktor utama, yaitu:

siswa, guru, dan materi pelajaran yang membentuk proses, hingga faktor

pendukung seperti sarana, sumber belajar, lingkungan, dan sebagainya.

c. Pengertian Prestasi Belajar Matematika

Berdasarkan pengertian prestasi dan belajar tersebut, prestasi belajar

merupakan suatu hasil usaha yang dicapai seseorang dalam penguasaan

pengetahuan, sikap serta keterampilan berkat pengalaman dan latihan yang

dinyatakan dalam perubahan tingkah laku. Menurut Kamus besar Bahasa

Indonesia Online (http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/, 2011), prestasi belajar

adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

10

  

mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang

diberikan oleh guru. Hal ini sejalan dengan pendapat Sutratinah Tirtonagoro

(2001:43), yang mengatakan bahwa,“Prestasi belajar adalah hasil dari pengukuran

serta penilaian usaha belajar. ” Sementara itu, Zainal Arifin (1999: 3) menyatakan

bahwa, “Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perenial dalam

sejarah manusia karena sepanjang rentang kehidupannya, manusia selalu mengejar

prestasi menurut bidang kemampuannya masing-masing.” Zainal Arifin juga

mengemukakan bahwa prestasi belajar mempunyai beberapa fungsi utama, antara

lain prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang

telah dikuasai oleh peserta didik, prestasi belajar sebagai lambang pemuasan

hasrat ingin tahu, prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi

pendidikan, prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi

pendidikan, dan prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap

atau kecerdasan peserta didik.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

matematika merupakan hasil usaha yang dicapai oleh siswa dalam proses belajar.

Pengukurannya menggunakan alat atau tes tertentu yang dinyatakan dalam bentuk

angka, huruf, maupun simbol. Dalam penelitian ini, prestasi belajar dinyatakan

dalam bentuk angka.

Ada banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar matematika.

Menurut Nana Sudjana (2000 : 39), dia mengemukakan bahwa prestasi belajar

yang dicapai siswa dipengaruhi oleh faktor dari dalam siswa dan faktor dari luar

siswa atau faktor lingkungan. Faktor yang datang dari diri siswa, meliputi

kemampuan yang dimilikinya, minat, perhatian, sikap, kebiasaan belajar, dan lain-

lain. Sementara itu, faktor yang datang dari luar siswa meliputi kualitas

pengajaran melalui kompetensi guru, model pembelajaran yang digunakan,

karakteristik kelas, dan lain-lain.

2. Model Pembelajaran Kooperatif

Istilah model pembelajaran dibedakan dari istilah strategi, metode, atau

prinsip pembelajaran. Model pembelajaran mempunyai empat ciri, yaitu rasional

teoritik yang logis, tujuan yang akan dicapai, tingkah laku mengajar diperlukan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

11

  

agar model tersebut dapat dilaksanakan secara berhasil, dan lingkungan belajar

yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai (Mohammad Asikin,

2001 : 3).

Metode dapat menjadi model jika memenuhi empat unsur yang seperti

dikemukakan oleh Joyce dan Weil (1986 : 14-15). Setiap model mengajar atau

model pembelajaran harus memiliki empat unsur, yaitu sintak (fase-fase dari

model yang menyatakan pelaksanaan model secara nyata), sistem sosial (peran

guru dan hubungan guru dengan siswa), prinsip reaksi (perlakuan guru terhadap

siswa dan cara merespon terhadap yang dilakukan oleh siswanya), dan sistem

pendukung yang menunjukkan alat dan sarana dalam pembelajaran. Oleh karena

itu, Toeti Soekamto dan Winataputra (1995:78) mendefinisikan bahwa model

pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur yang

sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar bagi para siswa untuk

mencapai tujuan pembelajaran dan berfungsi sebagai pedoman bagi para

perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan

melaksanakan aktivitas belajar mengajar.

Penggunaan metode mengajar yang tepat merupakan salah satu hal yang

mendukung keberhasilan proses belajar mengajar. Pemilihan metode mengajar

hendaknya memperhatikan beberapa hal, antara lain kesesuaian dengan tujuan

pembelajaran, karakteristik materi pelajaran, karakter siswa, kesiapan guru, dan

ketersediaan sarana dan prasarana. Dengan pemilihan metode, strategi,

pendekatan serta teknik pembelajaran, diharapkan adanya perubahan dari

mengingat atau menghapal ke arah berpikir dan pemahaman, dari model ceramah

ke pendekatan discovery learning atau inquiry learning, dari belajar individual ke

kooperatif, serta dari berpusat materi ke terkonstruksinya pengetahuan siswa

(Fadjar Shadiq, 2009).

Slavin (1995) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan

strategi pembelajaran yang mendorong siswa bekerja secara tim dalam

menyelesaikan masalah atau tugas untuk mencapai tujuan bersama. Pada strategi

pembelajaran kooperatif, siswa terdorong aktif untuk menemukan sendiri

pengetahuannya melalui keterampilan proses. Menurut Anita Lie (2007), model

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

12

  

pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang

mengutamakan adanya kelompok-kelompok serta di dalamnya menekankan

kerjasama. Dalam pembelajaran kooperatif ini siswa dapat lebih menemukan dan

memahami konsep-konsep yang sulit melalui diskusi. Apabila dibandingkan

dengan pembelajaran individual, pembelajaran kooperatif lebih dapat mencapai

kesuksesan akademik dan sosial siswa.

Dalam pembelajaran kooperatif terdapat tiga tujuan pembelajaran, yaitu

prestasi akademik, penerimaan pendapat yang beraneka ragam, dan

pengembangan keterampilan sosial.

a. Prestasi akademik

Para pengembang pembelajaran kooperatif telah menunjukkan bahwa

struktur penghargaan kooperatif dapat meningkatkan prestasi akademik

siswa. Selain itu pembelajaran kooperatif bermanfaat bagi siswa yang

berprestasi rendah, sedang, tinggi karena mereka bekerja sama dalam

menangani persoalan dengan cara tutor sebaya.

b. Penerimaan pendapat yang beraneka ragam

Pembelajaran kooperatif memberikan peluang bagi setiap siswa dari

berbagai latar belakang dan kondisi yang berbeda untuk bekerja sama dalam

menangani persoalan akademik.

c. Pengembangan keterampilan sosial

Dalam pembelajaran kooperatif siswa akan belajar bekerja sama,

menghargai pendapat orang lain dan menetapkan tujuan bersama.

Banyak keuntungan yang akan diperoleh melalui pembelajaran kooperatif.

Pembelajaran kooperatif dapat diterapkan pada berbagai macam mata pelajaran.

Matematika menjadi salah satu mata pelajaran yang sangat sesuai penerapannya.

Menurut Whicker, et al (1997), kepustakaan matematika telah mengakui adanya

efek positif dari pembelajaran kooperatif dalam meningkatkan prestasi, sikap,

kemampuan berpikir yang lebih tinggi, dan kepercayaan diri siswa. Pembelajaran

kooperatif juga sesuai diterapkan pada berbagai tingkatan usia peserta didik,

termasuk pada anak usia dini.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

13

  

3. Model Pembelajaran Student Team Achievement Divisions (STAD)

Salah satu tipe model pembelajaran kooperatif paling sederhana yang

dikemukakan oleh beberapa ahli antara lain Slavin (1985), Lazarowitz (1988),

atau Sharan (1990) dalam Rachmadi adalah tipe STAD. Model STAD merupakan

model yang bagus bagi guru yang ingin memulai pembelajaran kooperatif.

Langkah-langkah penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai berikut.

a. Tahap penyajian materi

Pada tahapan ini, guru menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa

sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai. Guru dapat menggunakan

berbagai pilihan dalam menyampaikan materi pembelajaran ini kepada

siswa. Langkah ini tidak harus dilakukan dalam satu kali pertemuan, tetapi

dapat lebih dari satu.

b. Tahap pembentukan kelompok dan kegiatan kelompok

Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-5

anggota, yang mempunyai kemampuan akademik yang berbeda-beda

(tinggi, sedang, dan rendah). Jika mungkin, anggota kelompok berasal dari

budaya atau suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan jenis

kelamin. Guru memberikan tugas kepada kelompok berkaitan dengan

materi yang telah diberikan, mendiskusikannya secara bersama-sama, saling

membantu antaranggota lain, serta membahas jawaban tugas yang diberikan

guru. Hal ini bertujuan agar setiap kelompok dapat menguasai konsep dan

materi. Bahan tugas untuk kelompok dipersiapkan oleh guru agar

kompetensi dasar yang diharapkan dapat dicapai.

c. Tahap pelaksanaan kuis individu

Guru memberikan tes atau kuis kepada setiap siswa secara individu. Setiap

individu mendapatkan skor awal.

d. Tahap pemantauan skor kemajuan individu

Adanya skor kemajuan individual untuk memberikan hasil akhir yang

maksimal pada setiap siswa. Nilai perkembangan individu didasarkan pada

skor awal yang didapat dari nilai rata-rata siswa pada pelaksanaan tes yang

sama. Skor kemajuan individu dapat dilihat seperti pada Tabel 2.1 berikut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

14

  

Tabel 2.1

Kriteria Skor Kemajuan Individu

Skor Kuis Poin Kemajuan

Lebih dari 10 poin di bawah skor awal 5

1 –10 poin di bawah skor awal 10

0 – 10 poin di atas skor awal 20

Lebih dari 10 poin di atas skor awal 30

Kertas jawaban sempurna 30

e. Tahap pemberian penghargaan kelompok

Guru memberi penghargaan kepada kelompok berdasarkan perolehan nilai

peningkatan hasil belajar individu dari nilai awal ke nilai kuis berikutnya.

Berdasarkan nilai perkembangan yang diperoleh kelompok terdapat tiga

tingkat penghargaan yang diberikan untuk prestasi kelompok.

Tabel 2.2

Kriteria Penghargaan Kelompok

Rata-Rata Poin Kelompok Penghargaan Kelompok

15 – 19 Kelompok baik (Good Team)

20 – 24 Kelompok hebat (Great Team)

≥ 25 Kelompok super (Super Team)

(Slavin, 1995)

Dalam penelitian ini, proses pembelajaran dengan model STAD akan

dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut.

a. Guru menyampaikan materi pembelajaran atau permasalahan kepada siswa

sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai.

b. Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-5

siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang, dan rendah).

Jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang

berbeda serta kesetaraan jender.

c. Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa secara individual sehingga

akan diperoleh skor awal.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

15

  

d. Bahan materi yang telah dipersiapkan didiskusikan dalam kelompoknya

masing-masing untuk mencapai kompetensi dasar.

e. Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan

memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari.

f. Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa secara individual.

g. Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai

peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya.

4. Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing (Guided Discovery)

Sebelum membahas model penemuan terbimbing, akan dijelaskan dahulu

model pembelajaran penemuan murni. Dalam model penemuan murni, yang oleh

Maier (1995:8) disebutnya sebagai heuristik, yaitu sesuatu yang hendak

ditemukan, jalan, atau proses semata-mata ditentukan oleh siswa itu sendiri.

Menurut Jerome Bruner (Cooney dan Davis, 1975:138), penemuan adalah suatu

proses, suatu jalan atau, suatu cara dalam mendekati permasalahan bukannya

suatu produk pengetahuan tertentu. Proses penemuan dapat menjadi kemampuan

umum melalui latihan pemecahan masalah, praktik membentuk, dan menguji

hipotesis. Di dalam pandangan Bruner, belajar dengan penemuan adalah belajar

untuk menemukan, dimana seorang siswa dihadapkan dengan suatu masalah atau

situasi yang tampaknya ganjil sehingga siswa dapat mencari jalan pemecahan.

Metode penemuan murni ini kurang tepat digunakan, karena pada umumnya

sebagian besar siswa masih membutuhkan konsep dasar untuk dapat menemukan

sesuatu. Di samping itu, penemuan tanpa bimbingan dapat memakan waktu

berhari-hari dalam pelaksanaannya, bahkan siswa tidak berbuat apa-apa karena

tidak tahu, begitu pula jalannya penemuan. Jelas bahwa model penemuan ini

kurang tepat untuk siswa, apabila tidak dengan bimbingan guru.

Mengingat hal-hal yang telah disebutkan di atas timbul model pembelajaran

dengan penemuan yang dipandu oleh guru. Model ini melibatkan suatu dialog

atau interaksi antara siswa dan guru dimana siswa mencari kesimpulan yang

diinginkan melalui suatu urutan pertanyaan yang diatur oleh guru. Model

pembelajaran penemuan yang dimaksud ini adalah model pembelajaran penemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

16

  

terbimbing. Prince dan Felder (2006 : 123) mengatakan bahwa model penemuan

terbimbing merupakan salah satu model mengajar secara inductive dan sesuai

dengan teori kontruktivisme.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, model pembelajaran penemuan

terbimbing adalah model pembelajaran yang terpusat pada siswa, dimana siswa

dihadapkan kepada situasi siswa bebas menyelidiki dan menarik kesimpulan,

terkaan, instituisi, dan mencoba-coba (trial and error). Guru membimbing siswa

jika diperlukan dan siswa didorong untuk berpikir sendiri sehingga dapat

menemukan prinsip umum berdasarkan bahan yang disediakan oleh guru dan

sampai seberapa jauh siswa dibimbing tergantung pada kemampuannya dan

materi yang sedang dipelajari. Dengan bimbingan guru sebagai penunjuk jalan,

guru dapat membantu siswa mempergunakan ide, konsep, dan keterampilan yang

sudah mereka pelajari untuk menemukan pengetahuan yang baru.

Pada model pembelajaran dengan penemuan terbimbing, peran siswa cukup

besar karena pembelajaran tidak lagi terpusat pada guru, melainkan pada siswa.

Guru memulai kegiatan belajar mengajar dengan menjelaskan kegiatan yang akan

dilakukan siswa dan mengorganisisasi kelas untuk kegiatan seperti pemecahan

masalah, investigasi, atau aktivitas lainnya. Pemecahan masalah merupakan suatu

tahap yang penting. Hal ini dapat dilakukan secara individu maupun kelompok.

Dengan membiasakan siswa dalam kegiatan pemecahan masalah dapat diharapkan

akan meningkatkan kemampuan siswa dalam mengerjakan soal matematika,

karena siswa dilibatkan dalam berpikir matematika pada saat manipulasi,

eksperimen, dan menyelesaikan masalah. Peran guru dan siswa dalam model

penemuan terbimbing dapat dilihat pada Tabel 2.3 berikut ini.

Tabel 2.3

Peran Guru dan Siswa dalam Model Penemuan Terbimbing

Penemuan Terbimbing Peran Guru Peran Siswa

Sedikit bimbingan Menyatakan persoalan Menemukan pemecahan

Banyak bimbingan Menyatakan persoalan

Memberikan bimbingan

Mengikuti petunjuk

Menemukan penyelesaian

(Rachmadi Widdiharto, 2004 : 5)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

17

  

Dalam proses pembelajaran, model penemuan terbimbing lebih

menekankan pada interaksi guru, siswa, dan bahan ajar. Interaksi dapat terjadi

antara guru dengan siswa tertentu, dengan beberapa siswa, atau serentak dengan

semua siswa dalam kelas (S – G), siswa dengan siswa (S – S), siswa dengan

bahan ajar (S – B), siswa dengan bahan ajar dan siswa (S – B – S), serta siswa

dengan bahan ajar dan guru (S – B – G). Tujuannya untuk saling mempengaruhi

berpikir masing-masing, guru memancing berpikir siswa, yaitu dengan

pertanyaan-pertanyaan terfokus sehingga dapat memungkinkan siswa untuk

memahami dan mengkontruksikan konsep-konsep tertentu, membangun aturan-

aturan, dan belajar menemukan sesuatu untuk memecahkan masalah. Interaksi

yang mungkin terjadi dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 2.1 Interaksi Dalam Kegiatan Pembelajaran Penemuan Terbimbing

(Markaban, 2008 : 12)

Agar pelaksanaan pembelajaran dengan model penemuan terbimbing ini

berjalan dengan efektif, maka langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut.

a. Merumuskan masalah yang akan diberikan kepada siswa dengan data

secukupnya dan perumusannya harus jelas.

b. Dari data yang diberikan oleh guru, siswa menyusun, memproses,

mengorganisasi, dan menganalisis data tersebut. Dalam hal ini, bimbingan

guru dapat diberikan sejauh yang diperlukan saja. Bimbingan ini dapat

mengarahkan siswa untuk melangkah ke arah yang hendak dituju, melalui

pertanyaan-pertanyaan, atau lembar kerja siswa (LKS).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

18

  

c. Siswa menyusun konjektur (perkiraan) dari hasil analisis yang

dilakukannya.

d. Konjektur yang telah dibuat siswa tersebut diperiksa oleh guru. Hal ini

dilakukan untuk meyakinkan kebenaran perkiraan siswa, sehingga akan

menuju arah yang hendak dicapai.

e. Apabila telah diperoleh kepastian tentang kebenaran konjektur tersebut,

maka verbalisasi konjektur diserahkan kepada siswa untuk menyusunnya.

f. Sesudah siswa menemukan apa yang dicari, guru menyediakan soal latihan

atau soal tambahan untuk memeriksa kebenaran hasil penemuan itu.

5. Model Pembelajaran Konvensional

Definisi mengajar yang lama menurut Slameto (1995: 29), “Mengajar

adalah penyerahan kebudayaan berupa pengalaman dan percakapan kepada anak

didik”. Dari sini terlihat bahwa mengajar hanyalah mentransfer pengetahuan dari

guru ke siswa sehingga pusat perhatian ada pada guru. Proses pembelajaran

dengan definisi mengajar seperti inilah yang dianut dalam pembelajaran

konvensional. Pernyataan ini sejalan dengan pendapat Purwoto (2003: 104),

“Dalam model mengajar tradisional, seorang guru matematika dianggap sebagai

sumber ilmu, guru bertindak otoriter, dan mendominasi kelas”.

Pembelajaran konvensional merupakan suatu metode mengajar yang telah

lama dan biasa digunakan, misalnya dengan metode ceramah. Pada pembelajaran

ini, guru cenderung sangat mendominasi dan memegang peranan utama dalam

menentukan isi dan mengakibatkan siswa hanya pasif, mudah jenuh, kurang

inisiatif, sangat tergantung pada guru dan tidak terlatih mandiri dalam belajar.

Menurut Purwoto (2003: 67) dinyatakan metode konvensional memiliki beberapa

kelebihan dan kelemahan. Kelebihan dan kelemahannya sebagai berikut.

a. Kelebihan pembelajaran konvensional

1. Dapat menampung kelas besar, tiap siswa mendapat kesempatan yang

sama untuk mendengarkan.

2. Bahan pengajaran dapat diberikan secara lebih urut oleh guru.

3. Guru dapat memberikan tekanan terhadap hal-hal yang penting,

sehingga waktu dan energi dapat digunakan sebaik mungkin.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

19

  

4. Isi silabus dapat diselesaikan dengan lebih mudah, karena guru tidak

harus menyesuaikan dengan kecepatan belajar siswa.

5. Kekurangan atau tidak adanya buku pelajaran dan alat bantu pelajaran,

tidak menghambat dilaksanakannya pelajaran dengan metode ini.

6. Kelas relatif teratur, tenang, dan tidak ramai.

7. Daya serap dan target kurikulum pembelajaran guru dapat tercapai.

b. Kelemahan pembelajaran konvensional

1. Pelajaran berjalan membosankan siswa dan siswa menjadi pasif, karena

tidak berkesempatan untuk menemukan sendiri konsep yang diajarkan.

Siswa hanya aktif membuat catatan.

2. Kepadatan konsep-konsep yang diberikan dapat berakibat siswa tidak

mampu menguasai bahan yang diajarkan.

3. Pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini lebih cepat terlupakan.

4. Ceramah menyebabkan belajar siswa menjadi menghafal yang tidak

mengakibatkan timbulnya pengertian.

Dengan memperhatikan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa kegiatan

pembelajaran konvensional didominasi oleh guru. Langkah-langkah pembelajaran

konvensional dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2.4 berikut.

Tabel 2.4

Langkah-Langkah Pembelajaran Konvensional

Langkah-langkah Peran Guru

1. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa.

Guru memperkenalkan serta menjelaskan tujuan dan latar belakang materi yang diajarkan.

2. Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan.

Guru mendemonstrasikan keterampilan dan menyampaikan informasi tahap demi tahap.

3. Memberikan contoh soal dan pelatihan.

Guru memberikan contoh soal dan membahasnya.

4. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik.

Guru mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan, kemudian memberikan umpan balik.

5. Memberikan kesempatan untuk

pelatihan lanjutan.

Guru mempersiapkan latihan lanjutan

berupa tugas atau pekerjaan rumah (PR).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

20

  

6. Aktivitas Belajar Siswa

Aktivitas siswa selama proses belajar merupakan salah satu indikator

adanya keinginan siswa untuk mau belajar. Aktivitas siswa merupakan kegiatan

atau perilaku yang terjadi selama proses belajar, baik itu di dalam kelas maupun di

luar kelas, maupun bersama guru atau tidak bersama guru. Kegiatan-kegiatan

yang dimaksud merupakan kegiatan yang mengarah pada proses belajar seperti

bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas-tugas, dapat menjawab

pertanyaan guru dan bisa bekerja sama dengan siswa lain, serta tanggung jawab

terhadap tugas yang diberikan. Menurut pandangan Ilmu Jiwa Modern (Sardiman,

2001 : 99), “aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental”.

Untuk mencapai hasil belajar yang optimal, kedua aktivitas itu harus selalu

berkait. Montessori (Sardiman, 2001 : 95) menegaskan bahwa anak-anak itu

memiliki tenaga-tenaga untuk berkembang sendiri, membentuk sendiri. Pendidik

cukup berperan sebagai pembimbing dan mengamati bagaimana perkembangan

siswa. Pernyataan Montessori ini memberikan petunjuk bahwa yang lebih banyak

melakukan aktivitas di dalam pembentukan diri adalah anak itu sendiri, sedangkan

pendidik memberikan bimbingan dan merencanakan segala keinginan yang akan

diperbuat oleh peserta didik.

Dari beberapa pendapat di atas, diperoleh kesimpulan bahwa aktivitas

belajar siswa adalah kegiatan belajar yang dilakukan siswa dengan cara

mengamati sendiri, pengalaman sendiri, menyelidiki sendiri, dan bekerja secara

aktif menggunakan fasilitas yang diciptakan sendiri untuk berkembang sendiri.

Guru harus dapat membangkitkan aktivitas siswa dalam menerima pelajaran, baik

aktivitas jasmani maupun rohani. Aktivitas jasmani seperti, melakukan percobaan,

berkebun, dan sebagainya, sedangkan aktivitas rohani seperti memecahkan

persoalan, mengambil keputusan, dan sebagainya. Selanjutnya, Paul B. Dierich

dalam Sardiman (2001:100) menyebutkan bahwa aktivitas belajar siswa dapat

digolongkan sebagai berikut.

a. Visual activities, yaitu kegiatan seperti membaca, memperhatikan gambar

demonstrasi, percobaaan, pekerjaan orang lain.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

21

  

b. Oral activities, yaitu kegiatan seperti menyatakan, merumuskan, bertanya,

memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi,

dan interupsi.

c. Listening activities, yaitu kegiatan seperti mendengarkan uraian percakapan,

diskusi, musik, dan pidato.

d. Writing activities, yaitu kegiatan seperti menulis cerita, karangan, laporan,

angket, menyalin.

e. Drawing activities, yaitu kegiatan seperti menggambar, membuat grafik,

peta, dan diagram.

f. Motor activities, yaitu kegiatan seperti melakukan percobaan, membuat

konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, dan berternak.

g. Mental activities, yaitu kegiatan seperti menanggapi, mengingat,

memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.

h. Emosional activities, yaitu kegiatan seperti menaruh minat, merasa bosan,

gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, dan gugup.

Klasifikasi seperti yang diuraikan oleh Dierich di atas, menunjukkan bahwa

aktivitas belajar siswa cukup kompleks, beragam, dan bervariasi. Dalam

penelitian ini, aktivitas belajar yang diteliti adalah visual activities, oral activities,

listening activities, mental activities, dan emosional activities. Indikator aktivitas

tersebut meliputi kegiatan persiapan sebelum mengikuti pelajaran matematika,

partisipasi dalam mengikuti pelajaran matematika, mengatasi kesulitan dalam

belajar, belajar matematika di rumah, belajar di luar sekolah/les, partisipasi dalam

belajar kelompok, mengatasi kesulitan dalam belajar kelompok, mengerjakan PR

yang diberikan, sikap dalam menghadapi PR yang sulit, belajar matematika selain

buku paket, melengkapi catatan, membuat rangkuman, latihan soal-soal, dan sikap

terhadap hasil belajar.

B. Penelitian Yang Relevan

Penelitian yanag relevan merupakan uraian yang sistematis tentang hasil-

hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu dan ada hubungannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

22

  

dengan penelitian yang dilakukan sekarang. Adapun penelitian-penelitian tersebut,

antara lain sebagai berikut.

1. Penelitian berjudul Communication in Collaborative Discovery Learning

telah dilakukan oleh Nadira Saab, et. al pada tahun 2005. Hasil dari

penelitian ini, yaitu adanya hubungan yang sangat erat antara cara

berkomunikasi pada pembelajaran penemuan dengan keberhasilan

pengajaran. Persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti,

yaitu sama-sama menerapkan model pembelajaran penemuan. Perbedaan

penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan Nadira Saab, et.al, yaitu

peneliti membandingkan model pembelajaran yang ditinjau dari aktivitas

belajar siswa, sedangkan Nadira Saab, et.al hanya meneliti pengaruh

komunikasi terhadap pembelajaran penemuan untuk hasil pembelajaran

yang lebih efektif.

2. Penelitian berjudul The Effect of Direct Instructions Versus Discovery

Learning on the Understanding of Science Lessons by Second Grade

Students telah dilakukan oleh Cohen pada tahun 2008. Dalam penelitian ini,

peneliti menyimpulkan bahwa siswa dengan pembelajaran langsung lebih

cepat dalam mengisi tes yang diadakan, tetapi kurang teliti sehingga dalam

penelitian untuk disarankan menggunakan model penemuan. Persamaan

penelitian yang dilakukan dengan Cohen, yaitu sama-sama membandingkan

model pembelajaran untuk mengetahui model pembelajaran yang efektif.

Perbedaannya dengan penelitian ini, yaitu pada penelitian ini peneliti

membandingkan tiga model pembelajaran yang ditinjau dari aktivitas

belajar siswa, sedangkan Cohen hanya membandingkan dua model

pembelajaran, yaitu model penemuan terbimbing dan pengajaran langsung.

3. Penelitian yang telah dilakukan oleh Tarim dan Akdeniz pada tahun 2008

menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TAI dan tipe STAD

memberikan efek positif terhadap prestasi belajar matematika pada siswa

Sekolah Dasar (SD). Persamaan antara penelitian yang dilakukan oleh

Tarim dan Akdeniz, yaitu sama-sama menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD. Adapun perbedaannnya, yaitu pada penelitian Tarim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

23

  

dan Akdeniz dilakukan pada siswa kelas IV SD di Turki dengan

membandingkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI, sedangkan pada

penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti merupakan eksperimentasi

pada kelas VIII SMP se-Kabupaten Klaten dengan membandingkan model

pembelajaran penemuan terbimbing dan STAD dengan konvensional.

4. Penelitian telah dilakukan oleh Dumitrascu pada tahun 2009. Berdasarkan

hasil analisis dari penelitian tersebut menyatakan bahwa model penemuan

terbimbing dapat menjadi salah satu pembelajaran menyenangkan dan

efektif untuk kebanyakan siswa di suatu kelas materi analisis real.

Penelitian yang dilakukan oleh Dumitrascu memiliki kesamaan dengan

peneliti, yaitu adanya usaha dalam peningkatan hasil belajar siswa dengan

penggunaan model pembelajaran penemuan. Adapun perbedaan penelitian

dengan peneliti, yaitu pada penelitian Dumitrascu terfokus pada cara

meningkatkan pemahaman konsep siswa dengan model pembelajaran yang

cocok, sedangkan penulis membandingkan model pembelajaran yang

efektif.

5. Penelitian telah dilakukan oleh Latifah Musthofa Lestyanto pada tahun

2010. Pada penelitian ini menyatakan bahwa model pembelajaran

kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) memiliki hasil belajar

matematika pada pokok bahasan bangun ruang lebih baik daripada siswa

yang mendapatkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pada

penelitian ini dan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sama-sama

menekankan pada aktivitas belajar siswa. Akan tetapi, perbedaaan

penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti ini terletak pada model

pembelajaran penemuan terbimbing dan konvensional, sedangkan pada

penelitian Latifah Musthofa Lestyanto cukup membandingkan dua model

pembelajaran kooperatif (STAD dan TGT) tanpa menggunakan model

pembelajaran konvensional.

6. Penelitian yang dilakukan oleh Yoppy Wahyu Purnomo pada tahun 2011

menyatakan bahwa model pembelajaran penemuan terbimbing dan

pembelajaran kooperatif memberikan hasil belajar yang sama, tetapi lebih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

24

  

baik daripada konvensional. Persamaan penelitian yang telah dilakukan oleh

peneliti, yaitu model pembelajaran yang digunakan sama-sama

menggunakan penemuan terbimbing, kooperatif, dan konvensional.

Perbedaaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini terletak pada

efektivitas model pembelajaran yang ditinjau, yaitu dari aktivitas belajar

siswa, sedangkan pada penelitian Yoppy Wahyu Purnomo menekankan

pada kreativitas siswa.

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan dapat disusun kerangka

berpikir guna memperoleh jawaban sementara atas permasalahan yang timbul.

1. Kaitan Model Pembelajaran dengan Prestasi Belajar

Belajar merupakan suatu proses yang terjadi karena adanya usaha untuk

mengadakan perubahan tingkah laku. Indikator keberhasilan siswa dalam belajar

dapat dilihat dari prestasi belajarnya. Prestasi belajar matematika adalah hasil

belajar yang dicapai siswa dalam proses belajar matematika sehingga terdapat

proses perubahan dalam pemikiran serta tingkah laku. Prestasi belajar matematika

dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah model pembelajaran yang

digunakan, karakteristik belajar siswa, dan lingkungan.

Model pembelajaran sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

Oleh karena itu, apabila model pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran

tersebut sesuai dengan karakteristik siswa dan materi yang dipelajari maka

dimungkinkan prestasi belajar siswa akan meningkat lebih baik. Model

pembelajaran penemuan terbimbing dan STAD merupakan model pembelajaran

yang dapat mendorong siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran. Dalam model

penemuan terbimbing, siswa dituntut secara aktif untuk menyelesaikan suatu

permasalahan yang dapat dilakukan secara individu ataupun berkelompok,

sedangkan pada STAD didapatkan adanya proses kebersamaan dalam

menyelesaikan suatu permasalahan. Interaksi dalam kelompok ini akan berjalan

dengan baik, apabila setiap kelompok mempunyai kemampuan yang heterogen.

Penemuan terbimbing dan STAD merupakan bentuk model pembelajaran yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

25

  

dikembangkan berdasarkan pada teori belajar konstruktivisme. Menurut teori

belajar ini, pengetahuan dibangun atau dikontruksikan oleh siswa sedikit demi

sedikit yang hasilnya diperoleh dari hasil konstruksi dan pengalamannya sendiri.

Siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit

dalam pelajaran, apabila mereka dapat saling mendiskusikan masalah tersebut

dengan teman sekelompoknya. Dengan perlakuan kedua model pembelajaran ini

diharapkan dapat memberikan prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan

dengan model pembelajaran yang hanya didominasi oleh guru atau konvensional.

Pada model penemuan terbimbing, siswa yang mempunyai kemampuan

lebih tinggi akan lebih lancar dalam menemukan konsep daripada siswa dengan

kemampuan sedang dan rendah. Pada model ini juga dapat dibuat-buat secara

berkelompok sehingga antarsiswa dapat saling membantu dan berdiskusi. Sejalan

dengan model pembelajaran penemuan terbimbing, pada model pembelajaran

kooperatif tipe STAD, siswa dengan kemampuan lebih tinggi akan membantu

temannya yang mempunyai kemampuan sedang maupun rendah dalam

kelompoknya masing-masing. Pada model pembelajaran penemuan terbimbing,

para siswa diajak atau didorong untuk melakukan kegiatan penyelidikan di bawah

bimbingan guru, sedemikian sehingga pada akhirnya siswa dapat menemukan

sesuatu yang diharapkan. Dengan melakukan penyelidikan dan mendapatkan

bimbingan dari guru, tentunya model pembelajaran penemuan terbimbing dapat

membantu penguasaan pokok bahasan persamaan garis lurus yang didalam materi

ini mengandung banyak rumus, sedangkan pembelajaran menjadi lebih menarik

karena banyak melakukan penyelidikan. Oleh karena itu, model pembelajaran

penemuan terbimbing diharapkan dapat lebih meningkatkan prestasi belajar siswa

dibandingkan dengan model pembelajaran STAD.

2. Kaitan Aktivitas Belajar dengan Prestasi Belajar

Pada proses pembelajaran, keaktifan siswa juga perlu diperhatikan.

Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang

tinggi antara guru dengan siswa maupun antara siswa dengan siswa yang lain. Hal

ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi lebih segar dan kondusif, dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

26

  

masing-masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin.

Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya

pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi

belajarnya. Sesuai dengan karakteristik pembelajaran matematika, yang tersusun

secara hierarkis dan bertahap tingkat kesulitannya dari mudah ke sukar, sedangkan

perlakuannya sama maka konsekuensinya, siswa dengan aktivitas tinggi

mempunyai prestasi lebih baik karena siswa lebih mudah memahami materi

persamaan garis lurus hingga tahapan materi sukar sehingga prestasi belajarnya

juga akan meningkat daripada siswa dengan aktivitas sedang maupun siswa

dengan aktivitas rendah. Sementara itu, siswa dengan aktivitas belajar sedang

akan mempunyai prestasi lebih baik daripada siswa dengan aktivitas belajar

rendah karena aktivitas belajar dan motivasi dalam mengikuti pembelajaran lebih

tinggi. Hal ini juga sejalan dengan siswa yang mempunyai aktivitas belajar tinggi

dengan rendah, sehingga siswa dengan aktivitas belajar tinggi akan mempunyai

prestasi lebih baik daripada siswa dengan aktivitas belajar rendah.

3. Kaitan Model Pembelajaran dan Aktivitas Belajar Siswa dengan Prestasi

Belajar

Aktivitas belajar siswa dapat muncul dari dalam diri siswa atau muncul

karena pengaruh dari luar, misalnya dengan adanya proses pembelajaran yang

menuntut siswa untuk lebih aktif dan dapat meningkatkan ketertarikan siswa

terhadap pelajaran matematika. Dengan model pembelajaran penemuan

terbimbing, siswa dituntut untuk lebih berpikir kreatif serta siswa bebas

menyelidiki dan menarik kesimpulan, terkaan, intuisi, dan mencoba-coba. Dengan

perlakuan seperti ini, siswa dengan aktivitas belajar sedang maupun tinggi

dimungkinkan akan lebih mudah untuk memahami materi daripada siswa dengan

aktivitas rendah. Adanya bimbingan guru sebagai penunjuk jalan untuk membantu

pemahaman siswa serta siswa mencoba untuk menemukan pengetahuan baru

sehingga dapat meningkatkan aktivitas belajar, akibatnya siswa dengan aktivitas

sedang dan siswa dengan aktivitas tinggi akan mempunyai prestasi yang sama

baiknya. Akan tetapi, siswa dengan aktivitas belajar rendah akan butuh waktu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

27

  

lebih lama dalam memahami konsep. Dengan demikian, siswa dengan aktivitas

tinggi maupun sedang akan lebih baik daripada siswa dengan aktivitas rendah.

Ketika mengikuti proses pembelajaran dengan model pembelajaran STAD,

siswa berkelompok untuk saling diskusi, berinteraksi, memecahkan masalah, dan

melaksanakan kewajiban masing-masing dalam kelompoknya untuk mencapai

tujuan bersama. Siswa dengan aktivitas sedang dan rendah akan termotivasi untuk

meningkatkan aktivitas belajarnya sehingga prestasi belajar siswa dengan aktivitas

sedang maupun rendah akan sama baik dengan siswa aktivitas tinggi.

Pada pembelajaran konvensional, guru sebagai pusat pembelajaran

mendominasi pembelajaran dengan ceramah dan tanya jawab. Akibatnya, seluruh

siswa akan mengikuti alur pembelajaran yang diberikan oleh guru sehingga

pengetahuannya tidak akan berkembang. Dari model pembelajaran seperti ini,

siswa dengan aktivitas tinggi, sedang, maupun rendah akan sama prestasinya.

Jikapun secara kuantitas terdapat perbedaan, hal itu tidak signifikan.

Siswa dengan aktivitas belajar rendah maupun tinggi, penggunaan model

pembelajaran apapun tidak akan berpengaruh pada prestasi belajar mereka karena

aktivitas belajar hanya dapat timbul, jika dalam diri siswa telah ada motivasi

untuk belajar. Siswa dengan aktivitas belajar rendah, yang berarti mereka tidak

mempunyai motivasi yang lebih untuk belajar maka mereka tidak dapat

memperoleh prestasi yang lebih baik. Adapun untuk siswa dengan aktivitas

belajar tinggi, yang berarti sejak awal telah mempunyai motivasi dalam belajar

maka mereka akan memperoleh prestasi yang sama baiknya sewaktu dikenai

model penemuan terbimbing maupun STAD. Sementara itu untuk siswa dengan

aktivitas sedang, model penemuan terbimbing akan sama baiknya dengan model

pembelajaran STAD. Akan tetapi pada masing-masing model pembelajaran, yaitu

model penemuan terbimbing maupun STAD akan lebih baik daripada

konvensional.

Dari pemikiran-pemikiran yang diungkapkan di atas, model pembelajaran

dan aktivitas belajar siswa berperan terhadap prestasi belajar siswa. Kerangka

berpikir dalam penelitian ini digambarkan oleh Gambar 2.2 sebagai berikut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

28

  

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori, kerangka berpikir, dan permasalahan yang

diajukan, dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut.

1. Siswa yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran penemuan

terbimbing maupun STAD lebih baik prestasi belajarnya dibandingkan

dengan siswa yang diberikan perlakuan konvensional. Sementara itu, siswa

yang diberi model pembelajaran penemuan terbimbing lebih baik prestasi

belajarnya dibandingkan siswa yang diberi model pembelajaran STAD.

2. Siswa dengan aktivitas belajar tinggi mempunyai prestasi belajar yang lebih

baik daripada siswa dengan aktivitas belajar sedang, dan siswa dengan

aktivitas belajar sedang mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada

siswa dengan aktivitas belajar rendah. Sementara itu, siswa dengan aktivitas

belajar tinggi mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa

dengan aktivitas belajar rendah.

3. Penggunaan model penemuan terbimbing menghasilkan prestasi belajar

siswa yang sama baiknya dengan STAD pada siswa dengan aktivitas belajar

tinggi maupun siswa dengan aktivitas sedang. Adapun pada masing-masing

kedua model ini lebih baik daripada konvensional. Sementara itu untuk

aktivitas rendah, model pembelajaran STAD, penemuan terbimbing, dan

konvensional menghasilkan prestasi yang sama baiknya. Kecuali dari itu,

pada penemuan terbimbing untuk siswa dengan aktivitas sedang akan sama

baik prestasinya dengan siswa yang mempunyai aktivitas tinggi, sedangkan

untuk masing-masing aktivitas belajar siswa tersebut akan lebih baik

prestasinya daripada siswa dengan aktivitas rendah. Sementara itu untuk

model pembelajaran STAD maupun konvensional, pada masing-masing

tingkat aktivitas akan mempunyai prestasi yang sama baiknya.

Model Pembelajaran

Aktivitas Belajar

Prestasi Belajar

Gambar 2.2 Paradigma Penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

29  

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat, Subjek, dan Waktu Penelitian

1. Tempat dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri se-Kabupaten Klaten dengan

mengambil subjek penelitiannya, yaitu siswa kelas VIII Semester I pada Tahun

Pelajaran 2011/2012. Penelitian ini populasinya adalah siswa kelas VIII semester I

SMP Negeri se-Kabupaten Klaten yang terdiri dari 63 SMP.

2. Waktu Penelitian

Penelitian yang telah dilaksanakan ini dibagi dalam beberapa tahapan.

Tahap-tahapan yang telah dilaksanakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut.

a. Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan ini meliputi pengajuan judul, penyusunan draf proposal

penelitian, seminar draf proposal, dan pengajuan ijin penelitian. Tahap ini

telah dilaksanakan mulai bulan Juli 2011 sampai bulan Agustus 2011.

b. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan meliputi: uji coba instrumen penelitian, eksperimen, dan

pengumpulan data. Tahap ini dilaksanakan pada bulan September 2011

sampai bulan Oktober 2011.

c. Tahap Penyelesaian

Tahap ini mencakup proses analisis data dan penyusunan laporan penelitian.

Tahap ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2011 sampai dengan bulan

Januari 2012.

B. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian yang telah dilaksanakan ini termasuk dalam penelitian

eksperimental semu, karena peneliti tidak mungkin mengontrol atau memanipulasi

semua variabel yang relevan, kecuali beberapa dari variabel-variabel yang diteliti.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

  

30

  

Hal ini sesuai dengan pendapat Budiyono (2003 : 82) bahwa “Tujuan penelitian

eksperimental semu, yaitu untuk memperoleh informasi yang merupakan

perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang

sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan atau

memanipulasikan semua variabel yang relevan”.

Manipulasi variabel dalam penelitian ini dilakukan pada variabel bebas,

yaitu model pembelajaran penemuan terbimbing pada kelas eksperimen I, model

pembelajaran STAD pada kelas eksperimen II, dan model pembelajaran

konvensional pada kelas kontrol. Aktivitas belajar siswa merupakan variabel

bebas, yang dijadikan sebagai variabel yang ikut mempengaruhi variabel terikat,

yaitu prestasi hasil belajar siswa dalam materi persamaan garis lurus.

2. Rancangan Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan faktorial 3 × 3, yang digunakan

untuk mengetahui pengaruh dua variabel bebas terhadap variabel terikat.

Rancangan penelitian disajikan seperti terlihat pada Tabel 3.1 berikut ini.

Tabel 3.1

Rancangan Penelitian

B

A

Aktivitas Belajar Siswa

Rendah (b1) Sedang (b2) Tinggi (b3)

Model Penemuan Terbimbing (a1) (ab)11 (ab)12 (ab)13

Model Pembelajaran STAD (a2) (ab)21 (ab)22 (ab)23

Model Pembelajaran Konvensional (a3) (ab)31 (ab) 32 (ab)33

C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Suharsimi Arikunto (2002: 108) menyatakan bahwa “Populasi adalah

keseluruhan subjek penelitian”. Dari pengertian ini dapat dikatakan bahwa

populasi merupakan keseluruhan subjek atau individu yang memiliki karakteristik

tertentu yang hendak diteliti. Dalam penelitian ini, populasinya adalah siswa

semester I kelas VIII SMP Negeri di Kabupaten Klaten.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

  

31

  

2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Sampel dapat diartikan sebagai bagian dari populasi yang dianggap

mewakili keseluruhan populasi dan diambil menggunakan teknik tertentu,

sedangkan sampling adalah teknik yang digunakan untuk mengambil sampel.

Dalam penelitian ini, sebagai sampelnya diambil tiga kelas dari tiga sekolah, yaitu

dua kelas untuk eksperimen dan satu kelas yang lain untuk kelas kontrol. Teknik

pengambilan sampel menggunakan teknik stratified cluster random sampling,

yang pelaksanaannya dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah berikut.

a. Peneliti mendata semua SMP Negeri yang berada di Kabupaten Klaten,

sebanyak 65 sekolah SMP Negeri se-Kabupaten Klaten, 2 sekolah

diantaranya merupakan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI).

Dua sekolah ini tidak dijadikan kelompok populasi karena memiliki

karakteristik yang berbeda. Populasi dikelompokkan berdasarkan peringkat

sekolah sehingga terbentuk tiga peringkat, yaitu peringkat atas, sedang, dan

bawah. Data SMP Negeri se-Kabupaten Klaten berdasarkan rata-rata UN

tahun 2009/2010 dapat dilihat seperti pada Tabel 3.2 berikut ini.

Tabel 3.2

Data SMP Negeri di Kabupaten Klaten

No. Nama Sekolah Total Rata-rata Nilai UN

Peringkat

1. SMP Negeri 1 Pedan 33.17 Atas 2. SMP Negeri 1 Cawas 32.94 Atas 3. SMP Negeri 1 Klaten 32.28 Atas 4. SMP Negeri 1 Wedi 32.20 Atas 5. SMP Negeri 1 Karanganom 32.18 Atas 6. SMP Negeri 2 Trucuk 31.71 Atas 7. SMP Negeri 1 Bayat 31.26 Atas 8. SMP Negeri 1 Manisrenggo 30.91 Atas 9. SMP Negeri 3 Klaten 30.85 Atas 10. SMP Negeri 1 Prambanan 30.52 Atas 11. SMP Negeri 1 Karangdowo 30.48 Atas 12. SMP Negeri 4 Klaten 30.46 Atas 13. SMP Negeri 1 Ceper 30.31 Atas 14. SMP Negeri 1 Polanharjo 30.23 Atas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

  

32

  

No. Nama Sekolah Total Rata-rata Nilai UN

Peringkat

15. SMP Negeri 1 Tulung 29.77 Atas 16. SMP Negeri 2 Wonosari 29.62 Atas 17. SMP Negeri 1 Juwiring 29.55 Atas 18. SMP Negeri 3 Delanggu 29.30 Atas 19. SMP Negeri 3 Pedan 29.02 Atas 20. SMP Negeri 3 Ceper 28.80 Atas 21. SMP Negeri 3 Karangdowo 28.44 Atas 22. SMP Negeri 1 Jatinom 28.73 Sedang 23. SMP Negeri 3 Bayat 28.66 Sedang 24. SMP Negeri 5 Klaten 28.34 Sedang 25. SMP Negeri 1 Trucuk 28.22 Sedang 26. SMP Negeri 2 Bayat 27.98 Sedang 27. SMP Negeri 2 Karanganom 27.77 Sedang 28. SMP Negeri 3 Cawas 27.74 Sedang 29. SMP Negeri 6 Klaten 27.69 Sedang 30. SMP Negeri 1 Kebonarum 27.65 Sedang 31. SMP Negeri 3 Gantiwarno 27.62 Sedang 32. SMP Negeri 2 Wedi 27.62 Sedang 33. SMP Negeri 1 Jogonalan 27.61 Sedang 34. SMP Negeri 1 Gantiwarno 27.56 Sedang 35. SMP Negeri 2 Karangdowo 37.52 Sedang 36. SMP Negeri 3 Jatinom 27.47 Sedang 37. SMP Negeri 2 Tulung 27.45 Sedang 38. SMP Negeri 4 Delanggu 27.40 Sedang 39. SMP Negeri 2 Manisrenggo 27.39 Sedang 40. SMP Negeri 2 Ceper 27.36 Sedang 41. SMP Negeri 4 Karanganom 27.36 Sedang 42. SMP Negeri 7 Klaten 27.32 Sedang 43. SMP Negeri 2 Jatinom 27.29 Rendah 44. SMP Negeri 3 Polanharjo 27.27 Rendah 45. SMP Negeri 1 Wonosari 27.23 Rendah 46. SMP Negeri 2 Jogonalan 27.21 Rendah 47. SMP Negeri 1 Karangnongko 27.20 Rendah 48. SMP Negeri 1 Kalikotes 27.08 Rendah 49. SMP Negeri 2 Gantiwarno 27.06 Rendah 50. SMP Negeri 2 Kemalang 27.05 Rendah 51. SMP Negeri 2 Delanggu 27.04 Rendah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

  

33

  

No. Nama Sekolah Total Rata-rata Nilai UN

Peringkat

52. SMP Negeri 2 Prambanan 26.92 Rendah 53. SMP Negeri 3 Tulung 26.92 Rendah 54. SMP Negeri 2 Juwiring 26.82 Rendah 55. SMP Negeri 2 Pedan 26.81 Rendah 56. SMP Negeri 2 Cawas 26.69 Rendah 57. SMP Negeri 3 Karanganom 26.64 Rendah 58. SMP Negeri 3 Manisrenggo 26.61 Rendah 59. SMP Negeri 2 Karangnongko 26.37 Rendah 60. SMP Negeri 1 Kemalang 26.27 Rendah 61. SMP Negeri 2 Polanharjo 26.19 Rendah 62. SMP Negeri 1 Ngawen 26.11 Rendah 63. SMP Negeri 3 Trucuk 26.04 Rendah

(diperoleh dari BSNP 2010)

b. Berdasarkan data sekolah tersebut, pada masing-masing peringkat dipilih

secara random satu sekolah sebagai sampel sehingga terdapat tiga sekolah

yang dijadikan sampel. Masing-masing sampel mewakili sekolah peringkat

atas, peringkat sedang, dan sekolah peringkat bawah. Setelah dipilih secara

random, untuk kategori peringkat tinggi diperoleh SMP N 1 Karangdowo,

kategori peringkat sedang diperoleh SMP N 3 Cawas, dan kategori

peringkat rendah diperoleh SMP N 2 Pedan.

c. Dari masing-masing sekolah sampel yang telah terpilih diambil tiga kelas

secara random untuk dijadikan kelas eksperimen I dengan model

pembelajaran penemuan terbimbing, kelas eksperimen II dengan perlakuan

model pembelajaran STAD, dan kelas kontrol dengan perlakuan

konvensional. Setelah dilakukan pemilihan secara random, untuk kelas

eksperimen yang diberikan perlakuan model penemuan terbimbing

diperoleh kelas IX A SMP N 1 Karangdowo, kelas IX F SMP N 3 Cawas,

dan kelas IX A SMP N 2 Pedan, sedangkan untuk kelas eksperimen yang

diberikan perlakuan model pembelajaran STAD diperoleh kelas IX C SMP

N 1 Karangdowo, kelas IX B SMP N 3 Cawas, dan kelas IX B SMP N 2

Pedan. Sementara itu, untuk kelas kontrol dengan model konvensional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

  

34

  

diperoleh kelas kelas IX B SMP N 1 Karangdowo, kelas IX C SMP N 3

Cawas, dan kelas IX C SMP N 2 Pedan.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan dalam

penelitian. Dalam penelitian ini terdapat variabel bebas dan variabel terikat.

Variabel bebas adalah variabel yang nilainya mempengaruhi variabel lainnya,

yaitu variabel terikat. Pada penelitian yang telah dilakukan ini, terdapat dua

variabel bebas dan satu variabel terikat, yaitu sebagai berikut.

a. Variabel Bebas

1. Model Pembelajaran

a. Definisi operasional: Suatu cara atau model yang digunakan dalam

proses pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan.

Dalam hal ini terdiri dari model pembelajaran penemuan terbimbing,

model pembelajaran STAD, dan model pembelajaran konvensional.

b. Indikator : Model pembelajaran penemuan terbimbing pada kelompok

eksperimen I, model pembelajaran STAD pada kelompok eksperimen

II, dan model pembelajaran konvensional pada kelompok kontrol.

c. Skala pengukuran: skala nominal

d. Simbol: A, dengan kategori a1 merupakan model pembelajaran

penemuann terbimbing, a2 merupakan model pembelajaran STAD, dan

a3 merupakan model pembelajaran konvensional.

2. Aktivitas Belajar Siswa

a. Definisi operasional : Kegiatan atau perilaku siswa yang terjadi selama

proses belajar matematika, baik bersifat fisik maupun mental.

b. Indikator : Skor angket aktivitas belajar siswa.

c. Skala pengukuran : Skala interval, kemudian diubah ke dalam skala

ordinal yang terdiri dari 3 kategori, meliputi kelompok tinggi dengan

skor lebih dari 1X + s2

, kelompok sedang dengan skor antara 1X s2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

  

35

  

sampai 1X + s2

, dan kelompok rendah dengan skor kurang dari

1X s2

− .

d. Simbol : B, dengan kategori b1, yang merupakan aktivitas belajar siswa

rendah, b2 merupakan aktivitas belajar siswa sedang, dan b3 merupakan

aktivitas belajar siswa tinggi.

b. Variabel Terikat

Variabel terikat pada penelitian ini yang telah dilakukan adalah prestasi

belajar matematika.

1. Definisi operasional : Prestasi belajar matematika adalah hasil usaha

belajar yang dicapai oleh siswa dalam proses belajar matematika sehingga

terdapat proses perubahan dalam pemikiran serta tingkah laku. Prestasi

hasil belajar siswa ini disimbolkan dengan angka.

2. Indikator : Nilai tes prestasi belajar matematika pada pokok bahasan

persamaan garis lurus.

3. Skala pengukuran : Skala interval.

4. Simbol : ab

2. Metode Pengumpulan Data

Metode atau instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut.

a. Metode Dokumentasi

Suharsimi Arikunto (2006) mengemukakan bahwa metode dokumentasi

digunakan untuk memperoleh data tentang hal-hal atau variabel yang berupa

catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapor, dan

agenda. Pada penelitian ini, data-data tersebut digunakan untuk mengetahui

kemampuan awal siswa melalui data nilai ujian akhir semester genap mata

pelajaran matematika sewaktu kelas VII. Untuk mengetahui kemampuan

awal siswa perlu dilakukan uji keseimbangan rata-rata antara kelompok

eksperimen I, kelompok eksperimen II, dengan kelompok kontrol. Dari data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

  

36

  

ini juga digunakan untuk mengelompokkan siswa ke dalam tim-tim pada

kelompok eksperimen dengan model pembelajaran STAD.

b. Metode Angket

Metode angket adalah cara pengumpulan data melalui pengajuan

pertanyaan-pertanyaan tertulis kepada subjek penelitian, responden, atau

sumber data, sedangkan jawabannya diberikan secara tertulis (Budiyono,

2003: 47). Dalam penelitian ini, angket digunakan untuk memperoleh data

mengenai aktivitas belajar siswa. Angket dalam penelitian ini terdiri atas

pernyataan dengan 5 pilihan jawaban, yaitu sangat setuju, setuju, kurang

setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Pemberiam skor dari

pernyataan angket bersifat positif maupun negatif dapat dilihat pada Tabel

3.3 berikut ini.

Tabel 3.3

Pemberian Skor Pada Metode Angket

Pernyataan Positif Pernyataan Negatif Skor

Sangat Setuju Sangat Tidak Setuju 5

Setuju Tidak Setuju 4

Kurang Setuju Kurang Setuju 3

Tidak Setuju Setuju 2

Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju 1

c. Metode Tes

Menurut Budiyono (2003:54), metode tes adalah cara pengumpulan data

yang menghadapkan sejumlah pertanyaan-pertanyaan atau suruhan-suruhan

kepada subjek penelitian. Dalam penelitian ini, metode tes dipergunakan

untuk mengukur hasil belajar siswa yang diberi pembelajaran dengan model

penemuan terbimbing, STAD, dan konvensional. Metode tes ini diberikan

setelah kelompok eksperimen dan kontrol diberikan perlakuan. Tes yang

digunakan berbentuk pilihan ganda dengan 4 pilihan jawaban. Sebelum tes

digunakan untuk memperoleh data dari sampel sebagai objek penelitian,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

  

37

  

terlebih dahulu diadakan uji coba tes pada kelas di luar kelas eksperimen I,

eksperimen II, dan kelas kontrol.

3. Uji Coba Angket Aktivitas Belajar Siswa

Guna menjamin bahwa angket yang dipakai dalam penelitian ini telah

memenuhi kelayakan, maka angket yang akan digunakan diujicobakan dahulu. Uji

angket yang dilakukan, meliputi uji validitas, reliabilitas, dan konsistensi internal.

a. Uji Validitas Angket

Dalam penelitian ini jenis validitas angket yang diutamakan adalah validitas

isi. Validitas isi menunjukkan sejauhmana item-item dalam angket

mencakup keseluruhan kawasan isi yang hendak diukur oleh tes itu.

Adapun isinya harus tetap relevan dan tidak keluar dari batasan tujuan

pengukuran. Pengujian validitas isi tidak melalui analisis statistika tetapi

analisis rasional, yaitu dengan melihat apakah item-item tes telah ditulis

sesuai dengan blue-printnya yaitu telah sesuai dengan batasan domain ukur

yang telah ditetapkan semula dan memeriksa apakah masing-masing item

telah sesuai dengan indikator perilaku yang hendak diungkapnya

(Saifuddin Azwar, 2003:175).

b. Uji Reliabilitas Angket

Menurut Budiyono (2003: 65), “Suatu Instrumen disebut reliabel apabila

hasil pengukuran dengan instrumen tersebut adalah sama, jika sekiranya

pengukuran tersebut dilakukan pada orang yang sama pada waktu yang

berlainan atau pada orang-orang yang berlainan pada waktu yang sama atau

pada waktu yang berlainan (tetapi mempunyai kondisi yang sama) pada

waktu yang sama atau pada waktu yang berlainan”. Uji reliabilitas angket

dalam penelitian ini menggunakan Teknik Cronbach Alpha (Budiyono,

2003:70) sebagai berikut.

2i

11 2t

snr = 1n 1 s

⎛ ⎞⎛ ⎞ −⎜ ⎟⎜ ⎟⎜ ⎟−⎝ ⎠⎝ ⎠

Keterangan :

11r = indeks reliabilitas angket

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

  

38

  

n = banyaknya butir angket 2is = variansi butir ke-i, i = 1, 2, ..., n

2ts = variansi skor-skor yang diperoleh subjek uji coba

Dalam penelitian ini, instrumen dikatakan mempunyai indeks reliabilitas

yang baik, jika 11r 0,7≥ . (Budiyono, 2003: 71).

c. Uji Konsistensi Internal Angket

Untuk menentukan konsisten internal masing-masing butir dilihat dari

korelasi antara butir-butir tersebut dengan skor totalnya. Adapun uji

konsistensi internal angket dalam penelitian ini menggunakan rumus dari

Karl Pearson sebagai berikut (Budiyono, 2003: 65).

( )( )( )( ) ( )( )xy 2 22 2

n XY X Yr =

n X X n Y Y

− −

∑ ∑ ∑∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan:

xyr = indeks konsistensi internal untuk butir ke-i

n = banyaknya subjek yang dikenai angket

X = skor untuk butir ke-i (dari subjek uji coba)

Y = total skor (dari subjek uji coba)

Dalam penelitian ini, butir soal dikatakan konsisten jika xyr 0,30≥ . Akan

tetapi apabila xyr kurang dari 0,30, maka butir soal tersebut tidak dipakai.

4. Uji Coba Soal Tes Prestasi Belajar

Seperti halnya dengan angket, guna menjamin soal tes prestasi belajar yang

dipakai dalam penelitian telah memenuhi kelayakan, maka soal tes prestasi belajar

akan diuji coba terlebih dahulu. uji coba soal tes prestasi belajar yang dilakukan

meliputi uji validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran soal.

a. Uji Validitas Soal Tes Prestasi Belajar

Suatu tes dapat dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila tes tersebut

menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang tepat dan

akurat sesuai dengan maksud dikenakannya tes tersebut. Tipe validitas

terbagi atas validitas isi, validitas konstrak, dan validitas berdasar kriteria.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

  

39

  

Dalam penyusunan dan pengembangan tes prestasi belajar tipe validitas

yang terpenting adalah validitas isi, yaitu sejauh mana item-item dalam tes

memang telah sesuai untuk mengukur prestasi yang domainnya telah

dibatasi secara spesifik (Saifuddin Azwar, 2003:178).

b. Uji Reliabilitas Soal Tes Prestasi Belajar

Estimasi reliabilitas soal tes prestasi belajar dapat dilakukan melalui salah

satu pendekatan umum, yaitu metode satu kali tes, metode tes ulang, dan

metode bentuk sejajar (Budiyono, 2003:66). Dengan pertimbangan efisiensi

maka pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini, yaitu metode satu kali

tes. Adapun rumus yang digunakan dalam uji reliabilitas ini adalah Teknik

Kuder-Richardson (KR-20) sebagai berikut.

i i11 2

t

p qnr = 1n 1 s

⎛ ⎞⎛ ⎞ −⎜ ⎟⎜ ⎟⎜ ⎟−⎝ ⎠⎝ ⎠

Keterangan :

11r = indeks reliabilitas soal

n = banyaknya butir soal

ip = proporsi banyaknya subjek yang menjawab benar pada butir ke-i.

qi = 1 – pi 2ts = variansi total yang diperoleh subjek uji coba

Kriteria uji : Dalam penelitian ini, instrumen dikatakan reliabel jika

memenuhi indeks reliabilitas 11r 0,7≥ .

c. Uji Daya Pembeda Butir Soal Tes Prestasi Belajar

Daya pembeda item (butir soal) adalah kemampuan item dalam

membedakan antara siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dan siswa

yang mempunyai kemampuan rendah. Semakin besar perbedaan antara

proporsi penjawab benar dari kelompok tinggi dan dari kelompok rendah,

semakin besar pula daya beda suatu item (Saifuddin Azwar, 2003:137).

Untuk sampel yang berjumlah kecil, dalam menghitung daya beda terlebih

dahulu ditetapkan masing-masing 50% dari kelompok tinggi sebagai

banyaknya penjawab dari kelompok tinggi dan 50% dari kelompok rendah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

  

40

  

sebagai banyaknya penjawab dari kelompok rendah. Adapun rumus untuk

mengetahui daya beda tiap butir soal adalah sebagai berikut.

iT iR

T R

n nd =N N

Keterangan :

niT = banyaknya penjawab butir soal dengan benar dari kelompok tinggi.

NT = banyaknya penjawab dari kelompok tinggi.

niR = banyaknya penjawab butir soal dengan benar dari kelompok rendah.

NR = banyaknya penjawab dari kelompok rendah. Kriteria uji: Dalam penelitian ini, butir soal yang akan digunakan apabila

memiliki daya pembeda d 0,3≥ .

d. Uji Tingkat Kesukaran

Butir soal yang baik adalah soal yang mempunyai tingkat kesukaran yang

memadai artinya tidak terlalu mudah maupun tidak terlalu sukar. Untuk

menghitung tingkat kesukaran setiap butir soal digunakan rumus sebagai

berikut (Saifuddin Azwar, 2003:134).

inp =N

Keterangan :

p = indeks (tingkat) kesukaran ni = banyaknya siswa yang menjawab item dengan benar N = banyaknya siswa yang menjawab item

Kriteria uji: Dalam penelitian ini, butir soal yang akan digunakan apabila

memenuhi tingkat kesukaran 0,30 p 0,70≤ ≤ .

E. Teknik Analisis Data

1. Uji Prasyarat

Uji prasyarat yang dipakai dalam penelitian ini meliputi uji normalitas dan

uji homogenitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil

berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

  

41

  

menggunakan metode Lilliefors (Budiyono, 2009:170-171). Prosedur ujinya

adalah sebagai berikut.

1. Hipotesis :

0H : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

1H : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal

2. Taraf Signifikansi : α = 0,05

3. Statistik Uji :

i iL = Maks F(z ) S(z )−

Keterangan :

ii

X Xz =s− , (s = standar deviasi)

i iF(z ) = P(Z z )≤

iz = skor terstandar untuk ix

Z ~ N(0,1)

iS(z ) = proporsi cacah iZ z≤ terhadap banyaknya seluruh z.

4. Daerah Kritik (DK) :

{ }:nDK = L L > Lα dengan n adalah ukuran sampel.

5. Keputusan Uji :

0H diterima jika nilai statistik uji observasi (amatan) tidak berada di

daerah kritik dan 0H ditolak jika nilai statistik berada di daerah kritik.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk menguji apakah k populasi mempunyai

variansi yang sama. Uji homogenitas menggunakan metode Bartlett dengan

statistik uji Chi Kuadrat sebagai berikut.

1. Hipotesis :

 2 2 2

0 1 2 kH : = = .... =σ σ σ (populasi-populasi homogen)

1H : tidak semua variansi sama (populasi-populasi tidak homogen)

2. Taraf Signifikansi : α= 0,05

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

  

42

  

3. Statistik Uji :

( )2 2j j

2,303 f log RKG f logsc

χ = −∑

Keterangan: 2 2~ (k 1)χ χ −

k = cacah kelompok populasi

N = banyaknya seluruh nilai (ukuran)

jn = banyaknya nilai (ukuran sampel) ke-j = ukuran sampel ke-j

jf = jn 1− = derajat kebebasan untuk 2js ; j =1,2,....,k

k

jj=1

f = N k = f− ∑ = derajat kebebasan untuk RKG

j

1 1 1c = 1+3(k 1) f f

⎛ ⎞−⎜ ⎟⎜ ⎟− ⎝ ⎠

RKG = rataan kuadrat galat = j

j

SSf

∑∑

( )2

j2 2j j j j

j

XSS = X = (n 1)s

n− −∑∑

4. Daerah Kritik :

{ }2 2 2( :k 1)DK = > α −χ χ χ

5. Keputusan Uji :

0H diterima jika nilai statistik uji amatan tidak berada di daerah kritik

dan 0H ditolak jika nilai statistik amatan berada di daerah kritik.

(Budiyono, 2009:176-177)

2. Uji Keseimbangan

Uji keseimbangan dilakukan untuk mengetahui ketiga kelompok model

pembelajaran, meliputi kelompok dengan model pembelajaran penemuan

terbimbing, kelompok dengan model pembelajaran STAD, dan kelompok dengan

model pembelajaran konvensional mempunyai rataan yang seimbang. Data yang

digunakan untuk uji keseimbangan, yaitu nilai ujian mata pelajaran matematika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

  

43

  

semester 2 pada siswa-siswa sewaktu kelas VII diambil sebagai sampelnya.

Dengan uji prasyarat bahwa sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan

homogen, prosedur uji keseimbangan adalah uji anava satu jalan dengan sel tak

sama sebagai berikut. 

1. Hipotesis :

0 iH : = 0α , untuk setiap i = 1, 2, 3 (rata-rata nilai siswa pada kelompok

dengan model penemuan terbimbing, kelompok dengan model STAD, dan

kelompok dengan model konvensional sama)

1H : paling sedikit ada satu iα yang tidak nol, untuk i = 1, 2, 3 (rata-rata

nilai siswa pada kelompok dengan model penemuan terbimbing, kelompok

dengan model STAD, dan konvensional tidak semua sama kemampuannya,

paling tidak ada satu yang tidak sama)

2. Tingkat Signifikansi : α = 0,05

3. Komputasi :

Untuk mempermudah perhitungan dalam penelitian ini didefinisikan

besaran sebagai berikut.

(1) = 2G

N (2) 2

ijkX= ∑ (3) = 2

i

i i

Tn∑

Jumlah Kuadrat :

JKA = (3) – (1)

JKG = (2) – (3)

JKT = (2) – (1)

Derajat Kebebasan (dk) :

dkA = k – 1

dkG = N – k

dkT = N – 1

Rataan Kuadrat :

RKA = JKAdKA

RKG = dkGJKG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

  

44

  

4. Statistik Uji :

Fobs = RKARKG

5. Daerah Kritik :

DK = {F|F > Fα:k – 1:N – k}

6. Keputusan Uji :

H0 ditolak jika Fobs ∈ DK atau nilai statistik uji amatannya berada di daerah

kritik, sedangkan 0H diterima jika nilai statistik uji amatan tidak berada di

daerah kritik.

7. Kesimpulan :

a. Populasi-populasi mempunyai rataan yang sama (populasi seimbang)

jika H0 diterima.

b. Populasi-populasi mempunyai rataan yang tidak sama (populasi tidak

seimbang) jika H0 ditolak.

3. Uji Anava Dua Jalan

Hipotesis penelitian diuji dengan teknik analisis variansi dua jalan

berukuran 3 × 3 dengan sel tak sama, dengan model data sebagai berikut.

ijk i j ij ijkX = ( )μ + α +β + αβ + ε

Keterangan :

ijkX = data amatan ke-k pada baris ke-i dan kolom ke-j

μ = rataan dari seluruh data amatan (rataan besar, grand mean)

iα = efek baris ke-i pada variabel terikat

jβ = efek baris ke-k pada variabel terikat

ij( )αβ = kombinasi efek baris ke-i dan efek kolom ke-j pada variabel terikat

ijkε = deviasi data amatan terhadap rataan populasinya ij( )μ yang

berdistribusi normal dengan rataan 0 (disebut galat atau error)

i = 1, 2, 3; dengan 1 = model penemuan terbimbing, 2 = model STAD,

dan 3 = konvensional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

  

45

  

j = 1, 2, 3; dengan 1 = aktivitas belajar siswa rendah, 2 = aktivitas belajar

siswa sedang, dan 3 = aktivitas belajar siswa tinggi

k = 1, 2, 3,..., ijn ; dengan ijn = banyaknya data amatan pada sel ij.

Prosedur dalam pengujian dengan menggunakan analisis variansi dua jalan

dengan sel tak sama, yaitu sebagai berikut.

a. Hipotesis :

= 00Α ιΗ :α untuk setiap i = 1, 2, 3 (tidak ada perbedaan/pengaruh efek

antarbaris terhadap variabel terikat)

1AH : paling sedikit ada satu iα yang tidak nol (ada perbedaan/pengaruh

efek antarbaris terhadap variabel terikat)

0B jH : = 0β untuk setiap j = 1, 2, 3 (tidak ada perbedaan efek antarkolom

terhadap variabel terikat)

1BH : paling sedikit ada satu jβ yang tidak nol (ada perbedaan/pengaruh

efek antarkolom terhadap variabel terikat)

0AB ijH : ( ) = 0αβ untuk setiap i = 1, 2, 3 dan setiap j = 1, 2, 3 (tidak ada

interaksi baris dan kolom terhadap variabel terikat)

1ABH : paling sedikit ada satu ij( )αβ yang tidak nol (ada interaksi baris dan

kolom terhadap variabel terikat)

b. Komputasi :

1. Notasi dan tata letak data

Tabel 3.4 Notasi dan Tata Letak Rataan dan Jumlah Rataan

Faktor b Faktor a

b1

b2

b3

Total

1a 11ab 12ab 13ab 1A

2a 21ab 22ab 23ab 2A

3a 31ab 32ab 33ab 3A Total 1B 2B 3B G

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

  

46

  

Tabel 3.5

Notasi dan Tata Letak Data Amatan, Rataan, dan Jumlah Kuadrat Deviasi

Dengan ( )ij 2

ij ij ij ijij

XC = ;SS = X C

n−

∑ ∑

Pada analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama didefinisikan

notasi-notasi berikut ini.

ijn = banyaknya data amatan pada sel ij

Model Pembelajaran

Aktivitas Belajar Siswa

Rendah 1(b ) Sedang 2(b ) Tinggi 3(b )

Model Pembelajaran

Penemuan Terbimbing

1a

Cacah data 11n 12n 13n Jumlah data

11X∑ 12X∑ 13X∑

Rataan 11X 12X 13X Jumlah Kuadrat 12

2X∑ 12

2X∑ 13

2X∑

Suku Korelasi 11C 12C 13C Variansi 11SS 12SS 13SS

Model Pembelajaran

STAD 2a

Cacah data 21n 22n 23n Jumlah data

21X∑ 22X∑ 23X∑

Rataan 21X 22X 23X Jumlah Kuadrat 21

2X∑ 222X∑ 2

23X∑

Suku Korelasi 21C 22C 23C Variansi 21SS 22SS 23SS

Model Pembelajaran Konvensional

3a

Cacah data 31n 32n 33n Jumlah data

31X∑ 32X∑ 33X∑ Rataan 31X 32X 33X Jumlah Kuadrat 31

2X∑ 232X∑ 2

33X∑

Suku Korelasi 31C 32C 33C Variansi 31SS 32SS 33SS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

  

47

  

hn  = rataan harmonik frekuensi seluruh sel

i, j ij

pq= 1n∑

iji, j

N = n∑ = banyaknya seluruh data amatan

2

ijkk2

ij ijkk ij

XSS = X

n

⎛ ⎞⎜ ⎟⎝ ⎠−∑

= jumlah kuadrat deviasi data amatan pada sel ij

ijAB = rataan pada sel ij

ijij

A = AB∑ = jumlah rataan pada baris ke-i

ijji

B = AB∑ = jumlah rataan pada kolom ke-j

iji, j

G = AB∑ = jumlah rataan semua sel

2. Komponen Jumlah Kuadrat

Didefinisikan :

(1) 2G=

pq (2) ij

i, j

= SS∑     (3) 2i

i

A=q∑

(4) 2j

j

B=

p∑ (5) 2ij

i, j= AB∑

3. Jumlah Kuadrat (JK)

JKA = ( )hn (3) (1)−

JKB = ( )hn (4) (1)−

JKAB = ( )hn (1) (5) (3) (4)+ − −

JKG = (2)

JKT = JKA + JKB + JKAB + JKG

Keterangan :

JKA = jumlah kuadrat baris

JKB = jumlah kuadrat kolom

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

  

48

  

JKAB = jumlah kuadrat interaksi

JKG = jumlah kuadrat galat

JKT = jumlah kuadrat total

4. Derajat Kebebasan (dk)

dkA = p – 1

dkB = q – 1

dkAB = (p – 1)(q – 1)

dkG = N – pq

dkT = N – 1

5. Rataan Kuadrat (RK)

dkAJKA RKA =

dkBJKB RKB =

dkABJKAB RKAB =

dkGJKG RKG =

Keterangan :

RKA = rataan kuadrat baris

RKB = rataan kuadrat kolom

RKAB = rataan kuadrat interaksi

RKG = rataan kuadrat galat

6. Statistik Uji :

Statistik uji analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama adalah

sebagai berikut.

a. Untuk 0AH adalah aRKAF =RKG

, merupakan nilai variabel random

yang berdistribusi F dengan derajat kebebasan (p –1) dan (N – pq).

b. Untuk 0BH   adalah bRKBF =RKG

, merupakan nilai variabel random

yang berdistribusi F dengan derajat kebebasan (q – 1) dan (N – pq).

c. Untuk 0ABH adalah abRKABF =RKG

, merupakan nilai variabel

random yang berdistribusi F dengan derajat kebebasan (p –1)(q–1)

dan (N– pq).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

  

49

  

7. Daerah Kritik (DK) :

Pada masing-masing nilai F yang diperoleh dari statistik uji di atas,

daerah kritiknya adalah sebagai berikut.

a. Daerah kritik untuk aF adalah DKa = :p 1:N pq{F F F }α − −>

b. Daerah kritik untuk bF adalah DKb = :q 1:N pq{F F F }α − −>

c. Daerah kritik untuk abF adalah DKab = :(p 1)(q 1):N pq{F F F }α − − −>

8. Keputusan Uji

H0 ditolak jika statistik uji F DK∈ , sedangkan H0 akan diterima apabila

F DK∉ .

9. Rangkuman Analisis Variansi

Tabel 3.6

Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan

Sumber JK dk RK Fobs Fα

Baris (A) JKA (p –1) RKA Fa F*

Kolom (B) JKB (q – 1) RKB Fb F*

Interaksi (AB) JKAB (p –1)(q – 1) RKAB Fab F*

Galat (G) JKG (N – pq) RKG - -

Total JKT N – 1 - - -

F* merupakan nilai F yang diperoleh dari nilai tabel.

(Budiyono, 2009 : 228-231)

4. Uji Komparasi Ganda

Komparasi ganda pascaanava bertujuan untuk mengetahui rataan manakah

yang berbeda atau rataan manakah yang sama. Apabila H0 ditolak maka perlu

dilakukan uji lanjut pascaanava. Metode yang digunakan untuk uji lanjut

pascaanava dua jalan adalah metode Scheffe. Langkah-langkah komparasi ganda

menggunakan metode Scheffe adalah sebagai berikut.

a. Mengidentifikasikan semua pasangan komparasi rataan.

Hipotesis H0 dah H1 yang diuji pada komparasi rataan antarbaris tampak

pada Tabel 3.7 berikut ini.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

  

50

  

Tabel 3.7

Komparasi Rataan Antarbaris

Komparasi H0 H1 Keputusan Uji

1. 2.vsμ μ

2. 3.vsμ μ

1. 3.vsμ μ

1. 2.=μ μ

2. 3.=μ μ

1. 3.=μ μ

1. 2.μ ≠ μ

2. 3.μ ≠ μ

1. 3.μ ≠ μ

H0 ditolak jika 2.-3.F DK∈

H0 ditolak jika 1.-2.F DK∈

H0 ditolak jika 1.-3.F DK∈

Hipotesis H0 dah H1 yang diuji pada komparasi rataan antarkolom tampak

pada Tabel 3.8 berikut ini.

Tabel 3.8 Komparasi Rataan Antarkolom

Komparasi H0 H1 Keputusan Uji

.1 .2vsμ μ

.2 .3vsμ μ

.1 .3vsμ μ

.1 .2=μ μ

.2 .3=μ μ

.1 .3=μ μ

.1 .2μ ≠ μ

.2 .3μ ≠ μ

.1 .3μ ≠ μ

H0 ditolak jika .1-.2F DK∈

H0 ditolak jika .2-.3F DK∈

H0 ditolak jika .1-.3F DK∈

b. Menentukan tingkat signifikansi 0,05α = .

c. Mencari nilai statistik uji F menggunakan formula sebagai berikut.

Komparasi Rataan Antarbaris 2

i. j.i. j.

i. j.

(X X )F =1 1RKG +n n

−⎛ ⎞⎜ ⎟⎜ ⎟⎝ ⎠

Komparasi Rataan Antarkolom 2

.i . j.i . j

.i . j

(X X )F =1 1RKG +n n

−⎛ ⎞⎜ ⎟⎜ ⎟⎝ ⎠

Komparasi Rataan Antarsel pada Baris yang Sama 2

i j ikij ik

ij i k

(X X )F =1 1RKG +n n

−⎛ ⎞⎜ ⎟⎜ ⎟⎝ ⎠

Komparasi Rataan Antarsel pada Kolom yang Sama 2

i j k jij kj

ij kj

(X X )F =1 1RKG +n n

−⎛ ⎞⎜ ⎟⎜ ⎟⎝ ⎠

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

  

51

  

Keterangan:

i. j.F − = nilai Fobs pada pembandingan baris ke-i dan baris ke-j

.i . jF − = nilai Fobs pada pembandingan kolom ke-i dan kolom ke-j

ij ikF − = nilai Fobs pada pembandingan rataan sel ij dan rataan pada sel ik

ij kjF − = nilai Fobs pada pembandingan rataan sel ij dan rataan pada sel kj

.iX = rataan pada kolom ke-i

. jX = rataan pada kolom ke-j

RKG = rataan kuadrat galat, yang diperoleh dari analisis variansi

.in = ukuran sampel kolom ke-i

. jn = ukuran sampel kolom ke-j

ijn = ukuran sel ij

kjn = ukuran sel kj

ikn = ukuran sel ik

d. Menentukan daerah kritik (DK) dengan menggunakan rumus sebagai

berikut.

i. j. ;p 1;N pqDK = {F F (p 1)F }− α − −> −

.i . j ;q 1;N pqDK = {F F (q 1)F }− α − −> −

ij kj ;pq 1;N pqDK = {F F (pq 1)F }− α − −> −

ij ik ;pq 1;N pqDK = {F F (pq 1)F }− α − −> −

e. Menentukan keputusan uji (beda rataan) untuk setiap pasang komparasi

rataan atau H0 ditolak jika F DK∈ .

f. Menentukan kesimpulan dari uji yang sudah ada.

(Budiyono, 2009:215-217)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

52  

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Uji Keseimbangan

Data yang digunakan untuk uji keseimbangan, yaitu nilai ujian akhir

semester II mata pelajaran matematika sewaktu di kelas VII pada siswa-siswa

yang diambil sebagai sampel. Data tersebut dapat dilihat pada Lampiran 1.

Sebelum dilakukan uji keseimbangan, terlebih dahulu dilakukan uji

kenormalan dan homogenitas sebagai prasyaratnya. Uji kenormalan menggunakan

uji Liliefors menunjukkan hasil bahwa untuk kelompok yang akan dikenai model

pembelajaran penemuan terbimbing, model STAD, dan model konvensional

masing-masing diperoleh nilai obsL = 0,081399 DK∉ , obsL = 0,085498109 DK∉ ,

dan obsL = 0,08364 DK∉ (hasil selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2).

Menurut hasil ini, kenormalan pada ketiga kelompok tersebut telah terpenuhi.

Adapun prasyarat yang kedua, yaitu uji homogenitas ditunjukkan menggunakan

uji Bartlett. Dari hasil penelitian diperoleh nilai 2obs= 3,747165 DKχ ∉ (hasil

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2). Hal ini menunjukkan bahwa

homogenitas dari ketiga kelompok yang masing-masing akan dikenai model

pembelajaran penemuan terbimbing, STAD, dan konvensional telah terpenuhi.

Kenormalan dan homogenitas sebagai prasyarat uji keseimbangan telah

terpenuhi, kemudian dilakukan uji keseimbangan. Hasil analisis uji keseimbangan

pada kelompok eksperimen I, kelompok eksperimen II, dan kelompok kontrol

menunjukkan bahwa H0 diterima karena diperoleh nilai obsF = 0,75130208 DK∉

(hasil selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2). Hal ini berarti bahwa siswa

pada kelompok eksperimen I, siswa pada kelompok eksperimen II, dan siswa pada

kelompok kontrol mempunyai kemampuan awal matematika yang sama.

B. Hasil Uji Coba Instrumen Angket Aktivitas

1. Uji Validitas Isi

Untuk mengetahui instrumen angket yang digunakan mempunyai validitas

isi yang tinggi, penulis mengkonsultasikan kepada validator (expert judgment).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

  

53

  

Dalam penelitian ini, sebagai validator yang ditunjuk adalah Ibu Tristiani Rahayu,

S.Pd dan Dra. Nanik Widiyanti selaku guru matematika (hasil uji validasi

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 8). Dari penilaian validator ini,

diperoleh kesimpulan bahwa semua butir angket uji coba telah valid sehingga

dapat digunakan untuk uji angket aktivitas belajar siswa.

2. Uji Reliabilitas

Hasil uji coba dari 45 butir instrumen angket aktivitas terhadap 37

responden diperoleh nilai koefisien reliabilitasnya 0,843776 > 0,70 (hasil analisis

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 9). Hal ini menunjukkan bahwa angket

tersebut reliabel dan dapat dipakai untuk uji angket aktivitas belajar siswa.

3. Konsistensi Internal

Hasil uji coba instrumen angket aktivitas belajar siswa menunjukkan bahwa

dari 45 butir angket aktivitas, ada 12 butir soal yang tidak terpakai karena tidak

memenuhi indeks konsistensi internal (minimal 0.30). Butir-butir yang tidak

terpakai tersebut, yaitu butir nomor 1, 2, 4, 9, 15, 17, 18, 28, 31, 32, 37, dan 41

(hasil selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 9). Dengan demikian, selain butir

angket nomor tersebut dapat digunakan sebagai uji angket aktivitas belajar siswa. 

4. Penetapan Instrumen

Berdasarkan uji validasi isi, uji reliabilitas, dan konsistensi internal maka

butir instrumen angket aktivitas belajar siswa dari uji coba tersebut yang dapat

dipakai ada 33 butir soal, yaitu butir nomor 3, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 16, 19,

20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 29, 30, 33, 34, 35, 36, 38, 39, 40, 42, 43, 44, dan 45.

Selanjutnya, butir instrumen tersebut dapat digunakan sebagai tes aktivitas belajar

siswa. Angket aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada Lampiran 15.

C. Hasil Uji Coba Instrumen Tes Prestasi

1. Uji Validitas Isi

Seperti pada uji coba aktivitas belajar siswa, tes prestasi juga perlu

diujicobakan terlebih dahulu. Untuk mengetahui instrumen tes matematika yang

digunakan mempunyai validitas isi tinggi, penulis mengkonsultasikan kepada

validator (expert judgment). Dalam penelitian ini, validator yang ditunjuk adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

  

54

  

Ibu Tristiani Rahayu, S.Pd dan Dra. Nanik Widiyanti selaku guru matematika

(hasil uji validasi dapat dilihat Lampiran 12). Dari penilaian kedua validator ini

diperoleh kesimpulan bahwa semua butir soal tes prestasi belajar adalah valid,

sehingga butir soal ini dapat digunakan untuk uji prestasi belajar matematika.

2. Uji Reliabilitas

Hasil uji coba dari 30 butir soal instrumen tes prestasi matematika terhadap

37 responden menunjukkan bahwa nilai koefisien reliabilitasnya sebesar 0,816662

> 0,700 (hasil selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 13). Oleh karena itu,

soal tersebut reliabel dan layak dipakai untuk tes prestasi matematika.

3. Tingkat Kesukaran

Menurut uji coba instrumen tes prestasi matematika menunjukkan hasil

bahwa dari 30 butir soal uji coba, ternyata ada 5 butir soal yang tingkat

kesukarannya di luar interval 0,30 p 0,70≤ ≤ , yaitu soal nomor 2, 3, 18, 19, dan

30 (hasil selengkapnya dapat dilihat Lampiran 13). Dengan demikian selain butir

soal nomor ini, tingkat kesukaran tidak terlalu mudah ataupun tidak terlalu sukar.

4. Daya Beda

Menurut hasil perhitungan daya beda butir tes menunjukkan bahwa dari 30

butir soal yang telah diujicobakan, ada 4 butir soal yang tidak memenuhi kriteria,

yaitu butir soal nomor 3, 18, 19, dan 30 (hasil selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 13). Oleh karena itu, butir tes selain nomor tersebut memenuhi kriteria

sebagai butir yang layak digunakan untuk tes prestasi belajar siswa.

5. Penetapan Instrumen

Berdasarkan uji validasi isi, uji reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya

beda maka butir tes belajar siswa dari uji coba 30 soal, maka butir soal yang

dipakai cukup 25 butir soal, yaitu butir nomor 1, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14,

15, 16, 17, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, dan 29 (hasil selengkapnya dapat

dilihat pada Lampiran 13). Selanjutnya, butir soal tersebut dapat digunakan

sebagai tes prestasi belajar siswa. Tes prestasi dapat dilihat pada Lampiran 17.

D. Deskripsi Data Prestasi Belajar

Data prestasi belajar siswa selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 22.

Data penelitian yang digunakan untuk uji hipotesis dalam penelitian ini meliputi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

  

55

  

data prestasi belajar matematika pada pokok bahasan persamaan garis lurus. Data-

data tersebut dideskripsikan sebagai berikut.

1. Data Prestasi Belajar Matematika Berdasarkan Model Pembelajaran

Model pembelajaran yang digunakan ada tiga macam, yaitu model

pembelajaran penemuan terbimbing, model pembelajaran kooperatif tipe STAD,

dan model pembelajaran konvensional. Rangkuman deskripsi data tentang prestasi

belajar matematika berdasarkan model pembelajaran disajikan pada Tabel 4.1

sebagai berikut.

Tabel 4.1

Deskripsi Data Prestasi Belajar Matematika

Berdasarkan Model Pembelajaran

2. Data Prestasi Belajar Matematika Berdasarkan Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar siswa dikelompokkan menjadi 3 kategori, yaitu kategori

kelompok aktivitas rendah, kategori kelompok aktivitas sedang, dan kategori

kelompok aktivitas tinggi. Rangkuman deskripsi data tentang prestasi belajar

matematika berdasarkan aktivitas belajar siswa disajikan pada Tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.2

Deskripsi Data Prestasi Belajar Matematika

Berdasarkan Aktivitas Belajar

Variabel Model N Rataan Variansi ΣX ΣX2

Model

Pembelajaran

Penemuan

terbimbing

95

53,85263 198,0631

5.116

294.128

STAD 95 53,05263 200,2417 5.040 286.208

Konvensional 91 37,58242 161,0234 3.420 143.024

Variabel Aktivitas N Rataan Variansi ΣX ΣX2

Aktivitas

Belajar

Rendah 80 39,55 153,9215 3.164 137.296

Sedang 103 48,97087 251,7541 5.044 272.688

Tinggi 98 54,77551 199,3924 5.368 313.376

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

  

56

  

3. Data Prestasi Belajar Matematika Berdasarkan Model Pembelajaran dan

Aktivitas Belajar

Data prestasi belajar siswa dapat dikelompokkan berdasarkan model

pembelajaran dan aktivitas belajar siswa. Rangkuman deskripsi data tentang

prestasi belajar matematika berdasarkan model pembelajaran dan aktivitas belajar

disajikan pada Tabel 4.3 sebagai berikut.

Tabel 4.3

Deskripsi Data Prestasi Belajar Matematika Berdasarkan Model

Pembelajaran dan Aktivitas Belajar

E. Analisis Variansi

1. Uji Prasyarat

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data sampel random yang

diambil merupakan sampel yang berasal dari populasi berdistribusi normal

atau tidak berdistribusi normal. Dalam penelitian ini, uji normalitas yang

digunakan yaitu uji normalitas Lilliefors dengan mengambil tingkat

signifikansi sebesar 0.05α = . Rangkuman hasil uji normalitas terlihat pada

Tabel 4.4 berikut, dengan hasil analisis selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 21.

Variabel Model Aktivitas N Rataan Variansi ΣX ΣX2

Prestasi

Belajar

Siswa

Penemuan

Terbimbing

Rendah 22 40,72727 86,30303 896 38.304

Sedang 39 55,89744 119,9892 2.180 126.416

Tinggi 34 60 212,3636 2.040 129.408

STAD

Rendah 32 43,75 187,8065 1.400 67.072

Sedang 32 56,375 168,629 1.804 106.928

Tinggi 31 59,22581 115,6473 1.836 112.208

Konvensi-

onal

Rendah 26 33,38462 117,6862 868 31.920

Sedang 32 33,125 136,5 1.060 39.344

Tinggi 33 45,21212 134,4848 1.492 71.760

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

  

57

  

Tabel 4.4

Rangkuman Hasil Uji Normalitas Prestasi

Menurut rangkuman hasil analisis uji normalitas pada tabel di atas

menunjukkan bahwa data kelompok eksperimen I (penemuan terbimbing),

eksperimen II (STAD), dan konvensional maupun setiap kategori aktivitas

(rendah, sedang, dan tinggi) berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Dalam penelitian ini uji homogenitas yang digunakan adalah Uji Bartlett

dengan mengambil tingkat signifikansi 0,05α = . Rangkuman hasil

penelitian untuk uji homogenitas tersaji pada Tabel 4.5 berikut, dengan hasil

analisis selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 21.

Tabel 4.5

Rangkuman Hasil Uji Homogenitas

Kelompok 2obsχ 2

tabelχ Keputusan Kesimpulan

Model Pembelajaran : Penemuan Terbimbing, STAD, dan Konvensional

1,3353920

5,991

H0 diterima

Ketiga kelompok mempunyai varian-si yang sama (homogen)

Aktivitas Belajar : Rendah, Sedang, dan Tinggi

5,2022286

5,991

H0 diterima

Ketiga kelompok mempunyai variansi yang sama (homogen)

Kelompok Lobs Ltabel Keputusan Uji Kesimpulan

Penemuan Terbimbing

0,084378 0,0909 H0 diterima Berdistribusi Normal

STAD 0,090676 0,0909 H0 diterima Berdistribusi Normal

Konvensional 0,088542 0,0928 H0 diterima Berdistribusi Normal

Aktivitas Rendah 0,091089 0,099 H0 diterima Berdistribusi Normal

Aktivitas Sedang 0,06497 0,0873 H0 diterima Berdistribusi Normal

Aktivitas Tinggi 0,073218 0,0895 H0 diterima Berdistribusi Normal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

  

58

  

Berdasarkan rangkuman hasil analisis uji homogenitas pada tabel di atas

menunjukkan bahwa data prestasi belajar siswa kelompok eksperimen I,

eksperimen II, dan kontrol maupun kelompok masing-masing kategori

aktivitas mempunyai variansi yang sama.

2. Uji Hipotesis Penelitian

Prosedur uji hipotesis ini menggunakan anava 3×3. Uji ini digunakan

untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh variabel-variabel bebas, yaitu

model pembelajaran dan aktivitas belajar siswa serta pengaruh antara variabel-

variabel bebas tersebut terhadap variabel terikat yaitu prestasi belajar matematika.

Pengujian ini dilakukan menggunakan teknik analisis variansi dua jalan dengan

jumlah sel tak sama dan mengambil taraf signifikansi 0,05α = . Rangkuman

analisis variansinya disajikan pada Tabel 4.6 di bawah ini, dengan hasil analisis

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 22.

Tabel 4.6

Rangkuman Hasil Uji Hipotesis

Sumber JK dk RK Fobs Fα Keputusan Uji

Model (A) 14.536,15975 2 7.268,079875 50,20610602 3,02897 H0 ditolak

Aktivitas (B) 11.142,21933 2 5.571,109664 38,48385368 3,02897 H0 ditolak

Interaksi(AB) 2.182,189414 4 545,5473536 3,768506778 2,40483 H0 ditolak

Galat 39.376,04173 272 144,7648593 - - -

Total 67.236,61023 280 - - - -

Menurut rangkuman hasil analisis variansi yang disajikan pada Tabel 4.6 di atas

menunjukkan kesimpulan sebagai berikut.

1. Karena H0(A) ditolak, maka terdapat pengaruh model pembelajaran (model

pembelajaran penemuan terbimbing, model pembelajaran STAD, dan model

pembelajaran konvensional) terhadap prestasi belajar siswa.

2. Karena H0(B) ditolak, maka terdapat pengaruh aktivitas belajar siswa

(kelompok aktivitas tinggi, aktivitas sedang, dan aktivitas rendah) terhadap

prestasi belajar siswa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

  

59

  

3. Karena H0(AB) ditolak, maka ada interaksi yang signifikan antara

penggunaan model pembelajaran dan kategori aktivitas terhadap prestasi

belajar siswa.

F. Uji Lanjut Pasca Anava

Uji lanjut pasca anava dilakukan untuk mengetahui kategori manakah yang

membuat prestasi belajar siswa berbeda. Dari rangkuman hasil uji hipotesis di atas

telah ditunjukkan sebagai berikut.

1. Karena H0(A) ditolak, maka perlu dilakukan komparasi pasca anava. Adapun

rangkuman komparasi gandanya yang diperoleh menggunakan metode

Scheffe hasilnya tersaji pada Tabel 4.7 sebagai berikut.

Tabel 4.7

Rangkuman Komparasi Ganda Antarbaris

H0 Fobs Ftabel Keputusan Uji

1. 2.=μ μ 0, 209995714 6,05794 H0 diterima

1. 3.=μ μ 84,99148765 6,05794 H0 ditolak

2. 3.=μ μ 76,83897153 6,05794 H0 ditolak

2. Karena H0(B) ditolak, maka perlu dilakukan komparasi pascaanava. Adapun

rangkuman komparasi gandanya yang diperoleh menggunakan metode

Scheffe hasilnya terlihat pada Tabel 4.8, dengan hasil analisis selengkapnya

dapat dilihat pada Lampiran 22.

Tabel 4.8

Rangkuman Komparasi Ganda Antarkolom

H0 Fobs Ftabel Keputusan Uji

.1 .2=μ μ 31,10716302 6,05794 H0 ditolak

.1 .3=μ μ 79,25769578 6,05794 H0 ditolak

.2 .3=μ μ 11,68837495 6,05794 H0 ditolak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

  

60

  

3. Karena H0(AB) ditolak, maka perlu dilakukan komparasi ganda pascaanava.

Hasil komparasi ganda antarsel pada baris yang sama terlihat pada Tabel 4.9

berikut, dengan hasil analisis selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 22.

Tabel 4.9

Rangkuman Komparasi Ganda Antarsel Pada Baris Sama

H0 Fobs 8F0,05: 8: 272 Keputusan Uji

11 12=μ μ 11-12F = 22,36015 15,78024 H0 ditolak

11 13=μ μ 11-13F = 34,27179 15,78024 H0 ditolak

12 13=μ μ 12-13F = 2,111875 15,78024 H0 diterima

21 22=μ μ 21-22F =17,61650 15,78024 H0 ditolak

21 23=μ μ 21-23F = 26,05041 15,78024 H0 ditolak

22 23=μ μ 22-23F = 0,883982 15,78024 H0 diterima

31 32=μ μ 31-32F 0,006679= 15,78024 H0 diterima

31 33=μ μ 31-33F =14,052660 15,78024 H0 diterima

32 33=μ μ 32-33F =16,395820 15,78024 H0 ditolak

Hasil komparasi ganda antarsel pada kolom yang sama terlihat pada Tabel

4.10, dengan hasil analisis selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 22.

Tabel 4.10

Rangkuman Komparasi Ganda Antarsel Pada Kolom Sama

H0 Fobs 8F0,05: 8: 272 Keputusan Uji

11 21=μ μ 11-21F =9,675793471 15,78024 H0 diterima

11 31=μ μ 11-31F = 4,43811102 15,78024 H0 diterima

21 31=μ μ 21-31F =10,64640598 15,78024 H0 diterima

12 22=μ μ 12 22F = 0,027692135− 15,78024 H0 diterima

12 32=μ μ 12-32F = 62,96686346 15,78024 H0 ditolak

22 32=μ μ 22-32F =59,7451622 15,78024 H0 ditolak 

13 23=μ μ 13 23F = 0,067137196− 15,78024 H0 diterima

13 33=μ μ 13-33F = 25, 29686283 15,78024 H0 ditolak

23 33=μ μ 23-33F = 21,68389144 15,78024 H0 ditolak 

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

  

61

  

G. Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan hasil penelitian pada subbab ini adalah pembahasan hipotesis

yang terdapat pada Bab II (Kajian Teori). Adapun hasilnya dan pembahasan dari

penelitian yang telah dilakukan sebagai berikut.

1. Hipotesis Pertama

Berdasarkan hasil analisis uji hipotesis diperoleh nilai Fa = 50,20610602

yang lebih besar dari Ftabel = 3,02897. Hal ini menunjukkan bahwa H0(A)

ditolak, yang artinya terdapat pengaruh antara model pembelajaran

(penemuan terbimbing, model pembelajaran STAD, dan model

pembelajaran konvensional) terhadap prestasi belajar siswa pada pokok

bahasan persamaan garis lurus. Untuk mengetahui manakah diantara ketiga

model pembelajaran tersebut yang lebih baik maka perlu dilakukan uji

komparasi ganda dengan metode Scheffe. Dari uji komparasi ganda ini

diperoleh hasil seperti tertulis pada Tabel 4.7 dengan pembahasannya

diuraikan sebagai berikut.

a. Nilai dari 1. 2.F = 0,209995714− lebih kecil dari nilai Ftabel = 6,05794 ,

yang artinya bahwa kedua model pembelajaran ini, yaitu model

pembelajaran penemuan terbimbing dan model pembelajaran STAD

memberikan efek yang sama terhadap prestasi belajar siswa pada

pokok bahasan persamaan garis lurus. Dengan demikian, model

pembelajaran penemuan terbimbing dengan model pembelajaran

STAD sama baiknya.

b. Nilai dari 1. 3.F = 84,99148765− lebih besar daripada Ftabel = 6,05794 ,

yang artinya kedua model pembelajaran ini, yaitu model pembelajaran

penemuan terbimbing dan model pembelajaran konvensional

memberikan efek yang tidak sama terhadap prestasi belajar siswa pada

pokok bahasan persamaan garis lurus. Karena rata-rata marginal

prestasi belajar siswa yang dikenai model pembelajaran penemuan

terbimbing = 53,85263 lebih besar daripada rata-rata marginal prestasi

belajar siswa yang dikenai model pembelajaran konvensional =

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

  

62

  

37,58242, maka model penemuan terbimbing lebih baik daripada

model pembelajaran konvensional.

c. Nilai dari 2. 3.F = 76,83897153− lebih besar daripada Ftabel = 6,05794 ,

yang artinya kedua model pembelajaran ini, yaitu model pembelajaran

STAD dan model pembelajaran konvensional memberikan efek yang

tidak sama terhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan

persamaan garis lurus. Karena rata-rata marginal prestasi belajar siswa

yang dikenai model pembelajaran STAD = 53,05263 lebih besar

daripada rata-rata marginal prestasi belajar siswa yang dikenai model

pembelajaran konvensional = 37,58242, maka model penemuan

terbimbing lebih baik daripada model pembelajaran konvensional.

Dari ketiga kesimpulan di atas, kesimpulan kedua dan kesimpulan ketiga

sesuai dengan hipotesis penulis, yaitu model pembelajaran penemuan

terbimbing maupun model pembelajaran STAD masing-masing lebih baik

daripada pembelajaran konvensional. Hal ini dikarenakan materi yang

dipelajari dengan penemuan terbimbing dapat mencapai tingkat kemampuan

tinggi dan lebih lama membekas karena siswa dilibatkan dalam menemukan

(Marzano dalam Markaban, 2008:18). Akan tetapi pada kesimpulan

pertama, tidak sesuai dengan hipotesis penulis, yang menyebutkan bahwa

siswa yang dikenai model pembelajaran penemuan terbimbing lebih baik

prestasi belajarnya dibandingkan dengan siswa yang diberikan model

pembelajaran STAD. Hal ini dimungkinkan karena pada model

pembelajaran penemuana terbimbing membutuhkan waktu yang lebih lama

untuk menguasai konsep-konsep maupun proses menemukan. Pada model

pembelajaran STAD, siswa saling berkelompok secara heterogen sehingga

dalam satu kelompok adanya saling bekerja sama, diskusi, dan menutupi

kekurangan antaranggota kelompok. Siswa yang berkemampuan lebih tinggi

membantu siswa yang berkemampuan lebih rendah dan begitu pula siswa

berkemampuan lebih rendah termotivasi untuk terus belajar memahami

materi persamaan garis lurus karena kelompok dalam model pembelajaran

STAD terdapat kompetisi antarkelompok untuk meraih poin kemajuan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

  

63

  

penghargaan. Adanya saling bertukar pendapat dan diskusi antaranggota

dalam kelompok heterogen yang dapat berjalan dengan baik, maka hal ini

sesuai dengan fungsi guru sebagai fasilitator dan pembimbing siswa pada

model pembelajaran penemuan terbimbing. Dengan melihat formula yang

telah berjalan dengan baik ini, maka model pembelajaran penemuan

terbimbing dan model pembelajaran STAD memberikan prestasi belajar

matematika yang sama baiknya pada pokok bahasan persamaan garis lurus.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Yoppy Wahyu

Purnomo (2011), yang menerangkan bahwa model pembelajaran penemuan

terbimbing dengan model pembelajaran kooperatif sama baiknya. Walaupun

secara kuantitas kedua model pembelajaran ini terdapat perbedaan, tetapi

tidak signifikan.

2. Hipotesis Kedua

Berdasarkan hasil analisis uji hipotesis diperoleh nilai Fb = 38,48385368

lebih besar daripada nilai Ftabel = 3,02897, yang dapat diputuskan bahwa

H0(B) ditolak. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh antara aktivitas belajar siswa (aktivitas rendah, sedang, dan tinggi)

terhadap prestasi belajar pada pokok bahasan persamaan garis lurus. Karena

H0(B) ditolak maka perlu dilanjutkan dengan uji komparasi ganda

menggunakan metode Scheffe untuk mengetahui manakah aktivitas siswa

yang dapat memberikan prestasi belajar siswa yang lebih baik. Dilihat dari

perhitungan analisis varianai yang hasilnya tertulis pada Tabel 4.8 dapat

disimpulkan sebagai berikut.

a. Nilai .1 .2F = 31,10716302− lebih besar daripada nilai tabelF = 6,05794 ,

yang artinya kedua aktivitas belajar siswa ini, yaitu aktivitas rendah

dan aktivitas sedang memberikan efek yang tidak sama terhadap

prestasi belajar siswa pada pokok bahasan persamaan garis lurus.

Karena rata-rata marginal prestasi belajar siswa dengan aktivitas

sedang = 48,97087 lebih besar daripada rata-rata marginal prestasi

belajar siswa dengan aktivitas rendah = 39,55 maka prestasi belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

  

64

  

siswa dengan aktivitas sedang lebih baik daripada prestasi belajar

siswa dengan aktivitas rendah.

b. Nilai .1 .3F = 79,25769578− lebih besar daripada nilai tabelF = 6,05794 ,

yang artinya kedua aktivitas belajar siswa ini, yaitu aktivitas sedang

dan aktivitas tinggi memberikan efek yang tidak sama terhadap

prestasi belajar siswa pada pokok bahasan persamaan garis lurus.

Karena rata-rata marginal dari prestasi belajar siswa dengan aktivitas

tinggi = 54,77551 lebih besar daripada rata-rata marginal prestasi

belajar siswa dengan aktivitas sedang = 39,55, maka prestasi belajar

siswa dengan aktivitas tinggi lebih baik daripada prestasi belajar siswa

dengan aktivitas rendah.

c. Nilai .2 .3F = 11,68837495− lebih besar daripada nilai tabelF = 6,05794 ,

yang artinya kedua aktivitas belajar siswa ini, yaitu aktivitas rendah

dan aktivitas tinggi memberikan efek yang tidak sama terhadap

prestasi belajar siswa pada pokok bahasan persamaan garis lurus.

Karena rata-rata marginal dari prestasi belajar siswa dengan aktivitas

tinggi = 54,77551 lebih besar daripada rata-rata marginal prestasi

belajar siswa dengan aktivitas rendah = 48,97087, maka prestasi

belajar siswa dengan aktivitas tinggi lebih baik daripada prestasi

belajar siswa dengan aktivitas sedang.

Berdasarkan ketiga kesimpulan di atas maka hipotesis kedua yaitu, siswa

dengan aktivitas belajar tinggi mempunyai prestasi belajar yang lebih baik

daripada siswa dengan aktivitas belajar sedang, siswa dengan aktivitas

belajar sedang mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa

dengan aktivitas belajar rendah, dan siswa dengan aktivitas tinggi lebih baik

prestasinya daripada siswa dengan aktivitas sedang. Hal ini sudah sesuai

dengan hipotesis dari penulis dan sejalan dengan pandangan ilmu jiwa

modern dalam Sardiman (2001), yaitu aktivitas belajar mengajar didominasi

oleh siswa. Belajar adalah berbuat dan sekaligus merupakan proses yang

membuat anak didik harus aktif. Oleh karena itu, siswa yang lebih aktif

akan belajar lebih banyak dibandingkan dengan siswa yang kurang aktif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

  

65

  

sehingga prestasi belajar siswa yang aktivitasnya lebih tinggi lebih baik

daripada siswa dengan aktivitas lebih rendah, yaitu siswa dengan aktivitas

tinggi lebih baik prestasi belajarnya daripada siswa dengan aktivitas sedang,

siswa dengan aktivitas sedang lebih baik daripada siswa dengan aktivitas

rendah, dan siswa dengan aktivitas tinggi lebih baik prestasi belajarnya

daripada siswa dengan aktivitas rendah.

3. Hipotesis Ketiga

Berdasarkan hasil analisis variansi dua jalan dengan jumlah sel tak sama

diperoleh nilai Fab = 3,768506778 lebih besar dari nilai Ftabel = 2,40483

menunjukkan bahwa H0(AB) ditolak. Hal ini berarti, terdapat interaksi antara

penggunaan model pembelajaran dengan kategori aktivitas belajar siswa

terhadap prestasi belajar matematika pada pokok bahasan persamaan garis

lurus. Menurut hasil uji komparasi ganda antarsel pada baris yang sama

seperti pada Tabel 4.9 diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

a. Pada kelompok yang diberikan perlakuan model pembelajaran

penemuan terbimbing, untuk siswa dengan aktivitas sedang

mempunyai prestasi belajar yang sama baiknya dengan siswa aktivitas

tinggi karena nilai 12-13F = 2,111875 lebih kecil daripada nilai

0,05:8:2728F = 15,78024 . Sementara itu, terdapat perbedaan antara

prestasi belajar siswa dengan aktivitas sedang maupun aktivitas tinggi

terhadap siswa dengan aktivitas rendah. Hal ini dapat diketahui dari

nilai 11-12F = 22,36015 dan 11-13F = 34,27179 lebih besar daripada nilai

0,05:8:2728F = 15,78024 , berarti H0 ditolak. Karena rata-rata marginal

pada siswa yang dikenai model pembelajaran penemuan terbimbing

dengan aktivitas tinggi = 60 serta rata-rata marginal pada siswa dengan

aktivitas sedang = 55,89744 lebih besar daripada rata-rata marginal

aktivitas rendah = 40,72727, maka prestasi siswa dengan aktivitas

sedang lebih baik daripada siswa dengan aktivitas rendah dan siswa

dengan aktivitas tinggi lebih baik daripada siswa dengan aktivitas

rendah.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

  

66

  

b. Pada kelompok yang diberikan perlakuan model pembelajaran STAD,

siswa dengan aktivitas sedang mempunyai prestasi belajar yang sama

baiknya dengan siswa aktivitas tinggi karena nilai 22-23F = 0,883982

lebih kecil daripada 0,05:8:2728F = 15,78024 . Sementara itu, terdapat

perbedaan prestasi belajar siswa dengan aktivitas sedang maupun

tinggi daripada siswa dengan aktivitas rendah. Hal ini dikarenakan

nilai 21-22F =17,6165 dan 21-23F = 26,05041 lebih besar daripada nilai

0,05:8:2728F = 15,78024 . Karena rata-rata marginal pada siswa yang

dikenai model pembelajaran STAD dengan siswa aktivitas tinggi =

59,22581, sedangkan rata-rata marginal pada siswa dengan aktivitas

sedang = 56,375 lebih besar daripada rata-rata marginal siswa aktivitas

rendah = 43,752, maka prestasi belajar siswa dengan aktivitas tinggi

lebih baik daripada siswa dengan aktivitas rendah dan prestasi belajar

siswa dengan aktivitas sedang lebih baik daripada siswa dengan

aktivitas rendah.

c. Pada kelompok yang diberikan perlakuan model pembelajaran

konvensional, siswa dengan aktivitas rendah sama baiknya dengan

aktivitas sedang serta siswa dengan aktivitas tinggi juga sama baiknya

dengan aktivitas rendah. Hal ini dapat diketahui dari nilai

31-32F 0,006679= dan 31-33F =14,05266 lebih kecil daripada nilai

0,05:8:2728F = 15,78024 . Akan tetapi, prestasi belajar siswa dengan

aktivitas tinggi tidak sama siswa dengan siswa yang mempunyai

aktivitas sedang. Hal ini dapat diketahui dari nilai 32-33F =16,39582

lebih besar dibandingkan dengan nilai 0,05:8:2728F = 15,78024 . Karena

rata-rata marginal pada siswa yang dikenai model pembelajaran

konvensional dengan aktivitas tinggi = 45,21212 lebih besar daripada

rata-rata marginal aktivitas aktivitas sedang = 33,125, maka prestasi

belajar siswa dengan aktivitas tinggi lebih baik daripada siswa dengan

aktivitas rendah.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

  

67

  

Berdasarkan hasil uji komparasi ganda antarsel pada kolom yang sama

dengan hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.10 diperoleh

kesimpulan sebagai berikut.

a. Pada siswa yang mempunyai aktivitas rendah, untuk kelompok siswa

yang diberikan model pembelajaran penemuan terbimbing, model

pembelajaran STAD, maupun model pembelajaran konvensional

mempunyai prestasi belajar yang sama baiknya. Hal ini dapat diketahui

berdasarkan nilai 11-21F =9,675793471, 11-31F = 4,43811102 , dan

21-31F =10,64640598 lebih kecil daripada nilai 0,05:8:2728F = 15,78024 .

b. Pada siswa dengan aktivitas sedang, prestasi belajar siswa yang

dikenai model pembelajaran penemuan terbimbing berbeda terhadap

konvensional, sedangkan model pembelajaran STAD juga berbeda

terhadap konvensional. Hal ini dapat diketahui dari nilai

12-32F = 62,96686346 dan 22-32F =59,7451622 lebih besar daripada nilai

0,05:8:2728F = 15,78024 , yang berarti bahwa H0(AB) ditolak. Karena

diperoleh rata-rata marginal yang dikenai model pembelajaran

penemuan terbimbing = 55,89744 lebih besar daripada rata-rata

marginal konvensional = 33,125 serta diperoleh rata-rata marginal

STAD = 56,375 lebih besar daripada rata-rata marginal konvensional =

33,125, maka prestasi belajar siswa pada model pembelajaran

penemuan terbimbing dan model pembelajaran STAD lebih baik

daripada model pembelajaran konvensional. Akan tetapi, pada model

pembelajaran penemuan terbimbing dan model pembelajaran STAD

mempunyai prestasi yang sama baiknya, karena 12-22F = 0,027692135

lebih kecil daripada nilai 0,05:8:2728F = 15,78024 .

c. Pada siswa dengan aktivitas tinggi, model pembelajaran penemuan

terbimbing sama baiknya dengan STAD. Hal ini dapat diketahui

berdasarkan nilai 13-23F = 0,067137196 lebih kecil daripada nilai

0,05:8:2728F = 15,78024 . Sementara itu untuk siswa dengan aktivitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 83: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

  

68

  

tinggi, prestasi belajar siswa yang diberikan model pembelajaran

penemuan terbimbing berbeda terhadap konvensional, dan model

pembelajaran STAD berbeda terhadap model pembelajaran

konvensional. Hal ini dapat diketahui dari nilai 13-33F = 25, 29686283

dan 23-33F = 21,68389144 lebih besar daripada 0,05:8:2728F = 15,78024 ,

yang berarti H0(AB) ditolak. Karena rata-rata marginal pada model

pembelajaran penemuan terbimbing = 60 lebih besar daripada rata-rata

marginal konvensional = 45,21212, sedangkan rata-rata marginal

model pembelajaran STAD = 59,22581 lebih besar daripada rata-rata

marginal konvensional = 45,21212, maka dapat disimpulkan bahwa

prestasi belajar siswa pada model pembelajaran penemuan terbimbing

maupun STAD lebih baik daripada model pembelajaran konvensional.

Dari hasil analisis di atas, maka hipotesis ketiga pada penelitian ini tidak

sepenuhnya sama seperti hipotesis penulis. Ternyata pada masing-masing

kelompok aktivitas sedang maupun tinggi, prestasi belajar siswa yang diberi

pembelajaran dengan model penemuan terbimbing sama dengan prestasi

belajar siswa yang diberi pembelajaran dengan model pembelajaran STAD,

serta pada masing-masing model pembelajaran penemuan terbimbing

maupun STAD lebih baik daripada konvensional. Akan tetapi pada masing-

masing model pembelajaran penemuan terbimbing maupun STAD, prestasi

belajar siswa dengan aktivitas tinggi sama dengan prestasi belajar siswa

dengan aktivitas sedang, prestasi belajar siswa dengan aktivitas tinggi lebih

baik daripada prestasi belajar siswa dengan aktivitas rendah, dan prestasi

belajar siswa dengan aktivitas sedang lebih baik daripada prestasi belajar

siswa dengan aktivitas rendah. Hal ini dikarenakan siswa pada masing-

masing model pembelajaran penemuan terbimbing maupun STAD sangat

dipengaruhi berbagai karakteristik, salah satunya aktivitas belajar. Hal ini

juga diperkuat dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Latifah

Musthofa Lestyanto (2010), dia menyimpulkan bahwa penggunaan model

pembelajaran dipengaruhi oleh aktivitas belajar siswa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 84: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

  

69

  

H. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini, ada beberapa keterbatasan. Keterbatasan pada

penelitian ini dapat diungkapkan sebagai berikut.

1. Data prestasi belajar yang digunakan untuk membahas perbedaan prestasi

belajar matematika bagi siswa yang diberikan pembelajaran dengan model

penemuan terbimbing, STAD, dan konvensional hanya terbatas pada pokok

bahasan persamaan garis lurus. Penelitian ini dapat disempurnakan lebih

lanjut dengan mengujicobakan pada pokok bahasan yang lain.

2. Pada uji keseimbangan, peneliti hanya mengambil data dari nilai ujian mata

pelajaran matematika sewaktu di kelas VII pada semester II. Sebaiknya,

penelitian ini perlu dikembangkan instrumen tersendiri agar data yang

diperoleh untuk mengetahui keseimbangan kemampuan ketiga kelompok

sebelum eksperimen dilakukan menjadi lebih baik saat diujicobakan pada

pokok bahasan lain.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 85: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

70  

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan di atas dapat diambil

kesimpulan sebagi berikut.

1. Prestasi belajar matematika siswa pada pokok bahasan persamaan garis

lurus menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing dan STAD

lebih baik daripada model pembelajaran konvensional, sedangkan prestasi

belajar siswa yang dikenai perlakuan model pembelajaran penemuan

terbimbing sama baiknya dengan model pembelajaran STAD.

2. Prestasi belajar siswa pada pokok bahasan persamaan garis lurus yang

mempunyai aktivitas tinggi lebih baik prestasinya dibandingkan dengan

siswa yang mempunyai aktivitas sedang, siswa yang mempunyai aktivitas

sedang prestasinya lebih baik daripada siswa yang mempunyai aktivitas

rendah, dan siswa yang mempunyai aktivitas tinggi prestasinya lebih baik

daripada siswa yang mempunyai aktivitas rendah.

3. Efektivitas model pembelajaran penemuan terbimbing, STAD, dan

konvensional tergantung pada aktivitas belajar siswa. Pada kelompok yang

diberikan perlakuan model pembelajaran penemuan terbimbing, siswa

dengan aktivitas sedang mempunyai prestasi belajar yang sama baiknya

dengan siswa aktivitas tinggi, prestasi belajar siswa dengan aktivitas sedang

maupun tinggi lebih baik daripada siswa dengan aktivitas rendah. Pada

kelompok yang diberikan perlakuan model pembelajaran STAD, siswa

dengan aktivitas sedang mempunyai prestasi belajar yang sama baiknya

dengan siswa aktivitas tinggi, prestasi belajar siswa dengan aktivitas sedang

maupun tinggi lebih baik daripada siswa dengan aktivitas rendah. Pada

kelompok yang diberikan perlakuan model pembelajaran konvensional,

siswa dengan aktivitas rendah sama baiknya dengan aktivitas sedang dan

siswa dengan aktivitas tinggi sama baiknya dengan aktivitas rendah. Akan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 86: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

  

71

  

tetapi, siswa dengan aktivitas tinggi lebih baik daripada siswa dengan

aktivitas sedang.

4. Pada siswa yang mempunyai aktivitas rendah, untuk kelompok siswa yang

diberikan model pembelajaran penemuan terbimbing, model pembelajaran

STAD, dan model pembelajaran konvensional mempunyai prestasi belajar

yang sama. Pada siswa dengan aktivitas sedang, model pembelajaran

penemuan terbimbing lebih baik daripada konvensional dan model

pembelajaran STAD lebih baik daripada konvensional. Akan tetapi, pada

model pembelajaran penemuan terbimbing dan model pembelajaran STAD

mempunyai prestasi yang sama baiknya. Pada siswa dengan aktivitas tinggi,

model pembelajaran penemuan terbimbing sama baiknya dengan STAD.

Sementara itu untuk siswa dengan aktivitas tinggi, model pembelajaran

penemuan terbimbing lebih baik daripada model pembelajaran

konvensional, dan model pembelajaran STAD lebih baik daripada model

pembelajaran konvensional.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian, penulis akan menyampaikan implikasi yang

bermanfaat secara teoritis maupun praktis dalam upaya meningkatkan prestasi

belajar matematika siswa.

1. Implikasi Teoritis

Dari kesimpulan telah dinyatakan bahwa terdapat perbedaan pengaruh

yang signifikan antara model pembelajaran penemuan terbimbing dan

STAD terhadap model pembelajaran konvensional. Akan tetapi, tidak

terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran

penemuan terbimbing dengan STAD terhadap prestasi belajar matematika

pokok bahasan persamaan garis lurus. Kelompok siswa yang diajar dengan

model penemuan terbimbing cenderung sama baiknya dibandingkan dengan

prestasi belajar matematika kelompok siswa yang diajar dengan model

pembelajaran STAD. Namun demikian struktur dari kedua model

pembelajaran tersebut dapat meningkatkan keaktifan para siswa sehingga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 87: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

  

72

  

kedua model tersebut dapat digunakan untuk pembelajaran matematika pada

pokok bahasan persamaan garis lurus khususnya dan pokok bahasan yang

lain pada umumnya.

Tingkat aktivitas siswa juga memberikan pengaruh yang berbeda

terhadap prestasi belajar siswa. Oleh karena itu, agar dapat menghasilkan

prestasi belajar yang lebih baik lagi maka siswa perlu meningkatkan

aktivitas belajarnya.

2. Implikasi Praktis

Dari kesimpulan terlihat bahwa prestasi belajar matematika pada pokok

bahasan persamaan garis lurus untuk kelompok siswa yang diajar dengan

pembelajaran model penemuan terbimbing cenderung sama dengan prestasi

belajar matematika kelompok siswa yang diajar dengan pembelajaran model

STAD, dan keduanya lebih baik daripada model konvensional. Untuk itu,

pihak sekolah diharapkan dapat menerapkan model pembelajaran penemuan

terbimbing dan STAD pada pokok bahasan yang lain. Selain itu, kedua

model pembelajaran ini juga dapat lebih meningkatkan aktivitas belajar

siswa. Dengan kata lain model pembelajaran penemuan terbimbing dan

STAD dapat menjadi pembelajaran alternatif dalam rangka peningkatan

prestasi siswa.

Agar proses pembelajaran dengan model pembelajaran penemuan

terbimbing dan STAD dapat dilaksanakan secara optimal dalam mencapai

tujuan pembelajaran, maka hal-hal yang perlu diperhatikan oleh guru antara

lain sebagai berikut.

a. Perlu diberikan penjelasan secara rinci kepada para siswa mengenai

prosedur dan aturan-aturan dalam pembelajaran penemuan terbimbing

maupun STAD, sehingga siswa dapat melakukan proses pembelajaran

secara terarah.

b. Agar pembelajaran lebih hidup dan tidak membosankan, diperlukan

pengkondisian pembelajaran yang mendukung kegiatan belajar siswa

sehingga dapat menumbuhkan aktivitas siswa dalam mengikuti jalannya

pembelajaran.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 88: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …... · PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN KLATEN ... dan Jumlah Kuadrat ... RPP Model Konvensional

  

73

  

C. Saran

Dalam rangka turut mengembangkan pemikiran yang berkenaan dengan

peningkatan prestasi belajar matematika dan berdasarkan kesimpulan serta

implikasi di atas, maka disarankan kepada:

1. Pihak Guru

a. Sebaiknya para guru menggunakan model pembelajaran penemuan

terbimbing atau STAD untuk pokok bahasan persamaan garis lurus.

b. Guru harus memperhatikan aktivitas peserta didik dalam merancang

pembelajaran matematika.

c. Guru dapat mengembangkan model pembelajaran lain yang lebih

menarik, kreatif, dan inovatif.

2. Pihak Sekolah

a. Memberi kesempatan kepada para guru agar aktif dalam mengikuti

kegiatan-kegiatan yang sifatnya menambah pengetahuan, baik itu dari

materi maupun model pembelajaran.

b. Menyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan dalam menunjang

penyelenggaraan pembelajaran secara efektif.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user