83
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG KARIES GIGI DAN PERILAKU MENGGOSOK GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA MURID KELAS VI SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN JOMBANG TESIS Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat Utama: Pendidikan Profesi Kesehatan Oleh : Effy Kurniati S541108029 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

  • Upload
    lediep

  • View
    227

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG KARIES GIGI DAN

PERILAKU MENGGOSOK GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI

PADA MURID KELAS VI SEKOLAH DASAR

DI KECAMATAN JOMBANG

TESIS

Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister

Program Studi Magister Kedokteran Keluarga

Minat Utama: Pendidikan Profesi Kesehatan

Oleh :

Effy Kurniati

S541108029

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2013

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG KARIES GIGI DAN PERILAKU MENGGOSOK GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA MURID KELAS VI SEKOLAH DASAR

DI KECAMATAN JOMBANG

TESIS

Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister

Program Studi Magister Kedokteran Keluarga

Minat Utama: Pendidikan Profesi Kesehatan

Oleh :

Effy Kurniati

S541108029

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2013

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan penyusunan tesis dengan judul

”HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG KARIES GIGI DAN

PERILAKU MENGGOSOK GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA

MURID KELAS VI SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN JOMBANG.

Tesis ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister

pada Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan Profesi

Kesehatan di Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan rasa hormat, dan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S. selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta

2. Prof. Dr.Ir. Ahmad Yunus, M.S selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Dr. Hari Wujoso, dr. SpF, MM selaku Ketua Program Studi Magister Kedokteran

Keluarga Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan.

4. Ari Natalia Probandari, dr, MPH, Ph.D, selaku Sekretaris Program Studi Magister

Kedokteran Keluarga Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Prof. Dr. Samsi Haryanto, M.Pd selaku pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan tesis.

6. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd selaku Ketua Minat Utama Pendidikan Profesi

Kesehatan Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta dan selaku

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam

penyusunan tesis.

7. Drg. Budi Nugroho, MPPM selaku Ketua Stikes PemKab Jombang yang telah

memberikan kesempatan kepada peneliti untuk menempuh pendidikan

Pascasarjana.

8. Dosen Program Pascasarjana yang telah membekali ilmu pengetahuan kepada

peneliti.

9. Suamiku, anak-anakku dan semua keluarga besarku yang telah mendukung,

memberikan motivasi dan semangat dalam penyusunan tesis ini.

10. Siswa- siswi kelas VI Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang yang sudah menjadi

responden

11. Semua pihak yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan tesis ini.

Peneliti menyadari bahwa tesis ini jauh dari sempurna, namun peneliti berharap

semoga karya ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan

bagi perkembangan keilmuan. Selanjutnya peneliti juga tidak menutup adanya kritik

dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan tesis ini.

Surakarta, Pebruari 2013

Peneliti

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL........................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... viii

ABSTRAK ...................................................................................................... ix

ABSTRACT.................................................................................................... x

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................. 4

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................. 5

1.3.1 Tujuan umum ............................................................ 5

1.3.2 Tujuan khusus ......................................................... 5

1.4 Manfaat Penelitian .............................................................. 5

1.4.1 Manfaat teoritis ........................................................ 5

1.4.2 Manfaat praktis ........................................................ 6

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum tentang Pengetahuan .................................. 7

2.1.1 Pengertian ................................................................. 7

2.1.2 Tingkat pengetahuan ................................................ 7

2.1.3 Cara Memperoleh Pengetahuan ............................... 9

2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ..... 10

2.1.5 Domain pengetahuan................................................. 10

2.2 Tinjauan Umum tentang Perilaku ......................................... 11

2.2.1 Pengertian................................................................... 11

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

2.2.2 Prosedur Pembentukan Perilaku ................................ 12

2.2.3 Bentuk Perilaku.......................................................... 13

2.2.4 Faktor Perilaku yang Berhubungan dengan Kesehatan 13

2.3 Tinjauan Umum tentang Karies Gigi .................................... 15

2.3.1 Faktor Penyebab Karies Gigi ..................................... 15

2.3.2 Proses Terjadinya Karies Gigi ................................... 17

2.3.3 Pencegahan Karies Gigi ............................................. 21

2.4 Penelitian yang Relevan........................................................ 27

2.5 Kerangka Berpikir................................................................. 30

2.6 Hipotesis Penelitian............................................................... 34

BAB III : METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................... 35

3.2 Jenis Penelitian...................................................................... 35

3.3 Populasi, Sampel, Sampling.................................................. 35

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ....................... 36

3.5 Teknik Pengumpulan Data ................................................... 41

3.6 Teknik dan Instrumen untuk Mengumpulkan Data ............ 42

3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas .............................................. 42

3.8 Teknik Analisa Data ............................................................ 44

3.9 Hippotesis Statistik ............................................................... 47

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ..................................................................... 48

4.2 Analisis Univariat ................................................................. 49

4.6 Analisis Bivariat.................................................................... 51

4.7 Analisis Multivariat............................................................... 57

4.8 Pembahasan........................................................................... 59

4.9 Keterbatasan Penelitian......................................................... 65

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ........................................................................... 66

5.2 Implikasi................................................................................ 66

5.3 Saran...................................................................................... 68

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

DAFTAR TABEL

Halaman

4.1 Distribusi Subyek penelitian ..................................................................... 48

4.2 Distribusi Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin ..................................... 49

4.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan ............................................................. 49

4.4 Distribusi Frekuensi Perilaku .................................................................... 50

4.5 Distribusi Frekuensi Kejadian Karies Gigi/DMF-T .................................. 51

4.6 Crosstab Pengetahuan Dengan Kejadian Karies Gigi ............................... 52

4.7 Chi-Square test Hipotesis Pertama ............................................................ 53

4.8 Ringkasan Hasil Uji Hipotesis Pertama .................................................... 54

4.9 Crosstab Perilaku Dengan Kejadian Karies Gigi ...................................... 55

4.10 Chi-Square test Hipotesis Kedua ............................................................ 56

4.11 Ringkasan Hasil Uji Hipotesis Kedua ..................................................... 57

4.12 Classfication Table Kejadian Karies Gigi ............................................... 58

4.13 Hasil Uji Hipotesis Ketiga ...................................................................... 58

4.14 Ringkasan Hasil Uji Hipotesis Ketiga .................................................... 59

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat ijin penelitian

Lampiran 2. Surat selesai melakukan penelitian

Lampiran 3. Lembar penjelasan penelitian

Lampiran 4. Lembar persetujuan responden

Lampiran 5. Kuesioner pengetahuan tentang karies gigi

Lampiran 6. Kuesoiner perilaku menggosok gigi

Lampiran 7. Uji validitas dan reliabilitas

Lampiran 8. Tabulasi data pengetahuan tentang karies gigi

Lampiran 9. Tabulasi data perilaku menggosok gigi

Lampiran 10. Tabulasi data kejadian karies gigi

Lampiran 11. Tabel frekuensi pengetahuan tentang karies gigi

Lampiran 12. Tabel frekuensi perilaku menggosok gigi

Lampiran 13. Tabel frekuensi kejadian karies gigi

Lampiran 14. Hasil uji statistik

Lampiran 15. Jadwal penelitian

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

Effy Kurniati, S541108029, 2013. Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Karies Gigi Dan Perilaku Menggosok gigi Dengan Kejadian Karies gigi Pada Murid Kelas VI Sekolah Dasar Di Kecamatan Jombang. TESIS. Pembimbing I: Prof. Dr. Samsi Haryanto, M.Pd, II: Dr. Nunuk Suryani, M.Pd. Program Studi Magister Kedokteran Keluarga, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

ABSTRAK

Kesehatan gigi dan mulut hingga kini masih belum menjadi perhatian utama, sakit gigi sering dianggap sebagai penyakit biasa. Tetapi sebenarnya akibat yang ditimbulkan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, bahkan sangat berbahaya karena bisa menjadi gerbang beragam penyakit dan bisa mengungkapkan gejala-gejala awal penyakit berbahaya. Sakit gigi yang biasa terjadi adalah karies gigi (gigi berlubang). Salah satu upaya untuk mencegah terjadinya karies gigi yaitu dengan menggosok gigi secara benar dan teratur sehari 2 kali sesudah makan pagi dan sebelum tidur malam selama 2 sampai 3 menit. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kejadian karies gigi pada murid kelas VI Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang ditinjau dari pengetahuan tentang karies gigi dan perilaku menggosok giginya. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan Cross- Sectional. Populasi murid kelas VI Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang sebanyak 2452 siswa. Teknik pangambilan sampel multi- stage random cluster sampling, responden sebanyak 106. Instrumen untuk pengetahuan dan perilaku menggunakan kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat, analisis bivariat dengan uji statistik Chi- Square dan analisis multivariat dengan uji regresi logistik bertingkat. Hasil penelitian diketahui bahwa: 1). Tidak ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi dengan kejadian karies gigi dengan p value 0,330, ini lebih besar dari nilai alpha 0,05. 2). Tidak ada hubungan antara perilaku menggosok gigi dengan kejadian karies gigi, dengan p value 0,810 lebih besar dari nilai alpha 0,05. 3). Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang karies gigi dan perilaku menggosok gigi dengan kejadian karies gigi pada murid klas VI SD di Kecamatan Jombang, dengan signifikansi 0,034 ( dimana 0,034 < 0,05). Kata Kunci : pengetahuan, perilaku menggosok gigi, karies gigi

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

Effy Kurniati, S541108029, 2013. The relation of science about dental caries and brushing tooth behavior with the event of dental caries for the student in the sixth class of Elementary School at sub district of Jombang. TESIS. Advisor I: Prof. Dr. Samsi Haryanto, M.Pd, II: Dr. Nunuk Suryani, M.Pd. The Study Program of Family Medical Magister, Post Graduate Program, the University of Sebelas Maret Surakarta.

ABSTRACT

Mouth and tooth health hasn’t still been paid attention up to the present, especially toothache is often supported tobe usual disease. But really it causes tobe able to disturb daily activity and eventually it is very dangerous because it becomes the gate of all disease and it can postulate the first symptoms of dangerous diseases. Toothache which usually happens is dental caries. One effort to prevent dental caries nomely brushing tooth well and regularly twice a day after eating breakfast ang before sleeping in the night for 2 until 3 minutes. This research is done to analyaze the event of dental caries for student in the sixth class of Elementary School at sub district of Jombang it is viewed from science about dental caries and toothbrush behavior. This research is quantitative research with the approach of Cross- Sectional. The population of student in the sixth class of Elementary School at sub district of Jombang total is 2452 students. The technique of taking samples is multi- stage random cluster samplig, the total of respondens is 106. Instrument for science and behaviour uses questionnaire and the event of dental caries with direct observation. The data analysis consists of univariat analysis, bivariat with the examination of Chi- Square statistic and multivariat analysis with the examination of grade logistic regression. The result of research is known that: 1). There isn’t the relation between science about dental caries with the event of dental caries with p value 0.330, this is bigger than value alpha 0,05. 2). There isn’t the relation between tooth brush behavior with the event of dental caries with p value 0.810, bigger than value alpha 0,05. 3). There is the significant relation betweet science about dental caries and tooth brush behavior with the event of dental caries for the student in the sixth class of Elementary School at sub district of Jombang, with significant 0,034 ( where 0,034 < 0,05)2). Keywords : science, behavior to brush tooth, dental caries.

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kesehatan gigi dan mulut hingga kini masih belum menjadi perhatian utama.

Sakit gigi sering dianggap sebagai penyakit biasa, terutama bagi orang yang

belum pernah mengalaminya. Namun akibat yang ditimbulkan sakit gigi dapat

mengganggu aktivitas sehari-hari, bahkan sangat berbahaya karena bisa menjadi

gerbang beragam penyakit dan bisa mengungkapkan gejala-gejala awal penyakit

berbahaya. Mengabaikan kesehatan gigi dan mulut berarti membuka gerbang

terserang berbagai penyakit. Semua permasalahan yang terjadi saat terkena sakit

gigi dan dampak lanjutannya bersumber pada gigi berlubang (Hanoman, 2008).

Karies ini perlu mendapatkan perhatian, karena akibat lebih lanjut dari gigi

berlubang adalah rasa sakit yang dapat mengganggu kesehatan anak (Maulani,

2005).

Karies gigi disebabkan karena proses penyikatan gigi pada anak kurang

optimal. Dapat disebabkan karena anak tidak dibiasakan melakukan penyikatan

gigi sejak dini oleh orang tua sehingga anak tidak mempunyai kesadaran dan

motivasi untuk memelihara kebersihan serta kesehatan gigi dan mulutnya.

Beberapa orang tua sangat mempedulikan kesehatan gigi dan mulut anaknya,

namun tidak sedikit juga orang tua yang acuh tak acuh terhadap kesehatan gigi

dan mulut anak-anak mereka. Untuk mencegah terjadinya karies gigi sebenarnya

tidak sulit yaitu dengan menggosok gigi secara benar dan teratur sehari 2 kali

sesudah sarapan dan sebelum tidur malam selama 2 sampai 3 menit

(AG.Rahmadhan, 2010). Bentuk perilaku yang didasari oleh pengetahuan atau

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

kognitif merupakan ranah yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan

seseorang dimana akan mempengaruhi dan membentuk suatu perilaku seseorang

dalam memelihara kesehatan mulutnya (Muhairini 2009).

Data dari WHO (2000) menunjukkan bahwa rata-rata karies (DMF-T) pada

anak usia 12 tahun berkisar 2,4. Indeks karies anak usia 12 tahun di Indonesia

sebagai salah satu negara SEARO (South East Asia Regional Offices) saat ini

berkisar 2,2 Di negara berkembang lainnya indeks karies 1,2, sedangkan target

dari WHO untuk tahun 2010 adalah 1,0. Departemen Kesehatan RI pada tahun

2001 melakukan survey kerusakan gigi di Indonesia, dengan hasil sekitar 70 %

penduduk Indonesia usia 10 tahun keatas pernah mengalami kerusakan gigi. Pada

usia 12 tahun kerusakan gigi mencapai 43,9 %. Kelompok usia 12 tahun ini

merupakan indikator kritis, karena sekitar 76,97% karies menyerang usia tersebut.

Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT, 2004), prevalensi karies

gigi di Indonesia mencapai 90,05%, dan ini tergolong lebih tinggi dibandingkan

dengan negara berkembang lainnya. Karies gigi menjadi salah satu bukti tidak

terawatnya kondisi gigi dan mulut masyarakat Indonesia (Machfoed, 2006).

Menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2007, 72,1 % penduduk indonesia giginya

berlubang, 43,4 % penduduk indonesia yang berusia diatas 12 tahun karies

giginya belum ditangani dan 89% anak-anak dibawah 12 tahun mengalami karies

gigi. Menurut Riset Kesehatan Dasar (2007), provinsi Jawa Timur merupakan

salah satu dari 10 provinsi di Indonesia dengan pengalaman karies gigi tertinggi

lebih dari 70 %. Data karies gigi di kabupaten Jombang pada tahun 2011

mengambil data dari puskesmas di Kecamatan Jombang yaitu puskesmas Jabon

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

(167 anak), puskesmas Tambakrejo (160 anak), puskesmas Jelakombo (23 anak)

dan puskesmas Pulo Lor (170 anak). Departemen Kesehatan RI pada tahun 2000

menetapkan indikator karies gigi yaitu dengan penilaian DMF-T.

Faktor pendukung terjadinya karies gigi ini diantaranya adalah makanan,

bakteri atau kuman, kerentanan permukaan gigi (morfologi gigi, lingkungan gigi),

perawatan gigi dan mulut (Adell, 2009). Sisa makanan yang berada di mulut akan

menempel pada permukaan gigi dan menumpuk menjadi plak. Proses karies gigi

timbul karena adanya peran bakteri dalam proses fermentasi sisa makanan

tersebut. Karies gigi jika tidak dirawat dapat menyebabkan penjalaran sampai ke

kamar pulpa. Proses ini dapat menjalar terus ke jaringan penyangga gigi dan

menimbulkan infeksi disebut peridontitis yang akhirnya kalau tidak dirawat dapat

menyebabkan abses (Titi Kabul, 2009). Salah satu masalah serius yang mungkin

timbul akibat gigi berlubang adalah gangguan jantung, disebabkan bakteri juga

bisa menempel pada lapisan lemak di pembuluh darah, dan kondisi ini

menghambat aliran darah ke jantung. Komplikasi lain yang relatif banyak terjadi

akibat infeksi gigi adalah gangguan mata. Mata jadi cepat lelah dan terasa nyeri,

khususnya pada bagian atas kelopak mata, hal itu terjadi karena gigi dan mata

memiliki induk syaraf yang sama. Pada kerusakan gigi yang parah, bakteri dapat

masuk ke aliran darah dan mengganggu sistem kekebalan tubuh. Sel sistem

kekebalan tubuh rusak dan melepaskan sejenis protein yang disebut cytokines,

dimana unsur itu menyebabkan kerusakan sel pankreas penghasil insulin, yaitu

hormon yang memicu diabetes (Hanoman, 2008).

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Perawatan gigi anak yang sudah rusak termasuk sulit. Selain itu juga

memerlukan waktu dan dana yang tidak sedikit. Namun dapat dicegah dengan

hanya mengambil atau melakukan tindakan-tindakan sederhana seperti

menggosok gigi secara teratur, juga membersihkan gusi, lidah, dan sela-sela gigi.

Menanamkan pengertian ini termasuk salah satu program dari pemerintah dalam

rangka meningkatkan upaya promotif, preventif dan kuratif pada anak-anak

Sekolah Dasar (SD) karena pada usia SD (6-12 tahun) merupakan waktu dimana

tumbuhnya gigi tetap (Muharini, 2009).

Berdasarkan uraian di atas, peneliti berkeinginan untuk melakukan penelitian

dengan judul ”Hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi dan perilaku

menggosok gigi dengan kejadian karies gigi pada murid klas VI SD di Kecamatan

Jombang”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan data yang ditemukan dan latar belakang masalah yang ada

maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Adakah hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi dengan kejadian

karies gigi pada murid klas VI SD di Kecamatan Jombang?.

2. Adakah hubungan antara perilaku menggosok gigi dengan kejadian karies

gigi pada murid klas VI SD di Kecamatan Jombang?

3. Adakah hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi dan perilaku

menggosok gigi dengan kejadian karies gigi pada murid klas VI SD di

Kecamatan Jombang?

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara pengetahuan

tentang karies gigi dan perilaku menggosok gigi dengan kejadian karies gigi pada

murid klas VI SD di Kecamatan Jombang.

2. Tujuan Khusus

a. Menganalisis hubungan pengetahuan tentang karies gigi dengan kejadian

karies gigi pada murid klas VI SD di Kecamatan Jombang.

b. Menganalisis hubungan perilaku menggosok gigi dengan kejadian karies

gigi pada murid klas VI SD di Kecamatan Jombang.

c. Menganalisis hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi dan perilaku

menggosok gigi dengan kejadian karies gigi pada murid klas VI SD di

Kecamatan Jombang.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a.Memperoleh pengalaman dan pengetahuan cara berpikir kreatif dan inovatif

terhadap permasalahan guna mencari pemecahan terhadap masalah melalui

kerangka berpikir ilmiah.

b.Sebagai bahan referensi untuk peneliti selanjutnya yang akan meneliti lebih

lanjut tentang karies gigi.

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

2.Manfaat Praktis

a. Bagi Responden

Sebagai sumber informasi bagi responden agar dapat melakukan pencegahan

terhadap masalah-masalah kesehatan gigi dan mencari pemecahan masalahnya.

b. Bagi Tempat Penelitian

Menambah informasi agar dapat dijadikan sebagai acuan dalam pembinaan

masalah kesehatan gigi yang ada di sekolah (Usaha Kesehatan Gigi Sekolah).

c. Bagi Institusi Kesehatan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan. sebagai bahan kajian dalam

menentukan kebijakan program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS).

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Tinjauan Umum tentang Pengetahuan

a. Pengertian

Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar

menjawab pertanyaan “what’, misalnya apa air, apa manusia, apa alam, dan

sebagainya (Notoatmodjo, 2010). Menurut Bloom yang dikutip Notoatmodjo

(2005), bahwa pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu

seseorang terhadap obyek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga,

dan sebagainya). Lebih jauh dikemukakan oleh Notoatmodjo (2005) bahwa

pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui obyek tertentu. Pengetahuan

tidak hanya didapat melalui pendidikan formal, tetapi juga melalui informal yang

disampaikan oleh orang tua, surat kabar, media elektronik, pengamatan, dan

segalanya. Pengetahuan juga merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya perilaku seseorang (over behavior), karena dari pengalaman dan

penelitian, ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan lebih langgeng

daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.

b. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan seseorang terhadap obyek mempunyai tingkat yang berbeda-beda

tergantung dari bagaimana persepsi dan intensitas perhatian terhadap obyek

tersebut.

Menurut Bloom yang dikutip Notoatmodjo (2005) bahwa pengetahuan yang

mencakup domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu: 1) tahu (know) diartikan

7

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke

dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang

spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah

misalnya; orang yang tahu biasa menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan,

menyatakan tentang apa yang dipelajari; 2) memahami (comprehension) diartikan

sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang

diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut dengan benar. Orang

yang paham dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,

meramalkan dan sebagainya; 3) aplikasi (application) diartikan sebagai

kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi/ kondisi

real (sebenarnya); 4) analisis (analysis) adalah kemampuan seseorang untuk

menjabarkan, memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-

komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau obyek yang diketahui,

kemampuan analisis ini meliputi: dapat menggambarkan, membedakan,

memisahkan, mengelompokan dan sebagainya; 5) sintesis (synthesis) menunjukan

suatu kemampuan untuk merangkum atau meletakkan dalam suatu hubungan yang

logis dari komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki, contohnya dapat

menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan; 6)

evaluasi (evaluation) berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan

justifikasi atau penilaian tehadap suatu obyek tertentu yang didasarkan pada suatu

kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

c. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoadmodjo (2010) dikelompokkan menjadi dua, yakni: cara

tradisional atau non-ilmiah dan cara modern atau cara ilmiah.1). Cara Tradisional

dipakai orang untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum ditemukan

metode ilmiah atau metode penemuan secara sistematik dan logis, antara lain: a)

cara coba-salah (trial and error) telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan,

bahkan mungkin sebelum adanya peradaban, dan sampai sekarangpun metode ini

masih sering dipergunakan oleh mereka yang tidak mengetahui cara lain untuk

memecahkan masalah yang dihadapinya; b) cara kekuasaan atau otoritas, prinsip

ini adalah orang lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang yang

mempunyai otoritas, tanpa terlebih dulu menguji atau membuktikan kebenaranya,

baik berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini

disebabkan karena orang yang menerima pendapat tersebut menganggap bahwa

apa yang dikemukakannya adalah sudah benar, dibidang kesehatan bukan saja

berasal dari ahli-ahli kesehatan atau kedokteran, tetapi juga berasal dari para

dukun; c) berdasarkan pengalaman pribadi, hal ini dilakukan dengan cara

mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan

permasalahan yang dihadapi pada masa lalu. Apabila dengan cara yang digunakan

tersebut orang dapat memecahkan masalah yang dihadapi, maka untuk

memecahkan masalah lain yang sama, orang dapat pula menggunakan cara

tersebut. Tetapi bila ia gagal, ia tidak akan mengulangi cara itu dan berusaha

untuk mencari cara yang lain sehingga ia berhasil memecahkan permasalahannya;

d) melalui jalan pikiran, dari sini manusia telah mampu menggunakan

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

penalarannya dalam memperoleh pengetahuan baik melalui induksi maupun

deduksi, induksi dan deduksi pada dasarnya merupakan cara melahirkan

pemikiran secara tidak langsung melalui pernyataan-pernyataan yang

dikemukakan, kemudian dicari hubungannya sehingga dapat dibuat suatu

kesimpulan. 2). Cara Modern, atau cara baru dalam memperoleh pengetahuan

pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut Metode

Penelitian Ilmiah (Research Methodology). Cara ini mula-mula dikembangkan

oleh Francis Bacon (1561-1626) yang mengembangkan metode berfikir secara

induktif. Mula-mula ia mengadakan pengamatan langsung terhadap gejala alam

atau kemasyarakatan. Kemudian hasil pengamatannya, dikumpulkan,

diklasifikasikan yang akhirnya diperoleh suatu kesimpulan umum. Metode

berpikir induktif Bacon ini, dilanjutkan oleh Deobold van Dallen.

d. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2005) pengetahuan dipengaruhi oleh faktor-faktor

internal dan eksternal. Faktor internal meliputi: usia, intelegensi dan pengalaman,

sistem nilai dan kepercayaan, serta gaya hidup. Faktor eksternal meliputi: latar

belakang pendidikan, dukungan keluarga dan sosial, sarana informasi, sosial

ekonomi, dan budaya.

e. Domain pengetahuan

Pengetahuan merupakan domain terpenting terbentuknya tindakan seseorang

(over behavior). Penelitian Rogers (1974) dikutip oleh Notoatmodjo (2005) yang

mengungkapkan bahwa sebelum seorang mengadopsi perilaku baru di dalam diri

orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni: 1) awareness (kesadaran),

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

artinya orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap

stimulus (obyek); 2) interest, yaitu orang mulai tertarik pada stimulus: 3)

evaluation, menimbang-nimbang terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut

bagi dirinya; 4) trial, yaitu orang telah mencoba perilaku baru; dan 5) adoption,

apabila subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan

sikapnya terhadap stimulus.

Berdasarkan berbagai uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

“pengetahuan” dalam penelitian ini adalah hasil tahu dari manusia, dan ini terjadi

setelah manusia melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia

diperoleh melalui indera penglihatan (mata) dan indera pendengaran (telinga).

2. Tinjauan Umum tentang Perilaku

a. Pengertian Perilaku:

Perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (Skiner,

1938 dalam Wawan, Dewi 2010). Perilaku adalah merupakan suatu kegiatan atau

aktivitas organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada hakekatnya

adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri (Wawan, Dewi 2010).

Perilaku manusia berbeda dengan perilaku mahluk hidup yang lain, dimana

perilaku manusia dikendalikan oleh pikiran serta lingkungan sosial dan budayanya

(Notoatmodjo, 2010).

Oleh sebab itu, perilaku manusia mempunyai bentangan yang sangat luas,

mencakup berjalan, berbicara, bereaksi, berpakaian, dan sebagainya. Bahkan

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

kegiatan internal (internal activity) seperti berpikir, persepsi dan emosi juga

merupakan perilaku manusia. Untuk kepentingan kerangka analisis dapat

dikatakan bahwa perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut,

baik dapat diamati secara langsung atau secara tidak langsung.

b. Prosedur pembentukan perilaku menurut Skinner adalah sebagai berikut :

1). Melakukan identifikasi tentang hal-hal yang merupakan penguat atau

reinforcer berupa rewards bagi pelaku yang akan dibentuk.

2). Melakukan analisis untuk mengidentifikasi komponen- komponen kecil

yang membentuk perilaku yang dikehendaki. Kemudian komponen-

komponen tersebut disusun dalam urutan yang tepat untuk menuju kepada

terbentuknya perilaku yang dimaksud.

3) Dengan menggunakan secara urut komponen- komponen itu sebagai

tujuan- tujuan sementara, mengidentifikasi reinforcer atau rewards untuk

masing-masing komponen tersebut.

4). Melakukan pembentukan perilaku dengan menggunakan urutan komponen

yang telah tersusun itu. Apabila komponen pertama telah dilakukan maka

rewardsnya diberikan. Hal ini akan mengakibatkan komponen atau

perilaku (tindakan) tersebut cenderung akan sering dilakukan. Kalau

perilaku itu sudah terbentuk kemudian dilakukan komponen (perilaku)

yang kedua, diberi rewards (komponen pertama tidak memerlukan hadiah

lagi), demikian berulang-ulang sampai komponen kedua terbentuk. Setelah

itu dilanjutkan dengan komponen ketiga, keempat, dan selanjutnya sampai

seluruh perilaku yang diharapkan terbentuk (Wawan, Dewi 2010).

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

c. Bentuk Perilaku (Wawan, Dewi 2010) :

Secara lebih operasional perilaku dapat diartikan suatu respons organisme atau

seseorang terhadap rangsangan (stimulus) dari luar subjek tersebut. Respon ini

berbentuk dua macam yaitu :

1. Bentuk pasif, adalah respon internal yaitu yang terjadi didalam diri manusia

dan tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain, misalnya berpikir,

tanggapan atau sikap batin dan pengetahuan. Oleh sebab itu perilaku seperti ini

masih terselubung (covert behaviour) disebut juga perilaku tertutup.

2. Bentuk aktif yaitu apabila perilaku itu jelas dapat diobservasi secara

langsung (over behaviour) disebut juga perilaku terbuka.

d. Faktor Perilaku yang berhubungan dengan kesehatan (Wawan, Dewi 2010):

Perilaku yang mempengaruhi kesehatan dapat digolongkan dalam dua kategori,

yaitu :

1. Perilaku yang terwujud secara sengaja dan sadar.

2. Perilaku yang terwujud secara tidak sengaja atau tidak sadar.

Ada perilaku-perilaku yang disengaja atau tidak disengaja membawa manfaat

bagi kesehatan individu atau kelompok kemasyarakatan, sebaliknya ada yang

disengaja atau tidak disengaja berdampak merugikan kesehatan:

a. Perilaku sadar yang menguntungkan kesehatan

Golongan perilaku ini langsung berhubungan dengan kegiatan-kegiatan

pencegahan penyakit serta penyembuhan dari penyakit yang dijalankan dengan

sengaja atas dasar pengetahuan dan kepercayaan bagi diri yang bersangkutan, atau

orang-orang lain, atau suatu kelompok sosial. Sehubungan dengan ini, kebutuhan-

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

kebutuhan pelayanan dan perawatan medis dipenuhi melalui fasilitas-fasilitas

yang tersedia yang mencakup sistem perawatan rumah tangga, sistem perawatan

tradisional oleh Prametra, sistem perawatan formal/ biomedis.

b.Perilaku sadar yang merugikan kesehatan

Perilaku sadar yang dijalankan secara sadar atau diketahui tetapi tidak

menguntungkan kesehatan terdapat pula dikalangan orang berpendidikan atau

profesional, atau secara umum pada masyarakat yang sudah maju, misalnya

mengabaikan pola makanan sehat, kebiasaan merokok, dan alkoholisme.

c.Perilaku tidak sadar yang merugikan kesehatan

Golongan masalah ini paling banyak dipelajari, terutama karena

penanggulangannya merupakan salah satu tujuan utama berbagai program

pembangunan kesehatan masyarakat, misalnya pencegahan penyakit dan promosi

kesehatan kalangan pasangan usia subur, pada ibu hamil dan anak-anak balita

pada berbagai masyarakat pedesaan dan lapisan sosial bawah di kota- kota.

d.Perilaku tidak sadar yang menguntungkan kesehatan

Golongan perilaku ini menunjukkan bahwa tanpa sadar pengetahuan tentang

manfaat biomedis umum yang terkait, seseorang atau kelompok orang dapat

menjalankan kegiatan- kegiatan tertentu yang secara langsung atau tidak langsung

memberi dampak positif terhadap derajat kesehatan.

Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud

perilaku dalam penelitian ini adalah kegiatan atau aktifitas manusia yang

dikendalikan oleh pikiran serta lingkungan sosial dan budayanya.

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

3.Tinjauan Umum tentang Kejadian Karies Gigi

Karies adalah penyakit pada jaringan keras gigi yang disebabkan oleh kerja

mikroorganisme pada karbohidrat yang dapat diragikan (EAM. Kidd & BGN.

Smith, 1989). Karies adalah lubang gigi yang ditandai oleh rusaknya email dan

dentin yang progresif yang disebabkan oleh keaktifan metabolisme plak bakteri

(Ford, 1993). Karies adalah pembentukan lubang pada permukaan gigi yang

disebabkan oleh kuman (Srigupta, 2004). Karies gigi adalah gigi yang berlubang

dimana karies gigi ini akan mengakibatkan kerusakan struktur gigi sehingga

terbentuk lubang (Donna, 2007). Karies adalah lubang pada gigi yang disebabkan

oleh erosi atau pengikisan jaringan keras gigi yaitu email dan dentin oleh asam

(AG.Rahmadhan, 2010). Karies adalah kerusakan yang terbatas pada jaringan gigi

mulai dari email gigi hingga menjalar ke dentin (tulang gigi) (Kusumawardani,

2011).

A. Faktor penyebab karies gigi

1). Makanan

Karbohidrat yang dapat difermentasikan bakteri pada mulut seseorang akan

mengubah glukosa, fruktosa, dan sukrosa menjadi asam laktat melalui sebuah

proses glikolisis yang disebut fermentasi. Bila asam ini mengenai gigi dapat

menyebabkan demineralisasi. Jika demineralisasi terus berlanjut, maka akan

terjadi proses pelubangan. Proses sebaliknya, remineralisasi dapat terjadi bila pH

telah dinetralkan. Mineral yang diperlukan gigi tersedia pada air liur dan pasta

gigi berflorida dan cairan pencuci mulut. Karies lanjut dapat ditahan pada tingkat

ini. Xylitol adalah pemanis alami yang terdapat dalam serat sayuran dan buah

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

seperti kembang kol, wortel, bayam, stroberi, plum bahkan dihasilkan oleh

metabolisme glukosa normal tubuh manusia. Xylitol merupakan bahan yang

bermanfaat untuk menekan bakteri Streptococcus mutans, xylitol berfungsi

menghambat pertumbuhan plak, menekan keasaman plak dan mempercepat

proses pembentukan kembali mineral gigi (remineralisasi). Selain itu xylitol

mampu menstimulasi produksi air liur sehingga baik dikonsumsi oleh orang yang

mulutnya cenderung kering.

2). Bakteri (mikroorganisme)

Lingkugan oral yang buruk, flora normal termasuk bakteri menyebabkan

demineralisai pada enamel dan permukaan akar. Pada umumnya bakteri pada

karies dibagi menjadi dua kelompok yaitu patogen utama yang secara signifikan

berhubungan dengan karies dan bakteri yang ditemukan bersama dengan bakteri

utama. Bakteri yang paling signifikan bersifat kariogenik yaitu Streptococus

mutans dan Streptococus sabrinus. Bakteri lain yang berhubungan erat dangan

karies adalah Lactobacillus sp. yang biasanya diisolasi dari karies dentin. Bakteri-

bakteri ini dapat membuat asam dari karbohidrat dengan cepat. Streptococus

mutans merupakan penyebab utama karies dan jumlahnya terbanyak di dalam

mulut. Streptococus mutans lebih bersifat asidurik daripada jenis yang lain dan

dapat memproduksi glukosa ekstra sel. Lactobacillus sp. dapat ditemukan pada

karies dentin. Lactobacillus sp. bersifat asiogenik dan asidurik. Frekuensi

Lactobacillus sp. dipengaruhi oleh konsumsi karbohidrat dan keasaman

lingkungan oral.

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

3). Kerentanan permukaan gigi

a. Penyakit gigi

Penyakit dan gangguan tertentu pada gigi yang dapat mempertinggi faktor

risiko terkena karies, misalnya Amelogenesis imperfekta, di mana enamel tidak

terbentuk sempurna, dan Dentinogenesis imperfekta yaitu ketidak sempurnaan

pembentukan dentin.

b. Waktu

Tingkat frekuensi gigi terkena dengan lingkungan yang kariogenik dapat

mempengaruhi perkembangan karies. Setelah seseorang mengkonsumsi makanan

mengandung gula, maka bakteri pada mulut dapat memetabolisme gula menjadi

asam dan menurunkan pH, pH dapat menjadi normal karena dinetralkan oleh air

liur dan proses sebelumnya telah melarutkan mineral gigi. Demineralisasi dapat

terjadi setelah 2 jam (Adell, 2009).

4). Cara pembersihan gigi dan mulut

Perawatan gigi dan mulut merupakan hal yang penting bagi semua orang, Agar

kebersihan dan kesehatan gigi anak selalu terjaga, maka anjurkanlah untuk

menggosok gigi secara teratur dan benar, minimal 2 kali sehari yaitu setelah

makan pagi dan sebelum tidur malam selama 2-3 menit, juga sangat baik

menggosok gigi setelah setiap habis makan.Bersihkan juga sela-sela gigi dengan

benang gigi (Dental Floss).

B. Proses Terjadinya Karies

Proses karies berawal dari bakteri yang mengubah karbohidrat dan glukosa

pada makanan menjadi asam melalui proses fermentasi. Asam akhirnya merusak

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

gigi sedikit demi sedikit, dan bakteri (didalam plak) mulai bekerja 20 menit

setelah makan. Asam yang diproduksi dalam plak akan terus merusak lapisan

email gigi. Kemudian bakteri akan mengikuti jalan yang sudah dibuat oleh asam

dan menginfeksi lapisan berikutnya yaitu dentin, jika tidak dirawat, proses ini

akan terus berjalan sehingga lubang akan semakin dalam. Karies gigi biasanya

belum menimbulkan keluhan sakit kecuali telah mencapai bagian pulpa gigi.

Sebabnya adalah karena pulpa penuh dengan sel saraf dan pembuluh darah akibat

terinfeksi, maka akan timbul rasa sakit terus menerus. Komplikasi kemudian

terjadi dengan matinya sel saraf sehingga rasa sakit juga terhenti. Pada tahap ini,

biasanya orang sering mengabaikan, padahal ketika sel saraf mati, proses

kerusakan didalam gigi terus berjalan sampai ke tulang pendukung. Akibatnya,

cairan akan terkumpul dan terjadi abses atau pembengkakan. Abses dimulai dari

dalam sampai tampak ke permukaan gusi. Selain itu, kerusakan pendukung juga

menyebabkan gigi mulai goyang, jika tidak segera dirawat berakibat pada

pencabutan gigi sebelum waktunya (Pratiwi, 2007).

Menurut Pratiwi (2007) tanda karies gigi adalah :

a) Munculnya spot putih seperti kapur pada permukaan gigi. Ini menunjukkan

area demineralisasi akibat asam.

b) Proses selanjutnya warnanya akan berubah menjadi coklat kemudian

membentuk lubang.

c) Jika kerusakan telah mencapai dentin, biasanya mengeluh sakit atau timbul

ngilu setelah makan atau minum manis, asam, panas, dan dingin.

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

d) Apabila seorang pasien mengeluh rasa sakit, bukan hanya setelah makan saja,

berarti kerusakan gigi sudah mencapai pulpa.

Gambar 2.1 Karies Gigi

Macam-macam karies

Berdasarkan pola klinisnya, karies gigi dibagi menjadi dua macam yaitu:

1. Menurut morfologi (T.R. Pitt Ford, 1993)

a. Karies celah dan fisura

Merupakan tanda anatomis gigi. Fisura terbentuk saat perkembangan alur, dan

tidak sepenuhnya menyatu, dan membuat suatu turunan atau depresio yang khas

pada struktur permukaan email. Tempat ini mudah sekali menjadi lokasi karies

gigi. Karies celah yang ada di daerah pipi atau ditemukan di gigi geraham. Karies

celah dan fisura terkadang sulit dideteksi. Semakin berkembangnya proses

perlubangan karena karies, email/enamel terdekat berlubang semakin dalam.

Ketika karies mencapai pulpa pada pertemuan enamel-dental, lubang akan

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

menyebar secara lateral. Di dentin, proses perlubangan akan mengikuti pola

segitiga ke arah gigi.

b. Karies permukaan halus

Karies permukaan halus timbul pada permukaan proksimal gigi dan sepertiga

gingivial permukaan bukal dan lingual. Karies ini jarang timbul pada bagian lain,

kecuali pada gigi malformasi atau malposisi. Karies ini diawali dengan

pembentukan plak.

c. Karies akar atau karies sementum

Karies servikal pada permukaan bukal, lingual atau labial. Lesi karies servikal

adalah kavitas berbentuk bulan sabit bermula sebagai daerah putih agak kasar

yang kemudian berlubang (Adell, 2009).

d. Karies disekitar restorasi

Karies ini merupakan karies yang terjadi disekitar tambalan gigi.

2. Menurut dinamika (E.A.M. Kidd & B.G.N. Smith, 1989)

Menurut dinamikanya, karies terdiri dari:

a. Karies insipen

Terjadi apabila timbulnya area dekalsifikasi di bawah plak gigi yang mirip

dengan permukaan kapur yang licin.

b. Karies rampan

Merupakan kerusakan beberapa gigi secara cepat dan sering melibatkan

permukaan gigi yang biasanya bebas karies. Terutama dijumpai pada gigi susu

bayi yang selalu menghisap dot.

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

c. Karies terhenti

Merupakan suatu lesi yang tidak berkembang. Dijumpai jika lingkungan oral

berubah dari yang memungkinkan timbul karies menjadi keadaan yang

cenderung menghentikan karies.

Proses perkembangan karies di email adalah perembesan asam ke dalam

subtansinya. Secara klinis ada beberapa fase menurut Mansjoer (2001) :

1) Lesi dini

Lesi karies dikarenakan email berbentuk kerucut dengan puncak dipermukaan

luar pada daerah pit dan fisur.

2) Remineralisasi

Merupakan suatu penempatan mineral organik di daerah yang sebelumnya

telah kehilangan mineral. Karies gigi diwarnai oleh periode perusakan dan

perbaikan. Untungnya gigi terbenam dalam saliva, yaitu cairan yang

berpotensi menimbulkan remineralisasi.

3) Kavitas

Apabila lesi berkembang terus, zona permukaan akhirnya akan pecah dan

membentuk kavitas. Sehingga sekarang plak akan terbentuk dalam kavitas

dan terlindungi dari usaha pembersihan.

C. Pencegahan karies gigi (Kusumawardani, 2011)

(1). Kurangi konsumsi makanan manis dan mudah melekat pada gigi seperti

permen atau coklat

(2). Siapkan makanan kaya kalsium (ikan dan susu), Fluor (sayur, daging dan

teh), fosfor, serta vitamin A (wortel), C (buah-buahan), D (susu), dan E

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

(3). Menggosok gigi secara teratur dan benar, sebaiknya dilakukan setelah

sarapan pagi, dan menjelang tidur malam, lebih baik lagi bila dilakukan

tiap usai makan. Dalam hal ini pilihlah sikat gigi yang berbulu halus dan

pasta gigi yang mengandung fluor, bila perlu lakukan flossing. Biasakan

pula berkumur-kumur setelah makan makanan manis.

Memilih sikat gigi yang benar :

1.Bulu harus lembut dan kepala sikat gigi harus kecil sehingga mempermudah

anak dalam menyikat sampai gigi belakang.

2.Permukaan sikat gigi harus rata-rata carilah yang ujung bulunya bulat agar

tidak menggores gigi.

3.Jenis sikat gigi dengan pegangan yang mantap

4.Gantilah sikat gigi bila ada tanda-tanda kerusakan misalnya bulunya

sudah rusak

5.Gantilah sikat baru setiap 3 bulan karena sikat yang lama mungkin

menyimpan kuman-kuman

Cara menggosok Gigi yang benar

Gosok gigi dengan gerakan memutar lakukan penyikatan dengan lembut,

namun tekanannya cukup.

1. Untuk gigi atas gerakan sikat dari atas ke bawah dan sebaliknya dengan

posisi 45 derajat di daerah perbatasan gigi dan gusi

2. Bagian luar gigi, miringkan sikat gigi ke arah gusi dan sikat gigi dari sisi

yang satu ke sisi yang lain dengan arah melingkar.

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

3. Pada sisi gigi yang digunakan untuk mengunyah, pegang sikat gigi dan

posisi mendatar gosok gigi dan gerakan ke depan dan belakang secara

bergantian.

4. Pada sisi dalam bagian gigi belakang, pegang sikat gigi dengan posisi

horizontal dan gerakan ke depan dan belakang secara bergantian.

5. Gosok pula gusi dan lidah secara lembut, gunakan timer (pengukur waktu)

selama 2 – 3 menit (Tanti, 2007).

Flossing :

Dental floss atau benang gigi merupakan alat bantu untuk membersihkan sela

gigi dan dibawah gusi. Daerah sela gigi memang daerah yang agak sulit dijangkau

oleh sikat gigi, sehingga banyak plak disana dan seringkali proses peradangan

gusi dimulai dari gusi yang ada disela gigi. Menurut penelitian, dengan

melakukan flossing jumlah populasi bakteri yang ada dalam mulut bisa jauh

berkurang dibandingkan dengan hanya menyikat gigi saja.

Cara menggunakan benang gigi ( Flossing) :

1. Ambil dental floss kira-kira sepanjang 45 cm, lalu gulung kedua ujungnya

pada jari tengah agar tidak lepas.

2. Pegang dental floss yang tersisa dengan ibu jari dan jari telunjuk. Setelah

dipegang, benang yang tersisa diantara kedua tangan adalah 3 sampai 5 cm.

Gerakkan secara maju mundur dengan lembut di sela-sela gigi mengikuti

bentuk gigi sampai masuk ke bawah gusi. Jangan menggesek terlalu kuat

atau menekan terlalu keras kearah gusi, karena bisa melukai gusi.

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

3. Gunakan bagian yang masih bersih yang belum terpakai dari dental floss

ketika akan membersihkan sela gigi yang lainnya. Karena dental floss

yang sudah terpakai atau kotor akan menyebarkan bakteri dari satu gigi ke

gigi yang lainnya.

4. Lakukan flossing minimal sekali sehari, bisa sebelum ataupun sesudah

menyikat gigi. Flossing juga dapat dilakukan setiap kali ada makanan yang

terselip di gigi.

Dental floss tersedia dalam berbagai bentuk. Ada yang berbentuk

gulungan benang, ada pula yang tersedia dalam bentuk bertangkai

sehingga tidak perlu menggulung- gulung benangnya dan lebih mudah

memegangnya (Ardyan Gilang Rahmadhan, 2010).

Gambar 2.2 Sikat gigi

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Gambar 2.3 Menggosok gigi dan Flossing

(4). Menjaga higienis gigi dan mulut. Bila ada karang gigi sebaiknya dibawa

ke dokter gigi untuk dibersihkan. Sebaiknya pula memeriksakan gigi ke

dokter gigi tiap 6 (enam) bulan sekali secara teratur.

D. Mengukur kejadian karies gigi :

Pengukuran karies gigi meliputi pemeriksaan pada giginya yaitu pemeriksaan

DMF-T. Indeks ini diperkenalkan oleh Klein H, Palmer CE, Knutson JW pada

tahun 1938 untuk mengukur pengalaman seseorang terhadap karies gigi. Indeks

DMF-T dikeluarkan oleh WHO. Komponen DMF-T terdiri dari D (decay) yaitu

gigi yang terkena karies, M (missing) yaitu gigi yang hilang atau dicabut karena

karies dan F (filling) yaitu gigi yang terkena karies telah dilakukan penambalan

(Depkes RI 2000).

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Semua gigi diperiksa kecuali gigi molar tiga karena gigi molar tiga biasanya

tidak tumbuh, sudah dicabut atau tidak berfungsi. Indeks ini tidak menggunakan

skor, pada kolom yang tersedia langsung diisi kode D (untuk gigi yang karies), M

(untuk gigi yang hilang) dan F (untuk gigi yang ditumpat/ditambal); kemudian

dijumlahkan sesuai kode. Untuk gigi permanen dan gigi susu hanya dibedakan

dengan pemberian kode DMF-T nya. Jika pada satu gigi mengalami karies lebih

dari satu permukaan gigi, hanya dihitung sebagai satu ”decay”. Begitupun untuk

keparahan dalamnya kerusakan gigi, akan dianggap sama sebagai decay (depkes

RI,2001)

Beberapa hal yang perlu diperhatikan :

(a) Semua gigi yang mengalami karies dimasukkan ke dalam kategori D.

(b) Karies sekunder yang terjadi pada gigi dengan tumpatan permanen

dimasukkan dalam kategori D.

(c) Gigi dengan tumpatan sementara dimasukkan dalam kategori D.

(d) Semua gigi yang hilang atau dicabut karena karies dimasukkan dalam kategori

M.

(e) Gigi yang hilang akibat penyakit periodontal, dicabut untuk perawatan

orthodonti ”tidak” dimasukkan dalam kategori M.

(f) Semua gigi dengan tumpatan permanen dimasukkan dalam kategori F.

(g) Gigi yang sedang dalam perawatan saluran akar dimasukkan dalam kategori F.

(h) Pencabutan normal selama masa pergantian gigi geligi tidak dimasukkan

dalam kategori M.

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Berdasarkan berbagai uraian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

karies gigi pada penelitian ini adalah:

Kerusakan (lubang) pada gigi yang disebabkan oleh kuman-kuman yang merubah

karbohidrat menjadi asam. dimulai dari email, kemudian berlanjut ke dentin dan

pulpa.

Penelitian yang Relevan

1. Ervon (2003)

Judul penelitiannya ” Hubungan perilaku kesehatan gigi dengan karies gigi

pada anak SD Islam Al Azhar 2 Rawabambu Pasar Minggu Jakarta Selatan” .

Desain penelitiannya Deskriptif Analitik. Responden anak kelas V dan kelas VI,

laki-laki 80 anak dan perempuan 96 anak.

Hasil penelitian :

Ada hubungan yang bermakna antara perilaku kesehatan gigi dengan karies gigi,

namun tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dan umur dengan

karies gigi.

2. Nur Faisah (2003)

Judul penelitiannya ” Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku

pemeliharaan kesehatan gigi siswa SD Islam Terpadu Nurul Fikri”. Desain

penelitiannya Deskriptif Analitik. Sampel 155 siswa.

Hasil penelitiannya :Pengetahuan responden, jenis kelamun,tingkat pengetahuan

ibu, jumlah saudara dan sumber informasi tidak menunjukkan adanya hubungan

yang bermakna dengan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi.

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

3. Chemiawan (2004)

Penelitiannya berjudul ”Prevalensi Nursing Mouth Caries pada Anak Usia 15 –

60 bulan berdasarkan frekuensi penyikatan gigi di Posyandu Desa Cileunyi Wetan,

Kecamatan Cileunyi, kabupaten Bandung”. Desain penelitiannya Deskriptif

dengan teknik survei. Responden anak Usia 15 – 60 bulan.

Hasil penelitian:

Prevalensi karies tertinggi pada anak dengan frekuensi penyikatan gigi 1 kali

(31,55%) diikuti penyikatan gigi 2 kali (23,03%) dan penyikatan 3 kali (2,2%).

4. Jayanti (2004)

Peneliannya berjudul ” Hubungan tingkat pengetahuan tentang kesehatan gigi

dan mulut dengan perilaku menggosok gigi di SDN Pondok labu 04 pagi Jakarta

Selatan. Desain penelitiannya Deskriptif Analitik. Responden kelas IVA 44 anak,

kelas IVB 47 anak dan kelas V 50 anak.

Hasil penelitian:

Ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut

dengan perilaku menggosok gigi”.

5. Sariningrum (2009)

Penelitiannya berjudul Hubungan Tingkat Pendidikan Pengetahuan dan Sikap

Orang Tua tentang Kebersihan Gigi dan Mulut pada Anak Balita Usia 3 sampai 5

tahun. Deskriptif Analitik. Responden anak Usia 3 sampai 5 tahun.

Hasil penelitian:

Menunjukkan indeks plak rata-rata 2,34, 80,6% anak mengalami karies dengan

def-t rata-rata 5,60 dan def-s rata-rata 12,47.

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

6.. Edi Hartini Sundoro (2007)

Judul penelitiannya Pola Karies Murid-Murid Beberapa Sekolah Lanjutan

Tingkat Pertama di Jakarta. Desain penelitian Survey. Responden siswa umur 12

tahun dan 15 tahun di 6 SLTP di Jakarta Pusat, Jakarta Timur dan Jakarta Selatan.

Hasil penelitian :

Kelompok umur 12 tahun DMF-T = 1,88; bebas karies 33,1 %

Kelompok umur 15 tahun DMF-T = 2,63; bebas karies 19,5 %

Urutan gigi yang terkena karies adalah: molar satu, molar dua, premolar, insisif

atas dan kaninus serta insisif bawah.Urutan dataran gigi yang terkena karies

adalah: dataran oklusal, distal, mesial, palatal/lingual dan bukal. Kecenderungan

karies untuk simetris bilateral adalah 58,96 %.

7. Purwoko (2011).

Penelitiannya berjudul Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Status

Kesehatan Gigi pada Anak Usia Sekolah Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas

Sawit I. Desain penelitiannya Observasional dengan Pendekatan Cross Sectional.

Responden adalah siswa Kelas VI SD di Wilayah Kerja Puskesmas Sawit I

sebanyak 422 siswa.

Hasil penelitiannya :

a. Status Kesehatan Gigi dan Mulut Anak Usia Sekolah Dasar di Wilayah Kerja

Puskesmas Sawit I rata-rata DMF-T = 2.18, PTI = 48.84% (baik) dan OHI-S =

1.59 (sedang).

b. Terdapat hubungan negatif dan secara statistik signifikan antara pengetahuan

kesehatan gigi dengan DMF-T (r = -0,37 ; p = 0,034).

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

c. Terdapat hubungan yang positif dan secara statistik signifikan antara

pengetahuan kesehatan gigi dengan PTI (r = 0,46 ; p = 0,007).

d. Terdapat hubungan negatif dan secara statistik signifikan antara pengetahuan

kesehatan gigi dengan OHI-S (r = -0,34 ; p = 0,050).

e. Terdapat hubungan negatif dan secara statistik signifikan antara sikap kesehatan

gigi dengan DMF-T (r = -0,63 ; p = 0,001).

f. Terdapat hubungan yang positif dan secara statistik signifikan antara sikap

kesehatan gigi dengan PTI (r = 0,56 ; p = 0,001).

g. Terdapat hubungan negatif dan secara statistik signifikan antara sikap

kesehatan gigi dengan OHI-S (r = -0,47 ; p = 0,006).

B. Kerangka Berpikir

1. Hubungan antara pengetahuan dengan kejadian karies gigi.

Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia, dan ini terjadi setelah manusia

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman,

rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui indera

penglihatan (mata), dan indera pendengaran (telinga). Pengetahuan seseorang

terhadap obyek mempunyai tingkat yang berbeda-beda tergantung dari bagaimana

persepsi dan intensitas perhatian terhadap obyek tersebut. Faktor- faktor yang

mempengaruhi pengetahuan yaitu faktor internal (usia, sistem nilai dan

kepercayaan, gaya hidup, intelegensiadan pengalaman) dan faktor eksternal ( latar

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

belakang pendidikan, dukungan keluarga dan sosial, sarana informasi, sosial

ekonomi, budaya).

Pengetahuan ini meliputi pengetahuan tentang: penyebab karies gigi, proses

terjadinya karies gigi, dan pencegahan karies gigi. Dimana Karies gigi adalah

kerusakan (lubang) pada gigi yang disebabkan oleh kuman-kuman yang merubah

karbohidrat menjadi asam. dimulai dari email, kemudian berlanjut ke dentin dan

pulpa. Pencegahan karies gigi adalah dengan cara mengurangi konsumsi makanan

manis yang melekat pada gigi, makan makanan yang kaya vitamin dan mineral,

menggosok gigi secara benar dan teratur, control ke dokter gigi 6 bulan sekali.

Seseorang yang pengetahuan tentang karies giginya baik, maka tentunya akan

merawat giginya dengan baik, sehingga karies giginya juga akan rendah.

2. Hubungan antara perilaku menggosok gigi dengan kejadian karies gigi

Perilaku adalah kegiatan atau aktifitas manusia yang dikendalikan oleh pikiran

serta lingkungan sosial dan budayanya. Secara lebih operasional perilaku dapat

diartikan suatu respons organisme atau seseorang terhadap rangsangan (stimulus)

dari luar subjek tersebut. Respon ini berbentuk dua macam yaitu:

a. Bentuk pasif, adalah respon internal yaitu yang terjadi didalam diri manusia

dan tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain. Oleh sebab itu perilaku

seperti ini masih terselubung (covert behaviour) disebut juga perilaku tertutup.

b. Bentuk aktif yaitu apabila perilaku itu jelas dapat diobservasi secara langsung

(over behaviour) disebut juga perilaku terbuka.

Perilaku yang mempengaruhi kesehatan dapat digolongkan dalam dua kategori,

yaitu perilaku yang terwujud secara sengaja dan sadar dan perilaku yang terwujud

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

secara tidak sengaja atau tidak sadar untuk mencegah terjadinya karies gigi.

Dalam hal ini yang dilakukan adalah perilaku aktif dan secara sadar untuk

menggosok gigi paling sedikit dua kali sehari yaitu sesudah sarapan dan sebelum

tidur malam dalam waktu 2-3 menit, lebih baik lagi bila dilakukan tiap usai makan.

Juga harus dipilih sikat gigi yang berbulu halus dan pasta gigi yang mengandung

fluor, jika perlu dapat dilakukan flossing. Harus dibiasakan pula berkumur-kumur

setelah makan makanan manis.

3. Hubungan antara pengetahuan dan perilaku menggosok gigi dengan kejadian

karies gigi

Bentuk perilaku yang didasari oleh pengetahuan atau kognitif merupakan ranah

yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang yang mempengaruhi

dan membentuk suatu perilaku seseorang dalam memelihara kesehatan gigi dan

mulutnya. Pengetahuan ini meliputi pengetahuan tentang penyebab karies gigi,

proses terjadinya karies gigi dan pencegahan karies gigi. Salah satu pencegahan

karies gigi adalah dengan perilaku menggosok gigi yang benar dan teratur yaitu

secara sadar untuk menggosok gigi paling sedikit dua kali sehari yaitu sesudah

sarapan dan sebelum tidur malam dalam waktu 2-3 menit, lebih baik lagi bila

dilakukan tiap usai makan. Juga dipakai sikat gigi yang berbulu halus dan pasta

gigi yang mengandung fluor, bila perlu lakukan flossing. Harus dibiasakan pula

berkumur-kumur setelah makan makanan manis. Seseorang yang mempunyai

pengetahuan yang baik, tentunya akan baik pula perilakunya untuk menjaga

kesehatan giginya, sehingga karies giginya dapat ditekan.

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Gambar 2.4 : Kerangka berpikir hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi dan perilaku menggosok gigi dengan kejadian karies gigi pada murid klas VI SD di Kecamatan Jombang.

Keterangan :

= Diteliti

= Tidak diteliti

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan. Faktor Internal:

- Usia - Sistem nilai dan keperca yaan - Gaya hidup

Faktor Eksternal:

- Latar belakang pendidikan - Dukungan keluarga dan sosial - Sarana informasi - Sosial ekonomi - Budaya

- Intelegensi dan pengalaman

Pengetahuan tentang karies gigi (X1)

- Penyebab karies gigi - Proses terjadinya karies gigi - Pencegahan karies gigi

Perilaku menggosok gigi (X2)

- Aktif

Kejadian karies gigi DMF-T (Y)

- Pasif

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang karies gigi

dengan kejadian karies gigi pada murid klas VI SD di Kecamatan

Jombang.

2. Ada hubungan yang signifikan antara perilaku menggosok gigi dengan

kejadian karies gigi pada murid klas VI SD di Kecamatan Jombang.

3. Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang karies gigi dan

perilaku menggosok gigi dengan kejadian karies gigi pada murid klas VI

SD di Kecamatan Jombang.

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu

Penelitian dilaksanakan di 4 Sekolah Dasar di kecamatan Jombang, yaitu

SDN Jombatan IV, SDN Pulo Lor III, SDN Kaliwungu II dan SDN Jombang IV,

pada bulan Oktober 2012.

B. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian diskripsi Analitik. Jenis penelitian adalah

penelitian kuantitatif dengan pendekatan Cross-sectional.

C. Populasi dan sampel

1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh murid klas VI dari 76 SD/MI di

Kecamatan Jombang, sebanyak 2452 murid

2. Teknik Sampling

Teknik Sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah multi-stage

random cluster sampling, dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut :

Kecamatan Jombang terdiri dari 4 wilayah kerja Puskesmas, yaitu:

1. Puskesmas Jabon

2. Puskesmas Pulo Lor

3. Puskesmas Jelakombo

4. Puskesmas Tambakrejo

35

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Masing-masing wilayah kerja Puskesmas diambil 1 Sekolah Dasar secara

random sebagai berikut:

Wilayah kerja Puskesmas Jabon, SDN Jombatan IV

Wilayah kerja Puskesmas Pulo Lor, SDN Pulo Lor III

Wilayah kerja Puskesmas Jelakombo, SDN Kaliwungu II

Wilayah kerja Puskesmas Tambakrejo, SDN Jombang IV

Penelitian ini hanya mengambil kelas VI saja dari keempat Sekolah Dasar

tersebut, baik laki-laki maupun perempuan, karena pada umur tersebut merupakan

waktu dimana tumbuhnya gigi tetap, dimana gigi susu diganti dengan gigi

tetap/gigi permanen.

3. Sampel

Penelitian yang akan melakukan analisis dengan multivariate (korelasi atau

regresi ganda) maka jumlah sampel minimal adalah sepuluh kali jumlah variabel

independen dan dependen (Sugiono, 2011). Jadi jumlah sampel minimal adalah 30.

Sampel dalam penelitian ini adalah murid Klas VI SDN Jombatan IV, SDN

Pulo Lor III, SDN Kaliwungu II dan SDN Jombang IV sebanyak 106 murid.

D.Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel penelitian terdiri dari :

1. Variabel bebas (variabel independent)

a. Pengetahuan tentang karies gigi

b. Perilaku menggosok gigi

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

2. Variabel terikat (variabel dependent)

Kejadian karies gigi

Definisi operasional

1. Variabel Independent

1). Pengetahuan tentang karies gigi (X1)

a. Definisi operasional

Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia, dan ini terjadi setelah manusia

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman,

rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui indera

penglihatan (mata) dan indera pendengaran (telinga).

b. Indikator :

(1). Penyebab karies gigi

(2). Proses terjadinya karies gigi

(3). Pencegahan karies gigi

c. Instrumen

Instrumen yang digunakan adalah kuesioner berjumlah 20.

a. Pengukurannya :

Apabila pertanyaan dijawab benar maka diberi nilai satu, jika jawaban salah

diberi nilai nol.

Pengetahuan baik: jika > dari Mean

Pengetahuan buruk: jika < dari Mean

e. Skala data : Nominal

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

2). Perilaku menggosok gigi (X2)

a. Definisi operasional

Perilaku adalah kegiatan atau aktifitas manusia yang dikendalikan oleh pikiran

serta lingkungan sosial dan budayanya.

b. Indikator :

Perilaku menggosok gigi yang benar dan teratur yaitu secara sadar untuk

menggosok gigi paling sedikit dua kali sehari yaitu sesudah sarapan dan sebelum

tidur malam dalam waktu 2-3 menit, lebih baik lagi bila dilakukan tiap usai makan.

Dalam hal ini dipakai sikat gigi yang berbulu halus dan pasta gigi yang

mengandung fluor, juga berkumur-kumur setelah makan makanan manis.

c. Instrumen

Berupa pertanyaan tertutup, dengan memilih jawaban sesuai dengan Skala Likert

(Sugiyono, 2012). Pertanyataan/pernyataan berjumlah 10.

e. Pengukurannya:

Pernyataan positif (favourable):

Selalu = 4 Sangat setuju = 4

Sering = 3 Setuju = 3

Kadang-kadang = 2 Tidak setuju = 2

Tidak pernah = 1 Sangat tidak setuju = 1

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Pernyataan negatif (unfavourable) :

Selalu = 1 Sangat setuju = 1

Sering = 2 Setuju = 2

Kadang-kadang = 3 Tidak setuju = 3

Tidak pernah = 4 Sangat tidak setuju = 4

Perilaku baik/ aktif: jika > dari Mean

Perilaku buruk/pasif: jika < dari Mean

e. Skala data : Nominal

2. Variabel Dependent

1) Kejadian karies gigi (Y)

a. Definisi operasional

Karies gigi adalah kerusakan (lubang) pada gigi yang disebabkan oleh kuman-

kuman (Streptococcus mutans) yang merubah karbohidrat menjadi asam. dimulai

dari email, kemudian berlanjut ke dentin dan pulpa.Yang diperiksa adalah DMF-T

nya yaitu jumlah karies aktif baik yang sudah mendapat perawatan maupun yang

belum mendapat perawatan.

b. Indikator

D : gigi yang karies

M : gigi yang hilang karena karies

F : gigi yang ditumpat/ ditambal

Untuk keperluan analisis deskriptif, maka dikategorikan sebagai berikut (Depkes

RI, 2000) : Baik jika DMF-T ≤ 2

Buruk jika DMF-T > 2

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

c. Instrumen

Melihat langsung/ observasi dengan menggunakan alat dua buah kaca mulut,

sonde gigi, dan senter.

d. Pengukuran

Pemeriksaan karies meliputi pemeriksaan pada giginya yaitu pemeriksaan

DMF-T. Semua gigi diperiksa kecuali gigi molar tiga karena gigi molar tiga

biasanya tidak tumbuh, sudah dicabut atau tidak berfungsi. Indeks ini tidak

menggunakan skor, pada kolom yang tersedia langsung diisi kode D (untuk gigi

yang karies), M (untuk gigi yang hilang) dan F (untuk gigi yang

ditumpat/ditambal). Untuk gigi permanen dan gigi susu hanya dibedakan dengan

pemberian kode DMF-T nya.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan :

(a). Semua gigi yang mengalami karies dimasukkan ke dalam kategori D.

(b) Karies sekunder yang terjadi pada gigi dengan tumpatan permanen

dimasukkan dalam kategori D.

(c). Gigi dengan tumpatan sementara dimasukkan dalam kategori D.

(d). Semua gigi yang hilang atau dicabut karena karies dimasukkan dalam

kategori M.

(e). Gigi yang hilang akibat penyakit periodontal, dicabut untuk perawatan

orthodonti ”tidak” dimasukkan dalam kategori M.

(f). Semua gigi dengan tumpatan permanen dimasukkan dalam kategori F.

(g). Gigi yang sedang dalam perawatan saluran akar dimasukkan dalam

kategori F.

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

(h). Pencabutan normal selama masa pergantian gigi geligi ”tidak” dimasukkan

dalam kategori M.

Baik jika DMF-T ≤ 2

Buruk jika DMF-T > 2

f. Skala data : Nominal

E.Tehnik Pengumpulan Data

Penelitian ini memakai dua jenis sumber data yang akan dikumpulkan , yaitu

data primer dan data sekunder.

1. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden dengan

menggunakan alat ukur pada masing-masing variabel. Data primer pada penelitian

ini meliputi pengetahuan, perilaku, dan kejadian karies gigi.

Pengumpulan data variabel Pengetahuan dan Perilaku dilakukan dengan memberi

kuesioner pada responden. Pengumpulan data kejadian karies gigi dilakukan

dengan melihat langsung/observasi pada responden.

2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dengan jalan mengkaji dokumen-

dokumen yang telah tersedia/ada sebagai penunjang. Data sekunder yang sudah

tersedia di SDN Jombatan IV, SDN Pulo Lor III, SDN Kaliwungu II dan SDN

Jombang IV diperlukan untuk melengkapi data primer.

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

F. Tehnik dan Instrumen untuk Mengumpulkan Data

Variabel independen Pengetahuan diukur dengan menggunakan kuesioner.

Kuesioner terdiri dari 20 item pertanyaan, pertanyaan bersifat favorable (bersifat

positif) dan bersifat unfavorable (bersifat negatif). Pada pertanyaan yang bersifat

favorable maupun unfavorable, jawaban benar diberi nilai 1, jawaban salah diberi

nilai 0.

Skala data : Nominal

Variabel independen Perilaku diukur dengan menggunakan kuesioner.

Kuesioner terdiri dari 10 item pernyataan, pernyataan bersifat favorable (bersifat

positif) dan bersifat unfavorable (bersifat negatif) menggunakan Skala Likert.

Skala data : Nominal

Variabel dependen Kejadian karies gigi diukur dengan observasi langsung

pada responden dengan mengukur DMF-T nya.

Skala data : Nominal

G. Uji Validitas dan Reliabilitas.

Peneliti telah melakukan uji validitas dan reliabilitas pada instrumen variabel

Pengetahuan tentang karies gigi berupa kuesioner 24 pertanyaan, dan instrumen

variabel Perilaku menggosok gigi berupa kuesioner 15 pernyataan.Uji validitas

dilakukan pada 42 murid kelas VI SDN Pulo Lor I.

Dalam uji validitas (content validity), analisis setiap butir pertanyaan dilakukan

dengan cara menghitung korelasi antara skor butir instrumen terhadap total skor

pertanyaan/pernyataan dengan menggunakan uji korelasi Product Moment. Jika

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

r hitung lebih besar dari koefisien nilai tabel kritis yaitu pada taraf signifikan 5%

maka instrumen yang diujicobakan dinyatakan valid (Arikunto 2006). Suatu item

dikatakan valid atau memberikan kontribusi yang baik apabila memiliki koefisien

validitas yang berkisar antara 0,30 sampai dengan 0,50 (Azwar 2001).

Uji reliabilitas dalam penelitian ini dengan internal consistency yaitu melakukan

uju coba instrumen satu kali saja, kemudian hasil yang diperoleh dianalisis dengan

tehnik tertentu. Untuk menguji reliabilitas instrumen digunakan tehnik Alpha

Cronbach. Instrumen penelitian dinyatakan reliabel jika memiliki nilai Alpha

Cronbach antara 0,600 sampai dengan 0,900 (Azwar 2001).

Nilai r tabel untuk 42 responden dengan taraf signifikan 5% adalah 0,304

Untuk variabel Pengetahuan dari 24 pertanyaan, yang tidak valid 3 pertanyaan

yaitu pertanyaan nomor 9 (r hitung 0,223), nomor 14 (r hitung0,051) dan nomor

18 (r hitung 0,096). Jadi yang valid ada 21 pertanyaan, tetapi dalam penelitian ini

hanya diambil 20 pertanyaan. Semua pertanyaan yang valid adalah reliabel,

karena nilai Cronbach’s Alpha nya 0,848.

Untuk variabel Perilaku dari 15 pernyataan, yang tidak valid 4 pernyataan yaitu

pernyataan nomor 1 (r hitung 0,225), nomor 3 (r hitung 0,288), nomor 8 (r hitung

0,231) dan nomor 13 (r hitung 0,239). Jadi yang valid ada 11 pernyataan, tetapi

dalam penelitian ini hanya diambil 10 pernyataan. Semua pernyataan yang valid

adalah reliabel, karena nilai Cronbach’s Alpha nya 0,663.

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

H. Teknik Analisis Data

Pengolahan data yang diperoleh dari hasil penelitian ini dikerjakan dengan

proses:

1. Editing yaitu untuk memeriksa kembali jawaban dari responden,yang dilakukan

pada tempat penelitian, karena jika ada kekurangannya dapat segera dilengkapi.

Langkah ini dilakukan untuk mengecek kelengkapan data, kesinambungan dan

keseragaman data.

2. Scoring adalah kegiatan untukmemberikan skor atau nilai sesuai dengan skor

yang telah ditentukan di kuesioner. Total skor didapatkan dari hasil penjumlahan

skor masing-masing pertanyaan.

3. Entry data, yaitu memasukkan data yang sudah diperoleh yang berbentuk

kategorikal kedalam program komputer, yaitu untuk varibel pengetahuan, perilaku

dan karies gigi.

4.Cleaning (pembersihan data) merupakan kegiatan pembersihan data untuk

menghindari banyaknya data-data yang sekiranya tidak diperlukan (data sampah).

Dalam tahap ini dilakukan pengecekan kembali data yang sudah dientry apakah

ada kesalahan atau tidak. Kesalahan tersebut dimungkinkan terjadi pada saat kita

mengentry ke komputer.

5. Tabulating, merupakan kegiatan yang dilakukan dengan membuat tabel

distribusi frekuensi dan tabulasi silang pada masing-masing variabel penelitian.

Adapun teknik analisis datanya sebagai berikut :

1. Analisis univariat

Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis univariate yang

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

bertujuan untuk mendeskripsikan variabel pengetahuan, perilaku dan karies

gigi dalam bentuk distribusi frekuensi dan prosentase. Analisis univariat

bertujuan untuk mengetahui apakah konsep yang kita ukur siap untuk dianalisis

dan mengurangi adanya kesalahan dalam pengambilan data.

2. Analisis bivariat

Analisa ini digunakan untuk mencari hubungan dan meneliti hubungan antara

dua variabel berbentuk nominal, yaitu :

a. Hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi dengan kejadian karies

gigi: uji statistik Chi- Square.

b. Hubungan antara perilaku menggosok gigi dengan kejadian karies gigi : uji

statistik Chi-Square.

Perhitungan chi – square sebagai berikut :

Keterangan :

X2 : Chi- Square

f0 : frekuensi yang diobservasi

fh : frekuensi yang diharapkan

Berdasarkan uji statistik tersebut dapat ditetapkan :

1) Hipotesa penelitian Ha diterima dan Ho ditolak jika p value lebih kecil

dari alpha 0,05

2). Hipotesa penelitian Ha ditolak dan Ho diterima jika p value lebih besar

dari alpha 0,05

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

3. Analisis multivariat

Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi dan

perilaku menggosok gigi dengan kejadian karies gigi pada murid kelas VI Sekolah

Dasar di Kecamatan Jombang, dengan uji regresi logistik bertingkat.

Perhitungan regresi logistik bertingkat sebagai berikut :

Log (P / 1 – p) = β0 + β 1X1+ β2X2 + …. + βkXk

Keterangan :

Xi = variabel bebas ( i = 1, 2, 3, …, k)

β0 = intersep

βi = koefisien regresi ( i = 1, 2, 3, …, k)

Berdasarkan uji statistik tersebut dapat ditetapkan :

1). Hipotesa penelitian Ha diterima dan Ho ditolak jika p value

lebih kecil dari alpha 0,05

2). Hipotesa penelitian Ha ditolak dan Ho diterima jika p value

lebih besar dari alpha 0,05

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

I. Hipotesis Statistik

Ho : Tidak ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi dengan

kejadian karies gigi pada murid klas VI SD di Kecamatan Jombang.

Ha : Ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi dengan kejadian

karies gigi pada murid klas VI SD di Kecamatan Jombang.

Ho : Tidak ada hubungan antara perilaku menggosok gigi dengan kejadian karies

gigi pada murid klas VI SD di Kecamatan Jombang.

Ha : Ada hubungan antara perilaku menggosok gigi dengan kejadian karies

gigi pada murid klas VI SD di Kecamatan Jombang.

Ho : Tidak ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi dan perilaku

menggosok gigi dengan kejadian karies gigi pada murid klas VI SD di

Kecamatan Jombang.

Ha : Ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi dan perilaku

menggosok gigi dengan kejadian karies gigi pada murid klas VI SD di

Kecamatan Jombang

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Subyek Penelitian

Subyek penelitian/responden berasal dari 4 Sekolah Dasar di kecamatan

Jombang, dimana masing-masing Sekolah Dasar mewakili wilayah kerja

Puskesmas di Kecamatan Jombang yaitu Puskesmas Jabon, Puskesmas Pulo Lor,

Puskesmas Jelakombo dan Puskesmas Tambakrejo. Subyek penelitian adalah

siswa kelas VI yang umurnya adalah kurang lebih 12 tahun. Keadaan gigi

geliginya hampir semuanya sudah gigi tetap/gigi permanen. Adapun distribusi

subyek penelitian adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 Distribusi subyek penelitian

No. Puskesmas Sekolah Dasar/MI Jumlah Subyek

Penelitian

1. Jabon Jombatan IV 37

2. Pulo Lor Pulo Lor III 10

3. Jelakombo Kaliwungu II 29

4. Tambakrejo Jombang IV 30

Jumlah 106

48

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Subyek penelitian yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 55 siswa dan yang

berjenis kelamin perempuan sebanyak 51 siswa.Distribusi subyek berdasarkan

jenis kelamin seperti pada tabel 4.2 berikut ini :

Tabel 4.2 Distribusi subyek penelitian berdasarkan jenis kelamin

No. Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

1. Laki-laki 55 51,9

2. Perempuan 51 48,1

1. Analisis Univariat

b. Pengetahuan

Pengetahuan responden diukur dengan menggunakan kuesioner yang

berjumlah 20 kuesioner. Nilai yang diperoleh dari responden maksimum 20 dan

minimum 13, dengan rata-rata (mean) 16,991. Diatas rata-rata adalah pengetahuan

baik dan dibawah rata- rata pengetahuan buruk. Distribusi jawaban pengetahuan

tampak pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi pengetahuan tentang karies gigi

No. Pengetahuan Frekuensi Persentase

1. Baik 69 65,1

2. Buruk 37 34,9

Berdasarkan table 4.3 dapat diketahui bahwa responden yang berpengetahuan

baik 69 siswa (65,1%) dan yang mempunyai pengetahuan buruk sebanyak 37

siswa (34,9%). Pada penelitian dapat diketahui bahwa semua responden

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

mengetahui bahwa untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut adalah dengan cara

menggosok gigi dengan benar dan teratur sejak kecil, tetapi banyak responden

yang tidak tahu bahwa seseorang perlu periksa ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali

79 siswa (74,53 %)

c. Perilaku menggosok gigi

Perilaku responden diukur dengan menggunakan kuesioner yang berjumlah 10

pernyataan (Skala Likert). Nilai yang diperoleh dari responden maksimum 36 dan

minimum 21, dengan rata-rata (mean) 29,05. Diatas rata-rata adalah perilaku baik

dan dibawah rata- rata perilaku buruk. Distribusi jawaban perilaku tampak pada

tabel dibawah ini :

Tabel 4.4 Distribusi frekuensi perilaku menggosok gigi

No. Perilaku Frekuensi Persentase

1. Baik 52 49,1

2. Buruk 54 50,9

Berdasarkan table 4.4 dapat diketahui bahwa responden yang berperilaku baik

52 siswa (49,1%) dan yang mempunyai perilaku buruk sebanyak 54 siswa

(50,9%). Pada penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden 65

siswa (61,32 %) setiap hari menggosok gigi 2 kali atau lebih, tetapi ada sebagian

responden yang tidak menggosok gigi setelah sarapan pagi yaitu 18 siswa (16,98

%).

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

d. DMF-T

DMF-T merupakan indeks pengalaman karies yang diperoleh dari hasil

pemeriksaan langsung ke responden.Pemeriksaan meliputi penjumlahan dari gigi

yang terkena karies (D), gigi yang hilang/dicabut karena karies (M) dan gigi yang

ditambal (F). Berdasarkan hasil pemeriksaan diperoleh DMF-T tertinggi 9 dan

terendah 0. Distribusi frekuensi DMF-T tampak pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.5 Distribusi frekuensi DMF-T

No. DMF-T Frekuensi Persentase

1. Baik 64 60,4

2. Buruk 42 39,6

Berdasarkan table 4.5 dapat diketahui bahwa responden dengan pengalaman

karies gigi baik (DMF-T ≤ 2) sebanyak 64 siswa (60,4 %) dan karies gigi buruk

(DMF-T > 2) sebanyak 42 siswa (39,6 %).

2. Analisis Bivariat

a. Pengujian hipotesis pertama

Pengujian hipotesis pertama dalam penelitian ini menggunakan tehnik korelasi

Chi- Square yaitu untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang karies

gigi dengan kejadian karies gigi pada murid kelas VI Sekolah dasar di Kecamatan

Jombang. Analisis korelasi dilakukan dengan bantuan program SPSS 13,00 for

windows. Hasil analisis korelasi dapat dilihat pada table berikut ini :

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Pengetahuan

Karies Gigi

*Kejadian

Karies Gigi

106

100.0%

0

0%

106

100.0%

Tabel 4.6 Crosstab

Crosstab

17 20 37

45.9% 54.1% 100.0%

16.0% 18.9% 34.9%

25 44 69

36.2% 63.8% 100.0%

23.6% 41.5% 65.1%

42 64 106

39.6% 60.4% 100.0%

39.6% 60.4% 100.0%

Count

% within Pengetahuantentang Karies Gigi

% of Total

Count

% within Pengetahuantentang Karies Gigi

% of Total

Count

% within Pengetahuantentang Karies Gigi

% of Total

Buruk

Baik

Pengetahuan tentangKaries Gigi

Total

Buruk Baik

Kejadian Karies Gigi

Total

Hasil Crosstab dapat dijelaskan sebagai berikut :

Responden yang berpengetahuan buruk tentang karies gigi ada 37 siswa, dengan

kejadian karies gigi baik 20 siswa (54,1%) dan karies gigi buruk 17 siswa (45,9%).

Responden yang berpengetahuan baik tentang karies gigi ada 69 siswa, dengan

kejadian karies gigi baik 44 siswa (63,8%) dan karies gigi buruk 25 siswa (36,2%).

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Tabel 4.7

Chi-Square Test

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square

Continuity

Correction

Likelihood Ratio

Fisher’s Exact Test

Linear –by-Linear

Association

N of Valid Cases

.950b

.587

.944

.941

106

1

1

1

1

.330

.443

.331

.332

.406

.221

a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is 14. 66.

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency

Coefficient

N of Valid Cases

.094

106

.330

a. Not assuming the null hypothesis. b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Tabel 4.8 Ringkasan hasil uji hipotesis pertama

Variabel Alpha P value Keterangan

Pengetahuan tentang karies gigi

dengan kejadian karies gigi pada

murid kelas VI Sekolah Dasar di

Kecamatan Jombang

0,05 0,330 Hipotesis ditolak

Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa nilai p value 0,330, ini

lebih besar dari nilai alpha 0,05, sehingga hipotesis Ha yang menyatakan ada

hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi dengan kejadian karies gigi

pada murid klas VI SD di Kecamatan Jombang ditolak, dan Ho diterima artinya

“tidak ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi dengan kejadian

karies gigi pada murid klas VI SD di Kecamatan Jombang”.

b. Pengujian hipotesis kedua

Pengujian hipotesis kedua dalam penelitian ini, yaitu untuk mengetahui

hubungan antara perilaku menggosok gigi dengan kejadian karies gigi pada

murid klas VI SD di Kecamatan Jombang, menggunakan tehnik korelasi Chi-

Square dengan bantuan program SPSS 13,00 for windows. Hasil uji korelasi dapat

dilihat pada tabel berikut ini :

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Perilaku

Menggosok

Gigi *Kejadian

Karies Gigi

106

100.0%

0

0%

106

100.0%

Tabel 4.9 Crosstab

Crosstab

22 32 54

40.7% 59.3% 100.0%

20.8% 30.2% 50.9%

20 32 52

38.5% 61.5% 100.0%

18.9% 30.2% 49.1%

42 64 106

39.6% 60.4% 100.0%

39.6% 60.4% 100.0%

Count

% within PerilakuMenggosok Gigi

% of Total

Count

% within PerilakuMenggosok Gigi

% of Total

Count

% within PerilakuMenggosok Gigi

% of Total

Buruk

Baik

Perilaku MenggosokGigi

Total

Buruk Baik

Kejadian Karies Gigi

Total

Hasil Crosstab dapat dijelaskan sebagai berikut :

Responden yang mempunyai perilaku menggosok gigi buruk 54 siswa, dengan

kejadian karies gigi baik 32 siswa (59,3%) dan dengan karies gigi buruk 22 siswa

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

(40,7%). Responden yang berperilaku menggosok gigi baik 52 siswa, dengan

kejadian karies gigi baik 32 siswa (61,5%) dan kejadian karies gigi buruk 20

siswa (38,5%).

Tabel 4.10

Chi-square Test

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square

Continuity

Correction

Likelihood Ratio

Fisher’s Exact Test

Linear –by-Linear

Association

N of Valid Cases

.058b

.002

.058

.057

106

1

1

1

1

.810

.967

.810

.811

.845

.484

a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is 14. 66.

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency

Coefficient

N of Valid Cases

.023

106

.810

a. Not assuming the null hypothesis. b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Tabel 4.11 Ringkasan hasil uji hipotesis kedua

Variabel Alpha p value Keterangan

Perilaku menggosok gigi dengan

kejadian karies gigi pada murid kelas VI

Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang

0,05 0,810 Hipotesis ditolak

Berdasarkan tabel 4.6 diatas dapat diketahui bahwa nilai p value 0,810 lebih

besar dari nilai alpha 0,05, sehingga hipotesis Ha yang menyatakan ada hubungan

antara perilaku menggosok gigi dengan kejadian karies gigi pada murid klas VI

SD di Kecamatan Jombang ditolak, dan Ho diterima artinya “tidak ada hubungan

antara perilaku menggosok gigi dengan kejadian karies gigi pada murid klas VI

SD di Kecamatan Jombang”.

3. Analisis Multivariat

Pengujian hipotesis ketiga

Pengujian hipotesis ketiga dalam penelitian ini adalah untuk menguji hubungan

antara pengetahuan tentang karies gigi dan perilaku menggosok gigi dengan

kejadian karies gigi pada murid klas VI SD di Kecamatan Jombang. Analisis data

menggunakan tehnik regresi logistik bertingkat dengan bantuan program SPSS

13,00 for windows. Hasil analisis regresi logistik bertingkat dapat dilihat pada

tabel-tabel berikut ini :

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Tabel 4.12 Classification table

Classification Tablea,b

0 42 .0

0 64 100.0

60.4

ObservedBuruk

Baik

Kejadian KariesGigi

Overall Percentage

Step 0Buruk Baik

Kejadian Karies GigiPercentageCorrect

Predicted

Constant is included in the model.a.

The cut value is .500b.

Output pada tabel 4.7 diatas (output classification table) menjelaskan bahwa

persentase variabel yang diprediksi sebesar 60,4 persen adalah baik, dan dari

perbandingan antara kedua nilai mengindikasikan tidak terdapatnya masalah

homoskedastisitas.

Tabel 4.13 Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant .421 .199 4.499 1 .034 1.524

Pada output variables in equation signifikansi adalah 0,034 (< 0,05) dimana

artinya adalah signifikan dan dengan demikian Ho ditolak, Ha diterima artinya

ada hubungan antara variable independen dan dependen

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Berdasarkan hasil analisis regresi logistik bertingkat diatas dapat diketahui

bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang karies gigi dan

perilaku menggosok gigi dengan kejadian karies gigi.

Tabel 4.14 Ringkasan hasil uji hipotesis ketiga

Variabel Alpha p value Keterangan

Pengetahuan tentang karies gigi dan

Perilaku menggosok gigi dengan

kejadian karies gigi pada murid kelas VI

Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang

0,05 0,034 Hipotesis

diterima

Berdasarkan tabel 4.14 diatas dapat diketahui bahwa nilai p value 0,034 lebih

kecil dari nilai alpha 0,05, sehingga hipotesis Ha yang menyatakan ada hubungan

antara pengetahuan dan perilaku menggosok gigi dengan kejadian karies gigi

pada murid klas VI SD di Kecamatan Jombang diterima, dan Ho ditolak artinya

“ada hubungan yang signifikan” antara pengetahuan tentang karies gigi dan

perilaku menggosok gigi dengan kejadian karies gigi pada murid klas VI SD di

Kecamatan Jombang”.

Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kejadian karies gigi pada murid

kelas VI Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang ditinjau dari pengetahuan tentang

karies gigi dan perilaku menggosok giginya. Pengetahuan adalah hasil tahu dari

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

manusia, dan ini terjadi setelah manusia melakukan penginderaan terhadap suatu

objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni indera

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui indera penglihatan (mata) dan indera pendengaran

(telinga). Pengetahuan juga merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya perilaku seseorang (over behavior), karena dari pengalaman dan

penelitian, ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan lebih langgeng

daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo,2005)

1. Hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi dengan kejadian karies gigi

pada murid kelas VI SD di Kecamatan Jombang.

Seseorang yang mempunyai pengetahuan baik, tentunya akan baik pula dalam

menjaga kesehatannya, juga dalam menjaga kesehatan gigi dan mulutnya. Jadi

tentunya akan semakin baik keadaan kesehatan giginya yaitu semakin kecil karies

giginya (DMF-T nya). Hasil penelitian menunjukkan responden yang

berpengetahuan baik 69 siswa, dengan karies gigi baik 44 siswa (63,8%) dan

karies gigi buruk 25 siswa (36,2%) dan responden yang berpengetahuan buruk 37

siswa, dengan karies gigi buruk 17 siswa (45,9%) dan karies gigi baik 20 siswa

(54,1%). Responden yang berpengetahuan baik, keadaan karies giginya juga

banyak yang baik. Ini sudah sesuai dengan teori yaitu semakin tinggi pengetahuan

maka semakin tinggi pula pemahamannya terhadap sesuatu, sehingga akan

merawat gigi nya dengan baik. Responden yang berpengetahuan buruk, ternyata

banyak yang karies giginya juga baik, hal ini tidak sesuai dengan hipotesis. Perlu

diketahui bahwa karies gigi memang tidak hanya disebabkan baik atau buruknya

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

pengetahuannya saja, tetapi banyak faktor yang mempengaruhinya, diantaranya

adalah kesadaran untuk memelihara kesehatan gigi dan mulutnya. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan kejadian

karies gigi pada murid kelas VI SD di Kecamatan Jombang. Hasil penelitian ini

didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Fitrianur (2003) pada 100 anak di

TK Aisyiyah Depok, hasilnya adalah tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu

dengan status karies gigi anak. Hal ini memang karena banyak faktor yang

mempengaruhi karies gigi, tidak hanya disebabkan baik atau buruknya

pengetahuannya saja, tetapi banyak faktor yang mempengaruhinya, diantaranya

adalah dukungan keluarga terutama ibu , dimana ibu biasanya selalu dengan sabar

membimbing putra-putrinya untuk senantiasa menjaga kesehatan giginya. Atau

bahkan sehari-hari ibu juga memberi contoh langsung pada putra-putrinya dengan

menggosok gigi secara benar dan teratur sesudah sarapan dan sebelum tidur

malam dalam waktu 2-3 menit, dan selalu berkumur-kumur sesudah makan.

Meskipun pengetahuannya tentang karies gigi rendah/buruk, kalau ibunya selalu

mengontrol dalam pemeliharaan kesehatan giginya, maka karies giginya (DMF-T)

rendah. Juga dukungan sosial yang lain, diantaranya adalah peran guru sangat

penting, dimana guru senantiasa mengingatkan siswa-siswinya agar senantiasa

memelihara kesehatan giginya, sesuai Notoatmodjo (2005) pengetahuan

dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi:

usia, intelegensi dan pengalaman, sistem nilai dan kepercayaan, serta gaya hidup.

Faktor eksternal meliputi: latar belakang pendidikan, dukungan keluarga dan

sosial, sarana informasi, sosial ekonomi, dan budaya.

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

2. Hubungan antara perilaku menggosok gigi dengan kejadian karies gigi pada

murid kelas VI SD di Kecamatan Jombang.

Perilaku yang baik untuk menggosok gigi secara benar dan teratur akan

menurunkan angka karies giginya (DMF-T nya). Hasil Crosstab dapat dijelaskan

sebagai berikut :

Responden yang mempunyai perilaku menggosok gigi buruk 54 siswa, dengan

kejadian karies gigi baik 32 siswa (59,3%) dan dengan karies gigi buruk 22 siswa

(40,7%). Responden yang berperilaku menggosok gigi baik 52 siswa, dengan

kejadian karies gigi baik 32 siswa (61,5%) dan kejadian karies gigi buruk 20

siswa (38,5%).

Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara perilaku dan kejadian

karies gigi pada siswa kelas VI SD di Kecamatan Jombang. Pada penelitian ini

dapat diketahui bahwa responden yang berperilaku buruk ternyata karies giginya

banyak yang baik. Bisa saja ini terjadi karena alat ukur perilaku yang berupa

kuesioner memungkinkan responden untuk menjawab tidak jujur, atau responden

mencontoh jawaban temannya. Seharusnya untuk variabel perilaku lebih baik jika

dilakukan observasi langsung, karena hasilnya akan representatif. Penelitian ini

tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ervon (2003) pada 176 murid

kelas V dan kelas VI SD Islam Al Azhar 2 Rawabambu Pasar Minggu Jakarta

Selatan, dimana hasilnya adalah ada hubungan yang bermakna antara perilaku

kesehatan gigi dengan karies gigi. Perbedaan ini dapat terjadi karena tempat

penelitian yang berbeda, dimana perbedaan tempat dapat menunjukkan perbedaan

perilaku, karena setiap tempat memiliki kepercayaan, tradisi-tradisi dan sistem

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

nilai yang berbeda. Secara teoritis kepercayaan, tradisi dan sistem nilai akan

mempengaruhi perilaku ( Green dalam Notoadmodjo, 2005). Perilaku manusia

berbeda dengan perilaku makhluk hidup yang lain, dimana perilaku manusia

dikendalikan oleh pikiran serta lingkungan sosial dan budayanya (Notoatmodjo,

2010). Sering terjadi bahwa seseorang sudah tahu akan manfaat suatu rangsangan,

tetapi justru mereka tidak berespon positif karena lingkungan sekitar mereka juga

tidak bereaksi (menurut Green dalam Notiatmodjo, 2005). Dalam hal ini artinya

kalau lingkungan sekitarnya bereaksi, maka mareka juga akan berespon positif.

Perilaku menggosok gigi dengan benar dan teratur ternyata juga dipengaruhi oleh

lingkungan sosial dan budayanya, diantaranya adalah lingkungan keluarganya.

Kalau dirumah keluarganya terbiasa menggosok gigi dengan benar dan teratur,

maka siswa-siswa tersebut juga akan menggosok giginya dengan benar dan teratur.

Keluarga terutama adalah ”ibu”nya, karena biasanya ibu lebih berperan dirumah,

dan ibu juga merupakan panutan putra-putrinya.

3. Hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi dan perilaku menggosok gigi

dengan kejadian karies gigi pada murid kelas VI SD di Kecamatan Jombang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara

pengetahuan tentang karies gigi dan perilaku menggosok gigi dengan kejadian

karies gigi pada murid kelas VI SD di Kecamatan Jombang.

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan/perilaku seseorang (over behavior), karena dari pengalaman dan

penelitian, ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan lebih langgeng

daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2005).

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Karies gigi (DMF-T) dapat dipengaruhi oleh pengetahuannya. Seseorang yang

mempunyai pengetahuan baik, tentunya akan baik pula perilakunya dalam

menjaga kesehatannya. Pada penelitian ternyata sebagian besar responden yaitu

99 siswa (93,40 %) mengetahui bahwa gigi berlubang sebabnya adalah kuman,

dan sebagian besar responden yaitu 104 siswa (98,11 %) mengetahui bahwa

makanan yang bisa menyebabkan gigi berlubang adalah makanan manis yang

melekat pada gigi. Dengan pengetahuan tersebut maka responden tentunya juga

akan mencegah jangan sampai makanan manis yang melekat pada gigi merusak

gigi mereka dengan cara menggosok gigi secara bersih, sehingga karies gigi dapat

ditekan. Tetapi masih ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi, diantaranya

adalah kesadaran yang keluar dari hati nuraninya untuk memelihara kesehatan

giginya. Pemeliharaan kesehatan gigi antara lain adalah dengan menggosok gigi

secara benar dan teratur setiap hari sesudah makan pagi dan sebelum tidur malam

dalam waktu 2-3 menit. Pada penelitian diketahui bahwa banyak responden yang

sudah menggosok giginya setelah sarapan dan sebelum tidur malam, dimana hal

tersebut merupakan perilaku sadar yang menguntungkan kesehatan (Wawan, dkk,

2010). Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis penelitian yaitu ada hubungan

yang signifikan antara pengetahuan tentang karies gigi dan perilaku menggosok

gigi dengan kejadian karies gigi pada murid kelas VI SD di Kecamatan Jombang.

Pengetahuan tentang karies gigi dan perilaku menggosok gigi secara bersama

berpengaruh terhadap kejadian karies gigi. Pada penelitian ini pengetahuan

tentang karies gigi dan perilaku menggosok gigi secara sendiri-sendiri tidak

berpengaruh terhadap kejadian karies gigi.

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Keterbatasan penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini antara lain bahwa alat ukur pengetahuan

yang berupa kuesioner, kemungkinan responden menjawab tidak bersungguh-

sungguh, sehingga jawaban mungkin kurang representatif. Demikian juga alat

ukur perilaku yang berupa kuesioner/pernyataan mungkin juga kurang

representatif, karena kemungkinan responden menjawab tidak jujur/tidak sesuai

dengan kenyataan yang dilakukan oleh responden sehari-hari dirumah.

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Tidak ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi dengan kejadian

karies gigi pada murid kelas VI SD di Kecamatan Jombang. Hal ini dibuktikan

dengan nilai p value 0.330 (p value > 0,05)

2. Tidak ada hubungan antara perilaku menggosok gigi dengan kejadian karies

gigi pada murid kelas VI SD di Kecamatan Jombang. Hal ini dibuktikan

dengan nilai p value 0.810 (p value > 0,05)

3. Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang karies gigi dan

perilaku menggosok gigi dengan kejadian karies gigi pada murid kelas VI SD

di Kecamatan Jombang. Hal ini dibuktikan dengan nilai p value 0,034 (< 0,05)

B. Implikasi

1. Bagi siswa kelas VI Sekolah Dasar

Kesehatan gigi dapat mempengaruhi kesehatan secara keseluruhan. Dengan

menjaga kesehatan gigi, maka karies gigi dapat dicegah. Siswa perlu menjaga

kesehatan giginya dengan cara selalu meningkatkan pengetahuan tentang karies

gigi yaitu dengan cara membaca buku/majalah, melalui media elektronik atau bisa

bertanya langsung pada tenaga kesehatan. Juga yang tak kalah penting adalah

kesadaran yang tinggi yang keluar dari hati nuraninya untuk selalu memelihara

kesehatan giginya. Kalau gigi siswa tidak karies, maka mereka dapat makan

dengan baik, sehingga asupan makanan cukup. Kalau makanan yang masuk

66

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

kedalam tubuh cukup (dan bergizi), maka anak-anak akan sehat, jauh dari

penyakit dan produktifitas akan meningkat. Tentunya mereka akan menjadi

generasi penerus bangsa yang unggul, handal, dan tangguh.

2. Bagi Orang tua dan Guru

Orang tua sangat berpengaruh pada putra-putrinya dalam menjaga kesehatan

giginya. Untuk itu dirumah bimbingan orang tua sangat diperlukan anak-anak

dalam menjaga kesehatan giginya, dengan cara selalu mengontrol agar mereka

senantiasa menggosok gigi dengan benar dan teratur sesudah sarapan dan sebelum

tidur malam, dan harus selalu mengontrol agar siswa-siswi tersebut pada malam

hari tidak makan-makan lagi setelah menggosok giginya. Meskipun sebenarnya

kelas VI SD sudah bisa diberi tanggung jawab, tetapi orang tua tetap harus

mengontrol dan mengingatkan. Yang lebih bijak lagi yaitu orang tua juga

memberi contoh secara langsung setiap hari pada putra-putrinya. Kalau putra-

putrinya sehat maka orang tua juga akan bahagia dan bangga, karena mereka

dapat menjadi insan yang berguna bagi Nusa dan bangsanya. Disekolah guru juga

seharusnya selalu mengingatkan siswanya agar selalu menjaga kesehatan gigi dan

mulutnya, agar siswanya terbebas dari karies gigi; karena biasanya siswa sangat

percaya dan taat pada gurunya. Kalau anak didiknya sehat pasti guru juga senang

karena mereka akan menjadi anak produktif yang membanggakan sekolahnya.

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

C. Saran

1. Bagi Institusi terkait

Institusi yang terkait adalah puskesmas dan sekolah. Diharapkan puskesmas

meningkatkan program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS), dengan cara

penyuluhan, pemeriksaan gigi dan perawatan gigi siswa secara ”teratur”, agar

angka karies gigi ( DMF-T) siswa dapat ditekan lagi. Meskipun sebenarnya angka

rata-rata karies gigi siswa-siswi tersebut tidak tinggi, tetapi masih juga ada siswa

yang karies giginya tinggi. Pihak sekolah diharapkan selalu bekerja sama dengan

puskesmas, agar program UKGS dapat berjalan dengan baik.

2. Bagi orang tua

Diharapkan selalu mengontrol putra-putrinya dalam memelihara kesehatan

giginya. Selain itu orang tua juga harus selalu mengingatkan putra-putrinya untuk

memeriksakan giginya setiap 6 bulan sekali, meskipun tidak sedang sakit gigi.

Hasil penelitian dari 106 responden yang menjawab benar hanya 27 responden

(25,47 %), itu artinya banyak responden yang tidak tahu bahwa meskipun tidak

sakit gigi mereka tetap harus periksa secara teratur 6 bulan sekali, agar jika ada

kelainan/karies gigi dapat segera diketahui dan dilakukan perawatan/pengobatan.

Pada penelitian ini memang dari 77 responden yang giginya berlubang (karies),

hanya 1 responden saja (1,30%) yang sudah melakukan penambalan gigi.

Sedangkan yang 99.70 % membiarkan giginya berlubang semaki besar tanpa

melakukan perawatan (penambalan) gigi.

Page 83: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · kuesioner dan kejadian karies gigi dengan observasi langsung. Analisis data meliputi analisis univariat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

3. Bagi peneliti selanjutnya.

Peneliti selanjutnya dapat meneliti lebih lanjut dengan variabel bebas yang lain

yang dapat berpengaruh terhadap angka kejadian karies gigi (DMF-T). Hasil

penelitian ini dapat dipakai sebagai acuan.

Meneliti pengetahuan sebaiknya tidak dilakukan pada responden yang masih

anak-anak (setingkat Sekolah Dasar), tetapi dilakukan pada keluarganya terutama

ibunya. Karena anak-anak setingkat SD biasanya masih belum bisa mandiri,

sangat tergantung pada ibunya, sehingga pengetahuan ibunyalah yang perlu digali.

Peneliti lain dapat meneliti kejadian karies gigi sebagai variabel

independennya, dan variabel dependennya adalah pengetahuan. Sehingga bagi

responden pengalaman karies giginya mungkin dapat berpengaruh pada

peningkatan/ penurunan pengetahuannya.