13
DIAZEPAM DIAZEPAM 1. IDENTIFIKASI BAHAN KIMIA 1.1. Golongan (1,6,9) Diazides (diazos), halogenated, aromatic; benzodiazepin 1.2. Sinonim/Nama Dagang (1,4,5,7) 2H-1,4-Benzodiazepin-2-one, 7-chloro-1,3-dihydro-1-methyl-5-phenyl-; 7- Chloro-1,3-dihydro-1-methyl-5-phenyl-2H-1,4-benzodiazepin-2-one; 7- Chloro-1-methyl-5-phenyl-3H-1,4-benzodiazepin-2 (1H) one; Apaurin; Apozepam; Atensine; Atilen; Bialzepam; Calmpose; Ceregular; Diazemuls; Eridan; Faustan; LA 111; Methyldiazepinone; Paxate; Vival; Stesolin; Valium; Diazepam methanol solution; 7-Chloro-1-methyl-5-phenyl-1H-1,4- benzodiazepin-2(3H)-one; Diazepam; Diacepin; Alboral; Aliseum; Alupram; Amiprol. 1.3. Nomor Identifikasi 1.3.1. Nomor CAS : 439-14-5 (1,4,5,7,10) 1.3.2. Nomor EC : 207-122-5 (4,7,10) 1.3.3. Nomor RTECS : DF1575000 (4,5,10) 1.3.4. Nomor UN : 2811 (4,9,10) 2. PENGGUNAAN (3,4,7) Digunakan dalam pengobatan untuk terapi anxiolytic, relaksasi otot rangka (skelet), antikonvulsan, antagonis kardiotoksisitas akibat keracunan klorokuin, dan meredakan gejala ketagihan alkohol. 2.1. Indikasi dan Dosis 2.1.1 Pengobatan ansietas (anxiety) atau agitasi (keresahan atau kegelisahan) (3)

Diazepam

Embed Size (px)

DESCRIPTION

diazepam

Citation preview

  • DIAZEPAM

    DIAZEPAM

    1. IDENTIFIKASI BAHAN KIMIA

    1.1. Golongan (1,6,9)

    Diazides (diazos), halogenated, aromatic; benzodiazepin

    1.2. Sinonim/Nama Dagang (1,4,5,7)

    2H-1,4-Benzodiazepin-2-one, 7-chloro-1,3-dihydro-1-methyl-5-phenyl-; 7-

    Chloro-1,3-dihydro-1-methyl-5-phenyl-2H-1,4-benzodiazepin-2-one; 7-

    Chloro-1-methyl-5-phenyl-3H-1,4-benzodiazepin-2 (1H) one; Apaurin;

    Apozepam; Atensine; Atilen; Bialzepam; Calmpose; Ceregular; Diazemuls;

    Eridan; Faustan; LA 111; Methyldiazepinone; Paxate; Vival; Stesolin;

    Valium; Diazepam methanol solution; 7-Chloro-1-methyl-5-phenyl-1H-1,4-

    benzodiazepin-2(3H)-one; Diazepam; Diacepin; Alboral; Aliseum; Alupram;

    Amiprol.

    1.3. Nomor Identifikasi

    1.3.1. Nomor CAS : 439-14-5 (1,4,5,7,10)

    1.3.2. Nomor EC : 207-122-5 (4,7,10)

    1.3.3. Nomor RTECS : DF1575000 (4,5,10)

    1.3.4. Nomor UN : 2811 (4,9,10)

    2. PENGGUNAAN (3,4,7)

    Digunakan dalam pengobatan untuk terapi anxiolytic, relaksasi otot rangka

    (skelet), antikonvulsan, antagonis kardiotoksisitas akibat keracunan klorokuin, dan

    meredakan gejala ketagihan alkohol.

    2.1. Indikasi dan Dosis

    2.1.1 Pengobatan ansietas (anxiety) atau agitasi (keresahan atau

    kegelisahan) (3)

  • Mula-mula berikan diazepam 0,1-0,2 mg/kg (dosis lazim anak > 5

    tahun dan dewasa adalah 2-10 mg; untuk anak > 30 hari hingga 5

    tahun adalah 1-2 mg) secara intravena (kecepatan pemberian tidak

    melebihi 5 mg/menit pada orang dewasa; pemberian untuk anak lebih

    dari 3 menit), tergantung pada tingkat keparahan (pada kasus tetanus

    diperlukan dosis yang lebih besar); dapat diulang setiap 1-4 jam jika

    diperlukan.

    Dosis oral adalah 0,1-0,3 mg/kg (dewasa 2-10 mg; pasien lanjut usia

    (geriatrik) diperlukan dosis yang tidak melebihi 2,5 mg dengan interval

    yang lebih kecil; anak > 6 bulan 1-2,5 mg).

    Dosis harus disesuaikan dengan tingkat respons dan toleransi pasien.

    Peringatan:

    Jangan diberikan secara intramuskular karena akan menimbulkan

    absorpsi eratik dan nyeri pada tempat injeksi.

    2.1.2 Pengobatan pada konvulsi (3)

    Berikan diazepam 0,1-0,2 mg/kg IV, tidak melebihi 5 mg/menit, setiap

    5-10 menit (dosis lazim yang mula-mula diberikan untuk dewasa

    adalah 5-10 mg; anak > 5 tahun 1-2 mg; anak < 0,2-0,5 mg); dosis

    maksimum total untuk dewasa adalah 30 mg atau 5 mg (anak kecil)

    atau 10 mg (anak yang lebih dewasa).

    2.1.3 Pengobatan pada intoksikasi klorokuin dan hidroksiklorokuin (3)

    Pemberian diazepam dosis tinggi 1-2 mg/kg IV (infus melebihi 30

    menit) dilanjutkan dengan infus 2 mg/kg/24 jam dapat mengobati

    kardiotoksisitas.

    Peringatan:

    Pengobatan ini kemungkinan dapat menyebabkan pasien mengalami

    apnea sehingga pasien harus diintubasi (tindakan medis berupa

    penempatan tabung plastik fleksibel dalam trakea untuk melindungi

    dan mendukung jalan napas dan memungkinkan respirasi mekanis

    atau buatan) dan ventilasinya harus selalu terjaga.

    2.1.4 Meredakan gejala ketagihan alkohol (3)

    Mula-mula berikan diazepam dengan dosis 5-10 mg IV, lalu 5 mg

    setiap 10 menit hingga pasien tenang. Kemungkinan diperlukan dosis

    yang lebih besar untuk menenangkan pasien yang mengalami

  • ketagihan parah. Dosis oral mula-mula adalah 10-20 mg, diulang

    setiap 1-2 jam hingga pasien tenang.

    3. BAHAYA TERHADAP KESEHATAN

    3.1. Organ Sasaran

    Sistem saraf pusat (1,5), menyebabkan depresi pernapasan dan penurunan

    kesadaran (5).

    3.2. Rute Paparan

    3.2.1. Paparan Jangka Pendek

    3.2.1.1. Terhirup (1)

    Tidak tersedia informasi.

    3.2.1.2. Kontak dengan Kulit (1)

    Dosis letal pada hewan yang dilaporkan adalah 800 mg/kg.

    Gejala keracunan tidak dilaporkan.

    3.2.1.3. Kontak dengan Mata (1)

    Tidak tersedia informasi.

    3.2.1.4. Tertelan (1)

    Dilaporkan menimbulkan gejala berupa bullae (melepuh),

    nekrosis kelenjar keringat ekrin dan tinnitus. Efek lain yang

    mungkin timbul adalah sakit kepala, mual, muntah,

    epigastric distress, diare, inkontinensia, kantuk, lelah,

    pusing, lemah, relaksasi otot, ataksia, disartria, perubahan

    salivasi, bicara cadel, rasa pahit, pupil dilatasi, diplopia

    (penglihatan ganda), nystagmus dan penglihatan buram,

    iritabilitas, gangguan mental dan fungsi psikomotorik,

    gangguan ingatan jangka pendek dan anterograde amnesia

    (tidak dapat mengingat apapun yang baru terjadi), serta

    nyeri sendi dan nyeri pada dada. Pada dosis yang lebih

    besar, terutama pada kasus intoksikasi berat, mula-mula

    dapat menimbulkan rasa gembira yang kemudian diikuti

    dengan sedasi, lalu berkembang menjadi stupor (pingsan),

    dan kemungkinan koma. Kemungkinan dapat pula

    menimbulkan hipotensi dan takikardi atau bradikardi. Dapat

  • menyebabkan depresi pernapasan atau sirkulasi serta

    kematian, namun jarang.

    3.2.2. Paparan Jangka Panjang

    3.2.2.1. Terhirup (8)

    Paparan jangka panjang atau berulang dapat menyebabkan

    timbulnya reaksi alergi.

    3.2.2.2. Kontak dengan Kulit (8)

    Paparan jangka panjang atau berulang dapat menyebabkan

    timbulnya reaksi alergi.

    3.2.2.3. Kontak dengan Mata (1)

    Tidak tersedia informasi.

    3.2.2.4. Tertelan (1)

    Penggunaan secara berulang dapat menyebabkan

    agranulositosis, trombositopenia, pansitopenia, anemia

    aplastik dan asidosis laktat. Selain itu, sebagai tambahan

    terhadap efek paparan akut, menelan benzodiazepin secara

    berulang dapat menyebabkan reaksi paradoksikal, seperti

    ansietas dan stimulasi, ruam kulit, urtikaria, edema,

    agranulositosis, reaksi hepatik dan jaundice,

    ketidakteraturan menstruasi, anovulasi, dan gangguan

    fungsi seksual. Penggunaan benzodiazepin jangka panjang

    dapat menimbulkan ketergantungan psikologis atau fisik.

    Penghentian tiba-tiba dapat menyebabkan gejala putus obat.

    Benzodiazepin dapat menembus plasenta dan dieksresikan

    pada air susu ibu. Dapat pula menyebabkan gejala putus

    obat pada neonatus. Selain itu dapat pula menyebabkan

    malformasi seperti bibir sumbing, hernia inguinalis,

    kerusakan jantung, mikrosefalus dan retardasi, stenosis

    pilorus, atresia duodenum. Khusus untuk diazepam, terdapat

    hubungan yang signifikan antara penggunaannya pada

    trimester pertama kehamilan dengan timbulnya bibir

    sumbing pada anak.

  • 4. TOKSIKOLOGI

    4.1. Toksisitas

    4.1.1. Data pada Hewan (1,5,8,9)

    LD50 oral-tikus 352 mg/kg; LD50 oral-tikus 249 mg/kg; LD50

    intraperitoneal-tikus 46500 g/kg; LD50 subkutan-tikus 6350 g/kg;

    LD50 intravena-tikus 32 mg/kg; LD50 oral-mencit 48 mg/kg; LD50 kulit-

    mencit 800 mg/kg; LD50 intraperitoneal-mencit 37 mg/kg; LD50

    subkutan-mencit 800 mg/kg; LD50 intravena-mencit 25 mg/kg; LD50

    intramuskular-mencit 65 mg/kg; LD50 parenteral-mencit 150 mg/kg;

    LD50 tidak dilaporkan rute paparannya-mencit 140 mg/kg; LD50 oral-

    kelinci 328 mg/kg; LD50 intravena-kelinci 9 mg/kg; LD50 oral-mamalia

    500 mg/kg; LD50 tidak dilaporkan rute paparannya-mamalia 110

    mg/kg; LD50 oral-tikus 1200 mg/kg; LD50 oral-anjing 1000 mg/kg; LD50

    oral-mencit 700 mg/kg.

    4.1.2. Data pada Manusia (1)

    TDLo oral-lelaki 143 g/kg; TDLo oral-perempuan 5 mg/kg; TDLo

    intramuskular-perempuan 181 g/kg; TDLo intravena-lelaki 143 g/kg;

    TDLo intravena-lelaki 71 g/kg/1 menit kontinyu.

    4.2. Data Karsinogenik

    Bukti pada manusia tidak memadai. Bukti pada hewan tidak memadai.

    International Agency for Research on Cancer (IARC) Group 3 (1,9).

    Pada pemberian diazepam secara oral pada mencit jantan terjadi

    peningkatan insiden tumor hati. Pada pengujian lain yang menggunakan

    metabolit diazepam, yaitu oxazepam yang diberikan secara oral, diperoleh

    hasil terbentuknya tumor hati pada mencit. Namun, tidak terdapat data

    manusia yang dapat dievaluasi (1).

    Diazepam tidak dipertimbangkan sebagai bahan karsinogen berdasarkan

    IARC, National Toxicology Program (NTP), atau Occupational Safety and

    Health Administration (OSHA) (9).

    4.3. Data Tumorigenik (1)

    TDLo/ 80 minggu kontinyu oral-mencit 42 gram/kg.

    4.4. Data Teratogenik (5)

    Terdapat beberapa bukti bahwa diazepam dan benzodiazepin lain bersifat

    teratotegenik terhadap manusia, dapat meningkatkan risiko malformasi

  • kongenital jika dikonsumsi oleh ibu hamil pada usia kehamilan semester

    pertama.

    4.5. Data Mutagenik (1,9)

    Mutasi pada mikroorganisme Salmonella typhimurium 958 nmol/ cawan

    (-S9); Kehilangan dan non disjungsi (gagal berpisah) pada kromosom seks

    Drosophila melanogaster secara oral 200 mg; Analisis sitogenetik

    perempuan (tidak dilaporkan) 328 mg/kg selama 78 minggu; Analisis

    sitogenetik leukosit manusia 10 mg/L; Kehilangan dan non disjungsi (gagal

    berpisah) pada kromosom seks limfosit manusia 25 mg/L; Sistem uji mutasi

    lain tikus secara subkutan 25 mg/kg selama 5 hari intermittent; Uji

    mikronukleus mencit secara oral 40 mg/kg selama 24 jam; Assay cairan

    tubuh mencit menggunakan Salmonella typhimurium 200 mg/kg; Uji

    kematian dominan mencit secara oral 326 mg/kg selama 15 hari

    intermittent; Uji sperma mencit secara oral 300 mg/kg selama 15 hari

    kontinyu; Uji mikronukleus paru hamster 10 mg/L; Transformasi morfologi

    embrio hamster 30 mg/L; Sistem uji mutasi lainnya embrio hamster 100

    mg/L; Analisis sitogenetik fibroblast hamster 15 mg/L; Analisis sitogenetik

    paru hamster 1 gram/L selama 27 jam; Kehilangan dan non disjungsi

    (gagal berpisah) pada kromosom seks fibroblast hamster 100 mg/L;

    Kehilangan dan non disjungsi (gagal berpisah) pada kromosom seks paru

    hamster 100 mg/L; Kehilangan dan non disjungsi (gagal berpisah) pada

    kromosom seks paru hamster 75 mg/L; Hasil positif pada uji mikronuklei

    sumsum tulang mencit secara in vivo; Hasil positif pada uji sumsum tulang

    mencit secara in vivo; Hasil positif pada uji mikronuklei, aneuploidi, dan

    aberasi/ kelainan kromosom sel-sel hamster China; Hasil positif pada uji

    pertukaran pasangan kromatida limfosit manusia.

    5. PERTOLONGAN PERTAMA PADA KORBAN KERACUNAN (1,8,9)

    5.1. Terhirup

    Pindahkan korban ke tempat berudara segar. Gunakan kantung masker

    berkatup atau peralatan yang sejenis untuk memberikan pernapasan buatan

    jika dibutuhkan. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan

    terdekat.

  • 5.2. Kontak dengan Kulit

    Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi.

    Cuci kulit, kuku, dan rambut menggunakan sabun atau deterjen ringan dan

    air yang banyak sampai dipastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal,

    sekurangnya selama 15-20 menit. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas

    kesehatan terdekat jika diperlukan.

    5.3. Kontak dengan Mata

    Lepaskan lensa kontak, jika ada. Segera cuci mata dengan air yang banyak,

    sekurangnya selama 15-20 menit dengan sesekali membuka kelopak mata

    bagian atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia yang

    tertinggal. Jika iritasi tidak mereda, segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas

    kesehatan terdekat.

    5.4. Tertelan

    Jangan lakukan induksi muntah atau memberikan apapun melalui mulut

    pada korban yang tidak sadarkan diri. Jika terjadi muntah, posisikan kepala

    lebih rendah daripada panggul untuk mencegah risiko aspirasi ke dalam

    paru-paru. Jika korban tidak sadarkan diri, posisikan kepala menoleh ke

    arah samping. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan

    terdekat.

    6. PENATALAKSANAAN PADA KORBAN KERACUNAN

    6.1. Resusitasi dan Stabilisasi (2)

    6.1.1 Penatalaksanaan jalan napas, yaitu membebaskan jalan napas

    untuk menjamin pertukaran udara.

    6.1.2 Penatalaksanaan fungsi pernapasan untuk memperbaiki fungsi

    ventilasi dengan cara memberikan pernapasan buatan untuk

    menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon

    dioksida.

    6.1.3 Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi

    darah.

    6.2. Dekontaminasi

    6.2.1. Dekontaminasi Mata (2)

    a. Posisikan pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah

    dan miring ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya.

  • b. Secara perlahan, bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci

    dengan sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9%

    diguyur perlahan selama 15-20 menit atau sekurangnya satu

    liter untuk setiap mata.

    c. Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya.

    d. Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit.

    e. Jangan biarkan pasien menggosok matanya.

    f. Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke

    rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat dan konsul ke

    dokter mata.

    6.2.2. Dekontaminasi Kulit (termasuk rambut dan kuku) (2)

    a. Bawa segera pasien ke pancuran terdekat

    b. Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang

    dingin atau hangat serta sabun minimal 10 menit.

    c. Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain

    atau kertas secara lembut. Jangan digosok.

    d. Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi atau

    muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup.

    e. Penolong perlu dilindungi dari percikan misalnya dengan

    mengggunakan sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hati-

    hati untuk tidak menghirupnya.

    f. Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.

    6.2.3. Dekontaminasi Gastrointestinal (6)

    Tidak disarankan penggunaan arang aktif karena risiko yang

    mungkin timbul kemungkinan akan lebih besar daripada manfaatnya,

    kecuali diduga adanya bahan lain yang tertelan. Metode

    dekontaminasi gastrointestinal lainnya (induksi muntah, kumbah

    lambung, dan whole bowel irrigation) tidak disarankan.

    6.3. Antidotum (6)

    6.3.1 Flumazenil

    Pemberian flumazenil umumnya tidak dianjurkan tetapi dapat

    dipertimbangkan jika dapat secara hati-hati dititrasi untuk

    membalikkan depresi pernapasan pada pasien yang membutuhkan

  • ventilasi mekanis dan tanpa kontra-indikasi. Kontra-indikasi

    cenderung muncul pada pasien anak.

    Dosis untuk dewasa :

    0,2 mg IV selama 15 detik

    Jika tidak memberikan respons setelah 45 detik, berikan titrasi 0,1

    mg dosis IV setiap menit hingga memberikan respons atau dosis

    total yang diberikan 2 mg. Jika tidak ada respons juga pada kondisi

    ini, pertimbangkan diagnosa.

    Dosis untuk anak:

    0,01 mg/kg (maksimal 0,2 mg) IV selama 15 detik.

    Jika tidak memberikan respons setelah 45 detik, ulangi dosis ini

    dengan interval 60 detik hingga dosis total 0,05 mg/kg atau 1 mg.

    7. SIFAT FISIKA KIMIA

    7.1. Nama Bahan

    Diazepam

    7.2. Deskripsi (1,4,5,8,9)

    Berbentuk serbuk kristal padat berwarna hampir putih hingga kuning; berbau

    samar, berasa agak pahit; Rumus molekul C16H13N2OCl; Berat molekul

    284,76; Titik lebur 268-275 F (131-135oC); Titik lebur 131,5-134,5 oC; Titik

    didih 497,4oC pada 760 mmHg; Titik nyala 254,6oC; .

    Praktis tidak larut dalam air. Kelarutan dalam air 0,29%.

    Tidak larut dalam dietil eter.

    Sedikit larut dalam propilen glikol.

    Larut dalam kloroform, dimetilformamid, benzen, aseton, alkohol, eter.

    Kelarutan dalam kloroform 1 gram/2 mL kloroform.

    Kelarutan dalam eter 1 mg/39 mL eter.

    Kelarutan dalam alkohol 62,5 mg/mL alkohol pada suhu 25oC.

    7.3. Tingkat Bahaya, Frasa Risiko dan Frasa Keamanan

    7.3.1. Peringkat National Fire Protection Association/ NFPA (Skala 0-4) (1,8)

    Kesehatan 2 : Tingkat keparahan sedang

    Kebakaran 1 : Tingkat kebakaran rendah

    Reaktivitas 0 : Tidak reaktif

  • 7.3.2. Klasifikasi European Commission/ EC (Frasa Risiko dan Frasa

    Keamanan) (1,4,7)

    Xn = Berbahaya

    T = Beracun

    F = Mudah terbakar

    Xi = Iritan

    R11 = Sangat mudah menyala

    R22 = Berbahaya bila tertelan

    R21/22 = Berbahaya bila kontak dengan kulit dan tertelan

    R23/24/25 = Beracun bila terhirup, kontak dengan kulit dan jika

    tertelan

    R36/37/38 = Mengiritasi mata, ystem pernapasan dan kulit

    R39/23/24/25 = Beracun: berbahaya karena efek permanen yang

    sangat serius bila kontak dengan kulit dan bila

    tertelan

    R63 = Mungkin berisiko membahayakan janin

    S2 = Hindarkan dari jangkauan anak-anak

    S26 = Jika kontak dengan mata, bilas segera dengan

    banyak yang air dan hubungi dokter

    S36 = Kenakan pakaian pelindung yang cocok

    S36/37 = Kenakan pakaian dan sarung tangan pelindung

    yang cocok

    S45 = Jika terjadi kecelakaan atau jika anda merasa

    tidak sehat, jika memungkinkan segera

    menghubungi dokter (perlihatkan label kemasan)

    S46 = Jika tertelan, segera hubungi dokter dan

    perlihatkan wadah ini atau label

    7.3.3. Klasifikasi Globally Harmonized System (GHS) (9,10)

    Tanda = Berbahaya

    Pernyataan bahaya

    H301 = Beracun bila tertelan

    H301 + H311 = Beracun bila tertelan dan kontak dengan kulit

    H311 = Beracun bila kontak dengan kulit

  • H336 = Dapat menyebabkan kantuk atau pusing

    H351 = Diduga menyebabkan kanker

    H360 = Dapat merusak fertilitas atau janin

    H361 = Diduga merusak fertilitas atau janin

    H402 = Berbahaya bagi kehidupan perairan

    H412 = Berbahaya bagi kehidupan perairan dengan efek

    jangka panjang

    Pernyataan kehati-hatian

    P201 = Dapatkan petunjuk khusus sebelum digunakan

    P202 = Jangan menangani bahan hingga petunjuk

    keamanan telah dibaca dan dipahami

    P264 = Cuci bersih setelah menangani

    P271 = Hanya digunakan di luar ruangan atau pada

    tempat yang berventilasi baik

    P280 = Kenakan sarung tangan/ pakaian pelindung/

    pelindung mata/ pelindung wajah

    P301 + P310 = Bila tertelan: Segera hubungi Sentra Informasi

    Keracunan atau dokter

    P321 = Penanganan khusus (lihat pada label)

    P361 = Tanggalkan segera pakaian yang terkontaminasi

    P405 = Simpan dalam kondisi tertutup rapat

    P501 = Buanglah bahan/ wadah sesuai peraturan

    setempat/ wilayah/ nasional/ internasional

    8. STABILISASI DAN REAKTIVITAS

    8.1. Reaktivitas dan Stabilitas (7,8,9)

    Sensitif terhadap cahaya. Stabil pada suhu dan tekanan normal.

    8.2. Kondisi yang Harus Dihindari (10)

    Panas.

    8.3. Bahan Tak Tercampurkan (7,8,9,10)

    Tidak tercampurkan dengan bahan pengoksidasi kuat, asam mineral, basa

    kuat, plastik.

  • 8.4. Dekomposisi (9.10)

    Menghasilkan NOx, Cl-, gas atau uap yang mengiritasi. Dalam kondisi

    dipanaskan atau terbakar dapat melepaskan uap toksik.

    8.5. Polimerisasi (8)

    Tidak akan terpolimerisasi.

    9. BATAS PAPARAN DAN ALAT PELINDUNG DIRI

    9.1. Ventilasi (1)

    Sediakan sistem ventilasi penghisap udara setempat. Ventilasi harus tahan

    ledakan jika terjadi konsentrasi bahan yang akan meledak. Pastikan

    dipatuhinya batas paparan yang sudah ditentukan.

    9.2. Perlindungan Mata (1)

    Gunakan kaca mata pengaman tahan percikan yang dilengkapi pelindung

    wajah. Sediakan kran pencuci mata untuk keadaan darurat serta

    semprotan air deras dekat dengan area kerja.

    9.3. Pakaian (1)

    Gunakan pakaian pelindung yang tahan bahan kimia.

    9.4. Sarung Tangan (1)

    Gunakan sarung tangan pelindung yang tahan bahan kimia.

    9.5. Respirator (1)

    Pada kondisi penggunaan yang sering atau paparan berat, kemungkinan

    diperlukan pelindung pernapasan. Pelindung pernapasan diurutkan mulai

    dari minimum hingga maksimum. Pertimbangkan petunjuk peringatan

    sebelum menggunakannya.

    a. Setiap respirator pemasok udara yang dilengkapi penutup seluruh

    wajah yang pengoperasiannya memerlukan tekanan atau mode

    tekanan positif lainnya.

    b. Setiap alat pernapasan mandiri yang dilengkapi penutup seluruh wajah

    yang pengoperasiannya memerlukan tekanan atau mode tekanan

    positif lainnya.

  • Untuk konsentrasi yang tidak diketahui atau sangat berbahaya bagi

    kehidupan dan kesehatan:

    a. Setiap respirator pemasok udara yang dilengkapi penutup seluruh

    wajah yang pengoperasiannya memerlukan tekanan atau mode

    tekanan positif lainnya berkombinasi dengan dengan pemasok

    keluaran yang terpisah.

    b. Setiap alat pernapasan mandiri yang dilengkapi penutup seluruh wajah.

    10. DAFTAR PUSTAKA

    1. OHS, MDL Information System, Inc., Donelson Pike, Nashville, 1997.

    2. Sentra Informasi keracunan (SIKer) dan tim. Pedoman Penatalaksanaan

    Keracunan untuk Rumah Sakit. 2001

    3. Kearney. T.E. Benzodiazepines (Diazepam, Lorazepam, and Midazolam)

    in Poisoning & Drug Overdose Fifth Ed. Olson, K.R., et al. (Eds.).

    McGraw-Hill Companies, Inc./Lange Medical Books. New York. 2007.

    4. http://www.guidechem.com/reference/dic-4128.html (diunduh April 2014)

    5. http://www.inchem.org/documents/pims/pharm/pim181.htm#SubSectionTitle

    (diunduh April 2014)

    6. http://toxinz.com/Spec/2301543/113543 (diunduh Juli 2014)

    7. http://www.chemicalbook.com/CASEN_439-14-5.htm (diunduh Juli 2014)

    8. https://www.spectrumchemical.com/MSDS/D4589.pdf (diunduh Juli 2014)

    9. http://www.usp.org/pdf/EN/referenceStandards/msds/1185008.pdf (diunduh

    Juli 2014)

    10. http://www.lgcstandards.com/WebRoot/Store/Shops/LGC/FilePathPartDocu

    ments/ST-WB-MSDS-1348358-1-1-1.PDF (diunduh Juli 2014)