24
DESKRIPSI USAHA ANGKUTAN PERKOTAAN DI KOTA BOGOR TRISWANTO NURADMOJO DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010

DESKRIPSI USAHA ANGKUTAN PERKOTAAN DI KOTA BOGOR · 2013-04-26 · Selama masa kuliah penulis aktif dalam berbagai kegiatan baik di dalam kampus maupun di ... motor Honda di Jakarta,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DESKRIPSI USAHA ANGKUTAN PERKOTAAN DI KOTA BOGOR · 2013-04-26 · Selama masa kuliah penulis aktif dalam berbagai kegiatan baik di dalam kampus maupun di ... motor Honda di Jakarta,

DESKRIPSI USAHA ANGKUTAN PERKOTAAN DI KOTA

BOGOR

TRISWANTO NURADMOJO

DEPARTEMEN STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010

Page 2: DESKRIPSI USAHA ANGKUTAN PERKOTAAN DI KOTA BOGOR · 2013-04-26 · Selama masa kuliah penulis aktif dalam berbagai kegiatan baik di dalam kampus maupun di ... motor Honda di Jakarta,

RINGKASAN

TRISWANTO NURADMOJO. Deskripsi Usaha Angkutan Perkotaan di Kota Bogor. Dibawah

bimbingan I MADE SUMERTAJAYA dan DIAN KUSUMANINGRUM

Saat ini jumlah angkutan perkotaan (angkot) di Kota Bogor telah mencapai jumlah maksimal

yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu sebanyak 3.413 buah angkot. Namun tingginya minat

pelaku usaha untuk menjalankan usaha angkot tidak diimbangi oleh jumlah penumpang angkot.

Seringkali terlihat angkot jarang terisi penuh oleh penumpang. Padahal banyaknya penumpang

merupakan tolak ukur bagi keuntungan usaha angkot ini. Berdasarkan alasan tersebut maka perlu

dilakukan penelitian guna mendapatkan nilai kelayakan finansial serta deskripsi dan persepsi

pelaku usaha terhadap usaha angkot ini. Analisis kelayakan usaha yang digunakan untuk pemilik

angkot adalah Net present Value (NPV) dan Masa Pengembalian Investasi (MPI). Sedangkan

Upah Minimum regional Kota Bogor digunakan untuk menilai kelayakan penghasilan supir

angkot. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil survei terhadap supir angkot,

pemilik angkot, dan pengamatan terhadap jumlah penumpang angkot.

Mayoritas supir angkot berlatar belakang pekerjaan sebagai karyawan. Sebagian besar supir

angkot merasa untung menjalani pekerjaan sebagai supir angkot namun sebagian besar dari

mereka tidak ingin terus bekerja di bidang ini. Pekerjaan supir angkot layak untuk dijalankan

karena penghasilan yang dihasilkan melebihi nilai UMR Kota Bogor. Pemilik angkot juga layak

untuk terus menjalankan usahanya jika dilihat dari nilai NPV dan MPI. Rata-rata jumlah

penumpang angkot hanya sebanyak empat orang. Jumlah tersebut kurang dari separuh kapasitas

penumpang angkot.

Page 3: DESKRIPSI USAHA ANGKUTAN PERKOTAAN DI KOTA BOGOR · 2013-04-26 · Selama masa kuliah penulis aktif dalam berbagai kegiatan baik di dalam kampus maupun di ... motor Honda di Jakarta,

ABSTRACT

TRISWANTO NURADMOJO. Description of Urban Transport Enterprise in The City of Bogor. Supervised

by I MADE SUMERTAJAYA and DIAN KUSUMANINGRUM.

Currently the number of urban transport (commonly called as “angkot”, an abbreviation of “angkutan

perkotaan”) in the city of Bogor has reached the maximum number set by the government as many as 3413

units. However, the number of bussiness run on the field is not balanced by the number of passengers of urban

transports. There is often seen an “angkot” does not filled by passangers. Though the number of passengers is a

benchmark in measuring the benefit of the business. Based on these reasons, it was necessary to conduct a

research in order to get insight about the value of financial feasibility as well as descriptions and perceptions of

the business subject. The Business feasibility analysis that pointed to the business owners was Net Present

Value (NPV) and period of Return on Investment (ROI). Meanwhile, the Regional Minimum Wage (UMR) of

City of Bogor was used to assess the feasibility of public transportation drivers income. Data used in this study

was the result of survey to the drivers and owners of “angkot”, and also observation to the number of

passengers.

Mostly the drivers were employees. They feel lucky to undergo a job as a driver, but most of them do not

want to continue working in this field. Thi business if urban transport is reasonably to run because the income

generated exceeds the UMR of City of Bogor. The Owners were also eligible to continue in conducting the

business accorrding NPV and ROI period. In average, the number of passengers just as much as four people in

an unit. The amount is less than the half the capacity.

Page 4: DESKRIPSI USAHA ANGKUTAN PERKOTAAN DI KOTA BOGOR · 2013-04-26 · Selama masa kuliah penulis aktif dalam berbagai kegiatan baik di dalam kampus maupun di ... motor Honda di Jakarta,

DESKRIPSI USAHA ANGKUTAN PERKOTAAN DI KOTA BOGOR

TRISWANTO NURADMOJO

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Statistika pada

Departemen Statistika

DEPARTEMEN STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010

Page 5: DESKRIPSI USAHA ANGKUTAN PERKOTAAN DI KOTA BOGOR · 2013-04-26 · Selama masa kuliah penulis aktif dalam berbagai kegiatan baik di dalam kampus maupun di ... motor Honda di Jakarta,

Judul Skripsi : Deskripsi Usaha Angkutan Perkotaan di Kota Bogor

Nama : Triswanto Nuradmojo

NIM : G14050640

Menyetujui :

Pembimbing I, Pembimbing II,

(Dr. Ir. I Made Sumertajaya, M.Si) (Dian Kusumaningrum, M.Si)

NIP : 19680702 199402 1 001

Mengetahui :

Ketua Departemen Statistika,

(Dr. Ir. Hari Wijayanto, M.Si)

NIP : 19650421 199002 1 001

Tanggal Lulus : 16 Desember 2010

Page 6: DESKRIPSI USAHA ANGKUTAN PERKOTAAN DI KOTA BOGOR · 2013-04-26 · Selama masa kuliah penulis aktif dalam berbagai kegiatan baik di dalam kampus maupun di ... motor Honda di Jakarta,

RIWAYAT HIDUP

Triswanto Nuradmojo dilahirkan di Surabaya pada tanggal 24 Agustus 1987 sebagai anak

pertama dari dua bersaudara, anak dari pasangan Jaya Sarwoko dan Nuryati.

Pada tahun 1999 penulis menyelesaikan pendidikan tingkat dasar di SDN Cileungsi 8

Kabupaten Bogor, kemudian melanjutkan ke SLTPN 1 Cileungsi dan lulus pada tahun 2002.

Penulis menyelesaikan pendidikan tingkat menengah umum di SMUN 3 Bogor pada tahun 2005

dan pada tahun yang sama di terima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI program

mayor minor. Selanjutnya pada tingkat dua, penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen

Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Selama masa kuliah penulis aktif dalam berbagai kegiatan baik di dalam kampus maupun di

luar kampus. Penulis pernah aktif sebagai pengurus BEM TPB, BEM FMIPA, dan himpunan

keprofesian Gamma Sigma Beta. Sejak semester 3 penulis ikut terlibat dalam kegiatan survei

pemasaran dan survei sosial kemasyarakatan. Survei yang telah dilakukan diantaranya survei

mengenai penggunaan biodiesel di Jabotabek dan Lampung, survei kepuasan pelanggan sepeda

motor Honda di Jakarta, survei persepsi masyarakat Kabupaten Bogor terhadap calon Bupati

Bogor, dan Establishment Survey yang diselenggarakan oleh AC Nielsen sebagai koordinator

lapangan. Penulis pernah menjabat sebagai manajer lapangan pada survei pendugaan pasokan dan

kebutuhan energi di Indonesia dibawah Sekretariat Jenderal Dewan Energi Nasional. Pada bulan

Juni-Agustus 2009 penulis melakukan praktik lapang di Lingkaran Survei Indonesia Jakarta.

.

Page 7: DESKRIPSI USAHA ANGKUTAN PERKOTAAN DI KOTA BOGOR · 2013-04-26 · Selama masa kuliah penulis aktif dalam berbagai kegiatan baik di dalam kampus maupun di ... motor Honda di Jakarta,

KATA PENGANTAR

Alhamdulillaahi Rabbil ’Aalamiin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga,

sahabat, dan pengikutnya hingga akhir jaman.

Karya ilmiah ini berjudul “Deskripsi Angkutan Perkotaan di Kota Bogor”. Dalam penelitian ini

dilakukan survei mengenai deskripsi supir angkutan perkotaan dan kelayakan usahanya serta

pengamatan jumlah penumpang angkutan perkotaan. Metode kelayakan usaha yang digunakan

adalah Net Present Value (NPV) dan Masa pengembalian Investasi (MPI). Upah Minimum

Regional (UMR) digunakan untuk menentukan kelayakan pekerjaan supir angkutan perkotaan.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Ir. I Made Sumertajaya dan Dian

Kusumaningrum, M.Si selaku dosen pembimbing atas bimbingan dan saran yang telah diberikan.

Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu dan Bapak tercinta, adikku Suraj Nurholi,

serta Astri Lestari atas segala doa dan kasih sayang yang telah diberikan kepada penulis. Penulis

mengucapkan terima kasih kepada Nurul Fuad, Tri Miranti, Ummi Isnaini, dan Fahmi Hasan yang

telah membantu penulis untuk melakukan survei sebagai bahan penelitian.

Penulis menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena

itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan sebagai pemicu untuk bisa berkarya

lebih baik di masa mendatang. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pihak yang

membutuhkan.

Bogor, Desember 2010

Triswanto Nuradmojo

Page 8: DESKRIPSI USAHA ANGKUTAN PERKOTAAN DI KOTA BOGOR · 2013-04-26 · Selama masa kuliah penulis aktif dalam berbagai kegiatan baik di dalam kampus maupun di ... motor Honda di Jakarta,

v

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ........................................................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................................... vi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................................... vi

PENDAHULUAN ........................................................................................................................... 1

Latar belakang ...................................................................................................................... 1

Tujuan .................................................................................................................................. 1

TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................................. 1

Quota Sampling ................................................................................................................... 1

Uji Khi-Kuadrat ................................................................................................................... 1

Analisis finansial ................................................................................................................... 1

Net Present Value ................................................................................................................ 2

Masa Pengembalian Investasi .............................................................................................. 2

BAHAN DAN METODE ............................................................................................................... 2

Bahan ................................................................................................................................... 2

Metode ................................................................................................................................. 2

HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................................................... 3

Gambaran umum .................................................................................................................. 3

Jumlah penumpang angkutan perkotaan ............................................................................... 3

Deskripsi pekerjaan supir angkutan perkotaan ..................................................................... 4

Hubungan karakteristik supir angkutan perkotaan dengan persepsi tentang

pekerjaannya ......................................................................................................................... 6

Kajian pendapatan supir angkutan perkotaan ....................................................................... 7

Kajian pendapatan pemilik angkutan perkotaan ................................................................... 8

KESIMPULAN ................................................................................................................................ 8

Kesimpulan ........................................................................................................................... 8

Saran ..................................................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 9

Page 9: DESKRIPSI USAHA ANGKUTAN PERKOTAAN DI KOTA BOGOR · 2013-04-26 · Selama masa kuliah penulis aktif dalam berbagai kegiatan baik di dalam kampus maupun di ... motor Honda di Jakarta,

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Rata-rata banyaknya rit dan jumlah penumpang yang diamati ...................................... 3

Tabel 2. Rata-rata jumlah penumpang pada hari dan waktu tertentu per keberangkatan .............. 4

Tabel 3. Tabulasi silang kepemilikan mobil angkot dan status pekerjaan ..................................... 4

Tabel 4. Hubungan Karakteristik supir angkot dengan persepsi pekerjaan supir angkot ............. 6

Tabel 5. Tabulasi silang usia dan persepsi keuntungan menjadi supir angkot ............................. 6

Tabel 6. Rata-rata pengeluaran operasional supir angkot per hari ............................................... 7

Tabel 7. Rata-rata pengeluaran konsumsi supir angkot per hari ................................................... 7

Tabel 8. Rincian pengeluaran operasional pemilik angkot per bulan ............................................ 8

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kelayakan angkot berdasarkan usia kendaraan ........................................................... 3

Gambar 2. Latar belakang pekerjaan sebelum menjadi supir angkot ............................................ 4

Gambar 3. Alasan memilih pekerjaan supir angkot ...................................................................... 4

Gambar 4. Persepsi keuntungan pekerjaan supir angkot ............................................................... 5

Gambar 5. Alasan pekerjaan supir angkot menguntungkan .......................................................... 5

Gambar 6. Alasan pekerjaan supir angkot tidak menguntungkan ................................................. 5

Gambar 7. Lama menjalani pekerjaan supir angkot ...................................................................... 5

Gambar 8. Keinginan untuk tetap menjalani pekerjaan supir angkot ............................................ 5

Gambar 9. Alasan tidak ingin lagi menjalani pekerjaan supir angkot ........................................... 5

Gambar 10. Alasan ingin tetap menjalani pekerjaan supir angkot ................................................ 6

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner supir angkutan perkotaan ........................................................................ 11

Lampiran 2. Panduan wawancara kepada pemilik angkutan perkotaan ........................................ 12

Lampiran 3. Jumlah angkutan kota tiap trayek ............................................................................. 13

Lampiran 4. Lokasi pengamatan jumlah penumpang .................................................................... 13

Lampiran 5. Karakterisrik responden supir angkutan perkotaan ................................................... 14

Lampiran 6. Alasan ingin tetap menjalani pekerjaan supir angkot ............................................... 15

Lampiran 7. Alasan ingin tetap menjalani pekerjaan supir angkot ............................................... 15

Lampiran 8. Alasan ingin tetap menjalani pekerjaan supir angkot ............................................... 15

Page 10: DESKRIPSI USAHA ANGKUTAN PERKOTAAN DI KOTA BOGOR · 2013-04-26 · Selama masa kuliah penulis aktif dalam berbagai kegiatan baik di dalam kampus maupun di ... motor Honda di Jakarta,

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Berdasarkan data Dinas Perhubungan,

Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo)

Kota Bogor tahun 2010, saat ini di Kota Bogor

terdapat dua jenis angkutan umum berukuran

bis kecil yang beroperasi. Jenis pertama adalah

angkutan Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP)

yang menghubungkan wilayah di Kota Bogor

dengan Kota/Kabupaten lain yang berjumlah

4.644 buah. Angkutan jenis kedua adalah

angkutan perkotaan (angkot) yang

menghubungkan wilayah dalam Kota Bogor

yang berjumlah 3.413 buah. Sehingga total

angkutan umum berukuran bis kecil yang

beroperasi di wilayah Kota Bogor berjumlah

8.057 buah. Banyaknya jumlah angkutan

umum ukuran bis kecil di Kota Bogor

menunjukkan bahwa usaha angkutan umum

jenis ini cukup diminati oleh pelaku usahanya.

Meskipun minat pelaku usaha untuk

menjalankan usaha angkot cukup tinggi,

jumlah penumpang angkot di Kota Bogor tidak

selalu terisi penuh. Padahal banyaknya

penumpang merupakan tolak ukur keuntungan

yang akan diterima oleh pelaku usaha angkot

ini. Namun usaha ini tetap dapat berjalan dan

telah lama dilakukan. Melihat keadaan tersebut

maka diperlukan analisis kelayakan usaha

angkutan perkotaan ini. Penelitian ini hanya

dibatasi pada angkutan perkotaan yang

menghubungkan wilayah dalam Kota Bogor.

Metode yang digunakan dalam penelitian

ini adalah analisis kelayakan usaha dan

deskripsi pihak-pihak yang terlibat dalam

usaha angkot. Data yang digunakan diperoleh

dari wawancara secara langsung kepada pelaku

usaha ini, yaitu supir dan pemilik angkot.

Sedangkan pengamatan di lapangan dilakukan

untuk menghitung jumlah penumpang angkot

pada tiap lokasi yang terpilih. Jumlah

penumpang yang dimaksud adalah banyaknya

penumpang yang berada di dalam angkot.

Informasi mengenai pengaturan usaha ini

diperoleh dari Dishubkominfo tahun 2010.

Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Mendapatkan deskripsi karakteristik dan

persepsi supir angkot mengenai usaha

angkot

2. Menghitung kelayakan usaha angkot

berdasarkan Net Present Value (NPV),

Masa Pengembalian Investasi (MPI) dan

Upah Minimun Regional (UMR) Kota

Bogor

3. Mengetahui gambaran rata-rata jumlah

penumpang angkot per keberangkatan

TINJAUAN PUSTAKA

Quota Sampling

Quota sampling merupakan salah satu

metode penarikan contoh tak berpeluang yang

mempunyai ciri-ciri tertentu dalam jumlah atau

kuota yang diinginkan. Keuntungan metode ini

adalah mudah, murah, dan relatif cepat

melaksanakannya. Namun metode ini

dilakukan secara subjektif oleh peneliti

sehingga hasil yang diperoleh tidak dapat

digeneralisasikan untuk populasi (Cochran

1991).

Uji Khi-Kuadrat

Uji khi-kuadrat adalah penggunaan

perhitungan statistik untuk menguji kebebasan

antara dua atau lebih peubah kategorik (Daniel

1990). Metode ini digunakan setelah peubah-

peubah yang akan diuji dibuat tabel

kontingensi (cross tabulation). Hipotesis yang

digunakan adalah:

H0: Dua peubah kategorik saling bebas

H1: Dua peubah kategorik saling berasosiasi

Statistik uji χ2 untuk menghitung asosiasi dari

dua peubah kategorik yang dirumuskan

sebagai:

χ2= (Oij-Eij)

2

Eij

c

j=1

r

i=1

dimana:

Oij = banyaknya pengamatan pada kolom ke-i

baris ke-j.

Eij = nilai harapan dari frekuensi peubah kolom

ke-i baris ke-j.

Analisis Finansial

Analisis finansial adalah analisis yang

digunakan untuk melihat usaha dari sudut

pandang orang atau kelompok yang

menanamkan modalnya dalam usaha tersebut

atau yang berkepentingan langsung dalam

usaha (Soekarwati 1995). Kriteria investasi

dalam analisis usaha adalah kriteria yang

digunakan untuk menentukan layak atau

tidaknya suatu usaha. Jadi kriteria investasi

tersebut digunakan sebagai gambaran dari

indikator keberhasilan atau kegagalan suatu

usaha (Gittinger 1986). Kriteria yang biasa

digunakan untuk analisis finansial yaitu Net

Present Value (NPV), Masa Pengembalian

Investasi (MPI), Profitability Index, dan Break

Event Point (Umar 2007). Namun penelitian

ini hanya akan menggunakan kriteria NPV dan

Page 11: DESKRIPSI USAHA ANGKUTAN PERKOTAAN DI KOTA BOGOR · 2013-04-26 · Selama masa kuliah penulis aktif dalam berbagai kegiatan baik di dalam kampus maupun di ... motor Honda di Jakarta,

2

MPI karena kriteria NPV mampu menghitung

nilai uang yang disebabkan oleh pengaruh

waktu. Sedangkan MPI dapat menghitung

waktu yang diperlukan untuk memperoleh

kembali modal yang telah dikeluarkan di awal

usaha.

Net Present Value

Net Present Value (NPV) merupakan

selisih antara nilai sekarang dari manfaat

dengan nilai sekarang dari biaya. Bila suatu

analisis kelayakan investasi memiliki NPV

lebih besar daripada nol berarti manfaat yang

diperoleh lebih besar dari total biaya yang

dikeluarkan. Jika hal tersebut terjadi, maka

investasi layak dilaksanakan dan pemilik

angkot akan berada dalam kondisi yang

menguntungkan (Umar 2007). Rumus yang

digunakan yaitu:

NPV= CFt

(1+K)t

n

t=1

-I0

dimana:

CFt = Aliran kas per tahun pada periode ke-t

I0 = Investasi awal pada tahun ke-0

K = Suku bunga

Sebaliknya apabila NPV lebih kecil dari

nol maka pemilik angkot merugi dan usaha

tidak layak dilaksanakan. Semakin besar NPV

menunjukkan bahwa semakin menguntungkan

suatu usaha untuk dilaksanakan.

Masa Pengembalian Investasi

Masa Pengembalian Investasi (MPI) adalah

waktu yang diperlukan oleh suatu usaha untuk

pembayaran kembali atau memperoleh

kembali biaya investasi yang dikeluarkan

dengan rumus:

MPI= Nilai Investasi

Kas Masuk Bersih×1 tahun

Masa pengembalian investasi menunjukkan

pada tahun keberapa atau pada umur usaha

berapa investasi dapat kembali atau tertutupi.

Hal ini dilakukan untuk melihat jangka waktu

dalam pelaksanaan usaha yang dapat menutupi

nilai negatif pada awal usaha tersebut (Umar

2007).

BAHAN DAN METODE

Bahan

Data yang digunakan dalam penelitian ini

berupa data primer dan data sekunder. Data

primer diperoleh melalui survei dan

pengamatan secara langsung. Hasil survei

diperoleh melalui wawancara langsung kepada

para responden yakni supir dan pemilik angkot

dengan menggunakan kuesioner (Lampiran 1

dan Lampiran 2). Kuesioner tersebut berisi

pertanyaan-pertanyaan tentang karakteristik

responden dan arus kas penghasilan supir

angkot, serta persepsi supir angkot mengenai

usaha angkot. Sedangkan pengamatan secara

langsung dilakukan untuk mengetahui jumlah

penumpang angkot di Kota Bogor. Data

sekunder diperoleh dari Dinas Perhubungan,

Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo)

Kota Bogor. Data sekunder tersebut meliputi

jumlah angkot, trayek, dan pengaturan usaha

angkot di Kota Bogor. Data tersebut digunakan

untuk menentukan lokasi pengamatan dan

jumlah contoh yang digunakan. Proses

pengumpulan data dilakukan pada bulan Maret

hingga April 2010.

Metode

Metode penarikan contoh yang digunakan

dalam penelitian ini adalah quota sampling.

Metode ini dipakai karena tidak ada daftar

seluruh supir angkot di Kota Bogor dan juga

keterbatasan biaya dan tenaga yang digunakan

untuk penelitian ini. Pembagian kuota

berdasarkan banyaknya angkot untuk tiap

trayek di Kota Bogor (Lampiran 3).

Banyaknya contoh yang akan diambil yaitu

sebanyak 150 orang supir angkot dari seluruh

trayek dan lima orang pemilik angkot. Pemilik

angkot yang dijadikan responden dalam

penelitian ini adalah orang/badan usaha yang

memiliki angkot lebih dari dua buah. Batas

minimal kepemilikan angkot dilakukan untuk

mendapatkan data arus kas yang lebih rinci.

Analisis finansial yang digunakan pada

penelitian ini adalah NPV dan MPI. NPV

dipilih karena metode ini mampu menghitung

pengaruh suku bunga terhadap nilai uang. Pada

umumnya pembelian angkot dilakukan dengan

cara mencicil dengan satuan tahun. Sehingga

pengaruh suku bunga sangat berpengaruh

terhadap nilai uang pada masa mendatang.

MPI diperlukan untuk mengetahui berapa lama

setelah usaha berjalan pemilik angkot akan

merasakan keuntungan.

Pengamatan jumlah penumpang dilakukan

pada setiap angkot yang melewati sembilan

lokasi terpilih selama 20 menit (Lampiran 4).

Setiap trayek yang terpilih diamati jumlah

penumpangnya untuk dua tujuan yang berbeda.

Penghitungannya dilakukan secara berkala

pada pagi, siang, dan malam hari meliputi hari

kerja dan hari libur. Pada pagi hari pengamatan

dilakukan pukul 06.00-10.00, siang hari pada

Page 12: DESKRIPSI USAHA ANGKUTAN PERKOTAAN DI KOTA BOGOR · 2013-04-26 · Selama masa kuliah penulis aktif dalam berbagai kegiatan baik di dalam kampus maupun di ... motor Honda di Jakarta,

3

pukul 10.00-16.00 dan sore hari dilakukan

pada pukul 16.00-19.00.

Tahapan yang dilakukan dalam penelitian

ini adalah:

1. Mencari data awal tentang aturan

mengenai angkutan perkotaan, jumlah

angkot tiap trayek, dan lintasan untuk

masing-masing trayek angkot di Kota

Bogor.

2. Pembuatan kuesioner sesuai dengan tujuan

yang sudah ditetapkan.

3. Penentuan lokasi untuk pengamatan

jumlah penumpang angkot

4. Proses pengumpulan data dengan

menggunakan teknik penarikan contoh

yang sudah ditetapkan.

5. Melakukan analisis statistika deskriptif

untuk mendapatkan deskripsi tentang

karakteristik dan persepsi supir angkot

terhadap usaha angkot dan uji asosiasi

terhadap keduanya.

6. Melakukan analisis kelayakan bisnis usaha

angkot dengan menggunakan NPV dan

MPI.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Jumlah angkutan perkotaan (angkot) di

Kota Bogor saat ini sebanyak 3.413 buah.

Jumlah tersebut hampir mencapai jumlah

maksimal yang diizinkan oleh pemerintah,

yaitu sebanyak 3.416 buah. Sehingga tidak

akan ada lagi penambahan kendaraan.

Kendaraan yang telah ada hanya bisa

diremajakan kembali. Peremajaan kendaraan

adalah penggantian kendaraan lama yang

sudah tidak layak beroperasi dengan kendaraan

baru. Kendaraan yang sudah diganti tersebut

tidak dapat lagi dijadikan angkutan umum,

namun hanya dapat dijadikan kendaraan

pribadi atau dijual komponen-komponen

kendaraannya.

Gambar 1 Kelayakan angkot berdasarkan usia

kendaraan

Pemerintah melalui Perda Kota Bogor

nomor 6 tahun 2005 menetapkan bahwa usia

kendaraan yang wajib diremajakan adalah 10

tahun. Berdasarkan aturan tersebut, sebanyak

27,46% dari 150 angkot yang telah disurvei

tidak layak beroperasi (Gambar 1). Banyaknya

angkot yang tidak diremajakan tersebut

dikarenakan biaya untuk peremajaan dapat

mengganggu arus kas pemilik angkot.

Peremajaan kendaraan dapat menyebabkan

pemasukan pemilik angkot menjadi berkurang

karena sebagian besar keuntungannya

digunakan untuk biaya mencicil kendaraan

baru. Oleh karena itu pemilik angkot lebih

memilih menundanya agar mendapatkan

keuntungan lebih lama.

Jumlah Penumpang Angkutan Perkotaan

Pengamatan jumlah penumpang angkot

dilakukan sebanyak 90 kali pengamatan pada

lokasi dan waktu yang telah ditentukan

(Lampiran 4). Pada pengamatan tersebut

diperoleh sebanyak 7.947 angkot yang diamati.

Sebanyak 21 trayek dari 23 trayek angkot yang

ada di Kota Bogor diamati. Trayek 15 dan

trayek 17 tidak diamati dikarenakan

keterbatasan tenaga dan waktu pengamatan.

Lintasan yang dilalui oleh kedua trayek

tersebut tidak sejalur dengan trayek lainnya.

Tabel 1 Rata-rata banyaknya rit dan jumlah

penumpang yang diamati

Trayek Rata-rata Rit

per 9 Jam

Rata-rata Jumlah

Penumpang per

Pengamatan

19 2 7

1 5,5 5

3 4 5

5 8,5 5

9 6 5

10 7 5

11 8,5 5

18 5,5 5

20 2 5

01A 7 5

2 4 4

4 5 4

6 8 4

7 7 4

8 6,5 4

12 7 4

13 9 4

14 6 4

16 4,5 4

08A 9 4

07A 11,5 3

Jumlah penumpang suatu trayek angkot

sangat dipengaruhi oleh banyaknya

penumpang yang membutuhkannya dan

jumlah angkot pada trayek tersebut. Semakin

0

50

100

Layak Tidak Layak

27,46

72,54

Page 13: DESKRIPSI USAHA ANGKUTAN PERKOTAAN DI KOTA BOGOR · 2013-04-26 · Selama masa kuliah penulis aktif dalam berbagai kegiatan baik di dalam kampus maupun di ... motor Honda di Jakarta,

4

banyak penumpang yang membutuhkan suatu

trayek maka jumlah penumpang angkot pada

trayek tersebut semakin besar. Rata-rata jam

kerja supir angkot selama sembilan jam per

hari. Satu rit sama dengan dua kali

keberangkatan angkot untuk dua tujuan yang

berbeda. Perbedaan banyaknya rit dipengaruhi

oleh jarak tempuh angkot dan perilaku supir

angkot tiap trayek. Semakin jauh jarak yang

harus ditempuh suatu trayek maka semakin

sedikit pula jumlah rit yang dapat dijalankan.

Sedangkan perilaku supir angkot yang

mempengaruhi banyaknya rit adalah

kecenderungan berhenti saat mengendarai

angkot untuk menunggu penumpang (Tabel 1).

Tabel 2 Rata-rata jumlah penumpang pada hari

dan waktu tertentu per keberangkatan

Waktu Kerja Libur Rata-rata

keseluruhan

Pagi 3,98 3,60 3,79

Siang 3,60 3,83 3,71

Sore 4,46 4,02 4,25

Rata-rata

keseluruhan

4,02

3,81

3,97

Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa secara

keseluruhan pada hari kerja dan hari libur rata-

rata jumlah penumpang cenderung sama.

Namun jumlah penumpang saat hari libur tidak

berbeda untuk semua waktu pengamatan. Hal

ini disebabkan oleh aktivitas penumpang saat

hari libur cenderung tidak terpengaruh oleh

waktu karena sebagian besar penumpang

beraktifitas untuk berlibur.

Deskripsi Pekerjaan Supir Angkutan

Perkotaan

Dalam penelitian ini terdapat 150 supir

angkot yang dijadikan contoh. Sebagian besar

supir berdomisili di Kota Bogor dan bersuku

Sunda. Hal ini mengindikasikan bahwa

pekerjaan supir angkot di Kota Bogor sebagian

besar dilakukan oleh penduduk lokal.

Pekerjaan supir angkot dilakukan oleh

kelompok usia yang telah mapan. Pada

umumnya mereka telah berkeluarga dan

merupakan pencari nafkah utama dalam

keluarga. Banyaknya supir angkot yang

berpendidikan rendah menunjukkan bahwa

pekerjaan ini dilakukan oleh mereka yang sulit

diterima menjadi karyawan perusahaan

(Lampiran 5). Sebanyak 92% responden

menjadikan pekerjaan supir angkot sebagai

pekerjaan utama. Namun, sebanyak 95,33%

responden tidak memiliki mobil angkot (Tabel

3).

Tabel 3 Tabulasi silang kepemilikan mobil

angkot dan status pekerjaan

Kepemilikan

Mobil

Pekerjaan

Utama

Pekerjaan

Sampingan

Milik Pribadi 4,67 0,00

Bukan Milik

Pribadi

87,33 8,00

Sebagian besar responden tidak memiliki

latar belakang pekerjaan terdahulu sebagai

supir (Gambar 2). Maka dapat diartikan

bahwa pekerjaan supir angkot adalah pekerjaan

yang tidak membutuhkan keahlian khusus.

Banyaknya latar belakang pekerjaan sebagai

karyawan yang kemudian beralih menjadi

supir angkot mengindikasikan bahwa semakin

sempit lapangan usaha yang tersedia sehingga

mereka beralih menjadi supir angkot.

.

Gambar 2 Latar belakang pekerjaan sebelum

menjadi supir angkot

Gambar 3 Alasan memilih pekerjaan supir

angkot

Responden beralasan lebih baik menjadi

supir angkot daripada menganggur. Hal

tersebut mengindikasikan bahwa mereka tidak

memiliki pilihan terhadap pekerjaan yang akan

mereka jalani. Kelebihan dari pekerjaan ini

dibanding pekerjaan lain adalah kebebasan

0

10

20

30

4030,67

21,33

16,67

6,67 6,67

18,00

0 10 20 30 40

Lainnya

Dekat dengan keluarga

Keahlian menyupir

Pekerjaan mudah

Pekerjaan bebas

Penghasilan lebih baik

Daripada menganggur

4,76

4,08

10,20

10,88

13,61

18,3738,10

Page 14: DESKRIPSI USAHA ANGKUTAN PERKOTAAN DI KOTA BOGOR · 2013-04-26 · Selama masa kuliah penulis aktif dalam berbagai kegiatan baik di dalam kampus maupun di ... motor Honda di Jakarta,

5

dalam melakukan pekerjaan karena tidak

memiliki atasan. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa pekerjaan supir angkot memiliki

keuntungan lain selain keuntungan finansial,

yaitu mereka memiliki banyak waktu luang

dan selalu dekat dengan keluarga (Gambar 3).

Sebagian besar responden berpendapat

bahwa perkerjaan supir angkot masih

menguntungkan (Gambar 4). Pendapat tersebut

diberikan tanpa memperhatikan apakah akan

tetap menjalani pekerjaan sebagai supir angkot

atau tidak untuk waktu mendatang. Mereka

yang mengatakan pendapat tersebut beralasan

bahwa pekerjaan ini mampu memenuhi

kebutuhan hidup mereka (Gambar 5).

Gambar 4 Persepsi keuntungan pekerjaan supir

angkot

Gambar 5 Alasan pekerjaan supir angkot

menguntungkan

Gambar 6 Alasan pekerjaan supir angkot tidak

menguntungkan

Responden yang berpendapat bahwa

menjalani pekerjaan sebagai supir angkot

tidaklah menguntungkan beralasan karena

pekerjaan ini tidak dapat mensejahterakan

keluarga (Gambar 6). Alasan tidak dapat

mensejahterakan keluarga menunjukkan

pekerjaan ini hanya mampu memenuhi

kebutuhan hidup yang mendasar saja yaitu

kebutuhan pangan sehari-hari.

Gambar 7 Lama menjalani pekerjaan supir

angkot

Sebanyak 66,44% responden telah

berpengalaman menjadi supir angkot diatas

lima tahun (Gambar 7). Hal ini menunjukkan

bahwa orang-orang yang menjalani pekerjaan

supir angkot melakukan pekerjaan ini untuk

jangka waktu yang lama.

Gambar 8 Keinginan untuk tetap menjalani

pekerjaan supir angkot

Gambar 9 Alasan tidak ingin lagi menjalani

pekerjaan supir angkot

Berdasarkan persepsi, sebagian besar

responden tidak ingin menjalani pekerjaan

supir angkot untuk lima tahun mendatang

(Gambar 8). Persepsi tersebut tidak menjamin

apakah untuk lima tahun mendatang mereka

akan benar-benar berhenti menjalani pekerjaan

supir angkot. Karena persepsi tersebut besar

kemungkinannya hanya menunjukkan

keinginan tanpa tindakan nyata. Sebagian

besar responden yang tidak ingin menjalani

pekerjaan ini lima tahun mendatang beralasan

0 20 40 60

Tidak menguntungkan

Masih menguntungkan

44,67

55,33

0

20

40

60

80

Mencukupi

kebutuhan

Memiliki

penghasilan

Dapat

menabung

63,86

27,718,43

0

40

80

120

Tidak

Mensejahterakan

Mensejahterakan

88,06

11,94

0

10

20

30

40

0-5

tahun

6-10

tahun

11-15

tahun

16-20

tahun

diatas

20

tahun

33,56

22,15 22,82

10,74 10,74

0204060

Tidak Ya

58,6741,33

0 10 20 30 40

Mencari pekerjaan lebih

baik

Prospek tidak bagus

Beralih wiraswasta

Pensiun

Jenuh

39,77

35,239,09

9,09

6,82

Page 15: DESKRIPSI USAHA ANGKUTAN PERKOTAAN DI KOTA BOGOR · 2013-04-26 · Selama masa kuliah penulis aktif dalam berbagai kegiatan baik di dalam kampus maupun di ... motor Honda di Jakarta,

6

pekerjaan supir angkot merasa prospek

pekerjaan ini tidak bagus dan mereka ingin

mencari pekerjaan yang lebih baik. Responden

yang berperilaku seperti ini menunjukkan

bahwa mereka ingin meningkatkan

kesejahteraan keluarganya. Hal itu sejalan

dengan apa yang diperlihatkan pada Gambar 9.

Gambar 10 Alasan ingin tetap menjalani

pekerjaan supir angkot

Lebih dari separuh responden yang tidak

ingin lagi bekerja sebagai supir angkot

beralasan bahwa mereka tidak percaya

pekerjaan ini mampu menjamin kesejahteraan

hidup mereka dimasa akan datang. Sedangkan

responden yang ingin tetap menjalani

pekerjaan sebagai supir angkot untuk lima

tahun mendatang sebagian besar berpendapat

pekerjaan ini masih menguntungkan (Gambar

10).

Mayoritas supir angkot merasa pekerjaan

supir angkot menguntungkan namun sebagian

besar dari supir angkot tidak ingin tetap

menjalani pekerjaan ini (Gambar 4 dan

Gambar 8). Hal tersebut terjadi karena mereka

bekerja hanya sebagai pekerja bukan

wirausahawan yang memiliki mobil angkot.

Sehingga mereka harus membayar sewa mobil

yang mereka pakai untuk bekerja dan membuat

keuntungan yang mereka peroleh menjadi

lebih sedikit dibanding mereka memiliki mobil

angkot sendiri. Untuk saat ini mereka merasa

untung dengan pekerjaan ini namun

keuntungan yang diperoleh hanya cukup untuk

kebutuhan hidup mendasar saja (Gambar 5).

Sehingga pekerjaan ini tidak menarik untuk

dikerjakan diwaktu mendatang karena mereka

menginginkan peningkatan kualitas hidup,

tidak hanya terpenuhi kebutuhan hidup

mendasar saja (Gambar 9).

Hubungan Karakteristik Supir Angkutan

Perkotaan dengan Persepsi Tentang

Pekerjaannya

Karakteristik responden yang terdiri dari

pendidikan, pendapatan, lama menjalani

pekerjaan supir angkot, usia, dan latar

belakang pekerjaan sebelum menjadi supir

angkot dihitung keeratan hubungannya dengan

persepsi tentang pekerjaan mereka. Dua

karakteristik responden, yaitu usia dan lama

menjalani pekerjaan supir angkot memiliki

asosiasi dengan persepsi keuntungan pekerjaan

supir angkot (Tabel 4). Selain dua karakteristik

tersebut, karakteristik lainnya tidak memiliki

asosiasi dengan persepsi pekerjaan supir

angkot (Lampiran 6, Lampiran 7, dan

Lampiran 8).

Sebanyak 77,14% responden yang berusia

30-37 tahun merasa merasa untung dengan

bekerja sebagai supir angkot. Dari keseluruhan

responden yang merasakan keuntungan

tersebut, sebanyak 32,53% berusia 30-37

tahun. Secara keseluruhan sebanyak 18%

responden berusia 30-37 tahun dan merasakan

keuntungan dengan bekerja sebagai supir

angkot (Tabel 5).

Tabel 4. Hubungan Karakteristik supir angkot

dengan persepsi pekerjaan supir

angkot

Karakteristik

Supir Angkot

Persepsi

Keuntungan

Pekerjaan

Keinginan

Tetap

Menjalani

Pekerjaan

Pendidikan 1,631 1,21

0,442

0,55

Lama Menjadi

Supir Angkot

9,84 0,7

0,02*

0,87

Usia 8,84 2,39

0,03*

0,49

Latar Belakang

Pekerjaan

1,70 1,18

0,89 0,95

1Nilai khi-kuadrat

2Nilai-p

*Signifikan pada α=5%

Kecenderungan persepsi responden

menunjukkan bahwa semakin tua usia supir

angkot maka semakin besar kemungkinannya

supir angkot akan merasakan keuntungan

dengan bekerja sebagai supir angkot. Semakin

muda usia supir angkot, maka semakin banyak

keinginan dalam hidup yang dimiliki. Hal

tersebut mungkin disebabkan oleh semakin

01020304050

50,00

22,5814,52 13

Page 16: DESKRIPSI USAHA ANGKUTAN PERKOTAAN DI KOTA BOGOR · 2013-04-26 · Selama masa kuliah penulis aktif dalam berbagai kegiatan baik di dalam kampus maupun di ... motor Honda di Jakarta,

7

banyaknya keinginan supir angkot pada usia

muda, sehingga persepsi merasa untung yang

didapat dari pekerjaan supir angkot akan

semakin berkurang dan menjadi tidak

menguntungkan (Tabel 5).

Tabel 5. Tabulasi silang usia dan persepsi

keuntungan menjadi supir angkot

Usia Untung Tidak Untung

19-29 12,001

47,372

21,693

13,33

52,63

29,85

30-37 18,00

77,14

32,53

5,33

22,86

11,94

38-45 14,67

50,00

26,51

14,67

50,00

32,84

diatas 45 10,67

48,48

19,28

11,33

51,52

25,37

1Persentase terhadap jumlah total

2Persentase terhadap jumlah per baris

3Persentase terhadap jumlah per kolom

Persepsi keuntungan menjadi supir angkot

berasosiasi dengan lama menjadi supir angkot.

Semakin lama responden menjadi supir angkot

maka semakin besar kemungkinannya untuk

merasakan keuntungan menjadi supir angkot.

Supir angkot yang berpengalaman cenderung

lebih mengetahui bagaimana cara

mendapatkan penumpang yang banyak.

Kajian Pendapatan Supir Angkutan

Perkotaan

Rata-rata supir angkot memiliki

penghasilan bersih sebesar Rp 34.573 per hari.

Biaya untuk membayar upah calo ditambahkan

pada biaya setoran karena merupakan biaya

kerja yang harus dikeluarkan oleh supir

angkot. Dalam arti lain, supir angkot harus

mendapatkan pemasukan per hari minimal

sebesar Rp 153.000 untuk menutupi biaya

operasionalnya (Tabel 6). Pengertian satu hari

supir angkot bekerja adalah selama sembilan

jam.

Jika supir angkot tidak memiliki mobil

angkot sendiri, maka supir angkot menyewa

mobil kepada pemilik angkot dengan sistem

setoran. Rata-rata setoran dibayarkan per hari

sebesar Rp 120.000. Satu hari dalam sistem

penyewaan mobil angkot adalah selama 15

jam. Jika satu mobil angkot dijalankan oleh

dua orang supir angkot per hari, maka salah

satu supir angkot akan bekerja selama enam

jam saja. Pada kajian pendapatan supir angkot

ini yang dibahas adalah supir angkot yang

bekerja selama sembilan jam. Pembatasan

tersebut bertujuan agar sesuai dengan jam

kerja yang diacuan dalam penghitungan UMR.

Tabel 6 Rata-rata pengeluaran operasional

supir angkot per hari

Pengeluaran Jumlah

(Rp)

Proporsi

(%)

Konsumsi 21.300 13,94

Setoran 75.766 49,58

Bensin 51.735 33,85

Cuci Kendaraan 4.013 2,63

Total 152.814

Pengeluaran untuk makan memiliki

proporsi paling besar dari pengeluaran

konsumsi lainnya (Tabel 7). Sebenarnya supir

angkot mendapatkan rata-rata penghasilan total

sebesar Rp 51.860 per hari. Penambahan

penghasilan tersebut diperoleh dari

penghasilan bersih dan pengeluaran untuk

konsumsi.

Tabel 7 Rata-rata pengeluaran konsumsi supir

angkot per hari

Konsumsi Jumlah (Rp) Proporsi (%)

Makan 10.540 60,97

Kopi/Rokok 6.013 34,78

Lain-lain 734 4,24

Total 17.287

Jika supir angkot bekerja 26 hari dalam

sebulan maka seorang supir angkot akan

mendapatkan penghasilan perbulan sebesar Rp

1.348.360. Jumlah tersebut telah memenuhi

Upah Minimum Regional (UMR) Kota Bogor

tahun 2010 sebesar Rp 836.650 per bulan.

Sehingga jika ditinjau dari sisi penghasilannya,

pekerjaan supir angkot ini layak untuk

dijalankan.

Supir angkot yang memiliki angkot sendiri

akan mendapatkan keuntungan yang lebih

besar dibandingkan supir angkot yang tidak

memiliki angkot. Rata-rata keuntungan per

bulan yang diperoleh bagi supir angkot yang

memiliki angkot sebesar Rp 3.748.360. Jumlah

tersebut merupakan penjumlahan penghasilan

supir angkot sebesar Rp 1.348.360 dan

penghasilan pemilik angkot sebesar Rp

2.400.000. Jelas terlihat selisih penghasilan

yang cukup besar antara supir angkot yang

memiliki angkot sendiri dan yang tidak

memiliki angkot. Maka wajar saja penghasilan

mayoritas supir angkot hanya mampu

Page 17: DESKRIPSI USAHA ANGKUTAN PERKOTAAN DI KOTA BOGOR · 2013-04-26 · Selama masa kuliah penulis aktif dalam berbagai kegiatan baik di dalam kampus maupun di ... motor Honda di Jakarta,

8

memenuhi kebutuhan hidup mendasar saja

karena biaya untuk sewa mobil angkot cukup

besar dan sangat membebani biaya operasional

mereka.

Kajian Pendapatan Pemilik Angkutan

Perkotaan

Hubungan antara supir angkot dan pemilik

angkot merupakan hubungan sewa-menyewa

angkot dengan besaran sewa tertentu per hari

yang biasa disebut setoran. Khusus untuk

trayek yang terkena sistem sift, setoran yang

dibayarkan adalah per satu setengah hari

karena angkot beroperasi dengan pola dua hari

beroperasi dan satu hari libur.

Pemilik angkutan perkotaan cenderung

membeli angkot secara mencicil. Hal ini dirasa

cukup efisien dari segi pemanfaatan uang.

Namun mereka tidak mendapatkan keuntungan

secara tunai per bulannya. Pemilik angkot

hanya dapat menjadikan pekerjaan ini sebagai

pekerjaan utama jika memiliki angkot yang

telah lunas.

Harga pembelian angkot sudah termasuk

harga mobil dan biaya izin. Harga angkot baru

saat ini Rp 88.000.000 dengan uang muka

sebesar Rp 10.000.000. Menurut Perda Kota

Bogor nomor 6 tahun 2008, biaya izin usaha

sebesar Rp 500.000 dibayarkan sekali saat

awal usaha dan biaya sebesar Rp 625.000

untuk izin trayek yang dibayarkan per tahun.

Pada kenyataannya, pemilik angkot

membayar keseluruhan biaya untuk pembelian

angkot baru dan izinnya berkisar antara Rp

110.000.000 hingga Rp 120.000.000 dengan

uang muka sebesar Rp 15.000.000. Besarnya

biaya tersebut tergantung trayek yang akan

dijalankan oleh pemilik angkot. Penambahan

biaya ini dikarenakan adanya pihak perantara

antara pemerintah dan pemilik angkot dalam

proses perizinannya. Pemilik angkot

membayar biaya izin dan angkot baru menjadi

satu kesatuan kepada pihak perantara tersebut.

Sehingga yang akan dihitung untuk kelayakan

usaha ini adalah biaya yang sebenarnya

dikeluarkan oleh pemilik angkot. Biaya

sebesar Rp 115.000.000 akan dijadikan contoh

untuk penghitungan analisis finansialnya

. Pemasukan yang diterima oleh pemilik

angkot yang dijadikan responden rata-rata

sebesar Rp 120.000 per 24 jam. Pengeluaran

operasionalnya sebesar Rp 1.000.000 per

bulan. Biaya KIR, pajak tahunan, dan retribusi

trayek dibayarkan per tahun namun dihitung

pengeluarannya per bulan (Tabel 8). Sehingga

keuntungan per bulan yang diperoleh pemilik

angkot sebesar Rp 2.600.000. Besarnya

angsuran angkot per bulan adalah Rp

2.400.000 selama 42 bulan. Sisanya sebesar Rp

200.000 per bulan disimpan sebagai ganti

pembayaran uang muka dan biaya izin di awal

usaha senilai total Rp 16.125.000.

Tabel 8 Rincian pengeluaran operasional

pemilik angkot per bulan

Pengeluaran Jumlah (Rp)

Oli 70.000

Montir 300.000

Pajak tahunan 41.666

KIR 16.666

Izin trayek 52.000

Aki 60.000

Ban 200.000

Lainnya 260.000

Total 1.000.332

Pemasukan pemilik angkot adalah senilai

Rp 31.200.000 per tahun. Sehingga Masa

Pengembalian Investasi (MPI) adalah selama

tiga tahun dan delapan bulan. Artinya pemilik

angkot akan memperoleh modalnya kembali

setelah usahanya berjalan selama 44 bulan.

selama masa itu pemilik yang masih memiliki

tanggungan cicilan angkot tidak akan

mendapatkan keuntungan secara finansial.

MPI= 115.000.000

31.200.000×1 tahun

MPI= 3,63 tahun

NPV= 200.000

(1+0,065/12)t

120

t=1

-16.125.000

NPV= Rp 1.113.700

Besaran uang disimpan senilai Rp 200.000

per bulan dibayarkan selama usia usaha

angkot, yaitu 10 tahun. Uang tersebut sama

dengan pengertian uang kas bersih yang masuk

per bulan. Tingkat suku bunga Bank Indonesia

untuk tahun 2010 sebesar 6.5%. Net Present

Value (NPV) yang diperoleh sebesar Rp

1.113.700. Karena NPV bernilai positif, maka

usaha ini layak untuk dijalankan ditinjau dari

pihak pemilik angkot.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan,

rata-rata angkot di Kota Bogor terisi empat

orang penumpang. Hari kerja dan hari libur

memiliki rata-rata jumlah penumpang yang

sama banyak.

Page 18: DESKRIPSI USAHA ANGKUTAN PERKOTAAN DI KOTA BOGOR · 2013-04-26 · Selama masa kuliah penulis aktif dalam berbagai kegiatan baik di dalam kampus maupun di ... motor Honda di Jakarta,

9

Sebagian besar supir angkot berlatar

belakang pekerjaan sebagai karyawan. Alasan

memilih pekerjaan supir angkot dikarenakan

mereka tak memiliki kemampuan lainnya

sehingga daripada menganggur lebih baik

mereka bekerja sebagai supir angkot. Lebih

dari separuh supir angkot merasa untung

menjalani pekerjaan supir angkot namun

sebagian besar tidak ingin tetap bekerja

sebagai supir angkot untuk lima tahun

mendatang.

Rata-rata penghasilan supir angkot sebesar

Rp 1.348.360 telah memenuhi UMR Kota

Bogor sehingga usaha ini layak dijalankan

menurut pihak supir angkot. Sedangkan

pemilik angkot tidak dapat menjadikan usaha

angkot ini sebagai pekerjaan utama jika tidak

memiliki angkot yang telah lunas cicilannya,

karena jika masih mencicil maka keuntungan

perbulannya akan habis untuk biaya cicilan

angkot. Jika dilihat dari NPV sebesar Rp

1.113.700 maka usaha ini juga masih

menguntungkan untuk dijalankan oleh pemilik

angkot. Waktu yang dibutuhkan oleh pemilik

angkot untuk mendapatkan modalnya kembali

adalah selama 44 bulan.

Saran

Penelitian selanjutnya diharapkan mampu

mengukur jumlah penumpang angkot lebih

akurat dengan menambah lokasi pengamatan.

Lokasi pengamatan yang dipilih hendaknya

mampu mengatasi masalah tidak meratanya

jumlah penumpang yang naik dan turun pada

beberapa lokasi.

DAFTAR PUSTAKA

Cochran, WG. 1991. Teknik Penarikan

Sampel. Rudiansyah, Erwin R,

penerjemah. Jakarta: UI-Press.

Daniel, WW. 1990. Applied Nonparametric

Statistics. Boston: PWS-KENT

Publishing.

Gittinger, JP. 1986. Analisa Ekonomi Usaha-

usaha Pertanian. Jakarta: UI-Press.

Soekarwati. 1995. Dasar Penyusunan Evaluasi

Usaha. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Umar, H. 2007. Studi Kelayakan Bisnis :

Teknik Menganalisis Kelayakan Rencana

Bisnis secara Komprehensif Ed ke-3.

Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Page 19: DESKRIPSI USAHA ANGKUTAN PERKOTAAN DI KOTA BOGOR · 2013-04-26 · Selama masa kuliah penulis aktif dalam berbagai kegiatan baik di dalam kampus maupun di ... motor Honda di Jakarta,

10

LAMPIRAN

Page 20: DESKRIPSI USAHA ANGKUTAN PERKOTAAN DI KOTA BOGOR · 2013-04-26 · Selama masa kuliah penulis aktif dalam berbagai kegiatan baik di dalam kampus maupun di ... motor Honda di Jakarta,

11

Lampiran 1 Kuesioner Supir Angkot

Karakteristik Responden

Nama : ______________________________

Usia : ________ Tahun

Domisili : ______________________________

Suku : ___________________

Pendidikan Terakhir : [1] Tidak sekolah/belum tamat SD [2] Tamat SD dan SMP

[3] Tamat SMA [4] Diploma/Sarjana

Status Pernikahan : [1] Belum menikah [2] Sudah menikah

Pertanyaan Utama

P1. Apakah Anda memiliki SIM : [1] Tidak memiliki SIM [2] Memiliki SIM

P2. Status supir : [1] Supir asli [2] Supir pengganti/tidak

tetap

P3. Apakah supir angkot merupakan pekerjaan utama Anda?

[1] Ya [2] Tidak

P4. Jika tidak, apa pekerjaan utama anda? ___________________________________________

P5. Apa pekerjaan Anda sebelum menjadi supir angkot? ________________________________

P6. Apa alasan Anda menjadi supir angkot? __________________________________________

P7. Sudah berapa lama Anda menjadi supir angkot? __________ bulan

P8. Apa merek/tahun mesin kendaraan yang Anda gunakan saat ini? Merek : _______________

Tahun : _______________

P9. Berapa lama total jam kerja Anda sebagai supir angkot per hari? __________ jam

P10. Berapa banyak rit yang Anda capai dalam satu hari kerja? ___________ rit

P11. Berapa besar pendapatan kotor Anda dalam satu hari kerja? Rp. _________________

P12. Berapa besar saving Anda dalam satu hari kerja? Rp. _________________

P13. Berapa banyak bahan bakar yang digunakan dalam satu hari kerja? _____________ liter

P14. Berapa besar biaya operasional yang Anda keluarkan untuk :

1. Retribusi : Rp. _________________

2. Cuci kendaraan : Rp. _________________

3. Upah calo/kernet : Rp. _________________

4. Makan di luar jam kerja : Rp. _________________

5. Kopi/teh/rokok : Rp. _________________

6. Lain – lain : Rp. _________________

P15. Jenis kepemilikan angkot yang Anda kendarai saat ini?

[1] Milik pribadi [2] Bukan milik pribadi (langsung ke P18)

P16. Apakah membeli mobil angkot dengan mencicil atau kontan?

[1] Mencicil [2] Kontan (langsung ke P18)

P17. Berapa biaya cicilan mobil angkot yang Anda keluarkan per bulan ? Rp. _________________

P18. Berapa biaya setoran yang Anda keluarkan per hari kerja? Rp. _________________

P19. Menurut Anda apakah pekerjaan supir angkot menguntungkan?

[1] Ya [2] Tidak

Alasan : _________________________________________________________

P20. Apakah Anda akan tetap menjadi supir angkot dalam 5 tahun mendatang?

[1] Ya [2] Tidak

Alasan : _________________________________________________________

Page 21: DESKRIPSI USAHA ANGKUTAN PERKOTAAN DI KOTA BOGOR · 2013-04-26 · Selama masa kuliah penulis aktif dalam berbagai kegiatan baik di dalam kampus maupun di ... motor Honda di Jakarta,

12

Lampiran 2 Panduan Wawancara Kepada Pemilik Angkot

Syarat menjadi responden:

1. Calon responden memiliki minimal tiga buah angkot di Kota Bogor

2. Calon responden haruslah paham mengenai arus kas dan pengaturan usaha angkot di Kota

Bogor

Tanyakan:

1. Identitas responden

2. Jumlah angkot yang dimiliki beserta trayeknya

3. Jumlah angkot yang telah lunas/belum lunas

4. Tahun produksi angkot

5. Biaya investasi

6. Arus kas bulanan dan tahunan

7. Komentar mengenai pengaturan usaha angkot yang telah dilakukan pemerintah

Page 22: DESKRIPSI USAHA ANGKUTAN PERKOTAAN DI KOTA BOGOR · 2013-04-26 · Selama masa kuliah penulis aktif dalam berbagai kegiatan baik di dalam kampus maupun di ... motor Honda di Jakarta,

13

Lampiran 3 Jumlah angkutan kota tiap trayek

Kode Trayek Jumlah Angkot

01 Cipinang Gading - Terminal Merdeka 52

01A Terminal Baranangsiang - Ciawi 170

02 Sukasari - Terminal Bubulak 572

03 Terminal Baranangsiang – Terminal Bubulak 382

04 Warung Nangka - Ramayana 184

05* Ramayana – Cimahpar 162

06* Ramayana – Ciheuleut 157

07* Terminal Merdeka – Ciparigi 226

07A Pasar Anyar – Pondok Rumput 51

08* Warung Jambu – Ramayana 147

08A Ramayana - Taman Kencana - Wr. Jambu 80

09 Sukasari – Ciparigi 141

10 Bantar Kemang – Terminal Merdeka 100

11* Pajajaran Indah – Pasar Bogor 53

12 Pasar Anyar – Cimanggu 180

13* Bantar Kemang – Ramayana 154

14 Sukasari – Pasir Kuda - Terminal Bubulak 100

15 Sindang Barang Jero - Terminal Merdeka 105

16 Pasar Anyar – Selabenda 219

17 Pomad – Tanah Baru – Bina Marga 55

18 Ramayana – Mulyaharja 58

19 Terminal Bubulak – Kencana 39

20 Pasar Anyar - Vila Mutiara 26

*Merupakan trayek dengan sistem sift

Lampiran 4 Lokasi pengamatan jumlah penumpang

Lokasi Trayek yang diamati

Air Mancur 12, 20, 07, 07A

Auto 2000 18, 19

Bale Binarum 11, 13, 01A, 09

BTM 10, 01, 02, 05, 08, 08A

Empang 10, 18, 01, 02, 04

Hero Pajajaran 13, 01A, 06, 09

Pangrango Plasa 13, 03, 05, 06, 08, 08A, 09

Perempatan Cimanggu 12, 07

Pertigaan Gn. Batu 14, 02, 03

Page 23: DESKRIPSI USAHA ANGKUTAN PERKOTAAN DI KOTA BOGOR · 2013-04-26 · Selama masa kuliah penulis aktif dalam berbagai kegiatan baik di dalam kampus maupun di ... motor Honda di Jakarta,

14

Lampiran 5 Karakteristik responden

Karakteristik Responden berdasarkan

Domisili

Karakteristik Responden berdasarkan Usia

Karakteristik Responden berdasarkan Status

Pernikahan

Karakteristik Responden berdasarkan Suku

Karakteristik Responden berdasarkan

Pendidikan

0

20

40

60

80

100

Kabupaten Kota

16.67

83.33

0

5

10

15

20

25

30

35

17-25

tahun

26-35

tahun

36-45

tahun

Diatas 45

tahun

16

28

34

22

0

20

40

60

80

100

Belum Menikah Sudah Menikah

14

86

0

20

40

60

80

100

Lainnya Jawa Sunda

4 6.67

89.33

0 20 40 60 80

Tidak

Sekolah/Belum

Tamat SD

Tamat SMA

Tamat SD/SMP

4,67

34,67

60,67

Page 24: DESKRIPSI USAHA ANGKUTAN PERKOTAAN DI KOTA BOGOR · 2013-04-26 · Selama masa kuliah penulis aktif dalam berbagai kegiatan baik di dalam kampus maupun di ... motor Honda di Jakarta,

15

Lampiran 6 Tabulasi silang lama menjadi supir dan pendidikan

Lama menjadi

Supir

Tidak Sekolah Tamat SD Tamat SMA

0-4 2,001

6,822

42,863

18,00

61,36

29,67

9,33

31,82

26,92

5-10 0,67

2,56

14,29

14,67

56,41

24,81

10,67

41,03

30,77

11-15 1,33

5,71

28,57

13,33

57,41

21,98

8,67

37,14

25,00

Diatas 15 0,67

3,13

14,29

14,67

68,75

24,18

6,00

28,13

17,31

Lampiran 7 Tabulasi silang pendidikan dan usia

Pendidikan 19-29 30-37 38-45 Diatas 45

Tamat SD 17,331

28,572

68,423

12,67

20,88

54,29

18,00

29,67

61,36

12,67

20,88

57,58

Tamat SMA

Tidak Sekolah

8,00

23,08

31,58

0

0

0

9,33

26,92

40,00

1,33

28,57

5,71

10,67

30,77

36,36

0,67

14,29

2,27

6,67

19,23

30,30

2,67

57,1

12,12

Lampiran 8 Tabulasi silang lama menjadi supir dan usia

Lama menjadi

Supir

19-29 30-37 38-45 Diatas 45

0-4 14,671

50,002

57,893

6,00

20,45

25,71

3,33

11,36

11,36

5,33

18,18

24,24

5-10 10,00

38,46

39,47

7,33

28,21

31,43

6,00

23,08

20,45

2,67

10,26

12,12

11-15 0

0

0

9,33

40,00

40,00

11,33

48,57

38,64

2,67

11,43

12,12

Diatas 15 0,67

3,13

2,63

0,67

3,13

2,86

8,67

40,63

29,55

11,33

53,13

51,52

1Persentase terhadap jumlah total

2Persentase terhadap jumlah per baris

3 Persentase terhadap jumlah per kolom