Upload
others
View
12
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA ANGKATAN 2014 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun oleh:Maria Dominika Efi Cahyani
NIM: 121114023
PROGAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELINGJURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA ANGKATAN 2014 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun oleh:Maria Dominika Efi Cahyani
NIM: 121114023
PROGAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELINGJURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
Tuhan tak akan terlambat, juga tak akan lebih cepat.Semuanya......
Dia jadikan indah tepat pada waktuNya
Menjadi hebat bukan tentang menaklukkan dunia dan
seisinya, tapi menaklukan ego diri sendiri dan menguasai
diri.
-M Dominika Efi.C –
Berproses butuh kerendahan hati, konsistensi, strategi dan keteguhan niat untuk sampai pada apa yang diharapkan.
-M Dominika Efi.C –
Jadilah pemberani. Ambilah resiko. Tidak ada yang dapat menggantikan pengalaman.
–Paulo Celho-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Saya persembahkan karya ini bagi....
Tuhan Yesus yang selalu menopang dan memberi kekuatan
dalam hidup
Kedua Orang tua Tercinta
Yohanes Jimin Cahyono dan Franciska Wawuk Sudarsih
Adik yang Tercinta
Mariano Indra Dwi Cahyono
Pembimbing yang selalu sabar dan telaten membantu
selama proses ini hingga berakhir
Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas
Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
DESKRIPSI TINGKAT ADVERSITY QUOTIENT MAHASISWA ANGKATAN 2014 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
Maria Dominika Efi CahyaniUniversitas Sanata Dharma
2016Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang tingkat
Adversity Quotient mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2014 dan membuat usulan program untuk mengembangkan Adversity Quotient dalam diri mereka.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode penelitian survei. Subjek penelitian adalah seluruh mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014. Instrumen penelitian yang digunakan berupa kuesioner yang sudah ada lalu kemudian dimodifikasi. Kuesioner initerdiri dari empat aspek, yaitu control, O2 (origin dan ownership), reach danendurance. Kuesioner dan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitiantingkat Adversity Quotient mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 ini, berdasarkan kuesioner dan pengkategorisasian dalam buku karangan Paul G. Stoltz yang sudah dikembangkan. Terdapat lima tingkat dalam pengkategorisasian Adversity Quotient mahasiswa angkatan 2014, yaitu tinggi, sedang, cukup, kurang dan rendah.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2014, memiliki tingkat Adversity Quotient sebagai berikut: 4 (6%) cukup, 52 (84%) sedang, 5 (8%) kurang dan 1 (2%) rendah dan tidak ada mahasiswa yang berada pada kategori tinggi. Melalui hasil diatas, maka diusulkan suatu program yang dapat mengembangkan Adversity Quotient mahasiswa angkatan 2014. Usulan program yang dapat diberikan pada mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2014 ialah melalui program pengembangan diri dengan kegiatan sharing di luar dan di dalam kampus bersama dosenpembimbing akademik dan teman-teman kelas yang dilanjutkan dengan outbond mengenai adversity quotient.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
THE DESCRIPTION OF THE ADVERSITY QUOTIENT AMONG THE STUDENTS OF BATCH 2014 OF THE GUIDANCE AND COUNSELING
STUDY PROGRAM SANATA DHARMA UNIVERSITY
Maria Dominika Efi CahyaniSanata Dharma University
2016
This research aims to describe about the level of Adversity Quotient students among the of Guidance and Counseling Program Sanata Dharma University batch 2014 and to propose a program to develop Adversity Quotient in themselves.
The type of this research is descriptive quantitative research with survey method research. The research subjects were all students of Guidance and Counseling Program batch 2014. The research instrument used existingquestionnaires which was then modified. This questionnaire consists of four aspects that is control, O2 (origin and ownership), reach, and endurance. Questionnaire and data analysis techniques were used to investigete the level of Adversity Quotient among the students of Guidance and Counseling Program batch 2014, based on questionnaires and categorization proposed by Paul G. Stoltz. There are five levels in the categorization of Adversity Quotient among thestudents batch 2014, namely, high, medium, sufficient, and low.
The result of this research indicates that students of Guidance and Counseling Program Sanata Dharma University batch 2014, have a level Adversity Quotient as follows: 4 (6%) sufficient, 52 (84%) medium, 5 (8%) poorand 1 (2%) and no students at the high category. Based on the results above, it is proposed a program which can develop students Adversity Quotient. The proposed program that can be given to students of Guidance and Counseling Sanata Dharma University batch 2014 is self-development to sharing activities outside and inside in the campus with academic advisors and classmates, followed by outbound adversity quotient.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat
dan anugrahNya yang luar biasa, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik. Tidak sedikit tantangan serta godaan yang dialami penulis selama
menyelesaikan skripsi ini, namun karena kasih dari Tuhan Yesus dan Bunda
Maria semua dapat terlewati. Penulis juga menghaturkan banyak terimakasih
kepada pihak-pihak yang telah membimbing, membantu, mendukung serta
mendoakan selama proses menyelesaikan skripsi dan mohon maaf atas kesalahan
maupun kekurangan yang ada pada skripsi ini.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis haturkan terima kasih
kepada :
1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
2. Dr. Gendon Barus, M.Si., selaku kepala Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
3. Ag. Krisna Indah Marheni, S.Pd.,M.A, selaku dosen pembimbing yang
dengan sabar telah memberikan waktu, motivasi, ilmu, serta banyak
pembelajaran hidup yang diberikan selama proses penulisan skripsi ini.
4. Bapak dan Ibu Dosen di Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membagikan serta
membekali berbagai ilmu pengetahuan yang sangat berguna bagi penulis.
5. Bapak Stefanus Priyatmoko yang dengan sabar dan tulus membantu pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
bidang administrasi selama penulis menempuh studi di Program Studi
Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
6. Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 atas
kerjasama dan kesediaannya untuk mengisi kuesioner penelitian ini.
7. Orangtuaku tercinta Bapak Yohanes Jimin Cahyono dan Mamak Franciska
Wawuk Sudarsih yang senantiasa mendukung serta mendoakan dan selalu
mengajariku untuk selalu berjuang dan sabar selama kuliah dan proses
penyelesaian skripsi ini.
8. Adikku tercinta Mariano Indra Dwi Cahyono terimakasih atas semangat,
keceriaannya, serta doa dan cinta yang diberikan selama ini.
9. Teman-teman seperjuangan prodi Bimbingan dan Konseling angkatan
2012 yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu, kalian istimewa dan luar
biasa. Terimakasih buat canda, tawa, kerjasama, dan semua kenangannya
selama ini.
10. Keluarga kost Wisma Rosari lama (Dila, Rani, Nelly, mbak Susi, mbak
Lintang, mbak Deta, kak Atik, mbak Ria, Olin, Tata, Regina) yang telah
memberikan semangat, kebersamaan dan dukungan kepada penulis selama
4 tahun ini.
11. Para Sahabatku dan teman dekat yang selalu ada dan selalu memberi
semangat serta dukungannya hingga saat ini.
12. Para KEPETER’s terimakasih untuk cinta,kebersamaan,pengalaman dan
kegilaannya selama ini.
13. Semua Pihak yang telah mendukung dan membantu dalam proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
pembuatan hingga penyelesaian tugas akhir ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan
yang dilakukan selama proses pembuatan tugas akhir ini. Oleh karena itu,
penulis mohon maaf kepada semua pihak yang telah dirugikan atas
kesalahan dan kekurangan tersebut. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi
siapapun yang membaca.
Yogyakarta,31 Oktober 2016
Maria Dominika Efi Cahyani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................. iii
HALAMAN MOTTO...................................................................................iv
HALAMAN PERSEMBAHAN....................................................................v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA.....................................................vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA.......vii
ABSTRAK..................................................................................................viii
ABSTRACT....................................................................................................ix
KATA PENGATAR......................................................................................x
DAFTAR ISI ..............................................................................................xiii
DAFTAR TABEL ......................................................................................xvi
DAFTAR GRAFIK....................................................................................xvii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................xviii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................xix
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................1
B. Identifikasi Masalah ...........................................................................7
C. Pembatasan Masalah ..........................................................................8
D. Rumusan Masalah ..............................................................................8
E. Tujuan Penelitian ................................................................................8
F. Manfaat Penelitian ..............................................................................9
G. Definisi Istilah ..................................................................................10
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat Adversity Quotient.................................................................11
1. Pengertian Adversity Quotient.....................................................11
2. Aspek-aspek Adversity Quotient.................................................12
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Adversity Quotient............ 15
4. Karakteristik Individu Berdasarkan Adversity Quotient.............19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
B. Hakikat Mahasiswa..............................................................................21
1. Pengertian Mahasiswa .................................................................21
2. Tujuan Utama Mahasiswa ...........................................................22
3. Adversity Quotient pada Mahasiswa ...........................................22
4. Tipologi Adversity Quotient Mahasiswa .....................................23
C. Adversity Quotient dilihat dari Hirarki Kebutuhan Maslow...............25
D. Kerangka Berpikir...............................................................................28
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian.................................................................................30
B. Tempat dan Waktu Penelitian...........................................................30
C. Subjek Penelitian...............................................................................31
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data....................................... 31
1. Teknik Pengumpulan Data...........................................................31
2. Instrumen Pengumpulan Data......................................................33
F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian.................................34
1. Validitas Instrumen Penelitian....................................................34
2. Reliabilitas Instrumen Penelitian................................................36
G. Teknik Analisis Data..........................................................................38
BAB IV. HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN,DAN USULAN PROGRAM
PENGEMBANGAN DIRI
A. Hasil Penelitian.................................................................................40
1.Tingkat Adversity Quotient Mahasiswa Angkatan 2014...............40
2.Tingkat Adversity Quotient dilihat dari Setiap Aspek...................42
3.Analisis Hasil Berdasarkan Tipologi Adversity Quotient..............48
B. Pembahasan.......................................................................................49
C. Aspek terendah dan Usulan Program Program Pengembangan
Adversity Quotient Mahasiswa Angkatan 2014................................55
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan...........................................................................................57
B. Saran.................................................................................................58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................60
LAMPIRAN............................................................................................... 62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jumlah Subjek Penelitian.................................................................31
Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Adversity Quotient...........................................34
Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas Item Adversity Quotient................................37
Tabel 3.4 Kriteria Guilford ............................................................................37
Tabel 3.5 Norma Kategorisasi .......................................................................39
Tabel 4.1 Hasil Tingkat Adversity Quotient Mahasiswa angkatan 2014 .........40
Tabel 4.2 Hasil Aspek Control pada Mahasiswa angkatan 2014 .....................42
Tabel 4.3 Hasil Aspek O2 pada Mahasiswa angkatan 2014..............................43
Tabel 4.4 Hasil Aspek Reach (jangkauan) pada Mahasiswa angkatan 2014....44
Tabel 4.5 Hasil Aspek Endurance pada Mahasiswa angkatan 2014.................45
Tabel 4.6 Rekapitulasi hasil analisis Aspek adversity quotient ........................46
Tabel 4.7 Kategorisasi Berdasarkan Tipe Adversity Quotient...........................48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Tingkat Adversity Quotient Mahasiswa angkatan 2014...................41
Grafik 4.2 Aspek Control pada Mahasiswa angkatan 2014 ..............................42
Grafik 4.3 Hasil Aspek O2 pada Mahasiswa angkatan 2014..............................43
Grafik 4.4 Hasil Aspek Reach (jangkauan) pada Mahasiswa angkatan 2014....44
Grafik 4.5 Hasil Aspek Endurance pada Mahasiswa angkatan 2014.................45
Grafik 4.6 Rekapitulasi hasil analisis Aspek adversity quotient.........................47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Piramida Kebutuhan Maslow .......................................................28
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ........................................................................29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Tabulasi Data Validitas ...........................................................62
Lampiran 2 Kuesioner Adversity Quotient...................................................67
Lampiran 3 Tabulasi Data Penelitian ..........................................................81
Lampiran 4 Surat Penelitian.........................................................................83
Lampiran 5 Usulan Program Pengembangan Diri.......................................84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB IPENDAHULUAN
Pada bab pendahuluan ini dipaparkan latar belakang masalah, identifikasi
masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan definisi istilah.
A. Latar Belakang Masalah
Adversity quotient merupakan kemampuan atau kecerdasan
seseorang untuk dapat bertahan menghadapi kesulitan-kesulitan dan
mampu mengatasi tantangan hidup menurut Stoltz (2000). Seseorang yang
memiliki tingkat adversity quotient yang tinggi akan mampu menghadapi
rintangan atau halangan yang menghadang dalam mencapai tujuan. Sukses
tidaknya seorang individu dalam pekerjaan maupun kehidupannya
ditentukan oleh adversity quotient Stoltz (2000).
Memiliki adversity quotient mempunyai banyak keuntungan dalam
proses kehidupan. Adversity quotient dapat mengungkapkan: (1) seberapa
jauh individu mampu bertahan menghadapi kesulitan dan kemampuan
untuk mengatasinya; (2) siapa yang akan mampu mengatasi kesulitan dan
siapa yang akan hancur; (3) siapa yang akan melampaui harapan harapan
atas kinerja dan potensi mereka serta siapa yang akan gagal; dan (4) siapa
yang akan menyerah dan siapa yang akan bertahan (Stoltz, 2000).
Salah satu cara untuk mengatasi tantangan atau kesulitan bagi
setiap individu yaitu dengan meningkatkan adversity quotient. Tingkat
adversity quotient seseorang diukur berdasarkan empat dimensi yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Control (kendali), Origin & Ownership (asal usul dan pengakuan), Reach
(jangkauan), dan Endurance (daya tahan) yang biasa disingkat dengan
CO2RE, Stoltz (2000).
Adversity qoutient dimiliki oleh setiap individu, hal ini dapat
berpengaruh besar terhadap sikap individu tersebut dalam menghadapi
tantangan serta kesulitan dalam hidup. Hal ini dapat dilihat pada tiga
macam tipologi individu berdasarkan tingkat adversity quotient antara lain
yaitu quitters (mereka yang berhenti), campers (mereka yang berkemah)
dan climbers(mereka yang terus mendaki). Pada ketiga tipe ini akan
berbeda dalam menyikapi setiap proses dan kesulitan hidup. Maka dari itu
adversity quotient ini penting untuk kita kembangkan dalam diri.
Seorang mahasiswa pun harus memiliki adversity qoutient untuk
menyelesaikan semua tugas dan tanggung jawabnya. Seseorang
mahasiswa yang memiliki adversity quotient yang baik serta dapat
mengembangkannya dalam diri mereka, hal ini akan sangat berpengaruh
pada proses kehidupan mahasiswa tersebut. Mahasiswa ini akan terlihat
lebih mampu mengatur dan mengolah dirinya ketika menghadapi
persoalan serta tantangan.
Inilah mengapa pentingnya adversity quotient itu ada pada diri
mahasiswa dan harus selalu dikembangkan, karena hal ini akan
mempengaruhi proses kehidupan mahasiswa. Namun, hal itu sangat
disayangkan ketika pada diri mahasiswa kurang memiliki adversity
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
qoutient yang tinggi, sehingga dalam melaksanakan setiap tugas dan
tanggung jawab terlihat sangat tidak antusias.
Persoalan seperti itu juga terlihat pada mahasiswa angkatan 2014
program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang
sedang melaksanakan magang disela-sela kuliah. Tidak hanya kesibukan
secara akademik saja, melainkan ada kesibukan non akademik yang
mereka ikuti, seperti kepanitian dalam sebuah kegiatan ataupun organisasi.
Selama mahasiswa angkatan 2014 ini disibukkan dengan berbagai
kegiatan, terlihat sekali bahwa tingkat adversity qoutient ini belum terlihat
tinggi pada diri mahasiswa. Seperti halnya pada proses magang yang
sedang dilaksanakan oleh mahasiswa, banyak sekali permasalahan yang
terjadi. Permasalahan itu seperti kurangnya proaktif dalam diri mahasiswa,
hal ini terbukti ketika para mahasiswa angkatan 2014 sudah menjalankan
magang selama tiga minggu, ada beberapa kelompok yang belum
melaksanakan serta mengerjakan tugas magang yang harus mereka
selesaikan. Alasan mereka belum melaksanakan tugas itu karena mereka
diminta sekolah untuk mengerjakan tugas lain sehingga tidak ada waktu
untuk menyelesaikan tugas magang yang dari kampus.
Lain halnya dengan ungkapan yang disampaikan seorang
mahasiswa dari kelompok yang sudah mengerjakan tugas, mereka
mengatakan sesibuk apapun harus pintar cari waktu untuk menyelesaikan
tugas dan tanggungjawab yang ada. Hal itu karena menurut mereka sudah
menjadi tanggungjawab setiap pribadi. Selain itu ada beberapa mahasiswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
yang menganggap semua tugas itu mudah sehingga ada kecenderungan
dari dalam diri mereka untuk menunda. Dari permasalahan ini terlihat jelas
bahwa tingkat adversity quotient ini belum terlihat tinggi dalam diri
beberapa mahasiswa angkatan 2014.
Berdasarkan wawancara singkat peneliti dengan beberapa
mahasiswa angkatan 2014 program studi Bimbingan dan Konseling,
mereka mengatakan bahwa mereka mengeluh dengan banyaknya tugas,
lalu magang yang bersamaan proses perkuliahan yang aktif sehingga
mereka merasa capek. Meskipun magang ini hanya seminggu tiga kali,
tetapi mereka merasa sulit untuk membagi waktu. Selain kuliah dan
magang, ada beberapa kegiatan yang mereka lakukan yang membuat
semakin sulit mengatur waktu. Mereka mengatakan lebih sering menunda
tugas yang diberikan serta bermalas-malasan dalam melaksanakan atau
melakukan kegiatan.
Berdasarkan observasi peneliti pada mahasiswa angkatan 2014
yang sedang mengerjakan tugas di kampus atau sedang kerja kelompok,
peneliti mengamati bahwa ada beberapa mahasiswa yang adversity
quotientnya terlihat rendah ketika proses mengerjakan tugas. Hal ini
terlihat ketika mereka sedang diskusi, ada beberapa mahasiswa yang hadir
saja dalam kelompok tanpa ikut berpartisipasi dalam diskusi membahas
tugas tersebut. Tidak hanya persoalan itu saja, tetapi ada mahasiswa yang
tidak hadir ketika mengerjakan tugas kelompok, bahkan ada mahasiswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
yang mengatakan masih bermalas-malasan untuk mengerjakan tugas
individu karena tugas yang terlalu banyak.
Selama proses observasi bukan hanya mahasiswa yang memiliki
adversity quotient rendah saja yang peneliti temukan, melainkan peneliti
juga menemukan ada cukup banyak mahasiswa yang terlihat memiliki
adversity quotient yang tinggi. Hal ini terlihat dari cara beberapa
mahasiswa yang sangat aktif ketika proses kerja kelompok. Selain itu ada
beberapa mahasiswa ketika ditanya tentang bagaimana dengan proses
kuliah di semester ini, mereka mengatakan bahwa semester ini sungguh
luar biasa membuat pusing dan stres terutama dalam membagi waktu,
namun para mahasiswa ini berusaha tetap menjalani dengan semangat dan
senang hati. Dari hal ini terlihat bahwa beberapa mahasiswa angkatan
2014 ini memiliki adversity quotient yang tinggi, di mana tidak
menganggap persoalan sebagai tantangan, melainkan persoalan datang itu
untuk dihadapi.
Menurut Stoltz (2000), adversity quotient ini dapat terbangun oleh
beberapa hal, yaitu dengan adanya control (kendali) dalam diri individu,
adanya origin and ownership (asal usul dan pengakuan), ada reach
(jangkauan) di mana individu ini mampu membatasi jangkauan dalam
setiap permasalahan dan yang terakhir, dalam diri individu harus ada
endurance (daya tahan) di mana individu tersebut harus mampu melihat
bahwa penyebab kegagalan atau persoalan itu sebagai hal yang sementara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
bukan hal yang membuat dirinya tidak bertahan atau menyerah pada
situasi yang terjadi.
Pengembangan serta peningkatan adversity quotient ini sangat
penting pada diri mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling
yang sedang berjuang untuk menjadi seorang konselor nantinya. Hal ini
juga didukung bahwa program studi Bimbingan dan Konseling memiliki
visi dan misi yaitu membentuk konselor-konselor yang tangguh. Menjadi
konselor yang tangguh perlu memiliki adversity qoutient yang tinggi,
sehingga mahasiswa dapat mengatasi segala permasalahan dengan baik
dan bijak tanpa perlu mengeluh dengan segala aktivitas yang ada. Jika
setiap mahasiswa memiliki adversity qoutient yang tinggi, dan mampu
mengolah serta mempertahankan adversity qoutient mereka, maka
konselor-konselor yang tangguh akan terwujudkan.
Oleh sebab itu, untuk menjadi konselor yang tangguh setiap
mahasiswa harus meningkatkan dan mengembangkan adversity qoutient
pada diri mereka. Di mana ketika mahasiswa dapat meningkatkan dan
mengembangkan adversity quotient pada diri mereka, maka setiap tugas
dan tanggungjawab yang harus mereka kerjakan sebagai seorang
mahasiswa dapat terselesaikan dengan baik. Selain itu tidak ada sikap
mahasiswa yang menolak jika diberikan tugas oleh para dosen. Jika
semua itu dapat terwujudkan maka akan lahir konselor-konselor yang
tangguh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Oleh karena itu, dengan melihat semua peristiwa yang terjadi,
peneliti tertarik untuk mengangkat judul “Deskripsi Tingkat Adversity
Quotient Mahasiswa Angkatan 2014 Program Studi Bimbingan Dan
Konseling Universitas Sanata Dharma” dalam pemenuhan tugas akhir.
Dengan harapan peneliti dapat menemukan apakah adversity qoutient
pada diri mahasiswa angkatan 2014 tinggi atau rendah. Sehingga peneliti
dapat memberikan usulan kegiatan pengembangan diri pada program studi
Bimbingan dan Konseling mengenai peningkatan adversity qoutient, jika
hasil penelitian menunjukkan rendah.
B. Identifikasi Masalah
Berangkat dari latar belakang masalah di atas, terkait dengan
adversity quotient mahasiswa angkatan 2014, dapat diidentifikasikan
berbagai masalah sebagai berikut:
1. Kurangnya adversity qoutient mahasiswa sehingga ketika melaksanakan
kegiatan kurang antusias.
2. Ada beberapa mahasiswa yang mengganggap tugasnya mudah sehingga
menunda penyelesaian tugas.
3. Ada beberapa mahasiswa yang selalu mengeluh ketika diberi tugas dalam
perkuliahan dengan alasan capek magang, banyak kegiatan dan
kepanitiaan
4. Adversity quotient yang belum terlihat kuat pada mahasiswa angkatan
2014, ketika mereka menyelesaikan tugas kelompok maupun individu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
C. Pembatasan Masalah
Penelitian ini difokuskan pada tingkat adversity quotient mahasiswa angkatan
2014 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Seberapa tinggi adversity quotient yang dimiliki mahasiswa program
studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan
2014?
2. Aspek adversity quotient mana sajakah yang capaian skornya
teridentifikasi rendah, sebagai dasar usulan program meningkatkan
adversity quotient pada program studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma terkhusus bagi angkatan 2014?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Mendeskripsikan tingkat adversity quotient yang dimiliki
mahasiswa angkatan 2014 program studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma
b. Membuat usulan program pengembangan diri mahasiswa yang
sesuai mengenai tingkat adversity quotient yang dimiliki
mahasiswa angkatan 2014 program studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
F. Manfaat Penelitian
Beberapa manfaat penelitian ini sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan terhadap
pengembangan ilmu Bimbingan dan Konseling mengenai tingkat
adversity quotient yang harus dimiliki mahasiswa program studi
Bimbingan dan Konseling.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi program studi Bimbingan dan Konseling, hasil penelitian ini
dapat dijadikan salah satu informasi dalam penyusunan program
pengembangan diri mahasiswa.
b. Bagi para dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma. Hasil penelitian ini dapat menjadi
salah satu informasi yang dapat digunakan oleh Program Studi
Bimbingan dan Konseling dalam pembinaan atau peningkatan
adversity quotient yang ada dalam diri mahasiswa angkatan 2014.
c. Bagi mahasiswa angkatan 2014 Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, dapat
menggunakan hasil penelitian untuk melihat seberapa tinggi
tingkat adversity quotient yang ada dalam diri mereka. Sehingga
dapat berusaha untuk meningkannya lagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
G. Definisi Istilah
Beberapa istilah dalam judul penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:
a. Adversity quotient merupakan suatu kemampuan dalam diri individu
untuk dapat bertahan dalam kesulitan, memecahkan masalah, serta
mereduksi hambatan dari permasalahan-permasalahan yang sedang
terjadi yang dapat diukur dengan Control (kendali), Origin &
Ownership (asal usul dan pengakuan), Reach (jangkauan), dan
Endurance (daya tahan) yang biasa disingkat dengan CO2RE.
b. Mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi, baik di
universitas, institut atau akademi. Mahasiswa yang dimaksud dalam
penelitian adalah mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma angkatan 2014.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
BAB IIKAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini dipaparkan tentang hakikat adversity quotient, hakikat
mahasiswa, adversity quotient dilihat dari Hirarki kebutuhan Maslow, dan
kerangka berpikir.
A. Hakikat Adversity Quotient
1. Pengertian Adversity Quotient
Menurut kamus Inggris-Indonesia (2005), Adversity memiliki akar
kata “adverse” yang memiliki arti kejadian yang memiliki efek
merugikan, sedangkan adversity sendiri memiliki makna kesengsaraan
atau kemalangan. Adversity quotient juga dapat diartikan sebagai daya
juang (Departemen Pendidikan Nasional, 2007) yaitu kemampuan
mempertahankan atau mencapai sesuatu yang dilakukan dengan gigih.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005) mengungkapkan daya memiliki
definisi kemampuan melakukan sesuatu atau kemampuan untuk bertindak,
kekuatan, tenaga, upaya. Dari beberapa pengertian tersebut disimpulkan
bahwa adversity quotient merupakan kemampuan seseorang untuk
menghadapi permasalahan yang sedang dialami, serta mampu melihat
persoalan itu sebagai tantangan bukan hal yang menjatuhkan.
Nashori (2007) berpendapat bahwa adversity quotient merupakan
kemampuan seseorang dalam menggunakan kecerdasannya untuk
mengarahkan, mengubah cara berfikir dan tindakannya ketika menghadapi
hambatan dan kesulitan yang bisa menyengsarakan dirinya. Leman (2007)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
mendefinisikan adversity quotient secara ringkas, yaitu sebagai
kemampuan seseorang untuk menghadapi masalah
Sama halnya dengan yang diungkapkan oleh Stoltz (2000) adversity
quotient merupakan kemampuan atau kecerdasan seseorang untuk
bertahan menghadapi dan mengatasi kesulitan. Adversity Quotient (AQ)
atau daya juang memiliki 3 bentuk, yaitu adversity quotient sebagai
sebuah kerangka kerja konseptual yang baru untuk memahami dan
meningkatkan semua segi kesuksesan. Kedua, adversity quotient adalah
suatu ukuran untuk mengetahui respon individu dalam menghadapi suatu
kesulitan. Sedangkan bentuk yang ketiga adalah serangkaian peralatan
yang memiliki dasar ilmiah untuk memperbaiki respon individu terhadap
kesulitan.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa adversity
quotient merupakan suatu kemampuan individu untuk dapat bertahan
dalam menghadapi segala macam kesulitan sampai menemukan jalan
keluar, memecahkan berbagai macam permasalahan, mereduksi hambatan
dan rintangan dengan mengubah cara berfikir dan sikap terhadap kesulitan
tersebut.
2. Aspek-Aspek Adversity Quotient
Menurut Stoltz (2000) aspek-aspek adversity quotient terbagi
menjadi empat dimensi pokok, yaitu:
a. Control (kendali), kemampuan mengendalikan perasaan terhadap
permasalahan yang dihadapi. Pada situasi ini, individu diharapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
mampu merasakan kesulitan yang sedang terjadi, serta mengambil
seluruh tantangan secara lebih berani dan optimal. Aspek kendali ini
bersifat internal dan sangat individual. Oleh karena itu, apabila
semakin tinggi adversity quotient yang dimiliki individu, maka
besar kemungkinan individu itu mempunyai tingkat kendali yang
kuat atas berbagai kesulitan dan peristiwa hidup yang buruk.
Sebaliknya, semakin rendah adversity quotient seseorang,
maka besar kemungkinan individu merasa bahwa peristiwa-
peristiwa yang buruk berada diluar kendali. Rendahnya kendali
yang dirasakan memiliki pengaruh yang buruk terhadap
kemampuan seseorang untuk mengubah situasi sulit ataupun
peristiwa buruk yang tengah dialami. Individu yang kemampuan
kendalinya rendah, akan mudah menyerah dan sering menjadi tidak
berdaya saat menghadapi kesulitan.
b. Origin dan ownership (asal usul dan pengakuan), mempertanyakan
dua hal yakni: “yang” menjadi penyebab dari suatu kesulitan dan
“sejauh mana” individu mengakui akibat-akibat yang ditimbulkan
oleh situasi yang sulit. Origin sendiri terkait dengan rasa bersalah.
Individu yang memiliki adversity quotient rendah, cenderung
menempatkan rasa bersalah yang tidak semestinya atas peristiwa
buruk yang terjadi. Dapat dikatakan bahwa individu tersebut
cenderung melihat dirinya sendiri sebagai satu-satunya penyebab
atau asal-usul dari kesulitan yang dialami. Sebaliknya, individu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
yang memiliki adversity quotient tinggi, cenderung melihat sumber
kesulitan itu berasal dari oranglain atau dari luar dan menempatkan
perannya pada tempat yang wajar. Adversity quotient mengajarkan
individu untuk bisa meningkatkan rasa tanggung jawab sebagai
salah satu cara memperluas kendali, pemberdayaan dan motivasi
dalam mengambil tindakan atau keputusan tertentu. Individu yang
memiliki adversity quotient tinggi tidak akan mempersalahkan
orang lain sambil mengelakkan tanggung jawab, namun individu
tersebut akan cenderung mengakui akibat-akibat yang ditimbulkan
oleh kesulitan.
c. Reach (jangkauan), aspek reach ini mempertanyakan sejauh mana
kesulitan akan menjangkau bagian lain dari kehidupan individu.
Respon adversity quotient yang rendah akan membuat kesulitan
menyebar ke bagian lain kehidupan individu. Semakin rendah
adversity quotient seseorang, kemungkinan besar individu
menganggap peristiwa-peristiwa buruk sebagai bencana yang
merasuki wilayah kehidupannya. Semakin tinggi adversity quotient,
individu akan membatasi jangkauan masalahnya pada peristiwa
yang sedang dihadapi.
d. Endurance (ketahanan), ketetapan dan kecepatan seseorang dalam
memecahkan masalah. Aspek inilah yang dapat dilihat berapa lama
kesulitan akan berlangsung dan berapa lama kesulitan itu akan
berlangsung. Semakin tinggi adversity quotient dalam aspek ini,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
individu akan memandang kesuksesan sebagai sesuatu yang bertahan
lama dan menganggap kesulitan dan penyebab-penyebabnya sebagai
sesuatu yang bersifat sementara. Sebaliknya, seseorang yang
memiliki adversity quotient rendah akan memandang kesulitan dan
penyebab-penyebabnya sebagai peristiwa yang berlangsung lama
dan menanggap peristiwa-peristiwa positif sebagai sesuatu yang
bersifat sementara. Hal ini akan memunculkan perasaan-perasaan
tidak berdaya atau hilangnya harapan, sehingga individu cenderung
kurang bertindak melawan kesulitan yang dianggap sebagai sesuatu
yang bersifat permanen.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Adversity Quotient
Stoltz (2000) dalam bukunya menggambarkan potensi dan daya
tahan individu dalam sebuah pohon yang disebut pohon kesuksesan.
Faktor-faktor yang ada di dalam pohon kesuksesan tersebut dianggap
mempengaruhi adversity quotient seseorang, diantaranya:
a. Faktor Internal
1) Genetika
Warisan genetis tidak akan menentukan nasib seseorang,
tetapi tetap akan ada pengaruh dari faktor ini dalam
kehidupan individu. Beberapa riset-riset terbaru
menyatakan bahwa genetika sangat mungkin mendasari
perilaku. Yang paling terkenal adalah kajian tentang
ratusan anak kembar identik yang tinggal terpisah sejak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
lahir dan dibesarkan di lingkungan yang berbeda. Saat
mereka dewasa, ternyata ditemukan kemiripan-kemiripan
dalam perilaku. Oleh karena itu genetika inipun akan
menjadi faktor pembentukan adversity quotient dalam diri
setiap individu.
2) Keyakinan
Keyakinan mempengaruhi seseorang dalam menghadapi
suatu masalah serta membantu seseorang dalam mencapai
tujuan hidup. Adanya keyakinan dalam diri untuk bertindak
dan berkembang itupun juga akan mempengaruhi
bagaimana adversity quotient itu sendiri.
3) Bakat
Kemampuan dan kecerdasan seseorang dalam menghadapi
suatu kondisi yang tidak menguntungkan bagi dirinya, salah
satunya dipengaruhi oleh bakat. Bakat adalah gabungan
pengetahuan, kompetensi, pengalaman, dan keterampilan.
4) Hasrat atau kemauan
Mencapai kesuksesan dalam hidup diperlukan tenaga
pendorong yang berupa keinginan atau disebut hasrat.
Hasrat menggambarkan motivasi, antusias, gairah,
dorongan, ambisi, dan semangat. Ketika tidak ada kemauan
dari dalam diri, adversity quotient itupun tidak akan terlihat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
5) Karakter
Seseorang yang berkarakter baik, semangat, tangguh, dan
cerdas akan memiliki kemampuan untuk mencapai
sukses. Karakter merupakan bagian yang penting bagi
kita untuk meraih kesuksesan dan hidup berdampingan
secara damai.
6) Kinerja
Merupakan bagian yang mudah dilihat orang lain
sehingga seringkali hal ini sering dievaluasi dan dinilai.
Salah satu keberhasilan seseorang dalam menghadapi
masalah dan meraih tujuan hidup dapat diukur lewat
kinerja.
7) Kecerdasan
Bentuk-bentuk kecerdasan kini dipilah menjadi beberapa
bidang yang sering disebut sebagai multiple inteligence.
Bidang kecerdasan yang dominan biasanya
mempengaruhi karier, pekerjaan, pelajaran, dan hobi.
8) Kesehatan
Kesehatan emosi dan fisik dapat mempengaruhi
seseorang dalam menggapai kesuksesan. Seseorang yang
dalam keadaan sakit akan mengalihkan perhatiannya dari
masalah yang dihadapi. Kondisi fisik dan psikis yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
prima akan mendukung seseorang dalam menyelesaikan
masalah.
b.Faktor Eksternal
1) Pendidikan
Pendidikan dapat membentuk kecerdasan,
pembentukan kebiasaan yang sehat, perkembangan watak,
keterampilan, hasrat, dan kinerja yang dihasilkan.
Penelitian yang dilakukan Gest. Dkk menyebutkan bahwa
meskipun seseorang tidak menyukai kemalangan atau
kesengsaraan yang diakibatkan oleh pola hubungan dengan
orangtua, namun permasalahan orangtua secara langsung
ikut berperan dalam perkembangan ketahanan remaja.
Salah satu sarana dalam pembentukan sikap dan perilaku
adalah melalui pendidikan.
2) Lingkungan
Lingkungan tempat individu tinggal dapat
mempengaruhi bagaimana individu beradaptasi dan
memberikan respon kesulitan yang dihadapinya. Individu
yang terbiasa hidup dalam lingkungan sulit akan memiliki
adversity quotient yang lebih tinggi. Menurut Stoltz,
individu yang terbiasa berada di lingkungan yang sulit akan
memiliki adversity quotient yang lebih besar karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
pengalaman dan kemampuan beradaptasi yang lebih baik
dalam mengatasi masalah yang dihadapi.
4. Karakteristik individu Berdasarkan Tingkatan Adversity Quotient
Individu dilahirkan untuk memiliki impian yang harus dicapai
dalam hidup. Proses mengejar impian dalam hidup tersebut dapat
dinamakan proses pendakian dan proses ini dapat memberikan gambaran
mengenai tingkatan adversity quotient (AQ). Stoltz (2000) membagi
karakteristik individu berdasarkan tingkat adversity quotient menjadi tiga
bagian, yaitu :
a. Quitters (mereka yang berhenti).
Quitters cenderung menjalani hidup dengan memilih jalan
yang mudah saja, yang artinya mereka selalu menghindar dari
tantangan. Sadar atau tidak sadar quitters selalu melarikan diri dari
pendakian, yang berarti juga mengabaikan potensi yang mereka
miliki dalam kehidupan ini. Umumnya quitters tidak memiliki visi
yang jelas serta berkomitmen rendah ketika menghadapi tantangan.
Quitters cenderung menjadi pemarah, frustasi dan
menyalahkan lingkungan sekitarnya, sehingga mereka ini sangat
tidak menyukai ketika ada seseorang yang masih melakukan
pendakian/ berjuang. Menurut hierarki kebutuhan maslow individu
dengan tipe quitters ini cukup puas dengan pemenuhan kebutuhan
dasar atau fisiologis saja dimana pada piramida kebutuhan maslow,
kebutuhan fisiologis ini letaknya paling dasar. Individu quitters ini
cenderung akan banyak kehilangan kesempatan berharga dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
hidupnya.
b. Campers (mereka yang berkemah).
Kelompok individu yang kedua adalah campers. Campers
ini mudah puas dengan hasil yang diperolehnya. Mereka tidak
ingin melanjutkan usahanya untuk mendapatkan sesuatu yang
lebih dari apa yang sudah mereka dapatkan saat ini. Di sini
mereka mengakhiri usahanya karena sudah merasa puas dengan
hasil yang didapat.
Berbeda dengan quitters, campers sekurang-kurangnya
telah menghadapi setiap tantangan yang ada untuk mencapai
tujuan tertentu. Perjalanan mereka mungkin memang mudah
atau mungkin mereka telah mengorbankan banyak hal dan telah
bekerja dengan rajin untuk sampai ke tingkat dimana mereka
kemudian berhenti. Para campers ini akan mengakhiri
pendakiannya pada tingkat yang mereka inginkan saja, tanpa
mencoba untuk mendaki lebih tinggi lagi guna mencapai
puncak. Tipe campers ini merupakan golongan yang sedikit
lebih banyak mengusahakan agar terpenuhinya kebutuhan
keamanan yang ada pada skala hirarki Maslow.
c. Climbers (para pendaki)
Climbers adalah pemikir yang selalu memikirkan
kemungkinan-kemungkinan dan tidak pernah membiarkan
umur, jenis kelamin, ras, cacat fisik atau mental atau hambatan
lainnya untuk menghalangi usahanya. Adapun para climbers,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
yakni mereka yang dengan segala usaha keberaniannya
menghadapi resiko untuk menuntaskan pekerjaannya. Climbers
(pendaki) mereka yang selalu optimis melihat peluang, melihat
celah dan harapan di balik keputusannya.
Climbers merupakan kelompok orang yang selalu berupaya
mencapai puncak kebutuhan aktualisasi diri pada skala hirarki
Maslow. Keadaan yang sulit tidak membuat para climbers
menjadi menyerah, namun terus berusaha mengahadapi
tantangan yang ada. Dalam konteks ini, para climbers dianggap
memiliki adversity quotient tinggi.
B. Hakikat Mahasiswa
1. Pengertian Mahasiswa
Mahasiswa berasal dari kata maha yang berarti besar atau
tinggi dan siswa yang berarti pelajar atau dengan kata lain mahasiswa
adalah pelajar yang berada pada strata tertinggi. Mahasiswa pada tahap
perkembangannya digolongkan ke dalam fase dewasa awal atau berada
pada rentang usia 18 – 24 tahun menurut Hurlock (1980). Individu
yang berada pada masa dewasa awal mengalami perubahan dari
mencari pengetahuan menjadi menerapkan pengetahuan untuk
mengejar karir. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2005)
mahasiswa merupakan individu yang sedang menjalani jenjang
pendidikan di perguruan tinggi atau sekolah tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
2. Tujuan Utama Mahasiswa
Menurut Anton (2007) tujuan individu belajar di perguruan
tinggi ialah untuk menguasai suatu ilmu serta memahami wawasan
ilmiah yang luas, sehingga mampu bertindak ilmiah dalam segala hal
yang berkaitan dengan keilmuan yang dapat diabdikan kepada
masyarakat. Individu yang berada pada masa dewasa awal mengalami
perubahan dari mencari pengetahuan menjadi menerapkan
pengetahuan untuk mengejar karir. Perubahan tersebut kemudian
disebut oleh Schaie dalam Santrock (2002) sebagai fase pencapaian
prestasi.
3. Adversity Quotient pada Mahasiswa
Keberhasilan seseorang tidak lepas dari seberapa besar usaha
yang dilakukan untuk memperoleh keberhasilan itu. Semua proses itu
tidak akan mungkin selalu berjalan lancar saja, tanpa ada hambatan
atau permasalahan yang datang. Selama individu ini berproses, yang
sangat dibutuhkan ialah adanya adversity qoutient dalam diri.
Adversity quotient merupakan suatu kemampuan individu untuk dapat
bertahan dalam menghadapi segala macam kesulitan sampai
menemukan jalan keluar. Selain itu juga mampu memecahkan
berbagai macam permasalahan, mereduksi hambatan dan rintangan
dengan mengubah cara berfikir dan sikap terhadap kesulitan tersebut
Adversity qoutient pada mahasiswa merupakan daya juang atau
kemampuan seorang mahasiswa, dalam menghadapi berbagai macam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
permasalahan serta hambatan yang mereka rasakan selama berproses
dalam kegiatan perkuliahan. Setiap mahasiswa pastinya memiliki
adversity qoutient dalam diri mereka, namun yang membedakan ialah
tingkat adversity quotient dalam tiap diri mahasiswa.
4. Tipologi Adversity Quotient Mahasiswa
Tinggi atau rendahnya adversity qoutient pada diri mahasiswa
dapat di lihat dengan gambaran Stoltz (2000) yang terbagi menjadi tiga
bagian, yaitu :
a. Quitters (mereka yang berhenti).
Mereka ini disebut dengan quitters atau orang-orang
yang berhenti melanjutkan usahanya. Quitters cenderung
menjalani hidup dengan memilih jalan yang mudah saja,
yang artinya mereka selalu menghindar dari tantangan.
Sadar atau tidak sadar quitters selalu melarikan diri dari
persoalan, yang berarti juga mengabaikan potensi yang
mereka miliki dalam kehidupan ini. Mahasiswa quitters ini
cenderung memiliki adversity quotient yang rendah.
Umumnya mahasiswa yang tergolong quitters tidak
memiliki visi yang jelas serta berkomitmen rendah ketika
menghadapi tantangan. Dapat dikatakan bahwa mahasiswa
ini mudah sekali menyerah, rasa berjuang dari dalam diri
mereka ini sangat rendah. Quitters cenderung menjadi
pemarah, frustasi dan menyalahkan orang-orang di
sekitarnya dengan keadaannya, hingga dapat membenci
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
teman lain yang lebih sukses atau lebih semangat dalam
menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan.
b. Campers (mereka yang berkemah).
Kelompok mahasiswa yang kedua adalah campers atau
mahasiswa yang cenderung mudah puas dengan hasil yang
diperolehnya. Mereka tidak ingin melanjutkan usahanya
untuk mendapatkan sesuatu yang lebih dari apa yang sudah
mereka dapatkan saat ini. Di sini mereka mengakhiri
usahanya karena sudah merasa puas dengan hasil yang
didapat.
Berbeda dengan quitters, campers sekurang-kurangnya
telah menghadapi setiap tantangan yang ada untuk
mencapai tujuan tertentu. Perjalanan mereka mungkin
memang mudah atau mungkin mereka telah mengorbankan
banyak hal dan telah bekerja dengan rajin untuk sampai ke
tingkat dimana mereka kemudian berhenti. Mahasiswa pada
tipe ini mereka selalu membuat target dalam setiap
perjuangan mereka, namun ketika target itu sudah mereka
capai mereka akan berhenti berjuang. Dapat dikatakan
mahasiswa ini mudah puas dengan apa yang sudah
dicapainya.
Tipe campers ini merupakan mahasiswa yang
memiliki adversity quotient sedang. Mahasiswa tipe ini
juga dikenal lebih bertahan pada zona zaman mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
c. Climbers (para pendaki)
Mahasiswa pada tipe climbers adalah pemikir yang
selalu memikirkan kemungkinan-kemungkinan dan tidak
pernah membiarkan umur, jenis kelamin, ras, cacat fisik
atau mental atau hambatan lainnya untuk menghalangi
usahanya. Adapun para climber, yakni mereka yang dengan
segala usaha keberaniannya menghadapi resiko untuk
menuntaskan pekerjaannya. Mahasiswa ini selalu optimis
melihat peluang atau kesempatan, melihat celah dan
harapan di balik persoalan yang tengah dihadapi.
Climbers merupakan kelompok orang yang selalu
mempunyai semangat dan tekad yang tinggi untuk
menyelesaikan suatu tantangan. Mahasiswa tipe ini, mereka
selalu mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi serta rasa
untuk mencoba lebih besar dibandingkan kedua tipe
lainnya. Pada tipe climbers ini mahasiswa cenderung
memiliki adversity quotient yang tinggi.
C. Adversity Quotient dilihat dari Hirarki kebutuhan Maslow
Tiga tingkatan dalam adversity quotient dilihat dari piramida kebutuhan
Maslow yang tertulis dalam Stoltz (2000) yaitu sebagai berikut:
1. Quitters (mereka yang berhenti).
Menurut hierarki kebutuhan maslow individu dengan
tipe quitters ini cukup puas dengan pemenuhan kebutuhan
dasar atau fisiologis saja dimana pada piramida kebutuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
maslow, kebutuhan fisiologis ini letaknya paling dasar.
Individu quitters ini cenderung akan banyak kehilangan
kesempatan berharga dalam hidupnya, karena individu ini
kurang memiliki semangat untuk mencapai sesuatu yang
diinginkan.
Individu pada tipe ini terlihat sekali mudah menyerah,
hal itu dapat dilihat nyata dari piramida Maslow. Di mana
pada piramida kebutuhan maslow itu sebenarnya masih
banyak kebutuhan yang harus dipenuhi, namun bagi
individu quitters terpenuhi kebutuhan dasar itu sudah
cukup.
2. Campers (mereka yang berkemah).
Tipe campers ini merupakan golongan yang sedikit lebih
banyak mengusahakan agar terpenuhinya kebutuhan keamanan
yang ada pada piramida kebutuhan Maslow. Individu campers
ini lebih mencari rasa aman, tidak suka mengambil resiko
sehingga mereka memilih bertahan pada apa yang sudah di
capai.
3. Climbers (para pendaki)
Climbers merupakan kelompok orang yang selalu berupaya
mencapai puncak kebutuhan aktualisasi diri pada skala hirarki
Maslow. Keadaan yang sulit tidak membuat para climbers
menjadi menyerah, namun terus berusaha mengahadapi
tantangan yang ada. Dalam konteks ini, para climbers dianggap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
memiliki adversity quotient tinggi.
Oleh karena itu dari ketiga tipe ini jika dilihat dari piramida
kebutuhan Maslow, dapat di simpulkan bahwa setiap tipe memiliki ciri
khas atau target yang akan dicapai berbeda. Sehingga dalam menyikapi
atau dalam menjalankan sebuah tanggungjawab pun akan berbeda dari
masing-masing individu ini. Hal ini dapat terlihat jelas dari gambar
piramida dibawah ini, dimana tipe quitters akan berjuang untuk memenuhi
kebutuhan dasarnya saja, berbeda dengan tipe campers individu ini akan
berhenti berjuang ketika apa yang sudah menjadi targetnya terpenuhi,
tidak ingin terlalu banyak ambil resiko campers akan bertahan pada posisi
aman. Akan tetapi seorang climbers akan terus berjuang untuk lebih jauh
dan meningkat sampai mereka benar-benar sampai pada titik aktualisasi
diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Gambar 2.1 Piramida kebutuhan Maslow
Climbers
Campers
Quitters
D. Kerangka Berpikir
Adversity Quotient sudah dimiliki oleh setiap mahasiswa angkatan
2014, yang membedakan antara mahasiswa satu dan yang lain ialah
bagaimana tingkat adversity quotient itu sendiri. Adversity quotient dapat
berkembang didukung serta dibangun oleh adanya keempat aspek. Aspek-
aspek tersebut antara lain control ( kendali), origin dan ownership (asal
usul dan pengakuan), reach (jangkauan), dan yang terakhir endurance
(ketahanan). Bagaimana keempat aspek ini berkembang dan tumbuh
Penghargaan
Memiliki dan Kasih Sayang
Rasa Aman
Fisiologis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
dalam diri setiap individu, itulah yang akan menghasil tingkatan adversity
quotient yang berbeda-beda antara tinggi, sedang, dan rendah. Oleh sebab
itu jika adversity quotient ini rendah ataupun tinggi, akan menjadi salah
satu informasi dalam pembuatan program pengembangan diri.
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir
Adversity Quotient
1. Control2. Origin dan
Ownership3. Reach4. Endurance
Tinggi
Sedang
Rendah
Program Pendampingan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
BAB IIIMETODE PENELITIAN
Pada bab ini, dipaparkan beberapa hal yang berkaitan dengan metodei
penelitian, antara lain jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek
penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data, validitas dan reabilitas, teknik
analisis data.
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini termasuk penelitian deskriptif
kuantitatif dengan metode survei. Setyosari (2010) mengatakan bahwa
penelitian deskriptif merupakan penelitian yang menjelaskan dan
mendeskripsikan suatu keadaan, peristiwa, objek maupun segala sesuatu
yang terkait dengan variabel-variabel yang dapat dijelaskan dengan angka-
angka ataupun kata-kata.
Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif karena ingin
memperoleh gambaran mengenai tingkat adversity quotient yang dimiliki
mahasiswa angkatan 2014 Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 27 mei 2016,
berdasarkan jadwal yang disesuaikan dengan kegiatan perkuliahan
mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata
Dharma angkatan 2014. Tempat pelaksanaan penelitian adalah Universitas
Sanata Dharma. Penelitian ini dilakukan pada pukul 09.00- 16.00 wib
selama kurun waktu 7 hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2014 Program Studi
Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Jumlah
subjek penelitian ini sebanyak 62 mahasiswa Penelitian ini merupakan
penelitian populasi karena semua anggota populasi dijadikan subjek
penelitian. Jumlah Subjek Penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1Subjek Penelitian
No. Kelas Jumlah
1. A 32
2. B 30
Total 62
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan data
1. Teknik Pengumpulan Data
Sugiyono (2011) menjelaskan teknik pengumpulan data merupakan
langkah yang penting dalam sebuah penelitian, karena tujuan utama
penelitian ialah untuk mengolah data. Tanpa mengetahui teknik
pengumpulan data yang sesuai, maka peneliti tidak akan mendapatkan
data yang sesuai dengan standar yang sudah di tetapkan. Data
merupakan suatu bahan yang sangat diperlukan untuk diteliti atau di
analisis. Maka dari itu, diperlukan suatu teknik pengumpulan data
yang sesuai dengan tujuan penelitian. Pada penelitian ini, peneliti
mengumpulkan data adversity quotient mahasiswa angkatan 2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
melalui penyebaran kuesioner. Kuesioner merupakan alat
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan
seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada responden untuk
dijawabnya menurut Sugiyono (2011). Kuesioner yang digunakan
dalam penelitian ini dimodifikasi berdasarkan alat ukur yang telah ada
dan disesuaikan dengan aspek-aspek adversity quotient menurut Stoltz
(2000).
Adapun tahap-tahap yang dilakukan dalam pengumpulan data pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Tahap persiapan
1) Melakukan observasi dengan subjek yang akan diteliti
2) Mempersiapkan kuesioner dengan memodifikasi alat ukur
yang sudah ada, yang terlebih dahulu menyesuaikan
dengan yang terjadi pada mahasiswa angkatan 2014.
3) Peneliti mempersiapkan 60 item, dimana terdapat 20 item
positif dan 40 item negatif
4) Menyederhanakan bahasa pada setiap item, disesuaikan
dengan kemampuan subjek.
5) Revisi dan konsultasi bersama dosen pembimbing
b. Tahap pelaksanaan
1) Pembagian kuesioner pada subjek
2) Membantu mengarahkan subjek ketika masih bingung
dalam mengisi kuesioner.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
c. Tahap akhir
1) Mengumpulkan data yang diperoleh
2) Mengolah data hasil penelitian, dimana pada pengolahan
data ini, cukup data dari item yang negatif yang diolah.
Hal ini dikarenakan pada penelitian ini berfokus pada
kesulitan yang dihadapi.
3) Item yang diolah ialah item yang valid dan item yang
negatif
4) Menganalisis dan membahas hasil penelitian
5) Menarik kesimpulan akhir
Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan sistem uji
terpakai karena pada penelitian ini berfokus pada satu populasi yaitu
angkatan 2014 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas
Sanata Dharma.
2. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini berupa
kuesioner yang digunakan dari hasil modifikasi alat ukur yang telah
ada. Menurut Sugiyono (2011) kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan
seperangkat pertanyaan dan pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawab. Item-item dalam kuesioner dalam penelitian ini
dimodifikasi berdasarkan alat ukur yang telah ada dan disesuaikan
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
skala model likert. Pada setiap pertanyaan dalam kuesioner pada aspek
tingkat adversity quotient diberi rentang skor satu sampai dengan lima.
Kisi-kisi kuesioner Adversity quotient mahasiswa Bimbingan dan
Konseling angkatan 2014, sebelum dilakukan penelitian dapat dilihat
pada tabel 3.2.
Tabel 3.2Kisi-kisi kuesioner Adversity quotient
NoAspek Tingkat
Daya Juang Indikator item
1 Control (Kendali)
a. Mampu mengendalikan emosi
1,11,15,17,19,25,31,33,35,37,45,51,53,55,57
b.Mampu melihat kesulitan sebagai tantangan untuk maju
c. Mampu menghadapi kesulitan
2
Origin danOwnership(Asal-usul dan pengakuan)
a. Mampu menemukan penyebab kesulitan yang terjadi
2,12,16,18,20,26,32,34,36,38,46,52,54,56,58
b. Mampu mengakui kesalahan jika ia salah
c. Berani bertanggung jawab akan keputusan yang sudah diambil
3 Reach (Jangkauan)Mengetahui hambatan dalam kesulitan yang dihadapi
3,5,7,9,13,21,23,27,29,39,41,43,47,49,59
4 Endurance (Ketahanan)
a. Mampu bertahan dalam situasi apapun 4,6,8,10,14,22,24,28,
30,40,42,44,48,50,60b. Mampu mencari jalan keluar dari permasalahan dengan cepat
JUMLAH 60
E. Validitas dan Reliabilitas
1. Validitas
Validitas merupakan pengukuran sesuatu hal yang
seharusnya dapat diukur dengan menggunakan alat ukur Sugiyono,
(2011). Instrumen ini diperiksa dengan validitas isi, menurut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Furchan (2004) validitas isi tidak dapat dinyatakan dalam bentuk
angka melainkan menguji dengan para ahli (experts judgment).
Pada penelitian ini peneliti meminta pertimbangan dari
dosen pembimbing dalam proses penyusunan instrumen, untuk
melakukan modifikasi alat ukur yang telah tersedia. Penggunaan
alat ukur yang dimodifikasi, pada setiap butir- butir kuesioner
haruslah mencerminkan ciri dari hal yang akan diukur, yaitu tingkat
adversity quotient.
Pengujian validitas instrumen menggunakan modifikasi alat
ukur yang ada dalam buku Adversity Quotient menurut Stoltz
(2000). Modifikasi ini digunakan karena pernyataan instrumen yang
ada dalam buku tersebut memiliki kaitan yang sama dengan hal
yang akan diteliti, yakni mengenai adversity quotient. Modifikasi
alat ukur dalam penelitian ini yaitu mengubah beberapa kalimat
pernyataan yang ada, serta menambah beberapa pertanyaan ataupun
pernyataan. Modifikasi alat ukur ini disesuaikan dengan situasi dan
kondisi yang dialami oleh subjek yang diteliti.
Pengubahan kalimat yang dilakukan ini tidak mengubah
esensi mengenai adversity quotient itu sendiri. Pada penelitian ini
situasi yang tengah dialami subjek ialah situasi sebagai mahasiswa
semester empat dengan segala kegiatan yang ada. Rumus
penjumlahan aspek-aspek adversity quotient, adapun hasilnya
sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
CO2RE = C+O2(ownership,origin)+R+EAQ = ……..
Keterangan:
CO2RE : Korelasi dari aspek-aspek kuesioner adversity qoutient.C : Control (kendali)
O2 : Origin (asal-usul) dan Ownership (pengakuan)
R : Reach (jangkauan)
E : Endurance (ketahanan)
AQ : Adversity Quotient (daya juang)
2. Reliabilitas Instrumen Penelitian
Reliabilitas merupakan tingkat kepercayaan hasil pengukuran.
Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi yaitu mampu memberikan
hasil ukur yang terpercaya, disebut reable Azwar (2011). Sukardi
(2003), mengatakan bahwa pengukuran yang menggunakan instrumen
penelitian dikatakan mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi, serta alat
ukur yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur apa
yang hendak diukur.
Perhitungan indeks reliabilitas kuesioner penelitian ini
menggunakan pendekatan koefisien Alpa Cronbach (α). Adapun rumus
koefisien reliabilitas Alpa Cronbach (α) adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
α ꞊ 2??−???????????? ?
Keterangan :
α = Koefisien reliabilitas Alpha Cronbach
??? ??? ??? ? varians skor belahan 1 dan varians skor belahan 2
??? = varians skor skala
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan
program komputer Statistical Product and Service Solution (SPPS)16,0
for Windows, diperoleh perhitungan reliabilitas seperti tampak pada
tabel 3.3 sebagai berikut:
Tabel 3.3Reliabilitas Item
Cronbach’s Alpha N of Items Keputusan
.879 52 Tinggi
Hasil perhitungan reliabilitas, selanjutnya disesuaikan dengan kriteria
Guilford (Masidjo,1995). Kriteria Guilford dapat dilihat pada tabel 3.4.
Tabel 3.4Kriteria Guilford
No. Koefisien Korelasi Kualifikasi
1. 0,91-1,00 Sangat Tinggi
2. 0,71-0,90 Tinggi
3. 0,41-0,70 Cukup Tinggi
4. 1,21-0,40 Rendah
5. Negatif-0,20 Sangat Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Berdasarkan kriteria Guilford dapat diketahui bahwa koefisien
reliabilitas kuesioner Adversity quotient sebesar α = 0,879 termasuk tinggi.
F. Teknik Analisis Data
Sugiyono (2011) mengatakan bahwa analisis data merupakan
kegiatan mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden,
mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden,
menyajikan data tiap variabel yang diteliti, serta melakukan perhitungan
secara manual untuk menjawab rumusan masalah.
Berikut merupakan langkah-langkah yang dilakukan peneliti
untuk menganalisis data penelitian tentang tingkat adversity quotient pada
mahasiswa semester empat program studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma adalah sebagai berikut:
1. Menentukan Skor dan Pengolahan Data
Menentukan skor dari masing-masing alternatif jawaban yang
sudah diberikan oleh responden pada setiap aspek-aspek adversity
qoutient. Langkah selanjutnya, menghitung total skor masing-masing
subjek penelitian dan total skor pada setiap item pernyataan
berdasarkan aspek-aspek adversity qoutient. Melakukan skoring
dengan menjumlahkan skor pada aspek yang bertanda negatif.
Membuat tabulasi data dan menghitung jumlah pada setiap aspek-
aspek adversity qoutient.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Penentuan skor ini hanya berfokus pada 40 item inti saja atau item
yang bertanda negatif, sedangkan 20 item yang lainnya itu tidak
digunakan hal ini dikarenakan penelitian ini lebih memperhatikan
respon-respon subjek terhadap kesulitan yang dihadapi.
2. Menentukan Kategorisasi
Membuat kategorisasi tingkat adversity qoutient subjek penelitian
secara umum berdasarkan distribusi normal skor adversity quotient
basis norma yang mengelompokkan tingkat adversity qoutient.
mahasiswa angkatan 2014 dalam lima kategori, yakni rendah, kurang,
sedang, cukup dan tinggi. Kategorisasi ini menurut Stoltz (2000),
dimana penggunaan kategorisasi ini berdasarkan 40 item inti yang
dianalisis.
Tabel 3.5Norma Kategorisasi
Kategori Skor
Tinggi 166-200
Cukup 135-165
Sedang 95-134
Kurang 60-94
Rendah 0-59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
BAB IVHASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN, DAN USULAN PROGRAM
PENGEMBANGAN DIRI
Pada bab ini dipaparkan hasil penelitian, pembahasan dan usulan
program pengembangan diri. Penyajian hasil penelitian didasarkan pada
rumusan masalah atau pertanyaan-pertanyaan penelitian.
A. Hasil Penelitian
1. Tingkat Adversity Quotient Mahasiswa Program Studi Bimbingan
dan Konseling Angkatan 2014
Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian, tingkat adversity
quotient mahasiswa angkatan 2014 Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma dapat dikategorikan pada tabel 4.1.
Tabel 4.1Hasil Tingkat Adversity Quotient Mahasiswa angkatan 2014
Skor Jumlah
Mahasiswa
Persentase Kategori
166-200 0 0 Tinggi
135-165 4 6% Cukup
95-134 52 84% Sedang
60-94 5 8% Kurang
0-59 1 2% Rendah
Jika dilihat dalam grafik tingkat adversity quotient mahasiswa
Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2014,
yaitu sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Grafik 4.1Tingkat Adversity Quotient Mahasiswa Angkatan 2014
Pengamatan pada grafik maupun tabel di atas menerangkan bahwa:
a. Terdapat 0% mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata
Dharma angkatan 2014 yang memiliki Adversity quotient tinggi.
b. Terdapat 6% mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata
Dharma angkatan 2014 yang memiliki Adversity quotient cukup.
c. Terdapat 84% mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata
Dharma angkatan 2014 yang memiliki Adversity quotient sedang.
d. Terdapat 8% mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata
Dharma angkatan 2014 yang memiliki Adversity quotient kurang.
e. Terdapat 2% mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata
Dharma angkatan 2014 yang memiliki Adversity quotient rendah.
0
10
20
30
40
50
60
Tinggi Cukup Sedang Kurang Rendah
166-200 135-165 95-134 60-94 0-59
0 4
52
5 10 6% 84% 8% 2%
Jumlah Mahasiswa persentase
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
2. Tingkat Adversity Quotient dilihat dari Setiap Aspek
Berdasarkan hasil pengolahan tingkat adversity quotient
mahasiswa angkatan 2014 dapat dilihat hasil kategori dari setiap aspek
pada tabel-tabel berikut:
Tabel 4.2Aspek Control pada Tingkat Adversity Quotient Mahasiswa angkatan 2014
Kategori Skor Jumlah
Mahasiswa
Persentase
Tinggi 38-50 1 2%
Sedang 24-37 48 77%
Rendah 10- 23 13 21%
Aspek control jika dilihat dalam grafik yaitu sebagai berikut:
Grafik 4.2Aspek Control
Pengamatan pada grafik maupun tabel di atas menerangkan bahwa:
a. Terdapat 2% mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata
Dharma angkatan 2014 yang memiliki aspek Control yang tinggi.
b. Terdapat 77% mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata
Dharma angkatan 2014 yang memiliki aspek Control yang sedang.
0
10
20
30
40
50
Tinggi Sedang Rendah
1
48
132% 77% 21%
Jumlah Mahasiswa Persentase
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
c. Terdapat 21% mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata
Dharma angkatan 2014 yang memiliki aspek Control yang rendah.
Tabel 4.3
Aspek O2 (origin dan ownership) pada Tingkat Adversity Quotient Mahasiswa angkatan 2014
Kategori Skor Jumlah
Mahasiswa
Persentase
Tinggi 38-50 11 18%
Sedang 24-37 46 74%
Rendah 10- 23 5 8%
Aspek O2 (origin dan ownership) jika dilihat dalam diagram yaitu
sebagai berikut:
Diagram 4.3
Aspek O2 (origin dan ownership) pada Tingkat Adversity Quotient Mahasiswa angkatan 2014
Pengamatan pada grafik maupun tabel di atas menerangkan bahwa:
a. Terdapat 11% mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata
Dharma angkatan 2014 yang memiliki Aspek O2 (origin dan ownership)
yang tinggi.
0
10
20
30
40
50
Tinggi Sedang Rendah
11
46
518% 74% 8%
Jumlah Mahasiswa Persentase
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
b. Terdapat 74% mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata
Dharma angkatan 2014 yang memiliki Aspek O2 (origin dan ownership)
yang sedang.
c. Terdapat 8% mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata
Dharma angkatan 2014 yang memiliki Aspek O2 (origin dan ownership)
yang rendah.
Tabel 4.4Aspek Reach (jangkauan) pada Tingkat Adversity Quotient Mahasiswa
angkatan 2014Kategori Skor Jumlah
Mahasiswa
Persentase
Tinggi 38-50 0 0%
Sedang 24-37 52 84%
Rendah 10- 23 10 16%
Aspek Reach (jangkauan) jika dilihat dalam grafik yaitu sebagai
berikut:
Grafik 4.4Aspek Reach (jangkauan) pada Tingkat Adversity Quotient Mahasiswa
angkatan 2014
0
10
20
30
40
50
60
Tinggi Sedang Rendah
0
52
100% 84% 16%
Jumlah Mahasiswa Persentase
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Pengamatan pada grafik maupun tabel di atas menerangkan bahwa:
a. Terdapat 0% mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata
Dharma angkatan 2014 yang memiliki aspek reach yang tinggi.
b. Terdapat 84% mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata
Dharma angkatan 2014 yang memiliki aspek reach yang sedang.
c. Terdapat 16% mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata
Dharma angkatan 2014 yang memiliki aspek reach yang rendah.
Tabel 4.5Aspek Endurance( Daya Tahan) pada Tingkat Adversity Quotient Mahasiswa
angkatan 2014Kategori Skor Jumlah
Mahasiswa
Persentase
Tinggi 38-50 0 0%
Sedang 24-37 42 68%
Rendah 10- 23 20 32%
Aspek Endurance( daya tahan) jika dilihat dalam grafik yaitu
sebagai berikut:
Grafik 4.5Aspek Endurance( Daya Tahan) pada Tingkat Adversity Quotient
Mahasiswa angkatan 2014
0
10
20
30
40
50
Tinggi Sedang Rendah
0
42
20
0% 68% 32%
Jumlah Mahasiswa Persentase
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Pengamatan pada grafik maupun tabel di atas menerangkan bahwa:
a. Terdapat 0% mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata
Dharma angkatan 2014 yang memiliki aspek endurance( daya tahan) yang
tinggi.
b. Terdapat 68% mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata
Dharma angkatan 2014 yang memiliki aspek endurance( daya tahan) yang
sedang.
c. Terdapat 32% mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata
Dharma angkatan 2014 yang memiliki aspek endurance( daya tahan) yang
rendah.
Tabel 4.6Rekapitulasi hasil analisis Aspek Adversity Quotient Mahasiswa angkatan
2014Aspek Tinggi Sedang Rendah
Control (kendali) 2% 77% 21%
Origin dan Ownership
(Asal usul dan pengakuan
18% 74% 8%
Reach (jangkauan) 0 84% 16%
Endurance (Ketahanan) 0 68% 32%
Rekapitulasi hasil dari masing-masing aspek adversity quotient jika
dilihat dalam grafik yaitu sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Grafik 4.6Rekapitulasi hasil analisis Aspek Adversity Quotient
Pengamatan pada grafik maupun tabel di atas menerangkan bahwa
aspek yang terendah ada pada aspek endurance (ketahanan) dengan hasil
persentase 32%, dengan rincian sebagai berikut:
a. Pada aspek control (Kendali) memperoleh persentase 21% pada kategori
rendah.
b. Pada aspek Origin dan Ownership (Asal usul dan pengakuan) memperoleh
persentase 8% pada kategori rendah.
c. Pada aspek reach (jangkauan) memperoleh persentase 16% pada kategori
rendah.
d. Pada aspek endurance (ketahanan) memperoleh persentase 32% pada
kategori rendah.
21% 8% 16%
32%
0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%
Control(kendali)
Origin danOwnership(Asal usul
danpengakuan
Reach(jangkauan)
Endurance(Ketahanan)
Tinggi
Sedang
Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
3. Analisis Hasil Adversity Qoutient Berdasarkan Tipologi Adversity
Quotient
Berdasarkan kategorisasi adversity quotient menurut Stolzt (2000),
dapat ditentukan pada tipe manakah mahasiswa Program Studi Bimbingan
dan Konseling Universitas Sanata Dharma berada. Berikut ialah hasil
kategorisasinya berdasar tipe adversity quotient:
Tabel 4.7Kategorisasi Berdasarkan Tipe Adversity Quotient
Kategorisasi Skor Tipe adversity quotient
Tinggi 166-200Climbers
Cukup 135-165
Sedang 95-134 Campers
Kurang 60-94Quitters
Rendah 0-59
Maka dari itu berdasarkan hasil analisis adversity quotient
mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014
berada pada tipe campers.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
B. Pembahasan
Hasil penelitian secara keseluruhan menunjukkan bahwa terdapat
84% atau 52 mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma angkatan 2014 memiliki adversity quotient
yang termasuk dalam kategori sedang. Tingkat adversity quotient yang
sedang artinya bahwa mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma angkatan 2014 sudah cukup dalam berjuang
menghadapi tantangan atau mampu menyelesaikan semua tanggunggjawab
yang diberikan. Meskipun terkadang dalam proses berjuang ini para
mahasiswa sering mengalami kemunduran atau dengan kata lain mereka
mudah menyerah. Menyerahnya para mahasiswa dikarenakan adanya
kegagalan yang dialami sebelumnya atau dapat dikatakan ada pengalaman
yang tidak mengenakkan.
Jadi, adversity quotient yang berada pada kategori sedang, hal ini
sudah dapat dikatakan baik, namun para mahasiswa ini belum mampu
mengolah dan meningkatkan terus menerus sehingga ketika terjadi
kegagalan dalam berjuang, para mahasiswa langsung menurunkan tingkat
adversity quotient yang dimiliki. Hal ini karena ada beberapa faktor yang
mempengaruhi proses tersebut.
Banyak faktor yang menyebabkan tingkat adversity quotient ini
berubah. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat Adversity Quotient
mahasiswa angkatan 2014 ini yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal itu ialah genetika, keyakinan, bakat, hasrat atau kemauan,
karakter, kinerja, kecerdasan, dan kesehatan. Dan yang termasuk faktor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
eksternal ialah pendidikan dan lingkungan. Hal ini juga didukung oleh
teori Stoltz yang mengungkapkan bahwa tidak hanya keempat dimensi
yang membentuk adversity quotient. Namun ada beberapa faktor
pembentuk adversity quotient itu sendiri. Hal ini juga terbukti pada
penelitian terhadap mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling
angkatan 2014.
Tingkat adversity quotient yang dimiliki oleh 52 mahasiswa
Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2014 ini
didukung oleh terpenuhinya seluruh aspek-aspek yang terkait dengan
adversity quotient. Aspek-aspek yang dapat membentuk adversity quotient
pada diri mahasiswa angkatan 2014 ini adalah control, origin dan
ownership, reach serta endurance.
Aspek control (kendali) sendiri merupakan kemampuan
mengendalikan perasaan terhadap permasalahan ataupun kesulitan yang
dihadapi. Berdasarkan hasil penelitian terdapat 48 mahasiswa dalam
kategori sedang, 13 mahasiswa berada dalam kategori rendah dan 1
mahasiswa berada dikategori tinggi. Permasalahan ataupun kesulitan yang
dialami oleh mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 yang
berada dalam kategori control yang rendah ini ialah dalam berkomunikasi
serta bekerjasama dengan teman kelompok, baik kelompok magang
maupun kelompok dalam tugas perkuliahan, serta membagi waktu antara
perkuliahan, magang serta kegiatan diluar akademik.
Berbeda halnya dengan mahasiswa yang berada pada kategori
sedang, mereka dapat lebih mampu mengendalikan perasaan ketika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
menghadapi kesulitan. Hal tersebut dilihat dari salah satu contoh item
yang terdapat dalam angket yang berkaitan dengan aspek control (kendali)
yakni ketika kelompok magang yang dikoordinir tidak berjalan dengan
baik, beberapa mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 ini
mampu mengatasi situasi tersebut dengan cara mengendalikan
perasaannya untuk tidak emosi dalam menyikapi situasi tersebut. Terbukti
beberapa mahasiswa ini melingkari rentan skor pada pilihan item di skor
keempat yang artinya kemampuan untuk mengendalikan baik. Maka dari
itu terlihat bahwa aspek control yang dimiliki sudah baik.
Pada aspek Origin (asal-usul) merupakan hal yang menjadi sebuah
pertanyaan dalam diri individu ketika mengalami suatu kesulitan atau
permasalahan dengan menanyakan “siapakah yang menyebabkan?”
pertanyaan inilah yang seringkali muncul ketika sedang mengalami suatu
kesulitan. Berdasarkan hasil penelitian terdapat 46 mahasiswa dalam
kategori sedang, 5 mahasiswa berada dalam kategori rendah dan 11
mahasiswa berada dikategori tinggi. Mahasiswa yang memiliki aspek
Origin yang tinggi mereka akan menyadari dan mengakui bahwa masalah
yang datang ataupun yang sedang dialami, itu terjadi karena kesalahan diri
sendiri dan bukan kesalahan orang lain.
Akan tetapi lain berbeda halnya dengan mahasiswa yang memiliki
aspek Origin rendah, mereka seringkali menyalahkan pihak luar ketika
sedang mengalami suatu kesulitan dalam hidupnya. Hal ini terlihat jelas
dari hasil penelitian bahwa mahasiswa Program Studi Bimbingan dan
Konseling angkatan 2014, mampu menyadari kesalahan atau penyebab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
kesulitan yang dialami itu timbul dari dalam diri mereka sendiri. Terbukti
pada item “Sesuatu yang menyebabkan teman tidak memberitahu saya
ketika ada tugas perkuliahan ”, banyak mahasiswa angkatan 2014 yang
melingkari angka 4 dan 5 pada rentan skor yang tersedia. Hal ini
menunjukkan bahwa beberapa mahasiswa sudah mampu menyadari dan
mengolah penyebab-penyebab terjadinya suatu masalah atau hambatan
yang terjadi.
Pada ownership (pengakuan) dapat terlihat bahwa beberapa
mahasiswa yang memiliki ownership yang tinggi mampu memberikan
pengakuan terhadap kesulitan-kesulitan yang dihadapi dengan rasa
tanggungjawab. Seperti halnya ketika mereka diminta untuk mengisi
angket, mereka sangat antusias dan mengungkapkan kesulitan yang sedang
mereka alami.
Aspek yang ketiga adalah aspek reach (jangkauan). Salah satu
aspek ini juga dapat mempengaruhi tingkat adversity quotient yang dimiliki
mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2014. Reach (jangkauan)
merupakan bentuk jangkauan yang mempertanyakan sejauh mana kesulitan
akan melibatkan bagian-bagian lain dari kehidupan. Pada aspek inilah
individu dituntut untuk memberikan respon terhadap peristiwa yang sedang
terjadi.
Berdasarkan hasil penelitian terdapat 52 mahasiswa dalam kategori
sedang, 10 mahasiswa berada dalam kategori rendah dan tidak ada
mahasiswa yang berada dikategori tinggi. Individu yang berada pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
kategori rendah ini selalu merasa bahwa dirinya adalah orang yang tidak
mampu dan memiliki kekurangan sehingga tidak bisa menyelesaikan
permasalahan ataupun keluar dari kesulitan yang dialami.
Aspek terakhir adalah endurance(ketahanan). Pengertian dari aspek
endurance ini adalah sebuah dimensi yang mempertanyakan sejauh mana
kesulitan dan penyebab dari kesulitan itu akan berlangsung. Berdasarkan
hasil penelitian terdapat 42 mahasiswa dalam kategori sedang, 20
mahasiswa berada dalam kategori rendah dan tidak ada mahasiswa yang
berada dikategori tinggi. Hasil ini menunjukkan bahwa ada beberapa
mahasiswa yang cenderung untuk menunda-nunda apa yang harus
dikerjakan. Pada aspek ini mahasiswa yang berada pada kategori rendah
ada 20 mahasiswa dan ini lebih banyak daripada aspek-aspek yang lainnya.
Tingkat adversity quotient didukung oleh terpenuhinya ke empat
aspek adversity quotient yaitu control, origin dan ownership, reach serta
endurance. Selain keempat aspek ini, ada beberapa faktor yang
mempengaruhi tinggi, sedang dan rendahnya tingkat adversity quotient.
Kemampuan mahasiswa angkatan 2014 dalam mempertahankan tingkat
adversity quotient yang ada dalam dirinya, tergolong cukup mampu hal ini
karena dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni 1) Mahasiswa harus
mampu mengendalikan perasaannya ketika menghadapi bahkan
mengalami suatu kesulitan dalam hidupnya 2) Mahasiswa menyadari
bahwa kesulitan yang dialami semata-mata bukanlah faktor yang berasal
dari luar diri melainkan dari dalam diri 3) Mahasiswa menyadari bahwa
sejauh mana ia dapat menjangkau kesulitan yang sedang dialaminya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
tersebut sehingga mahasiswa tersebut mampu bertahan dan menyelesaikan
kesulitan yang tengah dihadapinya.
Berdasarkan tipologi adversity Quotient, mahasiswa program studi
Bimbingan dan Konseling ini masuk dalam tipologi Campers (mereka
yang berkemah). Kelompok campers atau mahasiswa pada tipe ini
cenderung mudah puas dengan hasil yang diperolehnya. Mereka tidak
ingin melanjutkan usahanya untuk mendapatkan sesuatu yang lebih dari
apa yang sudah mereka dapatkan saat ini. Di sini mereka mengakhiri
usahanya karena sudah merasa puas dengan hasil yang didapat.
Mahasiswa pada tipe ini mereka selalu membuat target dalam
setiap perjuangan mereka, namun ketika target itu sudah mereka capai
mereka akan berhenti berjuang. Dapat dikatakan mahasiswa ini mudah
puas dengan apa yang sudah dicapainya. Tipe campers ini merupakan
mahasiswa yang memiliki adversity quotient sedang, dan hal ini sesuai
dengan mahasiswa Program Studi Bimbingan Dan Konseling angkatan
2014 yang secara besar berada pada kategori sedang. Mahasiswa tipe ini
juga dikenal lebih bertahan pada zona zaman mereka. Tipe campers ini
pada hirarki kebutuhan Maslow berada pada posisi terpenuhinya rasa
aman,Stoltz (2000).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
C. Aspek Yang Teridentifikasi Rendah dan Usulan Program yang dapat
Meningkatkan Adversity Quotient Mahasiswa Program Studi
Bimbingan Dan Konseling Universitas Sanata Dharma Angkatan
2014
Hasil Penelitian menunjukkan mahasiswa Program Studi
Bimbingan dan Konseling memiliki tingkat adversity quotient sedang.
Namun, berdasarkan hasil analisis butir kuesioner tingkat adversity
quotient mahasiswa angkatan 2014, menunjukkan bahwa masih ada
beberapa aspek yang belum bisa dicapai secara maksimal oleh mahasiswa
angkatan 2014. Dari hasil analisis keseluruhan aspek, lebih banyak
mahasiswa angkatan 2014 berada dikategori rendah pada aspek
Endurance (Daya Tahan) dengan hasil 32% atau terdapat 21 mahasiswa,
dibanding pada aspek lainnya. Artinya bahwa beberapa mahasiswa
angkatan 2014 ini daya tahan dalam menghadapi suatu tantangan kurang
ditingkatkan.
Melihat hal ini, maka akan diusulkan rencana program
“Pengembangan Diri Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma dalam meningkatkan adversity quotient
khususnya pada angkatan 2014” melalui kegiatan diluar kampus yang
dilaksanakan dua kali pada satu semester. Kegiatan ini diisi dengan
sharing bersama teman-teman dan dosen pembimbing akademik, dan pada
akhir kegiatan ditutup dengan outbond yang mengangkat satu jenis
permainan mengenai adversity quotient.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Usulan program ini, dimaksudkan agar para mahasiswa Program
Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 dapat menyadari bahwa
perlunya meningkatkan dan mengembangkan adversity quotient yang ada
pada diri mereka. Sehingga mereka lebih mampu menghadapi kesulitan-
kesulitan serta dapat mencapai semua target dalam kehidupan.
Program pengembangan ini di usulkan akan dilaksanakan dua kali
pada satu semester, di mana pada agenda kegiatan pertama Mahasiswa
diajak untuk sharing kegiatan perkuliahan dan magang yang sedang
berlangsung, serta sharing bagaimana relasi dan komunikasi dengan
lingkungan (keluarga/kos), bersama dosen pembimbing akademik dan
teman-teman satu kelas di luar kampus. Pada kegiatan pertama ini juga
diisi dengan outbond adversity quotient, kemudian pada akhir sesi ada
refleksi dan evaluasi seluruh kegiatan selama perkuliahan, magang, dan
kegiatan selama dua hari di luar kampus tersebut.
Pada kegiatan kedua ini akan diadakan kegiatan follow up dari
kegiatan pertama dan melihat bagaimana perubahan yang ada pada diri
mahasiswa setelah mengikuti kegiatan pertama. Kegiatan kedua ini
dilaksanakan di kampus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi uraian mengenai kesimpulan, keterbatasan dan saran
untuk berbagai pihak. Bagian kesimpulan memuat proses dan hasil
penelitian, untuk bagian keterbatasan memuat kelemahan dari penelitian ini
sedangkan bagian saran diberikan sesuai dengan hasil penelitian yang
ditujukan pada berbagai pihak terkait.
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian berkaitan dengan Deskripsi
Tingkat Adversity Quotient, dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat
Adversity Quotient mahasiswa angkatan 2014 termasuk dalam kategori
sedang atau dapat dikatakan cukup baik. Hal ini ditunjukkan dari hasil
analisis skor angket tingkat Adversity Quotient yakni 84% mahasiswa
program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma
angkatan 2014 teridentifikasi berada dalam kategori sedang. Menurut
tipologi adversity quotient ini mahasiswa Program Studi Bimbingan
dan Konseling berada pada kategori sedang ini berarti mahasiswa
cenderung pada tipe campers (mereka yang berkemah). Kelompok
campers atau mahasiswa pada tipe ini cenderung mudah puas dengan
hasil yang diperolehnya. Mereka tidak ingin melanjutkan usahanya
untuk mendapatkan sesuatu yang lebih dari apa yang sudah mereka
dapatkan saat ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Hasil penelitian ini aspek yang teridentifikasi rendah ialah
aspek endurance ( ketahanan), dengan hasil persentase 32% yang
artinya ada beberapa mahasiswa yang memiliki ketahanan rendah.
Melihat hasil analisis skor pada setiap aspek ini maka diusulkan sebuah
program pengembangan serta peningkatan adversity quotient bagi
mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014.
Program pengembangan ini akan dilaksanakan 2 kali dalam satu
semester. Hal ini bertujuan untuk mengembangkan adversity quotient
yang ada pada diri mahasiswa.
B. Saran
Berikut ini dikemukakan saran bagi beberapa pihak:
1. Peneliti lain
Peneliti lain yang ingin melakukan penelitian mengenai topik
Adversity Quotient diharapkan:
a. Dalam menyusun kuesionernya menggunakan bahasa yang mudah
dipahami oleh subjek penelitian, dan sesuai dengan tingkat
perkembangan responden.
b. Mengadakan penelitian yang lebih mendalam lagi mengenai
Adversity Quotient sehingga didapatkan hasil yang maksimal.
2. Bagi program studi Bimbingan dan Konseling
Diharapkan program studi mampu menjadi wadah atau tempat
menyalurkan pendapat bagi para mahasiswa dalam proses
pengembangan diri mahasiswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
3. Bagi para dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas
Sanata Dharma.
Diharapkan para dosen lebih mempertahankan dan meningkatkan lagi
pendampingan bagi para mahasiswa, sehingga para mahasiswa semakin
merasa mendapat suport baik dari para dosen dalam mengembangkan
pribadi mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Furchan. 2004. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan.Yogyakarta : Pustaka Belajar
Azwar. 2009. Penyusunan skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Belajar
Azwar. 2011. Reliabilitas dan Validitas Ed3. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Echols, John M., Shadily, Hasan. 2005. Kamus Inggris-Indonesia (Edisi ke-5). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Hasanah.2010.http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21343/1/HAIRATUSSANI%20HASANAH-FPS.PDF. Diakses selasa 31 Mei 2016, pukul 19.00 WIB
Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.
Margono, S. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Masidjo. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius.
Miranti, Caroline Natasia. 2016. Deskripsi tingkat daya juang mahasiswa angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma, (Skripsi tidak diterbitkan), Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Nashori. 2007. Pelatihan Adversity Intellegence untuk Meningkatkan Kebermaknaan Hidup Remaja Panti Asuhan. Jurnal Psikologi No.23 Thn XII Januari 2007
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka
Putro, Eko Edi. http://lib.unnes.ac.id/794/1/2103.pdf . Diakses kamis 19 Mei 2016, pukul 13.30 WIB
Santrock. J. W. 2002. Life-Span Develpoment Perkembangan Masa-Hidup.Terjemahan: Damanik J,dkk. Jakarta: Erlangga
Setyosari, Punaji. 2010. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta : Kencana Prenada Media Grup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sukardi. 2003.Metodologi penelitian pendidikan kompetensi dan praktiknya. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Stoltz., Paul G. (2000). Adversity Quotient Mengubah Hambatan Menjadi Peluang. Jakarta: Grasindo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
LAMPIRAN 1 Tabulasi Data Validitas
No item
Parameter Hasil Hitung Keputusan
1 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N
.529**
.00062
VALID
2 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N
.530**
.00062
VALID
3 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N
.497**
.00062
VALID
4 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N
.503**
.00162
VALID
5 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N
.226
.04162
TIDAK VALID
6 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N
.126
.03862
TIDAK VALID
7 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N
.383**
.00262
VALID
8 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N
.529**
.00062
VALID
9 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N
.156
.22562
TIDAK VALID
10 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N
.146
.03562
TIDAK VALID
11 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N
.437**
.00062
VALID
12 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N
.406**
.00162
VALID
13 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N
.361**
.00462
VALID
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
14 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N
.546**.000
62
VALID
15 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N
.402**.001
62
VALID
16 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N
.422**.001
62
VALID
17 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N
.349**.005
62
VALID
18 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N
.454**.000
62
VALID
19 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N
.596**.000
62
VALID
20 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N
537**.000
62
VALID
21 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N
351**.005
62
VALID
22 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N
.470**.000
62
VALID
23 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N
.363**.004
62
VALID
24 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N
.359**.004
62
VALID
25 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N
.483**.000
62
VALID
26 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N
.329**.009
62
VALID
27 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N
.474**.000
62
VALID
28 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N
.395**.001
62
VALID
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
29 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N
.336**.008
62
VALID
30 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N
.421**.000
62
VALID
31 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N
.505**.000
62
VALID
32 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N
.496**.000
62
VALID
33 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N
.311*.002
62
VALID
34 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N
.442**.000
62
VALID
35 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N
.533**.000
62
VALID
36 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N
.424**.001
62
VALID
37 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N
.544**.000
62
VALID
38 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N
.528**.000
62
VALID
39 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N
.239
.06162
TIDAK VALID
40 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N
.110
.39362
TIDAK VALID
41 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N
.572**.000
62
VALID
42 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N
.579**.000
62
VALID
43 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N
.503**.000
62
VALID
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
44 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N
.403**.001
62
VALID
45 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N
.213
.01362
TIDAK VALID
46 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N
.243
.05762
TIDAK VALID
47 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N
.343**.000
62
VALID
48 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N
.331*.013
62
VALID
49 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N
.562**.000
62
VALID
50 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N
.591**.000
62
VALID
51 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N
.644**.000
62
VALID
52 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N
.606**.000
62
VALID
53 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N
.434**.000
62
VALID
54 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N
.513**.000
62
VALID
55 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N
.423**.001
62
VALID
56 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N
.323*.013
62
VALID
57 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N
.418**.002
62
VALID
58 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N
.431**.000
62
VALID
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
59 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N
.515**.000
62
VALID
60 Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N
.476**.000
62
VALID
RELIABILITY STATISTICS
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.879 52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
LAMPIRAN 2 Kuesioner Adversity Quotient
KUESIONERTINGKAT ADVERSITY QUOTIENT
Di susun oleh:Maria Dominika Efi Cahyani
121114023
Program Studi Bimbingan dan KonselingFakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata DharmaYogyakarta
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
KUESIONER
A. IdentitasJenis Kelamin :Kelas :Tanggal Pengisian :
B. Pengantar
Teman-teman yang terkasih,Pada kesempatan ini saya meminta kerelaan dan kesediaan anda
untuk mengisi kuesioner ini. Kuesioner ini tidak berkaitan dengan nilai kuliah. Saya sangat mengharapkan anda mengisi kuesioner ini dengan teliti dan jujur, tidak ada jawaban benar atau salah jawaban yang tepat adalah jawaban yang berasal dari kejujuran anda. Atas ketersediaan dan kejujuran anda, saya mengucapkan terimakasih.
C. Petunjuk pengisian:
Ada 30 peristiwa yang didaftar. Selesaikanlah pertanyaan- pertanyaan untuk setiap peristiwa dengan cara sebagai berikut.
1. Bayangkanlah peristiwanya hidup-hidup seolah-olah peristiwanya sedang terjadi, meskipun tampaknya tidak realistis.
2. Untuk kedua pertanyaan yang mengikuti setiap peristiwa, lingkarilah angka 1 hingga 5 yang merupakan kecenderungan dari jawaban anda.
1. Ketika kerja kelompok ,teman- teman kelompok tidak menerima ide anda.
Alasan teman kelompok tidak menerima ide saya merupakan sesuatu yang:
Tidak bisa saya
kendalikan1 2 3 4 5
Bisa saya kendalikan sepenuhnya
Penyebab teman kelompok kurang menerima ide saya sepenuhnya berkaitan dengan:
Saya 1 2 3 4 5Orang lain atau
faktor lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
2.
Teman tidak tanggap terhadap persentasi Anda pada mata kuliah tertentu
Sesuatu yang menyebabkan teman tidak memperhatikan persentasi saya adalah sesuatu yang:
Berkaitan dengan semua
aspek kehidupan
saya
1 2 3 4 5Berkaitan
dengan situasi ini saja
Penyebab teman tidak antusias dengan persentasi saya:
Akan selalu ada
1 2 3 4 5Tidak akan
pernah ada lagi
3.
Anda mendapat hasil belajar yang memuaskan.
Penyebab saya mendapatkan hasil belajar yang memuaskan adalah sesuatu yang:
Berkaitan dengan semua
aspek kehidupan
saya
1 2 3 4 5Berkaitan
dengan situasi ini saja
Penyebab saya mendapat hasil belajar yang memuaskan:
Akan selalu ada
1 2 3 4 5Tidak akan
pernah ada lagi
4
Hubungan anda dengan beberapa orang teman tampaknya semakin menjauh.
Sesuatu yang menyebabkan hubungan saya dengan beberapa teman semakin menjauh adalah sesuatu yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Berkaitan dengan semua aspek dalam kehidupan
saya
1 2 3 4 5Berkaitan
dengan aspek tertentu saja
Penyebab hubungan saya dengan beberapa teman semakin menjauh
Akan selalu ada
1 2 3 4 5Tidak akan
pernah ada lagi
5
Seseorang teman datang untuk meminta anda menjelaskan satu materi yang belum bisa ia pahami.
Hal-hal yang menyebabkan seorang teman datang kepada saya untuk mendengarkan penjelasan salah satu materi adalah sesuatu yang
Berkaitan dengan semua aspek dalam kehidupan
saya
1 2 3 4 5Berkaitan
dengan aspek tertentu saja
Alasan teman datang untuk mendengarkan penjelasan saya :
Akan selalu ada
1 2 3 4 5Tidak akan
pernah ada lagi
6
Anda mengalami hambatan dalam berkomunikasi dengan kelompok magang
Hal-hal yang menyebabkan saya mengalami hambatan berkomunikasi dengan kelompok magang adalah sesuatu yang
Tidak bisa saya
kendalikan1 2 3 4 5
Bisa saya kendalikan sepenuhnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Hasil dari peristiwa tersebut adalah sesuatu yang saya rasa:
Bukan tanggungjawab
saya sama sekali
1 2 3 4 5Tanggungjawab saya sepenuhnya
7
Dosen meminta anda agar segera mengumpulkan laporan akhir magang.
Sesuatu yang menyebabkan saya diminta untuk mengumpulkan laporan akhir magang segera ini:
Berkaitan dengan semua
aspek kehidupan
saya
1 2 3 4 5Berkaitan
dengan situasi ini saja
Penyebab saya diminta untuk mengumpulkan laporan akhir magang secepat mungkin:
Akan selalu ada
1 2 3 4 5Tidak akan
pernah ada lagi
8
Seorang teman di kelas tidak memberi tahu anda ketika ada tugas perkuliahan
Sesuatu yang menyebabkan teman di kelas tidak memberi tahu saya ketika ada tugas perkuliahan adalah sesuatu yang:
Tidak bisa saya
kendalikan1 2 3 4 5
Bisa saya kendalikan sepenuhnya
Penyebab teman di kelas tidak memberi tahu saya ketika ada tugas perkuliahan berkaitan dengan :
Saya 1 2 3 4 5Orang lain atau
faktor lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
9
Seorang sahabat karib anda mengalami sakit parah.
Sesuatu hal yang menyebabkan sahabat karib saya mengalami sakit parah adalah sesuatu yang
Tidak bisa saya
kendalikan1 2 3 4 5
Bisa saya kendalikan sepenuhnya
Hasil dari peristiwa ini adalah sesuatu yang saya rasa
Bukan tanggungjawab
saya sama sekali
1 2 3 4 5Tanggungjawab saya sepenuhnya
10
Anda diundang ke sebuah peristiwa penting.
Alasan saya diundang adalah sesuatu yang:
Tidak bisa saya
kendalikan1 2 3 4 5
Bisa saya kendalikan sepenuhnya
Alasan saya diundang sepenuhnya berkaitan dengan:
Saya 1 2 3 4 5Orang lain atau
faktor lain
11
Anda tidak dilibatkan dalam sebuah kepanitian penting di prodi anda.
Sesuatu yang menyebabkan saya tidak dilibatkan dalam sebuah kepanitian penting di prodi adalah sesuatu yang
Berkaitan dengan semua
aspek kehidupan
saya
1 2 3 4 5Berkaitan
dengan situasi ini saja
Penyebab saya tidak dilibatkan dalam sebuah kepanitian penting di prodi:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Akan selalu ada
1 2 3 4 5Tidak akan
pernah ada lagi
12
Anda mendapat respon yang negatif dari seorang teman kelas yang dekat dengan anda.
Hal yang menyebabkan saya mendapat respon negatif dari teman dekat adalah sesuatu yang
Berkaitan dengan semua
aspek kehidupan
saya
1 2 3 4 5Berkaitan
dengan situasi ini saja
Penyebab saya mendapat respon negatif itu:
Akan selalu ada
1 2 3 4 5Tidak akan
pernah ada lagi
13
Anda menerima banyak masukan terkait dengan hasil belajar anda.
Penyebab saya menerima banyak masukan mengenai hasil belajar adalah sesuatu yang
Tidak bisa saya
kendalikan1 2 3 4 5
Bisa saya kendalikan sepenuhnya
Penyebab saya menerima banyak masukan mengenai hasil belajar, sepenuhnya berkaitan dengan
Saya 1 2 3 4 5Orang lain atau
faktor lain
14
Belum ada persiapan untuk ujian akhir semester
Sesuatu hal yang menyebabkan saya malas untuk mempersiapkan ujian akhir semester adalah sesuatu yang:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Berkaitan dengan semua
aspek kehidupan
saya
1 2 3 4 5Berkaitan
dengan situasi ini saja
Penyebab saya kurang bersemangat mempersiapkan ujian akhir:
Akan selalu ada
1 2 3 4 5Tidak akan
pernah ada lagi
15
Pembagian waktu anda antara kuliah,magang, dan kepanitiaan kurang efektif sehingga semua prosesnya
berantakan.
Sesuatu yang menyebabkan pembagian waktu saya kurang efektif adalah sesuatu yang:
Berkaitan dengan semua
aspek kehidupan
saya
1 2 3 4 5Berkaitan
dengan situasi ini saja
Penyebab pembagian waktu saya yang kurang efektif :
Akan selalu ada
1 2 3 4 5Tidak akan
pernah ada lagi
16
Anda ketinggalan sebuah informasi penting berkaitan dengan kesempatan untuk anda mendapatkan beasiswa:
Hal yang menyebabkan saya ketinggalan sebuah informasi penting berkaitan dengan beasiswa adalah sesuatu yang:
Tidak bisa saya
kendalikan1 2 3 4 5
Bisa saya kendalikan sepenuhnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Penyebab saya ketinggalan sebuah informasi penting berkaitan dengan beasiswa, sepenuhnya berkaitan dengan:
Saya 1 2 3 4 5Orang lain atau
faktor lain
17
Anda diberi kesempatan oleh guru BK untuk mengobservasi kegiatan bimbingan di dalam kelas.
Alasan saya diberi kesempatan oleh guru BK untuk mengobservasi kegiatan bimbingan di dalam kelas adalah sesuatu yang:
Tidak bisa saya
kendalikan1 2 3 4 5
Bisa saya kendalikan sepenuhnya
Hasil dari peristiwa tersebut adalah sesuatu yang saya rasa:
Bukan tanggungjawab
saya sama sekali
1 2 3 4 5Tanggungjawab saya sepenuhnya
18
Kelompok magang yang anda koordinir tidak berjalan sesuai dengan rencana.
Penyebab kelompok magang yang saya koordinir tidak berjalan sesuai dengan rencana adalah sesuatu yang:
Tidak bisa saya
kendalikan1 2 3 4 5
Bisa saya kendalikan sepenuhnya
Hasil dari peristiwa ini adalah sesuatu yang saya rasa:
Bukan tanggungjawab
saya sama sekali
1 2 3 4 5Tanggungjawab saya sepenuhnya
19 Teman kelompok belajar menawarkan kepada anda, untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
mengerjakan materi tertentu kalau anda ingin tetap masuk pada kelompok tersebut.
Hal yang menyebabkan saya diminta untuk mengerjakan materi tertentu adalah sesuatu yang:
Tidak bisa saya
kendalikan1 2 3 4 5
Bisa saya kendalikan sepenuhnya
Penyebab saya diminta untuk mengerjakan materi tertentu berkaitan dengan:
Saya 1 2 3 4 5Orang lain atau
faktor lain
20
Kerja keras dan usaha anda mendapatkan apresiasi yang positif dari dosen
Sesuatu yang menyebabkan saya mendapatkan apresiasi tersebut adalah sesuatu yang:
Berkaitan dengan semua
aspek kehidupan
saya
1 2 3 4 5Berkaitan
dengan situasi ini saja
Penyebab saya mendapatkan apresiasi tersebut:
Akan selalu ada
1 2 3 4 5Tidak akan
pernah ada lagi
21
Transportasi yang anda gunakan mogok dalam perjalanan menuju kampus.
Sesuatu yang menyebabkan transportasi saya mogok adalah sesuatu yang
Berkaitan dengan semua
aspek kehidupan
1 2 3 4 5Berkaitan
dengan situasi ini saja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
saya
Penyebab transportasi saya mogok:
Akan selalu ada
1 2 3 4 5Tidak akan
pernah ada lagi
22
Dosen pembimbing akademik anda mengatakan bahwa hasil belajarmu menurun di semester ini
Sesuatu yang menyebabkan hasil belajar saya menurun adalah sesuatu yang:
Berkaitan dengan semua
aspek kehidupan
saya
1 2 3 4 5Berkaitan
dengan situasi ini saja
Penyebab hasil belajar saya menurun:
Akan selalu ada
1 2 3 4 5Tidak akan
pernah ada lagi
23
Anda terpilih untuk memimpin sebuah acara outbond.
Sesuatu yang menyebabkan saya terpilih adalah sesuatu yang
Tidak bisa saya
kendalikan1 2 3 4 5
Bisa saya kendalikan sepenuhnya
Penyebab saya terpilih sepenuhnya berkaitan dengan
Saya 1 2 3 4 5Orang lain atau
faktor lain
24Anda menelepon seorang teman berkali-kali untuk mengajak kerja tugas dan meninggalkan pesan tapi tidak satupun yang
dibalas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Sesuatu yang menyebabkan teman tidak menjawab telepon dan membalas pesan saya adalah sesuatu yang:
Berkaitan dengan semua
aspek kehidupan
saya
1 2 3 4 5Berkaitan
dengan situasi ini saja
Penyebab teman saya tidak menjawab telepon dan membalas pesan saya:
Akan selalu ada
1 2 3 4 5Tidak akan
pernah ada lagi
25
Pratikum anda mendapat pujian di depan umum
Sesuatu yang menyebabkan saya mendapat pujian adalah sesuatu yang
Berkaitan dengan semua
aspek kehidupan
saya
1 2 3 4 5Berkaitan
dengan situasi ini saja
Penyebab saya dipuji
Akan selalu ada
1 2 3 4 5Tidak akan
pernah ada lagi
26
Saat mengumpulkan tugas individu, dosen mata kuliah tersebut mengingatkan bahwa masih banyak kekurangan
pada hasil kerja anda.
Sesuatu hal yang menyebabkan dosen mengingatkan bahwa masih banyak kekurangan pada hasil kerja saya adalah sesuatu yang:
Tidak bisa saya
kendalikan1 2 3 4 5
Bisa saya kendalikan sepenuhnya
Hasil dari peristiwa ini adalah sesuatu yang saya rasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Bukan tanggungjawab
saya sama sekali
1 2 3 4 5Tanggungjawab saya sepenuhnya
27
Seseorang yang anda hormati memuji anda
Penyebab saya mendapatkan pujian adalah sesuatu yang
Tidak bisa saya
kendalikan1 2 3 4 5
Bisa saya kendalikan sepenuhnya
Hasil dari peristiwa tersebut adalah sesuatu yang saya rasa
Bukan tanggungjawab
saya sama sekali
1 2 3 4 5Tanggungjawab saya sepenuhnya
28
Hasil penilaian pratikum konseling anda dari teman-teman kurang menyenangkan
Sesuatu yang menyebabkan saya menerima penilaian seperti itu adalah sesuatu yang
Tidak bisa saya
kendalikan1 2 3 4 5
Bisa saya kendalikan sepenuhnya
Hasil dari peristiwa ini adalah sesuatu yang saya rasa
Bukan tanggungjawab
saya sama sekali
1 2 3 4 5Tanggungjawab saya sepenuhnya
29 Anda tidak memperoleh pasangan konseling seperti yang anda harapkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Sesuatu yang menyebabkan saya tidak mendapat pasangan konseling yang sesuai harapan adalah sesuatu yang:
Tidak bisa saya
kendalikan1 2 3 4 5
Bisa saya kendalikan sepenuhnya
Penyebab saya tidak mendapat pasangan konseling yang sesuai harapan, sepenuhnya berkaitan dengan:
Saya 1 2 3 4 5Orang lain atau
faktor lain
30
Anda dipilih oleh teman- teman dekat anda untuk mengikuti lomba karya ilmiah
Sesuatu hal yang menyebabkan saya dipilih adalah sesuatu yang
Berkaitan dengan semua
aspek kehidupan
saya
1 2 3 4 5Berkaitan
dengan situasi ini saja
Penyebab saya dipilih oleh teman-teman dekat untuk mengikuti lomba karya ilmiah
Akan selalu ada
1 2 3 4 5Tidak akan
pernah ada lagi
TERIMA KASIH
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Usulan Program yang Dapat Dilakukan Oleh Pihak Program Studi
Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma, untuk
Meningkatkan Adversity Quotient Mahasiswa Bimbingan dan Konseling
Angkatan 2014
A. Mengadakan kegiatan Adversity Qoutient Development dua kali dalam
satu semester dengan agenda:
1. Kegiatan I
a) Sharing kegiatan perkuliahan dan magang yang sedang
berlangsung, serta sharing bagaimana relasi dan komunikasi
dengan lingkungan(keluarga/kos), bersama dosen pembimbing
akademik dan teman-teman satu kelas
b) Outbond adversity quotient
c) Refleksi dan Evaluasi seluruh kegiatan selama perkuliahan,
magang, dan kegiatan selama dua hari di luar kampus tersebut.
2. Kegiatan II
Mengadakan kegiatan follow up dari kegiatan I dan melihat
bagaimana perubahan yang ada pada diri mahasiswa setelah
mengikuti kegiatan I.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
B. Roundown Kegiatan I dan Kegiatan II
1. Kegiatan I
No Keterangan
1 Topik/Pokok Bahasan Adversity Quotient
2 Judul Sharing dan Training Adversity Quotient3 Indikator(Tujuan Khusus) 1. Mengetahui hambatan dari kesulitan
yang dihadapi, terutama dalam hal:a. Mengatur waktu kuliah, magang,
dan kegiatan organisasib. Menyelesaikan semua tanggung
jawab yang diberikanc. Menjalin relasi dan kerjasama
dengan lingkungan(keluarga/kos)serta orang disekitar
2. Mampu mengatasi hambatan-hambatan dari kesulitan yang dihadapi
3. Mampu mengendalikan emosi4. Mampu bertahan dalam situasi sulit
yang dialami5. Mampu mengambil keputusan dalam
setiap tantangan
5 Metode Kegiatan Sharing, Outbound,Refleksi dan Evaluasi6. Tempat pelaksanaan Omah Jawi7. Waktu Pelaksanaan 2 hari8. Alat/media Viewer, LCD,Alat Tulis, besi kecil, tali, bola
kaki, ember kecil9. Evaluasi Lembar Refleksi dan Evaluasi
1. Apa yang menjadi harapan-harapanmu dalam waktu 3 bulankedepan mengenai kegiatan perkuliahan?
2. Apa yang menjadi harapan-harapanmu dalam waktu 3 bulan kedepan mengenai kegiatan magang?
3. Apa yang menjadi harapan-harapanmu dalam waktu 3 bulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
kedepan mengenai kegiatan organisasi/kepanitiaan yang kamu ikuti?
4. Apa yang akan kamu lakukan dalam waktu 3 bulan kedepan, untuk menyelesaikan apa yang menjadi tanggungjawabmu?
5. Apa yang perlu diperbaiki dan dipertahankan dalam jangka waktu 3 bulan ini dalam hal relasi dan komunikasi dengan lingkungan (keluarga/kos)?
6. Apa yang akan dilakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dalam waktu 3 bulan kedepan?
7. Apa yang menjadi harapan-harapanmu dalam proses mengolah emosi ketika menghadapi hambatan-hambatan yang muncul?
Permainan-permainan yang digunakan dalam Kegiatan I :
1. BOM BARDIR
Alat Tali rafiah, Bola, ember kecilTujuan Mengembangkan tingkat adversity quotient yang sudah ada pada
diriPara peserta (mahasiswa 2014) dibagi kedalam
kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 8 peserta
Setiap kelompok dibagikan satu bola kaki yang sudah di
tali dengan beberapa tali. Kemudian setiap kelompok
harus mampu membawa bola kaki sampai pada garis
finish dan bola diletakkan pada ember kecil.
Terdapat beberapa peraturan pada permainan ini:
a. masing-masing anggota harus megang ujung tali yang
sudah dipersiapkan.
b. Dalam satu kelompok hanya diperbolehkan satu
orang saja yang memandu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
c. Ketika bola jatuh diperjalanan, permainan harus
diulang kembali dari garis start.
Selama permainan diharapkan setiap peserta
mampu menyadari adversity quotient yang ada dalam
diri mereka masing-masing. Dalam permainan ini
tercakup 4 aspek yang terkait dalam adversity
quotient, yaitu Control, O2(origin dan ownership),
Reach, dan Endurance. Keempat nilai aspek tersebut
ditunjukkan saat peserta sedang berproses bersama
ketika dalam permainan ini. Pada permainan ini akan
terlihat bagaimana setiap peserta ini menghadapi
kesulitan,mencari solusi, mengolah emosi, dan
mengendalikan diri. Selain itu apakah ketika dalam
kelompok mengalami kegagalan, akankah masing-
masing pribadi cenderung menyalahkan teman dalam
kelompok atau hal-hal yang berada disekitarnya atau
justru malah cenderung merasa sadar bahwa ketika
mengalami kegagalan, diri sendiri juga menjadi
penyebabnya. Pada permainan ini juga akan terlihat
jika terjadi kegagalan apakah setiap peserta ini akan
tetap menjalin relasi yang baik dengan anggota
kelompoknya atau tidak. Dan yang terkhir, pada
permainan ini akan terlihat bagaimana kegigihan
peserta dalam proses mencapai harapan yang
diinginkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
2. STIK AJAIBAlat Satu batang bambu kecil sepanjang 2 meterTujuan Mengembangkan tingkat adversity quotient yang sudah ada pada
diriPara peserta (mahasiswa 2014) dibagi kedalam
kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 10
peserta. Setiap kelompok dibagikan satu batang bambu.
Kemudian setiap anggota kelompok berbaris berhadap-
hadapan. Dalam permainan ini kelompok diminta untuk
mengangkat batang bambu hanya dengan dua jari dari
setiap anggota yang berjejer membentuk seperti
jembatan. Posisi batang bambu pada saat di angkat ialah
horizontal, dan pada saat diangkat bambu tersebut harus
tetap pada posisi lurus.
Terdapat beberapa peraturan pada permainan ini:
a. Kedua jari telunjuk masing-masing anggota harus
menyentuh batang bambu dan ikut serta dalam
mengangkat bambu itu.
b. Bambu diangkat dari posisi masih di tanah.
c. Ketika bambu diangkat posisinya tidak lurus
harus diulang lagi dari bawah sampai posisi
bambu benar-benar lurus.
d. Kelompok harus mampu mengatur strategi agar
proses mengangkat bambu ini berhasil.
Selama permainan diharapkan setiap peserta
mampu menyadari adversity quotient yang ada dalam
diri mereka masing-masing. Dalam permainan ini
tercakup 4 aspek yang terkait dalam adversity
quotient, yaitu Control, O2(origin dan ownership),
Reach, dan Endurance. Keempat nilai aspek tersebut
ditunjukkan saat peserta sedang berproses bersama
ketika dalam permainan ini. Pada permainan ini akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
terlihat bagaimana setiap peserta ini menghadapi
kesulitan,mencari solusi, mengolah emosi, dan
mengendalikan diri. Selain itu apakah ketika dalam
kelompok mengalami kegagalan, akankah masing-
masing pribadi cenderung menyalahkan teman dalam
kelompok atau hal-hal yang berada disekitarnya atau
justru malah cenderung merasa sadar bahwa ketika
mengalami kegagalan, diri sendiri juga menjadi
penyebabnya. Pada permainan ini juga akan terlihat
jika terjadi kegagalan apakah setiap peserta ini akan
tetap menjalin relasi yang baik dengan anggota
kelompoknya atau tidak. Dan yang terkhir, pada
permainan ini akan terlihat bagaimana kegigihan
peserta dalam proses mencapai harapan yang
diinginkan.
2. Rundown Kegiatan II
No Keterangan
1 Topik/Pokok Bahasan Adversity Quotient
2 Judul Follow up dari kegiatan I 3 Indikator(Tujuan Khusus) 1. Mampu memahami perubahan-
perubahan yang terjadi setelah mengikuti kegiatan I, terutama dalam hal:
a. Mengatur waktu kuliah, magang, dan kegiatan organisasi
b. Menyelesaikan semua tanggung jawab yang diberikan
c. Menjalin relasi dan kerjasama dengan lingkungan serta orang disekitar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
2. Mampu menyadari apa yang menjadi hambatan ketika belum ada perubahan yang dialami setelah mengikuti kegiatan I.
3. Mengetahui sejauh mana ketahanan diri ketika menghadapi sebuah hambatan
5 Metode Kegiatan Diskusi, Sharing,Refleksi dan Evaluasi6. Tempat pelaksanaan Kampus III Universitas Sanata Dharma 7. Waktu Pelaksanaan 1 hari8. Alat/media Alat Tulis9 Evaluasi Pada kegiatan ke II ini, para mahasiswa akan
diberikan kuesioner pada awal kegiatan berlangsung. Kuesioner ini dibuat berdasarkan jawaban dari pertanyaan terbuka yang sudah dituliskan para mahasiswa pada kegiatan I. Dan dari hasil kuesioner ini akan diketahui sejauh mana perubahan yang dialami oleh para mahasiswa angkatan 2014 Program Studi Bimbingan dan Konseling setelah mengikuti adversity quotient development kegiatan I.Oleh karena itu setelah hasil diketahui dan di share kepada mahasiswa akan terlihat mana yang sudah berkembang dan memiliki perubahan mana yang belum, dan itulah yang akan menjadi bahan diskusi pada kegiatan II ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI