Upload
vancong
View
224
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
DESKRIPSI CAGAR BUDAYA TIDAK BERGERAK
KABUPATEN KARIMUN
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
BALAI PELESTARIAN CAGAR BUDAYA SUMATERA BARAT
WILAYAH KERJA PROVINSI SUMATERA BARAT, RIAU DAN KEPULAUAN RIAU
HASIL
DAFTAR PEMUTAKHIRAN DATA CB KABUPATEN KARIMUN TAHUN 2017
11 S/D 18 AGUSTUS 2017
2
DAFTAR ISI
1. Prasasti Pasir Panjang ............................................................................................................... 3
2. Masjid Besar Raja Haji Abdul Ghani .......................................................................................... 7
3. Sisa Tembok Istana Abdul Ghani ............................................................................................ 11
4. Kelenteng Sam Po Teng Pulau Buru ....................................................................................... 15
5. Makam Si Badang .................................................................................................................... 20
6. Rumah Tradisional Parit Alai ................................................................................................... 25
7. Keramat Gading ...................................................................................................................... 29
8. Makam Raja Abdurrahman ..................................................................................................... 33
9. Makam Raja Husen ................................................................................................................. 37
10. Kelenteng Buang Shiaw Ang ................................................................................................ 41
11. Kawasan Kota Lama Pasar Tanjung Balai................................. Error! Bookmark not defined.
3
1. Prasasti Pasir Panjang
KOMPONEN DATA DATA TEKNIS
Nomor Inventaris Cagar Budaya 01/BCB-TB/C/05/2007
Nama Cagar Budaya Prasasti Pasir Panjang
Alamat
Jalan Jl. Raya Meral (jalan PT.Karimun Granite)
Dusun/Kampung/Jorong Pasir Panjang
Desa/Kelurahan/Nagari Pasir Panjang
Kecamatan Meral Barat
Kabupaten/Kota Karimun
Provinsi Kepulauan Riau
Orbitrasi Situs (km)
Ibukota Kab./Kota ± 15 km
Ibukota Prov. ± 150 km
Keletakan Geografis Daratan Rendah
Aksesibilitas Situs Kendaraan Roda Dua atau Lebih
Letak Astronomis N 01° 07’ 23,2” E103° 20’ 41,3”
1.1231111 103.344805555*
Deskripsi Historis Prasasti1 Pasir Panjang pertama kali ditemukan oleh
K.F. Holle pada tahun 1873. Letnan Ashwath membuat
sketsa dan dokumentasi prasasti ini pada Juni 1887 yang
dikirim ke British Museum dan Bataviaasch Genootehap di
Batavia melalui Natalan, yaitu Konsul Jenderal Belanda di
Singapura. Dokumen tersebut kemudian ditranskripsikan dan
diterjemahkan oleh Brandes.
Selain Brandes para epigraf lainnya telah melakukan
penelitian terhadap Prasasti Pasir Panjang ini seperti Van
Caldwel (1900), F.M. Schnitger (1938), dan Machi Suhadi
(1999).2 Prasasti ini tidak berangka tahun namun
diperkirakan sekitar dari abad IX-XII M. Prasasti ini berisi
tentang pemujaan agama Buddha sekte Mahayana. Prasasti
ini masih menjadi tujuan tempat keramat bagi umat agama
Budha sehingga ramai orang datang berziarah guna
keselamatan dan meminta berkah.
Deskripsi Arkeologis Prasasti Pasir Panjang berada di areal lokasi
pertambangan PT. Granite Karimun dan dipahatkan pada
sebuah dinding bukit batu granit dengan ukuran batu yang
ditulis 100 cm x 173 cm. Prasasti ini telah diberi cungkup
pada tahun 1996 yang berukuran 208 cm x 267 cm. Prasasti Pasir Panjang merupakan peninggalan bersejarah tentang
penganut agama Buddha. Tulisan yang terdapat pada batu ini
terdiri dari tiga baris. Ukuran masing-masing tulisan, baris
ke-1 140 cm x 37 cm, baris ke-2 145 cm x 36 cm, dan baris
1 Prasasti merupakan maklumat yang isinya tentang perintah, pernyataan, pujian atau putusan yang dikeluarkan oleh seorang raja atau pejabat tinggi suatu negara, sehingga ragam bahasanya resmi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional : Metode Penelitian Arkeologi. Jakarta. 2008. Hal. 193. 2 Anonim. “Monitoring dan Evaluasi Situs/Benda Cagar Budaya Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau”. Laporan. Tanjung balai Karimun : Dinas Pariwisata, Seni, dan Budaya Kabupaten Karimun. 2009. Hlm. 14-15.
4
ke-3 160 cm x 37 cm. Prasasti ini menggunakan huruf Pre-Nagari dan berbahasa Sansekerta. Berdasarkan pembacaan
Brandes dan Caldwel
Prasasti Pasir Panjang ditransliterasikan sebagai
berikut ”mahayanika golayantritasri gautamasripada”,
sementara Machi Suhadi mentrasliterasikan “mahayanika
golapanditasri gautamasripada”. Dari tulisan yang terdapat
pada batu ini para ahli menyimpulkan bahwa tulisan itu
mengandung arti “Pemujaan kepada Sang Budha melalui
Tapak KakiNya”.
Ukuran (Luas) Situs Bangunan 2,08 m x 2,67 m ( 5,5536 m²)
Lahan 353 (m²)
Batas-Batas Situs Utara Laut Karimun
Selatan Gunung Karimun
Timur PT. Karimun Granite
Barat Gunung Karimun
Fungsi awal dan fungsi sekarang Fungsi awal tempat pemujaan agama Buddha sekte
Mahayana dan fungsi sekarang tempat keramat bagi umat
agama Budha sehingga ramai orang datang berziarah guna
keselamatan dan meminta berkah.
Pemilik PT. Karimun Granite
Pengelola Dinas Pariwisata, Seni, dan Budaya Kabupaten Karimun dan
PT. Karimun Granite
Foto
Foto Objek
(Sisi Selatan)
(Sisi Timur)
5
(Sisi Barat)
Foto Lingkungan
(Lingkungan Sisi Selatan)
(Lingkungan Sisi Selatan)
6
Denah Keletakan
Tanggal Pendataan Agustus 2017
Pengentri Data Surya; Gema Indra Kusuma
*) google earth / maps
7
2. Masjid Besar Raja Haji Abdul Ghani
KOMPONEN DATA DATA TEKNIS
Nomor Inventaris Cagar Budaya 02/BCB-TB/C/05/2007
Nama Cagar Budaya Masjid Besar Raja Haji Abdul Ghani
Alamat
Jalan Jl. Raya Masjid RT 01 RW 06
Dusun/Kampung/Jorong Kampung Busung, Dusun Garuda
Desa/Kelurahan/Nagari Buru
Kecamatan Buru
Kabupaten/Kota Tanjung Balai Karimun
Provinsi Kepulauan Riau
Orbitrasi Situs (km)
Ibukota Kab./Kota ± 30 km
Ibukota Prov. ± 170 km
Keletakan Geografis Dataran Rendah, Masjid Jami' Pulau Buru terletak kurang
lebih 10 m dari laut, berada persi di pinggir jalan desa
Aksesibilitas Situs Masjid Besar Raja Haji Abdul Ghani mudah untuk dijangkau
karena berada di sisi jalan raya. Lokasi ini dapat dicapai
menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat.
Letak Astronomis N 00° 52’ 19,0” E 103° 29’ 48,6”
0.8719444,103.4968333*
Deskripsi Historis Masjid Jami' Pulau Buru terletak kurang lebih 10 m dari
laut, berada persisi di pinggir jalan desa. Masjid ini didirikan
oleh Raja Abdul Ghani pada tahun 1823 M.
Deskripsi Arkeologis Masjid jami' Pulau Buru mempunyai denah persegi.
Keseluruhan bangunan masjid terdiri dari tiga bagian yaitu,
bangunan induk, menara dan kolam. Antara bangunan induk
dengan menara dihubungkan dengan sebuah lorong
sepanjang 4,5 m, dengan sebuah pintu kecil untuk masuk dan
naik ke menara. Bangunan menara ini berbentuk silinder
dengan diameter lingkaran 6 m dan tinggi menara 14 m,
yang makin ke atas semakin meruncing yang pada
ketinggian sekitara tujuh meter dibatasi oleh jalan lingkar
atas . Bentuk puncak menyerupai dengan bentuk tempat
pembakaran hio di klenteng-kelenteng Cina.
Bagian kolam berada pada sisi kanan masjid. Ukuran kolam
secara keseluruhan adalah 6 x 6 meter dan kedalaman dasar kolam 1,5 meter. Bentuk kolam berupa tanda plus ( + )
dengan tinggi dari permukaan sekitar 45 cm. . Ruang induk
mempunyai ukuran 8,5 x 8,5 meter dengan empat tiang
utama penyangga di tengah ruang berbentuk empat persegi.
Ruang mihrab dilengkapi dengan sebuah mimbar yang
terbuat dari dari kayu. Mimbar tersebut terdiri dari tiang
berjumlah 6 buah, atap berbentuk pelana, undak-undakan,
dan tempat ceramah. Tiang mimbar dilengkapi dengan
hiasan berupa sulur-suluran pada bagian kemuncak.
Ukuran (Luas) Situs Bangunan 13 m x 12,7 m
Lahan 166,92 m²
8
Batas-Batas Situs Utara Jalan Raya Masjid dan Laut
Selatan Rumah
Barat Lahan Kosong dan makam
Timur SMPN 1 Buru
Fungsi awal dan fungsi sekarang Tempat Peribadatan
Pemilik Masyarakat Buru
Pengelola Keturunan Raja Haji Abdul Ghani
Foto
Foto Objek
(Sisi Depan/Selatan)
(Sisi Utara)
(Sisi Barat)
9
(Posisi Dalam Bangunan)
Foto Lingkungan
(Lingkungan Sisi Selatan)
(Lingkungan Sisi Selatan)
(Lingkungan Sisi Barat)
10
(Lingkungan Sisi Timur)
Denah Keletakan
Tanggal Pendataan Juni 2017
Pengentri Data Surya; Gema Indra Kusuma
*) google earth / maps
11
3. Sisa Tembok Istana Abdul Ghani KOMPONEN DATA DATA TEKNIS
Nomor Inventaris Cagar Budaya 03/BCB-TB/C/05/2007
Nama Cagar Budaya Sisa Tembok Istana Abdul Ghani
Alamat
Jalan Jalan Raya Masjid RT 01 RW 06
Dusun/Kampung/Jorong Kampung Busung, Dusun Garuda
Desa/Kelurahan/Nagari Buru
Kecamatan Buru
Kabupaten/Kota Karimun
Provinsi Kepulauan Riau
Orbitrasi Situs (km)
Ibukota Kab./Kota ± 30 km
Ibukota Prov. ± 170 km
Keletakan Geografis Dataran rendah dengan elevasi setinggi ± 15 m di atas
permukaan laut
Aksesibilitas Situs Sisa Tembok Istana Raja Haji Abdul Ghani mudah untuk
dijangkau karena berada di sisi jalan raya dan berdekatan
dengan Masjid Besar Raja Haji Abdul Ghani sekitar 25 m ke
arah timur. Lokasi ini dapat dicapai menggunakan kendaraan
roda dua dan roda empat.
Letak Astronomis N 00°52’16.5” E103°29’49.9”
0.87125,103.497194445*
Deskripsi Historis Bangunan ini dibangun pada masa Raja Haji Abdul
Ghani merupakan Istana tempat tinggal sekitar tahun 1823 M
hampir sejaman dengan pendirian Masjid Besar Raja Haji
Abdul Ghani.3
Deskripsi Arkeologis Bangunan yang merupakan bekas istana tempat tinggal
Raja Haji Abdul Ghani ini sekarang hanya sisa-sisa tembok
dinding bagian depan dan pintu gerbang/pintu masuk.
Tembok dinding ini memanjang ke arah barat-timur sekitar
36,81m. Dinding ini terbuat dari bata berspesi kapur dengan
ketebalan dinding sekitar 30 cm. Ukuran bata panjang antara
21,5 cm – 22,5 cm, lebar 10 cm, dan tebal antara 5 cm – 5,5
cm. Pintu masuk/pintu gerbang berbentuk persegi panjang
dengan lengkung di bagian atasnya berukuran 1,6m x 2,07m.
Ukuran (Luas) Situs Bangunan 36,81m x 0,30m
Lahan 36,81m x 48m
Batas-Batas Situs Utara Rumah Penduduk
Selatan Klenteng Sam Po teng
Timur Jalan
Barat Lahan kosong / lapangan
Fungsi awal dan fungsi sekarang Awalnya sebagai tempat tinggal/hunian dan sekarang
hanya sisa-sisa tembok dinding bagian depan dan pintu
gerbang/pintu masuk.
3 Menurut penuturan Raja Husen (72 tahun) yang bertempat tinggal Kampung Bususng Dusun Garuda Kelurahan Buru Kecamatan Buru, beliau merupakan salah satu kerabat dari keturunan Raja Haji Abdul Ghani.
12
Pemilik Raja Ahmad Putih
Pengelola Keturunan Raja Ahmad Putih
Foto
Foto Objek
(Sisi Utara)
(Sisi Barat)
(Sisi Timur)
13
(Sisi Selatan)
Foto Lingkungan
(Lingkungan Sisi Utara)
(Lingkungan Sisi Barat)
14
(Lingkungan Sisi Selatan
Denah Keletakan
Tanggal Pendataan Juni 2017
Pengentri Data Surya; Gema Indra Kusuma
*) google earth / maps
15
4. Kelenteng Sam Po Teng Pulau Buru
KOMPONEN DATA DATA TEKNIS
Nomor Inventaris Cagar Budaya 04/BCB-TB/C/05/2007
Nama Cagar Budaya Kelenteng Sam Po Teng Pulau Buru
Alamat
Jalan Jalan Raya Masjid RT 01 RW 06
Dusun/Kampung/Jorong Kampung Busung, Dusun Garuda
Desa/Kelurahan/Nagari Buru
Kecamatan Buru
Kabupaten/Kota Karimun
Provinsi Kepulauan Riau
Orbitrasi Situs (km)
Ibukota Kab./Kota ± 30 km
Ibukota Prov. ± 170 km
Keletakan Geografis klenteng ini terletak di dataran rendah dengan elevasi
setinggi ± 19 m di atas permukaan laut
Aksesibilitas Situs Klenteng Sam Po Teng mudah untuk dijangkau karena
berada di sisi jalan raya dan berdekatan dengan Masjid Besar
Raja Haji Abdul Ghani sekitar 50 m ke arah timur serta Sisa
Tembok Istana Raja Haji Abdul Ghani. Sekitar 20 m. Lokasi
ini dapat dicapai menggunakan kendaraan roda dua dan roda
empat.
Letak Astronomis N 00°52’15.5” E103°29’49.9”
0.870972, 103.497194*)
Deskripsi Historis Klenteng4 Sam Po teng dibangun pada tahun 1815 oleh
warga Cina yang berada di Pulau Buru.5 Para tukang yang
membangun klenteng dan masjid adalah sama.
Deskripsi Arkeologis Teras. Klenteng Sam Po Teng didirikan di atas
landasan alas yang terbuat dari coran semen setinggi 26 cm
dari permukaan tanah. Denah bangunan berbentuk persegi
panjang dengan arah hadap bangunan ke barat daya.
Klenteng sam Po teng tidak mempunyai impluvium
(courtyard). Teras depan berupa ruang terbuka yang cukup
sempit berukuran 4,21m x 1m dengan lantainya terbuat dari
ubin tegel berwarna merah 40 cm x 40 cm. di teras ini,
tepatnya di sisi kiri kanan pintu masuk ke ruang utama
4 Fungsi klenteng dapat ditinjau dari segi keamanan dan sosial. Klenteng ditinjau dari segi keamanan merupakan tempat suci untuk menjalankan ibadah ke hadirat TuhanYang Maha Esa, melaksanakan penghormatan kepada para suci serta para nabi, selain itu sebagai tempat untuk menampung semua aktivitas yang berhubungan dengan para dewa di sana baik hanya untuk konsultasi maupun sekedar komunikasi. Ditinjau dari segi sosial, klenteng memiliki fungsi sebagai tempat pemberian amal/bantuan bagi umat yang tidak mampu, juga berfungsi sebagai tempat bermalam bagi umat yang membutuhkannya.
Sriti Mayang Sari, Raymond Soelistio Pramono. Kajian Ikonografis Ornamen Pada Interior Klenteng Sanggar Agung Surabaya puslit.petra.ac.id/journals/pdf.php?PublishedID=INT08060201. Diakses tanggal 2 Agustus 2011.
5 Anonim. Laporan Monitoring dan Evaluasi Situs/Benda Cagar Budaya Kabupaten Karimun Provinsi Riau, Tanjung Balai Karimun, 2009. hlm. 32.
16
terdapat wadah dupa yang menempel di dinding terbuat dari kayu.
Ruang Utama. Pintu masuk menuju ke ruangan utama
berjumlah 3 buah, dengan pintu utama berada di tengah-
tengah menghadap ke barat daya terbuat dari kayu dibagian
dalam dan dibagian luar terbuat dari besi setinggi 100 cm.
dua pintu lainnya berada di sisi barat laut dan tenggara yang
terbuat dari kayu. Bangunan ini terbuat dari bata berspesi
kapur dengan ketebalan dinding 26 cm. Lantai ruangan
ditinggikan ± 10 cm terbuat dari ubin tegel berwarna merah
berukuran 40 cm x 40 cm. atap bangunan berbentuk pelana
dengan dinding tembok/solid. Sebelum menuju altar utama
terdapat tempat 2 buah meja altar yang dilengkapi benda-
benda perlengkapan upacara yaitu : lilin besar, tempat lilin
kecil dan meja lainnya tempat meletakan dupa.
Altar utama berisi 3 buah patung dewa dengan dewa utama
berada di tengah yaitu Dewa Toa Pek Kong (dewa
kemakmuran), di sisi barat laut Sang Guru (leluhur), dan di
sisi tenggara Buddha.
Ruang Samping, di samping kanan (sisi tenggara) ruangan
terdapat ruang berbentuk persegi panjang yang dihubungkan
oleh pintu berdaun satu terbuat dari kayu. Lantai ruangan
terbuat dari keramik berwarna putih dan cata dinding
berwarna kuning. ruang ini terdiri dari 2 buah ruangan, yaitu
1 buah kamar di sisi timur laut dan ruang lepas. Ruangan ini
berfungsi sebagai gudang untuk menyimpan barang-barang
yang diperlukan ketika upacara-upacara besar seperti kursi
dalam jumlah banyak dan meja.
Ukuran (Luas) Situs Bangunan 10,93m x 10m
Lahan 10,93m x 10m
Batas-Batas Situs Utara Lahan Kosong dan Sisa tembok Abdul
Ghani
Selatan Jalan
Barat Rumah Penduduk
Timur Rumah Penduduk
Fungsi awal dan fungsi sekarang Peribadatan
Pemilik Yayasan Busapa
Pengelola Yayasan Busapa
Foto
17
Foto Objek
(Sisi Depan/Selatan)
(Sisi Utara)
(Posisi Barat)
(Sisi Timur)
18
(Kondisi Dalam)
Foto Lingkungan
(Lingkungan Sisi Selatan)
(Lingkungan Sisi Timur)
19
(Lingkungan Sisi Barat)
(Lingungan Sisi Utara)
Denah Keletakan
Tanggal Pendataan Juni 2017
Pengentri Data Surya; Gema Indra Kusuma
*) google earth / maps
20
5. Makam Si Badang
KOMPONEN DATA DATA TEKNIS
Nomor Inventaris Cagar Budaya 05/BCB-TB/C/05/2007
Nama Cagar Budaya Makam Si Badang
Alamat
Jalan Jalan setapak kedalam hutan
Dusun/Kampung/Jorong Garuda
Desa/Kelurahan/Nagari Kandis
Kecamatan Buru
Kabupaten/Kota Karimun
Provinsi Kepulauan Riau
Orbitrasi Situs (km)
Ibukota Kab./Kota ± 26 km
Ibukota Prov. ± 164 km
Keletakan Geografis makam ini terletak di dataran rendah dengan elevasi setinggi
± 40 m di atas permukaan laut
Aksesibilitas Situs Makam Si Badang relatif sulit untuk dijangkau karena
berada di dalam hutan (aksesibilitas relatif sulit, namun
dapat ditempuh dengan kendaraan roda 2
Letak Astronomis N 00°54’13.7’ E 103°29’53.9”
(0.9038056 103.498305556*)
Deskripsi Historis Dalam sejarah lokal, si Badang merupakan hulubalang
Kesultanan Lingga-Riau. Ia dikenal memiliki kekuatan dan
kesaktian yang sangat hebat. Dengan kekuatan dan
kesaktiannya dapat menumpas kumpulan para perompak laut
yang mengganggu di sekitar perairan yang menjadi wilayah
kekuasaan Kesultanan Lingga-Riau.6 Sampai saat ini makam
ini sangat dikeramatkan oleh masyarakat Karimun, masih
banyak yang datang menziarahi makam ini.
Deskripsi Arkeologis Makam si badang merupakan makam tunggal yang
berada di areal hutan yang berukuran sangat panjang, yaitu
panjang 427 cm dan lebar 60,05 cm. Jirat makam terbuat dari
plesteran semen dan dibagian tengahnya dibiarkan tanpa
plesteran, plesteran ini dibuat sekitar tahun 1990. Jirat ini
berukuran panjang 427 cm dan lebar sisi utara dan selatan 10
cm sedangkan lebar sisi barat dan timur 8,2 cm. Nisan
makam terbuat dari batu alam dengan jejak-jejak bekas pengikisan oleh air yang membentuk garis linear. Jejak-jejak
ini bukan merupakan hasil pengerjaan.
Makam ini telah diberi cungkup yang dibangun oleh
Dinas Pariwisata, Seni, dan Kebudayaan Kabupaten
Karimun pada tahun 2007. Cungkup berdenah persegi
panjang berukuran 4,82m x 6,03m terbuat dari bata
berplester semen dan atap terbuat dari coran semen
berbentuk seperti kubah.
6 Laporan monitoring dan evaluasi situs/benda cagar budaya kabupaten karimun provinsi riau, tanjung balai karimun, 2009. Hlm. 29.
21
Ukuran (Luas) Situs Bangunan 7,81m x 6,63m
Lahan 50m x 50m
Batas-Batas Situs Utara Hutan
Selatan Hutan dan Jalan tanah
Barat Hutan dan jalan tanah
Timur Hutan
Fungsi awal dan fungsi sekarang Pemakaman
Pemilik Milik Kelurahan Kandis
Pengelola Masyarakat
Foto
Foto Objek
(Sisi Selatan)
(Sisi Utara)
(Sisi Barat)
22
(Sisi Barat)
(Kondisi Dalam)
(Papan Informasi)
Foto Lingkungan
23
(Lingkungan Sisi Selatan)
(Lingkungan Sisi Utara)
(Lingkungan Sisi Barat)
(Lingkungan Sisi Timur )
24
Denah Keletakan
Tanggal Pendataan Juni 2017
Pengentri Data Surya; Gema Idra Kusuma
*) google earth / maps
25
6. Rumah Tradisional Parit Alai
KOMPONEN DATA DATA TEKNIS
Nomor Inventaris Cagar Budaya 06/BCB-TB/C/05/2013
Nama Cagar Budaya Rumah Tradisional Parit alai
Alamat
Jalan Parit Alai
Dusun/Kampung/Jorong II Parit Alai
Desa/Kelurahan/Nagari Sei Unggur Utara
Kecamatan Kundur Utara
Kabupaten/Kota Karimun
Provinsi Kepulauan Riau
Orbitrasi Situs (km)
Ibukota Kab./Kota ± 40 km
Ibukota Prov. ± 180 km
Keletakan Geografis 10 m dpl
Aksesibilitas Situs Relatif mudah karena objek berada di dekat jalan
kampung. Namun pada saat musim hujan jalanan banjir.
Letak Astronomis N 0° 43' 52.1" E 103° 29' 34.3"
(0.7311389,103.492888*)
Deskripsi Historis Menurut pemiliknya bangunan ini telah berumur sekitar
115 tahun, dibangun pada akhir abad 19 (1890-an). Rumah
ini sekarang ditempati oleh Pak Sudin dan keluarga. Pada
awalnya rumah ini milik datuknya Pak Sudin, yang pada
masa itu (tahun 1800-an) merupakan saudagar kaya yang
memiliki banyak perkebunan (sawit, pinang, karet). 7
Deskripsi Arkeologis Bangunan ini berarsitektur tradisional Melayu. Hal ini
dapat dilihat dari bentuk bangunan berpanggung setinggi 1,5
m dan komponen utamanya yang terbuat dari kayu. Rumah
ini belum banyak mengalami banyak perubahan. Hanya
sedikit perubahan terjadi pada jumlah kamar, pada awalnya
terdiri dari 2 buah kamar, saat ini terdapat 3 kamar yang
dibuat dari triplek. Atap bangunan terbuat dari seng
berbentuk limas. Bangunan ini terdiri dari 4 ruangan, yaitu 1
buah ruang besar, 2 buah kamar dan 1 buah ruang kecil.
Pintu masuk berjumlah 2 buah berada di sisi utara dan di sisi
selatan. Jendela berjumlah 8 buah terbuat dari kayu dan
diberi jeruji. Pintu masuk di bagian depan berada di sisi utara
dan juga terdapat pintu di bagian belakang di sisi selatan rumah. Jendela berjumlah 8 buah berbentuk bukaan dua
dengan diberi pagar dan di bagian atas jendeela terdapat kaca
patri (mozaik) berwarna kuning dan merah. 2 buah jendela
telah diubah menjadi kaca nako. Tiang rumah berjumlah 15
buah dengan tiang utama berjumlah 2 buah berbentuk
persegi empat. Kondisi rumah ini di beberapa bagian telah
mengalami kerusakan, seperti pada bagian lantai mengalami
7 Menurut penuturan Ibu Jumiah (56 tahun), beliau adalah istri dari Pak Sudin. Pada saat wawancara Pak Sudin
tidak berada di tempat karena bekerja di Malaysia. Ibu Jumiah ini tidak mengetahui nama Datuk dari Pak Sudin.
26
keropos, atap seng di bagian sisi selatan telah bocor, sehingga ketika musim hujan air masuk kedalam rumah yang
mengakibatkan lantai rumah rusak. atap seng pada bagian
tangga masuk sudah rusak serta tangga masuk juga
mengalami keropos. Pada bagian belakang rumah ini
terdapat bangunan baru yang terbuat dari bata berspesi
semen. Antara bangunan lama dengan bangunan baru
dihubungkan oleh sebuah lorong saat ini digunakan pemilik
rumah. Bangunan baru tidak berpanggung.
Ukuran (Luas) Situs Bangunan 10 X 6,6 m (66 m2)
Lahan 25 X 16,6 m (416 m2)
Batas-Batas Situs Utara Jalan Parit Alai
Selatan Rumah Penduduk
Timur Rumah Penduduk
Barat Kebun
Fungsi awal dan fungsi sekarang Rumah Hunian dan sekarang Rumah Hunian
Pemilik Sudin
Pengelola Pewaris
Foto
Foto Objek
(Sisi Depan/Utara)
(Sisi Selatan)
27
(Sisi Barat)
Foto Lingkungan
(Lingkungan Sisi Utara)
(Lingkungan Sisi Barat)
28
Denah Keletakan
Tanggal Pendataan Juni 2017
Pengentri Data Surya;Gema Indra Kusuma
29
7. Keramat Gading
KOMPONEN DATA DATA TEKNIS
Nomor Inventaris Cagar Budaya 07/BCB-TB/C/05/2007
Nama Cagar Budaya Keramat Gading
Alamat
Jalan Gading
Dusun/Kampung/Jorong Gading Sari
Desa/Kelurahan/Nagari Kundur
Kecamatan Kundur
Kabupaten/Kota Karimun
Provinsi Kepulauan Riau
Orbitrasi Situs (km)
Ibukota Kab./Kota ± 50 km
Ibukota Prov. ± 190 km
Keletakan Geografis Berada di tengah kawasan penduduk dan di pulau (21 m)
Aksesibilitas Situs Untuk menuju ke Lokasi dari Karimun, menggunakan
kapal menuju sel Belia dan menggunakan mobil arah pantai
gading, sebelah timur dari objek wisata pantai gading lokasi
di pinggang bukit.
Letak Astronomis N 00° 38' 15,9" E 103° 25' 50.1"
(0.63775 103.43058333*)
Deskripsi Historis Keramat Gading adalah sebuah nama makam pada
sebuah lokasi yang disebut Tanjung Putri Gading.
Ketokohan dari dimakamkan di sini tidak diketahui secara
pasti, hanya saja penduduk sekitarnya mengkeramatkan
makam ini. Makam tersebut berada pada sebuah perkebunan
yang berbatasan dengan pantai sebelah barat-selatan dari
Pulau Kundur
Deskripsi Arkeologis Letak makam berada di dalam cungkup bersama dengan 4
buah makam lainnya. Pada Makam Gading sendiri memiliki
tiga pasang (6 buah) nisan dengan tipe yang berbeda. Pada
bagian tengah makam, yakni satu pasang nisan berbentuk
pipih memanjang dan ukurannya lebih panjang dibanding 2
pasang nisan lainnya yang berbentuk gada. Penempatan 3
pasang nisan ada kemungkinan dihubungkan dengan
kedudukan sosial dari yang dikuburkan pada masa hidupnya.
Namun demikian menilik dari tipe nisan yang berbeda bisa
jadi dalam satu jirat makam terdiri dari 3 jasad yang dikuburkan. Biasanya tipe nisan yang berbentuk pipih
diperuntukan bagi jasad perempuan sedangkan tipe gada bagi
jasad laki-laki. Menilik dari bahannya dan pembuatannya,
nisan ini merupakan nisan pengganti yang dibuat dari batu
granit yang masih relatif baru. Jirat makam dari keramik
berwarna putih. Di luar cungkup dari Keramat Gading
merupakan kompleks pemakaman umum.
Ukuran (Luas) Situs Bangunan 10.37 m X 4.28 m
30
Lahan 10.37 m X 4.28 m
Batas-Batas Situs Utara Laut
Selatan Kuburan Msayarakat
Timur Laut
Barat Kuburan Masyarakat
Fungsi awal dan fungsi sekarang Pemakaman dan sekarang pemakaman
Pemilik Ahli waris husen
Pengelola Ahli waris Pemkab Karimun BPCB Sumbar
Foto
Foto Objek
(Sisi Barat)
(Sisi Timur)
(Sisi Utara)
31
(Sisi Selatan)
(Kondisi Dalam)
Foto Lingkungan
(Lingkungan Sisi Utara)
32
(Lingkungan Sisi Selatan)
(Lingkungan Sisi Barat)
(Lingkungan Sisi Selatan)
Denah Keletakan
Tanggal Pendataan Agustus 2017
Pengentri Data Surya;Gema Indra Kusuma
*) google earth / maps
33
8. Makam Raja Abdurrahman
KOMPONEN DATA DATA TEKNIS
Nomor Inventaris Cagar Budaya 09/BCB-TB/C/05/2007
Nama Cagar Budaya Makam Raja Abdurrahman
Alamat
Jalan
Dusun/Kampung/Jorong Bedan
Desa/Kelurahan/Nagari Moro Timur
Kecamatan Moro
Kabupaten/Kota Karimun
Provinsi Kepulauan Riau
Orbitrasi Situs (km)
Ibukota Kab./Kota ± 70 km
Ibukota Prov. ± 220 km
Keletakan Geografis Berada di atas Bukit Pulau Moro (Elev 12m)
Aksesibilitas Situs Untuk Menuju Lokasi dari Karimun menaiki Kapal
Menuju sel. Belia setelah itu naik mobil menuju pelabuhan
moro, naik kapal lagi menuju Pulau sugi bawah di pelabuhan
sebelah kanan berjalan kaki 15 menit di belakang perumahan
ada pemakaman umum, di antara pemakaman umum
terdapat makam raja
Letak Astronomis N 0° 45' 14.3" E103° 42' 48.2"
(0.753972, 103.713389*)
Deskripsi Historis Raja Abdurrakhman merupakan putra dari Raja Husein
dari P. Sulit yang meninggal pada Oktober 1925. Pada masa
hidupnya dikenal sebagai Amir di P. Moro yang diangkat
oleh Belanda.
Deskripsi Arkeologis Makam ini berada di kebun yang cukup lebat di belakang
pemukiman. Pada nisan tertera tulisan arab yang
menerangkan nama Raja Abdurrakhman dan tanggal
meninggalnya. Bahan dari nisan terbuat dari batu granit
dengan tipe gada.
Ukuran (Luas) Situs Bangunan 2 X 1,25 M
Lahan 2 X 1,25 M
Batas-Batas Situs Utara Pemakaman Umum
Selatan Jalan setapak
Timur Pemakaman Umum
Barat Pemakaman Umum
Fungsi awal dan fungsi sekarang Dahulu Pemakaman dan sekarang Pemakaman
Pemilik Keluarga Kerajaan/ Raja Maryam
Pengelola Keluarga Kerajaan
Foto
34
Foto Objek
(Makam Raja Abdurrahman)
(Sisi Selatan)
(Sisi Barat)
Foto Lingkungan
35
(Lingkungan Sisi Utara)
(Lingkungan Sisi Barat)
(Lingkungan Sisi Selatan)
(Lingkungan Akses Masuk)
36
Denah Keletakan
Tanggal Pendataan Agustus 2017
Pengentri Data Surya;Gema Indra Kusuma
*) google earth / maps
37
9. Makam Raja Hasan
KOMPONEN DATA DATA TEKNIS
Nomor Inventaris Cagar Budaya 10/BCB-TB/C/05/2013
Nama Cagar Budaya Makam Raja Hasan
Alamat
Jalan
Dusun/Kampung/Jorong Sulit
Desa/Kelurahan/Nagari Rawa Jaya
Kecamatan Moro
Kabupaten/Kota Karimun
Provinsi Kepulauan Riau
Orbitrasi Situs (km)
Ibukota Kab./Kota ± 110 km
Ibukota Prov. ± 320 km
Keletakan Geografis Berada di Tepi Pantai pulau (14 m dpl )
Aksesibilitas Situs Untuk Menuju Lokasi dari Karimun menaiki Kapal
menuju Moro dan merental kapal menuju Pulau Sugi, setiba
di pulau menaiki Motor selama 30 menit di jalan aspal dan
jalan tanah, arah barat pulau di jalan raya selat belinga
sebelah barat lokasi situs sebelum selat belinga
Letak Astronomis N 00°51’11” E103°47’50.9”
(0.8530556 103.79724999*)
Deskripsi Historis Raja Husein adalah sebagai Amir yang pertama di Pulau
Moro. Pada saat hidupnya ia dikenal sebagai hulubalang raja
yang pernah menghentikan pembangkangan dari Orang Kaya
Pulau Tujuh.
Deskripsi Arkeologis Makam Raja Husein berada di sebuah pulau kecil yaitu
Pulau Sulit. Makam berada di semua kompleks pemakaman
dan terletak tidak jauh dari pantai sekitar 100 m. Makam
Raja Husein telah diberi pagar keliling berupa dinding
tembok, didalamnya terdapat beberapa makam yang
merupakan kerabat/keluarga dekat dari Raja Husein. Makam
Raja Husein tidak berjirat, hanya terdapat nisan bertipe gada
dan terbuat dari batu granit.
Ukuran (Luas) Situs Bangunan 4 m x 2 m
Lahan 30 m x 50 m
Batas-Batas Situs Utara Laut
Selatan Laut/kebun
Barat Laut
Timur Laut
Fungsi awal dan fungsi sekarang Dahulu Pemakaman Sekarang Pemakaman
Pemilik Keluarga kerajaan/Raja Muhamad Ali
Pengelola Keluarga kerajaan/Raja Muhamad Ali
Foto
38
Foto Objek
(Kondisi Makam)
(Sisi Timur)
Foto Lingkungan
(Lingkungan Sisi Timur)
39
(Lingkungan Sisi Utara)
(Lingkungan Sisi Barat)
(Lingkungan Sisi Selatan)
(Lingkungan Akses Masuk)
40
(Medan ke Lokasi)
Denah Keletakan
Tanggal Pendataan Agustus 2017
Pengentri Data Surya;Gema Indra Kusuma
*) google earth / maps
41
10. Kelenteng Buang Shiaw Ang
KOMPONEN DATA DATA TEKNIS
Nomor Inventaris Cagar Budaya 11/BCB-TB/C/05/2013
Nama Cagar Budaya Kelenteng Buang Shiaw Ang
Alamat
Jalan Kangkar
Dusun/Kampung/Jorong Kangkar
Desa/Kelurahan/Nagari Moro Timur
Kecamatan Moro
Kabupaten/Kota Karimun
Provinsi Kepulauan Riau
Orbitrasi Situs (km)
Ibukota Kab./Kota ±50 km
Ibukota Prov. ±190 km
Keletakan Geografis Berada di Tepi Pantai pulau dan di perbukitan
Aksesibilitas Situs Untuk menuju lokasi bisa di akses karena berada di
pemukiman penduduk dan berada di perbukitan
Letak Astronomis N 00°45’10,8” E103°42’45.9”
(0.752991, 103.712759*)
Deskripsi Historis Kelenteng di bangun pada tahun 1926 dengan nama
Buang Siaw Ang. Arti Buang Siaw Ang adalah semua orang
panjang umur.
Deskripsi Arkeologis Bangunan ini merupakan bangunan tunggal yang hanya
memilki satu ruang sebagai tempat persembahyangan,
selebihnya merupakan teras yang terdapat di bagian depan.
Kelentang ini berdiri diatas bukit yang menghadap ke laut.
Bangunan ini merupakan perpaduan arsitektur china dan
kolonial. Arsitektur kolonial terlihat pada tembok dinding
yang tebal (30 cm), arsitektur china terlihat pada bentuk atap,
yaitu atap tapal kuda. Bangunan ini hanya memilki satu buah
pintu masukdan jendela 2 buah dangan jalusi besi. Pada
bagian atas pintu mauk terdapat tulisan china yang
menyebutkan nama kelenteng (Buang Siaw Ang). Sedangkan
pada tempat persembahyangan dipenuhi dengan aneka
peralatan sembahyang. Secara arsitektuarl dan bahan,
bangunan kelenteng ini masih banyak mempertahankan
keasliannya.
Ukuran (Luas) Situs Bangunan 6,5 m x 6,5 m (35,75 m2)
Lahan 20,5 m x 19,5 m
Batas-Batas Situs Utara Kebun
Selatan Jalan
Barat Laut
Timur kebun
Fungsi awal dan fungsi sekarang Dahulu tempat peribadatan dan sekarang tempat peribadatan
Pemilik Yayasan Budha
Pengelola Yayasan Budha
Foto
42
Foto Objek
(Kondisi depan)
(Sisi Dalam)
Foto Lingkungan
(Lingkungan Depan)
43
(Lingkungan Sisi Depan)
Denah Keletakan
Tanggal Pendataan Agustus 2017
Pengentri Data Surya;Gema Indra Kusuma
*) google earth / maps