Upload
trinhtuyen
View
253
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
Desain Proses Pengelolaan Limbah Vinasse dengan Metode Pemekatan
dan Pembakaran pada Pabrik Gula-Alkohol Terintegrasi
Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Tontowi Ismail, MS
Disusun oleh :Iqbal Safirul Barqi2308 100 151Muhammad Fauzi2308 100 176
Laboratorium Teknologi BiokimiaInstitut Teknologi Sepuluh November
Pabrik Etanol berbahanbaku molasse
LIMBAH VINASSE
Tidak Layak Buang
Pengelolaan Limbah Dengan Metoda Pemekatan Dan Pembakaran
Vinasse
Oksidasi biologis
Oksidasi Fisik
• Aerobik :
• Anaerobik :
Senyawa Organik + O2
CO2 + H2O + ash
Temperatur tinggi±1000oC
• pengolahan secara anaerob– Biasanya maksimal hanya mampu memproses
limbah dengan BOD sekitar 20000 ppm, denganefisiensi 80%.
• pengolahan secara aerob– Umumnya hanya bisa dilakukan setelah nilai BOD
kurang dari 2000 ppm
Metode PemekatanDisertai Pembakaran
Limbah VinasseT = ±100oC
EVAPORASI
VaporT=±100oC
VinassePekat
INSENERASIEnergi
Abu
Fuel
Perumusan MasalahPermasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah :a) Bagaimana memilih dan mendesain proses yang
efisien pada pengelolaan limbah vinasse denganmetode pemekatan dan pembakaran pada pabrikgula-alkohol terintegrasi?
b) Bagaimana merekomendasikan pemanfaatan air yang didapat dari vapor produk evaporasi limbahvinasse serta merekomendasikan pemanfaatanenergi hasil pembakaran vinasse?
Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini ialah :a) Limbah yang dipakai untuk penelitian ini
adalah limbah pabrik etanol (vinasse) yang berbahan baku molases (tetes).
b) Sistem yang ditinjau ialah pabrik etanol dari bahan baku molases yang terintegrasidengan pabrik gula.
Tujuan PenelitianTujuan penelitian ini adalah untuk :a) Menawarkan rancangan alternatif proses pengolahan
limbah vinasse secara fisik, yaitu dengan metodepemekatan disertai pembakaran, yang akan diterapkanpada pabrik etanol yang terintegrasi dengan pabrik gula.
b) Mengetahui seberapa besar air yang bisa di-recovery dariproses pengolahan limbah vinasse dengan metodepemekatan disertai pembakaran sertamerekomendasikan penggunaannya.
c) Mengetahui seberapa besar energi hasil pembakaranvinasse yang bisa digunakan kembali untuk keperluanproses serta merekomendasikan penggunaannya.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk :a) Membantu menyelesaikan permasalahan
pembuangan limbah vinasse yang selama ini menjadi persoalan utama pabrik etanol.
b) Memberikan pilihan recovery panas dankonservasi air di pabrik etanol dan gulamelalui pengolahan limbah vinasse denganmetode pemekatan dan pembakaran
Identifikasi informasi proses pada pabrikalkohol dan pabrik gula
Perancangan dan Analisa Proses
Pembuatan alternatif proses pemekatan
Perhitungan proses pembakaran• Menghitung heating value vinasse pekat• Membuat neraca massa dan energi proses insinerasi
Menghitung Biaya pengolahan limbah
ALTERNATIF PROSES PEMEKATANVariabel proses1. Single Effect Evaporator dengan jaringan penukar panas
• Menggunakan “Pinch design method”
2. Single Effect Evaporator dengan Mechanical Vapor Recompression (MVR)
3. Single Effect Evaporator dengan Kondisi Vakum4. Double Effect Evaporator5. Triple Effect Evaporator6. Quadruple Effect Evaporator7. Quintuple effect Evaporator
PROSES PEMBAKARAN• Mencari Heating Value Vinasse Pekat1. Mengambil sampel vinasse dari pabrik alkohol
PT.Molindo.2. Menghitung kadar solid sampel vinasse
menggunakan refraktometer3. Memekatkan vinasse hingga kepekatan 80% solid
dengan cara memanaskan menggunakan hot platekemudian membandingkan beratnya dengan beratawal. Temperature pemanasan dijaga antara 100-105oC untuk mencegah terjadinya karamelisasi.
4. Analisa heating value vinasse 80% solid menggunakan bom kalorimeter.
5. Dengan perhitungan matematis, dihitung heating value vinasse kering dengan rumusan:
∆Hcvinasse kering = ∆Hcvinasse 80% + mair dalam sampel . λair
• Menghitung Neraca Massa dan Energi Proses InsinerasiOutput : Kebutuhan Fuel dan Flue gas dihasilkan
Basis perhitungan :Feed vinasse = 27,84 ton/jam%solid feed = 10%%solid produk vinasse pekat = 45%Tvinasse = 85oC
Neraca massa umum :
evaporatorFeed = 27,84 ton/jam
Vapor = 21,95 ton/jam
produk = 5,89 ton/jam
Air yang bisa ter-recovery
Perancangan jaringan penukar panas
NoSuhu Pasok
(oC)Suhu Target
(oC)cp (kJ/kgoC) Mass (ton/jam) CP (kW/oC) DH (kW)
1 55 70 3,820235754 304,5613095 323,19333 4847,9
2 70 105 3,827308025 311,7118794 331,39372 11598,78
3 103 110 3,828672782 259,2118794 275,67707 1929,74
4 30 85 3,680513163 29,93533107 30,604828 1683,266
Total energi aliran dingin = 20059,69
NoSuhu Pasok
(oC)Suhu Target
(oC)cp (kJ/kgoC) Mass (ton/jam) CP (kW/oC) DH (kW)
1 120 30 3,587645605 31,878 31,768602 2.859,174
2 100 99 2.259,999734 21,95073761 13780,184 13.780,18
3 99 60 4,179816 21,95073761 25,486123 993,9588Total energi aliran panas = 17.633,32
• Aliran dingin
• Aliran panas
Flowsheet pabrik gula-alkohol disertai unit pengolahan limbahdengan jaringan penukar panas terintegerasi
• Kebutuhan kapital :– Luas area evaporator = 484,24 m2
– Heat exchanger = • HE 1 = 31,43 m2
• HE 2 = 242,71 m2
• HE 3 = 87,36 m2
• HE 4 = 27,67 m2
• Kebutuhan Operasional :– Steam :
• steam untuk evaporator = 22.897,11 kg/jam• steam yang direcovery oleh panas vapor produk
evaporasi = 21.372,66 kg/jam• sehingga net kebutuhan steam = 1.525,15 kg/jam
– Air pendingin = 69.513,41 kg/jam
• Kebutuhan kapital :– luas area evaporator = 484,24 m2
– Kompressor dengan power = 969,76 hp
• Kebutuhan operasional :– Steam = 947,07 kg/jam– Air pendingin = 0,00 kg/jam– Listrik = 723,7 kWh
Alternatif 3: Single Effect Evaporator dengankondisi vakum
• Kebutuhan kapital :– area evaporator = 75,75 m2
– Ejector dengan diameter = 4 in– Area barometric kondensor = 3,35 m2
• Kebutuhan operasional :– Steam = 21.421,62 kg/jam– Air pendingin = 405.388,13 kg/jam
Alternatif 4: Double Effect Evaporator
• Kebutuhan kapital :– area evaporator = 143,73 m2
– Ejector dengan diameter = 6 in– Area barometric kondensor = 1,74 m2
• Kebutuhan operasional :– Steam = 10.960,18 kg/jam– Air pendingin = 209.873,01 kg/jam
Alternatif 5: Triple Effect Evaporator
• Kebutuhan kapital :– area evaporator = 303,26 m2
– Ejector dengan diameter = 6 in– Area barometric kondensor = 1,2 m2
• Kebutuhan operasional :– Steam = 7.721,65 kg/jam– Air pendingin = 145.564,94 kg/jam
Alternatif 6: Quadruple Effect Evaporator
• Kebutuhan kapital :– area evaporator = 447,51 m2
– Ejector dengan diameter = 6 in– Area barometric kondensor = 0,94 m2
• Kebutuhan operasional :– Steam = 6.023,18 kg/jam– Air pendingin = 114.631,14 kg/jam
Alternatif 7: Quintuple Effect Evaporator
• Kebutuhan kapital :– area evaporator = 523,94 m2
– Ejector dengan diameter = 6 in– Area barometric kondensor = 0,94 m2
• Kebutuhan operasional :– Steam = 4.989,72 kg/jam– Air pendingin = 90.312,06 kg/jam
Basis perhitungan :Feed vinasse pekat = 5889,59 kg/jam%moisture = 55%%non-combustible solid (ash) = 30% total solid (Brunner)
Temperatur pembakaran = 1000oC Temperatur keluaran ash = 500oC
Heating value vinasse
• Hasil analisa bom kalorimeter:– Heating value vinasse 82% solid = 10.562,86 kJ/kg
• Hasil perhitungan :∆Hcvinasse kering= ∆Hcvinasse 80% + mair dalam sampel . λair = 10.969,11 kJ/jam∆Hcvolatile content vinasse= ∆Hcvinasse 80% + mair dalam sampel . λair
+ mash . cpash . ∆Tash
∆Hcvolatile content vinasse= 11.070,92 kJ/kg
Hasil perhitungan proses insinerasi
• Bahan bakar dibutuhkan = 698,93 L/jam• Flue gas dihasilkan = 25.075,29 kg/jam
– Tflue gas = 1000oC
Energy recoveryFlue gas masuk boiler menghasilkan steam.steam dihasilkan = 12.642,11 kg/jam (asumsi saturated steam 115oC)
Annual Capital Cost
Alternatif proses1 2 3 4 5 6 7
Evaporator $2.117.186,1 $2.117.186,1 $561.908,68 $832.499,31 $1.224.453,1 $1.985.500 $2.300.845,4
Ejector - - $5.981,04 $9.280,9 $9.280,93 $9.280,9 $9.280,9
Barometrikkondenser
- - $12.477,69 $9.177,81 $7.630,99 $6.806,01 $6.187,29
Compressor $462.396,5
Heat exchanger
$121.018,2
Piping and Instrument
$313.348,61 $361.141,56 $81.251,44 119.134,13 $207.731 $280.222 $324.284
Total cost $2.551.552,94 $2.940.724,2 $661.618,85 $970.092,18 $1.667.096,1 $2.281.809,2 $2.640.597.5
Perbandingan harga peralatan masing-masing alternatif proses
annual capital cost = P*[(i(1+i)n]/[(1+i)n-1]keterangan:P = harga sekarangi = interest rate = 12%n = umur alat = 5 tahun
• kurs rupiah sebesar $1 = Rp9.450,00
Perbandingan annual capital costmasing-masing alternatif proses
Proses Annual capital cost
Single effect with pinch IDR 8.694.297.837,1
Single effect with MVR IDR 9.714.518.757,9
Single effect vacuum IDR 3.739.794.110,3
Double effect IDR 4.548.463.707,2
Triple effect IDR 6.375.674.850,5
Quadruple effect IDR 7.987.158.586,1
Quintuple effect IDR 8.927.730.083,7
Annual operational cost
ProsesSteam (kg/h)
Cooling water (kg/h)
Listrik (kW)
Single effect with pinch 1.525,15 69.513,41
Single effect vacuum 21.421,62 405.388,19
Single effect with MVR 947,07 0,00 723,71
Double effect 10.960,18 209.873,01
Triple effect 7.721,65 145.564,94
Quadruple effect 6.023,89 114.631,14
Quintuple effect 4.987,72 90.312,06
Perbandingan penggunaan utilitas masing-masing alternatif proses
Basis PerhitunganDaftar Harga :• Steam = Rp 173,000.- per ton = Rp 173.- per kg
(www.urbanecology.org.au)• Harga air = Rp 2.000,- per m3 = Rp 2.- per kg
(PDAM)• Harga listrik = Rp 460.- per kWh (PLN)• Harga Bahan Bakar = Rp 7,500.- per liter (pertamina)
asumsi waktu operasi pabrik:• 1 tahun = 330 hari• 1 hari = 24 jam
Penghematan oleh recovery air dan energi
• air yang bisa di-recycle sebesar 21.950,74 kg/jam Rp43.901,48 per jam
• steam dihasilkan dari proses pembakaransebesar 12.642,11 kg/jam Rp2.187.085,45 per jam
Perbandingan annual operational costmasing-masing alternatif proses
biaya operasional tahunan = biaya steam + biaya air pendingin + biaya listrik + biaya bahan bakar – biaya penghematan air – biaya penghematansteam.
Proses annual energy cost
Single effect with pinch Rp27.037.963.087
Single effect with MVR Rp27.781.417.815
Single effect vacuum Rp59.619.558.347
Double effect Rp42.188.748.563
Triple effect Rp36.732.805.280
Quadruple effect Rp33.916.621.235
Quintuple effect Rp32.111.686.690
Total Annual Cost
Proses Total annual cost Biaya per kg etanol
Single effect with pinch IDR 35.732.260.924 IDR 2.153,42
Single effect with MVR IDR 37.495.936.573 IDR 2.259,71
Single effect vacuum IDR 63.359.352.458 IDR 3.818,38
Double effect IDR 46.737.212.271 IDR 2.816,64
Triple effect IDR 43.108.480.131 IDR 2.597,95
Quadruple effect IDR 41.903.779.821 IDR 2.525,35
Quintuple effect IDR 41.039.416.773 IDR 2.473,26
Basis produksi ethanol = 2.095,12 kg/jam
Kesimpulan
• Pemilihan terbaik proses pengolahan limbahvinasse dengan metode pemekatan danpembakaran ialah dengan menggunakansingle effect evaporator dengan jaringanpenukar panas dengan total annual cost sebesar Rp35.732.260.924 per tahun. Biayatersebut mempengaruhi biaya produksi etanolsebesar Rp2.153,42/kg.
• Rincian proses yang direkomendasikan:– Kebutuhan Peralatan
• Evaporator dengan luas area = 484,24 m2
• 4 buah heat exchanger dengan area :– HE 1 = 31,43 m2
– HE 2 = 242,71 m2
– HE 3 = 87,36 m2
– HE 4 = 27,67 m2
– Kebutuhan Operasional• Steam :
– steam untuk evaporator = 22.897,11 kg/jam– steam yang direcovery oleh panas vapor produk evaporasi = 21.372,66 kg/jam– sehingga net kebutuhan steam = 1.525,15 kg/jam
• Air pendingin = 69.513,41 kg/jam• Bahan bakar (burning aid insinerasi) = 1.141,92 L/jam
– Recovery air dan energi• Air proses yang bisa digunakan sebesar 21.950,74
kg/jam dari kondensat vapor produk evaporasi. Air bisadigunakan untuk keperluan imbibisi di pabrik gula.
• Steam yang dihasilkan dari proses pembakaran vinassesebesar 12.642,11 kg/jam
Saran• Perlu tinjauan secara eksperimen mengenai kebutuhan bahan bakar untuk
membakar vinasse karena dalam penelitian ini hanya ditinjau secaraperhitungan neraca massa dan energi, data eksperimen dibutuhkan untukmemvalidasinya.
• Pada lokasi dimana harga listrik lebih terjangkau dibandingkan denganharga steam, maka kemungkinan lebih cocok menggunakan evaporator dengan mechanical vapor recompression.
• Kendala terbesar dari aplikasi pembakaran vinasse ialah kebutuhan bahanbakar yang cukup besar karena vinasse tidak bisa terbakar denganspontan. Biaya untuk bahan bakar merupakan pengeluaran yang terbesar. Maka, alternative untuk mengatasi persoalan ini ialah: – Mencari bahan bakar alternative yang lebih murah dari gasoline, misalnya
batubara. Namun perlu tinjauan lebih lanjut mengenai teknis pembakarannya.– Vinasse yang telah dipekatkan tidak dibakar, melainkan dijadikan pupuk
organik, mengingat kandungan organik pada vinasse cukup tinggi. Untuk ituperlu penelitian lebih lanjut untuk detail teknisnya.