48
DESAIN KAWASAN KONSERVASI MANGROVE UNTUK MENINGKATKAN RESILIENSI DELTA CIMANUK, INDRAMAYU JAWA BARAT TERHADAP PERUBAHAN IKLIM HADIANA DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015

DESAIN KAWASAN KONSERVASI MANGROVE UNTUK … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Desain Kawasan ... Resiliensi Delta Cimanuk, ... 8 Hubungan antara BLM dan luas 21

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DESAIN KAWASAN KONSERVASI MANGROVE UNTUK … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Desain Kawasan ... Resiliensi Delta Cimanuk, ... 8 Hubungan antara BLM dan luas 21

DESAIN KAWASAN KONSERVASI MANGROVE UNTUK

MENINGKATKAN RESILIENSI DELTA CIMANUK,

INDRAMAYU JAWA BARAT TERHADAP

PERUBAHAN IKLIM

HADIANA

DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2015

Page 2: DESAIN KAWASAN KONSERVASI MANGROVE UNTUK … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Desain Kawasan ... Resiliensi Delta Cimanuk, ... 8 Hubungan antara BLM dan luas 21
Page 3: DESAIN KAWASAN KONSERVASI MANGROVE UNTUK … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Desain Kawasan ... Resiliensi Delta Cimanuk, ... 8 Hubungan antara BLM dan luas 21

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Desain Kawasan

Konservasi Mangrove untuk Meningkatkan Resiliensi Delta Cimanuk, Indramayu

Jawa Barat Terhadap Perubahan Iklim adalah benar karya saya dengan arahan dari

komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan

tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang

diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks

dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir karya tulis ini.

Bogor, Februari 2015

Hadiana

NIM C24110003

Page 4: DESAIN KAWASAN KONSERVASI MANGROVE UNTUK … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Desain Kawasan ... Resiliensi Delta Cimanuk, ... 8 Hubungan antara BLM dan luas 21

Abstrak

HADIANA. Desain Kawasan Konservasi Mangrove untuk Meningkatkan

Resiliensi Delta Cimanuk, Indramayu Jawa Barat Terhadap Perubahan Iklim.

Dibawah bimbingan AGUSTINUS M. SAMOSIR.

Indramayu merupakan salah satu daerah pesisir Utara Jawa yang banyak

mengalami dampak akibat perubahan iklim. Hal ini terlihat dari intensitas rob,

abrasi, dan banjir. Salah satu upaya pengelolaan untuk mengurangi dampak

tersebut adalah dengan konservasi. Perencanaan konservasi yang terpadu menjadi

salah bentuk penetapan kawasan konservasi. Penelitian ini bertujuan untuk

menentukan variabel sumber daya pesisir yang berhubungan dengan upaya

perlindungan dan memberikan alternatif rancangan kawasan konservasi sebagai

upaya meningkatkan resiliensi Delta Cimanuk terhadap perubahan iklim. Lokasi

penelitian ini adalah di pesisir Desa Karangsong, Pabean Ilir, Pagirikan, Cantigi,

dan Cemara. Pada skenario satu dihasilkan zona inti sebesar 97,27 km², zona

pemanfatan terbatas 75,35 km², zona perikanan berkelanjutan 149,30 km², dan zona

lainnya 116,07 km² dari total luas kajian perairan di Pesisir Indramayu (Delta

Cimanuk) sebesar 437,98 km². Pada skenario dua zona inti sebesar 102,07 km² dan

pada skenario tiga zona inti sebesar 120,45 km². Hasil analisis juga menempatkan

area yang selalu terpilih menjadi kawasan konservasi yang terletak di sekitar desa

Cemara, Pabean Ilir, Cantigi dan Pagirikan.

Kata kunci : Delta Cimanuk, Konservasi, Pesisir, Rancangan, Skenario

Abstract

HADIANA. The Desain of Mangrove Conservation Area to Increase resilience of

Cimanuk Delta, Indramayu, West Java to Climate Change. Supervised by

AGUSTINUS M SAMOSIR.

Indramayu is one of coastal area in North Java many encountered caused

impact by climate change, this seemed from storm intensity, abrasion and flood that

happened more frequent. One of the management effort to reduce these impacts is

the conservation. Conservation planning integrated into one form designation of

conservation areas. This research aim was to determine the variable of coastal

resources that are related to protection and gave the alternative plan of conservation

area as an effort to brought back Cimanuk Delta condition toward climate change.

The plan in scenario one generated core zone about 97,27 km2, limited utilization

zone 75,35 km², sustainable fisheries zone 149,30 km², and others zone 116,07 km²

of total aquatic study in Coastal of Indramayu (Delta Cimanuk) that have a total

area about 437,9890 km². The plan in scenario two generated core zone about

102,07 km², and the plan in scenario three generated core zone about 120,45 km.

Overall, the location that always selected as a conservation area located aroud

Cemara, Pabean Ilir, Cantigi and Pagirikan Coastal area.

Keyword: Cimanuk Delta, Conservation, Coastal Area, Planning, Scenario

Page 5: DESAIN KAWASAN KONSERVASI MANGROVE UNTUK … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Desain Kawasan ... Resiliensi Delta Cimanuk, ... 8 Hubungan antara BLM dan luas 21

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Perikanan

pada

Departemen Manajemen Sumber Daya Perairan

DESAIN KAWASAN KONSERVASI MANGROVE UNTUK

MENINGKATKAN RESILIENSI DELTA CIMANUK,

INDRAMAYU JAWA BARAT TERHADAP

PERUBAHAN IKLIM

DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2015

Page 6: DESAIN KAWASAN KONSERVASI MANGROVE UNTUK … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Desain Kawasan ... Resiliensi Delta Cimanuk, ... 8 Hubungan antara BLM dan luas 21
Page 7: DESAIN KAWASAN KONSERVASI MANGROVE UNTUK … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Desain Kawasan ... Resiliensi Delta Cimanuk, ... 8 Hubungan antara BLM dan luas 21

Judul Skripsi : Desain Kawasan Konservasi Mangrove untuk

Meningkatkan Resiliensi Delta Cimanuk, Indramayu Jawa

Barat terhadap Perubahan Iklim

Nama Mahasiswa : Hadiana

NIM : C24110003

Program Studi : Manajemen Sumber Daya Perairan

Disetujui oleh

Ir Agustinus M Samosir, M Phil

Pembimbing

Mengetahui:

Dr Ir Mohammad Mukhlis Kamal, MSc

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Page 8: DESAIN KAWASAN KONSERVASI MANGROVE UNTUK … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Desain Kawasan ... Resiliensi Delta Cimanuk, ... 8 Hubungan antara BLM dan luas 21

PRAKATA

Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul yang

dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan dari bulan Juli sampai september 2014

ialah Desain Kawasan Konservasi Mangrove untuk meningkatkan Resiliensi Delta

Cimanuk, Indramayu Jawa Barat terhadap perubahan iklim.

Pada kesempatan ini Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua

pihak yang telah membantu dalam penulisan dan penyusunan karya ilmiah ini,

terutama kepada:

1 IPB yang telah memberikan kesempatan untuk studi.

2 Bidik Misi yang telah memberikan beasiswa selama studi di IPB.

3 BOPTN yang telah mendanai penelitian ini.

4 Dinas Perikanan dan Kelautan, Dinas Kehutanan dan Perkebunan

Indramayu atas data pendukung yang telah diberikan.

5 Prof Dr Ir Ridwan Affandi, DEA selaku pembimbing akademik.

6 Ir Agustinus M Samosir, M Phil selaku pembimbing skripsi.

7 Dr Ir Fredinan Yulianda, MSc selaku penguji tamu, dan Ali Mashar, SPi

MSi selaku komisi pendidikan Departemen Manajemen Sumber Daya

Perairan

8 Ayahanda dan Ibunda serta keluarga tercinta yang telah memberikan

dukungan dan kasih sayangnya.

9 Tim Penelitian Indramayu (Annisa Nura’ini, Selia, Dewi maya, Nur ainun

dan Reiza Maulana SPi) atas bantuan dan kerja samanya.

10 Anton Wijarno, SPi, Reva SPi, dan Lutfi SPi yang telah memberikan

bantuan.

11 Keluarga besar MSP angkatan 48 dan teman-teman semuanya.

12 Semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan skripsi ini.

Demikian karya ilmiah ini disusun, semoga karya ilmiah ini bermanfaat

Bogor, Februari 2015

Hadiana

Page 9: DESAIN KAWASAN KONSERVASI MANGROVE UNTUK … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Desain Kawasan ... Resiliensi Delta Cimanuk, ... 8 Hubungan antara BLM dan luas 21

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR x

DAFTAR LAMPIRAN x

PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Kerangka Pemikiran 1

Tujuan Penelitian 2 Manfaat Penelitian 3

METODE 3 Lokasi dan Waktu Penelitian 3

Alat dan bahan 3 Pengumpulan Data 5 Daerah Kajian/Area Of Interest (AOI) 5

Analisis Zonasi Kawasan Konservasi 7 Kesehatan Mangrove Berdasarkan Morfometrik Daun 8

HASIL DAN PEMBAHASAN 12 Hasil 12

Pembahasan 25 KESIMPULAN DAN SARAN 27

Kesimpulan 27 Saran 27

DAFTAR PUSTAKA 27

LAMPIRAN 29 RIWAYAT HIDUP 38

Page 10: DESAIN KAWASAN KONSERVASI MANGROVE UNTUK … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Desain Kawasan ... Resiliensi Delta Cimanuk, ... 8 Hubungan antara BLM dan luas 21

DAFTAR TABEL

1 Alat dan bahan yang digunakan pada penelitian 3

2 Kriteria penentuan nilai faktor denda (SPF) fitur konservasi 8 3 Kriteria penentuan nilai skor fitur biaya 9 4 Skenario kawasan konservasi 10 5 Sidik ragam rancangan acak lengkap 11 6 Nilai faktor denda pada tiap fitur konservasi 13

7 Nilai kesehatan mangrove pada lima desa 17 8 Nilai skor pada tiap fitur biaya 19 9 Perbandingan BLM rata-rata tiap skenario 21

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka pemikiran penelitian 2 2 Peta lokasi penelitian di Delta Cimanuk Indramayu Jawa Barat 4 3 Area of Interest (Daerah lingkup yang dikaji) 6

4 Perubahan pesisir Indramayu (Delta Cimanuk) Jawa Barat (1980-2014) 12 5 Sebaran fitur konservasi di Pesisir Indramayu (Delta Cimanuk) Jawa Barat 14

6 Sebaran mangrove, sempadan pantai dan kesehatan mangrove 18 7 Peta Fitur Biaya di Delta Cimanuk Indramayu Jawa Barat 20 8 Hubungan antara BLM dan luas 21

9 Hubungan antara BLM dan panjang batas 22 10 Kawasan konservasi pada skenario satu 23

11 Kawasan konservasi pada skenario dua 24 12 Kawasan konservasi pada skenario tiga 25

LAMPIRAN

1 Kuesioner penelitian 29

2 Lokasi penelitian di 5 desa 30 3 Kelimpahan larva di 5 desa 31 4 Peta sebaran fitur-fitur konservasi 32 5 Alur tabuler Input Marxan pada Q-GIS 33 6 Perbandingan hasil Marxan tiap BLM 34

7 Target konservasi yang tercapai dan pembuatan heksagon 34 8 Perbandingan tiap skenario BLM 36

9 Sebaran log normal morfometrik daun 36 10 Hasil analisis RAL dan BNJ 37

Page 11: DESAIN KAWASAN KONSERVASI MANGROVE UNTUK … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Desain Kawasan ... Resiliensi Delta Cimanuk, ... 8 Hubungan antara BLM dan luas 21

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indramayu merupakan salah satu daerah pesisir Utara Jawa yang pantainya

mengalami banyak perubahan selama 12 tahun terakhir. Perubahan yang terjadi

utamanya diakibatkan perubahan iklim. Hal ini terlihat dari intensitas badai, banjir,

abrasi, dan sedimentasi yang semakin sering. Salah satu upaya yang dapat

dilakukan untuk mencegah dampak perubahan iklim adalah dengan melindungi

pesisir melalui hutan mangrove dan sempadan pantai.

Ekosistem mangrove selain sebagai pelindung pesisir dari abrasi, badai,

dan lainnya, juga memiliki fungsi sebagai penyedia sumber makanan, daerah

mencari makan, membesarkan diri, dan memijah bagi biota. ekosistem mangrove

di Indramayu terbentang sepanjang pesisir, yang sebagian besar berada di Daerah

Aliran Sungai (DAS) Cimanuk dan bermuara di Delta Cimanuk. Sumberdaya ikan

di Delta Cimanuk ini cukup banyak diantaranya sekitar 98 jenis ikan dari 39 famili

(Samosir et al. 2014).

Pemanfaatan sumber daya ikan di Delta Cimanuk dilakukan secara

berlebihan yang mana semua jenis ikan dalam berbagai ukuran ditangkap tanpa

diseleksi berdasarkan ukuran. Hal ini menjadi masalah bagi sumberdaya ikan di

Delta Cimanuk. Oleh karena itu diperlukan upaya pengendalian penangkapan yang

ditargetkan, mengingat potensi sumber daya ikan di Delta Cimanuk ini mempunyai

peran yang sangat penting bagi kehidupan generasi yang akan datang. Salah satu

upaya pengelolaan tersebut adalah melalui pendekatan konservasi, dengan

pendekatan ini pemanfaatan tidak dapat dipisahkan dari aspek perlindungan dan

pelestarian. Bentuk perencanaan yang direkomendasikan dari pendekatan

konservasi adalah penetapan kawasan konservasi.

Kerangka Pemikiran

Sumber daya pada dasarnya merupakan milik bersama (common property),

dan pemanfaatannya dapat dilakukan oleh siapapun (open access). Oleh karena itu

semua orang mudah masuk dan keluar dalam upaya memanfaatkanya. Sumber

daya di Delta Cimanuk terdiri dari 3 macam adalah sumber daya non hayati, sumber

daya perikanan, dan jasa lingkungan.

Permasalahan yang terjadi di Delta Cimanuk (Gambar 1), adalah sumber

daya hayati dan non hayati. Daerah ini telah mengalami resesi pantai, banjir, dan

ketersediaan air tawar sehingga sebagian sumber daya air menjadi asin. Sumber

daya perikanan juga mengalami tangkap lebih dari ukuran kecil hingga besar

sementara jasa lingkungannya, terjadi abrasi pantai yang secara terus menerus.

Berdasarkan permasalahan tersebut perlu dilakukan kajian untuk

menentukan kawasan konservasi. Salah satu cara untuk memudahkan perencanaan

kawasan konservasi diperlukan penggunaan perangkat lunak Marxan. Pembuatan

desain kawasan konservasi dengan perangkat lunak sebagai upaya awal dalam

perlindungan dan pelestarian sumber daya, sehingga pemanfaatan sumber daya

dapat berkelanjutan dan diterapkan secara bertanggung jawab.

Page 12: DESAIN KAWASAN KONSERVASI MANGROVE UNTUK … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Desain Kawasan ... Resiliensi Delta Cimanuk, ... 8 Hubungan antara BLM dan luas 21

2

Gambar 1 Kerangka pemikiran penelitian

Hubungan

Ruang lingkup penelitian

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan variabel ekologi dan sosial

sumber daya pesisir dan lingkunganya yang berhubungan dengan perlindungan dan

memberikan alternatif rancangan kawasan konservasi sebagai upaya untuk

meningkatkan resiliensi Delta Cimanuk terhadap perubahan iklim.

Sumber Daya di

Delta Cimanuk

Indramayu

SD Non Hayati Sumber Daya Perikanan Jasa Lingkungan

Dewasa

lingkung

Larva

Over exploitasi

Upaya Perlindungan

Desain Kawasan Konservasi

(Marxan)

BLM Fitur Konservasi Fitur Biaya

Skenario 1 Skenario 2 Skenario 3

Penetapan Wilayah

Konservasi

Masalah air asin Abrasi Pantai

Page 13: DESAIN KAWASAN KONSERVASI MANGROVE UNTUK … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Desain Kawasan ... Resiliensi Delta Cimanuk, ... 8 Hubungan antara BLM dan luas 21

3

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai dasar pertimbangan bagi pemerintah

daerah dalam menentukan kawasan perlindungan laut melalui kajian pendekatan

berbasis spasial ekologi Delta Cimanuk Indramayu guna menjaga keberlanjutan

jenis dan kelestarian lingkungan.

METODE

Lokasi dan Waktu Penelitian

Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan bulan Juli hingga September

2014 yang berlokasi di Delta Sungai Cimanuk Indramayu, Provinsi Jawa Barat

(Gambar 2). Data penelitian yang diambil meliputi data primer dan sekunder. Data

primer dan sekunder terdiri dari fitur konservasi dan fitur biaya.

Alat dan bahan

Alat dan bahan yang digunakan selama proses pengambilan data pemetaan

partisipatif di lapangan, pengolahan dan analisis data. Alat dan bahan yang

digunakan dapat dilihat pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1 Alat dan bahan yang digunakan pada penelitian

No Alat Dan Bahan Kegunaan

1 Alat tulis, GPS, Peta,

Kuesioner dan kamera

Alat untuk mendapatkan data primer dari

wawancara

2 Personal computer, dan

microsoft excel

Media untuk menyimpan dan

mengeluarkan file dan data

3 Data primer dan sekunder,

meliputi:

Fitur Konservasi

Biaya Data input dalam perangkat lunak Marxan

4 Peta dasar (basemap) yang

sudah didigitasi

Data dasar dalam digitasi

5 Perangkat lunak Q-GIS 1.08 Alat dalam pengolahan data GIS

6 Perangkat lunak Marxan Alat untuk menyeleksi satuan unit

perancangan dan menampilkan skenario

wilayah konservasi

Page 14: DESAIN KAWASAN KONSERVASI MANGROVE UNTUK … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Desain Kawasan ... Resiliensi Delta Cimanuk, ... 8 Hubungan antara BLM dan luas 21

4

G

ambar 2

Peta lo

kasi p

enelitian

di D

elta Cim

anuk

Ind

ramayu

Jawa B

arat

Page 15: DESAIN KAWASAN KONSERVASI MANGROVE UNTUK … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Desain Kawasan ... Resiliensi Delta Cimanuk, ... 8 Hubungan antara BLM dan luas 21

5

Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data

sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi lapangan (pemetaan partisipatif)

dan melalui hasil wawancara semi terstruktur dengan pengguna yang terkait

(stakeholder) di wilayah tersebut, meliputi kondisi sumber daya perikanan dan

sosial budaya masyarakat. Data sekunder berupa data spasial kondisi pesisir

Indramayu yang diperoleh dari Dinas Perikanan dan Kelautan serta Dinas

Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Indramayu Jawa Barat. Penelitian ini dalam

analisa zonasi kawasan konservasi dilakukan oleh perangkat Marxan dengan dua

macam input data, yaitu data fitur konservasi dan data fitur biaya.

Fitur Konservasi

Fitur konservasi merupakan parameter ekologi yang harus dilindungi.

Pada penelitian ini fitur tersebut berupa sumber daya perikanan dan habitatnya serta

daerah yang harus dilindungi, yaitu arboretrum mangrove, mangrove, sempadan

pantai dan daerah rawan abrasi. Berdasarkan studi pendahuluan, dipilih prioritas

sumber daya perikanan untuk penentuan kawasan konservasi. Pertimbangan yang

digunakan, yaitu jumlahnya yang terancam atau merupakan sumber daya perikanan

ekonomis penting. Fitur yang terpilih berupa sumber daya ikan kerapu lumpur

(Ephinephelus sp.), benur udang windu (Penaeus monodon) kakap putih (Lates

calcarifer) dan kuro (Eleutheronema sp.).

Fitur Biaya

Fitur biaya dalam input Marxan berupa data tentang pemanfaatan sumber

daya, kawasan, dan ancaman terhadap sumber daya yang meliputi instalasi minyak,

ancaman minyak, fishing ground, PPI, tambak, wisata pancing, pemukiman

penduduk, sebaran sedimen, dan pemanfaatan mangrove. Data tersebut diperoleh

dari pengamatan langsung di lapangan dan hasil wawancara dengan masyarakat

pengguna langsung sumber daya tersebut. Penentuan jumlah responden dan teknik

pengambilan contoh dalam penelitian ini dilakukan secara accidental sampling

kepada nelayan sekitar.

Daerah Kajian/Area of Interest (AOI)

Area of Interest (AOI) merupakan daerah lingkup kajian dalam penentuan

kawasan konservasi. AOI yang telah ditentukan dibentuk menjadi beberapa

planning unit (pu) dengan satuan unit perencanaan heksagonal. Blok-blok

bangunan dari sistem konservasi yang perangkat lunak Marxan evaluasi dan pilih

sebagai bentuk solusi (Loos 2006). Penentuan AOI dan pu merupakan hal penting

dan utama dalam analisis Marxan. Daerah lingkup yang dikaji pada penelitian ini

terletak di sekitar Delta Sungai Cimanuk, yang mana Delta ini berbatasan langsung

dengan Laut Jawa di Indramayu Jawa Barat (Gambar 3).

Page 16: DESAIN KAWASAN KONSERVASI MANGROVE UNTUK … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Desain Kawasan ... Resiliensi Delta Cimanuk, ... 8 Hubungan antara BLM dan luas 21

6

Gam

bar 3

Area o

f Interest (D

aerah lin

gkup y

ang d

ikaji)

Page 17: DESAIN KAWASAN KONSERVASI MANGROVE UNTUK … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Desain Kawasan ... Resiliensi Delta Cimanuk, ... 8 Hubungan antara BLM dan luas 21

7

Batasan lokasi studi ini didasarkan atas kewenangan pengelolaan daerah

Indramayu untuk mengelola laut, yang mana sesuai Undang-Undang nomor 32

tahun 2004 tentang pemerintah daerah, suatu kabupaten/kota memiliki kewenangan

pengelolaan laut sejauh 4 mil (untuk wilayah yang berbatasan dengan laut yang

luas).

Bentuk yang dapat diadopsi dalam satuan pu yaitu segitiga, persegi empat,

dan heksagonal (Loos 2006). Bentuk heksagonal dipilih karena memiliki bentuk

paling natural dan lebih mendekati lingkaran sehingga memiliki rasio tepi yang

rendah (Gaselbarcht et al. 2005 in Loos 2006). Bentuk heksagonal juga memiliki

keluaran yang lebih halus dibandingkan dengan satuan planning unit lainnya

(Miller et al. 1993 in Loos 2006).

Analisis Data

Analisis Zonasi Kawasan Konservasi Analisis zona kawasan konservasi menggunakan perangkat lunak Marxan

yang bekerja secara algoritma. Tujuan dari analisis ini mencari nilai cost yang

paling rendah dengan menggunakan dua macam input data, yaitu data fitur

konservasi dan data fitur biaya. Pada fitur masing-masing parameter konservasi

mempunyai tingkat kepentingan dan kualitas data yang berbeda-beda, sehingga

faktor dendanya juga berbeda. Analisis perangkat lunak Marxan menggunakan

algoritma untuk mencari nilai biaya terendah sebagai kawasan konservasi. Hal ini

merupakan kombinasi sederhana dari nilai biaya daerah terpilih dan nilai penalti

yang tidak memenuhi target (Munro 2006). Nilai biaya terendah merupakan solusi

terbaik, yang dihitung dari formula matematika sebagai berikut.

Total score = ∑ planning unit cost + (BLM × ∑ boundary cost

n

i=1

)

n

i=1

+ ∑ ( feature penalty )

n

i=1

Keterangan

Planning unit cost : Nilai cost (biaya) yang terpilih di planning unit ke-i =

1,2,…,n; adalah banyaknya satuan perencanaan.

BLM : Boundary lenght modifier, adalah kontrol penting dari batas

relative cost terpilih di planning unit. BLM bernilai 0 maka

boundary length tidak dimasukkan dalam fungsi obyektif.

Boundary cost : Batas dari area terpilih/perimeter ke-i

Feature penalty : Penalty yang ditambahkan dalam fungsi obyektif untuk

setiap target tidak terpenuhi pada setiap perencanaan ke-i,

penalty ini opsional, dapat tidak dimasukkan dalam fungsi

obyektif.

Pembobotan Fitur

Penentuan bobot nilai fitur konservasi dan fitur biaya terbilang sangat unik,

yaitu berdasarkan tingkat kepentingan data dan kualitas data. Fitur konservasi

dengan bobot tinggi diperhitungkan untuk meningkatkan nilai cost apabila target

konservasi tidak terpenuhi, sedangkan bobot untuk fitur biaya diperhitungkan untuk

Page 18: DESAIN KAWASAN KONSERVASI MANGROVE UNTUK … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Desain Kawasan ... Resiliensi Delta Cimanuk, ... 8 Hubungan antara BLM dan luas 21

8

tidak terpilih sebagai kawasan konservasi. Hal ini karena kawasan tersebut sudah

termanfaatkan sehingga akan meningkatkan biaya pengelolaan apabila dialihkan

menjadi kawasan konservasi. Penentuan bobot kedua jenis data fitur ditentukan

berdasarkan tingkat kepentingan dan kualitas data, yang artinya kualitas data dinilai

tinggi jika pengambilan datanya berdasarkan hasil penelitian, sedangkan kualitas

data dinilai rendah jika pengambilan datanya berdasarkan wawancara. Penentuan

nilai faktor denda pada tiap fitur konservasi ditentukan secara subyektif oleh penulis,

karena sejauh ini tidak ada aturan khusus dalam menentukan nilai faktor denda pada

tiap spesies. Ball dan Possingham (2000) menyarankan menggunakan SPF di atas

1. Hal ini dibenarkan oleh Loos (2006) yang menyatakan bahwa nilai SPF kecil

(0,1) mangakibatkan target tidak terpenuhi. Data tiap fitur masing-masing

dimasukkan dalam satuan perencanaan. Data konservasi dimasukkan kedalam

satuan perencanaan fitur konservasi, demikian juga dengan fitur biaya, sehingga

menghasilkan dua macam data yang bisa dianalisa lebih lanjut.

Pembobotan Fitur Konservasi

Semakin tinggi tingkat kepentingan dan kualitas data, bobot nilai faktor

denda juga akan semakin tinggi. Berikut merupakan kriteria penentuan nilai faktor

denda pada tiap fitur konservasi (Tabel 2).

Tabel 2 Kriteria penentuan nilai faktor denda fitur konservasi

Tingkat Kepentingan Kualitas Data Nilai Skor

Sangat Tinggi Tinggi 15

Tinggi Tinggi 12

Sedang Tinggi 9

Rendah Rendah 4

Sangat Rendah Rendah 2 Keterangan : Kualitas Data : tinggi = 3, sedang = 2, rendah = 1

Tingkat Kepentingan : sangat tinggi = 5, tinggi = 4, sedang = 3, rendah = 2, sangat rendah = 1

Kesehatan Mangrove Berdasarkan Morfometrik Daun

Khusus mangrove dan sempadan pantai, perhitungan nilai skor dilakukan

dengan menambahkan variabel nilai kesehatan. Populasi morfometrik daun dilihat

berdasarkan banyaknya sebaran normal yang terbentuk pada grafik distribusi log

normal. Semakin sedikit populasi morfometrik yang terbentuk maka suatu populasi

mangrove semakin sehat, berarti morfometrik daun semakin relatif konstan.

Jumlah populasi menggambarkan tekanan lingkungan yang diterima oleh suatu

populasi mangrove (Barret dan Rosenberg 1981 in Rahadyan 2003) yaitu:

1-CV=SD

Ãx 100%

1-CV = koefisien keragaman

SD = simpangan baku

à = Nilai rata-rata ukuran morfometrik daun

Nilai koefisien keragaman (1-CV) yang besar menunjukkan bahwa

populasi memiliki nilai-nilai morfometrik daun yang memencar, dengan

Page 19: DESAIN KAWASAN KONSERVASI MANGROVE UNTUK … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Desain Kawasan ... Resiliensi Delta Cimanuk, ... 8 Hubungan antara BLM dan luas 21

9

pemencaran tersebut kompetisi antar individu dalam suatu populasi berkurang serta

menunjukan adanya daya adaptasi yang luas terhadap lingkungannya. Nilai

koefisien keragaman (1-CV) yang rendah menunjukkan bahwa suatu populasi

memiliki nilai morfometrik daun yang mengelompok. Morfometrik daun yang

sehat (tidak mengalami stress) seharusnya relatif konstan diantara individu-

individu yang sejenis dalam suatu populasi. Makin sedikit populasi morfometrik

daun yang terbentuk, maka populasi bisa dikatakan semakin sehat, karena

morfometrik daunya relatif konstan. Nilai 1-CV ini dipengaruhi letak suatu

populasi tumbuh dalam suatu zonasi.

Pembobotan Fitur Biaya

Penentuan nilai masing-masing fitur ditentukan dengan skor (weighting

score) relatif satu sama lain terhadap biaya pengelolaan suatu kawasan yang

berpengaruh terhadap tinggi rendahnya tingkat kepentingan. Penentuan nilai skor

fitur biaya tidak memperhatikan kualitas data yang didapat, karena semua fitur

biaya mempunyai kualitas data yang sama dalam mendapatkannya Tabel 3

merupakan kriteria penentuan nilai skor biaya pada tiap fitur biaya.

Tabel 3 Kriteria penentuan nilai skor fitur biaya

Tingkat Kepentingan Nilai Skor

Sangat Tinggi 5

Tinggi 4

Sedang 3

Rendah 2

Sangat Rendah 1

Pengaturan BLM (Boundary Length Modifier)

Penentuan nilai BLM akan bervariasi dari satu daerah ke daerah lain (Ila

2010). Menurut Possingham et al. (2000), nilai BLM dipilih berdasarkan

keseluruhan bentang alam dari daerah penelitian, serta tujuan dari analisis yang

dilakukan. Nilai BLM untuk map unit UTM berkisar antara 0-1, sedangkan map

unit degree berkisar antara 0-10000 (Darmawan dan Darmawan 2007). Nilai

kisaran BLM tersebut sudah dapat memberikan variasi pengelompokkan satuan

perencanaan yang terpilih. Hal ini dikarenakan pada penelitian ini menggunakan

map unit degree, maka untuk menentukan BLM optimum digunakan BLM yang

berkisar antara 0-10000, sehingga dipilih empat nilai BLM yang berbeda, yaitu 1,

10, 100, dan 1000.

Penentuan Skenario

Skenario zona kawasan konservasi merupakan solusi alternatif yang

ditawarkan untuk merancang desain kawasan konservasi. Menggunakan perangkat

lunak Marxan, para perancang dapat mencoba berbagai skenario perencanaan

kawasan yang berbeda dan melihat hasil. Berdasarkan hasil tersebut perancang

dapat memilih skenario terbaik untuk perencanaan kawasan konservasi

(Possingham et al. 2005). Skenario tersebut didapatkan dari hasil perhitungan

Marxan berdasarkan target konservasi yang berbeda-beda yang bertujuan untuk

memberikan beberapa alternatif desain kawasan konservasi sehingga nantinya

menjadi pilihan dalam menetapkan suatu kawasan konservasi yang sesuai

Page 20: DESAIN KAWASAN KONSERVASI MANGROVE UNTUK … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Desain Kawasan ... Resiliensi Delta Cimanuk, ... 8 Hubungan antara BLM dan luas 21

10

karakteristik dan keadaan lingkungannya. Berdasarkan observasi yang dilakukan

terhadap beberapa skenario, maka ditetapkan tiga skenario dengan empat BLM dan

target yang berbeda, maka proses tersebut menghasilkan 12 hasil yang berbeda.

Berikut merupakan rancangan skenario berdasarkan target fitur konservasi yang

berbeda dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Skenario kawasan konservasi

Fitur Konservasi Skenario 1 Skenario 2 Skenario 3

% Target % Target % Target

Daerah Rawan Abrasi 60 60 65

Mangrove dan Sempadan pantai 50 50 55

Arboretrum 30 40 45

Nursery Ground

Penaeus monodon 30 40 50

Ephinephelus sp. 20 35 40

Lates calcarifer 15 35 40

Eleutheronema sp. 15 30 40

Nursery Ground lainya 10 15 20

Spawning Ground 10 15 20

feeding Ground 10 15 20

Target konservasi dihitung berdasarkan persentase wilayah yang ditetapkan

untuk dikonservasi. Persentase tersebut merupakan persentase dari total luas target

yang menjadi fitur konservasi dalam Area of Interest. Penentuan persentase

skenario terbagi dalam tiga bagian, yaitu daerah perlindungan mangrove yang

difungsikan untuk melindungi dari ancaman abrasi. Sumberdaya perikanan untuk

melindungi kondisi yang sudah terancam dan mulai terancam. Habitat untuk

melindungi daerah sebaran ikan baik larva maupun dewasa. Jika semakin tinggi

presentase maka fitur tersebut maka mutlak sebesar presentase tersebut dilindungi.

Sehingga presentase perlindungan daerah lindung mangrove dan sumberdaya

perikanan akan lebih tinggi dibandingkan habitat, karena pada skenario kawasan ini

terjadi overlay antar fitur. Sehingga presentasenya kumulatif dari fitur yang terjadi

overlay.

Analisis Statistika

Analisis Rancangan Acak Lengkap (RAL)

Analisis RAL yang digunakan untuk melihat pengaruh perlakuan

perbedaan tempat terhadap pertumbuhan daun mangrove (Mattjik dan Sumertajaya

2013). Model rancangannya sebagai berikut.

Page 21: DESAIN KAWASAN KONSERVASI MANGROVE UNTUK … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Desain Kawasan ... Resiliensi Delta Cimanuk, ... 8 Hubungan antara BLM dan luas 21

11

Y ij = µ + τi +∑ ij

Y ij : Pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

µ : Rataan umum

τi : Pengaruh perlakuan ke-i

∑ij : Galat pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

Hipotesis yang dapat di uji dari RAL adalah sebagai berikut.

H0 : Tidak ada τi (perlakuan tempat) yang berpengaruh terhadap pertumbuhan

daun mangrove

H1 : Minimal ada satu τi (perlakuan tempat) yang berpengaruh terhadap

pertumbuhan daun mangrove

Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hipotesis tersebut adalah

apabila Fhit < Ftab maka gagal tolak H0 dan apabila Fhit > Ftab maka tolak H0.

Analisis sidik ragam untuk rancangan kelompok ini disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5 Sidik ragam rancangan acak lengkap

Sumber

Keragaman (Sk)

Derajat

Bebas (Db)

Jumlah

Kuadrat (Jk)

Kuadrat

Tengah F Hit F Tab

Perlakuan i-1 JKP KTP KTP/KTS

Sisa/Galat i-(i-1) JKS KTS

Total ji-1 JKT

Uji Lanjut BNJ (Benar Nyata Jujur)

Uji lanjut BNJ sering juga disebut uji Turkey (Honestly Significant

Difference = HSD) (Mattjik dan Sumertajaya 2013). Uji BNJ dapat digunakan

untuk membandingkan semua pasangan perlakuan yang ada.

BNJα = qα (p, fe). √( KTG)

r

Keterangan

BNJ : Beda Nyata Jujur

qα : Nilai F tabel pada selang kelas kepercayaan

p : Jumlah perlakuan

fe : Derajat bebas galat

KTG : Kuadrat tengah galat

r : Perlakuan

Page 22: DESAIN KAWASAN KONSERVASI MANGROVE UNTUK … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Desain Kawasan ... Resiliensi Delta Cimanuk, ... 8 Hubungan antara BLM dan luas 21

12

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Perubahan Kondisi Pesisir Indramayu (Delta Cimanuk)

Pesisir Indramayu atau dikenal dengan Delta Cimanuk, secara geografis

terletak pada garis lintang 06˚11’–06˚ 20’ LS, dan garis bujur 108˚ 09’–108˚19’ BT.

Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa, di sebelah selatan dengan Jalan Raya

Indramayu–Jakarta, di sebelah timur dengan Kali Cimanuk Lama dan di sebelah

barat dengan Kali Cilet.

Sebaran mangrove di Delta Cimanuk setiap tahunnya mengalami

perubahan yang cukup tinggi, terlebih setelah tahun 2001. Tahun 2001 sampai

tahun 2014 pesisir Indramayu mengalami perubahan yang cukup signifikan. Hal

ini di akibat dari perubahan iklim yang menyebabkan intensitas bencana alam

menjadi cukup sering di pesisir Indramayu. Luas hutan mangrove di Delta

Cimanuk pada tahun 1990 adalah 7.127,56 ha, terdiri dari 4 Resort Polisi Hutan

(RPH), yaitu RPH Cemara (1.748,30 ha), RPH Cangkring (2.080,73 ha), RPH

Purwa (1.903,18 ha), dan RPH Pabean (1.395,35 ha), termasuk dalam Bagian

Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Indramayu, Kesatuan Pemangkuan Hutan

(KPH) Indramayu. Luas hutan mangrove di Kabupaten Indramayu pada tahun 2001

adalah 6.353,60 ha, yang tersebar di Kec. Losarang, Kec. Cantigi, Kec. Indramayu,

dan Kec. Sindang (Deputi Bidang Kelembagaan Koperasi dan UKM Kantor

Menteri Negara Urusan Koperasi dan UKM RI dan LPPM IPB 2001).

Gambar 4 Perubahan pesisir Indramayu (Delta Cimanuk) Jawa Barat (1980-2014)

Page 23: DESAIN KAWASAN KONSERVASI MANGROVE UNTUK … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Desain Kawasan ... Resiliensi Delta Cimanuk, ... 8 Hubungan antara BLM dan luas 21

13

Kondisi saat ini kawasan Pantura Indramayu mengalami tingkat abrasi,

intrusi, dan sedimentasi yang cukup tinggi. Areal pantai yang terkena abrasi seluas

2.153, 12 ha tersebar di 7 (tujuh) kecamatan dan 28 (dua puluh delapan) desa. Rata-

rata tingkat abrasi di Pantura Indramayu antara 2-5 m/tahun, dan proses sedimentasi

pada muara sungai sangat cepat. Intrusi air laut ke darat sejauh 17 Km. Sedimentasi

yang terjadi di kawasan pesisir Indramayu, salah satu akibatnya berupa

pendangkalan muara-muara sungai di wilayah pesisir dan perairan. Pendangkalan

mengganggu aktifitas ekonomi dan lingkungan hidup di sekitarnya, seperti yang

terjadi di beberapa muara Sub DAS yang terdapat di wilayah pesisir Kabupaten

Indramayu.

Perubahan kondisi pesisir Indramayu yang signifikan dari tahun 2002

hingga tahun 2014 yaitu di Desa Pabean Ilir dan Pagirikan (Gambar 4). Desa

Pagirikan dari tahun 2002-2014 mengalami abrasi disebabkan banyak faktor

diantaranya adanya bendungan dan sungai buatan dari aliran sungai Cimanuk utama

terdapat bendungan. Selain itu akibat perubahan iklim yang menyebabkan

intensitas badai semakin sering terjadi. Sementara Desa Pabean Ilir dari tahun

2002-2014 sebagian besar wilayahnya mengalami sedimentasi, namun di salah satu

bagian desanya terdapat abrasi akibat peralihan air ke tempat Pabean yang lain.

Fitur konservasi

Fitur konservasi merupakan parameter ekologi yang dilindungi sehingga

fitur ini akan menjadi suatu acuan pembuatan kawasan konservasi. Fitur konservasi

dalam penelitian ini adalah sumber daya perikanan dan habitatnya, yaitu benur

udang windu (Penaeus monodon), kerapu lumpur (Ephinephelus sp.), kakap putih

(Lates calcarifer), kuro (Eleutheronema sp.), feeding ground, spawning ground dan

nursery ground. Fitur konservasi yang berupa daerah lindung, yaitu arboretrum,

mangrove dan sempadan pantai, dan daerah rawan abrasi (Gambar 5). Berdasarkan

tingkat kepentingan dan kualitas data, nilai SPF pada setiap fitur konservasi

disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6 Nilai faktor denda pada tiap fitur konservasi

Fitur Konservasi Tingkat Kepentingan Kualitas Data Nilai skor

Nursery Ground

Penaeus monodon 5 3 15

Ephinephelus sp. 4 3 12

Lates calcarifer 3 3 9

Eleutheronema sp. 3 3 9

Daerah Rawan Abrasi

Arboretrum

5

4

3

3

15

12

Mangrove dan Sempadan pantai 4 3 12

Nursery Ground lainya 4 3 12

Feeding Ground 3 2 6

Spawning Ground 3 2 6 Keterangan : Kualitas Data : tinggi = 3, sedang = 2, rendah = 1

Tingkat kepentingan : sangat tinggi = 5, tinggi = 4, sedang = 3, rendah = 2, sangat rendah = 1

Page 24: DESAIN KAWASAN KONSERVASI MANGROVE UNTUK … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Desain Kawasan ... Resiliensi Delta Cimanuk, ... 8 Hubungan antara BLM dan luas 21

14

G

ambar 5

Seb

aran fitu

r konserv

asi di P

esisir Indram

ayu (D

elta Cim

anuk) Jaw

a Barat

Page 25: DESAIN KAWASAN KONSERVASI MANGROVE UNTUK … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Desain Kawasan ... Resiliensi Delta Cimanuk, ... 8 Hubungan antara BLM dan luas 21

15

Benur Windu (Penaeus monodon)

Benur windu Penaeus monodon merupakan komoditas penting yang sudah

langka di wilayah pesisir Indramayu. Tahun 2000 Indramayu merupakan wilayah

yang memiliki kelimpahan benur windu yang cukup tinggi, sehingga Indramayu

terkenal dengan daerah pengekspor benur windu di Indonesia. Kelimpahan benur

windu untuk sekarang sangat langka diakibatkan eksploitasi berlebihan yang

ditangkap secara terus menerus tanpa dibiarkan untuk tumbuh dan memijah. Selain

itu juga di wilayah pesisir Indramayu kondisinya sudah tidak terlalu mendukung

akibat kegiatan antrophogenik, sehingga hanya beberapa wilayah yang memang

cocok sebagai habitat benur Windu. Benur windu dimasukan kedalam fitur

konservasi yang mana status kepentingan dalam konservasi sangat penting sehingga

dalam pemberian nilai denda 15 (Lampiran 4).

Kerapu Lumpur (Ephinephelus sp.)

Ikan kerapu merupakan salah satu ikan laut ekonomis penting dan

merupakan komoditas ekspor. Umumnya benih ikan kerapu lumpur (Ephinephelus

sp.) yang di budidayakan masih berasal dari alam. Benih yang berukuran kecil

mudah ditangkap dengan alat sodo/sudu, dan bubu. Ikan kerapu yang berukuran

besar ditangkap dengan pancing, bagan, sero, dan bubu. Ikan kerapu di pesisir

Indamayu hanya ditemukan di wilayah Pabean Ilir saja. Ikan kerapu membutuhkan

lokasi yang cocok untuk melakukan pemijahan yang pada umumnya di muara

sungai dengan kondisi mangrove yang cukup baik, supaya anak-anaknya dapat

dengan mudah mendapatkan sumber makanan bagi pertumbuhannya. Ikan kerapu

dimasukan dalam fitur konservasi dengan pemberian nilai denda 12 (Lampiran 4).

Kakap Putih (Lates calcarifer)

Ikan kakap putih (Lates calcarifer) merupakan jenis ikan yang mempunyai

nilai ekonomis tinggi, sehingga populasinya semakin jarang akibat penangkapan

yang berlebihan. Ikan kakap putih di Delta Cimanuk keberadaannya sudah sangat

jarang, hanya didaerah tertentu saja yang bisa ditemukan. Keberadaan ikan kakap

di Indramayu hanya ditemukan di Pabean Ilir dan Cantigi-Cemara, yang mana

kondisi lingkungannya masih cukup baik dengan keberadaan mangrove lebih baik

dibandingkan dengan pesisir Indramayu yang lainya. Keadaan lingkungan yang

masih baik merupakan habitat cocok bagi larva ikan kakap putih, karena sumber

makanan masih melimpah dan kadar salinitas tidak terlalu tinggi bagi larva. Ikan

kakap putih masuk dalam fitur konservasi dengan nilai denda 9 (Lampiran 4).

Kuro (Eleutheronema sp.)

Ikan kuro (Eleutheronema sp.) merupakan jenis ikan tangkapan utama

yang bernilai ekonomis, dan cenderung dieksploitasi di perairan pesisir Indramayu.

Penangkapan yang cenderung berlebih dapat memengaruhi keberadaan ikan kuro

di perairan. Upaya untuk mengatasi hal itu perlu dilakukan upaya pengelolaan

sumber daya ikan kuro. Ikan kuro masuk dalam fitur konservasi dengan nilai denda

9 (Lampiran 4).

Daerah Memijah (Spawning Ground)

Daerah ini merupakan daerah yang cukup penting bagi kehidupan ikan dan

biota akuatik lainya. Biasanya pada beberapa jenis ikan tertentu tidak dapat

Page 26: DESAIN KAWASAN KONSERVASI MANGROVE UNTUK … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Desain Kawasan ... Resiliensi Delta Cimanuk, ... 8 Hubungan antara BLM dan luas 21

16

melakukan pemijahan jika kondisi lingkungannya tidak mendukung. Pesisir

Indramayu yang merupakan daerah memijah hanya terdapat di Pabean Ilir dan

Cemara. Hal ini menjadi ancaman yang cukup serius bagi kehidupan biota perairan

di wilayah tersebut, jika ada pun wilayah tersebut belum tentu menjadi wilayah

yang cocok untuk memijah karena adanya ancaman bagi kehidupan larva ikan dan

biota yang melakukan pemijahan diwilayah tersebut. Ikan atau biota lainya dalam

melakukan pemijahan, terdapat beberapa yang melakukan migrasi untuk memijah

kemudian kembali lagi ke tempat awalnya sehingga sifat atau siklus seperti itu

disebut katadromus dan anadromus. Daerah memijah dimasukan dalam fitur

konservasi dengan nilai denda 9 (Lampiran 4).

Daerah Asuhan Ikan (Nursery Ground)

Daerah asuh ikan di Indramayu terdapat di muara sungai. Kondisi muara

sungai di Indramayu mengalami penurunan karena dicemari aktivitas daratan,

seperti limbah, baik limbah industri maupun limbah rumah tangga. Penurunan

kesuburan ini dapat mengakibatkan berkurangnya produksi perikanan. Oleh karena

itu, daerah asuhan dinilai sangat penting untuk mempengaruhi pertimbangan

konservasi, yaitu dengan melibatkan daerah asuh sebagai kategori fitur konservasi

dengan nilai denda sebesar 12. Daerah asuh yang ditetapkan terletak di Pesisir Desa

Pabean Ilir, Pagirikan dan Cemara-Cantigi (Lampiran 4).

Daerah Mencari Makan (Feeding Ground)

Secara naluri, ikan mempunyai insting untuk berpindah tempat ke lokasi

yang produktivitas primernya lebih tinggi. Proses keberlanjutan hidup ikan tersebut,

salah satu indikasi tingginya produktivitas perairan adalah keberadaan fitoplankton

yang bisa ditentukan dengan klorofil. Meskipun tidak ada batasan pasti dalam

penentuan daerah mencari makan. Batas penentuan wilayah menggunakan

hubungan parameter fisik perairan di Delta Cimanuk yang ada kaitannya dengan

klorofil sebagai penentu keseburan. Pentingnya daerah mencari makan terhadap

keberadaan dan kelangsungan hidup sumber daya larva, menjadikan daerah

mencari makan penting untuk dilibatkan sebagai fitur konservasi yang bertujuan

untuk mempengaruhi pertimbangan konservasi, yaitu dengan nilai denda sebesar 6

(Lampiran 4).

Arboretrum

Arboretrum merupakan kawasan hutan lindung yang dikelola oleh

Perhutani Dinas Kehutanan. Hutan merupakan sumber daya alam penting yang

memerankan fungsi strategis bagi kehidupan masyarakat dan lingkungan,

keberadaannya wajib diurus dan dikelola dengan baik untuk sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat. Arboretrum di Indramayu sendiri pengelolaannya dilakukan

oleh Perhutani yang mana didalamnya merupakan pohon Mangrove.

Wilayah Arboretrum di Indramayu perlu dilakukan evaluasi ulang sebagai

wilayah konservasi mangrove dikarenakan wilayah yang sebelumnya diduga sudah

banyak perubahan dan kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh perubahan

iklim. Arboretrum ini akan menjadi fitur konservasi yang bertujuan untuk

mempengaruhi pertimbangan konservasi, yaitu dengan nilai denda sebesar 12

(Lampiran 4).

Page 27: DESAIN KAWASAN KONSERVASI MANGROVE UNTUK … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Desain Kawasan ... Resiliensi Delta Cimanuk, ... 8 Hubungan antara BLM dan luas 21

17

Sebaran Mangrove, Sempadan Pantai dan Kesehatan Mangrove

Hutan mangrove adalah tipe hutan khas yang terdapat di sepanjang pantai

atau muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut. Sebagian besar mangrove

dijumpai di sepanjang garis pantai bersubstrat lumpur yang tidak dipengaruhi oleh

angin dan arus kuat. Mangrove juga dapat tumbuh pada pantai berpasir, pantai yang

terdapat terumbu karang dan di sekitar pulau-pulau (Kitamura et al. 1997). Hutan

mangrove di Indramayu terdapat disepanjang pesisir Delta Cimanuk yang memiliki

fungsi strategis bagi kondisi perikanan di Indramayu. Fungsi hutan mangrove

tersebut sebagai daerah spawning ground, nursery ground, feeding ground dan

pelindung pantai. Sempadan pantai adalah daratan sepanjang tepian yang lebarnya

proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik pantai, minimal 100 (seratus) meter

dari titik pasang tertinggi ke arah darat (Undang-Undang RI No.27 Tahun 2007).

Sempadan pantai ini berfungsi sebagai pengatur iklim, sumber plasma nutfah, dan

benteng wilayah daratan dari pengaruh negatif dinamika laut.

Indeks kesehatan mangrove menggunakan dua kategori, yaitu melihat

banyaknya morfometrik daun yang terbentuk, dan melihat pemencaran nilai-nilai

morfometrik daun. Jenis mangrove yang digunakan untuk melihat kesehatannya

yaitu jenis mangrove Rhizophora sp. yang memiliki kelimpahan paling dominan di

setiap desa tersebut. Berdasarkan sebaran mangrove dan sempadan pantai dari ke

lima desa, diketahui bahwa kondisi kesehatan mangrove sebagai berikut.

Tabel 7 Nilai kesehatan mangrove pada lima desa

Desa Tingkat

Kepentingan

Kualitas

Data 1-CV Nilai Skor

Rata-

rata

Karangsong 4 3 0,90 3,60 0,50

Pabean Ilir 5 3 0,80 4,01 0,51

Pagirikan 4 3 0,79 3,18 0,42

Cantigi 4 3 0,92 3,71 0,51

Cemara 5 3 0,90 4,51 0,53 Keterangan : Kualitas Data : tinggi = 3, sedang = 2, rendah = 1

Tingkat kepentingan : sangat tinggi = 5, tinggi = 4, sedang = 3, rendah = 2, sangat rendah = 1

Page 28: DESAIN KAWASAN KONSERVASI MANGROVE UNTUK … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Desain Kawasan ... Resiliensi Delta Cimanuk, ... 8 Hubungan antara BLM dan luas 21

18

G

ambar 6

Seb

aran m

angro

ve, sem

pad

an p

antai d

an k

esehatan

man

gro

ve

Page 29: DESAIN KAWASAN KONSERVASI MANGROVE UNTUK … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Desain Kawasan ... Resiliensi Delta Cimanuk, ... 8 Hubungan antara BLM dan luas 21

19

Nilai sebaran kesehatan mangrove dari kelima desa (Tabel 7 dan Gambar

6), didapatkan bahwa Desa Cantigi memiliki nilai pemencaran morfometrik daun

(1-CV) paling tinggi dibandingkan desa yang lain dengan nilai 1-CV 0,92. Nilai 1-

CV ini menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai 1-CV, maka kompetisi antar

individu dalam suatu populasi berkurang serta menunjukan daya adaptasi yang luas

terhadap lingkungannya. Perbedaan lokasi mempengaruhi terhadap pertumbuhan

daun mangrove secara nyata pada jenis yang sama. Oleh karena itu, pentingnya

hutan mangrove dan sempadan pantai terhadap keberadaan dan kelangsungan hidup

sumber daya ikan menjadikan dasar dari pembuatan kawasan konservasi. Hutan

mangrove, sempadan pantai dan kesehatan mangrove dimasukkan dalam fitur

konservasi, yaitu dengan nilai denda sebesar 12.

Daerah Rawan Abrasi

Kenaikan muka air laut memberikan dampak secara langsung pada

perubahan garis pantai akibat meningkatnya intensitas abrasi sebagai konsekuensi

dari perubahan iklim, sehingga mengakibatkan kerusakan pantai (Yulianti et al.

2013). Kerusakan yang terjadi saat ini memberikan dampak abrasi pada pantai. Hal

ini menyebabkan semakin mundurnya garis pantai ke darat. Upaya untuk

meminimalisasi hal ini diperlukan pembangunan struktur perlindungan pantai

untuk menjaga garis pantai. Selain menjaga garis pantai, pembangunan struktur

pantai juga untuk melindungi pantai dari gempuran ombak dengan mereduksi

energi gelombang supaya tidak meluap ke daerah daratan pantai. Oleh karena itu

daerah rawan abrasi dimasukkan dalam fitur konservasi, yaitu dengan nilai denda

sebesar 15 (Lampiran 4).

Fitur Biaya

Fitur biaya merupakan pemanfaatan yang berada di Pesisir Indramayu

(Delta Cimanuk). Kesembilan fitur tersebut masuk ke dalam fitur biaya karena

memiliki dampak terhadap fitur konservasi yang ditargetkan, yaitu mempengaruhi

keberadaan sumber daya dan kawasan yang akan dilindungi. Berdasarkan kriteria

penentuan nilai skor fitur biaya yang diperoleh dari pertimbangan tingkat

kepentingan fitur biaya tersebut, dibuat skor tiap fitur biaya sebagaimana tercantum

pada Tabel 8 dan Gambar 8.

Tabel 8 Nilai skor pada tiap fitur biaya

Fitur Biaya Tingkat Kepentingan Kualitas Data Nilai Skor

Instalasi Minyak Sangat tinggi Tinggi 15

Ancaman Minyak Tinggi Tinggi 12

Tambak Tinggi Tinggi 12

PPI Sedang Tinggi 9

Pemanfaatan Mangrove Sedang Rendah 6

Sebaran Sedimen Sedang Rendah 6

Pemukiman Penduduk Sedang Tinggi 9

Fishing Ground Sedang Rendah 6

Wisata Pancing Sedang Rendah 6 Keterangan : Kualitas Data : tinggi = 3, sedang = 2, rendah = 1

Tingkat kepentingan : sangat tinggi = 5, tinggi = 4, sedang = 3, rendah = 2, sangat rendah = 1

Page 30: DESAIN KAWASAN KONSERVASI MANGROVE UNTUK … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Desain Kawasan ... Resiliensi Delta Cimanuk, ... 8 Hubungan antara BLM dan luas 21

20

G

ambar 7

Peta F

itur B

iaya d

i Delta C

iman

uk

Indram

ayu

Jawa B

arat

Page 31: DESAIN KAWASAN KONSERVASI MANGROVE UNTUK … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Desain Kawasan ... Resiliensi Delta Cimanuk, ... 8 Hubungan antara BLM dan luas 21

21

BLM

Boundary Length Modifier (BLM) merupakan pengaturan dalam Marxan

untuk membuat batasan perimeter untuk kawasan konservasi. Manfaat dari

pengaturan BLM dapat terlihat dari fitur yang muncul dalam solusi setelah

menjalankan Marxan. Berikut merupakan rata-rata dari 12 hasil output Marxan

yang dicobakan dengan kisaran BLM dari 1 hingga 1000 (Lampiran 7).

Tabel 9 Perbandingan BLM rata-rata tiap skenario

BLM Cost Luas Panjang Batas

(Km²) (Km)

1 4269514,21 1.363 1.331.023.333

10 34121977,79 1.391 1.332.756.316

100 1446889,89 1.426 1.321.920.000

1000 153175399,40 1.422 1.322.286.667

Hasil rata-rata dari 12 output Marxan menghasilkan variasi dan

kecenderungan yang berbeda pada tiap BLM-nya, yaitu peningkatan harga (cost)

berbanding lurus dengan meningkatnya nilai BLM (Tabel 9). Hal ini pula sama,

semakin meningkat BLM nilai luas semakin meningkat pula, namun berbeda untuk

nilai panjang batas semakin menurun dengan meningkatnya nilai BLM. Kondisi

ini digambarkan pada grafik (Gambar 9 dan 10)

Gambar 8 Hubungan antara BLM dan luas

Hubungan antara BLM dan luas, terlihat bahwa terdapat peningkatan luas

seiring meningkatnya nilai BLM, yang mana pada nilai BLM 100 menjadi puncak

peningkatan dan mengalami penurunan di BLM 1000 (Gambar 9). Hal ini

menunjukkan bahwa pada BLM 100 merupakan solusi yang mempunyai luas paling

besar diantara BLM yang lain. Oleh karena itu BLM 100 menjadi skenario yang

efektif dalam pembuatan kawasan konservasi.

1.320

1.340

1.360

1.380

1.400

1.420

1.440

1 10 100 1000

Luas

(km

²)

BLM

Page 32: DESAIN KAWASAN KONSERVASI MANGROVE UNTUK … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Desain Kawasan ... Resiliensi Delta Cimanuk, ... 8 Hubungan antara BLM dan luas 21

22

Gambar 9 Hubungan antara BLM dan panjang batas

Hubungan antara BLM dan panjang batas, terlihat bahwa terdapat

penurunan nilai Panjang batas seiring meningkatnya nilai BLM dan mengalami

kenaikan di BLM 1000 (Gambar 10). Hal ini dikarenakan nilai BLM yang tinggi

akan berimplikasi terhadap biaya yang tinggi.

Berdasarkan grafik hubungan antara BLM dan panjang batas serta BLM

dan luas, terlihat bahwa BLM 100 merupakan BLM optimal. Hal ini karena BLM

100 merupakan BLM dengan solusi terluas yang dihasilkan dan nilai dengan

panjang batas rendah, sehingga BLM 100 merupakan desain yang lebih efektif

menghasilkan solusi luas dan panjang batas yang kecil (Lampiran 7).

Wilayah Konservasi

Menentukan target wilayah konservasi merupakan hal yang sangat penting

dalam sistematis perencanaan konservasi dan sejauh mana sistem konservasi akan

sangat tergantung pada titik referensi ini. Penetapan tiga skenario ini dimaksud

untuk mencari solusi ruang optimum, berdasarkan observasi lapang dan analisis

simulasi target konservasi dengan meragamkan fitur konservasi dan fitur biaya

yang sudah ditentukan pada tiap skenario. Hasil optimal terdapat pada BLM 100,

sehingga desain skenario tiap kawasan konservasi menggunakan BLM 100 agar

ruang yang dihasilkan seoptimal mungkin. Berdasarkan dari tiga hasil skenario

tersebut, dihasilkan desain kawasan konservasi antara lain adalah sebagai berikut.

Skenario Satu

Desain kawasan konservasi di Delta Cimanuk difokuskan di lima desa,

yaitu Desa Karangsong, Pabean Ilir, Pagirikan, Cantigi, dan Cemara. Hasil desain

kawasan konservasi skenario satu disajikan pada Gambar 10.

1.316.000.000

1.318.000.000

1.320.000.000

1.322.000.000

1.324.000.000

1.326.000.000

1.328.000.000

1.330.000.000

1.332.000.000

1.334.000.000

1 10 100 1000

Pan

jang B

atas

(km

)

BLM

Page 33: DESAIN KAWASAN KONSERVASI MANGROVE UNTUK … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Desain Kawasan ... Resiliensi Delta Cimanuk, ... 8 Hubungan antara BLM dan luas 21

23

Berdasarkan hasil dari skenario satu, terlihat bahwa rekomendasi zona inti

terpilih, yaitu pesisir Desa Pabean Ilir dan Cemara dengan perbandingan luas

sebesar 22,20% dari luas total perairan pesisir Indramayu (Delta Cimanuk). Luas

rekomendasi zona inti sebesar 97,27 km², zona pemanfaatan terbatas 75,35 km²,

zona perikanan berkelanjutan 149,30 km², dan zona lainnya 116,07 km² dari total

luas kajian perairan di pesisir Indramayu (Delta Cimanuk) sebesar 437,98 km².

Skenario Dua

Desain kawasan konservasi di Delta Cimanuk difokuskan di lima desa,

yaitu Desa Karangsong, Pabean Ilir, Pagirikan, Cantigi, dan Cemara. Hasil desain

kawasan konservasi skenario dua disajikan pada Gambar 11.

Gambar 10 Kawasan konservasi pada skenario satu

Page 34: DESAIN KAWASAN KONSERVASI MANGROVE UNTUK … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Desain Kawasan ... Resiliensi Delta Cimanuk, ... 8 Hubungan antara BLM dan luas 21

24

Berdasarkan hasil dari skenario dua, terlihat bahwa rekomendasi zona inti

terpilih, yaitu pesisir Desa Pabean Ilir dan Cemara dengan perbandingan luas

sebesar 23,30% dari luas total perairan pesisir Indramayu (Delta Cimanuk). Luas

rekomendasi zona inti sebesar 102,07 km², zona pemanfaatan terbatas 25,31 km²,

zona perikanan berkelanjutan 152,55 km², dan zona lainnya 158,06 km² dari total

luas kajian perairan di pesisir Indramayu (Delta Cimanuk) sebesar 437,98 km².

Skenario Tiga

Desain kawasan konservasi di Delta Cimanuk difokuskan di lima desa,

yaitu Desa Karangsong, Pabean Ilir, Pagirikan, Cantigi, dan Cemara. Hasil desain

kawasan konservasi skenario tiga disajikan pada Gambar 12.

Gambar 11 Kawasan konservasi pada skenario dua

Page 35: DESAIN KAWASAN KONSERVASI MANGROVE UNTUK … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Desain Kawasan ... Resiliensi Delta Cimanuk, ... 8 Hubungan antara BLM dan luas 21

25

Berdasarkan hasil dari skenario tiga, terlihat bahwa rekomendasi zona

konservasi terpilih, yaitu pesisir Desa Pabean Ilir dan Cemara dengan perbandingan

luas sebesar 27,50% dari luas total perairan pesisir Indramayu (Delta Cimanuk).

Luas rekomendasi zona inti sebesar 120,45 km², zona pemanfaatan terbatas 29,55

km², zona perikanan berkelanjutan 150,00 km², dan zona lainnya 137,98 km² dari

total luas kajian perairan di pesisir Indramayu (Delta Cimanuk) sebesar 437,98 km².

Pembahasan

Kondisi pesisir Indramayu mengalami abrasi dan sedimentasi yang cukup

tinggi. Proses sedimentasi pada garis pantai masih berlangsung, disebabkan oleh

sungai Cimanuk yang bermuara di daerah ini. Sungai tersebut membawa material

sedimen dalam jumlah besar. Sedimen ini tersebar di Laut Jawa dan diendapkan

kembali di garis pantai, yang mengakibatkan pantai timur Indramayu mengalami

akresi dan membentuk Delta. Delta Sungai Cimanuk terbentuk pada tahun 1947

ketika bendungan yang berada di Desa Pabean Udik, Kabupaten Indramayu hancur

diterjang banjir. Saat itu aliran Sungai Cimanuk mengalami perubahan, sebagian

aliran sungai mengalir ke arah timur laut, mencari jalan terdekat menuju garis pantai

sehingga membentuk delta baru yang dapat kita lihat kondisinya hingga saat ini.

Energi Sungai Cimanuk yang sangat kuat, khususnya pada musim hujan mencapai

debit 1200 m³/detik Kondisi ini mencirikan dominasi energi sungai dibandingkan

Gambar 12 Kawasan konservasi pada skenario tiga

Page 36: DESAIN KAWASAN KONSERVASI MANGROVE UNTUK … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Desain Kawasan ... Resiliensi Delta Cimanuk, ... 8 Hubungan antara BLM dan luas 21

26

dengan energi gelombang laut (Teddy et al. 1998). Sementara proses abrasi terjadi

sejak tahun 1980, khususnya Delta Cimanuk mengalami perubahan garis pantai dan

mempengaruhi pembentukan Delta Cimanuk. Perubahan garis pantai akibat abrasi

mulai terlihat setelah pembentukan bendungan yang sebelumnya hancur diterjang

banjir. Pembentukan bendungan pada mulanya memang sangat berguna. Namun

setelah 1-2 tahun pembentukan bendungan mulai terlihat dampak yang kurang

bagus. Kondisi tersebut terlihat aliran sungai Cimanuk mulai terhambat.

Keterhambatan aliran Sungai Cimanuk menyebabkan energi air laut yang menuju

daratan menjadi lebih besar dibandingkan energi dari air sungai. Akibatnya pesisir

Indramayu mengalami abrasi secara terus menerus hingga saat ini yang merupakan

dampak dari perubahan iklim.

Desain hasil kawasan konservasi skenario satu memiliki luas 97,27 km²

untuk zona intinya. Skenario ini keseluruhannya melingkupi daerah pesisir Desa

Pabean Ilir, Cemara, Pagirikan, Karangsong dan Cantigi. Skenario satu dirancang

untuk melindungi daerah rawan abrasi, mangrove dan sempadan pantai serta

arboretrum. Hal ini diharapkan pada skenario satu, dapat melindungi daerah atau

kawasan di Delta Cimanuk, sehingga dengan dilindunginya daerah atau kawasan

dapat meningkatkan resiliensi Delta Cimanuk. Skenario dua memiliki luas 102,07

km² untuk zona intinya. Skenario ini keseluruhannya melingkupi daerah pesisir

Desa Karangsong, Pabean Ilir, Cemara, Pagirikan dan Cantigi. Skenario dua dalam

perlindungannya difokuskan untuk sumber daya pesisir Delta Cimanuk, berupa

sumber daya perikanan dan habitatnya. Sumber daya perikanan dan habitatnya,

yaitu benur windu, ikan kerapu lumpur, kakap putih, ikan kuro, nursery ground,

feeding ground, dan spawning ground. Skenario tiga memiliki luas 120,45 km²

untuk zona intinya, melingkupi daerah pesisir Desa Karangsong, Pabean Ilir,

Cemara, Pagirikan dan Cantigi.

Hasil dari ketiga skenario yang terpilih, menunjukkan wilayah yang baik

dan efektif untuk dikonservasi. Hal ini dilihat dari bentuk wilayah yang terpilih.

Ketiga skenario tersebut mempunyai bentuk yang cenderung hampir sama, yaitu

mengumpul di lokasi pesisir Pabean Ilir, Cantigi, sebagian Pagirikan dan Cemara.

Lokasi tersebut terpilih karena terdapat sumber daya yang tidak ditemukan di lokasi

pesisir lain, seperti kondisi mangrove sebagai habitat (nursery ground, feeding

ground, dan spawning ground) relatif baik dan terdapatnya daerah rawan abrasi

yang perlu dilindungi. Selain itu hal yang harus diperhatikan dalam pengelolaan

kawasan, semakin luas suatu kawasan konservasi, semakin berpeluang terjadinya

konflik antara pemanfaatan dan pengelolaan konservasi. Penentuan kawasan

konservasi juga perlu memperhatikan kondisi pemanfaatan di lingkungan tersebut.

Kawasan dengan lokasi yang sudah termanfaatkan akan berpotensi adanya bentrok

antara upaya perlindungan dan pemanfaatan. Hal ini dapat dilihat dari persepsi

masyarakat yang pada umumnya minim akan pengetahuan tentang kawasan

konservasi, sehingga akan mempengaruhi efektifitas pengelolaan. Sementara

dalam pengelolaan zonasi kawasan konservasi yang dapat dilakukan di Delta

Cimanuk adalah zona inti, perlunya dilakukan restorasi untuk perlindungan bagi

sumberdaya perikanan, daerah rawan abrasi, dan habitat biota. Zona pemanfaatan

terbatas diantaranya untuk sport fishing dan tambak tumpang sari. Zona perikanan

berkelanjutan diantaranya untuk pembatasan ukuran tangkap dan pelarangan alat

tangkap sero.

Page 37: DESAIN KAWASAN KONSERVASI MANGROVE UNTUK … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Desain Kawasan ... Resiliensi Delta Cimanuk, ... 8 Hubungan antara BLM dan luas 21

27

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan ketiga rancangan skenario, variabel ekologi yang digunakan

dalam menentukan kawasan konservasi adalah sumber daya dan habitatnya

diantaranya benur windu, ikan kerapu lumpur, kakap putih, kuro, nursery ground, feeding ground, dan spawning ground. Daerah yang dilindungi adalah arboretrum,

mangrove dan sempadan pantai, serta daerah rawan abrasi. sementara variabel

sosialnya adalah instalasi minyak, ancaman minyak, fishing ground, PPI, tambak,

wisata pancing, pemukiman penduduk, sebaran sedimen, dan pemanfaatan

mangrove. Kawasan konservasi yang diusulkan adalah pesisir Desa Pabean Ilir,

Cantigi, Cemara, dan sebagian Pagirikan.

Saran

Perlunya penelitian lebih lanjut mengenai ukuran planning unit yang lebih

kecil dari 30 m² dengan dasar ukuran pixel pada landsat supaya didapatkan desain

yang lebih baik. Selain itu juga dibutuhkan informasi data mengenai fitur

konservasi yang lebih banyak, supaya didapatkan konektivitas disemua pesisir

Indramayu.

DAFTAR PUSTAKA

Ball IR dan Possingham HP. 2000. MARXAN (V1.8.2) : Marine Reserve Design

Using Spatially Explicit Annealing, a Manual book. Australia.

Darmawan A dan Darmawan A. 2007. Pengantar Marxan. Materi Perangkat Lunak

Marxan Untuk Perancangan dan Pengelolaan Kawasan Perlindungan Laut.

The Nature Conservancy – Coral Triangel Centre. Bali(ID).

Deputi Bidang Kelembagaan Koperasi dan UKM Kantor Menteri Negara Urusan

Koperasi dan UKM RI dan LPPM IPB. 2001. Profil Karakteristik

Kawasan Rehabilitasi Ekosistem Pesisir dan Lautan Desa Karangsong Kec.

Indramayu. Indramayu (ID). Dinas Perikanan dan Kelautan Indramayu

(Bidang Tata Ruang).

Ila L. 2010. Kajian Kawasan Konservasi Laut Batuaga Siompu, Liwutongkidi, dan

Kadatua (Basilika) Kabupaten Buton Sulawesi Tenggara dengan aplikasi

Marxan [tesis]. Bogor(ID) : Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Kitamura SC, Anwar A, dan Baba S. 1997. Handbook of mangrove in indonesia.

ISME. Japan.

Loos SA. 2006. Exploration of MARXAN for Utility in Marine Protected Area

Zoning. [Master of Science]. Australia: Department of Geography,

University of Victoria.

Mattjik AA dan Sumertajaya IM. 2013. Perancangan Percobaan dengan Aplikasi

SAS dan Minitab. Bogor (ID) : IPB Pr.

Page 38: DESAIN KAWASAN KONSERVASI MANGROVE UNTUK … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Desain Kawasan ... Resiliensi Delta Cimanuk, ... 8 Hubungan antara BLM dan luas 21

28

Munro KG. 2006. Evaluating Marxan as a Terrestrial Conservation Planning Tool.

[Master of Arts]. Columbia : The Faculty of Graduates Studies, the

University of British Columbia.

Mustari, A.H. 1992. Jenis-jenis burung air di hutan mangrove delta sungai Cimanuk

Indramayu-Jawa Barat. Media Konservasi IV (1) : 39-46.

Nontji A. 2008. Plankton laut. Jakarta (ID): LIPI Press.

[P3GL] Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan. 2002. Citra satelit

landsat 7 ETM+, kawasan muara S.cimanuk. Pusat Penelitian

Geoteknologi-LIPI.

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI No. 17 Tahun 2008 Tentang

Kawasan Konservasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.

Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta

Peraturan Pemerintah RI No. 60 Tahun 2007 Tentang Kawasan Konservasi Sumber

daya Ikan. Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta.

Possingham HP, Franklin J, Wilson KA and Regan TJ. 2005. The roles of spatial

heterogeneity and ecological processes in conservation planning. Pages

389-406 in G. M. Lovett, C. G. Jones, M. G. Turner and K. C. Weathers,

editors. Ecosystem Function in Heterogeneous Landscapes. Springer, New

York

Possingham H, Ball I dan Andelman S. 2000. Mathematical Methods For

Identifying Representative Reserve Networks. Pages 291-305. in Ferson S

and Burgman MA, editors: Quantitative methods for conservation biology.

Ferson, S. and Burgman, M. (eds). Springer-Verlag, New York.

Rahadyan A. 2003. Kondisi Ekosistem Mangrove Berasarkan Indikator Kualitas

Lingkungan dan Ukuran Morfometrik Daun Disebelah Utara dan Selatan

Sungai Kembang Kuning, Cilacap Jawa Tengah. [skripsi]. Bogor (ID):

Institut Pertanian Bogor.

Salem RV dan Clark JR. 2000. Marine dan Coastal Protected Area: a guide for

planners and managers. Gland, Switzerland and Cambridge, UK:IUCN.

Samosir AM, Sulistiono dan Rahardjo MF. 2014. Dinamika Ekosistem Mangrove

di Indramayu dan Implikasinya Bagi Mitigasi Dampak Kenaikan Paras

Laut. [Laporan Akhir Strategis]. Bogor (ID): IPB.

Sukardjo S dan Yamada I. 1980. The Management Problems and Research Needs

of the Mangrove Forest in the Cimanuk Delta Complex, Ujung Indramayu,

West Java. Southeast asian studies, Vol 29, No 4, March 1992.

Steward RR dan Possingham HP. 2005. Efficiency, Costs, dan Trade-off in Marine

Reserve System Design. Environmental Modelling and Assessment

10:203-213.

Teddy H, Ruswanto, Nandang dan Dadi S. 1998. Pemetaan Geologi Lingkungan

Daerah Indramayu, Jawa Barat. (Pemetaan geologi lingkungan untuk

menunjang perencanaan tataruang dan pengelolaan lingkungan). Laporan

Intern No. 8/LAPPGTTLTD/ 1998-1999. Direktorat Geologi Tata

Lingkungan, Bandung.

Undang-Undang RI No.23 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. Departemen

Dalam Negeri. Jakarta.

Yulianti P, Wardiatno Y dan Samosir AM. 2013. Mangrove ecosystem resilience

to sea level rise: a case study of Blanakan Bay, Subang Regency, West

Java, Indonesia. Jurnal Ilmu dan Manajemen Perairan, 1: no 1.

Page 39: DESAIN KAWASAN KONSERVASI MANGROVE UNTUK … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Desain Kawasan ... Resiliensi Delta Cimanuk, ... 8 Hubungan antara BLM dan luas 21

29

LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner penelitian

Page 40: DESAIN KAWASAN KONSERVASI MANGROVE UNTUK … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Desain Kawasan ... Resiliensi Delta Cimanuk, ... 8 Hubungan antara BLM dan luas 21

30

Lampiran 2 Lokasi penelitian di 5 desa

Pabean ilir

Karangsong

Pagirikan

Cemara

Cantigi

Page 41: DESAIN KAWASAN KONSERVASI MANGROVE UNTUK … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Desain Kawasan ... Resiliensi Delta Cimanuk, ... 8 Hubungan antara BLM dan luas 21

31

Lampiran 3 Kelimpahan ikan di 5 Desa

No Spesies

Keberadaan Spesies Perlokasi

Pesisir Desa

Cemara dan

Cantigi

Pesisir Desa

Pagirikan

Pesisir Desa

Pabean Ilir

Pesisir Desa

Karangsong

1 Ikan Acang-

Acang v v v v

2 Ikan Bandeng v v

3 Ikan Baronang v

4 Ikan Blanak v v v

5 Ikan Bloso v v v v

6 Ikan Buntal v v

7 Ikan Gerok v v

8 Ikan Ilat-Ilat v v v

9 Ikan Kakap Putih v v v

10 Ikan Kerapu

Lumpur v

11 Ikan Keting v v v

12 Ikan Kiper v v v

13 Ikan Kuro v v v

14 Ikan Layur v v

15 Ikan Petek v v v

16 Ikan Slanget v

17 Ikan Srinding v v v

18 Ikan Talang-

Talang v

19 Ikan Totot v v

20 Benur Udang

Windu v

v

no spesies

jumlah spesies perlokasi

pesisir desa

cemara dan

cantigi

pesisir desa

pagirikan

pesisir desa

pabean ilir

pesisir desa

karangsong

1 Panaeus monodon 5 0 1 0

2 Lates calcarifer 4 1 3 0

3 Ephinephelus Sp 0 0 2 0

4 Eleutheronema Sp 7 2 5 0

Page 42: DESAIN KAWASAN KONSERVASI MANGROVE UNTUK … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Desain Kawasan ... Resiliensi Delta Cimanuk, ... 8 Hubungan antara BLM dan luas 21

32

Lampiran 4 Peta sebaran fitur-fitur konservasi

Benur windu

Kakap putih

Kerapu lumpur

Kuro

Feeding ground

Nursery ground

Spawing ground

Arboretrum

Page 43: DESAIN KAWASAN KONSERVASI MANGROVE UNTUK … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Desain Kawasan ... Resiliensi Delta Cimanuk, ... 8 Hubungan antara BLM dan luas 21

33

Lampiran 5 Alur tabuler Input Marxan pada Q-GIS dan Pengaturan zonasi

Secara umum proses penyampaian data untuk Marxan terfokus pada 3 buah

shapefile, yaitu planing units (pu.shp), abundance (habitat.shp), dan cost (cost.shp).

File tersebut dihasilkan setelah proses pembuatan heksagonal lengkap dengan

proses cropping pada peta daerah yang akan dikaji (AOI). File (Pu.shp),

(Habitat.shp), dan (cost.shp) adalah shapefile heksagon dengan wujud serupa

namun berbeda fungsi dan isi tabelnya. Pengelolaan 3 buah shapfile dilakukan

dengan bantuan Q-GIS akan menghasilkan 4 buah tabuler yaitu Abundance.dat,

Target.dat, Unit.dat, dan Bound.dat yang menjadi input Marxan. Q-GIS merupakan

singkatan dari Quantum Geographis information system adalah perangkat lunak

untuk menyiapkan data yang akan digunakan sebagai input Marxan

Q-GIS dijalankan dengan cara diklik dekstop Q-GIS 1.08 pada start up

program. Semua fitur pada layer diaktifkan dengan menceklis kotaknya. Langkah

pertama dalam pemrograman Marxan ini yaitu buat file berupa poligon atau

heksagon yang mencakup seluruh wilayah penelitian. Langkah selanjutnya adalah

field cost dan status dimasukan dalam planing unit (pu). Informasi biaya dan status

yang telah dibuat diekspor ke pu. Langkah berikutnya adalah membuat file spesies

(spec.dat) dengan cara menambahkan field spesies/konservasi ke dalam planning

unit. File ini tersusun atas fitur konservasi /spesies dan target area yang akan

dimasukkan sebagai kawasan konservasi. Selanjutnya membuat puvspr.dat, Bound

dat dan puvspr_sporder.dat. Selanjutnya menyusun struktur file standar untuk data

base Marxan dan membuat file parameter input, Marxan siap dijalankan.

(Marxan.exe) dijalankan untuk memeriksa bahwa fomat database kita sudah benar.

Langkah terakhir yaitu menampilkan hasil analisis Marxan di Quantum GIS.

Pengaturan Zonasi

Pengaturan kawasan konservasi dalam Marxan dapat dilakukan dengan

sistem zonasi yang mengacu pada PP No 60 Tahun 2007 tentang konservasi sumber

daya perikanan yang terdiri dari zona inti, zona pemanfaatan, zona perikanan

berkelanjutan dan zona lain yang diatur sesuai kebutuhan dan kondisi setempat.

Pembagian zonasi tersebut, dalam Marxan dilakukan dengan membagi frekuensi

yang terdapat dalam file output1_ssoln ke dalam empat kelas dengan interval yang

Bound.dat

Unit.dat

Target.dat

Abundance.dat

Data Microsoft

Excel

Arcview GIS

3.3

Hexagon.shp Pu.shp

Habitat.shp

Cost.shp

Q

G

I

S

M

A

R

X

A

N

Page 44: DESAIN KAWASAN KONSERVASI MANGROVE UNTUK … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Desain Kawasan ... Resiliensi Delta Cimanuk, ... 8 Hubungan antara BLM dan luas 21

34

sama. File ini berisi frekuensi suatu daerah yang akan terpilih menjadi kawasan

konservasi berdasarkan 100 kali ulangan. Nilai frekuensi tersebut 51-74 sebagai

zona pemanfaatan, 26-50 sebagai zona perikanan berkelanjutan dan 0-25 sebagai

zona lainnya.

Lampiran 6 Perbandingan hasil Marxan tiap BLM

BLM Skenario 1 Skenario 2 Skenario 3

1

10

100

1000

Lampiran 7 Target konservasi yang tercapai dan pembuatan heksagon

Skenario 1 Conservation

Feature

Feature

Name Target

Amount

Held

Occurrence

Target

Occurrences

Held

Separation

Target

Separation

Achieved

Target

Met

30 drh_rwn 2.372.904

.612

2.373.949

.080 0 161 0 0 yes

29 spw_grnd 104.527.5

69

419.964.5

00 0 50 0 0 yes

28 feed_grn

d

343.808.6

10

1.552.957

.100 0 162 0 0 yes

27 nrsy_gro

nd

252.199.6

37

1.117.403

.090 0 132 0 0 yes

26 mangrove 912.796.6

00

914.678.4

50 0 209 0 0 yes

25 arboretru

m

142.930.8

00

209.018.8

50 0 14 0 0 yes

24 kuro 109.704.7

91

480.851.5

60 0 29 0 0 yes

23 kakap 68.663.79

8

224.223.6

70 0 24 0 0 yes

22 kerapu 19.856.96

4

22.965.64

0 0 9 0 0 yes

21 benur 42.181.03

2

63.600.00

0 0 12 0 0 yes

Page 45: DESAIN KAWASAN KONSERVASI MANGROVE UNTUK … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Desain Kawasan ... Resiliensi Delta Cimanuk, ... 8 Hubungan antara BLM dan luas 21

35

Skenario 2 Conservation

Feature

Feature

Name Target

Amount

Held

Occurrence

Target

Occurrences

Held

Separation

Target

Separation

Achieved

Target

Met

30 drh_rwn 2.372.904

.612

2.388.029

.460 0 158 0 0 yes

29 spw_grnd 156.791.3

53

749.849.6

20 0 70 0 0 yes

28 feed_grn

d

515.712.9

15

1.775.893

.360 0 155 0 0 yes

27 nrsy_gro

nd

378.299.4

55

1.310.606

.010 0 129 0 0 yes

26 mangrove 912.796.6

00

914.121.2

70 0 194 0 0 yes

25 arboretru

m

190.574.4

00

215.656.0

80 0 14 0 0 yes

24 kuro 219.409.5

81

489.599.3

60 0 33 0 0 yes

23 kakap 160.215.5

27

284.143.2

20 0 32 0 0 yes

22 kerapu 34.749.68

7

50.433.17

0 0 17 0 0 yes

21 benur 56.241.37

6

98.983.78

0 0 22 0 0 yes

Skenario 3 Conservation

Feature

Feature

Name Target

Amount

Held

Occurrence

Target

Occurrences

Held

Separation

Target

Separation

Achieved

Target

Met

30 drh_rwn

2.570.646

.663

2.572.289

.840 0 163 0 0 yes

29 spw_grnd

209.055.1

38

574.202.2

00 0 56 0 0 yes

28

feed_grn

d

687.617.2

20

1.720.154

.980 0 164 0 0 yes

27

nrsy_gro

nd

504.399.2

74

1.229.908

.350 0 133 0 0 yes

26 mangrove

1.004.076

.260

1.004.380

.190 0 232 0 0 yes

25

arboretru

m

214.396.2

00

426.462.9

40 0 28 0 0 yes

24 kuro

292.546.1

08

587.030.1

70 0 50 0 0 yes

23 kakap

183.103.4

60

348.315.8

70 0 46 0 0 yes

22 kerapu

39.713.92

8

38.353.32

0 0 6 0 0 yes

21 benur

70.301.72

0

118.977.8

80 0 24 0 0 yes

Pembuatan heksagon 5 ha

Analysis Report:

----------------------------------------------------

Shape Type = Hexagons

--> Hexagon Area = 0.05sq. Kilometers

--> Hexagon Edge Length = 0.13872638 Kilometers

--> Hexagon Diameter = 0.27745276 Kilometers

--> Hexagon Width = 0.24028114 Kilometers

--> Hexagon Orientation = 0 Degrees

--> Hexagon Theme Extent = Intersecting the selected features of

Mpa_kei.shp

Page 46: DESAIN KAWASAN KONSERVASI MANGROVE UNTUK … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Desain Kawasan ... Resiliensi Delta Cimanuk, ... 8 Hubungan antara BLM dan luas 21

36

0,0020,0040,0060,0080,00

100,00120,00

Fi

kum

ula

tif

selang kelas

stasiun 1

Stasiun 2

Stasiun 3

0,0020,0040,0060,0080,00

100,00120,00

Fi

kum

ula

tif

selang kelas

stasiun 1

stasiun 2

stasiun 3

Lampiran 8 Perbandingan tiap skenario BLM

Skenario Blm Cost Planning Unit(km²) Panjang Batas(km²)

1 1 4.986.286 1.328 1.334.440.000

10 30.223.108 1.366 1.307.178.947

100 93.155.177 1.382 1.319.830.000

1000 148.161.006 1.334 1.284.260.000

2 1 4.192.382 1.324 1.283.480.000

10 35.057.083 1.336 1.305.110.000

100 188.561.702 1.378 1.272.660.000

1000 139.540.808 1.426 1.321.780.000

3 1 3.629.874 1.438 1.375.150.000

10 37.085.743 1.472 1.385.980.000

100 152.271.790 1.516 1.373.270.000

1000 171.824.384 1.508 1.360.820.000

Lampiran 9 Sebaran Log normal Morfometrik daun

Pabean Ilir Karangsong

Pagirikan Cemara

0,0020,0040,0060,0080,00

100,00120,00

Fi

kum

ula

tif

selang kelas

stasiun 1

stasiun 2

stasiun 3

0,0020,0040,0060,0080,00

100,00120,00

Fi

kum

ula

tif

selang kelas

stasiun 1

stasiun 2

stasiun 3

Page 47: DESAIN KAWASAN KONSERVASI MANGROVE UNTUK … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Desain Kawasan ... Resiliensi Delta Cimanuk, ... 8 Hubungan antara BLM dan luas 21

37

Cantigi

Lampiran 10 Hasil analisis RAL dan BNJ

Anova : Single Factor

Source of Variation SS df MS F P-value F crit

Between Groups 0,2674 4 0,0668 59,4642 2,51E-31 2,4248

Within Groups 0,1911 170 0,0011

Total 0,4585 174

BNJ

PB KR PGR CMR CTG Nilai BNJ

PB 0

0,0105

KR 0,0096 0

PGR 0,0912 0,0816 0

CMR 0,0211 0,0307 0,1123 0

CTG 0,0016 0,0112 0,0928 0,0195 0

0,0020,0040,0060,0080,00

100,00120,00

Fi

km

ula

tif

selang kelas

stasiun 1

stasiun 2

stasiun 3

Page 48: DESAIN KAWASAN KONSERVASI MANGROVE UNTUK … · Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Desain Kawasan ... Resiliensi Delta Cimanuk, ... 8 Hubungan antara BLM dan luas 21

38

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Hadiana lahir di Sumedang

23 Agustus 1993, merupakan anak ketiga dari lima bersaudara.

Putra dari Nanang Hidayat dan Ida Widaningsih. Penulis

mulai mengikuti pendidikan sekolah dasar di SDN Padasuka

I dan lulus pada tahun 2005. Melanjutkan di SMPN 4

Sumedang dan lulus pada tahun 2008 serta dilanjutkan di

SMAN 3 Sumedang dan lulus pada tahun 2011. Penulis lulus

seleksi menjadi mahasiswa di Institut Pertanian Bogor

melalui jalur Undangan pada tahun 2011 sebagai mahasiswa

Departemen Sumber Daya Perairan, Fakultas Perikanan dan

Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Kegiatan di luar akademik, penulis aktif

dalam organisasi Forum for Scientific Studies (FORCES) IPB (2011-2012) dan

Himpunan Profesi (Himasper) sebagai Anggoa Divisi Kewirus (2013) dan Ketua

Divisi Enso (2014). Prestasi yang pernah diraih penulis dalam program kreativitas

mahasiswa yang didanai Dikti, yaitu PKM-P dengan judul Uji Resistensi Osmotik

dan Elastisitas Kulit Ikan Sidat (Anguila sp.) sebagai Bahan Transplantasi terhadap

Baju Selam dan PKM-GT dengan judul Green Civilization Strategy (Konsep

pengelolaan pesisir Jakarta berbasiskan lingkungan hijau hutan mangrove di masa

depan) pada tahun 2012. Serta PKM-KC dengan judul Smart Aquarium (Akuarium

dengan Sistem Geobiofilter untuk Peningkatan Efisiensi Penggunaan Air) dan

PKM-P dengan judul Perbandingan Uji Efisiensi beberapa Rancangan Sistem

Integrated Aquarium with Wastewater Treatment dengan Sistem Geobiofilter untuk

Peningkatan Mutu dan Efisiensi Air pada tahun 2013. Kegiatan akademik di luar

perkuliahan yang pernah dilakukan oleh penulis adalah menjadi asisten mata kuliah

Biologi Perikanan 2013-2014 dan asisten mata kuliah Ekologi Perairan Pesisir dan

Laut Tropis tahun 2013-2014.