Upload
wahyu-wiyati
View
1.319
Download
148
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Pembangunan kapal kayu di Indonesia
Citation preview
i
Desain Kapal Kayu 1
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan
Republik Indonesia
2013
SMK Kelas XI Semester 1
Paket Keahlian Teknik Konstruksi Kapal Kayu
DESAIN KAPAL KAYU 1
ii
Desain Kapal Kayu 1
HAK CIPTA
Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Dilindungi Undang-Undang
Kontributor :
Penyunting materi :
Penyunting bahasa : Badan Bahasa
Penyelia Penerbitan : Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya
Hak Cipta 2014, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Semua hak cipta dilindungi undang-undang.
Dilarang memperbanyak (mereproduksi), mendistribusikan, atau memindahkan sebagian atau
seluruh isi buku teks dalam bentuk apapun atau dengan cara apapun, termasuk fotokopi, rekaman,
atau melalui metode (media) elektronik atau mekanis lainnya, tanpa izin tertulis dari penerbit,
kecuali dalam kasus lain, seperti diwujudkan dalam kutipan singkat atau tinjauan penulisan
ilmiah dan penggunaan non-komersial tertentu lainnya diizinkan oleh perundangan hak cipta.
Penggunaan untuk komersial harus mendapat izin tertulis dari Penerbit.
Hak publikasi dan penerbitan dari seluruh isi buku teks dipegang oleh Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Untuk permohonan izin dapat ditujukan kepada Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, melalui
alamat berikut ini:
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
Jl. Teknik Kimia, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
Telp. (031) 5947186, 5942887, Fax. (031) 5942887
Cetakan Ke-1, 2014
Milik Negara
Tidak Diperdagangkan
iii
Desain Kapal Kayu 1
DISKLAIMER (DISCLAIMER)
Penerbit tidak menjamin kebenaran dan keakuratan isi/informasi yang tertulis di dalam buku
teks ini. Kebenaran dan keakuratan isi/informasi merupakan tanggung jawab dan wewenang dari
penulis.
Penerbit tidak bertanggung jawab dan tidak melayani terhadap semua komentar apapun
yang ada di dalam buku teks ini. Setiap komentar yang tercantum untuk tujuan perbaikan isi adalah
tanggung jawab dari masing-masing penulis.
Setiap kutipan yang ada di dalam buku teks akan dicantumkan sumbernya dan penerbit
tidak bertanggung jawab terhadap isi dari kutipan tersebut. Kebenaran keakuratan isi kutipan tetap
menjadi tanggung jawab dan hak diberikan pada penulis dan pemilik asli. Penulis bertanggung
jawab penuh terhadap setiap perawatan (perbaikan) dalam menyusun informasi dan bahan dalam
buku teks ini.
Penerbit tidak bertanggung jawab atas kerugian, kerusakan atau ketidaknyamanan yang
disebabkan sebagai akibat dari ketidakjelasan, ketidaktepatan atau kesalahan di dalam menyusun
makna kalimat di dalam buku teks ini.
Kewenangan Penerbit hanya sebatas memindahkan atau menerbitkan, mempublikasi,
mencetak, memegang dan memproses data sesuai dengan undang-undang yang berkaitan
dengan perlindungan data.
iv
Desain Kapal Kayu 1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas tersusunnya buku teks ini,
dengan harapan dapat digunakan sebagai buku teks untuk siswa Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) Bidang Keahlian Teknik Konstruksi Kapal Kayu. Buku teks Desain Kapal Kayu 1 ini
disusun berdasarkan tuntutan paradigma pengajaran dan pembelajaran kurikulum 2013
diselaraskan berdasarkan pendekatan model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajar
kurikulum abad 21, yaitu pendekatan model pembelajaran berbasis peningkatan keterampilan
proses sains.
Kurikulum 2013 dirancang untuk memperkuat kompetensi siswa dari sisi sikap,
pengetahuan dan keterampilan secara utuh. Keutuhan tersebut menjadi dasar dalam perumusan
kompetensi dasar tiap mata pelajaran mencakup kompetensi dasar kelompok sikap, kompetensi
dasar kelompok pengetahuan, dan kompetensi dasar kelompok keterampilan. Semua mata
pelajaran dirancang mengikuti rumusan tersebut. Pembelajaran XI jenjang Pendidikan Menengah
Kejuruhan yang disajikan dalam buku ini juga tunduk pada ketentuan tersebut.
Buku siswa ini berisi materi pembelajaran yang membekali peserta didik dengan
pengetahuan, keterapilan dalam menyajikan pengetahuan yang dikuasai secara kongkrit dan
abstrak, dan sikap sebagai makhluk yang mensyukuri anugerah alam semesta yang
dikaruniakan kepadanya melalui pemanfaatan yang bertanggung jawab. Buku ini menjabarkan
usaha minimal yang harus dilakukan siswa untuk mencapai kompetensi yang diharuskan. Sesuai
dengan pendekatan yang digunakan dalam kurikulum 2013, siswa diberanikanb untuk mencari dari
sumber belajar lain yang tersedia dan terbentang luas di sekitarnya. Peran guru sangat penting
untuk meningkatkan dan menyesuaikan daya serap siswa dengan ketersediaan kegiatan buku
ini. Guru dapat memperkayanya dengan kreasi dalam bentuk kegiatan-kegiatan lain yang sesuai
dan relevan yang bersumber dari lingkungan sosial dan alam.
Penyajian buku teks untuk Mata Pelajaran Desain Kapal Kayu 1 ini disusun dengan tujuan
agar peserta didik dapat melakukan proses pencarian pengetahuan berkenaan dengan materi
pelajaran melalui berbagai aktivitas proses sains sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan dalam
melakukan penyelidikan ilmiah (penerapan saintifik), dengan demikian peserta didik diarahkan
untuk menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru secara mandiri.
Buku ini sangat terbuka dan terus dilakukan perbaikan dan penyempurnaan. Untuk itu, kami
mengundang para pembaca memberikan kritik, saran, dan masukan untuk perbaikan dan
penyempurnaan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan
Tenaga Kependidikan menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam membantu terselesaikannya buku teks Siswa untuk Mata Pelajaran
Desain Kapal Kayu 1 kelas XI/Semester 1 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Mudah-mudahan
v
Desain Kapal Kayu 1
kita dapat memberikan yang terbaik bagi kemajuan dunia pendidikan dalam rangka
mempersiapkan generasi seratus tahun Indonesia Merdeka (2045).
Jakarta, 15 Desember 2014
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI
vi
Desain Kapal Kayu 1
DAFTAR ISI
Halaman
HAK CIPTA ......................................................................................................................................................... ii
DISKLAIMER (DISCLAIMER) ............................................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................................ iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................................................................ xiii
PETA KEDUDUKAN BAHAN AJAR .................................................................................................................... xiv
BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 1
1.1 DESKRIPSI MATERI PEMBELAJARAN .................................................................................................. 1
1.2 PRASYARAT ........................................................................................................................................ 1
1.3 PETUNJUK PENGGUNAAN ................................................................................................................. 1
1.4 TUJUAN AKHIR ................................................................................................................................... 2
1.5 KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR .................................................................................... 3
1.6 CEK KEMAMPUAN AWAL ................................................................................................................... 4
BAB 2 MENDESAIN GAMBAR KAPAL KAYU ........................................................................................................ 6
2.1 RENCANA GARIS (LINES PLAN) KAPAL KAYU ...................................................................................... 6
2.1.1 Deskripsi Materi Pembelajaran .............................................................................................. 6
2.1.2 Tujuan Kegiatan Pembelajaran .............................................................................................. 6
2.1.3 Uraian Materi......................................................................................................................... 6
2.2 UKURAN UTAMA KAPAL .................................................................................................................. 25
2.2.1 Deskripsi Materi Pembelajaran ............................................................................................ 25
2.2.2 Tujuan Kegiatan Pembelajaran ............................................................................................ 25
2.2.3 Uraian Materi....................................................................................................................... 25
2.3 BENTUK LAMBUNG KAPAL KAYU ..................................................................................................... 42
2.3.1 Deskripsi Materi Pembelajaran ............................................................................................ 42
vii
Desain Kapal Kayu 1
2.3.2 Tujuan Kegiatan Pembelajaran ............................................................................................ 42
2.3.3 Uraian Materi....................................................................................................................... 42
2.4 MOULD LOFT ................................................................................................................................... 49
2.4.1 Deskripsi Materi Pembelajaran ............................................................................................ 49
2.4.2 Tujuan Kegiatan Pembelajaran ............................................................................................ 49
2.4.3 Uraian Materi....................................................................................................................... 49
2.5 RENCANA UMUM (GENERAL ARRANGEMENT) KAPAL KAYU ........................................................... 51
2.5.1 Deskripsi Materi Pembelajaran ............................................................................................ 51
2.5.2 Tujuan Kegiatan Pembelajaran ............................................................................................ 51
2.5.3 Uraian Materi....................................................................................................................... 51
BAB 3 MENGENAL PEKERJAAN KAYU .............................................................................................................. 57
3.1 PENGETAHUAN TENTANG KAYU...................................................................................................... 57
3.1.1 Deskripsi Materi Pembelajaran ............................................................................................ 57
3.1.2 Tujuan Kegiatan Pembelajaran ............................................................................................ 57
3.1.3 Uraian Materi....................................................................................................................... 57
3.2 KAYU SEBAGAI MATERIAL UNTUK KAPAL ........................................................................................ 70
3.2.1 Deskripsi Materi Pembelajaran ............................................................................................ 70
3.2.2 Tujuan Kegiatan Pembelajaran ............................................................................................ 71
3.2.3 Uraian Materi....................................................................................................................... 71
BAB 4 DESAIN KONSTRUKSI KAPAL KAYU ........................................................................................................ 98
4.1 KONSTRUKSI KAPAL KAYU ............................................................................................................... 98
4.1.1 Deskripsi Materi Pembelajaran ............................................................................................ 98
4.1.2 Tujuan Kegiatan Pembelajaran ............................................................................................ 98
4.1.3 Uraian Materi....................................................................................................................... 98
4.2 PEMBUATAN SAMBUNGAN KAPAL KAYU ...................................................................................... 117
4.2.1 Deskripsi Materi Pembelajaran .......................................................................................... 117
4.2.2 Tujuan Kegiatan Pembelajaran .......................................................................................... 117
4.2.3 Uraian Materi..................................................................................................................... 117
viii
Desain Kapal Kayu 1
BAB 5 PENUTUP ............................................................................................................................................ 140
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................................... 141
GLOSARIUM .................................................................................................................................................. 142
ix
Desain Kapal Kayu 1
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Sheer plan kapal kayu. ............................................................................................................. 7
Gambar 2. Half breadth plan kapal kayu. ................................................................................................... 7
Gambar 3. Body plan kapal kayu. .............................................................................................................. 7
Gambar 4. Lines Plan Kapal Kayu ............................................................................................................. 8
Gambar 5. Cara menentukan sheer standar. ........................................................................................... 10
Gambar 6. Cara membuat camber. .......................................................................................................... 11
Gambar 7. Cara 1 membuat camber ........................................................................................................ 11
Gambar 8. Cara 2 membuat camber ........................................................................................................ 13
Gambar 9. Cara membuat Garis Tegak Potongan Memanjang ( Buttock Line ) ................................... 14
Gambar 10. Garis sent.............................................................................................................................. 16
Gambar 11. Flowchart pembuatan Rencana Garis.................................................................................. 16
Gambar 12. Penentuan station ................................................................................................................. 18
Gambar 13. CSA (Curve Sectional Area) ................................................................................................. 19
Gambar 14. Hasil pembuatan gambar rencana garis. ............................................................................. 24
Gambar 15. Ukuran Utama Kapal ............................................................................................................ 25
Gambar 16. Panjang Kapal ...................................................................................................................... 26
Gambar 17. Sarat Kapal ........................................................................................................................... 27
Gambar 18. Lebar Kapal. ......................................................................................................................... 27
Gambar 19. Tinggi kapal. ......................................................................................................................... 28
Gambar 20. Tonase Kapal ........................................................................................................................ 35
Gambar 21. Gambar Tonase Mark ........................................................................................................... 36
Gambar 22. Gambar Posisi Tonnage Mark dan Freeboard Mark. ......................................................... 37
Gambar 23. Koefisien Garis Air ................................................................................................................ 37
Gambar 23. Water Plane area coefficient ................................................................................................ 38
Gambar 24. Penampang melintang Midship ............................................................................................ 38
Gambar 25. Koefisien Balok. .................................................................................................................... 39
Gambar 26. Koefisien Balok ..................................................................................................................... 40
Gambar 27. Koefisien Prismatik ............................................................................................................... 40
Gambar 28. Koefisien Prismatik Memanjang ........................................................................................... 41
Gambar 29. Kapal kayu dengan lambung konvensional. ........................................................................ 43
Gambar 30. Kapal kayu kecil dengan lambung konvensional. ................................................................ 43
Gambar 31. Variasi bentuk lambung kapal kayu. .................................................................................... 44
Gambar 32. Bentuk Kapal Dasar Rata ..................................................................................................... 45
Gambar 33. Bentuk Kapal Dasar V. ......................................................................................................... 46
Gambar 34. Bentuk Kapal Dasar Lengkung............................................................................................ 48
x
Desain Kapal Kayu 1
Gambar 35. Bentuk Kapal Dasar W ......................................................................................................... 48
Gambar 36.: Urutan rangkaian kerja di mould loft. ................................................................................. 50
Gambar 37. Rencana Umum Kapal Kayu. ............................................................................................... 53
Gambar 38 Gambar Rencana Umum Kapal Kayu. .................................................................................. 54
Gambar 39. Nama-nama bagian kapal kayu............................................................................................ 55
Gambar 40. Kapal kayu tradisional Pinisi ................................................................................................. 56
Gambar 41 Kayu sebagai bahan bakar dan material bangunan. ............................................................ 57
Gambar 42 Kayu gelondongan. ................................................................................................................ 58
Gambar 43 Bentuk serat pada kayu. ........................................................................................................ 61
Gambar 44 Keteguhan tekan pada kayu. ................................................................................................. 65
Gambar 45 Keteguhan geser pada kayu. ................................................................................................ 65
Gambar 46. Keteguhan lentur pada kayu. ............................................................................................... 66
Gambar 47. Keteguhan belah pada kayu. ................................................................................................ 67
Gambar 48. Penampang melintang kayu. ................................................................................................ 70
Gambar 49. Metode pembelahan kayu Log ............................................................................................. 75
Gambar 50. Arah penyusutan kayu .......................................................................................................... 75
Gambar 51. Stempel kualitas kayu lapis dari pabrik (kiri) dan stempel dari biro klasifikasi(kanan) ....... 76
Gambar 52. Stempel klasifikasi pada kayu .............................................................................................. 77
Gambar 53 Cacat Kayu Log .................................................................................................................... 78
Gambar 54. Sistem Penggergajian Kayu Log ......................................................................................... 79
Gambar 55 Sistem Penggergajian Umum dan Sistem Perempatan ...................................................... 79
Gambar 56 Sistem Penggergajian Arah Radial untuk Kayu yang Berdiameter 90 cm. ......................... 80
Gambar 57 Sistem pengering tenaga matahari ....................................................................................... 81
Gambar 58. Sistem pengering konvensional ........................................................................................... 82
Gambar 59. Sistem pengering vacuum. ................................................................................................... 83
Gambar 60. Beberapa cacat pada kayu ................................................................................................... 86
Gambar 62. contoh pemakaian kayu sebagai bahan pembuat kapal .................................................... 89
Gambar 63. Konstruksi sambungan pada linggi haluan. ......................................................................... 98
Gambar 64. Konstruksi pada buritan. ....................................................................................................... 99
Gambar 65. Sambungan pada Gading. ................................................................................................... 99
Gambar 66. Sambungan pada kulit dengan kulit (melintang). ............................................................... 100
Gambar 67. Penampang melintang kapal kayu tradisional. .................................................................. 100
Gambar 68. Kayu yang melengkung untuk dijadikan gading kapal. ...................................................... 103
Gambar 69. Bentuk gading pada kapal kayu. ........................................................................................ 104
Gambar 70. Bentuk gading pada haluan kapal. ..................................................................................... 104
Gambar 71 Konstruksi gading tunggal ................................................................................................... 106
Gambar 72. Konstruksi gading berganda ............................................................................................... 107
Gambar 73. Konstruksi pada haluan kapal kayu. .................................................................................. 107
xi
Desain Kapal Kayu 1
Gambar 74. Bentuk gading kapal kayu. ................................................................................................. 108
Gambar 75. Gambar potongan wrang pada kapal kayu. ....................................................................... 108
Gambar 76 Konstruksi gading steam-bent frame dan sawn frame ....................................................... 109
Gambar 77. Potongan melintang pada konstruksi plangking. ............................................................... 110
Gambar 78. Potongan memanjang pada konstruksi kapal kayu. .......................................................... 110
Gambar 79. Model sambungan transom kapal kayu. ............................................................................ 111
Gambar 80. Bentuk konstruksi transom kapal kayu. ............................................................................. 111
Gambar 81. Bentuk konstruksi dudukan mesin pada kapal kayu. ......................................................... 112
Gambar 82. Detail konstruksi dudukan mesin pada kapal kayu. ........................................................... 112
Gambar 83. Potongan melintang pada gading di kamar mesin pada kapal kayu. ................................ 113
Gambar 84. Potongan melintang pada gading di ruang muat pada kapal kayu. .................................. 113
Gambar 85. Model sambungan pada balok geladak dan gading pada kapal kayu. ............................. 114
Gambar 86. Detail sambungan pada balok geladak dan gading pada kapal kayu. .............................. 114
Gambar 87. Model sambungan pada lunas kapal kayu. ........................................................................ 115
Gambar 88. Model sambungan plank scarph pada lunas kapal kayu. .................................................. 115
Gambar 89. Konstruksi pada geladak kapal kayu.................................................................................. 116
Gambar 90. Arah serutan terhadap arah serat kayu.............................................................................. 117
Gambar 91. Mengetam miring ................................................................................................................ 118
Gambar 92. Skema pembuatan sponeng ............................................................................................. 118
Gambar 93. Sambungan tirus melintang pada kayu lapis ..................................................................... 119
Gambar 94. Macam-macam sambungan papan .................................................................................... 120
Gambar 95 Sambungan papan pada konstruksi kerangka.................................................................... 120
Gambar 96. Sambungan papan pada geladak ...................................................................................... 121
Gambar 97. Susunan papan kulit lambung ............................................................................................ 121
Gambar 98. sambungan lunas untuk nilai AP lebih besar dari 140 (atas) ............................................ 122
Gambar 99. Sambungan balok ............................................................................................................... 122
Gambar 100. Sambungan pada linggi buritan tanpa propeller .............................................................. 123
Gambar 101. Sambungan pada balok gading ....................................................................................... 123
Gambar 102 Wrang dan gading tunggal ................................................................................................ 124
Gambar 103. Bentuk sambungan galar balok ........................................................................................ 124
Gambar 104. Sambungan sederhana pada bingkai .............................................................................. 125
Gambar 105. Bentuk sambungan dari bebrapa kaki mebeler ............................................................... 125
Gambar 106. Bentuk pemasangan kaki dan engsel pintu pada laci ..................................................... 125
Gambar 107. Bentuk pemasangan pintu laci yang rata dengan kaki pintu dan disisi luar kaki pintu .. 126
Gambar 108. Beberapa bentuk penyambungan komponen mebeler ................................................... 126
Gambar 109. Bentuk sambungan dan bingkai dari daun pintu atau laci ............................................... 126
Gambar 110. Sambungan Bibir Lurus .................................................................................................... 128
Gambar 111. Sambungan Bibir Lurus .................................................................................................... 128
xii
Desain Kapal Kayu 1
Gambar 112. Sambungan Bibir Lurus Berkait ....................................................................................... 129
Gambar 113. Sambungan Bibir Miring ................................................................................................... 130
Gambar 114. Sambungan Bibir Miring Berkait ....................................................................................... 130
Gambar 115. Sambungan Memanjang Balok Kunci .............................................................................. 131
Gambar 116. Sambungan Memanjang Balok Kunci Jepit ..................................................................... 132
Gambar 117. Sambungan Memanjang Tegak Lurus ............................................................................. 132
Gambar 118. Hubungan Kayu Menyudut ............................................................................................... 133
Gambar 119. Hubungan Kayu Menyudut Dengan Lubang dan Gigi ..................................................... 134
Gambar 120. Hubungan Ekor Burung terbenam ................................................................................... 134
Gambar 121. Hubungan Ekor Burung Layang ....................................................................................... 135
Gambar 122. Hubungan Ekor Burung Layang (tidak tembus) ............................................................... 135
Gambar 123. Hubungan Ekor Burung Sorong ...................................................................................... 136
Gambar 124. Hubungan Kayu Menyudut Dengan Lubang dan Pen ..................................................... 136
Gambar 125. Hubungan Loef ................................................................................................................. 137
Gambar 126. Hubungan Voorloef ........................................................................................................... 137
Gambar 127. Hubungan Loef dan Voorloef ........................................................................................... 138
Gambar 128. Macam-macam Sambungan Papan Melebar .................................................................. 139
xiii
Desain Kapal Kayu 1
DAFTAR TABEL
xiv
Desain Kapal Kayu 1
PETA KEDUDUKAN BAHAN AJAR
Mendesain
Kapal Kayu
Konstruksi Kapal Kayu
Menggambar
dengan Komputer
Perawatan Mesin
Kerja kayu
Pembuatan
Kapal Kayu
Teknik Pengerjaan
Dasar Logam
Teknik Pengerjaan
Dasar Listrik
Teknik Pengerjaan
Dasar Non Logam
Konsep Dasar
Perkapalan
Simulasi Digital
Gambar Teknik Fisika Kimia
C3
C1
C2
Pengoperasia
n Mesin Kerja
kayu
1
Desain Kapal Kayu 1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 DESKRIPSI MATERI PEMBELAJARAN
Pengetahuan mengenai pembuatan kapal kayu biasanya diwariskan secara turun temurun
oleh generasi tua kepada generasi penerusnya. Dalam hal ini para pembuat kapal kayu mewarisi
ilmu mendesain dan membangun kapal kayu secara tradisional. Agar pengetahuan tentang
bagaimana cara mendesain kapal kayu dan langkah-langkah pengerjaannya yang sesuai dengan
kaidah-kaidah desain kapal serta dapat diterima oleh semua perancang kapal khususnya siswa
SMK, maka penulis mencoba menyusun buku tentang Desain Kapal Kayu 1. Buku Desain Kapal
Kayu 1 ini berisi tentang pengetahuan umum tentang kapal kayu, bagaimana bentuk rencana
garisnya, bagaimana membuat rencana garisnya, apa saja bagian-bagian dari kapal kayu,
bagaimana membuat rencana umum kapal kayu, bagaimana konstruksi yang sesuai untuk kapal
kayu, bagaimana bentuk-bentuk sambungan kayunya, pengetahuan tentang bahan kayu dan
bagaimana cara pemilihan kayu serta penanganan kayu yang tepat, pengetahuan tentang macam-
macam mesin kerja kayu, serta pengetahuan tentang bagaimana perawatan kapal kayu dan
reparasi kapal kayu. Dengan mengulas beberapa hal tersebut, diharapkan para siswa memiliki
gambaran yang mendasar mengenai bagaimana mendesain kapal kayu dan seluk beluk kapal
kayu.
1.2 PRASYARAT
Setiap siswa yang mengikuti pembelajaran di sini agar dapat dengan mudah menyerap dan
menerapkan teori dan praktek yang diajarkan, siswa harus telah mempelajari ;
1. Menyampaikan data analisis tentang Gambar Teknik
2. Menyampaikan data analisis tentang Konsep Dasar Perkapalan
3. Menyampaikan data analisis tentang Teknik Pengerjaan Dasar Non Logam
1.3 PETUNJUK PENGGUNAAN
Penggunaan buku ini adalah sebagai salah satu sumber belajar dalam pembelajaran
Desain Kapal Kayu 1 di sekolah khususnya program keahlian Teknik Konstruksi Kapal Kayu. Siswa
diharapkan dapat mempelajari terlebih dahulu dan memahami isi di dalam buku ini, sehingga siswa
dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran.
Buku ini mempunyai peran sebagai berikut:
1. Buku ini dirancang sebagai bahan pembelajaran dengan pendekatan siswa aktif.
2. Guru berfungsi sebagai fasilitator.
3. Penggunaan buku ini dikombinasikan dengan sumber belajar yang lainnya.
4. Pembelajaran untuk pembentukan sikap spiritual dan sosial dilakukan secara terintegrasi
dengan pembelajaran kognitif dan psikomotorik.
2
Desain Kapal Kayu 1
5. Lembar tugas siswa untuk menyusun pertanyaan yang berkaitan dengan isi buku yang
memuat apa, mengapa dan bagaimana.
6. Tugas membaca buku teks secara mendalam untuk dapat menjawab pertanyaan. Apabila
pertanyaan belum terjawab, maka siswa dipersilahkan untuk mempelajari sumber balajar
lainya yang relevan.
Buku ini juga terdiri dari pendahuluan, dan yang kedua adalah pembelajaran. Proses belajar
mengajar siswa harus melewati tahap-tahap pembelajaran yaitu:
1. Kegiatan mengamati, yaitu siswa dapat mengamati segala sesuatu yang berhubungan
dengan kesehatan dan keselamatan di kapal secara nyata, baik yang ada di buku ini,
sekolah, industri atau sumber belajar lainnya
2. Kegiatan menanyakan, yaitu siswa diharapkan melakukan kegiatan bertanya mengenai
kenyataan yang ada dibuku maupun di industri, dengan cara bertanya langsung terhadap
guru, teman sendiri, wawancara dengan pihak industri maupun dengan cara diskusi
kelompok
3. Kegiatan mengumpulkan data/informasi, yaitu siswa diharapkan dapat mengumpulkan data
atau bahan tentang Desain Kapal Kayu 1, cara ekperimen atau praktik, membaca, melalui
internet, wawancara dengan pihak yang kompeten
4. Kegiatan mengasosiasi, yaitu siswa diharapkan dapat menghubungkan dari hasil
data/informasi tentang hasil pengamatan, membaca, ekperimen/praktek menjadi satu
kesimpulan hasil belajar
5. Kegiatan mengkomunikasikan, yaitu siswa dapat mengkomunikasikan hasil data/informasi
kepada orang lain, dapat melalui lisan atau tulisan.
1.4 TUJUAN AKHIR
Tujuan dari mata pelajaran Desain Kapal Kayu 1 adalah:
1. Menambah keimanan peserta didik dengan menyadari hubungan keteraturan, keindahan
alam, dan kompleksitas alam dalam jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang
menciptakannya.
2. Menyadari kebesaran Tuhan yang menciptakan bumi dan seisinya yang memungkinkan
bagi makhluk hidup untuk tumbuh dan berkembang.
3. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, objektif, jujur, teliti, cermat, tekun,
ulet, hati-hati, bertanggung jawab, terbuka, kritis, kreatif, inovatif dan peduli lingkungan)
dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap ilmiah dalam melakukan
percobaan dan berdiskusi.
4. Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud
implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan,
3
Desain Kapal Kayu 1
5. Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, obyektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat bekerjasama
dengan orang lain.
6. Mengembangkan pengalaman menggunakan metode ilmiah untuk merumuskan masalah,
mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, merancang dan merakit instrumen
percobaan, mengumpulkan, mengolah, dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan
hasil percobaan secara lisan dan tertulis.
7. Mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif dan deduktif dengan
menggunakan konsep dan prinsip Desain Kapal Kayu 1 untuk menjelaskan berbagai
peristiwa alam dan menyelesaian masalah baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
8. Menguasai konsep dan prinsip Desain Kapal Kayu 1 serta mempunyai keterampilan
mengembangkan pengetahuan, dan sikap percaya diri sebagai bekal kesempatan untuk
melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
1.5 KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya
1.1 Memahami nilai-nilai keimanan dengan
menyadari hubungan keteraturan dan
kompleksitas alam dan jagad raya
terhadap kebesaran Tuhan yang
menciptakannya
1.2 Mendeskripsikan kebesaran Tuhan yang
mengatur tentang bentuk dan desain
bendayang ada dialam semesta
2. Menghayati dan Mengamalkan
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama,
toleran, damai), santun, responsif dan
proaktif dan menunjukan sikap
sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki
rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti;
cermat; tekun; hati-hati; bertanggung
jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan
peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-
hari sebagai wujud implementasi sikap
dalam melakukan percobaan dan
berdiskusi
2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok
dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud
implementasi melaksanakan percobaan
dan melaporkan hasil percobaan
4
Desain Kapal Kayu 1
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
3. Memahami, menerapkan, dan
menjelaskan pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan
metakognitif dalam ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
3.1 Memahami penggambaran rencana garis
3.2 Memahami penggambaran konstruksi
melintang kapal
3.3 Memahami cara menggambar konstruksi
memanjang kapal kayu
3.4 Memahami cara menggambar rencana
umum kapal kayu
3.5 Memahami cara menggambar konstruksi
bangunan kapal kayu
3.6 Memahami cara membaca gambar kerja
3.7 Memahami cara membentuk polamal
konstruksi kapal
4. Mengolah, menalar dan menyaji
dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, bertindak secara
efektif dan kreatif dan mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.
4.1 Menyajikan hasil penggambaran rencana
garis
4.2 Menyajikan hasil penggambaran
konstruksi melintang kapal
4.3 Menyajikan hasil penggambaran
konstruksi memanjang kapal kayu
4.4 Menyajikan hasil penggambaran rencana
umum kapal kayu
4.5 Menyajikan hasil penggambaran
konstruksi bangunan kapal kayu
4.6 Menyajikan hasil pembacaan gambar
kerja
4.7 Menyajikan hasil membentuk polamal
konstruksi kapal
1.6 CEK KEMAMPUAN AWAL
Untuk menjajaki kemampuan peserta didik tentang pengetahuan dan ketrampilan berkait
dengan isi materi buku ini, diberikan beberapa pertanyaan berikut ini :
1. Jelaskan tentang jenis kapal menurut bahan pembuatannya?
2. Jelaskan tentang ukuran utama kapal kayu?
3. Jelaskan tentang gambar rencana garis kapal kayu?
4. Jelaskan tentang bagian-bagian kapal kayu?
5. Jelaskan tentang rencana umum kapal kayu?
5
Desain Kapal Kayu 1
6. Jelaskan tentang konstruksi kapal kayu?
7. Jelaskan tentang konstruksi melintang kapal?
8. Jelaskan tentang konstruksi memanjang kapal?
9. Jelaskan tentang bagaimana menggambar potongan kapal kayu?
Bila ada diantara peserta didik yang mampu menyelesaikan soal dan tugas tadi dengan
benar , maka yang bersangkutan berhak mendapatkan nilai kelulusan atas materi ini.
6
Desain Kapal Kayu 1
BAB 2 MENDESAIN GAMBAR KAPAL KAYU
2.1 RENCANA GARIS (LINES PLAN) KAPAL KAYU
2.1.1 Deskripsi Materi Pembelajaran
Pemahaman mengenai pembuatan rencana garis (lines plan) merupakan langkah awal
dalam mendesain kapal kayu. Dengan mempelajari modul mengenai rencana garis, diharapkan
peserta didik mengerti bagaimana mendefinisikan dan membuat rencana garis. Selain itu peserta
didik juga dituntut untuk bisa mengimplementasikan pengetahuannya dalam praktek pembuatan
rencana garis.
Rencana Garis merupakan gambar potongan dan penampang kapal yang di proyeksikan ke
bidang diametral, bidang garis air, dan bidang tengah kapal. Gambar Rencana Garis ini menjadi
pegangan utama atau merupakan dasar bagi perencana untuk melaksanakan perancangan kapal
secara lengkap, mulai dari menghitung karakteristik kapal, menentukan pembagian ruangan di
kapal, menentukan daya muat kapal, daya motor induk yang dibutuhkan untuk dapat
menggerakkan kapal sesuai dengan kecepatan yang diinginkan, serta menghitung dan memeriksa
kemampuan olah gerak kapal dalam pelayarannya.
Sebagai calon juru gambar, disini siswa diberi pengertian untuk dapat memahami ukuran
utama kapal dan membaca data-data yang tersedia dalam Gambar rencana garis.
2.1.2 Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Modul rencana garis kapal kayu ini dibuat dengan tujuan agar para peserta didik mampu
menjelaskan bagian-bagian dari rencana garis kapal secara umum, memahami langkah-langkah
pembuatan rencana garis secara umum, dapat membuat rencana garis kapal kayu dan mampu
menjelaskan fungsi dari rencana garis kapal kayu tersebut.
2.1.3 Uraian Materi
Gambar rencana garis (lines plan) merupakan gambar utama dalam pembuatan kapal pada
umumnya, dan khususnya pada pembuatan kapal kayu. Gambar rencana garis merupakan gambar
pertama yang dibuat oleh perancang/insinyur kapal yang ingin membangun kapal. Sebagai gambar
awal dalam pembuatan kapal, gambar rencana garis menjadi dasar penentuan bentuk badan kapal
yang diinginkan oleh pembuat kapal tersebut.
Bentuk lambung kapal yang berisi tentang gambar proyeksi dari bentuk lambung kapal kayu
tersebut Di dalam gambar rencana garis terdapat tiga bagian penting yaitu sheer plan, half breadth
plan dan body plan. Lambung kapal kayu pada umumnya memiliki satu buah bidang simetri yang
biasa disebut dengan bidang centre line. Bidang centre line ini membagi lambung kapal menjadi
dua buah bagian yang sama dan simetri, yaitu lambung kanan dan lambung kiri.
7
Desain Kapal Kayu 1
Sheer plan adalah pandangan samping dari lambung kapal yang dipotong secara vertikal
memanjang, memperlihatkan potongan memanjang badan kapal (buttock lines) dan bentuk sheer
kapal. Gambar 1. memperlihatkan bentuk sheer plan dari suatu kapal.
Gambar 1. Sheer plan kapal kayu.
Half breadth plan adalah pandangan atas dari lambung kapal yang dipotong secara
horizontal memanjang, dan memperlihatkan bentuk garis air (water lines). Gambar 2.
memperlihatkan bentuk half breadth plan dari suatu kapal.
Gambar 2. Half breadth plan kapal kayu.
Body plan adalah pandangan belakang dari suatu lambung kapal yang dipotong secara
melintang, dan memperlihatkan bentuk gading-gading kapal. Gading-gading kapal di bagian
midship ke depan digambar di bagian kanan dari center line, sedangkan gading-gading kapal pada
bagian midship ke belakang digambar di bagian kiri dari center line (garis tengah kapal). Gambar 3.
memperlihatkan bentuk body plan dari suatu kapal.
Gambar 3. Body plan kapal kayu.
8
Desain Kapal Kayu 1
Gambar 4. Menunjukkan gambar rencana garis secara utuh.
Gambar 4. Lines Plan Kapal Kayu
9
Desain Kapal Kayu 1
Kapal kayu mempunyai 2 buah Rencana garis, Rencana garis sisi dalam kulit (inside
planking) dan sisi luar kulit (outside planking), rencana garis sisi dalam kulit digunakan untuk
membentuk gading dan bagian konstruksi lainnya sedangkan rencana garis sisi luar kulit
digunakan untuk menghitung hydrostatic, stabilitas dan tahanan kapal, hal tersebut karena kulit
kapal kayu lebih tebal dibanding kulit baja sedang ukuran kapal kayu lebih kecil dibanding kapal
baja, sehingga tebal kulit tidak bisa diabaikan dalam perhitungan hydrostatic, stabilitas dan
tahanan hal ini berbeda dengan kapal baja.
Sebelum mulai menggambar rencana garis (lines plan). Harus mengetahui lebih dahulu
ukuran besar kecilnya kapal, seperti panjang, lebar meupun tinggi badan kapal. Ukuran kapal
tersebut menggunakan singkatan singkatan yang mempunyai arti tertentu walaupun dalam istilah
bahasa inggris dan penggunaannya sudah standart. Dalam gambar rencana garis ini ada
beberapa istilah atau pengertian yang harus diketahui seperti yang diuraikan berikut ini.
a. Garis Air ( Water Line )
Di umpamakan suatu kapal dipotong secara memanjang (mendatar). Garisgaris potong
yang mendatar ini disebut garis air ( water line) dan mulai dari bawah diberi nama WL O, WL 1,WL
2, WL 3 dan seterusnya. Dengan adanya potongan mendatar ini terjadilah beberapa penampang.
Tiap tiap penampang ini disebut bidang garis air.
b. Garis Dasar ( Base Line )
Garis dasar ( base line ) adalah garis air yang paling bawah. Dalam hal ini adalah garis air
0 atau WL 0. Atau kalau dilihat dari bidang garis air, maka proyeksi base line adalah bidang garis
air 0. Garis air ini ( WL 0 ) / garis dasar ini letaknya harus selalu datar. Pada kapal kapal yang
direncanakan dalam keadaan datar (even keel ).
c. Garis Muat ( Load Water Line )
Garis muat adalah garis air yang paling atas pada waktu kapal dimuati penuh dengan
muatan. Tinggi garis muat ( T ) diukur persis di tengah tengah kapal (Midship ).
d. Garis Geladak Tepi ( Upper Deck Side Line/Sheer Line )
Dalam gambar rencana garis, garis geladak tepi adalah garis lengkung dari tepi geladak
yang di tarik melalui ujung atas dari balok geladak. Kalau kita melihat garis geladak tepi dari
gambar diatas, maka terlihat bahwa jalannya garis sisi tersebut adalah menanjak naik di haluan
maupun di buritan. Sheer standart ditunjukkan dalam Gambar 5.
10
Desain Kapal Kayu 1
Gambar 5. Cara menentukan sheer standar.
Cara Menentukan Garis Geladak Tepi ( Sheer Line ) standar adalah sebagai berikut:
1) Langkah awal adalah panjang dari AP sampai FP dibagi menjadi 6 bagian yang sama.
Pembagian panjang kapal tersebut masing masing : 1/6L dari AP, 1/3 L dari AP, midship,
1/3 L dari FP dan 1/6 L dari FP.
2) Selanjutnya pada midship ukurkan tinggi kapal ( H ).
3) Kemudian pada ketinggian H ditarik garis datar sejajar dengan garis dasar ( base line ),
sedemikia rupa hingga memotong garis tegak yang ditarik melalui titik AP, 1/6 L dari AP,
1/3 L dari AP midship, 1/3 L dari FP, 1/6 L dari FP dan FP.
4) Dari perpotongan antara garis datar yang ditarik sejajar dengan base line setinggi H pada
midship tadi dengan garis tegak yang ditarik melalui titik-titik AP, diukurkan tinggi sheer
standart sebagai berikut (dalam mm):
AP = 25 (L/3 + 10)
1/6 L dari AP = 11,1 (L/3 + 10)
1/3 L dari AP = 2,8 (L/3 + 10)
Miship = 0
AP = 5,6 (L/3 + 10)
1/6 L dari AP = 22,2 (L/3 + 10)
1/3 L dari AP = 50 (L/3 + 10)
5) Kemudian dari titik-titik tersebut diatas dibentuk garis yang stream line, menanjak naik
kedepan dan kebelakang.
e. Garis Geladak Tengah ( Camber )
Cara menggambar chamber pada potongan memanjang kapal adalah sebagai berikut :
(Gambar 6.)
1) Pertama tama kita menggambar garis geladak tepi sesuai dengan petunjuk diatas.
2) Kemudian dari masing masing titik pada garis geladak tepi sesuai dengan pembagian AP,
1/6 L dari AP, 1/3 L dari AP dan seterusnya kita ukurkan keatas harga harga dari 1/50 B (
11
Desain Kapal Kayu 1
B = adalah lebar kapal setempat pada potongan AP, 1/6 L dari AP, 1/3 L dari AP dan
seterusnya).
3) Titik tersebut kita hubungkan satu sama lain sehingga terbentuk gambar garis geladak
tengah seperti pada gambar.
Tinggi 1/50 B dari garis geladak tepi diukur pada centre line dari kapal disebut camber.
Lengkungan dari camber kesisi kiri kanan lambung kapal dan berhenti pada titik garis geladak tepi
disebut garis lengkung geladak. Dalam menentukan camber pada potongan melintang dapat
dilaksanakan dengan dua cara :
Gambar 6. Cara membuat camber.
Membuat Camber Cara 1
Gambar 7. Cara 1 membuat camber
12
Desain Kapal Kayu 1
Gambar 7. adalah salah satu potongan melintang kapal pada salah satu gading:
1. Dari geladak tepi setinggi H (tinggi kapal ) ditarik garis tegak lurus centre line, dimana garis ini
adalah setengah lebar kapal (B/2 ).
2. Selanjutnya dari titik 0 ( nol ) yaitu perpotongan antara garis centre line dengan garis datar yang
ditarik dari salah satu titik pada garis geladak tepi dari gading yang bersangkutan kita membuat
setengah lingkaran dengan jari jari h = 1/50 B ( B adalah lebar gading yang bersangkutan). (
lihat gambar a ) 3. Pada bagian lingkaran ( busur lingkaran kita bagi menjadi 6 bagian yang
sama, sehingga pada gambar kita mendapatkan titik titik 1,2,3 sampai 6.
4. Selanjutnya setengah lingkaran yang berimpit dengan garis datar yangditarik tegak lurus
dengan centre line kita bagi menjadi 6 bagian yang sama juga, sehingga kita dapatkan titik
titik 1,2,3 sampai 6.
5. Kemudian kita hubungkan titik 1 pada busur lingkaran dengan titik 1 pada garis datar, titik 2
pada busur lingkaran dengan titik 2 pada garis datar dan seterusnya. (lihat gambar B).
Sehingga mendapatkan panjang X1, X2 dan seterusnya.
6. Pada panjang B/2 dbagi menjadi 6 bagian dan letakkan titik titik 1,2,3 sampai 6.
7. Melalui titik titik tersebut tarik garis garis tegak lurus.
8. Ukurkan panjang garis X1 pada garis tegak lurus yang ditarik melalui titik 1, X2 pada garis
tegak lurus yang ditarik melalui titik 2 dan seterusnya sehingga mendapatkan garis tegak yang
mempunyai ketinggian yang berbeda.
9. Dari ketinggian garis tegak yang berbeda tersebut kita hubungkan dengan garis sehingga
mendapatkan lengkungan garis tengah geladak. (lihat gambar c ).
Membuat Camber Cara 2 Sebagaimana cara 1, maka pada cara 2 ini kita umpamakan juga sebagai salah satu
penampang melintang kapal pada salah satu gading. (Gambar 8.)
1. Dari geladak tepi setinggi H kita tarik garis tegak lurus terhadap centre line pada centre line kita
ukurkan keatas garis setinggi 2h = 1/25 B ( B adalah lebar gading setempat ). ( lihat gambar a
).
2. Kemudian kita buat segitiga sama kaki.
3. Pada sisi sisi segitiga kita bagi dan banyaknya pembagian minimum 5 bagian.
4. Titik titik pembagian ini kita beri nomor 0,1,2,3 dan seterusnya dengan catatan bahwa nomor
0 pada sisi lain dimulai dari bawah. Sedangkan untuk sisi lainnya nomor 0 dimulai dari puncak
( atas ).
5. Kemudian kita hubungkan titik 0 dengan titik 0, titik 1 dengan titik 1, titik 2 dengan titik 2
seterusnya.
6. Pada gambar perpotongan garis 1-1 dengan garis 2-2 kita beri tanda, perpotongan garis 3-3
dengan 4-4 kita beri tanda dan seterusnya. (gambar c).
13
Desain Kapal Kayu 1
7. Kalau tandatanda titik tersebut kita hubungkan, maka terbentuklah lengkung geladak yang kita
inginkan.
Gambar 8. Cara 2 membuat camber
f. Garis Tegak Potongan Memanjang ( Buttock Line )
Diumpamakan suatu kapal dipotong potong tegak memanjang kapal.Penampang kapal
yang terjadi karena pemotongan ini disebut bidang garis tegak potongan memanjang..Cara
menentukan garis tegak potongan memanjang (BL) ini pada gambar rencana garis adalah sebagai
berikut :Misalnya akan mengambarkan BL I yaitu bagaimana mengetahui bentuk bidang garis
tegak potongan memanjang sesuai dengan potongan I yaitu berjarak a terhadap centre line.
1. Pertama tama yang dikerjakan ialah memotong BL I pada gambar bidang garis air
berjarak a juga dari centre line. Garis ini akan memotong garis air 1, 2, 3, 4, 5, UD, FD dan
bulwark pada titik A, B, C, D, E, F, G dan H.
2. Titik titik tersebut kita proyeksikan ke atas dimana titik A memotong WL 1 di titik A1, titik B
memotong Wl 2 di titik B1, titik c memotong WL di titik C1 dan seterusnya. ( lihat gambar 9
).
14
Desain Kapal Kayu 1
3. Selanjutnya pada gambar garis tegak potongan melintang (pada BODY PLAN) dimana BL 1
tadi telah kita potong berjarak a dari centre line , ukurkan harga harga x1, x2, x3 dan x4
ini dari basis (garis dasar ) masing masing pada station 9 , station 9 , station 9
,dan station FP.
4. Jika titik titik A, B s/d H dan titik titik ketinggian X1, s/d X 4 kita hubungkan maka
terbentuklah garis lengkung yang laras dan garis ini adalah garis tegak potongan
memanjang I ( BL I ). Untuk BL II, BL III dan seterusnya dapat diperoleh dengan cara yang
sama. Pemberian nomor untuk BL ini dimulai dari centre line, dimana centre line ini sendiri
adalah garis tegak potongan memanjang (BL 0).
Gambar 9. Cara membuat Garis Tegak Potongan Memanjang ( Buttock Line )
g. Garis Tegak Potongan Melintang ( Station Atau Ordinat )
Garis tegak potongan melintang adalah garis kalau diumpamakan suatu kapal dipotong-
potong tegak melintang. Penampang kapal yang terjadi karena pemotongan ini disebut bidang
garis tegak melintang. Ada dua macam garis tegak
potongan melintang yaitu :
1. Gading Ukur ( Ordinat atau Station )
Pada umumnya kalau seseorang merencanakan kapal, maka panjang kapal ini dibagi 10
atau 20 bagian yang sama. Garis tegak yang membatasi bagian ini disebut gading ukur atau
station. Gading ukur diberi nomer 1 sampai 10 atau 1 sampai 20 dimulai dari kiri Gading ukur
dengan nomer 0 adalah tepat pada garis tegak belakang atau after perpendicular ( AP )
sedangkan gading ukur dengan nomer 10 atau 20 adalah tepat pada garis tegak haluan atau fore
15
Desain Kapal Kayu 1
perpendicular ( FP ). Jumlah bagian dari gading ukur biasanya genap agar memudahkan
memperhitungkannya. Dalam prakteknya pembagian 0 sampai 10 bagian ini umumnya masing-
masing bagian masih dibagi lagi menjadi bagian kecil. Terutama hal ini dilakukan pada ujung
haluan dan bentuk belakang kapal mengingat bahwa bagian ini garis air kapal melengkung.
Sehingga untuk membuat lengkungan tersebut cukup selaras diperlukan beberapa titik yang cukup
berdekatan.
2. Gading nyata.
Gading nyata diperoleh dengan mengukur dari rencana garis yang dibentuk melalui gading
ukur. Dalam prakteknya biasanya gading nyata diukur pada gambar rencana garis lalu hasilnya
pengukuran digambar langsung pada lantai gambar ( Mould loft ) dengan skala satu-satu ( 1 : 1 ).
Dari gambar dengan skala 1 :1 ini dapat dibuat mal dari masing-masing gading untuk kemudian
dengan mal tersebut dapat membentuk gading-gading nyata dari kapal dibegkel. Pada mould loft
semua potongan gading harus digambarkan yaitu sesuai dengan banyaknya gading yang akan
dipasang ada kapal tersebut. Semua dari potongan gading nyata ini harus dibuatkan malnya untuk
dikerjakan.
h. Garis Sent ( Diagonal )
Garis sent adalah garis yang ditarik pada salah satu atau beberapa titik yang ada pada
garis tengah ( centre line ) membuat sudut dengan garis tengah. Adapun kegunaan dari garis sent
adalah utuk mengetahui kebenaran dari bentuk gading ukur yang masih kurang baik atau kurang
streamline, maka bentuk dari garis sent ini juga kurang streamline. Cara menentukan dan
membuat garis sent : (Gambar 10.)
1. Pertama-tama menarik garis dari titik M yang ada pada garis centre line dan menyudut
terhadap garis tersebut, sehingga memotong garis ukur (Station ) 8, 8 , 9, 9 , 9 , 9
dan stasion FP dititik A, B, C, D, E, F, dan G.
2. Kemudian harga MA, MB, MC, MD, ME, MF dan MG diukur pada pembagian gading ukur
8, 8 , 9, 9 , 9 , 9 , dan FP sehingga mendapat titik A1, B1, C1, D1, E1, F1 dan G1.
Titik tersebut dihubungkan, maka akan mendapatkan garis sent yang bentuknya harus
streamline.
Proses pembuatan gambar rencana garis bisa dilihat pada Gambar 11 yang menunjukkan
flowchart pembuatan Gambar Rencana Garis. Sedangkan langkah-langkah perhitungan awal
dalam membuat gambar rencana garis akan dijelaskan selanjutnya.
16
Desain Kapal Kayu 1
Gambar 10. Garis sent.
Gambar 11. Flowchart pembuatan Rencana Garis.
17
Desain Kapal Kayu 1
Langkah kerja dalam membuat gambar rencana garis adalah menghitung beberapa hal
berikut ini.
1. Menentukan koefisien blok
2. Menentukan panjang kapal
3. Menentukan jarak station
4. Menentukan volume kapal
5. Menentukan luas midship
6. Menentukan LCB
7. Menentukan A dan F
8. Menentukan CSA
9. Menentukan Body Plan
10. Menentukan garis geladak tepi
11. Menentukan garis geladak tengah
12. Menentukan garis kubu-kubu (bulkwark)
13. Menentukan kimbul (poop deck)
14. Menentukan agil (fore castle) & bow chock
15. Menentukan propeller
Penjelasan dari langkah kerja masing-masing adalah sebagaimana dijelaskan berikut ini.
1) Menentukan koefisien blok (Cb), ada 3 metode/ cara
Metode pendekatan Van Lammeren :
Cb = 1,137 0,6.V/L
dengan : V = kecepatan dinas (m/s)
L = Lpp
Dilihat pada tabel perbandingan ukuran utama kapal dan koefisien kapal maka nilai Cb,
apakah masih memenuhi range
Metode pendekatan F.H. Alexander :
Cb = 1,04 V/2.L
dengan : V = kecepatan dinas (m/s)
L = Lpp
Dilihat pada tabel perbandingan ukuran utama kapal dan koefisien kapal maka nilai Cb,
apakah masih memenuhi range
Metode pendekatan Ayre :
Cb = 1,04 V/2.L
18
Desain Kapal Kayu 1
2) Menentukan panjang kapal (Lwl)
Lwl = Lpp + (2-5)%.Lpp
3) Menentukan jarak station (h)
Main part
Lpp/20 , jika dibagi 20 station
Can part
(Lwl-Lpp)/2
4) Menentukan volume kapal
V = L.B.T.Cb
5) Menentukan luas midship (A)
A = B.T.Cm
Mencari nilai Cm dengan metode pendekatan Chirilla rumus yang digunakan sbb :
Cm = (0,08.Cb) + 0.93
6) Menentukan Jumlah Station
Misalkan terdapat 20 station jarak sama, dengan sketsa gambar sebagai berikut :
Atau Terdapat 20 station dari 10 Station cacah, dengan sketsa gambar sebagai berikut :
Gambar 12. Penentuan station
7) Menentukan LCB (Centre of Boyancy from in % L)
LCB = -43,5. Fn + 9,2 [%.Lpp]
Mencari nilai Fn (Flood Numeral) dengan rumus :
FP 98764321AP 1615105 14131211 1817 19
FP98764 O321AP
19
Desain Kapal Kayu 1
Fn = V/g.L
dengan : V = kecepatan dinas (m/s)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
L = Lpp (m)
Bila bernilai + positif berarti letaknya didepan midship (). Sebaliknya jika bernilai negatif
berarti letaknya dibelakang midship ()
8) Menggambar CSA (Curve Sectional Area)
Gambar 13. CSA (Curve Sectional Area)
Langkah berikutnya adalah melakukan perhitungan koreksi volume displacement dan
koreksi LCB, dengan langkah perhitungannya adalah sebagai berikut.
Volume main part
Vmp = 1/3* (Lpp/20)* 1 (m3)
LCBmp = (2/1). (Lpp/20) (m)
Volume can part
Vcp = 1/3. hcp. 1 (m3)
LCB can part
LCBcp = (4/3). hcp (m)
Volume perhitungan
V = Vmp + Vcp (m3)
LCB perhitungan
LCB = ((LCBmp. Vmp) + (LCBcp. Vcp))/(Vmp + Vcp) (m)
Koreksi volume
20
Desain Kapal Kayu 1
Koreksi = anVperencana
naan Vperenca -anVperhitung x 100%
= < 0,5% (memenuhi)
Koreksi LCB
Koreksi = Lpp
naanLCBperenca - nganLCBperhitu x 100%
= < 0,1% (memenuhi)
9) Menentukan garis geladak tepi
Garis geladak tepi adalah garis lengkung tepi geladak yang ditarik melalui ujung atas dari
balok geladak. Panjang kapal dari AP sampai FP dibagi menjadi 6 bagian yang sama yaitu
masing-masing AP, 1/6L dari AP, 1/3L dari AP, midship, 1/3L dari FP, 1/6L dari FP, dan FP.
Selanjutnya pada midship kita ukurkan tinggi kapal (H). Kemudian pada ketinggian H ini kita tarik
garis datar sejajar dengan garis datar (base line), sedemikian rupa, hingga memotong garis-garis
tegak yang ditarik melalui titik-titik AP, 1/6L dari AP, 1/3L dari AP, midship, 1/3L dari FP, 1/6L dari
FP, dan FP. Dari perpotongan antara garis datar yang ditarik sejajar dengan base line setinggi H
pada midship tadi dengan garis tegak yang ditarik melalui titik-titik AP, ukurkanlah harga-harga
sheer standart sbb (satuan dalam mm) :
AP = 25 (L/3 + 10)
1/6L dari AP = 11,1 (L/3 + 10)
1/3 dari AP = 2,8 (L/3 + 10)
Midship = 0
1/3L dari FP = 5,6 (L/3 +10)
1/6L dari FP = 22,2 (L/3 +10)
FP = 50 (L/3 + 10)
Setelah semua perhitungan selesai dilakukan, maka langkah berikutnya adalah
menggambar rencana garis. Langkah-langkah menggambar rencana garis akan dijelaskan
sebagai berikut.
1 ) Sheer Plan ( Pandangan Samping )
I. Langkah Awal
1. Membuat garis dasar ( base line ) sepanjang kapal ( LOA )
2. Membagi panjang kapal ( LPP ) menjadi station-station AP, , , , 19 , FP
3. Membuat garis air ( WL 0, WL 1, WL 3 dan seterusnya )
4. Menentukan tinggi geladak ( D )
5. Membagi panjang kapal ( LPP ) menjadi 6 bagian sama panjang mulai dari AP Sampai FP
6. Menentukan kelengkungan sheer berdasarkan rumus sheer standar
21
Desain Kapal Kayu 1
II. Pada daerah haluan
1. Menentukan garis forecastle deck diatas upper side line dengan ketinggian sesuai ukuran
yang telah ditentukan
2. Menentukan bulwark sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan
3. Membuat kemiringan linggi haluan
4. Menentukan garis tengah geladak ( tinggi camber ) sesuai rumus yang telah ditentukan
III. Pada daerah buritan
1. Menentukan poop deck side line ( garis geladak kimbul ) sesuai dengan ketentuan yang
telah diberikan.
2. Membuat bentuk linggi sesuai ukuran
3. Menentukan garis tengah geladak ( tinggi camber ) pada upper deck dan poop deck
sesuai rumus.
IV. Mengecek / menggambar garis potongan memanjang ( buttock line) dengan
memperhatikan potongan buttock line dengan gading ukur ( Station ) pada body plan dan
potongan buttock line dengan water line pada gambar pandangan atas.
2 ) Body Plan ( Pandangan depan dan Belakang )
Langkah pengerjaan membuat body plan metode scheltema:
1. Gambar body plan diletakan ditengah-tengah ( Midship ).
2. Membuat garis-garis WL sesuai kebutuhan
3. Menentukan lebar kapal sesuai ukuran utama kapal
4. Menentukan rise of floor ( Kemiringan dasar kapa )
5. Membuat garis BL ( Buttock Line )
6. Menggambar bentuk gading ukur ( Station ) sesuai tabel yang diberikan.
Langkah-langkah membuat body plan dengan metode formdata :
1. Melakukan pengukuran dari tabel formdata sesuai dengan tabel yang digunakan untuk
membuat CSA. Sehingga diperoleh nilai (y)
2. Menentukan besarnya nilai y dengan rumus y= (B x y)/16 pada tiap station.
3. Memasukkan nilai y pada tabel perhitungan body plan
4. Memastikan besarnya koreksi yang diperoleh kemudian melakukan penyemutan untuk
koreksi yang di syatarkan!
5. Body plan siap digambar!
22
Desain Kapal Kayu 1
3 ) Half Breadth Plan ( Pandangan Atas )
Langkah Pengerjaan
1. Membuat garis centre line
2. Menentukan garis pembagian gading ukur ( Station )
3. Membuat buttock line dengan jarak tertentu
4. Membuat garis air ( WL ) di pandang dari atas dengan cara pemindahan ukuran
ukurannya dari body plan
5. Mengecek bentuk bentuk gading ukur dengan membuat garis sent ( garis diagonal )
4) Menentukan garis kubu-kubu (bulwark)
Kubu-kubu (bulwark) ini umumnya merupakan penerusan keatas dari kulit lambung kapal
dan biasanya mempunyai tinggi + 600 mm. Dalam perhitungan rancangan ini digunakan
1000 mm. Pada dinding kubu-kubu ini dibuatkan lubang secukupnya untuk mengalirkan air
yang masuk/naik ke geladak.
5) Menentukan kimbul (poop deck)
Geladak kimbul (poop deck) adalah geladak yang langsung terletak diatas geladak utama.
Umumnya ruangan dibawah geladak kimbul ini dipakai untuk ruangan akomodasi anak
buah kapal. Tinggi geladak kimbul diukur dari geladak atau deck adalah 1,9 2,4 m yaitu
tidak boleh lebih rendah dari tinggi orang. Dalam perhitungan laporan ini digunakan tinggi
poop deck 2,2 m.
6) Menentukan agil (fore castle deck) & bow chock
Geladak agil adalah geladak dibagian haluan kapal yang langsung terletak diatas geladak
utama. Ruangan yang ada dibawah ge;adak agil ini umumnya dipakai untuk gudang,
bengkel, & kadang-kadang untuk akomodasi anak buah kapal. Tinggi geladak agil sama
dengan geladak kimbul yaitu berkisar antara 1,9 2,4 m. Dalam perhitungan laporan ini
digunakan tinggi fore castle deck 2,2 m. Sedangkan bow chock tingginya 0.6 m.
7) Menentukan propeller
Diameter baling-baling (Dp) :
Dp = 0,6*T
Diameter bos poros baling-baling (Db) :
Db = 1/6 Dp
Jarak dasar sampai bos poros baling-baling :
= (0,045*T + 0,5* Dp)
Jarak AP sampai bos poros baling-baling :
= 0,0266 Lpp
23
Desain Kapal Kayu 1
Luas kemudi :
= 1,5 % Lpp T
Diameter kemudi :
= 0,7 T
24
Desain Kapal Kayu 1
Gambar 14. Hasil pembuatan gambar rencana garis.
25
Desain Kapal Kayu 1
2.2 UKURAN UTAMA KAPAL
2.2.1 Deskripsi Materi Pembelajaran
Modul ini berisi tentang pengenalan dasar tentang ukuran utama kapal, dasar-dasar
perhitungan koefisien bentuk di kapal, berbagai macam satuan perkapalan yang umum digunakan,
perhitungan berat di kapal yang meliputi tonase, daya angkut dan lain-lain.
2.2.2 Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Mengenal ukuran-ukuran pokok sebuah kapal, baik secara membujur, melintang maupun
tegak berikut tonasenya, sehingga dengan demikian dapat mengetahui besar kecilnya sebuah
kapal, berapa besar daya angkutnya, besarnya bea-bea pelabuhan , terusan dan bea-bea
lainnya, sarat maksimum dan minimum sebuah kapal, besar kecilnya kapasitas palka-palka,
baik jika dimuati dengan jenis-jenis muatan biji-bijian maupun muatan bal-balan
2.2.3 Uraian Materi
Besar kecilnya suatu kapal tergantung dari ukuran kapal ( Principal Dimension). Ukuran dan
satuan digunakan dalam perhitungan berat kapal, volume, Gross Tonnage (GT) yang suatu kapal
memiliki peranan penting/utama dalam perkapalan. Mulai dari pembangunan kapal, perijinan
berlayar, bongkar muatan, stabilitas dan keselamatan kapal dan lain sebagainya. Yang dimaksud
dengan ukuran utama antara lain Panjang Kapal (Loa, LPP, Lwl), Draft (sarat yang direncanakan),
Lebar Kapal, Tinggi dan lain-lain seperti pada Gambar 15.
Gambar 15. Ukuran Utama Kapal
26
Desain Kapal Kayu 1
Panjang Kapal
AP After Perpendicular/garis tegak buritan adalah garis tegak yang ter letak pada
sis i be lakang sterpost atau bi la t idak ada sternpost, FP terletak pada sumbu
poros kemudi.
FP Forward Perpendicular/gar is tegak haluan adalah garis tegak vertikal yang
melalu i interseksi antara garis air muat/garis air perencanaan /DWL dan si s i
dalam l inggi haluan
LPP Panjang antara garis tegak / Length between perpendicular adalah jarak
horizontal antara AP dan FP
LWL Panjang garis air/ Length of water l ines adalah jarak horisontal antara FP
dan interseksi antara sis i dalam l inggi buritan dan garis a ir muat/garis air
perencanaan /DWL
LOA Panjang keseluruhan/ Length overall adalah panjang kapal yang diukur dari
u jung haluan dan ujung buritan pada sis i da lam kulit
Gambar 16. Panjang Kapal
Panjang kapal mempunyai pengaruh pada kecepatan kapal dan kekuatan memanjang
kapal. Penambahan panjang pada umumnya akan mempengaruhi ketahanan yang diderita kapal
pada displacement tetap dan akan mengurangi kekuatan memanjang kapal. Disamping itu
penambahan panjang dapat pula mengurangi kemampuan pola gerak kapal (manouver),
mengurangi penggunaan fasilitas dok, galangan dan terusan.
Sarat Kapal
T Sarat/Draft adalah jarak vertical yang d iukur dari s is i bawah Lunas/keel ke
Garis A ir/WL
Tmld Sarat molded/Draft molded adalah jarak vertical yang diukur dari s is i atas
Lunas/keel ke Garis air /WL
Sarat air terutama mempunyai pengaruh pada tinggi centre of bouyancy (KB). Penambahan
sarat air pada displacement panjang kapal dan lebar kapal tetap pada umumnya akan
menyebabkan kenaikan harga KB. Penambahan sarat selalu dihindarkan karena dapat
menyebabkan kapal kandas, mengurangi jumlah pelabuhan yang dapat disinggahi, daerah
27
Desain Kapal Kayu 1
pelayaran menjadi terbatas serta penggunaan fasilitas repair, dok galangan dan terusan menjadi
berkurang pula.
Gambar 17. Sarat Kapal
Lebar Kapal
Bmld Lebar kapal/Breadth molded adalah lebar kapal molded yang diukur pada
tengah kapal pada sis i luar gading/ s is i da lam kulit
Bwl Breadth of water line ( lebar pada garis air muat ). Adalah lebar yang terbesar
yang diukur pada garis a ir muat.
Boa Breatdh over all ( lebar maksimum ). Adalah lebar terbesar dar i kapal yang
diukur dari ku l it lambung kapal disamping kir i sampai kulit lambung kapal
samping kanan.
Gambar 18. Lebar Kapal.
Lebar kapal terutama mempunyai pengaruh pada tinggi metasentra. Penambahan lebar
dengan displacement, panjang kapal dan sarat kapal tetap akan menyebabkan kenaikan tinggi
28
Desain Kapal Kayu 1
metasentra MG. Penambahan lebar pada umumnya digunakan untuk mendapatkan penambahan
ruangan badan kapal. Akan tetapi hal ini juga mempunyai kerugian karena dapat mengurangi
penggunaan fasilitas terusan, dok dan galangan.
Tinggi Geladak
Hmld Tinggi molded/Depth molded adalah jarak vertikal pa da amidship yang
diukur dari s is i atas Lunas/keel ke sis i bawah pelat geladak pada tepi kapal
Hmax Tinggi kapal maksimum adalah jarak tegak dari garis dasar sampai gar is
geladak yang tert inggi, umumnya diukur di ujung depan kapal.
Gambar 19. Tinggi kapal.
Tinggi dek terutama mempunyai pengaruh pada tinggi titik berat kapal (centre of gravity) KG
dan juga pada kekuatan kapal serta ruangan dalam kapal. Penambahan tinggi dek pada umumnya
akan menyebabkan kenaikan KG sehingga tinggi metasentra MG berkurang. Selain itu
penambahan tinggi dan H dapat menyebabkan bertambahnya kekuatan memanjang kapal, kalau
ukuran ukuran penguat memanjang tetap.Pada umumnya kapal barang mempunyai KG sebesar
0.60 H.
Perbandingan Ukuran Utama
Perbandingan ukuran utama kapal adalah :
L/B ; L/H ; B/T ; H/T
Dibawah ini diberikan uraian secara singkat ukuran utama dan pengaruhnya terhadap
perencanaan kapal. Panjang kapal ( L ), terutama mempunyai pengaruh pada kecepatan kapal dan
pada kekuatan memanjang kapal. Perbandingan B/L yang besar terutama sesuai untuk kapal
kapal dengan kecepatan yang tinggi dan mempunyai perbandingan ruangan yang baik, akan tetapi
29
Desain Kapal Kayu 1
mengurangi kemampuan oleh gerak kapal dan mengurangi pula Stabilitas Kapal. Perbandingan
B/L yang kecil memberikan kemampuan stabilitas yang baik akan tetapi dapat juga menambah
tahanan kapal. Perbandingan H/L terutama mempunyai pengaruh terhadap kekuatan memanjang
kapal. Untuk harga H/L yang besar akan mengurangi kekuatan memanjang kapal sebaliknya.
Untuk harga H/L yang kecil akan menambah kekuatan memanjang kapal. Biro Klasifikasi Indonesia
(BKI) 2004 mensyaratkan sebagai berikut :
Dari ketentuan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa daerah yang mempunyai gelombang
besar atau pengaruhpengaruh luar lainnya yang lebih besar sebuah kapal mempunya persyaratan
harga perbandingan H/L yang lebih kecil. Penyimpanganpenyimpangan dari ketentuan di atas
masih dimungkinkan atas dasar bukti perhitungan kekuatan yang dapat dipertanggung jawabkan.
Lebar kapal ( B ), terutama mempunyai pengaruh pada tinggi metasentra melintang. Kapal dengan
displacement yang sama, yang mempunyai B besar akan memiliki tinggi metasentra ( KM ) yang
lebih besar. Perbandingan T/B , terutama mempunyai pengaruh pada Stabilitas Kapal. Harga
perbandingan T/B yang rendah akan mengurangi Stabilitas Kapal. Untuk kapal kapal sungai
harga perbandingan T/B dapat di ambil sangat besar, Karena harga T dibatasi oleh kedalaman
sungai yang pada umumnya sudah tertentu. Tinggi Dek ( H ), terutama mempunyai pengaruh pada
tinggi titik berat kapal ( KG ) atau center of Gravity dan juga pada kekuatan kapal serta ruangan
dalam kapal. Pada umumnya kapal barang mempunyai harga KG sebesar 0,6 H.
Sarat air ( T ), terutama mempunyai pengaruh pada tinggi Center of Bouyancy (KB).
Perbandingan T/H , terutama berhubungan dengan reserve displacement atau daya apung
cadangan. Harga T/H yang besar dapat dijumpai pada kapal kapal penumpang. Harga H T
disebut lambung timbul ( Free Board ), dimana secara sederhana dapat disebutkan bahwa
lambung timbul adalah tinggi tepi dek dari permukaan air.
Daftar koefisien bentuk dan perbandingan ukuran utama
Sebagai gambaran diberikan data data mengenai koefisien bentuk dan perbandingan
ukuran utama dengan tujuan supaya dapat diketahui apakah kapal yang direncanakan mempunyai
bentuk dan ukuran yang wajar dan tidak menyimpang dari kebiasaan.
30
Desain Kapal Kayu 1
Berikut ini adalah tabel perbandingan harga koefisien dengan rasio perbandingan ukuran
utama kapal yang umum sebagai acuan dalam mendesain gambar rencana garis.
Tabel 1. Daftar koefisien bentuk dan perbandingan ukuran utama kapal
Satuan Satuan Perkapalan
Berikut ini akan dijalaskan mengenai satuan-satuan yang biasa digunakan dalam dunia
perkapalan:
a. Isi Karene
Karene adalah bentuk badan kapal yang ada di bawah permukaan air. Dengan catatan,
bahwa tabel kulit, lunas sayap, daun kemudi, baling baling dan lain-lain perlengkapan kapal yang
terendam di bawah permukaan air tidak termasuk Karene. Isi karene adalah volume badan kapal
yang ada di bawah permukaan air ( tidak termasuk volume kulit dan lain lain ). Rumus
menghitung Isi Karene ( V )
Dimana :
L = Panjang Karene ( m ) T = Sarat Karene ( m )
B = Lebar Karene ( m ) Cb = Koefisien balok ( m )
31
Desain Kapal Kayu 1
b. Displacement
Displacement adalah berat dari karene
Dimana :
L = Panjang Kapa ( m ) T = Sarat kapal ( m )
B = Lebar Kapal ( m ) = Massa jenis air laut = 1,025 ton / m.
Catatan :
Ada 2 (dua) dimensi dalam berat yaitu
a. Ton metrik = 1000 kg
b. Ton inggris = 1016 kg
c. Pemindahan Air ( Vs )
Yang disebut pemindahan air adalah volume dari air yang dipindahkan oleh badan kapal,
termasuk kulit lambung kapal, lunas sayap (bilge keel), kemudi (rudder ), baling baling (propeller)
dan lain lain perlengkapan yang ada di bawah garis air.
dimana :
C = Koefisien tambahan.
Kapal yang terendam di bawah permukaan air, volume dari kulit lambung kapal diperkirakan
akan sebesar 6 % dari Isi Karene, sedangkan volume dari lunas sayap, kemudi baling baling dan
perlengkapan lain yang ada di bawah garis air adalah 0,075 % - 0,15 % dari Isi Karene, sehingga.
Vs = ( 1,00675 1,00750 )V.
Untuk kapal kayu ( kapal yang di buat dari bahan kayu )
Vs = ( 1,00750 1,015 )V.
d. Berat Pemindahan Air ( W )
Berat pemindahan air adalah berat air yang dipindahkan oleh badan secara keseluruhan
yang ada di bawah garis air. Kalau massa jenis air dinyatakan dengan maka.
32
Desain Kapal Kayu 1
Hukum Archimedes mengatakan bahwa setiap benda yang dimasukkan ke dalam air,
benda tersebut mendapat gaya tekan ke atas seberat zat cair yang dipindahkan oleh benda
tersebut jadi W = . Vs Demikian pula halnya dengan sebuah kapal yang terapung diair akan
mendapat gaya tekan ke atas sebesar berat air yang dipindahkan oleh badan kapal tersebut.
W = L . B . T . Cb . . C
Dalam hal ini berat kapal ( W ) = berat kapal kosong ditambah dengan bobot mati ( dead
weight ) atau dapat dituliskan.
W = Dwt + Berat Kapal Kosong.
Selanjutnya harus diingat bahwa gaya berat dari kapal bekerja dalam arah vertical
kebawah, sedangkan displacement yang merupakan gaya tekan keatas bekerja dalam arah vertical
ke atas. Notasi yang digunakan.
Displacement ( ) = L . B . T . Cb . . C
Volume of Displacement ( ) = L . B . T . Cb . C
e. Bobot Mati ( Dead Weight )
Bobot mati adalah daya angkut dari sebuah kapal dimana di dalamnya termasuk berat
muatan, berat bahan bakar, berat minyak lunas, berat air minum, berat bahan makanan, berat crew
kapal dan penumpang serta barang yang dibawanya. Di dalam Dwt ( dead weight ) prosentase
berat yang paling besar adalah berat muatan yaitu ( 70 ~ 85 ) %. Berat bahan bakar adalah
jumlah berat bahan bakar yang dipakai dalam pelayaran. Jumlahnya tergantung dari besarnya PK
mesin, kecepatan kapal itu sendiri dan jarak pelayaran yang ditempuh. Kecepatan yang digunakan
dalam hal ini adalah kecepatan dinas yaitu kecepatan rata rata yang dipakai dalam dinas
pelayaran sebuah kapal dan dinyatakan dalam knot, dimana
1 Knot = 1mil laut / jam.
= 1852 m / jam.
= 0,5144 m / detik.
Kecepatan percobaan adalah kecepatan terbesar yang dapat dicapai kapal dalam
pelayaran percobaannya. Berat minyak lumas berkisar ( 2 ~ 4 ) % dari berat bahan bakar yang
dipakai. Pemakaian air tawar