10
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN PUSAT MATA NASIONAL RUMAH SAKIT MATA CICENDO BANDUNG Laporan Kasus: Diagnosis Banding Leukokoria pada Bayi Penyaji : Ester Grace Sillya Aprinona Gurning Pembimbing : Dr. dr. Irawati Irfani, SpM (K), M.Kes Telah diperiksa dan disetujui oleh Pembimbing Dr. dr. Irawati Irfani, SpM (K), M.Kes Kamis, 24 September 2020 Pukul 07.30 WIB

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/09/... · 2020. 9. 28. · sinekiolisis (A) sinekia posterior pada mata kiri (B) Temuan

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/09/... · 2020. 9. 28. · sinekiolisis (A) sinekia posterior pada mata kiri (B) Temuan

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

PUSAT MATA NASIONAL RUMAH SAKIT MATA CICENDO

BANDUNG

Laporan Kasus: Diagnosis Banding Leukokoria pada Bayi

Penyaji : Ester Grace Sillya Aprinona Gurning

Pembimbing : Dr. dr. Irawati Irfani, SpM (K), M.Kes

Telah diperiksa dan disetujui oleh

Pembimbing

Dr. dr. Irawati Irfani, SpM (K), M.Kes

Kamis, 24 September 2020

Pukul 07.30 WIB

Page 2: DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/09/... · 2020. 9. 28. · sinekiolisis (A) sinekia posterior pada mata kiri (B) Temuan

1

DIAGNOSIS BANDING LEUKOKORIA PADA BAYI

ABSTRACT

Introduction: Most children with leukocoria has pathology which may threaten the development of visual system. Leukocoria may give similar appearances and differential diagnosis regarding the cause of leukocoria are needed to determine visual outcome and prevention or treatment required. Purpose: to report evaluation and differential diagnosis of leukocoria in an infant. Case Report: A 5 months old female infant was brought by parents complaining of white dot in left eye, which occurred 3 months ago. Parents also complained of left eye being smaller than fellow eye. The patient was born at 33-34 weeks gestational age and weighed 900 grams at birth. Right eye was within normal limit based on clinical examination while the left eye has microcornea, shallow anterior chamber, posterior synechia, and leukocoria. Ultrasonography of left eye show short axial length and stalk-like appearance presented in almost all part of posterior segment. Patient was suspected with persistent fetal vasculature and congenital cataract of left eye, differential diagnosis was retinopathy of prematurity. Patient then underwent synechiolysis of left eye and examination of right eye under anesthesia. Intraoperative findings show rubeosis iridis, clear lens, and reduced fundus reflex. The patient was diagnosed with chronic retinal detachment due to stage 5 retinopathy of prematurity as the cause of leukocoria. Conclusion: History of present illness, history of birth process, clinical examination, and diagnostic findings are needed to diagnose the cause of leukocoria. Persistent fetal vasculature and retinopathy of prematurity may show similar signs and features. Keywords: persistent fetal vasculature, retinopathy of prematurity, leukocoria, infants.

I. PENDAHULUAN

Leukokoria adalah gambaran putih pada pupil sebagai salah satu indikator

kelainan pada lensa, vitreus, atau retina. Leukokoria pada bayi merupakan tanda

bahaya dari adanya kelainan yang dapat menyebabkan gangguan penglihatan

permanen hingga kebutaan. Pencegahan kebutaan dan gangguan penglihatan pada

anak menjadi salah satu perhatian dan prioritas utama secara global.1,2

Penyebab terjadinya leukokoria pada bayi sangat beragam dan dapat

memberikan gambaran yang serupa. Langkah-langkah dalam penegakan diagnosis

dibutuhkan untuk mengetahui penyebab utama, menentukan prognosis, dan

melakukan pencegahan serta tindakan yang diperlukan dengan segera. Laporan

kasus ini bertujuan untuk memaparkan penegakan diagnosis banding leukokoria

pada bayi.2,3

Page 3: DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/09/... · 2020. 9. 28. · sinekiolisis (A) sinekia posterior pada mata kiri (B) Temuan

2

II. LAPORAN KASUS

Seorang bayi perempuan berusia 5 bulan dibawa oleh orang tua, ke poli pediatrik

oftalmologi (PO)-Strabismus Pusat Mata Nasional (PMN) Rumah Sakit (RS) Mata

Cicendo, dengan keluhan tampak bintik putih pada mata kiri yang terlihat sejak 3

bulan lalu. Orang tua juga menyatakan mata kiri tampak lebih kecil dibandingkan

mata kanan seiring pertambahan usia, seperti tampak pada gambar 1. Pasien adalah

anak kedua dari 2 bersaudara, yang dilahirkan saat usia kehamilan 33 minggu per

vaginam dengan riwayat ketuban pecah dini. Berat badan saat lahir 900 gram dan

terdapat riwayat perawatan di rumah sakit setelah lahir, selama ± 2 minggu.

Riwayat trauma saat proses kelahiran tidak ada, riwayat infeksi pada Ibu selama

kehamilan tidak diketahui, dan tidak didapatkan riwayat dan keluhan yang sama

pada kakak pasien.

Gambar 1. Perbandingan kedua mata pasien, mata kiri tampak lebih kecil

Pasien dapat mengikuti gerakan benda atau fix and follow the object dengan

fiksasi yang central, steady, dan maintained pada mata kanan. Tekanan intraokular

(TIO) kedua mata dalam batas normal. Hasil pemeriksaan segmen anterior mata

kanan dalam batas normal. Pemeriksaan segmen anterior mata kiri menunjukkan

mikrokornea, camera oculi anterior (COA) yang dangkal, sinekia posterior, dan

kekeruhan media refraksi akibat leukokoria yang tampak pada gambar 2.

Gambar 2. Media refraksi keruh pada mata kiri

Pemeriksaan segmen posterior mata kanan didapatkan retina matur dalam batas

normal. Ultrasonography (USG) dilakukan pada kedua mata sebagai pemeriksaan

penunjang. Hasil pemeriksaan USG mata kanan dalam batas normal dengan

panjang aksial 16.62 mm. Pemeriksaan USG mata kiri menunjukkan gambaran

Page 4: DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/09/... · 2020. 9. 28. · sinekiolisis (A) sinekia posterior pada mata kiri (B) Temuan

3

berbentuk stalk pada hampir seluruh bagian posterior bola mata, dengan panjang

aksial 15.76 mm seperti tampak pada gambar 3. Diagnosis pada pasien ini adalah

suspek katarak kongenital oculi sinistra (OS) dan suspek combined persistent fetal

vasculature (PFV) OS dengan diagnosis banding retinopathy of prematurity (ROP)

OS.

Gambar 3. Hasil USG mata kanan (A) dan mata kiri (B) menunjukkan gambaran

stalk pada mata kiri Pasien lalu direncanakan untuk dilakukan tindakan examination under

anesthesia (EUA) kedua mata, aspirasi-irigasi lensa, sinekiolisis, dan vitrektomi.

Pemeriksaan USG pada mata kiri kembali dilakukan 1 hari sebelum operasi. Hasil

pemeriksaan USG ulang menunjukkan gambaran stalk yang tampak seperti funnel

shape pada hampir seluruh bagian posterior bola mata, disertai gambaran retinal

detachment yang tampak pada gambar 4.

Gambar 4. USG yang dilakukan 1 hari sebelum operasi, tampak gambaran retinal

detachment

Pasien lalu menjalani sinekiolisis dan pembentukan COA pada mata kiri serta

EUA mata kanan. Temuan intraoperatif menunjukkan TIO mata kanan 16 mmHg

dan mata kiri 12 mmHg. Pemeriksaan biometri menunjukkan panjang aksial bola

mata kanan adalah 18.41 mm dan mata kiri 17.16 mm. Hasil EUA mata kanan

Page 5: DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/09/... · 2020. 9. 28. · sinekiolisis (A) sinekia posterior pada mata kiri (B) Temuan

4

menunjukkan segmen anterior dalam batas normal dan retina matur dalam batas

normal, seperti tampak pada gambar 5. Pemeriksaan segmen anterior mata kiri

menunjukkan kornea jernih dengan diameter horizontal 9 mm, COA dangkal,

rubeosis iridis, dan sinekia posterior. Lensa jernih tetapi ditemukan penurunan

refleks fundus. Leukokoria pada pasien ini disebabkan oleh total retinal detachment

karena ROP stage 5.

Gambar 5. Gambar retina mata kanan pasien menggunakan retinal camera

(RetCam) Terapi pasca operasi yang diberikan untuk mata kiri adalah tetes mata

levofloksasin 6 x 1 tetes, prednisolon asetat 1% 6 x 1 tetes, dan homatropin 2% 3 x

1 tetes. Terapi oral pasca operasi adalah parasetamol sirup 3 x 40 mg, dan cefadroxil

2 x 60 mg. Hasil pemeriksaan oftalmologis mata kiri pada satu hari pasca operasi

menunjukkan pendarahan subkonjungtiva, edema kornea dan jahitan 1 buah pada

bagian superior kornea, COA sedang berisi udara, serta leukokoria. Pasien lalu

disarankan untuk rawat jalan dengan melanjutkan terapi pasca operasi.

Gambar 6. Segmen anterior pada 1 minggu pasca operasi

Pasien kembali datang pada kunjungan kontrol 1 minggu pasca operasi ke poli

PO-Strabismus PMN RS Mata Cicendo. Pasien mampu melihat dan mengikuti

objek dengan penglihatan mata kanan yang central, steady, dan maintained.

Pemeriksaan segmen anterior mata kanan dalam batas normal, sementara dari

Page 6: DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/09/... · 2020. 9. 28. · sinekiolisis (A) sinekia posterior pada mata kiri (B) Temuan

5

pemeriksaan segmen anterior mata kiri didapatkan konjungtiva hiperemis, edema

kornea disertai hecting 1 buah intact, COA dangkal, dan leukokoria seperti tampak

pada gambar 6. Pasien lalu diberikan obat tetes prednisolon asetat 1% dengan dosis

yang diturunkan setiap 1 minggu, homatropin 2% 2 x 1 tetes, dan levofloksasin 6 x

1 tetes untuk mata kiri. Pasien disarankan untuk datang pada kunjungan kontrol 1

bulan yang akan datang. Prognosis pada pasien ini adalah quo ad vitam ad bonam

dan quo ad functionam ad malam.

III. DISKUSI

Leukokoria adalah refleks berwarna putih yang tampak pada pupil, dan

merupakan indikator kelainan intraokular. Penyebab umum leukokoria terdapat

pada tabel 1, dengan katarak kongenital sebagai penyebab terbanyak yaitu sebanyak

1:2000 kelahiran hidup, serta retinopathy of prematurity (ROP) sebagai salah satu

penyebab yang dapat dicegah. Penyebab leukokoria dapat diperkirakan berdasarkan

anamnesis yang mencakup riwayat keluhan saat ini maupun penyakit sebelumnya.

Pemeriksaan klinis selanjutnya dilakukan untuk menyingkirkan diagnosis banding

yang telah didapatkan dari anamnesis. Pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan

selanjutnya ditentukan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan klinis, untuk

menegakkan diagnosis.2-4 Tabel 1. Diagnosis Banding Leukokoria

Diagnosis Banding Leukokoria

Katarak Coats disease Koloboma koroid atau diskus optik Retinal fold kongenital Kekeruhan kornea Familial exudative vitreoretinopathy High myopia atau anisometropia Myelinated nerve fibers Norrie disease

Organizing vitreous haemorrhage Persistent fetal vasculature Artifak fotografi Retinal detachment Displasia retina Retinoblastoma Retinopathy of prematurity Toksokariasis Uveitis

Sumber: Hered dkk4

Anamnesis pada kasus leukokoria mencakup riwayat keluhan saat ini, seperti

usia saat keluhan muncul, dan durasi leukokoria. Riwayat penyakit sebelumnya

meliputi riwayat prematuritas dan terapi, serta riwayat keluhan yang sama pada

keluarga. Keluhan bintik putih pada pasien ini timbul sejak 3 bulan lalu dan disertai

Page 7: DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/09/... · 2020. 9. 28. · sinekiolisis (A) sinekia posterior pada mata kiri (B) Temuan

6

mata kiri yang tampak lebih kecil dibandingkan dengan mata kanan. Riwayat

kelahiran prematur dengan perawatan pasca kelahiran juga terdapat pada pasien ini.

Tidak didapatkan riwayat dan keluhan yang sama pada kakak pasien. Penyebab

leukokoria yang mungkin terjadi pada pasien ini berdasarkan anamnesis adalah

katarak kongenital unilateral yang umumnya disebabkan oleh PFV, atau ROP.2,4,5

Persistent hyperplastic primary vitreous (PHPV) atau yang kini umum disebut

dengan PFV adalah kelainan kongenital yang disebabkan oleh kegagalan regresi

jaringan embrionik dari vaskularisasi hialoid, baik secara parsial maupun komplit.

Sebagian besar kasus PFV bersifat sporadik dan belum diketahui secara pasti

penyebab utamanya, tetapi 95% terjadi pada kelahiran prematur. Berdasarkan

lokasinya, PFV diklasifikasikan menjadi anterior, posterior, dan combined.

Combined PFV adalah bentuk yang paling sering ditemukan. Combined PFV

ditandai dengan stalk yang memanjang dari diskus optik dan melekat ke bagian

posterior dari kapsul lensa membentuk plak retrolental, dan dapat disertai dengan

tent-shaped retinal detachment. Klasifikasi lain adalah PFV anterior, yang ditandai

dengan Mittendorf Dot, dan PFV posterior yang ditandai dengan Bergmeister

Papilla. Tanda lain yang dapat menyertai PFV adalah katarak kongenital unilateral,

mikroftalmia, dan peningkatan tekanan intraokular.5-8

Gambar 4. (A) Septum membranous dengan base tebal berbentuk huruf ‘Y’ terbalik pada USG pasien dengan PFV (B) USG pada pasien Sumber: Hu dkk9

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis

pada PFV adalah USG. Salah satu gambaran USG pada combined PFV adalah

septum membranous yang tebal di bagian base pada diskus optik disertai bagian

tipis yang memanjang hingga posterior lensa, seperti ditunjukkan pada gambar 4.8,9

Pasien ini memiliki leukokoria unilateral yang awalnya diduga sebagai katarak

A B

Page 8: DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/09/... · 2020. 9. 28. · sinekiolisis (A) sinekia posterior pada mata kiri (B) Temuan

7

kongenital, kornea jernih, COA yang dangkal, sinekia posterior, mikroftalmia,

tekanan intraokular yang normal, serta gambaran USG yang tampak seperti

combined PFV. Sinekia posterior tidak umum ditemukan pada PFV. Tanda lain

seperti COA yang dangkal masih dapat ditemukan pada komplikasi PFV, yang

umumnya disertai dengan peningkatan TIO dan edema kornea, tetapi keduanya

tidak ditemukan pada pasien ini. Hal tersebut menjadi dasar diagnosis banding

penyebab leukokoria pada pasien ini adalah ROP.

Retinopathy of prematurity (ROP) adalah kelainan vasoproliferatif retina yang

terjadi pada bayi prematur. Faktor risiko ROP selain kelahiran prematur adalah

berat badan lahir rendah, seperti yang dimiliki oleh pasien ini. Penelitian yang

dilakukan oleh Dou dkk mengatakan bahwa 70% pasien ROP datang dengan

leukokoria dan sinekia posterior terdapat pada 40% pasien dengan stage 5.

Sebagian besar ROP terjadi simetris, tetapi pada beberapa kasus dapat terjadi secara

asimetris karena faktor intraokular yang berbeda pada masing-masing mata, seperti

variasi perkembangan neurovaskular retina secara regional. Regresi spontan atau

sequelae minimal dapat terjadi pada ROP ringan, sementara retinal detachment

dapat terjadi pada kasus berat. 10-13

Gambar 5. Retinal detachment parsial yang ditandai dengan retina yang tertarik ke

anterior mendekati lensa disertai kondensasi vitreus pada ROP Stage 5 (A) USG pada pasien (B) retinal detachment pada USG pasien (C) sumber: Foo dkk15 Total retinal detachment seperti pada ROP Stage 5 akan memberikan gambaran

USG berbentuk corong atau funnel shape, seperti tampak pada gambar 5. Penelitian

yang dilakukan oleh Muslubas dkk menunjukkan bahwa 80% pasien ROP Stage 5

memberikan gambaran USG funnel shape yang disertai penurunan panjang aksial

bola mata, seperti gambaran yang ditemukan pada pasien ini. Gambaran tersebut

A B C

Page 9: DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/09/... · 2020. 9. 28. · sinekiolisis (A) sinekia posterior pada mata kiri (B) Temuan

8

timbul akibat proses neovaskularisasi dan proliferasi fibrovaskular yang kronis,

sehingga memberikan prognosis visual yang kurang baik.13-15

Gambar 6. Rubeosis iridis pada mata kiri yang menyebabkan pendarahan saat

sinekiolisis (A) sinekia posterior pada mata kiri (B) Temuan intraoperatif pada mata kiri pasien adalah mikrokronea, COA yang

dangkal, rubeosis iridis yang menyebabkan pendarahan saat sinekiolisis, sinekia

posterior, lensa jernih tanpa disertai plak retrolental, serta penurunan refleks

fundus, seperti tampak pada gambar 6. Mikrokornea, COA yang dangkal, dan

penurunan reflek fundus dapat ditemukan pada komplikasi dari retinopathy of

prematurity. Neovaskularisasi iris atau rubeosis iridis dapat timbul pada retinal

detachment yang telah berlangsung sangat lama seperti pada ROP stage 5. Oleh

karena itu, diagnosis pada pasien ini adalah leukokoria yang disebabkan retinal

detachment kronis akibat ROP Stage 5. Tatalaksana ROP Stage 5 adalah vitrektomi,

tetapi tidak dilakukan pada pasien ini karena prognosis visual yang kurang

baik.5,10,13,16

IV. SIMPULAN

Persistent fetal vasculature dan retinopathy of prematurity stage 5 adalah

penyebab leukokoria unilateral yang dapat ditemukan pada bayi. Anamnesis yang

mencakup riwayat keluhan dan riwayat kelahiran, serta temuan klinis pada segmen

anterior akan memberikan gambaran yang berbeda dari kedua kelainan tersebut,

walaupun memberikan gambaran USG yang hampir sama.

A B

Page 10: DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/09/... · 2020. 9. 28. · sinekiolisis (A) sinekia posterior pada mata kiri (B) Temuan

9

DAFTAR PUSTAKA

1. Wright KW, Strube YNJ. Pediatric Ophthalmology for Primary Care. Edisi ke-4.

American Academy of Pediatrics. 2019. p283-5. 2. Dargahi R, Haleem A, Dargahi SD, Fahim MF. Frequency of Common Factors

Leading to Leukocoria in Pediatric Age Group at Tertiary Care Eye Hospital: An Observational Study. Biostat Biometrics Open Acc J, 2018;4(3):1-4.

3. Nadeem S, Akhtar P, Farooq M. Neonatal Screening for Leukocoria. Pak J Ophthalmol, 2014(30);4:232-235.

4. Hered RW, Archer SM, Braverman RS, Khan AO, Lee KA, et al. Pediatric Ophthalmology and Strabismus Basic and Clinical Science Course. American Academy of Ophthalmology, 2019. p298-9.

5. Syed R, Ramasubramanian A. A Stepwise Approach to Leukocoria. American Academy of Ophthalmology:Eyenet Magazine. 2016.

6. Lueder GT. Pediatric Practice Ophthalmology. McGraw-Hill. p217-9. 7. Nelson LB, Olitsky SE. Harley’s Pediatric Ophthalmology. Edisi ke-6. Lippincott

Williams & Wilkins, 2014. p304-5. 8. Chen C, Xiao H, Ding X. Persistent Fetal Vasculature. Asia Pac J Ophthalmol

(Phila), 2019;8:86-95. 9. Hu A, Pei X, Ding X, Li J, et al. Combined Persistent Fetal Vasculature: A

Classification Based on High Resolution B-Mode Ultrasound and Color Doppler Imaging. Ophthalmology, 2016;123:19-25.

10. Quinn GE, Fielder AR. Retinopathy of Prematurity dalam Taylor and Hoyt’s Pediatric Ophthalmology. Elsevier, 2017. p443-6.

11. Dou GR, Li MH, Zhang ZF, Lu YN, et al. Demographic profile and ocular characteristics of stage 5 retinopathy of prematurity at a referral center in Northwest China: implications for implementation. BMC Ophthalmol, 2018(18);307:1-9.

12. Kumawat D, Chandra P, Tewari R. Asymmetric Presentation of Retinopathy of Prematurity. Journal of Indian Pediatrics, 2018;55(6):523-4.

13. Romo-Aguas JC, Gonzalez-H. Leon A, Merraz-Gutiérrez MP, Martínez-Carlos MA. Retinopathy of prematurity: incidence report of outliers based on international screening guidelines. Int J Retin Vitr, 2019(5);13:1-6.

14. Maslubas IS, Karacorlu M, Hocaoglu M, Yamanel C, et al. Ultrasonography Findings in Eyes with Stage 5 Retinopathy of Prematurity. Ophthalmic Surg Imaging Lasers Retina, 2015;46:1035-40.

15. Foo LK, Adlina AR, Mohd Noor RA, Wan Hitam WH, et al. Ultrasonographic Findings in Retinopathy of Prematurity in Malaysia. Med J Malaysia, 2013;68:39-43.

16. Hamad AE, Moinuddin O, Blair MP, Schechet SA, et al. Late-Onset Retinal Findings and Complications in Untreated Retinopathy of Prematurity. Ophthalmology Retina, 2020;4:602-12.