Density Dan Crowding Wulan R I0212084

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Density and Crowding di Ruang Tunggu Obat Rumah Sakit

Citation preview

Density dan Crowding

Density dan Crowding

Oleh Wulan RatnaningsihI0212084Crowding (Kesesakan)

Pengertian Density (Kesesakan) - MenurutAltman(1975), kesesakan adalah suatu prosesinterpersonal pada suatu tingkatan interaksi manusia satu dengan lainnya dalamsuatupasangan atau kelompok kecil.Perbedaaan pengertian antaracrowding(kesesakan) dengandensity(kepadatan) kadang-kadangkeduanya memiliki pengertian yang sama dalam merefleksikan pemikiran secara fisik dari sejumlah manusia dalam suatu kesatuan ruang.- MenurutAltman(1975),Heimstra dan McFarling(1978) antara kepadatan dan kesesakan memiliki hubungan yang erat kerena kepadatan merupakan salah satu syarat yang dapat menimbulkan kesesakan, tetapi bukan satu-satunya syarat yang dapat menimbulkan kesesakan. Kepadatan yang tinggi dapat mengakibatkan kesesakan pada individu(Heimstra dan McFarling, 1987; Holahan, 1982).

MenurutBaum dan Paulus(1987)menerangkan bahwa proses kepadatan dapat dirasakan sebagai kesesakan atau tidak dapat ditentukan oleh penilaian individu berdasarkan empat faktor :Karakteristik seting fisik.Karakteristik seting sosial.Karakteristik personal.Kemampuan beradaptasi.

- MenurutStokols(dalamAltman, 1975) membedakan antara kesesakan bukan sosial (nonsocial crowding)yaitu dimanafaktor-faktor fisik menghasilkan perasaan terhadap ruang yang tidak sebanding, seperti sebuah ruang yang sempit, dan kesesakan sosial (social crowding) yaitu perasaan sesak mula-mula datang dari kehadiran orang lain yang terlalu banyak. Stokols juga menambahkan perbedaan antara kesesakan molekuler dan molar. Kesesakan molar (molar crowding)yaitu perasaan sesak yang dapatdihubungkan denganskala luas, populasi penduduk kota, sedangkan kesesakan molekuler (moleculer crowding) yaitu perasaan sesak yang menganalisis mengenai individu, kelompok kecil dan kejadian-kejadian interpersonal.- MenurutMorris, (dalamIskandar, 1990) memberi pengertiankesesakan sebagai defisit suatu ruangan. Hal ini berarti bahwa dengan adanya sejumlah orang dalam suatu hunian rumah, maka ukuran per meter persegi setiap orangnya menjadi kecil, sehingga dirasakan adanya kekurangan ruang. Besar kecilnya ukuran rumah menentukan besarnya rasio antara penghuni dan tempat (space) yang tersedia. Makin besar rumah dan makin sedikitnya penghuninya, maka akan semakin besar rasio tersebut.Sebaliknya, makin kecilrumah dan makin banyak penghuninya, maka akan semakin kecil rasio tersebut, sehinggaakan tinbul perasaan sesak (crowding) (Ancok, 1989).

Teori Kesesakan

Untuk menerangkan terjadinya kesesakan dapat digunakan tiga model teori, yaitu :Beban Stimulus,Kendala Perilaku, danTeori Ekologi(Bell dkk, 1978; Holahan, 1982).ModelBeban Stimulus, yaitu : kesesakan akan terjadi pada individu yang dikenai terlalu banyak stimulus, sehingga individu tersebut tak mampu lagi memprosesnya.ModelKendala Prilaku, yaitu : menerangkan kesesakan terjadi karena adanya kepadatan sedemikian rupa, sehingga individu merasa terhambat untuk melakukan sesuatu. Hambatan ini mengakibatkan individu tidak dapat mencapai tujuan yang diinginkannya. Terhadap kondisi tersebut, individu akan melakukan psychological reactance, yaitu suatu bentuk perlawanan terhadap kondisi yang mengancam kebebasan untuk memiliih.ModelTeori Ekologi, yaitu : membahas kesesakan dari sudut proses sosial.

1. Teori Beban Stimulus

Pendapat teori ini mendasarkan diri pada pandangan bahwa kesesakan akan terbentuk bila stimulus yang diterima individu melebihi kapasitas kognitifnya sehingga timbul kegagalan memproses stimulus atau informasi dari lingkungan.Schmidt dan Keating (1979) mengatakan bahwa stimulus disini dapat berasal dari kehadiran banyak orangbesertaaspek-aspek interaksinya, maupun kondisi-kondisi fisik dari lingkungan sekitar yang menyebabkan bertambahnya kepadatan sosial.Berlebihnya informasidapat terjadi karena beberapa faktor, seperti:(a) Kondisi lingkungan fisik yang tidak menyenangkan.(b) Jarak antar individu (dalam arti fisik) yang terlalu dekat.(c) Suatu percakapan yang tidak dikehendaki.(d) Terlalu banyak mitra interaksi.(e) Interaksi yang terjadi dirasa lalu dalam atau terlalu lama.

2. Teori Ekologi

MenurutMicklin(dalmHolahan, 1982) mengemukakan sifat-sifat umum model ekologi pada manusia. Pertama, teori ekologi perilaku memfokuskan pada hubungan timbal balik antara orang dengan lingkungannya. Kedua, unit analisisnya adalah kelompok sosial dan bukan individu, dan organisasi sosial memegang peranan sangat penting. Ketiga, menekankan pada distribusi dan penggunaan sumber-sumber material dan sosial.Wicker(1976) mengemukakan teorinya tentangmanning. Teori ini berdiri atas pandangan bahwa kesesakan tidak dapat dipisahkan dari faktor seting dimana dimana hal itu terjadi, misalnya pertunjukan kethoprak atau pesta ulang tahun.

Analisi terhadap seting meliputi :Maintenance minim, yaitu jumlah minimum manusia yang mendukung suatu seting agar suatu aktivitas dapat berlangsung. Agar pembicaraan menjadi lebih jelas, akan digunakan kasus pada sebuah rumah sebagai contoh suatu seting. Dalam hal ini, yang dinamakanmaintenance settingadalah jumlah penghuni penghuni rumah minimum agar suatu ruang tidur ukuran 4 x 3 m bisa dipakai oleh anak-anak supaya tidak terlalu sesak dan tidak terlalu longgar.Capacity, adalah jumlah maksimum penghuni yang dapat ditampung oleh seting tersebut (jumlah orang maksimum yang dapat duduk di ruang tamu bila sedang dilaksanakan hajatan)Applicant, adalah jumlah penghuni yang mengambil bagian dalam suatu seting.Applicantdalam seting rumah dapat dibagi menjadi dua, yaitu :Performer, yaitu jumlah orang yang memegang peran utama, dalam hal ini suami dan isteri.Non-performer, yaitu jumlah orang yang terlibat dalam peran-peran sekunder, dalam hal ini anak-anak atau orang lain dalam keluarga.Besarnyamaintenance minimantaraperformerdannon-performertidak terlalu sama. Dalam seting tertentu, jumlahperformerlebih sedikit daripada jumlah non-performer, dalam seting lain mungkin sebaliknya.3. Teori Kendala Perilaku

Menurut teori ini, suatu situasi akan dianggap sesak apabila kepadatan atau kondisi lain yang berhubungan dengannya membatasi aktivitasindividu dalam suatu tempat.MenurutAltmankondisi kesesakan yang ekstrim akan timbul bila faktor-faktor dibawah ini muncul secara simultan:1. Kondisi-kondisi pencetus, terdiri dari tiga faktor :(a) Faktor-faktor situsional, seperti kepadatan ruang yang tinggi dalam jangka waktu yang lama, dengan sumber-sumber pilihan perilaku yang terbatas.(b) Faktor-faktor personal, seperti kurangnya kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain dalam situasi yang padat dan rendahnya keinginan berinteraksi dengan orang lain yang didasarkan pada latar belakang pribadi, suasana hati, dan sebagainya.(c) Kondisi interpersonal, sepwerti gangguan sosial, ketidak mampuan memperoleh sumber-sumber kebutuhan, dan gangguan lainnya.

2. Serangkaian faktor-faktor organismik dan psikologis seperti stress, kekacauan pikiran, dan persaan kurang enak badan.3. Respon-respon pengatasan, yang meliputi beberapa perilaku verbal dan non verbal yang tidak efektif dalam mengurangi stress atau dalam mencapai interaksi yang diinginkan dalam jangka waktu yang panjang atau lama.

Faktor-Faktor yang Mempengaharui KesesakanTerdiri dari kontrolAda tiga faktor yang mempengarui kesesakan yaitu : personal, sosial, dan fisik.1. Faktor Personal pribadi dan locus of control; budaya, pengalaman, dan proses adaptasi; serta jenis kelamin dan usia.2. Faktor SosialMenurutGifford(1987) secara personal individu dapatmengalamilebih banyak lebih sedikit mengalami kesesakan cenderung dipengaharui oleh karakteristik yang sudah dimiliki, tetapi di lain pihak pengaruh orang lain dalam lingkungan dapat juga memperburuk kedaan akibat kesesakan. Faktor-faktor sosial yang berpengaruh tersebut adalah :(a) Kehadiran dan perilaku orang lain.(b) Formasi koalisi.(c) Kualitas hubungan.(d) Informasi yang tersedia.

3. Faktor FisikAltman (1975), Bell dkk (1978), Gove dah Hughes(1983) mengemukakan adanya faktor situasional sekitar rumah sebagai faktor yang juga mempengaharui kesesakkan. Stessor yang menyertai faktor situasional tersebut seperti suara gaduh, panas, polusi, sifat lingkungan, tipe suasana, dan karakteristik seting. Faktor situasional tersebut antara lain :(a) Besarnya skala lingkungan.(b) Variasi arsitektural.sumber :elearning.gunadarma.ac.id//bab4-kepadatan_dan_kesesakan.pdfhttp://alvaroferanov.blogspot.com/2010/05/kepadatan-dan-kesesakan.htmlDensity (Kepadatan) Pengertian Kepadatan

Definisi kepadatan beberapa ahli : Kepadatan menurut Sundstrom (dalam Wrightsman & Deaux, 1981), yaitu sejumlah manusia dalam setiap unit ruangan. Sejumlah individu yang berada di suatu ruang atau wilayah tertentu dan lebih bersifat fisik (Holahan, 1982; Heimstra dan McFaring, 1978; Stokols dalam Schmidt dan Keating, 1978). Suatu keadaan akan dikatakan semakin padat bila jumlah manusia pada suatu batas ruang tertentu semakin banyak dibandingkan dengan luas ruangannya (Sarwono, 1992).

Penelitian tentang kepadatan manusia berawal dari penelitian terhadap hewan yang dilakukan oleh John Calhoun. Penelitian Calhoun (dalam Worche dan Cooper, 1983) bertujuan untuk mengetahui dampak negatif kepadatan dengan menggunakan hewan percobaan tikus. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perilaku kanibal pada hewan tikus seiring dengan bertambahnya jumlah tikus. Pertumbuhan populasi yang tak terkendali, memberikan dampak negatif terhadap tikus tikus tersebut. Terjadi penurunan fisik pada ginjal, otak, hati, dan jaringan kelenjar, serta penyimpangan perilaku seperti hiperaktif, homoseksual, dan kanibal. Akibat keseluruhan dampak negatif tersebut menyebabkan penurunan kesehatan dan fertilitas, sakit, mati, dan penurunan populasi.Penelitian terhadap manusia pernah dilakukan oleh Bell (dalam Setiadi, 1991) mencoba memerinci: bagaimana manusia merasakan dan bereaksi terhadap kepadatan yang terjadi; bagaimana dampaknya terhadap tingkah laku sosial; dan bagaimana dampaknya terhadap task performance (kinerja tugas)? Hasilnya memperlihatkan ternyata banyak hal-hal yang negatif akibat dari kepadatan, diantaranya :1. ketidaknyamanan dan kecemasan, peningkatan denyut jantung dan tekanan darah, hingga terjadi penurunan kesehatan atau peningkatan pada kelompok manusia tertentu.2.peningkatan agresivitas pada anak anak dan orang dewasa (mengikuti kurva linear) atau menjadi sangat menurun (berdiam diri/murung) bila kepadatan tinggi sekali (high spatial density). Juga kehilangan minat berkomunikasi, kerjasama, dan tolong-menolong sesama anggota kelompok.3. terjadi penurunan ketekunan dalam pemecahan persoalan atau pekerjaan. Juga penurunan hasil kerja terutama pada pekerjaan yang menuntut hasil kerja yang kompleks.Dalam penelitian tersebut diketahui pula bahwa dampak negatif kepadatan lebih berpengaruh terhadap pria atau dapat dikatakan bahwa pria lebih memiliki perasaan negatif pada kepadatan tinggi bila dibandingkan wanita. Pria juga bereaksi lebih negatif terhadap anggota kelompok, baik pada kepadatan tinggi ataupun rendah dan wanita justru lebih menyukai anggota kelompoknya pada kepadatan tinggi.

Pembicaraan tentang kepadatan tidak terlepas dari masalah kesesakan. Kesesakan atau crowding merupakan persepsi individu terhadap keterbatasan ruang, sehingga lebih bersifat psikis (Gifford, 1978; Schmidt dan Keating, 1979; Stokois dalam Holahan, 1982). Kesesakan terjadi bila mekanisme privasi individu gagal berfungsi dengan baik karena individu atau kelompok terlalu banyak berinteraksi dengan yang lain tanpa diinginkan individu tersebut (Altman, 1975).Baum dan Paulus (1987) menerangkan bahwa proses kepadatan dapat dirasakan sebagai kesesakan atau tidak dapat ditentukan oleh penilaian individu berdasarkan empat faktor, yaitu:a. seting fisik.b. seting sosial.c. personal.d. Kemampuan beradaptasi.Menurut Altman, variasi indicator kepadatan berhubungan dengan tingkah laku social yaitu:1.jumlah individu dalam sebuah kota.2.jumlah individu pada daerah sensus.3.jumlah individu pada unit tempat tinggal4.jumlah ruang pada unit tempat tinggal.5.jumlah bangunan pada lingkungan sekita

Kategori KepadatanKategori kepadatan menurut Altman yaitu :1.kepadatan dalam ( inside density)jumlah individu yang terdapat pada suatu ruang atau tempat tinggal.2.kepadatan luar (outside density)jumlah individu yang berada dalam wilayah tertentu.Kategori kepadatan menurut Holahan yaitu :1.kepadatan spatialyang terjadi bila luas ruangan diubah menjadi lebuh kecil tetapi jumlah individu tetap. Yang terjadi kepadatan meningkat sejalannya menurunnya luas ruangan yang ada.2.kepadatan socialterjadi bila jumlah individu ditambah tanpa diiringi oleh penambahan luas ruang. Hal yang terjadi adalah kepadatan meningkat sejalan dengan bertambahnya individu.

Akibat Kepadatan TinggiAkibat dari kepadatan yang tinggi menurut Hamistra dan Mc. Farling yaitu :1.Fisik, seperti peningkatan detak jantung, tekanan darah yang meningkat, dan lain sebagainya.2.Akibat social, menyebabkan kenakalan dan tingkat kriminalitas yang tinggi.Manusiapun menampakan tingkah laku yang menyerupai behavioral sink sebagai akibat dari kepadatan dan kesesakan. Holahan mencatat beberapa gejala sebagai berikut :a.Dampak pada penyakit dan patologi social1.reaksi fisiologik, misalya meningkatkan tekanan darah.2.penyakit fisik, seperti psikosomatik dan meningkatnya angka kematian.3.patologi social, misalnya meningkatnya kejahatan, bunuh diri, penyakit jiwa, dan tingkat kenakalan pada remaja.b.Dampak pada tingkah laku social1.Agresi2.menarik diri dari lingkungan social3.berkurangnya tingkah laku menolong4.cenderung lebih banyak melihat sisi buruk dari orang lain jika terlalu lama tinggal bersama orang lainitu jika berada dalam tempat yang padat dan sesak.c.Dampak pada hasil usaha dan suasana hati1.hasil usaha dan prestasi kerja menurun2.suasana hati cenderung lebih murung.

Sumber : http://raraajah.wordpress.com/2011/03/15/kesesakan-crowding/:http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/peng_psikologi_lingkungan/bab4 kepadatan_dan_kesesakan.pdfhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kepadatanhttp://belajarpsikologi.comhttp://psikologilingkunganrahmawati.wordpress.com/2011/03/01/tugas-minggu-ke-5-kepadatan/