14
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016 816 Unmas Denpasar KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN DAN TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN DALAM BISNIS IKAN ASAP DI PROPINSI SULAWESI UTARA, INDONESIA Daisy I.E Sundah 1 , Leonard Tawalujan 2 , Diana R.S Maramis 3 1 Program Studi Manajemen Bisnis, Jurusan Administrasi Bisnis, Politeknik Negeri Manado, [email protected] 2 Program Studi Produksi, Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Manado, [email protected] 3 Program Studi Manajemen Pemasaran, Jurusan Administrasi Bisnis, Politeknik Negeri Manado, [email protected] ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kompetensi para nelayan tradisional di Sulawesi Utara, Indonesia dalam penggunaan teknologi ramah lingkungan dan kemampuan kewirausahaan untuk menciptakan nilai-nilai baru / inovasi dalam bisnis ikan asap. Penelitian ini diharapkan pula dapat meningkatkan kesejahteraan nelayan tradisional di Teluk Manado. Oleh karena itu, penelitian ini telah mengidentifikasikan kompetensi kewirausahaan dan mempromosikan teknologi pengasapan ikan ramah lingkungan dalam manajemen bisnis ikan asap di Sulawesi Utara, Indonesia. Metodologi penelitian ini menggunakan metode campuran (mixed method) dengan mengintegrasikan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan jelas secara berurutan. Teknik “snowball sampling”, kuesioner, dan wawancara telah digunakan untuk mengumpulkan data dari 36 produsen ikan asap yang berasal dari Kota Manado, Kabupaten Minahasa Utara, dan Kota Bitung. Analisis deskriptif telah digunakan dalam menganalisis data penelitian ini. Data kualitatif dikumpulkan dengan menggunakan wawancara pada 9 informan. Para informan dipilih dengan menggunakan metode “purposive sampling”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi manajerial, kompetensi teknis, kompetensi pemasaran, kompetensi hubungan manusia merupakan kompetensi yang secara signifikan penting dalam manajemen bisnis ikan asap di Provinsi Sulawesi Utara. Selain itu pula, sikap kerja yang seyogyanya melekat pada setiap pengusaha yang sukses adalah: sikap inovatif, sikap berani mengambil resiko, sikap kreatif, sikap disiplin, sikap mampu bekerja sama tim, sikap jujur, sikap tekun, dan sikap hemat. Hasil penelitian ini juga memperkenalkan teknologi pengasapan ikan ramah lingkungan dalam pengolahan produk ikan asap. Penelitian ini menemukan bahwa mesin pengasapan ikan akan mengurangi polusi udara dan menghasilkan asap cair. Ada 3 tahapan dalam pengolahan ikan asap ramah lingkungan yaitu: (1) tungku, (2) instalasi aliran asap, (3) tangki kondensor. Proses pengasapan dimulai dengan memasukkan ikan ke dalam tungku yang telah dilengkapi dengan rak-rak. Selanjutnya, bahan bakar dimasukkan ke dalam tungku dan dibakar. Setelah bahan bakar dibakar, maka pasokan oksigen di dalam tungku dikendalikan, sehingga asap yang biasanya menyebabkan polusi udara dapat dikonversi menjadi asap cair dengan menggunakan kondensor. Keywords: Kesejahteraan, Teknologi Ramah Lingkungan, Bisnis, Kompetensi, Kewirausahaan.

Denpasar KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN DAN TEKNOLOGI …lppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/94.-Penelitian_Daisy... · menunjukkan disatu sisi, menciptakan dampak positif bagi

  • Upload
    donga

  • View
    221

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Denpasar KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN DAN TEKNOLOGI …lppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/94.-Penelitian_Daisy... · menunjukkan disatu sisi, menciptakan dampak positif bagi

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

816 Unmas

Denpasar

KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN DAN

TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN DALAM BISNIS IKAN ASAP

DI PROPINSI SULAWESI UTARA, INDONESIA

Daisy I.E Sundah1, Leonard Tawalujan2, Diana R.S Maramis3

1 Program Studi Manajemen Bisnis, Jurusan Administrasi Bisnis, Politeknik Negeri Manado,

[email protected] 2Program Studi Produksi, Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Manado,

[email protected] 3Program Studi Manajemen Pemasaran, Jurusan Administrasi Bisnis, Politeknik Negeri Manado,

[email protected]

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kompetensi para nelayan

tradisional di Sulawesi Utara, Indonesia dalam penggunaan teknologi ramah lingkungan dan

kemampuan kewirausahaan untuk menciptakan nilai-nilai baru / inovasi dalam bisnis ikan

asap. Penelitian ini diharapkan pula dapat meningkatkan kesejahteraan nelayan tradisional di

Teluk Manado. Oleh karena itu, penelitian ini telah mengidentifikasikan kompetensi

kewirausahaan dan mempromosikan teknologi pengasapan ikan ramah lingkungan dalam

manajemen bisnis ikan asap di Sulawesi Utara, Indonesia. Metodologi penelitian ini

menggunakan metode campuran (mixed method) dengan mengintegrasikan pendekatan

kuantitatif dan kualitatif dengan jelas secara berurutan. Teknik “snowball sampling”,

kuesioner, dan wawancara telah digunakan untuk mengumpulkan data dari 36 produsen ikan

asap yang berasal dari Kota Manado, Kabupaten Minahasa Utara, dan Kota Bitung. Analisis

deskriptif telah digunakan dalam menganalisis data penelitian ini. Data kualitatif

dikumpulkan dengan menggunakan wawancara pada 9 informan. Para informan dipilih

dengan menggunakan metode “purposive sampling”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

kompetensi manajerial, kompetensi teknis, kompetensi pemasaran, kompetensi hubungan

manusia merupakan kompetensi yang secara signifikan penting dalam manajemen bisnis ikan

asap di Provinsi Sulawesi Utara. Selain itu pula, sikap kerja yang seyogyanya melekat pada

setiap pengusaha yang sukses adalah: sikap inovatif, sikap berani mengambil resiko, sikap

kreatif, sikap disiplin, sikap mampu bekerja sama tim, sikap jujur, sikap tekun, dan sikap

hemat. Hasil penelitian ini juga memperkenalkan teknologi pengasapan ikan ramah

lingkungan dalam pengolahan produk ikan asap. Penelitian ini menemukan bahwa mesin

pengasapan ikan akan mengurangi polusi udara dan menghasilkan asap cair. Ada 3 tahapan

dalam pengolahan ikan asap ramah lingkungan yaitu: (1) tungku, (2) instalasi aliran asap, (3)

tangki kondensor. Proses pengasapan dimulai dengan memasukkan ikan ke dalam tungku

yang telah dilengkapi dengan rak-rak. Selanjutnya, bahan bakar dimasukkan ke dalam tungku

dan dibakar. Setelah bahan bakar dibakar, maka pasokan oksigen di dalam tungku

dikendalikan, sehingga asap yang biasanya menyebabkan polusi udara dapat dikonversi

menjadi asap cair dengan menggunakan kondensor.

Keywords: Kesejahteraan, Teknologi Ramah Lingkungan, Bisnis, Kompetensi,

Kewirausahaan.

Page 2: Denpasar KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN DAN TEKNOLOGI …lppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/94.-Penelitian_Daisy... · menunjukkan disatu sisi, menciptakan dampak positif bagi

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

817 Unmas

Denpasar

ABSTRACT

The purpose of this study is to improve the competence of traditional fishermen from

North Sulawesi, Indonesia, in the use of clean technology and associated entrepreneurial

abilities to create new values/innovations in the smoke fish business. This research is also

expected to improve the welfare of traditional fishermen in the Manado Bay Region of North

Sulawesi. The study has identified entrepreneurship competence and promoting clean

technology in the business management of smoked fish at North Sulawesi, Indonesia. This

study has used a mixed method as its methodology by integrating both quantitative and

qualitative approaches in a sequential. The technique of snowball sampling, questionnaire,

and interviews have been used in collecting data from 36 producers of smoked fish from

Manado City, North Minahasa Regency, and Bitung City. A descriptive analysis has been

used in analysing this data. The qualitative data was collected through interviews of 9

informants. These informants were selected using the purposive sampling method. The results

showed that managerial competence, technical competence, marketing competence, human

relations competence are all significantly important competencies for successful business

management of smoked fish in North Sulawesi Province., Indonesia. Moreover, the spesific

working traits and behaviour required in the enterpreneur are that they are: innovative, risk

taking, creative, diciplined, capable of working as a team, honest, diligent, and thrifty. The

results also highlighted the importance of clean technology in processing smoke fish

products. This study found that a smoked fish machine reduced air pollution and produced

liquid smoke. There are 3 stages in processing smoked fish, namely: (1) furnaces, (2) the

application of the smoke stream, (3) the condenser tank. The evaporation process begins by

placing fish onto shelves in the furnace. Then fuel is put into the furnace and burned. Once

the fuel is burned, the supply of oxygen in the furnace is controlled, so that the smoke which

usually causes air pollution can be converted into liquid smoke using a condenser.

Keywords: Welfare, Clean Technology, Business, Competence, Entrepreneurship.

PENDAHULUAN

Strategi pembangunan di Indonesia bertujuan untuk mengupayakan peningkatan

kesejahteraan rakyat Indonesia. Hasil penelitian yang dilakukan di Teluk Manado

menemukan bahwa pembangunan kawasan pesisir, perubahan lingkungan hidup, dan perilaku

adaptasi diidentifikasikan mempengaruhi kesejahteraan nelayan tradisional secara positif dan

signifikan (Sundah, Suman, Soemarno, dan Kindangen, 2013). Sinergisitas keempat variabel

tersebut belum nyata terjadi sehingga Gambar 1 memperlihatkan hampir seluruh kecamatan

mengalami peningkatan jumlah keluarga miskin dan hanya kecamatan Wenang yang

mengalami penurunan.

Page 3: Denpasar KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN DAN TEKNOLOGI …lppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/94.-Penelitian_Daisy... · menunjukkan disatu sisi, menciptakan dampak positif bagi

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

818 Unmas

Denpasar

Sumber data: Hasil olahan Data BPS Kota Manado tahun 2011&

2014

Catatan: * Letak geografis Kecamatan-kecamatan di Kawasan Pesisir Teluk Manado

Gambar 1. Jumlah Keluarga Miskin per Kecamatan Tahun 2006 & 2011

Memang tingkat kesejahteraan nelayan tradisional di Teluk Manado ditemukan masih

rendah (Sundah, 2014). Jika dijumlahkan secara keseluruhan keluarga miskin di Kota

Manado pada tahun 2011 yang berjumlah 22.513, maka hal tersebut menunjukkan adanya

peningkatan sebanyak 30,09% (6774 keluarga miskin) dibandingkan pada tahun 2006 yang

baru berjumlah 15.739 keluarga miskin.

‘Paradoks’ hasil pelaksanaan pembangunan kawasan pesisir di Teluk Manado

menunjukkan disatu sisi, menciptakan dampak positif bagi kehidupan masyarakat dengan

meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir sedangkan disisi yang lain, telah menciptakan

dampak negatif bagi nelayan tradisional (Sundah, 2014). Kualitas nelayan tradisional di

Teluk Manado pada kenyataannya tidak diimbangi dengan program dan kualitas keterampilan

yang ditawarkan oleh Pemerintah Kota Manado (baik jumlah dan jenisnya) (Sundah, 2014).

Pada akhirnya, para nelayan tradisional masih kesulitan untuk meningkatkan

kesejahteraannya, walaupun tersedia kesempatan kerja bagi mereka di Teluk Manado.

Bisnis pengawetan ikan dengan cara pengasapan sudah lama dilakukan oleh para

pengusaha ikan di Sulawesi Utara. Para pengusaha biasanya melakukan pengasapan ikan

dalam jumlah yang besar dengan biaya yang tinggi sehingga tidak memungkinkan bagi

nelayan tradisional melakukan kegiatan usaha tersebut. Demikian juga, para produsen belum

dapat mengendalikan serta memanfaatkan asap untuk produk yang bermanfaat lainnya.

Penelitian ini berupaya untuk menghasilkan teknologi pengasapan yang lebih efisien berupa

mesin pengasapan yang mudah digunakan oleh kelompok nelayan tradisional. Hal ini akan

sangat bermanfaat guna memberikan nilai tambah pada hasil tangkapan ikan sehingga

pendapatan para nelayan tradisional dapat ditingkatkan. Demikian pula, proses pengasapan

15739

1060

360

1879

1675

1983

2749

2185

2495

1353

22513

1941

585

2384

1428

4294

3403

3290

3588

1600

0 5000 10000 15000 20000 25000

Total

Malalayang*

Sario*

Wanea

Wenang*

Tikala

Mapanget

Singkil

Tuminting*

Bunaken*

TAHUN 2011 TAHUN 2006

Page 4: Denpasar KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN DAN TEKNOLOGI …lppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/94.-Penelitian_Daisy... · menunjukkan disatu sisi, menciptakan dampak positif bagi

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

819 Unmas

Denpasar

yang memakan waktu cukup lama dan membutuhkan modal yang besar menyebabkan

produsen menawarkan harga kepada konsumen menjadi semakin mahal dari tahun ke tahun.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat dewasa ini telah

mempengaruhi lajunya persaingan dalam dunia usaha. Organisasi seyogyanya dapat

mengitegrasikan sejumlah keahlian atau teknologi sehingga menjadikan sebagai suatu

kekuatan bersaing yang kuat dan unik sehingga dapat memberikan kontribusi pada nilai-nilai

tertentu dan menambah kekuatan/kemampuan untuk masuk ke pasar yang baru (Prahalad dan

Hamel, 1990). Oleh sebab itu, pengintegrasian dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan

sikap individu yang mengarahkan kepada kinerja dan direfleksikan dalam kebiasaan berpikir

dan bertindak sesuai dengan profesinya perlu dilakukan (Robert, 2001). Dengan demikian,

setiap individu yang memiliki kompetensi tertentu akan memilki gambaran tentang apa yang

harus diketahui atau dilakukan agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik (Hutapea

dan Thoha, 2008), sehingga semakin kompeten seseorang maka kinerja yang dihasilkan akan

semakin superior dan efektif (Pribadi, 2004). Undang-undang nomor 13 tahun 2003 tentang

ketengakerjaan menetapkan bahwa kompetensi kerja merupakan kemampuan kerja setiap

individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai

dengan standar yang ditetapkan.

Keberhasilan suatu kegiatan bisnis tidak terlepas dengan adanya penguasaan

kompetensi tertentu yang dibutuhkan oleh bisnis tersebut. Pada umumnya, wirausaha yang

sukses adalah mereka yang memiliki kompetensi (Fithri dan Sari, 2012). Beberapa penelitian

telah menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara kompetensi yang dimiliki

seseorang terhadap kinerja perusahaan (Absah, 2008; Purwanto, Idrus, Ratnawati, dan

Sudarma, 2011). Namun demikian, Rumasukun, Rante, Wambrauw, dan Bharanti (2015)

kompetensi karyawan tidaklah cukup untuk meningkatkan kinerja karyawan tanpa disertai

dengan motivasi karyawan dan komitmen yang tinggi dari perusahaan. Bahkan, kompetensi

seseorang akan dapat termanfaatkan dengan baik apabila seseorang memiliki keyakinan dan

nilai-nilai; keterampilan; pengalaman; karakteristik kepribadian; motivasi; emosional;

intelektual dan budaya organisasi (Abdullah, 2013).

Memang kompetensi memiliki pengaruh langsung yang lebih dominan terhadap kinerja

karyawan dibandingkan dengan fungsi kepemimpinan dan budaya organsiasi (Manik dan

Coenraad, 2015), sedangkan kompetensi yang bernilai, langka, sulit ditiru, dan sulit

digantikan merupakan faktor-faktor yang menjadi sumber keunggulan suatu perusahaan agar

dapat bersaing dengan perusahaan lainnya secara berkesinambungan (Barney, 1991). Hal ini

pula yang menjadikan kompetensi sebagai suatu kekuatan yang tidak dapat dengan mudah

ditandingi atau ditiru oleh para pesaing (David, 2002).

Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa kinerja suatu organisasi akan ditentukan

oleh penguasaan kompetensi - terutama yang bernilai, langka dan sulit ditiru -, komitmen

pada tugas dan komitmen pimpinan perusahaan yang didasari dengan motivasi yang tinggi

untuk mencapai target/tujuan yang menghasilkan keuntungan bagi organisasi. Selain itu,

kompetensi akan merupakan kemampuan setiap individu berupa: pengetahuan, keterampilan,

dan sikap untuk melaksanakan suatu tugas/pekerjaan tertentu dengan berbagai pengalaman

yang dimilikinya sehingga memperkuat kompetensi yang telah dimilikinya.

Page 5: Denpasar KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN DAN TEKNOLOGI …lppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/94.-Penelitian_Daisy... · menunjukkan disatu sisi, menciptakan dampak positif bagi

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

820 Unmas

Denpasar

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian produk terapan ini adalah metode

penelitian kombinasi yang disingkat “metkom” atau ‘mixed method’ yang menggabungkan

metode kuantitatif dan kualitatif dengan model ‘sequential explanatory’ (pengumpulan data

dan analisis data kuantitatif pada tahap pertama dan diikuti dengan pengumpulan data dan

analisis data kualitatif pada tahap kedua guna memperkuat hasil penelitian kuantitatif

(Sugiyono, 2012). Waktu pengumpulan data menggunakan “Cross Section” yaitu data

dikumpulkan pada waktu tertentu, yaitu selama bulan 3 bulan yaitu: pada bulan April – Juli.

Tidak tersedianya data populasi pengusaha ikan asap di Sulawesi Utara, sehingga teknik

pengambilan data penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan teknik “snowball

sampling” atau bola salju. Cara penelusuran pengusaha ikan asap dijelaskan pada Gambar 1.

Gambar 2. Teknik Bola Salju atau “Snowball Sampling”

Gambar 2 menjelaskan tentang teknik pengambilan data dengan menggunakan

“snowball sampling” dan tempat pengambilan data yang pertama ditetapkan secara

“purposive” (pengusaha ikan asap yang sudah lama dikenal oleh masyarakat telah menjalani

bisnis ikan asap), sedangkan sampel ke dua dan seterusnya ditetapkan berdasarkan informasi

yang diperoleh dari responden sebelumnya. Ukuran sampel ini telah menunjukkan ukuran

yang lebih besar dari 30 dan kurang dari 500 dan sudah memadai bagi kebanyakan penelitian

(Ferdinand, 2013).

Tabel 1. Data Jumlah Pengusaha Ikan Asap

di Kota Manado, Kabupaten Minahasa Utara dan Kota Bitung

No Lokasi Penelitian Jumlah

Pengusaha Kota/Kabupaten Desa/Kelurahan

I Kota Manado: 1. Sindulang 1 2

2. Pakowa 1

2 Kabupaten 3. Minaesa, Talawaan Bajo 9

Minahasa Utara 4. Kema 1

A

Minaesa,

Talawaan

Bajo

F

Kema 1

C

Pakowa

E

Girian Atas

/kampung

Loyang G

Tumaluntung

B

Sindulang 1

D

Girian Bawah

/kampung

Bakasang

Page 6: Denpasar KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN DAN TEKNOLOGI …lppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/94.-Penelitian_Daisy... · menunjukkan disatu sisi, menciptakan dampak positif bagi

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

821 Unmas

Denpasar

5. Tumaluntung, Kauditan 3

3 Kota Bitung 6. Girian Bawah 4

7. Girian Atas 16

Total 36

Sumber Data: Hasil Olahan, 2016

Hasil uji validitas diperoleh hasil yang valid, dimana 38 item pernyataan memperoleh

nilai r product moment > 0,32 sesuai dengan jumlah 36 responden. Hasil uji reliabilitas untuk

variabel kompetensi kewirausahaan dengan 38 item pertanyaan/pernyataan diperoleh nilai

0,999 yang mendekati 1 dan telah melebihi Cronbach’s Alpha 0,80 yang berarti reliabel.

Adapun definisi operasional penelitian kompetensi kewirausahaan yaitu: Kompetensi

kewirausahaan merupakan kemampuan kerja pemilik usaha/bisnis yang meliputi

pengetahuan dan keterampilan dalam manajerial, kompetensi teknis, kompetensi pemasaran,

kompetensi finansial, kompetensi membina hubungan, dan sikap kerja kewirausahaan.

Adapun kisi-kisi instrumen dijelaskan dalam Tabel 2.

Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Variabel Kompetensi Kewirausahaan

No Indikator Definisi Operasional Item Pernyataan

1 Kompetensi

pengetahuan dan

keterampilan

manajerial

a. Perencanaan: kemampuan untuk

menentukan kegiatan yang akan

dilakukan untuk mencapai tujuan

yang meliputi: merencanakan

kegiatan-kegiatan yang akan

dilakukan.

1. Mampu merencanakan pembelian bahan baku dengan kualitas yang terbaik.

2. Mampu merencanakan persediaan bahan baku agar produksi tetap berjalan lancar.

3. Mampu merencanakan agar produksi ikan asap sesuai dengan permintaan pasar

(pelanggan/konsumen).

4. Mampu merencanakan pengiriman produk dengan tepat waktu kepada konsumen/pelanggan.

5. Mampu merencanakan penawaran harga produk yang lebih murah.

6. Mampu merencanakan dan menentukan waktu dan tempat penjualan produk

7. Mampu memperhitungkan modal kerja usaha agar dapat berproduksi dengan lancar.

b. Pengorganisasian: Kemampuan

untuk menentukan orang-orang

yang bertanggung jawab atas

kegiatan yang telah direncanakan.

8. Mampu menentukan orang yang bertanggung jawab dalam setiap kegiatan bisnis yang

akan dilaksanakan.

c. Pengarahan merupakan peran

pimpinan orgasnisasi untuk

memberikan motivasi agar

rencana yang telah ditetapkan

dapat dilaksanakan dengan baik

dan lancar.

9. Mampu memberikan pengarahan/ motivasi kepada para karyawan agar pekerjaan dapat

diselesaikan dengan tuntas.

d. . Pengendalian: Kemampuan untuk

mengarahkan agar kegiatan dapat

berjalan sesuai dengan rencana

yang telah ditetapkan

10. Mampu memperhatikan kegiatan yang dilakukan dan mengambil keputusan yang

tepat serta melakukan tindakan perbaikanmenentukan orang yang bertanggung

jawab dalam setiap kegiatan.

Page 7: Denpasar KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN DAN TEKNOLOGI …lppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/94.-Penelitian_Daisy... · menunjukkan disatu sisi, menciptakan dampak positif bagi

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

822 Unmas

Denpasar

II Kompetensi Teknis Kemampuan untuk melakukan

kegiatan-kegiatan dalam proses

Pengasapan Ikan /Kegiatan-

kegiatan teknis pengasapan ikan .

11. Mampu melakukan pembersihan dan pengaturan ikan untuk pengasapan dengan mudah

12. Mampu melakukan pengasapan ikan dengan baik/menjaga proses pengasapan agar

produk ikan asap dapat matang dengan sempurna.

13. Mampu melakukan pengepakan produk ikan asap sehingga produk tidak mudah rusak.

III Kompetensi

Pemasaran

Kemampuan untuk melakukan

kegiatan-kegiatan dalam proses

pembuatan ikan asap

14. Mampu melakukan pengiriman/penempatan produk di pasar/tempat penjualan

tertentu sehingga mudah dijangkau/diterima oleh konsumen dengan tepat waktu.

15. Mampu menampilkan keunggulan/nilai-nilai yang baru dan menjual produk kepada

konsumen dengan mudah.

16. Mampu menjual produk dengan harga yang bersaing

17. Mampu memanfaatkan media promosi untuk kelancaran pemasaran produk.

IV Kompetensi Finansial Kemampuan untuk mengelolah

keuangan perusahaan agar

tercipta efisiensi

18. Mampu untuk menghasilkan sumber modal sendiri untuk membiayai usaha/bisnis ini.

19. Mampu mencari sumber-sumber pembiayaan/modal untuk membiayai usaha/bisnis

ini.

20. Mampu mengatur keuangan agar usaha/bisnis ini berjalan dengan lancar

V Kompetensi “human

relations”

Kemampuan untuk membina

hubungan dengan pihak lainnya agar

bermanfaat bagi karyawan dan

organisasi, serta kegiatan bisnis,.

21. Mampu membina hubungan yang baik kepada karyawan/pelanggan/pemasok

/pemberi pinjaman/modal.

22. Mampu menciptakan suasana/lingkungan kerja yang nyaman bagi para karyawan

/konsumen agar mereka dapat bekerja/bernegosiasi dengan maksimal/baik.

23. Mampu mengutamakan kemanfaatan secara bersama dalam hubungan bisnis untuk

menciptakan nilai-nilai baru dari produk yang dihasilkan..

24. Mampu berorientasi pada pencarian solusi atas masalah dalam hubungan bisnis

V Sikap Kerja Wirausaha:

Kemampuan yang

ditunjukkan dalam

setiap tindakan bisnis

yang dilakukan

a. Inovatif: kemampuan untuk

mendukung pengembangan ide-

ide baru dan mengupayakan

penggunaan teknologi baru.

25. Mampu mendukung pengembangan ide-ide baru dalam bisnis.

26. Mampu mengupayakan penggunaan teknologi baru.

b. Berani mengmbil resiko:

Kemampuan memiliki keberanian

mengambil resiko untuk

memasuki pasar baru dan

melaksanakan cara-cara

pemasaran baru.

27. Memiliki keberanian mengambil resiko memasuki pasar baru.

28. Memilki keberanian untuk melaksanakan cara pemasaran baru.

Catatan: Konsep operasional kompetensi kewirausahaan dikembangkan dari teori-teori dan hasil penelitian

tentang kompetensi dan kewirausahaan serta Undang-undang nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Variabel Kompetensi Kewirausahaan

No Indikator Definisi Operasional Item Pernyataan

c. Kreatif: Kemampuan untuk

mencari peluang-peluang baru

dalam bisnis, aktif menyesuaikan

dengan perubahan kebutuhan

konsumen, dan mencari informasi

29. Mampu berusaha untuk mencari peluang-peluang baru dalam bisnis.

30. Aktif menyesuaikan dengan perubahan yang sesuai dengan kebutuhan konsumen.

31. Aktif mencari informasi tentang bisnis ikan asap.

Page 8: Denpasar KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN DAN TEKNOLOGI …lppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/94.-Penelitian_Daisy... · menunjukkan disatu sisi, menciptakan dampak positif bagi

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

823 Unmas

Denpasar

tentang bisnis ikan asap.

. d. Disiplin: Kemampuan untuk

menepati setiap ketentuan yang

telah disepakati dalam kegiatan

bisnis.

32. Berupaya untuk menepati setiap ketentuan yang telah disepakati dalam kegiatan

bisnis

e. Kerjasama tim: Kemampuan

untuk mendukung/melaksanakan

kerjasama tim dengan para

karyawan dalam kegiatan bisnis.

33. Mendukung/melaksanakan kerjasama dalam tim dengan para karyawan untuk

melaksanakan berbagai kegiatan bisnis yang tidak bertentangan dengan aturan.

g. Kejujuran: Kemampuan untuk

mengutamakan tindakan yang

terbuka dan jelas dalam setiap

transaksi bisnis dan membangun

nilai-nilai yang jujur dalam

pengembangan produk ikan asap.

34. Mengutamakan kejujuran dalam melaksanakan kegiatan bisnis

35. Mampu mengembangkan produk ikan asap yang didasarkan pada nilai kejujuran.

h. Ketekunan: Kemampuan untuk

memperhatikan setiap kegiatan

dan memenuhi kebutuhan akan

kegiatan/pekerjaan yang

dilakukan

36.Mampu memperhatikan setiap kegiatan dan memenuhi kebutuhan setiapp

tugas/kegiatan/pekerjaan.

i. Hemat: Kemampuan untuk

menyimpan sebagian dari

keuntungan bagi kegiatan-

kegiatan pengembangan bisnis

yang bermanfaat.

37. Mampu menyisipkan sebagian dari keuntungan untuk disimpan/ditabung.

38. Mampu melakukan efisiensi penggunaan bahan-bahan dalam proses pengasapan ikan.

Catatan: Konsep operasional kompetensi kewirausahaan dikembangkan dari teori-teori dan hasil penelitian

tentang kompetensi dan kewirausahaan serta Undang-undang nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Pengusaha Ikan Asap di Kota Manado, Kabupaten Minahasa, dan Kota

Bitung.

Sebagian besar para pengusaha ikan asap yang telah lama menekuni usaha ini.

Bahkan ada yang telah lebih dari 50 tahun menjalani profesi sebagai pengusaha ikan asap

yakni 55 – 63 tahun berjumlah 1 responden. Sebagian besar para pengusaha ikan asap yang

telah menekuni usaha ini sebesar 63, 89% yakni: 10 – 18 tahun sebanyak 11 pengusaha

(30,56%) dan 19 – 27 tahun sebanyak 12 pengusaha (33,33%). Sebagian besar dari

pengusaha ikan asap ini menyatakan bahwa pengetahuan dan keterampilan, serta sikap kerja

kewirausahaan telah mereka pelajari dari para orang tua mereka. Hal ini menunjukkan

bahwa kompetensi kewirausahaan telah terbentuk lama sehingga menjadi sangat relevan

untuk dipelajari dalam penelitian ini.

Page 9: Denpasar KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN DAN TEKNOLOGI …lppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/94.-Penelitian_Daisy... · menunjukkan disatu sisi, menciptakan dampak positif bagi

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

824 Unmas

Denpasar

Kompetensi Kewirausahaan dalam Manajemen Bisnis Ikan Asap

Hasil penelitian yang telah dilakukan pada 36 responden di Kota Manado, Kabupaten

Minahasa Utara, dan Kota Bitung yang menunjukkan secara berturut-turut bahwa kompetensi

yang dibutuhkan oleh pengusaha dalam menjalankan bisnis ikan asap yaitu: (1) Kompetensi

Human Relations; (2) Sikap Kerja Kewirausahaan; (3) Kompetensi Finansial; (4) Kompetensi

Teknis; (5) Kompetensi Manajerial; dan (6) Kompetensi pemasaran.

Sumber data: Hasil Olahan Data, 2016

Gambar 2 menunjukkan bahwa menurut persepsi para pengusaha ikan asap,

kompetensi membangun hubungan dengan pihak lain merupakan kompetensi yang paling

penting dalam menjalankan bisnis ikan asap, dengan total skor sebesar 99,2. Kompetensi

membina hubungan “human relations” yang dimaksudkan dalam kegiatan bisnis ikan asap

yaitu: mampu membina hubungan yang baik dengan para karyawan/pekerja, pelanggan, para

pemasok bahan baku, dan para pemberi pinjaman/modal. Disamping itu pula, para pengusaha

mampu menciptakan suasana/lingkungan kerja yang nyaman bagi diri sendiri dan para

karyawan agar mereka mampu bekerja secara maksimal. Demikian juga mampu

mengutamakan kemanfaatan dari setiap hubungan untuk menciptakan nilai-nilai baru atas

produk yang dihasilkan dan berorientasi pada pencarian solusi atas masalah yang dihadapi

dalam hubungan bisnis.

Hal ini sejalan dengan Wibowo (2007) yang berpendapat bahwa kompetensi

berkomunikasi (communication competency) (Wu, 2009), dan kompetensi interpersonal

(interpersonal competency) dan kompetensi layanan konsumen (client service competency)

merupakan kompetensi yang penting dalam membangun hubungan bisnis. Suryana (2003)

dan Suryana (2006) telah mengemukakan pula bahwa kompetensi “human skills” atau

kompetensi hubungan dengan orang lain merupakan kompetensi yang harus dimiliki oleh

seorang wirausaha yaitu: supel, mudah bergaul, simpati, dan empati kepada orang lain; selain

“decision making skills” yaitu: kemampuan untuk menganalisis situasi dan merumuskan

berbagai masalah untuk dicarikan alternatif pemecahan masalah; dan keterampilan

mengelolah waktu (time managerial skills).

93,1

93,3

85,7

95,9

99,2

96,2

75 80 85 90 95 100 105

5. KOMPETENSI MANAJERIAL

4. KOMPETENSI TEKNIS

6. KOMPETENSI PEMASARAN

3. KOMPETENSI FINANSIAL

1. KOMPETENSI HUMAN RELATIONS

2. SIKAP KERJA KEWIRAUSAHAAN

Gambar 2. Kompetensi Kewirausahaan Bisnis Ikan Asap

Page 10: Denpasar KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN DAN TEKNOLOGI …lppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/94.-Penelitian_Daisy... · menunjukkan disatu sisi, menciptakan dampak positif bagi

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

825 Unmas

Denpasar

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa sikap kerja kewirausahaan merupakan

hal yang penting pada urutan yang ke dua dengan skor 96,2. Sikap kerja kewirausahaan

dalam bisnis ikan asap dalam penelitian ini, yaitu: inovatif, berani mengambil resiko, kreatif,

disiplin, kerjasama tim, jujur, tekun dan hemat. Mahfud, T dan Pardjono. (2012).

mengemukakan bahwa tidak mungkin seseorang dapat mengelola sebuah usaha hanya

berbekal kemampuan pengetahuan dan keterampilan saja tanpa memiliki sikap

kewirausahaan seperti: kreatif dan inovatif, mandiri, berani mengambil resiko, disiplin.

Vitale, Gigliearno, dan Miles (2003) mengemukakan pula bahwa karakteristik sikap

kewirausahaan yang seyogyanya dimiliki oleh pengelola bisnis yaitu: inovatif; proaktif; dan

berani mengambil resiko. Tanpa budaya disiplin, tidak ada masa depan, tidak ada respek dan

tidak ada kemajuan (Kasali, 2010). Hal ini dapat diartikan pula, jika dalam pengelolaan usaha

ada budaya disiplin, maka akan ada masa depan, akan ada respek, dan akan ada kemajuan.

Salah satu kekuatan yang penting menurut Hasan (2011) untuk membangun budaya usaha

yang kuat demi mencapai kesuksesan adalah membangun disiplin dan efisiensi. Selain itu

pula, penguasaan kompetensi kewirausahaan seyogyanya dilengkapi dengan sifat jujur,

inovatif, keberanian dan tangkas dalam menghadapi resiko (Suryana, 2003)

Hasil penelitian ini juga menemukan bahwa kompetensi keuangan memperoleh urutan

ke tiga dengan nilai skor sebesar 95,9. Hal ini sejalan dengan Suryana (2006) yang

mengemukakan bahwa salah satu komponen utama dalam pengukuran kompetensi

kewirausahaan adalah: kompetensi keuangan (Financial Competence), disamping itu juga

kompetensi teknis (technical competence); kompetensi pemasaran (marketing competence).

Namun hasil penelitian ini menemukan bahwa kompetensi teknis mendapatkan urutan ke

empat dengan nilai skor 93,3 sedangkan kompetensi pemasaran mendapatkan nilai skor 85,7.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa kompetensi manajerial merupakan

kompetensi yang penting, dan berada pada urutan yang ke tiga dengan skor (93,1).

Kompetensi manajerial menurut persepsi para pengusaha untuk melakukan perencanaan

terhadap aktivitas yang akan dilakukan, baik dimulai dari perencanaan bahan baku

ikan/persediaannya sampai dengan proses pengasapan dan distribusi produk, serta

perencanaan penggunaan modal kerja. Suryana (2003) mengemukakan pula bahwa

keterampilan manajerial atau “managerial skills” merupakan kompetensi yang harus dimiliki

oleh pengusaha. Bahkan, Wibowo (2007) lebih menekankan pada kompetensi perencanaan

(planning competency) yang seharusnya menjadi kompetensi penting untuk keberhasilan

suatu usaha.

Selanjutnya, Wu (2009) mengemukakan bahwa kompetensi seorang wirausaha yaitu:

(1) kemampuan menganalisis secara sistematis; (2) kemampuan untuk mengambil peluang

dan mengelola sumberdaya yang dimiliki; (3) kemampuan untuk menemukan kebutuhan

eksternal dan internal dari konsumen; dan (4) kemampuan untuk belajar dan meningkatkan

kompetensi yang dimiliki; (5) kemampuan berkomunikasi.

Kewirausahaan diartikan sebagai pengendali perekonomian suatu bangsa dan intinya

menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (create new and different) melalui berpikir

kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang adalah (Suryana, 2003). Seorang

wirausaha adalah seseorang yang memiliki kemampuan yang bersifat kreatif dan inovatif,

kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang berbeda; kemampuan untuk memulai usaha;

Page 11: Denpasar KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN DAN TEKNOLOGI …lppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/94.-Penelitian_Daisy... · menunjukkan disatu sisi, menciptakan dampak positif bagi

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

826 Unmas

Denpasar

Temperaturbagia

n dalam

T1 = 140oC

Temperaturbagian

luar

T2 = 33oC Plat baja

kemampuan untuk mencari peluang; kemampuan untuk membuat sesuatu yang baru; dan

kemampuan untuk menanggung resiko; kemampuan untuk mengembangkan ide, serta

mengelola sumberdaya yang tersedia (Soegoto, 2009). Proses kreatif dan inovatif tersebut

hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang memiliki jiwa dan sikap kewirausahaan, yaitu:

orang-orang yang percaya diri (yakin, optimis, dan penuh komitmen), berinisiatif (energik

dan percaya diri), memiliki motif berprestasi (berorientasi hasil dan berwawasan ke depan),

memiliki jiwa kepemimpinan (berani tampil beda), dan berani mengambil resiko dengan

penuh perhitungan (karena itu suka akan tantangan) (Suryana, 2003). Kewirausahaan juga

merupakan sikap dan perilaku seseorang yang selain inovatif, memiliki inisiatif, dan mampu

mengambil resiko, juga berperilaku antisipatif, dan berorientasi pada keuntungan (Isa, 2011).

Teknologi Pengasapan Ramah Lingkungan

Produk perikanan memiliki karakteristik mudah busuk dan bersifat musiman,

sehingga untuk sampai ke konsumen diperlukan suatu sistem manajemen rantai pasok yang

baik dan memadai (Retnowati, Sukmawati, Nurani, 2014). Pengawetan merupakan salah satu

cara agar hasil perikanan dapat termanfaatkan dengan maksimal dan salah satunya adalah

pengawetan dengan cara pengasapan. Proses pengasapan ramah lingkungan yang dilakukan

dalam penelitian ini yakni dengan cara mengendalikan asap (sebelumnya bisa mencemarkan

lingkungan) dengan proses destilasi dan bahkan dapat menghasilkan asap cair. Panas yang

digunakan untuk mengurangi kadar air pada ikan, karena asap itu kontak langsung dengan

ikan sehingga asap itu berfungsi sebagai pengawet dan pemberi citra rasa yang khusus.

Pada proses ini sabut kelapa yang melalui proses pembakaran tertutup sebanyak 5 kg dan

waktu proses pembakaran selama 95menit dan Ikan cakalang sudah matang (masak). Untuk

proses pembakaran pintu tungku dibuka, sabut kelapa yang digunakan 11 kg dan waktu

pembakaran 210 menit. Dari hasil pengamatan, peneliti mencatat bahwa hasil pengujian dan

memperoleh data pada tabel 1 dan dari gambar grafik 5, terlihat bahwa seiring penambahan

waktu untuk pembakaran terbuka lebih lama ikan masak, tapi setelah masak kadar air lebih

kecil. Untuk pembakaran tertutup waktu lebih cepat dan kadar air pada ikan lebih besar tapi

asap cair yang dihasilkan lebih banyak.

Gambar 3. Tungku pemanggang ikan cakalang Gambar 4. Perpindahan kalor lewat

dinding plat baja

Page 12: Denpasar KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN DAN TEKNOLOGI …lppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/94.-Penelitian_Daisy... · menunjukkan disatu sisi, menciptakan dampak positif bagi

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

827 Unmas

Denpasar

Gambar 5. Pembakaran dimana pintu tungku Gambar 6. Ikan cakalang sedang dijepit

Terbuka

Tabel

1.Pembakaran

Tertutup dan

terbuka

Gambar 5. Grafik Tempratur dan waktu

SIMPULAN

Kompetensi kewirausahaan merupakan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang

dimiliki oleh seseorang dalam melakukan kegiatan bisnis. Kompetensi kewirausahaan dalam

manajemen bisnis ikan asap di Kota Manado, Kabupaten Minahasa Utara dan Kota Bitung

meliputi: kompetensi manajerial, kompetensi kegiatan teknis, kompetensi pemasaran,

kompetensi keuangan, kompetensi membina hubungan, sedangkan sikap kerja kewirausahaan

meliputi: inovatif, berani mengambil resiko, kreatif, disiplin, kerjasama tim, kerjasama tim.

ketekunan, dan hemat.

Indikator-indikator untuk mengukur kompetensi akan berbeda-beda sesuai dengan

kompetensi yang dibutuhkan dalam melaksanakan suatu tugas/pekerjaan/kegiatan tertentu

dalam suatu organisasi/perusahaan. Namun demikian, unsur pengetahuan, keterampilan, dan

sikap memang merupakan faktor-faktor yang penting untuk memenuhi kebutuhan suatu

kompetensi dalam pekerjaan/tugas/kegiatan/usaha tertentu.

Sikap inovatif, kreatif, disiplin, jujur, hemat/mengutamakan efisiensi, ketekunan, berani

mengambil resiko, dan kerjasama tim merupakan faktor-faktor penting yang melengkapi

penguasaan pengetahuan dan keterampilan tertentu sesuai dengan bidang usaha yang ditekuni

Terbuka0c Tertutup0c

40 30

130 110

120 140

110 140

100 120

95 80

90

80

75

70

60

Page 13: Denpasar KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN DAN TEKNOLOGI …lppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/94.-Penelitian_Daisy... · menunjukkan disatu sisi, menciptakan dampak positif bagi

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

828 Unmas

Denpasar

dalam kompetensi kewirausahaan. Disamping itu pula, pengalaman merupakan salah satu

unsur penting dalam keberhasilan suatu bisnis untuk melengkapi/membangun/memperkaya

pengetahuan, keterampilan, sikap yang dimiliki oleh para pengusaha.

Alat pengasapan ikan dapat menghasilkan produk ikan asap yang ramah lingkungan

dengan lebih efisiensi dan bermanfaat untuk menghasilkan asap cair yang dapat digunakan

untuk pengawetan ikan dengan lebih alami.

UCAPAN TERIMA KASIH

Tim Peneliti menyampaikan terima kasih kepada Direktorat Riset dan Pengabdian

Kepada Masyarakat, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik

Indonesia yang telah mendanai penelitian ini, dan kepada Politeknik Negeri Manado melalui

Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat yang telah memberikan masukkan dan

saran sehingga penelitian ini boleh dilaksanakan dengan baik dan lancar.

DAFTAR PUSTAKA

Absah, Y. 2008. Kompetensi: Sumberdaya Pendorong Keunggulan Bersaing Perusahaan.

Jurnal Manajemen Bisnis. 1. (3). 109-116

Abdullah, M. M. 2013. Manajemen Bisnis Syariah. Aswaja. Yogyakarta.

Barney, J.B. 1991. Firm Resources and Sustained Competitive Advantage. Journal of

Management. 17. (1): 99-120

David, F. R. 2002. Manajemen Strategis: Konsep. Edisi Bahasa Indonesia. Terjemahan:

Alexander Sindoro. Prenhallindo. Jakarta.

Fithri, P dan Sari, A. F. 2012. Analisis Kompetensi Kewirausahaan Industri Kecil Suku

Cadang di Kota Padang. Jurnal Optimasi Sistem Industri. 11. (2): 279-292.

Ferdinand, A. 2013. Metode Penelitian Manajemen: Pedoman Penelitian Untuk Penulisan

Skripsi, Tesis, dan Disertasi Ilmu Manajemen. Edisi Keempat. Badan Penerbit

Universitas Diponegoro. Semarang.

Holman, J.P. 1988. Perpindahan Kalor. Edisi Keenam. Terjemahan. Penerbit: Erlangga.

Jakarta.

Hasan, I. 2011. Penguatan Kompetensi Kewirausahaan dan Daya Saing UKM Komoditi

Unggulan Ekspor di Propinsi Aceh. Jurnal Infokop. 19: 38-52.

Hutapea, T., dan Thoha, N. 2008. Kompetensi Plus. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Isa, M. 2011. Analisis Kompetensi Kewirausahaan, Orientasi Kewirausahaan, dan Kinerja

Industri Mebel. Benefit Jurnal Manajemen dan Bisnis. 15. (2): 159-168.

Kasali, R. 2010. Myelin: Mobilisasi Intangibles Menjadi Kekuatan Perubahan. Gramedia.

Jakarta.

Manik, E dan Coenraad, D. P. 2015. Pengaruh fungsi kepemimpinan, kompetensi, dan

budaya organisasi terhadap kinerja pegawai pada Direktorat Jenderal Energi Baru,

Terbarukan dan Konservasi Energi (DJEBTKE). Jurnal Ekonomi, Bisnis, dan

Entrepreneurship. 9. 1: 56-67.

Mahfud, T dan Pardjono. (2012). Praksis Pembelajaran Kewirausahaan Pada Unit Produksi

Jasa Boga. Jurnal Pendidikan Vokasi. 2. (1): 27-40

Prihadi. 2004. Manajemen Sumberdaya Manusia. Bandung. PT Remaja Rosdakarya, PT

Refika Aditama.

Prahalad, C.K., dan Hamel. 1990. Strategic Intent. Harvard Business Review. May-June:63-

76

Page 14: Denpasar KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN DAN TEKNOLOGI …lppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/94.-Penelitian_Daisy... · menunjukkan disatu sisi, menciptakan dampak positif bagi

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

829 Unmas

Denpasar

Purwanto, E., Idrus, M.S., Ratnawati, K., dan sudarma, M. 2011. Kinerja Perusahaan Terkait

dengan Teknologi Informasi, Lingkungan, dan Kompetensi. Jurnal Aplikasi

Manajemen. 91. 31 Mei 2011: 901-909

Robert, A R. 2001. Competence Human Resource. Yogyakarta. Gajah Mada University

Press.

Rizaldy, W., dan Setiawan, A. 2015. Kompetensi dan Kualitas Layanan Karyawan Terhadap

Keselamatan Penerbangan. Jurnal Manajemen Bisnis Transportasi dan Logistik. 1.

(2): 177-192

Retnowati, H., A. Sukmawati, dan T. W. Nurani, 2014. Strategi peningkatan kinerja dalam

rantai pasok ikan layur melalui pengembangan modal insani di pelabuhanratu. Jurnal

Manajemen IKM. 9. (2). 140-149

Rumasukun, S.F.A., Rante, Y., Wambrauw, O.O., dan Bharanti, B. E. (2015). The influence

of Human Resource Management Strategy on Employee Performance With The

Mediation of Work Motivation, Organisational Commitment, and Work Culture: Study

at the Official of Management of Communication and Information Technology of

Papua Province. International Journal of Business and Management Invention. 4. (8):

15-27.

Sundah, D.I.E., A. Suman, Soemarno, P. Kindangen, 2013. How coastal development,

environmental change, and adaptive behaviour affects fishermen’s welfare? (A study of

traditional fishermen from the coastal area of Manado Bay, Indenesia). IOSR-Journal of

humanities and social science. 17,(4), 24-34.

Sundah, D.I.E. 2014. Model Pembangunan Kawasan Pesisir bagi kesejahteraan nelayan

tradisional di Teluk Manado (Studi pada nelayan tradisional di Teluk Manado).

Disertasi. Universitas Brawijaya. Malang.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), Alfabeta, Bandung.

Suryana. 2003. Kewirausahaan: Pedoman Praktis, Kiat, dan Proses Menuju Sukses. Salemba

Empat: Jakarta.

Suharto, 1991. Teknologi pengawetan pangan. Penerbit rineka cipta. Malang.

Soegoto, E. S. 2009. Enterpreneurship: Menjadi Pebisnis Ulung. PT Elex Media Komputindo

Kompas Gramedia. Jakarta.

Suryana. 2006. Kewirausahaan. Edisi 3. Salemba Empat. Jakarta

Vitale, R., Gigliearno, J., dan Miles, M. 2003. Enterpreneural Orientation, Market Orientation

in Established and Startup Firms. http://www.uic.edu/cba/ies/2003/papers.

Warr, P dan Jusuf, A. A. 2013. World foof prices and poverty in Indonesia. Australian

Journal of Agricultural and Resource Economics. 58: 1-21

Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Wu, W.W. 2009. A Competency-based Model for Success of an Enterpreneur Startup.

Jurnal of WSEAS Transaction on Business and Economics. 6. (6): 279-29