Upload
others
View
12
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
DAYA ADAPTASI BIBIT MAHONI (Swietenia macrophylla) TERHADAP
CEKAMAN MERKURI DARI LIMBAH PERTAMBANGAN EMAS
RAKYAT
(Skripsi)
Oleh
BENY KURNIAWAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
ABSTRAK
DAYA ADAPTASI BIBIT MAHONI (Swietenia macrophylla) TERHADAPCEKAMAN MERKURI DARI LIMBAH PERTAMBANGAN EMAS
RAKYAT
Oleh
BENY KURNIAWAN
Kegiatan penambangan emas rakyat menghasilkan limbah merkuri yang
membahayakan bagi lingkungan sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk
menguji daya adaptasi tanaman mahoni pada tempat tumbuh yang tercemar
merkuri dan menguji perbedaan pertambahan pertumbuhan pada konsentrasi
cekaman merkuri. Tanaman mahoni yang digunakan umur 5 bulan. Tailing
didapatkan dari tambang pengolahan emas di Desa Bunut Kecamatan Pesawaran.
Rancangan yang digunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 5 perlakuan dan 4
ulangan dengan kombinasi perlakuan yang diberikan adalah tailing dan tanah
topsoil. Pengolahan data menggunakan analisis ragam dengan uji lanjut beda
nyata terkecil. Tanaman mahoni dapat beradaptasi pada media tailing dengan
persentase tailing maksimal 75%. Semakin tinggi kadar tailing maka terjadi
kecenderungan penurunan terhadap persentase hidup, pertambahan diameter,
Beny Kurniawanpertambahan jumlah daun, pertambahan panjang akar, luas daun dan biomassa.
Namun demikian, semakin tinggi konsentrasi tailing ternyata menghasilkan
pertambahan tinggi tunas tanaman yang lebih baik dibandingkan dengan
konsentrasi tailing yang lebih rendah meskipun semua konsentrasi pemberian
tailing pada media tanam akan menurunkan tinggi tanaman mahoni. Tunas
terbentuk setelah tanaman mengalami kerontokan daun.
Kata kunci: Daya adaptasi, fitoremediasi, mahoni, merkuri, tailing.
ABSTRACT
ADAPTATION OF MAHOGANY (Swietenia macrophylla) SEEDLINGAGAINTS MERCURY CONTAMINATION FROM TRADITIONAL
GOLD MINING TAILING
By
BENY KURNIAWAN
Traditional gold mining produce mercury residu which is harmful to the
environment. The study aims to examine adaptability of mahogany seedling in
mercury-contaminated medium and to test the differences in growth as the impact
of concentrations of mercury. Mahogany seedling used were 5 months old.
Tailings were obtained from the gold purifying in Bunut Village, Pesawaran
District. The completely randomized design of 5 treatments and 4 replications
was employed as research design. The treatments given was combination of
tailings and topsoil. Data analyzed by of variance continued with the smallest real
difference. Mahogany seedling could adapt to medium with maximum tailings
percentage of 75%. The higher of tailings content would decrease percentage of
life, increament of diameter, increament the number of leaves, increament of root
length, leaf area and biomass. However, the higher tailings concentration it
Beny Kurniawantended to produce better seedling shoots height increament compared to the lower
tailings concentration even though all concentrations of tailings in the planting
medium would reduce the height of the mahogany seedling. The shoot appeared
after all the leaf of seedling falled.
Keywords: Adaptability, fitoremediation, mahogany, mercury, tailings.
DAYA ADAPTASI BIBIT MAHONI (Swietenia macrophylla) TERHADAP
CEKAMAN MERKURI DARI LIMBAH PERTAMBANGAN EMAS
RAKYAT
Oleh
BENY KURNIAWAN
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA KEHUTANAN
Pada
Jurusan Kehutanan
Fakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Totoharjo, Bakauheni, Lampung
Selatan pada tanggal 11 April 1997, sebagai anak bungsu dari
Bapak Sarman dan Ibu Sugiyem. Pendidikan formal penulis
diawali pada Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SDN 1
Totoharjo pada Tahun 2009, Sekolah Menengah Pertama
(SMP) di SMPN Satu Atap 1 Bakauheni pada Tahun 2012, dan Sekolah
Menengah Atas (SMA) di SMAN 1 Penengahan pada Tahun 2015.
Tahun 2015 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Kehutanan Fakultas
Pertanian Universitas Lampung melalui jalur Peneriman Mahasiswa Perluasan
Akses Pendidikan (PMPAP). Selama menjadi mahasiswa penulis pernah menjadi
anggota utama Himasylva dan anggota PSHT Unila.
Penulis telah melakukan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) tahun 2018 di Desa
Mercu Buana, Kecamatan Way Kenanga , Kabupaten Tulang Bawang Barat,
Lampung selama 40 hari. Pada tahun 2018 penulis melakukan Praktik Umum di
Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Pekalongan Barat Divisi Regional I Jawa
Tengah.
BismillahirrahmanirrahimKupersembahkan untuk Ayahanda Sarman dan Ibunda Sugiyem Tersayang
SANWACANA
Puji Syukur Penulis Ucapkan Kehadirat Allah Swt Atas Berkat Dan Rahmat-Nya
Penulis Dapat Menyelesaikan Skripsi Yang Berjudul “Daya Adaptasi Bibit
Mahoni (Swietenia macrophylla) terhadap Cekaman Merkuri dari Limbah
Pertambangan Emas Rakyat” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana kehutanan pada Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas
Lampung. Tidak Lupa Shalawat Beserta Salam selalu tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW beserta para sahabatnya hingga ke akhir zaman.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi. Ucapan terima
kasih penulis sampaikan kepada beberapa pihak sebagai berikut :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas
Pertanian Universitas Lampung.
2. Ibu Dr. Melya Riniarti, S.P., M.Si. selaku Ketua Jurusan Kehutanan Fakultas
Pertanian Universitas Lampung sekaligus dosen pembimbing kedua atas
kesediaannya untuk memberikan bimbingan, motivasi, kritik, dan saran dalam
proses penyelesaian skripsi ini.
iii
3. Bapak Duryat, S.Hut., M.Si. selaku pembimbing akademik sekaligus dosen
pembimbing pertama atas kesediaannya memberikan bimbingan, motivasi,
kritik, dan saran dalam proses penyelesaian skripsi ini.
4. Bapak Dr. Ir. Slamet Budi Yuwono, M.S. selaku dosen penguji atas arahan,
saran dan kritik yang telah diberikan sampai selesainya penulisan skripsi ini.
5. Segenap dosen Jurusan Kehutanan yang telah memberikan ilmu pengetahuan
bidang kehutanan selama penulis menuntut ilmu di Universitas Lampung.
6. Bapak Rahman, selaku pemilik industri pengolahan emas yang telah
memberikan izin untuk melakukan penelitian.
7. Keluarga dan teman dekat penulis terutama orang tua yaitu Bapak Sarman dan
Ibunda Sugiyem yang selalu memberikan doa, semangat, kasih sayang serta
dukungan moril maupun materil hingga penulis dapat meniti langkah sejauh
ini.
8. Teman-teman seperjuangan angkatan 2015 (TW15TER), serta seluruh
keluarga besar Himasylva semoga kebersamaan, kekeluargaan, dan tali
silaturrahim dapat terus terjalin dengan baik.
9. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak
membantu dalam penyelesaian penelitian dan penyusunan skripsi.
Bandar Lampung, Agustus 2019
Beny Kurniawan
DAFTAR ISI
HalamanDAFTAR TABEL ..................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. viii
I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang dan Masalah.......................................................... 11.2 Tujuan Penelitian ........................................................................... 31.3 Manfaat Penelitian ......................................................................... 31.4 Kerangka Pemikiran....................................................................... 31.5 Hipotesis ........................................................................................ 5
II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 6
2.1 Cemaran Merkuri (Hg)................................................................... 62.2 Fitoremediasi.................................................................................. 62.3 Adaptasi Tanaman pada Lahan Tercemar Limbah ........................ 72.4 Mekanisme Penyerapan B3 oleh Tananaman ................................ 72.5 Mahoni ........................................................................................... 8
III. METODE PENELITIAN .................................................................. 9
3.1 Waktu dan Tempat ......................................................................... 93.2 Alat dan Bahan............................................................................... 93.3 Rancangan Percobaan .................................................................... 93.4 Pelaksanaan.................................................................................... 103.5 Analisis Data .................................................................................. 12
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 14
4.1 Analisis Kandungan Merkuri pada Tailing .................................... 144.2 Persentase Hidup............................................................................ 164.3 Pertambahan panjang Akar ............................................................ 184.4 Pertambahan Jumlah Daun ............................................................ 204.5 Luas Daun ...................................................................................... 214.6 Pertambahan Diameter................................................................... 234.7 Pertambahan Tinggi ....................................................................... 24
v
Halaman4.8 Biomassa ........................................................................................ 26
V. SIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 29
5.1 Simpulan ........................................................................................ 295.2 Saran .............................................................................................. 29
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 30
LAMPIRAN............................................................................................... 34Gambar 5-10................................................................................................ 34
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman1. Anara semai mahoni ............................................................................ 13
2. Hasil analisis kandungan merkuri pada tailing .................................... 14
3. Hasil anara persentase hidup bibit mahoni (Swietenia macrophylla)terhadap cekaman merkuri dari limbah pertambangan emas rakyat.... 16
4. Hasil uji BNT persantase hidup bibit mahoni (Swietenia macrophylla)terhadap cekaman merkuri dari limbah pertambangan emas rakyat.... 16
5. Hasil anara pertambahan panjang akar bibit mahoni (Swieteniamacrophylla) terhadap cekaman merkuri dari limbah pertambanganemas rakyat .......................................................................................... 18
6. Hasil uji BNT pertambahan panjang akar bibit mahoni (Swieteniamacrophylla) terhadap cekaman merkuri dari limbah pertambanganemas rakyat .......................................................................................... 18
7. Hasil anara pertambahan jumlah daun bibit mahoni (Swieteniamacrophylla) terhadap cekaman merkuri dari limbah pertambanganemas rakyat .......................................................................................... 20
8. Hasil uji BNT Pertambahan jumlah daun bibit mahoni (Swieteniamacrophylla) terhadap cekaman merkuri dari limbah pertambanganemas rakyat .......................................................................................... 20
9. Hasil anara luas daun bibit mahoni (Swietenia macrophylla)terhadap cekaman merkuri dari limbah pertambangan emas rakyat.... 22
10. Hasil uji BNT luas daun bibit mahoni (Swietenia macrophylla)terhadap cekaman merkuri dari limbah pertambangan emas rakyat.... 22
11. Hasil anara pertambahan diameter bibit mahoni (Swieteniamacrophylla) terhadap cekaman merkuri dari limbah pertambanganemas rakyat .......................................................................................... 23
vii
Halaman12. Hasil uji BNT pertambahan diameter bibit mahoni (Swietenia
macrophylla) terhadap cekaman merkuri dari limbah pertambanganemas rakyat .......................................................................................... 23
13. Hasil anara pertambahan tinggi bibit mahoni (Swietenia macrophylla)terhadap cekaman merkuri dari limbah pertambangan emas rakyat.... 24
14. Hasil uji BNT pertambahan tinggi bibit mahoni (Swieteniamacrophylla) terhadap cekaman merkuri dari limbah pertambanganemas rakyat .......................................................................................... 25
15. Hasil anara biomassa bibit mahoni (Swietenia macrophylla)terhadap cekaman merkuri dari limbah pertambangan emas rakyat.... 27
16. Hasil uji BNT biomassa bibit mahoni (Swietenia macrophylla)terhadap cekaman merkuri dari limbah pertambangan emas rakyat.... 27
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman1. Kondisi limbah hasil pengolahan emas................................................ 15
2. Grafik persentase hidup tanaman mahoni ............................................ 17
3. Kondisi pertumbuhan akar pada (a) awal periode pengamatan dan(b) akhir periode pengamatan dengan media 100% tailing ................. 19
4. Kemunculan tunas (a) aksilar dan (b) apikal ....................................... 26
5. Tailing yang digunakan sebagai media tanam ..................................... 34
6. Kondisi bibit mahoni setelah satu minggu dipindahkan ...................... 34
7. Bibit mahoni dengan media 100% topsoil ........................................... 35
8. Bibit mahoni dengan media yang tercampur tailing ............................ 35
9. Akar bibit mahoni dengan media 100% topsoil................................... 36
10. Akar bibit mahoni dengan media 100% tailing ................................... 36
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kegiatan penambangan emas tanpa izin (PETI) dilakukan oleh masyarakat secara
tradisional. Proses pengolahan emas tersebut biasanya menggunakan teknik
amalgamasi, yaitu mencampur bijih emas dengan merkuri (Hg) untuk membentuk
amalgam dengan media air. Residu Hg pada limbah tailing PETI biasanya
langsung dirilis ke alam tanpa melalui penanganan khusus untuk mengurangi
konsentrasinya sehingga berbahaya bagi lingkungan. Hal ini disebabkan
kesadaran masyarakat terhadap kelestarian lingkungan masih sangat rendah.
PETI saat ini menjadi ancaman serius bagi pencemaran lingkungan pada
kehidupan masyarakat di berbagai daerah di Indonesia (Sujatmiko, 2012).
Hg ialah salah satu jenis logam berat yang sangat beracun dan sangat berbahaya
(Chen et al., 2012). Unsur ini dapat bercampur dengan enzim di dalam tubuh
manusia dan menyebabkan hilangnya kemampuan enzim untuk bertindak sebagai
katalisator dalam fungsi tubuh yang penting. Diagnosis toksisitas Hg hanya dapat
dilakukan dengan analisis dalam darah atau urine dan rambut (Hadi, 2013).
Merkuri bersifat racun yang kumulatif, artinya sejumlah kecil merkuri yang
terserap oleh tubuh dalam jangka waktu lama akan menimbulkan dampak negatif
2yang sangat serius. Bahaya penyakit yang diakibatkan oleh senyawa merkuri
diantaranya adalah kerusakan rambut, alergi pada kulit, merapuhkan gigi,
hilangnya daya ingat, terganggunya sistem saraf, penurunan tingkat kecerdasan
pada anak-anak bahkan kematian (Sintawati, 2008).
Sebelum dirilis, limbah berbahan beracun dan berbahaya (B3) harus dihilangkan
atau dikurangi konsentrasinya sehingga tidak menggangu lingkungan hidup dan
kesehatan manusia. Metode-metode yang dapat digunakan untuk mengurangi
dan/atau menghilangkan sifat racun dari limbah B3 diantaranya secara kimiawi,
pengurukan, dan fitoremediasi. Fitoremediasi merupakan penggunaan tumbuhan
untuk mereduksi limbah B3 dari tanah atau perairan yang terkontaminasi
(Rondonuwu, 2014). Fitoremediasi memiliki beberapa kelebihan diantaranya,
biaya operasional relatif murah, merupakan cara remediasi yang paling aman bagi
lingkungan, dan memelihara kondisi alami lingkungan (Juhaeti, 2009).
Keberhasilan fitoremediasi juga ditentukan oleh beberapa faktor yaitu iklim,
kondisi tailing, dan pemilihan jenis tanaman (Purwantari, 2007).
Rendra et al (2018) melaporkan bahwa mahoni termasuk jenis tanaman
hiperakumulator untuk limbah Hg di wilayah Provinsi Lampung. Mahoni
merupakan jenis tanaman yang kuat, mudah tumbuh, memiliki diameter batang
besar dan biomassa yang besar, sehingga kemungkinan untuk menyerap limbah
menjadi besar. Seberapa besar daya hidup dan kemampuan adaptasi mahoni perlu
dikaji, untuk mengetahui apakah tanaman mahoni bersifat adaptif atau tidak
terhadap media tumbuh yang terkontaminasi merkuri.
31.2 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian mengenai daya adaptasi bibit mahoni (Swietenia macrophylla)
terhadap cekaman merkuri dari limbah pertambangan emas rakyat adalah.
1. Menguji daya adaptasi bibit mahoni pada tempat tumbuh yang tercemar
merkuri.
2. Menguji perbedaan pertambahan pertumbuhan bibit mahoni pada konsentrasi
cekaman merkuri.
1.3 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian mengenai daya adaptasi bibit mahoni (Swietenia macrophylla)
terhadap cekaman merkuri dari limbah pertambangan emas rakyat adalah.
1. Menyajikan data dan informasi mengenai daya adaptasi bibit mahoni pada
tempat tumbuh yang tercemar merkuri.
2. Menjadi salah satu acuan dalam upaya konservasi lingkungan yang tercemar
limbah merkuri khusunya pada tanah.
1.4 Kerangka Pemikiran
Kegiatan PETI menimbulkan cemaran limbah B3 berupa merkuri (Kalimantoro
dan Yulinah, 2016; Umboh, 2017; Nurhadini dan Imelda, 2017). Cara untuk
mengurangi cemaran tersebut dapat dilakukan menggunakan tanaman atau yang
biasa disebut dengan fitoremediasi (Nainggolan et al., 2017). Mahoni merupakan
4jenis tanaman hiperakumulator yang dapat digunakan untuk fitoremediasi
(Setyowati et al., 2017). Masalahnya saat ini belum diketahui kemampuan
adaptasi tanaman mahoni terhadap media yang tercemar merkuri pada tailing.
Pendekatan yang dilakukan untuk mengetahui bahwa tanaman mahoni dapat
menyerap limbah merkuri yaitu dengan penanaman mahoni ke media tailing.
Penanaman bibit mahoni dilakukan untuk menguji daya adaptasi pada media yang
tercemar limbah merkuri. Pengujian laboratorium pada tailing segar untuk
mendapatkan data kandungan merkuri yang tersimpan dalam tailing.
Pendekatan-pendekatan yang dilakukan akan menghasilkan data pengamatan.
Capaian data-data tersebut antara lain kemampuan daya adaptasi tanaman mahoni
pada tailing, perbedaan pertambahan pertumbuhan, dan jumlah kandungan
merkuri yang tersimpan dalam tailing. Hasil data tersebut untuk membuktikan
apakah tanaman mahoni bersifat adaptif pada tanah yang tercemar limbah
merkuri. Sehingga dapat menjadi rekomendasi apakah tanaman mahoni dapat
digunakan untuk perbaikan lingkungan yang tercemar merkuri.
Mahoni merupakan jenis tanaman yang dapat digunakan untuk fitoremediasi
(Ahmadpour et al., 2012; Malar et al., 2014; Indraningsih et al., 2016).
Kemampuan mahoni untuk tumbuh dari 88% hingga 95% dan bertahan hidup
pada lahan bekas tambang (Allo, 2016). Kemampuan tanaman untuk hidup pada
kondisi lingkungan yang tercemar perlu diuji untuk memperoleh data kemapuanan
adaptasi dan pertambahan pertumbuan tanaman.
51.5 Hipotesis
Hipotesis mengenai daya adaptasi bibit mahoni (Swietenia macrophylla) terhadap
cekaman merkuri dari limbah pertambangan emas rakyat adalah.
1. Bibit mahoni mampu beradaptasi pada tempat tumbuh yang tercemar merkuri.
2. Terdapat perbedaan pertambahan pertumbuhan bibit mahoni pada setiap
konsentrasi cekaman merkuri.
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Cemaran Merkuri (Hg)
Cemaran merkuri biasa terjadi akibat adanya kegiatan pertambangan emas rakyat.
Merkuri itu sendiri merupakan salah satu logam berat yang memiliki tingkat
toksisitas paling tinggi dibanding dengan logam berat lainnya. Semua bentuk
merkuri, baik dalam bentuk unsur, gas maupun dalam bentuk garam merkuri
bersifat racun. Mahavong et al (2017) menyatakan bahwa adanya cemaran
limbah merkuri memberikan dampak yang tidak baik untuk lingkungan
sekitarnya. Dampak dari cemaran merkuri yaitu keracunan terutama pada anak-
anak (Begani dan Begani, 2017). Selain itu limbah merkuri juga dapat
menyebabkan kerusakan rambut, alergi pada kulit, merapuhkan gigi, hilangnya
daya ingat, terganggunya sistem saraf, penurunan tingkat kecerdasan pada anak-
anak bahkan kematian (Hananingtyas, 2017).
2.2 Fitoremediasi
Tailing dari aktivitas penambangan mengandung logam berat yang dapat diatasi
dengan fitoremediasi. Fitoremediasi adalah salah satu cara yang dapat dilakukan
dalam pengolahan limbah menggunakan tanaman (Suharto et al., 2016; Bokhari et
7al., 2016). Wulandari et al (2014) menyatakan bahwa upaya untuk mengurangi
kerusakan tanah akibat tingginya akumulasi logam berat dengan memanfaatkan
tanaman yang dapat menyerap logam berat. Fitoremediasi terbagi atas
phytoaccumulation, rhizoremediation, phytotransformation (Singh dan Singh,
2017).
2.3 Adaptasi Tanaman pada Lahan Tercemar Limbah
Adaptasi merupakan kemampuan untuk bertahan hidup tanaman dalam
menyesuaikan lingkungan sekitarnya. Tumbuhan dapat beradaptasi terhadap
tanah tercemar limbah ataupun logam berat tergantung pada jenis tumbuhan dan
konsentrasi limbah serta logam berat yang terkandung dalam tanah (Anania et al.,
2017). Tanaman yang mampu beradaptasi pada kondisi lingkungan tercemar
limbah B3 maka dapat dikatakan bahwa tanaman tersebut adalah tanaman adaptif.
2.4 Mekanisme Penyerapan B3 oleh Tanaman
A. Phytoacumulation
Proses tumbuhan menarik zat kontaminan dari media sehingga berakumulasi
disekitar akar tumbuhan. Proses ini disebut juga hyperacumulation.
B. Rhizofiltration
Rhizofiltration merupakan proses adsorpsi atau pengendapan zat kontaminan
oleh akar untuk menempel pada akar.
C. Phytostabilization
8Phytostabilization merupakan penempelan zat-zat kontaminan tertentu pada
akar yang tidak mungkin terserap kedalam batang tumbuhan.
D. Phytodegradation
Phytodegradation yaitu proses penguraian zat kontaminan dengan rantai
molekul yang kompleks menjadi bahan yang tidak berbahaya dengan susunan
molekul yang lebih sederhana dan berguna bagi tanaman itu sendiri.
E. Phytovolatization
Phytovolatization yaitu proses menarik dan transpirasi zat kontaminan oleh
tumbuhan dalam bentuk yang telah larutan terurai sebagai bahan yang tidak
berbahaya lagi untuk selanjutnya di uapkan ke atmosfir.
2.5 Mahoni
Purnomo et al (2018) menyatakan bahwa mahoni merupakan jenis tanaman
potensial sebagai fitoremedian di kawasan bekas tambang emas PT. Newmont
Minahasa Raya (NMR). Nilai heritabilitas individu sifat tinggi, diameter batang,
jumlah daun dan indeks kekokohan berturut-turut adalah 0,35, 0,40, 0,17 dan 0,48
serta nilai heritabilitas famili untuk sifat tinggi, diameter batang, jumlah daun dan
indeks kekokohan berturut-turut adalah 0,74, 0,75, 0,54, dan 0,77. Hubungan
genetik antara tinggi dengan diameter batang (0,70), tinggi dengan indeks
kekokohan (0,40), dan jumlah daun dengan indeks kekokohan (0,52) bernilai
positif (Mashudi et al., 2017).
9
III. METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan pada bulan Januari sampai dengan April
2019. Penelitian dilakukan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas
Lampung untuk uji adaptasi tanaman.
3.2 Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan adalah polybag ukuran 10 cm x 20 cm, nampan,
caliper, pita meter, timbangan digital, leaf area meter tipe LI-3100C, dan satu set
peralatan uji merkuri yang berada di Laboratorium Sucofindo Bandar Lampung.
Bahan yang digunakan adalah bibit mahoni umur 5 bulan, tailing yang diperoleh
pada PETI di Desa Bunut Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran, dan
tanah top soil dari Laboratorium Lapang Terpadu Universitas Lampung.
3.3 Rancangan Percobaan
Percobaan ini didesain dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) 5 perlakuan dan 4
ulangan. Kombinasi perlakuan yang akan diberikan adalah tailing dan tanah top
10soil (T/TS) dengan perbandingan: 100/0, 75/25, 50/50, 25/75 dan 0/100. Setiap
perlakuan akan diulang sebanyak 4 kali dan setiap ulangan akan menggunakan 5
tanaman, sehingga total satuan unit percobaan adalah sebanyak 100 tanaman.
3.4 Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian yang dilakukan meliputi rangkaian sebagai berikut.
1. Persiapan semai
Semai tanaman mahoni diperoleh dari persemaian BPDAS WSS Ketapang
Lampung Selatan dengan umur semai 5 bulan. Semai diseleksi untuk
mendapatkan ukuran yang seragam.
2. Persiapan media tumbuh
a. Tailing diperoleh pada tambang emas yang berlokasi di Desa Bunut
Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran. Pengambilan tailing
dilakukan dengan teknik SRS (Simple Random Sampling) pada tiga lokasi
pemurnian emas, setiap lokasi memiliki cara pengolahan emas yang sama.
Tailing yang akan diambil adalah tailing baru (kurang lebih satu minggu
pasca dirilis ke alam) residu penambangan. Tailing yang berasal dari tiga
lokasi tersebut kemudian dikompositkan, hal ini dilakukan dengan asumsi
agar kandungan merkuri setiap lokasi yang tersimpan pada media mampu
tercampur secara merata.
b. Tanah top soil didapatakan dari Laboratorium Lapang Terpadu Universitas
Lampung. Tanah top soil selanjutnya diekstrak dengan cara dijemur dan
11dibersihkan jika terdapat kontaminan seperti; batu, cabang, ranting daun
atau akar tanaman yang tercampur pada tanah top soil.
3. Tailing dianalisis sebelum ditanami tanaman di Laboratorium Sucofindo
Bandar Lampung dengan metode ASTM D 6414-14 untuk mengetahui
kandungan merkuri yang tersimpan didalamnya.
4. Penanaman bibit mahoni pada media tanah dan tailing dengan polybag yang
berukuran 10 cm x 20 cm di Rumah Kaca Universitas Lampung. Polybag
tersebut pada bagian bawahnya diberi nampan, agar aliran air penyiraman tidak
terbuang dan untuk disiramkan kembali pada tanaman tersebut.
5. Pemeliharaan tanaman berupa penyiraman dan pembersihan gulma dilakukan
setiap satu hari sekali pada pagi hari.
6. Variabel yang diamati
a. Persen hidup bibit mahoni dihitung pada masing-masing perlakuan
dengan cara menghitung bibit yang masih hidup dibagi dengan jumlah bibit
kemudian dikali 100% pada akhir periode pengamatan.
b. Pertambahan diameter batang diukur dengan caliper pada jarak 5 cm dari
permukaan media tanam dan diberi tanda dengan spidol pada saat
pengukuran pertama. Hal ini dilakukan sebagai penanda, agar pengukuran
selanjutnya tepat pada posisi yang sama. Pengukuran dilakukan pada awal
penanaman pada media dan pada akhir periode pengamatan.
c. Pertambahan tinggi bibit diukur menggunakan pita meter pada awal
penanaman pada media dan pada akhir periode pengamatan. Pengukuran
dilakukan dari batas pengukuran diameter hingga titik apikal.
d. Pertambahan jumlah daun dihitung setiap satu bulan sekali dengan kriteria
12daun yang telah terbuka (tidak menggulung).
e. Pengukuran luas daun dilakukan pada akhir pengamatan di Laboratorium
Lapang Terpadu Universitas Lampung menggunakan leaf area meter tipe
LI-3100C dengan cara daun dipisahkan terlebih dahulu dari tangkainya
kemudian dimasukkan ke alat tersebut satu persatu, kemudian pada setiap
tanaman dilakukan satu kali pengukuran.
f. Pengukuran pertambahan panjang akar dilakukan pada saat pertama kali
memindahkan pada media tanam dan pada akhir periode pengamatan.
Pengukuran panjang akar dilakukan dari akar teratas sampai bagian akar
paling ujung menggunakan pita meter.
g. Biomassa bibit diukur pada akhir periode pengamatan di Laboratorium
Silvikultur dan Perlindungan Hutan Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian
Universitas Lampung dengan cara menimbang berat kering tanaman yang
sebelumnya sudah dioven hingga berat konstan dengan suhu 1050c.
3.5 Analisis Data
1. Uji bartlett atau homogenitas varians untuk menguji apakah sampel berasal
dari populasi dengan varians yang sama. Jika tidak homogen, maka akan
ditransformasi dengan akar kuadrat (square root). Kemudian dilakukan
pengujian homogenitas kembali.
2. Analisis Ragam (Anara), dilakukan sesuai dengan rancangan yang digunakan
pada taraf 0,05. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya
pengaruh perlakuan. Anara pertumbuhan semai mahoni disajikan pada Tabel 1.
13Tabel 1. Anara semai mahoni
SK DK JK KNT FhitungFtabel0.05
Perlakuan P-1 JKP JKP/DK KNTP/KNTGGalat (U.P-1)-(P1) JKG JKG/DKTotal U.P-1 JKT
Keterangan :SK : Sumber Keragaman
DK : Derajat Kebebasan
JK : Jumlah Kuadrat
JKP : Jumlah Kuadrat Perlakuan
JKG : Jumlah Kuadrat Galat
JKT : Jumlah Kuadrat Total
KNT : Kuadrat Nilai Tengah
KNTP : Kuadrat Nilai Tengah Perlakuan
KNTG : Kuadrat Nilai Tengah Galat
P : Jumlah perlakuan yang terdapat pada penelitian
U : Jumlah ulangan yang terdapat pada penelitian
Jika uji F menunjukkan perbedaan yang signifikan (Fhitung > Ftabel), maka
dilakukan uji lanjut dengan pemisahan nilai tengah menggunakan BNT (Beda
Nilai Terkecil). Namun apabila Fhitung< Ftabel, maka tidak ada pengaruh
nyata dari perlakuan yang diberikan, sehingga tidak perlu dilakukan uji lanjut.
3. Uji BNT
Metode ini menjadikan nilai BNT sebagai acuan dalam menentukan apakah
rata-rata perlakuan berbeda secara statistik atau tidak. Penghitungan dilakukan
pada taraf nyata 5%. Rumus yang digunakan sebagai berikut.
BNT : tα(v). Sd
Sd : √2r
Keterangan: tα(v) = nilai baku student pada taraf α dan derajat bebas galat v.
1
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Simpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Tanaman mahoni adaptif pada kondisi pertambahan tailing dengan persentase
tailing maksimal 75%.
2. Semakin tinggi kadar tailing maka terjadi penurunan terhadap persentase
hidup, pertambahan diameter, pertambahan jumlah daun, luas daun, biomassa
dan pertambahan panjang akar. Namun demikian, semakin tinggi konsentrasi
tailing tmenghasilkan pertambahan tinggi tunas yang lebih baik dibanding
dengan konsentrasi tailing yang lebih rendah walaupun semua konsentrasi
pemberian tailing pada media tanam akan menurunkan tinggi tanaman mahoni.
5.2 Saran
1. Tanaman mahoni dapat direkomendasikan untuk kegiatan penghijauan pada
lahan yang tercemar merkuri.
2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang kemampuan tanaman mahoni dalam
meremediasi merkuri.
29
DAFTAR PUSTAKA
30
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadpour, P., Ahmadpour, F., Mahmud, T. M. M., Abdu, A., Soleimani, M. danHosseini, T. 2012. Phytoremediation of heavy metals: a gren technology.Journal of Biotechnology. 11 (76): 14036-14043.
Allo, M. K. 2016. Kondisi sifat fisik dan kimia tanah pada bekas tambang nikkelserta pengaruhnya terhadap pertumbuhan trengguli dan mahoni. JurnalHutan Tropis. 4 (2): 207-217.
Anania, A., Mukarlina. dan Linda, R. 2017. Pertumbuhan dan kandungan pigmentanaman keladi (caladium bicolor aiton vent) pada tanah yang merkuri(hgcl2). Jurnal Protobiont. 6 (3): 215 – 221.
Anggraeni, N., Faridah, E. dan Indrioko, S. 2015. Pengaruh cekaman kekeringanterhadap perilaku fisiologis dan pertumbuhan black locust (Robiniapseudoacacia). Jurnal Ilmu Kehutanan. 9 (1): 40–56.
Begani, R. K. dan Begani, A. Z. 2017. Alluvial gold mining sites as exposurePathways for methyl mercury toxicity in children: a systematic review.Scientific Research Publishing. 9 (6): 934-940.
Bokhari, S. H., Ashiq, M. dan Iftikhar, A. 2016. Phytoremediation potential oflemna minor L. for heavy metals. Journal of Phytoremediation. 18 (1): 25-32.
Chen, C. W., Chen, C. F. dan Dong, C. D. 2012. Contamination and potentialecological of mercury in sediments of kaohsiung river mouth, taiwan.Journal of Envitonmental Science and Development. 3 (1): 66-71.
Hadi, M. C. 2013. Bahaya merkuri di lingkungan kita. Jurnal Skala Husada. 10(2): 175-183.
Hananingtyas, I. 2017. Bahaya kontaminasi logam berat merkuri (hg) dalam ikanlaut dan upaya pencegahan kontaminasi pada manusia. Jurnal TeknikLingkungan. 2 (2): 38-45.
31Hidayati, N., Syarif, F. dan Juhaeti, T. 2009. Pemanfaatan salvinia molesta d.s.
mitchell, akumulator merkuri di sawah tercemar limbah penambangan emas.Jurnal Teknik Lingkungan. 10 (3): 249-256.
Indraningsih, B., Utomo, Wani H. dan Eko, H. 2016. Effects of mycorrhizae onphytoremediation of soil contamined with small-scale gold mine tailingscontaining mercury. Journal of Research in Agricultural Sciences. 3 (2):2348-3997.
Juhaeti, T. 2009. Uji potensi tumbuhan akumulator merkuri untuk fitoremediasilingkungan tercemar akibat kegiatan penambangan emas tanpa izin (peti) dikampung leuwi bolang, desa bantar karet, kecamatan nanggung, bogor.Jurnal Biologi Indonesia. 6 (1): 1-11.
Kalimantoro, T. T. dan Yulinah, T. 2016. Stabilisasi/solidifikasi tailing tambangemas rakyat kulon progo menggunakan semen portland dan tanah tras.Jurnal Teknik Its. 5 (2): 248-254.
Kwong, K. K. F. 2004. The effect of potassium on growth, development, yieldand quality of sugarcane. Sugar Industry Research Institute. Reduit.Mauritius https://www.ipipotash.org/udocs/Potassium%20in%20sugarcane.Diakses pada 15 Mei 2019.
Mahavong, K., Pataranawat, P. dan Chinwetkitvanich, S. 2017. Mercurycontamination in environment surrounding coal-fired power plant. Journalof Geomate. 12 (33): 71-77.
Malar, S., Manikandan, R., Favas, Paulo, J.C., Sahi, S.V. dan Perumal, V. 2014.Effect of lead on phytotoxicity, growth, biochemical alterations and its roleon genomic template stability in sesbania grandiflora: a potensial plant forphytoremediation. Ecotoxicology and Environmental Safety. 108: 249-257.
Mashudi., Susanto, M. dan Darwo. 2017. Keragaman dan estimasi parametergenetik bibit mahoni daun lebar (swietenia macropylla king.) di indonesia.Jurnal Penelitian Hutan Tanaman. 14 (2): 115-126.
Nainggolan, R., Ardeneline, L. P., Ita, L. dan Elly, K. 2017. Pengolahan airlimbah domestik dengan menggunakan tanah gambut dan tanaman air.Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer. 7 (26): 183-189.
Nurhadini dan Imelda, H. S. 2017. Adsorption of hg (ii) by using sargassumcrassifolium with presence of pb (ii), cu (ii) and fe (ii). Journal of ChemicalResearch. 5 (1): 419-423.
Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia tentangReklamasi dan Pasca Tambang pada Kegiatan Usaha Pertambangan Mineraldan Batubara.
32Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1999 tentang Pengelolaan limbah bahan
berbahaya dan beracun.
Purnomo, D. W., Fijridiyanto, I. A. dan Witono, J. R. 2018. Penilaian variabelvegetasi pada lahan reklamasi bekas tambang emas di ratatotok, minahasatenggara. Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea. 7 (2): 93-108.
Purwantari, N. D. 2007. Reklamasi area tailing di pertambangan dengan tanamanpakan ternak; mungkinkah ?. Jurnal Wartazoa. 17 (3): 101-108.
Rendra, T., Duryat. dan Bintoro, A. 2018. Analisis vegetasi di blok inti hutanlindung register 21 kesatuan pengelolaan hutan xi kabupaten pesawaran.Jurnal Biologi Eksperimen dan Keanekargaman Hayati. 5 (1): 57-66.
Rondonuwu, S. B. 2014. Fitoremediasi limbah merkuri tanaman dan sistemreaktor. Jurnal Ilmiah Sains. 14 (1): 52-59.
Rupini., Wahdina., Suryantini, R. dan Ekyastuti, W. 2013. Toleransi simpur air(dillenia suffruticosa) terhadap berbagai konsentrasi hgcl2 di media tailing.Jurnal Hutan Lestari. 1 (2): 79-82.
Setiabudi, B. T. 2005. Penyebaran merkuri akibat usaha pertambangan emas didaerah sangon, kabupaten kulon progo d.i. yogyakarta. Jurnal Biodiversitas.2 (1): 34-39.
Setyowati, D. N., Nahawanda, A. A. dan Nila, N. U. A. 2017. Studi pemilihantanaman revegetasi untuk keberhasilan reklamasi lahan bekas tambang.Jurnal Teknik Lingkungan. 3 (1): 14-20.
Siahaan, B. C., Utami, S. R. dan Handayanto, E. 2014. Fitoremediasi tanahtercemar merkuri menggunakan lindernia crustacea, digitaria radicosaa, dancyperus rotundus serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan produksitanaman jagung. Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan. 1 (2): 35-51.
Singh, T dan Singh, D. K. 2017. Phytoremediation of organochlorine pesticides:concept, method, and recent developments. Journal of Phytoremediation. 19(9): 834-843.
Sintawati. 2008. Pajanan merkuri pada tenaga kesehatan gigi. Jurnal EkologiKesehatan. 7 (2): 786-794.
Suharto, B.,Wirosoedarmo, R. dan Sulanda, R. H. 2016. Pengolahan limbah batiktulis dengan fitoremediasi menggunakan tanaman eceng gondok (eichorniacrassipes). Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan. 3 (1): 14-19.
Sujatmiko, B. 2012. Penambangan emas tanpa izin di daerah aliran sungai (das)arut kecamatan arut utara. Jurnal Socioscientia Kopertis Wilayah XiKalimantan. 4 (1): 1-1.
33Suproborini, A. 2017. Dampak Penambangan Emas Rakyat terhadap Kandungan
Hg Tanah, Air, Tanaman, Struktur dan Komposisi Vegetasi di Dusun MesuDesa Boto Kecamatan Jatiroto Kabupaten Wonogiri. Tesis. UniversitasSebelas Maret. Surakarta. 82 hlm.
Triadriani, L. N., Handayant, E. dan Utami, S. R. 2014. Penggunaan caladiumbicolor, paspalum conjugatum, dan comelina nudiflora untuk remediasitanah tercemar merkuri limbah tambang emas serta pengaruhnya terhadappertumbuhan dan produksi tanaman jagung. Jurnal Tanah dan SumberdayaLahan. 1 (1): 69-78.
Umboh, E. 2017. Strategi batna (best alternative to a negotiated agreement) dalammengatasi konflik manajemen lingkungan di pertambangan. Jurnal GreenGrowth dan Manajemen Lingkungan. 6 (2): 1-15.
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia. 2006. Dampak Lingkungan Hidup OperasiPertambangan Tembaga dan emas Feeport-Rio Tinto di Papua. Jakarta. 119hlm.
Wulandari, R., Purnomo. dan Winarsih. 2014. Kemampuan tanaman kangkung air(ipomoea aquatica) dalam menyerap logam berat kadmium (cd) berdasarkankonsentrasi dan waktu pemaparan yang berbeda. Jurnal Lentera Bio. 3 (1):83-89.
LU.pdfABSTRAK.pdf2. abstrak indonesia.pdf2. abstrak inGGRIS.pdf
DLM.pdf5. biodata.pdf6_SANWACANA.pdf7_DAFTAR ISI.pdf8. DAFTAR TABEL.pdf9. DAFTAR GAMBAR.pdfbab 1.pdfbab 2.pdfbab 3.pdfbab 4.pdfbab 5.pdfdaftar pustaka.pdf