4
A. Dasar Teori Reproduksi merupakan salah satu kemampuan hewan yang sangat penting. Tanpa kemampuan tersebut, suatu jenis hewan akan segera punah. Oleh karena itu, perlu dihasilkan sejumlah besar individu baru yang akan mempertahankan jenis suatu hewan. Proses pembentukan individu baru inilah yang disebut reproduksi (Isnaeni, 2006). Organ kelamin jantan umumnya mempunyai bentuk yang hampir bersamaan, terdiri dari testis yang terletak di dalam skrotum, saluran-saluran organ kelamin, penis, dan kelenjar asesoris. Organ kelamin jantan dibagi menjadi organ kelamin primer berupa testis, dan organ kelamin sekunder berbentuk saluran-saluran yang menghubungkan testis dengan dunia luar yaitu ductus eferens, epididimis, ductus deferens, dan penis yang di dalamnya terdapat uretra, dipakai untuk menyalurkan air mani dan cairan asesoris keluar pada waktu ejakulasi (Hardjopranjoto, 1995). Testis Organ primer jantan disebut testis. Struktur kecil yang berbentuk oval ini tersokong dalam suatu pounch yang menyerupai kantong yang disebut skrotum. Testis terdapat sejumlah lobus-lobus yang berdesakan, masing-masing mengandung tubulus seminiferus yang berbelit-belit. Sel-sel sertoli ditemukan sepanjang tubulus, tempat di mana sperma tumbuh. Tubulus ini juga menyekresikan sebagian besar cairan seminalis, atau semen, yang merupakan organ transportasi sperma. Sel-sel interstisial testis merupakan sumber dari hormon testosteron (Hamilton, 1995). Testes (testikel) agak bervariasi dari spesies ke

Dasar Teori Alat Reproduksi Jantan. Kel 4docx

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Dasar Teori Alat Reproduksi Jantan

Citation preview

Page 1: Dasar Teori Alat Reproduksi Jantan. Kel 4docx

A. Dasar Teori

Reproduksi merupakan salah satu kemampuan hewan yang sangat penting. Tanpa

kemampuan tersebut, suatu jenis hewan akan segera punah. Oleh karena itu, perlu dihasilkan

sejumlah besar individu baru yang akan mempertahankan jenis suatu hewan. Proses

pembentukan individu baru inilah yang disebut reproduksi (Isnaeni, 2006). Organ kelamin

jantan umumnya mempunyai bentuk yang hampir bersamaan, terdiri dari testis yang terletak

di dalam skrotum, saluran-saluran organ kelamin, penis, dan kelenjar asesoris. Organ kelamin

jantan dibagi menjadi organ kelamin primer berupa testis, dan organ kelamin sekunder

berbentuk saluran-saluran yang menghubungkan testis dengan dunia luar yaitu ductus

eferens, epididimis, ductus deferens, dan penis yang di dalamnya terdapat uretra, dipakai

untuk menyalurkan air mani dan cairan asesoris keluar pada waktu ejakulasi (Hardjopranjoto,

1995).

Testis

            Organ primer jantan disebut testis. Struktur kecil yang berbentuk oval ini tersokong

dalam suatu pounch yang menyerupai kantong yang disebut skrotum. Testis terdapat

sejumlah lobus-lobus yang berdesakan, masing-masing mengandung tubulus seminiferus

yang berbelit-belit. Sel-sel sertoli ditemukan sepanjang tubulus, tempat di mana sperma

tumbuh. Tubulus ini juga menyekresikan sebagian besar cairan seminalis, atau semen, yang

merupakan organ transportasi sperma. Sel-sel interstisial testis merupakan sumber dari

hormon testosteron (Hamilton, 1995). Testes (testikel) agak bervariasi dari spesies ke spesies

dalam hal bentuk, ukuran dan lokasi, tetapi struktur dasarnya adalam sama. Masing-masing

testis terdiri dari banyak sekali tubulus seminiferus yang dikelilingi oleh kapsul berserabut

atau trabekula melintas masuk dari tunika albuginea untuk membentuk kerangka atau stroma,

untuk mendukung tubulus seminiferus. Trabekula bergabung membentuk korda fibrosa, yaitu

mediastinum testis (Frandson, 1992).

Epididimis

Epididimis ialah suatu struktur seperti selang yang berbelit-belit dan membentuk

tanda koma serta memiliki panjang  sekitar 6 meter. Kepala epididimis menutupi aspek

superior testis sementara bagian badan dan ekor epididimis terletak di aspek posterolateralis

testis. Fungsi epididimis ialah untuk menyimpan dan mentranspor sperma. Sperma yang

Page 2: Dasar Teori Alat Reproduksi Jantan. Kel 4docx

belum matang dari testis memasuki epididimis, menjadi motil dan fertil selama perjalanan 20

hari. Selama ejakulasi, otot polos di dinding epididimis berkontraksi dan sperma akan

dikeluarkan ke dalam ductus deferens (Henderson and Kathleen, 1997).

Ductus deferens

Setiap gerakan epididimis mengalir ke atas melalui duktus seminalis. Ductus ini

disebut ductus deferens, yang mempunyai panjang sekitar 18 inci dan membawa semen ke

uretra. Pembuluh dan duktus testikuler, saraf, dan limfatik terbungkus di dalam selaput

fibrosa, medula spermatik (Hamilton, 1995). Ductus deferens meninggalkan ekor epididimis

bergerak melalui kanal inguinal yang merupakan bagian dari korda spermatik dan pada

cincin inguinal internal memutar ke belakang, memisah dari pembuluh darah dan saraf dari

kordda. Dua ductus deferens mendekati uretra, bersatu dan kemudian ke dorso kaudal

kandung kencing, serta dalam lipatan peritonium yang disebut lipatan urogenital (genital

fold) yang dapat disamakan dengan ligamentum lebar pada betina. Ada yang homolog dengan

uterus pada beberapa hewan, yaitu uterus maskulinus yang merupakan lipatan genital di

antara dua ductus deferens. Struktur homolog tersebut mempunyai asal usul embriologi yang

sama (Frandson, 1992).

Penis

Penis adalah organ yang berbentuk silindris tempat lewatnya uretra. Penis terdiri dari

jaringan erektil spongiosa yang kaya akan pembuluh darah. Penis tergantung dan lemas

ketika dalam keadaan relaksasi. Sistem saraf otonom, ruangan darah menjadi membengkak,

menyebabkan kekakuan, perbesaran, dan ereksi ketika terdapat rangsangan mental dan fisik.

Glans penis merupakan struktur pada bagian ujung distal ditutupi dengan kulit yang melipat

dua kali untuk membentuk selubung yang disebut foreksin atau prefisium (Hamilton, 1995)

Page 3: Dasar Teori Alat Reproduksi Jantan. Kel 4docx

Daftar Pustaka

Frandson, R.D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak Edisi Keempat. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Hamilton,P.M. 1995. Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Hardjopranjoto, S. 1995. Ilmu Kemajiran pada Ternak. Airlangga University Press. Surabaya.

Henderson, C., and Kathleen J. 1997. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta.

Isnaeni, W. 2006. Fisiologi Hewan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

http://www.iqbalali.com/2012/09/sistem-reproduksi-laporan-praktikum.html

http://bit.ly/copynwin