View
15
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Dasar Teori Alat Reproduksi Jantan
Citation preview
A. Dasar Teori
Reproduksi merupakan salah satu kemampuan hewan yang sangat penting. Tanpa
kemampuan tersebut, suatu jenis hewan akan segera punah. Oleh karena itu, perlu dihasilkan
sejumlah besar individu baru yang akan mempertahankan jenis suatu hewan. Proses
pembentukan individu baru inilah yang disebut reproduksi (Isnaeni, 2006). Organ kelamin
jantan umumnya mempunyai bentuk yang hampir bersamaan, terdiri dari testis yang terletak
di dalam skrotum, saluran-saluran organ kelamin, penis, dan kelenjar asesoris. Organ kelamin
jantan dibagi menjadi organ kelamin primer berupa testis, dan organ kelamin sekunder
berbentuk saluran-saluran yang menghubungkan testis dengan dunia luar yaitu ductus
eferens, epididimis, ductus deferens, dan penis yang di dalamnya terdapat uretra, dipakai
untuk menyalurkan air mani dan cairan asesoris keluar pada waktu ejakulasi (Hardjopranjoto,
1995).
Testis
Organ primer jantan disebut testis. Struktur kecil yang berbentuk oval ini tersokong
dalam suatu pounch yang menyerupai kantong yang disebut skrotum. Testis terdapat
sejumlah lobus-lobus yang berdesakan, masing-masing mengandung tubulus seminiferus
yang berbelit-belit. Sel-sel sertoli ditemukan sepanjang tubulus, tempat di mana sperma
tumbuh. Tubulus ini juga menyekresikan sebagian besar cairan seminalis, atau semen, yang
merupakan organ transportasi sperma. Sel-sel interstisial testis merupakan sumber dari
hormon testosteron (Hamilton, 1995). Testes (testikel) agak bervariasi dari spesies ke spesies
dalam hal bentuk, ukuran dan lokasi, tetapi struktur dasarnya adalam sama. Masing-masing
testis terdiri dari banyak sekali tubulus seminiferus yang dikelilingi oleh kapsul berserabut
atau trabekula melintas masuk dari tunika albuginea untuk membentuk kerangka atau stroma,
untuk mendukung tubulus seminiferus. Trabekula bergabung membentuk korda fibrosa, yaitu
mediastinum testis (Frandson, 1992).
Epididimis
Epididimis ialah suatu struktur seperti selang yang berbelit-belit dan membentuk
tanda koma serta memiliki panjang sekitar 6 meter. Kepala epididimis menutupi aspek
superior testis sementara bagian badan dan ekor epididimis terletak di aspek posterolateralis
testis. Fungsi epididimis ialah untuk menyimpan dan mentranspor sperma. Sperma yang
belum matang dari testis memasuki epididimis, menjadi motil dan fertil selama perjalanan 20
hari. Selama ejakulasi, otot polos di dinding epididimis berkontraksi dan sperma akan
dikeluarkan ke dalam ductus deferens (Henderson and Kathleen, 1997).
Ductus deferens
Setiap gerakan epididimis mengalir ke atas melalui duktus seminalis. Ductus ini
disebut ductus deferens, yang mempunyai panjang sekitar 18 inci dan membawa semen ke
uretra. Pembuluh dan duktus testikuler, saraf, dan limfatik terbungkus di dalam selaput
fibrosa, medula spermatik (Hamilton, 1995). Ductus deferens meninggalkan ekor epididimis
bergerak melalui kanal inguinal yang merupakan bagian dari korda spermatik dan pada
cincin inguinal internal memutar ke belakang, memisah dari pembuluh darah dan saraf dari
kordda. Dua ductus deferens mendekati uretra, bersatu dan kemudian ke dorso kaudal
kandung kencing, serta dalam lipatan peritonium yang disebut lipatan urogenital (genital
fold) yang dapat disamakan dengan ligamentum lebar pada betina. Ada yang homolog dengan
uterus pada beberapa hewan, yaitu uterus maskulinus yang merupakan lipatan genital di
antara dua ductus deferens. Struktur homolog tersebut mempunyai asal usul embriologi yang
sama (Frandson, 1992).
Penis
Penis adalah organ yang berbentuk silindris tempat lewatnya uretra. Penis terdiri dari
jaringan erektil spongiosa yang kaya akan pembuluh darah. Penis tergantung dan lemas
ketika dalam keadaan relaksasi. Sistem saraf otonom, ruangan darah menjadi membengkak,
menyebabkan kekakuan, perbesaran, dan ereksi ketika terdapat rangsangan mental dan fisik.
Glans penis merupakan struktur pada bagian ujung distal ditutupi dengan kulit yang melipat
dua kali untuk membentuk selubung yang disebut foreksin atau prefisium (Hamilton, 1995)
Daftar Pustaka
Frandson, R.D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak Edisi Keempat. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Hamilton,P.M. 1995. Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Hardjopranjoto, S. 1995. Ilmu Kemajiran pada Ternak. Airlangga University Press. Surabaya.
Henderson, C., and Kathleen J. 1997. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta.
Isnaeni, W. 2006. Fisiologi Hewan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
http://www.iqbalali.com/2012/09/sistem-reproduksi-laporan-praktikum.html
http://bit.ly/copynwin