78
DASAR-DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN Presented by: Dra. Dwi Maryani, M.Si., Akuntan

Dasar Dasar Am

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Dasar Dasar Am

DASAR-DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN

Presented by:Dra. Dwi Maryani, M.Si., Akuntan

Page 2: Dasar Dasar Am

MATERI YANG DIBAHAS:

1. Pengertian Akuntansi Manajemen dan Karakteristik Akuntansi Manajemen2. Sekilas Akuntansi Biaya Penggolongan Biaya3. Perilaku Biaya4. Variable Costing5. Analisis Hubungan Biaya, Volume dan Laba6. Biaya Relevan Untuk Pengambilan Keputusan Khusus/ Relevant Cost7. Penentuan Harga Jual8. Pengambilan Keputusan Penanaman Modal9. Sistem Pengendalian Manajemen10.Penyusunan Program dan Anggaran11.Penentuan Harga Transfer (Transfer Pricing)

Page 3: Dasar Dasar Am

LITTERATURE:1. Akuntansi Manajemen, Dr. Abdul Halim, MBA, Akt, BPFE, Yogyakarta2. Akuntansi Manajemen, Dr. Slamet Sugiri, MBA, Akt, BPFE, Yogyakarta3. Managerial Accounting, Charles T. Horngreen4. Managerial Accounting, Garrison

Metode Penilaian:Nilai akhir saudara ditentukan oleh unsur-unsur berikut:1. Kehadiran kuliah (presensi) 10%2. Tugas-tugas, pekerjaan rumah 20%3. Ujian tengah semester 30%4. Ujian akhir semester 40% ------------ + 100%Untuk memperoleh nilai C point yang dikumpulkan 56 – 65Untuk memperoleh nilai B point yang dikumpulkan 66 – 79Untuk memperoleh nilai A point yang dikumpulkan >/= 80

Page 4: Dasar Dasar Am

BIDANG AKUNTANSI:

1. Akuntansi Keuangan Laporan Keuangan Eksternal Proses penggolongan, pencatatan, peringkasan dan pelapor- an transaksi-transaksi keuangan yang terjadi dalam suatu unit organisasi (perusahaan), yang ditujukan terutama untukAkuntansi: pihak-pihak yang ada di luar perusahaan. (dasar: Standar Akuntansi Keuangan)

2. Akuntansi Manajemen Informasi Keuangan Internal Proses penggolongan, pencatatan, peringkasan dan pelaporan transaksi-transaski keuangan dan non keuangan yang dalam suatu unit organisasi, ditujukan untuk pihak yang ada di dalam perusa- haan (manajemen di berbagai jenjang)

BIDANG AKUNTANSI:

1. Akuntansi Keuangan Laporan Keuangan Eksternal Proses penggolongan, pencatatan, peringkasan dan pelapor- an transaksi-transaksi keuangan yang terjadi dalam suatu unit organisasi (perusahaan), yang ditujukan terutama untukAkuntansi: pihak-pihak yang ada di luar perusahaan. (dasar: Standar Akuntansi Keuangan)

2. Akuntansi Manajemen Informasi Keuangan Internal Proses penggolongan, pencatatan, peringkasan dan pelaporan transaksi-transaski keuangan dan non keuangan yang dalam suatu unit organisasi, ditujukan untuk pihak yang ada di dalam perusa- haan (manajemen di berbagai jenjang)

Page 5: Dasar Dasar Am

Pengertian Akuntansi Manajemen:Sistem akuntansi yang dilaksanakan dalam suatu organisasi yang bertujuan untuk menyediakan informasi keuangan dan non keuangan untuk kepentingan manajemen di berbagai jenjang dalam rangka menjalankan fungsinya yaitu perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan.

Karakteristik Akuntansi Manajemen:1. Memproses data-data keuangan dan non keuangan2. Data yang diproses adalah data historis maupun data yang akan datang

(prediksi)3. Tidak harus berpedoman pada standar akuntansi keuangan, tetapi lebih

pada asas manfaat4. Informasi yang dihasilkan terutama untuk kepentingan intern perusahaan

(manajer di berbagai jenjang)

Page 6: Dasar Dasar Am

SEKILAS AKUNTANSI BIAYA

Akuntansi Biaya:Bagian dari akuntansi keuangan yang memproses data-data biaya untuk tujuan:1. Penentuan Harga Pokok Produk secara teliti (Accurate Product Costing)2. Pengendalian dan Analisis Biaya (Cost Control and Analysis)3. Pengambilan Keputusan (Decision Making)

Penggolongan Biaya:Biaya dalam perusahaan dapat digolongkan atas dasar:1. Obyek pengeluaran (natural classification)2. Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai3. Perilakunya dalam kaitannya dengan perubahan volume kegiatan4. Fungsi pokok perusahaan5. Waktu manfaat6. Untuk tujuan pengendalian7. Untuk tujuan pengambilan keputusan

Page 7: Dasar Dasar Am

PERILAKU BIAYA (COST BEHAVIOR)

B I A Y A

SEMI VARIABEL

VARIABEL

TETAP

BIAYA VARIABEL DISKRESI

BIAYA VARIABEL INJINER

BIAYA TETAP DISKRESI

BIAYA TETAP KOMITED

Page 8: Dasar Dasar Am

Biaya Tetap (fixed cost):Biaya yang jumlahnya totalnya tetap pada kisaran (range) output tertentu.

1. Biaya tetap komited (commited fixed cost) Biaya tetap yang timbul akibat pemilikan fasilitas sebagai akibat pengambilan

keputusan masa lalu, misal biaya penyusutan mesin2. Biaya tetap deskresi (descreationary fixed cost)

Biaya tetap yang jumlahnya maupun ada tidaknya biaya tersebut dapat dipengaruhi oleh manajemen, misalnya biaya pemasaran tetap

Biaya Variabel (variable cost):Biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan.

1. Biaya variabel injiner( engineered Vriable cost)Biaya yang secara teknis mempunyai hubungan erat dengan outputnyaMisalnya: biaya bahan baku

2. Biaya variabel diskresi (descreationary variable cost)Biaya variabel yang jumlahnya maupun ada tidaknya biaya tersebut dapat dipengaruhi oleh manajemen (antara biaya dengan output tidak terkait erat)

Page 9: Dasar Dasar Am

Biaya Semi Variabel (Semi Variable Cost):Biaya yang jumlah totalnya berubah tetapi tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan atauBiaya yang di dalamnya mengandung unsur tetap dan unsur variabel.

Untuk kepentingan tertentu Biaya Semi Variabel biasanya dipisahkan ke dalam berapa unsur tetapnya dan berapa unsur variabelnya, dengan metode-metode berikut:

1. Metode biaya berjaga (standby cost method)2. Metode titik tertinggi terendah (high-low point method)3. Metode diagram pencar (scattergraph method)4. Metode kuadrat terkecil (least square method)

Contoh biaya semi variabel Biaya Reparasi dan Pemeliharaan Mesin

Page 10: Dasar Dasar Am

BULAN VOLUME KEGIATAN (JKL) JUMLAH BIAYA (Rupiah)

Januari 8.250 jkl 61.625.000

Februari 7.980 jkl 59.870.000

Maret 8.876 jkl 65.694.000

April 9.238 jkl 68.047.000

Mei 8.679 jkl 64.413.500

Juni 9.260 jkl 68.190.000

Juli 9.652 jkl 70.738.000

Agustus 9.878 jkl 72.207.000

September 8.436 jkl 62.834.000

Oktober 7.758 jkl 58.427.000

November 8.120 jkl 60.780.000

Desember 8.395 jkl 62.567.000

J u m l a h 112.772 jkl Rp658.292.500

OBSERVASI BIAYA R & P MESIN TAHUN 2010

Page 11: Dasar Dasar Am

VARIABLE COSTING(Penentuan Harga Pokok Variabel)

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK

2. METODE HARGA POKOK VARIABEL (VARIABLE COSTING):Metode penentuan harga pokok produk yang hanya membebankan biaya produksi variabel saja kepada produk yang dihasilkan. Sedangkan biaya produksi yang bersifat tetap diperlakukan sebagai ‘period cost’HPProduk = BBB.V + BTKL.V + BOP. Variabel

1. METODE HARGA POKOK PENUH (FULL COSTING):Metode penentuan harga pokok yang membebankan seluruh biaya produksi (baik biaya produksi tetap maupun biaya produksi variabel) kepada produk yang dihasilkan.HPProduk= BBB + BTKL + BOP Tetap + BOP Variabel

Page 12: Dasar Dasar Am

PERBEDAAN VARIABLE COSTING DENGAN FULL COSTING:1. Dari sisi Komponen biaya produksi2. Dari cara Penggolongan biaya 3. Dari Laporan Rugi/Laba

a. Penggolongan biayab. Struktur Laporanc. Laba bersih

Variable Costing Full Costing

Biaya Bahan Baku variabel Biaya bahan baku

Biaya Tenaga Kerja Variabel Biaya Tenaga Kerja

Biaya Overhead Pabrik Variabel

Biaya Overhead Pabrik-Tetap

Biaya Overhead Pabrik Variabel

1. Komponen Biaya Produksi

Page 13: Dasar Dasar Am

2. Cara Penggolongan Biaya:Penggolongan Biaya menurut konsep Full Costing.

(-)

B I A Y A

BIAYA PRODUKSI BIAYA NON PRODUKSI

B OP-VB B B B T K B OP - T BIAYA PEMASARAN BIAYA ADM-UM.

Persed. BDP

Persed. Produk Jadi

Harga Pokok Penjualan

S A L E S

Laba Kotor Laba Bersih Usaha

BIAYA PERIODE

Page 14: Dasar Dasar Am

2. Cara Penggolongan Biaya:Penggolongan Biaya menurut konsep Variable Costing.

(-) (-)

(-)

B I A Y A

BIAYA VARIABEL BIAYA TETAP

BBB.V

BIAYA PRODUKSI

BTK.V

BIAYA NON PROD. BIAYA PRODUKSI BIAYA NON PROD.

Persed. BDP

Persed. Produk Jadi

Harga Pokok Penjualan

S A L E S

BATAS KONTRIBUSI KOTOR

Laba Bersih Usaha

BOP.V

BIAYA ADUMBI.PEMS BBB.

TBOP.

TBTK.

TBI.

PEMSR. T BI.ADUM.T

BATAS KONTRIBUSI BERSIH

BIAYA PERIODE

Page 15: Dasar Dasar Am

CONTOH: (data tahun 2010)Standar biaya produksi Produk AA /unit sbb:Biaya bahan baku - variabel Rp 3.500Biaya Tenaga Kerja – variabel 7.000Biaya Ov. Pabrik – variabel 2.500Biaya Ov. Pabrik – tetap 60.000.000/ tahun

Biaya Pemasaran variabel Rp 5.000; Biaya pemasaran tetap/tahun Rp 50.000.000; Biaya administrasi & umum tetap/tahun Rp 70.000.000

Kapasitas produksi 10.000 unit per tahun. Produksi tahun 2010 sebanyak kapasitas normal, yang sudah dijual 8.000 unit dengan harga Rp48.000/unit.

(1) Penghitungan Harga Pokok Produk per unit:

Full costing Variable Costing

Biaya Bahan Baku-Variabel Rp 3.500Biaya Tenaga Kerja-Variabel 7.000Biaya Overhead Pabrik-Variabel 2.500Biaya Overhead Pabrik-Tetap 6.000 ------------- + 19.000 ========

Biaya Bahan Baku -Variabel Rp 3.500Biaya Tenaga Kerja-Variabel 7.000Biaya Overhead Pabrik-Variabel 2.500 ------------- 13.000 =======

Page 16: Dasar Dasar Am

(2) Harga Pokok Persediaan Akhir:

Perbedaan Nilai Rp12.000.000 Kuantitas Persediaan Akhir x Biaya Tetap Prod./unit 2.000 x Rp 6.000 = Rp 12.000.000(3) Laporan Rugi-Laba (Full Costing):

Full Costing Variable Costing

Persediaan Akhir= (10.000 – 8.000) x Rp 19.000 = Rp 38.000.000

Persediaan Akhir = (10.000 – 8.000) x Rp 13.000 = Rp 26.000.000

Penjualan = 8.000 x Rp 48.000 ................................................................................................... Rp 384.000.000Harga Pokok Penjualan:Biaya Produksi (10.000 unit):Biaya Bahan Baku.............................. Rp 35.000.000Biaya Tenaga Kerja 70.000.000Biaya Overhead Pabrik Variabel 25.000.000Biaya Overhead Pabrik Tetap 60.000.000 --------------------- + Rp 190.000.000 (@19.000)Persediaan Akhir = 2.000 unit 38.000.000 ------------------------------------ (-)Harga Pokok Penjualan Rp 152.000.000 Rp 152.000.000 (-) -------------------------

Laba Kotor ........................................................ Rp 232.000.000Biaya Non Produksi (Biaya Periode):Biaya Pemasaran Variabel = 8.000 x Rp 5.000 = Rp 40.000.000Biaya Pemasaran Tetap 50.000.000Biaya Administrasi & Umum Tetap 70.000.000 ---------------------- (+) .................................... Rp 160.000.000 ------------------------ (-)

Laba Bersih Usaha ................................................................... Rp 72.000.000

Page 17: Dasar Dasar Am

Laporan Rugi-Laba (Variable Costing):

Perbedaan Laba Bersih antara konsep FULL COSTING dengan konsep VARIABLE COSTING=Rp 12.000.000, yaitu sebesar (Persediaan Akhir – Persediaan Awal ) x Biaya Tetap

Produksi/ unit (2.000 – 0) x Rp 6.000 = Rp 12.000.000

Penjualan = 8.000 x Rp 48.000 ...................................................................................................................... Rp 384.000.000Harga Pokok Penjualan:Harga Pokok Produksi Variabel (10.000 unit):Biaya Bahan Baku Variabel Rp 35.000.000Biaya Tenaga Kerja Variabel 70.000.000Biaya Overhead Pabrik Variabel 25.000.000 --------------------- (+) Rp 130.000.000 (@ Rp13.000)Persediaan Akhir (2.000 x Rp13.000) = 26.000.000 ---------------------- (-)Harga Pokok Penjualan Rp 104.000.000 --------------------------------- Rp 104.000.000 ------------------------ (-)

Batas Kontribusi Kotor ------------------------------------------------------------------------------------- Rp 280.000.000Biaya Pemasaran Variabel = 8.000 x Rp 5.000 ---------------------------------------------------------------------------- 40.000.000 ----------------------- (-)

Batas kontribusi Bersih ------------------------------------------------------------------------------------- Rp 240.000.000 Biaya Periode:Biaya Ov. Pabrik Tetap Rp 60.000.000Biaya Pemasaran Tetap 50.000.000Biaya Administrasi & Umum Tetap 70.000.000 --------------------- (+) ------------------------------------------------------------ Rp 180.000.000 ------------------------ (-)

Laba Bersih Usaha ------------------------------------------------------------------------------------------- Rp 60.000.000 ===============

Page 18: Dasar Dasar Am

KESIMPULAN:Jika Jumlah Produksi > Jumlah Penjualan Laba (Full Cost) > Laba (Variable Cost)Jika Jumlah Produksi < Jumlah Penjualan Laba (Full Cost) < Laba (Variable Cost)Jiaka Jumlah produksi = Jumlah Penjualan Laba (Full Cost) = Laba (Variable Cost)

Contoh di atas untuk kondisi tahun 2010. Seandainya dalam tahun 2011, Produk yang dihasilkan 11.000 unit sedangkan jumlah yang dijual 12.000 unit, maka susunlah laporan rugi-laba untuk tahun 2011 dengan konsep Full Costing maupun Variable Costing!!!!

MANFAAT VARIABLE COSTING:

1. Untuk Perencanaan Laba2. Untuk Penentuan Harga Jual3. Untuk Pengendalian Biaya4. Untuk Pengambilan Keputusan Jangka Pendek:

a. Keputusan untuk tetap memproduksi sendiri atau membeli dari luar produk tertentub. Keputusan untuk langsung menjual atau memproses lebih lanjut produk tertentuc. Keputusan untuk menerima atau menolak pesanan khusus (special order)d. Keputusan untuk menutup/menghentikan produksi produk tertentu dsb

MANFAAT VARIABLE COSTING

Page 19: Dasar Dasar Am

1. UNTUK PERENCANAAN LABA:Yaitu dengan menggunakan persamaan Break Even Point (BEP).BEP yaitu suatu kondisi di mana perusahaan tidak laba tetapi juga tidak rugi (impas).BEP Laba = 0Persamaan Perusahaan:

TR = TC + ITR = a + bQ + IJika I = 0 BEPMaka pada BEP:TR = TCP x Q = a + bQa = pQ - bQa = Q (p – b) aBEP (Q) = ------------ p - b

TR = Total Revenue = p x QTC = Total Cost = a + bQI = Income = labaP = price= harga jual/unitQ = quantity= kuantitas penjualana = jumlah biaya tetapb = biaya variabel per unit

p – b = batas kontribusi unitTR – TVC = batas kontribusi total

Page 20: Dasar Dasar Am

Dari contoh di atas maka: BEP perusahaan (Q) = = = = 6.000 unit BEP dalam Rp penjualan p x Q = = = 180.000.000 180.000.000 180.000.000BEP (Rp) = -------------------------- = ---------------------- = --------------------- = Rp 288.000.000 18.000 1 - 0,375 0,625 1 - ----------------- 48.000Bukti:6.000 x Rp48.000= 180.000.000 + (6.000 x Rp18.000)

a ---------------

P - b

180.000.000---------------------------

48.000 – 18.000

180.000.000----------------------

30.000

a -------------- x p

P - b

a---------------

P - b---------

p

a=------------------

- p b ------- - -------- p p

a-------------

b 1 - ---- p

Page 21: Dasar Dasar Am

(1) Untuk Perencanaan Laba:Berapa penjualan yang harus dicapai perusahaan (dalam Q dan Rp) jika perusahaan ingin laba:a. Rp 90.000.000b. 30% dari penjualanc. 40% dari jumlah biayad. Laba bersih (EAT) Rp 80.000.000 Tarip pajak rata-rata 20%

Penghitungan BEP untuk lebih dari 1 jenis produk:Diperlukan data tentang:1. Product Mix= perbandingan kuantitas produk yang dihasilkan2. Sales Mix = perbandingan hasil penjualan produk yang dihasilkanContoh: Perusahaan menghasilkan 2 jenis produk dengan data sbb:

Keterangan Produk A Produk B

Harga jual/unit Rp 40.000 Rp 60.000

Jumlah produksi 3.000 1.000

Biaya variabel/unitBiaya tetap bersama

Rp 12.000Rp 60.000.000

Rp15.000

Page 22: Dasar Dasar Am

Margin of Safety (Batas aman):

Batas sampai sejauh mana penjualan yang dianggarkan boleh berkurang (turun) tetapi perusahaan tidak sampai menderita rugi.

Margin of Safety dapat dinyatakan dalam Q, Rp maupun %Margin of safety (Q) = Penjualan Anggaran (Q) – Penjualan pada BEP (Q)Margin of safety (RP)= Penjualan Anggaran (RP) – Penjualan pada BEP (Rp) Penjualan Anggaran – Penjualan pada BEPMargin of safety (%) = ----------------------------------------------------------- x 100% Penjualan Anggaran

Shut Down Point (Titik penutupan usaha):Titik dimana perusahaan sebaiknya menutup/menghentikan usahanya, sebab kalau

diteruskan perusahaan justru akan semakin merugi. SDP dapat dinyatak dalam Q maupun Rp penjualan.

Fixed Cash CostSDP (Q) = --------------------- p - b

Fixed Cash CostSDP (Rp) = ---------------------- b 1 - ---------- p

Page 23: Dasar Dasar Am

(2) Untuk Penentuan Harga Jual: Anggaran penjualan perusahaan untuk tahun 2011, 8.000 unit. Laba yang diinginkan sebelum pajak 150.000.000 tarip pajak rata-rata 20%. Berapa harga jual yang harus ditentukan agar laba perusahaan tercapai?

(3) Untuk Pengendalian Biaya:Karena di dalam konsep Variable Costing, perusahaan telah memisahkan biaya menurut variabilitasnya, yaitu ke dalam Biaya Tetap dan Biaya Variabel, maka akan mempermudah manajemen untuk mengendalikan biaya, yaitu dengan mengamati mana biaya yang sifatnya dapat dikendalikan dan mana yang tidak dapat dikendalikan. Biaya Variabel diskresi dan biaya tetap diskresi merupakan biaya yang dapat dikendalikan oleh manajemen.

Page 24: Dasar Dasar Am

(4) Untuk Pengambilan Keputusan Jangka Pendek:(4.1) Keputusan untuk tetap memproduksi sendiri atau membeli dari luar produk/bagian produk tertentu.

Contoh:Saat ini perusahaan memproduksi salah satu bagian produkn (produk SCA) dengan biaya produksi/unit sbb:BBB Rp 2.800BTKL 4.300BOP.V 2.900 = Rp 15.000BOP. T terhindarkan 2.000BOP.T tak terhindarkan 3.000

Kebutuhan perusahaan untuk produk SCA 10.000 unit per tahun. Saat ini perusahaan memperoleh tawaran dari luar untuk membeli produk SCA dengan harga Rp 13.950/unit. Dan Perusahaan luar bersedia mensuplai 10.000/tahun.Apakah perusahaan akan tetap membuat sendiri produk SCA tersebut atau sebaiknya membeli dari luar?

Page 25: Dasar Dasar Am

KEPUTUSAN:Membeli jika Harga Supplier < Biaya TerhindarkanMembuat Sendiri jika Harga Supplier > Biaya Terhindarkan

(4.2) Keputusan untuk langsung menjual atau memproduksi lebih lanjut produk tertentu.

Contoh:Perusahaan saat ini menghasilkan Produk X sebanyak 6.000 unit. Kapasitas

pabrik adalah 15.000jkl/tahun. Untuk memproduksi 1 unit Produk X diperlukan biaya sbb:Biaya Bahan Baku ..................... Rp 30.000Biaya Tng Kerja Lgs = 2 jam @ Rp20.000 = Rp 40.000BOP- Variabel= 2 jam @ Rp 8.000 Rp 16.000BOP- Tetap= 2 jam @ Rp 17.000 Rp 34.000

----------------- +Biaya produksi/unit Rp 120.000

Produk X dijual dengan harga jual Rp 225.000/unit. Biaya pemasaran variabel/unit Rp 4.000; Biaya non produksi tetap Rp145.000.000/tahun. Terhadap sisa kapasitas perusahaan mempunyai 2 alternatif:Alternatif 1:Memproduksi lebih lanjut produk X menjadi XXI dengan tambahan biaya /unit Rp30.000 Produk XXI akan dapat diserap oleh pasar seluruhnya dengan harga Rp 275.000/unit.

Page 26: Dasar Dasar Am

Alternatif 2:Membuat produk Y, dengan rincian biaya sbb:Biaya Bahan Baku Rp 15.000Biaya Tenaga kerja 1/2jam @ Rp 25.000 12.500BOP-Variabel ½ jam @ Rp 15.000 7.500

--------------- +Jumlah Rp 35.000

Harga jual produk Y Rp 60.000/unit. Biaya pemasaran variabel Rp 3.000/unit. Seluruh produk Y juga akan dapat diserap oleh pasar.Pilih, alternatif mana yang akan dipilih perusahaan?

(4.3) Keputusan untuk menerima atau menolak pesanan khusus (special order)Contoh:Perusahaan mempunyai kapasitas normal sebanyak 100.000 jkl. Perusahaan saat ini telah menggunakan

80.000jkl untuk memproduksi produk S sebanyak 80.000unit, dengan struktur biaya/unit sbb:Biaya Bahan Baku Rp 15.000Biaya tenaga kerja langsung-V 18.000BOP-Variabel 12.000BOP-Tetap 25.000

--------------- +Biaya produksi/unit Rp 70.000

Produk S dijual dengan harga Rp 100.000/unit Perusahaan menerima pesanan khusus produk S sebanyak 20.000 unit dari Pemda dengan harga Rp 65.000/unit

Tentukan apakah pesanan dari Pemda tersebut akan diterima atau ditolak?

Page 27: Dasar Dasar Am

(4.4) Keputusan untuk menambah jenis produk tertentu

(4.5) Keputusan untuk menutup/menghentikan produksi jenis produk tertentu.Contoh:Perusahaan memiliki kapasitas normal 100.000jkl/tahun. Berikut adalah data penjualan dan biaya dari produk yang dihasilkan perusahaan: Produk P Produk Q

Jumlah produk : 30.000 unit Jumlah produk: 40.000 unit

Biaya produksi/unit (Rp): Biaya produksi/unit (Rp):

Biaya bahan baku 25.000 Biaya bahan baku 10.000

BTKL= 2jam @15.000=30.000 [email protected]=17.500

[email protected]=25.000 [email protected]=12.500

[email protected]=45.000 [email protected]=22.500

Jmlh bi. Produksi =Rp 125.000 Jmlh bi produksi =Rp 62.500

Harga jual/unit Rp200.000 Harga jual/unit=Rp 110.000

Biaya tetap total 2.000.000.000

Page 28: Dasar Dasar Am

Jika perusahaan ingin menghentikan produksi salah satu jenis produk, dan seluruh kapasitas digunakan untuk menghasilkan produk yang masih diteruskan, dan berdasarkan survey pasar masih sanggup untuk menyerap seluruh produk yang dihasilkan, maka produk mana yang sebaiknya dihentikan produksinya?

ANALISIS HUBUNGAN BIAYA-LABA-VOLUME(ANALISIS CPV)

Merupakan studi hubungan timbal balik antara:1. Harga jual per unit2. Biaya variabel per unit3. Biaya tetap4. Volume penjualan

Konsep yang digunakan:1. Batas kontribusi/contribution margin2. Rasio batas kontribusi/Contribution margin ratio3. Struktur biaya4. Degree of Operating Leverage (DOL)

Page 29: Dasar Dasar Am
Page 30: Dasar Dasar Am

BATAS KONTRIBUSI

CONTRIBUTION MARGIN RATIO

Page 31: Dasar Dasar Am

Struktur Biaya

Degree of Operating Leverage

Page 32: Dasar Dasar Am

CONTOH:Data Perusahaan R, untuk tahun 2008:Penjualan 40.000 unit x Rp 25.000 Rp 1.000.000.000Biaya Variabel 40.000 unit x Rp 15.000 600.000.000

Batas Kontribusi 400.000.000Biaya Tetap/Biaya Periode 350.000.000

Laba 50.000.000Dari data tersebut: ==========Batas kontribusi / unit Rp 10.000

Contribution Margin Ratio =

Jika pada tahun 2009 ada kenaikan penjualan 20% atau Rp 200.000.000 atau 8.000 unit, maka:

Kenaikan laba untuk tahun 2009 = 8.000 x Rp 10.000 = Rp 80.000.000 atau

Rp 200.000.000 x 40% = Rp 80.000.000

15.0001 - ----------- = 1 – 0,6 = 0,4 = 40% 25.000

Page 33: Dasar Dasar Am

PENERAPAN ANALISIS C-P-V:1. Perubahan biaya variabel dan volume penjualan.

Contoh:Perusahaan saat ini memproduksi Produk A sebanyak 40.000 unit dengan struktur biaya sdan hasil penjualan sebagai berikut:Penjualan = 40.000 x Rp 25.000 Rp 1.000.000.000Biaya variabel= 40.000 x Rp 15.000 600.000.000 – Laba kontribusi Rp 400.000.000Biaya tetap Rp 350.000.000 -

Laba usaha Rp 50.000.000 ================Untuk tahun depan manajer produksi mengusulkan untuk menggunakan suku

cadang lokal, sehingga akan menghemat biaya produksi Rp2.500/unit. Namun diperkirakan penjualan akan turun dengan 10%. Apakah usulan manajer produksi tersebut sebaiknya dipenuhi atau tidak?

Page 34: Dasar Dasar Am

2. Perubahan biaya tetap dan volume penjualan:Manajer pemasaran mengusulkan untuk menaikkan biaya iklan di tahun depan sebesar Rp 100.000.000, diprediksikan penjualan akan naik dengan 30%.

3. Perubahan biaya tetap, biaya variabel dan volume penjualan:Manajer personalia mengusulkan untuk mengubah gaji tenaga pemasaran yang semula Rp 60.000.000 per tahun diubah menjadi Rp 2.000/unit. Diharapkan penjualan akan naik dengan 25%

4. Perubahan harga jual, biaya tetap dan volume penjualan:Manajer pemasaran mengusulkan untuk menurunkan harga jual dengan Rp2.500/unit, menaikkan biaya iklan Rp 50.000.000 dan diprediksikan penjualan akan meningkat dengan 40%

Page 35: Dasar Dasar Am

BIAYA RELEVAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN.Biaya Relevan:Biaya masa yang akan datang dan berbeda untuk setiap alternatif. Contoh Biaya Relevan:1. Biaya deferensial2. Biaya inkrimental3. Biaya kesempatan4. Biaya terhindarkan5. Biaya hipotetis

Biaya Tidak Relevan:1. Biaya tenggelam (sunk cost)2. Biaya tak terhindarkan3. dll

Page 36: Dasar Dasar Am

Penentuan Harga Jual:

PENENTUAN HARGA JUAL

COST PLUS PRICING = COST + MARK UP

MARKET BASED PRICING

TOTAL COST

CONTRIBUTION APPROACH

ABSORPTION APPROACH

= BIAYA PRODUKSI + BIAYA PEMASARAN + BIAYA ADMINISTRASI + MARK UP *)

BIAYA PRODUKSI VARIABEL + BIAYA PEMASARAN VARIABEL + BIAYA ADUM VARIABEL + MARK UP ***)

= BIAYA PRODUKSI + MARK UP**)

=

*) MARK UP = LABA YANG DIKEHENDAKI**) MARK UP= LABA YG DIKEHENDAKI + BI PMSR. + BIAYA ADUM***) MARK UP= LABA YANG DIKEHENDAKI + SEMUA BIAYA TETAP

Page 37: Dasar Dasar Am

CONTOH:PT R merencanakan akan memproduksi dan menjual produk Y. Untuk itu diperlukan

investasi dalam peralatan dan modal kerja sebesar Rp 1.500.000.000. ROI minimal yang diharapkan perusahaan dari penjualan produk Y 16%. Biaya untuk memproduksi 30.000 unit produk Y setahun dianggarkan sbb:

Tentukan harga jual/unit, jika digunakan metode:1. Absorption costing approach2. Variable costing/contribution approach3. Total costSusunlah Laporan laba rugi jika dalam tahun itu produk yang dijual 25.000 unit.

Jenis Biaya Per Unit T o t a l

Biaya Bahan Baku Rp 12.000

Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 20.000

Biaya Overhead Pabrik Variabel Rp 3.000

Biaya Overhead Pabrik Tetap Rp 10.000 Rp 300.000.000

Biaya Pemasaran & Ad.Um. Variabel Rp 5.000

Biaya Pemasaran & Ad.Um. Tetap Rp 14.000 Rp 420.000.000

Page 38: Dasar Dasar Am

Total Cost:ROI = 16% x Rp 1.500.000.000 = Rp 240.000.000 Biaya Produksi = Rp 45.000 x 30.000 = Rp 1.350.000.000Biaya Pemasaran & Adum variabel = Rp 5.000 x 30.000 = Rp 150.000.000Biaya Pemasaran & Adum Tetap 420.000.000 --------------------------- +

Jumlah Rp 2.160.000.000Jadi harga jual/unit = Rp 2.160.000.000 : 30.000 = Rp 72.000

Laporan laba rugi:Penjualan = 25.000 x Rp 72.000 Rp 1.800.000.000HPP Variabel= 25.000 x Rp 35.000 875.000.000

-------------------------- -Batas kontribusi kotor 925.000.000Biaya Pemasaran & Adum variabel = 25.000 x Rp 5.000 125.000.000 ------------------------- -Batas kontribusi bersih 800.000.000Biaya periode (biaya tetap) 720.000.000

------------------------- -Laba Usaha 80.000.000

Page 39: Dasar Dasar Am

Laporan Laba rugi (Full costing)

Penjualan = 25.000 x Rp 72. 000 1.800.000.000

Harga Pokok Penjualan = 25.000 x Rp 45.000 1.125.000.000

Laba kotor 675.000.000

Biaya Komersial:

Biaya Pemsaran & Adum. Variabel= 25.000 x Rp 5.000

125.000.000

Biaya Pemasaran dan Adum Tetap 420.000.000 545.000.000

Laba Usaha 130.000.000

Page 40: Dasar Dasar Am

KEPUTUSAN PENANAMAN MODAL (CAPITAL BUDGETING)

Page 41: Dasar Dasar Am

[email protected] 41

PROSES RENCANA PENANAMAN MODAL:

1. Identifikasi & Pendefinisian Proyek2. Evaluasi & Seleksi3. Monitoring & Review

DATA UNTUK RENCANA PENANAMAN MODAL:1. Karakteristik data dalam penganggaran modal berbeda dengan data yang

digunakan untuk tujuan pelaporan keuangan.Perbedaan:a. Periode datab. Obyek pengukuranc. Rentang waktu

2. Faktor-faktor yang relevan dalam penganggaran modal:a. Arus kas keluar (cash outflow)b. Arus kas masuk (cash inflow)

Page 42: Dasar Dasar Am

JENIS-JENIS PENANAMAN MODAL:1. Penanaman modal yang tidak menghasilkan laba2. Penanaman modal yang sulit diukur labanya3. Penanaman modal untuk perluasan (expansion)4. Penanaman modal untuk penggantian (replacement)

Penanaman Modal Yang Tidak Menghasilkan Laba suatu keharusan (misal karena peraturan pemerintah dsb)

Penanaman Modal Yang Sulit Diukur Labanyadidasarkan pada kebijakan manajemen

[email protected] 42

Page 43: Dasar Dasar Am

[email protected] 43

PERHITUNGAN CASHFLOW

1. Perhitungan Aliran Kas Keluar:Untuk Perluasan Kas Keluar sebesar:Harga Perolehan Investasi, yaitu sebesar harga faktur ditambah biaya-biaya yang terkait sehingga aset/investasi siap untuk dioperasionalkan secara normal (jika investasi diperoleh dari pembelian). Jika investasi dibangun/dibuat sendiri sebesar biaya pembangunan sampai aset siap dioperasionalkan secara normal.

Untuk Penggantian Kas Keluar sebesar:Harga Perolehan Aset/Investasi baru dikurangi nilai jual aset lama (jika ada) dengan memperhitungkan pengaruh faktor pajak.

Page 44: Dasar Dasar Am

Perhitungan cashflow..........(lanjutan)

2. Perhitungan Aliran Kas Masuk:Aliran kas masuk/cash inflow/proceed: laba bersih + biaya non tunaiBiaya non tunai, misal: depresiasi, amortisasi dsb.

METODE PENILAIAN INVESTASI:1. Payback Period Method2. Net Present Value3. Profitability Index4. Internal Rate of Return/Discounted Cashflow5. Average Rate of Return / Accounting Rate of Return

Metode 1 – 4 menggunakan konsep laba tunaiMetode 5 menggunakan konsep laba [email protected] 44

Page 45: Dasar Dasar Am

[email protected] 45

Contoh menghitung Cash Outflow

Expansi:Perusahaan akan menambah 1 unit mesin baru yang harga daftarnya (list price) Rp.100.000.000. Jika dibeli tunai ada diskon 8% PPn yang harus dibayar 10%.Biaya angkut dan asuransi Rp.4.800.000. Biaya pemasangan dan percobaan Rp.5.000.000

Page 46: Dasar Dasar Am

[email protected] 46

Perhitungan cash outflow........ (lanjutan)

Perhitungan:Harga daftar Rp. 100.000.000Potongan 8% Rp. 8.000.000 -

Harga neto Rp. 92.000.000PPn 10% Rp. 9.200.000 +

Harga faktur Rp. 101.200.000Biaya-biaya s.d. operasional Rp. 9.800.000 +

Cash outflow (cost Mesin) Rp. 111.000.000

Page 47: Dasar Dasar Am

[email protected] 47

Replacement (penggantian):Perusahaan akan mengganti mesin lama dengan yang baru yang sudah dipakai sejak 3 tahun yang lalu. Cost mesin baru Rp.111juta. Mesin lama dibeli dengan cost Rp.80juta, UE=8th NR=0Jika dijual saat ini mesin lama akan laku Rp40juta. Tarip pajak rata-rata 15%. Berapa dana yang diperlukan untuk membiayai penggantian mesin tersebut?

Page 48: Dasar Dasar Am

Perhitungan:

Harga Perolehan Aset Baru............ Rp 111.000.000Harga Jual Aset Lama Rp 40.000.000Tas Saving= 15% x 10.000.000 = 1.500.000 ------------------- + 41.500.000 ----------------------- -

Cash Outflow Rp 69.500.000 ===============

[email protected] 48

Page 49: Dasar Dasar Am

[email protected] 49

• Contoh penghitungan cash inflow untuk replacement:

Mesin Lama,sudah dipakai 3 th; cost 80.000.000; UE=8 th; NR=0. Cost Mesin Baru Rp 111jt. UE=5th, NR=11jt.Dengan Mesin Baru diprediksikan ada kenaikan penjualan/th Rp20jt, penghematan biaya operasional Rp 18jt. Tax rate 15%.

Page 50: Dasar Dasar Am

TOTAL APPROACH

KETERANGAN MESIN LAMA MESIN BARU PERBEDAAN

Penjualan Rp 70.000.000 Rp 90.000.000 Rp 20.000.000

Biaya Operasional Rp 40.000.000 Rp 22.000.000 Rp 18.000.000

Depresiasi Rp 10.000.000 Rp 20.000.000 (Rp 10.000.000)

Earning Before Tax Rp 20.000.000 Rp 48.000.000 Rp 28.000.000

Tax 15% Rp 3.000.000 Rp 7.200.000 (Rp 4.200.000)

Earning After Tax Rp 17.000.000 Rp 40.800.000 Rp 23.800.000

Cash Inflow Rp 27.000.000 Rp 60.800.000 Rp 33.800.000

Page 51: Dasar Dasar Am

METODE PAYBACK PERIOD(Metode jangka waktu pengembalian)

Metode ini mengukur dalam jangka waktu berapa lama suatu investasi akan kembali (tertutup)

PBP = (Cash outflow – Nilai sisa investasi) : Laba tunai tahunan

Kriteria: jika PBP ≤ ketetapan manajemen usulan diterima jika PBP > ketetapan manajemen usulan ditolak

[email protected] 51

Page 52: Dasar Dasar Am

[email protected] 52

Contoh:

• Perusahaan merencanakan akan membeli mesin produksi yang costnya Rp. 108.500.000. Ditaksir mesin akan dapat digunakan selama 5 tahun dengan nilai residu Rp 8.500.000. Selama umur ekonomisnya diperkirakan dapat menghasilkan laba bersih Rp 20juta/tahun. Jika digunakan metode payback, maka dalam jangka waktu berapa lama investasi ke dalam mesin tersebut akan kembali?

• PBP={(108.500.000-8.500.000):40.000.000} x 1 thn• PBP = 2,5 tahun

• Misalkan manajemen menentukan PBP maksimal 3 tahun, maka usulan investasi ini dapat dilaksanakan

Page 53: Dasar Dasar Am

[email protected] 53

Kelemahan metode Payback Period:

• Metode PBP tidak memperhitungkan nilai waktu uang (time value of money)

• Tidak mempertimbangkan aliran kas masuk selanjutnya setelah suatu investasi tertutup

Page 54: Dasar Dasar Am

[email protected] 54

Contoh ........... (lanjutan)

• Dari contoh di atas jika pola laba bersih yang diprediksikan sbb: Th I Rp.15juta Th II Rp.18juta Th III Rp.20juta Th IV Rp.25juta dan Th V Rp.20juta berapa payback periodnya?

• PBP= 2th, 8 bln

Page 55: Dasar Dasar Am

[email protected] 55

Metode Net Present Value

• Metode Net Present Value:Yaitu dengan mencari nilai sekarang dari cash inflow selama umur investasi atas dasar tingkat prosentase tertentu, setelah dijumlahkan kemudian membandingkan dengan Cash outflownya.

Tingkat % dapat berupa: tingkat bunga umum, cost of capital perusahaan atau tingkat laba yang dikehendaki.

Kriteria:Jika TPV > Cash outflow, NPV positif (+) diterimaJika TPV < Cash outflow, NPV negatif (-) ditolak

Page 56: Dasar Dasar Am

PROFITABILITY INDEX METHOD

Metode profitability index identik dengan metode present value.Jika pada metode present value, setelah diperoleh jumlah nilai tunai kemudian dikurangkan dengan cash outflow, maka pada metode profitability index jumlah nilai tunai dibagi dengan cash outflow.

[email protected] 56

Present Value

NPV = Total PV – Cash outflow

Profitability Index

Total PV PI = ----------------- Cash Outflow

Page 57: Dasar Dasar Am

Cash outflow Rp 108.500.000; UE = 5 tahun; Nilai Residu Rp 8.500.000Prediksi laba bersih selama 5 tahun sbb:Tahun 1 Rp 15.000.000Tahun 2 18.000.000Tahun 3 20.000.000Tahun 4 22.000.000Tahun 5 20.000.000Perusahaan ingin laba dari investasi yang dilakukan rata-rata 18% per tahun. Apakah

investasi tersebut akan dilaksanakan jika digunakan metode Internal Rate of Return?

Tahun Laba bersih Laba Tunai Disc.Factor 18% Present Value

1 15.000.000 35.000.000 0,8475 29.662.500

2 18.000.000 38.000.000 0,7182 27.291.600

3 20.000.000 40.000.000 0,6086 24.344.000

4 22.000.000 42.000.000 0,5158 21.663.600

5 20.000.000 40.000.000 0,4372 17.488.000

8.500.000 8.500.000 0,4372 3.716.200

Total PV= 124.165.900

Page 58: Dasar Dasar Am

Metode NPV:Total Present Value Rp 124.165.900Cash Outflow 108.500.000 ----------------------- -Net Present Value Rp 15.665.900 (positif)

Investasi tersebut layak dilakukan.

Metode Profitability Index:PI = TPV : CO = Rp 124.165.900 : 108.500.000 = 1,14

Metode Internal Rate of Return:

Page 59: Dasar Dasar Am

Tahun Laba Tunai Disc.Factor 30% Present Value Present Value 18%

1 35.000.000 0,7692 26.992.000

2 38.000.000 0,5917 22.484.600

3 40.000.000 0,4552 18.208.000

4 42.000.000 0,3501 14.704.200

5 40.000.000 0,2693 10.772.000

8.500.000 0,2693 2.289.050

95.449.850 124.165.900

Page 60: Dasar Dasar Am

Interpolasi:

IRR= 18% + {(15.665.900:28.716.050) x 12%} = 18% + 6,5% = 24,5%

Accounting/Average Rate of Return:

1) AROR a/d Total Investasi =

2) AROR a/d Rata-rata Investasi =

% TPV TPV dg. CO

18 124.165.900 124.165.900

30 95.449.850 108.500.000

12% 28.716.050 15.665.900

Rata-rata laba ------------------- x 100%Total Investasi

Rata-rata laba---------------------------- x 100 %Inv.awal + Inv.akhir------------------------- 2

Page 61: Dasar Dasar Am

AROR a/d Total Investasi= Rp 19.000.000-------------------------- x 100% = 17,5%Rp 108.500.000

AROR a/d Rata-rata Investasi:

Rp 19.000.000---------------------- x 100% = 32,48%Rp 58.500.000

Page 62: Dasar Dasar Am

[email protected] 62

METODE INTERNAL RATE OF RETURN

• Metode Internal rate of return:Mencari tingkat prosetase yang menyamakan jumlah nilai tunai dari cash inflow selama umur investasi sama dengan cash outflownya.Secara manual untuk menentukan prosentase tersebut dengan menggunakan cara trial and error

Pada tingkat 18% = TPV Rp 128.808.200Pada tingkat 30% = TPV Rp 99.709.050

Page 63: Dasar Dasar Am

[email protected] 63

• Kiteria pada metode IRR:Jika IRR ≥ ketetapan mgt diterimaJika IRR < ketetapan mgt ditolakJika alternatif investasi lebih dari 1, maka dipilih yang menghasilkan IRR paling tinggi

Page 64: Dasar Dasar Am

METODE AVERAGE/ACCOUNTING RATE OF RETURN

Cash Outflow Rp 111.000.000; Umur ekonomis 5 tahun, nilai sisa Rp 11.000.000

Laba bersih per tahun Rp 20.000.000 20.000.000ARR = -------------------- x 100% = 18,02% 111.000.000

(atas dasar total investasi)

ARR =

(atas dasar rata-rata investasi) [email protected] 64

20.000.000----------------------------------- x 100%111.000.000 + 11.000.000----------------------------------- 2

20.000.000= ---------------- x 100% = 32, 8% 61.000.000

Page 65: Dasar Dasar Am

Tahun Laba bersih tahunan

1 Rp 18.000.000

2 Rp 18.000.000

3 Rp 20.000.000

4 Rp 22.000.000

5 Rp 25.000.000

[email protected] 65

POLA LABA BERSIH

Page 66: Dasar Dasar Am

PENGHITUNGAN NILAI SEKARANG:

Tahun Laba Tunai Discount factor 18%

Nilai Sekarang

1 Rp 38.000.000 0,8475 Rp 32.205.000

2 Rp 38.000.000 0,7182 Rp 27.291.600

3 Rp 40.000.000 0,6086 Rp 24.344.000

4 Rp 42.000.000 0,5158 Rp 21.663.600

5 Rp 45.000.000 0,4371 Rp 19.669.500

Rp 8.500.000 0,4371 Rp 3.715.350

Total Present Value Rp 128.889.050

Cash Outflow Rp 108.500.000

Net Present Value Rp 20.389.050 (+)

Page 67: Dasar Dasar Am
Page 68: Dasar Dasar Am
Page 69: Dasar Dasar Am
Page 70: Dasar Dasar Am
Page 71: Dasar Dasar Am
Page 72: Dasar Dasar Am
Page 73: Dasar Dasar Am
Page 74: Dasar Dasar Am
Page 75: Dasar Dasar Am
Page 76: Dasar Dasar Am
Page 77: Dasar Dasar Am
Page 78: Dasar Dasar Am