14
Aulia Nofrianti [1202483] Makalah Pengantar Geografi Regional MAKALAH PENGANTAR GEOGRAFI REGIONAL DAMPAK NEGATIF AKIBAT PEMBANGUNAN DI KAWASAN BANDUNG UTARA Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Geografi Regional Disusun oleh Aulia Nofrianti (1202483) JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2013

Dampak pembangunan di kbu

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Dampak pembangunan di kbu

Aulia Nofrianti [1202483] – Makalah Pengantar Geografi Regional

MAKALAH PENGANTAR GEOGRAFI REGIONAL

DAMPAK NEGATIF AKIBAT PEMBANGUNAN

DI KAWASAN BANDUNG UTARA

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Geografi Regional

Disusun oleh

Aulia Nofrianti (1202483)

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2013

Page 2: Dampak pembangunan di kbu

Aulia Nofrianti [1202483] – Makalah Pengantar Geografi Regional

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat-

Nya saya dapat menyelesaikan Makalah Pengantar Geografi Regional ini.

Saya mohon maaf atas kekurangan maupun kekeliruan yang terdapat pada

tugas ini karena masih jauh dari kata sempurna untuk memperkaya khazanah

pengetahuan kita. Untuk itu dalam kesempatan ini saya sebagai penyusun

mempersilakan kepada pembaca untuk bersama-sama mengkoreksi tugas ini agar

tercipta makalah yang baik dan sesuai dengan kaidah. Akhir kata saya ucapkan

terima kasih.

Bandung, November 2013

Penyusun

Page 3: Dampak pembangunan di kbu

Aulia Nofrianti [1202483] – Makalah Pengantar Geografi Regional

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................... 2

C. Tujuan Penulisan ...................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Deskripsi Umum Kawasan Bandung Utara ............................. 3

B. Fungsi Kawasan Bandung Utara .............................................. 4

C. Hubungan antara Pembangunan dengan Daerah di

Kawasan Bandung Utara ......................................................... 6

D. Dampak Negatif dari Banyaknya Pembangunan

di Kawasan Bandung Utara ...................................................... 7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................ ............. 9

B. Saran ........................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 11

Page 4: Dampak pembangunan di kbu

Aulia Nofrianti [1202483] – Makalah Pengantar Geografi Regional

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara fungsional daerah-daerah yang masuk Kawasan Bandung

Utara meliputi 10 Kecamatan (30 Kelurahan) di Kota Bandung, 3

Kecamatan (20 Desa) di Kabupaten Bandung, 2 Kecamatan (8 Kelurahan)

di Kota Cimahi, dan 6 Kecamatan (49 Desa) di Kabupaten Bandung Barat.

Dengan luas Kawasan Bandung Utara adalah kurang lebih 38.543,33 Ha.

(Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung, 2012)

Rancangan Tata Ruang dan Wilayah Kabupaten Bandung (Rina &

Iskandar, 2011) mengemukakan bahwa Kawasan Bandung Utara adalah

kawasan yang berfungsi lindung di perbatasan Kabupaten dan Kota

Bandung. Kawasan ini merupakan daerah resapan air bagi hidrologis Kota

Bandung. Pengembangan kawasan Bandung Utara di masa datang

dilakukan dengan lebih berorientasi pada pengamanan fungsi lindung

melalui kebijakan pembatasan pengembangan fisik kawasan khususnya

melalui pembatasan jenis pembangunan serta pembatasan area liputan

bangunannya.

Menurut Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung (A-

Rahiem, 2013) Kawasan Bandung Utara (KBU) adalah kawasan yang

sangat penting karena menyuplai airtanah bagi wilayah Cekungan

Bandung. Sekitar 60% air tanah Cekungan Bandung disuplai dari kawasan

seluas 38.543,33 Ha, dan sisanya sekitar 40% dipenuhi dari Kawasan

Bandung Selatan. Kawasan ini dibatasi barisan Gunung Burangrang,

Masigit, Gedogan, Sunda, Tangkubanparahu dan Manglayang, berada

pada ketinggian sekitar 750 s.d 1.000 m dpl.

Berdasarkan kegunaannya sebagai kawasan penyuplai airtanah bagi

wilayah Cekungan Bandung, maka fungsi lahan yang harus ditinjau adalah

Page 5: Dampak pembangunan di kbu

Aulia Nofrianti [1202483] – Makalah Pengantar Geografi Regional

kemampuan Kawasan Bandung Utara untuk meresapkan air permukaan ke

dalam tanah sehingga nantinya dapat menjadi airtanah masih bisa atau

tidak. Namun, kenyataannya sampai saat ini pembangunan di Kawasan

Bandung Utara terus berlanjut, banyak kawasan hijau yang digusur dan

dijadikan perumahan, villa, tempat wisata dan lain-lain.

Berawal dari pemikiran pada latar belakang diatas Penulis

membuat makalah “Dampak Negatif Akibat Pembangunan di Kawasan

Bandung Utara”.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa fungsi Kawasan Bandung Utara?

2. Apa penyebab banyaknya pembangunan di Kawasan Bandung Utara?

3. Apa dampak negatif dari pembangunan di Kawasan Bandung Utara?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui fungsi sebenarnya dari Kawasan Bandung Utara.

2. Untuk mengetahui penyebab semakin banyaknya bangunan yang

didirikan di Kawasan Bandung Utara.

3. Untuk mengetahui dampak negatif dari pembangunan di Kawasan

Bandung Utara.

Page 6: Dampak pembangunan di kbu

Aulia Nofrianti [1202483] – Makalah Pengantar Geografi Regional

BAB II

PEMBAHASAN

A. Deskripsi Umum Kawasan Bandung Utara

Wilayah Kawasan Bandung Utara meliputi 10 Kecamatan (30

Kelurahan) di Kota Bandung, 3 Kecamatan (20 Desa) di Kabupaten

Bandung, 2 Kecamatan (8 Kelurahan) di Kota Cimahi, dan 6 Kecamatan

(49 Desa) di Kabupaten Bandung Barat. (Badan Pelayanan Perizinan

Terpadu Kota Bandung, 2012)

Menurut Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 1 Tahun 2008

Tentang Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Bandung Utara Bab 1

Pasal 16 menyatakan bahwa Kawasan Bandung Utara yang selanjutnya

disebut KBU adalah kawasan yang meliputi sebagian wilayah Kabupaten

Bandung, Kota Bandung, Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat

dengan di sebelah utara dan timur dibatasi oleh punggung topografi yang

menghubungkan puncak Gunung Burangrang, Masigit, Gedongan, Sunda,

Tangkubanparahu dan Manglayang, sedangkan di sebelah barat dan

selatan dibatasi oleh garis (kontur) 750 m di atas permukaan laut (dpl)

yang secara geografis terletak antara 107º 27’ - 107 º Bujur Timur, 6º 44’ -

6º 56’ Lintang Selatan.

Gambar 2.1 Peta Gunung Burangrang dan Tangkubanperahu

Page 7: Dampak pembangunan di kbu

Aulia Nofrianti [1202483] – Makalah Pengantar Geografi Regional

Gambar 2.2 Peta Gunung Manglayang

B. Fungsi Kawasan Bandung Utara

Rancangan Tata Ruang dan Wilayah Kabupaten Bandung (Rina &

Iskandar, 2011) mengemukakan bahwa Kawasan Bandung Utara adalah

kawasan yang berfungsi lindung di perbatasan Kabupaten dan Kota

Bandung. Kawasan ini merupakan daerah resapan air bagi hidrologis Kota

Bandung. Pengembangan kawasan Bandung Utara di masa datang

dilakukan dengan lebih berorientasi pada pengamanan fungsi lindung

melalui kebijakan pembatasan pengembangan fisik kawasan khususnya

melalui pembatasan jenis pembangunan serta pembatasan area liputan

bangunannya.

Menurut Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung,

Kawasan Bandung Utara (KBU) adalah kawasan yang sangat penting

karena menyuplai airtanah bagi wilayah Cekungan Bandung. Sekitar 60%

air tanah Cekungan Bandung disuplai dari kawasan seluas 38.543,33 Ha,

dan sisanya sekitar 40% dipenuhi dari Kawasan Bandung Selatan.

Menurut Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 1 Tahun 2008

Tentang Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Bandung Utara Bab

VI Pemanfaatan Ruang, Bagian Kesatu Pola Pemanfaatan Ruang, Pasal 9

menyatakan bahwa,

(1) Pola pemanfaatan ruang di KBU adalah :

a. Kawasan lindung, meliputi :

Page 8: Dampak pembangunan di kbu

Aulia Nofrianti [1202483] – Makalah Pengantar Geografi Regional

1. Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan

bawahannya, yang meliputi :

a) Hutan lindung yang terletak di Kesatuan Pemangkuan

Hutan (KPH) Bandung Utara;

b) Kawasan berfungsi lindung di luar hutan lindung;

c) Kawasan resapan air;

2. Kawasan perlindungan setempat, yang meliputi :

a) Sempadan sungai;

b) Kawasan sekitar mata air;

3. Kawasan pelestarian alam, yaitu Taman Hutan Raya Ir.

H. Juanda yang terletak di Kota Bandung, Kabupaten

Bandung dan Kabupaten Bandung Barat serta Taman

Wisata Alam Tangkubanparahu yang terletak di

Kabupaten Bandung Barat;

4. Kawasan suaka alam, yaitu Cagar Alam

Tangkubanparahu yang terletak di Kabupaten Bandung

Barat;

5. Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan, yaitu

Observatorium Bosscha, yang terletak di Kabupaten

Bandung Barat;

6. Kawasan rawan bencana alam geologi, yang meliputi :

a) Kawasan rawan bencana gunung api;

b) Kawasan rawan gerakan tanah;

c) Kawasan rawan gempa bumi, yaitu Sesar Lembang,

b. Kawasan budidaya, meliputi :

1. Kawasan budidaya pertanian.

2. Kawasan permukiman, meliputi :

a) Kawasan perkotaan;

b) Kawasan perdesaan.

Page 9: Dampak pembangunan di kbu

Aulia Nofrianti [1202483] – Makalah Pengantar Geografi Regional

C. Hubungan antara Pembangunan dengan Daerah di Kawasan

Bandung Utara

Seperti yang dijelaskan pada deskripsi umum tentang Kawasan

Bandung Utara, sebelah barat dan selatan dibatasi oleh garis (kontur) 750

m di atas permukaan laut (dpl) yang secara geografis terletak antara 107º

27’ - 107 º BT, 6º 44’ - 6º 56’ LS berimplikasi pada iklim dan cuaca pada

Kawasan Bandung Utara yakni sejuk. Semakin tinggi kontur maka iklim

dan cuacanya akan semakin sejuk. Selain itu Kawasan Bandung Utara

memiliki panorama yang indah, dan lahannya masih luas sehingga hal

inilah yang menjadi daya tarik bagi developer perumahan, investor, atau

kalangan elite ingin membangun perumahan, villa, resort, perhotelan,

kawasan wisata dan kuliner, serta fasilitas komersil lainnya.

Gambar 2.3 Panorama dan Kuliner yang dapat ditemukan di Punclut, Kawasan Bandung Utara

(sumber : google.com)

Banyaknya pembangunan di kawasan ini juga dikarenakan Izin

Mendirikan Bangunan (IMB) untuk Kawasan Bandung Utara terbilang

mudah. Bahkan banyak pembangunan yang tidak memiliki IMB saat

Pemkot Bandung melakukan penyidikan.

Muhammad Eko, Kepala Seksi Pengendalian dan Pengawasan

Dinas Permukiman dan Perumahan (Diskimrum) Pemerintah Provinsi

Page 10: Dampak pembangunan di kbu

Aulia Nofrianti [1202483] – Makalah Pengantar Geografi Regional

(Pemprov) Jawa Barat dalam (Pikiran Rakyat, 2013) “Dari sampling yang

dilakukan pada 2010, ditemukan hanya 20% bangunan di KBU yang

memiliki izin. Dengan demikian, bangunan tak berizin di Kawasan

Bandung Utara mencapai 80%. Diperkirakan bangunan tak berizin

semakin bertambah di Kawasan Bandung Utara.”

Hal ini diindikasikan adanya manipulasi terhadap Izin Mendirikan

Bangunan (IMB) oleh para developer perumahan dan investor. karena

proses perizinan itu harus ada rekomendasi dari Gubernur Jawa Barat, dan

sebelum mengajukan rekomendasi dari Gubernur Jawa Barat pemohon

harus mengajukan permohonan kepada Bidang Administrasi Badan

Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT), pihak BPPT meminta saran kepada

Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLHD), Dinas Permukiman dan

Permukiman (Diskimrum), dan sejumlah Organisasi Perangkat Daerah

(OPD) lainnya. Setelah mendapatkan rekomendasi dari sejumlah OPD

terkait dan melakukan tinjauan lapangan, akan ada saran teknis dari

BKPRD (Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah) sebelum

rekomendasi tersebut diterbitkan.

D. Dampak Negatif dari Pembangunan di Kawasan Bandung Utara

Dari penjabaran diatas, kita dapat mengetahui bahwa banyak sekali

dampak negatif dari pembangunan yang dilakukan di Kawasan Bandung

Utara. Kawasan Bandung Utara yang memiliki banyak fungsi yakni salah

satunya sebagai daerah resapan air dan penyuplai airtanah untuk Bandung.

Namun, saat ini beralih fungsi menjadi daerah pemukiman, perhotelan,

tempat wisata dan kuliner dengan pembangunannya hampir 80% tidak

memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Sehingga dampak negatifnya

yakni :

a. Tercatat Sebanyak tujuh mata air di Kampung Ciosa Desa Meka

Saluyu Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung hilang. (inilah.com,

2011)

Page 11: Dampak pembangunan di kbu

Aulia Nofrianti [1202483] – Makalah Pengantar Geografi Regional

b. Tingkat kerusakan Kawasan Bandung Utara yang mencapai 70 persen

akibat alih fungsi lahan. (pikiran-rakyat.com)

c. Kondisi daya dukung lingkungan berkurang, dan dapat membuat

terkikisnya tanah karena pembangunan dan mengakibatkan longsor

dan membahayakan kawasan di bawah Kawasan Bandung Utara.

d. Dampak yang paling nyata yang mengancam keselamatan warga di

rasakan dari akibat pengembangan dan pengrusakan kawasan

konservasi adalah Tanah Longsor dan Banjir, pada musim penghujan.

e. Secara ekonomi hilangnya mata pencaharian warga yang kebanyakan

sebagai petani. Terutama di daerah Lembang, Parongpong dan Cisarua.

Karena lahan pertanian semakin sempit.

f. Dampak penting pembangunan perumahan di kawasan Bandung Utara

diprediksikan akan menurunkan produksi pertanian, menurunkan

keanekaragaman hayati dan menurunkan kesejahteraan masyarakat.

(Rina & Iskandar, 2011)

g. Analisis dampak lingkungan perumahan di kawasan Bandung Utara

yaitu berupa semakin meningkatnya penyimpangan penggunaan lahan,

menurunnya luas lahan pertanian dan menurunnya produksi pertanian.

Kerapatan jumlah flora dan fauna semakin menurun dan ketersediaan

biomasa hutan semakin berkurang. Manfaat jasa lingkungan menurun

karena keindahan dan kenyamanan lingkungan menurun. (Rina &

Iskandar, 2011)

Page 12: Dampak pembangunan di kbu

Aulia Nofrianti [1202483] – Makalah Pengantar Geografi Regional

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil mengenai pembahasan dampak negatif akibat dari

pembangunan di Kawasan Bandung Utara dapat disimpulkan bahwa

Pembangunan yang dilaksanakan di Kawasan Bandung Utara

menyebabkan masalah dengan berbagai aspek terutama lingkungan, sosial

dan ekonomi.

Dari segi lingkungan, Kawasan Bandung Utara mengalami

penurunan kondisi daya dukung lingkungannya karena semakin banyak

pembangunan yang membuat lahan menjadi tertutup oleh beton, cor semen

dan sejenisnya. Hal ini membuat daya resap iar ketika hujan menjadi

berkurang sehingga menyebabkan air lolos begitu saja saat hujan deras dan

mengakibatkan banjir.

Dari segi sosial, terjadi kesenjangan sosial antara perumahan elite

dan perumahan golongan menengah ke bawah. Selain itu semakin banyak

daerah padat pemukiman dan terlihat kumuh seperti di daerah Ledeng dan

Gegerkalong.

Dari segi ekonomi, lahan pertanian semakin sempit karena tanah

beralih fungsi menjadi lahan pemukiman atau tempat wisata dan kuliner.

Petani dapat mengalami kerugian kala musim hujan jika terjadi banjir atau

tanah longsor.

B. Saran

Dari pembahasan ini, penulis memberikan saran kepada Pemerintah

Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat dan Kota

Cimahi untuk lebih memperketat perizinan kepada para pemohon yang

Page 13: Dampak pembangunan di kbu

Aulia Nofrianti [1202483] – Makalah Pengantar Geografi Regional

ingin mendirikan bangunan di Kawasan Bandung Utara, bila perlu

Pemerintah harus melarang dan melakukan penghentian setiap

pembangunan yang sedang berlangsung di Kawasan Bandung Utara. Lalu

berikan sanksi yang sepadan untuk pemilik bangunan yang tidak

mempunyai Izin Mendirikan Bangunan (IMB) karena itu merupakan

tindakan ilegal.

Untuk masyarakat yang berada di Kawasan Bandung Utara, ikut

berpartisipasi dalam pengawasan pembangunan yang ada di sana.

Melaporkan kegiatan pembangunan yang dirasa menyalahi aturan seperti

membangun perumahan dan sebagainya dengan membabat hutan atau

daerah resapan air.

Untuk mahasiswa sebagai agent of change baik yang terhimpun

dalam Mahasiswa Pecinta Lingkungan atau tidak, dapat melakukan

tindakan nyata kepada masyarakat untuk menyadari pentingnya Kawasan

Bandung Utara untuk masa depan Bandung.

Page 14: Dampak pembangunan di kbu

Aulia Nofrianti [1202483] – Makalah Pengantar Geografi Regional

DAFTAR PUSTAKA

Adzilla, N. (2012). Analisis Dampak Lingkungan dari Pembangunan di Kawasan

Bandung Utara. [online] tersedia:

http://nusaibaadzilla.blogspot.com/2012/09/kajian-on-air11-agustus-

2012analisis.html [14 November 2012]

Ar-Rahiem, M.M. (2013). Pembangunan ITB dan Fungsi Peresapan Air Kawasan

Bandung Utara. [online] Tersedia:

http://gea.itb.ac.id/2013/02/08/pembangunan-itb-fungsi-peresapan-air/ [14

November 2013]

Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung. (2012). Proses Perijinan dan

Zonasi Kawasan Bandung Utara. [online] Tersedia:

http://www.boss.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=

33:kbu&catid=7:beritalain [15 November 2013]

Galamedia. (2013). Jika Nekat Membangun di KBU Pemprov Takkan Beri IMB.

[online] Tersedia : http://www.klik-galamedia.com/pemprov-takkan-beri-

imb [15 November 2013]

Ginanjar, D.F. (2011). 7 Mata Air Hilang Akibat Pembangunan Bandung Utara.

[online] Tersedia:

http://m.inilah.com/read/detail/1419192/7-mata-air-hilang-akibat-

pembangunan-bandung-utara/ [15 November 2013]

Masri, M. Rina dan Purwaamijaya, M. Iskandar. (2011). “Analisis Dampak

Lingkungan Untuk Pembangunan Perumahan di Kawasan Bandung Utara

Berbasis Model Sistem Dinamis.” Jurnal Pemukiman. 6, (3), 147-153.

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 1 Tahun 2008 Tentang Pengendalian

Pemanfaatan Ruang Kawasan Bandung Utara

Pikiran Rakyat. (2013). Wali Kota Bandung Baru Harus Moratorium

Pembangunan di KBU. [online] Tersedia: http://www.pikiran-

rakyat.com/node/242544 [15 November 2013]