30
Makalah Ekonomi Pangan dan Gizi “ Dampak Pembangunan Terhadap Gizi “ Oleh : KELOMPOK 1 ALFI RAHMA PUTRI APRERIZA PUTRI BADRATUL LAILLA CM. TARI DELFIA ATMA FAHYU WIDYA FAUZIAH FITRAH FADHILAH FITRIA HASANA GENI FEBRI RAHMI KELAS IIA (D-IV GIZI) 1

Dampak Pembangunan Terhadap Gizi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

“ Dampak Pembangunan Terhadap Gizi

Citation preview

Makalah Ekonomi Pangan dan Gizi

“ Dampak Pembangunan Terhadap Gizi “

Oleh :

KELOMPOK 1

ALFI RAHMA PUTRI

APRERIZA PUTRI

BADRATUL LAILLA

CM. TARI

DELFIA ATMA

FAHYU WIDYA

FAUZIAH

FITRAH FADHILAH

FITRIA HASANA

GENI FEBRI RAHMI

KELAS IIA (D-IV GIZI)

KEMENTERIAN KESEHATAN

JURUSAN GIZI POLTEKKES PADANG

2014/2015

1

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

      Syukur alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan

karunia-Nya yang tak terbatas kepada segenap alam, terkhusus atas karunia-nya sehingga kami

dapat membuat makalah ini. Salam dan shalawat  atas  junjungan Nabi besar Muhammad SAW,

sebagai Nabi dan rasul yang di utus kepermukaan bumi untuk membawah kesejahteraan bagi

segenap alam dan keselamatan semoga senantiasa tercurahkan kepada para sahabat nabi yang

terpilih, keluarga beliau yang suci dan para pewaris-pewaris nabi serta kepada segenap manusia

yang senantiasa bertasbih kepada-nya.

     Ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini semakin berkembang pesat termasuk dibidang

kesehatan masyarakat khususnya mata kuliah ekonomi pangan dan gizi di mana kita di ajarkan

tentang berbagai hubungan antara gizi dengan aspek ekonomi.

     Terima kasih kami ucapkan kepada dosen pembimbing yang tidak pernah lelah untuk

membimbing kami sehingga wawasan kami semakin bertambah,kritik dan saran yang

membangun sangat kami harapkan dari pembimbing dan pembaca apabila dalam makalah ini

masih terdapat kekurangan dan semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan

kita semua.

Padang, 24 Januari 2015

Penulis

2

DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................................... i

Daftar Isi .............................................................................................................................ii

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang ..................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................2

1.3 Tujuan ...............................................................................................................2

Bab II Pembahasan

2.1 Pengertian dan konsep pembangunan dan pertumbuhan ekonomi....................3

2.2 Dampak Pembangunan Terhadap Kesehatan dan Gizi......................................5

Bab III Penutup

3.1 Kesimpulan ......................................................................................................11

3.2 Saran.................................................................................................................11

3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ekonomi adalah suatu cabang ilmu sosial yang mempelajari bagaimana upaya manusia

dalam memanfaatkan sumber daya yang terbatas jumlahnya untuk memuaskan atau memenuhi

kebutuhannya yang beraneka ragam dan sifatnya tidak terbatas.Oleh karena itu manusia harus

melakukan pilihan-pilihan dalam rangka mencapai hasil atau kepuasan yang maksimum.

Pembangunan dan pertumbuhan ekonomi satu sama lain tidak dapat dipisahkan.

Pembangunan ekonomi pada umumnya didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan

pendapatan per kapita penduduk suatu Negara meningkat dalam jangka panjang. Sedangkan

istilah pertumbuhan ekonomi menerangkan atau mengukur prestasi dari perkembangan ekonomi,

atau diartikan sebagai kenaikan Gross Domestic Product/ Gross National Product tanpa

memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk,

atau apakah perubahan struktur ekonomi terjadi atau tidak.

Salah satu karakteristik dalam pembangunan ekonomi adalah pergeseran jangka panjang

populasi dan produksi dari sektor pertanian menjadi sektor industri dan sektor jasa.Konsep

strategi pembangunan berimbang (balancedgrowth), yaitu pembangunan di sektor primer

(berbasis sumber daya alam) dan sektor industri secara bersamaan merupakan tujuan

pembangunan yang paling ideal.Pada kenyataannya konsep strategi pembangunan berimbang

tidak dapat dilakukan oleh negara berkembang, hal ini dikarenakan sumber daya yang

tidakmencukupi untuk melakukan pembangunan di sektor primer maupun sector industri

sekaligus (Lynn, 2003).

Menurut Hirschaman konsep pembangunan seimbang tidaklah cocok bila diterapkan di

NSB, karena NSB tidak akan sanggup melaksanakan program pembangunan seperti itu tanpa

adanya bantuan dari luar, karena pelaksanaan pembangunan memerlukan tenaga-tenaga ahli

yang besar sekali jumlahnya, yang notebene sangat terbatas sekali jumlahnya di NSB. Disamping

itu konsep pembangunan seimbang ini apabila dilaksanakan bisa menimbulkan eksternalitas.

4

Pembangunan ekonomi sangan erat dengan masalah kesehatan karena pembangunan

ekonomi tidak akan berjalan dengan lancar bila manusianya tidak sehat dan sakit-sakitan.

Undang-undang Nomor. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dikatakan bahwa Kesehatan adalah

keadaan sehat, baik secara fisik, mental,spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang

untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Dalam istilah instrumental, kesehatan

mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dalam sejumlah cara. Sebagai contoh, kesehatan akan

mereduksi kerugian produksi karena penyakit pada pekerja, dan meningkatkan produktivitas

orang dewasa sebagai hasil dari perbaikan nutrisi, juga mengurangi tingkat ketidakhadiran dan

meningkatkan kemampuan belajar pada sekolah anak-anak

Masalah gizi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penanggulangannya tidak

dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Masalah gizi selain

merupakan sindroma kemiskinan yang erat kaitanya dengan masalah ketahanan pangan di

tingkat rumah tangga, juga menyangkut aspek pengetahuan dan perilaku yang kurang

mendukung pola hidup sehat (Depkes RI, 2002: 12). Gambaran perilaku gizi yang belum baik

juga ditunjukkan dengan masih rendahnya pemanfaatan fasilitas pelayanan oleh masyarakat.

Permasalahan pangan dan gizi berkembang sangat cepat dan kompleks karena berbagai

perubahan di tingkat global dan nasional. Di dalam negeri, tantangan yang sampai saat ini belum

juga terselesaikan adalah akses terhadap pangan yang cukup, bergizi, bermutu, aman, dan dalam

harga yang dapat dijangkau yang tercermin dengan munculnya masalah pangan dan gizi kurang

di beberapa daerah Indonesia. Selain itu, tuntutan konkret yang segera harus diatasi adalah

penyediaan pangan untuk 247 juta jiwa pada tahun 2015 dan 261 juta jiwa tahun 2020.

1.2 Rumusan Masalah

a. Bagaimana Konsep pembangunan dan pertumbuhan ekonomi?

b. Apa dampak pembangunan terhadap keadaan gizi?

1.3 Tujuan Penulisan

a. Mengetahui konsep pembangunan dan pertumbuhan ekonomi

b. Mengetahui dampak pembangunan terhadap keadaan gizi.

5

BAB II

Pembahasan

2.1. Pengertian dan konsep pembangunan dan pertumbuhan ekonomi

Pembangunan adalah proses pengembangan keseluruhan sistem penyelenggaraan negara

untuk mewujudkan tujuan nasional, adapaun tujuan nasional Indonesia tercantum dalam UUD

1945 alinea ke empat, yakni: ”Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah

Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut

melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan

sosial”.

Ekonomi adalah suatu cabang ilmu sosial yang mempelajari bagaimana upaya manusia

dalam memanfaatkan sumber daya yang terbatas jumlahnya untuk memuaskan atau memenuhi

kebutuhannya yang beraneka ragam dan sifatnya tidak terbatas.Oleh karena itu manusia harus

melakukan pilihan-pilihan dalam rangka mencapai hasil atau kepuasan yang maksimum.

Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan

perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan

perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara. Pembangunan ekonomi tak dapat

lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic growth); pembangunan ekonomi mendorong

pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses

pembangunan ekonomi. Prinsip ekonomi merupakan pedoman untuk melakukan tindakan

ekonomi yang didalamnya terkandung asas dengan pengorbanan tertentu diperoleh hasil yang

maksimal.

Pembangunan dan pertumbuhan ekonomi satu sama lain tidak dapat dipisahkan.

Pembangunan ekonomi pada umumnya didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan

pendapatan per kapita penduduk suatu Negara meningkat dalam jangka panjang. Sedangkan

istilah pertumbuhan ekonomi menerangkan atau mengukur prestasi dari perkembangan ekonomi,

atau diartikan sebagai kenaikan Gross Domestic Product/ Gross National Product tanpa

memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk,

atau apakah perubahan struktur ekonomi terjadi atau tidak.

6

Djojohadikusumo (1994) membedakan konserp pertumbuhan dan pembangunan

ekonomi.Menurutnya pertumbuhan ekonomi berfokus pada peningkatan barang dan jasa dalam

kegiatan ekonomi masyarakat, yang didasari oleh paham Neo-Klasik dan Neo-Keynes.

Sedangkan pembangunan ekonomi diartikan sebagai proses transformasi yang ditandai oleh

perubahan structural yaitu perubahan pada landasan kegiatan ekonomi maupun pada kerangka

susunan ekonomi masyarakat yang bersangkutan.

Namun demikian pada umumnya para ekonom memberikan pengertian sama untuk kedua

istilah tersebut. Mereka mengartikan pertumbuhan atau pembangunan ekonomi sebagai kenaikan

GDP/GNP saja.Dalam penggunaan yang lebih umum, istilah pertumbuhan ekonomi biasanya

digunakan untuk menyatakan perkembangan ekonomi di negara maju, sedangkan istilah

pembangunan ekonomi untuk menyatakan perkembangan ekonomi di negara sedang

berkembang (Arsyad, 2004).

Pertumbuhan ekonomi suatu wilayah telah mengakibatkan perubahan struktur

perekonomiansi wilayah tersebut.Secara sederhana perubahan struktur perekonomian dapat

dilihat dari besarnya sumbangan masing-masing sector terhadap pendapatan nasional. Dari

sumbangan masing-masing sektor tersebut, perekonomian dapat dibagi menjadi tiga komponen,

perekonomian dengan struktur primer atau agraris, perekonomian dengan struktur sekunder atau

industry, dan perekonomian dengan struktur tersier atau jasa (Amir Hidayat,2004).

Pembangunan harus dapat menghasilkan perubahan struktural yang seimbang yang tidak

menimbulkan ketimpangan antar sektor perekonomian dan membentuk perekonomian yang sehat

yaitu perekonomian yang mampu menjaga kesinambungan dari satu generasi ke generasi

berikutnya (Kwik Kian Gie, 2004).

Salah satu karakteristik dalam pembangunan ekonomi adalah pergeseran jangka panjang

populasi dan produksi dari sektor pertanian menjadi sektor industri dan sektor jasa.Konsep

strategi pembangunan berimbang (balancedgrowth), yaitu pembangunan di sektor primer

(berbasis sumber daya alam) dan sektor industri secara bersamaan merupakan tujuan

pembangunan yang paling ideal.Pada kenyataannya konsep strategi pembangunan berimbang

tidak dapat dilakukan oleh negara berkembang, hal ini dikarenakan sumber daya yang

tidakmencukupi untuk melakukan pembangunan di sektor primer maupun sector industri

sekaligus (Lynn, 2003).

7

Selain itu Lynn juga menjelaskan, bahwa peran sentral sektor primer (pertanian,

perikanan, kehutanan, peternakan) dalam proses pembangunan ekonomi menyiratkan bahwa

meningkatkan kehidupan petani akan meningkatkan dan menciptakan peluang bagi mereka untuk

berperan di sektor jasa dan industri.Teori pembangunan tak seimbang ini pertama kali

dikemukakan oleh Hirschman dan Streeten dalam kritikannya terhadap teori pembangunan

seimbang yang diartikan sebagai pembangunan berbagai jenis industri secara berbarengan

(simultaneous) sehingga industri tersebut saling menciptakan pasar bagi yang lain atau teori ini

bisa diartikan juga sebagai keseimbangan pembangunan di berbagai sektor.

Menurut Hirschaman konsep pembangunan seimbang tidaklah cocok bila diterapkan di

NSB, karena NSB tidak akan sanggup melaksanakan program pembangunan seperti itu tanpa

adanya bantuan dari luar, karena pelaksanaan pembangunan memerlukan tenaga-tenaga ahli

yang besar sekali jumlahnya, yang notebene sangat terbatas sekali jumlahnya di NSB. Disamping

itu konsep pembangunan seimbang ini apabila dilaksanakan bisa menimbulkan eksternalitas.

2.2. Dampak Pembangunan Terhadap Kesehatan dan Gizi

Pembangunan ekonomi sangat erat dengan masalah kesehatan karena pembangunan

ekonomi tidak akan berjalan dengan lancar bila manusianya tidak sehat dan sakit-sakitan.

Undang-undang Nomor. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dikatakan bahwa Kesehatan adalah

keadaan sehat, baik secara fisik, mental,spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang

untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Sesuai dengan tujuan pembangunan nasional, maka pembangunan kesehatan ditujukan

kepada peningkatan pemberantasan penyakit menular dan penyakit rakyat, peningkatan keadaan

gizi rakyat, peningkatan pengadaan air minum, peningkatan kebersihan dan kesehatan

lingkungan, perlindungan obat yang tidak memenuhi syarat, serta penyuluhan kesehatan

masyarakat untuk memasyarakatkan perilaku hidup sehat yang dimulai sedini mungkin.

Krisis ekonomi yang telah berlangsung lama telah meningkatkan angka kemiskinan dan

diikuti dengan penurunan kualitas gizi masyarakat. Indikatornya, di berbagai daerah terus

ditemukan kasus busung lapar, gizi buruk, dan aneka penyakit rakyat karena melemahnya fisik

serta menurunnya daya tahan tubuh karena kualitas gizi yang rendah, yang disebabkan oleh

terbatasnya pengetahuan dan ketidakberdayaan ekonomi. Banyak keluarga menghabiskan uang

untuk rokok daripada untuk susu bagi anaknya.

8

Kualitas pangan rakyat kita selama ini telah meningkat cukup baik melalui kampanye intensif

4 Sehat 5 Sempurna. Empat sehat: nasi, jagung, ubi kayu (sumber karbohidrat), daging, telur,

ikan (sumber protein dan lemak), sayur dan buah-buahan (sumber serat, vitamin dan mineral);

dan sempurna dengan ditambah susu. Namun, bangsa-bangsa lain asupan gizinya meningkat jauh

lebih baik, akibatnya secara relatif kualitas pangan rakyat kita menjadi kurang baik jika

dibandingkan dengan banyak negara lain.

Membangun ketahanan pangan menyangkut juga penghapusan kemiskinan yang antara lain

berarti penyediaan lapangan kerja; pengetahuan, pemahaman dan kesadaran menyangkut

keluarga, pengambil keputusan dan masyarakat umum; dan sistem gizi nasional, seperti

penyuluh gizi, ahli gizi, dan kelembagaan kebijakan gizi.

Kemiskinan memiliki hubungan yang timbal balik dengan gizi ini menyatakan bahwa,

kemiskinan merupakan penyebab pokok atau akar masalah gizi kurang. Proporsi anak gizi

kurang berbanding terbalik dengan pendapatan. Makin kecil pendapatan penduduk, makin tinggi

prosentase anak yang kekurangan gizi. Makin tinggi pendapatan makin kecil prosentase anak

yang kurang gizi, sementara itu  kurang gizi pada anak akan berlanjut hingga dewasa akan

berpotensi sebagai penyebab kemiskinan melalui rendahnya prestasi pendidikan pada sekolah

dan rendahnya produktivitas pada sat mereka bekerja. Kemiskinan juga menjadi penyebab bagi

keluarga dalam memperoleh akses terhadap pelayanan kesehatan .  

Jumlah penduduk yang besar, modal badan fisik biologis modal rohaniah dan mental,

serta potensi efektif bangsa merupakan sebagian dari modal pembangunan. Membangun SDM

seutuhnya berarti menjamin adanya peningkatan taraf hidup rakyat dari semua lapisan

masyarakat dan golongan. Peningkatan taraf hidup rakyat tercermin pada kebutuhan pokok yaitu

pangan, sandang, pemukiman, kesehatan, dan pendidikan. Kemajuan usaha pemenuhan

kebutuhan pokok akan merupakan tolok ukur pencapaian pembangunan.  Masalah gizi yang

terjadi pada masa tertentu akan menimbulkan masalah pembangunan di masa yang akan datang.

Oleh karena itu, usaha-usaha peningkatan gizi terutama harus ditunjukkan pada anak-anak dan

ibu hamil. Karena pada masa yang akan datang anak-anak merupakan generasi penerus nusa dan

bangsa.(Linda, 2003)

     Penundaan pemberian perhatian pemeliharaan gizi yang tepat pada anak-anak akan

9

menurunkan potensi sebagai SDM pembangunan masyarakat dan ekonomi nasional. Berbagai

alasan mengapa anak-anak memerlukan penanganan serius terutama jaminan ketersediaan zat

gizi, yaitu:

    a. Kekurangan Gizi adalah penyebab utama kematian bayi dan anak-anak (hal ini berarti

berkurangnya kualitas SDM di masa yang akan datang).

   b.    Kekurangan Gizi berakibat meningkatkan angka kesakitan dan menurunnya produktifitas

kerja manusia (hal ini berarti dapat menambah beban pemerintah untuk meningkatkan fasilitas

kesehatan).

  c. Kekurangan Gizi berakibat menurunnya kecerdasan anak-anak (hal ini berarti menurunnya

kualitas kecerdasan manusia pandai yang dibutuhkan dalam pembangunan bangsa).

    d. Kurangnya Gizi berakibat menurunnya daya tahan manusia untuk bekerja (yang berarti

menurunnya prestasi dan produktifitas kerja manusia).

       Harusnya kecukupan pangan dan Gizi bukan merupakan landasan untuk semua proses

kemajuan ekonomi dan social bangsa. Peningkatan Gizi masyarakat merupakan bagian integral

pembangunan nasional. Oleh karena itu pemerintah membuat program perbaikan Gizi

masyarakat yang meliputi penanggulangan kekurangan vitamin A, penanggulangan anemia Gizi,

penanggulangan gondok endemic,dll.

Tidak terpenuhinya gizi, yang kerap kali disebabkan oleh kondisi sosial-ekonomi yang

kurang baik, sering dianggap sebagai faktor terbesar penyebab ketidakmaksimalan pertumbuhan

badan seorang anak, khususnya tinggi badan. Selain terpenuhinya gizi dengan baik, yang sering

kali dapat tercapai dengan adanya kondisi sosial-ekonomi yang baik, tumbuh kembang anak

dipengaruhi oleh banyak hal, antara lain, faktor genetis (keturunan), kondisi psikologis yang

baik, situasi politik yang stabil di negara tempat tinggal, kondisi kesehatan, jumlah anggota

keluarga yang tinggal di dalam satu rumah, dll. (Bogin, 1997).

Kondisi sosial-ekonomi yang baik memberi kemungkinan agar kebutuhan gizi anak dapat

terpenuhi. Yang dimaksud dengan terpenuhinya kebutuhan gizi adalah tersedianya berbagai zat

yang diperlukan untuk mempertahankan stabilitas fungsi-fungsi tubuh, dan sekaligus untuk

kebutuhan pertumbuhan badan si anak; seperti misalnya kalori, karbohidrat, protein, lemak,

vitamin, kalsium dan mikronutrien.

Selama 30 tahun terakhir, Indonesia mencapai berbagai keberhasilan dalam

pembangunan ekonomi. Bahkan oleh Bank Dunia, Indonesia digolongkan sebagai salah satu bayi

10

ajaib di Asia Tenggara yang mencapai keberhasilan dalam pembangunan ekonomi. Pendapatan

rata-rata penduduk meningkat, jumlah orang miskin berkurang dan kesejahteraan penduduk

semakin baik. Hal ini terjadi sebelum krisisekonomi melanda Indonesia di akhir tahun 1997.

Dampak dari krisis telah menekan kesejahteraan rakyat, terutama mereka yang sebelum krisis

telah hidup disekitar garis kemiskinan ke bawah.

Salah satu indikator bagaimana terpuruknya tingkat kesejahteraan rakyat adalah

terjadinya ancaman terhadap kelangsungan pangan dan gizi sebagian besar penduduk

Indonesia.Seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia sekarang ini baru menghadapi perubahan

ekonomi dan politik yang tidak menentu. Walaupun tidak merata, secara umum Bank Dunia

melaporkan pertumbuhan  ekonomi Indonesia yang positif sebelum tahun 1997. Pertumbuhan

ekonomi ini berdampak pada penurunan angka kemiskinan dari 40% tahun 1976 menjadi 11%

tahun 1996 , penurunan kematian bayi; penurunan kematian anak 0-4 tahun; dan 25% penurunan

kematian ibu. Secara statistik hal ini ditunjang pula dengan pencapaian keamanan pangan, dan

pencapaian pelayanan kesehatan terutama pada ibu dan anak.

     Krisis ekonomi memperlambat proses penurunan yang telah terjadi selama tiga dekade

terakhir. Krisis ekonomi berakibat menurunnya nilai rupiah yang berakibat pada merosotnya

pendapatan perkapita dan menyebabkan jumlah penduduk miskin semakin meningkat. Dampak

krisis ekonomi terhadap kesehatan masyarakat dapat dilihat secara tidak langsung. Disadari

secara luas bahwa dampak krisis ekonomi berdampak negatif pada status kesehatan masyarakat,

akan tetapi bukti nyata secara statistik masih perlu dikaji agar tidak terjadi kontradiksi.

Kenyataannya kajian perubahan morbiditas dan mortalitas pada penduduk masih dilakukan terus

menerus. Diperlukan informasi data kesehatan dengan kualitasyang baik dari sistem pelayanan

kesehatan dan juga survei lainnya

     Gizi berhubungan dengan makanan dan kesehatan. Salah satu golongan umur yang

rawan akan masalah gizi adalah Balita. Gizi pada Balita sangat penting untuk pertumbuhan dan

kecerdasannya, sehingga perlu pemantauan dan pemenuhan giziyang baik. Masalah gizi kurang,

terutama pada anak Balita dikaji kecenderungannya menurut SUSENAS. Banyak sekali terjadi

penurunan prevalensi gizi kurang,yang menjadi pusat perhatian adalah penderita gizi buruk pada

anak Balita, yang terlihat tidak ada penurunan. Masih tingginya prevalensi gizi kurang pada anak

balita berhubungan dengan masih tingginya Bayi Lahir dengan Berat Badan Rendah (BBLR).

Akibatdari BBLR dan gizi kurang pada balita berkelanjutan pada masalah pertumbuhan anak

11

usia masuk sekolah. Masalah gizi kurang pada anak berkelanjutan pada wanita usia subur,yang

akan melahirkan anak dengan risiko BBLR disertai dengan masalah anemia dan gizi mikro

lainnya. (Siswono,2008)

    Faktor penyebab dari tingginya kematian ibu, bayi dan anak ini tidak lain disebabkan

karena belum memadainya pelayanan kesehatan masyarakat dan keadaan gizi, diluar faktor

pencetus lainnyayang memperkuat masalah ini seperti kemiskinan dan tingkat pendidikan.

Akibat yang terlihat dari kemiskinan adalah masih dijumpai hampir 50% rumah tangga

mengkonsumsi makanan kurang dari 70% terhadap angka kecukupan gizi yang dianjurkan (2200

Kkal/kapita/hari; 48 gram protein/kapita/hari).

United Nation Children’s Fund (UNICEF) mendefinisikan gizi buruk sebagai hasil dari

kekurangan jumlah bahan makanan yang dimakan dan mengulangi penyakit infeksi. Indikasi gizi

buruk sendri seperti menjadi kekurangan berat badan, pertumbuhan badan yang lambat, badan

yang kurus dan asupan vitamin dan mineral yang kurang. Gizi buruk disebabkan oleh beberapa

faktor, salah satunya karena kelaparan. Orang yang tidak mendapat asupan makanan yang cukup

seringkali merasa lapar dan kelaparan dalam jangka panjang bisa mengarah pada gizi buruk

(Gavin dalam Kidshealth, 2009).

Gizi buruk di Indonesia banyak menimpa balita. Hal ini dikarenakan pada saat masih

menjadi janin, orang tua balita tersebut tidak mengkonsumsi nutrisi yang cukup. Setelah lahir

pun, balita dari kalangan ekonomi lemah tidak mengkonsumsi makanan dengan semestinya.

Jumlah balita penderita gizi buruk di Indonesia sendiri cukup banyak yaitu mencapai 4 persen

dari jumlah keseluruhan balita di Indonesia. Sekarang jumlah balita di Indonesia sekitar 23 juta

orang, jika dikalikan empat persen jadi sekitar 900 ribu balita bergizi buruk dan itu menyebar di

seluruh Indonesia (Rahayu dalam Tribunnews, 2012).

Selain pembangunan berdampak kurang baik bagi keadaan kesehatan dan gizi

masyarakat, pembangunan juga berdampak baik bagi pembangunan kesehatan. Peningkatan

kesehatan dan pendidikan merupakan nilai investasi bagi keluarga untuk keluar dari jebakan

lingkaran setan kemiskinan. Kesehatan dan pendidikan berkaitan sangat erat dalam

pembangunan ekonomi. Kesehatan dan pendidikan adalah investasi yang dibuat dalam individu

yang sama. Modal kesehatan yang lebih baik dapat meningkatkan pengembalian atas investasi

dalam pendidikan karena kesehatan adalah faktor penting atas kehadiran disekolah, anak-anak

yang sehat lebih berprestasi disekolah/ dapat belajar secara lebih efisien, kematian yang tragis

12

pada anak-anak usia sekolah juga meningkatkan pengembalian atas investasi dalam pendidikan,

dan individu yang sehat lebih mampu menggunakan pendidikan secara produktif disetiap waktu

dalam kehidupannya.

Modal pendidikan yang lebih baik dapat meningkatkan pengembalian atas investasi

dalam kesehatan karena banyak program kesehatan bergantung pada berbagai keterampilan yang

dipelajari sekolah, sekolah mengajarkan pokok-pokok kesehatan pribadi dan sanitasi, dan

dibutuhkan pendidikan untuk membentuk dan melatih petugas pelayanan kesehatan. Dengan

perbaikan efisiensi produktif dari investasi dalam pendidikan dapat meningkatkan pengembalian

atas investasi dalam kesehatan yang meningkatkan harapan hidup.

13

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan

perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan

perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara. Pembangunan ekonomi tak dapat

lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic growth); pembangunan ekonomi mendorong

pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses

pembangunan ekonomi.

Djojohadikusumo (1994) membedakan konserp pertumbuhan dan pembangunan

ekonomi.Menurutnya pertumbuhan ekonomi berfokus pada peningkatan barang dan jasa dalam

kegiatan ekonomi masyarakat, yang didasari oleh paham Neo-Klasik dan Neo-Keynes.

Sedangkan pembangunan ekonomi diartikan sebagai proses transformasi yang ditandai oleh

perubahan structural yaitu perubahan pada landasan kegiatan ekonomi maupun pada kerangka

susunan ekonomi masyarakat yang bersangkutan.

3.2 Saran

Dengan adanya makalah ini, penulis menyarankan agar makalah ini dimanfaatkan sebaik-

baiknya dan dapat berguna bagi yang membacanya.

14

HASIL DISKUSI

1. Pertanyaan dari Zika Feralita

Penjabaran inti-inti konsep pembangunan

Menjelaskan pentingnya ilmu ekonomi yang berhubungan dengan gizi

Jawaban :

Pada dasarnya pertumbuhan dan perkembangan tidak dapat dipisahkan. Namun,

menurut Djojohadikusumo pertumbuhan ekonomi berfokus pada peningkatan

barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Sedangkan pembangunan

ekonomi diartikan sebagai proses transpormasi yang ditandai oleh perubahan

struktural yaitu perubahan pada landasan kegiatan ekonomi maupun pada

kerangka susunan ekonomi masyarakat.

Ilmu ekonomi sangat berpengaruh kepada status gizi. Jika kita mengkaji penyebab

masalah gizi di indonesia tidak lepas dari krisis ekonomi dan politik yang menjadi

masalaha dasar. Akan menimbbulkan kemiskinan, pendidikan rendah,

ketersediaan pangan yang rendah dan kesempatan kerja yang kurang. Secara tidak

langsung menyebabkan ketersediaan pangan berkurang, pelayanan kesehatan

minim. Jika pengetahuan gizi atau kesehaatan kurang akan menyebabkan asupan

gizi berkurang dan infeksi penyakit meningkat. Secara langsung akan berdampak

pada status gizi buruk.

2. Pertanyaan dari Intan Fransisca

Apakah ada data kenaikan / penurunan status gizi di indonesia?

Jawaban :

Jumlah balita penderita gizi buruk di Indonesia sendiri cukup banyak yaitu mencapai 4

persen dari jumlah keseluruhan balita di Indonesia. Sekarang jumlah balita di Indonesia

sekitar 23 juta orang, jika dikalikan empat persen jadi sekitar 900 ribu balita bergizi

buruk dan itu menyebar di seluruh Indonesia (Rahayu dalam Tribunnews, 2012).

15

STUDY KASUS KELOMPOK 1

1. Pembangunan suatu bangsa merupakan sumber daya pemerintah bersama masyarakat dalam mensejahterahkan bangsa. Keberhasilan pembangunan nasional ditentukan oleh ketersediaan sumber daya manusia. Salah satu prioritas pembangunan di bidang kesehatan adalah ...a. Upaya perbaikan gizi yang berbasis pada sumber daya, kelembagaan, dan budaya lokal.b. Upaya perbaikan status gizi yang hanya bebasis pada budaya lokal c. Meningkatkan angka kesakitan dan kematian akibat kekurangan gizid. Produktivitas bahan pangan daerahe. Meningkatkan penderita kasus gizi ganda.

2. Masalah keadaan gizi di indonesia sangat dipengaruhi oleh keadaan pembangunan dan ekonomi negara indonesia. Pembangunan yang baik pastilah dibantu oleh sumber daya manusia yang baik dan berkualitas agar nantinya bisa berdampak baik terhadap gizi manyarakat. Sumber daya manusia yang berkualitas dapat dicirikan sebagai berikut, kecuali...a. Fisik yang tangguhb. Mental yang kuatc. Kesehatan yang primad. Menguasai ilmu pengetahuan dan teknologie. Semua benar

3. Dalam konteks pencapaian agenda pembangunan nasional, peningkatan gizi sangat erat kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi yang juga berkaitan dengan sumber daya. Kurang gizi berdampak pada penurunan kualitas sumber daya yang lebih lanjut dapat berakibat pada... kecuali..a. Peningkatan pertumbuhan fisikb. Penurunan kecerdasan mentalc. Penurunan produktivitasd. Peningkatan angka kematian dan kesakitane. Penurunan status gizi yang lebih parah

4. Pencapaian pembangunan nasional menjadi tantangan yaitu bagaimana menerjemahkan tekad yang selama ini ditegaskan oleh pemerintah untuk meningkatkan keadaan gizi masyarakat indonesia . jadi kesimpulan yang paling tepat bahwa...a. Tingkat keadaan gizi nasional akan baik jika pemerataan hasil pembangunan burukb. Jika pemerataan hasil pembangunan baik maka keadaan gizi akan terancamc. Tidak ada kaitan antara pemerataan pembangunan dengan keadaan gizi masyarakatd. Peningkatan gizi nasional akan ada ataupun berhasil jika pemerataan hasil pembangunan

baik.e. Semua salah

5. Pertumbuhan ekonomi sangat erat kaitannya dengan perbaikan status gizi masyarakat. Jika pertunmbuhan ekonomi meningkat maka status gizi juga akan menjadi baik . peningkatan status gizi dapat kita lihat seperti, kecuali...

16

a. meningkatnya kematian bayi dan anak balitab. Meningkatnya anak yang memiliki gizi baik ( normal)c. Menurunnya angka penderita gizi gandad. Bertambahnya pengetahuan tentang makanan bergizie. Meningkatnya kemampuan intelektual

6. Indonesia adalah negara yang demokrasi yang bisa menerima inspirasi dari seluruh lapisan masyarakat di Indonesia.Dengan terlaksananya system yang demokrasi di Negara Indonesia ini akan mengembangankan keseluruhan sistem penyelenggaraan negara untuk mewujudkan tujuan nasional. Tujuan nasional Negara Indonesia itu sesuai dengan isi pancasila yang ke:

a. Pertamab. Keduac. Ketigad. Keempat

7. Untuk menjaga kelangsungan hidup, manusia dapat memanfaatkan sumber daya yang terbatas jumlahnya untuk memuaskan atau memenuhi kebutuhannya yang beraneka ragam dan sifatnya tidak terbatas.Oleh karena itu manusia harus melakukan pilihan-pilihan dalam rangka mencapai hasil atau kepuasan yang maksimum, hal ini merupakan:

a. Tujuan ekonomib. Dampak ekonomic. Ciri-ciri ekonomid. Kelemahan ekonomi

8. Pada saat suatu Negara telah peningkatan angka kemiskinan dan diikuti dengan penurunan

kualitas gizi masyarakat. Indikatornya, di berbagai daerah terus ditemukan kasus busung

lapar, gizi buruk, dan aneka penyakit rakyat karena melemahnya fisik serta menurunnya

daya tahan tubuh karena kualitas gizi yang rendah, yang disebabkan oleh terbatasnya

pengetahuan dan ketidakberdayaan ekonomi. Banyak keluarga menghabiskan uang untuk

rokok daripada untuk susu bagi anaknya.Hal tersebut dampak dari:

a. Terjadinya kekrisissan pembangunan di suatu Negara

b. Terjadi keberhasilan pembangunan di suatu Negara

c. Tidak ada yang terjadi pada suatu Negara

d. Awal dari pembangunan di suatu Negara

17

9. Penyediaan lapangan kerja, pengetahuan, pemahaman dan kesadaran menyangkut

keluarga, pengambil keputusan dan masyarakat umum, dan sistem gizi nasional, seperti

penyuluh gizi, ahli gizi, dan kelembagaan kebijakan gizi merupakan kebijakan dari:

a. Penghapusan kemiskinan

b. Penghapusan kesejahteraan

c. Mempersempit ruang lingkup masyarakat

d. Memberdayakan masyarakat dengan semena mena

10. Tidak terpenuhinya gizi, yang kerap kali disebabkan oleh kondisi sosial-ekonomi yang

kurang baik, sering dianggap sebagai faktor terbesar penyebab ketidakmaksimalan

pertumbuhan badan seorang anak,khususnya adalah;

a. Berat badan

b. Tinggi badan

c. A dan b benar

d. A dan b salah

18

DAFTAR PUSTAKA

Todaro P, Stephen C. Smith. Pembangunan Ekonomi diDunia Ketiga, ahli bahasa Haris

Munandar dkk, Jakarta. Erlangga. 2003

Djojohadikusimo,Sumitro. 1994. Perkembangan Pemikiran Ekonomi-Dasar Teori Ekonomi

Pertumbuhan dan Ekonomi Pembangunan. PT.Pustaka LP3ES.Jakarta

Arsyad,Lincolin.1999.Pengantar perencanaan dan pembangunan ekonomi daerah.BPFE :

Yogyakarta

Gie, Kwik Kian. (2004). dalam HMT Opposunggu, "Mengatasi Bencana Ekonomi Nasional".

Jakarta: LKSN.

Lynn, Stuart R. 2003. Economic Development: theory and practice for a divided world. Prentice

Hall. New Jersey.

Suhardjo.1989.Perencanaan pangan dan gizi.Bogor: Bumi Aksara

Y. Husodo, Siswono. Artikel Gizi Masyarakat dan Kualitas Manusia

Indonesia, 2008

Maas, Linda T. 2003. Masalah Gizi Dalam Kaitannya Dengan Ketahanan Fisik Dan

Produktifitas Kerja. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

19