Upload
others
View
24
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
DAMPAK KEGIATAN KREASI LIMBAH KERTAS KOMUNITAS ENIGAMI PADAPEMBERDAYAAN ANGGOTA DI KELURAHAN JOMBANG CIPUTAT
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Ira Rahmawati
NIM: 1112054100030
PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/2016
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S1) di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan jiplakan atau plagiat dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sangsi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 29 Juli 2016
Ira Rahmawati
i
ABSTRAK
Ira Rahmawati
Dampak Kegiatan Kreasi Limbah Kertas Komunitas Enigami padaPemberdayaan Anggota di kelurahan Jombang, Ciputat.
Upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya dampak negatif bagilingkungan salah satunya adalah memanfaatkan limbah kertas menjadi sesuatu yangbaru dengan mendaur ulang limbah kertas menjadi kreasi enigami. Kreasi enigamimerupakan kreasi dari limbah kertas yang dijadikan suatu karya seni yangdikombinasikan dengan berbagai teknik kertas. Komunitas enigami merupakankomunitas yang didirikan oleh dua mahasiswa UIN Syarif Hidyatullah Jakarta yangmengajak masyarakat dalam mengelola limbah kertas dengan membuat kreasienigami melalui kegiatan pemberdayaan. Pemberdayaan melalui peningkatankemauan dan kemampuan dalam bentuk pelatihan dengan kreasi enigami yangdiberikan pada anggota sanggar dan pemberdayaan dalam bentuk pelatihan,pendampingan serta peningkatan akses pada ibu-ibu rumah tangga di KelurahanJombang, Ciputat.
Dengan demikian penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prosespemberdayaan yang dilakukan oleh komunitas enigami dan mengetahui dampakdari kegiatan pemberdayaan kreasi enigami bagi kehidupan anggota komunitas.Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan kualitatif jenis deskriptif. Teknikpengumpulan data penelitian ini merupakan kumpulan data dari wawancara,observasi dan studi dokumentasi yang diperoleh dari informan yang berjumlahtujuh orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan limbah kertas yang diberikan keanggota komunitas baik anggota sanggar maupun anggota mandiri, cerdas dankreatif memberikan dampak baik yaitu anggota komunitas jadi mengetahui bahwakertas bekas yang tidak digunakan dan dipakai lagi masih dapat bermanfaat danbernilai guna sehingga memberikan keterampilan baru bagi anggota komunitasserta mengajarkan untuk menjaga kelestarian lingkungan dengan memanfaatkandan mengelola sampah kertas. Selain itu, anggota komunitas juga mendapatkandampak berupa kemampuan dalam mengelola waktu luang yang dimiliki, aksesperempuan sumber daya produktif berupa pelatihan dan fasilitas pemasaran dankesejahteraan perempuan berupa pendapatan.
Kata Kunci : Kreasi Limbah Kertas, Komunitas Enigami, Pemberdayaan Anggota
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuhu
Alhamdulillahirrabbil ‘alamin, segala puji dan syukur penulis haturkan
kepada Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya dan selalu
menuntun ke arah yang lebih baik sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi ini dengn sebaik-baiknya yang ditujukan sebagai persyaratan mendapatkan
gelar sarjana strata I. Shalawat serta salam Allah limpahkan kepada Nabi besar
Muhammad SAW beserta para sahabat dan umatnya.
Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna, masih banyak kekurangan yang terjadi baik dari penulisan maupun
materi dalam skripsi. Masukan dan saran yang membangun sangat diharapkan oleh
penulis untuk penyempurnaan skripsi ini.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu dari mulai proses penyusunan sampai dengan skripsi ini selesai.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Arief Subhan, MA Selaku Dewan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Suparto,
M. Ed, Ph. D selaku Wakil Dekan Bidang Akademik. Dr. Roudhonah, MA
selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum. Dr. Suhaimi, M.Si selaku
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan.
2. Ibu Lisma Dyawati Fuaida, M.Si selaku Ketua Program Studi Kesejahteraan
Sosial, Hj. Nunung Khairiyah, MA selaku Sekretaris program Studi
Kesejahteraan Sosial. Terima kasih atas bimbingannya.
iii
3. Bapak Ismet Firdaus, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
membantu membimbing dan memberikan masukan dalam menyelesaikan
skripsi ini.
4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Kesejahteraan Sosial UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan waktu dan tenaganya dalam
mendidik dan memberikan wawasan selama mengikuti perkulihahan di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu yang bernama Aty Amaliyah dan Adik tercinta yaitu Aulia Rachmah yang
senantiasa mendo’akan setiap harinya, memberikan dukungan tenaga dan
semangat setiap harinya sehingga penulis termotivasi untuk dapat
menyelesaikan skripsi ini.
6. Kakak Sarudi, Kakak Fadil dan Kakak Rofiq selaku tim inti komunitas
enigami dan anggota komunitas enigami yang sudah mengijinkan penulis
untuk melakukan penelitian serta telah berpartisipasi untuk membantu penulis
dalam pengumpulan informasi untuk penyelesaian skripsi ini.
7. Pengurus DKPP Tangerang Selatan, Kesbangpolinmas dan kelurahan
Jombang yang bersedia membantu penulis untuk memberikan informasi yang
diperlukan oleh penulis dalam skripsi.
8. Keluarga besar Kakek H. Amsir yang senantiasa selalu mendukung dalam
segala kegiatan yang dilakukan penulis selama perkuliahan.
9. Sahabat yang penulis sayangi yaitu Rina pujiati, Fitria Rubiani, Firda Andzani
Fadh, Noermayani dan Nurjannah yang telah memberikan semangat dengan
candaan sehingga penulis tidak terbebani dalam menyelesaikan skripsi
terutama untuk Rina pujianti dan Fitria Rubiani yang selalu mengingatkan dan
iv
menghibur penulis untuk segera menyelesaikan skripsi dengan kata “Kapan
sidang? Kapan wisuda?.”
10. M. Diva Bhakti Irawan selaku partner penulis dan selalu setia dalam
memberikan motivasi, meluangkan waktunya, memberikan saran serta
senantiasa mendengarkan cerita penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi
ini.
11. Irma Fidiah yang merupakan teman MTsN 12 Jakarta, teman rumah, teman
kuliner dan teman berjuang mengejar gelar S1 yang telah meluangkan
waktunya untuk menghibur penulis dikala jenuh dalam menyelesaikan
skripsi.
12. Mila Afrilianida, Tria Anjarwati, Aisyah Rahmi Utami, Annisa Elfa Arianty,
Eka Puji Septiani, Khusnul Fadhilah, Dyah Ayu Lestari yang saling support,
kritik dan memberikan masukan satu sama lain dalam penyusunan skripsi.
13. Pengurus dan teman-teman Koperasi Mahasiswa UIN Syahid Jakarta periode
2012 sampai 2016 yang telah memberikan pengalaman baru, ilmu baru, dan
dukungan sehingga penulis mempunyai kegiatan yang positif dalam
menjalankan perkuliahan.
14. Teman-teman Kesejahteraan sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2012
terutama kelas A yang sudah memberikan warna selama menjalankan
perkuliahan dan berjuang bersama-sama untuk mendapatkan gelar sarjana
strata I.
15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
penulis untuk menyelesaikan skripsi dan perkuliahan.
v
Penulis hanya dapat mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
pihak-pihak yang bersangkutan semoga dukungan yang diberikan dibalas yang baik
oleh Allah SWT. Penulis juga berharap bahwa skripsi ini memberikan pengetahuan
baru dan bermanfaat bagi penulis, mahasiswa Kesejahteraan Sosial UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dan pembaca pada umumnya.
Jakarta, 29 Juli 2016
Ira Rahmawati
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR........................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii
DAFTAR BAGAN................................................................................................ ix
PENDAHULUAN................................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ................................................... 12C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................... 13D. Metodologi Penelitian ........................................................................ 14E. Sistematika Penulisan......................................................................... 25
LANDASAN TEORI............................................................................ 27
A. DAMPAK........................................................................................... 271. Pengertian Dampak ....................................................................... 272. Indikator Dampak.......................................................................... 28
B. PENGOLAHAN LIMBAH KERTAS ............................................... 311. Pengertian Pengolahan Limbah..................................................... 312. Jenis-jenis Limbah......................................................................... 323. Pengolahan Limbah ....................................................................... 354. Pengolahan Limbah Kertas............................................................ 37
C. PEMBERDAYAAN........................................................................... 401. Pengertian Pemberdayaan ............................................................. 402. Strategi Pemberdayaan .................................................................. 443. Pendekatan Pemberdayaan ............................................................ 454. Tahapan Pemberdayaan................................................................. 47
GAMBARAN UMUM.......................................................................... 53
A. Gambaran Umum Komunitas Enigami .............................................. 531. Sejarah Terbentuknya Komunitas enigami ................................... 532. Profil, Visi dan Misi Komunitas Enigami ..................................... 553. Anggota Komunitas Enigami ........................................................ 564. Program Komunitas Enigami ........................................................ 595. Kerjasama Komunitas Enigami..................................................... 636. Pemasaran Kreasi enigami ............................................................ 647. Perlombaan yang pernah diikuti Komunitas Enigami................... 64
B. Gambaran Umum Kelurahan Jombang .............................................. 641. Profil Umum.................................................................................. 642. Luas dan Batas Wilayah ................................................................ 653. Visi Kelurahan Jombang ............................................................... 65
vii
4. Misi Kelurahan Jombang............................................................... 665. Struktur Organisasi Kelurahan Jombang....................................... 676. Kependudukan Kelurahan Jombang.............................................. 697. Fasilitas di Kelurahan Jombang..................................................... 708. Profil Kelompok Mandiri, Cerdas dan kreatif Enigami di Kelurahan
Jombang, Ciputat. .......................................................................... 70
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS ............................................ 72
A. Proses Pemberdayaan Komunitas Enigami Melalui Kreasi LimbahKertas Di Kelurahan Jombang, Ciputat.............................................. 72
B. Dampak Kegiatan Limbah Kertas Komunitas Enigami dalamPemberdayaan Anggota.................................................................... 102
PENUTUP ........................................................................................... 117
A. KESIMPULAN ................................................................................ 117B. SARAN ............................................................................................ 118
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 121
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Data timbunan sampah di Tangerang Selatan............................................5
Tabel 2. Kerangka dan jumlah informan ...............................................................18
Tabel 3. Data penduduk kelurahan Jombang tahun 2016 ......................................69
Tabel 4. Anggota sanggar yang aktif di kegiatan sanggar .....................................95
ix
DAFTAR BAGAN
Bagan 1. Tahapan Intervensi Sosial .......................................................................48
Bagan 2. Struktur organisasi kelurahan Jombang ..................................................67
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak manusia mengenal peradaban, ribuan tahun yang lalu, manusia
selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Peningkatan kualitas
hidup tidak lain merupakan usaha untuk mendapatkan kenyamanan hidup.
Kenyamanan hidup selain untuk dinikmati oleh dirinya sendiri pada saat masih
hidup serta diharapkan dapat diwariskan kepada generasi selanjutnya. Usaha
untuk meningkatkan hidup manusia tidak pernah berhenti sampai akhir zaman
nanti.
Sebagai makhluk hidup yang hidup di bumi, manusia hidup berdampingan
dengan lingkungan, alam, hewan, dan juga tumbuhan sebagai satu kesatuan
ekosistem. Dan keadaan lingkungan akan berpengaruh terhadap kehidupan
manusia, serta kemampuan alam bertujuan untuk mendukung kehidupan
manusia. Salah satu kemampuan alam disebabkan oleh daya dukung alam itu
sendiri. Oleh karena itu daya dukung alam harus dijaga agar tetap dapat
memberikan dukungannya bagi kehidupan manusia. Sebagaimana Allah telah
berfirman dalam surah al-A’raf /7: 56 berikut:
“Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi sesudah (Allah)memperbaikinya dan berdoalah kepadanya rasa takut (tidak akan diterima)
2
dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah dekat denganorang yang berbuat kebaikan.” 1
Berdasarkan ayat al-Qur’an tersebut telah dijelaskan bahwa Allah SWT
telah memberikan larangan agar Umat manusia membuat kerusakan di muka
bumi. Karena bumi sebagai tempat tinggal dan tempat hidup manusia dan
makhluk Allah lainnya sudah dijadikan Allah dengan penuh rahmat-Nya.
Gunung-gunung, lembah-lembah, sungai-sungai, lautan, daratan dan lain-lain
semua itu diciptakan Allah untuk dikelola dan dimanfaatkan dengan sebaik-
baiknya oleh manusia, bukan sebaliknya dirusak dan dibinasakan.
Bukan hanya tercantum dalam Al-Qur’an bahwasanya manusia senantiasaharus tetap menjaga lingkungan, tetapi juga tercantum dalam UU Nomor 32tahun 2009 tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup padapasal 67 yang menyebutkan, “Setiap orang berkewajiban memeliharakelestarian fungsi lingkungan hidup serta mengendalikan pencemaran dan/ataukerusakan lingkungan hidup.”
Daya dukung alam dapat berkurang atau menyusut dengan berputarnya
waktu dan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi serta
kemajuan industri. Seiring dengan berjalannya waktu sampai sekarang ini
manusia untuk memenuhi kebutuhan berupa sandang, pangan dan papan,
cenderung memanfaatkan penemuan-penemuan baru ilmu pengetahuan dan
teknologi untuk mengambil hasil kekayaan alam yang tersedia dengan
sebanyak-banyaknya dan secepatnya.
Perkembangan teknologi dan industri yang pesat ini ternyata membawa
dampak bagi kehidupan manusia, baik dampak yang bersifat positif maupun
yang bersifat negatif. Dampak yang bersifat positif adalah meningkatkan
1 Al-Qur’an –Indonesia, “Surat Al-A’raf/07:56”, data diakses pada 24 September 2015 darihttp://al-qur’an-indonesia.com.
3
kualitas dan kenyamanan hidup sedangkan dampak yang bersifat negatif
adalah menurunkan kualitas serta kenyamanan hidup manusia.
Perkembangan teknologi juga bukan hanya berdampak pada manusia saja
tetapi pada lingkungan. Dampak terhadap lingkungan yaitu dapat mengurangi
daya dukung alam yang akan mengurangi kemampuan alam untuk mendukung
kelangsungan hidupnya manusia serta akan menimbulkan pencemaran daratan
(tanah).
Pencemaran daratan relatif lebih banyak terjadi karena faktor eksternal
yaitu pencemaran yang diakibatkan daratan karena perbuatan dan aktivitas
manusia. Pencemaran daratan pada umumnya berasal dari limbah atau bahan
buangan. Limbah merupakan buangan yang dihasilkan dari proses produksi
baik industri maupun domestik (rumah tangga) yang akan menimbulkan
penumpukan pada limbah terutama pada limbah padat. Limbah padat itu terdiri
dari berbagai macam komponen baik yang bersifat organik maupun non-
organik.2 Salah satu limbah organik yang dihasilkan oleh pencemaran daratan
adalah kertas.
Kertas merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sering digunakan
dalam kehidupan sehari-hari. Setiap hari manusia membutuhkan kertas untuk
menulis, mencetak maupun untuk membungkus sesuatu. Kertas telah menjadi
kebutuhan pokok dalam berbagai bidang, misalnya bidang pendidikan,
perkantoran dan lain-lain. Dalam bidang pendidikan kertas mutlak diperlukan
untuk para pelajar dalam berbagai keperluan. Konsumsi kertas bagi para
mahasiswa merupakan hal yang tidak banyak diperhatikan.
2 Wisnu Arya Wardhana, Dampak Pencemaran Lingkungan, (Yogyakarta: Andi Yogyakarta,2004), Edisi revisi, h.19.
4
Kertas yang digunakan, seringkali tidak dimanfaatkan semaksimal
mungkin. Kertas yang sudah tidak dimanfaatkan lagi akan dibuang oleh
manusia dan menjadikannya sebagai limbah. Semakin berkembangnya
teknologi pembuatan kertas, produksi kertas pun meningkat serta semakin
banyak pohon di hutan yang ditebang untuk menjadi bahan baku pembuatan
kertas. Pembuatan kertas yang meningkat akan mengakibatkan bertambahnya
limbah kertas. Adanya timbunan limbah kertas dalam jumlah besar akan
menimbulkan pemandangan yang tidak sedap, kotor dan kumuh dan
menyebabkan kondisi lingkungan hidup yang buruk.
Berdasarkan hasil wawancara dengan staff bidang kebersihan di Dinas
Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Tangerang Selatan bahwa jumlah
timbunan sampah yang dihasilkan di daerah Tangerang Selatan pada tahun
2015 adalah 808 ton/per hari. Sedangkan sampah yang masuk ke dalam tempat
pembuangan akhir dan ditangani oleh DKPP Tangerang Selatan sebanyak
±200 Ton/hari, 750 m3/hari. Dan untuk jenis sampah yang diangkut oleh
DKPP Tangsel di daerah Tangerang Selatan 43% merupakan jenis sampah
organik.3
Berikut tabel jumlah timbunan sampah yang berada di Kecamatan daerah
Tangerang Selatan berdasarkan perhitungan jumlah penduduk pada tahun
2015.4
3 Wawancara dengan Bapak Sahrul bidang kebersihan DKPP Tangsel, Pamulang, 20-Mai-2016.4 Arsip DKPP Tangerang Selatan, Pamulang, 20 Mei 2016.
5
Tabel 1. Data Timbunan Sampah di Tangerang Selatan
Sumber: Data DKPP Tangerang Selatan 2015
Sedangkan jumlah konsumsi kertas Indonesia di tahun 2006 adalah 5,96
juta ton. Konsumsi kertas di Indonesia terus meningkat satu kilogram (kg) per
kapita tahun atau sekitar 220 ribu ton. Dalam sebuah program Cleaning Day
yang diadakan oleh sebuah perusahaan sumber energi di daerah bisnis
Kuningan, Jakarta, terkumpul sampah kertas tak terpakai sebanyak 2 ton
kertas, selama kurun waktu lima tahun menghuni gedung tersebut. Jumlah
sampah yang dihasilkan 30-40% merupakan sampah kertas. Kapasitas
produksi kertas lainnya adalah kertas koran 750 ribu ton, kertas sackracft 0,4
juta ton, kertas bungkus 92 ribu ton, kertas sigaret 64 ribu ton, kertas tisu 312
ribu ton, dan kertas berharga 13,5 ribu ton.5 Sementara itu, sejalan dengan
5 Nurediyanto, “Kita dan Enviromental Cost,” artikel diakses pada 12 Februari 2016 darihttp://www.kompasiana.com.
KECAMATANJUMLAH
PENDUDUK
UNITTIMBUNAN
SAMPAH
(kg/jiwa/hari)
TIMBUNANSAMPAH
(Ton/hari)
Pondok Aren 333.025 0,47 161
Ciputat Timur 188.293 0,73 141
Ciputat 206.559 0,62 132
Serpong Utara 144.733 0,54 80
Pamulang 306.327 0,50 157
Setu 73.069 0,52 39
Serpong 153.164 0,62 98
TOTAL 1.405.170 0,56 808
6
meningkatnya jumlah dan aktivitas penduduk, jumlah Timbunan sampah
kertas akan terus meningkat bersamaan dengan meningkatnya jumlah sampah
jenis lainnya.
Maka dari itu perlu adanya inovasi baru untuk menyelesaikan masalah
limbah kertas tersebut dengan memanfaatkannya. Pemanfaatan limbah dapat
dilakukan dengan resue atau penggunaan kembali serta recycle atau daur
ulang. Resue adalah penggunaan kembali sampah-sampah yang masih dan
dapat dimanfaatkan tanpa dilakukan pengelolaan khusus. Sedangkan recycle
adalah daur ulang atau penggunaan kembali limbah yang masih dapat
dimanfaatkan, tetapi harus diberikan pengolahan tertentu sehingga hasil
akhirnya menjadi barang yang berbeda dan fungsi yang sama atau berbeda
Seperti limbah kertas.6
Di Indonesia, pemanfaatan limbah kertas lebih banyak dilakukan dengan
cara didaur ulang (recycle) mutlak dilakukan agar jumlah sampah dapat
dikurangi dan sumber daya pohon-pohonan (bahan baku kertas) dapat
terselamatkan serta memiliki nilai ekonomis sehingga dapat membantu
memberikan nilai tambah.
Dengan kebutuhan seperti sandang, pandang, dan papan manusia yang
secara terus-menerus meningkat sehingga manusia berusaha untuk dapat
memenuhi kebutuhannya demi keberlangsungan hidup. Salah satu cara yang
dilakukan agar kebutuhan manusia terpenuhi untuk kehidupannya yakni
6 Rikky Firmansyah, Agus Mawardi H., M. Umar Riandi, Mudah dan Aktif Belajar Biologi,(Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009), h. 175.
7
menciptakan penghasilan sendiri melalui menciptakan usaha sendiri yaitu
dengan berwirausaha.
Menurut Coulter, kewirausahaan sering dikaitkan dengan proses,
pembentukan atau pertumbuhan suatu bisnis baru yang berorientasi pada
pemerolehan keuntungan, penciptaan nilai, dan pembentukan produk atau jasa
baru yang unik dan inovatif.7 Sedangkan menurut Ropke, menyatakan bahwa
kewirausahaan merupakan proses penciptaan sesuatu yang baru dan membuat
sesuatu yang berbeda dari yang telah ada, tujuannya adalah tercapainya
kesejahteraan individu dan nilai tambah bagi masyarakat.
Proses kewirausahaan diawali dengan suatu aksioma, yaitu adanya
tantangan. Dari tantangan tersebut timbul gagasan, kemauan, dan dorongan
untuk berinisiatif, yang tidak lain untuk berpikir kreatif dan bertindak inovatif,
sehingga tantangan awal tadi dapat terpecahkan.8 Tahap proses penciptaan
sesuatu yang baru dan berbeda itulah disebut tahap kewirausahaan. Dan kunci
dari kewirausahaan adalah melakukan inovasi-inovasi baru. Inovasi-inovasi
baru bisa diciptakan melalui perubahan bentuk, yaitu mengubah bentuk benda
yang tidak berguna atau kurang berguna menjadi bentuk benda yang lebih
berguna, hal ini akan memberikan hasil dari benda tersebut.9 Salah satunya
dengan mengubah limbah kertas menjadi sesuatu yang baru dan berbeda dari
yang lain yaitu dengan membuat kreasi enigami.
7 Prof. Dr. Yuyus Suryana, S.E. M.S., dan Dr. Ir. Kartib Bayu, M.S.I, KewirausahaanPendekatan Karakteristik dan Wirausahawan Sukses, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2010), h. 13.
8 Dr. Suryana, M.Si., Kewirausahaan Pedoman Praktis: Kita dan Proses Menuju Sukses,(Jakarta: Salemba Empat, 2009), h.3.
9 Drs, sudrajad, M.M., Kiat Mengentaskan Penggangguran dan kemiskinan melaluiWirausaha, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2012), h. 12.
8
Kreasi enigami merupakan kreasi yang berasal dari limbah kertas yang
sudah tidak terpakai yang dapat dijadikan sebuah karya seni berupa boneka,
tempat pensil, lampu tidur dan lain-lainnya dengan berbagai banyak karakter
yang dikolaborasikan dengan imajinasi dan kombinasi berbagai teknik kertas.
Kreasi enigami ini diciptakan pada tahun 2010 oleh dua orang mahasiswa UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang keduanya mempunyai tujuan untuk
melakukan pengolahan limbah terutama limbah kertas dengan cara mendaur
ulang kertas bekas dan menjadikannya barang yang bernilai jual serta
bermanfaat yang kemudian menjadikan kreasi enigami sebagai suatu usaha
bagi kedua mahasiswa tersebut untuk menambah penghasilan bagi mereka
pribadi.
Tujuan lain dari kedua mahasiswa ini adalah mengajak masyarakat untuk
menjaga kelestarian lingkungan dengan tidak membuang sampah pada
sembarang tempat. Kedua mahasiswa ini terus melakukan sosialisasi dan
memperkenalkan kreasi enigami yang pada akhirnya membuat masyarakat
tertarik terutama di kalangan mahasiswa untuk berkontribusi dalam
melestarikan lingkungan dengan menciptakan sesuatu yang baru melalui
limbah kertas tersebut. Sehingga terbentuklah sebuah komunitas yang bernama
komunitas enigami.
Komunitas Enigami tergerak untuk mengumpulkan kertas-kertas bekas
pembuatan skripsi lebih berdaya guna. Muhammad Sarudi atau yang biasa
dipangggil Ucok mengatakan dirinya dan seorang teman tergerak mengolah
9
kertas bekas setelah mengikuti program sosial enterprise yang diadakan salah
satu lembaga dakwah pada 2013.10
Dalam Entrepreneur’s Handbook yang dikutip oleh Yuyun Wirasasmita
dikemukakan beberapa alasan mengapa seseorang menjadi wirausaha yaitu
pertama, alasan keuangan merupakan alasan untuk mencari nafkah. Kedua,
alasan sosial adalah untuk memperoleh gengsi (status, agar dapat dikenal dan
dihormati). Ketiga, alasan pelayanan adalah untuk membuka lapangan
pekerjaan dan membantu meningkatkan perekonomian masyarakat. Keempat,
alasan pemenuhan diri adalah untuk menjadi atasan atau mandiri, mencapai
sesuatu diinginkan.11
Alasan awal menciptakan kreasi limbah kertas melalui enigami adalah
alasan keuangan bagi pendiri komunitas enigami, tetapi seiring berjalannya
waktu komunitas enigami mengembangkan kreasi enigami untuk alasan
pelayanan. Bukan hanya untuk menghasilkan profit atau keuntungan untuk
pribadi. Namun komunitas enigami menfokuskan pada GAS (Green Art
Social) yaitu menciptakan karya seni yang dihasilkan dari kepedulian
lingkungan yang bernilai bisnis sehingga dapat membantu perekonomian
masyarakat yaitu dengan kegiatan pemberdayaan.
Awalnya komunitas ini hanya bertujuan untuk memberdayakan kertas
bekas. Tetapi setelah mengikuti ajang Bank Indonesia Entrepreneur (BI
Preneur) dan Greenpreneurship Challenge pada tahun 2012, kedua
mahasiswa (FEB) ini membulatkan tekad untuk terjun ke
10 Azizah Nida Ilyas, “Imagine = Enigami”, artikel diaskses pada 3 Mei 2016 darihttp://www.lpminstitut.com/2014/04/imagine-enigami.html.
11 Undang-undang No. 11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial.
10
masyarakat. Mereka memberikan pelatihan soft skill dan hard skill dalam
mengelola kertas. “Kami juga mengajak mereka bekerja sama guna
mengangkat perekonomian mereka,” jelas Rofiq.12
Menurut Jim Ife, dalam Ismet Firdaus dkk, Pemberdayaan adalah
penyediaan sumber daya, kesempatan, pengetahuan dan keterampilan bagi
masyarakat untuk meningkatkan kapasitas mereka sehingga mereka bisa
menemukan masa depan mereka lebih baik.13
Dalam Undang-undang Kesejahteraan Sosial Nomor 11 tahun 2009 padabagian keempat pasal 12 ayat 1a menjelaskan, “Pemberdayaan sosialdimaksudkan untuk memberdayakan seseorang, keluarga, kelompok, danmasyarakat yang mengalami masalah kesejahteraan sosial agar mampumemenuhi kebutuhannya secara mandiri.”
Pemberdayaan masyarakat adalah sebuah pendekatan yang memberikan
kesempatan, wewenang yang lebih besar kepada masyarakat terutama
masyarakat lokal untuk mengelola proses pembangunannya. Pemberdayaan
masyarakat tidak hanya memberi wewenang terhadap masyarakat, tetapi juga
meningkatkan kapasitas yang ada di masyarakat.14
Sedangkan pandangan lain mengartikan bahwa pemberdayaan secara
konseptual pada intinya membahas bagaimana individu, kelompok ataupun
komunitas berusaha mengkontrol kehidupan mereka sendiri serta
mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai dengan keinginan
mereka. Prinsip ini mendorong klien untuk menentukan sendiri yang harus
12 Wahyu AP, “Komunitas Enigami Daur Ulang Bekas Skripsi,” artikel diakses pada 3 Mei2016 dari http://www.koran-jakarta.com/daur-ulang-kertas-bekas-skripsi.
13 Ismet Firdaus, dkk., Pengamalan Al-Qur’an tentang Pemberdayaan Dhu’afa (Jakarta:Dakwah Press Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 9.
14 Soetomo, Pemberdayaan Masyarakat (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), h. 69.
11
dilakukan dalam kaitan dengan upaya mengatasi permasalahan yang dihadapi,
sehingga klien mempunyai kesadaran dan kekuasaan penuh untuk membentuk
hari depannya.15
Pemberdayaan yang dilakukan oleh komunitas enigami melalui
peningkatan kemauan dan kemampuan dalam bentuk melakukan pelatihan
melalui kreasi limbah kertas yang diberikan pada anggota sanggar yang
dinamakan kegiatan sanggar dan pemberdayaan dalam bentuk pelatihan,
pendampingan serta peningkatan akses pada ibu-ibu rumah tangga di
Kelurahan Jombang, Ciputat.
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu tim inti komunitas
enigami banyak dampak yang diterima ketika bergabung menjadi komunitas
enigami tersebut terutama dampak dari pemberdayaan yang dilakukan kepada
ibu-ibu rumah tangga di wilayah Jombang. Dengan adanya pemberdayaan
yang dilakukan mereka mendapatkan keuntungan dari hasil produksi kreasi
limbah kertas enigami yang mereka buat sendiri. Berdasarkan pernyataan
salah satu tim inti komunitas enigami dalam sebulan mereka bisa
memproduksi 20-30 kreasi enigami dalam bentuk boneka dengan harga jual
75.000 satu buah boneka.
Pemberdayaan yang dilakukan oleh komunitas enigami ini bukan hanya
memberikan dampak yang nyata berupa keuntungan yang dapat digunakan
untuk memenuhi kebutuhan pokok saja tetapi memberikan dampak lainnya
15 Fredian Tonny Nasdian, Pengembangan Masyarakat (Jakarta: Yayasan Pustaka OborIndonesia, 2015), h. 90.
12
bagi kehidupan anggota komunitas setelah mendapatkan pemberdayaan
dalam bentuk pelatihan tersebut.
Namun tidak semua anggota komunitas menerima dampak yang sama
setelah menerima pemberdayaan dari komunitas enigami yang berpengaruh
bagi kehidupan masing-masing anggota baik anggota sanggar maupun pada
ibu-ibu rumah tangga berada di Kelurahan Jombang sebagai peserta
pemberdayaan. Sehingga dengan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk
mengambil judul penelitian adalah “Dampak Kegiatan Kreasi Limbah
Kertas Komunitas Enigami pada Pemberdayaan Anggota di kelurahan
Jombang, Ciputat.”
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Dengan melihat latar belakang masalah diatas agar tidak terjadinya
perluasan permasalahan maka dari itu penulis melakukan pembatasan
masalah dengan tujuan untuk menghasilkan pembahasan yang terarah dan
jelas. Penulis membatasi pembahasan dampak kegiatan kreasi limbah kertas
pada pemberdayaan anggota yang dilakukan oleh komunitas enigami di
Kelurahan Jombang, Ciputat.
2. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini:
a) Bagaimana proses pemberdayaan yang dilakukan oleh komunitas
enigami melalui kreasi limbah kertas di Kelurahan Jombang, Ciputat?
b) Bagaimana hasil evaluasi dampak pemberdayaan bagi anggota
komunitas melalui kegiatan kreasi limbah kertas?
13
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian
ini:
a) Untuk mengetahui proses pemberdayaan yang dilakukan oleh
komunitas enigami melalui kreasi limbah kertas di Kelurahan
Jombang, Ciputat.
b) Untuk mengetahui dampak pemberdayaan bagi anggota melalui
kegiatan kreasi limbah kertas yang dilakukan oleh komunitas enigami.
2. Manfaat Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian diatas maka manfaat dari penelitian ini:
a) Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pengetahuan
bagi peneliti selanjutnya terutama mahasiswa Program Studi
Kesejahteraan Sosial, mengenai program pengolahan daur ulang
limbah kertas yang dapat dijadikan salah satu usaha meningkatkan
kesejahteraan bagi masyarakat.
b) Manfaat Praktis
1) Diharapkan memberikan masukan kepada para pembaca agar dapat
mengurangi dampak pencemaran lingkungan yang terjadi karena
limbah kertas.
14
2) Memberikan masukan kepada komunitas enigami dalam
mengaplikasikan proses pemberdayaan yang sesuai dengan ilmu
kesejahteraan sosial.
3) Sebagai informasi bahan penelitian lebih lanjut.
4) Bagi masyarakat, penelitian ini memberikan sumbangan
pengetahuan tentang pengolahan limbah atau sampah yang baik dan
mengajak masyarakat untuk berkontribusi dalam menciptakan
lingkungan yang bersih.
D. Metodologi Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
a) Tempat Penelitian
Tempat penelitian yang diambil oleh penulis komunitas enigami. Di
sana peneliti melakukan penelitian untuk mendapatkan informasi dari
anggota komunitas enigami dengan melakukan wawancara langsung serta
observasi terhadap pelaksanaan pemberdayaan yang dilakukan pada
anggota komunitas dari kegiatan kreasi enigami tersebut untuk
mendapatkan data tertulis seperti dokumentasi dan data-data lain yang
mendukung penelitian ini.
Alasan penulis memilih komunitas enigami sebagai bahan penelitian
karena komunitas ini sudah u satunya adalah di tahun 2013 menjuarai The
Best 1 Recycle Battle Kompas and Tupperware. Komunitas enigami ini
merupakan komunitas yang pertama kali di Indonesia menciptakan kreasi
yang berasal dari kertas yang sudah tidak dimanfaatkan kembali menjadi
suatu karya seni dengan menggunakan berbagai teknik kertas serta
15
memberikan pengetahuan dan keterampilan pada masyarakat dengan
limbah kertas tersebut.
b) Waktu Penelitian
Waktu penelitian yang dilakukan penulis berlangsung selama enam
bulan dimulai dari bulan April 2016 sampai bulan September 2016.
2. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan penelitian
kualitatif. Pendekatan penelitian kualitatif adalah penelitian yang
menekankan pada quality atau hal terpenting suatu barang atau jasa.
Penelitian kualitatif dapat menunjukkan kehidupan masyarakat, sejarah,
tingkah laku, fungsionalisasi organisasi, pergerakan sosial dan hubungan
kekerabatan.16 Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang ditujukan
untuk mendeskripsikan dan menganalisa fenomena, peristiwa, aktivitas
sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, dan pemikiran orang secara individu
maupun secara kelompok.17 Penelitian kualitatif dieksplorasi dan
diperdalam dari fenomena sosial atau lingkungan sosial yang terdiri atas
pelaku, kejadian, tempat dan waktu.
Hasil akhir dari penelitian kualitatif dituangkan dalam bentuk
laporan tertulis. Hasil penelitian kualitatif sangat dipengaruhi oleh
pandangan, pemikiran dan pengetahuan peneliti. Laporan penelitian akan
berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan
tersebut. Data tersebut mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan
16 M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almansur, Metodologi Penelitian Kualitatif (Yogyakarta:Ar-Ruzz Media, 2012), cet-1, h. 25.
17 M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almansur, Metodologi Penelitian Kualitatif (Yogyakarta:Ar-Ruzz Media, 2012), cet-1, h.89.
16
lapangan, foto, videotape, dokumen pribadi, catatan atau memo dan
dokumen resmi lainnya.18
Jadi, penulis menggunakan penelititian kualitatif dengan alasan
untuk meneliti secara mendalam, menguraikan fakta-fakta yang terjadi di
lingkungan sosial dengan menggambarkan secara rinci dan akurat
mengenai proses pemberdayaan yang dilakukan oleh komunitas enigami
pada anggotanya sehingga peneliti dapat secara mendalam mengetahui
dampak bagi anggota komunitas sebelum dan sesudah adanya usaha kreasi
enigami tersebut.
3. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif, biasanya
bersifat penilaian, analisis non angka untuk menjelaskan makna lebih jauh
dari yang nampak oleh panca indra. Deskriptif juga dapat diartikan sebagai
cara untuk memecahkan suatu masalah yang diteliti dengan
menggambarkan keadaan subjek atau objek penelitian berdasarkan fakta-
fakta yang terjadi.
Data yang dikumpulkan dari penelitian kualitatif ini berupa kata-
kata serta gambar bukan angka. Dengan demikian, laporan penelitian berisi
kutipan dari anggota komunitas enigami yang terlibat dalam kegiatan
pemberdayaan kreasi enigami serta dokumentasi yang terkait dengan
penelitian tersebut untuk menggambarkan kegiatan dari kreasi enigami
yang dilakukan oleh komunitas enigami.
18 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remeja Rosda Karya,2007), cet-23, h. 11.
17
4. Macam dan Sumber Data
Sumber data adalah subjek dari mana data tersebut diperoleh.19
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua
macam, yaitu data primer dan data sekunder.
a) Data Primer
Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek
penelitian. Data primer dari penelitian ini adalah anggota dari komunitas
enigami yaitu dari anggota sanggar dan ibu-ibu rumah tangga di
Kelurahan Jombang, Ciputat yang dijadikan peserta pemberdayaan
kreasi enigami.
b) Data sekunder.
Data sekunder merupakan data diperoleh melalui sumber-sumber
informasi baik secara langsung maupun tidak langsung, baik berupa
dokumen, arsip-arsip, memo atau catatan tertulis lainnya maupun
gambar atau benda yang berkaitan dengan penelitian. Data sekunder ini
peneliti dapatkan dari Komunitas enigami, website komunitas enigami,
media masa, dan lain-lain.
5. Teknik Pemilihan Informan
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah anggota
komunitas enigami baik dari anggota sanggar dan ibu-ibu rumah tangga di
Jombang, Ciputat yang merupakan peserta pemberdayaan kreasi enigami.
Sedangkan objek penelitian ini adalah evaluasi dampak kegiatan kreasi
limbah kertas dalam pemberdayaan anggota di Jombang, Ciputat. Dalam
19 Suhaimi Arkanto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: PT. Rineka Cipta,2006), cet. Ke-13, h. 129.
18
memilih subjek penelitian ini, penulis menggunakan pengambilan
informan menggunakan purposive sampling yaitu peneliti sudah
mempunyai informan yang dituju untuk membantu melakukan penelitian
ini. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik purposive sampling
yang memberikan keleluasaan kepada peneliti dalam menyeleksi informan
yang sesuai dengan tujuan penelitian, yang terpenting disini bukanlah
jumlah informan, melainkan potensi dari tiap kasus untuk memberikan
pemahaman teoritis yang lebih baik mengenai aspek yang dipelajari.20
Purposive sampling juga merupakan teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu. Jadi sebelumnya peneliti sudah melakukan
perencanaan yang menjadi informan dalam penelitian yang sesuai dengan
penelitian ini. Berikut ini tabel informan yang terpilih dalam pengumpulan
data yang diperlukan dalam penelitian.
Tabel 2. Kerangka dan Jumlah Informan
Purposive Sampling
No Informan Informasi yang
dicari
Jumlah
1. Kakak Sarudi Putra
Siregar dan
Fadlilllah Zulqarnain
(Tim inti komunitas
enigami)
Mengetahui Gambaran
tentang komunitas
enigami, latar belakang
terbentuknya komunitas
enigami, profil
2 Orang
20 Nanang Martono, Metode Penelitian Kualitatif Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder(Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 79.
19
komunitas enigami, serta
kegiatan yang dilakukan
oleh komunitas enigami
dan mengetahui proses
pemberdayaan yang
dilakukan oleh
komunitas enigami
kepada anggota
komunitas
2. Ibu Novi dan Ibu
Yanti
(Peserta
pemberdayaan di
Jombang)
Untuk mengetahui profil
anggota serta dampak
yang diterima dari
kegiatan enigami.
2 Orang
3. Sri Wahyuni, Siti
Mulkhiah dan Laeli
Yuniawati
(Anggota sanggar
komunitas enigami)
Untuk mengetahui profil
anggota serta dampak
yang diterima dari
kegiatan kreasi enigami.
3 Orang
Jumlah Informan 7 Orang
Sumber : Penentuan informan penulis
6. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik
pengumpulan data melalui:
20
a) Observasi
Observasi berasal dari bahasa latin yang artinya “melihat” dan
“memperhatikan”.21 Jadi observasi diarahkan kepada kegiatan
memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul dan
mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut.
Yang dimaksud metode obsevasi adalah metode pengumpulan data yang
digunakan untuk menghimpun data penelitian, data-data penelitian ini
dapat diamat oleh peneliti. Dalam arti bahwa data tersebut dihimpun
melalui pengamatan peneliti melalui pengamatan panca indra.22
Dalam menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi
peneliti perlu memperhatikan beberap hal, yaitu:23 Ruang dan tempat,
pelaku, kegiatan, benda-benda atau alat-alat, waktu, peristiwa, tujuan
dan perasaan.
Tujuan menggunakan metode ini untuk memperoleh data yang
kongkrit mengenai hal-hal yang menjadi objek penelitian, yaitu
informasi tentang proses pemberdayaan dari kegiatan kreasi enigami
dan dampak yang dihasilkan dari kegiatan enigami tersebut bagi anggota
komunitas enigami. Jadi, pengamatan yang dilakukan peneliti adalah
melakukan pengamatan secara langsung ke lokasi penelitian,
mengamati proses pemberdayaan dari kegiatan enigami baik yang
21 Imam Gunawan, S.Pd.,M.Pd., Metode Penelitaian Kualitatif Teori & Praktik, (Jakarta: BumiAksara, 2013), cet-1, h. 143.
22 Buthan Bungin, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Prenada Media Group, 2005), h.134.23 M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almansur, Metodologi Penelitian Kualitatif (Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media, 2012), cet-1, h. 165.
21
dilakukan oleh di Jombang maupun kegiatan sanggar yang dilakukan
anggota sanggar komunitas enigami.
b) Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu untuk
mendapatkan data yang konkret dari hasil pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan.24 Wawancara perlu dilakukan lebih dari dua kali karena dua
alasan utama. Pertama adalah pendekatan pengetahuan temporal dan
kedua adalah untuk memenuhi kriteria rigor (Ketepatan/ketelitian).25
Wawacara menghasilkan pemahaman yang terbentuk oleh situasi
bedasarkan persitiwa-peristiwa interaksional yang khusus. Jadi dengan
wawancara, maka peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih
mendalam tentang partisipan dalam menginterpetasikan situasi dan
fenomena yang terjadi, dimana hal ini tidak bisa ditemukan melalui
observasi.26
Dalam wawancara yang dilakukan peneliti untuk mengumpulkan
data adalah dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada tim inti
komunitas enigami dan anggota dari komunitas enigami secara
langsung.
c) Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu yang
berbentuk tulisan, gambar atau karya monumental dari seseorang.
24 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,1999) cet ke-10, h. 3.
25 Imam Gunawan, S.Pd.,M.Pd., Metode Penelitaian Kualitatif Teori&Praktik, (Jakarta: BumiAksara, 2013), cet-1, h. 173.
26Sugiyono, Memahami penelitian kualitatif, (Bandung: CV. Alfabeta, 2010), h. 72.
22
Dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi
dan wawancara.
Dokumentasi sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai
sumber data karena dalam banyak hal dokumentasi sebagai sumber data
dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk
meramalkan.27
7. Teknik Analisa Data
Langkah selanjutanya yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
mengolah dan menganalisis data-data yang telah terkumpul menjadi data
yang sistematik, teratur, terstruktur dan mempunyai makna, langkah ini
disebut analisis data.28 Analisis data adalah proses pencarian dan
pengaturan secara sistematik hasil wawancara, catatan-catatan, dan bahan-
bahan yang dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman terhadap semua
hal yang dikumpulkan dan memungkinkan menyajikan apa yang
ditemukan.29
Proses analisa dilakukan sebelum di lapangan dan selama di
lapangan dalam melakukan penelitian tersebut. Selama penelitian di
lapangan, peneliti dalam melakukan aktivitas-aktivitas berikut:30
a) Reduksi data, yaitu dimana peneliti mencoba memilah data yang
relevan dengan proses pemberdayaan dari kegiatan enigami yang
27 Imam Gunawan, S.Pd.,M.Pd., Metode Penelitian Kualitatif Teori&Praktik, (Jakarta: BumiAksara, 2013), cet-1, h. 216.
28 Jonathan Sarwono, Metode Penelitian kuantitatif & kualitatif, (Yogyakarta: Graha Ilmu,2006), h. 239.
29 Jonathan Sarwono, Metode Penelitian kuantitatif & kualitatif, (Yogyakarta: Graha Ilmu,2006), h.210.
30 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,2000), cet ke-13, h. 103.
23
dilakukan di Kelurahan Jombang serta dampak yang diterima oleh
anggota sanggar dan Ibu-ibu pemberdayaan dari kegiatan kreasi
limbah kertas ini.
b) Penyajian data, setelah data mengenai proses pemberdayaan dari
kreasi enigami dan dampak kreasi limbah kertas bagi anggota
komunitas enigami, maka data tersebut disusun dan disajikan dalam
bentuk narasi, visual gambar, matrik, bagan, tabel, dan lain
sebagainya.
c) Penyimpulan data, pengambilan kesimpulan dengan menghubungkan
dari tema tersebut, sehingga memudahkan untuk menarik kesimpulan.
8. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Teknik yang digunakan penulis dalam menggunakan keabsahan data
penelitian ini adalah menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi adalah
teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain
di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding
terhadap data itu.
Teknik Triangulasi yang digunakan penelitian ini adalah triangulasi
metode. Triangulasi metode dilakukan dengan cara membandingkan
informasi atau data dengan cara yang berbeda. Yaitu dalam memperoleh
kebenaran informasi dan gambaran yang utuh menggunakan metode
wawancara dan observasi untuk memeriksa kebenarannya. Triangulasi
bukan untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomena, tetapi lebih
pada peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan.
24
Teknik ini sengaja dipilih penulis karena sesuai dengan pendekatan
penelitian yang digunakan yaitu pendekatan penelitian kualitatif. Karena
tujuan dari penelitian kualitatif memang bukan semata-mata mencari
kebenaran, tetapi lebih pada pemahaman subyek terhadap dunia
sekitarnya.31
9. Teknik Penulisan
Dalam melakukan penulisan skripsi ini, penulis penulis berpedoman
pada buku “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah”, (skripsi, tesis, disertai).
Diterbitkan oleh CeQDA (Center For Quality Development an Assurance)
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Press tahun
2007.32
10. Tinjauan Pustaka
Sebelum peneliti mengkaji tulisan ini, ada beberapa tulisan yang
membahas tentang dampak yang ditimbulkan dengan adanya suatu usaha
tertentu, salah satunya skripsi yang ditulis oleh Ahmad Reza Safitri,
mahasiswa Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam Konsentrasi
Kesejahteraan Sosial UIN Jakarta dengan judul : “Dampak Retail Modern
terhadap Kesejahteraan Pedagang Pasar Tradisional Ciputat, Tangerang
Selatan”. Dalam skripsi Ahmad Reza Safitri ini adanya perbedaan di objek
penelitian dengan penulis. Pada skripsi Ahmad Reza Safitri hanya
membahas dampak ekonomi dengan adanya keberadaan usaha retail
modern dengan subjek penelitian adalah Pedagang Pasar Ciputat,
Tangerang selatan.
31 Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi, (Bandung: Alfabeta, 2011), h.329.32 Pedoman Penulisan skripsi, Tesis, dan Disertai UIN, (Jakarta, UIN Jakarta Press: 2007)
25
Yang kedua adalah skripsi Siti Dawiyah, mahasiswa Program Studi
Kesejahteraan Sosial UIN Jakarta dengan judul: “Evaluasi Dampak Usaha
Konveksi Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Teluk Amanah pada
Peningkatan Aset Anggotanya di Kampung Melayu Kabupaten
Tangerang”. Dalam skripsi Siti Dawiyah yang menjadi objek penelitian
adalah Evaluasi dampak pada peningkatan aset anggota sedangkan yang
menjadi subjek penelitian adalah Anggota KUBE di Kampung Melayu
Kabupaten Tangerang.
Yang membedakan dengan skripsi peneliti adalah subjek
penelitiannya adalah anggota komunitas enigami yang berasal dari anggota
sanggar dan ibu-ibu rumah tangga sebagai peserta pemberdayaan di
Jombang, Ciputat yang mendapatkan program pemberdayaan yang
dilakukan oleh komunitas enigami tersebut sedangkan objek penelitian
adalah menganalisa dampak yang diterima oleh anggota dari
pemberdayaan yang dilakukan oleh komunitas enigami dengan adanya
kreasi enigami.
E. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah dalam penulisan ini, maka penulis membagi
sistematika penulisan ke dalam lima bab yang mana rinciannya sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, pembatasan masalah
dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi
penelitian, tinjauan pustaka serta sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
26
Bab ini membahas mengenai dampak, pengolahan limbah dan
pemberdayaan.
BAB III : GAMBARAN UMUM
Bab ini peneliti mengemukakan latar belakang berdirinya komunitas
enigami, profil, visi dan misi dari komunitas enigami, keanggotaan
komunitas enigami dan kegiatan dari komunitas enigami serta profil
kelurahan Jombang.
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS
Bab ini berisi tentang proses pemberdayaan dari kegiatan kreasi
enigami dan menjelaskan dampak dari kegiatan kreasi enigami bagi
anggota komunitas.
BAB V : PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan secara singkat berdasarkan hasil
dari pelaksanaan penelitian dan saran-saran yang menjadi penutup
dari pembahasan skripsi ini.
27
LANDASAN TEORI
A. DAMPAK
1. Pengertian Dampak
Dampak menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah benturan,
pengaruh kuat yang mendatangkan akibat (baik negatif maupun positif)
serta benturan yang cukup hebat antara dua benda sehingga menyebabkan
perubahan yang berarti momentum (pusa) sistem yang mengalami itu. 33
Sedangkan pengaruh sebagai perubahan yang terjadi terhadap klien atau
pemangku kepentingan sebagai akibat dari intervensi yang dilakukan oleh
program.34
Dampak secara sederhana dapat diartikan sebagai akibat atau pengarh
ketika akan mengambil suatu keputusan, yang bersifat timbal balik antara
satu dengan lainnya. Sejalan dengan itu, dampak merupakan keadaan
dimana ada hubungan timbal balik antara satu dengan yang alin akibat dari
pada apa yang dipengaruhi dan apa yang mempengaruhi.35 Pengertian lain
dampak adalah sesuatu yang merupakan akhir atau hasil suatu peristiwa
(perbuatan atau keputusan).
Jadi dapat disimpulkan bahwa dampak merupakan pengaruh yang
menyebabkan perubahan pada seseorang baik individu, kelompok maupun
33 Tim penyusun Kamus Besar Bahasa, Kamus besar bahasa Indonesia Edisi ke-3, (Jakarta:Balai Pustaka, 2002), h.234.
34 Wirawan, Evaluasi: Teori, Model, Standar, Aplikasi dan Profesi, (Jakarta: Rajawali Press,3008), h.110.
35 Irwan, S.Pd, M.Si, Dinamika dan Perubahan Sosial pada Komunitas Lokal, (Yogyakarta:Deepublish Publisher, 2015), h. 35.
28
masyarakat dari intervensi yang dilakukan oleh suatu kegiatan atau program
dengan mengakibatkan positif maupun negatif.
2. Indikator Dampak
Secara umum, indikator dapat didefinisikan sebagai suatu alat ukur untuk
menunjukan atau menggambarkan suatu keadaan dari suatu hal yang
menjadi pokok perhatian. Indikator dapat menyangkut suatu fenomena
sosial, ekonomi, penelitian, proses suatu usaha peningkatan kualitas.
Indikator digunakan apabila aspek yang dinilai perubahannya tidak dapat
secara langsung dilihat.36 Indikator dapat dikelompokkan kedalam dua
kategori, yaitu indikator kinerja dan indikator keluaran yakni berupa hasil
langsung maupun hasil tidak langsung.
Dalam hal ini yang menjadi penulis menggunakan indikator dampak
sebagai indikator dampak pemberdayaan untuk melakukan penelitian ini.
Beberapa indikator dampak yang digunakan penulis yaitu indikator-
indikator dampak pemberdayaan perempuan dalam usaha kecil dan mikro
dari modifikasi ADRA berikut:37
a) Management skill adalah keterampilan untuk mengelola administasi
keuangan (pembukuan sederhana) baik untuk usaha, organisasi sosial
dan rumah tangga. Akan tetapi dalam penelitian ini management skill
yang dimaksud adalah keterampilan dalam memanfaatkan sampah
yang ada baik untuk diri sendiri maupun orang lain, keterampilan
36 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung, PT RefikaAditama, 2005), Cet. ke-1, h.126.
37 Ismet Firdaus, dkk., Pengalaman Al-Qur’an tentang Pemberdayaan Dhu’afa (Jakarta:Dakwah Press, 2008), h. 254-255.
29
mengelola sampah yang ada dan keterampilan dalam mengelola
waktu yang dimiliki.
b) Organizational skill yang terdiri dari kemampuan untuk mengetahui
hak dan kewajibannya dalam suatu organisasi, pengurus
kelompok/koperasi tahu rincian pekerjaannya. Dan mempunyai
kemampuan berorganisasi, tidak hanya mengikuti kegiatan tapi ikut
serta dalam kegiatan dengan kesadaran, indikatornya adalah mereka
mau hadir dalam terlibat kegiatan bahkan menjadi pengurus.
Selain menggunakan indikator diatas, penulis juga menggunakan
indikator pemberdayaan dari Longwe untuk menganalisis dampak dari
kegiatan kreasi limbah kertas yaitu:38
a) Kesejahteraan perempuan yang terdiri dari tiga unsur yaitu perbaikan
mutu makanan yang dimakan, peningkatan pendapatan, peningkatan
pelayanan dan perawatan kesehatan. Oleh karena itu, level
pemberdayaan ini menekankan perempuan harus menjadi aktif dan
produser untuk mencukupi kebutuhan materialnya. Kesejahteraan
dapat diukur melalui tercukupinya kebutuhan dasar seperti makanan,
penghasilan, perumahan dan kesehatan. Untuk memperbaiki
kesejahteraan diperlukan peningkatan akses perempuan terhadap
sumber daya dan keterlibatan dalam proses pemberdayaan.39
38 Ismet Firdaus, dkk., Pengalaman Al-Qur’an tentang Pemberdayaan Dhu’afa (Jakarta:Dakwah Press, 2008), h. 25.
39 Ahmad Arif Widianto, LSM dan Pemberdayaan Perempuan (Studi Pada LSM YayasanSahabat Ibu di Yogyakarta), (Tesis S2 Sosiologi, Univeristas Gajah Mada, 2014), h. 43.
30
b) Akses perempuan dalam bahasa Longwe, akses diartikan sebagai
kemampuan perempuan untuk dapat memperoleh hak/akses terhadap
sumber daya produktif seperti tanah, kredit, pelatihan, fasilitas
pemasaran, tenaga kerja dan semua pelayanan publik yang setara
dengan perempuan. Akses terhadap teknologi dan informasi juga
merupakan aspek penting lainnya. Melalui teknologi dan informasi,
perempuan dapat meningkatkan produktivitas ekonomi dan sosial
mereka dan mempengaruhi lingkungan tempat yang ditinggal.40
c) Conscientisation (Konsientisasi) yang merupakan pemahaman
terhadap sexroles dan gender roles, dimana gender roles merupakan
bentukan budaya yang dapat dirubah. Pada level ini, pemberdayaan
dituntut mampu menumbuhkan sikap kritis perempuan terhadap
berbagai akar permasalahan yang menimpanya seperti diskriminasi,
subordinasi, stereotipe sehingga menciptakan kesetaraan gender di
segala aspek kehidupan.
d) Partisipasi sebagai keterlibatan dan keikutsertaan aktif dalam
pengambilan keputusan. Dalam konteks pemberdayaan, perempuan
harus terlibat dalam penetapan kebutuhan, perumusan, implementasi,
monitoring dan evaluasi. Partisipasi pada dasarnya merupakan
komponen penting dalam pembangkitan kemandirian dan proses
pemberdayaan. Individu-individu harus terlibat dalam proses
40 Retno Indah Supeni dan Maheni Ika Sari, Upaya Pemberdayaan Ekonomi Perempuanmelalui Pengembangan Manajemen Usaha Kecil (Studi Diskriptif pada Kegiatan Usaha Kecil Ibu-Ibu Desa Wirolegi Kabupaten Jembber, Dampingan Pusat studi Wanita UM Jember), ProsidingSeminar Nasional Ekonomi, 2011, (Jember: Universitas Muhammadiyah Jember, 2011), h.105.
31
pemberdayaan sehingga mereka dapat menumbuhkan rasa percaya
diri, memiliki harga diri dan pengetahuan untuk mengembangkan
keahlian baru. Jadi indikator partisipasi adalah keterlibatan dalam
proses pembuatan keputusan, pemutusan kebijakan, perencanaan
administrasi.
e) Kesetaraan dalam kekuasaan yang merupakan kontrol yang setara
terhadap faktor produksi dan distribusi hasil (keuntungan) sehingga
tidak ada pihak yang dominan. Pada level pemberdayaan ini,
perempuan harus memiliki kontrol setara dengan laki-laki dalam
segala aspek kehidupan sehingga tidak ada lagi dominasi dan
diskriminasi terhadap perempuan. Pentingnya kontrol sebagai salah
satu unsur analisis pemberdayaan perempuan adalah perempuan
mempunyai kekuasaan untuk mengubah kondisi dan posisi, masa
depan diri dan komunitasnya. Konsep kontrol berhubungan dengan
aspek kekuasaan seseorang untuk menentukan segala sesuatu yang
menyangkut berbabagi kepentingan termasuk memperoleh beragam
sumberdaya bagi dirinya.41
B. PENGOLAHAN LIMBAH KERTAS
1. Pengertian Pengolahan Limbah
Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan
tempat tertentu tidak di kehendaki oleh lingkungan karena tidak memiliki
41 Ahmad Arif Widianto, LSM dan Pemberdayaan Perempuan (Studi Pada LSM YayasanSahabat Ibu di Yogyakarta), (Tesis S2 Sosiologi, Univeristas Gajah Mada, 2014), h. 43.
32
nilai ekonomi.42 Menurut Ign Suharto, limbah adalah zat atau bahan
buangan yang dihasilkan dari proses kegiatan manusia. Limbah yang
mengandung bahan polutan yang memiliki sifat racun dan berbahaya
dikenal dengan limbah limbah B-3, yang dinyatakan sebagai bahan yang
dalam jumlah relatif sedikit tetapi berpotensi untuk merusak lingkungan
hidup dan sumber daya.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan lingkungan hidup dalam Pasal 1 ayat 20 yaitu
“Limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan”. Sedangkan keputusan
Menperindag RI No. 231/MPP/Kep/7/1997 Pasal 1 tentang prosedur impor
limbah yang menyatakan bahwa
“Limbah adalah bahan/barang sisa atau bekas dari suatu kegiatan atauproses produksi yang fungsinya sudah berubah hasilnya. Jadi limbahmerupakan bahan buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksibaik industri maupun domestik.”
Jadi dapat disimpulkan limbah adalah buangan dari barang yang sudah
tidak dipakai kembali (bekas) yang merupakan sisaan dari hasil kegiatan
produksi.
2. Jenis-jenis Limbah
Jenis-jenis limbah bisa dibedakan berdasarkan nilai ekonominya serta
karakteristiknya. Berdasarkan nilai ekonominya, limbah dibedakan menjadi
dua yakni:
a) Limbah yang mempunyai nilai ekonomi.
42 Ir. Philip Kristanto, Ekologi Industri, Edisi Kedua (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2013), h.22.
33
Limbah yang memiliki nilai ekonomi adalah limbah di mana dengan
melalui suatu proses lanjut akan memberikan suatu nilai tambah,
misalnya ampas tebu sebagai limbah pabrik gula yang dapat dijadikan
bahan baku untuk industri kertas karena mudah dibentuk menjadi bubur
pulp.
b) Limbah non-ekonomis
Adalah limbah yang walaupun telah dilakukan proses lanjut dengan
cara apapun tidak akan memberikan nilai tambah kecuali
mempermudah nilai sistem pembuangan, limbah jenis ini sering
menimbulkan masalah pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Sedangkan berdasarkan karakteristiknya, limbah dapat digolongkan
menjadi tiga bagian, yaitu:43
a) Limbah cair
Merupakan buangan air yang digunakan untuk mendinginkan mesin
suatu pabrik. Limbah air bersumber dari pabrik yang biasanya banyak
menggunakna air dalam proses produksinya. Jenis industri yang
menghasilkan limbah cair, diantaranya adalah industri pulp dan rayon,
pengolahan crumb rubber, besi dan baja, kertas, minyak goreng, tekstil,
electroplating, plywood dan lain-lain.
b) Limbah gas dan partikel
Merupakan limbah yang dibuang ke udara. Gas atau asap, partikulat,
debu yang dikeluarkan oleh pabrik udara akan dibawa angin sehingga
jangkauan pemaparan menjadi semakin luas. Bahan-bahan tersebut
43 Ir. Philip Kristanto, Ekologi Industri, Edisi kedua (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2013),h.232-235.
34
berakumulasi dengan udara basah sehingga massa partikel bertambah,
dan pada malam hari turun ke tanah bersama-sama dengan embun.
c) Limbah padat
Merupakan hasil buangan industri yang berupa padatan, lumpur,
bubur yang berasal dari sisa pengolahan. Limbah padat sangat
mempengaruhi ekologi air permukaan tanah, udara dan lahan
pertanian. Limbah padat merupakan substrat dan media bagi
pertumbuhan sumber penyakit manusia yang berasal dari lalat, tikus
dan bibit penyakit lainnya.
Berdasarkan sifat kimia unsur pembentuknya, limbah padat dapat
digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu sebagai berikut:44
1) Limbah organik atau sering disebut sampah basah adalah jenis
sampah yang berasal dari jasad hidup sehingga mudah
membusuk dan dapat hancur secara alami. Contohnya adalah
sayuran, daging, ikan, nasi, dan potongan rumput atau daun,
ranting dari kebun serta dari perkantoran seperti kertas.
2) Limbah non organik atau sampah kering adalah sampah yang
tersusun dari senyawa non organik yang berasal dari sumber
daya alam tidak diperbaharui seperti mineral dan minyak bumi
atau dari proses industri. Contohnya adalah botol gelas, plastik,
kaleng dan logam.
Secara garis besar limbah padat dapat diklasifikasikan menjadi
sebagai berikut:
44 Randy Ariestha, Studi Karakteristik Sampah Kantor Walikota Makassar dan AlternatifPengolahannya (Skripsi S1 Fakultas Teknik, Universitas Hasanudin Makassar, 2015), h.2.
35
1) Limbah padat yang mudah terbakar.
2) Limbah padat yang sukar terbakar.
3) Limbah padat yang mudah membusuk.
4) Debu.
5) Lumpur.
6) Limbah yang dapat didaur-ulang.
3. Pengolahan Limbah
Limbah membutuhkan pengolahan jika mengandung pencemar yang
merusak lingkungan atau setidaknya berpotensi menciptakan pencemaran.
Jadi, pengolahan limbah adalah kegiatan yang dilakukan untuk
membersihkan barang sisaan dari suatu proses produksi guna untuk
melestarikan lingkungan dari pencemaran lingkungan.
Tujuan pengolahan limbah adalah untuk mengambil bahan-bahan
berbahaya di dalamnya dan mengurangi/menghilangkan senyawa-senyawa
kimia maupun non-kimia yang berbahaya dan beracun. Limbah
membutuhkan penanganan awal, kemudian dilakukan pengolahan lanjut.
Semua jenis limbah perlu dilakukan pengolahan termasuk dengan
limbah padat. Tujuan pengolahan limbah padat ialah menerapkan teknik
yang berkaitan erat dengan timbulnya limbah padat, penyimpanan, transfer
dan transport, pemrosesan dan pembuangan limbah yang memenuhi aspek
kesehatan, ekonomi, teknik, konservasi, estetika, dan pertimbangan
lingkungan lain.45
45 Prof. Dr.Ir. Ign. Suharto, APU, Limbah Kimia dalam Pencemaran Udara dan Air(Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2011), h. 215.
36
Berdasarkan sifatnya, pengolahan limbah padat dilakukan melalui dua
cara yaitu:46
a) Limbah padat tanpa pengolahan.
Limbah padat tanpa pengolahan dibuang langsung ke tempat
tertentu sebagai tempat pembuangan akhir karena limbah itu tidak
mengandung unsur kimia beracun dan berbahaya.
b) Limbah padat dengan pengolahan
Limbah yang mengandung senyawa kimia berbahaya dan beracun
atau setidaknya menimbulkan reaksi kimia baru, limbah ini harus
diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke tempat pembuangan akhir.
Berdasarakan beberapa pertimbangan, pengolahan limbah padat dapat
dilakukan melalui proses berikut:
a) Pemisahan.
Pemisahan merupakan untuk mendapatkan limbah yang sejenis.
Kegiatan ini dilaksanakan secara manual (dengan tangan manusia
secara langsung) maupun secara mekanis (dilakukan dengan mesin).
b) Penyusutan ukuran.
Ukuran bahan perlu diperkecil dengan tujuan untuk mendapatkan
ukuran yang lebih homogen sehingga mempermudah pemberian
perlakuan terhadap pengolahan berikutnya.
c) Pengomposan.
46 Ir. Philip Kristanto, Ekologi Industri, Edisi Kedua (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2013, h.282.
37
Pengomposan merupakan teknik pengolahan sampah organik,
sampah tersebut dapat diurai oleh mikroorganisme atau cacing
(vermicomposting) sehingga terjadi proses pembusukan, kompos yang
dihasilkan sangat baik untuk memperbaiki struktur tanah karena
kandungan unsur hara dan kemampuannya menahan air.47
d) Pembuangan limbah yang dapat dibedakan menjadi pembuangan di
laut serta pembuangan di darat.
Selain itu juga dalam pengolahan limbah padat perlu digolongkan
menjadi beberapa upaya berikut:
a) Mendeteksi timbulnya limbah padat.
b) Pemisahan dan penanganan limbah padat, penyimpanan dan
pemrosesan limbah padat.
c) Pengumpulan limbah padat rumah tangga dari rumah ke rumah.
d) Pemisahan dan pemrosesan serta transportasi limbah padat.
e) Transfer dan transport limbah padat ke unit proses limbah padat.
f) Limbah padat dibuang ke tempat pembuangan sampah.
4. Pengolahan Limbah Kertas
Menurut Rusli Ramli, kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang
dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari pulp. Serat yang
digunakan biasanya adalah alami, dan mengandung selulosa dan
hemiselulosa. Adanya kertas merupakan revolusi baru dalam dunia tulis
menulis yang menyumbangkan arti besar dalam peradaban dunia. Sebelum
47 Randy Ariestha,”Studi Karakteristik Sampah Kantor Walikota Makassar dan AlternatifPengolahannya,” (Skripsi S1 Fakultas Teknik, Universitas Hasanudin Makassar, 2015), h. 4.
38
ditemukan kertas, bangsa-bangsa dahulu menggunakan tablet dari tanah
lempung yang dibakar.48
Kertas yang sudah tidak digunakan atau dibuang begitu saja akan
menjadi limbah padat yang berasal dari rumah tangga. Limbah padat yang
berasal dari rumah tangga mempunyai sifat fisika dan kimia yang selalu
berubah-ubah, sehingga diperlukan penanganan sebagai berikut:49
a) Reduksi.
Reduksi limbah padat dengan jalan mengurangi sumber limbah
padat pada unit penghasil limbah padat seperti limbah padat dari rumah
tangga, dunia industri, limbah padat dari perkantoran, limbah padat dari
pasar swalayan.
b) Daur ulang limbah padat (Recycling).
Pemanfaatan kembali limbah padat melalui proses fisika dan kimia
misalnya pecahan kaca atau beling digunakan sebagai tambahan bahan
baku industri gelas dan kaca. Manfaat daur ulang adalah dapat memiliki
nilai jual dengan adanya pemanfaatan limbah tersebut, mencegah
adanya sampah yang sebenarnya dan agar dapat menjadi sesuatu yang
berguna serta mengurangi penggunaan bahan baku yang baru.
c) Transportasi limbah padat.
Adalah pengumpulan dan pemisahan limbah padat untuk dilakukan
pemrosesan selanjutnya dalam pengolahan limbah padat tersebut.
48 Sarifudin, dkk., “Pemanfaatan Limbah Kertas Sebagai Bahan Material untuk PembuatanMeja Belajar Anak melalui Pendekatan Ergonomi,” Students journal of engineering Vol 1, no. 1(2013): h. 2.
49 Prof. Dr.Ir. Ign. Suharto, APU, Limbah Kimia dalam Pencemaran Udara dan Air(Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2011), h. 217-245.
39
d) Perlakuan panas.
Adalah mengonversi limbah padat menjadi gas, cairan dan produk
padat yang mengeluarkan energi. Perlakuan panas (thermal) limbah
padat senyawa organik dapat dilakukan dengan bantuan oksigen
maupun tanpa oksigen
e) Perlakuan biologis, dan
f) Penguburan limbah padat (landfill system).
Tujuan dari landfill system adalah untuk mencegah tercemarnya air
permukaan tanah oleh limbah padat. Landfill system merupakan sarana
dan fasilitas untuk pembuangan limbah padat dimana limbah padat
diletakkan di atas lahan dan di bawah limbah padat terdiri atas beberapa
lapisan media padat antara lain granular, geotekstil, plastik, tanah liat
dan bantuan lain-lain.
Akan tetapi pengolahan limbah kertas yang sering digunakan adalah
dengan melakukan mengurangi (reduce) pemakaian kertas dapat berupa
sikap menghindari pemakaian kertas yang boros, pemakaian kertas
hendaknya dilakukan seperlunya. Selain dengan reduce, pengolahan kertas
dapat dilakukan dengan penggunaan kembali (resue) yakni dengan
menggunakan kembali kertas atau box yang telah kita pakai. Pengolahan
kertas juga dapat dilakukan dengan mendaur ulang (recycle) limbah kertas
menjadi sesuatu yang baru. Hal ini yang dilakukan oleh komunitas enigami
yaitu mendaur ulang limbah kertas yang sudah tidak dipakai menjadi suatu
karya seni kertas menggunakan dengan teknik seni kertas yang menghasilan
suatu nilai yang bermanfaat seperti kreasi enigami.
40
C. PEMBERDAYAAN
1. Pengertian Pemberdayaan
Gagasan pemberdayaan bukanlah merupakan ide atau konsep baru.
Pemberdayan muncul sebagi solusi atas fakta ketimpangan struktrur
kekuasaan yang berlangsung selama ini, di mana masyarakat bawah haus
akan kebutuhan untuk mendapatkan kekuasaan dalam mengatur diri mereka
sendiri. Konsep pemberdayaan kemunculanya didasari oleh gagasan yang
menempatkan manusia sebagai subjek dari dunianya sendiri.50
Pemberdayaan masyarakat sering dipahami sebagai perwujudan dari
pengembangan masyarakat yang lahir dari tradisi pendidikan massa dan
berbasis pada bidang pekerjaan sosial serta memiliki kemiripan cakupan
dengan pendidikan luar sekolah namun pengembangan masyarakat
berkembang menjadi disiplin yang mandiri.51
Pemberdayaan berasal dari penerjemahan bahasa inggris empowerment
yang juga dapat bermakna pemberian kekuasaan. Karena power bukan
sekedar daya tetapi juga kekuasaan sehingga kata daya tidak saja bermakna
mampu tetapi juga mempunyai kuasa. Sehingga pemberdayaan adalah
sebuah proses menjadi bukan sebuah proses instan. Sebagai proses
pemberdayaan mempunyai tiga tahapan yaitu penyadaran, pengkapasitan
dan pendayaan. Target dan tujuan pemberdayaan itu sangat tergantung pada
50 Ismet Firdaus, dkk., Pengalaman Al-Qur’an tentang Pemberdayaan Dhu’afa (Jakarta:Dakwah Press, 2008), h. 161-162.
51 Dr. H. Asep Usman Ismail, Al-Qur’an dan Kesejahteraan Sosial (Tangerang: Lentera Hati,2012), h. 50.
41
bidang pembangunan kesejahteraan sosial yang digarap, baik bidang
ekonomi, pendidikan, kesehatan, maupun sosial.52
Pemberdayaan menurut Karen K. Krist-asham dalam bukunya
menjelaskan bahwa:
“Empowerment is the process of increasing personal, interpersonal,and political power so that individuals can take action to improvetheir life situations. Empowerment means increasing, emphasizing,developing, and nurturing strengths and positive attributes. It aimsat enhancing individuals, group, families, and communities' powerand control over their destinies (Pemberdayaan adalah prosesmeningkatkan kekuatan pribadi, interpersonal, dan politik sehinggaindividu dapat mengambil tindakan untuk memperbaiki situasikehidupan mereka. pemberdayaan berarti meningkat, menekankan,mengembangkan, dan memelihara kekuatan dan atribut positif. Halini bertujuan untuk meningkatkan individu, kelompok, keluarga, dankekuasaan dan kontrol masyarakat atas nasib mereka)”.53
Menurut Edi Suharto, pemberdayaan masyarakat pada dasarnya
merupakan kegiatan terencana dan kolektif dalam memperbaiki kehidupan
masyarakat yang dilakukan melalui pengingkatan kapasitas orang, terutama
kelompok lemah atau kurang beruntung (disadvantaged groups) agar
mereka memiliki kemampuan dalam memenuhi pilihan-pilihan hidup
melaksanakan kegiatan ekonomi menjangkau dan memobilisasi sumber
berpartisipasi dalam kegiatan sosial.54
Pemberdayaan menurut Zubaedi berarti menyediakan sumber daya,
kesempatan, pengetahuan dan keterampilan dalam rangka meningkatkan
52 Randy R. Wrihatnoto dan Riant Nugroho Dwidjowijoto, Manajemen Pemberdayaan (Jakarta:PT Elex Media Komputindo, 2007), h. 2.
53 Karen K. Krist-Ashman, Introducing To Social Work & Social Welfare Critical ThinkingPerspective, (USA: University of Wisconsin-Whitewater, 2010), h. 55.
54 Edi Suharto, Ph.D., Pekerjaan Sosial di Dunia Industri Memperkuat Tanggungjawab sosialPerusahaan (Jakarta: PT Refika Aditama, 2007) h. 110.
42
kemampuan warga miskin untuk menentukan masa depannya sendiri dan
berpartisipasi dalam kehidupan masyarakatnya.55
Menurut Payne dalam Fredian, pemberdayaan merupakan proses yang
ditujukan untuk membantu klien memperoleh daya (kuasa) untuk
mengambil keputusan dan menentukan tindakan yang akan ia lakukan
terkait dengan diri mereka, termasuk mengurangi efek hambatan pribadi dan
sosial dalam melakukan tindakan. Hal ini dilakukan melalui peningkatan
kemampuan dan rasa percaya diri untuk menggunakan daya yang ia miliki,
antara lain melalui transfer daya dari lingkungannya.56
Sedangkan dalam buku pengembangan masyarakat wacana dan praktik
pengertian pemberdayaan dapat dijelaskan dengan menggunakan empat
perspektif yaitu:
a) Pemberdayaan masyarakat ditinjau dari perspektif pluralis, adalah suatu
proses untuk menolong individu dan kelompok-kelompok masyarakat
yang kurang beruntung agar mereka dapat bersaing lebih efektif dengan
kepentingan-kepentingan lain.
b) Pemberdayaan masyarakat ditinjau dari persepktif elitis adalah suatu
upaya untuk bergabung dan memengaruhi kalangan elite seperti para
pemuka atau tokoh masyarakat, pejabat, orang kaya dan lain-lain,
membentuk aliansi dengan kalangan elite, melakukan konfrontasi dan
mengupayakan perubahan pada kalangan elite.
55 Dr. Zubaedi, M.Ag, M.Pd., Pengembangan Masyarakat Wacana dan Praktik (Jakarta:Kencana Prenadamedia Group, 2013), h. 43.
56 Fredian Tonny Nasdian, Pengembangan Masyarakat (Jakarta: Yayasan Pustaka OborIndonesia, 2014), h. 89-90.
43
c) Pemberdayaan masyarakat ditinjau dari persepktif strukturalis adalah
suatu agenda perjuangan yang lebih menantang karena tujuan
pemberdayaan dapat dicapai apabila bentuk-bentuk struktural
deliminasi. Umumnya, masyarakat menjadi tidak berdaya lantaran
adanya struktur sosial yang mendominasi dan menindas mereka, baik
karena alasan kelas sosial, gender ras atau etnik.
d) Pemberdayaan masyarakat ditinjau dari persepktif post-strukturalis
adalah suatu proses yang menantang dan mengubah diskursus.
Pemberdayan lebih ditekankan pada aspek intektualitas ketimbang
aktivitas, aksi atau praksis. Dari persepktif ini, pemberdayaan
masyarakat dipahami sebagai upaya mengembangkan pemahaman
terhadap perkembangan pemikiran baru dan analistis.57
Pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan terhadap semua kelompok
atau masyarakat, namun pada umumnya pemberdayaan dilakukan terhadap
kelompok masyarakat yang dianggap lemah atau kurang berdaya yang
memiliki karakteristik lemah atau rentan dalam aspek:
a) Fisik: orang dengan kecacatan dan kemampuan khusus.
b) Psikologis: orang yang mengalami masalah personal atau penyesuaian
diri.
c) Finansial: orang yang tidak memiliki pekerjaan, pendapatan, modal
yang mampu menopang kehidupannya.
57 Dr. Zubaedi, M.Ag, M.Pd, Pengembangan Masyarakat Wacana dan Praktik (Jakarta:Kencana Prenadamedia Group, 2013), h. 43.
44
d) Struktural: orang yang mengalami diskriminasi dikarenakan status
sosialnya, gender, etnis, orientasi seksual, pilihan politiknya.58
Jadi pemberdayaan merupakan bentuk dari pengembangan masyarakat
yang menjadikan masyarakat baik itu individu, kelompok maupun
komunitas sebagai subjek dalam kehidupan mereka dan mengartikan
pemberdayaan adalah proses maupun upaya dalam membantu seseorang
yang tidak berdaya atau tidak mampu dalam hal fisik, psikologi, finansial
dan struktural dengan meningkatkan kemampuan dan kekuatan yang
dimiliki oleh seseorang sehingga seseorang tersebut dapat berdaya dan
menyelesaikan hambatan yang mereka hadapi dalam kehidupannya.
2. Strategi Pemberdayaan
Menuurt Jim Ife dalam Zubaedi, upaya memberdayakan kelompok
masyarakat yang lemah dapat dilakukan dengan tiga strategi:
a) Pemberdayaan melalui perencanaan dan kebijakan yang dilaksanakan
dengan membangun atau mengubah struktur dan lembaga yang bisa
memberikan akses yang sama terhadap sumber daya, pelayanan dan
kesempatan berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat.
b) Pemberdayaan melalui aksi-aksi sosial dan politik yang dilakukan
perjuangan politik dan gerakan dalam rangka membangun kekuasaan
yang efektif.
c) Pemberdayaan melalui pendidikan dan penumbuhan kesadaran yang
dilakukan dengan proses pendidikan dalam berbagi aspek yang cukup
58 Edi Suharto, Ph.D., Pekerjaan Sosial di Dunia Industri Memperkuat Tanggungjawab sosialPerusahaan (Jakarta: PT Refika Aditama, 2007) h. 110.
45
luas. Upaya ini dilakukan dalam rangka membekali pengetahuan dan
keterampilan bagi masyarakat lapis bawah kekuatan mereka.
Jadi strategi pemberdayaan yang dilakukan oleh komunitas enigami
melalui pendidikan tentang limbah kertas dengan memberikan keterampilan
kreasi dari limbah kertas kepada kelompok masyarakat di wilayah Jombang.
3. Pendekatan Pemberdayaan
Dalam melakukan strategi pemberdayaan tidak terlepas dari pendekatan
yang dilakukan dalam pemberdayaan tersebut. Terdapat dua pendekatan
dalam menjalankan strategi pemberdayaan ini:59
a) Pendekatan direktif (Instruktif).
Pendekatan direktif (directive approach) dilakukan berlandaskan
asumsi bahwa community worker mengetahui apa yang dibutuhkan dan
apa yang baik untuk masyarakat. Dalam pendekatan ini peranan
community worker bersifat lebih dominan karena prakarsa kegiatan dan
sumber daya yang dibutuhkan lebih banyak berasal dari community
worker. Community worker-lah yang menetapkan apa yang baik atau
buruk bagi masyarakat, cara-cara apa yang perlu dilakukan untuk
memperbaikinya dan menyediakan sarana yang diperlukan untuk
perbaikan itu.
Dalam praktiknya community worker memang mungkin
menanyakan apa yang menjadi kebutuhan masyarakat atau cara apa
yang perlu dilakukan untuk menangani masalah, tetapi jawaban yang
59 Isbandi Rukminto Adi, Kesejahteraan Sosial (Pekerjaan Sosial, Pembangunan Sosial danKajian Pembangunan) (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), h.196-205.
46
muncul dari suatu masyarakat selalu diukur dari segi baik dan buruk
menurut community worker.
Dengan pendekatan ini memang banyak hasil yang telah diperoleh,
tetapi hasil yang didapat lebih terkait dengan tujuan jangka pendek dan
sering kali lebih bersifat pencapaian secara fisik. Penggunaan
pendekatan direktif oleh community worker mengakibatkan
berkurangnya kesempatan untuk memperoleh pengalaman belajar dari
masyarakat, sedangkan bagi masyarakat jika menggunkaan pendekatan
ini adanya sikap ketergantungan terhadap kehadiran petugas sebagai
agen perubahan.
b) Pendekatan Non-direktif (Partsisipatif).
Pendekatan non-direktif dilakukan berlandaskan asumsi bahwa
masyarakat tahu apa yang sebenarnya mereka butuhkan dan apa yang
baik untuk mereka. Pada pendekatan ini community worker tidak
menempatkan diri sebagai orang yang menempatkan apa yang baik atau
buruk bagi suatu masyarakat.
Pemeran utama dalam perubahan masyarakat adalah masyarakat itu
sendiri, community worker hanya menggali dan mengembangkan
potensi masyarakat. Masyarakat diberikan kesempatan untuk
menganalisa dan mengambil keputusan yang berguna bagi mereka
sendiri serta diberikan kesempatan dalam penentuan cara-cara untuk
mencapai tujuan yang mereka inginkan.
Tujuan dari pendekatan non-direktif dalam upaya pemberdayaan
ini adalah agar masyarakat memperoleh pengalaman belajar untuk
47
mengembangkan dirinya melalui pemikiran dan tindakan yang
dirumuskan oleh mereka. Pendekatan ini sering juga dianggap sebagai
pendekatan bersifat partisipatif.
Beberapa keuntungan menggunakan pendekatan non-direktif
dalam melakukan pemberdayaan:
1) Kemungkinan memperoleh hasil yang lebih baik dalam
keterbatasan sumber daya yang ada.
2) Membantu perkembangan masyarakat.
3) Menumbuhkan rasa kebersamaan.
4) Memunculkan kesempatan untuk mendidik dan mempengaruhi
masyarakat.
Akan tetapi dalam praktiknya, penggunaan pendekatan direktif dan non-
direktif perlu disesuaikan dengan tingkat perkembangan masyarakat.
4. Tahapan Pemberdayaan
Untuk melakukan pemberdayaan biasanya pekerja sosial menyusun
kegiatan pemberdayaan melalui beberapa langkah secara bertahap sesuai
kondisi dan kebutuhan warga yang menjadi sasaran kegiatan. Secara umum
tahapan intervensi baik dalam lingkup mikro, makro maupun mezzo
memiliki enam tahapan yakni:60
60 Karen K. Krist-Ashman. Introducing To Social Work & Social Welfare Critical ThinkingPerspective. (USA: University of Wisconsin-Whitewater, 2010). h.60.
48
Bagan 2. Tahapan Intervensi Sosial
Sumber: Buku Introducing To Social Work & Social Welfare Critical
Thinking Perspective.
Akan tetapi dalam tahapan pemberdayaan ini, penulis akan
menggunakan tujuh tahapan intrevensi di level komunitas yang ditulis oleh
Isbandi Rukmito sebagai berikut:
a) Tahapan persiapan
Pada tahap persiapan di dalamnya sekurang-kurangnya ada dua
tahapan yang harus dikerjakan, yaitu:
1) Persiapan petugas.
49
Persiapan petugas ini diperlukan untuk menyamakan persepsi
antar anggota tim agen perubah atau community worker
mengenai pendekatan apa yang akan dipilih dalam melakukan
pemberdayaan.
2) Persiapan lapangan yang juga dikenal dengan tahap engagement,
petugas pada awal melakukan studi kelayakan terhadap daerah
yang akan dijadikan sasaran, baik dilakukan secara informal
maupun formal. Bila sudah menemukan daerah yang ingin
dikembangkan, community worker harus mencoba menjalin
kontak melalui jalur formal untuk mendapatkan perijinan dari
pihak terkait. Tetapi di samping itu, community worker juga
tetap harus membina relasi dengan tokoh-tokoh informal agar
hubungan dengan masyarakat dapat terjalin dengan baik. Pada
tahap inilah terjadi kontak awal dengan kelompok sasaran.
Komunikasi yang baik pada tahap awal biasanya akan
mempengaruhi keterlibatan warga pada fase berikutnya.
b) Tahap assessment atau pengkajian.
Proses assessment yang dilakukan dapat dilakukan secara
individu melalui tokoh-tokoh masyarakat, tetapi juga melalui
kelompok-kelompok dalam masyarakat. Pada tahap ini petugas
berusaha mengidentifiasi masalah atau kebuutuhan yang dirasakan
dan juga sumber daya yang dimiliki klien.
Dalam proses assessment ini, dikenal pula konsep kebutuhan
normatif yaitu kebutuhan berdasarkan standar norma yang berlaku.
50
Kadangkala suatu masyarakat tidak merasakan suatu hal sebagai
kebutuhan mereka tetapi community worker melihat bahwa kondisi
yang ada perlu diperbaiki. Dalam kondisi seperti ini, community
worker tidak dapat memaksakan pandangan mereka ke masyarakat.
Oleh karena itu perlu upaya menjembatani perbedaan pandangan
tersebut. Hal yang bisa dilakukan adalah dengan menjalankan peran
edukasional misalnya dengan melakukan penyadaran masyarakat.
c) Tahap perencanaan alternatif program atau kegiatan (Designing).
Pada tahap ini, community worker secara partisipatif mencoba
melibatkan warga untuk berpikir tentang masalah yang mereka
hadapi dan bagaimana cara mengatasinya. Dalam upaya mengatasi
permasalahan yang ada masyarakat diharapkan dapat memikirkan
beberapa alternatif program dan kegiatan yang dapat mereka
lakukan.
Program dan kegiatan yang akan mereka kembangkan harus
disesuaikan dengan tujuan pemberian bantuan sehingga tidak
muncul program-program yang bersifat insidental ataupun amal
yang kurang dilihat manfaatnya dalam jangka panjang.
d) Tahap pemformulasikan rencana aksi
Pada tahap ini petugas membantu masing-masing kelompok
masyarakat untuk memformulasikan gagasan mereka dalam bentuk
tulisan, terutama bila ada kaitannya dengan pembuatan proposal
kepada pihak penyandang dana.
51
Dalam tahap pemformulasikan rencana aksi ini, diharapkan
petugas dan masyarakat sudah dapat membayangkan dan
menuliskan tujuan jangka pendek apa yang akan mereka capai dan
bagaimana cara mencapai tujuan tersebut.
e) Tahap pelaksanaan program (Implementation).
Tahap ini merupakan salah satu tahap yang paling penting
dalam program pemberdayaan masyarakat, karena sesuatu yang
sudah direncanakan dengan baik akan dilaksanakan di lapangan.
f) Tahap evaluasi.
Evaluasi sebagai proses pengawasan dari warga dan petugas
terhadap program pemberdayaan masyarakat yang sedang berjalan
sebaiknya dilakukan dengan melibatkan warga. Dengan keterlibatan
warga pada tahap ini diharapkan akan terbentuk sistem dalam
komunitas untuk melakukan pengawasan secara internal. Sehingga
dalam jangka panjang diharapkan akan dapat membentuk sistem
dalam masyarakat yang lebih mandiri dengan memanfaatkan
sumber daya yang ada.
Evaluasi itu sendiri dapat dilakukan pada input, proses dan juga
pada hasil. Pada tahap ini juga dilakukan stabilisasi terhadap
perubahan yang sudah terjadi. Bila sistem ini sudah terpolakan dan
terinternalisasikan pada sebagian besar kelompok masyarakat maka
dapat diharapkan perubahan yang terjadi akan dapat menjadi relative
menetap dan akan dapat ditindaklanjuti ke tahap berikutnya.
52
g) Tahap terminasi (Disengagement).
Tahap ini merupakan tahap pemutusan hubungan secara formal
dengan komunitas sasaran. Terminasi dalam suatu program
pemberdayaan masyarakat tidak jarang dilakukan bukan karena
masyarakat sudha dianggap mandiri, tetapi lebih karena proyek
sudah harus dihentikan karena sudah melebih jangka waktu yang
ditetapkan sebelumnya atau karena anggaran sudah selesai dan tidak
ada penyandang dana yang dapat dan mau meneruskan.61
61 Isbandi Rukminto Adi, Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial, (Jakarta: FISIP UIPress, 2005),h. 170-186.
53
GAMBARAN UMUM
A. Gambaran Umum Komunitas Enigami
1. Sejarah Terbentuknya Komunitas enigami
Kreasi enigami berasal dari kedua pendiri komunitas enigami yaitu
Abdullah Rofiq dan Sarudi Putra Siregar yang semasa menjadi mahasiswa
jurusan ekonomi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sudah berkeinginan
untuk berwirausaha dan telah menjalankan beberapa usaha seperti belut,
kaos dan berbagai jenis makanan. Mereka juga mempunyai keahlian yang
sama di bidang desain sehingga mereka bekerja sama untuk membuat
tambahan usaha di bidang desain dan enigami juga merupakan salah satu
permainan Sarudi sewaktu kecil.62
Kata enigami merupakan kebalikan dari kata imagine yang berarti
imajinasi. Filosofi enigami berasal dari kertas koran dengan alasan kertas
koran secara konten banyak informasinya atau informatif, tetapi secara
fisik mempunyai sesuatu yang luar biasa yang dapat dijadikan suatu produk
dan koran hanya perwakilan kertas yang terbuang.63
Ide menggunakan limbah kertas tersebut pertama kali muncul di luar
negeri dengan teknik yang bernama Paper Mache. Akan tetapi, di
Indonesia belum begitu terkenal. Namun ada beberapa komunitas yang
sudah menggunakan teknik itu dan salah satu pendiri komunitas enigami
62Wawancara pribadi dengan Sarudi Putra Siregar tim inti komunitas enigami, Pondok Aren,2 April 2016.
63 Tinjauan pustaka dari web enigami www.enigami.weebly.com.
54
pernah belajar dan mengikuti program tersebut sehingga mereka ingin
memunculkan gaya baru di Indonesia menggunakan teknik kertas dengan
nama kreasi enigami.
Sejak awal masuk kuliah, Abdul Rofiq dan Sarudi Putra Siregar sudah
bergabung dan aktif di berbagai komunitas. Misalnya Abdul Rofiq yang
bergabung di Komunitas KPK (Komunitas Pencinta Kertas) yang
merupakan komunitas yang bermain di seni kertas dengan menggunakan
teknik Paper Mache yang kemudian teknik itu digunakan dalam kreasi
enigami yaitu teknik remas. Sedangkan Sarudi bergabung di komunitas
komik, desain berbasis visual art serta komunitas dapur seni yang berada
di Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Sehingga di tahun 2013, mereka terinspirasi untuk membentuk sebuah
komunitas yang bernama komunitas enigami.64
Di awal tahun 2013, anggota komunitas hanya Sarudi dan Abdul Rofiq
saja sehingga mereka mempunyai ide untuk membuat kegiatan agar
menarik perhatian. Mereka pun mulai mempromosikan enigami, salah
satunya dengan mengisi acara di tempat KKN mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Dengan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh
Sarudi dan Abdul Rofiq di sekitar UIN Syarif Hidayatullah, membuat
banyak mahasiswa UIN yang tertarik untuk bergabung dalam komunitas
enigami tersebut. Seiring berjalannya waktu, membuat kreasi enigami ini
64 Wawancara pribadi dengan Sarudi Putra Siregar tim inti komunitas enigami, Pondok Aren,2 April 2016.
55
bukan lagi untuk mencari tambahan usaha, akan tetapi untuk menyalurkan
hobi.
2. Profil, Visi dan Misi Komunitas Enigami65
a) Profil Komunitas Enigami
Nama : Komunitas Enigami
Alamat kantor : Jalan Sejahtera A2/9 Komplek PJMI
Jurang Mangu Timur Pondok Aren
Tangerang Selatan 15222,
Indonesia (Belakang STAN Bintaro)
Nomor Telepon : 0857-2357-8772
Email : [email protected]
Website : www.enigami.weebly.com
Instagram /Facebook : enigamipapers66
b) Visi Komunitas Enigami
“Cerdaskan anak bangsa, selamatkan bumi Indonesia.”
Yang artinya dari kegiatan ini dapat mencerdaskan anak bangsa.
Cerdaskan dengan tidak membuang sampah sembarang serta tidak
membuang sampah ke tempatnya akan tetapi memberikan sampah
pada temannya. Memberi sampah pada temannya berarti dari limbah
rumah tangga yang bisa mencapai satu sampai dua kantong plastik
dalam sehari dapat diminimalisir sampai dengan tidak ada sama sekali
dengan cara sampah yang non-organik bisa diberikan kepada
65 Tinjauan pustaka dari web enigami www.enigami.weebly.com.66 Tinjaun pustaka dari web enigami www.enigami.weebly.com
56
pemulung dan sampah yang organik dapat dijadikan pupuk dan itu
yang dapat dikatakan membantu mencerdaskan. Sedangkan kata
selamatkan bumi berasal dari cerdaskan dengan tidak mengkotori
bumi lagi. 67
c) Misi Komunitas Enigami
1) Mengangkat kebudayaan Indonesia sebagai identitas bangsa.
2) Memberdayakan masyarakat menjadi mandiri, cerdas, dan kreatif.
3) Ikut berkontribusi dalam pelestarian lingkungan.
4) Memberikan edukasi budaya serta edukasi hijau.
Dari keempat misi komunitas enigami tersebut, ada satu misi yang
direncanakan oleh komunitas enigami tersebut yaitu mendoktrin orang
lain bahwa kreasi limbah kertas ini bernama kreasi enigami sama
halnya orang melihat seni lipat kertas dengan nama origami.68
3. Anggota Komunitas Enigami
Seringnya kegiatan yang dilakukan oleh komunitas enigami di
berbagai tempat terutama di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
membuat ketertarikan sendiri bagi mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta untuk bergabung dan ikut serta dalam setiap kegiatan yang
dilakukan oleh komunitas enigami. Sehingga banyak mahasiswa yang
bergabung di komunitas enigami tersebut. Dalam anggota komunitas
67 Wawancara pribadi dengan Sarudi Putra Siregar tim inti komunitas enigami, Pondok Aren,2 April 2016.
68 Wawancara pribadi dengan Sarudi Putra Siregar tim inti komunitas enigami, Pondok Aren,2 April 2016.
57
enigami yang terdiri dari anggota sanggar, anggota tim inti dan anggota
kelompok mandiri, cerdas dan kreatif.
Anggota sanggar merupakan anggota yang berpartisipasi mengikuti
kegiatan yang diadakan oleh komunitas enigami seperti membantu
kegiatan workshop. Jumlah anggota sanggar tidak terbatas dan proses
bergabung menjadi anggota sanggar hanya perlu menghubungi kontak
pribadi komunitas enigami.
Tim inti merupakan anggota komunitas yang mengatur dan mengelola
komunitas enigami mulai dari produk hingga kegiatan komunitas engami.
Tim inti komunitas enigami berjumlah delapan orang, yaitu:
1) Sarudi Putra Siregar
2) Abdullah Rofiq
3) Fadlillah Zulqarnain
4) Desantio Prabowo
5) Isna Fauziah
6) Nurmala Elistiani
7) Indah Syawaliarta
8) Awalia Khoirunnisa
Kedelapan orang dari tim inti ini mempunyai tugas masing-masing
dalam mengelola komunitas enigami. Berikut pembagian tugas tim inti
komunitas enigami:
58
1) Sarudi Putra Siregar bertugas mendesain produk enigami dan
membantu tugas tim inti lainnya jika mengalami kendala dan
hambatan.
2) Abdullah Rofiq bertugas mengembangkan atau mengeksplorasi teknik
sehingga dapat membuat produk baru dari kreasi enigami yang
kemudian diajarkan kepada tim inti lainnya.
3) Fadlillah Zulqarnain sebagai public relation komunitas enigami yang
bertugas melakukan hubungan kerja sama dan komunikasi dengan
pihak luar.
4) Desantio Prabowo, Isna Fauziah, Nurmala Elistiani, Awalia
Khoirunnisa sebagai tim cyber. Tim cyber bertugas mengelola media
sosial enigami mulai dari scheduling, content sampai upload kegiatan
enigami di media sosial.
5) Indah Syawaliarta sebagai bagian keuangan komunitas enigami, akan
tetapi untuk saat ini tugas tersebut dikerjakan oleh Sarudi Putra Siregar
bersama dengan tim cyber.69
Dalam mengerjakan tugasnya, tim inti tidak terfokus dengan posisi
yang diberikan akan tetapi mereka saling membantu satu sama lain apabila
salah satu tim tidak dapat mengerjakan tugasnya.
Anggota kelompok mandiri, cerdas dan kreatif merupakan anggota
komunitas enigami yaitu ibu-ibu rumah tangga yang berada di Kelurahan
69 Wawancara pribadi dengan Sarudi Putra Siregar tim inti komunitas enigami, Pondok Aren,2 April 2016.
59
Jombang yang membantu komunitas enigami dalam memproduksi kreasi
enigami.
4. Program Komunitas Enigami
Di awal pembentukan menjadi sebuah komunitas dengan nama
komunitas enigami, belum ada kegiatan atau program yang dilakukan
untuk aktivitas komunitas tersebut. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu
pendiri komunitas enigami membuat beberapa kegiatan yang akan
dilakukan oleh komunitas tersebut. Kegiatan ini dilakukan sebagai wujud
dari misi komunitas enigami tersebut. Kegiatan atau program yang
dilakukan oleh komunitas enigami antara lain sebagai berikut:
a) Program Sedekah Lingkungan Hijau
Program sedekah lingkungan hijau ini terinspirasi dari seorang
mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah yang sudah menyelesaikan masa
belajarnya pada tingkat S1 yang ingin pulang dan tinggal di rumah
orang tuanya dan akhirnya beberapa barang yang dimiliki selama
menetap di rumah kost diberikan kepada pemulung.
Program sedekah lingkungan hijau merupakan singkatan dari
sedekah lingkungan hijau. Program sedekah lingkungan hijau yaitu
dengan mengajak masyarakat agar tidak membuang sampah
sembarang dan mengajarkan masyarakat untuk memisahkan sampah
sesuai dengan jenisnya pada saat ingin dibuang misalnya plastik
dengan plastik, kaca dengan kaca dan kertas dengan kertas.
Sampah atau limbah yang sudah dipisah dan dipilih sesuai dengan
jenisnya dapat disedekahkan atau diberikan kepada komunitas
60
enigami. Apabila belum dipisahkan, maka komunitas enigami
menganjurkan untuk memilih dan memisahkan terlebih dahulu
sebelum diberikan kepada mereka. Untuk sampah atau jenis kertas
biasanya dijadikan bahan baku untuk membuat kreasi enigami
sedangkan sampah atau limbah jenis lain biasanya diberikan kepada
pemulung sebagai bantuan sosial komunitas kepada orang yang
membutuhkan.
Sudah banyak orang yang berpartisipasi dalam program sedekah
lingkungan hijau dengan menyumbangkan atau memberikan kertas
bekas kepada komunitas engami terutama pada mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah tingkat akhir maupun yang sudah lulus memberikan
kertas bekasnya seperti kertas skripsi, makalah atau kertas lainnya
yang sudah tidak terpakai lagi.
Cara komunitas enigami untuk mempromosikan program sedekah
lingkungan hijau ini melalui chat personal maupun dari mulut ke
mulut sehingga masyarakat yang ingin berpartisipasi dalam program
sedekah lingkungan hijau ini bisa menghubungi secara langsung
anggota komunitas maupun melalui media sosial dari komunitas
enigami.70
b) Program Budaya Hijau
Program budaya hijau merupakan kegiatan workshop yang
dilakukan komunitas enigami dengan tujuan untuk memperkenalkan
dan memberikan pembelajaran dalam membuat kreasi enigami kepada
70 Wawancara pribadi dengan Sarudi Putra Siregar tim inti komunitas enigami, Pondok Aren,2 April 2016.
61
masyarakat. Program budaya hijau ini merupakan kegiatan undangan
dari luar untuk komunitas enigami. Dalam hal ini kegiatan workshop
dilakukan dengan dua cara yaitu:
1) Bokani Therapy
Salah satu workshop enigami yang memberikan tantangan
imajinasi kepada peserta untuk melukis karakter lucu di media 4
dimensi (bokani). Peserta workshop juga akan merasakan sensasi
berbeda saat melukis karakter bokani yang lucu-lucu. Setiap
undangan yang ingin melakukan mengadakan workshop dalam
bentuk Bokani Therapy akan dikenakan biaya sebesar Rp.
100.000,-/orang dan mendapatkan satu paket bokani serta alat
lukis seperti kuas dan cat yang telah disediakan oleh komunitas
enigami.71 Jadi sistem workshop Bokani Therapy ini peserta
hanya melukis bokani yang telah diberikan oleh komunitas
enigami sesuai dengan ide dan selera masing-masing peserta.
Untuk ukuran bokani yang diberikan peserta dengan tinggi 5
cm yaitu badan 2,5 cm dan kepala 2,5 cm, diameter kepala 4 cm,
dan diameter badan 2 cm. dan untuk bahan yang digunakan
adalah kertas HVS.
2) GAS Preneur (Green Art Social)
Adalah istilah yang enigami munculkan bagi mereka yang
cinta lingkungan dan kreatif (creative), yaitu terus berkarya (creat)
dan aktif (active) dalam memberikan contoh kepada masyarakat,
71 Tinjauan pustaka dari web enigami www.enigami.weebly.com
62
menciptakan social-movement demi kemaslahatan ummat dengan
dasar Green, Art, dan Social.72 Dalam workshop GAS Preneur ini,
komunitas enigami memberikan materi kepada peserta tentang
Green yang berasal dari wawasan lingkungan yang
dikombinasikan dengan seni atau art dan social berarti bisa
membantu orang melalui sampah.
c) Program Mandiri, Cerdas dan Kreatif
Program Mandiri, Cerdas dan Kreatif merupakan program
pemberdayaan kepada ibu-ibu rumah tangga dengan tujuan untuk
lebih produktif berkarya sambil mengasuh anak dan menjaga rumah
sehingga dapat membantu perekonomian suami yang bekerja dan
dapat memiliki kemampuan dalam berkarya melalui pengolahan
limbah kertas serta memberikan edukasi kreatif mengolah limbah
kertas. Dari edukasi yang diberikan diharapkan agar mereka memiliki
kemampuan yang dapat dikembangkan sebagai bekal dalam
kehidupan di masyarakat.
Program mandiri, cerdas dan kreatif tidak hanya di Jombang
saja, komunitas enigami pernah melakukan program mandiri, cerdas
dan kreatif ada di daerah Kampung Utan kerjasama dengan bank
sampah. Akan teteapi program mandiri, cerdas dan kreatif yang berada
di Kampung Utan hanya aktif beberapa bulan saja dan kemudian
ditutup oleh komunitas enigami. Alasan program MCK di Kampung
Utan ditutup karena hampir 80% produk yang dihasilkan gagal dan
72 Tinjauan pustaka dari web enigami www.enigami.weebly.com
63
kurangnya quality control dari tim inti komunitas enigami sehingga
program mandiri, cerdas dan kreatif yang masih aktif hanya berada di
wilayah Jombang, Tangerang Selatan.
Lokasi pemberdayaan berada di Jalan Sumatera Gang Alpukat,
lokasi tidak begitu jauh dari SMA Negeri 11 Tangerang Selatan atau
berdekatan dengan Mushalla At-Taubah. Gang alpukat bersebelahan
dengan toko material bangunan.73
Dalam program mandiri, cerdas dan kreatif ini, ibu-ibu rumah
tangga tidak diberikan target untuk produksi kreasi enigami dengan
nama bokani, akan tetapi mereka memproduksi sesuai dengan
kemampuan kuantitas mereka. Bahan yang digunakan dalam
membuat bokani tersebut adalah kertas HVS dan jenis kertas lainnya.
Sedangkan untuk bahan kertasnya biasanya berasal dari ibu-ibu
tersebut namun apabila kelompok mandiri, cerdas dan kreatif tersebut
tidak ada persediaan kertas, maka tim inti enigami akan menyediakan
kertas.74
5. Kerjasama Komunitas Enigami
Komunitas enigami melakukan kerjasama yang sifatnya profitable
atau kerjasama yang menghasilkan keuntungan, bukan kerjasama dalam
bentuk kegiatan sosial. Enigami sudah melakukan kerjasama dengan
Dompet dhuafa dan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
73 Tinjauan pustaka dari web enigami www.enigami.webbly.com74 Wawancara pribadi dengan Sarudi Putra Siregar tim inti komunitas enigami. Pondok Aren,
2 April 2016.
64
pada tahun 2014, dengan STM. Untuk saat ini, komunitas enigami sedang
melakukan komunikasi dengan qlapa.com untuk melakukan kerjasama.
6. Pemasaran Kreasi enigami
Sistem pemasaran yang dilakukan oleh komunitas enigami terhadap
produk enigami adalah secara online yaitu menggunakan social media
enigami itu sendiri baik dari instagram, twitter, facebook dan website.
Pemasaran juga dilakukan dengan sistem reseller yang dilakukan oleh
salah satu tim inti komunitas enigami.
7. Perlombaan yang pernah diikuti Komunitas Enigami
a. Tahun 2012 mengikuti Greenpreneurship Bank Indonesia dan menjadi
Top Ten di perlombaan tersebut.
b. Tahun 2013 mengikuti Dompet Dhuafa Competition.
c. Tahun 2012 mengikuti Top Ten Greenpreneurship Challenge
UNESCO.
d. Tahun 2013 menjuarai The Best 1 Recycle Battle Kompas and
Tupperware.
e. Tahun 2013 mengikuti Start Your Greenbusiness ILO (Interntational
Labor Organization).75
B. Gambaran Umum Kelurahan Jombang
1. Profil Umum
Kelurahan Jombang merupakan bagian dari Kota Tangerang Selatan
yang terletak di Kota Tangerang Selatan dan salah satu kelurahan yang
75 Elfi Handayani, “Muda Sukses Bermanfaat (Dari Limbah jadi Berkah),” atikel diakses pada3 Mei 2016 dari http://www.kompasiana.com.
65
berada di Kecamatan Ciputat, Tangerang Selatan. Alamat kantor Kelurahan
Jombang di Jalan Sumatra, RT. 003, RW. 002, Kelurahan Jombang,
Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan, Propinsi Banten, Indonesia
15414. Kelurahan Jombang memiliki 102 Rukun Tetangga dan 23 Rukun
Warga.
2. Luas dan Batas Wilayah76
a) Luas Kelurahan Jombang : 356,856 Ha
b) Batas wilayah Kelurahan Jombang :
1) Sebelah Selatan berdasarkan dengan Kelurahan Serua Kecamatan
Ciputat.
2) Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Lengkong Gudang
Timur Kecamatan Serpong.
3) Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Parigi Kecamatan
Pondok Aren.
4) Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Sawah Baru
Kecamatan Ciputat.
3. Visi Kelurahan Jombang
Adapun visi pemerintah Kelurahan Jombang yaitu Kelurahan Jombang
selalu bersemangat dan bersahaja dalam pelayanan pemerintahan,
pembangunan dan pembinaan kehidupan bermasyarakat.
76 Arsip Kelurahan Jombang, Jombang 17 Mei 2016.
66
4. Misi Kelurahan Jombang
Misi pemerintah Kelurahan Jombang sebagai berikut:
a. Mewujudkan manajemen pemerintahan berbasis kinerja.
b. Mewujudkan manajemen pembangunan yang mendukung agribisnis
dan perdagangan.
c. Meningkatkan pembinaan kemasyarakatan yang berdayaguna dan
berhasil guna dalam mendukung agrobisnis dan perdagangan.
d. Memberikan kualitas pelayanan yang cepat, tepat dan murah.
67
5. Struktur Organisasi Kelurahan Jombang
Sumber : Dokumen Kelurahan Jombang 2016
68
Adapun pembagian tugas dalam struktur Kelurahan Jombang sebagai
berikut:
a) Kasi-Kesejahteraan sosial bertugas untuk membantu menjalankan
program pemerintahan dalam mensejahterakan masyarakat seperti
mengurus program raskin (beras miskin), JKN (Jaminan Kesehatan
Nasional) untuk masyarakat yang berdomisili di kelurahan Jombang,
dan kartu KIS (kartu Indonesia Sehat). Bukan hanya mengurus program
tetapi menjalani program pemberdayaan yang ada seperti posyandu,
karang taruna, PKK.
b) Kasi-Pemerintahan bertugas untuk menjalankan tugas pemerintahan
yang ada di Kelurahan Jombang yang meliputi beberapa elemen yaitu:
1) Mengurus kependudukan di Kelurahan Jombang seperti KTP (Kartu
Tanda Penduduk), KK (Kartu Keluarga).
2) Mengurus PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) di wilayah Kelurahan
Jombang.
3) Mengurus pendataan RT dan RW yang berada di wilayah Kelurahan
Jombang.
c) Kasi-Yanum atau pelayanan umum bertugas untuk melakukan
pelayanan bagi masyarakat yang dimulai dari pelayanan perizinan,
administrasi pemerintahan, SKCK (Surat Keterangan Catatan
Kepolisian), IMB (Izin Mendirikan Bangunan), serta administrasi
lainnya.
d) Kasi-Ekbang merupakan singkatan dari Ekonomi dan Pembangunan
yang bertugas untuk mengawasi perekonomian dan pembangunan yang
69
ada di wilayah Kelurahan Jombang dan melakukan pengawasan
terhadap kegiatan PNPM Mandiri yang dilaksanakan Kelurahan
Jombang. Kegiatan PNPM Mandiri yang dilakukan di wilayah
Kelurahan Jombang berupa Bank Sampah yang berada di RW 007 dan
perbaikan Insfrastruktur.77
6. Kependudukan Kelurahan Jombang78
a) Jumlah penduduk
Tabel 3. Data Penduduk Kelurahan Jombang tahun 2016
No Jenis Kelamin Jumlah
1. Laki-laki 19.693 orang
2. Perempuan 18.595 orang
Total 38.288 orang
Sumber: Data Kelurahan Jombang Tahun 2016
b) Mata pencaharian penduduk Jombang
Berikut beberapa mata pencaharian ataupun profesi yang banyak
dimiliki oleh masyarakat di Kelurahan Jombang, sebagai berikut:
1) Sebagai ibu rumah tangga : 7.356 orang
2) Sebagai pelajar : 9.605 orang
3) Sebagai karyawan Swasta : 6.410 orang
4) Sebagai wiraswasta : 5.507 orang
77Wawancara pribadi dengan Bapak Hayat staff kelurahan Jombang, Jombang, 17 Mei 2016.78Wawancara pribadi dengan Bapak Hayat staff kelurahan Jombang, Jombang, 17 Mei 2016.
70
7. Fasilitas di Kelurahan Jombang
Adapun fasilitas yang terdapat di kelurahan Jombang sebagai berikut:
a. Taman bermain
b. Puskesmas yang bernama puskesmas Jombang
c. Ruang buka terbuka hijau
d. Lapangan bermain sepak bola
e. Rumah sakit IMC Bintaro
f. Stasiun kereta api sudimara
g. Pasar yang bernama pasar jombang79
8. Profil Kelompok Mandiri, Cerdas dan kreatif Enigami di Kelurahan
Jombang, Ciputat.
Pada awalnya kelompok mandiri, cerdas dan kreatif enigami
merupak kerjasama antara salah satu pendiri komunitas enigami yaitu
Sarudi Putra Siregar dengan Bapak Komarudin yang merupakan pemilik
pesantren komunitas ya bunnayya di daerah Jombang. Bapak Komarudin
mengundang Sarudi Putra Siregar untuk datang ke Pesantren komunitas
Ya Bunnayya untuk mengisi kegiatan pada ibu-ibu rumah tangga yang
sedang menunggu anaknya sekolah agar mempunyai aktivitas dan
keterampilan baru. Tujuan dari kelompok mandiri, cerdas dan kreatif
adalah untuk memberikan edukasi kepada ibu-ibu rumah tangga dengan
keterampilan membuat kreasi enigami agar lebih mandiri dan produktif
79Wawancara pribadi dengan Bapak Hayat staff kelurahan Jombang, Jombang, 17 Mei 2016.
71
sehingga tidak hanya mengurus rumah saja namun dapat membantu
perekonomian suami yang bekerja serta
Kelompok Mandiri, Cerdas dan kreatif dibentuk pada Juli tahun
2013. Pada awalnya jumlah anggota mandiri, cerdas dan kreatif sebanyak
20 orang yang merupakan ibu-ibu rumah tangga. Namun seiring
berjalannya waktu, anggota mandiri, cerdas dan kreatif yang bersungguh-
sungguh dan berkeinginan untuk terus belajar membuat kreasi enigami
berjumlah 4 orang yaitu:
1) Ibu Yanti berusia tiga puluh tujuh tahun dengan pekerjaan sebagai ibu
rumah tangga.
2) Ibu Novi berusia dua puluh tujuh tahun dengan pekerjaan sebagai ibu
rumah tangga.
3) Ibu Lilis Sulistyo berusia tiga puluh tahun dengan pekerjaan sebagai
ibu rumah tangga.
4) Ibu Itoh Masitoh berusia enam puluh dua tahun dengan pekerjaan
sebagai Ibu rumah tangga.
Keempat anggota mandiri, cerdas dan kreatif ikut serta dalam kegiatan
enigami pada bulan Juli 2013 ketika komunitas enigami pertama kali
memperkenalkan dan mengajarkan kreasi limbah kertas. Untuk kreasi
limbah kertas yang diproduksi oleh anggota mandiri, cerdas dan kreatif
bokani. Biasanya bokani yang diproduksi oleh anggota mandiri, cerdas dan
kreatif berbentuk boneka wisuda yang dijual pada kegiatan wisuda.
72
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS
A. Proses Pemberdayaan Komunitas Enigami Melalui Kreasi Limbah Kertas
Di Kelurahan Jombang, Ciputat.
Dalam kehidupan sehari-hari hampir sebagian masyarakat menggunakan
kertas setiap harinya. Kertas sudah menjadi kebutuhan yang banyak digunakan
oleh masyarakat mulai dari anak kecil sampai dengan dewasa di berbagai
bidang terutama di bidang pendidikan dan perkantoran. Setiap harinya mereka
menggunakan kertas untuk menulis dan keperluan lainnya. Semakin banyak
kertas dipakai oleh masyarakat semakin banyak juga pohon yang ditebang
sebagai bahan baku dalam pembuatan kertas, hal ini akan merusak kelestarian
bumi. Bukan hanya itu saja, kertas yang sudah tidak digunakan oleh
masyarakat dibuang begitu saja karena mereka berpikir kertas tersebut sudah
dipakai dan tidak digunakan kembali serta tidak memiliki nilai guna lagi.
Kertas yang dibuang akan mengalami penumpukan sampah atau limbah
sehingga akan menyebabkan pencemaran lingkungan yang mana lingkungan
akan menjadi kotor. Komunitas enigami pun mengajak masyarakat untuk
membuat sesuatu yang bernilai dari kertas yang sudah tidak dipakai lagi
melalui kreasi enigami. Pembuatan kreasi enigami ini juga bertujuan untuk
mengurangi penumpukan sampah yang berasal dari kertas yang sudah tidak
terpakai terutama pada bidang pendidikan di tingkat universitas yang sering
banyak menggunakan kertas.
Cara komunitas enigami untuk mengajak masyarakat dengan melakukan
pemberdayaan masyarakat. Tujuan pemberdayaan masyarakat untuk
73
memanfaatkan kertas yang sudah tidak terpakai menjadi suatu kreasi seni.
Tujuan lainnya untuk membantu perekonomian masyarakat dan meningkatkan
kemandirian masyarakat terutama pada ibu rumah tangga yang tidak
mempunyai pekerjaan lain selain mengurus rumah tangga saja.
Pemberdayaan masyarakat yang dilakukan merupakan ide dan inisiatif
dari pendiri komunitas engami yang bernama Muhammad Sarudi Putra
Siregar. Awal ide tersebut ketika Sarudi sedang mengikuti salah satu kegiatan
di dompet dhuafa bertemu dengan Bapak Komarudin yang juga mengikut
kegiatan tersebut. Bapak Komarudin bertempat tinggal di wilayah Jombang
kemudian mengundang Sarudi untuk datang ke wilayah Jombang karena di
sana terdapat ibu-ibu sedang tidak melakukan aktivitas lain selain menunggu
anaknya sekolah. Sarudi pun mengajak ibu-ibu tersebut untuk membuat kreasi
enigami. Hal ini seperti yang diucapkan oleh Sarudi selaku pendiri komunitas
enigami sebagai berikut:
“Nah untuk pemberdayaan sendiri awalnya dari bang Sarudi ikut satukegiatan di dompet dhu’afa ya bang waktu itu ya dan kenal sama PakKomarudin, nah Pak Komarudin sendiri domisilinya di Jombang, danbanyak aktifitas-aktifitas yang dilakukan oleh ibu-ibu yang kebetulanjuga berdekatan sama kediaman sama Pak Komarudin, Pak Komarudinkemudian ngundang, janjian sama bang Sarudi buat datang bersama danmelihat potensi dan ternyata ibu – ibu di sana daripada nungguin anak –anaknya ngobrol gak jelas, bang Sarudi coba untuk ngajak ibu – ibupemberdayaan di sana buat kerja sama dengan Enigami, gitu..”80
Sehingga kegiatan pemberdayaan masyarakat komunitas enigami
pertama kali bertempat di wilayah Jombang tepatnya di Jalan Sumatera Gang
Alpukat, lokasi tidak begitu jauh dari SMA Negeri 11 Tangerang Selatan atau
80Wawancara pribadi dengan Sarudi Putra Siregar tim inti komunitas enigami, Ciputat, 22 Mei2016.
74
berdekatan dengan Mushalla At-Taubah di gang alpukat bersebelahan dengan
toko material bangunan. Pemberdayaan ini dilakukan pada pertengahan Juli
2013, seperti yang dikatakan oleh Sarudi berikut:
“Tanggalnya sih lupa yaa tapi kita mulai dan melakukan pertemuan awalitu pertengahan bulan Juli 2013.”81
Seiring berjalannya waktu, komunitas enigami tidak hanya melakukan
pemberdayaan masyarakat di Jombang saja tetapi mereka juga melakukan
pemberdayaan di Kampung Utan, Ciputat. Pemberdayaan merupakan
kerjasama dengan salah satu bank sampah yang berada di Kampung Utan,
namun pemberdayaan hanya berjalan beberapa bulan saja dan sekarang sudah
ditutup. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Sarudi sebagai berikut:
“Selain di Jombang kita juga pernah melakukan pemberdayaan diKampung Utan itu kita kerjasama dengan bank sampah bikin bokani jugatapi gagal, gagalnya lebih kalau gak salah hampir 80%, kalau di pabrikbarang cacat karena quality controlnya gak jalan dan akhirnya 8%produknya gagal semua dan itu nombok abis. Nah itu itungan awalnyajatuhnya disitu akhirnya gak lanjut lagi, pernah lanjut lagi tapi gak bisa.Jadi gini beda pabrik dengan home industry itu ada di quality control,kalu di pabrik gampang dicek kalau orang lagi kerja kala home industryapalagi yang diantara rumah-rumah itu quality controlnya paling susah.Jadi kita harus gimana nih caranya nih apalagi handmade yang merekabikin semuanya seragam. Jadinya pemberdayaan yang di Kampung Utanitu kita tutup.”82
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, pemberdayaan ditutup karena
quality control dari tim inti komunitas enigami tidak berjalan dengan baik
sehingga produksi yang dihasilkan oleh peserta pemberdayaan di Kampung
Utan mengalami kegagalan hampir 80% dan komunitas enigami pun
81 Wawancara pribadi dengan Sarudi Putra Siregar salah satu tim inti komunitas enigami,Ciputat, 22 Mei 2016.
82 Wawancara pribadi dengan Sarudi Putra Siregar salah satu tim inti komunitas enigami,Pondok Aren, 2 April 2016.
75
mengalami pengeluaran yang berlebih atau kerugian untuk proses produksi
yang dilakukan.
Oleh karena itu pemberdayaan yang masih berjalan sampai dengan
sekarang yaitu pemberdayaan yang dilakukan di Jombang, Ciputat. Dalam
pelaksanaan kegiatan pemberdayaan perlu adanya strategi pemberdayaan.
Strategi pemberdayaan merupakan cara community worker dalam melakukan
kegiatan pemberdayaan kepada kelompok sasarannya.
Menurut Jim Ife dalam Zubaedi terdapat tiga strategi dalam
pemberdayaan yang dibahas peneliti pada Bab II halaman 44 mengenai strategi
pemberdayaan. Komunitas enigami menggunakan salah satu strategi yang
telah dijelaskan sebelumnya. Berdasarkan data wawancara dengan salah satu
tim inti komunitas enigami, strategi pemberdayaan yang dilakukan melalui
pendidikan dan penumbuhan kesadaran yang dilakukan dengan proses
pendidikan dalam berbagi aspek yang cukup luas. Upaya yang dilakukan oleh
komunitas enigami adalah memberikan keterampilan mengenai kreasi limbah
kertas kepada ibu-bu rumah tangga di Jombang sehingga mempunyai aktivitas
atau kegiatan lain serta kepada anggota sanggar dengan kegiatan sanggar. Hal
ini sebagaimana diucapkan oleh Sarudi sebagai berikut:
“Kalo strategi pemberdayaannya sederhana yaa, jadi di tempat PakKomarudin tadi itu ada PAUD, nah biasanya kegiatan PAUD ituselama anak – anak PAUD itu sekolah jam belajarnya itu orang tuamereka itu duduk – duduk di pelataran masjid atau di saung dekat situterus udah ngerumpi gitu, nah akhirnya daripada gak ada kegiatan yangbermanfaat gitu, akhirnya kita kesana kita bikin kegiatan, jadi anak –anaknya belajar di TK Pak Komarudin emaknya itu belajar di kita,gitu..”
76
Pendekatan pemberdayaan yang dilakukan oleh komunitas enigami
dalam proses pemberdayaannya menggunakan pendekatan direktif. Jadi
komunitas enigami berasumsi bahwa kegiatan kreasi limbah kertas melalui
enigami merupakan kebutuhan yang diperlukan untuk mengatasi permasalahan
pada anggota komunitas terutama pada ibu-ibu rumah tangga di Jombang
dalam memperbaiki perekonomian keluarga.
Untuk menjelaskan proses pemberdayaan di Jombang, penulis
menggunakan tujuh tahapan intervensi di level komunitas yang ditulis oleh
Isbandi Rukmito yang dibahas oleh penulis pada Bab II halaman 48 mengenai
tahapan pemberdayaan. Berikut tahapan pemberdayaan kreasi enigami:
1. Tahapan persiapan
Pada tahap persiapan di dalamnya sekurang-kurangnya ada dua
tahapan yang harus dikerjakan, yaitu:
a) Persiapan petugas.
Persiapan petugas ini diperlukan untuk menyamakan persepsi
antara anggota tim agen perubah atau community worker mengenai
pendekatan apa yang akan dipilih dalam melakukan pemberdayaan.
Setelah berinisiatif melakukan pemberdayaan, Sarudi dengan tim
inti lainnya melakukan diskusi untuk menyamakan pemahaman
terhadap kegiatan pemberdayaan yang dilakukan di Jombang terutama
kepada koordinator kegiatan pemberdayaan yang bernama Fadlillah
Zulqarnain. Bukan sekedar menyamakan pemahaman, tim inti
membuat rencana kedepannya dalam kegiatan pemberdayaan tersebut.
Hal ini senada yang diucapkan oleh Sarudi Putra Siregar sebagi berikut:
77
“Sekedar sharing ada, sempet sih ya kita bikin targetan – targetangitu tapi kan balik lagi di pemberdayaan itu sendiri kan yang uniknyaitu di pemberdayaan itu bukan seperti pabrikan yang bisa kita paksaartinya yang bisa kita bikin targetan, jadi pertama yang dilakuin itupemahaman pasti ke semua tim, terutama Fadlil sebagai koordinator,terus selanjutnya Visi lah bahasanya yaa, ini kedepan mau dibawakemana pemberdayaan, seperti itu..”83
b) Persiapan lapangan yang juga dikenal dengan tahap engagement.
Petugas pada awal melakukan studi kelayakan terhadap daerah
yang dijadikan sasaran, baik dilakukan secara informal maupun formal.
Bila sudah menemukan daerah yang ingin dikembangkan, community
worker harus mencoba menjalin kontak melalui jalur formal untuk
mendapatkan perijinan dari pihak terkait. Tetapi di samping itu,
community worker juga tetap harus membina relasi dengan tokoh-
tokoh informal agar hubungan dengan masyarakat dapat terjalin
dengan baik. Pada tahap inilah terjadi kontak awal dengan kelompok
sasaran. Komunikasi yang baik pada tahap awal biasanya akan
mempengaruhi keterlibatan warga pada fase berikutnya.
Setelah mendapatkan dan menetapkan tempat yang dijadikan
pemberdayaan, komunitas enigami juga melakukan diskusi untuk
menyamakan pemahaman dengan tim inti komunitas enigami lainnya.
Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh komunitas enigami:
“Nah setelah ada pemahaman terutama di koordinator baru kitakomunikasikan ke kelompoknya ibu–ibu di sana, kita ajak kumpul.Jadi gini yaa, itu paud orangtuanya banyak jadi kita gak datenginsatu persatu kita langsung dateng ke paudnya kita langsung ngobrolsama ibu–ibunya dan kita ajak siapa yang mau berkegiatan barengdan akhirnya mereka sepakat dan kita bikin jadwal kemudian kitalakukan training sama ibu-ibu tersebut dan semua persiapannya itu
83 Wawancara pribadi dengan Sarudi Putra Siregar salah satu tim inti komunitas, Ciputat, 22Mei 2016.
78
disediakan oleh komunitas enigami. Jadi semacam disubsidi lah yaaEnigami ke ibu – ibu.”84
Jadi berdasarkan hasil wawancara, langkah selanjutnya adalah
persiapan lapangan dengan melakukan komunikasi antara tim inti
komunitas enigami yang diwakilkan oleh Sarudi dan Rofiq dengan
ibu-ibu yang dijadikan target sasaran kegiatan pemberdayaan kreasi
enigami. Ibu-ibu rumah tangga yang menjadi target kegiatan
pemberdayaan ini yaitu ibu dari anak yang bersekolah di pesantren
komunitas paud ya bunayya milik Bapak Komarudin. Pertama,
berkumpul dengan ibu-ibu rumah tangga yang menjadi peserta
kegiatan pemberdayaan. Kedua, mengajak peserta pemberdayan yang
memiliki keinginan untuk melakukan kegiatan pemberdayaan enigami
tanpa adanya paksaan. Ketiga, melakukan diskusi dengan peserta
pemberdayaan guna menentukan jadwal kegiatan pemberdayaan
kreasi enigami. Kegiatan ini dilakukan pada pertengahan bulan Juli
2013 di saung pesantren komunitas paud ya bunayya yang berada di
Jombang, Ciputat.
Setelah berkomunikasi dengan peserta pemberdayaan yang
bertempat tinggal di Jombang, komunitas enigami siap melakukan
pelatihan kreasi enigami kepada mereka dengan semua persiapan yang
disediakan oleh komunitas enigami. Untuk kegiatan pemberdayaan
kreasi enigami, tim inti komunitas enigami tidak melakukan perijinan
84 Wawancara pribadi dengan Sarudi Putra Siregar tim inti komunitas enigami, Ciputat, 22Mei 2016.
79
dengan siapa pun baik ke rukun tetangga atau pun ke rukun warga
setempat.
2. Tahapan assessment atau pengkajian.
Proses assessment yang dilakukan dapat dilakukan secara individu
melalui tokoh-tokoh masyarakat, tetapi juga melalui kelompok-kelompok
dalam masyarakat. Pada tahap ini petugas berusaha mengidentifiasi
masalah atau kebutuhan yang dirasakan dan juga sumber daya yang
dimiliki klien. Dalam proses assessment ini, dikenal pula konsep
kebutuhan normatif yaitu kebutuhan berdasarkan standar norma yang
berlaku.
Ketika ingin melaksanakan kegiatan pemberdayaan kreasi enigami
di Jombang, komunitas enigami tidak melakukan pengidentifikasian
terhadap kebutuhan yang dibutuhkan oleh masyarakat terutama pada
kaum perempuan yang ada di Jombang. Komunitas enigami hanya melihat
peluang yang ada dari sisi komunitas enigami saja tanpa memikirkan
bagaimana kelemahan dan akibat yang akan terjadi ke depannya. Hal ini
yang diucapkan dengan Sarudi sebagai berikut:
“Nah ini yang jadi pembelajaran di kita banget, memang bener gakada sama sekali identifikasi, jadi tuh hasil dari ngobrol sama PakKomarudin, beliau bilang di tempat kita aja soalnya ibunya gak adakegiatan. Dan akhirnya kita datang ke sana. Nah tidak adaidentifikasi hanya sekedar kegiatan dan akhirnyaperkembangannya memang gak cepat, memang benar – benar lamaya prosesnya sampai kita nemuin beberapa informasi yangsebenernya itu dibutuhkan di sana, kaya gitu. Jadinya itu cumanhasil dari ngobrol, terus ketemu peluang langsung jajalin sama PakKomarudin.”85
85 Wawancara pribadi dengan Sarudi Putra Siregar tim inti komunitas enigami, Ciputat, 22 Mei2016.
80
Dari hasil wawancara di atas, komunitas enigami melakukan
pengindetifikasian terhadap kebutuhan masyarakat di wilayah Jombang
setelah kegiatan pemberdayaan kreasi enigami telah berjalan dan
identifikasi yang dilakukan memerlukan proses dan waktu yang lama
sampai dengan akhirnya komunitas enigami menemukan beberapa
informasi mengenai kebutuhan di masyarakat di wilayah Jombang
tersebut.
3. Tahap perencanaan alternatif program atau kegiatan (Designing).
Pada tahap ini, community worker secara partisipatif mencoba
melibatkan warga untuk berpikir tentang masalah yang mereka hadapi dan
bagaimana cara mengatasinya. Dalam upaya mengatasi permasalahan
yang ada masyarakat diharapkan dapat memikirkan beberapa alternatif
program dan kegiatan yang dapat mereka lakukan. Program dan kegiatan
yang akan mereka kembangkan harus disesuaikan dengan tujuan
pemberian bantuan sehingga tidak muncul program-program yang bersifat
insidental ataupun amal yang kurang dilihat manfaatnya dalam jangka
panjang.
Tim inti komunitas enigami dengan peserta pemberdayaan di
Jombang tidak melakukan alternatif untuk kegiatan pemberdayaan kreasi
enigami. Komunitas enigami hanya menjalankan satu konsep untuk
kegiatan pemberdayaan kreasi enigami di Jombang dan tidak melibatkan
partisipasi secara langsung peserta pemberdayaan di Jombang.
4. Tahap pemformulasikan rencana aksi
81
Pada tahap ini petugas membantu masing-masing kelompok
masyarakat untuk memformulasikan gagasan mereka dalam bentuk
tulisan, terutama bila ada kaitannya dengan pembuatan proposal kepada
pihak penyandang dana. Dalam tahap pemformulasikan rencana aksi ini,
diharapkan petugas dan masyarakat sudah dapat membayangkan dan
menuliskan tujuan jangka pendek yang akan mereka capai dan bagaimana
cara mencapai tujuan tersebut.
Peserta pemberdayaan yang menjadi target kegiatan pemberdayaan
kreasi enigami tidak membuat sebuah rencana atau target dalam bentuk
kertas. Mereka hanya menjadi penerima manfaat kegiatan pemberdayaan
kreasi enigami saja. Rencana ataupun target mengenai kegiatan
pemberdayaan kreasi enigami ini hanya dilakukan oleh tim inti komunitas
enigami dan tidak dalam bentuk proposal seperti yang dikatakan oleh
Sarudi sebagai berikut:
“Emm enggak, jadi gini Enigami gini pure bener – bener bahasanyadengan kantong sendiri lah, belom pernah menggunakan proposaluntuk kegiatan kaya gini, sama sekali belom.”86
Jadi berdasarkan hasil wawancara dengan Sarudi yang merupakan
salah satu pendiri komunitas enigami bahwa komunitas enigami belum
pernah menuangkan gagasan dengan mengajukan proposal ke pihak lain
mengenai kegiatan pemberdayaan kreasi enigami di Jombang. Jadi semua
pengeluaran terkait dengan kegiatan pemberdayaan kreasi enigami di
86 Wawancara pribadi dengan Sarudi Putra Siregar tim inti komunitas enigami, Ciputat, 22 Mei2016.
82
Jombang ini berasal dari pendapatan yang diterima oleh komunitas
enigami itu sendiri baik dari hadiah beberapa perlombaan.
5. Tahap pelaksanaan program (Implementation).
Tahap ini merupakan tahap yang paling penting dalam program
pemberdayaan masyarakat, karena sesuatu yang sudah direncanakan
dengan baik akan dilaksanakan di lapangan.
“Pertama kita scheduling gini, seminggu itu 2 kali pertemuan,sebulan itu ada 4 minggu. Nah pertemuan pertama dan kedua itukita ke teknik dasarnya, pertemuan kedua ketiga itu sudah masukke tahap pembuatan barang dengan teknik itu kaya teknik gulung,nah kita buat barangnya apa. Nah pekan ke-tiga pertemuan ke-limake-enam baru mereka itu take action sendiri bikin produknyatadinya kan dibimbing, sampai pekan terakhir pertemuan ketujuhdan kedepalan itu finishing. Dan waktu awal pertama kali bikinkegiatan itu sampai ibu – ibu itu running itu sekitar lebih kurang 6bulan, setelah itu baru mereka bisa produksi dan evaluasi dari hasilkegiatan mereka sampai akhirnya kejaring lah orang – orang yangterus bareng sama Enigami di sana.”87
Berdasarkan hasil wawancara beberapa tahapan yang dilakukan
komunitas enigami dalam kegiatan pemberdayaan kreasi enigami sebagai
berikut:
a) Pertemuan pertama dan kedua, tim komunitas enigami
memperkenalkan kreasi limbah kertas dan teknik yang digunakan
dalam pembuatan kreasi enigami. Ada beberapa teknik yang
diperkenalkan dalam kegiatan pemberdayaan kreasi enigami di
Jombang adalah teknik gulung, remes, pola dan lipat. Untuk kegiatan
pemberdayaan kreasi enigami di Jombang dengan menggunakan
teknik gulung. Dalam perkenalan teknik ini diajarkan oleh Rofiq
87 Wawancara pribadi dengan Sarudi Putra Siregar salah satu tim inti komunitas enigami,Ciputat, 22 Mei 2016.
83
yang merupakan salah satu tim inti komunitas enigami bagian
eskplorasi teknik. Seperti yang dikatakan oleh Sarudi sebagai berikut:
“Di Jombang itu mereka fokus ke tehnik gulung sama sempet kitaajak ke tehnik yang lain kaya tehnik pola, tehnik remas nah tapiuntuk tehnik templet mereka belum diajarin, materinya belumsampe. Nah iya jadi setelah mereka kenal tehnik gulung ituternyata mereka lebih nyaman di situ, dan Enigami tergiur dengankreasi massal yang bikin produksi banyak mengejar prosduksinyaakhirnya mereka fokus di tehnik gulung, mereka nyaman merekafokus di tehnik gulung dan akhirnya mereka mengembangkansendiri tehnik gulung tersebut. Yang tadinya harus ngegunainbanyak bahan sama mereka udah benar-benar minimalisir,contohnya perbandingannya tadinya 10 sekarang sudahdiminimalisir sampai 4, akhirnya kita lepas mereka di tehnikgulung.”88
b) Pertemuan kedua dan ketiga merupakan tahap bimbingan pembuatan
kreasi enigami yang dilakukan oleh peserta pemberdayaan di
Jombang, Ciputat. Karya kreasi enigami yang dibuat dalam kegiatan
pemberdayaan di Jombang adalah Bokani. Bokani ini merupakan
hasil ide dan penemuan dari peserta pemberdayaan di Jombang.
Awalnya karya yang diarahkan dari komunitas enigami untuk
memproduksi souvenir wisuda dengan icon nusantara namun dengan
pendapat dari ibu-ibu Jombang akhirnya mereka memproduksi
boneka wisuda. Tidak mudah dalam proses penciptaan boneka
wisuda ini, peserta pemberdayaan di Jombang sudah hampir tiga kali
mengganti desain guna untuk mendapatkan desain yang bagus dan
menjadi ciri khas. Hal ini senada dengan yang diucapkan Sarudi
sebagai berikut:
88 Wawancara pribadi dengan Sarudi Putra Siregar tim inti komunitas enigami, Ciputat, 22 Mei2016.
84
“Jadi bokani tersebut merupakan hasil penemuan merekasendiri. Tapi malah justru awalnya kita awalnya bukan bikinitu, tadinya awalnya ke Icon nusantara tapi hasil kitakomunikasi ngobrol evaluasi dan kita terima pendapat sarandari ibu – ibu akhirnya ke boneka wisuda. Dan untuk prosesbokani itu sampai tiga kali ganti desain sampai jadi bokanisekarang ini itu mereka kita cuma ngelempar bu bisa bikinkaya gini gak ini contohnya nih. Dari mulai dibikinnya denganlem yang banyak terus menggunakan lakban bahkan tusuk satetapi sekarang sudah efektif ya itu dari mereka.”89
c) Pertemuan kelima dan keenam merupakan tahap pembuatan kreasi
enigami berupa bokani yang diproduksi sendiri oleh peserta
pemberdayaan di Jombang dengan hasil tangan mereka tanpa
adanya bimbingan dari komunitas enigami.
d) Pertemuan kedelapan merupakan tahap finishing dari proses
pembuatan karya bokani. Finishing ini dikerjakan oleh tim inti
komunitas berupa pemberian warna pada bokani yang telah dibuat
oleh peserta pemberdayaan di Jombang sehingga hasil bokani
tersebut dapat dipasarkan oleh tim inti komunitas enigami.
Adapun jumlah peserta yang mengikuti kegiatan pemberdayaan
kreasi enigami dari awal pertemuan sampai dengan sekarang itu tidak
tetap dan mengalami penurunan. Di pertemuan pertama dan kedua,
peserta pemberdayaan sangat antusias dengan adanya kegiatan
pemberdayaan kreasi enigami ini dilihat dari jumlah peserta yang hadir
yaitu sebanyak 20 orang. Di pertemuan selanjutnya peserta yang
mengikuti kegiatan pemberdayaan berjumlah 17 orang dan untuk
89 Wawancara pribadi dengan Sarudi Putra Siregar tim inti komunitas enigami, Ciputat, 22 Mei2016.
85
sekarang yang aktif dalam kegiatan pemberdayaan berjumlah 4 orang. Hal
ini seperti yang dikatakan oleh ibu-ibu yang mengikuti pemberdayaan:
“Ibu yang ikut pas pertemuan pertama, kedua sih lumayanan banyakada 20an terus belasan makin lama makin kesini jadi dikit bangetbisa empat orangan sih.”90
Hal ini juga dibenarkan oleh peserta pemberdayaan yang lainnya:
“Awal mah banyak semua yang nganter anaknya ikut ada kali ya20an tapi pas beberapa pertemuan kemudian tinggal setengah ehsampai akhirnya cuma 4 orang yang masih bertahan bikin.”91
Dari keempat peserta pemberdayaan tersebut, ada satu peserta
pemberdayan yang masih aktif memproduksi boneka enigami. Hal ini
berdasarkan berdasarkan hasil pengamatan penulis di rumah peserta
pemberdayaan pada hari Minggu, 17 Juli 2016:
“Selama bulan ramadhan, Ibu Yanti telah membuat boneka enigamipolos sebanyak 100 buah yang disimpan di dalam lemari ruangbelakang. Bokani polos yang telah dibuat diletakkan disebuah kantongberwarna putih.”92
Berdasarkan hasil studi dokumentasi pada hari Minggu, 17 Juli 2016,
Ibu Yanti masih memproduksi boneka enigami yang akan disetorkan
kepada komunitas enigami.93
90 Wawancara pribadi dengan Ibu Yanti salah satu peserta pemberdayaan, Jombang, 17 Juli2016.
91Wawancara pribadi dengan Ibu Novi anggota komunitas enigami, Jombang, 26 Juli 2016.92 Hasil pengamatan penulis pada hari Minggu, 17 Juli di rumah Ibu Yanti (terlampir).93 Studi dokumentasi penulis pada 17 Juli 2016.
86
Gambar 1. Karya enigami polos anggota komunitas
Sumber: Observasi, 17 Juli 2016 (Dokumentasi Penulis)
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan kreasi enigami
adalah:
“Kalau kita ada dua bahannya yaitu main material dan supportmaterial. Main material itu kertasnya kalau support material itukaya timplet, mika, tali, pita, cat dan lem itu sih untuktambahannya. Dan untuk jenis kertasnya itu untuk teknik gulungitu lebih enak menggunakan kertas hvs, kalau untuk remesbiasanya kita gunain kertas yang teksturnya lebih lembut lebihgampang diremes kita kenanya biasanya Koran. Ada lagi yangpola, biasanya yang pola itu yang agak kuat tapi tipis dan itu tapibisa digambar itu bisa jenis hardbox atau kardus. Jadi kitanyesuain bahan baku dengan teknik pembuatan.”94
Jadi berdasarkan hasil wawancara dengan Fadlil menjelaskan bahwa
ada dua jenis bahan yang digunakan komunitas enigami dalam proses
pembuatan kreasi enigami sebagai berikut:
a) Main material merupakan bahan baku dari pembuatan kreasi enigami
berupa kertas. Setiap teknik yang digunakan dalam pembuatan kreasi
enigami jenis kertas yang digunakan juga berbeda. Untuk teknik
gulung lebih mudah jika menggunakan kertas HVS, untuk teknik
remas mengguankan jenis kertas Koran dan untuk teknik pola
94 Wawancara pribadi dengan Fadlillah Zulqarnain tim inti komunitas enigami, Ciputat, 22 Mei2016.
87
menggunakan jenis kertas hardbox atau kardus. Untuk bahan utama
kertas diperoleh dari program Sedekah Lingkungan Hijau atau
sedekah lingkungan hijau yang merupakah sedekah kertas dari orang
lain.
b) Support material merupakan bahan tambahan yang digunakan dalam
pembuatan kreasi enigami. Support material kreasi enigami adalah
timplet, mika, pita, cat dan lem.
Untuk bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan kreasi
enigami diperoleh dari:
“Otomatis kertas awalnya ketika pertama kali, kebetulan PakKomarudin itu selain dia punya paud dia juga punya lapak sampah.Jadi awalnya sumber sampahnya itu dari beliau kita beli, terus alat –alat lain seperti gunting atau alat – alat kerajinan tangan lah ya catatau semuanya itu awalnya kita yang siapin buat ibu – ibu, sekaranguntuk penyediaan bahan kertas itu gak terlalu di kita lagi sampaisekarang itu akhirnya ibu – ibu sendiri lah yang nyiapin limbah –limbah kertas yang membuat mereka mandiri misalnya sekarang inimereka mencari bahan utamanya sendiri dengan inisatifnya merekasendiri contohnya gini mamah nisa itu inisiatifnya dia punyasaudara yang kerja dipercetakan jadi setiap sebulan sekali atau adamoment ketika arisan keluarga dia bawa satu kardus kertas yangsudah dipotong sesuai dengan ukuran bokani itu sendiri, jadi mamahnisa itu tanpa kita supply sudah memiliki inisiatif dan mandirinyaitu sudah ada, boleh minta sama tetangganya atau menempelkantulisan menerima kertas bekas itu kita serahkan kepada mereka. Danyang kita siapin sekarang itu alat – alat yang susah buat mereka cariyang kita ngerti, jadi ada beberapa alat atau bahan, lem takarannyayang kaya gitu yang kita siapin, printing itu kita siapin.”95
Untuk bahan-bahan juga dikatakan oleh Ibu Novi:
“Pas awal dikasih Mas Sarudi kaya lem, cat, kertas. Tapi kadangkertasnya mah nyari sendiri kadang kertas-kertas bekas fotokopiandari kantor suami biasanya dibawain sama suami.”96
95 Wawancara pribadi dengan Sarudi Putra Siregar tim inti komunitas enigami, Ciputat, 22 Mei2016.
96Wawancara pribadi dengan Ibu Novi anggota komunitas enigami, Jombang, 26 Juli 2016.
88
Berdasarkan hasil wawancara, bahan-bahan yang digunakan untuk
membuat kreasi bokani seperti kertas yang menjadi bahan utama dari
kreasi enigami disediakan oleh komunitas enigami yang dibeli dari
Bapak Komarudin. Tidak hanya kertas yang disediakan oleh komunitas
enigami tetapi alat-alat untuk pembuatan bokani seperti gunting, cat dan
lem disediakan oleh komunitas enigami. Seiring berjalannya waktu,
peserta pemberdayaan di Jombang berusaha mencari sendiri bahan utama
untuk pembuatan kreasi bokani dengan berbagai cara untuk
mendapatkannya. Sedangkan komunitas enigami tetap membantu
menyediakan alat-alat yang sulit dicari oleh peserta pemberdayaan dalam
membuat kreasi bokani seperti bahan untuk printing yakni cat dan lem.
Modal yang dikeluarkan itu hanya untuk pembelian support
material saja dalam pembuatan bokani dengan harga yang bermacam-
macam. Jika harga jual bokani seharga Rp. 75.000,- maka modal yang
dikeluarkan sebesar Rp. 30.000,- dan jika harga jual bokani tersebut Rp.
10.000,- maka modal yang dikeluarkan sebesar Rp. 2.000,-. Hal ini
senada yang diucapkan oleh Fadlil berikut:
“Kalau untuk modal sendiri kaya kertas-kertas itu kita dapetin dariprogram Sedekah Lingkungan Hijau yaitu sedekah lingkunganhijau. Karena konteknya sedekah orang dengan cuma-cumamemberikan kertas dengan tujuan bersedekah daripada nyampahmendingan diberikan ke kita. Jadi itung-itungannya gini kalaumodal yaa, kalau harganya 75.000 itu modalnya sekitar 30.000 gitukalau harganya 10.000 modalnya hanya 2.000.”97
97 Wawancara pribadi dengan Fadlillah Zulqarnain tim inti komunitas enigami, Ciputat, 22 Mei2016.
89
Cara membuat kreasi enigami bokani dalam kegiatan pemberdayaan
enigami di Jombang sebagai berikut:98
a) Letakkan beberapa tumpukan HVS, beri tanda dengan tinggi 9 cm.
Kemudian garis memanjang posisi horizontal kertas.
b) Potong kertas yang sudah ditandai tadi, dengan cutter.
c) Lakukan lagi seperti langkah 1 dan 2, dengan ukuran tinggi 4,5cm.
Akhirnya kamu akan memiliki beberapa tumpukan kertas dengan
dua ukuran 9 cm dan 4,5 cm
d) Gulung dengan rapat, kertas yang berukuran tinggi 9 cm hingga
memiliki diameter 4 cm.
e) Selipkan selembar kertas ukuran 9 cm, pada ujung gulungan.
Kemudian digulung hingga menutupi tabung tersebut. Selanjutnya
lekatkan ujung gulungan menggunakan lakban kertas sebagai
penahan gulungan.
f) Tempelkan ujung kertas ukuran 4,5 cm diatas tabung yang telah
dibuat. Gulung kertas ukuran 4,5 cm tersebut hingga mencapai
diameter 6 cm. Kemudian ulangi langkah 4 dan 5.
g) Potong memanjang kardus/karton dengan tinggi 2,2cm. Kemudian
potong kardus segi lima sama sisi dengan ukuran 4,5cm.
h) Buat melingkar kardus panjang tadi dengan ukuran diameter 4 cm,
lalu lekatkan dengan tutup topi.
98 Arsip dokumen Komunitas Enigami mengenai Resep Bokani, Jakarta, 14 Juni 2016.
90
i) Laburi seluruh permukaan badan bokani dengan lem cair, untuk
bagian topi dan alas ditambah lapisan kertas. Lalu jemur dan
keringkan. Warnai bagian bokani yang diinginkan hingga merata.
j) Tambahkan pola-pola tertentu atau pernak-pernik tambahan untuk
polesan akhir.
6. Tahap Evaluasi
Evaluasi sebagai proses pengawasan dari warga dan petugas
terhadap program pemberdayaan masyarakat yang sedang berjalan
sebaiknya dilakukan dengan melibatkan warga. Dengan keterlibatan
warga pada tahap ini diharapkan terbentuk sistem dalam komunitas untuk
melakukan pengawasan secara internal. Sehingga dalam jangka panjang
diharapkan dapat membentuk sistem dalam masyarakat yang lebih
mandiri dengan memanfaatkan sumber daya yang ada.
Dalam melaksanakan kegiatan pemberdayaan kreasi enigami,
komunitas enigami melakukan evaluasi terhadap kegiatan pemberdayaan
di Jombang tersebut. Evaluasi ini dilakukan tim inti komunitas enigami
guna mengetahui permasalahan atau kendala yang terjadi untuk
mendapatkan solusi dalam menyelesaikan permasalahan tersebut. Sesuai
dengan kesepakatan, evaluasi dilaksanakan satu kali dalam sebulan
dengan dua kali pertemuan. Namun adanya kegiatan lain dari tim inti
komunitas membuat evaluasi yang dilakukan tidak sesuai dengan jadwal
yang telah disepakati. Hal ini diucapkan oleh Sarudi sebagai berikut:
“Bisa dibilang banyak evaluasinya, kalo dihitung-hitung itudijadwalkan minimal sebulan sekali, harusnya yaaa. Pertemuan ituminimal dua kali untuk evaluasi sebulan sekali. Berhubung tim itu
91
orang – orang kerjaan yaa jadi kita gak bisa memaksakan jugaakhirnya evaluasinya itu tidak sesuai dengan yang kita jadwalin.”99
Evaluasi dapat berjalan dengan adanya proses pengawasan dan
pengontrolan antara tim inti komunitas enigami dengan peserta
pemberdayaan yang mengikuti kegiatan pemberdayaan di Jombang,
Ciputat. Bentuk pengawasan dan pengontrolan dengan melihat absensi
yang dipegang oleh koordinator peserta pemberdayaan pemberdayaan di
Jombang yang bernama Ibu Yanti. Apabila ada peserta pemberdayaan
yang tidak aktif di kegiatan maka peralatan atau bahan yang sudah
diberikan akan dikembalikan kepada tim inti komunitas enigami.
Tim inti komunitas enigami mengubah bentuk pengawasan dengan
melakukan quality control yaitu pengontrolan dari hasil produksi. Jadi
peserta pemberdayaan yang telah menyelesaikan produksi bokani akan
dilakukan pengecekan oleh koordinator pemberdayaan. Dengan tujuan
apakah bokani yang telah dibuat layak atau tidak untuk dipasarkan.
7. Tahap terminasi (Disengagement).
Tahap ini merupakan tahap pemutusan hubungan secara formal
dengan komunitas sasaran. Terminasi dalam suatu program
pemberdayaan masyarakat tidak jarang dilakukan bukan karena
masyarakat sudah dianggap mandiri, tetapi lebih karena proyek sudah
harus dihentikan karena sudah melebihi jangka waktu yang ditetapkan
sebelumnya atau karena anggaran sudah selesai dan tidak ada penyandang
dana yang dapat dan mau meneruskan.
99Wawancara pribadi dengan Sarudi Putra Siregar tim inti komunitas enigami, Ciputat, 22Mei 2016.
92
Komunitas enigami tidak melakukan pemutusan atau pemberhentian
terhadap kegiatan pemberdayaan kreasi enigami di Jombang dengan
alasan untuk menghargai usaha yang sudah mereka buat dari hasil tangan
mereka sendiri. Untuk saat ini kegiatan pemberdayaan di Jombang bisa
dikatakan off sementara karena komunitas enigami mempunyai rencana
baru dalam kegiatan pemberdayaan di Jombang. Hal ini seperti yang
dikatakan oleh Sarudi sebagai berikut:
“Gak ada atau terminasi Ra untuk pemberdayaan, kalau sekarangoff dulu secara keseluruhan. Karena rencananya mau digantisementara untuk aktifitas lain dipemberdayaan. Jadi bukan lagiditargetin ke produksi tapi dengan aktifitas lain”.100
Komunitas enigami juga melakukan perubahan konsep kegiatan
pemberdayaan kreasi enigami di Jombang dari konsep produksi menjadi
konsep aktifitas yaitu memberikan peluang ke masyarakat untuk produktif
dan mempunyai skill. Karena selama ini, komunitas enigami hanya
mengejar produksi yang dihasilkan dari kelompok pemberdayaan saja.
Komunitas enigami tidak hanya memberikan keterampilan kepada peserta
pemberdayaan di Jombang saja, namun komunitas enigami juga memberikan
pengetahuan serta keterampilan mengenai kreasi limbah kertas kepada
masyarakat yang ingin belajar serta mengetahui secara dalam dengan
bergabung menjadi anggota komunitas enigami.
Bagi seseorang yang sudah menjadi bergabung menjadi komunitas enigami
dinamakan anggota sanggar. Anggota sanggar juga merupakan anggota yang
berpartisipasi mengikuti kegiatan yang diadakan oleh komunitas enigami
100Wawancara pribadi dengan Sarudi Putra Siregar tim inti komunitas enigami, Ciputat, 22Mei 2016.
93
seperti melakukan kegiatan sanggar serta membantu kegiatan komunitas
enigami lainnya. Nama sanggar pertama kali diberikan oleh salah satu pendiri
komunitas enigami yang bernama Rofiq. Alasan komunitas enigami memakai
kata sanggar karena sanggar merupakan tempat atau wadah bagi seseorang
yang terus ingin belajar. Jadi sanggar bagi komunitas enigami adalah seseorang
yang ingin terus dan bersungguh-sungguh dalam mempelajari enigami lebih
jauh.
Cara pendekatan komunitas enigami ke masyarakat dengan mendekatkan
diri kepada orang lain serta berada di antara mereka. Artinya komunitas
enigami dengan orang lain berkumpul bersama untuk memberitahu mengenai
kreasi enigami dan membuat karya bersama sehingga dengan keinginan sendiri
mereka tertarik belajar lebih mendalam mengenai kreasi enigami serta ingin
bergabung menjadi anggota komunitas enigami.
Sekarang ini yang menjadi anggota komunitas belum sampai ke masyarakat
baru sampai pada lingkup mahasiswa saja terutama pada mahasiswa UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Komunitas enigami tidak membuka pendaftaran
khusus bagi seseorang yang ingin bergabung dan menjadi anggota sanggar
seperti membuka stand penerimaan anggota baru atau rekruitmen. Seseorang
yang ingin bergabung caranya hanya menghubungi salah satu dari tim inti
komunitas enigami kemudian mereka mengikuti kegiatan yang diadakan oleh
komunitas enigami serta mengikuti perkembangan komunitas enigami melalui
media sosial setelah orang tersebut aktif dengan semua kegiatan yang diadakan
oleh komunitas enigami maka mereka akan bergabung dengan anggota sanggar
lainnya melalui media sosial group whatsapp sehingga terjalinnya komunikasi
94
dan hubungan yang baik satu sama lain. Seperti yang dikatakan oleh Fadlil
berikut:
“Kalau ke masyarakat sih enggak, targetnya sih belum dapet darimasyarakat secara langsung yaa nah kalau dari mahasiswa itu penjalinanrelasinya yaitu kita diantara mereka. Jadi kebanyakan kegiatan sanggarkita lebih banyak di kampus kita kumpul kaya ukm-ukm lainnya. Kalaumereka kan biasanya pajang stand dan buat pendaftaran sebagainyakalau kita enggak. Kita masuk aja ke mereka, duduk bareng bikin karyadengan keinginan sendiri biasanya mereka penasaran dan nyamperinkita terus nanya-nanya ini apa, ini gimana bikinnya terus kita kenalindari situ dan lama-lama mereka bilang untuk tertarik dan seterusnya buatmau tau lebih dalam lagi kaya apa sih yang ada dari sini. Makanya darisitu temen-temen yang tulus itu datang sendiri bukan karena dipaksaatau bikin pendaftaran atau rekruitmen itu gak. Kita bebas terbuka, kalaumereka mau mereka bakalan nyamperin jadi gak yang terlalu formalkaya rekruitmen dan sebagainya. Jadi kalau yang mau ikut tinggalhubungin salah satu tim inti enigami abis gitu ikutin perkembanganenigami lewat medsos sama ikut kegiatannya baru deh kita masuk kegrup bagi yang benar-benar”101
Jadi berdasarkan wawancara dengan Fadlil bahwa sampai sekarang yang
sudah menjadi anggota sanggar baru mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta saja. Hal ini juga dikatakan oleh Siti Mulkhiah salah satu anggota
sanggar:
“Kalau anggota sekarang sih kebanyakan mahasiswa yaaa belum ada sihyang dari luar solanya kan enigami kebanyakan promosinya maih disekitar kampus doang kalo keluar itu paling cuma ngisi workshop tapibelum tentu mereka daftar jadi anggota sanggar gitu sih kayanya..”102
Dari penjalinan relasi yang dilakukan oleh tim inti komunitas enigami
banyak mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang menjadi anggota
sanggar. Akan tetapi seiring berjalannya sampai dengan sekarang yang aktif
101 Wawancara pribadi dengan Fadlillah Zulqarnain tim inti komunitas enigami, Ciputat, 22 Mei2016.
102 Wawancara pribadi dengan Siti Mulkhiah salah satu anggota sanggar, Ciputat, 15 Juni 2016.
95
mengikuti kegiatan sanggar berjumlah enam sampai sepuluh orang. Hal ini
dikatakan oleh Fadlil berikut:
“Dari sekian banyak terseleksilah orang-orang dengan kemauan dankeinginan yang kuat kalau sekarang sisanya kurang lebih yang bener-bener aktif banget 6 sampai 8 orang.”
Hal ini juga dikatakan oleh Laeli Yuniawati yang merupakan salah satu
anggota sanggar:
“Yang aktif sih itu ada sekitar enam orang sih tapi bisa sampai sepuluhorang juga yang sering banget ikut kegiatan sanggar sama kegiatanenigami lainnya kaya workshop..”103
Untuk Jumlah anggota sanggar yang hadir dalam kegiatan sanggar juga
dikatakan oleh Sri Wahyuni berikut:
“Di group Whatsapp tim sanggar sih ada 34 orang tapi kalo yang datangkegiatan sanggar paling 6 orang, dikit sih.”104
Tabel 4. Anggota sanggar yang aktif di kegiatan sanggar
103 Wawancara pribadi dengan Laeli Yuniawati anggota sanggar, Ciputat, 15 Juni 2016.104 Wawancara pribadi dengan Sri Wahyuni anggota sanggar, Ciputat, 31 Mei 2016.
No. Nama Pekerjaan Jenis Kelamin1. Sri Wahyuni Mahasiswa Perbankan
Syariah UIN SyahidJakarta
Perempuan
2. Siti Mulkiah Mahasiswa PerbankanSyariah UIN Syahid
Jakarta
Perempuan
3. Siti Aisyah Mahasiswa PerbankanSyariah UIN Syahid
Jakarta
Perempuan
4. Laeli Yuniawati Mahasiswa DirasatIslamiyah UIN Syahid
Jakarta
Perempuan
5. Eva Hardini Fauziyah Mahasiswa PerbankanSyariah UIN Syahid
Jakarta
Perempuan
96
Sumber: Hasil wawancara dengan Tim Inti Komunitas, 2016
Setelah menjadi anggota sanggar kemudian mereka mengikuti kegiatan
sanggar seperti yang dikatakan oleh Fadlil berikut:
“Macem-macem kalau sekarang kita lebih ke sharing bukan cuma bikinkarya. Kita mau hal-hal apa saja, sempet bang ucok pernah ngomongkalau bisa sanggar bukan cuma bikin karya saja kita kasih hal-hal yanglain bukan cuma dengan kertas saja sempet dan sampai sekarang belumterealisasi itu design. Jadi bukan cuma bikin karya dari kertas jadi kalausekarang mau dibikin fleksibel apa pun cuma intinya kalau dari kegiatansanggar kita kumpul dan berkarya, jadi berkaryanya dengan cakupannyalebih luas lagi bukan cuman kertas tetapi dengan hal-hal lain.”105
Hal ini juga dikatakan oleh Sri Wahyuni salah satu anggota sanggar berikut:
“Kalau lagi sanggaran itu sharingnya gak cuma tentang enigami aja tapikita juga kadang nih sharing atau nanya-nanya tentang skripsi ataumasalah kuliah lainnya..”106
Jadi berdasarkan wawancara dengan salah satu tim inti komunitas dan
anggota sanggar bahwa kegiatan utama di sanggar komunitas enigami adalah
memberikan materi dan mengajarkan cara membuat kreasi enigami yang
105 Wawancara pribadi dengan Fadlillah Zulqarnain tim inti komunitas enigami, Ciputat, 22 Mei2016.
106 Wawancara pribadi dengan Sri Wahyuni anggota sanggar, Ciputat, 31 Mei 2016.
6. Zuhroh An-Nada Mahasiswa PerbankanSyariah UIN Syahid
Jakarta
Perempuan
7. Syaifa Rodiyah Mahasiswa AkuntansiUIN Syahid Jakarta
Perempuan
8. Deti Rahmania Mahasiswa PerbankanSyariah UIN Syahid
Jakarta
Perempuan
9. Nia Husnia Mahasiswa PerbankanSyariah UIN Syahid
Jakarta
Perempuan
10. Mutiara Mahasiswa PerbankanSyariah UIN Syahid
Jakarta
Perempuan
97
kemudian dipraktikan oleh anggota sanggar sesuai apa yang telah diajarkan
dengan karya mereka sendiri serta diskusi mengenai apa saja secara umum.
Untuk jadwal kegiatan sanggar seperti yang dikatakan oleh Fadlil berikut:
“Biasanya kalau dulu penjadwalannya rutin di seminggu sekali di harikuliah karena untuk menjaring dan memberikan kesempatan untukmemberitahu apa itu enigami kalau sekarang waktunya tidak menentukapan. Tapi biasanya kita ngambilnya di weekend.”107
Sedangkan menurut Laeli Yuniawati yang merupakan salah satu anggota
sanggar mengatakan:
“Kalau kegiatan sanggar dulu sih seminggu sekali itu biasanyadijadwalin sama tim inti enigami tapi kalo sekarang mah anggotasanggarnya yang minta ke kakak tim intinya enigami misalnya Kakminggu ini kita mau sanggaran nih. Nanti tim intinya nyempetin waktubuat ngajarin. Soalnya kan kakak-kakaknya udah pada kerja semua jaditakut gak bisa. Dan biasanya itu weekend sih dan tiap bulan biasanyaada kegiatan sanggaran walaupun satu atau dua kali sih.”108
Jadi pada awalnya kegiatan sanggar dilaksanakan setiap seminggu sekali di
waktu perkuliahan dengan tujuan untuk mengajak dan memberikan
kesempatan mahasiswa mengetahui enigami. Untuk saat ini jadwal kegiatan
sanggar tidak menentu dilaksanakan bisa satu sampai dengan dua kali di hari
libur seperti sabtu dan minggu. Kegiatan sanggar diadakan atas permintaan dan
ajakan anggota sanggar kepada tim inti komunitas enigami.
Hal ini berdasarkan dengan pengamatan peneliti bahwa dengan kesibukkan
masing-masing dari tim inti komunitas membuat kegiatan sanggar tidak
menjadi rutin dan dilakukan setiap hari sabtu atau minggu dikarenakan
sebagian tim inti komunitas mempunyai waktu luang pada hari tersebut.
107 Wawancara pribadi dengan Fadlillah Zulqarnain tim inti komunitas enigami, Ciputat, 22 Mei2016.
108 Wawancara pribadi dengan Laeli Yuniawati anggota sanggar, Ciputat, 15 Juni 2016.
98
Tempat untuk melakukan kegiatan sanggar di sekitar kampus UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Hal ini berdasarkan dokumentasi yang dibuat oleh
komunitas enigami untuk kegiatan sanggar:109
Gambar 2. Brosur kegiatan sanggar
Sumber: Website Komunitas enigami
Tempat kegiatan sanggar juga dikatakan oleh Siti Mulkhiah salah satu
anggota sanggar:
“Tempat sih biasanya di FEB itu di saung atau di pelataran FEB, diauditorium juga pernah. Pokoknya masih sekitaran kampus kok biar gakkejauhan dan gampang juga sih tempatnya heee jadinya di sekitarkampus.”110
Dapat disimpulkan bahwa kegiatan sanggar biasanya dilakukan oleh
komunitas enigami di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
baik dilakukan di Fakultas yang berada di UIN seperti FEB dan di tempat lain
didalam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk memudahkan akses anggota
sanggar yang ingin mengikuti kegiatan sanggar.
Dalam kegiatan sanggar anggota diajarkan semua teknik dalam membuat
kreasi enigami mulai dari teknik gulung, teknik remas, teknik pola, teknik lipat,
109 Studi Dokumen, Photo of enigamipapers, foto diakses pada 14 Juli 2016 darihttps://www.facebook.com/EnigamiKreasiLimbahKertas
110 Wawancara pribadi dengan Siti Mulkhiah anggota sanggar, Ciputat, 15 Juni 2016.
99
teknik tempel sampai dengan desain atau lukis oleh tim inti komunitas enigami.
Semua teknik dalam pembuatan kreasi enigami diajarkan oleh tim inti
komunitas berberda ketika kegiatan workshop dan kegiatan pemberdayaan
yang hanya dilatih dengan menggunakan teknik gulung. Dengan alasan
kegiatan sanggar mempunyai kesempatan dan waktu yang lebih lama sehingga
anggota sanggar dapat mempelajari semua teknik kreasi enigami. Hal ini
seperti yang dikatakan oleh Fadlil berikut:
“Kreasi yang diajarkan gak jauh beda sama yang lain, kalau ibu-ibutekniknya teknik gulung kalo seminar dan workshop biasanya hal-halyang mudah dan simple tapi bisa jadi karya kalau temen-temen sanggarmereka punya poin lebih sendiri karena mereka punya waktu yang lebihbanyak dan kesempatan yang lebih banyak supaya kenal jenis karya-karya yang lain mau yang dengan teknik gulung, teknik lipat, teknikremes, mau dengan teknik pola dan sebagainya itu semua anggotasanggar udah dapet semuanya.”111
Sedangkan untuk pengajar dalam kegiatan sanggar sebagai berikut:
“Yang ngajar mah kaka-kaka tim intinya tapi gak semua sih cumabeberapa orang aja yang bisa. Yang sering mah Kak Sarudi, Kak Rofiqatau Kak Fadlil..”112
Hal ini juga senada yang diucapkan oleh Fadlil berikut:
“hmmm…. ngisi materi pasa sanggaran mah biasanya kita-kita dari timinti yang bisa hadir tapi yang lebih sering kita sih bertiga, saya, BangSarudi sama Bang Rofiq soalnya yang lain kan punya kegiatan lain jadisusah ngatur jadwalnya..”
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap kegiatan sanggar pada tanggal 8
Mei 2016 anggota sanggar dilatih dan diajarkan oleh Rofiq dan Sarudi
merupakan salah satu tim inti komunitas enigami. Jadi yang memberikan
materi dan pembelajaran mengenai teknik baru kepada anggota sanggar adalah
111 Wawancara pribadi dengan Fadlillah Zulqarnain tim inti komunitas enigami, Ciputat, 22 Mei2016.
112 Wawancara pribadi dengan Laeli Yuniawati anggota sanggar, Ciputat, 15 Juni 2016.
100
tim inti komunitas. Namun hanya beberapa tim inti komunitas enigami hadir
untuk memberikan materi seperti Rofiq, Sarudi dan Fadlil.
Bahan-bahan untuk membuat kreasi enigami di kegiatan sanggar disediakan
oleh tim inti komunitas enigami dan bahan-bahan disesuaikan dengan materi
yang akan disampaikan. Namun tidak setiap kegiatan sanggar bahan-bahan
disiapkan oleh komunitas enigami tetapi disiapkan sendiri oleh anggota
sanggar. Bahan-bahan yang akan dijadikan materi karya terlebih dahulu sudah
diinformasikan kepada anggota sanggar beberapa hari sebelum kegiatan
sanggar. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Sri Wahyuni berikut:
“Bahan-bahannya pas awal dari kaka-kakanya kaya lem, kertas, cat danlain-lainnya. Tapi kalau untuk sekarang kita yang sediain sendiri kankadang-kadang kita patungan tuh beli bahan-bahannya biar irit aja gituuterus belinya nanti sesuai sama materi yang bakal dikasih”.113
Lamanya proses kegiatan sanggar yang berlangsung sama dengan waktu
membuat karya, hal ini seperti yang dikatakan oleh Laeli salah satu anggota
sanggar:
“Waktu sanggar = waktu bikin karya, tapi biasanya dimulai dari jam 1siang sampe dengan jam 5 sore atau maghrib. Jadi tiap sanggaran adasatu karya yang jadi. Tapikan tiap sanggar beda-beda yaa materinya, jadibeda juga waktunya ya paling lama itu sampai maghrib. Nah kalokaryanya belum jadi nanti dibawa pulang buat diselesain dikosanbiasanya. Buat yang dibawa pulang itu tergantung yang buatnya sih kaloyang bikinnya lambat biasanya dibawa tapi kalo yang orangnya yangcepet waktu segitu cukup.”114
Waktu kegiatan sanggar juga dikatakan oleh Siti Mulkiah:
“Paling lama nyanggar biasanya 5 jam itu soalnya masing-masing karyabeda-beda waktu buatnya misalnya teknik gulung bisa dua sampai tigajam, teknik remas bisa tiga sampai empat jam, tapi biasanya sekalinyanggar bisa dapet satu karya.”115
113 Wawancara pribadi dengan Sri Wahyuni anggota sanggar, Ciputat 31 Mei 2016.114 Wawancara pribadi dengan Laeli Yuniawati anggota sanggar, Ciputat, 15 Juni 2016.115 Wawancara pribadi dengan Siti Mulkhiah anggota sanggar, Ciputat, 15 Juni 2016.
101
Berdasarkan hasil pengamatann penulis pada hari Senin, 25 Juli bahwa:“Jadi untuk membuat gantungan kunci dengan teknik remasmembutuhkan waktu sekitar satu setengah jam sampai dengan tahapakhir. Lamanya pembuatan kreasi enigami itu pada tahap pengeringanwarna pada karya yang telah dilukis itu bergantung pada cuaca. Jikacuaca sedang panas maka pengeringan warna tidak membutuhkan waktuyang lama sebaliknya jika keadaan cuaca hujan maka akanmembutuhkan waktu yang lama dalam proses pengeringan warna.Sedangkan untuk membuat tempat pensil membutuhkan waktu dua jamdari mulai menggulung kertas sampai dengan melukis tempat pensilsesuai dengan selera masing-masing.”116
Jadi berdasarkan wawancara dan pengamatan penulis, lama waktu proses
pembuatan satu karya enigami sesuai dengan teknik yang digunakan. Untuk
membuat karya enigami dengan teknik gulung membutuhkan waktu dua jam
sedangkan untuk teknik remas satu sampai dengan empat jam. Lamanya
pembuatan karya enigami juga bergantung pada anggota sanggar yang
membuat karya itu sendiri dengan teknik yang diajarkan serta kondisi cuaca
pada saat itu. Apabila anggota sanggar mudah menerima teknik yang diajarkan
dengan kondisi cuaca yang mendukung maka karya dengan teknik gulung
dapat diselesaikan sekitar dua sampai dengan tiga jam sedangkan untuk teknik
remas sekitar satu sampai dengan dua jam di waktu kegiatan sanggar. Apabila
anggota sanggar yang lambat dalam mempraktikan materi yang diajarkan dan
kondisi cuaca yang tidak mendukung maka satu karya pun tidak dapat
terselesaikan pada waktu kegiatan sanggar tersebut.
Setelah melakukan kegiatan sanggar, kegiatan yang dilakukan adalah
kegiatan evaluasi berupa diskusi mengenai kegiatan sanggar yang telah
berlangsung. Sebagaimana yang dikatakan oleh Kak Fadlil berikut:
116 Hasil pengamatan penulis pada Senin, 25 Juli 2016 di Kosan Pondok Hijau (terlampir).
102
“Evaluasi pasti ada itu biasanya dilakuin setelah sanggaran sih.Evaluasinya itu dikemas dalam bentuk sharing tentang kegiatan hari inigimana atau misalkan ada yang punya saran atau pendapat tentangenigami gitu-gitu doang sih sama nanya materi hari ini tuh gimana, apaada kendala atau kesulitan apa gak..”117
Dari hasil wawancara, evaluasi biasanya dilakukan setelah kegiatan
sanggar. Evaluasi bisa berupa saran dan pendapat dari anggota sanggar kepada
tim inti komunitas enigami mengenai kegiatan sanggar maupun kegiatan
komunitas enigami lainnya. Evaluasi berisi tentang materi kreasi enigami yang
diajarkan pada kegiatan sanggar tersebut.
B. Dampak Kegiatan Limbah Kertas Komunitas Enigami dalam
Pemberdayaan Anggota
1. Profil Informan
a) Anggota sanggar komunitas enigami
1) Siti Mulkhiah
Siti Mulkhiah adalah seorang perempuan yang lahir di
Tangerang pada tanggal 14 April 1994 berusia 22 tahun. Siti
Mulkhiah bertempat tinggal di Jalan Ir. Sutami No. 16 Desa Lontar
RT 004 RW 001, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Tangerang
Provinsi Banten. Untuk sementara Siti Mukiah tinggal di Jalan Ibnu
Taimiya, Kelurahan Pisangan RT 003 RW 008, Ciputat Timur,
Tangerang Selatan. Siti Mulkhiah merupakan mahasiswi di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Syariah dan Hukum jurusan
117 Wawancara pribadi dengan Fadlillah Zulqarnaintim inti komunitas enigami, Ciputat 22 Mei2016.
103
Perbankan Syariah angkatan 2012. Kegiatan Siti Mulkhiah saat ini
adalah sedang menyelesaikan tugas akhir pendidikan SI.
Siti Mulkhiah bergabung menjadi anggota sanggar komunitas
enigami pada bulan Juli 2015 sebelum kegiatan KKN berlangsung.
Awalnya Siti Mulkhiah mengetahui adanya komunitas enigami
berawal dari salah satu temannya bernama Sri Wahyuni yang juga
merupakan salah satu anggota komunitas enigami dan teman kelas
Siti Mulkhiah di jurusan perbankan syariah. Pada saat itu Sri
Wahyuni menggunggah salah satu foto kegiatan komunitas enigami
yang kemudian di share kepada Siti Mulkhiah dan teman-temannya
yang membuat Siti Mulkhiah untuk mencoba mengikuti kegiatan
sanggar.
Setelah mengikuti kegiatan sanggar, Siti Mulkhiah tertarik
untuk bergabung menjadi anggota sanggar komunitas enigami.
Alasan Siti Mulkhiah tertarik untuk bergabug karena Siti Mulkhiah
dari sejak SMA Sudah menyukai dan mengikuti yang berhubungan
dengan kerajinan atau pun seni terutama seni rupa sehingga ketika
melihat ada sebuah komunitas yang mengajarkan membuat sebuah
kreasi yang unik dan salah satu kerajinan seni dari sampah dengan
menggunakan teknik-teknik tertentu. Bukan hanya dengan
Karyanya tetapi dengan tim intinya yang lucu dan ramah membuat
Siti Mulkhiah tertarik untuk bergabung menjadi anggota sanggar
komunitas enigami dan masih terus mengikuti kegiatan sanggar
104
untuk mengembangkan keterampilan yang sudah dia miliki
sebelumnya dalam bidang seni.
2) Laeli Yuniawati
Laeli Yuniawati adalah seorang perempuan yang lahir di
Tangerang pada tanggal 29 Juni 1993 yang berusia 23 tahun. Laeli
Yuniawati bertempat tinggal di Kampung Rawa Waaluh, Desa
Gandasari, Kecamatan Mekar Baru, Tangerang-Banten akan tetapi
untuk sementara Laeli Yuniawati tinggal di jalan Ibnu Taimiya,
Kelurahan Pisangan RT 003 RW 008, Ciputat Timur, Tangerang
Selatan. Laeli Yuniawati merupakan mahasiswi di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Fakultas Dirasat Islamiyah angkatan 2012.
Kegiatan Laeli Yuniawati saat ini sedang menyelesaikan tugas
akhir pendidikan SI.
Awalnya Laeli Yuniawati sedang mencari sebuah karya yang
menghasilkan kreativitas dan menghasilkan pendapatan sekaligus
bermanfaat bagi kegiatan KKN yang akan berlangsung. Akhirnya
Laeli Yuniawati mendapatkan informasi dari salah satu teman satu
kosannya yang diperkenalkan dengan Kakak Rofiq, Sarudi dan
Fadil yang merupakan salah satu tim inti komunitas enigami dari
salah satu teman satu kosan sehingga Laeli Yuniawati bergabung
dengan komunitas enigami.
Sebelum diperkenalkannya dengan komunitas enigami, Laeli
Yuniawati pernah menerima pesan singkat yang berisi tentang
105
komunitas enigami serta kegiatan dari komunitas enigami tetapi
Laeli Yuniawati tidak menyadari itu sebelumnya.
Laeli Yuniawati bergabung menjadi anggota sanggar pada
bulan Juli 2015, alasan Laeli Yuniawati tertarik bergabung karena
pada dasarnya Laeli Yuniawati menyukai kreativitas berupa
kerajinan tangan.
3) Sri Wahyuni
Sri Wahyuni juga merupakan salah satu mahasiswi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta di Fakultas Syariah dan Hukum jurusan
Perbankan Syariah. Sri Wahyuni lahir di Tangerang, 08 Agustus
1993 yang berusia 22 tahun dan bertempat tinggal di Pagedangan-
Ciakar Girang, RT 003 RW 005, Kelurahan Situgadung,
Kecamatan Pagedangan, Kabutan Tangerang. Kegiatan Sri
Wahyuni seperti Siti Mulkhiah yakni sedang menyelesaikan tugas
akhir di pendidikan SI.
Sri Wahyuni secara tidak sengaja mengetahui adanya
komunitas enigami. Awalnya pada saat Sri Wahyuni dan kelompok
KKNnya sedang melakukan rapat KKN di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, dan di kelompok KKNnya mempunyai sebuah program
kerja mengenai lingkungan hidup kemudian di waktu yang
bersamaan komunitas enigami juga sedang melakukan kegiatan
sanggar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Akhirnya Sri Wahyuni
dan teman-temannya secara langsung berkenalan dengan tim inti
komunitas. Mulai saat itu Sri Wahyuni mencari informasi lebih
106
lanjut mengenai komunitas enigami melalui media sosial
komunitas enigami dan bergabung menjadi anggota komunitas
enigami.
Sri Wahyuni bergabung menjadi anggota komunitas sekitar
bulan April 2016. Sudah satu tahun lebih Sri Wahyuni bergabung
pada komunitas enigami. Sri Wahyuni tertarik menjadi anggota
komunitas enigami karena kreasinya yang unik dan lucu apalagi
kreasi tersebut terbuat dari kertas yang dari dahulu Sri Wahyuni
tidak terpikirkan untuk membuat kreasi dari limbah kertas yang
bernilai tinggi dengan cara yang tidak terlalu rumit. Hal tersebut
yang membuat Sri Wahyuni tertarik untuk bergabumg menjadi
anggota komunitas enigami sampai dengan sekarang Sri Wahyuni
aktif dalam mengikuti kegiatan sanggar dan berkontribusi dalam
kegiatan lainnya yang diadakan oleh komunitas enigami.
b) Anggota program mandiri, cerdas dan kreatif
1) Yanti
Ibu Yanti merupakan seorang ibu rumah tangga dengan umur
39 tahun dengan tempat tanggal lahir di Banyumas, 26 Juni 1979.
Yanti bertempat tinggal di Jalan Sumatera Gang Alpukat Jombang,
Ciputat. Ibu Yanti mempunyai dua orang putri, putri pertama
bernama Febri yang sekarang sedang sekolah di kelas 5 tingkat
sekolah dasar sedangkan putri keduanya bernama Nisa yang sedang
sekolah di kelas 3 tingkat sekolah dasar.
107
Ibu Yanti mengikuti kegiatan pemberdayaan enigami sekitar
tahun 2013 ketika putri keduanya yang bernama Nisa sedang belajar
di Paud. Ibu Yanti mengetahui komunitas enigami ketika Yanti
sedang menunggu anaknya sekolah dan kemudian tim inti
komunitas enigami datang ke paud tersebut. Dari kedatangan dan
sosialisasi tim inti komunitas enigami itulah itu Ibu Yanti
mengetahui enigami itu.
2) Novi Maulina Hamidah
Novi Maulina Hamidah merupakan seorang ibu rumah
tangga yang berusia 28 tahun dan mempunyai satu anak perempuan
bernama Ingga yang masih sekolah di kelas dua tingkat dasar. Ibu
Novi lahir di Banjarnegara, 25 November 1987 dan bertempat
tinggal di Jalan Sumatera gang Alpukat dekat SMA N 11
Tangerang Selatan. Suami dari Ibu Novi merupakan karyawan
swasta dan kebutuhan serta keperluan keluarga dari Ibu Nobi
dibiayai oleh suami. Kegiatan sehari-hari Ibu Novi adalah
mengurus anak dan mengerjakan pekerjaan rumah tidak ada
aktivitas lain di luar.
Ibu Novi mengikuti kegiatan enigami pada tahun 2013 ketika
anaknya masih bersekolah di Paud Ya Bunayya. Pertama kali Ibu
Novi mengetahui komunitas enigami karena ajakan ibu-ibu lain
yang terlebih dahulu mengetahui komunitas enigami di Paud Ya
Bunayya. Awalnya, Ibu Novi menolak untuk mengikuti kegiatan
enigami namun setelah melihat sosialisasi dan kreasi yang
108
diajarkan oleh tim inti komunitas akhirnya Ibu Novi tertarik dengan
kegiatan enigami tersebut. Ibu Novi tertarik dengan alasan untuk
mengisi waktu luang disaat semua pekerjaan rumah telah selesai.
2. Dampak Kegiatan Kreasi Limbah Kertas pada Pemberdayaan
Anggota
Berdasarkan hasil temuan lapangan penulis bahwa ada beberapa
dampak yang diterima anggota komunitas setelah mengikuti
pemberdayaan kegiatan kreasi limbah kertas yang dilakukan oleh
komunitas enigami, yakni:
1) Anggota komunitas mendapatkan pelatihan dalam membuat
kreasi enigami.
Dampak ini seperti yang dikatakan oleh anggota sanggar yang
bernama Sri Wahyuni:
“Pelatihan ya kalau lagi sanggaran kita dilatih.”118
“Kita sanggaran itu dilatih juga buat kreasi baru”119
Untuk kegiatan pelatihan kreasi limbah kertas yang dilakukan
berupa:
“Kegiatannya mah gitu cuma bikin karya, gulung-gulung kertas,ngecat, nempelin. Udah sih gitu aja Mbak.”120
“Apa aja ya, paling pas di awal itu perkenalan komunitas enigami,terus ngenalin karya-karya enigami. Setelah iu kita diajarin abis itubaru deh kita praktik bikin karya dari kertas, bikin bokani sihtepatnya kita diajarinnya.”121
118 Wawancara pribadi dengan Sri Wahyuni anggota sanggar, Ciputat, 31 Mei 2016.119 Wawancara pribadi dengan Laeli Yuniawati anggota sanggar, Ciputat, 15 Juni 2016.120 Wawancara pribadi dengan Ibu Yanti anggota pemberdayaan, Jombang, 17 Juli 2016.121 Wawancara pribadi dengan Ibu Novi anggota pemberdayaan, Jombang, 26 Juli 2016.
109
Berdasarkan wawancara diatas bahawa kegiatan pelatihan yang
dilakukan oleh komunitas enigami yaitu dengan perkenalan karya-
karya enigami yang kemudian dipraktikan oleh anggota komunitas
menggunakan berbagai teknik seni kertas.
2) Kemampuan dalam memanfaatkan sampah kertas sehingga
menjadi sesuatu yang bernilai guna dan bermanfaat.
“Manfaatnya itu kan saya sekarang lebih sering revisian skripsi,jadi sampah-sampah yang bekas revisian di rumah itu gakdibuang sembarangan. Jadi sampah yang ada di rumah itu kita gakbuang sembarangan. Kita juga lebih tau yang tadinya sampah itugak bernilai bisa jadi bernilai gitu.”122
“….. kalo ada barang bekas kaya karton, koran, kertas fotokopiansekarang gak langsung dibuang dipisahin terus dikumpulin duluabis gitu dibikin boneka.”123
Jadi kertas yang sudah tidak terpakai lagi tidak dibuang sembarang
yang kemudian dikumpulkan serta digunakan lagi oleh anggota
komunitas untuk membuat kreasi enigami sehingga sampah kertas
tersebut mempunyai manfaat.
3) Kemampuan dalam mengelola waktu yang luang yang dimiliki.
Manfaat seperti ini dikatakan oleh anggota sanggar:
“...Tapi perubahannya saya lebih memanfaatkan waktu luang ajasoalnya kan waktu luang kadang kita bingung kan mau ngapain terusada sanggaran jadi kita bisa ngumpul dan silaturrahmi juga,..”124
Dampak ini juga dirasakan oleh ibu-ibu rumah tangga yang menjadi
anggota mandiri, cerdas dan kreatif, yaitu:
“…jadi bisa manfaatin waktu kosong kalo lagi gak ada kerjaan jadidari pada bosen gak ngapa-ngapain jadi punya kerjaan, orang kan
122 Wawancara pribadi dengan Sri Wahyuni anggota sanggar, Ciputat, 31 Mei 2016.123Wawancara pribadi dengan Ibu Novi anggota pemberdayaan, Jombang, 26 Juli 2016.124 Wawancara pribadi dengan Siti Mulkhiah anggota sanggar, Ciputat, 15 Juni 2016.
110
ngeliatnya kita gak ngapa-ngapain tapi sebenarnya kita ada kerjaanjuga gak cuma diem aja.”125
Hal ini juga seperti yang dikatakan oleh Ibu Yanti:
“Paling malem, kan saya juga susah tidur ya jadinya dari padaenggak ngapa-ngapain ya udah bikin ginian aja. Terus kalo lagisantai daripada iseng bikin ginian ajadeh jadinya. Bulan puasa jugakan tuh banyak waktu kosong juga jadinya bikin ini.”126
Jadi dengan kegiatan kreasi enigami ini anggota komunitas dapat
menggunakan waktu luang yang dimiliki dengan membuat kreasi
enigami sehingga tidak merasa jenuh dan bosan karena tidak memiliki
aktivitas atau kegiatan lain di waktu luang yang ada.
4) Anggota komunitas mendapatkan keuntungan atau pendapatan
dari hasil kegiatan limbah kertas.
“Pas bikin sih dapat pendapatan sih Mbak”127
“Dapet Mbak Alhamdulillah. Kan kita produksi terus dapethasilnya deh.”128
Jadi anggota yang telah memproduksi kreasi enigami mendapatkan
pendapatan atas hasil produksi tersebut. Namun tidak semua anggota
komunitas yang telah mengikuti kegiatan kreasi enigami ini
mendapatkan pendapatannya sendiri. Hal ini seperti yang dikatakan
oleh anggota sanggar berikut:
“Belum sih kaa soalnya belum pernah dijualin baru dikonsumsisendiri aja.”129
“Kalau saya sih belum ngejualin, kalau ada yang mau mintabikin sih saya bikinin aja tapi kalau untuk ngejualin belum saya
125Wawancara pribadi dengan Ibu Novi anggota pemberdayaan, Jombang, 26 Juli 2016.126 Wawancara pribadi dengan Ibu Yanti anggota pemberdayaan, Jombang, 17 Juli 2016.127 Wawancara pribadi dengan Ibu Novi anggota pemberdayaan, Jombang, 26 Juli 2016.128 Wawancara pribadi dengan Ibu Yanti anggota pemberdayaan, Jombang, 17 Juli 2016.129 Wawancara pribadi dengan Laeli Yuniawati anggota sanggar, Ciputat, 15 Juni 2016.
111
sendiri karena masih belajar dan karyanya emang masih buatsaya sendiri.”130
Untuk anggota sanggar sendiri belum merasakan pendapatan
sendiri dari hasil karya yang telah mereka buat karena karya kreasi
enigami masih dipergunakan sendiri dan tidak untuk dijual. Berbeda
dengan Ibu-ibu rumah tangga yang mengikuti kegiatan pemberdayaan
yang dilakukan oleh komunitas enigami. Mereka mendapatkan
keuntungan dari hasil karya yang telah mereka buat.
Jumlah keuntungan yang didapatkan oleh masing-masing ibu-ibu
rumah tangga di Jombang yang merupakan anggota komunitas mandiri,
cerdas dan kreatif berbeda satu sama lain.
“Berapa yaa, awal-awal sih alhamduillah 600.000,- itu bikin 30bokani yang udah jadi terus dikasih ke Bang sarudi. Nah itu gaktentu sih tergantung buatnya kita. Kalo saya bikin yang polos gituukuran kecil tanpa dicat itu dapet 2000 per boneka kalo yang agakgedean 8.000,- per boneka tapi kalo boneka yang udah jadi itu20.000 yang udah dicat perboneka. Kalau sekarang-sekarang mahgak nyampe 300.000,- itu juga bikin sebulan”131
“Kalo gak salah diawal 500.000,- sama 250.000,- jadi dapatnyaitu tergantung pemesananya sih berapa dapatnya. Pokoknya sayadapat dua kali doang dari pemesanan itu.”132
Jadi jumlah keuntungan yang didapatkan oleh anggota mandiri,
cerdas dan kreatif itu bermacam-macam dan tidak menentu. Hal ini
dikarenakan jumlah keuntungan yang diperoleh sesuai dengan jumlah
pemesanan dan produksi dari kreasi enigami tersebut. Apabila anggota
mandiri, cerdas dan kreatif membuat kreasi enigami berbentuk bokani
wisuda yang berukuran sedang dia mendapatkan keuntungan sebesar
130 Wawancara pribadi dengan Sri Wahyuni anggota sanggar, Ciputat, 31 Mei 2016.131 Wawancara pribadi dengan Ibu Yanti anggota pemberdayaan, Jombang 17 Juli 2016.132 Wawancara pribadi dengan Ibu Novi anggota pemberdayaan, Jombang 26 Juli 2016.
112
Rp. 20.000 per boneka sedangkan untuk bokani berukuran kecil mereka
mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 2.000 per boneka. Saat ini jumlah
keuntungan yang diterima oleh anggota mandiri, cerdas dan kreatif dari
kegiatan kreasi limbah kertas ini dimulai dari Rp. 200.000 sampai Rp.
600.000 untuk satu anggota. Untuk keseluruhan omzet penghasilan
yang didapatkan oleh anggota mandiri, cerdas dan kreatif kurang lebih
sebesar Rp. 3.000.000 dengan waktu penerimaan yang tidak menentu.
Keuntungan yang diperoleh anggota mandiri, cerdas digunakan
untuk membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari dalam keluarga.
Seperti yang diucapkan sendiri oleh anggota komunitas:
“Buat nambahin kebutuhan sehari-hari aja Mbak, buat jajananak, buat masak. Misalnya kalo anak jajan kan dapet jatahnyadari uang suami nah kalo dapet uang dari enigami jadi gak usahpake uang dari jatah suami, masak juga kaya gitu buatnambahain”133
“Lumayan sih buat nambah-nambahin bayar sekolah waktuTK, sisanya buat uang saku anak sama ditabung.”134
Jadi keuntungan yang didapatkan berguna untuk membayar
sekolah anak, membeli kebutuhan untuk makan sehari-hari,
menambahkan uang saku anak dan untuk tabungan jika ada keperluan
di kemudian hari.
5) Fasilitas Pemasaran
Anggota komunitas enigami juga menerima manfaat berupa
fasilitas pemasaran. Jadi semua karya enigami yang telah dibuat
133 Wawancara pribadi dengan Ibu Yanti anggota pemberdayaan, Jombang, 17 Juli 2016.134 Wawancara pribadi dengan Ibu Novi anggota pemberdayaan, Jombang, 26 Juli 2016.
113
dipasarkan oleh tim inti komunitas enigami. Hal ini speerti yang
diucapkan oleh anggota komunitas:
“Kalo dijualin sendiri gak sih. Kan abis bikin saya setor ke bangSarudi sama bang rofiq. Jadi gini Mbak, kan saya bikin tuhmisalnya 30 boneka nanti saya setor ke Mas Sarudi nanti merekayang masarin saya cuma produksi aja. Kalo gak Mas Sarudiminta gini, Mamah Nisa bikini 4 ya boneka yang udah jadi.Yaudah nanti mereka yang jual saya nerima hasilnya.135
“Kalo penjualannya sih kan dari komunitas enigami, kita mahdisuruh bikin boneka doang misalnya Mas Sarudi bilang butuh100 boneka nanti kita bikini tapi dibagi kita jadi saya bikin 30,mama Nisa 30 sama mamah Daffa 30 buah terus nantikomunitas enigami berapa .”136
Namun untuk dampak fasilitas pemasaran hanya didapatkan oleh
anggota kelompok mandiri, cerdas dan kreatif. Kreasi enigami yang
telah dibuat dijual kembali oleh tim inti komunitas enigami melalui
online maupun langsung seperti kegiatan wisuda atau kegiatan
lainnya.
3. Analisis Hasil Penelitian
Untuk menganalisis dampak yang diterima oleh anggota komunitas
dengan adanya kegiatan limbah kertas pada pemberdayan anggota yang
dilakukan oleh komunitas enigami menggunakan indikator pemberdayaan
perempuan menurut Longwe dengan indikator kesejahteraan, akses,
partisipasi, konsientisasi dan kesetaraan dalam kekuasaan.
Kegiatan limbah kertas komunitas enigami pada pemberdayaan
anggota komunitas memberikan pelatihan kepada anggota komunitas baik
kepada anggota mandiri, cerdas dan kreatif dan anggota sanggar sehingga
135 Wawancara pribadi dengan Ibu Yanti anggota pemberdayaan, Jombang, 17 Juli 2016.136 Wawancara pribadi dengan Ibu Novi anggota pemberdayaan, Jombang, 26 Juli 2016.
114
anggota komunitas memiliki kemampuan baru dan mengembangkan
potensi yang ada pada anggota komunitas dalam keterampilan membuat
karya seni terutama karya seni dari kertas yang sudah tidak dipakai lagi.
Jadi sebagaian anggota komunitas yang mengikuti pelatihan tidak
mengetahui bahwa sampah kertas yang sudah tidak digunakan lagi dapat
dijadikan sebuah kreasi yang bermanfaat dan bernilai guna sehingga
anggota komunitas mempunyai keterampilan baru yang dapat digunakan
untuk bekal dalam kehidupan nantinya. Namun ada sebagian anggota
komunitas yaitu pada anggota sanggar yang sudah mengenal dan memiliki
keteranpilan dalam membuat kreasi tangan dan setelah mengikuti
pelatihan kreasi enigami, anggota sanggar dapat mengembangkan potensi
atau kemampuan yang telah dimiliki sehingga kemampuan yang dimiliki
terus berkembang dan bermanfaat bagi kehidupannya.
Adapun manfaat dari pelatihan yang diberikan oleh komunitas
enigami kepada anggota komunitas baik anggota sanggar maupun anggota
mandiri, cerdas dan kreatif yaitu anggota komunitas dapat memiliki
keterampilan memanfaatkan sampah terutama sampah kertas. Awalnya
sebelum mengikuti kegiatan kreasi limbah kertas ini, anggota komunitas
baik anggota sanggar maupun anggota mandiri, cerdas dan kreatif
membuang saja kertas yang sudah digunakan dan tida terpakai lagi tanpa
memikirkan dampak dan manfaat dari sampah kertas itu. Setelah
mengikuti pelatihan yang diberikan oleh komunitas enigami mengenai
kreasi limbah kertas, mereka jadi berpikir kembali untuk membuang
sampah kertas karena sampah kertas yang ada dijadikan kreasi enigami
115
untuk mengasah keterampilan yang dimiliki dan memilah sampah yang
akan dibuang terutama sampah kertas misalnya sebelum membuang
sampah ke tempat pembuangan sampah anggota komunitas
menggolongkan sampah sesuai jenisnya yaitu sampah organik dengan
organik dan sampah non-organik dengan non-organik yang kemudian
baru dibuang ke tempat pembuangan sampah dan hal ini dilakukan di
kehidupan sehari-hari anggota komunitas. Selain itu setelah mengikuti
pelatihan kegiatan limbah kertas komunitas enigami, anggota komunitas
baik anggota sanggar maupun anggota mandiri, cerdas dan kreatif dapat
memanfaatkan waktu luang yang mereka miliki. Jadi ketika anggota
komunitas sedang tidak melakukan kegiatan lain atau setelah
menyelesaikan kegiatannya untuk menghilangkan rasa bosan biasanya
anggota komunitas membuat kreasi enigami agar waktu yang ada
digunakan dengan kegiatan yang bermanfaat dan keterampilan yang
didapatkan menjadi berguna.
Karya atau kreasi yang telah dibuat oleh anggota mandiri, cerdas dan
kreatif akan dipasarkan oleh komunitas enigami dengan online seperti
melalui website resmi enigami yaitu www.enigami.weebly.com maupun
langsung seperti adanya kegiatan-kegiatan tertentu salah satunya kegiatan
wisuda. Dengan demikian, kegiatan pemberdayaan limbah kertas yang
dilakukan oleh komunitas enigami memberikan kemampuan pada anggota
komunitas untuk memperoleh hak atau akses terhadap sumber daya
produktif berupa pelatihan dan fasilitas pemasaran sehingga anggota
komunitas mampu membuat sesuatu karya baru yang belum tentu
116
masyarakat lain mampu mempunyai kemampuan dalam keterampilan
kreasi enigami tersebut.
Dengan fasilitas pemasaran yang didapatkan oleh anggota komunitas
terutama anggota mandiri, cerdas dan kreatif mendapatkan keuntungan
dari hasil karya enigami berupa bokani yang mereka buat. Keuntungan
yang mereka dapatkan sesuai dengan hasil karya yang mereka produksi
dan pemesanan dari tim inti komunitas. Jadi pendapatan yang mereka
terima tidak tetap dan tidak stabil. Dengan keuntungan yang anggota
mandiri, cerdas dan kreatif mempunyai penghasilan sendiri yang awalnya
hanya menerima tanggungan dari suami, namun dengan keuntungan yang
didapatkan oleh anggota mandiri, cerdas dan kreatif dapat membantu
suami dalam membantu memenuhi kebutuhan keluarga mulai dari
membayar sekolah anak dan untuk makan keluarga. Dengan adanya
kegiatan pemberdayaan limbah kertas ini memberikan dampak pada
kesejahteraan perempuan yaitu peningkatan penghasilan, jadi walaupun
hanya bekerja di rumah namun anggota mandiri, cerdas dan kreatif
mempunyai penghasilan sendiri tidak hanya menerima pendapatan dari
suami saja. Akan tetapi penghasilan yang diperoleh tidak meningkatkan
kondisi ekonomi keluarga secara signifikan baik dari mutu makanan,
perawatan maupun pelayanan dengan sebelum adanya kegiatan
pemberdayaan enigami tersebut dikarenakan kegiatan ini hanya berjalan
sementara. Selain itu perempuan juga sudah dapat menunjukkan
kontrol/kuasa di tingkat rumah tangga dengan penghasilan tambahannya.
117
Anggota komunitas tidak hanya mendapatkan pelatihan dari tim inti
komunitas saja namun anggota komunitas enigami juga berkontribusi
dalam membantu kegiatan komunitas enigami lainnya seperti kegiatan
workshop terutama pada anggota sanggar yang aktif dalam membantu tim
inti dalam kegiatan workshop yang diadakan oleh komunitas enigami. Hl
ini juga berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada tanggal 20
Mei 2016, anggota sanggar turut serta dalam membantu komunitas
enigami disalah satu acara workshop dengan kerjasama PT. Danone di
Istana Kebangkitan Nasional137. Keaktifan anggota sanggar dalam
mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh komunitas enigami membuat
anggota sanggar berkeinginan untuk meneruskan tim inti komunitas
enigami dalam mengembangkan komunitas enigami. Anggota komunitas
enigami baik anggota sanggar maupun anggota mandiri, cerdas dan kreatif
juga memberikan kritikan, saran atau pun pendapat bagi setiap kegiatan
yang diadakan oleh komunitas enigami maka akan menambah partisipasi
perempuan dalam pembuatan keputusan walaupun lingkupnya masih kecil
yaitu kelompok.
137 Hasil pengamatan yang dilakukan di PT. Danone pada tanggal 20 Mei 2016. (terlampir)
117
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis mengenai dampak kegiatan
limbah kertas komunita enigami pada pemberdayan anggota melalui
wawancara, observasi dan studi dokumentasi, penulis dapat menyimpulkan
sebagai berikut:
1. Kegiatan pemberdayaan pada komunitas enigami dengan melakukan
pelatihan dan pendampingan untuk memberikan keterampilan melalui
membuat kreasi enigami kepada anggota komunitas yaitu anggota sanggar
sebagian besar merupakan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan
ibu-ibu rumah tangga di Jombang, Ciputat. Kegiatan pelatihan dari masing-
masing anggota komunitas berbeda. Untuk anggota sanggar, kegiatan
pelatihan dinamakan dengan kegiatan sanggar. Kegiatan sanggar dilakukan
bagi seseorang yang ingin terus dan bersungguh-sungguh dalam
mempelajari enigami lebih jauh. Sedangkan untuk ibu-ibu rumah tangga di
Jombang dinamakan kegiatan mandiri, cerdas dan kreatif yang bertujuan
untuk lebih produktif berkarya sambil mengasuh anak dan menjaga rumah.
Dalam kegiatan sanggar biasanya anggota sanggar diberikan keterampilan
membuat kreasi enigami dengan berbagai teknik seni kertas mulai dari
teknik gulung, remas, lipat maupun pola. Sedangkan untuk kegiatan
mandiri, cerdas dan kreatif hanya diberikan keterampilan membuat kreasi
enigami menggunakan teknik gulung saja dengan membuat bokani sebagai
ciri khas dari komunitas enigami.
118
2. Dampak kegiatan limbah kertas yang diberikan ke anggota komunitas baik
anggota sanggar maupun anggota mandiri, cerdas dan kreatif adalah
anggota komunitas jadi mengetahui bahwa kertas bekas yang tidak
digunakan dan dipakai lagi masih dapat bermanfaat dan bernilai guna
sehingga memberikan keterampilan baru bagi anggota komunitas serta
mengajarkan untuk menjaga kelestarian lingkungan dengan memanfaatkan
dan mengelola sampah kertas. Selain itu, anggota komunitas juga
mendapatkan dampak berupa kemampuan dalam mengelola waktu luang
yang dimiliki, akses perempuan sumber daya produktif berupa pelatihan
dan fasilitas pemasaran dan kesejahteraan perempuan berupa pendapatan.
B. SARAN
1. Tim inti komunitas enigami
a) Dalam membuat kegiatan pemberdayaan tim inti perlu melakukan
pengkajian terhadap kebutuhan yang diperlukan dari kelompok
sasaran Sehingga manfaat dan dampak dari kegiatan pemberdayaan
dapat dirasakan oleh kelompok sasaran terpenuhi dan kehendak atau
keinginan pribadi tim inti komunitas enigami juga terpenuhi
b) Membuat rancangan dan tahapan-tahapan yang matang secara tertulis
untuk kegiatan yang akan dikerjakan, terutama dalam kegiatan
pemberdayaan. Sehingga kegiatan pemberdayaan tersebut berjalan
dengan maksimal dan tidak hanya mengikuti kondisi dan peluang
yang ada.
c) Tim inti perlu melakukan inovasi-inovasi yang lebih menarik agar
kegiatan di komunitas enigami tidak berhenti. Misalnya, membuat
119
alternatif kegiatan lain apabila kegiatan pemberdayaan yang dilakukan
dirasa sudah tidak maksimal.
d) Komunitas enigami perlu melakukan kerjasama dengan ketua Rukun
Tetangga, Rukun Warga maupun pihak Kelurahan Jombang untuk
kegiatan pemberdayaan di Jombang sehingga pihak-pihak tersebut
dapat mendukung dan membantu kegiatan yang dilakukan oleh
komunitas enigami.
e) Tim inti komunitas enigami perlu melakukan pencatatan administrasi
yang sistematis dari setiap kegiatan yang diadakan oleh komunitas
enigami seperti berita acara setiap kegiatan yang dilakukan, absensi
dari setiap kegiatan, terutama kegiatan sanggar dan pemberdayaan
sebagai bahan evaluasi tim inti komunitas enigami.
f) Melibatkan anggota sangggar dalam kegiatan internal yang dilakukan
oleh tim inti komunitas enigami sehingga adanya penerus tim inti
komunitas enigami dalam mengembangkan komunitas enigami.
g) Melakukan pertemuan khusus dengan anggota komunitas baik
anggota sanggar maupun ibu-ibu di Jombang untuk membuat
rancangan kegiatan pemberdayaan secara bersama.
h) Meningkatkan promosi untuk memperkenalkan komunitas enigami,
kegiatan-kegiatan yang ada di komunitas enigami serta produk yang
dihasilkan oleh komunitas enigami.
120
2. Penerima Manfaat
a) Menyalurkan keterampilan yang didapatkan kepada orang lain
sehingga orang lain dapat mengetahui dan mempelajari kreasi
enigami.
b) Tetap menjaga konsistensi untuk berpartisipasi dan ikut serta dalam
kegiatan komunitas enigami.
c) Membantu memperkenalkan komunitas enigami baik dari kegiatan
yang dilakukan oleh komunitas enigami maupun produk yang
dihasilkan oleh komunitas enigami.
121
DAFTAR PUSTAKA
A. SUMBER BUKU
Adi, Rukminto, Isbandi. Kesejahteraan Sosial (Pekerjaan Sosial,Pembangunan Sosial dan Kajian Pembangunan). Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2013.
Arkanto, Suhaimi. Prosedur Pnenelitian Suatu Pendekatan Praktek. Cetakanke-13. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2006.
Bungin, Buthan. Metode Penlitian Kualitatif. Jakarta: Prenada Media Group.2005.
Firdaus, Ismet. dkk. Pengamalan Al-Qur’an tentang Pemberdayaan Dhu’afa.Jakarta: Dakwah Press UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2008.
Firmansyah, Rikky. dkk. Mudah dan Aktif Belajar Biologi. Jakarta: PusatPerbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009.
Ghony, Djunaidi, M dan Almansur, Fauzan. Metodologi Penelitian Kualitatif.Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. 2012.
Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif Teori&Praktik. CetakanPertama. Jakarta: Bumi Aksara. 2013.
Institute of Medicine of the National Academies. Design Considertion forEvaluating the Impact of Pefpear. Washingtoh DC: The NationalAcademies Press. 2008.
Irwan. Dinamika dan Perubahan Sosial pada Komunitas Lokal. Yogyakarta.Deepublish Publisher. 2015.
Ismail, Usman, Asep. Al-Qur’an dan Kesejahteraan Sosial. Tangerang:Lentera Hati. 2012.
122
Kristanto, Philip. Ekologi Industri. Edisi kedua. Yogyakarta: CV. Andi Offset.2013.
Krist-Ashman, K, Karen. Introducing To Social Work & Social WelfareCritical Thinking Perspective. USA: University of Wisconsin-Whitewater. 2010.
Martono, Nanang. Metode Penelitian Kualitatif Analisis Isi dan Analisis DataSekunder. Jakarta: Rajawali Pers. 2011.
Meleong, J, Lexy. Metodologi Peneitian Kulitatif. Bandung: PT. RemajaRosda Karya. 2007.
Nasdian, Tonny, Fredian. Pengembangan Masyarakat. Jakarta: YayasanPustaka Obor Indonesia. 2015.
Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi UIN. Jakarta: UIN JakartaPress. 2007.
Sarwono, Jonathan. Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif. Yogyakarta:Graha Ilmu. 2006.
Soetomo. Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Belajar. 2011.
Sudrajad. Kiat Mengentaskan Pengangguran dan Kemiskinan melaluiWirausaha. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2012.
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta. 2010.
________. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta: 2011.
Suharto, Edi. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. CetakanPertama. Bandung. PT. Refikas Aditama. 2005.
123
________. Pekerjaan Sosial di Dunia Industri Memperkuat Tanggungjawabsosial Perusahaan. Jakarta: PT Refika Aditama. 2007.
Suharto. Limbah Kimia dalam Pencemaran Udara dan Air. Yogyakarta. CV.Andi Offset. 2011.
Suryana, Yuyus dan Kartib Bayu. Kewirausahaan Pendekatan Karakteristikdan Wirausahawan Sukses. Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2010.
Suryana. Kewirausahaan Pedoman Praktis: Kita dan Proses Menuju Sukses.Jakarta: Salemba Empat, 2009.
Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesai. Edisike-3. Jakarta. Balai Pustaka. 2002.
Wardhana, Arya, Wisnu. Dampak Pencemaran Lingkungan. Edisi revisi.Yogyakarta: Andi Yogyakarta, 2004.
Wirawan. Evaluasi; Teori, Model, Standar, Aplikasi dan Profesi. Jakarta:Rajawali Press. 2011.
Wrihatnoto, R, Randy dan Dwidjowijoto, Nugroho Riant. ManajemenPemberdayaan. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. 2007.
Zubaedi. Pengembangan Masyarakat Wacana dan Praktik. Jakarta: KencanaPrenada media Group. 2013.
B. SUMBER SKRIPSI
Ariestha, Randy. Studi Karakteristik Sampah Kantor Walikota Makassar danAlternatif Pengolahannya. Skripsi S1 Fakultas Teknik. UniversitasHasanudin Makassar. 2015.
Dawiyah. Siti. Evaluasi Dampak Usaha Konveksi Kelompok Usaha Bersama(KUBE) Teluk Amanah pada Peningkatan Aset Anggotanya diKampung Melayu Kabupaten Tangerang. Skripsi S1 Fakultas Dakwahdan Ilmu Komunikasi. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2011.
124
Safitri. Reza. Ahmad. Dampak Retail Modern terhadap KesejahteraanPedagang Pasar Tradisional Ciputat, Tangerang Selatan. Skripsi S1Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi. UIN Syarif HidayatullahJakarta. 2010.
Widianto, Arif, Ahmad. LSM dan Pemberdayaan Perempuan (Studi PadaLSM Yayasan Sahabat Ibu di Yogyakarta). Tesis S2 Sosiologi.Univeristas Gajah Mada. 2014.
C. SUMBER JURNAL
Sarifudin. dkk. “Pemanfaatan Limbah Kertas Sebagai Bahan Material untukPembuatan Meja Belajar Anak melalui Pendekatan Ergonomi.” Studentjournal of engineering Vol 1, no. 1. 2013.
Supeni, Indah, Retno dan Sari, Ika, Maheni. Upaya Pemberdayaan EkonomiPerempuan melalui Pengembangan Manajemen Usaha Kecil (StudiDiskriptif pada Kegiatan Usaha Kecil Ibu-Ibu Desa WirolegiKabupaten Jembber, Dampingan Pusat studi Wanita UM Jember:Prosiding Seminar Nasional Ekonomi, 2011. Jember: UniversitasMuhammadiyah Jember, 2011: h. 105.
D. SUMBER UNDANG-UNDANG
Undang-undang No. 11 tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial
Undang-undang No. 32 tahun 2009 Tentang Perlindungan dan PengelolaanLingkungan hidup
E. WEBSITE
Al-Qur’an. “Surah Al-A’raf (ayat 56). Diakses pada 24 September 2015 darihttp://al-qur’an-indonesia.com.
Handayani, Evi. “Muda Sukses Bermanfaat (Dari Limbah jadi Berkah).”artikel diakses pada 3 Mei 2016 dari http://www.kompasiana.com.
Ilyas, Nida, Azizah. “Imagine = Enigami.” Artikel diakses pada 3 Mei 2016dari http://www.lpminstitut.com/2014/04/imagine-enigami.html.
Nurediyanto. “Kita dan Enviromental Cost.” Artikel diakses pada 12 Februari2016 dari http://www.kompasiana.com.
Studi Dokumen. “Photo of Enigamipapers.” Foto diakses pada 14 Juli 2016dari https://www.facebook.com/EnigamiKreasiLimbahKertas.
Tinjauan Pustaka di website enigami www.weebly.enigami.com.
125
Wahyu. “Komunitas Enigami Daur Ulang Bekas Skripsi.” Artikel diakses pada3 Mei 2016 dari http://www.koran-jakarta.com/daur-ulang-kertas-bekas-skripsi.
F. HASIL WAWANCARA
Wawancara pribadi dengan anggota komunitas enigami Laeli Yuniawati.Ciputat, 15 Juni 2016.
Wawancara pribadi dengan anggota komunitas enigami Siti Mulkhiah.Ciputat, 15 Juni 2016.
Wawancara pribadi dengan anggota komunitas enigami Sri Wahyuni. Ciputat,30 Mei 2016.
Wawancara pribadi dengan anggota pemberdayaan Ibu Novi. Jombang, 26 Juli2016.
Wawancara pribadi dengan anggota pemberdayaan Ibu Yanti. Jombang, 17Juli 2016.
Wawancara pribadi dengan Bidang Kebersihan DKPP Tangsel Bapak Sahrul.Tangerang, 20 Mei 2016.
Wawancara pribadi dengan pengurus kelurahan Jombang Bapak Hayat.Jombang, 17 Mei 2016.
Wawancara pribadi dengan tim inti komunitas enigami Fadlillah Zulqarnain.Ciputat, 22 Mei 2016.
Wawancara pribadi dengan tim inti komunitas enigami Sarudi Putra Siregar.Pondok Aren, 2 April 2016.
___________________________________________. Ciputat, 22 Mei 2016.
G. HASIL PENGAMATAN
Hasil pengamatan pada Ibu Yanti, Minggu 17 Juli 2016.
Hasil pengamatan pada Laeli Yuniawati, Senin 25 Juli 2016.
H. SUMBER LAINNYA
Dokumen DKPP Tangerang Selatan. Pamulang, 20 Mei 2016.
Dokumen Kelurahan Jombang. Jombang, 17 Mei 2016.
Studi dokumen. Kumpulan Kliping Komunitas enigami.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
enigami
r.w.so€pdmm No e Rt.o3/Rw 04
enrs,mipaoe6@ama ..om
Na : Pe6etuiuan Izin PEnelitian (Skripsi)
Di
A*lanuahikun WL wb,
Pljisyukur kehadiat Allah SWT yang telah memberikan segaa.ahmat dan nikmat-Nya, sehi.qqa kita dapat menjalankan aktivrtas sehar hari sebaqaimana biasanya.Shalawat dan slam *laiu tercurahkan kepada junjunqa. kta baginda Nabi MuhammadSAw, beserta para keluarga? lhabat dan seluruh umatnya hinqqa akhirZaman nanti.
Alhamdulillah kamitelah menerima surat Permohon.n lzin Peneitia. (Skripsi)"yan!diajukan oleh Sdri.fta Rahmawati (Mahasiswa UIN takarta, Fakuths Dak ah danKohunlkasi, Jurusan Kesejahte.aan Soslal). Kami saogat berterimakaslh telah dipercayakanebagai objek penelitian u.tuk melihat hasil peaalanan kami daiam membanqun komunitasberbasis kreativltas dan ssial- inqkungan. Pada akhirnya kamimendapatkan suatu asupanbarJ daldn evdudsi.erja kam' seama mr.
In sya Alah kami dengan *nang hati mengizlnan Sdri,ha Rahmawati untukmelanjutkan penelltian tereebut. Demikian atas keaasama dan bantuannya kami !.apkan
Wa s a la n u'a la y k un Ur'a e h m a t u lh h i Wa b a b k a tu h,
S,E
Pedoman Wawancara
Dampak Kreasi Limbah kertas Komunitas Enigami pada pemberdayaananggota di Kelurahan Jombang
Informan : Pendiri Komunitas enigami
Hari dan Tanggal :
Waktu wawancara :
Tempat Wawancara :
Identitas Informan
Nama :
Jenis kelamin :
Pekerjaan :
Umur :
Pendidikan :
Pertanyaan Informan (Pendiri Komunitas Enigami)
1. Bagaimana munculnya ide membuat kreasi enigami ?2. Mengapa kreasi enigami ini dijadikan sebuah usaha ?3. Apa latar belakang membentuk suatu komunitas yang bernama enigami?4. Apa Visi dan Misi komunitas enigami?5. Program apa saja yang dilakukan oleh komunitas enigami ?6. Kapan saja program-program komunitas enigami itu dilaksanakan?7. Bagaimana struktur pengurus dari komunitas enigami tersebut dan pembagian
tugas?8. Bagaimana cara ingin bergabung ke dalam kegiatan komunitas enigami?9. Dengan siapa saja komunitas enigami melakukan kerjasama?10. Bagaimana sistem pemasaran dari komunitas enigami pada kreasi limbah
kertas?
Pedoman Wawancara
Dampak Kreasi Limbah kertas Komunitas Enigami pada pemberdayaananggota di Kelurahan Jombang
Informan : Penanggungjawab Pemberdayaan pada komunitas enigami diKelurahan Jombang
Hari dan Tanggal :
Waktu wawancara :
Tempat Wawancara :
Identitas Informan
Nama :
Jenis kelamin :
Pekerjaan :
Umur :
Pendidikan :
Pertanyaan Informan
1. Bagaimana awal munculnya ide untuk melakukan pemberdayaan masyarakat?2. Strategi pemberdayaan apa saja yang dilakukan oleh komunitas enigami?3. Siapa yang bertanggung jawab atas kegiatan pemberdayaan kreasi enigami
yang dilakukan ?4. Bagaimana persiapan tim inti komunitas itu sendiri sebelum dimulainya
melakukan kegiatan pemberdayaan kreai enigami ?5. Persiapan lapangan apa saja yang telah dilakukan oleh tim inti komunitas
enigami dalam melaksanakan kegiatan pemberdayaan?6. Bagaimana proses pengidentikasian masalah yang dilakukan oleh tim inti
komunitas terhadap kelompok sasaran bahwa kelompok sasaran tersebut layakuntuk melakukan kegiatan pemberdayaan enigami tersebut?
7. Apa yang dilakukan oleh tim inti komunitas enigami sebelum dimulainyapelatihan kreasi enigami terhadap kelompok sasaran?
8. Bagaimana respon kelompok sasaran terhadap kegiatan pemberdayaan kreasienigami yang akan dilakukan?
9. Bagaimana proses kegiatan pemberdayaan kreasi yang dilakukan olehkomunitas enigami?
10. Berapa jumlah peserta yang mengikuti kegiatan pemberdayaan kreasi enigamitersebut?
11. Apakah komunitas enigami pernah membuat proposal terkait denganpelaksanaan kegiatan pemberdayaan kreasi enigami kepada di pihak lain?
12. Bagaimana pelaksanaan pengawasan dan pengontrolan yang dilakukan oleh timinti komunitas enigami terhadap kegiatan pemberdayaan kreasi enigami?
13. Berapa kali tim inti mengadakan evaluasi terkait dengan kegiatanpemberdayaan kreasi enigami yang dilakukan oeh komunitas enigami?
14. Apa kendala yang dihadapi oleh komunitas enigami dalam melaksanakankegiatan pemberdayaan kreasi enigami tersebut?
15. Bagaimana partisipasi kelompok sasaran terhadap kegiatan pemberdayaankreasi enigami sampai dengan sekarang?
16. Apa harapan komunitas enigami terutama tim inti komunitas enigami terhadapkegiatan pemberdayaan yang telah dilakukan?
Pedoman Wawancara
Dampak Kreasi Limbah kertas Komunitas Enigami pada pemberdayaananggota di Kelurahan Jombang
Informan : Tim Inti komunitas enigami
Hari dan Tanggal :
Waktu wawancara :
Tempat Wawancara :
Identitas Informan
Nama :
Jenis kelamin :
Pekerjaan :
Umur :
Pendidikan :
Pertanyaan Informan
1. Mengapa seseorang yang sudah bergabung dalam komunitas enigamidinamakan anggota sanggar?
2. Bagaimana proses penjalinan relasi anggota tim inti dengan masyarakat yangingin bergabung menjadi anggota komunitas enigami?
3. Strategi pemberdayaan apa saja yang dilakukan oleh komunitas engami kepadaanggota sanggar?
4. Bagaimana pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh tim inti komunitasterhadap anggota sanggar?
5. Bagaimanan partisipasi anggota sanggar dalam kegiatan yang dilakukan olehkomunitas enigami?
6. Bagaimana hubungan tim inti dengan anggota komunitas dalam membangunkomunitas enigami?
7. Apa hambatan yang dihadapi dalam melakukan kegiatan bagi anggota sanggar?8. Apa saja bentuk kreasi enigami yang telah dibuat oleh komunitas enigami?9. Bentuk kreasi enigami apa yang dibuat oleh kegiatan pemberdayaan yang
berada di Kelurahan Jombang, Ciputat?10. Bagaimana proses pembuatan kreasi enigami terutama yang dibuat dalam
kegiatan pemberdayaan di Kelurahan Jombang, Ciputat?11. Bahan-bahan apa saja yang diperlukan dalam membuat segala bentuk kreasi
enigami tersebut?
12. Berapa modal yang dikeluarkan dalam membuat kreasi enigami yang dilakukanpada kegiatan pemberdayaan di Kelurahan Jombang?
13. Kendala apa yang didapatkan dalam proses pembuatan kreasi enigami yangdilakukan oleh kegiatan pemberdayaan di Kelurahan Jombang?
Pedoman Wawancara
Dampak Kreasi Limbah kertas Komunitas Enigami pada pemberdayaananggota di Kelurahan Jombang
Informan : Penerima Manfaat Kreasi enigami di Jombang, Ciputat
Hari dan Tanggal :
Waktu wawancara :
Tempat Wawancara :
Identitas Informan
Nama :
Jenis kelamin :
Pekerjaan :
Umur :
Pendidikan :
Pertanyaan umum
1. Bagaimana Ibu bisa mengetahui komunitas enigami ?2. Apa yang membuat Ibu tertarik untuk mengikuti kegiatan pemberdayaan yang
dilakukan oleh komunitas enigami?3. Sejak kapan Ibu mengikuti kegiatan pemberdayaan enigami tersebut?4. Kegiatan apa saja yang diberikan oleh komunitas enigami pada kegiatan
penberdayaan enigami?5. Apa harapan Ibu untuk komunitas enigami terutama dalam kegiatan
pemberdayaan yang dilakukan?
Indikator Evaluasi Dampak
1. Dampak management skilla. Keterampilan apa yang Ibu terima setelah mengikuti kegiatan
pemberdayaan enigami ini?b. Apakah kegiatan pemberdayaan tersebut mengganggu kegiatan sehari-
hari yang biasa Ibu kerjakan?c. Manfaat apa yang Ibu rasakan setelah mengikuti kegiatan pemberdayaan
enigami ini bagi kehidupan sehari-hari ?2. Dampak kesejahteraan perempuan
a. Apakah Ibu mendapatkan keuntungan atau penghasilan sendiri darikegiatan pemberdayaan enigami ini?
b. Jika ada, berapa nominal keuntungan yang didapatkan oleh Ibu dari hasilkegiatan pemberdayaan enigami ini?
c. Bagimana kondisi ekonomi sesudah mengikuti kegiatan pemberdayaanenigami?
3. Dampak partisipasia. Apakah Ibu selalu dilibatkan secara langsung oleh Komunitas enigami
dalam setiap perencanaan dan pengambilan keputusan, administrasimenyangkut kegiatan pemberdayaan enigami ini?
4. Dampak kesetaraana. Adakah kesepakatan yang jelas antara Ibu dengan Tim inti komunitas
enigami diawal kegiatan pemberdayaan enigami ini?b. Bagaimana pembagian tugas antara tim komunitas enigami dengan Ibu
dalam kegiatan pemberdayaan enigami ini?
Pedoman Wawancara
Dampak Kreasi Limbah kertas Komunitas Enigami pada pemberdayaananggota di Kelurahan Jombang
Informan : Anggota Sanggar Komunitas Enigami (Penerima ManfaatKreasi enigami)
Hari dan Tanggal :
Waktu wawancara :
Tempat Wawancara :
Identitas Informan
Nama :
Jenis kelamin :
Pekerjaan :
Umur :
Pendidikan :
Pertanyaan Umum
1. Bagaimana Anda mengetahui Komunitas enigami?2. Mengapa Anda tertarik untuk bergabung menjadi anggota komunitas enigami?3. Sejak kapan Anda bergabung menjadi anggota komunitas enigami?4. Kegiatan apa saja yang diberikan oleh komunitas enigami kepada anggota
sanggar?5. Apakah ada pelatihan khusus bagi anggota sanggar komunitas enigami? Jika
ada, pelatihan seperti apa yang diberikan kepada anggota sanggar?6. Apa harapan Anda bagi komunitas enigami dimasa yang akan datang?
Indikator Evaluasi Dampak
1. Dampak management skilla. Keterampilan apa saja yang Anda dapatkan setelah bergabung menjadi
anggota sanggar komunitas enigami?b. Manfaat apa yang Anda rasakan setelah bergabung menjadi anggota sanggar
komunitas enigami yang berguna bagi kehidupan sehari-hari?2. Dampak organization skill
a. Apakah Anda aktif mengikuti setiap kegiatan yang diadakan oleh komunitasenigami bukan hanya mengikuti kegiatan sanggar saja?
b. Perubahan apa saja yang terjadi pada Anda sebelum dan sesudah bergabungmenjadi anggota sanggar komunitas enigami terutama dalam kemampuanberorganisasi?
c. Adakah keinginan Anda untuk menjadi tim inti dari komunitas enigami?3. Dampak Kesejahteraan perempuan
a. Apakah dengan bergabung menjadi anggota sanggar komunitas enigamiAnda mendapatakan keuntungan atau pendapatan sendiri?
b. Jika Iya, berapa pendapatan yang Anda peroleh dari kreasi enigami tersebut?4. Dampak partisipasi
a. Berapa kali tim inti enigami mengadakan pertemuan dengan anggotasanggar komunitas enigami?
b. Berapa kali Anda mengikuti pertemuan yang diadakan oleh tim inti dengananggota sanggar?
c. Apakah Anda dilibatkan secara langsung dalam setiap kegiatan yangdiadakan oleh komunitas enigami?
PEDOMAN OBSERVASI
1. Melihat lingkungan atau daerah yang dijadikan tempat pemberdayaankegiatan enigami di Jombang
2. Melihat cara pembuatan kreasi enigami yang dilakukan oleh penerimamanfaat pemberdayaan Kelurahan Jombang.
3. Melihat lama waktu pembuatan kreasi enigami yang dilakukan olehpenerima manfaat pemberdayaan di Kelurahan Jombang.
4. Melihat proses pembuatan dan lama waktu kreasi enigami yang dibuat olehanggota sanggar.
TRANSKIP WAWANCARA
Dampak Kreasi Limbah kertas Komunitas Enigami pada pemberdayaan anggota di Kelurahan
Jombang
Informan : Pendiri Komunitas enigami
Hari dan Tanggal : Sabtu, 2 April 2016
Waktu wawancara : 11.00 WIB
Tempat Wawancara : Komplek PJMI, Pondok Aren
Identitas Informan
Nama : Muhammad Sarudi Putra Siregar
Jenis kelamin : laki-laki
Pekerjaan : Designer
Umur : 25 tahun
Pendidikan : SI Akuntasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pertanyaan Jawaban Pertanyaan1. Bagaimana muncul ide untuk membuat
kreasi enigami?“Ide dan Inspirasinya berawal dari hobi bersamaAbdul Rofiq, dulu kan karena mahasiswamempunyai keinginan untuk usaha dari berbagaiusaha mulai dari belut, kaos, sampai makananjuga sampai akhirnya masing-masing punyafashion di bidang desain crafting. Yaudah deh kitaseriusin jadi tambahan usaha. Dan secarakebutulan sewaktu masih kecil kalau ditanyamainnya apa ya ini enigami ini mainan dari kecil,nah kalau ka rofiq ketemu ketika kuliah dia maindi komunitas KPK. KPK yaitu komunitaspencinta kertas, Jadi di Indonesia banyakkomunitas yang main di seni kertas nah itu fokusdi paper craft yang diprint kemudian dirakit jadirobot, mobil, nah kalau di KPK itu lebih paketeknik papermache kalau di enigami itu namanyateknik remas. Kalau origami sama dia dari jepang.Nah dari situ kemudian kita kolaborasi”.
2. Di tahun berapa terinspirasi untukmembuat kreasi enigami?
“waktu itu di tahun 2010”
3. Mengapa kreasi enigami ini dijadikansebuah usaha ?
“Motivasi dulu pas mahasiswa untuk mencaritambahan uang, kalau sekarang hitungannya lebihke tidak menyianyiakan hobi aja sih.”
4. Apa latar belakang membentuk suatukomunitas yang bernama enigami?
“Dari awal kuliah kita udah ikut atau bergabungdi komunitas. Ka Rofiq di KPK, kalau kaka dikomunitas luar macem-macem ada di komunitaskomik, komunitas desain yang berbasis visual artdan kita juga ikut komunitas di sainstek namanyadapur seni, kalau di UIN ada yang namanyapandawa squard nah jadi kita terinspirasi dari situwah enak nih bikin komunitas yaudah yuk cobabikin komunitas enigami. Mulai komunitas belumlama sekitar dua tahun yaitu perkiraan tahun2013, nah awalnya hambar gak ada kegitan cumaperkumpulan saja akhirnya kita membuatkegiatan”.
5. Apa Visi dan Misi komunitas enigami? “Kalau untuk visinya bisa liat di web enigami itusendiri, nah kalau misinya itu berhubungandengan program kita sendiri yaitu yang pertamamengajak orang itu dari program selingkuh sudahmulai di mahasiswa UIN yaitu dengan sedekahkertas. Jadi itu terinspirasi dari pernah anak kosanudah selesai kuliah terus mau pulang ke rumahorang tuanya akhirnya beberapa bekas yang diamiliki diberikan ke pemulung. Yang kedua dariprogram pemberdayaan. Yang ketiga Kitamengajak banyak orang seperti social movement,yuk dengan sampah pun kita bisa berkreasi. Yangkeempat itu Target besar enigami Kitamendoktrin banyak orang memberikan istilahkreasi limbah kertas itu namanya enigami samahalnya orang melihat seni lipat kertas namanyaorigami, Alhamdulillah sudah mulai kedoktrinjadi ketika melihat karya dari limbah kertasnamanya enigami nah itu tujuan paling besar sih.”
6. Program apa saja yang dilakukan olehkomunitas enigami?
“Enigami ada tiga program yaitu yang pertama ituprogram selingkuh atau sedekah lingkungan hijau
itu biasanya kita kampanye-kampanye gitu sihlebih ke ngajak orang ngajak orang janganbanyak-banyak buang sampah dan di rumahsampah udah dipilah-pilah nah nanti tinggaldikasih, kita mau mengajak seperti itu caranya itukita ngehubungin secara personal aja melaluisocial media serta dari mulut ke mulut.”
7. Jenis sampah apa saja yang bisadisedekahkan untuk program selingkuh iniapa hanya jenis sampah saja ?
“Nah itu yang masih dilemma juga, banyangkankalau orang medan mau selingkuh ke enigami itubagaimana caranya berarti dia harus ngirim dongpake paket misalnya sampahnya sampai 10 kgngirim pake JNE, JNE dari Medan ke Jakarta bisa50.000 per kilo. Jadinya 500.000 itu untuk ongkiritu habis di ongkos doang. Nah jadi kalau sekitarUIN kita bisa jenis kertas tapi kalau diluar kertaskita tidak menerima. Tetapi kalau di luar UIN kitakasih alternatif di kosan, di apartemen atau dimana pun dipilah dulu sampahnya kertas dengankertas, plastik dengan plastik, kaca dengan kacananti kalau udah full baru disedekahkan ke oranglain. Manusia yang seperti kita orang yangberduit, kalau kita dapet satu thursbag botolplastik bagi kita tuh biasa aja, nah bagi pemulungudah kaya harta .
8. Dialokasikan kemana kertas yangdidapatkan dari program selingkuhtersebut?
“Jadi kalau yang di sekitar UIN kita biasanyakasih ke ibu-ibu pemberdayaan. Tapikan untukkreasi enigami itu jenisnya kertas bebas takterbatas tapi kalau untuk pemberdayaan yang diJombang itu kertas hvs tapi kalau untuk karyayang lain kita pake apa aja jadi kita terima kertasapapun tetapi di enigaminya itu dipilah misalnyahvs dengan hvs nah kalau sisa yang lain itudijadiin satu yang kemudian disumbangkan kepemulung”.
9. Program kedua yang dilakukan olehkomunitas enigami itu seperti apa ? “Yang kedua itu ada yang namanya program
budaya hijau.itu lebih ke workshop sih sistemnyadan sifatnya undangan. Nah kalau di workshop itu
ada dua cara yang pertama itu bokani therapy.Bokani therapy itu kita diundang sama orang lain,nanti di sana para peserta workshop udah kitakasih 1 set bokani yang terdiri boneka enigamisudah jadi tanpa dilukis dan satu kotakbonekanya. Nah jadi mereka dateng udah kitabawain catnya bawain ini satu paketnya.. nanti ditempat mereka itu melukis aja gitu, melukisbokani. nah itu melukis terserah idenya merekananti selesai di bawah pulang dan nanti kotaknyanya itu jadi displaynya untuk mereka. Untukbiayanya satu peserta itu 100 ribu kalau mau paketyang bokani therapy. Yang kedua itu GAS ataudisebut green art social yang berasal dari kegiatansosial, jadi mereka kan ngundang kita ketikadiundang kita menyampaikan materi yangbernama green art sosial preneur. Yang greennyaberasal dari wawasan lingkungannya bisakolaborasi dengan seni dengan berkreasi dansosialnya bisa membantu orang melalui sampah,seperti itu sih. Sebenarnya kita di workshop jugalagi prepare satu lagi untuk kelas seninya, nahkelas seninya itu yang lebih komersil. Peserta itusekitar 300 sampai 1 juta lah satu oranglah biayakelasnya. Tapi itu masih proses sih belumdilaksanakan banget”.
10. Kalau untuk program ketiga komunitasenigami itu apa Ka?
“Yang ketiga itu program MCK yaitu programMandiri, Cerdas dan kreatif itu lebih kearahpemberdayaan. Program pemberdayaan inidilakukan di Jombang ciputat itu ibu-ibu yangngejalanin. Jadi ibu-ibu di sana itu fokus dalamproduksi bokani , nah bokani itu kita pakai diworkshop terapi yang kedua custom. Custom ituada orang order sesuai yang dia mau sama yangpaling banyak itu di moment wisuda. Danpemberdayaan bukan pabrik yang kalau misalkandisuruh bikin ada target per bulannya, tetapi kitahnya memberikan gambaran sebulan ibu itu bisangasilin 30 pcs nanti kita backup dan tempat
enigami pun ada produksi juga. Sedangkan untukMaterialnya dari ibu-ibu pemberdayaan danpackaging serta supportnya itu di anggota intienigami. Selain di Jombang kita juga pernahmelakukan pemberdayaan di Kampung Utan itukita kerjasama dengan bank sampah bikin bokanijuga tapi gagal, gagalnya lebih kalau gak salahhampir 80%, kalau di pabrik barang cacat karenaquality controlnya gak jalan dan akhirnya 8%produknya gagal semua dan itu nombok abis. Nahitu itungan awalnya jatuhnya disitu akhirnya gaklanjut lagi, pernah lanjut lagi tapi gak bisa. Jadigini beda pabrik dengan home industry itu ada diquality control, kalu di pabrik gampang dicekkalau orang lagi kerja kala home industry apalagiyang diantara rumah-rumah itu quality controlnyapaling susah. Jadi kita harus gimana nih caranyanih apalagi handmade yang mereka bikinsemuanya seragam. Jadinya pemberdayaan yangdi Kampung Utan itu kita tutup.”
11. Bagaimana jadwal pelaksanaan dari setiapmasing-masing program yang dilakukanoleh komunitas enigami?
“Kalau untuk program selingkuh itu kapan aja yatergantung orang lain mau nyedekahin kertasnyake kita, jatuhnya sih fleksibel. Untuk programworkshop itu sendiri itu juga gak nentu sih kan itusifatnya undangan ya jadi kita ngadain programtersebut ya kalau ada undangan. Nah kalau untukprogram pemberdayaan itu juga fleksibel ya kalauproses produksinya jadi itukan bisa dikerjainkapan saja.”
12. Bagaimana pemasaran untuk produkbokani atau produk lain kreasi enigamitersebut?
“Dulu gini sistemnya reseller itu dari Ka Isnamasih ada beberapa yang aktif dengan sistemseperti itu. Tapi untuk sekarang ini pemasaranhanya online saja sama beberapa pihak luar yangmau bekerja sama dengan pihak enigami sepertikelapa.com, enigami menawarkan kerjasama diluar juga untuk bokaninya itu biasanya kelembaga pendidikan.”
13. Sudah daerah mana saja yang membelikreasi enigami atau melakukan customterhadap produk enigami?
“Yang lebih banyak sih memang di Jabodetabekcuman diluar sih udah ada di Sumatra ada, diKalimantan ada bahkan di pelosok apapun jugaada.”
14. Untuk pemesanan custom selain bentukbokani, bentuk apa saja yang sudah dibuatoleh komunitas enigami?
“Oooo diliat di sosial media sih banyak yaamacem-macem. Kalau ini kan itungannya karenamemang kita dibantu pemberdayaan tadi, jadikanibu-ibu itu bikinnya gak langsung jadi tapi masihkosong. Nah ini tinggal kita custom tapi yang lainsih lebih banyak mesennya rata-rata kaya bikinboneka, bikin patung, bikin berhala gitu, kayabikin minion, atau kaya bikin karakter suster ke,apa ke, belom ada gitu yang mesen ke kita itu boxini. Rata-rata mesannya itu yang berkaraktersemua. Nah bokani itu bukan teknik tapi namakarakter kaya danbo, lego.. itu karakter.”
15. Kenapa boneka tersebut dinamakandengan bokani?
“Ceritanya gini, jadi bokani itu dulu kita maubikin satu karakter.. jadi ini bokani hasil renunganbulan Ramadhan Kaka pulang ke Riau. Kakamikir ada gak sih satu produk yang bisa dibikinmasal tapi tekhniknya gampang dipelajarin yangpenting butuh keuletan, ketekunan, kerapihankaya gitu deh. Oiya kebetulan dulu waktu kecilmainya ginian nih bikin sendiri yaudah akhirnyadibikin dan karena banyak ngeliat Kokeshiboneka kayu dari Jepang.. dan lagi gencarnyaDanbo jadi bisa nih. bikin satu karakter yang diabisa dijadiin apa aja gitu.. nah atau kita perhatiinlego deh, itu kalau diperhatiin dari karakternya itusemuanya samaa aja. Itu apanya yang ngebedain,kalau batman ditambahin sama topengnya, nahjadi kalau di Luar Negeri sudah ada tuh namanyaCharacter Bussines. Nah yaudah kita bikin inijadi Bokani nah dulu pengennya bikinnya itu yangtemanya Indonesia jadi dibikinlah namanyaBokani.. Boneka Khas Negara Indonesia dulunyabegitu. Dan sampe kesininya yang lebih banyakterual malah yang ini yang boneka wisuda,akhirnya kita berhenti makna dari itu. ketika
ditanya bokani itu apa itu hanya sekedar namabukan Boneka Khas Negara Indonesia lagi. Nahtakutnya karena banyak yang mesen bonekawisudanya doang takutnya orang-orang ngeliatbokani itu hanya boneka wisuda doang padahalbisa yang lain. Akhirnya kita ngubah cara biarengga terlalu fokusin yang wisuda tapi fokusinyang lain juga dan dulu bentuknya gede versikecil baru kita buat tahun 2014 baru kita bikinyang mini”.
16. Adakah struktur organisasi dalamkomunitas enigami ?
“struktur organisasi kita sih gak ada kita gakformal kaya organisasi lainnya sih. Untuk yangngurus komunitas enigami itu kita namain tim intikomunitas. Tim intinya itu ada 8 orang sih kalausekarang. Ada saya sendiri, bang rofiq, Fadil,Desantio, Isna, Nurmala, Indah sama Awal.”
17. Bagaimana pembagian tugas dalam tim intikomunitas enigami?
“Jadi kalau pembagiannya kaya fadil di lebih kepiar jadi bikin kerja sama dengan luar, kalau Rofiqdia lebih kebagian ekspolrasi tekhnik dia kayayang ngajarin ke tim inti itu bikin box gimana.Ada si Desan itu fokus ke pengembangan websama blognya.. sisa yang lain mereka fokus di timcybernya dan sosial medianya. Jadi tim cyber itumengelola sosial medianya dari scheduling,content sampe upload.. jadi kalau Ira perhatiinsosial media enigami itu kalau diperhatiin bener-bener itu akan terlihat grafik aktifitas sosialmedianya, kapan diupload, materi apa saja yangdiupload. Kalau untuk keuangan si Indah yangmegang, tapi berhubung dia juga di kantornya lagibanyak kerjaan makanya jadi kaka yang backup.Tadi kan mereka sudah ada posisnya kalau sayasendiri nih konsep design kaka yang design teruskaya Desan ada masalah di website jadi kaka yangbackup kekurangan yang dikerjakan oleh tim.Misalnya Desan ada gak ngerti di bahasapemrograman yasudah kaka yang bantu di sana.Terus Indah dia lagi gak bisa handle untukkeuangan kaka yang backup terus kaya Fadil
misalnya di kaya gak bisa komunikasi sama orangyang jabatannya lebih tinggi nih ketemu samakaka, kaka yang backup, jadi posisinya kaka yangbackup.”
18. Bagaimana cara ingin bergabung dengankomunitas enigami ?
“Gampang kalau mau gabung mah, tinggal addsocial media enigami terus ikutin kegiatan yangdiadain sama enigami terus bisa juga kontaklangsung ke salah satu tim inti komunitas jadi gakribet sih.”
19. Dengan siapa saja komunitas enigamimelakukan kerja sama ?
“Sebelumnya sih kita sudah kerja sama denganbeberapa mitra salah satunya dompet dhuafa, UINjuga kerja sama sama kita di tahun 2013 atau 2014deh kalau gak salah cuman sayangnya kita gakngeliat hasil positif di sana itu kita kerjasamadengan STM tapi akhirnya kita sudahi. Untuksekarang masih kita pegang itu dompet Dhuafa.Ini juga lagi kita komunikasiin dengankelapa.com, jadi sifat kerja sama kita itu sekaranglebih ke profitablenya yaitu kerjasama yangmenghasilkan profit dulu bukan kerjasama dalambentuk kegiatan sosial. Kalau untuk sosialnya ituada salah satu contohnya Pak Ismet kemarin, nahini dia mau lanjut lagi untuk beberapa kegiatansosial yang mau dilakukan oleh Kessos katanya.Kalau dengan pak Ismet itu bukan untuk profittapi untuk lebih kesosialnya.”
20. Apa saja sih kendala dalam komunitasenigami ?
“Kalau kendala jarang komunikasi, jarangketemu, jarang silaturahmi itu udah pasti kendalabanget bener. Contoh nih yaa ada satu yang lagingambek nih terus kita gak ketemu sama dia nihseminggu, 2 minggu, 3 minggu nih orang nantilama-lama ilang jadi ketika ada masalah ketemuobrolin jangan diem-dieman oke..”
TRANSKIP WAWANCARA
Dampak Kreasi Limbah kertas Komunitas Enigami pada pemberdayaan anggota di Kelurahan
Jombang
Informan : Pendiri Komunitas enigami
Hari dan Tanggal : Senin, 22 Mei 2016
Waktu wawancara : 19.00 WIB
Tempat Wawancara : Masjid Fathullah, Ciputat.
Identitas Informan
Nama : Muhammad Sarudi Putra Siregar
Jenis kelamin : laki-laki
Pekerjaan : Designer
Umur : 25 tahun
Pendidikan : SI Akuntasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tujuan wawancara : Mengetahui tahapan pemberdayaan yang dilakukan oleh Komunitasenigami
Pertanyaan Jawaban Pertanyaan1. Pertama, Bagaimana awal munculnya
ide untuk melakukan pemberdayaanmasyarakat?
“Nah untuk pemberdayaan sendiri awalnya daribang ucok ikut satu kegiatan di dompet dhu’afaya bang waktu itu ya dan kenal sama PakKomarudin, nah Pak Komarudin sendiridomisilinya di Jombang, dan banyak aktifitas-aktifitas yang dilakukan oleh ibu-ibu yangkebetulan juga berdekatan sama kediaman samaPak Komarudin, Pak Komarudin kemudianngundang, janjian sama bang Ucok buat datangbersama dan melihat potensi dan ternyata ibu –ibu di sana daripada nungguin anak – anaknyangobrol gak jelas, bang Ucok coba untuk ngajakibu – ibu pemberdayaan di sana buat kerja samadengan Enigami, gitu..”
2. Untuk awal – awal, strategipemberdayaan seperti apa yangdilakukan oleh komunitas enigami itusendiri?
“Kalo strategi pemberdayaannya sederhana yaa,jadi di tempat Pak Komarudin tadi itu adaPAUD, nah biasanya kegiatan PAUD itu selamaanak – anak PAUD itu sekolah jam belajarnyaitu orang tua mereka itu duduk – duduk di
pelataran masjid atau di saung dekat situ terusudah ngerumpi gitu, nah akhirnya daripada gakada kegiatan yang bermanfaat gitu, akhirnyakita kesana kita bikin kegiatan, jadi anak –anaknya belajar di TK Pak Komarudin emaknyaitu belajar di kita, gitu..”
3. Di setiap kegiatan itu pasti adapembagian tanggung jawab kan ka? Nahdi Enigami itu sendiri ada gak sihpembagian tanggung jawab ka terutamapada kegiatan pemberdayaan?
“Ada, sebelumnya kakak sendiri yang tanggungjawab, sebelumnya. Terus setelah kedatangantim–tim yang lain, penambahan tim lagiakhirnya sekarang untuk pemberdayaan itu dikoordinasiin sama Fadhil.”
4. Kalo untuk persiapan komuitasEnigaminya itu sendiri sebelummelakukan kegiatan itu ngapain sih katerutama persiapan dari Timnya itu?
“Sekedar sharing ada, sempet sih ya kita bikintargetan – targetan gitu tapi kan balik lagi dipemberdayaan itu sendiri kan yang uniknya itudi pemberdayaan itu bukan seperti pabrikanyang bisa kita paksa artinya yang bisa kita bikintargetan, jadi pertama yang dilakuin itupemahaman pasti ke semua tim, terutama Fadhilsebagai koordinator, terus selanjutnya Visi lahbahasanya yaa, ini kedepan mau dibawa kemanapemberdayaan, seperti itu..”
5. Kalau untuk persiapan lapangan apa sajayang dilakukan oleh tim inti komunitasenigami dalam mempersiapkan kegiatanpemberdayaan ini?
“Nah setelah ada pemahaman terutama dikoordinator baru kita komunikasikan kekelompoknya ibu – ibu di sana, kita ajakkumpul. Jadi gini yaa, itu PAUD orangtuanyabanyak jadi kita gak datengin satu persatu kitalangsung dateng ke PAUDnya kita langsungngobrol sama ibu – ibunya dan kita ajak siapayang mau berkegiatan bareng dan akhirnyamereka sepakat dan kita bikin jadwal kemudiankita lakukan training sama ibu-ibu tersebut dansemua persiapannya itu disediakan olehkomunitas enigami. Jadi semacam disubsidi lahyaa Enigami ke ibu – ibu.”
6. Dimana tim inti komunitas enigamimengadakan pertemuan dengan ibu-ibudi Jombang?
“Pertama kali itu di saung sih kan ibu-ibubiasanya pada nungguin anaknya tuh di saungPesantren Komunitas Paud Ya Bunayya”
7. Kapan sih Ka pertama kali tim intikomunitas enigami melakukan kegiatanpemberdayaan di Jombang tersebut?
“Tanggalnya sih lupa yaa tapi kita mulai danmelakukan pertemuan awal itu pertengahanbulan Juli”
8. Kalau untuk awal sebelum dilakukannyapelatihan pemberdayaan ini, apakah ada
kegiatan lain seperti kampanye tentangramah lingkungan kepada Ibu-ibupemberdayaan?
“Kalo dikatakan kampanye kita gak sampaikesana untuk kegiatan sama ibu – ibu, kita cumanngajak mulai sekarang kumpulin sampahnyajangan dibuang, yang non organik yaa, agaksusah kita cuman ngajak gitu aja. Kita gak ngajakkampanye ramah lingkungan seperti yangEnigami sampaikan di seminar – seminar atauworkshop karena kelasnya beda, ibu – ibu yangkaya gitu gak ngerti secara teoritis tapi langsungpraktek, kaya gitu.”
9. Bagaimana perizinin dengan tokohmasyarakat seperti RT ataupun RWsetempat terkait sadanya kegiatanpemberdayaan enigami tersebut?
“Belom pernah sih hehe, kita langsung kemasyarakatnya”
10. Sebelum melakukan pemberdayaan,Kakak pernah gak sih ngelakuinidentifikasi kebutuhan dulu, apakah didaerah itu butuh atau tidakpemberdayaan enigami itu?
“Nah ini yang jadi pembelajaran di kita banget,memang bener gak ada sama sekali identifikasi,jadi tuh hasil dari ngobrol sama Pak Komarudin,beliau bilang di tempat kita aja soalnya ibunyagak ada kegiatan. Dan akhirnya kita datang kesana. Nah tidak ada identifikasi hanya sekedarkegiatan dan akhirnya perkembangannyamemang gak cepat, memang benar – benar lamaya prosessnya sampai kita nemuin beberapainformasi yang sebenernya itu dibutuhkan disana, kaya gitu. Jadinya itu cuman hasil daringobrol, terus ketemu peluang langsung jajalinsama Pak Komarudin.”
11. Sebelum melakukan pelatihan enigamisendiri, apa yang dilakukan oleh timkomunitas enigami tersebut?
“Iya itu palingan kita nyiapin bahan-bahan yangdibutuhkan terus kita ngasih tau tentangenigami sekilas gitu biar mereka ngerti sih danpaham kita mau pelatihan apa aja.”
12. Bahan-bahan apa saja sih yangdipersiapkan oleh tim inti komunitasenigami untuk kegiatan pemberdayaanenigami tersebut?
“Otomatis kertas awalnya ketika pertama kali,kebetulan Pak Komarudin itu selain dia punyaPAUD dia juga punya lapak sampah. Jadiawalnya sumber sampahnya itu dari beliau kitabeli, terus alat – alat lain seperti gunting ataualat – alat kerajinan tangan lah ya cat atausemuanya itu awalnya kita yang siapin buat ibu– ibu, sekarang untuk penyediaan bahan kertasitu gak terlalu di kita lagi sampai sekarang ituakhirnya ibu – ibu sendiri lah yang nyiapinlimbah – limbah kertas yang membuat merekamandiri misalnya sekarang ini mereka mencaribahan utamanya sendiri dengan inisatifnya
mereka sendiri contohnya gini mamah nisa ituinisiatifnya dia punya saudara yang kerjadipercetakan jadi setiap sebulan Sekali atau adamoment ketika arisan keluarga dia bawa satukardus kertas yang sudah dipotong sesuaidengan ukuran bokani itu sendiri, jadi mamahnisa itu tanpa kita supply sudah memilikiinisiatif dan mandirinya itu sudah ada, bolehminta sama tetangganya atau menempelkantulisan menerima kertas bekas itu kita serahkankepada mereka. Dan yang kita siapin sekarangitu alat – alat yang susah buat mereka cari yangkita ngerti, jadi ada beberapa alat atau bahan,lem takarannya yang kaya gitu yang kita siapin,printing itu kita siapin.”
13. Bagaimana respon awal ibu-ibu diwilayah Jombang ketika tim inti enigamimengajak untuk melakukan pelatihanenigami tersebut?
“Oke. Antusias sebenernya, antusias bangetawalnya. Bisa sampai 20an lah yang sekali ikut,karena strategi enigaminya yang kurang tepatmemang gak bertahan lama sebenernya kalodilanjutin lagi itu antusiasnya luar biasa. Yaaitung – itung perangkatan aja anak PAUD itubisa ngumpulin kelompok banyak harusnya.Kita gak terlalu engeh di sananya, akhirnyayaudah seperti yang sekarang..”
14. Bagaimana proses kegiatanpemberdayaan kreasi yang dilakukanoleh komunitas enigami?
“Pertama kita scheduling gini, seminggu itu 2kali pertemuan, sebulan itu ada 4 minggu. Nahpertemuan pertama dan ke dua itu kita ke teknikdasarnya, pertemuan ke-dua ke-tiga itu sudahmasuk ke tahap pembuatan barang denganteknik itu kaya teknik gulung, nah kita buatbarangnya apa. Nah pekan ke-tiga pertemuanke-lima ke-enam baru mereka itu take actionsendiri bikin produknya tadinya kan dibimbing,sampai pekan terakhir pertemuan ketujuh dankedepalan itu finishing. Dan waktu awalpertama kali bikin kegiatan itu sampai ibu – ibuitu running itu sekitar lebih kurang 6 bulan,setelah itu baru mereka bisa produksi danevaluasi dari hasil kegiatan mereka sampaiakhirnya kejaring lah orang – orang yang terusbareng sama Enigami di sana.”
15. Dalam kegiatan pemberdayaan enigamiini apa hanya diajarkan denganmenggunakan teknik gulung saja untukproses produksi?
“Di Jombang itu mereka fokus ke tehnik gulungsama sempet kita ajak ke tehnik yang lain.. kayatehnik pola, tehnik remas nah tapi untuk tehniktemplet mereka belum diajarin, materinyabelum sampe. Nah iya jadi setelah mereka kenal
tehnik gulung itu ternyata mereka lebih nyamandi situ, dan Enigami tergiur dengan kreasimassal yang bikin produksi banyak mengejarprosduksinya akhirnya mereka fokus di tehnikgulung, mereka nyaman mereka fokus di tehnikgulung dan akhirnya mereka mengembangkansendiri tehnik gulung tersebut. Yang tadinyaharus ngegunain banyak bahan sama merekaudah bener – bener minimalisir, contohnyaperbandingannya tadinya 10 sekarang sudahdiminimalisir sampai 4, akhirnya kita lepasmereka di tehnik gulung.”
16. Dan kreasi apa yang dibuat dalamkegiatan pemberdayaan yang dilakukandi Jombang?
“Nah iya jadi gini, jadi kemarin itu kita targetinmereka itu di produksi souvenir wisuda dansampai sekarang itu bisa dikatakan mereka itubelum bisa move on dari itu, bikin ituu aja. Jadimereka fokus di Bokani saja.”
17. Mengapa kreasi yang dibuat ibu-ibutersebut hanya fokus di Bokani saja Ka?
“Jadi bokani tersebut merupakan hasilpenemuan mereka sendiri. Tapi malah justruawalnya kita awalnya bukan bikin itu, tadinyaawalnya ke Icon nusantara tapi hasil kitakomunikasi ngobrol evaluasi dan kita terimapendapat saran dari ibu – ibu akhirnya keboneka wisuda. Dan untuk proses bokani itusampai tiga kali ganti desain sampai jadi bokanisekarang ini itu mereka kita cuma ngelempar bubisa bikin kaya gini gak ini contohnya nih. Darimulai dibikinnya dengan lem yang banyak terusmenggunakan lakban bahkan tusuk sate tapisekarang sudah efektif ya itu dari mereka.”
18. Berapa jumlah peserta yang mengikutikegiatan pemberdayaan kreasi enigamitersebut?
“Sedih sih hehe, ring pertama itu ada 20an laluring kedua itu ada 17an, ring ketiga ada 10ansampai sekarang itu kita fokus kekoordinatornya dulu, sekarang kita mau fokusinke dua koordinator dulu si mama Nisa itu tipeorang yang terampil di crafting dan satu lagimama umi Septi dia punya pola pemikiranseperti mahasiswa gitu. Jadi orang yangbertahan di sana itu dari 20 itu ada 4 orang yangkita nilai paling bagus, 3 orang itu ibu – ibu dansatu orang tuh nenek – nenek, bahkan di nenek– nenek itu saking dia tertariknya dia itu mintatolong ke tetangganya untuk bikin mesinpenggulung kertas. Jadi kalo ditanya berapayang aktif di produksi itu ada 1 yang lagi
semangat di bagian strateginya 1 dan ada 3orang lagi yang potensinya besar.”
19. Dimana tempat kegiatan pemberdayaanenigami yang dilakukan dengan ibu-ibudi Jombang?
“Kalau untuk tempat pas awal-awal kita dingadain pertemuan beberapa kali di pesantrenkomunitas paud ya bunayya kemudian pindahke rumah salah satu peserta pemberdayaan yaitudi rumah Mama Nisa. Jadi setiap kegiatanpemberdayaan sekarang di rumah Mama Nisaitu..”
20. Apakah komunitas enigami pernahmembuat proposal terkait denganpelaksanaan kegiatan pemberdayaankreasi enigami kepada di pihak lain?
“Emm enggak, jadi gini Enigami gini purebener – bener bahasanya dengan kantongsendiri lah, belom pernah menggunakanproposal untuk kegiatan kaya gini, sama sekalibelom.”
21. Jadi berasal dari mana sumber danayang digunakan oleh komunitas enigamiuntuk kegiatan pemberdayaan tersebut?
“Jadi kan Enigami pernah ikut kompetisi,menang tuh ceritanya nah kita gunain dana ituyang dari hasil menang itu.”
22. Bagaimana pelaksanaan pengawasandan pengontrolan yang dilakukan olehtim inti komunitas enigami terhadapkegiatan pemberdayaan kreasi enigami?
“Kalo pengawasan gini, dulu waktu masih adakegiatan sharing, pengawasan itu absensi, adaabsensinya jadi mama Nisa itu yang megangabsensi jadi mama Nisa itu yang gak aktif alat –alatnya ditarik diambil lagi, sampai segitunyadulu. Kalo ada anggota baru kita kasih ke yangbaru. Sekarang lebih ke QC (Quality Control)hasil dari produksi, hasil produksi dinilai samabang Fadhil ini layak atau enggak.”
23. Berapa kali tim inti mengadakanevaluasi terkait dengan kegiatanpemberdayaan kreasi enigami yangdilakukan oeh komunitas enigami?
“Bisa dibilang banyak evaluasinya, kalodihitung – hitung itu dijadwalkan minimalsebulan sekali, harusnya yaaa. Pertemuan ituminimal dua kali untuk evaluasi sebulan sekali.Berhubung tim itu orang – orang kerjaan yaajadi kita gak bisa memaksakan juga akhirnyaevaluasinya itu tidak sesuai dengan yang kitajadwalin.”
24. Apa kendala yang dihadapi olehkomunitas enigami dalammelaksanakan kegiatan pemberdayaankreasi enigami tersebut?
“Oke kendalanya di meluangkan waktumungkin dulu waktu masih mahasiswa. Nah timkurang menyediakan waktu. Nah evaluasi itukan butuh adanya kesepakatan bersama kitatidak bisa ketok palu kesepakatan bersamadikarekakan menyediakan waktu itu yangsusah. Karena di antara 7 orang dan akhirnyayang bener – bener terjun ke lapangan di saatdibutuhkan itu waktu sharing itu ada dua atautiga, akhirnya kita gak bisa penuh gitu untukngambil keputusan buat evaluasinya.”
25. Bagimana partisipasi ibu-ibu terhadapkegiatan pemberdayaan kreasi enigamiini sampai sekarang?
“ Iya itu ada yang masih nunggu kegiatan kitaada yang masih produksi kreasi enigami untukpemesanan secara online. Tetapi memangterkendala sama tim inti komunitas dan sampeevaluasi terakhir, waktu dari tim inilah yangsangat sangat minim kalaupun bisa ya palinghanya beberapa jarang gitu sampe full timdatang ke sana gitu, kalo dulu sih iya seminggudua kali.. Yaa kalo dulu sih yaa yang masihkuliah bareng – bareng, pulang kuliah masihbisa berangkat bareng. Kalo sekarang kan bener– bener waktunya juga karena mereka punyakesibukan masing – masing, yang bisa ya bisayang gak ya gak. Kalo pemberdayaan dulumulainya gimana malah dulu sempet punya duapemberdayaan, tapi itu hasil evaluasinya makinke sini yang diliat itu bukan lagi jumlahnya tapikualitasnya. Akhirnya yang satu itupemberdayaannya diberhentikan karena diliatdari kualitasnya yang gak sebanding lah kalodibandingin dengan buatan yang di Jombangtuh jauh.”
26. Apakah ada tahap pemutusan hubunganatau terminasi dari kegiatanpemberdayaan kreasi enigami antara timinti dengan ibu-ibu di Jombang?
“gak ada atau terminasi Ra untukpemberdayaan, kalau sekarang off dulu secarakeseluruhan. Karena rencananya mau digantisementara untuk aktifitas lain dipemberdayaan.Jadi bukan lagi ditargetin ke produksi tapidengan aktifitas lain”.
27. Apa rencana kedepan komunitasenigami terutama tim inti komunitasenigami terhadap kegiatanpemberdayaan yang telah dilakukan darihasil evaluasi yang telah dilaksankan?
“Pertama gini hasil evaluasi tim yang tadidibilang sama Fadhil akhirnya tidak mengambilkeputusan pasti digantung ceritanya.. Akhirnyakita ambil satu keputusan kakak sebagai orangyang pertama menggerakkan kegiatanpemberdayaan di sana akhirnya bisa dibilangotoriter kali yaa.. ngambil keputusan secarapribadi untuk menggerakkan di sana, artinyatidak nunggu lagi tim internal. Tim di internalcukup mendukung sesuai dengan yang kitakasih nih. Yang kedua di Jombang, evaluasi disana tadinya kan kita ngejar produksi, ternyataimpact dari produksi itu sebenernya gak gede–gede banget tidak juga menunjukkankemandirian secara penuh padahal tujuan daripemberdayaan itu salah satunya itu orang yang
tadinya menganggur yang tadinya tidakmemiliki skill jadi memiliki skill, bukan malahdapat pekerjaan tapi bisa menghasilkan darikemampuan atau skill yang dia punya danEnigami di sana pun tujuannya bukan untukmembuka lapangan pekerjaan sebenernya tapimemberi peluang ke masyarakat untukproduktif nah akhirnya evaluasi dari kitaharapan di sana konsep produksi kita rubah jadikonsep aktifitas. Kelompok yang sudah pernahikut kita ajak lagi tapi bukan sebagai produksi,tapi sebagai mentor, untuk siapa? Untukgenerasi selanjutnya jadi kita itu mau membuatpemetaan jadi kaya membentuk kelompok ibu –ibu yang lain yang itu tadi disupport oleh ibu –ibu yang pernah ikut tadi yang biasanyaEnigami atau kita yang langsung ngajarin nahini ibu – ibu yang langsung ngajarin, nahmakanya tadi kita nemu nih satu orang yangsifatnya dia faham yang punya kapabilitas dicrafting kaya si mama Nisa, nenek Haura,mama Daffa sama mama Ingga nah empat orangitu mereka kemampuannya di crafting. UmiSepti dia di bidang strategisnya, jadi nanti UmiSepti yang mengkoordinir 4 orang ini untukmengkoordinir kelompok – kelompok baru, darimana datang kelompok baru? Kita ajak lagi ibu– ibu yang pernah ikut di Enigami yang merekaitu punya pegangan di tempat masing – masingkaya Oma, kita manggilnya Oma dulu ada yangpernah ikut, dia punya Bank sampah nah nantidi kelompoknya itu kita ajak kegiatan jadibukan lagi harus produksi tapi kita cumanngajak dan sharing ke mereka itu tehnik yangada di Enigami dan nanti kita berikan peluangke mereka dari tehnik itu dikembangkanmenjadi ‘apa’ sehingga terbentuk kelompok –kelompok dan nantinya itu mereka jadi adakegiatan sharing. Nah lalu di Jombang itu punyabeberapa komunitas dan punya beberapa tempatyang didatengin sama banyak orang salahsatunya JPG Jalur Pipa Gas, jadi kalo orang maumaen sepeda gunung di Jombang ada dan ituluas tempatnya. Nah Enigami sekarangberusaha ngajak kerjasama dengan komunitasdengan JPG dan Pak Komarudin dia namanya
Pesantren Komunitas sebagai tempatnya jugadan beberapa komunitas yang lain kita nah kitaitu ngajak tamu untuk datang ke Jombang untukkegiatan belajar atau workshop Enigami yangnanti itu diselang dengan kegiatan sepedaan disana untuk keliling kampung. Supporternya ibu– ibu tadi, jadi setiap ada kegiatan butuhcatering nah nanti kita bikin bazar kecil –kecilan dan pengisinya adalah si ibu – ibu ataukelompok binaan Enigami tadi. Danberdasarkan riset yang dilakukan bahwa remajayang berada di wilayah Jombang tidak memilikikegiatan. Nah kita mengajak dari anak – anakmereka nanti kita arahkan ke komunitasPesantren Pak Komarudin, Pesantrenkomunitasnya Pak Komarudin itu ada keunikan,keunikannya gini.. Jadi Pak Komarudin itusetiap Sabtu dan Minggu itu menyediakan wifigratis untuk anak sore tapi yaa sehabis dzuhursampai sebelum maghrib dan tempatnya PakKomarudin itu saung – saung, jadi anak – anakmuda sore ke sana. Dan nanti kita ajak dari padamereka cuman internetan gitu, bisa kitaterapkan di sana bahwa anak – anak di sana ituakan ada kegiatan karena di sana gak ada karangtaruna.”
TRANSKIP WAWANCARA
Dampak Kreasi Limbah kertas Komunitas Enigami pada pemberdayaan anggota di Kelurahan
Jombang
Informan : Tim Inti Komunitas Enigami
Hari dan Tanggal : Senin, 22 Mei 2016
Waktu wawancara : 20.00 WIB
Tempat Wawancara : Masjid Fathullah, Ciputat.
Identitas Informan
Nama : Fadlillah Zulqarnain.
Jenis kelamin : laki-laki
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Umur : 24 Tahun
Pendidikan : S1
Tujuan wawancara : untuk mengetahui kegiatan sanggar dan teknik dalam membuat enigami
Pertanyaan Jawaban Pertanyaan1. Mengapa seseorang yang sudah
bergabung dalam komunitas enigamidinamakan anggota sanggar?
“Kalau penamaan sanggar dan sebaginya ituhanya sebuah nama saja sebetulnya. Jadi kalausanggar itu yang kasih nama Bang Rofiq jadikegiatan itu dibedai. Kegiatan yang berkenaandengan kita, berinteraksi dengan orang-orangyang mau belajar jadi beda kategorinya beda.Kalau sanggar itu wadah untuk orang yangmau terus-terusan belajar, orang yang maubener-bener ikutan enigami terus ada jugaorang yang hanya sekedar ingin tau dan adajuga orang yang ingin tau di saat-saat dankesempatan tertentu. Nah kalau sanggar inimerupakan kesempatan kita ngenalin enigamibuat siapa aja yang ingin kenal lebih jauh danterus-terusan makanya temen-temen sanggaritu sudah lebih ngerasa punya ikatan dibandingyang lain yang pernah tau enigami dariworkshop, seminar nah mereka itukan hanyatau sebentar tiga jam lima jam. Nah kalau inienggak, temen-temen sanggar itu lebih ke jadibagianlah intinya. Kalau di perusahaan CSR
jadi memberikan ilmu secara gratis dan cuma-cuma.”
2. Bagaimana proses penjalinan relasianggota tim inti dengan masyarakat yangingin bergabung menjadi anggotakomunitas enigami?
“Kalau ke masyarakat sih enggak, targetnyasih belum dapet dari masyarakat secaralangsung yaa nah kalau dari mahasiswa itupenjalinan relasinya yaitu kita diantaramereka. Jadi kebanyakan kegiatan sanggar kitalebih banyak di kampus kita kumpul kayaukm-ukm lainnya. Kalau mereka kan biasanyapajang stand dan buat pendaftaran sebagainyakalau kita enggak. Kita masuk aja ke mereka,duduk bareng bikin karya dengan keinginansendiri biasanya mereka penasaran dannyamperin kita terus nanya-nanya ini apa, inigimana bikinnya terus kita kenalin dari situdan lama-lama mereka bilang untuk tertarikdan seterusnya buat mau tau lebih dalam lagikaya apa sih yang ada dari sini. Makanya darisitu temen-temen yang tulus itu datang sendiribukan karena dipaksa atau bikin pendaftaranatau rekruitmen itu gak. Kita bebas terbuka,kalau mereka mau mereka bakalan nyamperinjadi gak yang terlalu formal kaya rekruitmendan sebagainya. Jadi kalau yang mau ikuttinggal hubungin salah satu tim inti enigamiabis gitu ikutin perkembangan enigami lewatmedsos sama ikut kegiatannya baru deh kitamasuk ke grup bagi yang benar-benar”
3. Kegiatan apa saja yang dilakukan oleh timinti komunitas enigami kepada anggotasanggar?
“Macem-macem kalau sekarang kita lebih kesharing bukan cuma bikin karya. Kita mau hal-hal apa saja, sempet bang ucok pernahngomong kalau bisa sanggar bukan cuma bikinkarya saja kita kasih hal-hal yang lain bukancuma dengan kertas saja sempet dan sampaisekarang belum terealisasi itu design. Jadibukan cuma bikin karya dari kertas jadi kalausekarang mau dibikin fleksibel apa pun cumaintinya kalau dari kegiatan sanggar kitakumpul dan berkarya, jadi berkaryanya dengancakupannya lebih luas lagi bukan cuman kertastetapi dengan hal-hal lain.”
4. Adakah pengetahuan ke anggota sanggartentang ramah lingkungan sebelumkegiatan pelatihan?
“kalau itu ada dan pasti karena statusnya bedamahasiswa itu akan lebih mudah menerimateori dan diawal gitu pastinya, waktu awal satudua tiga orang datang kita kenalin dulusemuanya dan cara ngenalinnya juga pun beda-
beda. Ada yang mereka kenal waktu seminarada yang kenal waktu workshop ada yangkenal waktu kita pameran dan akhirnyaprosesnya kita ngajak mereka. Contoh buatproses pemahaman lingkungan kita ngajakmereka kalau kita ada undangan seminar kanmateri yang disampein tentang lingkungan jadisecara enggak langsung temen-temen belajar.Itu juga yang saya alami bukan cuma berkaryaloh bukan Cuma jadi sebuah seni tapi solusiuntuk mengatasi permasalahan lingkungan.
5. Kreasi apa saja yang sudah diajarkankepada anggota sanggar ?
“Enggak jauh beda sama yang lain, kalau ibu-ibu tekniknya teknik gulung kalo seminar danworkshop biasanya hal-hal yang mudah dansimple tapi bisa jadi karya kalau temen-temensanggar mereka punya poin lebih sendirikarena mereka punya waktu yang lebih banyakdan kesempatan yang lebih banyak supayakenal jenis karya-karya yang lain mau yangdengan teknik gulung, teknik lipat, teknikremes, mau dengan teknik pola dan sebagainyaitu semua anggota sanggar udah dapetsemuanya.”
6. Bagaimana jadwal kegiatan sanggar yangdilakukan oleh tim inti komunitasenigami?
“Biasanya kalau dulu penjadwalannya rutin diseminggu sekali di hari kuliah karena untukmenjaring dan memberikan kesempatan untukmemberitahu apa itu enigami kalau sekarangwaktunya tidak menentu kapan. Tapi biasanyakita ngambilnya di weekend.”
7. Berapa orang anggota sanggar yang hadirsetiap mengikuti kegiatan sanggar ?
“Dari sekian banyak terseleksilah orang-orangdengan kemauan dan keinginan yang kuatkalau sekarang sisanya kurang lebih yangbener-bener aktif banget 6 sampai 8 orang.”
8. Apakah ada kegiatan sanggar lain yangdilakukan selain sharing danmenghasilkan sebuah karya?
“Gak ada kalau dulu kita ditarget, dulujeleknya yang bikin sanggar takutnya yangbikin gak nyaman itu karena ditargetin setiapkali sanggar menghasilkan satu karya. Tapitakutnya kalau kaya gitu anak-anak terbebaniatau apa makanya kita sekarang lebih fleksibel.Kita kasih materi ke mereka, kita kasih taucaranya ke mereka kita kasih taupemahamannya ke mereka. Kalau mereka maumulai start bikin pada saat silahkan kalau gakselesai mau dibawa pulang silahkan kalau punmereka gak selesai mereka yang minta sendiri
untuk dilanjutkan kembali. Karena aktifnyamereka itu yang bikin sanggar terus-terusandibanding waktu dulu dengan target satu hariharus selesai sementara mereka punyakesibukkan dan hasilnya gak maksimal dankecewa dengan karyanya sendiri yang adamelemahkan semangat mereka.”
9. Dimana biasanya mengadakan kegiatansanggar ?
“kalo sanggar kita di kampus Ra, dulu efektifdi FEB dan berlanjut di tempat lain kaya diauditorium dan kegiatan car free day Bintarotapi lebih sering di sekitaran kampus sih..”
10. Bagaimana partisipasi dari anggotasanggarnya itu untuk ikut serta dalamkegiatan yang diadakan oleh komunitasenigaminya ?
“Partisipasinya banyak kalau terakhir itucontohnya kemarin kita libatkan secaralangsung ditekisnya dalam kegiatan-kegiatan.Sempet kita ajak udah tiga kali ya ajak temen-temen sanggar. Pertama di IPB, kedua diCODE margonda ketiga di acara Danon. Tapiyang paling dilepas banget itu pas di acaradanon mereka bener-bener terjun secaralangsung. Mereka yang bukan tim bukansiapa-siap, kenal enigami cuma dari sanggar.”
11. Bagaimana hubungan tim inti dengananggota komunitas dalam membangunkomunitas enigami?
“Kalau hubungannya masih baik-baik aja,kalau hubungannya lebih banyak ke sharingsih kita ngasih tau cara-cara baru, jenis-jeniskarya yang baru. Seni itu bukan hanya ngelipatkertas tapi tetep medianya dengan kertascuman dengan menggambar. Itu pertemuanterakhir. Kita bikin karya kalau bisa dibilanglukislah. Dengan kemampuan yang berbeda-beda dan hasil pasti juga beda-beda.”
12. Apakah terdapat evaluasi untuk kegiatansanggar yang dilakukan oleh tim intikomunitas ?
“Evaluasi pasti ada itu biasanya dilakuinsetelah sanggaran sih. Evaluasinya itu dikemasdalam bentuk sharing tentang kegiatan hari inigimana atau misalkan ada yang punya saranatau pendapat tentang enigami gitu-gitu doangsih sama nanya materi hari ini tuh gimana, apaada kendala atau kesulitan apa gak..”
13. Bagaimana persiapan bahan-bahan yangakan dijadikan materi dalam kegiatansanggar?
“untuk bahan materi sanggar itu pas awal kitayang nyediain tapi kalo sekarang untuk bahan-bahan materi sanggar kita pasti kasih informasike anggota sanggar misal dua atau tiga hariuntuk disiapkan apa saja yang harus dibawa”
14. Apa hambatan yang dihadapi dalammelakukan kegiatan bagi anggotasanggar?
“Hambatannya balik lagi di setiap anggotanya,kalau enigami sendiri bakalan ok kita datangkita adaian kegiatan sanggar kalo banyak
temen-temen sanggar yang respon. Jadi dalamartian mereka aktif dan mau. Kita juga punyagroup sanggar itu kita masukin temen-temensanggar dalam group whatsapp jadi kita tauseberapa banyak orang yang mau ngadainsanggar kita datang. Dan di situ kita bakalansedian waktu kita untuk sanggar. Enggak kayadulu kita yang berperan aktif yang mengajakanggota sanggar untuk kegiatan sanggar kalausekarang kita merasa anggota sanggar sudahcukup dalam materi dan memahami, jaditinggal dari merekanya sendiri yang mengajakuntuk kegiatan sanggar itu sendiri. Kalaumereka mau aktif kaya gitu dengan jumlahyang banyak dalam artian banyak yang maukita bakalan nyediain waktunya.”
15. Apa saja bentuk kreasi enigami yang telahdibuat oleh komunitas enigami?
“Banyak hampir semua bentuk kita ajarin kemereka, hampir semua metode kita ajarin ketemen sanggar mulai dari teknik gulung,remes, pola terusnya tempel, lipat dansebagainya. Pokoknya udah dibilang hampir95% lah temen-temen enigami terutama disanggar udah tahu.”
16. Bentuk kreasi enigami apa yang dibuatoleh kegiatan pemberdayaan yang beradadi Kelurahan Jombang, Ciputat?
“Kalau yang buat sekarang boneka wisudamereka fokusnya di sana denganmenggunakan teknik gulung.”
17. Bahan-bahan apa saja yang diperlukandalam membuat segala bentuk kreasienigami tersebut?
“Kalau kita nyebutnya support product tapikita ada dua yaitu men material dan supportmaterial. Men material itu kertasnya kalausupport material itu kaya timplet, mika tali pitaitu sih untuk tambahannya. Kalau bahanbakunya intinya sih kertas. Dan untuk jeniskertasnya itu untuk teknik gulung itu lebihenak menggunakan kertas hvs, kalau untukremes biasanya kita gunain kertas yangteksturnya lebih lembut lebih gampangdiremes kita kenanya biasanya Koran. Ada lagiyang pola, biasanya yang pola itu yang agakkuat tapi tipis dan itu tapi bisa digambar itubisa jenis hardbox atau kardus. Jadi kitanyesuain bahan baku dengan teknikpembuatan.”
18. Berapa modal yang dikeluarkan dalammembuat kreasi enigami yang dilakukan
“Kalau untuk modal sendiri kaya kertas-kertasitu kita dapetin dari program selingkuh yaitusedekah lingkungan hijau. Karena konteknya
pada kegiatan pemberdayaan diKelurahan Jombang?
sedekah oran dengan cuma-cuma memberikankertas dengan tujuan bersedekah daripadanyampah mendingan diberikan ke kita. Jadiitung-itungannya gini kalau modal yaa, kalauharganya 75.000 itu modalnya sekitar 30.000,-gitu kalau harganya 10.000 modalnya hanya2.000,-“
19. Kendala apa yang didapatkan dalamproses pembuatan kreasi enigami yangdilakukan oleh komunitas enigami?
“Kalau kendala itu tergantung dari teknik yangdigunakan, jadi selama ini teknik yang sulit itubiasanyaa teknik remas. Teknik remas karenasetiap orang punya kemampuan yang berbeda,ada yang remasannya bagus, ada yangmencong-mencong dan sebagainya. Jadi setiaporang punya kenyamanannya sendiri, misalnyadia lebih suka karya dengan teknik remas adajuga orang yang tipemya monoton yang lebihsuka dengan teknik gulung. Ada juga yangtipenya pola, dia takut salah jadinya gambar-gambar dulu. Beda-beda setiap orangnyamannya untuk pakai teknik yangdigunakan dalam pembuatan kreasi enigami.Makanya di sanggar enigami itu kita ngajarinjuga perbedaan antara desain product dandesain seni, kalau desain product itu yangdibikin oleh ibu-ibu Jombang itu yang bisadiproduksi masal tapi kalau desain seni ituyang berkarakter walaupun kemampuannyarendah atau dia gak rapih ngebentuknya dalamproses pembuatannya tapi kalo finishingnyajustru malah punya cerita sendiri dan keunikansendiri serta ketika orang lihat itu tahu punyadia itu desain seni jadi gak dituntut bagus.”
TRANSKIP WAWANCARA
Dampak Kreasi Limbah kertas Komunitas Enigami pada pemberdayaan anggota di Kelurahan
Jombang
Informan : Penerima Manfaat kegiatan kreasi enigami
Hari dan Tanggal : Selasa, 26 Juli 2016
Waktu wawancara : 09.30 WIB
Tempat Wawancara : Rumah Ibu Novi di gang Alpukat, Jombang Ciputat.
Identitas Informan
Nama : Novi Maulina Hamidah
Jenis kelamin : Perempuan
Tempat, tanggal lahir : Banjarnegara, 25 November 1987
Alamar rumah : Jalan Sumatera Gang Alpukat dekat SMAN 11 Tangerang, Jombang,Ciputat.
Umur : 28 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Anak : 1 orang peremupuan
Tujuan wawancara : untuk mengetahui manfaat dari bagi anggota yang mengikuti kegiatankreasi limbah kertas komunitas enigami.
Pertanyaan Jawaban Pertanyaan1. Bagiamana yang Ibu ketahui mengenai
komunitas enigami?“Awalnya datang ke sekolah TK diajakin kantuh ibu-ibu. Awalnya saya tahunya telah sudahberapa hari soalnya kan baru nganterin anakjuga. diajakin mama ingga ayo ikut tapisayanya nolak kan enggak enak taunyabelakangan tapi dari pada iseng-isengnungguin anak gak ngapa-ngapain yaudahakhirnya ikut.”
2. Apa yang membuat Ibu tertarik untukmengikuti kegiatan pemberdayaan yangdilakukan oleh komunitas enigami?
“Awal ngeliat dari bahannya sih malas yacuman daripada kita nganggur gak ada kerjaan,iseng-iseng aja eh lama-lama enak soalnyaenak dibikinnya gak cuma satu bentuk aja bisadalam bentuk apa kalo kita kreatif mah.”
3. Sejak kapan Ibu mengikuti kegiatanpemberdayaan enigami tersebut?
“Lupa ya udah lama ya, pokoknya pas anaksaya sekolah TK aja ya sekitar 2013 kayanyadeh.”
4. Kegiatan apa saja yang diberikan olehkomunitas enigami pada kegiatanpenberdayaan enigami?
“Apa aja ya, paling pas di awal itu perkenalankomunitas enigami, terus ngenalin karya-karyaenigami. Setelah iu kita diajarin abis itu barudeh kita praktik bikin karya dari kertas, bikinbokani sih tepatnya kita diajarinnya.”
5. Dimana Kegiatan pemberdayaan tersebutdilakukan?
“Pas awal di sekolah TK Ya Bunayya tapilama-lama kita pindah ke rumah mama Nisa,rumah saya tau rumah mamah Daffa.”
6. Kapan saja kegiatan pemberdayaan inidilakukan?
“Setiap rabu seminggu sekali tapi sekarangjarang-jarang soalnya bisa bikin di rumahmasing-masing jadi suka-suka yang buat.”
7. Berapa banyak peserta yang mengikutikegiatan pemberdayaan tersebut?
“Awal mah banyak semua yang nganteranaknya ikut ada kali ya 20an tapi pasbeberapa pertemuan kemudian tinggalsetengah eh sampai akhirnya cuma 4 orangyang masih bertahan bikin.”
8. Siapa yang memberikan pelatihan darikegiatan pemberdayan tersebut?
“Mas Sarudi dan Mas Rofiq, kadang tim intikomunitas enigami lainnya tapi paling seringdan saya kenal banget Mas Sarudi sama MasRofiq.”
9. Apakah sebelum ada sosialisasi tentangkebersihan atau semacam ramahlingkungan?
“Sosialisasi mah gak ya Mbak, paling cumapengenalan kalo sampah yang biasa kita seringbuang atua barang-barang bekas bisa dibikinsesuatu gitu aja Mbak.”
10. Dalam kegiatan pemberdayaan ini Ibumembuat kreasi apa?
“Kaya boneka wisuda. Awalnya dikasih taubikin itu aja tapi pas kita udah lancer diajarinbikin yang lain juga cuman kita disuruhbikinnya boneka wisuda.”
11. Keterampilan apa saja yang Ibu terimasetelah mengikuti kegiatan pemberdayaanenigami ini?
“Keterampilannya yaa bikin itu boneka darikertas bekas, atau bikin yang lain.”
12. Apakah membuat kreasi enigami inimengganggu kegiatan Ibu sehari-hari?
“Gak sih kan bikinnya itu kalo kerjaan rumahudah selesai semuanya.”
13. Jadi kapan Ibu membuat kreasi enigamitersebut?
“Kalo selesai beresin rumah, abis maghribselesai ngaji terus siang-siang gini kan udahgak ngapa-ngapain.”
14. Dari mana bahan-bahan yang diperlukandalam membuat kreasi enigami?
“Pas awal dikasih Mas Sarudi kaya lem, cat,kertas. Tapi kadang kertasnya mah nyarisendiri kadang kertas-kertas bekas fotokopiandari kantor suami biasanya dibawain samasuami.”
15. Berapa lama proses pembuatan enigamiyang Ibu lakukan?
“Satu boneka kalo diniatin sehari jadi kaloemang bener-bener dikerjain kalo udah selesaingerjain kerjaan rumah sehari jadi bonekawisuda yang ukuran sedang, cepet sih gak lam-lama bikinnya.”
16. Berapa banyak kreasi enigami yang Ibubuat dalam sebulan?
“Berapa ya, sekitar dua puluh boneka.”
17. Apakah Ibu menjualkan kembali kreasiyang ibu buat ke orang lain?
“Gak sih belom pernah.”
18. Bagaimana sistem penjualan dari kreasiyang telah Ibu buat?
“Kalo penjualannya sih kan dari komunitasenigami, kita mah disuruh bikin boneka doangmisalnya Mas Sarudi bilang butuh 100 bonekananti kita bikini tapi dibagi kita jadi saya bikin30, mamah nisa 30 sama mamah daffa 30 buahterus nanti komunitas enigami berapa .”
19. Apakah Ibu mendapatkan pendapatan ataupenghasilan sendiri dari kegiatanpemberdayaan enigami ini?
“Pas bikin sih dapat pendapatan sih Mbak.”
20. Berapa nominal keuntungan yangdidapatkan oleh Ibu dari hasil kegiatanpemberdayaan enigami ini?
“Kalo gak salah diawal 500.000,- sama250.000,- jadi dapatnya itu tergantungpemesananya sih berapa dapatnya. Pokoknyasaya dapat dua kali doang dari pemesanan itu.
21. Apakah terjadi perjanjian untukpembagian keuntungan dari hasil karyayang telah Ibu buat dengan tim intikomunitas enigami?
“Perjanjiannya mah enggak ada tapi dikasihtaunya nanti boneka yang abis dijual hasilnyadibagi dua. Terus kalo ke saya itu 20.000 perboneka.”
22. Apakah dengan pendapatan yangdidapatkan dari kreasi enigami ini dapatmembantu kondisi ekonomi keluarga?
“lumayan ngebantu sih cuman sayang cumabeberapa kali doang kalo dilanjut pasti ngebatubanget. Tadinya cuma nungguin jatah darisuami tapi ada kreasi enigami jadi kita dpaatpenghasilan sendiri namanya saya gak kerja yaMbak.”
23. Untuk apa keuntungan yang didapatkandari membuat kreasi enigami tersebut?
“Lumayan sih buat nambah-nambahin bayarsekolah waktu TK, sisanya buat uang sakuanak sama ditabung.”
24. Bagaimana respon keluarga ketika ibumengikuti kegiatan pemberdayaantersebut?
“Responnya baik kadang suami juga bantuingulung, bantuin ngelem sama bantuin nyari-nyari barang-barang bekas di kantornya terusdibawa pulang.”
25. Tapi apakah dengan pendapatan yangdidapatkan merubah mutu makanan dalamkeluarga?
“Iya lumayan sih meski dikit tapi kebantulahapalagi kalo masih berjalan.”
26. Apakah Ibu selalu dilibatkan secaralangsung oleh Komunitas enigami dalamsetiap perencanaan dan pengambilan
“Enggak sih. Tapi sering tukar pendapat, sarangitu aja.”
keputusan, administrasi menyangkutkegiatan pemberdayaan enigami ini ?
27. Menurut Ibu, bagaimana sikap tim intikepada Ibu terkait dengan kegiatanpemberdayaan yang dilakukan?
“Sikapnya baik, sopan terus terbuka juga samakita sering bercanda kaya temen aja.”
28. Bagaimana respon Ibu pada saat diawalsampai dengan sekarang terhadap kegiatanpemberdayaan enigami tersebut?
“Awalnya sih malas ya tapi lama-lama jadisenang terus tertarik deh sampai sekarnag jugasebenarnya masih pengen banget terus.”
29. Apakah terdapat kesepakatan diawaltentang kegiatan pemberdayaan yangdilakukan oleh komunitas enigami?
“gak ada sih Mbak.”
30. Bagaimana pembagian tugas antara timkomunitas enigami dengan Ibu dalamkegiatan pemberdayaan enigami ini?
“Pembagian tugas juga gak ada sih.”
31. Manfaat apa yang Ibu rasakan denganmengikuti kegiatan pemberdayaan yangdilakukan oleh komunitas enigami?
“Manfaatnya banyak ya. Pertama jadi punyakegiatan namanya Ibu rumah tangga. Keduajadi tau kalo sampah terutama kertas bekasbisa bermanfaat dan bisa dijadiin sesuatu.Yang ketiga, kalo ada barang bekas kayakarton, koran, kertas fotokopian sekarang gaklangsung dibuang dipisahin terus dikumpulindulu abis gitu dibikin boneka. Yang keempatitu jadi punya pendapatan sendiri sama yangterakhir jadi bisa manfaatin waktu kosong kalolagi gak ada kerjaan jadi dari pada bosen gakngapa-ngapain jadi punya kerjaan, orang kanngeliatnya kita gak ngapa-ngapain tapisebenranya kita ada kerjaan jga gak cuma diemaja.”
32. Apa harapan Ibu pada kegiatanpemberdayaan yang dilakukan olehkomunitas enigami?
“Semoga bisa nambah bentuk lagi, bisaberkembang terus tetap berjalan gak berenti.”
TRANSKIP WAWANCARA
Dampak Kreasi Limbah kertas Komunitas Enigami pada pemberdayaan anggota di Kelurahan
Jombang
Informan : Penerima Manfaat kegiatan kreasi enigami ( anggota sanggar )
Hari dan Tanggal : Rabu, 15 juni 2016
Waktu wawancara : 13.00 WIB
Tempat Wawancara : Masjid Fathullah, Ciputat.
Identitas Informan
Nama : Laeli Yuniawati
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Umur : 22 Tahun
Pendidikan : Fakultas Dirasat Islamiyah semester 8
Tujuan wawancara : untuk mengetahui manfaat dari bagi anggota yang mengikuti kegiatankreasi limbah kertas komunitas enigami.
Pertanyaan Jawaban Pertanyaan1. Bagaimana Anda bisa mengetahui
komunitas enigami?“Awalnya dikenal sama temen naman sitimulkhiah sebelum KKN, kan kita lagi nyarisuatu kreativitas itu menghasilkan uang,bermanfaat juga buat itu kkn. Akhirnya kitadikenalin ke Bang Rofiq, Kak Ucok dan KaFadil. Gabunglah ke komunitas enigami itu.. Tapi sebelumnya itu juga pas saya semesterawal-awal saya pernah dapat broadcast nah itutentang enigami gitu. Program MCK,Selingkuh, Budaya Hijau itu pernah dapat dibroadcast itu tapi gak pernah engeh kalau ituenigami juga.”
2. Mengapa Anda tertarik untuk bergabungmenjadi anggota dari komunitasenigami?
“Tertariknya karena di enigami itu fashionsendiri. Kreativitas kaya gitu tangan langsungpraktik kan itu emang suka aja.”
3. Apa sebelumnya Anda suka dengansesuatu yang berhubungan dengankerajinan seni-seni seperti itu ?
“Iya suka yang kaya gitu”
4. Sejak kapan Anda bergabung menjadianggota komunitas enigami?
“Sekitar bulan juli 2015..”
5. Kegiatan apa saja yang diberikan olehkomunitas enigami kepada anggotasanggar? “
“Kalau di sanggar itu kan perminggu, setiapminggunya beda-beda dari hal kecil dulu, buatbakwan semacam kertas digulung dari kertashvs yang dijaadikan tempat, mingguberikutnya bikin kerangka tempat lampu.Macam-macam perminggunya itu, bahannyadari kertas semua. Jadi kegiatannya bikinkarya”
6. Apakah ada pelatihan khusus bagianggota sanggar?
“Gak ada sih karena kan kita sanggaran itudilatih juga buat kreasi baru”
7. Keterampilan apa yang Anda dapatkansetelah bergabung menjadi anggotakomunitas?
“Keterampilan gulung kertas, banyak sih kayabikin bakwan, tempat pensil, gantungan kunci.Yang paling bagus dan besar itu bikinkerangka lampu.”
8. Kapan kegiatan sanggar dilakukan? “Kalau kegiatan sanggar dulu sih seminggusekali itu biasanya dijadwalin sama tim intienigami tapi kalo sekarang mah anggotasanggarnya yang minta ke kakak tim intinyaenigami misalnya Kak minggu ini kita mausanggaran nih. Nanti tim intinya nyempetinwaktu buat ngajarin. Soalnya kan kakak-kakaknya udah pada kerja semua jadi takut gakbisa. Dan biasanya itu weekend sih dan tiapbulan biasanya ada kegiatan sanggaranwalaupun satu atau dua kali sih.”
9. Sudah berapa kali Anda mengikutikegiatan sanggar tersebut?
“Lupa sih Ka berapa kali tapi Alhamdulillahsaya selalu ikut.”
10. Dimana kegiatan sanggar dilakukan? “Sekitar 30 apa ya.. yang aktif kegiatansanggar sekitar 10 orang. itu sih kadang adayang gak bisa sanggaran karena waktunya atauada kesibukkan lain. Soaalnya kalau nyanggaritu dari pagi sampai sore gitu. “
11. Siapa yang memberikan pelatihan danmemberikan materi ketika kegiatansanggar?
“Yang ngajar mah kaka-kaka tim intinya tapigak semua sih cuma beberapa orang aja yangbisa. Yang sering mah Kak Sarudi, Kak Rofiqatau Kak Fadhil..”
12. Berapa orang yang mengikuti kegiatansanggar yang dilakukan oleh komunitasenigami?
“Yang aktif sih itu ada sekitar enam orang sihtapi bisa sampai sepuluh orang juga yangsering banget ikut kegiatan sanggar samakegiatan enigami lainnya kaya workshop..”
13. Berapa lama kegaiatan sanggarberlangsung?
“Waktu sanggar = waktu bikin karya, tapibiasanya dimulai dari jam 1 siang sampedengan jam 5 sore atau maghrib. Jadi tiapsanggaran ada satu karya yang jadi. Tapikantiap sanggar beda-beda yaa materinya, jadi
beda juga waktunya ya paling lama itu sampaimaghrib. Nah kalo karyanya belum jadi nantidibawa pulang buat diselesain dikosanbiasanya. Buat yang dibawa pulang itutergantung yang buatnya sih kalo yangbikinnya lambat biasanya dibawa tapi kaloyang orangnya yang cepet waktu segitucukup.”
14. Bagaimana partisipasi anggota sanggardengan kegiatan sanggar yang diadakanoleh komunitas enigami?
“Partisipasinya bagus yaa soalnya masih adayang ikut kegiatan workshop terus samakegiatan sanggar.”
15. Kegiatan sanggar apa saja yangdilakukan selain membuat kreasi?
“Gak ada sih karya-karya aja paling sharing-sharing umum gitu.”
16. Berasal dari mana bahan-bahan yangdigunakan untuk membuat kreasienigami dalam kegiatan sanggar?
“Disiapin sama Kaka-kakanya sih”
17. Dari sekian teknik yang diajarkan olehkomunitas enigami, Anda paling sukadengan teknik apa dan sudah membuatkreasi apa ?
“Teknik remas sih Kak, bikin gantungan sayapaling suka soalnya gampang juga.”
18. Selain di kegiatan sanggar, dimana Andasering membuat kreasi enigami?
“Di sanggar dipraktekin, di rumah jugadipraktekin. Alhamdulillah…”
19. Untuk apa hasil dari kreasi yang telahAnda buat?
“Dipajang sama dipakai sendiri sih Ka.”
20. Apakah keterampilan yang Andadapatkan diajarkan kembali ke oranglain?
“Oh iya baru kemarin tuh di kosan temen adayang tertarik pas kita lagi bikin nah terus kitaajarin.”
21. Apakah hasil dari keterampilan yangdidapatkan menghasilkan keuntungansendiri bagi Anda?
“Belum sih kaa soalnya belum pernah dijualinbaru dikonsumsi sendiri aja.”
22. Manfaat apa yang Anda rasakan setelahbergabung menjadi anggota komunitasbagi kehidupan sehari-hari?
“Jadi berguna bangat ya, kan saya lagi skripsidi kosan banyak kertas-kertas berserakan yakita iseng-iseng bikin kreasi sendiri tapi masihdipakai sendiri hasil yang udah saya buat.Lebih unik aja dan lebih bermanfaat.”
23. Apakah Anda sebelumnya pernahmengikuti organisasi lain atau komunitaslain?
“Organisasi lain atau komunitas lain apa ya,gak ada.”
24. Adakah keinginan Anda untuk menjaditim inti komunitas enigami?
“ada sih sedikit mah, waktunya aja yang belumada kesempatan. Dari tim intinya juga adayang bilang anggota sanggar boleh bikinkegiatan sanggar sendiri di luar nanti kalau adawaktu tim intinya juga bakalan datang jadianggota sanggar yang sekarang yangmengajarkan yang lain tapi dari anggotasanggarnya yang sekarang emang belum ada
yang ngejalanin rencana kaya gitu soalnya kanmasih pada sibuk.”
25. Selain kegiatan sanggar, apakah Andaaktif mengikuti kegiatan lain yangdilakukan oleh komunitas enigami?
“Iyah he’eh itukan kadang kita diajakin, yangbisa ayo ngisi tapi kadang yang bisa itu dikit.padahal dari sanggar kan banyak jadi ada yangbisa ada yang gak jadi yaudah yang bisa aja”
26. Apakah Anda dilibatkan secara langsungdi setiap kegiatan yang dilakukan olehkomunitas enigami?
“dilibatkan ya paling kalo diminta bantuandoang sih kalo lagi ada acara, naah paling kitajuga kadang diminta saran-sarannya sih buatenigami.”
27. Apakah anda mendapatkan keuntunganFinansial setelah bergabung menjadianggota sanggar?
“Itu tergantung yang ngadain, jadi kalaumisalkan yang di IPB gak ada Alhamdulillahcuma ucapan terima kasih. kalau kita ngisiacara kaya di danon itu ahamdulillah dapatsekitar 100.000 perorang.”
28. Bagaimana sikap tim inti komunitasenigami kepada anggota sanggar?
“Baik sih, mereka juga nyerahin kegiatansanggar yaa ke kita semua.”
29. Perubahan apa yang terjadi pada Andasebelum dan sesudah bergabung menjadianggota komunitas enigami terutamapada kemampuan organisasi?
“Ada, kita lebih banyak pengetahuan, banyaklink, banyak teman yang pasti, banyak ilmubaru yang didapat karena setiap kegiatansanggar banyak yang ngebagi ilmu-ilmunyaadalah perubahannya mah.”
30. Apa harapan Anda bagi komunitasenigami?
“Tetap hidup, go international gak cuma dikalangan universitas ajaaa…”
TRANSKIP WAWANCARA
Dampak Kreasi Limbah kertas Komunitas Enigami pada pemberdayaan anggota di Kelurahan
Jombang
Informan : Penerima Manfaat kegiatan kreasi enigami ( anggota sanggar )
Hari dan Tanggal : Rabu, 15 juni 2016
cWaktu wawancara : 11.00 WIB
Tempat Wawancara : Masjid Fathullah, Ciputat.
Identitas Informan
Nama : Siti Mulkhiah
Jenis kelamin : Perempuan
Tempat, tanggal lahir : Tangerang, 14 April 1994
Alamar rumah : Jalan Ir. Sutami No. 16 Desa Lontar RT 004 RW 001,
Kecamatan Kemiri, Kabupaten Tangerang Provinsi Banten.
Pekerjaan : Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Umur : 22 Tahun
Pendidikan : Fakultas Syariah dan Hukum jurusan Perbankan syariah semester 8
Tujuan wawancara : untuk mengetahui manfaat dari bagi anggota yang mengikuti kegiatankreasi limbah kertas komunitas enigami.
Pertanyaan Jawaban Pertanyaan1. Bagaimana Anda bisa mengetahui
komunitas enigami?“Itu awalnya teman saya yang bernama SriWahyuni, dia cerita pas lagi kumpul KKN adasalah satu kumpulan orang lagi bikin suatu darikertas nah kemudian dia upload di group kelassiapa yang mau ikut kata dia, dia ngajak kita-kita akhirnya kita tertarik yang teman-temandekatnya dia coba ikut sanggaran. itu awalmulanya…”
2. Mengapa Anda tertarik untuk bergabungmenjadi anggota dari komunitasenigami?
“Oh iya, sebenarnya gimana ya kan setiapperempuan itu suka hal-hal yang unik kan yanah salah satunya saya sendiri. saya suka samayang namanya kerajinan seni apalagi seni rupadan seni rupa itu justru jarang banget orangyang bisa itu mempunyai skill-skill tertentudan menggunakan teknik-teknik tertentu.”
3. Apa sebelumnya Anda suka dengansesuatu yang berhubungan dengankerajinan seni-seni seperti itu ?
“hmmm suka sih, salah satunya seni rupakarena dulu waktu SMA pernah diajarkan carabuat cat, poster color itu bikin sendiri. dangurunya pun khusus yang seni rupa biasanyabikin topeng dari kertas, bikin asbak dari tanahliat, bikin sablon, batik juga pernah. Karenapengalaman dari SMA juga jadi tertarik, ohada loh di sini baru tau. Yaudah jadi ikutan dansenang juga kaka-kaka dari enigaminya jugalucu-lucu.”
4. Sejak kapan Anda bergabung menjadianggota komunitas enigami?
“Baru setahun sebelum kkn kira-kira juli2015”
5. Kegiatan apa saja yang diberikan olehkomunitas enigami kepada anggotasanggar?
“kalau untuk anggota sanggar itu biasanyacuma kegiatan sanggaran aja yaaa, awalnyabiasa perkenalan antar anggota kemudianproduk dari enigami dan programnya apa sajaterus abis itu langsung praktek. Karena kalaukebanyakan teori gak seru banget, palinganpengenalan secara ringkas saja.”
6. Apakah ada pelatihan khusus bagianggota sanggar?
“Ada kok ya itu pas kegiatan sanggaran”
7. Keterampilan apa yang Anda dapatkansetelah bergabung menjadi anggotakomunitas?
“Keterampilan mengelola kertas karena emangcuma kertas ajakan gak plastik dan lainnyacuman ada teknik-teknik tertentu dan berbagaicara ada teknik remas, pola dan di gulung.”
8. Kapan kegiatan sanggar dilakukan? “ga tentu sih, biasanya hari libur”9. Sudah berapa kali Anda mengikuti
kegiatan sanggar tersebut?“enggak inget berapa kalinya tapi saya lebihsering ikut kegiatan sanggar daripada gakikutnya.”
10. Dimana kegiatan sanggar dilakukan? “Tempat sih biasanya di FEB itu di saung ataudi pelataran FEB, di auditorium juga pernah.Pokoknya masih sekitaran kampus kok biargak kejauhan dan gampang juga sih tempatnyaheee jadinya di sekitar kampus.”
11. Siapa yang memberikan pelatihan danmemberikan materi ketika kegiatansanggar?
“Yang sering ngajarin sih Kak Sarudi samaKak Rofiq kadang ada juga Kak Fadhilkebanyakan Kaka-kakanya cowok..”
12. Berapa orang yang mengikuti kegiatansanggar yang dilakukan oleh komunitasenigami?
“Berapa yaaa kurang dari 10an sih sekitar 6sampai dengan 10 kalo gak salah. SoalnyaKalau anggota sekarang sih kebanyakanmahasiswa yaaa belum ada sih yang dari luarsolanya kan enigami kebanyakan promosinyamasih di sekitar kampus doang kalo keluar itupaling cuma ngisi workshop tapi belum tentumereka daftar jadi anggota sanggar gitu sihkayanya..”
13. Berapa lama setiap kegiatan sanggarberlangsung?
“Paling lama nyanggar biasanya 5 jam itusoalnya masing-masing karya beda-bedawaktu buatnya misalnya teknik gulung bisadua sampai tiga jam, teknik remas bisa tigasampai empat jam, tapi biasanya sekalinyanggar bisa dapet satu karya.”
14. Bagaimana partisipasi anggota sanggardengan kegiatan sanggar yang diadakanoleh komunitas enigami?
“Menurut saya kurang ya, dilihat dari kurangbanyaknya yang datang untuk kegiatansanggar karena mereka mempunyaikesibukkan masing-masing dan kegiatansanggar kan biasanya weekend jadi kadang adayang malas datang ke kampus karena emanggak ada kegiatan apa-apa selain sanggaran.”
15. Kegiatan sanggar apa saja yangdilakukan selain membuat kreasi?
“Gak ada sih bikin karya abis gitu pulang yapaling ngobrol-ngobrol doang tapi kadangkakaknya bagi-bagi ilmunya heee..”
16. Berasal dari mana bahan-bahan yangdigunakan untuk membuat kreasienigami dalam kegiatan sanggar?
“Kalau itu dari tim intinya, dulu kita sempetbeli sendiri.”
17. Dari sekian teknik yang diajarkan olehkomunitas enigami, Anda paling sukadengan teknik apa dan sudah membuatkreasi apa ?
“Kalau lebih suka yang remas ya tapi sulitsoalnya bentuknya emang tiga dimensi banget,kalau teknik gulung dia mudah cuman kurangmenarik karena tidak membentuk dari bonekaatau miniatur tertentu.”
18. Selain di kegiatan sanggar, dimana Andasering membuat kreasi enigami?
“Palingan di rumah, di kosan gitu kalo lagiiseng aja”
19. Untuk apa hasil dari kreasi yang telahAnda buat?
“apa yaa tempat pensil kalo teknik gulung,terus gantungan kunci sih biasanya.”
20. Apakah keterampilan yang Andadapatkan diajarkan kembali ke oranglain?
“Ke orang lain belum sih paling cuma teman-teman dekat aja, ngajak mereka ini loh carabuatnya secara ringkas aja.”
21. Apakah hasil dari keterampilan yangdidapatkan menghasilkan keuntungansendiri bagi Anda?
“Belum sih karena memang belum dijualkanmasih untuk dikonsumsi sendiri dan dikoleksisendiri.
22. Manfaat apa yang Anda rasakan setelahbergabung menjadi anggota komunitasbagi kehidupan sehari-hari?
“Belum dapat banyak ya, tapi salah satunya itubisa memanfaatkan kertas ya jadi ada yangkertas yang tidak dipakai jangan langsungdibuang bisa kita bikin suatu karya ataudiberikan kepada orang yang membutuhkan.”
23. Apakah Anda sebelumnya pernahmengikuti organisasi lain atau komunitaslain?
“Organisasi lain pernah tapi gak berkecimpungdi bagian lingkungan.”
24. Adakah keinginan Anda untuk menjaditim inti komunitas enigami?
“Kalau saya sih ingin tapi harus fokus untukmembesarkan enigami itu sendiri itu orang-
orang yang benar-benar konsisten bukan hanyaikut saja cuman kayanya agak sulit karenapunya kesibukkan lain juga.”
25. Selain kegiatan sanggar, apakah Andaaktif mengikuti kegiatan lain yangdilakukan oleh komunitas enigami?
“Selain kegiatan sanggar, kaya ngisi acara gitukadang ikut kadang gak. Cuma beberapa sajasaya ikut kira-kira tiga kali yaa..”
26. Apakah Anda dilibatkan secara langsungdi setiap kegiatan yang dilakukan olehkomunitas enigami?
“Gak sih kan saya emang baru setahun kan,jadi kakak-kakaknya dulu yang koordinasinanti kalau mereka gak bisa baru kita ataubutuh bantuan.”
27. Apakah anda mendapatkan keuntunganFinansial setelah bergabung menjadianggota sanggar?
“hmmm kalau fee pernah sih sekali waktungisi acara workshop dikasih komersial gitu yalumayanlah buat ongkos heee…”
28. Bagaimana sikap tim inti komunitasenigami kepada anggota sanggar?
“Ramah-ramah kaka-kakanya, terus kocak-kocak juga sih kakanya jadi gak bosen kalolagi kegiatan sanggar”
29. Perubahan apa yang terjadi pada Andasebelum dan sesudah bergabung menjadianggota komunitas enigami terutamapada kemampuan organisasi?
“Kalau berorganisasi sendiri, saya sudahberorganisasi pas MTS itu pramuka jadi emangudah tau organisasi itu seperti ini. Tapiperubahannya saya lebih memanfaatkan waktuluang aja soalnya kan waktu luang kadang kitabingung kan mau ngapain terus ada sanggaranjadi kita bisa ngumpul dan silaturrahmi juga,yang kedua itu pengalaman dan link jadi ketikaada acara kan kita ketemu dengan komunitas-komunitas lain yang lebih contohnya kitaketemu dengan komunitas yang bukan hanyamemmbuat keterampilan dari kertas tapi darikaleng, plastik, kain dan lainnya.”
30. Apa harapan Anda bagi komunitasenigami?
“Kalau dari saya sih inginnya jadi usaha yangemang benar-benar besar jadi dimana-mana ituada, besarnya itu bukan banyaknya yang ikuttapi jugia terkontrol dan termanage untukmarketing enigaminya itu sendiri”
31. Apakah Anda sering dilibatkan secaralangsung oleh tim inti komunitas enigamidalam proses marketing atau promosiuntuk kreasi enigami?
“Kalau promosi kan lewat sosmed jadinya timintinya aja. Buat anggotanya sih gak pernahdisuruh gitu yaaa paling ya inisiatifanggotanya sendiri aja”
TRANSKIP WAWANCARA
Dampak Kreasi Limbah kertas Komunitas Enigami pada pemberdayaan anggota di Kelurahan
Jombang
Informan : Penerima Manfaat kegiatan kreasi enigami
Hari dan Tanggal : Minggu, 17 Juli 2016
Waktu wawancara : 15.30 WIB
Tempat Wawancara : Gang Alpukat, Jombang Ciputat.
Identitas Informan
Nama : Yanti
Jenis kelamin : Perempuan
Tempat, tanggal lahir : Banyumas, 26 Juni 1979
Alamar rumah : Jalan Sumatera Gang Alpukat dekat SMAN 11 Tangerang, Jombang,Ciputat.
Umur : 37 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Anak : 2 orang peremupuan
Tujuan wawancara : untuk mengetahui manfaat dari bagi anggota yang mengikuti kegiatankreasi limbah kertas komunitas enigami.
Pertanyaan Jawaban Pertanyaan1. Bagiamana yang Ibu ketahui mengenai
komunitas enigami ?“Dulu kenal waktu lagi nungguin Nisa di Paud,terus Bang Sarudi sama Rofiq datang ngasihtau enigami terus kita diajarin deh bikin kreasiboneka gitu”
2. Apa yang membuat Ibu tertarik untukmengikuti kegiatan pemberdayaan yangdilakukan oleh komunitas enigami?
“Gimana ya, saya penasaran sih sama buatnyagimana. Dulu mikirnya kok bisa ya kertasdigulung-gulung gitu terus jadi rapet gitu yaudahakhirnya ikut deh sampe bener-bener bisa.”
3. Sejak kapan Ibu mengikuti kegiatanpemberdayaan enigami tersebut?
“Udah tiga tahun sih pokoknya dari nisa umurlima tahun sampe sekarang pas dia umur 8tahun.”
4. Kegiatan apa saja yang diberikan olehkomunitas enigami pada kegiatanpenberdayaan enigami?
“Kegiatannya mah gitu cuma bikin karya,gulung-gulung kertas, ngecat, nempelin. Udahsih gitu aja Mbak.”
5. Dimana Kegiatan pemberdayaan tersebutdilakukan ?
“Awalnya sih di paud ya di tempat kaya saunggitu, eh lama-lama jadi di rumah saya Mbak.Jadi kalo ngumpul buat karya ya di rumah sayaMbak.”
6. Kapan saja kegiatan pemberdayaan inidilakukan?
“dulu sih setiap seminggu sekali tapi kalosekarang udah jarang. kan sekarang kao bikinkarya sendiri-sendiri jadi lebih santaidikerjainnya.
7. Berapa banyak peserta yang mengikutikegiatan pemberdayaan tersebut?
“Ibu yang ikut pas pertemuan pertama, keduasih lumayanan banyak ada 20an terus belasanmakin lama makin kesini jadi dikit banget bisaempat orangan sih.”
8. Siapa yang memberikan pelatihan darikegiatan pemberdayan tersebut?
“Itu Mas Sarudi sama Mas Rofiq diawal, tapikalo pertemuan selanjutnya itu banyak dari timenigami lainnya.
9. Apakah sebelum ada sosialisasi tentangkebersihan atau semacam ramahlingkungan?
“enggak ada sih mbak, orang mereka datenglangsung ngajarin kita praktek gitu.”
10. Dalam kegiatan pemberdayaan ini Ibumembuat kreasi apa?
“kalau yang diajarin sih kan pake teknikgulung jadinya Cuma buka bokani aja kayaboneka wisuda, boneka buat gantungan kunci.kaya gitu-gitu doang sih.”
11. Keterampilan apa saja yang Ibu terimasetelah mengikuti kegiatan pemberdayaanenigami ini?
“hmm apa yaa keterampilan tangan dari kertasyang udah gak kepake itu ajaa sih yangdidapetinnya.”
12. Apakah membuat kreasi enigami inimengganggu kegiatan Ibu sehari-hari?
“enggak sih yaa, kan bikin ginian juga gakditargetin jadi bikinnya kalo semua kegiatan dirumah udah selesai aja.”
13. Jadi kapan Ibu membuat kreasi enigamitersebut?
“Paling malem, kan saya juga susah tidur yajadinya dari pada enggak ngapa-ngapain yaudah bikin ginian aja. Terus kalo lagi santaidaripada iseng bikin ginian ajadeh jadinya.Bulan puasa juga kan tuh banyak waktukosong juga jadinya bikin ini.”
14. Darimana bahan-bahan yang diperlukandalam membuat kreasi enigami?
“Bahannya kaya kertas, lem, cat semuanyamah dari tim komunitas enigami. Nanti kalokurang ditambahin lagi sama mereka. Jadimereka yang nyediain sampai sekarang. Tapikadang saya juga nyari sendiri sih.”
15. Berapa lama proses pembuatan enigamiyang Ibu lakukan ?
“ Berapa yaa, sejam sih kayanya deeh tapi kansekarang udah biasa jadinya gak sampe sejamsatu boneka mah.”
16. Berapa banyak kreasi enigami yang Ibubuat dalam sebulan?
“gak tentu ya itu kan gak ditargetin juga. Suka-suka saya sih hee tapi kalo boneka yang udahjadi gitu 30 paling banyak tapi kalo kemarennih pas bulan puasa saya bikin boneka yang
kecil polo situ 100 buah tapi emang belumdisetor sih.”
17. Apakah Ibu menjualkan kembali kreasiyang ibu buat ke orang lain?
“kalo dijualin sendiri gak sih. Kan abis bikinsaya setor ke Bang Sarudi sama Bang rofiq.”
18. Bagaimana sistem penjualan dari kreasiyang telah Ibu buat?
“Jadi gini Mbak, kan saya bikin tuh misalnya30 boneka nanti saya setor ke Mas Sarudi nantimereka yang masarin saya cuma produksi aja.Kalo gak Mas Sarudi minta gini, Mamah Nisabikini 4 ya boneka yang udah jadi. yaudahnanti mereka yang jual saya nerima hasilnya.”
19. Apakah Ibu mendapatkan pendapatan ataupenghasilan sendiri dari kegiatanpemberdayaan enigami ini?
“Dapet Mbak Alhamdulillah. Kan kitaproduksi terus dapet hasilnya deh.”
20. Berapa nominal keuntungan yangdidapatkan oleh Ibu dari hasil kegiatanpemberdayaan enigami ini?
“Berapa yaa, awal-awal sih alhamduillah600.000,- itu bikin 30 bokani yang udah jaditerus dikasih ke Bang sarudi. Nah itu gak tentusih tergantung buatnya kita. Kalo saya bikinyang polos gitu ukuran kecil tanpa dicat itudapet 2000 per boneka kalo yang agak gedean8.000,- per boneka tapi kalo boneka yang udahjadi itu 20.000 yang udah dicat perboneka.Kalau sekarang-sekarang mah gak nyampe300.000,- itu juga bukn sebulan”
21. Apakah terjadi perjanjian untukpembagian keuntungan dari hasil karyayang telah Ibu buat dengan tim intikomunitas enigami?
“Perjanjian gak ada mbak. mereka Cumabilang buat karya ini kita dapet segini, kalo inikita dapetnya segini itu aja. Semuanya merekayang nentuin.”
22. Apakah dengan pendapatan yangdidapatkan dari kreasi enigami ini dapatmembantu kondisi ekonomi keluarga?
“Ngebantu banget Mbak, pertama saja jadipunya penghasilan sendiri kan saya hanya iburumah tangga. Jadi diem di rumah bikin karyaterus bisa ngasilin duit bisa bantu-bantusuamilah.”
23. Untuk apa keuntungan yang didapatkandari membuat kreasi enigami tersebut?
“Buat nambahin kebutuhan sehari-hari ajaMbak, buat jajan anak, buat masak. Misalnyakalo anak jajan kan dapet jatahnya dari uangsuami nah kalo dapet uang dari enigami jadigak usah pake uang dari jatah suami, masakjuga kaya gitu buat nambahain”
24. Bagaimana respon keluarga ketika ibumengikuti kegiatan pemberdayaantersebut?
“Kalo suami ngedukung sih, malah jugangebantuin saya kalo lagi buat.”
25. Tapi apakah dengan pendapatan yangdidapatkan merubah mutu makanan dalamkeluarga?
“enggak ada sih sama aja Mbak sama aja kalaukebutuhan makan mah sama aja Mbak, yapalingan saya jadi punya pendapatan sendiri.”
26. Apakah Ibu selalu dilibatkan secaralangsung oleh Komunitas enigami dalam
“Dilibatkan gimana ya, palingan tim inti Cumanyuruh saya bantu ini doang sih absen ibu-ibu
setiap perencanaan dan pengambilankeputusan, administrasi menyangkutkegiatan pemberdayaan enigami ini ?
yang dateng gitu doang kalo soal administrasikaya gitu sih dari tim intinya. Dan paling kalosaran misalnya dalam pembuatan enigaminanti didenger sama mereka terus sarannyaditerima”
27. Menurut Ibu, bagaimana sikap tim intikepada Ibu terkait dengan kegiatanpemberdayaan yang dilakukan?
“Baik ya Mbak Ira, udah kaya keluarga sih.Orang kalo gak pemberdayaan juga merekasering main gitu ke sini. Terus pas ngajarinjuga sabar, gak maksa juga mereka mah.”
28. Bagaimana respon Ibu pada saat diawalsampai dengan sekarang terhadap kegiatanpemberdayaan enigami tersebut?
“Responnya mah antusias mbak. Pas awalpenasaran pengen coba mulu lama-lama kanudah pada jarang tuh ya yang ikut eh tadinyaudah mau berenti juga tapi mikir lagi dehsayang Mbak udah belajar sampai sini masaberenti kan lumayan juga hasilnya. Jadinyasampe sekarang masih bikin deh”
29. Apakah terdapat kesepakatan diawaltentang kegiatan pemberdayaan yangdilakukan oleh komunitas enigami?
“enggak ada sih Mbak, palingan merekangasih jadwal kegiatannya kapan gitu ajaa.”
30. Bagaimana pembagian tugas antara timkomunitas enigami dengan Ibu dalamkegiatan pemberdayaan enigami ini?
“Pembagian tugas sih enggak ada ya Mbak.”
31. Manfaat apa yang Ibu rasakan denganmengikuti kegiatan pemberdayaan yangdilakukan oleh komunitas enigami?
“Banyak Mbak, pertama saya dapat ilmu Mbakoh jadi kertas bisa dibikin kaya gini, yangkedua saya jadi punya keterampilan sendiri,ketiga kalo waktu luang atau gak ada kegiatandari pada diem aja mending bikin enigami,keempat jadi punya pendapatan sendiri.”
32. Apa harapan Ibu pada kegiatanpemberdayaan yang dilakukan olehkomunitas enigami?
“Harapannya mah semoga banyak yangmesen, terus jadinya kita bisa produksi banyak,banyak yang ikut juga dan gak berenti.”
TRANSKIP WAWANCARA
Dampak Kreasi Limbah kertas Komunitas Enigami pada pemberdayaan anggota di Kelurahan
Jombang
Informan : Penerima Manfaat kegiatan kreasi enigami ( anggota sanggar )
Hari dan Tanggal : Selasa, 31 Mei 2016
Waktu wawancara : 13.00 WIB
Tempat Wawancara : Masjid Fathullah, Ciputat.
Identitas Informan
Nama : Sri Wahyuni
Jenis kelamin : Perempuan
Tempat, tanggal lahir : Tangerang, 08 Agustus 1993
Alamat : Pagedangan-Ciakar Girang, RT 003 RW 005, Kelurahan Situgadung,Kecamatan Pagedangan, Kabutan Tangerang.
Pekerjaan : Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Umur : 22 Tahun
Pendidikan : Semester 8 Fakultas Syariah dan Hukum Jurusan Perbankan Syariah
Tujuan wawancara : untuk mengetahui manfaat dari bagi anggota yang mengikuti kegiatankreasi limbah kertas komunitas enigami.
Pertanyaan Jawaban Pertanyaan1. Bagaimana Anda bisa mengetahui
komunitas enigami?“Dulu tuh ceritanya lumayan panjang, dulu tuhpas kita lagi rapat kkn kebetulan kan rapatnyakkn-nya lagi di FEB dan pas banget didepankita tuh ada yang lagi nyanggar enigami. Dandulu sempet ada program kerja tentanglingkungan hidup gitulah yaudah akhirnyasemenjak ngeliat enigami sempet pengen joinaja dan bisa dijadikan proker juga.”
2. Jadi Anda kenal dengan komunitasenigami yang secara kebetulan sedangmengadakan kegiatan sanggar?
“Kenalnya itu emang gak sengaja waktu kanada rapat kkn terus kita pura-pura sok kenalgitu, ngedeketin, sksd terus akhirnya mulaingepoin instagramnya. Pertama kenal juga sihlewat social media di twitter kan dulu sempetkenalan juga secara langsung tapi kata kakanya
nanti kalau mau tau bisa hubungin ataukunjungi social medianya yang ini. Nah terusaku mulai ngepoin social medianya satu-satumulai dari twitter itulah akhirnya kita temenandan akhirnya bergabung.”
3. Mengapa Anda tertarik untuk bergabungmenjadi anggota dari komunitasenigami?
“Ya karena kreasinya lucu-lucu dan lumayanunik juga padahalkan cuma kertas ya tapi bisabikin boneka yang bernilai tinggi dan carabikinnya juga gak terlalu ribet.”
4. Apa sebelumnya Anda suka dengansesuatu yang berhubungan dengankerajinan tangan?
“Suka sih cuman dulu tuh gak terpikir kekreasi limbah kertas dulu gak kepikir sampaiseperti itu. Tapi semenjak kenal enigami ajasuka sama kreasi yang terbuat dari kertas barusemenjak itu doang.”
5. Sejak kapan Anda bergabung menjadianggota komunitas enigami?
“Hmmm kurang lebih satu tahunanlah eh udahsatu tahun lebih deh sekitar April 2015.”
6. Kegiatan apa saja yang diberikan olehkomunitas enigami kepada anggotasanggar?
“Kegiatannya biasanya nyanggaran, nanti dikegiatan sanggar diajarin banyak teknik. Adateknik gulung, remes, pola juga teruspokoknya gak cuman bikin boneka aja gitupokoknya banyak kreasinya.”
7. Apakah ada pelatihan khusus bagianggota sanggar?
“pelatihan ya kalau lagi sanggaran kitadilatih.”
8. Keterampilan apa yang Anda dapatkansetelah bergabung menjadi anggotakomunitas?
“Keterampilan bikin sesuatu dari kertasdengan teknik yang bermacam-macam, mulaidari gulung sampai dengan remas kan dariteknik itu kita bisa bikin apa aja. Misalnyaboneka, tempat pensil gantungan, macem-macem pokoknya.”
9. Kapan kegiatan sanggar dilakukan? “Dulu sih setiap seminggu sekali kalo sekaranglebih fleksibel sih, kalau anggaota sanggarminta buat sanggaran yaaa kita sanggaran.”
10. Sudah berapa kali Anda mengikutikegiatan sanggar tersebut?
“Hmm.. enggak tau sih soalnya kan darisemester 6 sampai sekarang itu satu minggusekali jadi gak bisa dihitung berapa kalinya.Tapi lebih sering ikut daripada kadangnyauntuk kegiatan sanggar.”
11. Dimana kegiatan sanggar dilakukan? “Biasanya di sekitar kampus soalnya kan rata-rata rumahnya sekitar kampus biar deket aja.”
12. Siapa yang memberikan pelatihan danmemberikan materi ketika kegiatansanggar?
“Hm…. yang ngisi itu biasanya Kak Sarudi,Bang Fadhil, Bang Rofiq atau tim inti lainnyayang bisa dateng aja.”
13. Berapa orang yang mengikuti kegiatansanggar yang dilakukan oleh komunitasenigami?
“Di group Whatsapp tim sanggar sih ada 34orang tapi kalo yang datang kegiatan sanggarpaling 6 orang, dikit sih.”
14. Kegiatan sanggar apa saja yangdilakukan selain membuat kreasi?
“Kalau lagi sanggaran itu sharingnya gak cumatentang enigami aja tapi kita juga kadang nihsharing atau nanya-nanya tentang skripsi ataumasalah kuliah lainnya..”
15. Berasal dari mana bahan-bahan yangdigunakan untuk membuat kreasienigami dalam kegiatan sanggar?
“Bahan-bahannya pas awal dari kaka-kakanyakaya lem, kertas, cat dan lain-lainnya. Tapikalau untuk sekarang kita yang sediain sendirikan kadang-kadang kita patungan tuh belibahan-bahannya biar irit aja gituu terus belinyananti sesuai sama materi yang bakal dikasih”.
16. Dari sekian teknik yang diajarkan olehkomunitas enigami, Anda paling sukadengan teknik apa dan sudah membuatkreasi apa ?
“Saya paling suka dengan teknik remeshasilnya lebih lucu juga bisa bikin boneka.Baru boneka sih bikinnya.”
17. Selain di kegiatan sanggar, dimana Andasering membuat kreasi enigami?
“Di rumah juga ngerjain tapi gak sesering disanggar, kalau di rumah kan banyak kegiatanjuga paling kalau lagi ada waktu luang.”
18. Untuk apa hasil dari kreasi yang telahAnda buat?
“Awalnya dipajang tapi ada keponakan yangsuka terus akhirnya dikasih ke dia deeh.”
19. Apakah keterampilan yang Andadapatkan diajarkan kembali ke oranglain?
“Ya ajarin, waktu KKN sih itu ngajarin warga.Kalau di rumah ngajarin tetangga yang deket-deket aja. Pokoknya yang main ke rumah.Waktu itu saya lagi bikin ada yang liat terusyang liat juga tertarik yaudah akhirnya diajakterus janjian buat bikin.”
20. Apakah hasil dari keterampilan yangdidapatkan menghasilkan keuntungansendiri bagi Anda?
“Kalau saya sih belum ngejualin, kalau adayang mau minta bikin sih saya bikinin aja tapikalau untuk ngejualin belum saya sendirikarena masih belajar dan karyanya emangmasih buat saya sendiri.”
21. Manfaat apa yang Anda rasakan setelahbergabung menjadi anggota komunitasbagi kehidupan sehari-hari?
“Manfaatnya itu kan saya sekarang lebihsering revisian skripsi, jadi sampah-sampahyang bekas revisian di rumah itu gak dibuangsembarangan. Jadi sampah yang ada di rumahitu kita gak buang sembarangan. Kita jugalebih tau yang tadinya sampah itu gak bernilaibisa jadi bernilai gitu.”
22. Berarti sampah-sampah kertas yang adasudah dipisahkan dan diterapkan dirumah?
“Sudah, ada dirumah tapi belum diberikan kekomunitas untuk program selingkuh (sedekahlingkungan hijau.”
23. Apakah Anda sebelumnya pernahmengikuti organisasi lain atau komunitaslain?
“Baru sekarang, organisasi juga gak pernahikut.”
24. Adakah keinginan Anda untuk menjaditim inti komunitas enigami?
“Sebenarnya sih pengen, cumakan saya jugamau keluar masih ragu juga sih antara iya dan
tidaknya dan ikutan juga dari semester 6 dansekarang semester 8.”
25. Selain kegiatan sanggar, apakah Andaaktif mengikuti kegiatan lain yangdilakukan oleh komunitas enigami?
“Aktif sih Ka, kalau enigami ada acaraworkshop sering sih diajak untuk kegiatan atauacara diluar. Sering diundang kaya di IPB,waktu hari kebangkitan Nasional itu diundang.Terakhir saya ikut kegiatan diluar itu waktuhari kebangkitan nasional diundang sama PT.Danone kebutulan saya ikut. Di sana kitadibagi-bagi tugas ada yang jadi trainer, adayang jaga stand. Kalau jaga standkan itungejelasin produk-produk enigami, carabuatnya gitu.”
26. Bagaimana proses pembagian tugasdalam acara workshop pada komunitasenigami?
“Sebelum acara kita didiskuin dulu siapa yangjadi trainer, siapa yang mau jaga stand gitu.Jadi gak asal tunjuk sih tapi juga atas kemauankita juga sendiri.”
27. Apakah anda mendapatkan keuntunganFinansial setelah bergabung menjadianggota sanggar?
“belum ada sih, kalo dari karya kan saya gakjualin lagi tapi kao bantu Kakak-kakak tim intidiacara workshop gitu tergantung yangngundang kita kalo mereka bayar kita dapat sihlumayan sih buat jajan maah sekitar100.000an.”
28. Bagaimana sikap tim inti komunitasenigami kepada anggota sanggar?
“Kalau tim inti yang saya tau itu Bang Ucok,Bang Rofiq sama Bang Fadil mereka baik ko,lucu-lucu. Dan welcome sama yang lain. Kalauminta ajarin juga diajarin sampai kita bisa.”
29. Perubahan apa yang terjadi pada Andasebelum dan sesudah bergabung menjadianggota komunitas enigami terutamapada kemampuan organisasi?
“Kemampuan organisasi belum sih yaa kaSoalnya kan enigami lebih ke prakteknya sihtapi saya Lebih sadar akan kegunaan dandampak yang dulunya sering ngebuangsampah sembarang sekarang jadi mikir-mikirlagi buat buang sampah sembarang. Kan kalaudi enigami kertas diremes-remes aja bisadijadikan boneka. Dan semenjak gabung dikomunitas jadi nambah temen dan jaringan.”
30. Apa harapan Anda bagi komunitasenigami?
“Pengennya pemasaran enigami berkembangitu aja dulu sekarng kan pemasarannya masihkurang juga.”
Hasil Pengamatan
Penulis di Komunitas Enigami
Pada Sabtu, 2 April 2016 pukul 13.00 WIB di Komplek PJMI, Pondok Aren
Penulis datang ke salah satu gedung yang berada di Komplek PJMI yang
merupakan kantor salah satu tim inti komunitas enigami. Tujuan penulis untuk
memberikan surat ijin penelitian skripsi di komunitas enigami kepada Kakak Sarudi
yang merupakan salah satu pendiri komunitas enigami. Sebelumnya penulis sudah
membuat janji dengan Kakak Sarudi untuk bertemu. Bukan hanya memberikan
surat ijin penelitian saja namun peneliti juga melakukan wawancara dengannya
terkait dengan komunitas enigami. Kantor tersebut bukan hanya merupakan tempat
kerja dari salah satu tim inti komunitas enigami yaitu Kakak Sarudi namun kantor
tersebut juga dijadikan kantor dari komunitas enigami. Gedung kantor seperti
rumah biasa namun diisi oleh dengan peralatan kantor biasanya seperti ada meja
kerja dan bangku kerja yang tertata seperti di kantor pada umumnya. Akan tetapi
suasana kantor tersebut sangatlah nyaman sehingga kantor itu juga digunakan untuk
tim inti komunitas enigami berkumpul untuk membicarakan kegiatan komunitas
enigami. Biasanya tim inti komunitas enigami melakukan rapat di gedung ini,
semua berkas dan administrasi komunitas enigami juga ada di gedung ini. Beberapa
koleksi bokani dari komunitas enigami pun disimpan di gedung ini. Kakak Sarudi
menerima dengan senang hati dan mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian
di komunitas enigami.
Pada Minggu, 17 Juli 2016 pukul 14.30 WIB di Rumah Ibu Yanti, Jalan
Sumatera gang alpukat, Ciputat.
Penulis melakukan kunjungan ke salah satu peserta pemberdayaan
komunitas enigami di Jombang bersama dengan Kakak Rofiq dan Sarudi.
Tujuannya adalah untuk meminta ijin dan pesertujuan wawancara kepada ibu
tersebut dan bersilaturrahmi. Penulis memasuki sebuah tempat yang berada di gang
kecil dan hanya bisa dimasukin oleh sebuah kendaraan motor saja. Akhirnya,
penulis sampai di rumah Ibu Yanti yang merupakan koordinator pemberdayaan di
Jombang. Halaman rumah Ibu Yanti yang tidak luas dijadikan tempat untuk
kegiatan pemberdayaan yang biasa dilakukan oleh komunitas enigami.
Sesampainya di rumah Mama Nisa, penulis disambut dengan ramah oleh Ibu Yanti
dan suaminya. Rumah yang mereka tempati sangatlah sederhana dan tidak terlalu
luas. Kemudian penulis dan tim inti komunitas enigami dihidangkan beberapa
makanan dan minuman yang dibuat sendiri oleh Mama Nisa. Keakraban tim inti
komunitas enigami terlihat jelas dengan peserta pemberdayaan, mereka sudah
terlihat seperti keluarga. Mereka sudah kenal pribadi satu sama lain dan komunikasi
satu sama lain masih terjalin. Penulis meminta ijin untuk melakukan wawancara
dengan Ibu Yanti, dia pun bersedia. Pada saat melakukan wawancara, Ibu Yanti
terlihat sangat senang dengan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh penulis.
Dia juga memperlihatkan beberapa koleksi bokani yang telah dia buat sendiri. Saat
memperlihatkan koleksi bokani buatannya, dia terlihat senang dan bangga. Sampai
saat ini, Ibu Yanti masih memproduksi boneka enigami yang akan disetorkan
kepada tim inti komunitas. Selesai wawancara Ibu Yanti menunjukkan kepad
penulis bokani polos yang telah dibuatnya. Selama bulan ramadhan, Ibu Yanti telah
membuat boneka enigami polos sebanyak 100 buah yang disimpan di dalam lemari
ruang belakang. Bokani polos yang telah dibuat diletakkan disebuah kantong
berwarna putih. Pada pukul 17.00 WIB, penulis dan tim inti komunitas enigami
meminta ijin untuk pulang kepada Ibu Yanti dan suami. Berdasarkan pengamatan
penulis dapat disimpulkan yang menjadi peserta pemberdayaan adalah seorang ibu
rumah tangga yang tidak memiliki pekerjaan lain dan tim inti komunitas enigami
dengan peserta pemberdayaan menjalin hubungan yang sangat baik satu sama lain
sehingga peserta pemberdayaan masih berkontribusi untuk kegiatan pemberdayaan
ini terlihat dari aktivitas Ibu Yanti yang masih memproduksi boneka kreasi enigami.
Pada Senin, 25 Juli 2016 pukul 11.10 WIB di Kosan Pondok Hijau, Ciputat.
Penulis mengunjungi salah satu anggota sanggar yaitu Laeli Yuniawati
dengan tujuan untuk melihat beberapa proses pembuatan kreasi enigami yang telah
diajarkan di kegiatan sanggar. Pada saat sampai di tempat, Laeli akan mencoba
membuat kreasi enigami dengan teknik gulung dan teknik remas. Karya yang dibuat
dengan teknik gulung adalah sebuah tempat pensil sedangkan teknik remas yaitu
gantungan kunci boneka. Sebelumnya, Laeli dan penulis menyiapkan bahan-bahan
yang ada seperti kertas hvs yang merupakan kertas bekas dari kertas-kertas hasil
makalah anggota sanggar, gunting, koran bekas dan cat. Sedangkan untuk
merekatkan kreasi enigami, Laeli menggunakan lem fox dan solasi kertas. Penulis
dan Laeli memulai membuat karya pertama pada pukul 12.00 WIB yaitu adalah
gantungan kunci menggunakan teknik remas. Penulis dan Laeli selesai membuat
gantungan kunci berbentuk boneka pada pukul 13.30 WIB dari tahap awal
pembentukan sampai dengan tahap akhir yaitu memberi warna pada gantungan
kunci yang telah dibentuk boneka. Jadi untuk membuat gantungan kunci dengan
teknik remas membutuhkan waktu sekitar satu setengah jam sampai dengan tahap
akhir. Lamanya pembuatan kreasi enigami itu pada tahap pengeringan warna pada
karya yang telah dilukis itu bergantung pada cuaca. Jika cuaca sedang panas maka
pengeringan warna tidak membutuhkan waktu yang lama sebaliknya jika keadaan
cuaca hujan maka akan membutuhkan waktu yang lama dalam proses pengeringan
warna. Karya selanjutnya yang dibuat adalah tempat pensil dengan menggunakan
teknik gulung. Bahan-bahan yang digunakan sama seperti membuat karya dengan
teknik remas namun ada beberapa tambahan bahan seperti kardus dan karton.
Penulis dan Laeli membuat tempat pensil dimulai pada pukul 14.00 WIB dan selesai
pada pukul 16.00 WIB. Dalam membuat karya dengan teknik gulung diperlukan
ketelitian dan kesabaran untuk menggulung kertas sehingga gulungan kertas pada
karya enigami terlihat rapi. Untuk membuat tempat pensil membutuhkan waktu dua
jam dari mulai menggulung kertas sampai dengan melukis tempat pensil sesuai
dengan selera masing-masing. Berdasarkan pengamatan penulis dapat disimpulkan
untuk proses pembuatan kreasi enigami membutuhkan waktu yang berbeda-beda.
Lamanya proses pembuatan kreasi enigami mulai dari teknik gulung, teknik remas
itu sesuai dengan pembuatnya. Jika pembuat kreasi enigami merupakan orang yang
mengerti terhadap apa yang diajarkan dan teliti maka tidak membutuhkan waktu
yang lama untuk membuat kreasi enigami dan hasil akhir kreasi enigami pun akan
rapi dan bagus.
Pada Senin, 26 Juli 2016 pukul 09.30 WIB di Rumah Ibu Yanti di Jalan
Sumatera gang alpukat, Ciputat.
Pada hari senin, penulis melakukan kunjungan ke rumah salah satu peserta
pemberdayaan yaitu Ibu Novi biasanya dipanggil dengan mama Ingga. Jarak rumah
Ibu Novi tidak jauh dengan rumah Ibu Yanti, mereka bertempat tinggal di
lingkungan yang sama di dekat SMA Negeri 11 Tangerang Selatan yang
beralamatkan di Jalan Sumatera Gang Alpukat. Berdasarkan pengamatan penulis
lingkungan di Gang alpukat sangat luas namun tidak begitu banyak rumah yang
ditempati warga di dekat SMA Negeri 11 Tangerang Selatan. Pada saat penulis
suasana di lingkungan SMA Negeri 11 Tangerang tidak begitu banyak aktivitas
warga yang dilakukan. Lingkungan tersebut lebih banyak dipenuhi oleh siswa SMA
Negeri 11 Tangerang Selatan yang sedang beristirahat. Di Gang Alpukat ada
beberapa warga yang membuka usaha kecil seperti warung makanan dan warung
makanan tersebut ramai dikunjungi oleh Anak SMA Negeri 11 Tangerang Selatan.
SMA N 11 Tangerang Selatan juga bersebelahan dengan Paud dan TK Ya
Bunayya di mana komunitas enigami mengadakan kegiatan pemberdayaan. Rumah
Ibu Novi di samping depan SMA N 11 Tangerang dan rumahnya tidak begitu besar.
Pada saat penulis tiba di rumah Ibu Novi erlihat sepi dan tidak ada orang selain Ibu
Novi karena saat itu anaknya sedang bersekolah dan suami sudah berangkat ke
kantor. Kegiatan Ibu Novi pada saat pagi hari adalah mengantar anak sekolah dan
merapikan rumah. Setelah semuanya telah selesai Ibu Novi tidak ada kegiatan lain
hanya menonton televisi saja. Pada siang hari, Ibu Novi menjemput anaknya pulang
sekolah dan kemudian memasak. Kegiatan itu terus dilakukan oleh Ibu Novi setiap
harinya. Hal ini juga berdasarkan pengamatan penulis ketika penulis datang ke
rumah Ibu Novi, rumah Ibu Novi terlihat sudah rapi dan bersih.
Pada Senin, 20 Mei 2016 pukul 13.00 WIB di Istana Kebangkitan Nasional,
Jakarta
Pada hari senin ini komnitas enigami mendapatkan undangan untuk mengisi
acara Danone Volunteering Month yang diadakan oleh PT. Danone. Acara tersebut
diisi juga oleh komunitas lain seperti Wabe Project dan tanaman hydroponik.
Dalam acara Danone, komunitas enigami membagi ilmunya kepada peserta acara
dengan melakukan tutorial bagaimana cara memanfaatkan limbah kertas menjadi
sesuatu yang produktif dan kreatif. Komunitas enigami memberikan pelatihan
membuat kreasi enigami dengan menggunakan teknik gulung yang dibimbing oleh
anggota sanggar. Komunitas enigami yang berpatisipasi membantu acara di Danone
terdiri dari tim inti komunitas enigami dan anggota sanggar yang berjumlah 9 orang.
Salah satu anggota sanggar yang ikut berkontribusi dalam acara Danone tersebut
adaah Sri Wahyuni, Laeli Yuniawati dan Siti Mulkhiah. Dalam acara Danone
komunitas enigami dibagi menjadi kedua kelompok. Kelompok pertama bertugas
menjaga stand dengna tujuan untuk melihatkan hasil karya komunitas enigami
kepada peserta acara. Kelompok kedua bertugas untuk memberikan pelatihan
kepada peserta acara dalam membuat kreasi enigami yang dipimpin oleh Kakak
Rofiq dari tim inti komunitas enigami. Peserta acara Danone sangat antusias dalam
membuat kreasi enigami ini. Bukan hanya peserta acara saja yang antusias pada
pembuatan kreasi enigami namun anggota sanggar pun sangat antusias dan
bertanggungjawab atas tugas masing-masing, Anggota sanggar dengan
ramahmemperkenalkan apa itu enigami kepada peserta acara yang singgah di stand
komunitas enigami.
Salah satu penghargaan pada komunitas enigami yang mendapatkan juara I di acaragreenovation 2013
Brosur komunitas enigami
Beberapa penghargaan yang diterima Sarudi Putra Siregar
Beberapa berita komunitas enigami di media cetak
Berita komunitas enigami di www.Tangerangonline.com
Tayangan Enigami di salah satu televise swasta
DOKUMENTASI
Gambar 3.
Kegiatan Sanggar Komunitas enigami diLapangan auditorium UIN Syahid Jakarta
Gambar 4.
Kegiatan Sanggar Komunitas enigami diFakultas ekonomi dan bisnis UIN Syahid
Jakarta
Gambar 5.
Proses kegiatan pemberdayaan membuat kreasienigami di Jombang, Ciputat
Gambar 6.
Kegiatan pemberdayaan di Jombang,Ciputat dengan tim inti komunitas
enigami
Gambar 7.
Partisipasi anggota sanggar dalam kegiatanworkshop di PT. Danone
Gambar 8.
Bokani wisuda produksi dari ibu-ibu rumahtangga di Jombang, Ciputat.
Gambar 9.
Contoh hasil produksi dari salah satu penerimamanfaat pemberdayaan enigami yaitu Ibu
Yanti
Gambar 10.
Beberapa hasil karya enigami yang telahdibuat oleh Ibu Yanti salah satu peneri
manfaat pemberdayaan
Gambar 11.
Peneliti dengan Ibu yanti yang merupakansalah satu penerima manfaat
pemberdayaan dan koordinatorpemberdayaan enigami
Gambar 12.
Hasil karya dari kegiatan sanggar milikLaeli Yuniawati anggota sanggar dari
kegiatan sanggar
Gambar 13.
Wawancara dengan Sri Wahyuni salahsatu anggota sanggar
Gambar 14.
Bentuk kreasi enigami hasil komunitasenigami