Upload
treriyaki
View
420
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
Dampak –Dampak Akuisisi seismik
1. Di laut
Sama seperti semua aktivitas manusia, akuisisi seismik juga dapat mempengaruhi
lingkungan alam bumi. Akuisisi seismic di darat, membutuhkan pembangunan jalan untuk
transportasi peralatan dan personil. Bahkan jika jalan yang tidak diperlukan, vegetasi
mungkin perlu dibersihkan untuk penyebaran geophone. Jika survey di daerah yang relatif
tertinggal, gangguan habitat yang signifikan dapat terjadi. Untuk menempuh jalur ke
lapangan banyak personil dari suatu perusahaan minyak menggunakan helikopter daripada
kendaraan darat pada daerah terpencil.Walaupun sebagian besar negara mengharuskan survei
seismik dilakukan sesuai dengan standar lingkungan yang ditetapkan oleh peraturan
pemerintah. standar lingkungan yang lebih tinggi telah mendorong pengembangan dampak
seismik yang lebih rendah dari metodologi akuisisinya.
Demikian pula teknik pemrosesan seismik modern memungkinkan jalur seismik yang
menyimpang sehingga di buat trek atau jalur yang sesuai atau tidak sesuai jalur dengan
membuat jalur baru yang merusak habitat flora disekitarnya. Walaupun penggunaan
instrumen navigasi inersia untuk survey tanah yang lebih baru dapat menurunkan dampak
ledakannya Dan dampak kerusakan lingkungan yang paling utama utama untuk survei laut
adalah potensi sumber gempa mengganggu kehidupan hewan, khususnya cetacea seperti ikan
paus, ikan lumba-lumba, dan lumba-lumba. Survei ini menggunakan frekuensi ledakan 15-45
Hz dengan Air Gun pneumatik di bawah permukaan laut , kapal yang digunakan untuk survei
ini juga memancarkan gelombang yang berfrekuensi rendah (10-300 Hz),dengan intensitas
tinggi (215-250 dB).
Hewan ini memiliki pendengaran yang sensitif, dan beberapa ilmuwan percaya
gelombang yang di timbulkan oleh Air Gun dapat mengganggu binatang atau bahkan
merusak telinga mereka. survei seismik juga dapat merusak proses reproduksi, fungsi
pendengaran dan efek merusak lainnya untuk spesies laut yang sangat menguntungkan
(lobster, kepiting) dan menimbulkan efek yang berpotensi fatal bagi mamalia laut. Uji
seismik dilaut juga bisa menimbulkan terdamparnya ikan paus kea rah daratan. Studi efek
gempa pada beberapa spesies paus seperti Gray, Bowhead, Biru, bungkuk dan ikan paus
sperma menunjukkan efek substansial dalam perilaku, bernapas, makan dan pola menyelam.
Dr Bernd Würsig, seorang profesor biologi kelautan di Texas A & M University di
Galveston, Texas menyatakan bahwa paus Gray akan menghindari alasan umum kenapa paus
makan dan bermigrasi dengan jarakh> 30 km di wilayah pengujian seismik. Demikian pula
napas paus abu-abu terbukti lebih cepat, menunjukkan ketidaknyamanan dan kepanikan di
ikan paus.
Ini adalah bukti yang telah menyebabkan para peneliti percaya bahwa ikan paus
menghindari dan terlihat panic untuk menghindari dampak gelombang yang ditimbulkan.
Namun, penelitian yang dilakukan baik oleh E & P (eksplorasi dan produksi) sektor dan oleh
kelompok-kelompok lingkungan perlu dipertimbangkan secara hati-hati dalam hal ketidak
berpihakan karena keduanya dapat menjadi referensi penelitian dan mempublikasikan nya
untuk tujuan mereka sendiri. Misalnya, kutipan berikut berasal dari kertas posisi diterbitkan
oleh sebuah kelompok perwakilan E & P yang akan muncul bertentangan dengan kesimpulan
dinyatakan di atas. Kutipan dari ringkasan sebuah penelitian dampak akuisisi seismik
menyatakan bahwa: "Suara yang dihasilkan selama survei seismik sebanding dengan
besarnya dampak yang terjadi secara alami dan lain sumber lain (sumber buatan manusia).
Dengan semakin berkembangnya teknologi kelautan, banyak manfaat yang dapat
diambil dari lautan. Namun disamping itu, teknologi itu juga membawa dampak negatif.
Pencemaran laut merupakan salah satu dampaknya. Telah banyak pembahasan mengenai
masalah pencemaran laut serta ada berbagai macam topik mengenai lingkungan laut serta
pencemaran laut. Pencemaran suara di darat telah cukup mempengaruhi manusia serta
lingkungan di darat. Sementara tanpa disadari bahwa di laut pun pencemaran suara ini
membawa dampak yang cukup berarti bagi kehidupan di laut. Pencemaran suara di laut atau
juga dapat disebut kebisingan laut merupakan salah satu issu yang cukup menarik dalam
beberapa tahun ini. Studi mengenai dampak pencemaran suara di laut atau bising laut
menghasilkan beberapa kesimpulan yang cukup menarik, diantaranya yaitu dampak bising
laut ini terutama terhadap mamalia laut. Tidak banyak orang mengetahui bahwa ternyata
pencemaran suara di laut juga memberikan dampak yang berarti terhadap mamalia laut serta
mahluk hidup lainnya di laut. Karena diketahui bahwa mamalia laut menggunakan suara
sebagai alat komunikasi serta untuk kewaspadaan dalam mengenali lingkungannya. Ada
beberapa kejadian menarik mengenai pengaruh kebisingan laut ini terhadap mamalia laut atau
cetacean. Seperti misalnya yang terjadi di laut Bahamas pada tahun 2000, dimana ditemukan
paus yang terdampar dan diduga penyebabnya akibat pengaruh suara dari sonar yang
digunakan oleh angkatan laut Amerika.
Lalu Lintas Kapal
Banyak dari kapal-kapal yang beroperasi di laut menimbulkan kebisingan yang
berpengaruh pada ekosistem laut dan umumnya berada pada batasan suara 1000Hz. Kapal-
kapal Tanker Besar yang beroperasi mengangkut minyak biasanya mengeluarkan suara
dengan level 190 desibel atau sekitar 500Hz. Sedangkan untuk ukuran kapal yang lebih kecil
biasanya hanya menimbulkan gelombang suara sekitar160-170 desibel. Kapal-kapal ini
menimbulkan sejenis tembok virtual yang disebut “white noise” yang memiliki kebisingan
konstan. White noise dapat menghalangi komunikasi antara mamalia di laut sampai batas
untuk area yang lebih kecil.
Eksplorasi dan Ekspoitasi Gas dan Minyak
Kegiatan eksplorasi dan ekspoitasi gas dan minyak banyak menggunakan survei
seismik, pembangunan anjungan minyak/rig, pengeboran minyak, dll. Kebanyakan dari
survei seismik saat ini menggunakan airguns sebagai sumber suara, alat ini merupakan alat
berisi udara yang memproduksi sinyal akustik dengan cepat mengeluarkan udara terkompresi
ke dalam kolom air. Metoda tersebut dapat menciptakan suara dengan intensitas sampai
dengan 255 desibel. Pengaruhnya terhadap hewan lainnya juga dapat menimbulkan
kerusakan pendengaran akibat dari tekanan air yang ditimbulkan. Seperti layaknya
penggunaan dinamit, airguns juga berpengaruh terhadap pendengaran manusia secara
langsung. Pulsa sinyal akustik ini dapat menimbulkan konflik terhadap mamalia laut, seperti
misalnya paus jenis mysticete, sperm, dan beaked yang menggunakan frekuensi suara yang
rendah. Begitu juga dalam aktivitas pembangunan rig dan pengeboran minyak dimana dalam
operasionalnya setiap hari banyak menghasilkan suara serta menimbulkan kebisingan yang
beresiko bagi mamalia laut.
Penggunaan Suara oleh mamalia Laut
Pemahaman mengenai pendengaran mamalia laut dan mekanisme aural penting
diketahui untuk mengenal potensial efek suara terhadap mereka. Mamalia laut tinggal di
lingkungan dimana tidak terdapat cahaya yaitu di kedalaman yang jauh dari permukaan.Pada
kedalaman lebih dari 200 meter cahaya tidak lagi menembus laut, dengan keadaan ini maka
mamalia laut mengandalkan suara di bandingkan cahaya sebagai alat utama dalam
berkomunikasi serta untuk lebih berhati-hati dari keadaan lingkungan sekitarnya.Selain itu
banyak juga mamalia laut yang tinggal di lingkungan yang membatasi penglihatannya, seperti
di daerah turbiditas. Maka mamalia laut ini mengandalkan kemampuannya dalam suara.
Misalnya lumba-lumba sungai dimana kemampuan penglihatannya terbatas hanya pada
membedakan yang gelap dan terang.
- Echolocation
Echolocation adalah kemampuan binatang dalam memproduksi frekuensi yang sedang
atau tinggi serta mendeteksi echos dari suara ini untuk menentukan jarak dari suatu objek,
dan untuk mengenali keadaan fisik di sekitarnya. Echolocation ini memberikan informasi
yang detail dan akurat tentang keadaan sekeliling. Echolocation ini memproduksi frekuensi
tinggi. Contohnya lumba-lumba laut yang menghasilkan frekuensi dari 50 kHz hingga 13
kHz. Frekuensi tinggi yang digunakan mamalia laut ini memberikan resolusi yang tinggi,
meskipun bagaimanapun suara frekuensi tinggi memiliki banyak keterbatasan di dalam air.
Echolocation ini penting tidak hanya untuk mendeteksi dan menangkap mangsa tetapi juga
melihat lingkungan sekitar.
- Navigasi
Mamalia laut mysticete diketahui memproduksi frekuensi rendah. Pada frekuensi
rendah ini penjalaran suara di lingkungan laut lebih cepat. Suara dengan frekuensi rendah
dimana bisa menjalar ke tempat yang jauh dengan cepat. Karena itu mamalia laut
menghasilkan suara dengan frekuensi rendah ini untuk bermigrasi seperti misalnya Paus.
Gangguan atau kebisingan dengan frekuensi suara yang rendah tentunya menjadi gangguan
serius terutama untuk pertahanan mamalia laut.
Kebisingan Laut Sebagai Gangguan Bagi Mamalia Laut
Keterbatasan ilmu pengetahuan mengenai perkiraan resiko terhadap mamalia laut
berdasarkan banyak asumsi. Contohnya mamalia laut dengan pendengaran berdasarkan range
tertentu akan sangat dipengaruhi oleh suara. Mamalia laut yang tidak berkelompok memiliki
resiko lebih mudah diserang misalnya pasangan ibu dan anak. Selain itu paus jenis beaked
dan sperm dapat mudah diserang dalam perjalanan ke zona dimana kebisingan terkonsentrasi.
Dapat diasumsikan bahwa tidak ada konsekuensi biologi dari akibat suara yang keras ketika
tidak ada respon kelakuan ditemukan. Bagaimanapun dalam penelitian ini perlu diperhatikan
perubahan kelakuan mamalia laut sebagai informasi dari pengaruh kebisingan laut tersebut.
Hasil dari data yang telah dikumpulkan di mana kebisingan suara di laut telah
menimbulkan efek jangka pendek termasuk dalam memangsa makanan, bersosialisasi, dan
vokalisasi serta perubahan perilaku dalam cara menyelam. Akibatnya suara dapat
menyebabkan mamalia laut berpindah dari habitatnya sendiri. Jika ini hanya berdampak
dalam jangka pendek, maka tidak akan terlalu berpengaruh secara signifikan. Namun jika
pengaruh dari gangguan ini terus menerus berulang maka dalam jangka panjang akan dapat
menimbulkan stress, melemahkan dan pada akhirnya terhadap kelahiran.
Penjauhan dari sumber suara harus dikenal sebagai akibat, karena hewan ini
mengubah perilaku alaminya. Bagi mamalia laut yang tidak berkelompok sumber suara dapat
menjadi sangat berbahaya bagi mereka. Aktivitas lalu lintas kapal disinyalir dapat
memisahkan populasi mereka. Hasil observasi ternyata menunjukan sumber suara selain
mengakibatkan mamalia menjauh dari sumbernya serta perubahan perilaku ternyata juga
berpengaruh terhadap beberapa ikan dan invertabrata. Spesies lain di laut menunjukan reaksi
terhadap suara yang masuk ke laut (airgun) dalam level yang sama seperti terhadap mamalia
laut yaitu beberapa jenis kura-kura.
Di Darat
Selain itu, karakteristik khusus dari suara seismik dan prosedur operasional yang
digunakan selama survei seismik menimbulkan untuk mamalia laut diharapkan menjadi
sangat rendah. Tetapi Di antara berbagai kasus, yang paling sering terjadi adalah kasus
tumpahnya minyak ke laut, baik yang terjadi karena kecelakaan maupun akibat keteledoran.
Kasus lainnya adalah kebocoran pipa gas dan blow out. Yang paling berbahaya secara fisik
adalah blow out, namun karena pada umumnya langsung terbakar (atau dibakar) maka kepada
lingkungan menjadi tidak berbahaya secara signifikan.
Justru yang paling sulit diatasi adalah tumpahnya minyak, karena tidak terbakar malah
tersebar (dispersion) ke segala arah dan tidak jarang bisa mencemari pantai. Selain masalah
pencemaran lingkungan, kegiatan industri migas ikut mempengaruhi perubahan suhu dan
iklim bumi yang terjadi saat ini. Peningkatan konsentrasi gas rumah kaca (green house gas)
akibat aktivitas industri migas memberi andil dalam peningkatan radiasi yang terperangkap di
atmosfer. Hal ini memicu fenomena pemanasan global (global warming), yaitu meningkatnya
suhu permukaan bumi.
Terbentuknya air asam di lokasi eksplorasi juga akan menimbulkan dampak negatif
terhadap lingkungan. Adapun dampak negatif dari air asam ini adalah :
1. Masyarakat Di sekitar Wilayah Akuisisi
Dampak terhadap masyarakat disekitar wilayah akuisisi tidak dirasakan secara langsung akan
tetapi akan dirasakan beberapa tahun kemudian karena air yang terkontaminasi dengan air
asam banyak mengandung logam berat seperti besi, seng yang mana bila dikonsumsi oleh
masyarakat secara terus menerus maka masyarakat tadi akan menderita keracunan dan dapat
mengakibat lumpuh.
2. Biota perairan
Bila air sungai terkontaminasi dengan air asamnya maka biota di perairan akan berkurang
atau mereka tidak akan bertahan hidup.
3. Kualitas Air Permukaan
Terbentuknya air asam akuisisi hasil oksidasi pirit akan menyebabkan menurunnya kualitas
air permukaan.
4. Kualitas Tanah
Tanah yang asam banyak mengandung logam berat seperti besi, tembaga seng, yang semua
ini merupakan unsur hara mikro yang dibutuhkan tanaman, sedangkan unsur hara makro yang
dibutuhkan tanaman seperti fosfor, magnesium, kalsium sangat kurang. Akibatnya karena
kelebihan unsur hara mikro akan menyebabkan keracunan pada tanaman, ini ditandai
denagan busuknya akar tanaman sehingga tanaman menjadi layu.