83
DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A (Studi Kasus Kyai Zarqoni di Gading Serpong-Tangerang) Oleh: SITI JARONAH NIM: 106053002018 JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2010 M

DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A

(Studi Kasus Kyai Zarqoni di Gading Serpong-Tangerang)

Oleh:

SITI JARONAH NIM: 106053002018

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H/2010 M

Page 2: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A

(Studi Kasus Kyai Zarqoni di Gading Serpong-Tangerang)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam

(S. Kom. I)

Oleh:

SITI JARONAH NIM: 106053002018

Dibawah Bimbingan:

Dra. Hj. Jundah Sulaeman, MA NIP: 196200303 199203 2 001

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H/2010 M

Page 3: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

ABSTRAK

SITI JARONAH

Dakwah Melalui Pengobatan Dzikir dan Do’a: Studi Kasus Kyai Zarqoni di Gading Serpong–Tangerang.

Dakwah adalah suatu usaha yang merealisasikan ajaran Islam kedalam kenyataan hidup sehari–hari, baik bagi kehidupan seseorang maupun kehidupan masyarakat untuk memperoleh keridhaan Allah swt. Dakwah membutuhkan metode yang tepat agar mampu mewujudkan tujuannya untuk menggugah seseorang kembali ke jalan yang diridhai–Nya, salah satunya dengan menggunakan pengobatan dzikir dan do’a, karena dzikir dan do’a merupakan instrumen yang sangat ampuh sebagai pengendali manusia dalam kesibukan sehari–hari bahkan untuk kesehatan (menyembuhkan dan mencegah dari penyakit). Sebab tidak sedikit orang yang merasa dirinya berdzikir dan berdo’a, tetapi nilainya hampa, tidak mempunyai nilai positif bagi dirinya. Orang yang berpikir dengan sehat tidak mungkin dia akan lupa kepada Allah swt.

Bukanlah rahasia umum lagi manfaat dari pengobatan dzikir dan do’a ini sangat besar bagi kesehatan seseorang. Bahwasanya dzikir dan do’a pada intinya adalah sum-sumnya daripada ibadah. Karena dengan berdzikir dan berdo’a manusia selalu ingat kepada Allah swt, dalam situasi apa pun manusia harus selalu mengingat Allah swt.

Jadi dapat dikatakan bahwa dengan ingat kepada Allah, menurut pengertian yang benar, secara tersurat dan tersirat sesuai dengan kemampuan akan betul–betul berguna bagi kehidupan orang yang beriman. Allah memerintahkan kepada manusia untuk berdzikir dan berdo’a kepada–Nya. Dengan dzikir dan do’a hidup akan terasa nyaman dan tentram.

Dengan penelitian ini penulis ingin mengetahui dakwah Kyai Zarqoni melalui pengobatan dzikir dan do’a di Gading Serpong–Tangerang. Melalui wawancara dan observasi diketahui bahwa yang diteliti meliputi dakwah Kyai Zarqoni di Gading Serpong–Tangerang, pengobatan dzikir dan do’a Kyai Zarqoni terdapat nilai-nilai dakwah, baik dari segi perbuatan dan nasihat beliau kepada pasiennya.

Dalam mensyi’arkan dakwahnya melalui pengobatan dzikir dan do’a termotivasi pada penggalan surat Al–A’raf ayat 96. Menurut Kyai Zarqoni, seseorang tidak akan bisa menerima dakwah dengan baik kalau hatinya beku. Agar hati kita tidak beku, caranya leburkanlah dulu hati itu dengan dzikir dan do’a baru dimasukkan dengan tausiah, muhasabbah dan tentang ajaran syari’at–syari’at Allah, kemudian metode dakwahnya melalui dzikir dan do’a Kyai Zarqoni menggunakan dzikrullah yang dilakukan secara individu atau berjamaah.

i

Page 4: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt, yang telah memberikan nikmat yang

begitu besar dan hidayah–Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

skripsi ini. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad saw,

keluarga, para sahabat, dan para pengikut beliau.

Skripsi ini berjudul “Dakwah Melalui Pengobatan Dzikir dan Do’a:

Studi Kasus Kyai Zarqoni di Gading Serpong–Tangerang” diajukan untuk

memenuhi bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan. Tanpa

bantuan dan motivasi berbagai pihak rasanya mustahil penggarapan skripsi ini

tidak dapat dituntaskan. Untuk itu penulis menghaturkan banyak terima kasih

kepada:

1. Bapak Dr. H. Arief Subhan, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi.

2. Bapak Drs. H. Mahmud Jalal, MA., selaku Pembantu Dekan Bidang

Kepegawaian Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

3. Bapak Drs. Studi Rizal LK, MA., selaku Pembantu Dekan Bidang

Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

4. Bapak Drs. H. Hasanuddin Ibn Hibban, MA., selaku Ketua Jurusan

Manajemen Dakwah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

yang telah banyak memberikan motivasi kepada penulis.

5. Bapak Drs. Cecep Castrawidjaya, MA., selaku Sekretaris Jurusan

Manajemen Dakwah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, yang selalu mengingatkan kepada penulis.

ii

Page 5: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

6. Ibu Dra. Hj. Jundah Sulaiman, MA., selaku Dosen Pembimbing Skripsi.

Terima kasih banyak atas bimbingan dan saran–sarannya dengan penuh

kesabaran dan ditengah–tengah padatnya agenda kesibukan, beliau masih

sempat meluangkan waktunya untuk membimbing penulisan skripsi ini

hingga selesai.

7. Segenap Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang sudah banyak memberikan

bekal ilmu kepada penulis.

8. Segenap Karyawan dan TU Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah

membantu penulis dalam hal administrasi atau birokrasi.

9. Pimpinan Staf Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

dan Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis dalam melengkapi

penyusunan skripsi ini.

10. Secara khusus penulis berikan apresiasi yang tinggi dan rasa terima kasih

kepada Kyai Zarqoni, dengan keramahan serta tangan terbuka menerima

penulis untuk meneliti salah satu metode dakwahnya dan rela meluangkan

waktu untuk wawancara dan banyak memberikan informasi yang sangat

penulis perlukan.

11. Abinda dan Uminda tercinta, yang tidak terhitung pengorbanannya, dari

segi materil maupun spiritual, berkat do’a, dorongan yang amat tulus dan

tanpa pamrih. Sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini

dengan lancar.

iii

Page 6: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

12. Kakakku, yang tiada hentinya memberikan informasi kepada penulis

sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

13. Adikku, yang selalu memberikan motivasi kepada penulis hingga skripsi

ini dapat berjalan dengan lancar.

14. Kakak Iparku, yang selalu memberikan dukungan kepada penulis

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

15. Keponakanku yang imut-imut, yang selalu memberikan penulis merasa

terhibur dikala jenuh, sehingga skripsi ini tetap berjalan dengan baik dan

lancar.

16. Rahmad Kartolo (teman hidupku), yang tiada hentinya membantu penulis,

dan memberikan masukan serta informasi, sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan dengan baik dan benar.

17. Teman–temanku dari berbagai jurusan, khususan buat teman-teman

Jurusan Manajemen Dakwah yang sudah memberikan arahan, informasi

kepada penulis, sehingga skripsi ini tetap berjalan dengan baik.

18. Segenap Pengurus LDNU (Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama) Kab.

Tangerang, yang telah memberikan informasi-informasi dan dukungannya

kepada penulis, sehingga penulisan ini tetap berjalan dengan lancar.

19. Segenap Karyawan PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk., khususnya

dibagian BIG dan VBO, yang telah memberikan semangat dan do’a

kepada penulis, sehingga penulis masih bisa beraktivitas seperti biasanya

dan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik dan lancar.

iv

Page 7: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

20. Para pasien Kyai Zarqoni, yang telah bersedia untuk memberikan

informasi-informasi dan kerjasamanya, sehingga penulisan skripsi ini

dapat berjalan sesuai dengan rencana yang penulis butuhkan.

Semoga Allah swt membalas amal ibadah mereka serta melimpahkan

Rahmat dan hidayah–Nya atas segala kebaikan yang telah mereka lakukan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak luput dari kekurangan, hal ini

disebabkan karena kemampuan dan pengalaman penulis yang masih terbatas.

Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun

guna perbaikan dimasa yang akan datang.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Jakarta, 15 Maret 2010

Penulis

SITI JARONAH

v

Page 8: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

DAFTAR ISI

ABSTRAK……………………………………………………………………...…i

KATA PENGANTAR ……………………………………………………….......ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.…………………………………………………1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah.……………………………………7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian..……….…………………………………7

D. Metodologi Penelitian.…………………………………………………....8

E. Tinjauan Pustaka………………………………………………………....10

F. Sistematika Penulisan…………………………………………………….11

BAB II LANDASAN TEORITIS

A. Dakwah…………………………………………………………………..14

a. Pengertian Dakwah………………………………………………14

b. Komponen-Komponen Dakwah…………………………………16

c. Macam-Macam Dakwah...……………………………………….17

d. Tujuan dan Landasan Dakwah…………………………………...19

vi

Page 9: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

B. Pengobatan Dzikir dan Do’a sebagai Metode Dakwah.………………….20

a. Pengobatan……………………………………………………….20

1. Pengertian Pengobatan…………………………………20

2. Tujuan Pengobatan……………………………………..22

3. Keunggulan Pengobatan Nabi………………………….23

b. Dzikir……. ………………………………………………………24

1. Pengertian Dzikir………………………………………24

2. Bentuk-Bentuk Dzikir………………………………….28

3. Macam-Macam Dzikir…………………………………31

4. Manfaat Dzikir…………………………………………32

5. Perbedaan Dzikir dan Do’a…………………………….35

6. Dzikir dan Do’a sebagai Terapi Medis………………...37

c. Do’a…..…………………………………………………………..40

1. Pengertian Do’a………………………...........................40

2. Tujuan Do’a……………………………………………44

3. Bentuk –Bentuk Do’a…………………………………..44

4. Karakteristik Do’a……………………………………...45

5. Do’a dan Tingkatannya yang tertinggi…………............47

6. Do’a dan Dzikir untuk Penyembuhan.............................48

BAB III PROFIL KYAI ZARQONI

A. Riwayat Hidup Kyai Zarqoni…………………………………………….50

B. Perjuangan Dakwah Kyai Zarqoni……..………………………...............52

C. Kegiatan Dakwah Kyai Zarqoni………………………………………….53

vii

Page 10: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

viii

BAB IV ANALISIS PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A SEBAGAI

METODE DAKWAH KYAI ZARQONI

A. Konsep Dakwah Pengobatan Dzikir dan Do’a Kyai Zarqoni....................56

B. Penerapan Pengobatan Dzikir dan Do’a Kyai Zarqoni………………......62

C. Hambatan–Hambatan yang dihadapinya serta Penanggulangannya..........65

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………………67

B. Saran………………………………………………………...……………69

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dakwah merupakan kewajiban bagi sebagian manusia untuk

melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala

kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf memiliki empat rukun, yaitu:

Muhtasib (Orang yang mencegah), Muhtasab ‘alaihi (Orang yang dicegah),

Muhtasab fihi (Perbuatan yang dicegah), dan Nafs al–muhtasab (Sesuatu yang

dicegah).1

Adapun syarat–syarat empat tersebut di atas, adalah:

1. Muhtasib, syaratnya adalah muslim dan mukallaf, termasuk di dalamnya

perseorangan, dan tidak dipersyaratkan adanya izin.

2. Muhtasab ‘alaih, syaratnya adalah manusia secara umum.

3. Muhtasab fihi, merupakan rukun lain yang jelas sebagai kemunkaran tanpa

memerlukan ijtihad.

4. Nafs al–muhtasab, syarat ini adalah Islam, karena Islam menyuruh

kebaikan dan mencegah kemunkaran itu artinya membela Islam.

Dalam berdakwah memang dibutuhkan ketangguhan dan kekuatan untuk

membela Islam, hingga ajaran agama tidak tersia-siakan dan mencelakakan

manusia. Sebab hakikat dakwah adalah membina dan mempersatukan umat

manusia serta menyelamatkan mereka dari kesengsaraan dunia maupun akhirat.2

1 Al – Ghazali, “Mutiara Ihya Ulumuddin,” h. 176 – 177. 2 Muhammad Ahmad Al-Dawi, ”Buku Pintar Para Da’i.” (Surabaya : Dua Ilmu, 1995),

cet ke-2, h.6.

Page 12: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

2

Kata dakwah dalam ayat-ayat al-qur’an memiliki banyak arti.

Sebagaimana Allah swt berfirman dalam QS. Yusuf : 108, yang berbunyi:

Artinya : ”Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, Aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan Aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik".(QS. Yusuf : 108).3

Ilmu dakwah membicarakan ihwal bagaimana menyampaikan “kabar baik

dan benar yang bersumber dari langit.” Kabar baik dan benar itu adalah sesuatu

yang sangat dibutuhkan oleh manusia, agar ia dapat menentukan langkah

perbuatan yang akan ia tempuh selanjutnya dan sekaligus merupakan suatu

keniscayaan bagi kehidupan individu maupun masyarakat, demi kemaslahatan

hidup manusia. Rancangan susunan dan kemasan berbagai kabar berita yang baik

dan benar itu bisa berupa pesan, nasihat, pelajaran, koreksi, kritik dan lain-lain.

Yang seluruhnya ditujukan dalam rangka mewujudkan keberuntungan dan

kebahagiaan hidup duniawi dan ukhrawi.4

Kemampuan berdakwah bukanlah semata-mata ceramah mimbar saja,

inilah salah satunya cara berdakwah menurut pandangan orang awam. Padahal

banyak sekali metode-metode dakwah yang digunakan para da’i untuk mengajak

umat manusia khususnya muslimin dan muslimat menuju jalan keridhaan Allah

swt.

3 Departemen Agama Republik Indonesia, “Al-Qur’an dan Terjemahan,” (Jakarta:

Diponegoro, 2000), h. 198 4 Prof. Dr. Ardani, “Memahami Permasalahan Fiqh Dakwah,” (Jakarta: PT. Mitra

Cahaya Utama, 2006)

Page 13: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

3

Dakwah bisa dilakukan dengan metode apa pun juga, misalnya melalui

pengobatan dzikir dan do’a ini dan yang terpenting adalah bagaimana caranya

agar kapan dan di manapun berada harus mengingat Allah swt. Allah berfirman

dalam QS. Yusuf: 108, yang berbunyi:

Artinya: Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, Aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan Aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik".(QS. Yusuf: 108)

Dari sekian banyak metode dakwah yang digunakan, penulis berusaha

untuk mengkaji tentang dakwah melalui pengobatan dzikir dan do’a, karena

pengobatan dzikir dan do’a memiliki kekuatan tersendiri, yakni sesuai dengan

firman-Nya QS. Al-Baqarah : 152, yaitu :

Artinya : “Karena itu, ingatlah sekalian kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” (QS. Al–Baqarah: 152).5

Penggalan ayat di atas mempunyai makna besar bila dikaji lebih dalam

lagi. Bahwa kata ”fadzkurun” (ingatlah kamu sekalian kepada-Ku) ini dianjurkan

melalui dzikir, hamdalah dan tasbih, yang dilanjutkan dengan membaca kitab

Allah yang diturunkan kepada baginda Nabi besar Muhammad saw dengan penuh

5 Ibid, h. 18

Page 14: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

4

penghayatan. Di samping itu kita pun harus memikirkan tentang dalil yang telah

Allah paparkan di alam semesta ini agar menjadi tanda bagi kebesaran Allah,

kemudian ingatlah Allah, dengan demikian Allah akan membalas amal kita

(manusia) dengan pahala dan bahasa yang baik. Allah akan membuka pintu

kebaikan, bahkan kita (manusia) akan selalu menang dan berjaya serta berkuasa.6

Ini merupakan tanda ingatnya Allah kepada kita (manusia), sesuai dengan kata

“adzkurkum” .

Sebagai seorang muslim, seharusnya ia mengetahui dan menyadari

sepenuhnya, bahwa yang paling dekat padanya adalah Allah swt. Kepada–Nya

manusia kembali, kepada–Nya manusia meminta, kepada–Nya manusia berharap,

kepada–Nya manusia berserah diri dan dengan sendirinya manusia akan menerima

apa saja yang telah ditentukan–Nya.

Selain itu do’a pun mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam

kehidupan. Do’a merupakan anugerah Allah yang sangat besar bagi insan yang

beriman. Semua aktivitas dan kondisi kehidupan ada do’anya,7 termasuk dalam

pengobatan. Allah telah mengajarkan lewat al-qur’an dan Rasul-Nya saw. Do’a

itu dipanjatkan hanya kepada Allah, tidak kepada yang lain. Walaupun ada orang

yang mau berobat kepada seorang kyai dan seorang kyai tersebut memberikan

nasihat atau pencerahan kepada seseorang tersebut (orang yang berobat) , maka

do’anya tetap harus ditujukan kepada Allah, kyai hanya perantara saja. Namun,

kyai di sini bukan hanya memberi nasihat atau pencerahan saja, akan tetapi

dengan berikhtiar untuk mengobati pasiennya dengan dzikir dan do’anya.

Manusia hanya berusaha, tetapi Allahlah yang menurunkan bantuannya sehingga

6 Ahmad Musthafa Al-Maraghi, ”Tafsir Al-Maraghi” juz 2, (Semarang: CV. Toha Putra, h. 30-31)

7 Prof. Dr. M. Mutawalli Sya’rawi, “Do’a yang Dikabulkan,” (Jakarta: h. 9).

Page 15: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

5

usahanya mencapai tujuan, yaitu sembuh. Di sinilah terlihat nilai–nilai dakwah,

yaitu dengan memberikan pesan–pesan dakwahnya kepada pasien.

Mengenai hal ini, Allah berfirman dalam QS. Al-A’raaf : 55-56, yang berbunyi:

Artinya : “Berdo’alah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdo’alah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya Rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-A’raaf : 55-56).8

Do’a merupakan pendorong untuk mencapai harapan dan keinginan untuk

hidup yang baik, teratur, dan terhindar dari segala hambatan, serta tantangan,

ancaman atau pun gangguan. Do’a–do’a itu amat penting guna untuk memperkuat

kesehatan mental. Baik untuk penyembuhan atau untuk pencegahan, maupun

pembinaan. Jika manusia mampu dan mau berdo’a, insya Allah kesehatan mental

kita akan dapat dipertahankan. Selanjutnya ketentraman dan kebahagiaan hidup

akan dapat diraih.

Pengobatan Islami khazanah para Nabi dan Wali-Wali Allah,

penyembuhan berbagai penyakit medis dan non medis hingga yang kronis

sekalipun dengan pertolongan dan ridha Allah. Dunia pengobatan selalu berjalan

seiring dengan kehidupan umat manusia. Karena sebagai makhluk hidup, manusia

dapat merasakan penyakit ringan maupun berat, jasmani ataupun rohani.

8 Ibid, h. 125

Page 16: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

6

Keinginan untuk terlepas dari segala macam penyakit, inilah yang mendorong

manusia untuk membuat upaya menyingkap berbagai metode pengobatan,

terutama yang penulis ambil dari judul skripsi ini yaitu “Dakwah Melalui

Pengobatan Dzikir dan Do’a (Studi Kasus Kyai Zarqoni di Gading Serpong-

Tangerang).

Dalam Islam pun Nabi memberikan berbagai macam teori pengobatan,

antara lain:

1. Pengobatan dengan shalat.

2. Pengobatan dengan dzikir dan do’a.

3. Pengobatan dengan puasa.

4. Pengobatan dengan shadaqah.

5. Pengobatan dengan taubat.

6. Pengobatan dengan tindakan.

7. Pengobatan dengan ramuan.

Allah telah berfirman dalam QS. Al-Ra’du : 28, yang berbunyi:

Artinya : “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tentram.” (QS. Ar-Ra’du : 28).9

Pada ayat diatas jelaslah Allah bahwa dengan berdzikir dan berdo’a

kepada Allah hati akan merasa tentram, tak heran jika Allah memerintahkan

hamba-hamba-Nya untuk banyak mengingat Allah.

9 Ibid, h. 201

Page 17: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

7

Setelah penulis melakukan survei, ternyata pengobatan dzikir dan do’a ini

banyak diminati masyarakat luas dari kalangan atas sampai kalangan tingkat

bawah, sehingga dipandang mempunyai peranan dalam dakwah.

Hal inilah yang membuat penulis tertarik dan terinspirasi untuk meneliti

lebih dalam mengenai pengobatan dzikir dan do’a, yang kemudian penulis jadikan

bahan sekaligus objek skripsi dengan judul “Dakwah melalui Pengobatan

Dzikir dan Do’a (Studi Kasus Kyai Zarqoni di Gading Serpong-Tangerang).

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Dari latar belakang masalah diatas, agar penulisan ini lebih terarah, maka

penulis perlu membuat batasan masalah yang akan dijadikan penelitian dan

penulisan, yaitu pengobatan dengan dzikir dan do’a Kyai Zarqoni yang memiliki

nilai–nilai dakwah.

Berdasarkan pembatasan diatas, maka perumusan yang akan diteliti

sebagai berikut :

1. Bagaimana konsep dakwah pengobatan dzikir dan do’a Kyai Zarqoni?

2. Bagaimana penerapan pengobatan dzikir dan do’a Kyai Zarqoni?

3. Apa hambatan-hambatan yang dihadapinya serta penanggulangannya?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

Mengacu pada pembatasan dan perumusan masalah diatas, maka

penelitian dalam skripsi ini yaitu :

Page 18: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

8

a. Untuk mengetahui gambaran yang jelas tentang dakwah melalui

pengobatan dzikir dan do’a?

b. Untuk mengetahui pengaruh pengobatan dzikir dan do’a terhadap

pasien?

2. Manfaat penelitian

Adapun manfaat penelitian diantaranya :

a. Manfaat teoritis

Sebagai tambahan referensi dan menambah jumlah studi mengenai

ilmu dakwah melalui pengobatan dzikir dan do’a.

b. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi para

teoritis, praktisi, dan pemikir dakwah dalam menyikapi perkembangan dakwah di

Indonesia, khususnya berkenaan dengan fenomena dakwah yang dilakukan Kyai

Zarqoni sebagai institusi yang memiliki kontribusi yang nyata terhadap

perkembangan dakwahnya.

D. Metodologi Penelitian

1. Metode dan Pendekatan Penelitian

Metode yang digunakan adalah deskriptif, yaitu menggambarkan

kenyataan sebagaimana adanya.10 Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah

metode kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan penelitian kualitatif menurut

Klirk dan Millr yaitu penelitian kualitatif sebagai penelitian tradisi penelitian

yang tergantung pada pengamatan sesuai dengan kemampuan yang berhubungan

10 Wardi Bachtiar, ”Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah,” (Jakarta: Logos, 1997), cet ke-

1, h. 60)

Page 19: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

9

langsung dengan orang-orang disekitar objek penelitian dalam bahasa dan

peristilahan sendiri.11

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kota Tangerang di kediaman Kyai Zarqoni,

tertanggal 16 November 2009 – 17 Maret 2010.

3. Subyek dan Obyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah Kyai Zarqoni. Sedangkan obyek

penelitiannya adalah “Dakwah melalui Pengobatan Dzikir dan Do’a”.

Pada penelitian ini penulis bermaksud mengungkapkan fakta-fakta yang

tampak di lapangan dan mendeskripsikannya secara sistematis, faktual dan akurat

sebagaimana adanya mengenai pengobatan dzikir dan do’a.

4. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini menggunakan beberapa cara,

diantaranya:

a. Observasi

Observasi adalah pengamatan atau pencatatan secara sistematis terhadap

fenomena yang diselidiki.12 Dengan demikian penulis meninjau langsung kegiatan

Kyai Zarqoni, guna mendapatkan data yang valid, sehingga data yang diperoleh

dapat dipertanggungjawabkan keabsahannya.

b. Wawancara

Wawancara adalah teknis dalam upaya menghimpun data yang akurat

untuk keperluan melaksanakan proses pemecahan masalah tertentu, yang sesuai

11 Lexi J. Moeloeng, “Metode Penelitian Kualitatif” edisi revisi, (Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya, 2007), h. 4. 12 Sutrisno Hadi, “Metodologi Research,” (Yogyakarta: Ardi Offset, 1992), cet ke-21,

h.136.

Page 20: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

10

dengan data. Kemudian data diperoleh melalui tanya jawab secara lisan dan tatap

muka langsung antara pewawancara dengan orang yang diwawancarai (Kyai

Zarqoni).

c. Analisis Data

Analisis data merupakan proses penyederhanaan ke dalam tulisan yang

lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan.13 Dalam penelitian ini penulis

menggunakan analisa non statistik yaitu mengambil keputusan atau kesimpulan

yang benar melalui proses pengumpulan, penyusunan, penyajian, dan

penganalisaan data dari hasil penelitian dengan berwujud kata-kata kedalam

tulisan yang lebih luas.14

E. Tinjauan Pustaka

Untuk menentukan judul skripsi ini melakukan tinjauan pustaka (library

research), diantaranya:

1. Ahmad Efendi, ”Konsep Zikir menurut Dr. Quraish Shihab dalam Tafsir

Al-Misbah.” Skripsi ini disusun pada tahun 2008 dengan pembatasan

pada konsep zikir dalam Tafsir Al-Misbah dan hasil dari zikir menurut

Dr. Quraish Shihab.

2. Hilman Afif, ”Analisis Isi Pesan Dakwah Abdul Qadir Jailani di Majelis

Dzikir Pondok Pesantren Al-Ishlah Cikarang Utara-Bekasi.” Skripsi

ini disusun pada tahun 2009 dengan pembatasan pada dzikir yang

memberikan makna hidup kepada orang beriman sehingga melahirkan

akhlak yang baik.

13 Masi Singarimbun, Sofian Effendi, “Metode Penelitian Survei,” (Jakarta: LP3 ES, 1989), cet ke- 1, h. 263.

14 Wardi Bachtiar, “Metode Penelitian Ilmu Dakwah,” (Jakarta: Logos, 1997), h. 27.

Page 21: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

11

Perjalanan Kyai Zarqoni sebagai praktisi dakwah banyak menarik

perhatian masyarakat yang tidak hanya sebatas lingkungannya. Cara pandang atau

pemikirannya tentang Islam mudah ditemui. Kyai Zarqoni adalah sosok seorang

tokoh yang tidak pernah kenal lelah dalam mengamalkan ilmunya, serta

mengembangkan dakwahnya kepada masyarakat.

Materi yang disampaikan oleh beliau mulai dari akhlak, aqidah, keimanan,

syari’ah, tasawuf dan hukum. Selain itu segala sisi kehidupan manusia, ekonomi,

kesehatan, pendidikan, politik dan lingkungan hidup. Untuk lebih beragamnya

informasi, penulis juga mencantumkan khususnya ”Dakwah melalui Pengobatan

Dzikir dan Do’a”.

Hal ini sesuai dengan latar belakang penulis sebagai mahasiswi Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Jurusan Manajemen Dakwah.

Dalam penulisan ini, penulis berpedoman pada buku ”Pedoman Penulisan

Skripsi, Tesis, dan Disertasi,” UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang diterbitkan

oleh CEQDA tahun 2007.

F. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran secara sederhana agar mempermudah

penulisan skripsi ini, maka disusun sistematika penulisan yang terdiri dari lima

bab dengan rincian sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Memuat tentang Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan

Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi

Penelitian, Tinjauan Pustaka, dan Sistematika Penulisan.

Page 22: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

12

BAB II : LANDASAN TEORITIS

Memuat tentang Dakwah melalui Pengobatan Dzikir dan Do’a.

Yang memuat Pengertian Dakwah, Komponen-Komponen

Dakwah, Macam-Macam Dakwah, Tujuan dan Landasan

Dakwah, Pengobatan Dzikir dan Do’a sebagai Metode Dakwah.

Serta Pengertian Pengobatan, Tujuan Pengobatan, Keunggulan

Pengobatan Nabi. Pengertian Dzikir, Bentuk-Bentuk Dzikir,

Macam-Macam Dzikir, Manfaat Dzikir, Perbedaan Dzikir dan

Do’a, Dzikir dan Do’a Sebagai Terapi Medis. Dan Pengertian

Do’a, Tujuan Do’a, Bentuk-Bentuk Do’a, Karakteristik Do’a,

Do’a dan Tingkatannya yang tertinggi, Do’a dan Dzikir untuk

Penyembuhan.

BAB III : GAMBARAN UMUM

Gambaran umum tentang Profil Kyai Zarqoni yang terdiri dari :

Riwayat Hidup Kyai Zarqoni, Perjuangan Dakwah Kyai Zarqoni,

dan Kegiatan Dakwah Kyai Zarqoni.

BAB IV : ANALISIS TENTANG PENGOBATAN DZIKIR DAN

DO’A

Memuat tentang Konsep Dakwah Pengobatan Dzikir dan Do’a

Kyai Zarqoni, Penerapan Pengobatan Dzikir dan Do’a Kyai

Zarqoni, dan Hambatan–Hambatan yang Dihadapinya serta

Penanggulangannya.

Page 23: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

13

BAB V : PENUTUP

Bab ini terdiri dari :

Kesimpulan dan Saran.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 24: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. DAKWAH

1. Pengertian Dakwah

Dakwah dari segi etimologi (bahasa) berarti ”panggilan, ajakan atau

seruan”. Arti kata dakwah seperti ini sering dipergunakan dalam ayat–ayat Al-

Qur’an, seperti dalam QS. An–Nahl: 125, yang berbunyi :

☺ ☺

Artinya: ”Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. An-Nahl: 125).

Orang yang memanggil, mengajak atau menyeru atau melaksanakan dakwah

disebut sebagai ”da’i”.

Ada beberapa pendapat tentang dakwah menurut istilah, diantaranya :

Menurut Drs. Hamzah Yaqub dalam bukunya ”Publisistik Islam

memberikan pengertian dakwah dalam Islam” yaitu mengajak umat manusia

dengan hikmah kebijaksanaan untuk mengikuti petunjuk Allah dan Rasul–Nya.

Allah berfirman dalam QS. Muhammad: 9, yang berbunyi:

Page 25: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

15

⌧ ⌧ ☺

14

Artinya: “Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka benci kepada apa yang diturunkan Allah (Al-Qur’an) lalu Allah menghapuskan (pahala-pahala) amal-amal mereka.” (QS. Muhammad: 9).1

Dalam Al–Qur’an surat An–Nahl ayat 125 disebutkan bahwa dakwah

adalah mengajak umat manusia ke jalan Allah dengan cara yang bijaksana, nasihat

yang baik serta berdebat dengan cara yang baik pula.

Istilah dakwah itu terdapat dari dua segi atau dua sudut pandang, yakni

pengertian dakwah yang bersifat pembinaan dan pengertian dakwah yang bersifat

pengembangan. Pembinaan artinya suatu kegiatan untuk mempertahankan,

melestarikan dan menyempurnakan umat manusia agar mereka tetap beriman

kepada Allah, dengan menjalankan syari’at–Nya sehingga mereka menjadi

manusia yang hidup bahagia di dunia dan di akhirat. Sedangkan pengertian

dakwah yang bersifat pengembangan adalah usaha mengajak umat manusia yang

belum beriman kepada Allah swt.

Dari beberapa pengertian dakwah diatas terdapat kesamaan atau pun

perbedaan, diantaranya yaitu :

1. Dakwah adalah suatu usaha atau proses yang diselenggarakan dengan

sadar dan terencana.

2. Usaha yang dilakukan adalah mengajak umat manusia kejalan Allah,

memperbaiki situasi yang lebih baik (dakwah bersifat pembinaan dan

pengembangan).

1 Ibid, h. 405

Page 26: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

16

3. Usaha tersebut dilakukan dalam rangka mencapai tujuan tertentu,

yakni hidup bahagia sejahtera di dunia atau pun di akhirat.

2. Komponen–Komponen Dakwah

Dakwah adalah suatu proses upaya–upaya mengubah sesuatu situasi lain

yang lebih baik sesuai dengan ajaran islam, atau proses mengajak manusia ke

jalan Allah yaitu Al–Islam. Proses tersebut terdiri dari unsur–unsur komponen

dakwah, diantaranya:

1. Wilayah subjek dakwah bisa seseorang atau sekelompok orang yang

berorganisasi, bisa dikaji dari sudut pandang Al–Islam.

2. Materi dakwah tak lain adalah Al–Islam yang bersumber dari Al–Qur’an

dan Hadits sebagai sumber utama yang meliputi aqidah syari’ah dan

akhlak. Materi yang disampaikan oleh seorang da’i harus cocok dengan

bidang keahliannya.

3. Metode dakwah artinya cara–cara yang dipergunakan oleh seorang da’i

untuk menyampaikan materi dakwah, yaitu Al–Islam atau serentetan

kegiatan untuk mencapai kegiatan tertentu. Sumber metode dakwah yang

terdapat di dalam Al–Qur’an menunjukkan ragam yang banyak seperti

hikmah, nasihat yang benar dan mujadalah, diskusi atau berbenah dengan

cara yang paling baik. Allah berfirman dalam QS. An–Nahl: 125, yang

berbunyi :

☺ ☺

Page 27: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

17

Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan

pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.( QS. An–Nahl: 125).2

4. Media dakwah adalah peralatan yang digunakan untuk menyampaikan

materi dakwah pada zaman modern, contohnya : televisi, video, majalah,

dan surat kabar.

5. Objek dakwah adalah manusia baik seorang atau lebih yaitu masyarakat.

Dakwah sebagai ilmu merupakan tempat bertemunya ilmu-ilmu keislaman

para da’i dan para ulama agama yang menyampaikan ilmu-ilmu tersebut,

baik ilmu pasti, ilmu agama, dan ilmu sosial.

3. Macam–Macam Dakwah

Al–Qur’an merupakan sumber utama rujukan dakwah. Al–Qur’an banyak

mengemukakan metode dakwah untuk dijadikan panduan oleh para da’i, tiga cara

berdakwah yang dikemukakan dalam firman Allah swt QS. An–Nahl: 125, yang

berbunyi:

☺ ☺

☺ Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan

pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik pula. Sesungguhnya Tuhanmu yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari

2 Ibid, h. 224

Page 28: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

18

jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. (QS. An-Nahl: 125).3

Ayat tersebut mengandung arti tentang cara menjalankan dakwah atau

seruan terhadap manusia, agar mereka berjalan diatas jalan Allah dengan memakai

tiga macam cara, yaitu:4

1. Dakwah bi Al-Lisan

Dakwah bi Al-Lisan yaitu dakwah yang dilaksanakan melalui lisan, yang

dilakukan antara lain dengan ceramah–ceramah, khutbah, diskusi, nasihat, dan

lain-lain. Metode ceramah ini tampaknya sudah sering dilakukan oleh para juru

dakwah, baik ceramah di majelis taklim, khutbah jum’at di masjid-masjid atau

ceramah pengajian-pengajian. Dari aspek jumlah barangkali dakwah melalui lisan

(ceramah dan yang lainnya) ini sudah cukup banyak dilakukan oleh para juru

dakwah di tengah-tengah masyarakat.

2. Dakwah bi Al-Hal

Dakwah bi al-hal adalah dakwah dengan perbuatan nyata yang meliputi

keteladanan. Misalnya dengan tindakan amal karya nyata yang dari karya nyata

tersebut hasilnya dapat dirasakan secara konkret oleh masyarakat sebagai objek

dakwah.

Dakwah bi al-hal dilakukan oleh Rasulullah, terbukti bahwa ketika

pertama kali tiba di Madinah yang dilakukan Nabi adalah membangun masjid Al-

Quba, mempersatukan kaum Anshar dan Muhajirin. Kedua hal ini adalah dakwah

nyata yang dilakukan oleh Nabi yang dapat dikatakan sebagai dakwah bi al-hal.

3 Ibid, h. 224 4 Drs. Samsul Munir Amin, M. A., “Ilmu Dakwah”, (Jakarta: Amzah, 2009), Cet. Ke-1,

h. 11-12

Page 29: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

19

3. Dakwah bi Al-Qalam

Dakwah bi al-qalam, yaitu dakwah melalui tulisan yang dilakukan

dengan keahlian menulis di surat kabar, majalah, buku, maupun internet.

Jangkauan yang dapat dicapai oleh dakwah bi al-qalam ini lebih luas daripada

melalui media lisan, demikian pula metode yang digunakan tidak membutuhkan

waktu secara khusus untuk kegiatannya. Kapan saja dan dimana saja mad’u atau

objek dakwah dapat menikmati sajian dakwah bi al-qalam ini.

Dalam dakwah bi al-qalam ini diperlukan kepandaian khusus dalam hal

menulis, yang kemudian disebarluaskan melalui media cetak (printed

publications). Bentuk tulisan dakwah bi al-qalam antara lain bisa berbentuk

artikel keIslaman, tanya jawab hukum Islam, rubrik dakwah, rubrik pendidikan

agama, kolom keIslaman, cerita religius, cerpen religius, puisi keagamaan,

publikasi khutbah, pamflet keIslaman, buku-buku dan lain-lain.

4.Tujuan dan Landasan Dakwah

Di dalam kehidupan perubahan akan selalu terjadi, pasang surut

kehidupan, hidup bagaikan roda yang berputar. Demikian juga iman dan taqwa

seseorang selalu mengalami naik turun, adakalanya iman seseorang mantap,

namun di lain waktu iman surut, tinggal bagaimana seseorang dapat

mempertahankan kadar keimanannya.

Dakwah merupakan suatu rangkaian kegiatan atau proses, dalam rangka

mencapai suatu tujuan tertentu. Tujuan ini dimaksudkan untuk pemberi arah atau

pedoman langkah kegiatan dakwah. Sebab tanpa tujuan yang jelas seluruh

aktivitas dakwah akan sia-sia. Apalagi dilihat dari pendekatan sistem (system

Page 30: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

20

approach), tujuan dakwah merupakan salah satu unsur dakwah. Di mana antara

unsur dakwah yang satu dengan yang lainnya saling membantu, mempengaruhi,

dan berhubungan.5

Dr. Wahdi Bachtiar mengungkapkan tujuan dakwah adalah mencapai

masyarakat yang adil dan makmur serta mendapat ridha Allah.6 Sedangkan

menurut Tarmidzi Taher, bahwa hakikat tujuan dakwah adalah mempertemukan

kembali fitrah manusia dengan agama atau menyadarkan manusia supaya

mengetahui kebenaran Islam dan mau mengamalkan ajaran Islam sehingga

menjadi orang yang baik.7

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pada hakikatnya tujuan

dakwah adalah nilai atau hasil akhir yang ingin dicapai atau diperoleh keseluruhan

tindakan dakwah. Untuk tercapainya tujuan utama inilah rencana dan tindakan

dakwah harus ditujukan dan diarahkan.8

B. PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A SEBAGAI METODE DAKWAH

a. Pengobatan

1. Pengertian Pengobatan

Pada dasarnya, pengobatan terdiri dari dua bagian, yaitu pencegahan dan

penyembuhan.9

Islam sangat memperhatikan kedua prinsip ini, dengan memadukan

manfaat keduanya dalam jasmani dan rohani untuk memperoleh kesehatan tubuh

5 Asmuni Syukir, “Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam,” (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983),

h. 49. 6 Wardi Bachtiar, “Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah,” (Jakarta: Logos, 1997), h. 3.

8 Saleh, “Manajemen,” h. 22 9 Muhammad Ibrahim Salim, “Berobat dengan Ayat–Ayat Qur’an,” (Bandung: Trigenda

Karya, 1995), Cet. Ke – 1, h. 15

Page 31: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

21

dan keselamatan jiwa. Orang mukmin yang kuat lebih Allah sukai daripada orang

mukmin yang lemah.

Dengan memperhatikan kedua prinsip tersebut, akan terlihat pengaruh

yang nyata pada kaum muslimin generasi pertama sebagai umat manusia paling

bersih jiwanya, dan paling kuat tubuhnya. Keistimewaan ini tidak terdapat pada

agama lain.

Disamping pencegahan, Islam juga memerintahkan untuk memelihara

kehidupan yang dikaruniakan Allah, sebagaimana QS. An–Nisa: 29 yang

berbunyi:

⌧ ☺

Artinya: ”Dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”.(QS. An–Nisa: 29)10

Nabi Muhammad saw bersabda: ”Inna libadanika ’alaika haqqon”

(sesungguhnya badanmu mempunyai hak atas dirimu).

Adapun mengenai pengobatan, Ibnu Qayyim, dalam bukunya yang

berjudul Zaadul Ma’aad, menyebutkan pengobatan yang dilakukan Rasulullah

terdiri atas tiga macam, yaitu dengan menggunakan obat alami, obat Ilahi, dan

kedua–duanya.11

Dalam hal ini, sasaran Islam yang terutama adalah penyembuhan hati dan

jiwa serta pencegahan penyakit dan penjagaan dari kerusakannya. Hal itu

disebabkan tidak akan bermanfaat memperbaiki badan tanpa memperbaiki hati.

10 Departemen Agama Republik Indonesia, “Al-Qur’an dan Terjemahan,” (Jakarta:

Diponegoro, 2000), h. 65 11 Muhammad Ibrahim Salim, Opcit, h. 16

Page 32: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

22

Sebab rusaknya badan, sekalipun berbahaya, akan menjadi ringan apabila hati

masih dalam keadaan baik.

Oleh karena itulah, kaum muslimin generasi pertama memusatkan

perhatian mereka kepada penyakit–penyakit jiwa, sebagaimana ungkapan berikut:

”Aqbil ’ala nnafsi wastakmil fhadaa ilahhaa, pa anta bin nafsi laa bil jismi insan”

(Uruslah jiwamu, sempurnakanlah keutamaan–keutamaannya, karena kamu tidak

akan disebut manusia berdasarkan (ketegapan) tubuhmu).

2. Tujuan Pengobatan

Tujuan pengobatan adalah untuk menyembuhkan penyakit atau gangguan

kesehatan dengan menanganinya secara menyeluruh dan tidak hanya

berkonsentrasi pada kumpulan gejala–gejala yang tampak. Dengan demikian,

pendekatan pengobatan ini bertujuan untuk menyembuhkan secara menyeluruh

yang didasari dari keyakinan bahwa unsur pikiran, emosi, kejiwaan, dan fisik

setiap orang terangkum menjadi suatu sistem yang ditentukan oleh hubungan

antar masing–masing dan keseluruhan unsur tersebut. Sehingga dalam menangani

penyakit atau keluhan dari pasiennya, seorang praktisi memulai dengan

mengamati pasiennya itu sebagai individu secara keseluruhan, mulai dari kondisi

fisik, pikiran, emosi, asupan nutrisi, lingkungan, keyakinan dan tata nilai. Seluruh

aspek kesehatan pasien, terutama segi kejiwaan dan kesejahteraan psikologisnya

juga dianggap penting.

Tujuan pengobatan diantaranya:

Page 33: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

23

1. Untuk menyembuhkan penyakit atau gangguan kesehatan dengan

menanganinya secara menyeluruh dan tidak hanya berkonsentrasi pada

kumpulan gejala–gejala yang tampak.

2. Untuk memperbaiki gangguan keseimbangan tubuh melalui berbagai

cara. Salah satu program pengobatan yang banyak digunakan secara

luas untuk pencegahan dan pengobatan, adalah pancakarama yang

terdiri dari sebuah prosedur lengkap mengenai relaksasi, pembersihan

racun tubuh dan perbaikan fungsi organ tubuh.12

3. Keunggulan Pengobatan Nabi

Perbandingan ilmu kedokteran umum dengan sistem kedokteran dan

pengobatan yang diajarkan Nabi Muhammad saw. Jelas sangat jauh sekali.

Pengobatan Ilahi dapat menyembuhkan segala macam penyakit yang tidak pernah

dicapai oleh para guru besar ilmu kedokteran sekalipun.13

Diantara hal–hal yang tidak mungkin dijangkau oleh para ahli kedokteran

ialah: pengobatan rohaniah, kekuatan hati, berpegang teguh kepada petunjuk

Allah, bertawakkal, memperlindungkan diri kepada Allah, merasa hina dan kecil

dihadapan-Nya, bersedekah, tidak terbenam dalam penyesalan dan lepas dari rasa

susah dan bimbang.

Sistem pengobatan di atas ini, telah dipakai oleh banyak bangsa dan hasil

yang mereka peroleh adalah kesembuhan yang sempurna, dimana hal ini tidak

pernah didapati dalam kamus kedokteran umum.

12 Iwan Hadibroto dan Syamsir Alam., “Selu–Beluk: Pengobatan Alternatif dan

Komplementer,” (Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer, 2006), Cet Ke- 1, h. 51 13 Dr. H. Said Agil Husin Al–Munawar, MA., dkk., “Sistem Kedokteran Nabi:

Kesehatan dan Pengobatan menurut Petunjuk Nabi Muhammad saw,” (Semarang: Dina Utama Semarang, 1994), Cet Ke–1

Page 34: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

24

Iwan Hadibroto dan Syamsir Alam telah memperhatikan dan banyak

orang menjadi saksi bahwa sistem pengobatan Nabi telah mampu menyembuhkan

penyakit–penyakit yang tidak sanggup disembuhkan secara pengobatan fisik.

Melainkan harus dengan pengobatan secara psikhis (kerohanian). Hal ini dapat

terjadi semata–mata karena rahasia dan tuntunan Ilahi.

Bukan merupakan rahasia lagi, bahwa di dalam diri yang kuat dan jiwa

yang kuat, keduanya merupakan paduan kekuatan yang sanggup menolak setiap

penyakit yang datang. Tidakkah ruh dan jiwa yang kokoh dan tegar, jiwa yang

merasa bahagia dan dekat dengan sang Penciptanya, mencintainya, merasa nikmat

ketika berdzikir kepada–Nya, tawakkal dan pasrah hanya kepada–Nya, serta

bermohon hanya kepada–Nya merupakan obat yang paling mujarab dan ampuh

terhadap segala macam penyakit dan dengan kekuatan yang dimilikinya dapat

menghilangkan segala penderitaan.

b. Dzikir

1. Pengertian Dzikir

Dzikir berasal dari bahasa arab (dzikru) yang berarti ingat. Dalam Al–

Qur’an dzikir mempunyai makna yang bermacam–macam, yaitu pelajaran,

peringatan, dan renungan.

Dibawah ini merupakan pengertian dzikir yang penulis kutip dari para ahli,

terutama ahli tasawuf, yaitu:

1. Menurut Amatullah Amstrong

Dzikir adalah mengingat, menyebut atau mengagungkan Allah dengan

mengulang–ulang salah satu nama–Nya, kalimat keagungan–Nya.14

14 Amatullah Amstrong., “Khazanah Istilah Sufi: Kunci Memasuki Dunia Tasawuf,”

(Bandung: Mizan, 1996), h.62

Page 35: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

25

2. Menurut Ibnu Qayyim Al-Jauziyah

Dzikir adalah mengingat Allah dengan hati dan menyebutnya dengan

lisan, merupakan tempat persinggahan orang-orang yang agung, yang disanalah

mereka membekali diri, berniaga dan kesanalah mereka pulang kembali.15

3. Menurut Para Pengamal Tasawuf

Dzikir adalah menyebut nama Allah (Memanggil nama Allah) atau

pengulangan nama Tuhan dengan cara yang jelas, bersuara dan tanpa suara (dalam

hati).

Penulis merasa bahwa ketiga pengertian dzikir di atas sudah mewakili

pengertian–pengertian dzikir yang lain. Dalam kata lain, dapatlah diambil

kesimpulan, dzikir merupakan ucapan atau perkataan yang diulang–ulang yang

sengaja dilakukan untuk mengingat, menyebut serta mendekatkan diri kepada

Allah swt.

Selalu berdzikir kepada Allah swt melalui tasbih, tahmid, takbir, dan

istighfar akan membersihkan jiwa dan menentramkan hati. Allah berfirman dalam

QS. Ar–Ra’d: 28, yang berbunyi:

Artinya: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi

tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tentram”.( QS. Ar–Ra’d: 28).16

Seorang muslim yang selalu berdzikir kepada Allah akan merasa dekat

dengan Allah dan senantiasa berada dalam perlindungan dan pengawasan–Nya.

15 Ibnu Qayyim Al-jauziyyah., “Madarijus Salim,” (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1998), h. 303

16 Departemen Agama Republik Indonesia, Op. cit. h. 201

Page 36: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

26

Pada dirinya muncul rasa percaya diri serta perasaan aman, tentram, dan

bahagia.17

Allah Ta’ala menunjukkan kepada manusia supaya berdo’a kepada–Nya

setelah banyak–banyak mengingat-Nya, sebab dalam keadaan seperti itu maka

akan kuat do’anya dan akan diijabah oleh Allah swt. Allah juga mencela orang

yang hanya berdo’a untuk urusan dunianya dan berpaling dari urusan akhirat.

Allah berfirman, ”Maka diantara manusia yang berkata, ’Ya Tuhan kami,

berikanlah kami kebaikan di dunia’, dan tidak ada bagian untuknya di akhirat”.

Sepeninggal kaum jahiliyah, datanglah kaum mukmin. Mereka berdo’a,

”Ya Tuhan kami, berikanlah kami kebaikan di dunia dan di akhirat, serta

lindungilah kami dari azab neraka”. Kemudian Allah menurunkan ayat, ”Mereka

itulah orang-orang yang mendapatkan dari apa yang mereka usahakan, dan Allah

cepat perhitungan-Nya”. Do’a ini menghimpun segala kebaikan dunia dan

menjauhkan segala kejelekannya. Kebaikan dunia itu mencakup segala tuntutan

duniawi, seperti kesehatan, rezeki yang luas, ilmu yang bermanfaat, amal sholeh

dan sebagainya. Adapun kebaikan akhirat yang tinggi adalah masuk syurga.18

Dzikir yang penulis maksud disini adalah dzikir untuk pengobatan, yakni

mengucap kalimat Allah swt.

Dzikir yang hakiki ialah sebuah keadaan spiritual dimana seorang yang

mengingat Allah (Zakir) memusatkan segenap kekuatan fisik dan spiritualnya

kepada Allah, sehingga seluruh wujudnya bisa bersatu dengan yang maha mutlak.

Dzikir itu dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti :

- Dzikir jahar (Mengingat Allah dengan bersuara).

17 Dr. Muhammad Utsam Najati, “Ilmu Jiwa: Dalam Al-Qur’an,” (Jakarta: Pustaka Azzam, 2005), cet. Ke–I, h. 296–297.

18 Majalah Al–Kisah, Jakarta: 2008, Edisi 19 Mei–1 Juni, h. 117.

Page 37: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

27

- Dzikir Khafi (Dzikir dengan cara diam).

- Dzikir lisan (Mengingat Allah dengan lidah).

- Dzikir nafs (Mengingat Allah tanpa suara, tetapi dengan gerakan dan

perasaan bathin).

- Dzikir qalb (Mengingat Allah dengan hati ketika merenungkan keindahan

dan keagungan Allah dalam relung hati).

- Dzikir sirr (Dzikir dalam hati yang paling dalam ketika tersingkap

berbagai misteri Ilahi), dan

- Dzikrullah (Mengingat Allah melalui salah satu namanya atau

firmannya). Dzikrullah yang sempurna, dimana Allah menjadi

penglihatan, pendengaran, pembicaraan dan pemahaman sang zakir,

dicapai bila setiap atom dalam diri sang zakir terserap dan lenyap dalam

mengingat Allah.

Adapun masalah dzikrullah (pernyataan ingat kepada Allah) adalah bahwa

kita sebagai hamba-Nya senantiasa menyatakan pernyataan baik rasa syukur,

keselamatan, penghormatan, semata-mata karena keagungan dan kebesarannya.19

Perlunya dzikir dan keutamaannya di dalam QS. Ali-’Imran : 190-191,

yang berbunyi :

☺ ⌧

⌧ ⌧

19 M. Ridwan Sanusi., M. Roief Syuaeb., “Klasifikiasi Ayat-Ayat Al-Qur’an: Berikut

Penjelasannya,” (Jakarta: Insida Lantabora, 2006), cet. Ke-1, h. 109

Page 38: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

28

Artinya: “ Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih

bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka”.( QS. Ali-’Imran: 190-191).20 Selain itu perlunya dzikir dan keutamaannya juga dijelaskan dalam hadits

Riwayat Bukhari, yang artinya:

”Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Allah dengan orang yang tidak berdzikir bagaikan perbedaan antara orang hidup dengan orang mati.”(HR. Bukhari). Itulah ayat Al-Qur’an dan Hadits yang menjelaskan perlunya dzikir dan

keutamaannya. Di antara dzikir yang dapat menenangkan hati dan pikiran adalah

membaca hasbunallah 4500 kali setaip hari, tetapi selesai membaca 450 zakir

harus berhenti untuk berdoa meminta hal-hal yang diinginkan.

Dengan demikian, dzikir dapat membuat orang yang berdzikir (zakir)

menjadi hidup sehat dan bahagia. Kesehatan dan kebahagiaan merupakan dua hal

yang selalu didambakan oleh manusia. Banyak orang yang rela mengeluarkan

uangnya dalam jumlah besar demi kesehatan dan kebahagiaan.

2. Bentuk-Bentuk Dzikir

Dzikir hanya akan memiliki nilai bila dilakukan sesuai petunjuk Allah dan

Rasul-Nya. Dzikrullah artinya mengingat Allah, mengingat sesuatu berarti

menunjukkan hubungan hati dengan yang diingat, ingatan ini berpusat di hati,

akal dan lisan hanyalah alat bantu bagi ingatan ini.21

20 Departemen Agama Republik Indonesia, Op. cit. h. 59 21 Lembaga Dakwah Keluarga Marhamah., “Menangis Mengingat Allah”, Edisi 466

Tahun X., h. 2

Page 39: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

29

Para ulama membagi bentuk dzikir itu atas tiga bagian, yaitu; dzikir lisan,

dzikir qalbiyah, dan amaliyah.22

a. Dzikir Lisan

Dzikir lisan atau dikenal dzikir jelas atau Jahr (Dzikir Dzaly) adalah suatu

perbuatan mengenal Allah dengan mengucapkan kalimat-kalimat

thoyyibah yang lebih menampakkan suara yang jelas untuk memantau

gerakan hati, misalnya membaca tahlil, tasbih, tahmid, takbir, membaca

Al-Qur’an dan do’a-do’a lainnya.

b. Dzikir Qalbiyah

Dzikir qalbiyah atau dzikir hati yaitu merasakan kehadiran Allah, jika

melakukan suatu tindakan atau perbuatan, maka ia meyakini dalam hatinya

yang paling dalam bahwa Allah senantiasa bersamanya. Sadar bahwa

Allah selalu melihatnya. Dia Maha Melihat, Maha Mendengar, lagi Maha

Mengetahui. Dzikir qalbiyah ini lazimnya disebut ihsan. Rasulullah saw

bersabda, yanga artinya:

“Ihsan yaitu engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, sekalipun engkau tidak dapat melihat-Nya, tapi sesungguhnya Dia melihat-Nya.”

c. Dzikir Amaliyah

Cita-cita semua manusia adalah dzikir amaliyah sebagai manifestasi

kesalehan sosial dalam kehidupan sehari-hari. Agar bisa sampai kepada

dzikir amaliyah ini, mesti melakukan dzikir ritual atau lisan terlebih

dahulu. Jika hal ini dilakukan, insya Allah akan menjadikan hati dan jiwa

22 Ibid, h. 3

Page 40: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

30

bersih dan suci.23 Dan pada saat bersamaan lahirnya kepekaan untuk

beramal karena Islam bukanlah agama wacana dan teori, tapi lebih

menekankan pada tindakan dan amalnya.

Banyak sekali dzikir yang dibaca dalam setiap pertemuan dengan Kyai

Zarqoni. Untuk bentuk-bentuk dzikir yang dibaca atau diamalkan salah satunya

adalah mengamalkan ayat kursi untuk mengobati pasien sebanyak 80 juta kali.

☺ ⌧

⌧ ☺ ☺ ⌧

Artinya: “Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan dia

yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan dibelakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi. Allah meliputi langit dan bumi. dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha besar.” (QS. Al-Baqarah: 255).

Dari Umar bin Khattab ra, Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang

mengambil air hujan -riwayat lain- gerimis, kemudian dibacakan surat Al–Fatihah

tujuh puluh kali, Ayat Kursi tujuh puluh kali, surat Al–Ikhlas tujuh puluh kali,

surat Al–Falaq tujuh puluh kali, dan surat An–Nas tujuh puluh kali pula, maka

demi Dzat yang menguasai jiwa–Ku (Allah), Jibril memberi kabar bahwa orang

yang meminum air tersebut selama tujuh hari berturut–turut, Allah akan

23 M. Arifin Ilham., “Hakikat Zikir Jalan Taat Menuju Allah”, (Jakarta: Intuisi Press,

2003), Cet. Ke-1, h. 57

Page 41: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

31

menjauhkan jasadnya dari segala penyakit dan menyembuhkan penyakit yang ada

pada jasadnya, serta mengeluarkan penyakitnya dari keringatnya, daging dan

tulang, serta seluruh anggota tubuhnya”.(HR. Bukhari).

Hadits lain mengatakan, A’isyah ra., bersabda: Ia pernah membawa air

zam-zam kemudian Ia memberi tahu (Kepada Para Sahabat). Bahwasanya

Rasulullah saw membacakan do’a pada air zam-zam yang ada dalam bejana dari

kulit lalu beliau menuangkan air itu pada gelas dan meminumkannya kepada

orang-orang yang sakit.” (HR. Muslim).

Bahwasanya air hujan, air zam–zam, dan air mineral yang telah

dibacakan ayat kursi sebanyak 80 juta kali24 sebagaimana yang diterangkan

dalam Hadits tersebut dapat dijadikan obat untuk penyakit apa saja baik penyakit

fisik maupun penyakit psikhis. Jika diantara kita sudah berobat kemana–mana

atau bagi yang ingin berobat namun tidak memiliki biaya jangan berkecil hati.

Dan jangan meragukan cara di atas karena Rasulullah saw sendiri telah bersumpah

akan disembuhkannya segala penyakit dengan air hujan yang telah dibacakan

bacaan–bacaan diatas. Percayalah Allah dan Rasul–Nya tidak pernah berdusta.

3. Macam – Macam Dzikir, yaitu :25

1. Ingat kepada Allah dengan memperhatikan alam semesta, dengan

demikian kita ingat kepada Allah yang menciptakan alam.

2. Ingat kejadian diri, dengan demikian kita ingat kepada Yang

Menciptakan diri yang indah ini.

3. Istighfar. Senantiasa meminta ampun kepada Allah swt.

24 Kyai Zarqoni., “Wawancara Pribadi,” (Tangerang, 16 November, 2009) 25 K. H. Mawardi Labay El-Shultani., “Zikir dan Do’a dalam Kesibukan,” (Jakarta:

Departemen Penerangan RI, 1992), h. 15-16.

Page 42: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

32

4. Tasbih.Ingat kehebatan dan dahsyatnya ciptaan-Nya. (Subhanallah).

5. Tahmid. Ingat betapa banyaknya nikmat dan kasih sayang Allah swt.

(Alhamdulillah).

6. Takbir. Ingat betapa besar kekuasaan Allah swt. (Allahu Akbar).

7. Tahlil. Ingat tidak ada Tuhan yang patut disembah kecuali Allah swt.

(Laa Ilaha Ilallah).

8. Shalat. Salah satu cara yang paling sempurna untuk ingat kepada Allah

swt. (dirikanlah shalat untuk mengingat Allah swt).

9. Basmallah. Ingat asmaul husna. Nama–nama Allah yang maha indah.

10. Hauqalah. Ingat tidak ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan

Allah. (Laa Haula Wa Laa Quwwata Illa Billah).

11. Tilawah. Ingat isi Al-Qur’an. Dalam hal ini ada 5M, yaitu :

- Membaca.

- Menterjemahkan.

- Mengkaji atau Menghayati.

- Memahami atau Ma’rifah, dan

- Mengamalkan.

12. Shalawat. Ingat perjuangan dan pengorbanan Nabi. (Sesungguhnya

Allah swt dan para malaikat-Nya mengucapkan shalawat kepada Nabi,

maka orang yang beriman harus bershalawat kepadanya).

4. Manfaat Dzikir yaitu :

Dzikir yang dilakukan seorang hamba, sangat memiliki manfaat yang

besar bagi tingkat keimanan serta ketakwaan atau tingkat ibadah seorang hamba.

Page 43: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

33

Hal ini bukanlah merupakan rekayasa penulis yang melebih-lebihkan manfaat dari

dzikir itu sendiri. Pada kenyataannya manfaat dzikir yang menimbulkan

ketenangan jiwa dan kesembuhan dari segala penyakit. Dzikir bagi manusia

sebagaimana yang dijelaskan dalam Al–Qur’an, Hadits Nabi saw dan pengalaman

para ulama.26

Agar lebih jelas lagi, penulis paparkan manfaat dzikir yaitu :

1. Meningkatkan kedekatan dan kecintaan kepada Allah swt. Sebagaimana

firman Allah swt QS. Ar-Ra’ad : 28 yang berbunyi:

Artinya: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi

tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tentram”.( QS. Ar-Ra’ad : 28).27

2. Dzikir yang dilakukan secara teratur akan menuntut pelakunya senantiasa

mampu mengendalikan hati dan pikirannya, dan dapat menjernihkan

pikiran atas kesadarannya untuk memahami akan keberadaan dirinya.

3. Memperoleh cahaya (Nur) dari Allah swt yang dapat menerangi jalan

hidupnya serta diampuni segala dosanya yang telah lalu disebabkan

kuatnya belenggu syetan karena tipisnya iman. Hal ini sesuai dengan

firman Allah swt. QS. Al-Ahzab: 41-43 yang berbunyi:

26 Liza., “Zikir menurut Islam dan Kesehatan” 27 Departemen Agama Republik Indonesia, Op. cit. h. 201

Page 44: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

34

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut

nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang. Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). dan adalah dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman”.( QS. Al-Ahzab : 41- 43).28

4. Untuk menguatkan keimanan.

5. Dzikir dapat memberikan kekuatan pada jiwa orang yang membaca dan

mengamalkannya. Dalam hal ini dzikir merupakan terapi yang sangat

berguna bagi jiwa manusia, karena ia dapat menghilangkan kesedihan,

kesulitan dan menghilangkan rasa putus asa. Selain itu juga dzikir

mengandung unsur psikoterapi yang mendalam bagi pengamalnya.

6. Konsep dzikir yang dilakukan oleh Kyai Zarqoni kepada pasiennya yaitu

dilakukan dengan cara dzikrullah, dimaksudkan untuk menghilangkan

penyakit-penyakit yang ada dalam tubuh pasien.

Banyak ilmuwan dan ahli kedokteran yang mencoba meneliti hubungan

antara dzikir dan do’a dan kesehatan fisik manusia. Dadang Hawari menyebutkan

manfaat dzikir untuk kesehatan tubuh, diantaranya:29

1. Penelitian yang dilakukan oleh GW. Comstock dan kawan–kawan (1972)

seperti yang dimuat dalam Journal of Chronic Diseases menyatakan

28 Ibid, h. 338 29 dr. Arman Yurisaldi Saleh, MS, SpS., “Berzikir untuk Kesehatan Saraf: Rahasia La

ilaha illallah dan Astaghfirullah untuk Menghilangkan Nyeri serta Menumbuhkan Ketenangan dan Kestabilan Saraf,” (Jakarta: Zaman, 2010), Cet. Ke – 1, h. 36

Page 45: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

35

bahwa orang–orang yang terbiasa melakukan kegiatan keagamaan secara

teratur dan terbiasa memanjatkan do’a kepada Tuhan mereka, ternyata

resiko kematiannya akibat jantung koroner lebih rendah 50%, sementara

kematian akibat emphysema (paru–paru) lebih rendah 56%, kematian

akibat penyakit hati (cirrhosis hepatis) lebih rendah 74%, dan kematian

akibat bunuh diri lebih rendah 53%, dibanding orang yang jarang atau

tidak melakukan aktivitas keagamaan secara rutin dan tidak pernah

berdo’a memohon kepada Tuhan mereka.

2. Penelitian yang dilakukan ilmuwan Larson dan kawan–kawan (1989)

terhadap pasien yang memiliki masalah tekanan darah tinggi atau

hipertensi dibandingkan dengan kelompok yang tidak memiliki gejala

hipertensi, diperoleh kenyataan bahwa komitmen agama kelompok control

lebih baik dan dikemukakan bahwa kegiatan agama seperti do’a atau

dzikir mencegah seorang dari hipertensi.

3. Penelitian Levin dan Vanderpool (1989) terhadap penyakit jantung dan

pembuluh darah menemukan bahwa kegiatan agama akan memperkecil

resiko seseorang menderita penyakit jantung dan pembuluh darah

(kardiovaskuler).

5. Perbedaan Dzikir dan Do’a

Dzikir adalah alat yang sangat ampuh pengendali manusia dalam

kesibukan sehari-hari, sebab tidak sedikit manusia yang merasa dirinya sudah

dzikir, tetapi nilainya hampa tidak mempunyai pengaruh yang positif bagi dirinya,

orang yang berfikir dengan sehat tidak mungkin ia akan lupa kepada Allah. Setiap

Page 46: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

36

detik ia bergantung kepada rahmat dan nikmat Allah, bagaimana pun sibuknya

seseorang dalam bekerja, ia diwajibkan untuk mengingat Allah sebagaimana

Firman Allah dalam QS. Al–Munafiqun: 9, yang berbunyi:

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah hartamu dan anak-

anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. barangsiapa yang berbuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang merugi.” (QS. Al–Munafiqun: 9).30

Sedangkan do’a adalah suatu fitrah di dalam diri manusia. Setiap manusia

senantiasa mengalami suka dan duka, mengalami senang dan susah, mengalami

sehat dan sakit, mengalami kemajuan dan kemunduran dan lain sebagainya yang

datang silih berganti.31

Umumnya, apabila manusia ditimpa bencana dan derita, atau cobaan yang

hebat, disitulah manusia menjerit dan mengeluh, sambil memohon dan berdo’a

kepada Allah swt dengan sepenuh hatinya. Manusia sangat lemah dan tidak

berdaya dalam mengahadapi bencana atau cobaan yang mengerikan, tidak ada

tempat untuk meminta tolong, dan tidak ada tempat berlindung, kecuali hanya

berdo’a kepada Allah swt.

Sudah menjadi naluri manusia untuk meminta pertolongan kepada orang

yang berkuasa, kepada orang yang berada atau kepada orang yang berkedudukan

tinggi, apabila dirinya berada dalam kesulitan atau berada dalam situasi yang

menyulitkan, yang tidak diatasi oleh dirinya sendiri.

30 Departemen Agama Republik Indonesia, Op. cit. h. 443 31 Mawardi Labay El–Sulthani, ”Zikir dan Do’a dalam kesibukan,” (Jakarta: Departemen

Penerangan RI, 1992), h. 164

Page 47: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

37

Tentang hajatnya manusia kepada do’a, Allah swt menerangkan dalam QS.

Yunus: 12, yang berbunyi:

☺ ☺ ⌧

⌧ ⌧ ☺ ⌧

☺ Artinya: ”Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada kami

dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan.” (QS. Yunus: 12).32

Dari pemaparan ayat diatas dapat diketahui bahwa dzikir dan do’a

termasuk rangkaian dari dzikir dan pada intinya adalah ibadah, yang membedakan

hanya dari segi bacaannya saja, sedangkan dzikir yang paling utama ialah

makrifatullah atau mengenal Allah, sebab: ”Afdhalu Dzikri Fa’lam Annahu Laa

Ilaha Illa Allah” (yang utama dan terutama, yang penting dan sangat penting,

pemikiran, pengajaran, pendidikan ingatan ialah bahwa wajib engkau ketahui

bahwa tidak ada Tuhan yang pantas engkau sembah dialam ini kecuali Allah).

Kalimat ”Fa’lam Annahu Laa Ilaha Illa Allah” ini adalah kalimat yang

paling utama atau kalimat tauhid yang menyatakan “tidak mau mengakui Tuhan

yang lain kecuali hanya ber-Tuhan kepada Allah saja”.33

6. Dzikir dan Do’a sebagai Terapi Medis

Allah swt berfirman dalam QS. As-Syua’ra: 80 yang berbunyi:

32 Departemen Agama Republik Indonesia, Op. cit. h. 167 33 Mawardi Labay El–Sulthani., “Zikir dan Do’a dalam Kesibukan,” (Jakarta:

Departemen Penerangan Republik Indonesia, 1992), h. 91

Page 48: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

38

Artinya: “Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku.” (QS.

As-Syu’ara: 80).

Setiap penyakit pasti ada obatnya. Hanya kematian yang tidak mungkin

ditemukan obatnya. Bila sekarang ada penyakit yang belum ditemukan obatnya,

misalnya HIV, bukan bearti obatnya tidak ada. Hanya belum ditemukan saja. Ada

banyak penyakit yang belum ditemukan obatnya, kini dengan mudah kita bisa

mendapatkannya. Obatnya bisa berada disekitar kita. Lingkungan kita sudah

menyediakan obatnya, Allah berfirman dalam QS. Al-‘Isra: 82, yang berbunyi:

⌦ ⌧

☺ ☺

Artinya: “Dan kami turunkan dari Al-Qur’an suatu yang menjadi penawar

dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.” (QS. Al-‘Isra: 82).

Dalam ayat tersebut terdapat kata syifa’ (penyembuhan terhadap

penyakit), yakni fisik dan psikhis. Keduanya bisa bersumber dari pikiran atau

perasaan dan dari perut. “Al-Ma’iddatu bait al-daa’, wa al-hiryatu ra’su kulli

dawa’ (perut adalah sumber penyakit, dan diet adalah obat segala penyakit).”34

Sakit fisik bisa berpengaruh kepada sakit psikhis, dan sebaliknya sakit psikhis

menyebabkan penyakit harus diikuti dengan dzikir dan do’a.

Pentingnya agama dalam kesehatan dapat dilihat dari batasan organisasi,

kesehatan dunia (WHO, 1984) yang menyatakan aspek spiritual atau kerohanian

merupakan unsur dari salah satu pengertian kesehatan. Bila sebelumnya pada

34 Prof. Dr. H. M. Amin Syukir, M. A., “Zikir Menyembuhkan Kankerku,” (Jakarta:

Mizan, 2007), h. 104

Page 49: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

39

tahun 1947 WHO memberikan batasan kesehatan hanya dari tiga aspek saja, yaitu

sehat dalam fisik, psikologik, dan sosial, maka sejak 1984 batasan tersebut

ditambah dengan aspek spiritual sehingga pengertian sehat seutuhnya adalah sehat

yang meliputi fisik, psikologi, sosial dan spiritual (Bio-Psiko-Sosio-Spiritual).

Bila dikaji secara mendalam, maka sesungguhnya dalam ajaran islam

sebagaimana tercantum dalam al-qur’an dan hadits. Banyak ayat dan hadits yang

memberikan tuntunan agar manusia sehat seutuhnya dari segi fisik (biologik),

kejiwaan (psikologik), sosial maupun spiritual (kerohanian). Allah swt berfirman

dalam QS. Fushilat: 44, yang berbunyi:

⌦ ⌧

⌦ ☺

Artinya: “Dan jikalau kami jadikan al-qur’an itu suatu bacaan dalam

bahasa selain arab, tentulah mereka mengatakan: "Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?" apakah (patut al-qur’an) dalam bahasa asing sedang (Rasul adalah orang) arab? Katakanlah: "al-qur’an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang mukmin, dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedang al-qur’an itu suatu kegelapan bagi mereka. Mereka itu adalah (seperti) yang dipanggil dari tempat yang jauh.” (QS. Fushilat: 44).

Selanjutnya sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dan Ahmad

(dari Jabir bin Abdullah), Nabi Muhammad saw bersabda: “Setiap penyakit ada obatnya, jika obat itu tepat mengenai sasarannya, maka dengan izin Allah penyakit itu akan sembuh.” (HR. Muslim dan Ahmad)

Supaya kita tidak keluar dari syari’at Islam, dianjurkan agar dzikir dan

do’a yang kita laksanakan didasarkan dalil (nash) dari Al-Qur’an maupun Hadits

Nabi saw. Kita tidak bisa sembarangan meyampaikan dzikir begitu juga dengan

Page 50: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

40

do’a. Ada satu cerita yang disampaikan oleh Ubay bin Ka’ab. Suatu ketika Ubay

berkata disisi Rasulullah saw., lalu datang seorang Arab badui berkata kepada

Nabi, ”Hai Nabi saw, sesungguhnya Aku mempunyai seorang saudara yang

sedang dalam keadaan sakit,” Beliau bertanya, “sakit apa”? “Dia menjawab:

“sakit lamam (stress ringan). Beliau bersabda: “bawalah saudaramu kesini,

“kemudian dia membawanya menghadap kepada Nabi. Kemudian diletakkan

tangan beliau diatas tangannya seraya memohon disembuhkan dari sakitnya

dengan perantara (Wasilah) dzikir dan do’a, yaitu:

1. Membaca surat al-fatihah.

2. Membaca empat ayat awal surat al-baqarah, dan membaca ayat 263, lalu

membaca tiga ayat akhir al-baqarah dan ayat kursi.

3. Membaca ayat 18 dari surat ali-‘imran.

4. Membaca ayat 114 surat thaha.

5. Membaca ayat 3 surat jin.

6. Membaca 10 ayat dari awal surat ah-shaffat.35

C. DO’A

1. Pengertian Do’a

Do’a sebuah kata yang singkat, tapi memiliki kekuatan yang maha

dahsyat. Dengan do’a, nasib seseorang bisa berubah, dengan do’a seseorang yang

lemah bisa jadi kuat, dengan do’a bencana bisa jadi berkah.36 Adapun pengertian

dari do’a menurut epistimology adalah seruan (nida’). Sedangkan menurut istilah

syari’at adalah permohonan hamba kepada Tuhan–Nya. Dalam do’a harus ada

35 Ibid, h. 105 36 Kinoysan, “Keajaiban Do’a,” (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia, 2007), Cet. Ke–1, h. 23

Page 51: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

41

(da’in) penyeru atau pemohon yaitu hamba, dan harus ada penjawab yang lebih

tinggi darinya (mujiibu a’la) yaitu Allah swt. Dan yang dimaksud dengan

da’watun dalam ciptaannya, karena itu hendaknya do’a tidak dihadapkan kecuali

kepada yang menyebabkan yaitu (Allah).

Do’a merupakan suatu keharusan untuk disampaikan kepada Allah dalam

rangka memperkuat posisi keimanan dan ketakwaan setiap diri manusia. Dan do’a

merupakan otaknya ibadah,37 karena dengan berdo’a berarti telah menghadapkan

segala urusan kepada Allah dan do’a merupakan pernyataan tentang kelemahan

manusia di hadapan kekuasaan Allah ta’ala serta merupakan cara untuk mengingat

Allah Ta’ala. Setiap orang yang mengalami kondisi sulit, baik ia sakit, berbuat

maksiat, dalam keadaan miskin, maka ia tidak akan berdo’a (menyeru) kecuali

kepada Allah swt sebab manusia dalam kondisi yang sulit tidak akan pernah

membohongi dirinya, karena manusia berdasarkan fitrah keimanannya telah

mengetahui bahwa yang kuasa hanyalah Allah swt. Firman Allah menyebutkan

dalam QS. Yunus : 1238

☺ ☺ ⌧

⌧ ⌧ ☺ ⌧

☺ Artinya: ”Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada kami

dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdo’a kepada kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan.” (QS. Yunus: 12).

37 M. Ridwan Sanusi., M. Roief Syuaeb., “Klasifikasi Ayat-Ayat Al-Qur’an: Berikut

Penjelasannya,” (Jakarta: Insida Lantabora, 2006), cet. Ke-1, h. 109 38 Departemen Agama Republik Indonesia, Op. cit. h. 167

Page 52: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

42

Memohon pertolongan kepada Allah dalam segala urusan apapun adalah

merupakan cara yang paling tepat untuk menggapai kehidupan yang sejahtera,

dengan seperti itu manusia akan selalu ingat bahwa Allah Ta’ala dengan segala

kekuatan, kekuasaan dan keagungan selalu bersamanya, dari situlah ia akan

merasakan ketentraman, tiada yang kuat kecuali Allah.39

Do’a pun bagian daripada dzikir. Ia adalah permohonan. Setiap dzikir

kendati dalam redaksinya tidak terdapat permohonan, tetapi kerendahan hati dan

rasa butuh kepada Allah yang selalu menghiasi pedzikir, menjadikan dzikir

mengandung do’a.40

Lafadz do’a sering kali disebut dalam al–qur’an dan memiliki makna

sebagai berikut:41

1. Ibadah

Seperti yang difirmankan oleh Allah swt dalam QS. Yunus: 106, yang

berbunyi:

⌧ ⌧

Artinya: ”Dan janganlah kamu menyembah apa–apa yang tidak memberi

manfaat dan tidak memberi mudharat kepadamu selain Allah, sebab jika kamu berbuat demikian maka kamu termasuk orang–orang yang dzalim”.(QS. Yunus: 106).

2. Perkataan atau Keluhan

39 Ibid, h. 20 40 M. Quraish Shihab., “Wawasan Al–Qur’an tentang Zikir dan Do’a,” (Jakarta:

Lentera Hati, 2006), Cet. Ke–1, h. 177 41 Kinoysan., “Keajaiban Do’a,” (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia, 2007), Cet. Ke–1, h. 24-25

Page 53: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

43

Seperti difirmankan oleh Allah swt dalam QS. Al-Anbiya: 15, yang

berbunyi:

☺ Artinya: ”Maka tetaplah demikian keluhan mereka, sehingga Kami jadikan

mereka sebagai tanaman yang telah dituai, yang tidak dapat hidup lagi”.(QS. Al–Anbiya: 15).

3. Panggilan atau Seruan

Allah berfirman dalam QS. Ar-rum: 52, yang berbunyi:

☺ ☺ ☺

Artinya: ”Maka kamu tidak akan sanggup menjadikan orang–orang yang

mati itu dapat mendengar, dan menjadikan orang–orang yang tuli dapat mendengar seruan, apabila mereka itu berpaling ke belakang.” (QS. Ar–Rum: 52).

Maksud dari ayat ini hanya Allah–lah yang sanggup untuk menjawab

panggilan atau seruan. Hanya Allah pula yang mampu membuat orang–orang

yang sudah mati bisa mendengar.

4. Meminta Pertolongan

Allah berfirman dalam QS. Al-Fatihah: 5, yang berbunyi:

Artinya: ”Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan Hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.” (QS. Al-Fatihah: 5).

Maksudnya hanya kepada Allah-lah kita harus meminta pertolongan.

Bukan kepada yang lainnya, karena itu akan membuat syirik yang termasuk dosa

besar dan tidak akan diampuni oleh Allah.

Page 54: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

44

5. Permohonan

Allah berfirman dalam QS. Al-Baqarah: 186, yang berbunyi:

Artinya: ”Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang aku, Maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al-Baqarah: 186).

Seruan permohonan hanya patut kita lakukan kepada Allah. Sungguh

maha benar Allah dengan segala firmanNya.

6. Memuji

Do’a dapat berarti memuji sesuai dengan firman Allah dalam QS. Al-’Isra:

110, yang berbunyi:

Artinya: ”Katakanlah: ’Serulah (pujilah) Allah atau serulah (pujilah) Ar–

Rahman”.(QS. Al – Isra: 110).

2. Tujuan Do’a42

Tujuan do’a terdiri dari berbagai macam, diantaranya:

1. Untuk memohon hidup agar selalu dalam bimbingan dan mendapat

petunjuk dari Allah swt.

2. Untuk memohon agar selamat dunia dan akhirat.

3. Untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Allah swt atas karunia–Nya

kepada hamba–hambanya.

42 Ibid, h. 26-27

Page 55: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

45

4. Wujud permintaan untuk perlindungan dari Allah swt atas godaan dan

gangguan syetan yang terkutuk.

5. Permohonan yang spesifik, karena mempunyai masalah yang berbeda–

beda.

3. Bentuk–Bentuk Do’a

Nabi saw bersabda: “Sesungguhnya Allah adalah Dzat yang maha hidup

lagi maha mulia, Dia akan malu pada hamba–Nya apabila hambanya yang

mengetengadahkan tangannya kemudian Dia menolaknya tanpa memberikan

sesuatu apapun”.(HR. Abu Dawud).

Dalam psikofitrah ada tiga bentuk do’a yaitu:

1. Do’a yang sungguh–sungguh, memiliki kekuatan yang menolak musibah

dan mudah dikabulkan karena bermanfaat bagi umat.

2. Do’a yang lebih lemah dari musibah, namun mampu membuat yang

berdo’a menjadi memiliki ketenangan hati.

3. Do’a yang gagal, karena sifat tergesa–gesa dan tidak sabar.43

4. Karakteristik Do’a

Do’a yang diperintahkan oleh Allah kepada hamba–Nya adalah bukti

hidup akan adanya hubungan manusia dengan Allah swt. Artinya, munajat yang

lahir dari hati manusia untuk berdialog dengan Allah, ketika manusia

membutuhkan dan berkeinginan meraih kemurahan dari Allah dan tatapan rahmat

Allah yang luas.

43 Agus Syafi’i, “Tiga Bentuk Do’a,“ (http://agussyafi’i.blogspot.com)

Page 56: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

46

Dengan demikian, do’a merupakan sesuatu yang menumbuhkan dalam

jiwa manusia, hubungan spiritual dengan Allah, dimana manusia merasakan

bahwa Allah dekat darinya, dari harapan, penderitaan, masalah, dan kebutuhan,

meringankan beban yang menimpanya, menyelesaikan kesulitannya. Disitulah

manusia akan menemukan kebutuhannya disisi Tuhannya yang tidak akan

ditemukan pada selain Allah.44 Inilah yang disebut dalam Al–Qur’an, QS. Al–

Baqarah: 186, yang berbunyi:

Artinya: ”Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku,

Maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al–Baqarah: 186).45

Menurut almarhum Ali Syari’ati, ada tiga karakteristik do’a dalam Islam,

yaitu:

1. Percakapan dan dialog dengan Allah.

Didalamnya, sifat–sifat, kedudukan dan dzat Tuhan serta hubungan–Nya

dengan makhluk, terutama manusia. Do’a dalam Islam adalah sebuah

seruan yang tingkat ketelitian dan kedalamannya layak dijadikan

argument yang kuat, terdalam dan terjeli ketika mengejawantahkan

Allah dalam kehidupan.

2. Iradat atau kehendak Illahi yang meluap didalamnya.

44 Husein Fadhlullah., “Menyelami Samudera Do’a,” (Jakarta: Al–Huda, 2005), Cet. Ke–

1, h. 265-266 45 Departemen Agama Republik Indonesia, Op. cit. h. 22

Page 57: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

47

Iradat ini bukanlah berasal dari hasrat dan kebutuhan material yang kita

saksikan dan kita kenali. Tetapi, ia adalah sesuatu yang berasal dari

perangai–perangai yang terpuji dan keutamaan–keutamaan yang mulia.

3. Saripati ideologis keberagamaan

Segi lain do’a, bukan sekedar sisi “pemenuhan kebutuhan”, tetapi

berkaitan dengan eksistensi kita sebagai seorang muslim. Do’a adalah

satu medium untuk mendekatkan diri dengan Tuhan yang maha abadi dan

maha penyayang. Dengan demikian, posisi do’a dalam kehidupan umat

islam harus diletakkan diatas segala–galanya, karena dengan berdo’a

sebetulnya mengakui eksistensi Tuhan. Rasulullah saw bersabda:

“Barangsiapa yang tidak berdo’a kepada Allah, maka Allah murka

kepadanya”.(HR. Tirmidzi).

Jadi tulus dan ikhlas dalam berdo’a atau mengkomunikasikan segala

kebutuhan kepada–Nya, supaya tercipta kekuatan dalam diri.46

5. Do’a dan Tingkatannya yang tertinggi

Dalam do’a pun ada tingkatannya. Do’a yang paling tinggi tingkatanya

yaitu gaya bahasa Allah, Tuhan yang kita seru. Dan ketika Allah berfirman

kepada kita : Serulah Aku dengan ini, maka terbukalah bagi kita kemudahan untuk

keluar dari kesulitan memilih dan lebih mudah bagi kita untuk terhindar dari

kesalahan, dan juga lebih dekat untuk dikabulkan. Karena kata-kata itu dari Allah,

sehingga kita tidak perlu lagi mencari kata yang tepat yang boleh jadi jika kita

yang menyusunnya akan salah.

46 Syukron Abdillah, “Ikhlas Berkomunikasi dengan–Nya,” (http://syukronblogspot.com)

Page 58: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

48

Islam telah menghubungkan semua aktivitas kehidupan dengan Allah,

sehingga kita tidak pernah lengah kepada Allah walaupun sejenak, dan untuk itu

setiap aktivitas dan setiap kondisi kehidupan ada do’anya tersendiri. Seharusnya

kita tidak memotivasi do’a dengan “akan dikabulkan”, akan tetapi untuk

menyatakan ketundukan dan ketidak berdayaan kita dihadapan Allah yang Maha

Kuasa atas segala sesuatu. Jika do’a kita diterima, maka itu baik bagi kita dan

terkadang Allah menangguhkan pengabulan do’a hamba-Nya agar ia terus-

menerus berdo’a, karena Allah menyukai hamba-Nya untuk selalu berdo’a

kepada-Nya. Tapi Allah tidak menyukai suara hamba-Nya yang berbuat maksiat

dan yang kafir, maka terkadang disegerakan permohonan sehingga tidak

berkepanjangan memohon kepada-Nya dan Allah tidak lagi mendengarnya

menyeru kepada-Nya.

Orang yang beriman tentu sudah mengetahui, bahwa dunia merupakan

jalan menuju akhirat, dan bahwasanya masa di dunia merupakan masa ujian dan

masa untuk beramal. Berdasarkan amalnya di dunia itulah ia akan mendapatkan

balasan kelak di akhirat. Seorang mukmin tidak menginginkan dunia kecuali

untuk mengantarkannya ke surga. Seorang yang mukmin tentu mengetahui mana

yang baik, karena itu ia meminta yang baik tersebut untuk dirinya. Jangan kira

bahwa seorang yang mukmin itu bodoh, bahkan sebenarnya ia benar-benar

seorang yang cerdik. Misalnya ia mempunyai satu pound, ia tahu bahwa uang

tersebut dapat memberikan keni’matan bagi dirinya, tapi ia pun tahu bahwa jika ia

menyedekahkan uang tersebut tentu akan berlipat gandalah keni’matan yang akan

dirasakannya. Bukan dinilai satu pound yang disedekahkannya itu, tapi dengan

Page 59: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

49

kekuasaan Allah keni’matan baginya akan berlipat ganda, sebagaimana

disebutkan dalam firman-Nya : QS. Al-Imran: 169 yang berbunyi:

Artinya: ”Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan

Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezki.” (QS. Al-Imran: 169).

6. Do’a dan Dzikir untuk Penyembuhan

Pada waktu seseorang dalam pengobatan atau perawatan maka selain obat

dan tindakan medis juga disertai do’a dan dzikir, maka manakala disaat rasa sakit

terasa reda dan terasa sedang dalam penyembuhan, lebih baik membaca dzikir

seperti:

1. Laa ilaha illallahu Allahu akbar. Artinya: (tidak ada Ilahi (Tuhan) selain Allah,

dan Allah Maha Besar).

2. Laa ilaha illallahu wahdhahu laa syarii kalah. Artinya: (tidak ada Tuhan selain

Allah yang Maha Esa, tidak sekutu baginya dan tiada bandingannya).

3. Laa illaha illallah lahul mulku walahul hamdu. Artinya: (tidak ada Tuhan

kecuali Allah, Allah yang mempunyai segala kekuatan dan segala puji).

4. Laa ilaha illallah wala haula wala kuwwata ila billah. Artinya: (tiada Tuhan

melainkan Allah tidak ada daya dan kekuatan sakit dan minta pertolongan

kepada ahlinya (tabib atau dokter).

Page 60: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

BAB III

PROFIL KYAI ZARQONI

A. Riwayat Hidup Kyai Zarqoni

Kyai Zarqoni merupakan anak ke–7 dari 12 bersaudara. Beliau dilahirkan

di Tangerang pada tanggal 09 Mei 1952, yang terlahir dari pasangan H. Raiman

dan Hj. Minah.1

Beliau terlahir bukan dari kalangan Kyai atau pun Ulama, melainkan

kedua orang tua beliau adalah seorang petani yang sangat ulet dan jujur dalam

bekerja, orang tua (Kyai Zarqoni) beliau merupakan orang tua yang disegani oleh

anak–anaknya. Ibunda beliau (Kyai Zarqoni), Hj. Minah merupakan sosok wanita

yang shalihah dan sangat baik kepada saudara maupun tetangganya dan banyak

berjasa terhadap saudara atau tetangganya.

Kyai Zarqoni semasa kecilnya lahir bersama kedua orang tuanya di

wilayah Gading Serpong–Tangerang dengan penuh kasih sayang. Walaupun masa

kanak–kanak dan remajanya penuh kepahitan dalam urusan ekonomi untuk

menopang kebutuhan keluarganya. Dari kedua orang tua beliau (Kyai Zarqoni),

H. Raiman dan Hj. Minah, selain beliau lahir, lahir pula seorang kakak laki–laki

(H. Harif dan Muhammad Mad Sobir) dan seorang kakak perempuan (Hj.

Ramlah, Hj. Sutamah dan Hj. Mihaya), seorang adik perempuan (Baban) dan

seorang adik laki-laki (H. Safrudin dan H. Ibrohim) dan yang lainnya sudah wafat

sejak dini.

1 Kyai Zarqoni, Wawancara Pribadi, Tangerang, 16 November 2009

50

Page 61: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

51

Berbeda dengan kakak–kakak dan adik–adiknya, Kyai Zarqoni semasa

kecilnya terkenal sebagai anak yang paling nekat, pemberani, cerdas dan mandiri

dibandingkan dengan kakak, adik dan teman–teman sebayanya waktu itu.

Keberaniannya itulah membuat beliau terkenal dan terkesan cerdas dan

pemberani. Walaupun demikian, selama masa kanak–kanak sampai remaja dan

pemuda beliau juga sangat rajin membantu orang tua dalam memenuhi nafkah

keluarga termasuk belajar di sekolah dan di pondok pesantren yang jaraknya

sangat jauh.

Masa kanak–kanak dilaluinya bersama keluarga dengan penuh

keprihatinan. Ayahnya hanya seorang petani dan ibunya seorang ibu rumah

tangga, tentunya untuk memenuhi 9 orang anak–anaknya sangat sulit dirasakan

pada saat itu, karenanya beliau sempat menjadi penjual sayuran dan kue-kue

dikampungnya.

Hal tersebut beliau lalui bersama keluarga dengan penuh kesabaran,

hingga ketika menginjak masa akhir kepemudaannya ditandai dengan menikahi

seorang gadis desa pada saat itu di kampungnya yakni Ustd. Sahlah binti KH.

Ya’qub (alm) bin KH. Yahya. Isteri beliau adalah keluarga yang berlatar belakang

serba ada dan punya, selain itu istri beliau adalah cicit dari KH. Abuya Musa dan

cucu dari KH. Abuya Syu’aeb, yang banyak penghormatan dan disegani oleh

masyarakat setempat dan masyarakat yang ada di Tangerang maupun diluar

Tangerang atau masyarakat luas.

Beliau memiliki 7 orang anak, yakni (Muhammad Aufa, Syahrul Munir,

Subhan, Siti Jamilah, Siti Aisyah, Siti Masyhuroh, Siti ‘Alawiyah). Dan memiliki

seorang menantu, suami dari Siti Jamilah yaitu Muhammad Zaki yang memiliki

Page 62: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

52

satu orang anak yaitu Ahdan Ahdi, dan isteri dari Muhammad Aufa yaitu Ariyanih

yang memiliki satu orang anak yaitu Mecca El–Shina. Beliau merasa cucu–

cucunya adalah obat penghibur di masa tua.

B. Perjuangan Dakwah Kyai Zarqoni

Perjalanan dakwah beliau dimulai dengan adanya niat, tekad, semangat

yang tinggi, pengorbanan, serta dorongan dari orang tuanya. Dan beliau

mempunyai prinsip dalam berdakwah “Sebaik–baiknya manusia bermanfaat bagi

orang lain” ini yang menjadi kunci sukses beliau, tentunya semua ini harus

dibarengi dengan berdzikir kepada Allah dan menjalankan apa yang

diperintahkan–Nya. Insya Allah segala apa yang kita lakukan di dunia ini pasti

Allah akan menghendakinya. Semasa hidupnya beliau selalu ingin

mengedepankan pendidikan (mencari ilmu) meskipun materinya kurang memadai,

akan tetapi beliau tetap semangat mencari nafkah selama beliau jauh dari orang

tuanya (di pesantren salafi).

Pada tahun 1976 beliau menikah dengan Ustd. Sahlah, dari sinilah karir

beliau mulai meningkat dan segala kegiatan beliau dijalani hingga beliau lebih

dikenal khalayak. Dengan kemampuan beliau, beliau digencar oleh masyarakat

untuk menyampaikan ilmunya. Beliau banyak belajar dari berbagai lembaga

islam, diantaranya yaitu:

1. Pondok pesantren Nurul Huda Gading Serpong–Tangerang pimpinan

KH. Basri Tamim

2. Pondok pesantren Nurul Huda Gading Serpong–Tangerang pimpinan

KH. Shaleh Nawawi

Page 63: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

53

3. Pondok pesantren As–Salam Gerendeng–Tangerang pimpinan KH.

Abdur Rohim

4. Pondok pesantren As–Salafiyah Cisoka–Tangerang pimpinan KH. Usuf

5. Pondok pesantren As–Salafiyah Kedaung–Bogor pimpinan Ajengan KH.

Basri

6. Pondok pesantren Ar–Riyadhah Cirebon pimpinan Mbah KH. Muhidin

7. Pondok pesantren Ar–Riyadhah Madura pimpinan KH. Kholil.

Disitulah beliau banyak belajar agama dan dari sejak kecil beliau memang

sudah bisa membaca kitab–kitab kuning yang diajari oleh KH. Basri Tamim. Dan

beliau dikenal sebagai murid yang cerdas, pintar, dan ulet.

Pada masa mudanya beliau suka adu argumen dengan guru–gurunya.

Disinilah beliau banyak diminati oleh masyarakat setempat dan sering ada

panggilan untuk menyampaikan ilmu–ilmu yang beliau pelajari dari guru–

gurunya.

C. Kegiatan Dakwah Kyai Zarqoni

Kegiatan dakwah yang beliau lakukan sama seperti para mubaligh–

mubaligh lain lakukan, tetapi ada yang menjadi perbedaan mengenai konsep

dakwah pengobatan dzikir dan do’a. Beliau lebih menekankan kepada pengobatan

dengan dzikir dan do’a. Konsep dakwah pengobatan dzikir dan do’a inilah yang

menjadi kunci sukses beliau.

Page 64: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

54

Beberapa acara yang beliau laksanakan, baik berupa ceramah, mengajar,

tahlilan, mengobati orang yang sedang sakit, dan launching yang sering diundang

oleh pasien atau muridnya beliau. Disinilah beliau memiliki konsep tersendiri dan

tak lepas dari pada konsep spiritual atau berpedoman kepada al-qur’an dan hadits.

Adapun nama–nama atau lokasi tempat beliau berdakwah, yaitu:

1. Masjid Sunnil Mukhlis di Gading Serpong-Tangerang pimpinan KH.

Basri Tamim

2. Pondok Pesantren As–Salam di Gerendeng–Tangerang pimpinan KH.

Abdur Rohim

3. Masjid di Cipondoh–Tangerang

4. Mushala di Rawa Mangun–Jakarta Timur pimpinan KH. Abdul Rozak

5. Lembaga private di Cikini–Jakarta Timur pimpinan Ust. H. Koyobi

6. Pengajian kitab kuning di Perumahan Bogor

7. Pengajian kitab kuning di Sukabumi

8. Ceramah agama di Gading Serpong-Tangerang

9. Ceramah agama di Cipondoh–Tangerang

10. Ceramah agama di Ciomas–Serang

11. Ceramah agama di Cikupa-Tangerang

12. Ceramah agama di UNIS Tangerang

13. Ceramah agama di Perumahan BSD–Tangerang

Page 65: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

55

14. Ceramah agama di kantor pemasaran Summarecon Mall Serpong

15. Ceramah isra mi’raj, maulid di Gading Serpong-Tangerang

16. Ceramah agama di Pondok Pesantren El–Wasatiyah Cipondoh-

Tangerang

17. Pengajian kitab kuning di kediaman Kyai Zarqoni Tangerang

18. Mengislamkan orang yang beragama kristiani

19. Memberikan pengetahuan agama kepada para mu’allaf

20. Tahlilan bersama di setiap rumah warga Gading Serpong–Tangerang.

Page 66: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

56

BAB IV

ANALISIS PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A

SEBAGAI METODE DAKWAH KYAI ZARQONI

A. Konsep Dakwah Pengobatan Dzikir dan Do’a Kyai Zarqoni

Dakwah merupakan tuntunan yang diajarkan oleh Islam untuk mengajak

kepada kebajikan, mendorong, dan memberikan nasihat-nasihat atau pesan-pesan

yang baik kepada mad’unya yang berpedoman pada kitab suci Al-Qur’an dan

Hadits Nabi agar tidak keluar dari syari’at Islam. Begitu pun dengan pengobatan

dzikir dan do’a Kyai Zarqoni yang berpedoman pada kitab suci Al–Qur’an dan

Hadits Nabi yang ditaklifkan oleh Allah didalamnya. Dakwah beliau (Kyai

Zarqoni) melalui pengobatan dzikir dan do’a ini, yakni beliau yakin dengan izin

Allah, pasien bisa disembuhkan dari segala penyakitnya. Karena itu Allah adalah

maha penyembuh.

Islam telah memperkenalkan dirinya sebagai agama yang sangat dekat dan

akrab dengan manusia dalam rangka mencapai tujuan hidupnya, sejahtera dunia

dan akhirat. Dalam ajaran agama Islam seseorang yang menderita penyakit baik

fisik maupun psikhis (kejiwaan) diwajibkan untuk berusaha berobat kepada

ahlinya dan disertai berdzikir dan berdo’a, karena peran pengobatan dzikir dan

do’a ini sangat penting demi kesembuhan pasien untuk seutuhnya tanpa adanya

efek samping. Sebagaimana telah disebutkan dimuka bahwa mengobati saja tanpa

disertai dzikir dan do’a, tidaklah lengkap.1 Allah berfirman dalam QS. Al–

Fushilat: 44, yang berbunyi:

1 Abuddinata, M. A, “Persfektif Islam tentang Pendidikan Kedokteran,” (UIN Jakarta

Press, 2004), h. 27–29

Page 67: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

57

⌦ ⌧

⌦ ☺

Artinya: ”Dan jikalau kami jadikan Al-Quran itu suatu bacaan dalam bahasa

selain Arab, tentulah mereka mengatakan: "Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?" Apakah (patut Al-Quran) dalam bahasa asing sedang (Rasul adalah orang) Arab? Katakanlah: "Al-Quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang mukmin. dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedang Al-Quran itu suatu kegelapan bagi mereka.” (QS. Fushilat: 44).

Hal ini sesuai dengan Hadits sebagai berikut, yang artinya:

“Setiap penyakit ada obatnya, jika obat itu tepat mengenai sasarannya, maka dengan izin Allah swt penyakit itu akan sembuh.”(HR. Muslim dan Ahmad).

Pengobatan akan lebih efektif apabila mengobati pasien mempunyai

hubungan yang kuat dan dekat dengan Allah swt. Dzikir dan do’a adalah inti

pengobatan jiwa, dengan demikian hakikat penyembuhan itu adalah dari Allah swt

yang bersifat As–Syafi’ (maha penyembuh). Pasien juga didekatkan dengan Allah

melalui nasihat dan tuntunan ibadah dengan benar serta menjauhi sifat–sifat

mazmumah (tercela).2 Bahwa pasien juga harus menuruti nasihat–nasihat yang

diberikan oleh Kyai Zarqoni, karena Allah pun menegaskan ”Ingatlah kamu

dalam waktu duduk, berdiri dan berbaring, niscaya Allah akan mengingat pula

kepadamu (hamba-Nya).” Adapun nasihat-nasihat yang diberikan oleh Kyai

Zarqoni kepada pasiennya, diantaranya; melakukan shalat wajib dan sunnah,

selalu melakukan dzikir dan do’a kapan pun, di mana pun dan dalam keadaan apa

pun, melaksanakan puasa-puasa sunnah, selain beliau memberikan nasihat-

2 Ibid, h. 30

Page 68: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

58

nasihat kepada pasien-pasiennya, beliau pun melakukan hal yang sama demi

kesembuhan pasien-pasiennya, karena ini memang tugasnya beliau (Kyai Zarqoni)

untuk membantu pasiennya dengan melakukan dzikir dan do’a secara terus-

menerus sampai pasien bisa terbantu dan sembuh dari penyakitnya, namun semua

ini adalah atas kehendak Allah yang maha menyembuhkan. Allah swt berfirman

dalam QS. Asy-Syu’ara: 80, yang berbunyi:

Artinya: ”Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku.” (QS.

Asy-Syu’ara: 80). Adapun pengobatan dzikir dan do’a beliau (Kyai Zarqoni) berdedikasi

mengamalkannya lebih dari 30 tahun dan yang bisa direalisasikan dan

dikembangkan kepada pasien antara lain:

1. Bila pasien sudah merasa frustasi dengan penyakit yang tidak kunjung

sembuh, maka dengan pengobatan dzikir dan do’a ini insya Allah dapat

menjadi jawabannya. Berdasarkan pada petunjuk Al–Qur’an dan Hadits

agar tidak keluar dari syari’at Islam. Pengobatan dengan cara ini bisa

menjadi alternatif akhir bagi pasien. Dengan menjalankan pengobatan

dzikir dan do’a ini tidak ada resiko atau efek samping yang negativ.

2. Pengobatan dengan dzikir dan do’a ini memberikan hikmah kesembuhan

seutuhnya dan insya Allah tidak melukai dan menyakiti siapa pun (tanpa

pembedahan, tanpa operasi dan tanpa memasukan alat-alat ke dalam

tubuh).

Page 69: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

59

Adapun konsep dakwah pengobatan dzikir dan do’a Kyai Zarqoni ini

mengobati dengan dua konsep, diantaranya:

- Konsep tauhid dengan menggunakan energi sinar penyembuh yang

datangnya dari Allah yang maha menyembuhkan dengan perantara

dzikir dan do’a Kyai Zarqoni yang bertujuan membantu pasiennya

untuk sembuh dari segala penyakitnya. Selain itu pengobatan dzikir

dan do’a ini dapat lebih mendekatkan diri kepada Allah, karena pada

kenyataannya ada juga beberapa pasien yang tidak tahu terhadap ilmu-

ilmu yang diajarkan oleh Islam, terutama tentang dzikir dan do’a.

Dengan pengobatan dzikir dan do’a ini pun hati dan pikiran lebih

tenang dan tentram. Karena penyakit itu bisa datang dari hati dan

pikiran kita yang terkadang tidak seimbang, maka dengan melakukan

dzikir dan do’a setiap saat insya Allah kita akan dijauhkan dan

disembuhkan dari segala penyakitnya.

- Konsep rasional dengan menggunakan air zam-zam atau air mineral

yang sudah dido’akan, karena air pun dapat membersihkan segala

kotoran yang ada di dalam tubuh manusia.

Berdasarkan keluhan penyakit hingga yang berat dan kronis sekalipun

setelah beberapa kali mengobati dengan dzikir dan do’a ini dapat berkurang dan

akhirnya sedikit demi sedikit penyakit akan lenyap dan hilang seutuhnya berkat

dzikir dan do’a. Pasien memperoleh kesembuhan dalam waktu yang cukup dan

tidak harus melakukan rawat inap, karena dengan melakukan pengobatan dzikir

dan do’a ini bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja dan kesembuhannya pun

tidak meninggalkan bekas yang buruk kepada pasien. Sangat penting untuk

Page 70: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

60

melakukan dzikir dan do’a secara rutin dan disiplin, mengikuti petunjuk dan

bimbingan yang diberikan dengan penuh keyakinan atas Kemahakuasaan Allah,

agar proses pengobatan dapat berjalan dengan sempurna dan segera sembuh.

Dzikir dan do’a untuk kesembuhan: “Adz–hibil ba’sa Rabban naas, isyfinii

antasy–syafi’i, laa syifa-a illa syifaa-uk, syifaa-an laa yughadiru saqoman walaa

alamaa” (lenyapkanlah penderitaanku wahai Tuhan sekalian manusia,

sembuhkanlah aku. Engkaulah pemberi kesembuhan. Tiada kesembuhan kecuali

kesembuhan daripada-Mu, kesembuhan yang tidak akan menimbulkan bekas).

Dengan konsep dakwah pengobatan dzikir dan do’a Kyai Zarqoni ini

pasien lebih dapat mendekatkan diri kepada Allah karena ajakan-ajakan atau

nasihat-nasihat beliau, dan untuk pasien non muslim bisa terbuka hatinya untuk

menjadi seorang muslim (muallaf). Karena setiap pertemuan (untuk berobat)

beliau (Kyai Zarqoni) selalu memberikan ajaran-ajaran yang diajarkan oleh Rasul-

Nya yang bersifat mengajak, mendorong kepada kebajikan dan mencegah dari

segala kemunkaran, seperti; mengingatkan pasien untuk selalu mengingat Allah di

mana pun dan kapan pun ia berada, selalu bersyukur atas apa yang dideritanya,

untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah meski dalam keadaan apa pun, untuk

selalu melakukan sunnah Rasul (shalat sunnah, puasa sunnah, sadaqah, dan lain

sebagainya). Maka dengan seperti itu Kyai Zarqoni sangat bersedia dan

mengizinkan serta memberikan keyakinan penuh kepada pasiennya (non muslim)

untuk menjadi seorang muallaf, setelah itu ada tindak lanjutnya yaitu seorang

muallaf harus belajar agama Islam dari nol, baik belajar kepada beliau (Kyai

Zarqoni) maupun belajar ke lembaga-lembaga Islam lain. Dan disinilah sangat

terlihat peran dakwahnya dalam pengobatan dzikir dan do’a Kyai Zarqoni.

Page 71: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

61

Lamanya waktu pengobatan dengan Kyai Zarqoni cukup datang satu atau

dua kali saja, karena pengobatan dengan dzikir dan do’a ini bisa dilakukan

dirumah masing-masing pasien yang dilakukannya setiap waktu atau sehabis

shalat dengan membawa air do’a dari Kyai Zarqoni. Dan tentunya Kyai Zarqoni

pun melakukan dzikir dan do’a untuk mengobati pasiennya setiap waktu hingga

pasien itu sudah sembuh dan biasanya pasien yang sudah sembuh memberikan

kabar kepada Kyai Zarqoni dengan datang langsung maupun melalui via telepon.

Waktu penyembuhannya bisa dihitung hari, karena itu semua tergantung

pada keseriusan dan kekhusyuan pasien yang melakukan dzikir dan do’a untuk

mengobati penyakitnya dan disisi lain Kyai Zarqoni melakukan dzikir dan do’a

dikediamannya.

Mengobati pasien non muslim hanya Kyai Zarqoni yang melakukan dzikir

dan do’a, pasien non muslim hanya berobat dan membawa air do’a dari Kyai

Zarqoni. Dengan adanya pengobatan dzikir dan do’a ini Allah telah memberikan

kehendak lain terhadap pasien Kyai Zarqoni yang non muslim untuk menjadi

seorang muallaf. Namun, semuanya membutuhkan proses yang cukup panjang.

Karena menggugah hati seseorang (non muslim) tidak semudah yang penulis

pikir, apalagi masalah pindah keyakinan. Setelah pasien non muslim menjadi

seorang muallaf, maka pasien tersebut harus belajar ajaran-ajaran Islam baik

kepada Kyai Zarqoni maupun ke lembaga-lembaga Islam lain yang sesuai dengan

keinginan pasien. Dan sampai sekarang pun pasien-pasien Islam, muallaf, dan non

muslim masih melakukan silaturrahmi dengan Kyai Zarqoni. Disinilah peranan

dakwah Kyai Zarqoni dalam mengobati pasiennya, selain membantu untuk

menyembuhkan pasiennya, beliau (Kyai Zarqoni) juga tetap menjalin hubungan

Page 72: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

62

persaudaraan di dalam Islam dengan cara melakukan tali silaturrahmi antara

pasien dan Kyai Zarqoni.

A. Penerapan Pengobatan Dzikir dan Do’a

Tokoh yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Kyai Zarqoni yang

mana beliau dalam melaksanakan pengobatan dzikir dan do’a ini melakukannya

setiap waktu dan secara terus-menerus. Menurut beliau sebagai pedzikir, latar

belakang mengapa kegiatan dzikir dan do’a ini dilakukan atau diadakan karena

dengan bebekal dzikir manusia akan selalu terarah, karena segala sesuatunya akan

kembali kepada Allah. Dzikir dan do’a adalah olah raga rohani, agar jasmani sehat

begitu juga rohani. Tubuh manusia butuh makanan, begitu juga dengan jiwa

manusia yaitu makanannya berdzikir dan berdo’a.3

Seorang pasien yang datang kepada beliau (Kyai Zarqoni) di kediaman

Kyai Zarqoni dengan keluhan sakit fisik maupun sakit psikhis dan tidak bisa

berobat dengan dokter atau sakit yang tak kunjung sembuh. Kemudian beliau

menganjurkan untuk lebih banyak mendekatkan diri kepada Allah swt dengan

melakukan shalat, dzikir, do’a, puasa, dan ajaran-ajaran yang ada dalam Islam.

Namun penulis lebih mengkhususkan untuk menganalisis penerapan pengobatan

dengan dzikir dan do’anya saja.

Setelah itu seorang pasien biasanya berguru pada beliau (Kyai Zarqoni),

akan tetapi untuk berguru dengan beliau tidak semudah berguru dengan guru

sekolah dan lain sebagainya. Karena prosesnya dilihat dari niat dan keinginan

pasien tersebut, jika seorang pasien ingin berguru dan punya niat yang bersifat

3 Kyai Zarqoni., “Wawancara Pribadi” (Tangerang, 25 Maret, 2010)

Page 73: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

63

menyimpang, maka semua keinginannya tidak diizinkan. Pada kenyataannya tidak

banyak pasien yang sekaligus yang berguru kepada beliau (Kyai Zarqoni), karena

ini dilihat dari tujuan pasien tersebut untuk melakukan semua ini harus memiliki

sifat istiqomah atau tidak memperkaya diri. Beliau (Kyai Zarqoni) menceritakan

salah satu muridnya yang berguru kepadanya (Kyai Zarqoni), namun yang terjadi

adalah pengkhianatan dan hanya untuk memperkaya diri.

Ketika beliau sedang melakukan pengobatan dikamarnya, biasanya beliau

mengobati pasien setelah shalat wajib, shalat sunnah dan pada saat beliau (Kyai

Zarqoni) sedang melakukan dzikir dan do’a dengan membacakan dzikir dan do’a

secara terus-menerus (setiap waktu), didalam kamar tempat beliau mengobati

pasiennya. Beliau mempunyai pengalaman dalam kesehatan sejak ia berguru

dengan guru besar beliau (Mbah KH. Muhiddin) dari Cirebon. Yakni pelayanan

tanpa pamrih kepada seorang pasien yang sedang sakit. Tidak ada perbuatan

manusia yang lebih disukai oleh Allah dibandingkan menolong makhluk–Nya

yang sakit dan menderita. Itulah yang diungkapkan Kyai Zarqoni pada saat

penulis melakukan penelitian.

Jadi, berbicara masalah pengobatan ini, maka harus dilakukan secara utuh

dalam diri manusia. Karena manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling

sempurna. Ketika manusia diberi kebebasan untuk memahami dan menjaga

karunia–Nya, maka ia harus selalu bertaqwa dan melakukan perintah–

perintahNya. Dalam diri manusia ada dua bentuk yang tidak dapat dipisahkan.

Pertama, dunia insan, di mana dunia ini berupa fisik. Kedua adalah psikis dunia

ruh yang tidak dapat dilihat oleh panca indera. Manusia diciptakan oleh Allah

dalam bentuk yang sempurna dengan adanya fisik yang dapat berfungsi untuk

Page 74: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

64

melakukan kegiatan dalam kehidupan sehari–hari dan adanya psikis yang dapat

digunakan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah. Masing–masing terdapat

pada tubuh dan bekerja sesuai dengan fungsinya, maka manusia harus menjaga

tubuh dari datangnya penyakit baik itu fisik maupun psikhis.

Cara pengobatan beliau juga adalah dengan menggunakan air zam–zam

atau air mineral yang sudah diisi dengan dzikiran dan do’a. Hal ini dipercaya

bahwa air adalah dapat membersihkan segala kotoran-kotoran yang ada didalam

tubuh manusia yang mengakibatkan penyakit-penyakit itu timbul dan ditambah

lagi dengan dimasukannya ayat-ayat suci al-qur’an (dzikir dan do’a), selain itu

juga akan membersihkan hati manusia yang ada dalam tubuh manusai. Bila

berdzikir dan berdo’a dengan jumlah yang banyak, maka akan menghasilkan

efek–efek dalam berdzikir dan berdo’a yaitu mengobati semua penyakit. Dzikir

dan do’a adalah otaknya ibadah, ketika seorang mukmin dalam keadaan dicoba

kecemasan dan kekhawatiran khusus dalam kondisi sakit parah baik fisik maupun

psikhis, maka ketika berdzikir dan berdo’a yang diawali dengan niat sanjungan

untuk Allah dan diawali dengan pujian untuk Allah, maka yakin akan terkabul,

memohon dengan kerendahan hati.

Imam Ibnul Qayyim Rahimahullah berkata: ”Pada suatu ketika aku

pernah jatuh sakit, tetapi aku tidak menemukan seorang dokter atau obat

penyembuh. Lalu aku berusaha mengobati dan menyembuhkan diriku dengan

surat Al–Fatihah, maka aku melihat pengaruh yang sangat menakjubkan. Aku

ambil segelas air zam–zam dan membacakan padanya surat al–fatihah berkali–

kali, lalu aku meminumnya hingga aku mendapatkan kesembuhan total.

Selanjutnya aku bersandar dengan cara tersebut dalam mengobati berbagai

Page 75: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

65

penyakit dan aku merasakan manfaat yang sangat besar. Kemudian aku

beritahukan kepada orang banyak yang mengeluhkan suatu penyakit dan banyak

dari mereka yang sembuh dengan cepat.

Pengobatan dengan dzikir dan do’a ini dapat dicapai dengan adanya dua

aspek, yaitu dari pihak pasien (orang yang sakit) dan dari pihak orang yang

mengobati.

Beliau menerapkan pengobatan dzikir dan do’a ini dengan membacakan

ayat–ayat Al–Qur’an khususnya ayat kursi sebanyak 80 juta kali. Dan penerapan

ini juga dilakukan dengan jarak dekat dan jarak jauh, tergantung pada permintaan

pasiennya.

B. Hambatan–Hambatan yang Dihadapinya serta Penanggulangannya

Keberhasilan dan kegagalan pada setiap manusia dan suatu organisasi

dalam mensyi’arkan dakwah Islam untuk mencapaikan target tidaklah mudah

seperti membalikan telapak tangan, tetapi sangat membutuhkan perjuangan dan

kesabaran, itu semua tidak terlepas dari adanya faktor pendukung dan

penghambat. Begitu pula yang dialami oleh Kyai Zarqoni dalam menyampaikan

dakwahnya dan dengan memberikan pengobatannya kepada pasiennya.

Hambatan–hambatan dalam suatu kegiatan merupakan suatu ujian dalam

mencapai keinginan atau perbaikan, dan hambatan tersebut biasanya datang dari

dalam maupun dari luar.

Page 76: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

66

Mengenai hambatan diatas penulis akan menggambarkan melalui table

pengaruh kegiatan pengobatan dzikir dan do’a Kyai Zarqoni yaitu:

Hambatan Penanggulangannya

1. Tingkat pemahaman pasien

terkadang tidak mengerti apa

yang harus dilakukan untuk

menyembuhkan penyakitnya

2. Pasien yang datang mendadak

hingga larut malam.

3. Kesehatan pasien sangat kronis.

4. Adanya pasien yang datang

bukan untuk berobat akan tetapi

untuk meminta sesuatu agar

usahanya berhasil atau

didekatkan jodoh.

1. Beliau memberikan pengajaran

terlebih dahulu sehingga pasien

mengerti dan mampu melakukan.

2. Tetap berjiwa besar demi

kesembuhan pasien.

3. Melakukan Dzikir dan Do’a lebih

banyak hingga pagi hari, demi

kesembuhan pasien.

4. Beliau (Kyai Zarqoni) tidak

menolak akan tetapi member

pengertian dan nasihat-nasihat

kepada pasien.

Hambatan-hambatan diatas merupakan perang bathin manusia yang

berusaha untuk menyembuhkan penyakit pasien-pasiennya.

Page 77: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Allah swt telah menciptakan dunia beserta isinya dan manusia diciptakan

dari tanah yang kemudian disempurnakan dan ditiup ruh atau nyawa oleh Allah,

maka hiduplah manusia. Jadi, yang sebenarnya hidup itu bukan badan, akan tetapi

ruh atau nyawa yang dihembuskan kedalam tubuh manusia oleh Allah maha

pencipta. Semua makhluk yang digolongkan hidup adalah dimana mereka

bernafas. Kalau tidak bernafas itu artinya mati, karena organ dalam sel-sel tubuh

tidak berfungsi lagi.

Oleh karena itu janganlah manusia itu mengira bahwa ia dilepaskan begitu

saja hidup di dunia dengan sia-sia. Dibiarkan tidak beraturan, tidak dikontrol,

bagaikan hewan atau binatang yang tidak punya peraturan tata tertib dan

kesopanan. Tentunya tidak, karena manusia itu diciptakan sebagai makhluk yang

berakal, yang memiliki tujuan hidup, tugas hidup yang diawasi dengan teliti dan

cermat, dan pada suatu saat, pasti kelak mempertanggung jawabkan segala tindak

tanduk amal perbuatan dihadapan Allah swt yang telah memberikan kehidupan

serta syarat hidup kepada-Nya.

Setelah penelitian ini dilakukan, maka penulis dapat menyimpulkan dari

konsep dakwah pengobatan dzikir dan do’a Kyai Zarqoni. Adapun kesimpulannya

sebagai berikut:

1. Konsep dakwah pengobatan dzikir dan do’a yang digunakan oleh Kyai

Zarqoni yaitu dengan berpedoman pada kitab suci al–qur’an dan al–hadits

67

Page 78: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

68

dan melalui nasihat atau tuntunan ibadah dengan benar serta menjauhi

sifat–sifat mazmumah (tercela). Sehingga pasien pun harus melakukan

nasihat-nasihat yang disampaikan oleh Kyai Zarqoni tersebut diantaranya:

setiap waktu dan sehabis shalat melakukan dzikir dan do’a dimanapun dan

dalam keadaan apapun, puasa sunnah (karena puasa juga bisa

menyembuhkan dari segala penyakit), selain itu beliau (Kyai Zarqoni) juga

melakukan dzikir dan do’a setiap waktu agar pasien cepat terbantu dan

sembuh atas izin Allah.

2. Penerapan pengobatan dzikir dan do’a Kyai Zarqoni diantaranya: Dengan

melakukan pengobatan dikamarnya, biasanya beliau mengobati pasien

setelah shalat wajib dan shalat sunnah dengan membacakan dzikir dan

do’a secara terus-menerus (setiap waktu), dan beliau mengobati pasiennya

dengan menerapkannya lewat air do’a, karena air pun memiliki khasiat

untuk menyembuhkan dan menghilangkan kotoran yang ada dalam tubuh

manusia apalagi ditambah dengan ayat-ayat al-qur’an (dzikir dan do’a).

Beliau juga menerapkan pengobatan pengobatan dengan jarak dekat

maupun jarak jauh tergantung permintaan dari pasiennya, sehingga pasien

bisa terbantu dengan penerapan pengobatan ini.

3. Keberhasilan pengobatan yang digunakan Kyai Zarqoni karena dapat

memberikan solusi yang baik terhadap pasien. Begitu pula faktor

pendukung yang menunjang jalannya suatu kegiatan dakwah melalui

pengobatan dzikir dan do’a ini. Namun juga tidak luput dari hambatan

yang dihadapi oleh Kyai Zarqoni. Dengan adanya hambatan tersebut,

Page 79: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

69

maka beliau menjadikan motivasi untuk meningkatkan kualitas kegiatan

dakwahnya. Khususnya dalam pengobatan dzikir dan do’a ini.

B. SARAN

1. Kepada Kyai Zarqoni agar terus berjuang dan sabar dalam

mensyi’arkan ajaran agama Islam (wa bil khusus untuk mengobati

pasiennya) dan menciptakan masyarakat yang agamis, serta

menjadikan negara yang Baldatun Toyyibatun Warrabun Ghofur.

2. Kepada Kyai Zarqoni agar tetap mempertahankan konsep

kerohaniannya (konsep dakwah melalui pengobatan dzikir dan do’a

ini) demi kemaslahatan dan kesejahteraan umat, dan mudah–mudahan

Allah swt selalu memberikan keberkahan hidup atas amal dan ilmu

yang sudah dicurahkan dan bermanfaat bagi masyarakat umum.

3. Kepada pemuka agama dan seluruh lembaga dakwah baik formal

maupun non formal agar tetap menjalankan aktivitas dakwahnya dalam

mengembangkan ajaran Al–Qur’an dan sunnah dengan cara yang baik

dan benar. Baik dalam penyampaiannya maupun dalam prakteknya.

Page 80: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

DAFTAR PUSTAKA

Al-Dawi, M. Ahmad., Buku Pintar Para Da’i, (Surabaya: Duta Ilmu,

1995).

Al- Ghazali, “Mutiara Ihya Ulumuddin”.

Al- Jauziyah, Qayyim, Ibnu., Madarijus Salim, (Jakarta: Pustaka Al-

Kautsar, 1998).

Al-Maraghi, Mustafa, Ahmad., Tafsir Al-Maraghi, (Semarang: CV. Toha

Putra), juz ke-II.

Al- Munawar, Husin, Agil, H.S. Dr. M. A., dkk., Sistem Kedokteran Nabi:

Kesehatan dan Pengobatan Menurut Petunjuk Nabi Muhammad

saw, (Semarang: Dimas, 1994).

Amin, Munir, Samsul., MA, Drs., Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009),

cet ke-1.

Amstrong, Amatullah., Khazanah Istilah Sufi, Kunci Memasuki Dunia

Tasawuf, (Bandung: Mizan, 1996).

Ardani, Prof. Dr., Memahami Permasalahan Fiqh Dakwah, (Jakarta: PT.

Mitra Cahaya Utama, 2006).

Bachtiar, Wardi., Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta: Logos,

1997), cet. Ke-I

Page 81: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

Departemen Agama Rupublik Indonesia., Al-Qur’an dan Terjemahan,

(Jakarta: Diponegoro, 2000).

El-Sulthani, Labay, Mawardi, KH., Zikir dan Do’a dalam Kesibukan,

(Jakarta: Departemen Penerangan RI, 1991).

Fadhullah., Husein., Menyelami Samudra Do’a, (Jakarta: Al-Huda: 2005),

cet.ke-1.

Hadi, Sutrisno., Metodologi Research, (Yogyakarta: Ardi Offset, 1992),

cet. Ke-21.

Hadibroto, Iwan., dan Alam, Syamsir., Seluk Beluk: Pengobatan Alternatif

dan Komplementer, (Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer, 2006).

Hamka., Tafsir Al-Azhar, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1983).

Hawari, Dadang, H., Prof., Dr., Psikiater, (Jakarta: Dana Bhakti

Primayasa,1997).

Kinoysan., keajaiban, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia, 2007).

Liza, Zikir menurut Islam dan Kesehatan.

Moeloeng, Lexi, J., Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT.

Remaja Rosda Karya, 2007), edisi revisi.

Nasuhi, Hamid, dkk., Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis

dan Disertasi, (Jakarta: Ceqda, 2007), cet. Ke-11.

Page 82: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

Najati, Ustman, Muhammad, Drs., Ilmu Jiwa: Dalam Al-Qur’an, (Jakarta:

Pustaka Azzam, 2005).

Rahman, Fazlur., Etika Pengobatan Islam: Penjelajahan seorang

Meomodernis, (Bandung: Mizan, 1999), cet. Ke-1.

Saleh, Yurisadi, Arman, Sps., Ms., dr., Berdzikir untuk Kesehatan Saraf:

Rahasia La Illaha Illallah dan Astaghfirullah untuk

Menghilangkan Nyeri serta Menumbuhkan Ketenangan dan

Kestabilan Syaraf, (Jakarta: Zaman, 2010).

Salim Ibrahim, Muhammad., Berobat dengan Ayat-Ayat Qur’an,

(Bandung: Trigenda Karya, 1995), cet ke-1.

Shihab, M., Quraish., Wawasan Al-Qur’an tentang Zikir dan Do’a,

(Jakarta: Lentera Hati, 2006), cet. ke-1.

Singarimbun, Masi, dkk., Metodologi Penelitian Survei, (Jakarta: LP3ES,

1989), cet. Ke-1.

Sya’rawi, M. Mutawalli., Prof. Dr., Do’a: yang Dikabulkan, (Jakarta:

1994).

Syukir, Asmuni., Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-

Ikhlas, 1983).

Syukir, Amin. M, H. M.A., Dr., Prof., Zikir Untuk Memyembuhkan

Kankerku, (Jakarta: Mizan, 2007).

Page 83: DAKWAH MELALUI PENGOBATAN DZIKIR DAN DO’A · 2013. 4. 15. · melaksanakan dakwah, mengajak kepada jalan yang ma’ruf dan mencegah segala kemunkaran. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf

Tebba, Sudirman., Bekerja dengan Hati: Bagaimana Membangun Etos

Kerja dengan Spiritualitas Religius, (Jakarta: Bee Media

Indonesia, 2006), Edisi Revisi.

Daftar Artikel-Artikel:

Al-Kisah., Jakarta 2008. Edisi 19 Mei- 1 Juni.

Abdillah, Syukron., Ikhlas Berkomunikasi dengan-Nya, (Http://

Syukronblogspot.com).

Sayfi’I, Agus., Tiga Bentuk Do’a, (Htpp:// Assyafi’i. Blogspot. Com).