1
14 Senin, 23 Desember 2019 PENGUMUMAN JADWAL DAN TATA CARA PEMECAHAN NILAI NOMINAL SAHAM (STOCK SPLIT) PT UNILEVER INDONESIA Tbk. (“Perseroan”) Sehubungan dengan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan yang diselenggarakan pada tanggal 20 Nopember 2019 (“RUPSLB”) yang antara lain telah menyetujui perubahan nilai nominal saham Perseroan dari nilai nominal saat ini sebesar Rp10,- (Sepuluh Rupiah) per saham menjadi Rp2,- (Dua Rupiah) per saham, sebagaimana termuat di dalam akta pernyataan keputusan RUPSLB nomor 09 tertanggal 25 Nopember 2019 yang dibuat di hadapan Notaris Dewi Sukardi, S.H., M.Kn di Tangerang. Selanjutnya Perseroan telah memperoleh persetujuan perubahan ayat 4.1 dan ayat 4.2 Anggaran Dasar Perseroan dari Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan keputusannya No. AHU-AH.01.03-0365002 tanggal 27 Nopember 2019. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Perseroan bermaksud untuk melaksanakan pemecahan saham (stock Split) dari nilai Rp10,- (Sepuluh Rupiah) per saham menjadi Rp2,- (Dua Rupiah) per saham dengan jadwal dan tata cara sebagai berikut : No KETERANGAN AKTIVITAS JADWAL 1 Akhir perdagangan saham dengan nilai nominal lama Rp10,- (Sepuluh Rupiah) di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi Senin, 30 Desember 2019 2 Awal perdagangan saham dengan nilai nominal baru Rp2,- di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi Kamis, 2 Januari 2020 3 Tanggal penentuan rekening efek yang berhak atas hasil Stock Split (Recording Date) Jumat, 3 Januari 2020 4 Pendistribusian Saham dengan nilai nominal baru Rp2,- (Dua Rupiah) per saham hasil Stock Split kepada Pemegang Rekening Efek di KSEI Senin, 6 Januari 2020 5 Awal perdagangan saham dengan nilai nominal baru Rp2,- (Dua Rupiah) per saham di Pasar Tunai Senin, 6 Januari 2020 Tangerang 23 Desember 2019 Direksi Perseroan PENDANAAN KORPORASI Pipeline Surat Utang Capai Rp44 Triliun Bisnis, JAKARTA — Korporasi diproyeksi mulai gencar menerbitkan surat utang pada paruh pertama 2020. Hal itu tecermin dari mandat pemeringkatan emisi surat utang korporasi yang dikantongi Pefindo yang tercatat telah mencapai Rp44,5 triliun. Hendro Utomo, Kepala Divisi Pemeringkatan Lembaga Keuangan PT Pemeringkat Efek Indo- nesia, mengatakan pihaknya telah mengantongi mandat pemeringkatan dalam rangka penerbitan surat utang korporasi sebesar Rp44,5 triliun. Surat utang korporasi itu diproyeksi masuk ke pasar pada kuartal I/2020 hingga kuartal II/2020. Menurutnya, kegiatan penggalangan dana melalui instrumen surat utang pada tahun depan tergolong tinggi akibat jumlah surat utang yang jatuh tempo dan kebutuhan dana untuk ekspansi. “Untuk mandat yang kami terima dan belum direalisasikan sampai dengan 16 Desember mencapai Rp44,5 triliun kemungkinan besar baru akan direalisasikan pada kuartal I/2020 atau kuartal II/2020,” ujarnya, Jumat (20/12). Di sisi lain, iklim dana murah yang berlanjut hingga tahun depan pun mengakibatkan ka- langan korporasi memilih surat utang sebagai instrumen penggalangan dana. Oleh karena itu, pada tahun depan penerbitan surat utang korporasi bakal mencapai Rp158,5 triliun dengan mempertimbangkan nilai surat utang yang jatuh tempo sebesar Rp132 triliun. Dari sisi suku bunga pun diproyeksikan menyentuh 4,5% pada tahun depan atau turun 50 basis poin dari suku bunga acuan saat ini di level 5%. “Untuk penerbitan surat utang korporasi 2020 kami perkirakan akan cukup tinggi diharapkan lebih tinggi dibandingkan dengan 2019 tren suku bunga yang terus turun.” Berdasarkan data BEI, beberapa emiten yang akan menerbitkan obligasi pada 2020 ialah PT PP Properti Tbk. senilai Rp1,2 triliun, PT Bali Towerindo Sentra Tbk. Rp800 miliar, PT Sampoerna Agro Tbk. Rp300 miliar, dan Bank BJB Rp500 miliar. Head of Fixed Income Research Mandiri Sekuritas Handy Yunianto berpendapat pasar obligasi pada 2020 akan dibayangi oleh potensi penurunan yield SUN, risiko resesi global, dan perang dagang AS-China. Handy menambahkan imbal hasil SUN tenor 10 tahun berpeluang turun 30 bps ke level 6,8% pada 2020. Hal itu sejalan dengan proyeksi pelonggaran moneter yang akan berlanjut, tetapi tak seagresif pemangkasan suku bunga pada tahun ini. (Duwi Setiya Ariyanti) STRATEGI 2020 Cuan dari Jalan Tol Anyar Menyambut 2020, emiten operator jalan tol bersiap untuk memulai operasi komersial ruas-ruas anyar dan menggulirkan investasi di proyek-proyek strategis untuk memacu kinerja. Annisa Sulistyo Rini [email protected] B elum lama ini, sebanyak dua ruas tol yang dibangun dan dioperasikan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk. telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo. Kedua ruas tersebut adalah Jakarta—Cikampek II Elevated dan Samarinda—Balik- papan. Beroperasinya kedua ruas tersebut bakal mendorong pertumbuhan earning before interest, taxes, depreciation, and amortization (EBITDA) emiten berkode saham JSMR itu. “EBITDA dan pendapatan tahun depan pasti naik signifi- kan karena beroperasinya tol-tol baru. Khusus untuk EBITDA kami punya standar bisa lebih tinggi dari 15%,” ujar Cor- porate Finance Group Head Jasa Marga Eka Setya Adrianto ketika ditemui Bisnis, baru-baru ini. Peningkatan EBITDA dengan pengoperasian ruas tol baru juga terlihat pada kinerja JSMR pada tahun ini. Sepanjang 9 bulan 2019, JSMR mencatatkan EBITDA sebesar Rp5 triliun, lebih tinggi 16,82% dibanding- kan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang senilai Rp4,28 triliun. Adri menyebutkan ruas Tol Trans Jawa yang mulai ber- operasi jelang Lebaran 2018, mendorong pendapatan anak usaha naik 3—4 kali lipat dibandingkan dengan bulan biasa. Perseroan juga sedang fo- kus menyelesaikan sisa proyek pembangunan jalan tol, seperti ruas Manado—Bitung, Cengkar- eng—Kunciran, Serpong—Ci- nere, dan Probolinggo—Banyu- wangi. Beberapa ruas yang segera dioperasikan dalam waktu de- kat, antara lain tol Kunciran— Serpong, Jakarta—Cikampek II Elevated, Balikpapan—Samarin- da, dan Pandaan—Malang Seksi 4. Untuk tahun depan, Adri menuturkan perseroan berenca- na tetap akan ekspansi dengan investasi baru. “[Investasi 2020] tergantung tender dari pemerintah seperti apa. Kami tertarik beberapa ruas yang terkait dengan ruas Jawa, kami ingin join,” katanya. Keyakinan serupa juga di- sampaikan oleh Direktur PT Nusantara Infrastructure Tbk. Danni Hasan. Emiten dengan kode saham META ini juga memperkirakan EBITDA bisa tumbuh minimal 15% pada 2020. Pertumbuhan tersebut didu- kung oleh mulai beroperasinya jalan tol A.P. Pettarani di Ma- kassar dan PLTA Lau Gunung di Sumatra Utara. Pada kuartal III/2019, EBITDA perseroan naik25,67% year-on-year dari Rp222 miliar menjadi Rp279 miliar. Saat ini, progres konstruksi pembangunan Jalan Tol A.P. Pettarani telah mencapai 40,13% dan ditargetkan selesai pada kuartal III/2020. Ke depan, lanjutnya, pen- dapatan perseroan juga bakal mendapatkan dampak positif dari penyesuaian tarif ruas tol Makassar Seksi IV dari Rp9.500 menjadi Rp10.000 yang efektif per 22 November 2019. PROYEK BARU Selain melanjutkan pemba- ngunan jalan tol yang di- gadang-gadang sebagai ikon baru Kota Makassar tersebut, perseroan memiliki 3 proyek infrastruktur yang telah ma- suk dalam pipeline. Perseroan pun menyiapkan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar Rp2,25 triliun pada 2020. Tiga proyek yang telah berada di pipeline META, yaitu ekspansi proyek BSD, proyek JORR Elevated, dan Proyek KPBU Bandara Hang Nadiem, Batam. Senada, PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk. juga memproyeksikan peningkatan EBITDA pada 2020. Namun, tidak seperti 2 emiten lainnya, EBITDA perseroan diperkirakan hanya meningkat single digit sejalan dengan pertumbuhan pendapatan sekitar 3%—4%. Akhir 2019, Citra Marga Nusaphala Persada diproyeksi membukukan EBITDA Rp1,14 triliun atau naik 4,20% secara tahunan dari Rp1,09 triliun. Pasalnya, kontributor uta- ma perseroan masih berasal dari ruas Jakarta Intra Urban Toll Road (JIUT). Sementara itu, ruas lain seperti ruas tol Depok—Antasari belum semua seksi beroperasi. Direktur Independen Citra Marga Nusaphala Persada Muh- dhor Nurohman memperkirakan EBITDA bisa tumbuh tinggi double digit sekitar 5 hingga 10 tahun mendatang dengan bero- perasinya tol Depok—Antasari. “[Tol Depok—Antasari] Itu kan bisa dibilang Jagorawi 2, sekarang Jagorawi trafiknya 500.000—600.000 kendaraan per hari. Kalau bisa separuhnya saja 300.000 kendaraan per hari, tetapi harus menunggu,” jelasnya. Untuk mendukung pengem- bangan tol, perseroan menyi- apkan belanja modal senilai Rp6,35 triliun. Serapan capex terbesar berada di pembangun- an tol Harbour Road 2 senilai Rp4 triliun. Saat ini, proyek tersebut masih berada di proses desain dan penghitungan kela- yakan bisnis dan baru mulai pembangunan konstruksi tahun depan. Ruas sepanjang 9,6 kilometer ini menelan biaya investasi se- kitar Rp13 triliun dengan masa pengerjaan selama 3 tahun. Sisa capex senilai Rp2,35 triliun akan digunakan untuk pengem- bangan ruas tol Depok Antasari dan tol Cisumdawu (Cileunyi— Sumedang—Dawuan) seksi III, IV, V, dan VI. Sementara itu, analis Kresna Sekuritas Andreas Kristo Sara- gih menilai secara umum per- tumbuhan laba emiten operator jalan tol tidak terlalu tinggi, tetapi EBITDA bisa tumbuh di atas 10%. Menurutnya, biaya bunga yang tinggi akan menja- di salah satu tantangan. Kepala Riset Koneksi Kapi- tal Alfred Nainggolan menilai secara keseluruhan emiten yang bergerak di sektor infrastruktur pada tahun depan memiliki ruang untuk bertumbuh. Namun, yang perlu diperhati- kan adalah masalah pendanaan proyek-proyek dari para emiten infrastruktur, walaupun tekanan dinilai lebih berat dirasakan oleh perusahaan pelat merah. Masalah pendanaan yang sebagian berasal dari utang biasanya akan menekan margin perusahaan. “Kalau tekanan di swasta, overall enggak begitu kuat,” katanya. Mengenai potensi pendapatan dari tol ruas baru, Alfred ber- pendapat baru akan dirasakan secara optimal 1 tahun hingga 2 tahun dari waktu dimulainya pengoperasian. Prospek kenaikan trafik dan penyesuaian tarif mendorong potensi kenaikan pendapatan dan EBITDA emiten operator jalan tol. Ekspansi proyek jalan tol baru terus dilanjutkan kendati membutuhkan investasi jumbo. Direktur Utama PT Bank Mega Tbk. Kostaman Thayib (kedua kanan) didam- pingi Cash Officer Manager Bank Mega Kantor Kas Transpark Bintaro Leonardo Inra Insani (tengah) menyapa nasabah yang bertransaksi saat peresmian Bank Mega Kantor Kas Transpark Bintaro, Tangerang Selatan, Banten, Jumat (20/12). Keberadaan Bank Mega pada tiap jaringan Transpark dan Transmart meru- pakan sinergi di dalam ekosistem jaringan ritel CT Corp. sehingga dapat menambah dan memperluas jang- kauan pelayanan di bidang jasa keuangan, khususnya kepada para pengunjung. PERESMIAN KANTOR KAS BANK MEGA Bisnis/Abdullah Azzam NAVIGASI PASAR Disclaimer On Jelang Libur Natal, IHSG Rawan Koreksi M enjelang libur Na- tal, indeks harga saham gabungan (IHSG) diproyek- si bergerak melemah karena dibayangi oleh risiko aksi jual investor. Pada perdagangan Jumat (20/12), IHSG ditutup naik 34,44 poin atau 0,55% ke level 6.284,37. Secara sekto- ral, penguatan IHSG didorong oleh indeks infrastruktur dan indeks industri dasar yang masing-masing naik 2,07% dan 1,38%. Equity Technical Analyst Reliance Sekuritas Lanjar Nafi mengatakan pergerakan IHSG secara teknikal kembali bergerak menguat dan break out MA200. Meski demikian, sinyal bearish reversal pada pada pola candlestick ter- bentuk cukup kuat diiringi dengan dead-cross indikator Stochastic dan bearish reversal momentum indikator RSI. “Kami cenderung pesimis- tis pada perdagangan awal pekan dengan tekanan aksi jual membawa IHSG berpo- tensi melemah pada support resistance 6.200—6.300,” tulis- nya dalam riset yang dikutip Minggu (22/12). Di sisi lain, Research Anal- yst Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper memper- kirakan IHSG menguat pada perdagangan Senin (23/12). Penguatan, lanjut Dennies, didukung oleh volume yang tinggi mengindikasikan inves- tor mulai kembali optimistis akan tren bullish. “Penguatan diperkirakan didorong oleh window dres- sing akhir tahun dan IHSG berpotensi untuk menguji resistance upper Bollinger band,” tulisnya. Artha Sekuritas Indonesia memperkirakan IHSG bergerak di level support 6.213—6.249 dan resistan 6.302—6.319. Pada perdagangan hari ini, Dennies merekomendasikan hold saham BBNI, CTRA, dan ITMG, serta sell PTBA dan SMRA. Sementara itu, Reliance Se- kuritas memilih saham-saham yang masih dapat dicemati investor secara teknikal di antaranya LSIP, UNVR, BJBR, TLKM, PGAS, BSDE, dan ESSA. (Pandu Gumilar) BISNIS/YAYAN INDRAYANA Sumber: Bloomberg, per 20 Desember 2019. JSMR Pendapatan Q3/2019 Rp7,95 triliun Harga Saham Rp5.300 Kinerja Saham Ytd 23,83% META Pendapatan Q3/2019 Rp468 miliar Harga Saham Rp199 Kinerja Saham Ytd -3,4% CMNP Pendapatan Q3/2019 Rp2,39 triliun Harga Saham Rp1.800 Kinerja Saham Ytd 40,63% MARKET

Cuan dari Jalan Tol Anyar - Indonesia Stock ExchangeSecure Site ...STRATEGI 2020 Cuan dari Jalan Tol Anyar Menyambut 2020, emiten operator jalan tol bersiap untuk memulai operasi komersial

  • Upload
    others

  • View
    16

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Cuan dari Jalan Tol Anyar - Indonesia Stock ExchangeSecure Site ...STRATEGI 2020 Cuan dari Jalan Tol Anyar Menyambut 2020, emiten operator jalan tol bersiap untuk memulai operasi komersial

14 Senin, 23 Desember 2019

PENGUMUMAN JADWAL DAN TATA CARAPEMECAHAN NILAI NOMINAL SAHAM (STOCK SPLIT)

PT UNILEVER INDONESIA Tbk.(“Perseroan”)

Sehubungan dengan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan yang diselenggarakan pada tanggal 20 Nopember 2019 (“RUPSLB”) yang antara lain telah menyetujui perubahan nilai nominal saham Perseroan dari nilai nominal saat ini sebesar Rp10,- (Sepuluh Rupiah) per saham menjadi Rp2,- (Dua Rupiah) per saham, sebagaimana termuat di dalam akta pernyataan keputusan RUPSLB nomor 09 tertanggal 25 Nopember 2019 yang dibuat di hadapan Notaris Dewi Sukardi, S.H., M.Kn di Tangerang.Selanjutnya Perseroan telah memperoleh persetujuan perubahan ayat 4.1 dan ayat 4.2 Anggaran Dasar Perseroan dari Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan keputusannya No. AHU-AH.01.03-0365002 tanggal 27 Nopember 2019. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Perseroan bermaksud untuk melaksanakan pemecahan saham (stock Split) dari nilai Rp10,- (Sepuluh Rupiah) per saham menjadi Rp2,- (Dua Rupiah) per saham dengan jadwal dan tata cara sebagai berikut :

No KETERANGAN AKTIVITAS JADWAL1 Akhir perdagangan saham dengan nilai nominal lama

Rp10,- (Sepuluh Rupiah) di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi

Senin, 30 Desember 2019

2 Awal perdagangan saham dengan nilai nominal baru Rp2,- di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi

Kamis, 2 Januari 2020

3 Tanggal penentuan rekening efek yang berhak atas hasil Stock Split (Recording Date)

Jumat, 3 Januari 2020

4 Pendistribusian Saham dengan nilai nominal baru Rp2,- (Dua Rupiah) per saham hasil Stock Split kepada Pemegang Rekening Efek di KSEI

Senin, 6 Januari 2020

5 Awal perdagangan saham dengan nilai nominal baru Rp2,- (Dua Rupiah) per saham di Pasar Tunai

Senin, 6 Januari 2020

Tangerang 23 Desember 2019 Direksi Perseroan

�PENDANAAN KORPORASI

Pipeline Surat Utang Capai Rp44 Triliun

Bisnis, JAKARTA — Korporasi diproyeksi mulai gencar menerbitkan surat utang pada paruh pertama 2020. Hal itu tecermin dari mandat pemeringkatan emisi surat utang korporasi yang dikantongi Pefi ndo yang tercatat telah mencapai Rp44,5 triliun.

Hendro Utomo, Kepala Divisi Pemeringkatan Lembaga Keuangan PT Pemeringkat Efek Indo-nesia, mengatakan pihaknya telah mengantongi mandat pemeringkatan dalam rangka penerbitan surat utang korporasi sebesar Rp44,5 triliun.

Surat utang korporasi itu diproyeksi masuk ke pasar pada kuartal I/2020 hingga kuartal II/2020. Menurutnya, kegiatan penggalangan dana melalui instrumen surat utang pada tahun depan tergolong tinggi akibat jumlah surat utang yang jatuh tempo dan kebutuhan dana untuk ekspansi.

“Untuk mandat yang kami terima dan belum direalisasikan sampai dengan 16 Desember mencapai Rp44,5 triliun kemungkinan besar baru akan direalisasikan pada kuartal I/2020 atau kuartal II/2020,” ujarnya, Jumat (20/12).

Di sisi lain, iklim dana murah yang berlanjut hingga tahun depan pun mengakibatkan ka-langan korporasi memilih surat utang sebagai instrumen penggalangan dana.

Oleh karena itu, pada tahun depan penerbitan surat utang korporasi bakal mencapai Rp158,5 triliun dengan mempertimbangkan nilai surat utang yang jatuh tempo sebesar Rp132 triliun.

Dari sisi suku bunga pun diproyeksikan menyentuh 4,5% pada tahun depan atau turun 50 basis poin dari suku bunga acuan saat ini di level 5%. “Untuk penerbitan surat utang korporasi 2020 kami perkirakan akan cukup tinggi diharapkan lebih tinggi dibandingkan dengan 2019 tren suku bunga yang terus turun.”

Berdasarkan data BEI, beberapa emiten yang akan menerbitkan obligasi pada 2020 ialah PT PP Properti Tbk. senilai Rp1,2 triliun, PT Bali Towerindo Sentra Tbk. Rp800 miliar, PT Sampoerna Agro Tbk. Rp300 miliar, dan Bank BJB Rp500 miliar.

Head of Fixed Income Research Mandiri Sekuritas Handy Yunianto berpendapat pasar obligasi pada 2020 akan dibayangi oleh potensi penurunan yield SUN, risiko resesi global, dan perang dagang AS-China.

Handy menambahkan imbal hasil SUN tenor 10 tahun berpeluang turun 30 bps ke level 6,8% pada 2020. Hal itu sejalan dengan proyeksi pelonggaran moneter yang akan berlanjut, tetapi tak seagresif pemangkasan suku bunga pada tahun ini. (Duwi Setiya Ariyanti)

�STRATEGI 2020

Cuan dari Jalan Tol AnyarMenyambut 2020, emiten operator jalan tol

bersiap untuk memulai operasi komersial ruas-ruas anyar dan menggulirkan investasi di proyek-proyek

strategis untuk memacu kinerja.

Annisa Sulistyo [email protected]

Belum lama ini, sebanyak dua ruas tol yang dibangun dan dioperasikan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk. telah

diresmikan oleh Presiden Joko Widodo. Kedua ruas tersebut adalah Jakarta—Cikampek II Elevated dan Samarinda—Balik-papan.

Beroperasinya kedua ruas tersebut bakal mendorong pertumbuhan earning before interest, taxes, depreciation, and amortization (EBITDA) emiten berkode saham JSMR itu.

“EBITDA dan pendapatan tahun depan pasti naik signifi -kan karena beroperasinya tol-tol baru. Khusus untuk EBITDA kami punya standar bisa lebih tinggi dari 15%,” ujar Cor-porate Finance Group Head Jasa Marga Eka Setya Adrianto ketika ditemui Bisnis, baru-baru ini.

Peningkatan EBITDA dengan pengoperasian ruas tol baru juga terlihat pada kinerja JSMR pada tahun ini. Sepanjang 9 bulan 2019, JSMR mencatatkan EBITDA sebesar Rp5 triliun, lebih tinggi 16,82% dibanding-kan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang senilai Rp4,28 triliun.

Adri menyebutkan ruas Tol Trans Jawa yang mulai ber-operasi jelang Lebaran 2018, mendorong pendapatan anak usaha naik 3—4 kali lipat dibandingkan dengan bulan biasa. Perseroan juga sedang fo-kus menyelesaikan sisa proyek pembangunan jalan tol, seperti ruas Manado—Bitung, Cengkar-eng—Kunciran, Serpong—Ci-nere, dan Probolinggo—Banyu-wangi.

Beberapa ruas yang segera dioperasikan dalam waktu de-kat, antara lain tol Kunciran—

Serpong, Jakarta—Cikampek II Elevated, Balikpapan—Samarin-da, dan Pandaan—Malang Seksi 4. Untuk tahun depan, Adri menuturkan perseroan berenca-na tetap akan ekspansi dengan investasi baru.

“[Investasi 2020] tergantung tender dari pemerintah seperti apa. Kami tertarik beberapa ruas yang terkait dengan ruas Jawa, kami ingin join,” katanya.

Keyakinan serupa juga di-sampaikan oleh Direktur PT Nusantara Infrastructure Tbk. Danni Hasan. Emiten dengan kode saham META ini juga memperkirakan EBITDA bisa tumbuh minimal 15% pada 2020.

Pertumbuhan tersebut didu-kung oleh mulai beroperasinya jalan tol A.P. Pettarani di Ma-kassar dan PLTA Lau Gunung di Sumatra Utara. Pada kuartal III/2019, EBITDA perseroan naik25,67% year-on-year dari Rp222 miliar menjadi Rp279 miliar.

Saat ini, progres konstruksi pembangunan Jalan Tol A.P. Pettarani telah mencapai 40,13% dan ditargetkan selesai pada kuartal

III/2020. Ke depan, lanjutnya, pen-

dapatan perseroan juga bakal mendapatkan dampak positif dari penyesuaian tarif ruas tol Makassar Seksi IV dari Rp9.500 menjadi Rp10.000 yang efektif per 22 November 2019.

PROYEK BARUSelain melanjutkan pemba-

ngunan jalan tol yang di-gadang-gadang sebagai ikon baru Kota Makassar tersebut, perseroan memiliki 3 proyek infrastruktur yang telah ma-suk dalam pipeline. Perseroan pun menyiapkan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar Rp2,25 triliun pada 2020. Tiga proyek yang telah berada di pipeline META, yaitu ekspansi proyek BSD, proyek JORR Elevated, dan Proyek KPBU Bandara Hang Nadiem, Batam.

Senada, PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk. juga memproyeksikan peningkatan EBITDA pada 2020. Namun, tidak seperti 2 emiten lainnya, EBITDA perseroan diperkirakan hanya meningkat single digit sejalan dengan pertumbuhan pendapatan sekitar 3% —4%.

Akhir 2019, Citra Marga Nusaphala Persada diproyeksi membukukan EBITDA Rp1,14 triliun atau naik 4,20% secara tahunan dari Rp1,09 triliun.

Pasalnya, kontributor uta-ma perseroan masih berasal dari ruas Jakarta Intra Urban Toll Road (JIUT). Sementara itu, ruas lain seperti ruas tol Depok—Antasari belum semua seksi beroperasi.

Direktur Independen Citra Marga Nusaphala Persada Muh-

dhor Nurohman memperkirakan EBITDA bisa tumbuh tinggi

double digit sekitar 5 hingga 10

tahun mendatang dengan bero-perasinya tol Depok—Antasari.

“[Tol Depok—Antasari] Itu kan bisa dibilang Jagorawi 2, sekarang Jagorawi trafi knya 500.000—600.000 kendaraan per hari. Kalau bisa separuhnya saja 300.000 kendaraan per hari, tetapi harus menunggu,” jelasnya.

Untuk mendukung pengem-bangan tol, perseroan menyi-apkan belanja modal senilai Rp6,35 triliun. Serapan capex terbesar berada di pembangun-an tol Harbour Road 2 senilai Rp4 triliun. Saat ini, proyek tersebut masih berada di proses desain dan penghitungan kela-yakan bisnis dan baru mulai pembangunan konstruksi tahun depan.

Ruas sepanjang 9,6 kilometer ini menelan biaya investasi se-kitar Rp13 triliun dengan masa pengerjaan selama 3 tahun. Sisa capex senilai Rp2,35 triliun akan digunakan untuk pengem-bangan ruas tol Depok Antasari dan tol Cisumdawu (Cileunyi—Sumedang—Dawuan) seksi III, IV, V, dan VI.

Sementara itu, analis Kresna Sekuritas Andreas Kristo Sara-gih menilai secara umum per-tumbuhan laba emiten operator jalan tol tidak terlalu tinggi, tetapi EBITDA bisa tumbuh di atas 10%. Menurutnya, biaya bunga yang tinggi akan menja-di salah satu tantangan.

Kepala Riset Koneksi Kapi-tal Alfred Nainggolan menilai secara keseluruhan emiten yang bergerak di sektor infrastruktur pada tahun depan memiliki ruang untuk bertumbuh.

Namun, yang perlu diperhati-kan adalah masalah pendanaan proyek-proyek dari para emiten infrastruktur, walaupun tekanan dinilai lebih berat dirasakan oleh perusahaan pelat merah.

Masalah pendanaan yang sebagian berasal dari utang biasanya akan menekan margin perusahaan. “Kalau tekanan di swasta, overall enggak begitu kuat,” katanya.

Mengenai potensi pendapatan dari tol ruas baru, Alfred ber-pendapat baru akan dirasakan secara optimal 1 tahun hingga 2 tahun dari waktu dimulainya pengoperasian.

�Prospek kenaikan trafi k dan penyesuaian tarif mendorong potensi kenaikan pendapatan dan EBITDA emiten operator jalan tol.

�Ekspansi proyek jalan tol baru terus dilanjutkan kendati membutuhkan investasi jumbo.

Direktur Utama PT Bank Mega Tbk. Kostaman Thayib (kedua kanan) didam-pingi Cash Officer Manager Bank Mega Kantor Kas Transpark Bintaro Leonardo Inra Insani (tengah) menyapa nasabah yang bertransaksi saat peresmian Bank Mega Kantor Kas Transpark Bintaro, Tangerang Selatan, Banten, Jumat (20/12). Keberadaan Bank Mega pada tiap jaringan Transpark dan Transmart meru-pakan sinergi di dalam ekosistem jaringan ritel CT Corp. sehingga dapat menambah dan memperluas jang-kauan pelayanan di bidang jasa keuangan, khususnya kepada para pengunjung.

�PERESMIAN KANTOR KAS BANK MEGA

Bisnis/Abdullah Azzam

NAVIGASI PASAR Disclaimer On

Jelang Libur Natal, IHSG Rawan Koreksi

Menjelang libur Na-tal, indeks harga saham gabungan (IHSG) diproyek-

si bergerak melemah karena dibayangi oleh risiko aksi jual investor.

Pada perdagangan Jumat (20/12), IHSG ditutup naik 34,44 poin atau 0,55% ke level 6.284,37. Secara sekto-ral, penguatan IHSG didorong oleh indeks infrastruktur dan indeks industri dasar yang masing-masing naik 2,07% dan 1,38%.

Equity Technical Analyst

Reliance Sekuritas Lanjar Nafi mengatakan pergerakan IHSG secara teknikal kembali bergerak menguat dan break out MA200. Meski demikian, sinyal bearish reversal pada pada pola candlestick ter-bentuk cukup kuat diiringi dengan dead-cross indikator Stochastic dan bearish reversal momentum indikator RSI.

“Kami cenderung pesimis-tis pada perdagangan awal pekan dengan tekanan aksi jual membawa IHSG berpo-tensi melemah pada support resistance 6.200—6.300,” tulis-

nya dalam riset yang dikutip Minggu (22/12).

Di sisi lain, Research Anal-yst Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper memper-kirakan IHSG menguat pada perdagangan Senin (23/12). Penguatan, lanjut Dennies, didukung oleh volume yang tinggi mengindikasikan inves-tor mulai kembali optimistis akan tren bullish.

“Penguatan diperkirakan didorong oleh window dres-sing akhir tahun dan IHSG berpotensi untuk menguji resistance upper Bollinger

band,” tulisnya. Artha Sekuritas Indonesia

memperkirakan IHSG bergerak di level support 6.213—6.249 dan resistan 6.302—6.319.

Pada perdagangan hari ini, Dennies merekomendasikan hold saham BBNI, CTRA, dan ITMG, serta sell PTBA dan SMRA.

Sementara itu, Reliance Se-kuritas memilih saham-saham yang masih dapat dicemati investor secara teknikal di antaranya LSIP, UNVR, BJBR, TLKM, PGAS, BSDE, dan ESSA. (Pandu Gumilar)

BISNIS/YAYAN INDRAYANASumber: Bloomberg, per 20 Desember 2019.

JSMRPendapatan

Q3/2019 Rp7,95 triliun

Harga Saham Rp5.300

Kinerja Saham Ytd 23,83%

METAPendapatan

Q3/2019 Rp468 miliar

Harga Saham Rp199

Kinerja Saham Ytd

-3,4%

CMNPPendapatan

Q3/2019 Rp2,39 triliun

Harga Saham Rp1.800

Kinerja Saham Ytd 40,63%

M A R K E T