Upload
nguyentuyen
View
219
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
173
(a). BNI25-16 (perbesaran 1.000 kali) (b). BI25-16 (perbesaran 10.000 kali) (c). BNI40-16 (perbesaran 1.000 kali) (d). BI40-16 (perbesaran 10.000 kali)
(e). BNI60-16 (perbesaran 1.000 kali) (f). BI60-16 (perbesaran 10.000 kali)
Gambar IV.81. Mikrostruktur dan pertumbuhan mikroorganisme pada beton dengan 16% bubuk nikel
Mikroba Void
CH Micro crack
CSH
CH
Void
Mikroba
CSH
CH
Micro crack
Void
CSH
Mikroba
174
Beton dengan 16% bubuk slag nikel seperti yang diperlihatkan pada gambar
IV.81.a, c, dan e memberikan efek pengecilan pori dan efek efek pozzolanik,
sedemikian sehingga penyusupan dan pertumbuhan mikroorganisme di dalam
material beton berkurang dengan area pertumbuhan yang relatif kecil
dibandingkan dengan beton tanpa bubuk slag nikel, seperti yang diperlihatkan
pada gambar IV.81.b, d, dan f. Selain itu perilaku retaknya juga cenderung lebih
tegar dibandingkan dengan beton tanpa bubuk slag nikel.
Dalam rangkain uji Scanning Electron Microscopy (SEM), dengan bantuan alat
Energy Dispersive Analysis X-ray (EDAX), terdeteksi kandungan unsur-unsur
kimiawi pada masing-masing benda uji, seperti diperlihatkan pada gambar IV.82
hingga IV.84. Unsur-unsur kimia tersebut dominan adalah silika (Si), kalsium
(Ca), dan oksigen (O). Sedangkan unsur-unsur kimiawi minor meliputi;
aluminium (Al), ferrum (Fe), magnesium (Mg), natrium (Na), kalium (K), dan
sulfur (S).
Unsur kimia silika (Si) dan sebagian besar unsur kalsium (Ca) dan oksigen (O)
adalah berasal dari kalsium silika hidrat (CSH). Sebagian unsur kalsium dan
oksigen tersebut juga berasal dari kalsium hidroksida (CH) dan ettringite
(CA S H). Unsur kimia Aluminium (Al) dan Ferrum (Fe), masing-masing berasal
dari ettringite (CA S H) dan kalsium sulpho aluminat ferrit (CSAF). Sedangkan
unsur kimia minor magnesium (Mg), natrium (Na), kalium (K), dan sulfur (S)
adalah berasal dari bawaan semen dan bubuk slag nikel yang tidak membentuk
kristal (amorphous).
Hasil pengamatan EDAX menunjukkan bahwa unsur silikon (Si) pada beton 16%
bubuk slag nikel cenderung bertambah, baik pada kondisi nonintrusi maupun
terintrusi mikroorganisme. Pertambahan ini terjadi karena adanya reaksi antara
senyawa kimia silika oksida (SiO2) bubuk slag nikel dengan kalsium hidroksida
(CH) hasil sampingan reaksi hidrasi trikalsium silikat (C3S) dan dikalsium silikat
(C2S) semen dengan air yang membentuk senyawa kalsium silikat hidrat (CSH)
sekunder atau disebut sebagai reaksi pozzolanik.
175
(a). Nonintrusi tanpa bubuk slag nikel (BNI25-0)
(b). Nonintrusi dengan 16% bubuk slag nikel (BNI25-16)
(c). Terintrusi tanpa bubuk slag nikel (BI25-0)
(d). Terintrusi dengan 16% bubuk slag nikel (BI25-16)
Gambar IV.82. Unsur-unsur kimia pada beton nonintrusi dan terintrusi
mikroorganisme, baik tanpa maupun dengan 16% bubuk slag nikel untuk w/c=0,57
176
(a). Nonintrusi tanpa bubuk slag nikel (BNI40-0)
(b). Nonintrusi dengan 16% bubuk slag nikel (BNI40-16)
(c). Terintrusi tanpa bubuk slag nikel (BI40-0)
(d). Terintrusi dengan 16% bubuk slag nikel (BI40-16)
Gambar IV.83. Unsur-unsur kimia pada beton nonintrusi dan terintrusi
mikroorganisme, baik tanpa maupun dengan 16% bubuk slag nikel untuk w/c=0,40
177
(a). Nonintrusi tanpa bubuk slag nikel (BNI60-0)
(b). Nonintrusi dengan 16% bubuk slag nikel (BNI60-16)
(c). Terintrusi tanpa bubuk slag nikel (BI60-0)
(d). Terintrusi dengan 16% bubuk slag nikel (BI60-16)
Gambar IV.84. Unsur-unsur kimia pada beton nonintrusi dan terintrusi
mikroorganisme, baik tanpa maupun dengan 16% bubuk slag nikel untuk w/c=0,30
178
Kristal kalsium hidroksida (CH) hasil Scanning Electron Microscopy (SEM) yang
diperlihatkan pada gambar IV.80 dan IV.81 bila dikaitkan dengan hasil Energy
Dispersive Analysis X-ray (EDAX), maka terlihat bahwa unsur kalsium (Ca) pada
beton tanpa bubuk slag nikel berkurang secara signifikan akibat intrusi
mikroorganisme dibandingkan dengan beton 16% bubuk slag nikel (gambar
IV.85). Hal yang sama juga terjadi pada kristal kalsium silikat hidrat (CSH)
seperti terlihat pada gambar IV.86, dimana unsur kalsium (Ca) dan silikonnya (Si)
berkurang akibat aktifitas metabolik mikroorganisme, hanya saja pengurangannya
relatif lebih kecil dari pada kristal kalsium hidroksida (CH).
0
10
20
30
40
50
60
70
0.57 0.40 0.30
Rasio air-semen (w/c)
Pros
enta
se u
nsur
Ca
(%) Nonintrusi (0%) Nonintrusi (16%)
Terintrusi (0%) Terintrusi (16%)
Gambar IV.85. Prosentase unsur kalsium pada kristal kalsium hidroksida (CH)
(a). Prosentase unsur kalsium (Ca) (b). Prosentase unsur silikon (Si)
Gambar IV.86. Prosentase unsur kalsium dan silikon pada krsital kalsium silikat hidrat (CSH)
0
5
10
15
20
25
0.57 0.40 0.30
Rasio air-semen (w/c)
Pros
enta
se u
nsur
Si (
%)
Nonintrusi (0%) Nonintrusi (16%)Terintrusi (0%) Terintrusi (16%)
0
10
20
30
40
50
60
70
0.57 0.40 0.30
Rasio air-semen (w/c)
Pros
enta
se u
nsur
Ca
(%) Nonintrusi (0%) Nonintrusi (16%)
Terintrusi (0%) Terintrusi (16%)
179
IV.10. Analisis Senyawa Kimia dengan X-Ray Diffraction (XRD)
Data lengkap hasil pengujian disajikan dalam lampiran D, tabel D.1 hingga D.12,
dan gambar D.1 hingga D.24. Pengujian dilakukan terhadap beton tanpa dan
dengan 16% bubuk slag nikel, baik dalam kondisi nonintrusi maupun terintrusi
mikroorganisme dengan kedalaman berturut-turut; 0-25 mm, 25-50 mm, dan
50-75 mm.
Hasil identifikasi difraksi sinar X (X-Ray Diffraction), menunjukkan bahwa
kristal-kristal yang terbentuk pada material beton mengandung berbagai senyawa
kimia antara lain; kalsium hidroksida, kalsium silikat hidrat, ettringite, kalsium
karbonat (calcite), rankinite, kalsium magnesium aluminium silikon oksida,
quartz, anorhite, tilleyite, hauyne, dan silikon oksida. Dua senyawa pertama
merupakan senyawa kimia dominan, sedangkan yang lainnya merupakan senyawa
minor yang kebanyakan terdapat pada beton terintrusi mikroorganisme.
Komposisi senyawa-senyawa kimia tersebut dihitung berdasarkan perbandingan
luas bidang peak dari masing-masing senyawa kimia kristalin terhadap luas total
bidang peak yang terbentuk dari hasil observasi XRD. Senyawa-senyawa kimia
tersebut terdeteksi pada sudut difraksi (2θ) yang berbeda-beda seperti terlihat
pada tabel IV. 14 dan gambar IV.85.
Tabel IV.14. Sudut difraksi senyawa-senyawa kimia hasil identifikasi XRD
1 Kalsium hidroksida CH 18.2, 47.3, 50.9, 54.5, dan 71.82 Kalsium silikat hidrat CSH 26.6, 29.4, 32.2, 34.5, dan 50.73 Ettringite E 9.1, 12.3, 15.8, dan 42.34 Kalsium karbonat (calcite) C 36.5, 39.5, dan 56.65 Rankinite R 22.96 Kalsium magnesium aluminat CMA 41.2, 51.8, 60.1, dan 62.67 Quartz Q 67.88 Anorhite A 22.99 Tilleyite T 14.77
10 Hauyne H 13.8711 Silikon oksida S 27.97
No. Senyawa kimia Kode Sudut difraksi (2θ)
180
Portlandite, Ca(OH)2
Calcium Silicate Hydrate, CSH
Ettringite, CASH
Calcite, CaCO3
Rankinite, Ca3Si2O7
Calcium Magnesium Aluminium Silicon Oxide, Ca54Mg Al2 Si16O90
Quartz, SiO2
Anorhite, (Ca, Na)(Si, Al)4 O8
Tilleyite, Ca5Si2O7(CO3)2
Hauyne, (Na, Ca)8 (Si, Al)12 O24
Silicon oxide, SiO
Gambar IV.87. Hasil identifikasi senyawa-senyawa kimia pada beton
nonintrusi dan terintrusi mikroorganisme dengan X-Ray Diffraction (XRD)
10 20 30 40 50 60 70
100
81
64
49
36
25
16
9
Relative intensity (%)
2θ
CH
CSH
CH
CH
CH
CSH
CSH
CSH
EE
E
E
QC
H
R
CSH
CH
H T A
C
C
CC
MA
CM
A
CM
A CM
A
S
181
IV.10.1 Perubahan Senyawa Kalsium Hidroksida (CH)
Gambar IV.86, IV.87, dan IV.88 memperlihatkan perubahan senyawa kalsium
hidroksida sebagai fungsi umur/lama intrusi pada beton tanpa dan dengan 16%
bubuk slag nikel nonintrusi dan terintrusi mikroorganisme, masing-masing dengan
rasio air-semen 0,57, 0,40, dan 0,30. Pada kondisi nonintrusi mikroorganisme,
kalsium hidroksida pada ketiga jenis rasio air-semen tersebut mengalami
pertambahan. Sebaliknya pada kondisi terintrusi mikroorganisme, senyawa
kalsium hidroksida tersebut berkurang seiring dengan pertambahan lama intrusi.
Perubahan dalam bentuk pertambahan tersebut terjadi karena dampak reaksi dari
trikalsium silikat (C3S) dan dikalsium silikat (C2S) semen dengan air. Sedangkan
pengurangannya terjadi karena aktifitas metabolik mikroorganisme, dimana
kalsium hidroksida terdekomposisikan atau larut akibat zat organik berupa asam
asetat (CH3COOH) sebagai produk metaboliknya.
Disisi lain senyawa kalsium hidroksida juga berkurang akibat penggunaan 16%
bubuk slag nikel, tetapi pengurangannya tidak berdampak merugikan bahkan
berkontribusi positif karena membentuk kalsium silikat hidrat (CSH) sekunder
sebagai produk reaksi antara silika oksida (SiO2) bubuk slag nikel dengan kalsium
hidroksida. Dengan terbentuknya kalsium silikat hidrat tersebut, aktifitas
metabolik mikroorganisme di dalam beton dapat terganggu karena kuantitas
nutriennya yang bersumber dari kalsium hidroksida berkurang akibat reaksi
tersebut.
Dengan regresi linier, kurva-kurva senyawa kalsium hidroksida pada gambar
IV.86, IV.87, dan IV.88 dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :
- Beton nonintrusi mikroorganisme
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛+
=tba
tCHCH 28ni (IV.38.a)
- Beton terintrusi mikroorganisme
bi taCH −= (IV.38.b)
182
dimana :
CHni = kalsium hidroksida nonintrusi mikroorganisme (%)
CHi = kalsium hidroksida terintrusi mikroorganisme (%)
CH28 = kalsium hidroksida nonintrusi mikroorganisme pada umur
28 hari (%)
t = umur atau lama intrusi (hari)
a, b = koefisien regresi, seperti tercantum pada tabel IV.15.
Tabel IV.15. Koefisien regresi menurut persamaan IV.38.a dan IV.38.b
Kedalaman Bubuk
intrusi, D slag nikel(mm) (%) a b R2 a b R2
0 2.687 0.899 0.203 50.661 0.291 0.90816 2.387 0.903 0.125 36.280 0.343 0.8790 2.402 0.902 0.328 51.008 0.271 0.890
16 2.444 0.905 0.087 41.225 0.353 0.9090 1.905 0.907 0.514 54.415 0.267 0.928
16 2.222 0.925 0.040 40.518 0.345 0.8850 3.095 0.903 0.540 51.354 0.311 0.880
16 2.371 0.882 0.371 49.840 0.500 0.9920 2.434 0.936 0.113 52.045 0.287 0.848
16 1.562 0.931 0.127 55.752 0.492 0.9490 2.169 0.926 0.019 46.726 0.278 0.913
16 1.647 0.923 0.162 31.569 0.352 0.9950 2.484 0.912 0.157 52.632 0.321 0.907
16 1.505 0.932 0.036 36.975 0.408 0.9560 1.886 0.936 0.060 53.926 0.336 0.912
16 1.329 0.937 0.037 40.300 0.419 0.9560 1.311 0.950 0.048 47.858 0.253 0.860
16 0.990 0.950 0.054 41.151 0.425 0.904
Terintrusi
Koefisien regresiNo. w/c
0 - 25
Nonintrusi
25 - 50
50 - 75
0,571
25 - 50
50 - 75
0,402
3 0,30
0 - 25
25 - 50
50 - 75
0 - 25
183
(a). Tanpa bubuk slag nikel (b). 16% bubuk slag nikel (D = 0-25 mm) (D = 0-25 mm)
(c). Tanpa bubuk slag nikel (d). 16% bubuk slag nikel (D = 25-50 mm) (D = 25-50 mm)
(e). Tanpa bubuk slag nikel (f). 16% bubuk slag nikel
(D = 50-75 mm) (D = 50-75 mm)
Gambar IV.88. Kalsium hidroksida pada beton w/c = 0,57 tanpa dan dengan 16% bubuk slag nikel nonintrusi dan terintrusi mikroorganisme
0
10
20
30
40
0 28 56 84 112 140 168 196
Umur/Lama intrusi (Hari)
Kal
sium
hid
roks
ida
(%) Nonintrusi
Terintrusi
0
10
20
30
0 28 56 84 112 140 168 196
Umur/Lama intrusi (Hari)
Kal
sium
hid
roks
ida
(%) Nonintrusi
Terintrusi
0
10
20
30
40
0 28 56 84 112 140 168 196
Umur/Lama intrusi (Hari)
Kal
sium
hid
roks
ida
(%) Nonintrusi
Terintrusi
0
10
20
30
0 28 56 84 112 140 168 196
Umur/Lama intrusi (Hari)
Kal
sium
hid
roks
ida
(%) Nonintrusi
Terintrusi
0
10
20
30
40
0 28 56 84 112 140 168 196
Umur/Lama intrusi (Hari)
Kal
sium
hid
roks
ida
(%) Nonintrusi
Terintrusi
0
10
20
30
0 28 56 84 112 140 168 196
Umur/Lama intrusi (Hari)
Kal
sium
hid
roks
ida
(%) Nonintrusi
Terintrusi
184
(a). Tanpa bubuk slag nikel (b). 16% bubuk slag nikel (D = 0-25 mm) (D = 0-25 mm)
(c). Tanpa bubuk slag nikel (d). 16% bubuk slag nikel (D = 25-50 mm) (D = 25-50 mm)
(e). Tanpa bubuk slag nikel (f). 16% bubuk slag nikel (D = 50-75 mm) (D = 50-75 mm)
Gambar IV.89. Kalsium hidroksida pada beton w/c = 0,40 tanpa dan dengan 16%
bubuk slag nikel nonintrusi dan terintrusi mikroorganisme
5
15
25
35
0 28 56 84 112 140 168 196
Umur/Lama intrusi (Hari)
Kal
sium
hid
roks
ida
(%) Nonintrusi
Terintrusi
0
10
20
30
0 28 56 84 112 140 168 196
Umur/Lama intrusi (Hari)
Kal
sium
hid
roks
ida
(%) Nonintrusi
Terintrusi
0
10
20
30
40
0 28 56 84 112 140 168 196
Umur/Lama intrusi (Hari)
Kal
sium
hid
roks
ida
(%) Nonintrusi
Terintrusi
0
10
20
30
0 28 56 84 112 140 168 196
Umur/Lama intrusi (Hari)
Kal
sium
hid
roks
ida
(%) Nonintrusi
Terintrusi
0
10
20
30
40
0 28 56 84 112 140 168 196
Umur/Lama intrusi (Hari)
Kal
sium
hid
roks
ida
(%) Nonintrusi
Terintrusi
0
10
20
30
0 28 56 84 112 140 168 196
Umur/Lama intrusi (Hari)
Kal
sium
hid
roks
ida
(%) Nonintrusi
Terintrusi
185
(a). Tanpa bubuk slag nikel (b). 16% bubuk slag nikel
(D = 0-25 mm) (D = 0-25 mm)
(c). Tanpa bubuk slag nikel (d). 16% bubuk slag nikel (D = 25-50 mm) (D = 25-50 mm)
(e). Tanpa bubuk slag nikel (f). 16% bubuk slag nikel (D = 50-75 mm) (D = 50-75 mm)
Gambar IV.90. Kalsium hidroksida pada beton w/c = 0,30 tanpa dan dengan 16%
bubuk slag nikel nonintrusi dan terintrusi mikroorganisme
0
10
20
30
40
0 28 56 84 112 140 168 196
Umur/Lama intrusi (Hari)
Kal
sium
hid
roks
ida
(%) Nonintrusi
Terintrusi
0
10
20
30
0 28 56 84 112 140 168 196
Umur/Lama intrusi (Hari)
Kal
sium
hid
roks
ida
(%) Nonintrusi
Terintrusi
0
10
20
30
40
0 28 56 84 112 140 168 196
Umur/Lama intrusi (Hari)
Kal
sium
hid
roks
ida
(%) Nonintrusi
Terintrusi
0
10
20
30
0 28 56 84 112 140 168 196
Umur/Lama intrusi (Hari)
Kal
sium
hid
roks
ida
(%) Nonintrusi
Terintrusi
0
10
20
30
40
0 28 56 84 112 140 168 196
Umur/Lama intrusi (Hari)
Kal
sium
hid
roks
ida
(%) Nonintrusi
Terintrusi
0
10
20
30
0 28 56 84 112 140 168 196
Umur/Lama intrusi (Hari)
Kal
sium
hid
roks
ida
(%) Nonintrusi
Terintrusi
186
Bentuk kurva kalsium hidroksida pada beton nonintrusi dan terintrusi
mikroorganisme yang dinyatakan dalam persamaan IV.38.a dan IV.38.b tersebut
di atas memberikan gambaran terhadap reduksi kalsium hidroksida akibat intrusi
mikroorganisme. Reduksi tersebut, baik tanpa maupun dengan 16% bubuk slag
nikel memiliki bentuk kurva yang cenderung mengikuti bentuk persamaan
logaritmik, seperti yang diperlihatkan pada gambar IV.89, IV.90, dan IV.91.
Dengan analisis regresi linier, kurva-kurva tersebut dapat dinyatakan dengan
persamaan sebagai berikut :
bln(t)aΔCH −= (IV.39)
hal mana; t adalah lama intrusi dalam hari, a dan b adalah koefisien regresi seperti
tercantum pada tabel IV.16.
Bentuk persamaan reduksi kalsium hidroksida (persamaan IV.39) tersebut di atas
berbeda dengan bentuk persamaan II.8 sebagaimana yang diusulkan oleh Tremper
(1989).
Tabel IV.16. Koefisien regresi reduksi kalsium hidroksida akibat intrusi mikroorganisme
Kedalaman Bubuk
intrusi, D slag nikel(mm) (%) a b R2
0 5.819 9.877 0.96116 3.793 8.114 0.9500 5.915 11.990 0.94516 4.224 10.481 0.9460 6.350 15.189 0.96816 3.949 8.943 0.9180 5.374 7.966 0.95216 4.963 10.326 0.9940 5.153 8.795 0.91216 4.806 10.637 0.9850 5.092 7.017 0.97216 3.635 4.951 0.9980 5.669 10.455 0.95016 3.523 4.809 0.9930 5.350 8.620 0.96116 3.750 5.531 0.9920 4.801 9.674 0.90316 3.632 5.436 0.980
No. w/cKoefisien regresi
1 0,57
0 - 25
25 - 50
50 - 75
2 0,40
0 - 25
25 - 50
50 - 75
3 0,30
0 - 25
25 - 50
50 - 75
187
0
5
10
15
20
25
0 28 56 84 112 140 168
Lama intrusi (Hari)
Red
uksi
CH
(%) Tanpa bubuk slag nikel
16% bubuk slag nikel
(a). D = 0 – 25 mm
0
5
10
15
20
25
0 28 56 84 112 140 168
Lama intrusi (Hari)
Red
uksi
CH
(%) Tanpa bubuk slag nikel
16% bubuk slag nikel
(b). D = 25 – 50 mm
0
5
10
15
20
0 28 56 84 112 140 168
Lama intrusi (Hari)
Red
uksi
CH
(%) Tanpa bubuk slag nikel
16% bubuk slag nikel
(c). D = 50 – 75 mm
Gambar IV.91. Reduksi kalsium hidroksida akibat intrusi mikroorganisme
pada beton dengan w/c = 0,57
188
0
5
10
15
20
25
0 28 56 84 112 140 168
Lama intrusi (Hari)
Red
uksi
CH
(%) Tanpa bubuk slag nikel
16% bubuk slag nikel
(a). D = 0 – 25 mm
0
5
10
15
20
25
0 28 56 84 112 140 168
Lama intrusi (Hari)
Red
uksi
CH
(%) Tanpa bubuk slag nikel
16% bubuk slag nikel
(b). D = 25 – 50 mm
0
5
10
15
20
25
0 28 56 84 112 140 168
Lama intrusi (Hari)
Red
uksi
CH
(%) Tanpa bubuk slag nikel
16% bubuk slag nikel
(c). D = 50 – 75 mm
Gambar IV.92. Reduksi kalsium hidroksida akibat intrusi mikroorganisme
pada beton dengan w/c = 0,40
189
0
5
10
15
20
25
0 28 56 84 112 140 168
Lama intrusi (Hari)
Red
uksi
CH
(%)
Tanpa bubuk slag nikel16% bubuk slag nikel
(a). D = 0 – 25 mm
0
5
10
15
20
25
0 28 56 84 112 140 168
Lama intrusi (Hari)
Red
uksi
CH
(%)
Tanpa bubuk slag nikel16% bubuk slag nikel
(b). D = 25 – 50 mm
0
5
10
15
20
25
0 28 56 84 112 140 168
Lama intrusi (Hari)
Red
uksi
CH
(%)
Tanpa bubuk slag nikel16% bubuk slag nikel
(c). D = 50 – 75 mm
Gambar IV.93. Reduksi kalsium hidroksida akibat intrusi mikroorganisme
pada beton dengan w/c = 0,30
190
Kontribusi 16% bubuk slag nikel terhadap reduksi kalsium hidroksdia, baik pada
kondisi nonintrusi maupun terintrusi mikroorganisme dapat dinyatakan dalam
bentuk rasio CH16 terhadap CH0, dimana CH16 adalah kalsium hidroksida pada
beton 16% bubuk slag nikel, sedangkan CH0 adalah kalsium hidroksida pada
beton tanpa bubuk slag nikel. Bentuk rasio kalsium hidroksida tersebut
diperlihatkan seperti pada gambar IV.92, IV.93, dan IV.94. Dengan analisis
regresi linier, kurva-kurva rasio kalsium hidroksida untuk beton nonintrusi dan
terintrusi mikroorganisme, dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :
b
0
16 taCHCH
= (IV.40)
dimana :
a dan b = koefisien regresi sesuai yang tercantum pada tabel IV.17.
t = umur atau lama intrusi (hari)
Tabel IV.17. Koefisien regresi rasio kalsium hidroksida antara beton 16% bubuk slag nikel dengan beton tanpa bubuk slag nikel
Kedalaman
intrusi, D
(mm) a b R2 a b R2
0 - 25 0.576 -0.0048 0.234 0.716 0.052 0.59725 - 50 0.577 0.00005 0.000 0.808 -0.082 0.68250 - 75 0.595 -0.0006 0.000 0.745 -0.078 0.5980 - 25 0.594 -0.0014 0.001 0.971 -0.189 0.68025 - 50 0.624 0.0109 0.115 1.071 -0.206 0.79050 - 75 0.624 -0.0045 0.032 0.676 -0.074 0.5830 - 25 0.692 -0.0241 0.771 0.703 -0.087 0.69725 - 50 0.672 -0.0115 0.382 0.747 -0.083 0.92250 - 75 0.642 -0.0059 0.287 0.860 -0.172 0.847
3
No. w/c
Koefisien regresi
Nonintrusi Terintrusi
0,30
1 0,57
2 0,40
191
0.40
0.50
0.60
0.70
0.80
0 28 56 84 112 140 168 196
Umur/Lama intrusi (Hari)
Ras
io C
H16 /
CH0
NonintrusiTerintrusi
(a). D = 0 – 25 mm
0.40
0.50
0.60
0.70
0.80
0 28 56 84 112 140 168 196
Umur/Lama intrusi (Hari)
Ras
io C
H16 /
CH0
NonintrusiTerintrusi
(b). D = 25 – 50 mm
0.40
0.50
0.60
0.70
0.80
0.90
0 28 56 84 112 140 168 196
Umur/Lama intrusi (Hari)
Ras
io C
H16 /
CH0
NonintrusiTerintrusi
(c). D = 50 – 75 mm
Gambar IV.94. Rasio CH16/CH0 pada beton dengan w/c = 0,57
192
0.30
0.40
0.50
0.60
0.70
0.80
0 28 56 84 112 140 168 196
Umur/Lama intrusi (Hari)
Ras
io C
H16 /
CH0
NonintrusiTerintrusi
(a). D = 0 – 25 mm
0.30
0.40
0.50
0.60
0.70
0.80
0 28 56 84 112 140 168 196
Umur/Lama intrusi (Hari)
Ras
io C
H16 /
CH0
NonintrusiTerintrusi
(b). D = 25 – 50 mm
0.40
0.50
0.60
0.70
0.80
0 28 56 84 112 140 168 196
Umur/Lama intrusi (Hari)
Ras
io C
H16 /
CH0
NonintrusiTerintrusi
(c). D = 50 – 75 mm
Gambar IV.95. Rasio CH16/CH0 pada beton dengan w/c = 0,40
193
0.40
0.50
0.60
0.70
0.80
0 28 56 84 112 140 168 196
Umur/Lama intrusi (Hari)
Ras
io C
H16 /
CH0
NonintrusiTerintrusi
(a). D = 0 – 25 mm
0.40
0.50
0.60
0.70
0.80
0 28 56 84 112 140 168 196
Umur/Lama intrusi (Hari)
Ras
io C
H16 /
CH0
NonintrusiTerintrusi
(b). D = 25 – 50 mm
0.30
0.40
0.50
0.60
0.70
0.80
0 28 56 84 112 140 168 196
Umur/Lama intrusi (Hari)
Ras
io C
H16 /
CH0
NonintrusiTerintrusi
(c). D = 50 – 75 mm
Gambar IV.96. Rasio CH16/CH0 pada beton dengan w/c = 0,3
194
Hubungan antara kalsium hidroksida beton nonintrusi dan terintrusi
mikroorganisme, seperti yang diperlihatkan pada gambar IV.95 dapat dinyatakan
dengan persamaan sebagai berikut :
- Tanpa bubuk slag nikel
ni0i0 CH0,602CH = (IV.41.a)
- 16% bubuk slag nikel
ni16i16 CH0,560CH = (IV.41.b)
Gambar IV.97. Hubungan kalsium hidroksida antara beton terintrusi dan nonintrusi mikroorganisme
IV.10.2 Perubahan Senyawa Kalsium Silikat Hidrat (CSH)
Gambar IV.96, IV.97, dan IV.98 memperlihatkan perubahan senyawa kalsium
silikat hidrat (CSH) sebagai fungsi umur/lama intrusi pada beton tanpa dan
dengan 16% bubuk slag nikel nonintrusi dan terintrusi mikroorganisme, masing-
masing dengan rasio air-semen 0,57, 0,40, dan 0,30. Perubahan tersebut tidak
seperti pada perubahan senyawa kalsium hidroksida (CH), khususnya pada
kondisi terintrusi mikroorganisme, dimana bentuk perubahannya cenderung
mengikuti bentuk perubahan pada kondisi nonintrusi mikroorganisme.
y = 0.5597xR2 = 0.8605
y = 0.6016xR2 = 0.2468
0
10
20
30
40
0 10 20 30 40
CH nonintrusi (%)
CH
terin
trusi
(%)
Tanpa bubuk slag nikel16% bubuk slag nikel
195
Bentuk perubahan tersebut memberikan gambaran bahwa senyawa kalsium silikat
hidrat (CSH) memiliki ketahanan yang lebih baik daripada senyawa kalsium
hidroksida (CH). Hal ini juga menunjukkan bahwa reaksi antara zat organik
berupa asam asetat (CH3COOH) produk metabolik mikroorganisme dengan
kalsium silikat hidrat (CSH) tidak mengakibatkan pelarutan senyawa kalsium
silikat hidrat tersebut, meskipun kekuatan dan kekakuan beton berkurang
sebagaimana yang ditunjukkan pada pembahasan sebelumnya. Ketahanan
senyawa kalsium silikat hidrat akibat intrusi mikroorganisme tersebut merupakan
sifat khas dari gel silika yang tidak mudah didekomposisikan oleh zat organik
seperti yang telah dikemukakan sebelumnya pada persamaan II.5.
Dengan menggunakan 16% bubuk slag nikel, ketahanan beton pada kondisi
terintrusi mikroorganisme meningkat karena bertambahnya prosentase senyawa
kalsium silikat hidrat tersebut. Pertambahan ini sebagai bentuk kontribusi dari
efek pozzolanik yang diberikan melalui reaksi antara silika oksida (SiO2) bubuk
slag nikel dengan kalsium hidroksida (CH) produk hidrasi trikalsium silikat (C3S)
dan dikalsium silikat (C2S) semen dengan air.
Kurva-kurva kalsium silikat hidrat yang diperlihatkan pada gambar IV.96, IV.97,
dan IV.98, cenderung mengikuti bentuk persamaan laju pertumbuhan jenuh
(saturation growth-rate equation). Dengan regresi linier, kurva-kurva tersebut
dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :
- Beton nonintrusi mikroorganisme
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛+
=tba
tCSHCSH 28ni (IV.42.a)
- Beton terintrusi mikroorganisme
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛+
=tba
tCSHCSH 0i (IV.42.b)
dimana :
CSHni = kalsium silikat hidrat nonintrusi mikroorganisme (%)
CSHi = kalsium silikat hidrat terintrusi mikroorganisme (%)
196
CSH28 = kalsium silikat hidrat nonintrusi mikroorganisme pada
umur 28 hari (%)
CSH0 = kalsium silikat hidrat pada saat intrusi t = 0 (%)
t = umur atau lama intrusi (hari)
a dan b = koefisien regresi
Koefisien regresi a dan b pada persamaan tersebut di atas, dicantumkan seperti
pada tabel IV.18.
Tabel IV.18. Koefisien regresi menurut persamaan IV.42.a dan IV.42.b
Kedalaman Bubuk
intrusi, D slag nikel(mm) (%) a b a b
0 3.857 0.843 1.636 0.88116 2.509 0.874 1.707 0.8700 3.708 0.839 1.830 0.842
16 2.296 0.892 1.564 0.8680 3.563 0.846 2.027 0.823
16 2.331 0.892 1.562 0.8650 3.435 0.851 2.090 0.819
16 2.582 0.869 1.895 0.8470 3.054 0.856 2.050 0.833
16 2.314 0.885 1.738 0.8640 3.230 0.858 2.012 0.821
16 1.994 0.903 1.411 0.8820 3.016 0.871 2.120 0.828
16 2.323 0.884 1.702 0.8610 3.003 0.857 2.336 0.827
16 2.066 0.897 1.633 0.8770 2.583 0.882 1.967 0.855
16 2.075 0.894 1.594 0.877
Nonintrusi
Koefisien regresi
TerintrusiNo. w/c
1 0,57
0 - 25
25 - 50
50 - 75
2 0,40
0 - 25
25 - 50
50 - 75
3 0,30
0 - 25
25 - 50
50 - 75
197
(a). Tanpa bubuk slag nikel (b). 16% bubuk slag nikel (D = 0-25 mm) (D = 0-25 mm)
(c). Tanpa bubuk slag nikel (d). 16% bubuk slag nikel
(D = 25-50 mm) (D = 25-50 mm)
(e). Tanpa bubuk slag nikel (f). 16% bubuk slag nikel (D = 50-75 mm) (D = 50-75 mm)
Gambar IV.98. Kalsium silikat hidrat pada beton w/c = 0,57 tanpa dan dengan
16% bubuk slag nikel nonintrusi dan terintrusi mikroorganisme
40
45
50
55
60
65
0 28 56 84 112 140 168 196
Umur/Lama intrusi (Hari)
Kal
sium
silik
at h
idra
t (%
)NonintrusiTerintrusi
55
60
65
70
75
0 28 56 84 112 140 168 196
Umur/Lama intrusi (Hari)
Kal
sium
silik
at h
idra
t (%
)
NonintrusiTerintrusi
55
60
65
70
75
0 28 56 84 112 140 168 196
Umur/Lama intrusi (Hari)
Kal
sium
silik
at h
idra
t (%
)NonintrusiTerintrusi
40
45
50
55
60
65
0 28 56 84 112 140 168 196
Umur/Lama intrusi (Hari)
Kal
sium
silik
at h
idra
t (%
)
NonintrusiTerintrusi
55
60
65
70
75
0 28 56 84 112 140 168 196
Umur/Lama intrusi (Hari)
Kal
sium
silik
at h
idra
t (%
)
NonintrusiTerintrusi
40
45
50
55
60
65
0 28 56 84 112 140 168 196
Umur/Lama intrusi (Hari)
Kal
sium
silik
at h
idra
t (%
)
NonintrusiTerintrusi
198
(a). Tanpa bubuk slag nikel (b). 16% bubuk slag nikel (D = 0-25 mm) (D = 0-25 mm)
(c). Tanpa bubuk slag nikel (d). 16% bubuk slag nikel (D = 25-50 mm) (D = 25-50 mm)
(e). Tanpa bubuk slag nikel (f). 16% bubuk slag nikel (D = 50-75 mm) (D = 50-75 mm)
Gambar IV.99. Kalsium silikat hidrat pada beton w/c = 0,40 tanpa dan dengan
16% bubuk slag nikel nonintrusi dan terintrusi mikroorganisme
40
45
50
55
60
65
0 28 56 84 112 140 168 196
Umur/Lama intrusi (Hari)
Kal
sium
silik
at h
idra
t (%
)NonintrusiTerintrusi
55
60
65
70
75
0 28 56 84 112 140 168 196
Umur/Lama intrusi (Hari)
Kal
sium
silik
at h
idra
t (%
)
NonintrusiTerintrusi
40
45
50
55
60
65
0 28 56 84 112 140 168 196
Umur/Lama intrusi (Hari)
Kal
sium
silik
at h
idra
t (%
)
NonintrusiTerintrusi
55
60
65
70
75
0 28 56 84 112 140 168 196
Umur/Lama intrusi (Hari)
Kal
sium
silik
at h
idra
t (%
)NonintrusiTerintrusi
55
60
65
70
75
0 28 56 84 112 140 168 196
Umur/Lama intrusi (Hari)
Kal
sium
silik
at h
idra
t (%
)
NonintrusiTerintrusi
40
45
50
55
60
65
0 28 56 84 112 140 168 196
Umur/Lama intrusi (Hari)
Kal
sium
silik
at h
idra
t (%
)
NonintrusiTerintrusi
199
(a). Tanpa bubuk slag nikel (b). 16% bubuk slag nikel (D = 0-25 mm) (D = 0-25 mm)
(c). Tanpa bubuk slag nikel (d). 16% bubuk slag nikel (D = 25-50 mm) (D = 25-50 mm)
(e). Tanpa bubuk slag nikel (f). 16% bubuk slag nikel (D = 50-75 mm) (D = 50-75 mm)
Gambar IV.100. Kalsium silikat hidrat pada beton w/c = 0,30 tanpa dan dengan
16% bubuk slag nikel nonintrusi dan terintrusi mikroorganisme
40
45
50
55
60
65
0 28 56 84 112 140 168 196
Umur/Lama intrusi (Hari)
Kal
sium
silik
at h
idra
t (%
)NonintrusiTerintrusi
55
60
65
70
75
0 28 56 84 112 140 168 196
Umur/Lama intrusi (Hari)
Kal
sium
silik
at h
idra
t (%
)
NonintrusiTerintrusi
55
60
65
70
75
0 28 56 84 112 140 168 196
Umur/Lama intrusi (Hari)
Kal
sium
silik
at h
idra
t (%
)NonintrusiTerintrusi
40
45
50
55
60
65
0 28 56 84 112 140 168 196
Umur/Lama intrusi (Hari)
Kal
sium
silik
at h
idra
t (%
)
NonintrusiTerintrusi
40
45
50
55
60
65
0 28 56 84 112 140 168 196
Umur/Lama intrusi (Hari)
Kal
sium
silik
at h
idra
t (%
)
NonintrusiTerintrusi
55
60
65
70
75
0 28 56 84 112 140 168 196
Umur/Lama intrusi (Hari)
Kal
sium
silik
at h
idra
t (%
)
NonintrusiTerintrusi
200
Kurva-kurva pada gambar IV.96 hingga IV.98 tersebut di atas merupakan acuan
di dalam menganalisis besarnya reduksi kalsium silikat hidrat akibat intrusi
mikroorganisme. Ketahanan senyawa kalsium silikat hidrat terhadap intrusi
mikroorganisme, sebagaimana yang dikemukakan di atas diinterpretasikan
melalui bentuk reduksinya seperti yang diperlihatkan pada gambar IV.99 hingga
IV.101. Kurva reduksi kalsium silikat hidrat, baik pada beton tanpa maupun
dengan 16% bubuk slag nikel, keduanya memiliki puncak reduksi pada saat
tertentu dengan bentuk kurva yang cenderung mengikuti bentuk persamaan
polinominal berorde dua (parabola). Melalui regresi linier, kurva-kurva tersebut
dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :
btaΔCSH 2 += (IV.43)
hal mana; t adalah lama intrusi dalam hari, sedangkan a dan b adalah koefisien
regresi seperti tercantum pada tabel IV.19.
Tabel IV.19. Koefisien regresi reduksi kalsium silikat hidrat akibat intrusi mikroorganisme
Kedalaman Bubukintrusi, D slag nikel
(mm) (%) a b R2
0 -0.0009 0.188 0.97316 -0.0004 0.066 0.8540 -0.0006 0.113 0.876
16 -0.0002 0.030 0.5240 -0.0005 0.085 0.533
16 -0.0001 0.021 0.7700 -0.0002 0.046 0.753
16 -0.0001 0.022 0.2470 -0.0002 0.046 0.744
16 -0.0001 0.023 0.8890 -0.0003 0.046 0.485
16 -0.0001 0.024 0.5510 -0.0002 0.040 0.560
16 -0.0001 0.020 0.7260 -0.0002 0.041 0.305
16 -0.0001 0.027 0.9510 -0.0002 0.041 0.984
16 -0.0001 0.025 0.303
No. w/cKoefisien regresi
1 0,57
0 - 25
25 - 50
50 - 75
2 0,40
0 - 25
25 - 50
50 - 75
3 0,30
0 - 25
25 - 50
50 - 75
201
0
5
10
15
20
0 28 56 84 112 140 168
Lama intrusi (Hari)
Red
uksi
CSH
(%)
Tanpa bubuk slag nikel16% bubuk slag nikel
(a). D = 0 – 25 mm
0
2
4
6
8
10
0 28 56 84 112 140 168
Lama intrusi (Hari)
Red
uksi
CSH
(%)
Tanpa bubuk slag nikel16% bubuk slag nikel
(b). D = 25 – 50 mm
0
2
4
6
8
0 28 56 84 112 140 168
Lama intrusi (Hari)
Red
uksi
CSH
(%)
Tanpa bubuk slag nikel16% bubuk slag nikel
(c). D = 50 – 75 mm
Gambar IV.101. Reduksi kalsium silikat hidrat akibat intrusi mikroorganisme
pada beton dengan w/c = 0,57
202
0
1
2
3
4
0 28 56 84 112 140 168
Lama intrusi (Hari)
Red
uksi
CSH
(%)
Tanpa bubuk slag nikel16% bubuk slag nikel
(a). D = 0 – 25 mm
0
1
2
3
4
0 28 56 84 112 140 168
Lama intrusi (Hari)
Red
uksi
CSH
(%)
Tanpa bubuk slag nikel16% bubuk slag nikel
(b). D = 25 – 50 mm
0
1
2
3
4
0 28 56 84 112 140 168
Lama intrusi (Hari)
Red
uksi
CSH
(%)
Tanpa bubuk slag nikel16% bubuk slag nikel
(c). D = 50 – 75 mm
Gambar IV.102. Reduksi kalsium silikat hidrat akibat intrusi mikroorganisme
pada beton dengan w/c = 0,40
203
0
1
2
3
0 28 56 84 112 140 168
Lama intrusi (Hari)
Red
uksi
CSH
(%)
Tanpa bubuk slag nikel16% bubuk slag nikel
(a). D = 0 – 25 mm
0
1
2
3
0 28 56 84 112 140 168
Lama intrusi (Hari)
Red
uksi
CSH
(%)
Tanpa bubuk slag nikel16% bubuk slag nikel
(b). D = 25 – 50 mm
0
1
2
3
0 28 56 84 112 140 168
Lama intrusi (Hari)
Red
uksi
CSH
(%)
Tanpa bubuk slag nikel16% bubuk slag nikel
(c). D = 50 – 75 mm
Gambar IV.103. Reduksi kalsium silikat hidrat akibat intrusi mikroorganisme
pada beton dengan w/c = 0,30
204
Rasio kalsium silikat hidrat antara beton 16% bubuk slag nikel terhadap beton
tanpa bubuk slag nikel (CSH16/CSH0), seperti yang diperlihatkan pada gambar
IV.102 hingga IV.104 merupakan gambaran kontribusi bubuk slag nikel terhadap
senyawa kalsium silikat hidrat. Kontribusinya terlihat lebih besar pada kondisi
terintrusi mikroorganisme dibandingkan dengan nonintrusi mikroorganisme,
terutama pada beton dengan w/c = 0,57.
Dengan analisis regresi linier, bentuk kurva rasio kalsium silikat hidrat tersebut,
baik pada beton nonintrusi maupun terintrusi mikroorganisme dapat dinyatakan
dengan persamaan sebagai berikut :
b
0
16 taCSHCSH
= (IV.44)
dimana :
a dan b = koefisien regresi sesuai yang tercantum pada tabel IV.20
t = umur atau lama intrusi (hari)
Tabel IV.20. Koefisien regresi rasio kalsium silikat hidrat antara beton 16% bubuk slag nikel dengan beton tanpa bubuk slag nikel
Kedalaman
intrusi, D
(mm) a b R2 a b R2
0 - 25 1.416 -0.0325 0.818 1.328 0.002 0.29125 - 50 1.431 -0.0358 0.837 1.350 -0.011 0.57250 - 75 1.388 -0.0287 0.652 1.353 -0.016 0.5550 - 25 1.363 -0.0217 0.745 1.315 -0.009 0.397
25 - 50 1.340 -0.0202 0.715 1.306 -0.012 0.53050 - 75 1.388 -0.0317 0.701 1.325 -0.019 0.5940 - 25 1.335 -0.0187 0.599 1.343 -0.018 0.581
25 - 50 1.392 -0.0289 0.940 1.381 -0.026 0.88850 - 75 1.311 -0.0160 0.661 1.325 -0.016 0.621
3
No. w/c
Koefisien regresi
Nonintrusi Terintrusi
0,30
1 0,57
2 0,40
205
1.15
1.25
1.35
1.45
0 28 56 84 112 140 168 196
Umur/Lama intrusi (Hari)
Ras
io C
SH16
/CSH
0
NonintrusiTerintrusi
(a). D = 0 – 25 mm
1.15
1.25
1.35
1.45
0 28 56 84 112 140 168 196
Umur/Lama intrusi (Hari)
Ras
io C
SH16
/CSH
0
NonintrusiTerintrusi
(b). D = 25 – 50 mm
1.15
1.25
1.35
1.45
0 28 56 84 112 140 168 196
Umur/Lama intrusi (Hari)
Ras
io C
SH16
/CSH
0
NonintrusiTerintrusi
(c). D = 50 – 75 mm
Gambar IV.104. Rasio CSH16/CSH0 pada beton dengan w/c = 0,57
206
1.15
1.25
1.35
1.45
0 28 56 84 112 140 168 196
Umur/Lama intrusi (Hari)
Ras
io C
SH16
/CSH
0
NonintrusiTerintrusi
(a). D = 0 – 25 mm
1.15
1.25
1.35
1.45
0 28 56 84 112 140 168 196
Umur/Lama intrusi (Hari)
Ras
io C
SH16
/CSH
0
NonintrusiTerintrusi
(b). D = 25 – 50 mm
1.10
1.20
1.30
0 28 56 84 112 140 168 196
Umur/Lama intrusi (Hari)
Ras
io C
SH16
/CSH
0
NonintrusiTerintrusi
(c). D = 50 – 75 mm
Gambar IV.105. Rasio CSH16/CSH0 pada beton dengan w/c = 0,40
207
1.10
1.20
1.30
1.40
0 28 56 84 112 140 168 196
Umur/Lama intrusi (Hari)
Ras
io C
SH16
/CSH
0
NonintrusiTerintrusi
(a). D = 0 – 25 mm
1.15
1.25
1.35
1.45
0 28 56 84 112 140 168 196
Umur/Lama intrusi (Hari)
Ras
io C
SH16
/CSH
0
NonintrusiTerintrusi
(b). D = 25 – 50 mm
1.15
1.25
1.35
1.45
0 28 56 84 112 140 168 196
Umur/Lama intrusi (Hari)
Ras
io C
SH16
/CSH
0
NonintrusiTerintrusi
(c). D = 50 – 75 mm
Gambar IV.106. Rasio CSH16/CSH0 pada beton dengan w/c = 0,30
208
Hubungan antara kalsium silikat hidrat nonintrusi dan terintrusi mikroorganisme
pada beton tanpa maupun dengan 16% bubuk slag nikel, diperlihatkan seperti
pada gambar IV.105. Hubungan tersebut dapat dinyatakan dengan persamaan
sebagai berikut :
- Tanpa bubuk slag nikel
ni0i0 CSH0,961CSH = (IV.45.a)
- 16% bubuk slag nikel
ni16i16 CSH0,987CSH = (IV.45.b)
Gambar IV.107. Hubungan antara kalsium silikat hidrat pada beton terintrusi dan nonintrusi mikroorganisme
IV.10.3 Senyawa-senyawa Kimia Minor
Seperti telah dikemukakan sebelumnya bahwa hasil analisis X-Ray Diffraction
(XRD) menunjukkan bahwa teridentifikasikan sejumlah senyawa kimia minor
seperti; ettringite, kalsium karbonat, rankinite, kalsium magnesium aluminium
silikon oksida, quartz, anorhite, tilleyite, hauyne, dan silikon oksida. Senyawa-
senyawa kimia ettringite, kalsium karbonat, dan kalsium magnesium aluminium
silikon oksida terdapat pada beton, baik kondisi nonintrusi maupun terintrusi
mikroorganisme. Khusus untuk senyawa kimia rankinite hanya terdapat pada
y = 0.9608xR2 = 0.7977
y = 0.9872xR2 = 0.9716
40
50
60
70
80
40 50 60 70 80
CSH nonintrusi (%)
CSH
terin
trusi
(%)
Tanpa bubuk slag nikel16% bubuk slag nikel
209
beton yang terintrusi mikroorganisme. Sedangkan senyawa-senyawa kimia quartz,
anorhite, tilleyite, hauyne, dan silikon oksida tidak konsisten kehadirannya, baik
pada kondisi nonintrusi maupun terintrusi mikroorganisme.
(1). Ettringite (Ca6Al2(SO4)3(OH)12)
Kristal etrringite terbentuk dari reaksi hidrasi trikalsium aluminat (C3A) semen
dengan gypsum dan air. Perubahan-perubahan ettringite pada beton nonintrusi dan
terintrusi mikroorganisme, baik tanpa maupun dengan 16% bubuk slag nikel
diperlihatkan seperti pada gambar IV.106 hingga IV.108. Ettringite dalam fungsi
waktu (lama intrusi) pada beton tanpa bubuk slag nikel, cenderung meningkat
pada kondisi terintrusi mikroorganisme dan sebaliknya pada kondisi nonintrusi
mikroorganisme mengalami penurunan seiring bertambahnya umur beton.
Sedangkan ettringite pada beton yang menggunakan 16% bubuk slag nikel, baik
kondisi nonintrusi maupun terintrusi mikroorganisme, kedua-duanya mengalami
penurunan.
Dengan analisis regresi linier, kurva-kurva yang ditunjukkan pada gambar IV.106
hingga IV.108 tersebut, baik tanpa maupun dengan 16% bubuk slag nikel dapat
dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :
- Nonintrusi mikroorganisme
bni taEt = (IV.46.a)
- Terintrusi mikroorganisme
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛+
=tba
tEtEt 0i (IV.46.b)
dimana :
Etni = ettringite pada beton nonintrusi mikroorganisme (%)
Eti = ettringite pada beton terintrusi mikroorganisme (%)
Et0 = ettringite pada saat intrusi t = 0 (%)
t = umur atau lama intrusi (hari)
a dan b = koefisien regresi, sesuai yang tercantum pada tabel IV.21
210
(a). Tanpa bubuk slag nikel (b). 16% bubuk slag nikel (D = 0-25 mm) (D = 0-25 mm)
(c). Tanpa bubuk slag nikel (d). 16% bubuk slag nikel (D = 25-50 mm) (D = 25-50 mm)
(e). Tanpa bubuk slag nikel (f). 16% bubuk slag nikel (D = 50-75 mm) (D = 50-75 mm)
Gambar IV.108. Ettringite pada beton w/c = 0,57 tanpa dan dengan 16% bubuk
slag nikel nonintrusi dan terintrusi mikroorganisme
0
5
10
15
20
25
0 28 56 84 112 140 168 196Umur/Lama intrusi (Hari)
Ettri
ngite
(%)
NonintrusiTerintrusi
0
5
10
15
20
0 28 56 84 112 140 168 196Umur/Lama intrusi (Hari)
Ettri
ngite
(%)
NonintrusiTerintrusi
0
5
10
15
20
0 28 56 84 112 140 168 196Umur/Lama intrusi (Hari)
Ettri
ngite
(%)
NonintrusiTerintrusi
0
5
10
15
20
0 28 56 84 112 140 168 196Umur/Lama intrusi (Hari)
Ettri
ngite
(%)
Nonintrusi
Terintrusi
0
5
10
15
20
0 28 56 84 112 140 168 196Umur/Lama intrusi (Hari)
Ettri
ngite
(%)
NonintrusiTerintrusi
0
5
10
15
20
0 28 56 84 112 140 168 196Umur/Lama intrusi (Hari)
Ettri
ngite
(%)
NonintrusiTerintrusi
211
(a). Tanpa bubuk slag nikel (b). 16% bubuk slag nikel (D = 0-25 mm) (D = 0-25 mm)
(c). Tanpa bubuk slag nikel (d). 16% bubuk slag nikel (D = 25-50 mm) (D = 25-50 mm)
(e). Tanpa bubuk slag nikel (f). 16% bubuk slag nikel (D = 50-75 mm) (D = 50-75 mm)
Gambar IV.109. Ettringite pada beton w/c = 0,40 tanpa dan dengan 16% bubuk
slag nikel nonintrusi dan terintrusi mikroorganisme
0
5
10
15
20
0 28 56 84 112 140 168 196Umur/Lama intrusi (Hari)
Ettri
ngite
(%)
NonintrusiTerintrusi
0
5
10
15
20
0 28 56 84 112 140 168 196Umur/Lama intrusi (Hari)
Ettri
ngite
(%)
NonintrusiTerintrusi
0
5
10
15
20
0 28 56 84 112 140 168 196Umur/Lama intrusi (Hari)
Ettri
ngite
(%)
NonintrusiTerintrusi
0
5
10
15
20
0 28 56 84 112 140 168 196Umur/Lama intrusi (Hari)
Ettri
ngite
(%)
NonintrusiTerintrusi
0
5
10
15
20
0 28 56 84 112 140 168 196Umur/Lama intrusi (Hari)
Ettri
ngite
(%)
Nonintrusi
Terintrusi
0
5
10
15
20
0 28 56 84 112 140 168 196Umur/Lama intrusi (Hari)
Ettri
ngite
(%)
NonintrusiTerintrusi
212
(a). Tanpa bubuk slag nikel (b). 16% bubuk slag nikel (D = 0-25 mm) (D = 0-25 mm)
(c). Tanpa bubuk slag nikel (d). 16% bubuk slag nikel (D = 25-50 mm) (D = 25-50 mm)
(e). Tanpa bubuk slag nikel (f). 16% bubuk slag nikel (D = 50-75 mm) (D = 50-75 mm)
Gambar IV.110. Ettringite pada beton w/c = 0,30 tanpa dan dengan 16% bubuk
slag nikel nonintrusi dan terintrusi mikroorganisme
0
5
10
15
20
25
0 28 56 84 112 140 168 196Umur/Lama intrusi (Hari)
Ettri
ngite
(%)
NonintrusiTerintrusi
0
5
10
15
20
0 28 56 84 112 140 168 196Umur/Lama intrusi (Hari)
Ettri
ngite
(%)
NonintrusiTerintrusi
0
5
10
15
20
0 28 56 84 112 140 168 196Umur/Lama intrusi (Hari)
Ettri
ngite
(%)
NonintrusiTerintrusi
0
5
10
15
20
25
0 28 56 84 112 140 168 196Umur/Lama intrusi (Hari)
Ettri
ngite
(%)
NonintrusiTerintrusi
0
5
10
15
20
0 28 56 84 112 140 168 196Umur/Lama intrusi (Hari)
Ettri
ngite
(%)
NonintrusiTerintrusi
0
5
10
15
20
0 28 56 84 112 140 168 196Umur/Lama intrusi (Hari)
Ettri
ngite
(%)
NonintrusiTerintrusi
213
Tabel IV.21. Koefisien regresi menurut persamaan IV.46.a dan IV.46.b
Kedalaman Bubuk
intrusi, D slag nikel
(mm) (%) a b R2 a b R2
0 36.672 -0.415 0.979 0.937 0.941 0.05
16 22.039 -0.305 0.990 -2.628 1.187 0.406
0 26.442 -0.343 0.934 0.986 0.899 0.077
16 22.256 -0.323 0.926 -2.929 1.179 0.206
0 19.167 -0.242 0.994 1.413 0.903 0.119
16 20.255 -0.285 0.957 -2.825 1.216 0.52
0 28.798 -0.325 0.974 0.612 0.953 0.015
16 23.203 -0.304 0.905 -3.477 1.228 0.371
0 25.893 -0.297 0.899 1.195 0.91 0.038
16 18.654 -0.216 0.947 -1.641 1.119 0.066
0 30.556 -0.335 0.948 0.638 0.947 0.014
16 20.857 -0.239 0.965 -2.111 1.154 0.09
0 31.859 -0.332 0.973 0.583 0.959 0.012
16 21.411 -0.269 0.974 -1.883 1.17 0.081
0 32.722 -0.329 0.978 0.353 0.972 0.007
16 19.261 -0.235 0.992 -1.714 1.113 0.092
0 19.231 -0.187 0.885 0.519 0.958 0.016
16 19.069 -0.230 0.987 -1.761 1.124 0.076
No. w/c
0 - 25
25 - 50
50 - 75
1 0,57
0 - 25
25 - 50
50 - 75
Nonintrusi Terintrusi
Koefisien regresi
3 0,30
0 - 25
25 - 50
50 - 75
2 0,40
Hubungan linier antara etrringite nonintrusi dan terintrusi mikroorganisme, baik
tanpa maupun dengan 16% bubuk slag nikel sebagaimana yang terlihat pada
gambar IV.109, dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :
- Tanpa bubuk slag nikel
12,881Et0.104Et ni0i0 +−= (IV.47.a)
- 16% bubuk slag nikel
283,6Et0.402Et ni16i16 += (IV.47.b)
214
Gambar IV.111. Hubungan linier antara ettringite pada beton terintrusi dan nonintrusi mikroorganisme
(2). Calcite (CaCO3)
Senyawa kalsium karbonat (calcite) terbentuk dari reaksi antara kalsium
hidroksida dengan gas karbon dioksida. Senyawa ini sangat rentan terjadi pada
beton terintrusi mikroorganisme karena gas karbon dioksida (CO2) tersebut
merupakan salah satu produk metabolik mikroorganisme. Selain ditentukan oleh
kuantitas kalsium hidroksida dan gas karbon dioksida, senyawa kalsium karbonat
tersebut juga dipengaruhi oleh faktor fisik beton yaitu porositas. Semakin tinggi
porositas beton, semakin besar potensi terbentuknya kalsium karbonat.
Gambar IV.110 hingga IV.113 memperlihatkan profil kalsium karbonat pada
beton nonintrusi dan terintrusi mikroorganisme, baik tanpa maupun dengan 16%
bubuk slag nikel. Terlihat bahwa beton dengan 16% bubuk slag nikel, baik pada
kondisi nonintrusi maupun terintrusi mikroorganisme, kalsium karbonatnya relatif
lebih kecil daripada beton tanpa bubuk slag nikel. Hal ini sebagai bentuk
kontribusi bubuk slag nikel melalui efek pozzolanik dan efek pengecilan pori.
Kedua efek ini secara simultan dapat mengurangi kuantitas kalsium hidroksida
dan porositas beton sehingga kesempatan mikroorganisme tersebut untuk
melakukan penyusupan ke dalam material beton juga semakin berkurang.
y = -0.104x + 12.881R2 = 0.0821
y = 0.4018x + 6.283R2 = 0.6413
0
5
10
15
20
0 5 10 15 20
Ettringite nonintrusi (% )
Ettr
ingi
te te
rint
rusi
(%) Tanpa bubuk slag nikel
16% bubuk slag nikel
215
Kurva-kurva kalsium karbonat yang ditunjukkan pada gambar IV.110 hingga
IV.113 tersebut memiliki kemiripan dengan bentuk kurva ettringite pada gambar
IV.106 hingga IV.108. Dengan demikian kurva-kurva tersebut dapat pula
dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :
- Nonintrusi mikroorganisme
bni3 taCaCO = (IV.47.a)
- Terintrusi mikroorganisme
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛+
=tba
tCaCOCaCO 03i3 (IV.47.b)
dimana :
CaCO3ni = kalsium karbonat beton nonintrusi mikroorganisme (%)
CaCO3i = kalsium karbonat beton terintrusi mikroorganisme (%)
CaCO30 = kalsium karbonat pada saat intrusi t = 0 (%)
t = umur atau lama intrusi (hari)
a dan b = koefisien regresi, sesuai yang tercantum pada tabel IV.22
Tabel IV.22. Koefisien regresi menurut persamaan IV.47.a dan IV.47.b Kedalaman Bubukintrusi, D slag nikel
(mm) (%) a b R2 a b R2
0 14.690 -0.316 0.995 1.291 0.848 0.09716 16.720 -0.403 0.987 1.038 0.915 0.0290 18.595 -0.396 0.963 0.947 0.930 0.024
16 22.372 -0.485 0.945 1.090 0.901 0.0090 15.224 -0.370 0.939 1.426 0.885 0.046
16 15.990 -0.432 0.940 2.407 0.835 0.0020 17.609 -0.403 0.994 1.168 0.882 0.009
16 12.716 -0.342 0.993 0.738 0.925 0.0090 17.260 -0.437 0.984 1.626 0.855 0.015
16 10.561 -0.304 0.979 1.415 0.882 0.0220 16.654 -0.444 0.970 0.886 0.921 0.012
16 9.821 -0.310 0.967 0.876 0.923 0.0020 11.265 -0.226 0.985 1.081 0.896 0.014
16 10.519 -0.271 0.989 1.160 0.917 0.0090 11.850 -0.264 0.982 0.978 0.928 0.009
16 8.940 -0.262 0.988 1.272 0.890 0.0200 11.749 -0.295 0.957 1.752 0.874 0.030
16 8.351 -0.263 0.964 1.332 0.871 0.014
50 - 75
0 - 25
25 - 50
2 0,40
3 0,30
50 - 75
0 - 25
25 - 50
Nonintrusi Terintrusi
1 0,57
50 - 75
0 - 25
25 - 50
No. w/cKoefisien regresi
216
(a). Tanpa bubuk slag nikel (b). 16% bubuk slag nikel (D = 0-25 mm) (D = 0-25 mm)
(c). Tanpa bubuk slag nikel (d). 16% bubuk slag nikel (D = 25-50 mm) (D = 25-50 mm)
(e). Tanpa bubuk slag nikel (f). 16% bubuk slag nikel (D = 50-75 mm) (D = 50-75 mm)
Gambar IV.112. Kalsium karbonat pada beton w/c = 0,57 tanpa dan dengan 16%
bubuk slag nikel nonintrusi dan terintrusi mikroorganisme
0
3
6
9
12
0 28 56 84 112 140 168 196Umur/Lama intrusi (Hari)
Cal
cite
, CaC
O3
(%)
NonintrusiTerintrusi
0
3
6
9
12
0 28 56 84 112 140 168 196Umur/Lama intrusi (Hari)
Cal
cite
, CaC
O3
(%)
NonintrusiTerintrusi
0
3
6
9
12
0 28 56 84 112 140 168 196Umur/Lama intrusi (Hari)
Cal
cite
, CaC
O3
(%)
NonintrusiTerintrusi
0
3
6
9
12
0 28 56 84 112 140 168 196Umur/Lama intrusi (Hari)
Cal
cite
, CaC
O3
(%)
NonintrusiTerintrusi
0
3
6
9
12
0 28 56 84 112 140 168 196Umur/Lama intrusi (Hari)
Cal
cite
, CaC
O3
(%)
NonintrusiTerintrusi
0
2
4
6
8
10
0 28 56 84 112 140 168 196Umur/Lama intrusi (Hari)
Cal
cite
, CaC
O3
(%)
NonintrusiTerintrusi
217
(a). Tanpa bubuk slag nikel (b). 16% bubuk slag nikel (D = 0-25 mm) (D = 0-25 mm)
(c). Tanpa bubuk slag nikel (d). 16% bubuk slag nikel (D = 25-50 mm) (D = 25-50 mm)
(e). Tanpa bubuk slag nikel (f). 16% bubuk slag nikel (D = 50-75 mm) (D = 50-75 mm)
Gambar IV.113. Kalsium karbonat pada beton w/c = 0,40 tanpa dan dengan 16%
bubuk slag nikel nonintrusi dan terintrusi mikroorganisme
0
3
6
9
12
0 28 56 84 112 140 168 196Umur/Lama intrusi (Hari)
Cal
cite
, CaC
O3
(%)
NonintrusiTerintrusi
0
2
4
6
8
10
0 28 56 84 112 140 168 196Umur/Lama intrusi (Hari)
Cal
cite
, CaC
O3
(%)
NonintrusiTerintrusi
0
3
6
9
12
0 28 56 84 112 140 168 196Umur/Lama intrusi (Hari)
Cal
cite
, CaC
O3
(%)
NonintrusiTerintrusi
0
2
4
6
8
10
0 28 56 84 112 140 168 196Umur/Lama intrusi (Hari)
Cal
cite
, CaC
O3
(%)
NonintrusiTerintrusi
0
3
6
9
12
0 28 56 84 112 140 168 196Umur/Lama intrusi (Hari)
Cal
cite
, CaC
O3
(%)
NonintrusiTerintrusi
0
2
4
6
8
0 28 56 84 112 140 168 196Umur/Lama intrusi (Hari)
Cal
cite
, CaC
O3
(%)
NonintrusiTerintrusi
218
(a). Tanpa bubuk slag nikel (b). 16% bubuk slag nikel (D = 0-25 mm) (D = 0-25 mm)
(c). Tanpa bubuk slag nikel (d). 16% bubuk slag nikel (D = 25-50 mm) (D = 25-50 mm)
(e). Tanpa bubuk slag nikel (f). 16% bubuk slag nikel (D = 50-75 mm) (D = 50-75 mm)
Gambar IV.114. Kalsium karbonat pada beton w/c = 0,30 tanpa dan dengan 16%
bubuk slag nikel nonintrusi dan terintrusi mikroorganisme
0
3
6
9
12
0 28 56 84 112 140 168 196Umur/Lama intrusi (Hari)
Cal
cite
, CaC
O3
(%)
NonintrusiTerintrusi
0
2
4
6
8
10
0 28 56 84 112 140 168 196Umur/Lama intrusi (Hari)
Cal
cite
, CaC
O3
(%)
NonintrusiTerintrusi
0
3
6
9
12
0 28 56 84 112 140 168 196Umur/Lama intrusi (Hari)
Cal
cite
, CaC
O3
(%)
NonintrusiTerintrusi
0
2
4
6
8
10
0 28 56 84 112 140 168 196Umur/Lama intrusi (Hari)
Cal
cite
, CaC
O3
(%)
NonintrusiTerintrusi
0
3
6
9
12
0 28 56 84 112 140 168 196Umur/Lama intrusi (Hari)
Cal
cite
, CaC
O3
(%)
NonintrusiTerintrusi
0
2
4
6
8
10
0 28 56 84 112 140 168 196Umur/Lama intrusi (Hari)
Cal
cite
, CaC
O3
(%)
NonintrusiTerintrusi
219
Hubungan linier antara kalsium karbonat beton nonintrusi dan terintrusi
mikroorganisme, baik tanpa maupun dengan 16% bubuk slag nikel seperti yang
diperlihatkan pada gambar IV.113, dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai
berikut :
- Tanpa bubuk slag nikel
,4666CaCO0.094CaCO ni03i03 +−= (IV.48.a)
- 16% bubuk slag nikel
,5725CaCO0.115CaCO ni163i163 +−= (IV.48.b)
Gambar IV.115. Hubungan linier antara kalsium karbonat pada beton terintrusi dan nonintrusi mikroorganisme
(3). Kalsium Magnesium Aluminium Silikon Oksida (Ca54 Mg Al2 Si16 O90)
Pada kondisi nonintrusi mikroorganisme, senyawa kimia ini terbentuk karena
sebagian unsur-unsur kimia, baik yang ada pada trikalsium silikat (C3S),
dikalsium silikat (C2S), dan trikalsium aluminat (C3A) belum berhasil membentuk
kristal kalsium silikat hidrat (CSH), kalsium hidroksida (CH), dan ettringite. Pada
kondisi tersebut, senyawa kimia ini berkurang seiring dengan bertambanya umur
y = -0.0935x + 6.4661R2 = 0.0413
y = -0.1149x + 5.5715R2 = 0.0436
1
3
5
7
9
1 3 5 7 9
Calcite nonintrusi (% )
Cal
cite
teri
ntru
si (%
)
Tanpa bubuk slag nikel16% bubuk slag nikel
220
beton. Sedangkan pada kondisi terintrusi mikroorganisme, senyawa kimia tersebut
cenderung meningkat seiring dengan bertambahnya lama intrusi, meskipun
peningkatannya tidak secara signifikan. Peningkatan senyawa kimia
Ca54MgAl2Si16O90 pada kondisi terintrusi mikroorganisme tersebut merupakan
salah satu dampak pengaruh dari aktifitas metabolik mikroorganisme di dalam
membongkar senyawa-senyawa kimia yang mengandung unsur kalsium sebagai
nutriennya. Efek pozzolanik dan efek pengecilan pori dari bubuk slag nikel, juga
diperlihatkan seperti halnya pada pembentukan senyawa-senyawa kimia
sebelumnya, dimana dengan 16% bubuk slag nikel tersebut, senyawa kimia
Ca54MgAl2Si16O90 di dalam material berkurang secara signifikan.
Kurva-kurva penurunan dan peningkatan senyawa kimia tersebut sebagaimana
yang ditunjukkan pada gambar IV.114 hingga IV.116, mirip dengan bentuk kurva
ettringite maupun kalsium karbonat sehingga dengan analisis regresi linier, kurva-
kurvanya dapat pula dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :
- Nonintrusi mikroorganisme
bni taCMASO = (IV.49.a)
- Terintrusi mikroorganisme
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛+
=tba
tCMASOCMASO 0i (IV.49.b)
dimana :
CMASOni = kalsium magnesium aluminium silikon oksida pada
beton nonintrusi mikroorganisme (%)
CMASOi = kalsium magnesium aluminium silikon oksida pada
beton terintrusi mikroorganisme (%)
CMASO0 = kalsium magnesium aluminium silikon oksida pada
saat intrusi t = 0 (%)
t = umur atau lama intrusi (hari)
a dan b = koefisien regresi, sesuai yang tercantum pada tabel
IV.23
221
(a). Tanpa bubuk slag nikel (b). 16% bubuk slag nikel (D = 0-25 mm) (D = 0-25 mm)
(c). Tanpa bubuk slag nikel (d). 16% bubuk slag nikel (D = 25-50 mm) (D = 25-50 mm)
(e). Tanpa bubuk slag nikel (f). 16% bubuk slag nikel (D = 50-75 mm) (D = 50-75 mm)
Gambar IV.116. Kalsium magnesium aluminium silikon okdisa pada beton
w/c = 0,57 tanpa dan dengan 16% bubuk slag nikel nonintrusi dan terintrusi mikroorganisme
0
5
10
15
20
0 28 56 84 112 140 168 196Umur/Lama intrusi (Hari)
Ca5
4 MgA
l2Si
16O
90 (%
) NonintrusiTerintrusi
0
5
10
15
0 28 56 84 112 140 168 196Umur/Lama intrusi (Hari)
Ca5
4 MgA
l2Si
16O
90 (%
) NonintrusiTerintrusi
0
5
10
15
20
0 28 56 84 112 140 168 196Umur/Lama intrusi (Hari)
Ca5
4 MgA
l2Si
16O
90 (%
) NonintrusiTerintrusi
0
3
6
9
12
0 28 56 84 112 140 168 196Umur/Lama intrusi (Hari)
Ca5
4 MgA
l2Si
16O
90 (%
) NonintrusiTerintrusi
0
5
10
15
20
0 28 56 84 112 140 168 196Umur/Lama intrusi (Hari)
Ca5
4 MgA
l2Si
16O
90 (%
) NonintrusiTerintrusi
0
3
6
9
12
15
0 28 56 84 112 140 168 196Umur/Lama intrusi (Hari)
Ca5
4 MgA
l2Si
16O
90 (%
) NonintrusiTerintrusi
222
(a). Tanpa bubuk slag nikel (b). 16% bubuk slag nikel (D = 0-25 mm) (D = 0-25 mm)
(c). Tanpa bubuk slag nikel (d). 16% bubuk slag nikel (D = 25-50 mm) (D = 25-50 mm)
(e). Tanpa bubuk slag nikel (f). 16% bubuk slag nikel (D = 50-75 mm) (D = 50-75 mm)
Gambar IV.117. Kalsium magnesium aluminium silikon okdisa pada beton
w/c = 0,40 tanpa dan dengan 16% bubuk slag nikel nonintrusi dan terintrusi mikroorganisme
0
5
10
15
0 28 56 84 112 140 168 196Umur/Lama intrusi (Hari)
Ca5
4 MgA
l2Si
16O
90 (%
) NonintrusiTerintrusi
0
3
6
9
12
15
0 28 56 84 112 140 168 196Umur/Lama intrusi (Hari)
Ca5
4 MgA
l2Si
16O
90 (%
)
NonintrusiTerintrusi
0
5
10
15
0 28 56 84 112 140 168 196Umur/Lama intrusi (Hari)
Ca5
4 MgA
l2Si
16O
90 (%
) NonintrusiTerintrusi
0
3
6
9
12
15
0 28 56 84 112 140 168 196Umur/Lama intrusi (Hari)
Ca5
4 MgA
l2Si
16O
90 (%
)NonintrusiTerintrusi
0
5
10
15
0 28 56 84 112 140 168 196Umur/Lama intrusi (Hari)
Ca5
4 MgA
l2Si
16O
90 (%
) NonintrusiTerintrusi
0
3
6
9
12
15
0 28 56 84 112 140 168 196Umur/Lama intrusi (Hari)
Ca5
4 MgA
l2Si
16O
90 (%
)
NonintrusiTerintrusi
223
(a). Tanpa bubuk slag nikel (b). 16% bubuk slag nikel (D = 0-25 mm) (D = 0-25 mm)
(c). Tanpa bubuk slag nikel (d). 16% bubuk slag nikel (D = 25-50 mm) (D = 25-50 mm)
(e). Tanpa bubuk slag nikel (f). 16% bubuk slag nikel (D = 50-75 mm) (D = 50-75 mm)
Gambar IV.118. Kalsium magnesium aluminium silikon okdisa pada beton
w/c = 0,30 tanpa dan dengan 16% bubuk slag nikel nonintrusi dan terintrusi mikroorganisme
0
5
10
15
0 28 56 84 112 140 168 196Umur/Lama intrusi (Hari)
Ca5
4 MgA
l2Si
16O
90 (%
) NonintrusiTerintrusi
0
3
6
9
12
15
0 28 56 84 112 140 168 196Umur/Lama intrusi (Hari)
Ca5
4 MgA
l2Si
16O
90 (%
)
NonintrusiTerintrusi
0
5
10
15
0 28 56 84 112 140 168 196Umur/Lama intrusi (Hari)
Ca5
4 MgA
l2Si
16O
90 (%
)
NonintrusiTerintrusi
0
3
6
9
12
15
0 28 56 84 112 140 168 196Umur/Lama intrusi (Hari)
Ca5
4 MgA
l2Si
16O
90 (%
)NonintrusiTerintrusi
0
5
10
15
0 28 56 84 112 140 168 196Umur/Lama intrusi (Hari)
Ca5
4 MgA
l2Si
16O
90 (%
) NonintrusiTerintrusi
0
3
6
9
12
15
0 28 56 84 112 140 168 196Umur/Lama intrusi (Hari)
Ca5
4 MgA
l2Si
16O
90 (%
)
NonintrusiTerintrusi
224
Tabel IV.23. Koefisien regresi di dalam persamaan IV.49.a dan IV.49.b Kedalaman Bubukintrusi, D slag nikel
(mm) (%) a b R2 a b R2
0 29.572 -0.466 0.932 1.303 0.689 0.06116 15.214 -0.324 0.915 0.744 0.924 0.0390 21.158 -0.348 0.952 1.338 0.868 0.024
16 9.363 -0.208 0.898 0.809 0.822 0.0120 26.357 -0.423 0.966 1.226 0.891 0.099
16 19.511 -0.337 0.925 1.921 1.002 0.0160 15.487 -0.317 0.984 0.704 0.828 0.028
16 31.419 -0.458 0.958 0.159 0.967 0.0010 15.393 -0.301 0.973 1.620 0.877 0.042
16 23.349 -0.374 0.897 0.987 0.925 0.0230 20.805 -0.355 0.931 0.839 0.936 0.014
16 20.351 -0.330 0.949 0.565 0.933 0.0070 21.211 -0.324 0.907 0.903 0.931 0.023
16 17.033 -0.332 0.985 0.921 0.931 0.0120 20.165 -0.293 0.958 0.557 0.953 0.012
16 19.487 -0.371 0.977 0.878 0.934 0.0100 18.185 -0.257 0.930 1.055 0.919 0.031
16 17.373 -0.271 0.977 0.810 0.939 0.036
No. w/cKoefisien regresi
Nonintrusi Terintrusi
1 0,57
0 - 25
25 - 50
50 - 75
2 0,40
0 - 25
25 - 50
50 - 75
3 0,30
0 - 25
25 - 50
50 - 75
Hubungan linier senyawa kimia Ca54MgAl2Si16O90 antara beton nonintrusi dan
terintrusi mikroorganisme, dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :
- Tanpa bubuk slag nikel
9,385CMASO0,141CMASO ni0i0 +−= (IV.50.a)
- Tanpa bubuk slag nikel
7,064CMASO0,083CMASO ni16i16 +−= (IV.50.b)
Gambar IV.119. Hubungan linier antara kalsium magnesium aluminium silikon oksida pada beton terintrusi dan nonterintrusi mikroorganisme
y = 0.0826x + 7.0642R2 = 0.0195
y = -0.1414x + 9.3854R2 = 0.078
0
3
6
9
12
15
0 2 4 6 8 10Ca54MgAl2Si16O90 nonintrusi (%)
Ca5
4 MgA
l2Si
16O
90 te
rintru
si
(%)
Tanpa bubuk slag nikel16% bubuk slag nikel
225
(4). Rankinite (Ca3 Si2 O7)
Seperti telah dikemukakan sebelumnya, senyawa kimia rankinite hanya terdapat
pada beton yang terintrusi mikroorganisme. Hal ini menunjukkan bahwa senyawa
kimia rankinite tersebut terbentuk akibat aktifitas metabolik mikroorganisme,
dimana unsur kalsium sebagai hasil pembongkarannya yang bersumber dari
senyawa kalsium hidroksida dan kalsium silikat hidrat, bereaksi dengan silika
oksida, baik yang berasal dari semen maupun bubuk slag nikel.
Kurva-kurva yang diperlihatkan pada gambar IV.118 hingga IV.120 menunjukkan
bahwa senyawa rankinite meningkat seiring dengan bertambahnya lama intrusi,
dimana pertambahannya semakin kecil pada beton dengan rasio air-semen yang
rendah. Dengan analisis regresi linier, kurva-kurva tersebut dapat dinyatakan
dengan persamaan sebagai berikut :
( ) b723 ta OSiCaRankinite = (IV.51)
hal mana; rankinite dalam persen, t adalah lama intrusi yang dinyatakan dalam
hari, sedangkan a dan b adalah koefisie regresi denga nilai-nilai seperti tercantum
pada setiap kurva di dalam gambar IV.118 hingga IV.120.
Seperti halnya pada pembentukan senyawa-senyawa kimia sebelumnya, rankinite
pada beton yang menggunakan 16% bubuk slag nikel, juga berkurang secara
signifikan karena efek pozzolanik dan efek pengecilan pori dari bubuk slag nikel
tersebut. Pengurangannya dapat dinyatakan dalam bentuk rasio, seperti yang
diperlihatkan pada gambar IV.121 dengan persamaan sebagai berikut :
( )( ) ⎟⎟
⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛+
=⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛
tbatR
OSiCaOSiCa
t140723
16723 (IV.52)
dimana :
(Ca3Si2O7)16 = rankinite pada beton 16% bubuk slag nikel (%)
(Ca3Si2O7)0 = rankinite pada beton tanpa bubuk slag nikel (%)
Rt14 = rasio rankinite pada saat intrusi t = 14 hari
t = lama intrusi (hari)
a dan b = koefisien regresi
226
(a). D = 0 – 25 mm
(b). D = 25 – 50 mm
(c). D = 50 – 75 mm
Gambar IV.120. Senyawa rankinite pada beton w/c = 0,57 akibat intrusi mikroorganisme
y = 3.3125x0.11
R2 = 0.9591y = 1.6153x0.0933
R2 = 0.8855
1.0
3.0
5.0
7.0
0 28 56 84 112 140 168Umur/Lama intrusi (Hari)
Ran
kini
te, C
a3 Si2 O
7 (%
) Tanpa bubuk slag nikel16% bubuk slag nikel
y = 3.2832x0.0869
R2 = 0.8095y = 1.628x0.0886
R2 = 0.9758
1.5
2.5
3.5
4.5
5.5
6.5
0 28 56 84 112 140 168Umur/Lama intrusi (Hari)
Ran
kini
te, C
a3 Si2 O
7 (%
) Tanpa bubuk slag nikel16% bubuk slag nikel
y = 2.9749x0.075
R2 = 0.8647y = 1.42x0.1035
R2 = 0.9577
1.0
2.0
3.0
4.0
5.0
6.0
0 28 56 84 112 140 168Umur/Lama intrusi (Hari)
Ran
kini
te, C
a3 Si2 O
7 (%
)
Tanpa bubuk slag nikel16% bubuk slag nikel
227
(a). D = 0 – 25 mm
(b). D = 25 – 50 mm
(c). D = 50 – 75 mm
Gambar IV.121. Senyawa rankinite pada beton w/c = 0,40 akibat intrusi mikroorganisme
y = 3.5321x0.0262
R2 = 0.7951y = 2.0919x0.0502
R2 = 0.8436
2.0
3.0
4.0
5.0
0 28 56 84 112 140 168Umur/Lama intrusi (Hari)
Ran
kini
te, C
a3 Si2 O
7 (%
) Tanpa bubuk slag nikel16% bubuk slag nikel
y = 2.9264x0.0501
R2 = 0.8462y = 2.0129x0.0847
R2 = 0.8731
2.0
2.5
3.0
3.5
4.0
4.5
0 28 56 84 112 140 168Umur/Lama intrusi (Hari)
Ran
kini
te, C
a3 Si2 O
7 (%
) Tanpa bubuk slag nikel16% bubuk slag nikel
y = 2.38x0.0673
R2 = 0.918
y = 2.3001x0.0342
R2 = 0.86342.0
2.5
3.0
3.5
4.0
0 28 56 84 112 140 168Umur/Lama intrusi (Hari)
Ran
kini
te, C
a3 Si2 O
7 (%
) Tanpa bubuk slag nikel16% bubuk slag nikel
228
(a). D = 0 – 25 mm
(b). D = 25 – 50 mm
(c). D = 50 – 75 mm
Gambar IV.122. Senyawa rankinite pada beton w/c = 0,30 akibat intrusi mikroorganisme
y = 2.4877x0.0536
R2 = 0.9845
y = 2.191x0.06
R2 = 0.9306
2.0
2.5
3.0
3.5
4.0
0 28 56 84 112 140 168Umur/Lama intrusi (Hari)
Ran
kini
te, C
a3 Si2 O
7 (%
) Tanpa bubuk slag nikel16% bubuk slag nikel
y = 2.3749x0.0578
R2 = 0.9713
y = 2.0793x0.0673
R2 = 0.9356
2.0
2.5
3.0
3.5
4.0
0 28 56 84 112 140 168Umur/Lama intrusi (Hari)
Ran
kini
te, C
a3 Si2 O
7 (%
)
Tanpa bubuk slag nikel16% bubuk slag nikel
y = 2.2005x0.06
R2 = 0.8656
y = 2.158x0.0655
R2 = 0.7964
2.50
2.75
3.00
3.25
0 28 56 84 112 140 168Umur/Lama intrusi (Hari)
Ran
kini
te, C
a3 Si2 O
7 (%
)
Tanpa bubuk slag nikel16% bubuk slag nikel
229
(a). D = 0 – 25 mm
(b). D = 25 – 50 mm
(c). D = 50 – 75 mm
Gambar IV.123. Rasio rankinite antara beton 16% bubuk slag nikel dengan beton tanpa bubuk slag nikel
0.0
0.3
0.6
0.9
1.2
1.5
0 28 56 84 112 140 168
Lama intrusi (Hari)
Ras
io ra
nkin
ite
w/c = 0,57 w/c = 0,40 w/c = 0,30
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛+−
=t1,0540,717
t0,472y ⎟⎟
⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛+
=t,96500,652
t0,642y ⎟⎟
⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛+
=t,99700,118
t0,904y
0.0
0.3
0.6
0.9
1.2
1.5
0 28 56 84 112 140 168
Lama intrusi (Hari)
Ras
io ra
nkin
ite
w/c = 0,57 w/c = 0,40 w/c = 0,30S i 4 S i S i 6
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛+
=t,94900,504
t0,479y
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛+
=t,92201,115
t0,754y
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛+
=t,98900,229
t0,906y
0.0
0.3
0.6
0.9
1.2
1.5
0 28 56 84 112 140 168
Lama intrusi (Hari)
Ras
io ra
nkin
ite
w/c = 0,57 w/c = 0,40 w/c = 0,30S i 4 S i S i 6
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛+
=t,88601,390
t0,493y
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛+−
=1,0571t1,112
t0,879y
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛+
=t,98900,140
t0,996y
230
IV.11. Hubungan antara Parameter
IV.11.1 Peningkatan Porositas versus Total Koloni Mikroorganisme Seperti telah dikemukakan sebelumnya bahwa dampak intrusi mikroorganisme
terhadap sifat-sifat fisik beton adalah meningkatnya porositas dan koefisien
permeabilitas. Hal ini diperlihatkan seperti pada gambar IV.122, dimana
peningkatannya bertambah seiring meningkatnya total koloni mikroorganisme di
dalam material beton. Peningkatan porositas sebagai fungsi total koloni
mikroorganisme pada beton 16% bubuk slag nikel, relatif lebih kecil daripada
beton tanpa bubuk slag nikel. Terlihat pula bahwa semakin tinggi mutu beton,
peningkatan porositasnya semakin rendah. Bentuk peningkatannya tersebut
cenderung mengikuti bentuk persamaan fungsi geometri.
Dengan regresi linier, kurva-kurva yang diperlihatkan pada gambar IV.122
tersebut dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :
(a). Beton w/c = 0,57
- tanpa bubuk slag nikel : 0.1630 C6,994Δe = (IV.53.a)
- 16% bubuk slag nikel : 0.08216 C7,022Δe = (IV.53.b)
(b). Beton w/c = 0,40
- tanpa bubuk slag nikel : 0.1470 C,5167Δe = (IV.53.c)
- 16% bubuk slag nikel : 0.05416 C8,542Δe = (IV.53.d)
(c). Beton w/c = 0,30
- tanpa bubuk slag nikel : 0.1570 C6,469Δe = (IV.53.e)
- 16% bubuk slag nikel : 0.05816 C7,523Δe = (IV.53.f)
hal mana Δe0 dan Δe16 adalah prosentase peningkatan porositas masing-masing
pada beton tanpa dan dengan 16% bubuk slag nikel dan C adalah total koloni
mikroorganisme yang dinyatakan dalam cfu/gr.
231
(a). Beton dengan w/c = 0,57
(b). Beton dengan w/c = 0,40
(c). Beton dengan w/c = 0,30
Gambar IV.124. Hubungan antara peningkatan porositas versus total koloni mikroorganisme
0
10
20
30
40
50
0.0E+00 2.0E+04 4.0E+04 6.0E+04 8.0E+04 1.0E+05 1.2E+05 1.4E+05
Total koloni mikroorganisme, C (cfu/gr)
Peni
ngka
tan
poro
sita
s, e
(%) Tanpa bubuk slag nikel 16% bubuk slag nikel
0.1630 C6,994Δe = 0.082
16 C7,022Δe =
0
10
20
30
40
50
0.0E+00 2.0E+04 4.0E+04 6.0E+04 8.0E+04 1.0E+05
Total koloni mikroorganisme, C (cfu/gr)
Peni
ngka
tan
poro
sita
s, e
(%) Tanpa bubuk slag nikel 16% bubuk slag nikel
0.1470 C,5167Δe = 0.054
16 C8,542Δe =
0
10
20
30
40
0.0E+00 1.0E+04 2.0E+04 3.0E+04 4.0E+04 5.0E+04
Total koloni mikroorganisme, C (cfu/gr)
Peni
ngka
tan
poro
sita
s, e
(%) Tanpa bubuk slag nikel 16% bubuk slag nikel
0.1570 C6,469Δe = 0.058
16 C7,523Δe =
232
IV.11.2 Peningkatan Porositas versus Reduksi Kalsium Hidroksida
Mikroorganisme di dalam aktifitas metaboliknya mempengaruhi senyawa kalsium
hidroksida di dalam material beton dimana semakin panjang rentang waktu
intrusinya, reduksi senyawa kalsium hidroksida tersebut semakin besar. Ruang
kosong yang ditinggalkan akibat reduksi senyawa kimia tersebut akan berdampak
pada meningkatnya porositas beton. Hal ini diperlihatkan seperti pada gambar
IV.123 dimana semakin besar reduksi senyawa kalsium hidroksida tersebut,
semakin meningkat pula porositas beton. Kurva peningkatan porositas pada beton
tanpa bubuk slag nikel cenderung mengikuti bentuk persamaan fungsi linier,
sedangkan pada beton 16% bubuk slag nikel bentuk peningkatannya cenderung
mengikuti persamaan fungsi geometri.
Dengan regresi linier, kurva peningkatan porositas versus reduksi kalsium
hidroksida dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :
(a). Beton w/c = 0,57
- tanpa bubuk slag nikel : CH2,009Δe0 Δ= (IV.54.a)
- 16% bubuk slag nikel : ( ) 549.016 ΔCH3,881Δe = (IV.54.b)
(b). Beton w/c = 0,40
- tanpa bubuk slag nikel : CH1,613Δe0 Δ= (IV.54.c)
- 16% bubuk slag nikel : ( )0.73316 ΔCH2,036Δe = (IV.54.d)
(c). Beton w/c = 0,30
- tanpa bubuk slag nikel : CH1,465Δe0 Δ= (IV.54.e)
- 16% bubuk slag nikel : ( ) 834.016 ΔCH1,391Δe = (IV.54.f)
hal mana Δe0 dan Δe16 adalah prosentase peningkatan porositas masing-masing
pada beton tanpa dan dengan 16% bubuk slag nikel dan ΔCH adalah prosentase
reduksi kalsium hidroksida.
233
(a). Beton dengan w/c = 0,57
(b). Beton dengan dengan w/c = 0,40
Gambar IV.123. Hubungan antara porositas versus kalsium hidroksida pada beton nonintrusi mikroorganisme
(c). Beton dengan w/c = 0,30
Gambar IV.125. Hubungan antara peningkatan porositas versus reduksi kalsium hidroksida
0
10
20
30
40
50
0 3 6 9 12 15 18 21Reduksi kalsium hidroksida, ΔCH (%)
Peni
ngka
tan
poro
sita
s, e
(%)
Tanpa bubuk slag nikel 16% bubuk slag nikel
CH2,009Δe 0 Δ=
0.54916 CH3,881Δe Δ=
0
10
20
30
40
0 3 6 9 12 15 18 21Reduksi kalsium hidroksida, ΔCH (%)
Peni
ngka
tan
poro
sita
s, e
(%)
Tanpa bubuk slag nikel 16% bubuk slag nikel
CH1,613Δe 0 Δ=
0.73316 CH2,036Δe Δ=
0
10
20
30
0 5 10 15 20Reduksi kalsium hidroksida, ΔCH (%)
Peni
ngka
tan
poro
sita
s, e
(%)
Tanpa bubuk slag nikel 16% bubuk slag nikel
CH1,465Δe 0 Δ=
0.83416 CH1,391Δe Δ=
234
IV.11.3 Peningkatan Porositas versus Reduksi Kalsium Silikat Hidrat
Seperti halnya pada sub bab IV.10.3, mikroorganisme di dalam aktifitas
metaboliknya juga berdampak pada reduksi senyawa kalsium silikat hidrat di
dalam beton. Reduksi tersebut berpengaruh pula terhadap meningkatnya porositas
beton, dimana bentuk peningkatannya cenderung mengikuti bentuk persamaan
fungsi polinominal berorde dua (parabola), seperti yang diperlihatkan pada
gambar IV.124. Bentuk reduksi tersebut mengindikasikan bahwa senyawa
kalsium silikat hidrat tidak mudah didekomposisikan oleh aktifitas metabolik
mikroorganisme karena gel silika (Si(OH)4) memiliki sifat yang tidak mudah larut
oleh zat-zat organik termasuk asam asetat (CH3COOH). Dengan regresi linier,
kurva yang diperlihatkan pada gambar IV.124 tersebut dapat dinyatakan dengan
persamaan sebagai berikut :
(a). Beton w/c = 0,57
- tanpa bubuk slag nikel :
( ) CSH551,16CSH5,343Δe 20 Δ+Δ−= (IV.55.a)
- 16% bubuk slag nikel :
( ) CSH499,17CSH2,393Δe 216 Δ+Δ−= (IV.55.b)
(b). Beton w/c = 0,40
- tanpa bubuk slag nikel :
( ) CSH875,22CSH11,424Δe 20 Δ+Δ−= (IV.55.c)
- 16% bubuk slag nikel :
( ) CSH079,19CSH3,578Δe 216 Δ+Δ−= (IV.55.d)
(c). Beton w/c = 0,30
- tanpa bubuk slag nikel :
( ) CSH155,23CSH13,760Δe 20 Δ+Δ−= (IV.55.e)
- 16% bubuk slag nikel :
( ) CSH68,52CSH27,367Δe 216 Δ+Δ−= (IV.55.f)
235
(a). Beton dengan w/c = 0,57
(b). Beton dengan w/c = 0,40
(c). Beton dengan w/c = 0,30
Gambar IV.126. Hubungan antara peningkatan porositas versus reduksi kalsium silikat hidrat
0
10
20
30
40
50
0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0
Reduksi kalsium silikat hidrat, ΔCSH (%)
Peni
ngka
tan
poro
sita
s, e
(%) Tanpa bubuk slag nikel 16% bubuk slag nikel
( ) CSH551,16CSH5,343Δe 20 Δ+Δ−=
( ) CSH499,17CSH2,393Δe 216 Δ+Δ−=
0
10
20
30
40
50
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5
Reduksi kalsium silikat hidrat, ΔCSH (%)
Peni
ngka
tan
poro
sita
s,e
(%)
Tanpa bubuk slag nikel 16% bubuk slag nikel
( ) CSH875,22CSH11,424Δe 20 Δ+Δ−= ( ) CSH079,19CSH3,578Δe 2
16 Δ+Δ−=
0
10
20
30
40
50
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0
Reduksi kalsium silikat hidrat, ΔCSH (%)
Peni
ngka
tan
poro
sita
s,e
(%)
Tanpa bubuk slag nikel 16% bubuk slag nikel
( ) CSH155,23CSH13,760Δe 20 Δ+Δ−= ( ) CSH68,52CSH27,367Δe 2
16 Δ+Δ−=
236
IV.11.4 Peningkatan Koefisien Permeabilitas versus Total Koloni
Mikroorganisme
Kurva hubungan antara peningkatan koefisien permeabilitas versus total koloni
mikroorganisme, bentuknya cenderung mengikuti bentuk kurva hubungan antara
peningkatan porositas versus total koloni mikroorganisme. Bentuk hubungannya
diperlihatkan seperti pada gambar IV.125. Seperti halnya pada pembahasan
sebelumnya, peningkatan koefisien permeabilitas dalam fungsi total koloni
mikroorganisme pada beton 16% bubuk slag nikel, juga relatif lebih kecil
daripada beton tanpa bubuk slag nikel. Demikian pula halnya dengan mutu beton,
semakin tinggi mutu beton, peningkatan koefisien permeabilitasnya semakin
rendah.
Dengan regresi linier, kurva-kurva yang diperlihatkan pada gambar IV.122
tersebut dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :
(a). Beton w/c = 0,57
- tanpa bubuk slag nikel : 0.1890 C5,238Δk = (IV.56.a)
- 16% bubuk slag nikel : 0.08016 C6,959Δk = (IV.56.b)
(b). Beton w/c = 0,40
- tanpa bubuk slag nikel : 0.1420 C7,807Δk = (IV.56.c)
- 16% bubuk slag nikel : 0.04816 C7,330Δk = (IV.56.d)
(c). Beton w/c = 0,30
- tanpa bubuk slag nikel : 0.1630 C6,025Δk = (IV.56.e)
- 16% bubuk slag nikel : 0.06016 C6,456Δk = (IV.56.f)
hal mana Δk0 dan Δk16 adalah prosentase peningkatan koefisien permeabilitas
masing-masing pada beton tanpa dan dengan 16% bubuk slag nikel dan C adalah
total koloni mikroorganisme yang dinyatakan dalam cfu/gr.
237
(a). Beton dengan w/c = 0,57
(b). Beton dengan w/c = 0,40
(c). Beton dengan w/c = 0,30
Gambar IV.127. Hubungan antara peningkatan koefisien permeabilitas versus total koloni mikroorganisme
0
10
20
30
40
50
60
0.0E+00 2.0E+04 4.0E+04 6.0E+04 8.0E+04 1.0E+05 1.2E+05 1.4E+05Total koloni mikroorganisme, C (cfu/gr)
Peni
ngka
tan
koef
. per
mea
bilit
ask
(%)
Tanpa bubuk slag nikel 16% bubuk slag nikel
0.1890 C5,238Δk =
0.08016 C6,959Δk =
0
10
20
30
40
50
0.0E+00 1.0E+04 2.0E+04 3.0E+04 4.0E+04 5.0E+04 6.0E+04 7.0E+04 8.0E+04Total koloni mikroorganisme, C (cfu/gr)
Peni
ngka
tan
koef
. per
mea
bilit
ask
(%)
Tanpa bubuk slag nikel 16% bubuk slag nikel
0.1420 C7,807Δk = 0.048
16 C7,330Δk =
0
10
20
30
40
0.0E+00 1.0E+04 2.0E+04 3.0E+04 4.0E+04 5.0E+04Total koloni mikroorganisme, C (cfu/gr)
Peni
ngka
tan
koef
. per
mea
bilit
ask
(%)
Tanpa bubuk slag nikel 16% bubuk slag nikel
0.1630 C6,025Δk = 0.060
16 C6,456Δk =
238
IV.11.5 Peningkatan Koefisien Permeabilitas versus Reduksi Kalsium
Hidroksida
Reduksi kalsium hidroksida akibat aktifitas metabolik mikroorganisme juga
berdampak pada peningkatan koefisien permeabilitas beton. Bentuk kurva
peningkatan tersebut pada beton tanpa bubuk slag nikel mengikuti bentuk
persamaan fungsi linier, sedangkan pada beton dengan 16% bubuk slag nikel
cenderung mengikuti bentuk persamaan fungsi geometri. Bentuk fungsi
peningkatan tersebut sama dengan bentuk fungsi pada peningkatan porositas
versus reduksi kalsium hidroksida.
Dengan regresi linier, kurva peningkatan koefisien permeabilitas versus reduksi
kalsium hidroksida yang diperlihatkan pada gambar IV.126, dapat dinyatakan
dengan persamaan sebagai berikut :
(a). Beton w/c = 0,57
- tanpa bubuk slag nikel : CH1,868Δk 0 Δ= (IV.57.a)
- 16% bubuk slag nikel : ( ) 506.016 ΔCH,0884Δk = (IV.57.b)
(b). Beton w/c = 0,40
- tanpa bubuk slag nikel : CH1,564Δk 0 Δ= (IV.57.c)
- 16% bubuk slag nikel : ( ) 527.016 ΔCH,6702Δk = (IV.57.d)
(c). Beton w/c = 0,30
- tanpa bubuk slag nikel : CH1,396Δk 0 Δ= (IV.57.e)
- 16% bubuk slag nikel : ( ) 740.016 ΔCH,4651Δk = (IV.57.f)
hal mana Δk0 dan Δk16 masing-masing adalah prosentase peningkatan koefisien
permeabilitas pada beton tanpa dan dengan 16% bubuk slag nikel, sedangkan
ΔCH adalah prosentase reduksi kalsium hidroksida.
239
(a). Beton dengan w/c = 0,57
(b). Beton dengan w/c = 0,40
(c). Beton dengan w/c = 0,30
Gambar IV.128. Hubungan antara peningkatan koefisien permeabilitas versus reduksi kalsium hidroksida
0
10
20
30
40
0 3 6 9 12 15 18 21
Reduksi kalsium hidroksida, ΔCH (%)
Peni
ngka
tan
koef
. per
mea
bilit
ask
(%)
Tanpa bubuk slag nikel 16% bubuk slag nikel
CH1,868Δk 0 Δ=
( ) 506.016 ΔCH,0884Δk =
0
10
20
30
40
0 3 6 9 12 15 18 21
Reduksi kalsium hidroksida, ΔCH (%)
Peni
ngka
tan
koef
. per
mea
bilit
ask
(%)
Tanpa bubuk slag nikel 16% bubuk slag nikel
CH1,564Δk 0 Δ=
( ) 527.016 ΔCH,6702Δk =
0
10
20
30
0 5 10 15 20
Reduksi kalsium hidroksida, ΔCH (%)
Peni
ngka
tan
koef
. per
mea
bilit
ask
(%)
Tanpa bubuk slag nikel 16% bubuk slag nikel
CH1,396Δk 0 Δ=
( ) 740.016 ΔCH,4651Δk =
240
IV.11.6 Peningkatan Koefisien Permeabilitas versus Reduksi Kalsium
Silikat Hidrat
Reduksi kalsium silikat hidrat akibat aktifitas metabolik mikroorganisme selain
berdampak pada peningkatan porositas juga berdampak pada peningkatan
koefisien permeabilitas beton. Seperti halnya pada sub bab IV.10.5, hubungan
peningkatan koefisien permeabilitas versus reduksi kalsium silikat hidrat, bentuk
kurvanya mengikuti bentuk kurva pada peningkatan porositas versus reduksi
kalsium silikat hidrat tersebut.
Dengan regresi linier, kurva yang diperlihatkan pada gambar IV.127, dapat
dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :
(a). Beton w/c = 0,57
- tanpa bubuk slag nikel :
( ) CSH413,16CSH5,465Δk 20 Δ+Δ−= (IV.58.a)
- 16% bubuk slag nikel :
( ) CSH556,16CSH2,30Δk 216 Δ+Δ−= (IV.58.b)
(b). Beton w/c = 0,40
- tanpa bubuk slag nikel :
( ) CSH161,20CSH,06111Δk 20 Δ+Δ−= (IV.58.c)
- 16% bubuk slag nikel :
( ) CSH458,20CSH4,549Δk 216 Δ+Δ−= (IV.58.d)
(c). Beton w/c = 0,30
- tanpa bubuk slag nikel :
( ) CSH856,51CSH,21527Δk 20 Δ+Δ−= (IV.58.e)
- 16% bubuk slag nikel :
( ) CSH431,20CSH12,571Δk 216 Δ+Δ−= (IV.58.f)
241
(a). Beton dengan w/c = 0,57
(b). Beton dengan w/c = 0,40
(c). Beton dengan w/c = 0,30
Gambar IV.129. Hubungan antara peningkatan koefisien permeabilitas versus reduksi kalsium silikat hidrat
0
10
20
30
40
0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0Reduksi kalsium silikat hidrat, ΔCSH (%)
Peni
ngka
tan
koef
. per
mea
bilit
ask
(%)
Tanpa bubuk slag nikel 16% bubuk slag nikel
( ) CSH413,16CSH5,465Δk 20 Δ+Δ−=
( ) CSH556,16CSH2,30Δk 216 Δ+Δ−=
0
10
20
30
40
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5Reduksi kalsium silikat hidrat, ΔCSH (%)
Peni
ngka
tan
koef
. per
mea
bilit
ask
(%)
Tanpa bubuk slag nikel 16% bubuk slag nikel
( ) CSH161,20CSH,06111Δk 20 Δ+Δ−=
( ) CSH458,20CSH4,549Δk 216 Δ+Δ−=
0
10
20
30
40
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0Reduksi kalsium silikat hidrat, ΔCSH (%)
Peni
ngka
tan
koef
. per
mea
bilit
ask
(%)
Tanpa bubuk slag nikel 16% bubuk slag nikel
( ) CSH856,51CSH,21527Δk 20 Δ+Δ−= ( ) CSH431,20CSH12,571Δk 2
16 Δ+Δ−=
242
IV.11.7 Penurunan Kuat Tekan versus Total Koloni Mikroorganisme
Ketahanan material beton terhadap intrusi mikroorganisme dapat pula diukur
melalui hubungan antara penurunan kuat tekan versus total koloni
mikroorganisme. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa penurunan tersebut
meningkat seiring dengan bertambahnya total koloni mikroorganisme di dalam
beton. Bentuk peningkatannya cenderung mengikuti persamaan fungsi geometri,
seperti yang diperlihatkan pada gambar IV.128.
Dengan regresi linier, kurva hubungan antara penuruan kuat tekan versus total
koloni mikroorganisme tersebut dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai
berikut :
(a). Beton w/c = 0,57
- tanpa bubuk slag nikel : 0.072
0 C5,1201Δfc = (IV.59.a)
- 16% bubuk slag nikel : 0.023
16 C3,8461Δfc = (IV.59.b)
(b). Beton w/c = 0,40
- tanpa bubuk slag nikel : 0.061
0 C3,8051Δfc = (IV.59.c)
- 16% bubuk slag nikel : 0.020
16 C,42912Δfc = (IV.59.d)
(c). Beton w/c = 0,30
- tanpa bubuk slag nikel : 0.056
0 C1,8111Δfc = (IV.59.e)
- 16% bubuk slag nikel : 0.034
16 C,6415Δfc = (IV.59.f)
hal mana Δfc0 dan Δfc16 masing-masing adalah prosentase penurunan kuat tekan
pada beton tanpa dan dengan 16% bubuk slag nikel, sedangkan C adalah total
koloni mikroorganisme yang dinyatakan dalam satuan cfu/gr.
243
(a). Beton dengan w/c = 0,57
(b). Beton dengan w/c = 0,40
(c). Beton dengan w/c = 0,30
Gambar IV.130. Hubungan antara penurunan kuat tekan versus total koloni mikroorganisme
0
10
20
30
40
0.0E+00 2.0E+04 4.0E+04 6.0E+04 8.0E+04 1.0E+05 1.2E+05 1.4E+05
Total koloni mikroorganisme, C (cfu/gr)
Penu
runa
n ku
at te
kan,
fc
(%)
Tanpa bubuk slag nikel 16% bubuk slag nikel
0.0720 C5,1201Δfc =
0.02316 C3,8461Δfc =
0
10
20
30
40
0.0E+00 1.0E+04 2.0E+04 3.0E+04 4.0E+04 5.0E+04 6.0E+04 7.0E+04 8.0E+04Total koloni mikroorganisme, C (cfu/gr)
Penu
runa
n ku
at te
kan,
fc
(%)
Tanpa bubuk slag nikel 16% bubuk slag nikel
0.0610 C3,8051Δfc =
0.02016 C,42912Δfc =
0
10
20
30
40
0.0E+00 1.0E+03 2.0E+03 3.0E+03 4.0E+03 5.0E+03 6.0E+03 7.0E+03 8.0E+03Total koloni mikroorganisme, C (cfu/gr)
Penu
runa
n ku
at te
kan,
fc
(%)
Tanpa bubuk slag nikel 16% bubuk slag nikel
0.0560 C1,8111Δfc =
0.03416 C,6415Δfc =
244
IV.11.8 Penurunan Kuat Tekan versus Reduksi Kalsium Hidroksida
Reduksi senyawa kalsium hidroksida akibat aktifitas metabolik mikroorganisme
di dalam material beton dapat pula berdampak pada penurunan nilai kuat tekan
beton. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa penurunan kuat tekan tersebut
cenderung meningkat seiring dengan bertambahnya reduksi senyawa kalsium
hidroksida, seperti yang ditunjukkan pada gambar IV.129. Bentuk peningkatannya
cenderung pula mengikuti bentuk persamaan fungsi geometri.
Dengan regresi linier, kurva-kurva yang diperlihatkan pada gambar IV.129
tersebut dapat pula dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :
(a). Beton w/c = 0,57
- tanpa bubuk slag nikel :
( ) 289.00 ΔCH,62912Δfc = (IV.60.a)
- 16% bubuk slag nikel :
( ) 126.016 ΔCH,25612Δfc = (IV.60.b)
(b). Beton w/c = 0,40
- tanpa bubuk slag nikel :
( ) 383.00 ΔCH,7527Δfc = (IV.60.c)
- 16% bubuk slag nikel :
( ) 130.016 ΔCH,8169Δfc = (IV.60.d)
(c). Beton w/c = 0,30
- tanpa bubuk slag nikel :
( ) 307.00 ΔCH,7917Δfc = (IV.60.e)
- 16% bubuk slag nikel :
( ) 057.016 ΔCH,2915Δfc = (IV.60.f)
hal mana Δfc0 dan Δfc16 masing-masing adalah prosentase penurunan kuat tekan
pada beton tanpa dan dengan 16% bubuk slag nikel, sedangkan ΔCH adalah
prosentase reduksi senyawa kalsium hidroksida.
245
(a). Beton dengan w/c = 0,57
(b). Beton dengan w/c = 0,40
(c). Beton dengan w/c = 0,30
Gambar IV.131. Hubungan antara penurunan kuat tekan versus reduksi kalsium hidroksida
0
10
20
30
40
0 5 10 15 20Reduksi kalsium hidroksida, ΔCH (%)
Penu
runa
n ku
at te
kan,
fc
(%)
Tanpa bubuk slag nikel 16% bubuk slag nikel
( ) 289.00 ΔCH,62912Δfc =
( ) 126.016 ΔCH,25612Δfc =
0
10
20
30
40
0 5 10 15 20 25Reduksi kalsium hidroksida, ΔCH (%)
Penu
runa
n ku
at te
kan,
fc
(%)
Tanpa bubuk slag nikel 16% bubuk slag nikel
( ) 383.00 ΔCH,7527Δfc =
( ) 130.016 ΔCH,8169Δfc =
0
10
20
30
40
0 5 10 15 20Reduksi kalsium hidroksida, ΔCH (%)
Penu
runa
n ku
at te
kan,
fc
(%)
Tanpa bubuk slag nikel 16% bubuk slag nikel
( ) 307.00 ΔCH,7917Δfc =
( ) 057.016 ΔCH,2915Δfc =
246
IV.11.9 Penurunan Kuat Tekan versus Reduksi Kalsium Silikat Hidrat
Aktifitas metabolik mikroorganisme di dalam material beton dapat pula
mengakibatkan reduksi senyawa kalsium silikat hidrat, sehingga akan berdampak
pada penurunan nilai kuat tekan beton. Hubungan antara penurunan kuat tekan
versus reduksi senyawa kalsium silikat tersebut cenderung mengikuti bentuk
persamaan fungsi polinominal berorde dua (parabola), seperti yang diperlihatkan
pada gambar IV.130.
Dengan regresi linier, kurva-kurva yang diperlihatkan pada gambar IV.130
tersebut dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :
(a). Beton w/c = 0,57
- tanpa bubuk slag nikel :
( ) CSH564,25CSH9,311Δfc 20 Δ+Δ−= (IV.61.a)
- 16% bubuk slag nikel :
( ) CSH34,13CSH1,586Δfc 216 Δ+Δ−= (IV.61.b)
(b). Beton w/c = 0,40
- tanpa bubuk slag nikel :
( ) CSH768,30CSH17,151Δfc 20 Δ+Δ−= (IV.61.c)
- 16% bubuk slag nikel :
( ) CSH555,22CSH5,849Δfc 216 Δ+Δ−= (IV.61.d)
(c). Beton w/c = 0,30
- tanpa bubuk slag nikel :
( ) CSH323,15CSH9,133Δfc 20 Δ+Δ−= (IV.61.e)
- 16% bubuk slag nikel :
( ) CSH191,35CSH5,9851Δfc 216 Δ+Δ−= (IV.61.f)
hal mana Δfc0 dan Δfc16 masing-masing adalah prosentase penurunan kuat tekan
pada beton tanpa dan dengan 16% bubuk slag nikel, sedangkan ΔCSH adalah
prosentase reduksi senyawa kalsium silikat hidrat.
247
(a). Beton dengan w/c = 0,57
(b). Beton dengan w/c = 0,40
(c). Beton dengan w/c = 0,30
Gambar IV.132. Hubungan antara penurunan kuat tekan versus reduksi kalsium silikat hidrat
0
10
20
30
40
0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0Reduksi kalsium silikat hidrat, ΔCSH (%)
Penu
runa
n ku
at te
kan,
fc
(%)
Tanpa bubuk slag nikel 16% bubuk slag nikel
( ) CSH564,25CSH9,311Δfc 20 Δ+Δ−=
( ) CSH34,13CSH1,586Δfc 216 Δ+Δ−=
0
10
20
30
40
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5Reduksi kalsium silikat hidrat, ΔCSH (%)
Penu
runa
n ku
at te
kan,
fc
(%)
Tanpa bubuk slag nikel 16% bubuk slag nikel
( ) CSH768,30CSH17,151Δfc 20 Δ+Δ−=
( ) CSH555,22CSH5,849Δfc 216 Δ+Δ−=
0
10
20
30
40
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0Reduksi kalsium silikat hidrat, ΔCSH (%)
Penu
runa
n ku
at te
kan,
fc
(%)
Tanpa bubuk slag nikel 16% bubuk slag nikel
( ) CSH323,15CSH9,133Δfc 20 Δ+Δ−= ( ) CSH191,35CSH5,9851Δfc 2
16 Δ+Δ−=
248
IV.11.10 Penurunan Kuat Tekan versus Peningkatan Porositas
Peningkatan porositas dan penurunan kuat tekan akibat aktifitas metabolik
mikroorganisme di dalam material beton merupakan dua buah parameter yang
menggambarkan tingkat ketahanan material beton tersebut terhadap intrusi
mikroorganisme. Hubungan antara kedua parameter tersebut diperlihatkan seperti
pada gambar IV.131. Hasil pengukuran dan analisis menunjukkan bahwa bentuk
hubungannya cenderung mengikuti bentuk persamaan fungsi geometri.
Dengan regresi linier, kurva-kurva yang diperlihatkan pada gambar IV.131
tersebut dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :
(a). Beton w/c = 0,57
- tanpa bubuk slag nikel :
( )0.3910 Δe622,7Δfc = (IV.62.a)
- 16% bubuk slag nikel :
( )0.08716 Δe171,13Δfc = (IV.62.b)
(b). Beton w/c = 0,40
- tanpa bubuk slag nikel :
( )0.3830 Δe653,6Δfc = (IV.62.c)
- 16% bubuk slag nikel :
( )0.05316 Δe579,12Δfc = (IV.62.d)
(c). Beton w/c = 0,30
- tanpa bubuk slag nikel :
( )0.3390 Δe398,6Δfc = (IV.62.e)
- 16% bubuk slag nikel :
( )0.08616 Δe807,5Δfc = (IV.62.f)
hal mana Δfc0 dan Δfc16 masing-masing adalah prosentase penurunan kuat tekan
pada beton tanpa dan dengan 16% bubuk slag nikel, sedangkan Δe adalah
prosentase peningkatan porositas.
249
(a). Beton dengan w/c = 0,57
(b). Beton dengan w/c = 0,40
(c). Beton dengan w/c = 0,30
Gambar IV.133. Hubungan antara penurunan kuat tekan versus peningkatan Porositas
0
10
20
30
40
0 10 20 30 40 50Peningkatan porositas, Δe (%)
Penu
runa
n ku
at te
kan,
fc
(%)
Tanpa bubuk slag nikel 16% bubuk slag nikel
( )0.3910 Δe622,7Δfc =
( )0.08716 Δe171,13Δfc =
0
10
20
30
0 5 10 15 20 25 30 35 40Peningkatan porositas, Δe (%)
Penu
runa
n ku
at te
kan,
fc
(%)
Tanpa bubuk slag nikel 16% bubuk slag nikel
( )0.3830 Δe653,6Δfc =
( )0.05316 Δe579,12Δfc =
0
10
20
30
0 5 10 15 20 25 30 35 40Peningkatan porositas, Δe (%)
Penu
runa
n ku
at te
kan,
fc
(%)
Tanpa bubuk slag nikel 16% bubuk slag nikel
( )0.3390 Δe398,6Δfc =
( )0.08616 Δe807,5Δfc =
250
IV.12. Normalisasi Total Koloni Mikroorganisme terhadap Material Binder
Pengukuran total koloni mikroorganisme yang telah dilakukan adalah merupakan
jumlah satuan bentukan koloni mikroorganisme dalam satuan berat beton. Untuk
menggambarkan kondisi riil keberadaan mikroorganisme di dalam material beton,
ungkapan hasil pengukuran tersebut seharusnya dinormalisasikan terhadap satuan
berat material binder. Dengan menggunakan data komposisi material hasil disain
campuran beton, hubungan antara total koloni mikroorganisme di dalam material
binder tersebut terhadap waktu (lama intrusi) diperilhatkan seperti pada gambar
IV.132 dan IV.133. Data lengkap hasil normalisasi tersebut disajikan pada tabel
B.30 hingga B.50 (lampiran B).
Hubungan antara total koloni mikroorganisme setelah dinormalisasi terhadap
material binder versus lama intrusi pada beton tanpa dan dengan 16% bubuk slag
nikel, dapat dinyatakan dengan persamaan IV.63.a dan IV.63.b.
(a). Beton tanpa bubuk slag nikel
t)log(a(C) log = (IV.63.a)
(b). Beton dengan bubuk slag nikel
ct)log(bt)(logalog(C) 2 ++= (IV.63.b)
Gambar IV.134 memperlihatkan hubungan antara total koloni mikroorganisme
maksimum versus prosentase bubuk slag nikel pada berbagai kedalaman intrusi
(D). Dari hubungan tersebut terlihat bahwa total koloni mikroorganisme di dalam
material binder dapat diminimalkan oleh penggunaan bubuk slag nikel. Pada
kedalaman intrusi 0 – 25 mm, prosentase terbaik dari bubuk slag nikel pada ketiga
jenis mutu beton (w/c = 0,57, 0,40, dan 0,30) adalah sebesar 16%. Sedangkan
pada kedalaman intrusi 25 – 50 mm dan 50 – 75 mm, masing-masing adalah
sebesar 14% untuk beton dengan rasio air-semen (w/c = 0,57) dan 16% untuk
beton dengan rasio air-semen (w/c = 0,40 dan 0,30).
251
(a). w/c = 0,57
(b). w/c = 0,40
y = 1.966xR2 = 0.826
y = 1.626xR2 = 0.728
y = 1.063xR2 = 0.640
0
2
4
6
8
10
1.0 1.5 2.0 2.5 3.0
Log t (hari)
Log
C (c
fu/g
r)
D = 0-25 mm D = 25-50 mm D = 50-75 mm
(c). w/c = 0,30
Gambar IV.134. Normalisasi total koloni mikroorganisme dalam satuan berat binder pada beton tanpa bubuk slag nikel dalam fungsi waktu
y = 2.283xR2 = 0.928
y = 1.933xR2 = 0.876
y = 1.341xR2 = 0.804
0
2
4
6
8
10
1.0 1.5 2.0 2.5 3.0
Log t (hari)
Log
C (c
fu/g
r)
D = 0-25 mm D = 25-50 mm D = 50-75 mm
y = 2.119xR2 = 0.874
y = 1.763xR2 = 0.797
y = 1.200xR2 = 0.711
0
2
4
6
8
10
1.0 1.5 2.0 2.5 3.0
Log t (hari)
Log
C (c
fu/g
r)
D = 0-25 mm D = 25-50 mm D = 50-75 mm
252
(a). w/c = 0,57
(b). w/c = 0,40
(c). w/c = 0,30
Gambar IV.135. Normalisasi total koloni mikroorganisme dalam satuan berat binder pada beton 16% bubuk slag nikel dalam fungsi waktu
y = 0.05x2 + 2.95x - 2.62R2 = 0.92
y = -15.99x2 + 76.41x - 87.19R2 = 0.89
y = -286.05x2 + 1,394.47x - 1,696.37R2 = 0.94
0
2
4
6
8
10
1.0 1.5 2.0 2.5 3.0
Log t (hari)
Log
C (c
fu/g
r)
D = 0-25 mm D = 25-50 mm D = 50-75 mm
y = -21.18x2 + 101.66x - 118.24R2 = 0.82
y = -9.77x2 + 48.08x - 54.52R2 = 0.91
y = -146.45x2 + 725.82x - 896.98R2 = 1.00
0
2
4
6
8
10
1.0 1.5 2.0 2.5 3.0
Log t (hari)
Log
C (c
fu/g
r)
D = 0-25 mm D = 25-50 mm D = 50-75 mm
y = -12.46x2 + 59.67x - 67.18R2 = 0.95
y = -25.71x2 + 123.38x - 144.46R2 = 0.81
y = -540.82x2 + 2,676.06x - 3,308.13R2 = 1.00
0
2
4
6
8
10
1.0 1.5 2.0 2.5 3.0
Log t (hari)
Log
C (c
fu/g
r)
D = 0-25 mm D = 25-50 mm D = 50-75 mm
253
1.0E+04
1.0E+05
1.0E+06
1.0E+07
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20Bubuk slag nikel (%)
Cm
ax/b
inde
r (cfu
/gr)
w/c = 0,57 w/c = 0,40 w/c = 0,30
(a). Kedalaman intrusi (D) = 0 – 25 mm
1.0E+03
1.0E+04
1.0E+05
1.0E+06
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20Bubuk slag nikel (%)
Cm
ax/b
inde
r (cfu
/gr)
w/c = 0,57 w/c = 0,40 w/c = 0,30
(b). Kedalam intrusi (D) = 25 – 50 mm
1.0E+01
1.0E+02
1.0E+03
1.0E+04
1.0E+05
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20Bubuk slag nikel (%)
Cm
ax/b
inde
r (cfu
/gr)
w/c = 0,57 w/c = 0,40 w/c = 0,30
(c). Kedalaman intrusi (D) = 50 – 75 mm
Gambar IV.136. Hubungan antara total koloni mikroorganisme di dalam material
binder terhadap prosentase bubuk slag nikel
254
y = 5.7E+05x2.6
R2 = 0.98y = 3.2E+06x2.4
R2 = 1.0
1.0E+04
1.0E+05
1.0E+06
0.3 0.4 0.5 0.6
Rasio air-semen (w/c)
Cm
ax/b
inde
r (cf
u/gr
)
0% 16%
(a). Kedalaman intrusi (D) = 0 – 25 mm
(b). Kedalaman intrusi (D) = 25 – 50 mm
(c). Kedalaman intrusi (D) = 50 – 75 mm
Gambar IV.137. Grafik hubungan antara total koloni mikroorganisme maksimum versus rasio air-semen
y = 4.08E+05x1.99
R2 = 0.99
y = 9.65E+04x2.89
R2 = 0.91
1.0E+03
1.0E+04
1.0E+05
1.0E+06
0.3 0.4 0.5 0.6
Rasio air-semen (w/c)
Cm
ax/b
inde
r (cf
u/gr
)
0% 16%
y = 6.41E+03x1.56
R2 = 0.99y = 4.66E+03x3.14
R2 = 0.91
1.0E+01
1.0E+02
1.0E+03
1.0E+04
0.3 0.4 0.5 0.6
Rasio air-semen (w/c)
Cm
ax/b
inde
r (cf
u/gr
)
0% 16%