24
PAPER PENGARUH CAHAYA MATAHARI TERHADAP FOTOSINTESIS OLEH: FITRI WIRNAMASARI(F1D012007) DOSEN: Drs.Zul Bahrum,MS FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BENGKULU 2014

Cover

Embed Size (px)

DESCRIPTION

co

Citation preview

Page 1: Cover

PAPER

PENGARUH CAHAYA MATAHARI TERHADAP

FOTOSINTESIS 

OLEH:

FITRI WIRNAMASARI(F1D012007)

DOSEN:

Drs.Zul Bahrum,MS

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BENGKULU

2014

Page 2: Cover

KATA PENGANTAR

Bismillahhirahmanirahim…

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas

petunjuk dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan paper ini tepat waktu.

Paper dengan judul “Pengaruh Cahaya Matahari Terhadap Fotosintesis” ini diajukan

untuk memenuhi salah satu syarat penilaian pada mata kuliah Biofis semester IV.

Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1.  Drs.Zul Bahrum,MS selaku dosen dalam Mata Kuliah Biofis, yang telah membimbing

penulis dalam penyusunan paper ini, sehingga hal tersebut dapat menjadikan sebuah

wawasan baru bagi penulis.

2.     Teman-temanku seperjuangan dan sepenanggungan serta pihak-pihak lainnya yang

telah membantu dalam penyusunan paper Biofis ini, baik dengan materil maupun non

materil.

Penulis sadar bahwa dalam penyusunan paper Biofis ini, masih terdapat kekurangan

dan mungkin jauh dari kesempunaan, penulis pun sadar bahwa kesempurnaan hanyalah milik

Allah SWT. Namun sebagai manusia, kita pun harus berusaha mempersembahkan yang

terbaik dalam hal apapun. Untuk itu, penulis sangat terbuka dalam menerima segala kritik

maupun saran sebagai pembangun agar penulis dapat menyusun paper dengan lebih baik lagi.

Akhir kata penulis berharap paper Biofis ini agar dapat bermanfaat khususnya bagi

penulis dan juga bermanfaat bagi para pembacanya. Semoga Allah mencatat amal kita untuk

memperoleh ilmu pengetahuan sebagai amal shaleh. Amin...

Bengkulu, April 2014

Penulis

Page 3: Cover

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Cahaya matahari merupakan sumber utama energi bagi kehidupan, tanpa adanya

cahaya matahari kehidupan tidak akan ada. Bagi pertumbuhan tanaman ternyata pengaruh

cahaya selain ditentukan oleh kualitasnya ternyata ditentukan intensitasnya. Intensitas cahaya

adalah banyaknya energi yang diterima oleh suatu tanaman per satuan luas dan per satuan

waktu (kal/cm2/hari). Dengan demikian pengertian intensitas yang dimaksud sudah termasuk

lama penyinaran, yaitu lama matahari bersinar dalam satu hari. Pada dasarnya intensitas

cahaya matahari akan berpengaruh nyata terhadap sifat morfologi tanaman. Hal ini

dikarenakan intensitas cahaya matahari dibutuhkan untuk berlangsungnya penyatuan CO2

dan air untuk membentuk karbohidrat.

Semua makhluk hidup tertentu akan mengalami perkembangan dan pertumbuhan, salah

satunya adalah pada tumbuhan hijau. Proses pada perkembangan dan pertumbuhan pada

tumbuhan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor

eksternal adalah faktor yang telah mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan dari luar

tubuh tumbuhan. Faktor eksternal pada tumbuhan yaitu nutrisi, suhu, cahaya, air,

kelembaban, dan oksigen. Faktor internal adalah faktor yang berasal  dari dalam tubuh

tumbuhan tersebut. Faktor internalnya yaitu dalam bentuk gen dan hormon.

Tumbuhan adalah makhluk yang tidak bergerak, jadi dia membuat makanan sendiri

untuk memenuhi kebutuhannya. Tumbuhan juga mengantungkan pada faktor lingkungan.

Tumbuhan bersifat autrotof, yang artinya dapat membuat makanan sendiri. Organisme

fotosintesis disebut fotoautrotof, sedangkan organisme autrotof yang energinya berasal dari

zat-zat tertentu dan dan dari oksidasi yang akan menggunakan zat-zat kimia untuk mengubah

senyawa anorganik menjadi organik disebut kemoautrotof. Kemoautrotof hidupnya berada di

lubang angin hidrotermal di laut yang dalam dan di bebatuan, biasanya dilakukan pada

bakteri belerang.

Fotosintesis berasal dari foton yang mana artinya adalah cahaya dan sintesis yang

artinya adalah menyusun. Fotosintesis adalah proses tumbuhan untuk menghasilkan

karbohidrat dengan bantuan cahaya, karbon dioksida, air, dan zat hara. Tumbuhan

menggunakan karbon dioksida, air, dan zat hara untuk menghasilkan gula dan oksigen yang

diperlukan tumbuhan sebagai makanannya. Makanan yang dihasilkan akan menentukan

Page 4: Cover

ketersediaan energi untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Energi berguna untuk

menjalankan proses fotosintesis.

Inilah proses fotosintesis yang menghasilkan glukosa:

6H2O + 6CO2 + chaya → C6H12O6 (glukosa) + 6O2

Faktor utama dalam fotosintesis adalah karbondioksida, air dan cahaya. Cahaya

matahari berperan penting dalam fotosintesis karena cahaya berpengaruh dalam proses

fotosintesis. Fotosintesis merupakan kunci proses metabolisme di dalam tumbuhan. Cahaya

matahari memiliki beberapa warna spektrum dengan panjang gelombang tertentu. Panjang

gelombang yang dapat diterima pada tumbuhan yang memiliki panjang gelombang 360 nm –

720 nm. Setiap tanaman memiliki sifat berbeda dalam merespon penyinaran dalam satu hari.

Perbedaan respon tersebut dinamakan dengan fotoperiodisme.

Pigmen klorofil akan menangkap cahaya. Klorofil terdapat pada organel kloroplas. Di

dalam kloroplas terdapat setengah juta setiap mililiter perseginya. Kloroplas terdapat pada

jaringan mesofil, mesofil terdapat dua jaringan, yaitu jaringan plastida mesofil dan spons

mesofil. Klorofil ada dua, yaitu klorofil-a dan klorofil-b.  Tumbuhan yang berfotosintesis

pada jaringan mesofil disebut tumbuhan C3, sedangkan pada tumbuhan C4 fotosintesis

berlangsung pada jaringan mesofil dan bundle sheat cells. Sebagian besar energi dihasilkan di

daun.

Page 5: Cover

Pada fotosintesis terdapat dua reaksi, yaitu reaksi terang dan reaksi gelap. Dimana

reaksi terang adalah reaksi yang membutuhkan cahaya matahari untuk melakukan

fotosintesis, sedangkan pada reaksi gelap cahaya matahari tidak berpengaruh pada proses

fotosintesis.

Banyak faktor yang mempengaruhi laju fotosintesis, diantaranya suhu, intensitas

cahaya, dan karbondioksida. Faktor terpenting dalam fotosintesis adalah cahaya. Cahaya

matahari memiliki beberapa spekturum cahaya dan setiap spektrum dapat mempengaruhi

proses fotosintesis. Kekurangan cahaya akan mengganggu gejala etiolasi dan proses foto

sintesis pada tumbuhan.

1.2 Tujuan

Mengetahui pengaruh cahaya matahari terhadap fotosintesis

Page 6: Cover

BAB II

PEMBAHASAN

Salah satu proses kehidupan tanaman ialah fotosintesis yang merupakan proses

biokimia untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi), dimana karbon dioksida (CO2) dan air

(H2O) dibawah pengaruh cahaya diubah ke dalam persenyawaan organik yang berisi karbon

dan kaya energy(Pertamawati, 2010). Semua makhluk hidup bergantung pada hasil

fotosintesis, karena makhluk hidup selain tumbuhan tidak dapat membuat makanan sendiri.

Makhluk hidup yang tidak dapat membuat makanan sendiri disebut dengan heterotof,

sedangkan tumbuhan merupakan autrotof. Komponen autrotof berfungsi sebagai produsen

(Pertamawati, 2010).Jadi tumbuhan membuat makanan sendiri melalui proses fotosintesis.  

Reaksi fotosintesis dapat terjadi pada semua tumbuhan yang mengandung pigmen

klorofill, dan dengan adanya  cahaya  matahari (Rasyid, 2009). Klorofil terdapat pada organel

plastida.  Plastida utamanya terdapat pada plastid dan jaringan spons. Klorofil adalah pigmen

pemberi warna hijau pada tumbuhan, alga dan bakteri fotosintetik. Pigmen ini berperan dalam

proses fotosintesis tumbuhan dengan menyerap dan mengubah energi cahaya menjadi energi

kimia (Ai dan Yunia, 2011). Klorofil disebut juga dengan zat hijau daun. Klorofil merupakan

komponen kloroplas yang utama dan kandungan klorofil relatif berkorelasi positif dengan

laju fotosintesis Li et al., 2006 (Ai, 2012). Proses sintesis karbohidrat dari bahan-bahan

anorganik (CO2  dan H2O) pada tumbuhan berpigmen  dengan  bantuan energi cahaya

matahari  disebut fotosintesis  dengan persamaan reaksi kimia berikut ini.cahaya matahari 6

CO2  + 6 H2OàC6H12O6  + 6 O2 (Ai, 2012). Hasil fotosintesis tersebut adalah karbohidrat dan

glukosa. Di dalam fotosintesis juga merubah energi fisik menjadi kimia dan dapat mengubah

senyawa anorganik menjadi senyawa organik.

Fotosintesis dipengaruhi oleh cahaya matahari, tahap pertumbuhan tanaman, pigmen

penyerapan cahaya, suhu, ketersediaan CO2dan H2O Anonim, 2012 (dalam Surtinah, 2012).

Fotosintesis juga berpengaruh pada pertumbuhan tanaman. Fotosintesis merupakan proses

perubahan bahan organik tertentu menjadi bahan organic (makanan). Untuk melakukan ini,

tumbuhan membutuhkan energi cahaya (Arisworo, 2006). Dimana cahaya matahari adalah

sumber energi. Cahaya matahari merupakan sumber energi dalam proses fotosintesis,

sehingga dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan vegetative dan generative (Cahyono,

2002). Faktor cahaya matahari sangat berpengaruh terhadap pembentukan organ vegetativ

tanaman, seperti batang, dan daun, serta organ generative seperti bunga dan umbi. Menurut

Sri Setya Harjadi 1979 (dalam Samadi, 2007), laju fotosintesis (asimilasi) berbanding lurus

Page 7: Cover

dengan intensitas cahaya matahari sampai dengan kira-kira 1.200 food candle. Maka semakin

besar intensitas cahaya matahari yang dapat diteima tanaman, semakin cepat pula proses

pembentukan umbi dan waktu pembungaan. Tetapi tidak semua panjang gelombang diserap

oleh tumbuhan, hanya panjang gelombang tertentu tanaman menyerap cahaya matahari.

Pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan generatif berhubungan dengan

tingkat fotosintesis yaitu sumber energi bagi proses pembungaan yang juga melalui

mekanisme hormon tanaman (Astuti dan Sri, 2010). Kekurangan cahaya matahari akan

menyebabkan proses fotosintesis terganggu, sehingga proses pembentukan organ vegetative

dan generative pun terganggu. Akibatnya, tanaman menunjukkan gejala etiolasi, yaitu

tanaman tumbuh memanjang, kurus, lemah, dan pucat.  (Cahyono, 2002). Fotosintesis

dipengaruhi oleh pengaruh intensitas cahaya, konsentrasi karbondioksida, suhu, kadar air,

kadar hasil fotosintesis. Jika intensitas cahaya terlalu tinggi, akan dapat merusak klorofil

(Wijaya, 2008). Tidak semua cahaya matahari diserap oleh tumbuhan, pada panjang

gelombang tertentu cahaya matahari diserap oleh pigemen yag berada di daun. Pigmen

klorofil menyerap lebih banyak  cahaya terlihat pada warna biru (400-450 nanometer) dan

merah (650-700 nanometer) dibandingkan hijau (500-600 nanometer) ( Pertamawati, 2010).

Intensitas atau kuat sinar matahari berhubungan dengan aktifitas fotosintesis. Intensitas

cahaya berbeda-beda atau bervariasi ini yang menyebabakan perbedaan hasil produksi

tanaman, dan umunya semua tanaman membutuhkan intensitas cahaya secara penuh (Ashari,

1995).

Cahaya sangat besar artinya bagi tumbuhan, terutama karena perannya dalam kegiatan

fisiologis seperti fotosintesis, respirasi, pertumbuhan serta pembuangaan, pembukaan dan penutupan

stomata, perkecambahan dan pertumbuhan tanaman. Penyinaran matahari mempengaruhi

pertumbuhan, reproduksi dan hasil tanaman melalui prose fotosintesis (Nurshanti, 2011).

Menurut Sudomo (2007) karohidrat hasil dari fotosintesis akan disuplai pada bagian

yang mengalami pertumbuhan, sebagian besar diarahkan menuju tunas dan sebagian kecil

lagi diarahkan menuju akar. Suplai karbohidrat pada masa awal setek akan sedikit, karena

sedikitnya air yang diperoleh tanaman karena akar belum terbentuk sempurna.

Cahaya matahari akan di tangkap oleh klorofil, tepatnya fotosintesis terjadi pada

stroma. Reaksi fotosintesis dibagi menjadi dua, yaitu reaksi terang dan gelap.

a. Reaksi Terang

Pada reaksi terang, energi yang berasal dari matahari ( energi cahaya) akan diserap

oleh klorofil dan diubah menjadi energi kimia (untuk mensintesis NADPH dan ATP) di

dalam kloroplas. Reaksi terang terjadi di dalam grana. Salah satu pigmen yang berperan

Page 8: Cover

secara langsung dalam reaksi terang adalah klorofil a. Di dalam membran tilakoid, klorofil

bersama-sama dengan protein dan molekul organik berukuran kecil lainnya membentuk

susunan yang disebut fotosistem. Beberapa ratus klorofil a, klorofil b, dan karotenoid

membentuk suatu kumpulan sebagai “pengumpul cahaya” yang disebut kompleks antena.

Sebelum sampai ke pusat reaksi, energi dari partikel-partikel cahaya (foton) akan

dipindahkan dari satu molekul pigmen ke molekul pigmen yang lain. Pusat reaksi merupakan

molekul klorofil pada fotosistem, yang berfungsi sebagai tempat terjadinya reaksi kimiawi

(reaksi cahaya) fotosintesis pertama kalinya (Rochmah,2009).

Di dalam membran tilakoid terdapat 2 macam fotosistem berdasarkan urutan

penemuannya, yaitu fotosistem I dan fotosistem II. Setiap fotosistem tersebut mempunyai

klorofil pusat reaksi yang berbeda, tergantung dari kemampuan menyerap panjang

gelombang cahaya. Klorofil pusat reaksi pada fotosistem I disebut P700, karena

mampu menyerap panjang gelombang cahaya 700 nm (spektrumnya sangat merah),

sedangkan pada fotosistem II disebut P680 (spektrum merah).

Page 9: Cover

Gambar 2. Kerja fotosistem

Kalian tentu masih ingat bahwa di dalam fotosistem terdapat ratusan antena atau

klorofil. Oleh karena itu, aliran elektron pada reaksi terang akan mengikuti suatu rute

tertentu. Selanjutnya, bagaimanakah proses aliran elektron pada reaksi terang? Ada 2

kemungkinan aliran elektron pada reaksi terang. Nah, untuk menjawab hal tersebut simaklah

uraian berikut.

1) Aliran Elektron Non-siklik

Langkah awal dari reaksi terang adalah transfer elektron tereksitasi dari klorofil pusat

reaksi menuju molekul khusus yang disebut akseptor elektron primer. Air (H2O) diuraikan

menjadi 2 ion hidrogen dan 1 atom oksigen kemudian melepaskan O2  Elektron yang berasal

dari air (H2O) menggantikan elektron yang hilang pada P680. Sebagaimana sistem

transportasi elektron pada respirasi aerobik, transport elektron pada reaksi terang ini melalui

rantai transport elektron menuju fotosistem I (P700). Secara berturut-turut, rantai elektron

tersebut yiatu: plastokuinon (Pq), merupakan pembawa elektron; kompleks sitokrom; dan

plastosianin (Pc), merupakan protein yang mengan dung tembaga. Adanya aliran elektron ini

akan menghasilkan energi- energi yang kemudian tersimpan sebagai ATP. Pembentukan ATP

yang menggunakan energi cahaya melalui aliran elektron non siklis pada reaksi terang ini

disebut fotofosforilasi non siklis(Rochmah,2009).

Page 10: Cover

Setelah elektron mencapai fotosistem I (P700), elektron ditangkap oleh akseptor

primer fotosistem I. Elektron melalui rantai transport elektron ke-dua, yaitu melalui protein

yang mengandung besi atau feredoksin (Fd). Selanjutnya, enzim NADP+ reduktase

mentransfer elektron ke NADP+ sehingga membentuk NADPH yang menyimpan elektron

berenergi tinggi dan berfungsi dalam sintesis gula dalam siklus berikutnya yaitu siklus

Calvin. Dengan demikian, reaksi terang menghasilkan ATP dan NADPH(Rochmah,2009).

Gambar 3. Aliran elektron nonsiklik reaksi terang

2) Aliran elektron siklik

Pada aliran elektron siklis ini, elektron dari akseptor primer fotosistem I dikembalikan

ke fotosistem I (P700) melalui feredoksin, kompleks sitokrom, dan plastosianin. Oleh karena

itu, pada aliran siklis ini menyebabkan produksi ATP bertambah tetapi tidak

terbentuk NADPH serta tidak terjadi pelepasan molekul O2. Proses pembentukan ATP

melalui aliran siklis ini disebut fotofosforilasi siklis. Perhatikan Gambar 4.

Page 11: Cover

Gambar 4. Aliran elektron siklik reaksi terang

b. Reaksi Gelap (Siklus Calvin)

Bahan-bahan yang dihasilkan dari reaksi terang akan digunakan dalam siklus Calvin.

ATP digunakan sebagai sumber energi dan NADPH sebagai tenaga pereduksi untuk

penambahan elektron berenergi tinggi. Siklus Calvin terjadi pada bagian kloroplas yaitu

stroma. Pada reaksi gelap ini, bahan untuk fotosintesis (CO2) nantinya akan dibentuk menjadi

molekul gula setelah melalui 3 tahapan, antara lain:

Page 12: Cover

1) Fiksasi Karbon

Pada tahap ini, gula berkarbon 5 yang disebut ribulosa 1,5 bisfosfat (RuBP)

mengikat CO2 membentuk senyawa interme diate yang tidak stabil, sehingga terbentuk 3-

fosfogliserat. Pembentukan tersebut dikatalisis oleh enzim RuBP karboksilase atau

rubisko. Sebagian besar tumbuhan dapat melakukan fiksasi karbon dan

menghasilkan senyawa (produk) pertama berkarbon 3, yaitu 3-fos fo gliserat. Oleh karena itu,

tumbuhan yang dapat memfi ksasi CO2 ini disebut tumbuhan C3. Contohnya adalah

tanaman padi, gandum, dan kedelai. Pada beberapa tumbuhan, fiksasi karbon mendahului

siklus Calvin dengan cara membentuk senyawa berkarbon 4 se ba gai produk pertamanya.

Tumbuhan seperti ini disebut tumbuhan C4. Contohnya adalah tebu, jagung, dan

anggota rumput-rumputan(Rochmah,2009).

Tidak seperti pada tumbuhan C3 dan C4, tumbuhan kaktus dan nanas membuka

stomatanya pada malam hari dan menutupnya pada siang hari. Pada saat stomata terbuka,

tumbuhan mengikatkan CO2 pada berbagai asam organik. Cara fiksasi karbon ini pertama kali

dtiemukan pada tumbuhan famili Crassulaceae (tumbuhan penyimpan air) dan disebut

metabolisme asam krasulase (Crassulacean Acid Metabolism) sehingga tumbuh

annya disebut tumbuhan CAM. Asam organik (senyawa intermediate) yang dibuat pada

malam hari disimpan dalam vakuola sel mesofi l sampai pagi hari. Pada siang hari (stomata

tertutup), reaksi terang dapat memasok ATP dan NADPH untuk siklus Calvin. Pada saat itu,

asam organik melepaskan CO2 dan memasuki molekul gula (RuBP) dalam kloroplas. Dengan

demikian, baik tumbuhan C3, C4, maupun CAM akan menggunakan siklus Calvin setelah

fiksasi CO2, untuk membentuk molekul gula dari karbondioksida(Rochmah,2009).

Gambar 5. Masuknya produk reaksi terang ke

Page 13: Cover

siklus Calvin

2) Reduksi

Setiap molekul 3-PGA menerima gugus fosfat dari ATP sehingga terbentuk 1,3

bisfosfogliserat. Elektron dari NADPH mereduksi 1,3 bisfosfogliserat dan terbentuk 6

molekul gliseraldehid 3-fosfat (G3P), yang dikatalisis oleh G3P dehidrogenase. Satu molekul

G3P akan keluar sebagai molekul gula atau glukosa dan senyawa organik lain

yang diperlukan tumbuhan, sedangkan 5 molekul G3P yang lain akan masuk ke tahapan

regenerasi.

3) Pembentukan kembali (regenerasi) RuBP

Pada tahapan terakhir siklus Calvin ini, RuBP sebagai pengikat CO2 dibentuk kembali

oleh 5 molekul G3P. RuBP siap untuk mengikat CO2 kembali dan siklus Calvin dapat

berlanjut kembali. Dengan demikian, molekul gula tidak akan terbentuk hanya dengan reaksi

terang atau siklus Calvin saja. Oleh karena itu, kedua

proses tersebut merupakan gabungan proses untuk terjadinya fotosintesis. Pada materi

sebelumnya, kalian telah mempelajari bahwa fotosintesis menghasilkan molekul gula. Gula

yang dibuat dalam kloroplas tersebut akan digunakan untuk proses respirasi tumbuhan atau

menyusun senyawa organik lainnya dalam sel tumbuhan. Gula tersebut akan diedarkan ke

seluruh bagian tumbuhan, dalam bentuk gula sederhana seperti glukosa. Molekul-molekul

gula berlebih yang terbentuk selama fotosintesis dan tidak diedarkan, akan menumpuk atau

disimpan di dalam plastida sebagai sumber cadangan energi dalam bentuk amilum atau pati

(polisakarida).

Page 14: Cover

Gambar 6. Tahapan siklus Calvin

Sebagaimana telah kalian ketahui bahwa proses fotosintesis memerlukan cahaya

dan CO2  Oleh karena itu, faktor lingkungan seperti cahaya dan pasokan CO2 di dalam sel

dapat memengaruhi kecepatan fotosintesis. Faktor-faktor tersebut dapat saling berinteraksi

dalam memengaruhi fotosintesis. Jika intensitas cahaya rendah maka kecepatan fotosintesis

akan rendah pula. Pada keadaan ini, cahaya dikatakan sebagai faktor pembatas. Salah satu

cara untuk menentukan kecepatan fotosintesis adalah dengan mengamati pembentukan

oksigen. Pada saat intensitas cahaya mencapai titik tertentu (jenuh cahaya pada

kondisi percoban) maka tidak akan memengaruhi produksi oksigen. Keadaan tersebut

kemungkinan disebabkan CO2 menjadi faktor pembatas. Nah, jika konsentrasi CO2 tersebut

ditingkatkan maka kecepatan fotosintesis akan meningkat dengan meningkatnya intensitas

cahaya. Selain cahaya dan CO2  suhu juga dapat memengaruhi kecepat an fotosintesis jika

cahaya bukan sebagai faktor pembatas (Rochmah,2009).

Menurut F.F. Blackman (tahun 1905), fotosintesis dapat berlangsung jika ada cahaya

dan akan berhenti jika tidak ada cahaya. Fotosintesis terdiri dari reaksi fotokimia dan reaksi

enzimatis. Kondisi tanpa cahaya (gelap) dapat menghambat pembentukan O2 melalui reaksi

fotokimia. Selain faktor lingkungan, faktor dalam juga dapat mempengaruhi kecepatan

fotosintesis, antara lain: konsentrasi enzim, kekurangan air, dan konsentrasi klorofil. 

Page 15: Cover

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Fotosintesis adalah perubahan senyawa anorganik menjadi senyawa organik, terjadi

peribahan sifat sifat fisik menjadi kimia. Proses fotosintesis dibantu oleh cahaya

matahari, dimana matahari adalah sumber energi. Hasil fotosintesis adalah

karbohidrat dan oksigen. Fotosintesis dilakukan pada tumbuhan yang memiliki

klorofil (zat hijau daun) yang berada di kloroplas. Sel yang berada di bagian daun

yang mengandung klorofil adalah plastida dan jaringan spons, dan bunder sheat bagi

tanaman C4.

Cahaya matahari akan di tangkap oleh klorofil, tepatnya fotosintesis terjadi pada

stroma. Reaksi fotosintesis dibagi menjadi dua, yaitu reaksi terang dan gelap.

Reaksi terang membutuhkan cahaya, pada reaksi gelap berpacu pada siklus calvin.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis yaitu cahaya, CO2, air, suhu,

pigmen klorofil.

Intensitas cahaya yang cukup akan menghasilkan proses fotosintesis pada tumbuhan

akan berjalan secara efisien.

3.2 Saran

Meski paper ini menyediakan informasi yang cukup lengkap pengaruh cahaya

matahari terhadap fotosintesis, pembaca disarankan membaca referensi-referensi lain yang

dapat menambah wawasan seputar pengaruh cahaya matahari terhadap fotosintesis seperti

yang nanti terdaftar dalam daftar pustaka.

Untuk kepentingan semakin lengkap dan baiknya informasi yang ada dalam paper ini,

kami para penulis merasa akan sangat senang sekali bila ada saran-saran yang datang dari

para pembaca sekalian

Page 16: Cover

DAFTAR PUSTAKA

Ashari. 1995. Hortikultura. Universitas Indonesia Pers. Jakarta

Ai, N.S. 2012. Evolusi Fotosintesis pada Tumbuhan. Jurnal Ilmiah Sains, 12(1): 28-34

Ai, N.S dan Yunia, B.2011. Konsesntrasi Klorofil Daun sebagai Indikator Kekurangan Air

pada Tanaman. Jurnal Ilmiah sains, 11(2): 166-173.

Arisworo, D, dkk. 2006. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Grafindo

Astuti, T dan Sri, D. 2010. Produksi Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) yang

Diperlakukan dengan Naungan Volume Penyiraman Air yang Berbeda. Jurnal

Penelitian Sains & Teknologi, 11(1): 19-28

Cahyono, B. 2002. Wortel Teknik BUdodaya dan Analisis Usaha Tani. Yogyakarta: Kanisius.

Nurshanti. 2011. Pengaruh Beberapa Tingkat Naungan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi

Tanaman Seledri di Polybag. Jurnal Agronobis. Vol 3 no. 5 hal10,14

Pertamawati. 2010. Fotoautrotof secara In Vitro. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia,

12(1): 31-37

Rasyid, A. 2009. Distribusi Klorofil-a pada Musim Peralihan Barat-Timur di Perairan        

Spermonde  Propinsi Sulawesi Selatan. Jurnal Sains & Teknologi, 9(2): 125-132

Rochmah, S. N., Sri Widayati, Mazrikhatul Miah. 2009. Biologi : SMA dan MA Kelas XII.

Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 282.

Samadi, B. 2007. Kentang dan Analisis Usaha Tani. Yogyakarta: Kanisius

Sudomo A. 2007. Pengaruh Jumlah Mata Tunas Terhadap Kemampuan Hidup dan

Pertumbuhan Setek Empat Jenis hibrid Murbei. Jurnal Pemulaiaan Tanaman Hutan.

Vol 1 no.1 hal 1, 8

Surtinah. 2012. Korelasi Antara Waktu Panen dan Kadar Gula Biji Jagung Manis (Zea mays

saccharata  Sturt). Jurnal Ilmiah Pertanian, 9(1): 1-6

Wijaya, A, dkk. 2008. Ipa Terpadu VIIIA. Jakarta: Grafindo