Contoh Pkm Gt

Embed Size (px)

DESCRIPTION

contoh PKM GT

Citation preview

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWAPENERAPAN PEMILU DIGITAL BERBASIS AUTOMATIC FINGERPRINT POLLING SYSTEM (AFPS) DENGAN MEMANFANFAATKAN E-KTP DALAM SISTEM PEMILU DI INDONESIA

BIDANG KEGIATAN:PKM-GT

Diusulkan oleh:Ketua : Agus Faridz Siswanto201010430311438/ Angkatan 2010Anggota : Muh. Rifaul Yahya201010040311200/ Angkatan 2010 Agung Prasetya201110370311326/ Angkatan 2011

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG2013

HALAMAN PENGESAHANPROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA GAGASAN TERTULIS

1. Judul Kegiatan : Penerapan Pemilu Digital Berbasis Automatic Fingerprint Polling System (AFPS) dengan Memanfanfaatkan E-KTP dalam Sistem Pemilu di Indonesia2. Bidang Kegiatan : PKM-GT3. Ketua Pelaksana Kegiatana. Nama Lengkap: Agus Faridz Siswanto B. NIM: 201010430311438 c.Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar d. Universitas/Institut/Politeknik: Univ.Muhammadiyah Malang e. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Pelemkerep, RT. 07/ IV Mayong Jepara, Jawa Tengah/ 085740535758 f. Alamat email : [email protected]. Anggota Pelaksana Kegiatan/ penulis: 2 orang5. Dosen Pendamping a. Nama Lengkap dan Gelar: Erna Yayuk, M.Pd b.NIDN: 0724088201 c. Alamat Rumah dan No. Tel/HP: Perum Muara Sarana Indah B.7 Mulyoagung, Dau, Malang / 081335600142Malang, 18 Maret 2013 Menyetujui,Ketua Jurusan PGSD

(Dr. H. Ichsan Anshory, AM. M.Pd )NIP. 195303191981031003Ketua Pelaksana Kegiatan

(Agus Faridz Siswanto)NIM. 201010430311438

Pembantu Rektor III

(Dr.Diah Karmiyati, Psi.)NIP. 109.8802.0064 Dosen Pembimbing

(Erna Yayuk, M.Pd) NIDN. 0724088201

iiKATA PENGANTARAlhamdulillahirobbil`alamin,Maha Suci Allah, Rabb Yang Maha Agung, segala puji tercurahkan pada-Nya atas limpahan nikmat, rahmat, dan petunjuk-Nya. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Rasulullah Muhammad SAW. Atas berkat izin-Nya lah kami dapat menyelesaikan karya tulis ini.Dalam penulisan karya tulis ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, khususnya kepada :1. Ibu Erna Yayuk, M.Pd selaku Dosen pembimbing yang telah membimbing, mengarahkan, dan memberi dorongan dalam rangka penyelesaian penyusunan karya tulis ini.2. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam penulisan karya tulis ini. Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bermanfaat senantiasa penulis nantikan dan hargai. Semoga penulisan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan semua pihak yang bersangkutan di masa depan.

Malang, 18 Maret 2013

Penulis

iii

DAFTAR ISIHALAMAN JUDUL .iLEMBAR PENGESAHAN.......ii KATA PENGANTAR...iiiDAFTAR ISI .ivRINGKASAN ............................................................................................vPENDAHULUANLatar Belakang..1Rumusan Masalah.3Manfaat Penulisan............................................................................................3GAGASANKondisi Kekinian Pemilu di Indonesia.3Solusi yang Pernah Diterapkan Sebelumnya....4Seberapa Jauh Kondisi Kekinian dapat Diperbaiki melalui Automatic Fingerprint Polling System (AFPS).........................................................5Pihak-pihak yang Dipertimbangkan dapat MembantuMengiplementasikan Automatic Fingerprint Polling System (AFPS)............7Langkah-langkah Strategis untuk Mengimplementasikan Automatic Fingerprint Polling System (AFPS)................................................................. 7KESIMPULANGagasan yang Diajukan..................................................................................12Teknik Implementasi yang Dilakukan............................................................12Prediksi Hasil yang Akan Diperoleh...............................................................12DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13LAMPIRAN-LAMPIRANCurriculum Vitae............................................................................................14

RINGKASANPemilu merupakan sebuah pesta demokrasi di Indonesia untuk menetukan pemimpin yang mampu menjadikan pemerintahan yang demokratis. Namun seringkali pemilu di indonesia diwarnai dengan masalah-masalah yang menjadikan proses pemilu tidak berjalan dengan baik. Banyak ditemukan sejumalah kasus dalam pelaksanaan pemilu, diantarnya proses pendataan DPT yang masih menggunakan sistem manual menimbulkan kasus pemalsuan DPT, adanya pemilih ganda. Pemilu masih menggunakan surat suara yang masih menggunakan kertas surat suara yang membutuhkan anggaran dana yang sangat besar, tidak efisien waktu, belum lagi proses pendistribusian yang mengalami keterlambatan, surat suara yang rusak. Selain itu proses rekapitulasi manual yang membutuhkan waktu lama menimbulkan ketidakakuratan hasil pemilu.Tujuan dari tulisan ini adalah memberikan solusi terhadap permasalahan-permasalahan yang terjadi pada pelaksanaan pemilu. Dengan menggunakan sistem pemilu yang memanfaatkan data E-KTP, fingerprint yang dikombinasikan dengan sistem digital bisa untuk melaksanakan pemilu di Indonesia.E-KTP bisa mendukung terwujudnya database kependudukan yang akurat, sehingga Data Pemilih dalam Pemilu dan Pemilukada yang selama ini sering bermasalah tidak akan terjadi lagi, dan semua Warga Negara Indonesia yang berhak memilih terjamin hak pilihnya bisa untuk mengakses kumpulan berbagai jenis data kependudukan yang tersimpan secara sistematik, terstruktur, dan saling berhubungan dengan menggunakan perangkat lunak, perangkat keras dan jaringan komunikasi data (Jembranakab.go.id, 2011).Kelebihan dari fingerprint adalah akurat, menghindari kecurangan, meningkatkan kinerja, proses data lebih cepat dan mudah, teknologi universal, data otentik, dan ruang penyimpanan kecil. Penggunaan alat yaitu dengan cara menempelkan jari pada alat fingerprint maka data dari pengguna/user secara otomatis akan masuk (Septi Wali Puryanti, 2011).AFPS (Automatic Fingerprint Polling System) memanfaatkan E-KTP sebagai pusat perolehan DPT pemilu (Nama, NIK dan Sidik jari). Data kemudian diautentifikasi oleh fingerprint, tujuannya adalah agar data dari E-KTP dan sidik jari pemilik E-KTP bisa diketahui kebenarannya. AFPS secara otomatis akan login ke menu Pemilu yang ditampilkan dalam LCD touchscreen apabila data setelah melalui autentifikasi fingerprint yang dicocokkan dengan database E-KTP yang ada di komputer server. Kemudian peserta bisa melakukan pemilihan dari beberapa calon pasangan presiden dengan memilih salah satu nomor pada kolom nama pasangan presiden. Hasilnya akan dikirim ke komputer server untuk diakumulasikan dalam proses rekpitulasi online. Dengan proses penghitungan seperti ini hasilnya lebih cepat, akurat dan dapat dipertanggung jawabkan.Kelebihan pelaksanaan pemilu dengan menggunakan APFS ini dapat meningkatkan sistem autentifikasi DPT, lebih efisien waktu, anggaran dan hasil penghitungan lebih cepat serta akurat. Sehingga akan mewujudkan sistem pemilu yang demokratis untuk mewujudkan pemerintahan yang lebih baik.

vPelaksanaan proses pemilu menggunakan APFS perlu adanya kerjasama dari berbagai pihak, terlebih KPU sebagai badan penyelenggara pemilu dan masyarakat untuk menyalurkan aspirasi politiknya guna memilih memilih pemimpin bangsa.

1PENDAHULUANLatar BelakangPemilihan umum (PEMILU) merupakan realisasi fungsi rekruitmen politik yang seharusnya ada dalam setiap sistem yang demokratis. Artinya secara teoritis pada sebuah pemilu biasanya berisikan pola pemberian suara yang senantiasa memberikan kemungkinan bagi pemilih untuk menentukan preferensinya pemilih partai maupun individu yang menjadi calon (Abdul Bari Azed, 2000). Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pemilu, bahwa Penyelenggaraan Pemilu secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil hanya dapat terwujud apabila dilaksanakan oleh penyelenggara pemilihan umum yang mempunyai integritas, profesionalitas, dan akuntabilitas (Rozali Abdullah, 2010).Salah satu cara untuk melaksanakan proses Pemilu di Indonesia adalah dengan sistem mencontreng pada lembar surat suara yang telah disediakan. Endang Sulastri (2009) mengatakan bahwa pemberian tanda pada surat suara cukup satu kali. Pemberian suara untuk Pemilu Legislatif dilakukan dengan memberikan tanda satu kali pada surat suara. Pemilih cukup mencontreng satu kali pada kolom nomor urut calon, kolom nama calon atau kolom nama partai dan pada kolom foto untuk calon DPD pilihannya (Mediacenter.kpu.go.id, 2009)Jumlah surat suara yang diperlukan dalam melaksanakan pemilu di Indonesia terbilang sangat banyak, maka dari itu pihak KPU juga perlu menyediakan surat suara sejumlah DPT yang telah didata. Namun dirasakan proses pemilihan menggunakan surat suara mengalami banyak masalah. Beberapa diantarnya adalah, banyak surat suara yang rusak ketika pelaksanaan pemilu, di beberapa daerah di Indonesia terjadi kekurangan jumlah surat suara. Hal ini dikarenakan proses pendistribusian surat suara yang mengalami kendala, selain itu anggaran yang digunakan untuk mencetak surat suarapun sangat besar.Berdasarkan data-data dari hasil pemilu tahun 2009 banyak ditemukan masalah pendistribusian ataupun kekurangsiapan surat suara yang terjadi di berbagai daerah. Misalnya, dilaporkan, surat suara Pemilu 2009 terlambat diterima oleh KPU Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan. Namun, sampai dengan Selasa (17/3) siang, KPU Wajo menunggu kiriman surat suara di Makassar. Kalimantan Timur yang menjadi peserta Pemilu Legislatif 9 April 2009, di wilayah Kota Balikpapan, juga ditemukan rusak. Selain berlubang-lubang, kerusakan yang ditemukan adalah seluruh tulisan dan gambar lengket sehingga ketika dibuka dari lipatan, surat suara robek (Kompas, 2009).Belum lagi masalah anggaran yang dibutuhkan untuk melaksanakan pencetekan dan pendistribusian surat suara Pemilu yang sangat besar. Berdasarkan penjelasan anggota Komisi Pemilihan Umum Abdul Aziz (9 April 2009), bahwa KPU mengajukan dana tahapan pemilu 2008-2009 Rp22 triliun. Jika jumlah tersebut dibagi dengan jumlah pemilih 172 juta orang, maka dana untuk satu orang pemilih yakni Rp127 ribu. Pergeseran hari pemungutan suara menyebabkan jumlah pemilih berusia 17 tahun bertambah. Apabila diasumsikan bertambah sekitar 500 ribu orang per hari, maka akan ada sekitar dua juta pemilih baru. "Kalau Rp127 ribu dikalikan dengan tambahan dua juta pemilih maka penambahan dana sekitar Rp255 miliar" (Antaranews, 2009).

2Selain masalah surat suara, Proses pendataan DPT pemilu juga masih mengalami banyak kendala. Pada TPS tertentu terkadang timbul adanya pemalsuan DPT dan proses penghitungan surat suarapun masih menggunakan penghitungan manual. Hal tersebut menyebabkan ketidakvalidan proses rekapitulasi penghitungan surat suara pemilu di Indonesia.Berdasarkan data dari Tim advokasi pasangan calon Gubernur - Wakil Gubernur DKI Jakarta, Alex Noerdin-Nono Sampoerno, menyerahkan barang bukti dokumen DPT bermasalah kepada Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP). Ditemukan sebanyak 371.603 DPT bermasalah. Dengan rincian, di Jakarta Pusat ditemukan 26.108 kasus, Jakarta Selatan sebanyak 66.788 kasus, Jakarta Barat sebanyak 90.785 kasus, di Jakarta Timur sebanyak 112.678 kasus, Jakarta Utara sebanyak 74.642 kasus, dan di Kepulauan Seribu ditemukan 602 kasus.(Megapolitan.kompas, 2012).E-KTP berasal dari kata Electronic-KTP. E-KTP adalah dokumen kependudukan yang memuat sistem keamanan/pengendalian baik dari sisi administrasi maupun teknologi informasi dengan berbasis kepada data kependudukan Nasional. Penduduk hanya diperbolehkan memiliki 1 (satu) KTP yang tercantum Nomor Induk Kependudukan (NIK). NIK merupakan identitas tunggal setiap penduduk dan berlaku seumur hidup (E-KTP.com, 2011).Data E-KTP dari E-KTP bisa bisa diakses menggunakan scanner E-KTP yang berbasis sistem NFC (Near field Communication) dengan sinyal RIFD (Radio Frequency Identificaion) dan mengkombinasikannya dengan fingerprint. E-KTP bisa untuk mengakses kumpulan berbagai jenis data kependudukan yang tersimpan secara sistematik, terstruktur, dan saling berhubungan dengan menggunakan perangkat lunak, perangkat keras dan jaringan komunikasi data (Jembranakab.go.id, 2011).Sidik jari atau fingerprint adalah hasil reproduksi tapak jari baik yang sengaja diambil maupun bekas yang ditinggalkan pada benda karena pernah tersentuh kulit telapak tangan. Kelebihan: akurat, menghindari kecurangan, meningkatkan kinerja, proses data lebih cepat dan mudah, teknologi universal, data otentik, dan ruang penyimpanan kecil. Penggunaan alat yaitu dengan cara menempelkan jari pada alat fingerprint maka data dari pengguna/user secara otomatis akan masuk (Septi Wali Puryanti, 2011).Salah satu penerapan teknologi guna mencapai tujuan meningkatkan efektifitas kerja adalah dengan meningkatkan kedisiplinan kerja yaitu dengan menggunakanmesin absensisidik jari (fingerprint). Mesinabsensi fingerprintsidik jari merupakan mesin absen menggunakan jari, dimana tekstur jari tiap-tiap orang tidak ada yang sama, oleh karena itu dengan mesin tersebut otomatis tidak akan dapat dimanipulasi. Proses pendataan dilakukan sehingga menghasilkan suatu laporan dapat dibuat dengan cepat dan tepat (absen-sidikjari.blogspot.com, 2012).Maka dari itu, penggunaan E-KTP bisa memberikan kontribusi dalam proses pendataan DPT pemilu di Indonesia dan mengantisipasi pemalsuan data oleh oknum-oknum tertentu, sehingga akan memudahkan petugas KPU untuk memvalidasi DPT yang ada. Terlebih lagi E-KTP yang berbasis NFS (Near Field Communication) itu bisa diverifikasi dengan sistem fingerprint untuk memastikan bahwa data dari E-KTP sesuai dengan pemiliknya. Dengan AFPS yang terkoneksi dengan sistem digital, peserta pemilu bisa memilih calon pemimpin dengan mudah mengunakan AFPS yang telah disediakan di TPS setempat.

3Automatic Fingerprint Polling System (AFPS) bisa lebih memudahkan proses pemilihan umum di Indonesia tanpa menggunakan kertas surat suara dan dengan menggunakan sistem pemilu ini akan mempermudah dalam proses rekapitulasi penghitungan data hasil pemilu, tanpa menghitung manual yang membutuhkan waktu yang lama untuk menunggu hasilnya. Sehingga AFPS ini dirasakan bisa menjadi solusi dalam sistem pemilu di Indonesia.TujuanTujuan dari tulisan ini adalah : Untuk memberikan solusi dalam proses Pemilu melalui sistem digital kepada masyarakat. Untuk memberikan alternatif pemanfaatan E-KTP dengan fingerprint di Indonesia sebagai alat untuk melaksanakan pemilu di Indonesia.ManfaatManfaat yang dapat diambil dari penulisan ini yaitu: Bagi pemerintah dapat meningkatkan sistem autentifikasi pemilu, hasil pemilu yang lebih akurat, dan efisiensi waktu, anggaran dan dalam pelaksanaan pemilu di Indonesia Bagi masyarakat yaitu sebagai upaya mensosialisasikan pemanfaatan E-KTP sebagai alat untuk melaksanakan pemilu di indonesiaGAGASANKondisi Kekinian Pemilu di IndonesiaPemilu yang dilaksanakan hingga saat ini masih menggunakan kertas sebagai media untuk menyalurkan aspirasi, hal ini mengalami banyak kendala yang terjadi di lapangan. Seringkali ketika proses pemilu berlangsung di beberapa daerah tertentu tidak bisa melakukan pemilu karena masalah surat suara yang rusak ketika sampai di tempat untuk pemilu, dan memperlambat proses pemilu.Sistem pemilu yang masih menggunakan kertas sebagai media penyaluran aspirasi memerlukan anggaran yang besar. Misalnya, laporan, Anggaran Pemilu Legislatif 2009 benar-benar menguras kantong pemerintah. Jumlahnya sulit dinalar dibanding harapan kemungkinan memperoleh hasil perubahan politik yang lebih berkualitas. Simak, misalnya, hitung-hitungan Biro Logistik Komisi Pemilihan Umum (KPU). Menurut Biro Logistik KPU, pengadaan surat suara Pemilu pada 9 April 2009 bakal menyedot anggaran pemerintah sampai Rp 1,2 triliun (Abnersanga.Wordpress.Com, 2008). Kendala lain yang dihadapi dalam pemilu menggunakan surat suara yaitu membutuhkan proses pendistribusian surat suara yang lama dan memerlukan anggaran yang besar karena harus mengantar ke masing-masing KPU yang ada di seluruh Indonesia, sehingga menjadi kendala yang memperlambat pendistribusian surat suara ke TPS. Seperti data yang diperoleh yaitu Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Cibeunying, Kidul, Kota Bandung, Jawa Barat, mengeluh. Pasalnya, hingga Kamis (12/2) sore pendistribusian surat suara belum seluruhnya diterima. Padahal, pemilihan umum legislatif tinggal 28 hari lagi. Namun, penyortiran dan pelipatan surat suara di PPK Cibeunying masih terus dilakukan. Bahkan, seluruh staf dan pegawai kecamatan dilibatkan dalam proses penyortiran itu. Saat ini, surat suara yang tiba baru setengahnya dari total 74 ribu surat suara untuk DPR. Sedangkan sisanya belum diketahui kapan akan datang (liputan 6.com, 2009).

4Selain itu, belum lagi masalah DPT yang bermaslah dalam pelaksanaan Pemilu menjadi masalah yang sulit diatasi. Data yang menyatakan Panitia Pengawas Pemilu Kota Bekasi Yayah Nahdiyah (20 Februari 2013) menemukan 4.539 pemilih ganda dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT)pemilihan Gubernur Jawa Barat."Jumlah pemilih ganda itu kami temukan di empat kecamatan," kata ketua panwaslu Menurut dia, temuan itu berdasarkan laporan dari empat Panitia Pengawas Kecamatan, di antaranya Kecamatan Bantargebang, Bekasi Utara, Bekasi Selatan, dan Jatisampurna. Pemilih ganda terbanyak, kata Yayah, ditemukan di Kecamatan Bantargebang mencapai 2.353 pemilih (Tempo, 2013)Fingerprint saat ini merupakan sebuah alat yang dipercaya bisa memberikan autentifikasi pada sebuah perusahaan. Namun Alat ini hanya digunakan sebagai sarana untuk absensi dan autentifikasi di beberapa perusahaan saja. Menurut Ir. Dwi Djono Julianto, pimpinan CV Teknik Prima Perkasa, sistem identisfikasi seidik jari dapat diterapkan dalam berbagai aktifitas. Sebut saja untuk absensi karyawan. Begitu juga dalam penyelenggaraan pendidikan. Di beberapa negara maju, aplikasi sidik jari sudah diterapkan mulai dari pendidikan TK hingga ekstrakulikuler siswa Begitu juga untuk birokrasi pemerintahan. Dalam pembuatan KTP misalnya, penyimpanan sidik jari penduduk secara digital akan mempermudah proses pembuatan KTP atau surat identitas lain. Fingerprint diterpakam di berbagai kalangan perusahaaan seperti Beberapa bank tidak hanya menggunakan tanda tangan tapi juga kartu ATM dan PIN. karena pihak bank menyadari identifikasi tanda tangan saja tidak cukup. Selain tanda tangan, pihak bank juga bisa mengambil sidik jari nasabah. Untuk mendistribusikan contoh sidik jari ini ke seluruh kantor cabang dapat digunakan internet sebagai solusinya (Suara Merdeka, 2008).Solusi yang Pernah Ditawarkan atau Diterapkan SebelumnyaSistem pemilu yang dilakukan pada tahun 2004 menggunakan surat suara sebagai media untuk menyalurkan aspirasi dari masyarakat, untuk caranya sendiri menggunakan sistem mencoblos. Jadi, setiap DPT diberi surat suara untuk mereka coblos mana pemimpin yang menurut mereka pantas untuk memimpin. Hal itu berbeda sedikit dengan pemilu tahun 2009. Sedangakan untuk pemilu tahun 2009 sebenarnya masih menggunakan media yang sama seperti ditahu 2004 yaitu masih menggunakan surat suara. Tetapi yang membedakan hanyalah alat yang digunakan untuk memilihnya. Kalau untuk tahun 2004 menggunakan sistem mencoblos. Sedangkan untuk pemilu tahun 2009 menggunakan sistem mencontreng.Menurut Endang Sulastri (2009) mengatakan bahwa pemberian tanda pada surat suara cukup satu kali. Pemberian suara untuk Pemilu Legislatif dilakukan dengan memberikan tanda satu kali pada surat suara. Pemilih cukup mencontreng satu kali pada kolom nomor urut calon, kolom nama calon atau kolom nama partai dan pada kolom foto untuk calon DPD pilihannya (Mediacenter.kpu.go.id, 2009)

5Diperlukan beberapa kriteria dalam mencontereng. Misalnya, dalam mencontreng ternyata tintanya sudah mulai pudar membuat tidak jelas bentuk contrengan yang dilakukan tersebut. Selain itu, juga ketika mencontreng bertepatan dengan gambar dari calon kandidat yang akan dipilih sehingga warna conterngannya tidak terlihat. Hal seperti itu bisa membuat contrengan dianggap tidak sah oleh KPU karena itu pada pemilu tahun 2009 sembilan banyak terjadi surat suara yang tidak sah dalam pemilu.Pada Pemilu 2009 juga masih menggunakan Sistem penghitungan manual, sehingga akan semakian memperlambat untuk mengetahui hasil pemilu yang telah terlaksana. Kondisi geografis setiap daerah yang berbeda-beda membuat untuk menjangkaunya diperlukan waktu yang lama. Karena dari TPS harus mengumpulakan dulu ke KPU untuk mengetahui hasilnya. (Indosiar.com, 2009).Pada Pemilu 2009, proses pendataan DPT Pemilu di Indonesia masih menggunakan sistem manual, sehingga masih sering terjadi pemalsuan DPT. Hal itu karena menggunakan sistem pemilu manual memang sangat rawan terjadi pemalsuan data.Seberapa Jauh Kondisi Kekinian dapat Diperbaiki melalui Automatic Fingerprint Polling System (AFPS)Melihat dari berbagai masalah yang terjadi pada pelaksanaan Pemilu di Indonesia saat ini, bisa diatasi dengan AFPS yang memanfaatkan E-KTP yang dapat divalidasi dengan mengkombinasikan teknologi berbasis data sidik jari (fingerprint) sehingga tidak akan terjadi pemalsuan DPT, karena tiap peserta pemilu hanya bisa untuk melakukan satu kali pemilihan menggunakan E-KTP yang dimilikinya. Selain itu, alat AFPS ini juga menggunakan sistem layar sentuh (touchscreen) yang terhubung secara online sehingga lebih memudahkan dalam proses pemilihan, mengefisiensikan kertas surat suara karena tidak perlu untuk mencontreng, dan lebih efisien dalam proses penghitungan hasil pemilu.Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP) adalah KTP yang sudah berbasis Nomor Induk Kependuduk (NIK) yang memiliki spesifikasi dan format KTP nasional dengan sistem pengamanan khusus yang berlaku sebagai identitas resmi yang diterbitkan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil kota/kabupaten. Sistem/Kode Pengamanan KTP Elektronik adalah rekaman elektronik sebagai alat identifikasi jati diri yang menunjukkan identitas diri penduduk secara tepat dan akurat sebagai autentifikasi diri yang memastikan dokumen kependudukan tersebut sebagai milik yang bersangkutan. E-KTP bisa mendukung terwujudnya database kependudukan yang akurat, sehingga Data Pemilih dalam Pemilu dan Pemilukada yang selama ini sering bermasalah tidak akan terjadi lagi, dan semua Warga Negara Indonesia yang berhak memilih terjamin hak pilihnya (Jembranakab.go.id, 2011)E-KTP terdapat data-data kependudukan yang bisa dilihat dengan menggunakan scanner E-KTP. E-KTP bisa untuk mengakses kumpulan berbagai jenis data kependudukan yang tersimpan secara sistematik, terstruktur, dan saling berhubungan dengan menggunakan perangkat lunak, perangkat keras dan jaringan komunikasi data (Jembranakab.go.id, 2011).FingerPrint atau otentifikasi sidik jari mengacu pada metode otomatis untuk memverifikasi kecocokan antara dua sidik jari manusia. Otentifikasi sidik jari adalah proses untuk membandingkan sidik jari yang dikenal telah menurut pola kerutan dari kulit jari atau untuk menentukan pola kerutan dari kulit jari tersebut berasal dari jari yang sama atau tidak (Ridho Robby Gayuhaneki, 2010).

6Scanning sidik jari (fingerprint) dilakukan dengan alat elektronik. Hasil scanning lalu disimpan dalam format digital pada saat registrasi atau enrollment atau pendaftaran sidik jari. Setelah itu, rekaman sidik jari tersebut diproses dan dibuatkan daftar pola fitur sidik jari yang unik. Pola fitur sidik jari yang unik tersebut kemudian disimpan dalam memory atau database. Pada saat identifikasi, pola minutiae tersebut kemudian dicocokkan dengan hasil scan sidik jari (masthink.wordpress.com, 2012).E-KTP adalah salah satu contoh pemanfaatan teknologi sistem NFC (Near Field Communication) merupakan sebuah teknologi konektivitas nirkabel yang berbasis RFID (Radio Frequency Identificaion) yang menggunakan induksi medan magnet untuk memungkinkan komunikasi antar perangkat elektronik dalam jarak dekat. Dengan adanya sistem NFC ini lebih mempermudah untuk mengakses semua data dari E-KTP penduduk di Indonesia, termasuk data DPT pemilu di Indonesia (Robzlabz.blogspot.com, 2012).Data dari E-KTP yang bisa diakses secara online dengan menggunakan sistem NFC (Near field Communication) dengan sinyal RIFD(Radio Frequency Identificaion) ini bisa dikombinasikan dengan teknologi berbasis sidik jari (fingerprint), tujuan dari mengkombinasikanya adalah untuk mengautentifikasi DPT melalui data sidik jari peserta pemilu dengan sidik jari yang telah tersimpan dalam E-KTP pemiliknya. Sehingga, apabila data sidik jari yang terdapat dalam database E-KTP dipastikan sesuai dengan sidik jari peserta pemilu, baru peserta pemilu bisa login pada aplikasi AFPS. Sidik jari inilah yang dimanfaatkan oleh alat ini untuk mengantisipasi adanya kecurangan pada proses pelaksanaan pemilu dengan menggunakan E-KTP, karena E-KTP dari seorang peserta pemilu hanya bisa sekali untuk melakukan satu kali proses pemilihan. Sehingga dengan AFPS dapat mengantisipasi pemalsuan DPT yang terjadi proses pemilu di Indonesia.Automatic Fingerprint Polling System (AFPS) adalah sebuah alat yang diciptakan sebagai media untuk melaksanakan pemilu di indonesia. Alat yang dilengkapi dengan teknologi layar sentuh (touchscreen) akan mempermudah dalam pelaksanaan pemilu di indonesia, karena AFPS bisa menggantikan sistem pemilu yang saat ini masih menggunakan lembaran kertas surat suara. Dengan begitu KPU (Komisi Pemilihan Umum) sebagai badan penyelenggara pemilu di Indonesia tidak perlu menyediakan surat suara yang sangat banyak untuk semua DPT yang ada di Indonesia, sehingga akan lebih mengefisiensi anggaran dana yang dibutuhkan untuk mencetak lembaran kertas suara untuk pelaksanaan Pemilu Selain itu, dengan adanya AFPS dalam sistem pemilu di Indonesia akan lebih mempermudah dalam proses rekapitulasi penghitungan surat suara pemilu. Hasil penghitungan yang diperoleh dari AFPS ini bisa dilihat lebih cepat, lebih akurat dibandingkan dengan menggunakan sistem penghitungan manual. Karena menggunakan sistem penghitungan cepat dengan mengakumulasi total pemilih yang telah menggunakan hak pilihnya. Sehingga tidak membutuhkan waktu yang lama untuk mengetahui hasil dari pemilu yang telah dilaksanakan. Pihak-pihak yang Dipertimbangkan dapat Membantu Mengiplementasikan Gagasan

7AFPS sebagai upaya untuk memberikan solusi melakukan pemilu dengan cara yang lebih efisien dan mengurangi tingkat kecurangan yang bisa menodai sistem demokrasi yang ada di Indonesia. Pengimplementasian gagasan ini perlu adanya peran dari berbagai pihak di antaranya pemerintah pemerintah pusat (Presiden, DPR, MPR), Komisi Pemilihan Umum (KPU) pusat, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), KPU provinsi, KPU kota/kabupaten, Pemerintah kecamatan, media, Panitia Pemungutan Suara (PPS), dan masyarakat.Pemerintah pusat bertugas dalam pembuatan kebijakan/kewenangan untuk membuat kebijakan, mengenalkan dan menjadikan AFPS menjadi media dalam pelaksanaan pemilu. Pemerintah bertanggung jawab untuk memastikan pemilu dengan menggunakan AFPS bisa berjalan sesuai dengan aturan.KPU pusat bertugas untuk menyediakan AFPS, mensosialisasikan AFPS kepada KPU provinsi. Kemudian KPU provinsi akan mensosialisasikan ke KPU kota/kabupaten. Dari KPU kota/kabupaten mensosialisasikan ke pemerintah yang ada di kecamatan. setelah itu, dari pihak kecamatan akan memeberikan sosialisasi ke desa-desa untuk disosialisasikan kepada masayarakat. Tujuannya adalah AFPS benar-benar diketahui oleh masyarakat supaya pada pelaksanaan pemilu berjalan dengan lancar.Badan pengawas pemilu (Bawaslu) melakukan monitoring terhadap kinerja dari KPU dalam pelaksanaan pemilu yang menggunakan alat AFPS untuk memastikan bahwa alat AFPS bisa berjalan sesuai aturan pemilu dan mengevaluasi apabila terjadi kendala dalam implementasi AFPS.Panitia pemungutan suara (PPS) sebagai pelaksana Pemilu yang bertindak langsung di lapangan membantu masyarakat yang kurang mengerti bagaimana prosedur melakukan penyaluran aspirasi masyarakat melalui AFPS.Media massa sebagai sumber pemberitaan publik berperan untuk mensosialisasikan dan memberikan pemahaman tentang AFPS dan pelaksaan pemilu dengan menggunakan AFPS kepada seluruh masyarakat melalui media audio, audio visual, media cetak, dan internet.Masyarakat yang memiliki E-KTP secara otomatis telah terdaftar sebagi DPT, harus berpartisipasi untuk menyalurkan aspirasinya melalui pemilu dengan mengunakan alat AFPS dan mendukung sistem pemilu Indonesia yang demokratis.Peran dari semua elemen masyarakat sangatlah diharapkan bertindak sesuai dengan tugasnya masing-masing. Sehingga dalam pelaksanaan Pemilu dengan menggunakan AFPS sebagai sarana pemungutan suara di Indonesia guna mewujudkan demokrasi yang lebih baik . Jika sistem pemilu berjalan dengan baik, maka pemerintahan yang demokratis pun juga akan berjalan dengan baik.Langkah-Langkah Strategis untuk Mengimplementasikan Gagasan1. Rapat tentang Pelaksaan Pemilu dengan AFPS Pelaksanaan Pemilu memerlukan kerja sama oleh semua pihak. Sebelum menerapkan pemilu dengan sistem AFPS perlu adanya koordinasi dari Pemerintah (Presiden, DPR, dll) dengan KPU untuk mempersiapan pelaksanaan pemilu: penyediaan alat, sosialisasi, hingga pelaksaan, dan pengawasan terhadapa jalannya pemilu 2. Pembuatan AFPS

8KPU sebagai badan penyelenggara pemilu betartanggung jawab penuh dalam pelaksanaan pemilu, temasuk dalam penyedian perangkat pemilu yang dibutuhkan dalam pemilu. AFPS adalah sebuah terobosan baru dalam pelaksanaan sistem pemilu di indonesia. AFPS dapat dimanfaatkan sebagai media dalam melakasakan pemilu di Indonesia sebagai ganti dari sistem pemilu terdahulu yang masih menggunakan surat suara.

31524

a. Pembuatan AFPS BoxAFPS box merupakan tempat utama untuk menempatkan perangkat-perangkat yang diperlukan untuk membuat AFPS. Di tempat inilah akan diletakkan alat scanner E-KTP yang berfungsi untuk membaca data dari E-KTP pemilih, alat fingerprint yang berfungsi untuk mengautentifikasi sidik jari peserta pemilu dengan E-KTP yang dimiliknya, LCD touchscreen sebagai media untuk memilih calon pemimpin yang akan dipilih, dan modem telepon untuk menyambungkat perangkat ini dengan komputer server. Bagian depan juga terdapat logo KPU yang menandakan bahwa alat ini sebagai media yang sah untuk melakukan Pemilu.b. Scanner E-KTP Alat ini adalah alat yang berfungsi untuk membaca data E-KTP. Scanner E-KTP ini menggunakan teknologi NFC (Near Field Communication) yaitu sebuah teknologi konektifitas nirkabel (tanpe kabel) berbasis teknologi RFID (Radio Frequency Identification) yang menggunakan induksi medan magnet untuk memungkinkan komunikasi antar perangkat elektronik dalam jarak dekat. Jadi, dengan hanya mendekatkan E-KTP pada alat ini, maka data dari pemilik E-KTP seperti nama, NIK dan sidik jari bisa diketahui. Data inilah yang digunakan untuk mengecek bahwa pemilih telah terdaftar sebagai DPT dalam pemilu. Namun pada tahap scanner ini belum bisa untuk melakukan pemilihan, karena harus melalui proses autentifikasi oleh fingerprint untuk mengetahui bahwa E-KTP itu digunakan oleh pemilik aslinya. c. FingerprintFingerprint adalah alat yang digunakan untuk mengautentifikasi sidik jari pemilik asli E-KTP sebelum melakukan pemilihan. Fingerprint ini mengunakan sensor biometric yang mampu membaca dan menyimpan data sidik jari dalam bentuk kode matematik yang telah diencrypsi. Data yang diperoleh dari fingerprint ini akan diautentifikasi dengan data yang ada pada database E-KTP pemilik aslinya. Data ini akan diverifikasi oleh komputer server. Apabila data keduanya cocok, maka fingerprint ini akan mengakses ke menu login, sehingga peserta pemilu bisa untuk melakukan pemilihan. Fingerprint ini dilengkapi dengan perangkat lunak (software) Visual basic yang dapat mengakses data dari Microsoft Acces yang memuat database DPT pemilu yang terhubung langsung ke komputer server mengunakan modem telepon. Selain itu juga menggunakan teknologi digital yang memanfaatkan LCD touchscreen untuk menampilkan menu pemilu.

9d. LCD touchscreenLCD touchscreen ini adalah untuk menampilkan menu data pemilih, menu login dan menu pemilihan. Tujuannya teknologi digital ini dengan menggunakan touchscreen ini adalah agar lebih mudah untuk melakukan pemilihan tanpa harus menekan tombol yang tidak diperlukan.e. Modem TeleponModem telepon ini tujuanya adalah agar bisa mengakses data maupun mengautentifikasi dari E-KTP ke komputer server. Selain itu, modem ini juga akan mengirimkan data hasil pemilihan ke komputer server untuk mengakumulasikan data hasil pemilihan yang ada di Indonesia untuk direkapitulasi online. Sehingga hasil pemilu pun akan segera diketahui tanpa harus menunggu waktu yang lama.3. Proses Kerja AFPS

Masuk ke Menu pemilihan Presiden(LCD touchscreen)Data E-KTP disesuaikan database komputer server

E-KTP disorot ke scanner E-KTP

LoginKomputer server (Database E-KTP)(Autentifikasi)(Rekapitulasi)

Hasil pilihan dikirim ke komputer server untuk dilakukan akumulasi total semua pemilih

Sidik jari E-KTP dan Peserta pemilu diautentifikasi ulang dg komputer serverScan sidik jari dengan Fingerprint

4. Cara penggunan AFPS dalam pelaksanaan Pemilua. Sorotlah E-KTP pada Scanner E-KTP hingga muncul menu login pada layar LCD, maka akan muncul tampilan nama dan NIK.

LOGIN PEMILU 2014NAMA NIKSilakan Sorot Sidik Jari AndaMUHAMMAD ALI3320051198940003

10

LOGIN PEMILU 2014Data ValidKlik OK untuk melanjutkanOKb. Sorotlah Sidik jari pada fingerprint yang ada pada AFPS. Fingerprint ini akan mengautentifikasikan data sidik jari yang terdapat pada E-KTP dengan sidik jari peserta pemilu, kemudian klik OK. Jika data cocok maka akan muncul tampilan sebagi berikut:

Setelah itu akan mucul halaman awal menu Pemilu, kemudian klik Lanjutkan pada layar monitor.

SELAMAT DATANG

LANJUTKAN

c. Selanjutnya akan masuk ke menu utama, yaitu menu pemilihan presiden. Disini akan muncul nama-nama calon presiden dan calon wakil presiden. Untuk memilihnya tinggal klik salah satu kolom yang terdapat pasangan calon presiden, maka secara otomatis sistem akan mengakumulasi hasil pemilihan

PEMILU PRESIDEN 2014Klik pada Salah Satu Kolom Calon Pasangan Presiden1Santoso-Ahmad2Rizal-Putri3Zuhri-Joni

d. Selanjutnya akan muncul halaman penutup. Dalam layar akan muncul logo KPU beserta ucapatan terima kasih dan Slogan dari Pemilu 2014. Tampilannya adalah sebagai berikut.

11Terima kasih telah berpartisipasi dalam pemilu 2014Wujudkan Pemilu bersih untuk Pemerintahan yang lebih Domokratis

5. Sosialisai ke Seluruh Elemen Masyarakat AFPS adalah sistem pemilu digital berbasis fingerprint yang bisa diterapkan di Indonesia. Namun sebelum melaksanakan sistem pemilu digital ini, KPU akan melakukan sosialisasi kepada seluruh elemen masyarakat. Sosialisasi itu akan dimulai dengan mensosialisasikan AFPS kepada KPU provinsi dan KPU kota/kabupaten. Kemudian KPU kota/kabupaten ini akan bertugas untuk mensosialisasikan kepada kecamatan-kecamatan yang ada di kota setempat. Di dalam proses sosialisasi ini akan disampaikan beberapa hal mengenai pelaksanaan pemilu online di indonesia1. Latar belakang adanya AFPS dalam pelaksanaan pemilu di Indonesia2. Manfaat adanya AFPS dalam pelaksanaan pemilu di Indonesia.3. Selain manfaat AFPS, akan dijelaskan juga pemnafaatan E-KTP yang bisa digunakan sebagai sarana untuk melaksanakan pemilu.4. Syarat-syarat sebagai DPT dalam pemilu online di Indonesia5.Tata cara melaksanan pemilu digital dengan menggunakan aplikasi AFPS.6. Pendataaan DPT Proses pendataan DPT dengan menggunakan sistem online ini akan dilakukan dengan dua tahap. Tahap yang pertama adalah pendataan dari KPU pusat dan yang kedua adalah pendataaan dari KPU kabupaten/ kota. Pendataan yang pertama oleh KPU pusat, disini ini KPU pusat akan mengecek dan membagi seluruh DPT pemilih yang ada di Indonesia berdasarkan daerah masing-masing. Selanjutnya KPU pusat akan mengirimkan data tersebut kepada KPU kota/kabupaten untuk dilakukan validasi DPT tersebut. Pendataan yang kedua dilakukan oleh KPU kota/kabupaten, dalam hal ini KPU kota/kabupaten akan memverifikasi semua DPT dari KPU pusat dengan database data ada di daerahnya.7. Persiapan Pemilu Pada tahap ini KPU setempat perlu mempersiapkan hal-hal yang perlu dilakukan dalam pelaksanaan pemilu di lapangan, seperti membentuk panitia pelaksana pemilu, mempersiapkan tempat pemungutan suara (TPS) , dan mempersiapkan AFPS pada TPS setempat. 8. Simulasi PemiluPemilu dengan menggunakan sistem APFS ini adalah pemilu digital yang pertama kalinya dilakukan dalam sistem pemilu di Indonesia. Maka dari itu sebelumnya perlu untuk dilakukan simulasi pemilu APFS guna memberikan pemahaman langsung kepada publik tentang penggunaan APFS.

129. Pelaksanaaan Pemilu Pelaksanaan pemilu dilakukan di TPS setempat sesuai dengan TPS yang telah ditentukan. Peserta bisa mengambil nomor urut antrian untuk melakukan Pemilu. Kemudian setelah itu bisa melakukan Pemilihan pada AFPS box yang telah disediakan. Seperti pada pemilu sebelumnya, setelah melakukan pemilihan peserta bisa kembali ke petugas untuk mencelupkan jarinya sebagai tanda bukti telah melakukan pemilu.10. Pengumuman Hasil Pemilu Pemilu kali ini berbeda dengan pemilu sebelumnya yang menggunakan sistem penghitungan manual. Dalam pemilu menggunakan sistem AFPS ini akan menggunakan sistem penghitungan cepat dengan mengakumulasi total pemilih pada tiap-tiap calon pasangan presiden. Sehingga tidak membutuhkan waktu lama agar bisa melihat hasilnya, setelah semua DPT melakukan pemilihan maka akan diumumkan hasil pemilu.KESIMPULANGagasan yang DiajukanAFPS (Automatic Fingerprint Polling System) adalah sebuah alat yang digunakan sebagai media untuk melakukan Pemilu. Alat ini merupakan sebauah alat yang memanfaatkan E-KTP sebagai pusat perolehan DPT pemilu (Nama, NIK dan Sidik jari). Data tersebut kemudian diautentifikasi oleh fingerprint, tujuannya adalah agar data dari E-KTP dan sidik jari pemilik E-KTP bisa diketahui kebenarannya. AFPS ini menggunakan teknologi digital LCD toucscreen untuk lebih memudahkan pemilihan. AFPS secara otomatis akan login ke menu pemilihan umum apabila data setelah melalui autentifikasi fingerprint yang dicocokkan dengan database E-KTP yang ada di komputer server. Kemudian peserta pemilu baru bisa menyalurkan aspirasinya dengan memilih salah satu pasangan calon presiden yang ada di kolom pemilihan. Kemudian hasil pilihan peserta pemilu akan dikirim ke komputer server untuk dilakukan proses pengakumulasian hasil pemilihan yang telah dilaksanakan. Sehingga dengan proses penghitungan seperti ini hasilnya lebih cepat, akurat dan dapat dipertanggung jawabkan.Teknik Implementasi yang Dilakukan Upaya pengimplementasian APFS ini, perlu adanya kerja sama dari berbagai pihak dalam pembuatan, simulasi dan parisipasi masyarakat. Dalam pembuatan KPU bertugas untuk mencipatakan alat yang benar-benar handal. Simulasi ini diperlukan untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman masyarakat terhadap ini. Partisipasi masyarakat diperlukan untuk mensukseskan pemilu.Prediksi Hasil yang Akan Diperoleh Adanya AFPS akan memberikan solusi baru dalam pemilu, karena melalui alat ini akan menghasilkan pemilu yang lebih efisien, akurat, dan bersih. Sehingga bisa memberikan kemudahan bagi semua pihak dalam mensukseskan pemilu di Indonesia guna untuk mewujudkan sistem demokrasi.

13DAFTAR PUSTAKAAbdul Bari Azed. 2000. Sistem-sistem pemilihan Umum: suatu himpunan pemikiran. Jakarta: Badan penerbit Fakultas hukum Universitas Indonesia. Abdullah, Rozali. 2010. Mewujudkan Pemilu yang Lebih Berkualitas. Jakarta.: Rajawali Pers.Agus Siswoko. 2012. Absensi Fingerprint . http://absen-sidikjari.blogspot.com /2012/11/solusi-sidik-jari.html (Diakses, 3 Maret 2013). Antaranews.com. 2009. Dana Pemilu Membengkak Sekitar Rp255 Miliar. http:// www.antaranews.com/berita/1215168484/dana-pemilu-membengkak-sekitar-rp255-miliar (Diakses, 1 Maret 2013). Anonim. 2011. Pelaksanaan Penerapan E-KTP di Kabupaten Jembrana. http://www.jembranakab.go.id/index. php?module=detail beritaskpd&id=154&skpd=naker (Diakses, 3 Maret 2013).Anonim.2012. Cara Kerja FingerPrint. http://masthink.wordpress.com /2012/11 /13/teknis-dan-cara-kerja-mesin-sidikjarifingerprint/(Diakses,3Maret2013). E-KTP.com. 2011. Apa dan Mengapa e-KTP. http://www.e-ktp.com/2011/06/ hello-world/ (Diakses, 3 Maret 2013).Gayuhaneki, Ridho Robby, dkk . 2010. Sistem Sekuriti Kendaraan Bermotor Menggunakan Fingerprint sebagai Authentication Access Control Berbasis Embedded PC. Surabaya: ITSKomisi Pemilihan Umum. 2009. Surat Suara Dicetak Lagi: Berjumlah Sekitar Lima Juta Lembar. http://mediacenter.kpu.go.id/kpu-dalam-berita/11-article-2.html (Diakses, 1 Maret 2013). Komisi Pemilihan Umum . 2009. Dosen Se-Indonesia Sosialisasikan Pemilu. http://mediacenter.kpu.go.id/berita/218-dosen-se-indonesia-sosialisasikan-pemilu.html (Diakses, 3 Maret 2013). Kompas. 2009. Tim Advokasi Alex-Nono Masih Temukan DPT Bermasalah .http://megapolitan.kompas.com/read/2012/06/21/17114714/Tim.Advokasi.Alex-Nono.Masih.Temukan.DPT.Bermasalah (Diakses, 3 Maret 2013).Puryanti, Septi Wali. 2011. Simulasi Penggunaan Sidik Jari pada Proses Autentikasi Peserta Ujian. Yogyakarta: STIMIK AMIKOMRahmandaru, Robbyn. 2012. NFC Hacking. http://robzlabz.blogspot.com /2012/07/nfc-hacking.html (Diakses, 3 Maret 2013).Suara Merdeka. 2008. Fingerprint. http://prenjaknews.blogspot.com /2009/ 05/teknologi-finger-print-atau-pengenalan.html (Diakses, 3 Maret 2013). Kompas.2009. Suara Dicetak Lagi.http://lipsus.kompas.com/grammyawards/ read /2009/03/18/08095520/Surat. .Suara.Dicetak.Lagi (Diakses, 3 Maret 2013).Abnersanga. 20008. Surat Suara Sedot Rp 1,2 Triliun. http://abnersanga. wordpress.com/2008/09/01/ (Diakses, 3 Maret 2013).Liputan6.com.2009. Surat Suara Terlambat.http://news.liputan6 .com/read/174306/distribusi-surat-suara-masih-terlambat(Diakses, 3 Maret 2013).Tempo. 2013. Panwaslu Kota Bekasi Temukan 4.500 Pemilih Ganda. http://www.tempo.co/read/news/2013/02/20/058462656/Panwaslu-Kota-Bekasi-Temukan-4500-Pemilih-Ganda (Diakses, 3 Maret 2013)Lampiran 11. Biodata Ketua (1 lembar untuk 1 orang)A. Identitas Diri1Nama Lengkap (dengan gelar)

2Jenis Kelamin

3Program Studi

4NIM

5Tempat dan Tanggal Lahir

6E-mail

7Nomor Telepon/HP

B. Riwayat PendidikanSDSMPSMA

Nama Institusi

Jurusan

Tahun Masuk-Lulus

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)NoNama Pertemuan Ilmiah/ SeminarJudul Artikel IlmiahWaktu dan Tempat

1

2

D. Penghargaaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)NoJenis PenghargaanInstitusi Pemberi PenghargaanTahun

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dengan pengajuan Hibah.Malang, ..

(Nama Terang)

14Lampiran ...... Susunan Organisasi Tim Penyusun dan Pembagian Tugas No.Nama/ NIMProgram studiBidang ilmu Alokasi waktu (Jam/ Minggu)Uraian Tugas

1

2

Lampiran .... Surat Pernyataan Ketua Tim

15 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG Fakultas Agama Islam Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Fakultas Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Fakultas Teknik Fakultas Hukum Fakultas Psikologi Fakultas Pertanian Fakultas Peternakan Perikanan Fakultas Kedokteran Fakultas Ilmu Kesehatan Program Pasca Sarjana

Kampus I : Jl. Bandung 1 Telp. 0341-551 253 Fax. 0341-562124 Malang 65113Kampus II : Jl. Bendungan Sutami no.188 A Telp. 0341-552443, 551149 (Hunting) Fax. 0341-582060 Malang 65145Kampus III: Jl. Raya Tlogomas no.246 Telp. 0341-464318-319 Fax. 0341-460435, 460782 Malang 65144E-mail : [email protected]

SURAT PERNYATAAN KETUA PENELITI/PELAKSANAYang bertanda tangan di bawah ini:Nama : NIM : Program Studi : Fakultas : Dengan ini menyatakan bahwa usulan (Isi sesuai dengan bidang PKM) saya dengan judul: .....................................................................................yang diusulkan untuk tahun anggaran ..............bersifat original dan belum pernah dibiayai oleh lembaga atau sumber dana lain.Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas negara.Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-benarnya.

Malang, ............................Mengetahui, Yang menyatakan,Pembantu Rektor III

( Dr. Diah Karmiyati, Psi ) ( Nama lengkap )NIP-UMM 109.8802.0064 NIM