58
Seputar Dunia Teknik Sipil Obrolan ringan seputar dunia struktur sipil home download juragan kritik & saran welcome subscribe ANALISA STRUKTUR ARTIKEL DASAR-DASAR GEOMETRI FONDASI DAN MEKANIKA TANAH FREEWARE DAN DOWNLOAD KONSTRUKSI TAHAN GEMPA PERISTIWA DAN PENGALAMAN STRUKTUR BAJA STRUKTUR BETON TIPS-TRIK search our Desain Balok Beton Sesuai SNI 03-2847-2002 ( bag 1) Posted by juragan on 01-Jun-2009 under Struktur Beton | 23 Comments to Read

contoh desain balok

Embed Size (px)

DESCRIPTION

contoh

Citation preview

  • Seputar Dunia Teknik Sipil Obrolan ringan seputar dunia struktur sipil

    home

    download

    juragan

    kritik & saran

    welcome

    subscribe

    ANALISA STRUKTUR

    ARTIKEL

    DASAR-DASAR GEOMETRI

    FONDASI DAN MEKANIKA TANAH

    FREEWARE DAN DOWNLOAD

    KONSTRUKSI TAHAN GEMPA

    PERISTIWA DAN PENGALAMAN

    STRUKTUR BAJA

    STRUKTUR BETON

    TIPS-TRIK search our

    Desain Balok Beton Sesuai SNI 03-2847-2002

    ( bag 1)

    Posted by juragan on 01-Jun-2009 under Struktur Beton | 23 Comments to Read

  • balok beton

    Balok dikenal sebagai elemen lentur, yaitu elemen struktur yang dominan

    memikul gaya dalam berupa momen lentur dan juga geser. Mendesain

    balok beton itu gampang-gampang susah. Lebih banyak gampangnya

    daripada susahnya. Atau lebih banyak digampangkan dari pada

    dipersulit. :)

    Untuk mendesain balok beton bertulang kami pikir nggak perlu lah pake

    software-software canggih dan mutakhir jaman sekarang. Cukup dengan

    selembar kertas dan alat tulis plus alat hitung, kita sudah bisa mendesain

    balok beton yang kokoh dan stabil. Sebagai catatan, kalo bisa alat

    hitungnya berupa kalkulator saja.. nggak usah pake sempoa..

    Modal awal, hitung gaya dalam

    Nah, juragan pikir bukan di sini tempatnya membahas cara memperoleh

    gaya dalam. Gaya dalam bisa dihitung manual untuk balok sederhana,

    dan bisa juga menggunakan bantuan software. Juragan sarankan sih

    gunakan software ringan khusus balok, seperti Atlas, Beamboy, dll. Tapi

    kalo sudah mahir menggunakan software yang lebih kompleks hanya

    untuk memodelkan sebuah balok, itu sah-sah saja.. Itu urusan selera. Kalo

    ditanya, juragan sendiri sering pake software apa? Wah, kalo juragan sih

    pake software bikinan kompeni (company), ada lisensi dan tidak untuk

  • umum mohon maaf. Kalo ketahuan bisa dikasih api (get fired) nanti.

    Ah.. kepanjangan intronya.. < serieus mode : on >

    Bahan Yang Diperlukan

    Momen lentur ultimate dan gaya geser ultimate

    Parameter material : , .

    Prosedur

    1. Hitung , sesuai SNI-Beton, pasal 10.2.7.3. adalah rasio tinggi blok

    tegangan tekan ekivalen terhadap tinggi tegangan tekan

    aktual .Persamaannya sebagai berikut :

    diagram tegangan balok beton

    2. Tentukan ukuran penampang. Ini pake metoda trial-error.

    Sebenarnya SNI Beton sudah ngasih petunjuk tentang ukuran balok.

    Di pasal 9.5 ada tabel tinggi minimum balok terhadap panjang

    bentang.

    Jika telah diketahui, kita dapat memperkirakan tinggi balok

    yang akan didesain, biasanya dengan menambahkan 100 sampai

    200 mm dari . Sementara lebar balok , normalnya dapat

    diambil sekitar0.4 0.6 .

  • 3. Setelah itu tentukan nilai , yaitu . SNI

    juga sudah mengatur tebal selimut beton minimum (pasal 7.7).

    Tujuan dari selimut beton adalah melindungi tulangan dari

    serangan korosi akibat uap air yang dapat masuk melalui celah-

    celah beton yang retak. Untuk daerah ekstrim, misalnya daerah

    dekat laut yang kadar garam uap airnya tinggi, tebal selimut beton

    harus ditambah.

    4. Hitung , dengan persamaan :

    adalah jarak antara resultan gaya tarik pada tulangan tarik

    dengan resultan gaya tekan pada beton.

    Seharusnya, , tapi kita belum bisa menghitung nilai ,

    sehingga untuk perkiraan awal , dianggap kira-kira sama

    dengan . Nilai ini nanti akan dikoreksi jika telah diketahui.

    5. Berikutnya, hitung luas tulangan perlu:

    ,

    dan juga luas tulangan minimum yang disyaratkan oleh SNI-Beton:

    Jangan lupa konsistensi penggunaan unit/satuan. Nilai untuk kuat

    lentur balok adalah 0.8.

    6. Tentukan diameter dan jumlah tulangan yang memenuhi kedua

    kondisi di atas (no #5). Dan.. hitung yang baru. Misalnya,

    tulangan 4D16,

    7. Jika ternyata tulangan yang dibutuhkan lebih dari satu lapis, perlu

    dikoreksi nilai yang baru. Jika tulangannya lebih dari satu lapis,

    posisi resultan gaya tariknya akan berubah.

  • tulangan dua lapis

    8. Hitung nilai :

    Catatan : 0.85 pada persamaan di atas bukan nilai , juga bukan

    . 0.85 itu adalah mmm.. reduksi kuat tekan beton aktual terhadap

    kuat tekan beton silinder. Jadi, jika dikatakan beton mutu tekan fc

    30 MPa, maka beton itu akan mulai hancur pada tekanan 0.8530 =

    25.5 MPa. Angka juga digunakan pada perhitungan desain

    kolom beton (terhadap beban aksial tekan).

    9. Cek nilai yang baru, dan cek juga sesuai baru tersebut.

    Jika tulangan yang kita pilih sebelumnya sudah memenuhi yang

    baru, berarti tulangannya cukup.

    10. Hitung rasio tulangan dan rasio tulangan kondisi balance :

    SNI membatasi tulangan maksimum . Namun, dalam

    pelaksanaannya biasanya diambil sekitar 0.4 0.5 . Hal ini

    biasanya menyangkut masalah segi ekonomis dan kepraktisan

    pelaksaaan di lapangan.

  • 11. adalah rasio luas tulangan tarik terhadap luas penampang

    beton di mana batas keruntuhannya adalah beton hancur pada

    saat tulangan mulai leleh (mencapai ). Gampangnya gini, pada

    saat memikul momen lentur, ada bagian beton yang mengalami

    tekan, sementara tegangan tarik dipikul oleh tulangan baja,

    sehingga ada tiga skenario keruntuhan yang bisa terjadi :

    1) beton hancur, tulangan belum leleh,

    2) beton hancur bersamaan dengan tulangan mulai leleh,

    3) tulangan leleh (dan mungkin putus) sebelum beton hancur.

    Kondisi 1) disebut over-reinforced (kebanyakan tulangan), kondisi 2)

    adalah kondisi seimbang, dan kondisi 3) adalah under-

    reinforced (kekurangan tulangan).

    12. Terakhir, cek lagi kekuatan lentur penampang berdasarkan

    dimensi dan tulangan yang sudah diperoleh.

    Untuk sementara itu saja dulu yang bisa juragan tulis di bagian pertama

    ini. Berikutnya akan dibahas desain terhadap geser, juga kontrol lendutan

    balok, hitung-hitungan balok T, balok retak, dll.

  • Category Archives: perhitungan balok T beam Design

    JAN 28

    Posted by sanggapramana

    5 Votes

    T beam atau dalam bahasa Indonesianya adalah balok T, adalah balok yang

    pengecorannya dilaksanakan bersamaan dengan pengecoran pelat lantai atau

    sering disebut (monolit). Sehingga plat beton diperhitungkan sebagai sayap dari

    balok, dengan lebar sayap tertentu. Secara umum balok T dibagi menjadi 2

    yaitu balok pinggir (exterior) dan balok tengah (interior) .

    ya gambar di atas saya ambil dari salah satu website teknik sipil di Indonesia,

    dan kita akan menentukan jumlah tulangan untuk balok T tersebut dapat

    menahan beban yang bekerja padanya. sebelumnya perilaku balok T apabila

    terkena momen yang bekerja padanya adalah sebagai berikut :

  • LEBAR EFEKTIF SAYAP

    Pada saat balok menahan beban, tidak semua bagian pelat yang berada

    diatasnya berdeformasi. Semakin jauh pelat dari sumbu balok semakin kecil

    konstruksi pelat itu mempengaruhi deformasi balok yang dihasilkan. SNI 2002

    pasal 10, 10 mengatur besaran bagian pelat yang dapat diambil sebagai bagian

    dari balok (atau lebih dikenal dengan lebar efektiv pelat), yaitu :

    1. Lebar efektiv pelat lantai adalah 1/4 bentang balok

    2. Lebar efektiv pelat yang diukur dari masing-masing tepi badan balok tidak boleh

    melebihi nilai terkecil dari :

    8 kali tebal pelat

    1/2 jarak bersih antara badan badan yang bersebelahan

    Untuk balok dengan pelat hanya pada satu sisinya saja (balok eksterior), lebar

    sayap efektiv diukur dari sisi balok tidak boleh melebihi dari :

    1/12 panjang batang balok

    6 kali tebal pelat

    1/2 jarak bersih antara badan-badan balok yang berdekatan

  • ANALISIS BALOK T

    Pada umumnya, zona tekan balok T berbentuk persegi seperti terlihat pada

    gambar 4.2b (diatas). Untuk kasus seperti ini, balok T tersebut dapat

    dianalisa sebagai balok persegi dengan lebar b. Untk kasus dimana zona

    tekan berbentuk T seperti pada gambar 4.2d (diatas) analisis dapat dilakukan

    dengan memperhitungkan secara terpisah kontribusi sayap dan badan

    penampang dalam menahan momen. (gambar dibawah)

    Analisis dilakukan secara terpisah sebagai berikut :

    BALOK SAYAP

  • Luas zona tekan = (b bw) hf

    Gaya tekan Cf = 0,85. fc. (b bw) hf

    Syarat keseimbangan , Tf = Cf

    Sehingga dengan asumsi fs = fy maka :

    Asf. fy = 0,85. fc. (b-bw) hf

    sehingga Asf dapat dicari dari persamaan di atas

    Lengan momen = (d-hf/2)

    Mnf = 0,85. fc. (b-bw) hf (d-hf/2)

    atau, Mnf = Asf. fy (d-hf/2)

    BALOK BADAN

    Luas tulangan tarik badan > Asw = As Asf

    Gaya tekan , Cw = 0,85. fc. bw. a

    Syarat keseimbangan > Cw = Tw = Asw . fy

    sehingga, a = Asw.fy / 0,85. fc. bw

    Lengan momennya adalah (d-a/2), sehingga :

    Mnw = 0,85. fc. bw. a (d-a/2), atau

    Mnw = Asw. fy (d-a/2)

    Maka Momen pada balok T adalah = Momen pada balok sayap + Momen pada

    balok badan

    Momen balok T = Mnf + Mnw

    PERHITUNGAN APAKAH fs=fy

  • Pada langkah analisis di depan, fs diasumsikan = fy (tulangan leleh). Asusmsi ini

    harus dicek, seperti yang pernah dijelaskan pada bab sebelumnya, dengan

    membandingkan nilai (a/d) hasil perhitungan terhadap nilai(ab/d) yaitu

    ab/d = 1. (600/600+fy)

    Jika a/d ab/d , , , maka fs = fy

    BATASAN TULANGAN MAXIMUM UNTUK BALOK T

    Untuk menjamin perilaku yang daktail, SNI 2002 pasal 12.3 butir 3

    mensyaratkan :

    0,75 b

    Untuk balok T yang berperilaku seperti balok persegi, perhitungan b dapat

    dihitung menggunakan rumus yang diberikan pada bab sebelumnya. Jika zona

    kompresi pada balok T berbentuk T maka perlu dihitung luas tarik yang

    berhubungan dengan keruntuhan seimbang (balanced), yaitu :

    Asb = Cb/fy > Cb = 0,85.fc. [(b-bw)hf+bw.a]

    sehingga, A max Asb

    TULANGAN MINIMUM BALOK T

    SNI 2002 pasal 12.5 butir 2 mensyaratkan batasan tulangan minimum untuk

    balok T yaitu

    Asmin = (fc / 2.fy) bw.d

    atau

    Asmin = (fc / 4.fy) bf.d

    Rujukan : Bahan Ajar Struktur berton Dr.Ir Antonius, MT (Dosen Unissula

    Semarang)

    Ditulis dalam perhitungan balok

  • 2 Komentar

    Design balok beton bertulang

    OKT 6

    Posted by sanggapramana

    8 Votes

    Alhamdulillah, saya ucapkan kepada Allah SWT dan junjungan nabi besarnya

    Muhammad saw, saya telah mendapatkan ilmu ini, dari dosen saya Ir. H.

    Sumirin MS, dan kandidat doktor, terima kasih banyak saya haturkan pada

    beliau melalui blog saya ini, karena beliau menurut saya adalah salah satu

    dosen yang cerdas dan juga cerdas dalam transfer ilmu kepada mahasiswanya.

    matur nuwun pak dosen, sip kita mulai design balok beton bertulangnya. ,

  • b = lebar balok (cm)

    h = tinggi balok (cm)

    d = tinggi efektif balok (dari atas sampai titik berat tulangan bawah)

    notasi d atau tinggi efektif umumnya adalah 0,9 h

    As = luas tulangan tarik (cm2)

    T = gaya tarik tulangan = As . fy

    Cc = Gaya tekan beton = 0,85 . fc . b.d

    a = tinggi blok tegangan beton

    Rumus perhitungannya ada dibawah,

  • kalo yang baru lihat pertama rumus di atas pasti membingungkan, tapi yang

    sudah pernah lihat dan mendesign pasti sudah nggak asing lagi, memang saya

    tidak sepandai dosen saya dalam menyampaikan, mungkin kita bisa langsung

    dalam contoh soalnya saja ya . . :)

  • Pertama-tama Cari Momen maksimal dulu la ditengah bentangnya ., q = 1000

    kgcm dikalikan bentang 40 cm. = 40000 kgcm . jadi Q = 40000 kg.

    Reaksi A dan B adalah 20000 kg atau 20 ton. jadi Mmax = 20000.20 20000.10 =

    20000 kgcm.

    atau bila langsung dengan rumus, 1/8*q*L^2 = 200000 kgcm

    ini adalah luas tampang besi dari bermacam2 diameter, dari rumus

    1/4*3,14*D^2 , yang sudah dihitung dengan menggunakan excel.,

    lalu perhitungan dengan menggunakan rumus diatas saya gunakan excel hingga

    bertemu dengan jumlah tulangan yang diperlukan, pada bagian terakhir luas

    tulangan tarik (As) dibagi dengan luas tampang besi yang akan digunakan,

    sehingga kebutuhan untuk besi tulangan 8,10,12 dan 16 akan berbeda2.,

    silahkan mencoba :)

  • NB = rumus omega () itu sebenarnya = 1- (1-2Rn)^0.5

    Ditulis dalam perhitungan balok

  • 14 Komentar

    Perhitungan Balok Portal Sederhana

    AGU 6

    Posted by sanggapramana

    1 Vote

    Langsung saja, masih dari materi lanjutan dari Perhitungan pelat lantai

    sedehana (Part 1) dan(Part 2) , dapat dilihat pertama-tama gambar di bawah :

  • Keterangan :

    Arah panah menunjukkan arah beban pada pelat yang dipikul oleh balok

    melintang dan balok memanjang.

    Arah Melintang Pot. 1 1

  • a) Perhitungan beban

    Untuk potongan 1 1 perlu dihitung pemindahan beban pelat pada balok

    pemikul. Pada gambar tampak bahwa beban memusat pada P. P adalah

    penjumlahan antara beban pelat dan beban balok. Beban pelat terdiri dari

    beban trapesium dan beban segitiga.Adapun nilai beban-beban tersebut adalah

    :

    Beban Pelat Trapesium = 0,5 * 0,5 * (ly/lx 0,5) *q * lx2

  • Beban Pelat Segitiga = 0,25 * q * lx2

    Beban Balok = 0,2 * (0,3 0,1) (2 + 0,8) * 2,4

    Beban balok di atas diperoleh sebagai berikut :

    ***Bentar baru ditulis****

    wkwkwkwkwkwk

    Ditulis dalam perhitungan balok

    1 Komentar

    Balok persegi panjang dengan

    tulangan rangkap

    AGU 3

    Posted by sanggapramana

    5 Votes

    Pengertian balok tulangan rangkap

    Yang dimaksud dengan balok tulangan rangkap ialah balok beton yang diberi

    tulangan pada penampang beton daerah tarik dan daerah tekan. Dengan

    dipasangnya tulangan pada daerah tarik dan tekan, maka balok lebih kuat

    dalam hal menerima beban yang berupa momen lentur.

  • Pada praktik di lapangan, (hampir) semua balok selalu dipasang tulangan

    rangkap. Jadi balok dengan tulangan tunggal secara praktis tidak ada (jarang

    sekali dijumpai). Meskipun penampang beton pada balok dapat dihitung dengan

    tulangan tunggal (yang memberikan hasil tulangan longitudinal saja), tetapi

    pada kenyatannya selalu ditambahkan tulangan tekan minimal 2 batang, dan

    dipasang pada bagian sudut penampang balok beton yang menahan tekan.

    Tambahan tulangan longitudinal tekan ini selain menambah kekuatan balok

    dalam hal menerima beban lentur, juga berfungsi untuk memperkuat

    kedudukan begel balok (antara tulangan longitudinal dan begel diikat dengan

    kawat lunak yang disebut binddraad), serta sebagai tulangan pembentuk balok

    agar mudah dalam pelaksanaan pekerjaan beton.

  • PERENCANAAN BALOK TULANGAN RANGKAP

    1.Pemasangan tulangan balok

  • Tulangan longitudinal tarik maupun tekan pada balok dipasang dengan arah

    sejajar sumbu balok. Biasanya tulangan tarik dipasang lebih banyak daripada

    tulangan tekan, kecuali pada balok yang menahan momen lentur kecil. Untuk

    balok yang menahan momen lentur kecil (misalnya balok praktis, cukup

    memasang tulangan tarik dan tulangan tekan masing-masing 2 batang (sehingga

    berjumlah 4 batang), dan diletakkan pada 4 sudut penampang balok.

    Untuk balok yang menahan momen lentur besar, tulangan tarik dipasang lebih

    banyak daripada tulangan tekan. Keadaan ini disebabkan oleh kekuatan beton

    pada daerah tarik yang diabaikan, sehingga praktis semua beban tarik ditahan

    oleh tulangan longitudinal tarik (jadi jumlahnya banyak). Sedangkan pada

    daerah beton tekan, beban tekan tersebut sebagian besar ditahan oleh beton,

    dan sisa beban tekan yang masih ada ditahan oleh tulangan, sehingga jumlah

    tulangan tekan hanya sedikit.

    Pada portal bangunan gedung, biasanya balok yang menahan momen lentur

    besar terjadi di daerah lapangan (bentang tengah) dan ujung balok (tumpuan

    jepit balok), seperti dilukiskan

    (a) Bidang momen (BMD) akibat kombinasi beban pada balok.

  • Keterangan Gambar =

    BMD oleh kombinasi beban:

    (1) : D, L dan E(+)/ke kanan.

    (2) : D,L.

    (3) : D,L dan E(+)/ke kiri

    (b) Pemasangan tulangan longitudinal balok

  • Tampak pada gambar (a) bahwa di lapangan (bentang tengah balok) terjadi

    momen positif (M(+)), berarti penampang beton daerah tarik berada di bagian

    bawah, sedangkan di ujung (dekat kolom) terjadi sebaliknya, yaitu terjadi

    momen negatif (M(-)),berarti penampang beton daerah tarik berada dibagian

    atas. Oleh karena itu pada gambar (b) di daerah lapangan dipasang tulangan

    bawah 8D22 yang lebih banyak daripada tulangan atas 4D22, sedangkan di

    ujung terjadi sebaliknya yaitu dipasang tulangan atas 6D22 yang lebih banyak

    daripada tulangan bawah 4D22.

    Distribusi regangan dan tegangan

    Regangan dan tegangan yang terjadi pada balok dengan penampang beton

    bertulang rangkap dilukiskan seperti gambar (1), (2), dan (3). Pada gambar ini

    dilengkapi dengan notasi yang akan dipakai pada perhitungan selanjutnya.

  • Ditulis dalam perhitungan balok

    2 Komentar

    Pengenalan torsi pada balok (for basic)

    AGU 1

  • Posted by sanggapramana

    3 Votes

    Wedew, setelah tadi pengenalan tulangan geser kini kita masuk ke tulangan

    torsi, langsung saja. . . .

    check this out . . . .

    Pengenalan torsi

    Torsi (twist) atau momen puntir adalah momen yang bekerja terhadap sumbu

    longitudinal balok/elemen struktur.Torsi dapat terjadi karena adanya beban

    eksentrik yang bekerja pada balok tersebut.Selain itu,pada umumnya torsi

    dijumpai pada balok lengkung atau elemen struktur portal

    pada ruang.Lihat gambar di bawah . .. . .

  • Pada

    kasus-kasus tertentu, pengaruh torsi lebih menentukan dalam perencanaan

    elemen struktur jika dibandingkan dengan pengaruh beban-beban yang lain,

    misalnya : torsi pada kantilever (gambar(b)) atau torsi pada kanopi

    (gambar(d)).

    Jenis beban torsi

    Beban torsi dapat dibedakan atas 2 jenis, yaitu

    Torsi keseimbangan = momen torsi yang timbul karena dibutuhkan untuk

    keseimbangan struktur, seperti terlihat pada gambar diatas,dari gambar (a) sampai

    gambar (d).

    Torsi kompatibilitas = Momen torsi yang timbul karena komptabilitas deformasi antara

    elemen-elemen struktur yang bertemu pada sambungan, seperti gambar dibawah. .

  • Ditulis dalam perhitungan balok

    1 Komentar

    Mengatasi retak geser pada balok

    AGU 1

    Posted by sanggapramana

    1 Vote

  • Setelah membahas Retakan pada balok akibat gaya geser , sekarang kita lanjut

    untuk penelesaian solusinya, ,

    1. Unsur penahan geser

    Meskipun elemen beton dapat menahan gaya geser/gaya lintang yang bekerja

    pada balok, tetapi jika gaya geser tersebut cukup besar(terutama pada daerah

    ujung balok), maka elemen beton yang arahnya miring (menyudut).Untuk

    mengatasi retak miring akibat gaya geser maka pada lokasi yang gaya gesernya

    cukup besar ini diperlukan tulangan khusus, yang disebut tulangan geser.

    Sebetulnya retak miring pada balok dapat ditahan dengan 4 unsur, yaitu :

    1) Bentuk dan kekasaran permukaan agregat beton (pasir dan kerikil). Bentuk

    agregat yang tajam/menyudut dan permukaannya kasar sangat kuat menahan

    geser, karena agregat akan saling mengunci, sehingga mempersulit terjadinya

    slip (tidak mudah retak) seperti terlihat pada gambar (a). Tetapi jika agregat

    berbentuk bulat dan permukaannya halus tidak kuat menahangaya geser karena

    mudah terjadi slip (mudah retak), seperti terlihat pada gambar (b).

    2) Retak geser ditahan oleh gaya tarik dan gaya potong ( dowel action ) dari

    tulangan longitudinal, seperti terlihat pada gambar (c) dan gambar (d).

  • 3) Retak geser ditahan oleh struktur beton

  • 4) Retak geser ditahan oleh gaya tarik tulangan geser, baik berupa tulangan

    miring maupun tulangan begel, seperti terlihat pada gambar (e) dan (f)

    Pemasangan begel balok dilaksanakan dengan melingkupi tulangan longitudinal,

    dan kedua tulangan tersebut saling diikat dengan kawat binddrad. Dengan

  • demikian, begel tersebut selain berfungsi untuk menahan gaya geser, juga

    berfungsi mencegah pergeseran tulangan longitudinal akibat gaya potong,

    sehingga kedudukan longitudinal lebih kuat.

    Menurut pasal 13.1.1 SNI 03-2847-2002, pada perencanaan penampang yang

    menahan gaya geser harus didasarkan pada kuat geser nominal (Vn), yang

    ditahan oleh 2 macam kekuatan, yaitu : kuat geser nominal yang disumbangkan

    oleh tulangan geser (Vs). Dengan demikian pengaruh kekasaran agregat, gaya

    tarik dan gaya potong tulangan longitudinal tidak diperhitungkan, sehingga

    keamanan pada perencanaan.

    Ditulis dalam perhitungan balok

    Tinggalkan komentar

    Retakan pada balok akibat gaya geser

    JUL 31

    Posted by sanggapramana

    1 Vote

    sebenarnya saya ingin menulis tentang struktur balok dengan tulangan rangkap,

    tapi banyak sekali yang harus ditulis.hehe. yasudah nulis retakan pada balok

    dulu saja. . .ingat ya tulisan ini saya ambil dari buku balok dan pelat beton

    bertulang karangan Ir.H Ali Kasroni,MT ,penerbit graha ilmu

    let start. . . .

  • Retakan pada balok

    Jika ada sebuah balok yang ditumpu secara sederhana (yaitu dengan tumpuan

    sendi-rol), kemudian di atas balok diberi beban cukup berat, balok tersebut

    dapat terjadi 2 jenis retakan, yaitu retak yang arahnya vertikal dan retakan

    yang arahnya miring.

    Retak vertikal terjadi akibat kegagalan balok dalam menahan beban lentur,

    sehingga biasanya terjadi pada daerah lapangan (benteng tengah) balok,

    karena pada daerah ini timbul momen lentur paling besar. Retak miring terjadi

    akibat kegagalan balok dalam menahan gaya geser, sehingga biasanya terjadi

    pada daerah ujung (dekat tumpuan) balok, karena pada daerah ini timbul gaya

    geser/gaya lintang paling besar.

    Retak balok akibat gaya geser

    Untuk memberikan gambaran cukup jelas tentang bekerjanya gaya geser/gaya

    lintang pada balok, diambil sebuah elemen kecil dari beton yang berada di

    dekat ujung balok, kemudian elemen tersebut diperbesar sehingga dapat

    dilukiskan gaya-gaya geser di sekitar elemen beton seperti gambar di bawah.

  • Pada gambar (a), akibat berat sendiri dan beban-beban di atas balok, maka

    pada tumpuan kiri maupun kanan timbul reaksi (RA dan RB) yang arahnya ke

    atas, sehingga pada tumpuan kiri terjadi gaya lintang/geser sebesar RA ke atas.

  • Gaya lintang RA ini

    berakibat pada elemen beton (yang diperbesar) pada gambar (b) sebagai

    berikut :

    1. Arah reaksi RA ke atas, sehingga pada permukaan bidang elemen sebelah kiri terjadi

    gaya geser dengan arah ke atas pula.

    2. Karena elemen beton berada pada keadaan stabil, berarti terjadi keseimbangan gaya

    vertikal pada elemen beton, sehingga pada permukaan bidang elemen sebelah kanan

    timbul gaya geser ke bawah. Kedua gaya geser pada kedua permukaan bidang (bidang

    kiri dan kanan) ini besarnya sama.

    3. Akibat gaya geser ke atas pada kedua permukaan bidang kiri dan gaya geser ke bawah

    pada permukaan bidang kanan, maka pada elemen beton timbul momen yang arahnya

    sesuai dengan arah putaran jarum jam.

    4. Karena elemen beton berada pada keadaan stabil, berarti terjadi keseimbangan momen

    pda elemen beton, sehingga momen yang ada harus dilawan oleh momen lain yang

    besarnya sama tetapi arahnya berlawanan dengan arah putaran jarum jam.

    5. Momen lawan yang arahnya berlawanan dengan arah jarum putaran jam pada item 4)

    dapat terjadi, jika ada permukaan bidang elemen sebelah atas ada gaya geser dengan

    arah kiri, dan pada permukaan bidang elemen sebelah bawah ada gaya geser dengan

    arah ke kanan.Kedua gaya geser terakhir ini besarnya juga sama.

  • Pada gambar

    (c), terjadi keadaan berikut :

    1. Gaya geser ke atas pada permukaan bidang kiri dan gaya geser ke kiri pada permukaan

    bidang atas, membentuk resultante R yang arahnya miring ke kiri-atas.

    2. Gaya geser ke bawah pada permukaan bidang kanan dan gaya geser ke kanan pada

    permukaan bidang bawah, juga membentuk resultante R yang arahnya miring ke kanan-

    bawah.

    3. Kedua resultant yang terjadi dari item 1 dan item 2 tersebut sama besarnya, tetapi

    berlawanan arah dan saling tarik-menarik.

    4. Jika elemen beton tidak mampu menahan gaya tarik dari kedua resultant R, maka

    elemen beton akan retak dengan arah miring, membentuk sudut 45 derajat.

    Semoga bermanfaat

    Salam . .sipil Indonesia

    Ditulis dalam perhitungan balok

    1 Komentar

  • Contoh hitungan balok sederhana

    JUL 31

    Posted by sanggapramana

    9 Votes

  • Balok beton bertulang berukuran 300 mm x 500 mm terletak di atas tumpuan

    sederhana seperti tampak pada gambar diatas .Di atas balok tersebut bekerja

    beban mati plat (q_dpelat) = 2 kN/m dan beban hidup (qL) = 2 kN/m. Jika

    berat beton diperhitungkan sebesar 25 kN/m3 , hitunglah momen perlu dan

    momen nominal untuk perencanaan balok tersebut!

    Penyelesaian!!

    (a) Menghitung momen perlu balok (Mu balok)

    Berat balok = 0,3 x 0,5 x 25 = 3,75 kN/m

    Beban mati :

  • Beban mati = Berat balok, (q_Dbalok) + Berat plat (q_Dpelat)

    = 3,75 kN/m + 2,00 kN/m

    = 5,75 kN/m

    Momen akibat beban mati

    MD (Momen Dead) = 1/8 * qD * L2 = 1/8 * 5,75 * 82 = 46 kN- m

    Momen akibat beban hidup

    ML (Momen Life) = 1/8 * qL * L2 = 1/8 * 2 * 82 = 16 kN- m

    Momen perlu balok (Mu)

    Mu = 1,2 MD + 1,6 ML

    = 1,2 (46) + 1,6 (16)

    = 80,8 kN-m

    Menghitung Mu dengan cara lain :

    Beban perlu (qu) = 1,2*qD + 1,6*qL

    = 1,2*5,75 + 1,6* 2

    = 10,1 kN/m

    Momen perlu (Mu) = 1/8* qu*L2

    = 1/8* qu* L2

    = 80,8 kN-m

    (b)Menghitung momen nominal Mn balok

    di dalam Belajar tentang balok dan pelat beton bertulang (

    untuk pemula) sudah dijelaskan bahwa kuat rencana minimal sama dengan kuat

    perlu balok. Kuat perlu ini sudah dihitung yaitu Mu sebesar 80,8 kN-m

    Nilai kuat rencana = faktor reduksi kekutan * kuat tekan nominal

    Jadi, momen rencana (Mr) = faktor reduksi kekutan * Momen nominal (Mn)

    Menurut persamaan diperoleh : Mr > atau = Mu

  • Jika diambil Mr = Mu = 80,8 kNm, dan faktor reduksi kekuatan untuk (struktur

    menahan lentur) = 0,80 maka diperoleh

    Mn = Mr/ faktor reduksi kekuatan

    = 80,8/0,8

    = 101 kNm

    Jadi, Mn = 101 kNm

    Salam sipil Indonesia

    Ditulis dalam perhitungan balok

    3 Komentar

    Pemasangan tulangan pada balok

    (untuk pemula)

    JUL 31

    Posted by sanggapramana

    3 Votes

    tulisan Ini, adalah lanjutan dari Belajar tentang balok dan pelat beton

    bertulang ( untuk pemula),

    langsung aja ya. . . .

    1. Pemasangan tulangan longitudinal / memanjang

  • Fungsi utama baja tulangan pada struktur beton bertulang yaitu untuk menahan

    gaya tarik. Oleh karena itu pada struktur balok, pelat, fondasi, ataupun

    struktur lainnya dari bahan beton bertulang, selalu diupayakan agar tulangan

    longitudinal (memanjang) dipasang pada serat-serat beton yang mengalami

    tegangan tarik. Keadaan ini terjadi terutama pada daerah yang menahan

    momen lentur besar (umumnya di daerah lapangan/tengah bentang, atau di

    atas tumpuan), sehingga sering mengakibatkan terjadinya retakan beton akibat

    tegangan lentur tersebut.

    Tulangan longitudinal ini dipasang searah sumbu batang .Berikut ini diberikan

    beberapa contoh pemasangan tulangan memanjang pada balok maupun pelat.

    2.

    Pemasangan tulangan geser

    Retakan beton pada balok juga dapat terjadi di daerah ujung balok yang dekat

    dengan tumpuan. Retakan ini disebabkan oleh bekerjanya gaya geser atau gaya

    lintang balok yang cukup besar, sehingga tidak mampu ditahan oleh material

  • beton dari balok yang bersangkutan. Retakan balok akibat gaya geser dan cara

    mengatasi retakan geser ini akan dijelaskan lebih lanjut . . .

    Agar balok dapat menahan gaya geser tersebut, maka diperlukan tulangan

    geser yang dapat berupa tulangan miring/tulangan-serong atau berupa

    sengkang/begel. Jika sebagai penahan gaya geser hanya digunakan begel saja,

    maka pada daerah yang gaya gesernya besar (mislnya pada ujung balok yang

    dekat tumpuan) dipasang begel dengan jarak yang kecil/rapat, sedangkan pada

    daerah dengan gaya geser kecil (daerah lapangan/tengah bentang) dapat

    dipasang begel dengan jarak yang lebih besar/renggang.

    3. Jarak tulangan pada balok

    Tulangan longitudinal maupun begel balok diatur pemasangannya dengan jarak

    tertentu, seperti terlihat pada gambar berikut :

  • Keterangan gambar :

    Sb = tebal penutup beton minimal (9.7-1 SNI 03-2847-2002).Jika berhubungan dengan

    tanah/cuaca : Untuk D >atau =16 mm, tebal Sb = 50 mm. ; Untuk D< 16 mm, tebal Sb =

    40 mm ; Jika tak berhubungan tanah dan cuaca tebal Sb = 40 mm.

    b = Jarak maksimum (as-as) tulangan samping (3.3.6-7 SK SNI T-15-1991-03), diambil <

    atau = 300 mm dan < atau = balok (1/6) kali tinggi efektif balok.Tinggi efektif = tinggi

    balok ds atau d = h ds

    S av = Jarak bersih tulangan pada arah vertikal (9.6-2 SNI 03-2847-2002) diambil > atau

    = 25 mm, dan > atau = D.

  • Sn = Jarak bersih tulangan pada arah mendatar (9.6-1 SNI 03-2847-2002) diambil > atau

    = 25 mm, dan > atau = D. Disarankan d > atau = 40 mm, untuk tulangan balok.

    D = diameter tulangan longitudinal (mm)

    ds = Jarak titik berat tulangan tarik sampai serat tepi beton bagian tarik, sebaiknya

    diambil > atau = 60 mm.

    4. Jumlah tulangan maksimum dalam 1 baris

    Dimensi struktur biasanya diberi notasi b dan h, dengan b adalah ukuran lebar

    dan h adalah ukuran tinggi total dari penampang struktur.Sebagai contoh

    dimensi balok ditulis dengan b/h atau 300/500, berarti penampang dari balok

    tersebut berukuran lebar balok, b = 300 mm dan tinggi balok h = 500 mm.

    Keterangan gambar :

    As = luas turangan tarik (mm2)

  • As = luas tulangan tekan (mm2)

    b = lebar penampang balok (mm)

    c = jarak antara garis netral dan tepi serat beton tertekan (mm)

    d = tinggi efektif penampang balok (mm)

    ds1= Jarak antara titik berat tulangan tarik baris pertama dan tepi serat beton tarik

    (mm)

    ds2= jarak antara titik berat tulangan tarik baris kedua dengan tulangan tarik baris

    pertama (mm)

    ds = jarak antara titik berat tulangan tekan dan tepi serat beton tekan (mm)

    h = tinggi penampang balok (mm)

    Karena lebar balok terbatas pada nilai b, maka jumlah tulangan yang dapat

    dipasang pada 1 baris (m) juga terbatas. Jika dari hasil hitungan tulangan balok

    diperoleh jumlah total (n) yang ternyata lebih besar daripada nilai m, maka

    terpaksa tulangan tersebut harus dipasang pada baris berikutnya. Jumlah

    tulangan maksimal pada baris (m) tersebut ditentukan dengan persamaan

    berikut :

    keterangan :

    m = jumlah tulangan maksimal yang dapat dipasang pada 1 baris. Nilai m dibulatkan ke

    bawah, tetapi jika angka desimal lebih besar daripada 0,86 maka dapat dibulatkan ke

    atas.

    b = lebar penampang balok (mm)

    ds1 = jarak antara titik berat tulangan tarik baris pertama dan tepi serat beton tarik

    (mm)

    D = diameter tulangan longitudinal balok (mm)

    Sn = jarak bersih antar tulangan pada arah mendatar, dengan syarat lebih besar dari D

    dan lebih besar dari 40 mm (dipilih nilai yang besar)

    Pada persamaan di atas, jika ternyata jumlah tulangan balok (n) > jumlah

    tulangan per baris (m), maka kelebihan tulangan (n-m) tersebut harus dipasang

    di baris berikutnya.

  • Gak mudeng ya ??????

    wkwkwkwkwkwkwkwk

    langsung ke contoh soal aja

    ayuxxxxxxxxxxxxx

    Ditulis dalam perhitungan balok

    9 Komentar

    Belajar tentang balok dan pelat beton

    bertulang ( untuk pemula)

    JUL 30

    Posted by sanggapramana

    13 Votes

    Yah, kita ketemu lagi, sekarang saya akan membahas tentang Balok beton

    bertulang, ni tulisan saya bersumber dari buku Balok dan pelat beton bertulang

    oleh Ali Asroni penerbit graha ilmubagi yang mau beli bukunya silahkan, bagi

    yang mau belajar dari sini juga bisa.maaf untuk simbol2 ada yang tidak dapat

    dimasukkan karena keterbatasan fitur ini. Lets start . . . . .

    Balok tanpa tulangan

  • Kita tau sifat beton yaitu kuat terhadap gaya tekan tetapi lemah terhadap

    gaya tarik.Olehkarena itu, beton dapat mengalami retak jika beban yang

    dipikulnya menimbulkan tegangan tarik yang melebihi kuat tariknya.

    Jika sebuah balok beton (tanpa tulangan) ditumpu oleh tumpuan sederhana

    (sendi dan rol), dan di atas balok tersebut bekerja beban terpusat P serta

    beban merata q, maka akan timbul momen luar sehingga balok akan

    melengkung ke bawah.

    Pada balok

    yang melengkung ke bawah akibat beban luar ini pada dasarnya ditahan oleh

    kopel gaya-gaya dalam yang berupa tegangan tekan dan tarik. Jadi pada serat-

    serat balok bagian tepi atas akan menahan tegangan tekan, dan semakin ke

    bawah tegangan tersebut akan semakin kecil. Sebaliknya, pada serat-serat

    bagian tepi bawah akan menahan tegangan tarik, dan semakin ke atas tegangan

    tariknya akan semakin kecil pula.

    Pada tengah bentang (garis netral) , serat-serat beton tidak mengalami

    tegangan sama sekali (tegangan tekan dan tarik = 0).

    Jika beban diatas balok terlalu besar maka garis netral bagian bawah akan

    mengalami tegangan tarik cukup besar yang dapat mengakibatkan retak pada

    beton pada bagian bawah.Keadaan ini terjadi terutama pada daerah beton

    yang momennya besar, yaitu pada lapangan/tengah bentang.

    Balok Beton dengan tulangan

    Untuk menahan gaya tarik yang cukup besar pada serat-serat balok bagian tepi

    bawah, maka perlu diberi baja tulangan sehingga disebut dengan beton

  • bertulang. Pada balok beton bertulang ini, tulangan ditanam sedemikian rupa,

    sehingga gaya tarik yang dibutuhkan untuk menahan momen pada penampang

    retak dapat ditahan oleh baja tulangan.

    Karena sifat beton yang tidak kuat tehadap tarik, maka pada gambar di atas,

    tampak bahwa balok yang menahan tarik (di bawah garis netral) akan ditahan

    tulangan, sedangkan bagian menahan tekan (di bagian atas garis netral) tetap

    ditahan oleh beton.

    Fungsi utama beton dan tulangan

    Dari uraian di atas dapat dipahami, bahwa baik beton maupun baja-tulangan

    pada struktur beton bertulang tersebut mempunyai fungsi atau tugas pokok

    yang berbeda sesuai dengan sifat bahan yang bersangkutan.Fungsi utama beton

    yaitu untuk

    Fungsi utama beton

    Menahan beban/gaya tekan

    Menutup baja tulangan agar tidak berkarat

    Fungsi utama baja tulangan

    Menahan gaya tarik (meskipun kuat juga terhadap gaya tekan)

    Mencegah retak beton agar tidak melebar

  • Faktor keamanan

    Agar dapat terjamin bahwa suatu struktur yang direncankan mampu menahan

    beban yang bekerja, maka pada perencanaan struktur digunakan faktor

    keamanan tertentu.Faktor keamanan ini tersdiri dari 2 jenis , yaitu :

    1. Faktor keamanan yang bekerja pada beban luar yang bekerja pada struktur, disebut

    faktor beban.

    2. Faktor keamanan yang berkaitan dengan kekuatan struktur (gaya dalam), disebut faktor

    reduksi kekuatan.

    Faktor beban luar/faktor beban

    Besar faktor beban yang diberikan untuk masing-masing beban yang bekerja

    pada suatu penampang struktur akan berbeda-beda tergantung dari kombinasi

    beban yang bersangkutan. Menurut pasal 11.2 SNI 03-2847-2002, agar supaya

    struktur dan komponen struktur memenuhi syarat dan layak pakai terhadap

    bermacam-macam kombinasi beban, maka harus dipenuhi ketentuan

    kombinasi-kombinasi beban berfaktor sbb :

    1. Jika struktur atau komponen hanya menahan beban mati D (dead) saja maka

    dirumuskan : U = 1,4*D

    2. Jika berupa kombinasi beban mati D dan beban hidup L (live), maka dirumuskan : U =

    1,2*D + 1,6*L + 0,5 ( A atau R )

    3. Jika berupa kombinasi beban mati D,beban hidup L, dan beban angin W, maka diambil

    pengaruh yang besar dari 2 macam rumus berikut : U = 1,2*D + 1,0*L + 1,6*W + 0,5 ( A

    atau R ) dan rumus satunya : U = 0,9*D + 1,6*W

    4. Jika pengaruh beban gempa E diperhitungkan, maka diambil yang besar dari dua macam

    rumus berikut : U = 0,9*D + 1*E

    Keterangan :

    U = Kombinasi beban terfaktor, kN, kN/m atau kNm

    D = Beban mati (Dead load), kN, kN/m atau kNm

    L = Beban hidup (Life load), kN, kN/m atau kNm

  • A = Beban hidup atap kN, kN/m atau kNm

    R = Beban air hujan, kN, kN/m atau kNm

    W = Beban angin (Wind load) ,kN, kN/m atau kNm

    E = Beban gempa (Earth quake load), kN, kN/m atau kNm, ditetapkan

    berdasarkan ketentuan SNI 03-1726-1989-F, Tatacara Perencanaan Ketahanan

    Gempa untuk Rumah dan Gedung, atau penggantinya.

    Untuk kombinasi beban terfaktor lainnya pada pasal berikut :

    1. Pasal 11.2.4 SNI 03-2847-2002, untuk kombinasi dengan tanah lateral

    2. Pasal 11.2.5 SNI 03-2847-2002, untuk kombinasi dengan tekanan hidraulik

    3. Pasal 11.2.6 SNI 03-2847-2002, untuk pengaruh beban kejut

    4. Pasal 11.2.7 SNI 03-2847-2002, untuk pengaruh suhu (Delta T), rangkak, susut,

    settlement.

    Faktor reduksi kekuatan

    Ketidakpastian kekuatan bahan terhadap pembebanan pada komponen struktur

    dianggap sebagai faktor reduksi kekuatan, yang nilainya ditentukan menurut

    pasal 11.3 SNI 03-2847-2002 sebagai berikut :

    1. Struktur lentur tanpa beban aksial (misalnya : balok), faktor reduksi = 0,8

    2. Beban aksial dan beban aksial lentur

    aksial tarik dan aksial tarik dengan lentur : 0,8

    aksial tekan dan aksial tekan dengan lentur

    1. komponen struktur dengan tulangan spiral atau sengkang ikat : 0,7

    2. Komponen struktur dengan tulangan sengkang biasa : 0,65

    3. Geser dan torsi : 0,75

    4. Tumpuan pada beton, : 0,65

    akhirnya selesai juga, males betul nulis yang begituan tapi aku gak papa untuk

    kaliansemua.ntar malah gak tau dasarnya malah repot. . .wkwkwkwk. Lanjut . .

    . . .

  • Kekuatan beton bertulang

    1. Jenis kekuatan

    Menurut SNI 03-2847-2002, pada perhitungan struktur beton bertulang, ada

    beberapa istilah untuk menyatakan kekuatan suatu penampang sebagai berikut

    1. Kuat nominal (pasal 3.28)

    2. Kuat rencana (pasal 3.30)

    3. Kuat perlu (pasal 3.29)

    Kuat nominal (Rn) diartikan sebagai kekuatan suatu komponen struktur

    penampang yang dihitung berdasarkan ketentuan dan asumsi metode

    perencanaan sebelum dikalikan dengan nilai faktor reduksi kekuatan

    yang sesuai.Pada penampang beton bertulang , nilai kuat nominal bergantung

    pada:

    dimensi penampang,

    jumlah dan letak tulangan

    letak tulangan

    mutu beton dan baja tulangan

    Jadi pada dasarnya kuat nominal ini adalah hasil hitungan kekuatan yang

    sebenarnya dari keadaan struktur beton bertulang pada

    keadaan normal.Kuat nominal ini biasanya ditulis dengan simbol-simbol Mn, Vn,

    Tn, dan Pn dengan subscript n menunjukkan bahwa nilai-nilai

    M = Momen

    V = Gaya geser

    T = Torsi (momen puntir)

    P = Gaya aksial (diperoleh dari beban nominal suatu struktur atau komponen

    struktur)

    Kuat rencana (Rr), diartikan sebagai kekuatan suatu komponen struktur atau

    penampang yang diperoleh dari hasil perkalian antara kuat nominal Rn dan

    faktor reduksi kekuatan.Kuat rencana ini juga dapat ditulis dengan simbol Mr,

  • Vr, Tr, dan Pr( keterangan sama seperti diatas kecuali P = diperoleh dari beban

    rencana yang boleh bekerja pada suatu struktur atau komponen struktur.

    Kuat perlu (Ru), diartikan sebagai kekuatan suatu komponen struktur atau

    penampang yang diperlukan untuk menahan beban terfaktor atau momen dan

    gaya dalam yang berkaitan dengan beban tersebut dalam kombinasi beban

    U.Kuat perlu juga bisa ditulis dengan simbol-simbol Mu, Vu, Tu, dan Pu.

    Karena pada dasarnya kuat rencana Rr, merupakan kekuatan gaya dalam

    (berada di dalam struktur), sedangkan kuat perlu Ru merupakan kekuatan gaya

    luar (di luar struktur) yang bekerja pada struktur, maka agar perencanaan

    struktur dapat dijamin keamanannya harus dipenuhi syarat berikut :

    Kuat rencanaRr harus > kuat perlu Ru

    Prinsip hitungan beton bertulang

    Hitungan struktur beton bertulang pada dasarnya meliputi 2 buah hitungan,

    yaitu hitungan yang berkaitan dengan gaya luar dan hitungan yang berkaitan

    dengan gaya dalam.

    Pada hitungan dari gaya luar, maka harus disertai dengan faktor keamanan

    yang disebut faktor beban sehingga diperoleh kuat perlu Ru.Sedangkan pada

    hitungan dari gaya dalam, maka disertai dengan faktor aman yang disebut

    faktor reduksi kekuatan sehingga diperoleh kuat rencana Rr = Rn * faktor

    reduksi, selanjutnya agar struktur dapat memikul beban dari luar yang bekerja

    pada struktur tersebut, maka harus dipenuhi syarat bahwa kuat rencana Rr

    minimal harus sama dengan kuat perlu Ru.

    Prinsip hitungan struktur beton bertulang yang menyangkut gaya luar dan gaya

    dalam tersebut secara jelas dapat dilukiskan dalam bentuk skematis, seperti

  • gambar berikut :

    Ditulis dalam pelat lantai, perhitungan balok