Ciri Manusia Muktar Lubios

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/11/2019 Ciri Manusia Muktar Lubios

    1/3

    Munafik; munafik atau hipokritis Dalam ciri yang pertama ini dijelaskan bahwa kemunafikan

    merupakan sifat manusia Indonesia sebagai contoh, negara kita dipimpin oleh manusia-manusia

    beragama yang memakai simbol-simbol agama entah itu pada nama (seperti gelar) atau aksesoris

    pakaian, namun coba diperhatikan bahwa masih ditemukan tempat-tempat prostitusi baik itu

    didalam kota maupun diluar kota, dan yang parahnya lagi mereka tumbuh subur bagai jamur.

    Pidato-pidato tentang kebajikan dan kebijaksanaan ada dimana-mana, diucapkan dan

    didengarkan, namun korupsi masih saja merajalela.

    Enggan Bertanggung Jawab; enggan bertanggung jawab atas perbuatannya, kata bukan saya

    merupakan suatu kata penyelamat dalam menghadapi sesuatu yang tidak baik atau berakibat

    buruk. Lepas dari tanggung jawab dengan mengatakan saya hanya melaksanakan tugas dari

    atasan merupakan pembelaan paling ampuh dari suatu kesalahan yang dilakukan. Contohnya

    saja kasus pengadaan ruangan DPR baru yang didapati memakan dana hingga 20 milliar, akan

    tetapi sewaktu dimintai keterangan kepada para anggota DPR justru mereka melempar tanggung

    jawab ini pada Sekjen DPR, padahal seharusnya sebagai pengguna ruangan itu sendiri tentu

    mereka harusnya dapat menjelaskan mengapa mereka membutuhkan suatu ruangan yang begitu

    mewah tersebut. Sedangkan Sekjen DPR sendiri saat di mintai keterangan pun berusaha berkelit

    untuk tidak bertanggung jawab atas kejadiaan ini. data ini saya lansir dari berita Metro TV

    beberapa waktu yang lalu.

    Manusia Indonesia menurut yang digambarkan oleh Mochtar Lubis tidak akan sungkan-

    sungkan untuk tampil kedepan menerima bintang, tepuk tangan, surat pujian, piagam

    penghargaan, dan sebagainya. Dari ciri yang kedua ini memang sudah sangat menyedihkan apa

    yang terjadi pada masa tahun 1977 kebelakang tersebut. namun jika penulis samakan dengan

    masa tahun 2009, sepertinya kenyataan ini masih tidak berubah. Lihat saja para pelaku korupsi

    yang saling salah-menyalahkan, tidak mau mengaku dan melemparkan tanggung jawab kepada

    pihak-pihak lain, sampai akhirnya diketahui bahwa korupsi yang terjadi berjalan secara

    Berjamaah, begitulah kiranya ditulis dalam beberapa koran.

    Berjiwa Feodal; jiwa Feodal yang masih tertanam subur dalam diri Manusia Indonesia.Dikatakan

    dalamnya bahwa nilai-nilai Feodalisme merupakan warisan dari negara-negara kerajaan yang ada

    pada jaman dahulu di nusantara, lalu diambil alih oleh para penjajah, terjadi revolusi

    kemerdekaan yang sebenarnya bertujuan untuk menghilangkan feodalisme yang ada pada diri

    manusia Indonesia. Sikap-sikap feodal ini bersifat destruktif dikarenakan seorang bawahan akan

    menganggap mereka yang lebih tinggi dari mereka adalah benar dalam setiap tindakannya,

    ketidak bolehan dalam menyangkal walau itu salah sekalipun merupakan salah satu keburukan

    dari feodalisme, selain itu juga menghancurkan harkat dan martabat manusia sebagai manusia

    yang sama derajatnya dengan manusia lain.

    Seperti yang ada dalam jaman sekarang dimana seorang bawahan dikatakan tidak sopan jika

    menegur atasan karena alasan yang benar, merupakan suatu bentuk dari feodalisme, tidak

    didengarnya suara mereka yang ada dibawah sebagai suara manusia juga merupakan bentuk

  • 8/11/2019 Ciri Manusia Muktar Lubios

    2/3

    nyata dari feodalisme yang terjadi pada manusia Indonesia.Hanya saja kerajaan yang dimaksud

    sudah bukan raja lagi sebagai pemimpin namun raja-raja tersebut sudah diganti namanya menjadi

    presiden, menteri, jenderal, presiden direktur dan lainnya. Nyata sekali bahwa feodalisme

    menghambat proses perkembangan manusia dikarenakan tidak sampainnya kritik terhadap

    pemimpin dikarenakan 2 hal yaitu bawahan yang segan dalam melakukannya dan pemimpin

    yang tidak mau mendengar suara dari bawah.

    Masih Percaya Takhayul; Manusia Indonesia masih percaya takhayul, sepertinya sudah

    berlangsung lama semua ini, tak perlu dipertanyakan lagi tentang apa yang terjadi pada masa

    1977 kebelakang tersebut. coba saja lihat keadaan sekarang, siaran tv menampilkan segala

    macam sihir, kuntilanak, jailangkung, pocong, genderuwo, dan aksi dukun-men-dukun. Belum

    lagi ditambah film-film bioskop yang menampilkan segala macam judul berbau setan dan

    makhluk halus, dan film-film layar lebar tersebut dibuat atas dasar adanya permintaan pasar

    terhadap jenis film misteri horor.

    Namun dalam tanggapannya penulis setuju dengan Sarlito Wirawan, yang mengatakan dalamtaggapan terhadap ceramah Mochtar Lubis, bahwa mengenai mitos dan mistik bukanlah

    monopoli manusia Indonesia semata, melainkan suatu sifat hakiki manusiawi, yaitu untuk

    memenuhi kebutuhan akan rasa aman (security need). Selama manusia masih belum bisa

    mengatasi bahaya-bahaya dan ancaman-ancaman dengan dengan kemapuan dan ilmu

    penghetahuannya sendiri, selama itu manusia masih akan mencari pelindung terhadap mitos dan

    mistik. Dalam hal manusia Indonesia Sarlito Wirawan mengatakan bahwa gejala mitos dan

    mistik ini lebih banyak terdapat di kalangan angkatan tua.Dikarenakan mereka tidak menerima

    pendidikan yang layak, namun karena jasa-jasanya pada masa revolusi maka mereka harus

    mengisi kedudukan penting dalam pemerintahan.

    Berjiwa Seni; Ciri kelima dari manusia Indonesia adalah artistik, berjiwa seni, hal ini memang

    sudah dapat terlihat dari kayanya budaya daerah yang ada di Indonesia yang dalam tiap-tiap

    daerahnya memiliki keseniannya masing-masing.Kesenian merupakan hasil dari kebudayaan,

    dengan demikian maka masyarakat Indonesia memang memiliki jiwa berkarya dan mencintai

    keindahan.Belum lagi ditemukan peninggalan-peninggalan bangunan kuno, seperti candi-candi

    yang menakjubkan, menandakan bahwa manusia Indonesia memiliki peradabannya sendiri.

    Bahkan dimasa sekarang ini musik Indonesia dikabarkan telah menjajah negeri tetangganya

    Malaysia, dengan adanya suatu bentuk pemboikotan terhadap radio swasta di Malaysia,dikarenakan lebih sering memutar lagu artis dari Indonesia dibandingkan lagu dari artis lokalnya

    sendiri. selain itu banyak juga hasil karya asli anak bangsa yang sudah diekspor keluar negeri

    dan kebanyakan dari hal itu adalah karya-karya kesenian. Jadi kalau masalah seni bangsa ini

    tidak perlu takut, selama masih ada generasi penerus yang mau mempertahankannya maka

    kesenian tradisional ini akan selalu terjaga kelestariannya.

  • 8/11/2019 Ciri Manusia Muktar Lubios

    3/3

    Berwatak dan Berkarakter Lemah; Ciri yang keenam adalah memiliki watak dan karakter yang

    lemah.Tidak kuatnya manusia Indonesia dalam mempertahankan atau memperjuangkan

    keyakinannya merupakan bahasan yang menjadi inti ciri keenam manusia Indonesia.Mochtar

    Lubis mengatakan hal ini ditandai dengan adanya pelacuran-pelacuran Intelektual dalam banyak

    bidang. Pelacuran intelektual sebagai contohnya adalah manipulasi hasil yang ditujukan agar

    dapat mempertahankan suatu penguasa lain, seperti seseorang ahli pangan mengatakan bahwa

    tidak berbahaya menggunakan suatu produk dari produsen tertentu, padahal produk yang dijual

    mengandung zat yang berbahaya bagi pengkonsumsi, namun karena sudah diberikan upah, maka

    ahli tersebut menutupi kenyataan dan mengatakan bahwa tidak ada yang salah pada produk

    tersebut, sehingga dikatakan sebagai pelacuran intelektual.

    Yang terjadi kini dalam pemerintahan adalah dengan adanya kebijakan-kebijakan yang bersifat

    menyengsarakan rakyat, para ahli yang bersangkutan pada bidangnya masing-masing tidak

    melakukan apa-apa walaupun tahu pada kenyatannya bahwa kebijakan yang ada itu salah,

    sehingga para ahli itu dapat dikatakan sebagai pelacur intelek. Tidak kuatnya seseorang dalam

    mempertahankan kebenaran akan membawa keburukan bagi masyarakat luas, dikerenakan tanpa

    kebenaran maka yang terjadi adalah pembolak-balikkan yang menuju pada ketidak jelasan,

    sehingga yang terjadi adalah bergesernya nilai-nilai dalam masyarakat kearah yang negatif.