Upload
tyas
View
254
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
sepenngal kisah tentang perjalanan menuju kota kilang minyak
Citation preview
karena Kami Punya Mimpi
karena Kami Punya Mimpi
Created by :Lisa Hendhika UtamiRina MunawarohSutiyah
Created by :Lisa Hendhika UtamiRina MunawarohSutiyah
Semangat pagi sebuah kalimat yang sering dilontarkan untuk
membakar semangat. Begitu pula dengan kami para mahasiswi PLS yang
memiliki semangat mengebu untuk melaksanakan tugas Negara, maaf salah
tugas kuliah maksudnya.
Memiliki sebuah cerita “Experience Learning” dan dijadikan sebagai
buku yang diharapkan dapat memicu semangat kami dalam menggarap dunia
Pendidikan Luar Sekolah menjadi tujuan utama dari perjalanan ini.
Pemanfaatan teknologi dalam aplikasi computer lanjut menuntun kami
menginjakkan kaki di luar zona aman, Yogyakarta. Berbagai kota di luar
Daerah Istimewa Yogyakarta satu per satu terjamah oleh mahasiswa PLS
semester 4.
Pantai pasir putih, teluk yang berbatasan langsung dengan Samudra
Hindia, sebuah pulau terpencil tempat para narapidana sebagai nuansa
panorama keindahan Kota Bercahaya. Kota ini menjadi pilihan kelompok
kami, dengan berjuta alasan kami untuk mengunjunginya. Salah satu alasan
yang menguatkan kami adalah terdapatnya lembaga garapan Pendidikan Luar
Sekolah yang sudah maju dan bahkan semoat menjuarai PKBM tingkat
Nasional sebagai juara II dalam pengelolaan.
Berawal dari niat dan tekad akhirnya kelompok kami yang terdiri dari
Rina, Lisa, dan Sutiyah memutuskan untuk memulai perjalanan pada hari
Senin, 6 April 2015.
Satu kota tujuan, Cilacap namun beda cara menggapainya (maksudnya
sampai). Sutiyah dan Lisa memilih untuk memakai kendaraan pribadi. Si motor
kesayangan Lisa menemani perjalanan mereka, hal ini dilakukan sebagai
alternative budget yang pas-pasan layaknya mahasiswa. Disisi lain hal ini akan
memudahkan operasional kami menuju lembaga di Kota Kilang Minyak.
Berbekal selembar kertas yang menggambarkan mengenai jalur dan
mana daerah yang harus dilalui oleh kami. Ucapan terima kasih untuk Ayah lisa
yang telah menggambarkan peta yang super sekali. Berkat kertas tersebut
perjalanan kami bernilai penting dan hal yang paling bersejarah karena ini
adalah kali pertamanya sutiyah dan lisa pergi jauh dengan menggunakan motor.
Walaupun sempat di bingungkan di daerah kebumen kota. Akhirnya perjalanan
selamat sampai tujuan. Yeeee kami berhasil dan kuat.
Yah berbeda dengan mereka, Rina memutuskan untuk naik bus atau
travel, bukan karena budgetnya yang melebihi mereka tapi memang karena
suatu hal. Disini Rina berjuang menyusuri Kota Yogya dikarenakan bus yang
ingin dinaiki yakni “Efisiensi” yang memang notabenenya bias efisien waktu
tidak beroperasi di hari itu. Dengar-dengar sih karyawannya pada minta
kenaikan gaji, maklum sekarang apa-apa naik. Berawal dari kentungan dan
berangkat jam 8, lalu ke jombor mencoba naik travel yang lain namun tidak ada,
akhirnya harus ke Gamping dan itu pun nasibnya travel jurusan Cilacap
berangkatnya jam 12. Alhasil Rina harus menunggu selama 3 jam duduk di
agen, hanya Hp kesayangan yang menemani menunggu travel datang.
Semangat pagi sebuah kalimat yang sering dilontarkan untuk
membakar semangat. Begitu pula dengan kami para mahasiswi PLS yang
memiliki semangat mengebu untuk melaksanakan tugas Negara, maaf salah
tugas kuliah maksudnya.
Memiliki sebuah cerita “Experience Learning” dan dijadikan sebagai
buku yang diharapkan dapat memicu semangat kami dalam menggarap dunia
Pendidikan Luar Sekolah menjadi tujuan utama dari perjalanan ini.
Pemanfaatan teknologi dalam aplikasi computer lanjut menuntun kami
menginjakkan kaki di luar zona aman, Yogyakarta. Berbagai kota di luar
Daerah Istimewa Yogyakarta satu per satu terjamah oleh mahasiswa PLS
semester 4.
Pantai pasir putih, teluk yang berbatasan langsung dengan Samudra
Hindia, sebuah pulau terpencil tempat para narapidana sebagai nuansa
panorama keindahan Kota Bercahaya. Kota ini menjadi pilihan kelompok
kami, dengan berjuta alasan kami untuk mengunjunginya. Salah satu alasan
yang menguatkan kami adalah terdapatnya lembaga garapan Pendidikan Luar
Sekolah yang sudah maju dan bahkan semoat menjuarai PKBM tingkat
Nasional sebagai juara II dalam pengelolaan.
Berawal dari niat dan tekad akhirnya kelompok kami yang terdiri dari
Rina, Lisa, dan Sutiyah memutuskan untuk memulai perjalanan pada hari
Senin, 6 April 2015.
Satu kota tujuan, Cilacap namun beda cara menggapainya (maksudnya
sampai). Sutiyah dan Lisa memilih untuk memakai kendaraan pribadi. Si motor
kesayangan Lisa menemani perjalanan mereka, hal ini dilakukan sebagai
alternative budget yang pas-pasan layaknya mahasiswa. Disisi lain hal ini akan
memudahkan operasional kami menuju lembaga di Kota Kilang Minyak.
Berbekal selembar kertas yang menggambarkan mengenai jalur dan
mana daerah yang harus dilalui oleh kami. Ucapan terima kasih untuk Ayah lisa
yang telah menggambarkan peta yang super sekali. Berkat kertas tersebut
perjalanan kami bernilai penting dan hal yang paling bersejarah karena ini
adalah kali pertamanya sutiyah dan lisa pergi jauh dengan menggunakan motor.
Walaupun sempat di bingungkan di daerah kebumen kota. Akhirnya perjalanan
selamat sampai tujuan. Yeeee kami berhasil dan kuat.
Yah berbeda dengan mereka, Rina memutuskan untuk naik bus atau
travel, bukan karena budgetnya yang melebihi mereka tapi memang karena
suatu hal. Disini Rina berjuang menyusuri Kota Yogya dikarenakan bus yang
ingin dinaiki yakni “Efisiensi” yang memang notabenenya bias efisien waktu
tidak beroperasi di hari itu. Dengar-dengar sih karyawannya pada minta
kenaikan gaji, maklum sekarang apa-apa naik. Berawal dari kentungan dan
berangkat jam 8, lalu ke jombor mencoba naik travel yang lain namun tidak ada,
akhirnya harus ke Gamping dan itu pun nasibnya travel jurusan Cilacap
berangkatnya jam 12. Alhasil Rina harus menunggu selama 3 jam duduk di
agen, hanya Hp kesayangan yang menemani menunggu travel datang.
Tepat pukul 12 tibalah mobil trave yang dinatikan. Oke 5 jam berlalu
tiba saatnya untuk turun di Terminal Kota Cilacap karena sudah janjian
dengan Sutiyah dan Lisa. Selang sekitar 15 menit mereka datang. Sebelum
beristirahat dirumah saudara Rina harus ke rumah sakit di dekat Laut yakni
Rumah Sakit Pertamina Cilacap untuk mngambil motor dan kunci rumah.
Maaf ya buat kakaknya Rina, kami datang disaat yang tidak tepat, hehehe.
Tiba di tempat peristirahatan di Jalan Rinjani, kami bertiga
membersihkan diri. Belum sempat kami mencari makan bersama, karena
suara perut yang terus memanggil Rina harus pergi menuju rumah sakit untuk
mengantarkan suatu obat. Alhasil mereka memutuskan untuk mencari makan
sendiri-sendiri. Karena kondisi ini membuat Rina setiap hari harus bolak-balik
rumah dan rumah sakit.
Selasa, 7 April menghirup udara pagi di kota orang, di kota cilacap
bercahaya. perjalanan pencarian jati diri dimulai. ...tidak sejauh itulah pikiran
kami, karena kami disini hanya mengemban satu tugas negara yakni observasi
lembaga garapan Pendidikan Luar Sekolah. Untuk menjalin suatu hubungan
tentu dibutuhkan komunikasi yang jelas terarah dan tentu saja yang baik.
Dikarenakan alasan itulah kami harus berkomunikasi dengan pihak lembaga
sebelum kami lepas landas menuju lembaga. Setelah sekiranya mendapat
persetujuan kami baru kami tancap gas.
Beres-beres rumah, masak ala-ala mbak-mbak mahasiswa mengawali
pagi itu. Karbondioksida dari knalpot mulai muncul, sebagai pemanasan biar
ketika diperjalanan enggak kenapa-kenapa tapi tak lupa berdoa pula. Jalan
Gatot Soebroto 115 Cilacap Tengah menjadi tujuan pertama kami. Dengan
berbekal google maps kami nekat berangkat, maklumlah bukan warga asli.
PENDIDIKAN DI TENGAH KOTA NGAPAK
Jam 08.30 kami bersiap-siap menuju PKBM Annisa. Tidak
membutuhkan banyak waktu banyak untuk kami menemukan PKBM tersebut.
Karena letaknya yang strategis, didekat jalan raya. Perjalanan menuju PKBM
hanya memakakan waktu kurang lebih 15 menit.
Tiba di PKBM Annisa, kami disambut dengan ramah dan sukacita oleh
Bu Nunung selaku sekretaris dan Bu Karsi selaku pengajar. Dan waktunya
untuk mengenal PKBM Annisa lebih dekat.
Setiba di PKBM yang pernah menjuarai
PKBM tingkat Nasional ini kami mulai
menggali informasi yang sebanyak-banyaknya.
Fungsinya kita belajar bagaimana cara
mendirikan mengelola dan mempertahankan
lembaga khususnya PKBM. Ow iya pada tahu
gak guys PKBM itu apa?
PKBM itu singkatan yang mana kepanjangannya adalah Pusat Kegiatan
Belajar Masyarakat. Jadi PKBM suatu wadah berbagai kegiatan pembelajaran
masyarakat diarahkan pada pemberdayaan potensi untuk menggerakkan
pembangunan di bidang sosial, ekonomi, dan budaya. Nah PKBM ini sebagai
salah satu lembaga yang sangat mendukung adanya pembangunan bangsa guys.
Jadi jangan remehin ni lembaga, dari lembaga itu bisa menciptakan Sumber Daya
Manusia yang handal guys, disinilah pendidikan nonformal digalakkan.
Tepat pukul 12 tibalah mobil trave yang dinatikan. Oke 5 jam berlalu
tiba saatnya untuk turun di Terminal Kota Cilacap karena sudah janjian
dengan Sutiyah dan Lisa. Selang sekitar 15 menit mereka datang. Sebelum
beristirahat dirumah saudara Rina harus ke rumah sakit di dekat Laut yakni
Rumah Sakit Pertamina Cilacap untuk mngambil motor dan kunci rumah.
Maaf ya buat kakaknya Rina, kami datang disaat yang tidak tepat, hehehe.
Tiba di tempat peristirahatan di Jalan Rinjani, kami bertiga
membersihkan diri. Belum sempat kami mencari makan bersama, karena
suara perut yang terus memanggil Rina harus pergi menuju rumah sakit untuk
mengantarkan suatu obat. Alhasil mereka memutuskan untuk mencari makan
sendiri-sendiri. Karena kondisi ini membuat Rina setiap hari harus bolak-balik
rumah dan rumah sakit.
Selasa, 7 April menghirup udara pagi di kota orang, di kota cilacap
bercahaya. perjalanan pencarian jati diri dimulai. ...tidak sejauh itulah pikiran
kami, karena kami disini hanya mengemban satu tugas negara yakni observasi
lembaga garapan Pendidikan Luar Sekolah. Untuk menjalin suatu hubungan
tentu dibutuhkan komunikasi yang jelas terarah dan tentu saja yang baik.
Dikarenakan alasan itulah kami harus berkomunikasi dengan pihak lembaga
sebelum kami lepas landas menuju lembaga. Setelah sekiranya mendapat
persetujuan kami baru kami tancap gas.
Beres-beres rumah, masak ala-ala mbak-mbak mahasiswa mengawali
pagi itu. Karbondioksida dari knalpot mulai muncul, sebagai pemanasan biar
ketika diperjalanan enggak kenapa-kenapa tapi tak lupa berdoa pula. Jalan
Gatot Soebroto 115 Cilacap Tengah menjadi tujuan pertama kami. Dengan
berbekal google maps kami nekat berangkat, maklumlah bukan warga asli.
PENDIDIKAN DI TENGAH KOTA NGAPAK
Jam 08.30 kami bersiap-siap menuju PKBM Annisa. Tidak
membutuhkan banyak waktu banyak untuk kami menemukan PKBM tersebut.
Karena letaknya yang strategis, didekat jalan raya. Perjalanan menuju PKBM
hanya memakakan waktu kurang lebih 15 menit.
Tiba di PKBM Annisa, kami disambut dengan ramah dan sukacita oleh
Bu Nunung selaku sekretaris dan Bu Karsi selaku pengajar. Dan waktunya
untuk mengenal PKBM Annisa lebih dekat.
Setiba di PKBM yang pernah menjuarai
PKBM tingkat Nasional ini kami mulai
menggali informasi yang sebanyak-banyaknya.
Fungsinya kita belajar bagaimana cara
mendirikan mengelola dan mempertahankan
lembaga khususnya PKBM. Ow iya pada tahu
gak guys PKBM itu apa?
PKBM itu singkatan yang mana kepanjangannya adalah Pusat Kegiatan
Belajar Masyarakat. Jadi PKBM suatu wadah berbagai kegiatan pembelajaran
masyarakat diarahkan pada pemberdayaan potensi untuk menggerakkan
pembangunan di bidang sosial, ekonomi, dan budaya. Nah PKBM ini sebagai
salah satu lembaga yang sangat mendukung adanya pembangunan bangsa guys.
Jadi jangan remehin ni lembaga, dari lembaga itu bisa menciptakan Sumber Daya
Manusia yang handal guys, disinilah pendidikan nonformal digalakkan.
Ibu Anik, seorang sarjana sosial islam yang tergerak hatinya untuk
membantu sesama melalui pendidik. Membantu mereka yang mungkin
dianggap sebagai yang terlupakan, namun sebenarnya mereka berharga.
Melalui tangan kecilnya, bu Anik mendirikan sebuah lembaga. Beliau
menyulap tempat kost-kostan tersebut menjadi tempat untuk mereka yang
mau belajar walau usia tak dapat dipungkiri tak lagi muda.
Berawal dari sebuah lembaga pelatihan dan keterampilan pada tahun
2003 dan berubah menjadi sebuah Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat pada
tahun 2006. Dengan program awal yaitu kursus menjahit dan stir mobil.
Kemudian menambah program yaitu
PAUD
Didalamnya ada TPA ( tempat penitipan anak )
yang tak pernah libur. Mengingat banyaknya
permintaan dari masyarakat cilacap. Satu-satunya
tempat penitipan anak yang pada hari libur tidak
libur hanya TPA ini. Dan penitipan anak berakhir
sampai jam 4 sore.
Kelompok Belajar. Dan selanjutnya berkembang banyak program yang
dilaksanakan.program tersebut antara lain:
Sementara untuk Kelompok Belajar dan Taman kanak-kanaknya
sudah bagus. Sudah menjadi teladan bagi Paud- Paud di cilacap dan
dijadikan sebagai tempat untuk studi banding. Pembelajaranya
menggunakan sentra-sentra, seprti sentra alam, sentra balok, dan sentra
lainnya. Selain kegiatan pembelajaran di dalam kelas, untuk TK ada
ekstrakulikukernya berupa Marching Band. Pada saat kami melakukan
observasi, mereka sedang latihan di halaman tengah. Terik matahari tak
membuat mereka berhenti untuk memukul setiap instrument. Nada dan
iramanya begitu indah. Marching Band tersebut sering tampil dalam
sebuah acara perayaan misalnya peringatan HUT RI dan karnaval-
karnaval. Good job
KESETARAAN
3 kali dalam seminggu proses pembelajarannya. Untuk paket yang
ditawarkan yaitu paket A,B, dan C. Dimana paket A setara dengan SD,
paket B setara SMP dan paket C setara SMA. Lalu paket D ada tidak ya ?
pertanyaan yang tidak perlu dijawab sepertinya.
Pedagang sayur, pedagang cilok dan pekerjaan lainnya. Merekalah
yang tetap memilki semangat yang membara untuk tetap terus belajar. Tak
mengenal lelah dan tetap berkeinginan untuk maju. Siang hari mereka
harus mencari nafkah dan malamnya agenda belajar tak mereka lupakan.
Salut untuk semangatnya. Hai ! kamu yang muda ! jangan mau kalah sama
yang tua. Jangan terus galau- galau . Masa depan masih cerah untuk
disambut.
Ibu Anik, seorang sarjana sosial islam yang tergerak hatinya untuk
membantu sesama melalui pendidik. Membantu mereka yang mungkin
dianggap sebagai yang terlupakan, namun sebenarnya mereka berharga.
Melalui tangan kecilnya, bu Anik mendirikan sebuah lembaga. Beliau
menyulap tempat kost-kostan tersebut menjadi tempat untuk mereka yang
mau belajar walau usia tak dapat dipungkiri tak lagi muda.
Berawal dari sebuah lembaga pelatihan dan keterampilan pada tahun
2003 dan berubah menjadi sebuah Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat pada
tahun 2006. Dengan program awal yaitu kursus menjahit dan stir mobil.
Kemudian menambah program yaitu
PAUD
Didalamnya ada TPA ( tempat penitipan anak )
yang tak pernah libur. Mengingat banyaknya
permintaan dari masyarakat cilacap. Satu-satunya
tempat penitipan anak yang pada hari libur tidak
libur hanya TPA ini. Dan penitipan anak berakhir
sampai jam 4 sore.
Kelompok Belajar. Dan selanjutnya berkembang banyak program yang
dilaksanakan.program tersebut antara lain:
Sementara untuk Kelompok Belajar dan Taman kanak-kanaknya
sudah bagus. Sudah menjadi teladan bagi Paud- Paud di cilacap dan
dijadikan sebagai tempat untuk studi banding. Pembelajaranya
menggunakan sentra-sentra, seprti sentra alam, sentra balok, dan sentra
lainnya. Selain kegiatan pembelajaran di dalam kelas, untuk TK ada
ekstrakulikukernya berupa Marching Band. Pada saat kami melakukan
observasi, mereka sedang latihan di halaman tengah. Terik matahari tak
membuat mereka berhenti untuk memukul setiap instrument. Nada dan
iramanya begitu indah. Marching Band tersebut sering tampil dalam
sebuah acara perayaan misalnya peringatan HUT RI dan karnaval-
karnaval. Good job
KESETARAAN
3 kali dalam seminggu proses pembelajarannya. Untuk paket yang
ditawarkan yaitu paket A,B, dan C. Dimana paket A setara dengan SD,
paket B setara SMP dan paket C setara SMA. Lalu paket D ada tidak ya ?
pertanyaan yang tidak perlu dijawab sepertinya.
Pedagang sayur, pedagang cilok dan pekerjaan lainnya. Merekalah
yang tetap memilki semangat yang membara untuk tetap terus belajar. Tak
mengenal lelah dan tetap berkeinginan untuk maju. Siang hari mereka
harus mencari nafkah dan malamnya agenda belajar tak mereka lupakan.
Salut untuk semangatnya. Hai ! kamu yang muda ! jangan mau kalah sama
yang tua. Jangan terus galau- galau . Masa depan masih cerah untuk
disambut.
KEAKSARAAN
Dan ketika zaman semakin maju, katanya. Tak semua bisa
menikmati kejumajuan tersebut. Masih ada diantara kita yang dalam
hidupnya masih mengalami buta aksara. Tak hanya di Indonesia, di luar
negeripun masih ada. Memang tidak mudah untuk membebaskan negara
dari buta aksara. Ada masalah, pasti ada solusi. Think and do. Menoba
untuk membantu pemerintah dalam uapaya mengurangi jumlah masyarakat
buta aksara di indonesia dengan cara program keaksaraan. Bagaimana
sistemnya ? pembelajarannya dilakukan pada malam hari . hal tersebut
dilakukan mengingat para warga belajarnya merupakan orang dewasa (
khusus kelurahan RW 14 ) yang rata-rata sudah memilki keluarga dan
mempunyai kesibukan masing-masing pada siang hari. Tiga kali dalam
seminggu selama 6 bulan. Kegiatan pembelajarannya yaitu menulis,
membaca, dan mendengarkan.
Pembelajarannya sangat fleksibel, mengikuti kemauan warga
belajarnya untuk materi yang akan diajarkan. Bekerja sama dengan dinas
kelurahan untuk mendata warganya yang masih buta aksara agar dapat
terlayani dengan baik. Untuk memudahkan dalam kegiatan, maka dibentuk
kelompok belajar dengan tujuan agar setiap warga belajar dapat terpantau
kemajuan kemampuannya. Setiap kelompok terdiri atas 10 orang dan
maksimal ada 5 kelompok dalam satu kelurahan . setelah selesai program
keaksaraanya, warga belajar mendapatkan SUKMA ( Surat Keterangan
Melek Aksara ).
Tak hanya berhenti pada keaksaraan saja. Setelah program tersebut
selesai, warga belajar diarahkan untuk mengikuti kelompok belajar usaha
TATA BUSANA/MENJAHIT
Sama seperti lainnya 3 kali dalam seminggu. Kursus dilaksanakan pada
hari senin, rabu dan jum'at. Rata-rata yang mengikuti kursus adalah perempuan
antara usia 18 ke atas. Bekerja sama dengan Garment dan perusahaan lainnya
untuk menyalurkan para lulusan agar mampu terserap langsung oleh dunia
kerja. Namun tak semuanya itu mau untuk disalurkan. Semua punya prinsip
masing-masing. Ada yang mengikuti kursus untuk memudahkan mencari
pekerjaaan dan ada pula sebagai peningkatan keterampilan sendiri. Begitulah
orang dewasa. Mereka belajar bukan karena paksaan tetapi mereka mengerti
akan manfaat dan arti penting dari kegiatan belajar yang mereka lakukan.
Menurut sang tutor, rata –rata peserta kursus diikuti oleh 10 orang. Dengan
jumlah Dan biasanya mereka berkata bahwa “ saya tidak butuh ijazah, bu .
Yang saya mau saya bisa membuat seperti itu “.
STIR MOBIL
Program stir mobil ini diadakan 6 kali pertemuan. Dimana dalam setiap
pertemuan waktunya 2 jam. Cukup lama bukan untuk belajar mengendari
( KBU ) yang kegiatannya membuat souvenir kerajinan tangan yang kemudian
dijual di koperasi.
Setelah program tersebut selesai, warga belajar diarahkan untuk
mengikuti kelompok belajar uasaha ( KBU ) yang kegiatannya membuat
souvenir kerajinan tangan yang kemudian dijual di koperasi.
KEAKSARAAN
Dan ketika zaman semakin maju, katanya. Tak semua bisa
menikmati kejumajuan tersebut. Masih ada diantara kita yang dalam
hidupnya masih mengalami buta aksara. Tak hanya di Indonesia, di luar
negeripun masih ada. Memang tidak mudah untuk membebaskan negara
dari buta aksara. Ada masalah, pasti ada solusi. Think and do. Menoba
untuk membantu pemerintah dalam uapaya mengurangi jumlah masyarakat
buta aksara di indonesia dengan cara program keaksaraan. Bagaimana
sistemnya ? pembelajarannya dilakukan pada malam hari . hal tersebut
dilakukan mengingat para warga belajarnya merupakan orang dewasa (
khusus kelurahan RW 14 ) yang rata-rata sudah memilki keluarga dan
mempunyai kesibukan masing-masing pada siang hari. Tiga kali dalam
seminggu selama 6 bulan. Kegiatan pembelajarannya yaitu menulis,
membaca, dan mendengarkan.
Pembelajarannya sangat fleksibel, mengikuti kemauan warga
belajarnya untuk materi yang akan diajarkan. Bekerja sama dengan dinas
kelurahan untuk mendata warganya yang masih buta aksara agar dapat
terlayani dengan baik. Untuk memudahkan dalam kegiatan, maka dibentuk
kelompok belajar dengan tujuan agar setiap warga belajar dapat terpantau
kemajuan kemampuannya. Setiap kelompok terdiri atas 10 orang dan
maksimal ada 5 kelompok dalam satu kelurahan . setelah selesai program
keaksaraanya, warga belajar mendapatkan SUKMA ( Surat Keterangan
Melek Aksara ).
Tak hanya berhenti pada keaksaraan saja. Setelah program tersebut
selesai, warga belajar diarahkan untuk mengikuti kelompok belajar usaha
TATA BUSANA/MENJAHIT
Sama seperti lainnya 3 kali dalam seminggu. Kursus dilaksanakan pada
hari senin, rabu dan jum'at. Rata-rata yang mengikuti kursus adalah perempuan
antara usia 18 ke atas. Bekerja sama dengan Garment dan perusahaan lainnya
untuk menyalurkan para lulusan agar mampu terserap langsung oleh dunia
kerja. Namun tak semuanya itu mau untuk disalurkan. Semua punya prinsip
masing-masing. Ada yang mengikuti kursus untuk memudahkan mencari
pekerjaaan dan ada pula sebagai peningkatan keterampilan sendiri. Begitulah
orang dewasa. Mereka belajar bukan karena paksaan tetapi mereka mengerti
akan manfaat dan arti penting dari kegiatan belajar yang mereka lakukan.
Menurut sang tutor, rata –rata peserta kursus diikuti oleh 10 orang. Dengan
jumlah Dan biasanya mereka berkata bahwa “ saya tidak butuh ijazah, bu .
Yang saya mau saya bisa membuat seperti itu “.
STIR MOBIL
Program stir mobil ini diadakan 6 kali pertemuan. Dimana dalam setiap
pertemuan waktunya 2 jam. Cukup lama bukan untuk belajar mengendari
( KBU ) yang kegiatannya membuat souvenir kerajinan tangan yang kemudian
dijual di koperasi.
Setelah program tersebut selesai, warga belajar diarahkan untuk
mengikuti kelompok belajar uasaha ( KBU ) yang kegiatannya membuat
souvenir kerajinan tangan yang kemudian dijual di koperasi.
sambil keliling- keliling di kota cilacap. Untuk mobil disediakan oleh PKBM
Annisa, sehingga bagi para warga belajar . jumlah warga belajar yang
mengikuti kursus stir mobil yaitu 34 orang.
BABY CLASS
Baby Class ini sasarannya bayi- bayi yang masih lucu- lucu banget.
Dalam baby class lebih mengarah pada perawatanya. Baby class ini sangat
membantu bagi para kaum ibu yang berkarir, yang mempunyai baby. Kami
rekomendasikan untuk menitipkan babynya ke PKBM Annisa aja ya. Ada 9
baby sister yang ada di PKBM tersebut
KELOMPOK BERMAIN
Anak adalah investasi masa depan. Kepada merekalah masa depan
negara kita diserahkan. Pendidikan sebagai jalan yang tepat rasanya untuk
mengembangkan kecerdasan sang anak. Jumlah anak yang ada di KB sebanyak
48 anak. Cukup banyak bukan ? sementara untuk Tknya sendiri berjumlah 136
anak yang kemudian dibagi menjadi 10 kelompok.
TAMAN BACAAN MASYARAKAT
Kumpulan buku tertata rapi di rak-rak buku. Menjadi sumber
pengetahuan bagi masyarakat. Namun Taman Bacaan Masyarakat ini masih
belum berfungsi secara optimal karena pengunjung TBM tersebut jumlahnya
belum begitu banyak . Oleh karena itu,
KELOMPOK BELAJAR USAHA (KUB)
Merupaknn sebuah kelompok yang merupakan lanjutan dari program
keaksaraan. Dimana warga belajar disini diberikan pelatihan keterampilan.
Contohnya yaitu membuat bros yang kemudian hasilnya di jual di koperasi
PKBM Annisa. Lewat koperasi tersebut karya-karya para ibu diperjualbelikan,
dihargai sebagai sebuah karya. Menjadi sebuah kebanggaan tersendiri jika
karya kita dihargai.
Soal bangunan ? meski terlihat dari luar cukup kecil, namun setelah
kami menelusuri sampai ke dalam dan ujung barulah kami sadar. Dan ternyata
bangunannya tak sederhana yang kami bayangkan. Halaman terhampar luasnya
sebagai tempat bermain anak. Model bangunan seperti kereta api, memanjang.
Untuk bangunan yang dibawah digunakan untuk pembalajaran TK, Paud, TPA
dan ruang administrasi, ruang guru, usaha. Jangan salah ya, PKBM Annisa
memilki usaha yaitu koperasi yang di dalamnya menjual aneka minuman,
sembako, snack, boneka, dan masih banyak lagi tentunya
Tak ada guru tak kan jadi. Total tenaga pendidik yang ada di PKBM
Annisa berjumlah 71 orang, yang terdiri dari berbagai jurusan dan lulusan.
Untuk meningkatkan kinerja dan kualitas tenaga pendidik, maka biasanya
diikutkan dalan acara diklat- diklat sehingga SDM di PKBM Annisa tetap
bagus.
sambil keliling- keliling di kota cilacap. Untuk mobil disediakan oleh PKBM
Annisa, sehingga bagi para warga belajar . jumlah warga belajar yang
mengikuti kursus stir mobil yaitu 34 orang.
BABY CLASS
Baby Class ini sasarannya bayi- bayi yang masih lucu- lucu banget.
Dalam baby class lebih mengarah pada perawatanya. Baby class ini sangat
membantu bagi para kaum ibu yang berkarir, yang mempunyai baby. Kami
rekomendasikan untuk menitipkan babynya ke PKBM Annisa aja ya. Ada 9
baby sister yang ada di PKBM tersebut
KELOMPOK BERMAIN
Anak adalah investasi masa depan. Kepada merekalah masa depan
negara kita diserahkan. Pendidikan sebagai jalan yang tepat rasanya untuk
mengembangkan kecerdasan sang anak. Jumlah anak yang ada di KB sebanyak
48 anak. Cukup banyak bukan ? sementara untuk Tknya sendiri berjumlah 136
anak yang kemudian dibagi menjadi 10 kelompok.
TAMAN BACAAN MASYARAKAT
Kumpulan buku tertata rapi di rak-rak buku. Menjadi sumber
pengetahuan bagi masyarakat. Namun Taman Bacaan Masyarakat ini masih
belum berfungsi secara optimal karena pengunjung TBM tersebut jumlahnya
belum begitu banyak . Oleh karena itu,
KELOMPOK BELAJAR USAHA (KUB)
Merupaknn sebuah kelompok yang merupakan lanjutan dari program
keaksaraan. Dimana warga belajar disini diberikan pelatihan keterampilan.
Contohnya yaitu membuat bros yang kemudian hasilnya di jual di koperasi
PKBM Annisa. Lewat koperasi tersebut karya-karya para ibu diperjualbelikan,
dihargai sebagai sebuah karya. Menjadi sebuah kebanggaan tersendiri jika
karya kita dihargai.
Soal bangunan ? meski terlihat dari luar cukup kecil, namun setelah
kami menelusuri sampai ke dalam dan ujung barulah kami sadar. Dan ternyata
bangunannya tak sederhana yang kami bayangkan. Halaman terhampar luasnya
sebagai tempat bermain anak. Model bangunan seperti kereta api, memanjang.
Untuk bangunan yang dibawah digunakan untuk pembalajaran TK, Paud, TPA
dan ruang administrasi, ruang guru, usaha. Jangan salah ya, PKBM Annisa
memilki usaha yaitu koperasi yang di dalamnya menjual aneka minuman,
sembako, snack, boneka, dan masih banyak lagi tentunya
Tak ada guru tak kan jadi. Total tenaga pendidik yang ada di PKBM
Annisa berjumlah 71 orang, yang terdiri dari berbagai jurusan dan lulusan.
Untuk meningkatkan kinerja dan kualitas tenaga pendidik, maka biasanya
diikutkan dalan acara diklat- diklat sehingga SDM di PKBM Annisa tetap
bagus.
Soal kemandirian jangan ditanya. Program yang dilaksanakan di
PKBM Annisa murni dari swadaya peserta didik pemerintah baru
memberikan dana jika program itu sudah berjalan. Mencoba Berjalan
menggunakan kaki sendiri itulah prinsipnya. Tak hanya berpangku tangan,
menunggu belas kasihan dari pemerintah dan diam begitu saja. Tetapi
tetaplah bergerak, memutar otak, bagaimana menjalankan sebuah roda agar
tetap berputar.
Keunggulan yang menjadikan PKBM annisa pada tahun 2009 meraih
juara 1 nasional yaitu pengelolaan pada setiap programnya. Setiap program
di pegang oleh divisi tertentu. Dan setiap divisi terdiri dari kepala divisi,
sekretaris, bendahara dan staff. Sehingga dalam pelaksanaanya lebih
terkontrol dan dapat berjalan dengan baik. Nantinya setiap divisi melaporkan
tentang pelaksanaan program yang ditanganinya apakah ada hambatan,
kendala atau kesulitan untuk selanjutnya dicari solusi dari masalah tersebut.
Untuk knierja pegawai memperoleh predikat A
Ditanya mengenai impian, PKBM Annisa memilki impian yaitu
administrasi yang berbasisi komputer, pengembangan Taman Bacaan
Masyarakat, dan pembangunan gedung lantai 2 untuk aula. Semoga impian
tersebut segera terwujud. Semangattttt !!!!!!!!!!!!!!!!!
PENDIDIKAN DI TENGAHPULAU PENGASINGAN
Perjalanan belum selesai, kami masih punya satu tujuan yakni tempat
narapidana berkumpul, eits tapi disini bukan berarti dipenjara lho. Satu
lembaga sebagai program rehabilitasi para narapidana, dimana lagi kalau
bukan di Lapas. Lapas merupakan Lembaga Masyarakat dibawah Dirjen
Pemasyarakatan Kementrian Hukum dan HAM, ditempat ini narapidana di
bina agar keluarnya bisa menjadi manusia yang lebih baik.
Singkat cerita sebelum kami menuju Pulau Nusakambangan kami
harus mendapat izin dari Pihak Keamanan disana. Dengan menunjukkan surat
resmi dari pihak Kementrian Hukum dan Ham korwil Jateng,
diperkenankanlah kami menyebrangi Teluk Penyu untuk menggali informasi
mengenai pendidikan di Lapas.
Perjalanan kami tempuh selama 5 menit dengan menaiki kapal.
Dinginnya laut menemani perjalanan kami. Laut pun terseberangi, namun
sayang salah satu motor yang kami kendarai bocor. Alhasil satu motor untuk
tiga orang. Lapas terbuka berlokasi di tengah-tengah hutan yang jauh dari hiruk
pikuk aktivitas masyarakatnya. Karena hanya terdapat beberapa warga yang
mendiami pulau nusakambangan.
Kurang dari 5 menit perjalanan kami lalui untuk sampai ke lembaga
pemasyarakatan terbuka kelas II B Nusakambangan. Lapas ini letaknya jauh
dari pemukiman penduduk. Kawasan yang tidak serame kota cilacap ini
menjadi fakto pendukung bagi Lapas Nusakambangan. Karena, proses
pemulihan untuk narapidana lebih mudah dan efektif tanpa adanya gangguan
dari pihak lain.
PENDIDIKAN DI TENGAHPULAU PENGASINGAN
Soal kemandirian jangan ditanya. Program yang dilaksanakan di
PKBM Annisa murni dari swadaya peserta didik pemerintah baru
memberikan dana jika program itu sudah berjalan. Mencoba Berjalan
menggunakan kaki sendiri itulah prinsipnya. Tak hanya berpangku tangan,
menunggu belas kasihan dari pemerintah dan diam begitu saja. Tetapi
tetaplah bergerak, memutar otak, bagaimana menjalankan sebuah roda agar
tetap berputar.
Keunggulan yang menjadikan PKBM annisa pada tahun 2009 meraih
juara 1 nasional yaitu pengelolaan pada setiap programnya. Setiap program
di pegang oleh divisi tertentu. Dan setiap divisi terdiri dari kepala divisi,
sekretaris, bendahara dan staff. Sehingga dalam pelaksanaanya lebih
terkontrol dan dapat berjalan dengan baik. Nantinya setiap divisi melaporkan
tentang pelaksanaan program yang ditanganinya apakah ada hambatan,
kendala atau kesulitan untuk selanjutnya dicari solusi dari masalah tersebut.
Untuk knierja pegawai memperoleh predikat A
Ditanya mengenai impian, PKBM Annisa memilki impian yaitu
administrasi yang berbasisi komputer, pengembangan Taman Bacaan
Masyarakat, dan pembangunan gedung lantai 2 untuk aula. Semoga impian
tersebut segera terwujud. Semangattttt !!!!!!!!!!!!!!!!!
PENDIDIKAN DI TENGAHPULAU PENGASINGAN
Perjalanan belum selesai, kami masih punya satu tujuan yakni tempat
narapidana berkumpul, eits tapi disini bukan berarti dipenjara lho. Satu
lembaga sebagai program rehabilitasi para narapidana, dimana lagi kalau
bukan di Lapas. Lapas merupakan Lembaga Masyarakat dibawah Dirjen
Pemasyarakatan Kementrian Hukum dan HAM, ditempat ini narapidana di
bina agar keluarnya bisa menjadi manusia yang lebih baik.
Singkat cerita sebelum kami menuju Pulau Nusakambangan kami
harus mendapat izin dari Pihak Keamanan disana. Dengan menunjukkan surat
resmi dari pihak Kementrian Hukum dan Ham korwil Jateng,
diperkenankanlah kami menyebrangi Teluk Penyu untuk menggali informasi
mengenai pendidikan di Lapas.
Perjalanan kami tempuh selama 5 menit dengan menaiki kapal.
Dinginnya laut menemani perjalanan kami. Laut pun terseberangi, namun
sayang salah satu motor yang kami kendarai bocor. Alhasil satu motor untuk
tiga orang. Lapas terbuka berlokasi di tengah-tengah hutan yang jauh dari hiruk
pikuk aktivitas masyarakatnya. Karena hanya terdapat beberapa warga yang
mendiami pulau nusakambangan.
Kurang dari 5 menit perjalanan kami lalui untuk sampai ke lembaga
pemasyarakatan terbuka kelas II B Nusakambangan. Lapas ini letaknya jauh
dari pemukiman penduduk. Kawasan yang tidak serame kota cilacap ini
menjadi fakto pendukung bagi Lapas Nusakambangan. Karena, proses
pemulihan untuk narapidana lebih mudah dan efektif tanpa adanya gangguan
dari pihak lain.
PENDIDIKAN DI TENGAHPULAU PENGASINGAN
Pemasyarakatan disini dinyatakan bahwa sistem pemasyarakatan
diselenggarakan dalam rangka membentuk Warga Binaan Pemasyarakatan agar
menjadi manusia seutuhnya, menyadari kesalahan, memperbaiki diri, dan tidak
mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima oleh lingkungan masyarakat,
dapat aktif berperan dalam pembangunan, dapat hidup secara wajar sebagai
warga Negara yang baik dan bertanggung jawab. Ini berarti bahwa tujuan akhir
dari sistem pemasyarakatan adalah bersatunya kembali Warga Binaan
Pemasyarakatan dengan masyarakat, sebagai warga Negara yang baik dan
bertanggung jawab, sehingga keberadaan mantan Warga Binaan di masyarakat
nantinya diharapkan mau dan mampu untuk ikut membangun masyarakat dan
bukan sebaliknya justru menjadi penghambat dalam pembangunan.
”Berkarya” (Bekerja, Rajin, Kooperatif, Aman, Rapi, Mengayomi dan
Amanah) dijadikan motto lapas terbuka nusakambangan. Diharapkan semua
elemen lapas nusakambangan baik petugas maupun narapidana bekerja dengan
rajin, bersikap kooperatif, saling menjaga rasa aman, selalu rapi, saling
mengayomi antara warga binaan dan petugas lapas, dan terakhir bersikap
amanah. Apabila semua indikator tersebut dilaksanakan dengan baik, maka
program pembinaan yang berlangsung pun juga akan berjalan lancar seiring
dengan usaha yang dilakukan dalan program pembinaan bagi narapidana.
Narapidana di lapas ini merupakan narapidana dengan pidana ringan dengan
masa tahanan kurang dari 2 tahun. Pidana ringan disini terdiri dari kasus kriminal
yang diharapkan menjadi narapidana percontohan untuk narapidana lain.
Pegawai Lapas mau membina, narapidana mau dibina, masyarakat mau
menerima mantan narapidana. Kalimat itulah yang selalu ditanamkan untuk
seluruh warga lapas, baik petugas, narapidana, maupun masyarakat. Hal ini
bertujuan untuk mengurangi adanya diskriminasi terhadap narapidana yang
selalu dianggap buruk dimata masyarakat. Dikarenakan adanya diskriminasi
yang masih kental di masyarakat, mantan narapidana selalu merasa kurang
percaya diri dan malu untuk kembali lagi ke kampung halaman. Walaupun dari
pihak keluarga sudah menerima, namun tekanan dari masyarakat luaslah yang
selalu menjadi tantangan bagi mantan narapidana. Hal itulah yang menjadi
tantangan petugas lapas untuk membina narapidana dengan motivasi-motivasi
yang positif.
Walaupun seorang narapidana sebelumnya
melakukan salah, di mata petugas lapas
narapidana merupakan pihak yang harus
direhabilitasi untuk kembali ke keadaan yang
lebih baik. Makna kata rehabilitasi adalah
proses perbaikan,
Proses perubahan baik sosial, jasmani, rohani, pekerjaan maupun
ekonomi menuju yang lebih baik dari sebelumnya. Edi Perwito selaku ketua
Binadik lapas terbuka II menjelaskan bahwa terdapat beberapa kegiatan di lapas
terbuka II Nusakambangan seperti penyuluhan, perawatan (pemeriksaan
kesehatan, penyediaan bahan makanan), registrasi dan bimbingan
kemasyarakatan dan kegiatan kerja.
Pemasyarakatan disini dinyatakan bahwa sistem pemasyarakatan
diselenggarakan dalam rangka membentuk Warga Binaan Pemasyarakatan agar
menjadi manusia seutuhnya, menyadari kesalahan, memperbaiki diri, dan tidak
mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima oleh lingkungan masyarakat,
dapat aktif berperan dalam pembangunan, dapat hidup secara wajar sebagai
warga Negara yang baik dan bertanggung jawab. Ini berarti bahwa tujuan akhir
dari sistem pemasyarakatan adalah bersatunya kembali Warga Binaan
Pemasyarakatan dengan masyarakat, sebagai warga Negara yang baik dan
bertanggung jawab, sehingga keberadaan mantan Warga Binaan di masyarakat
nantinya diharapkan mau dan mampu untuk ikut membangun masyarakat dan
bukan sebaliknya justru menjadi penghambat dalam pembangunan.
”Berkarya” (Bekerja, Rajin, Kooperatif, Aman, Rapi, Mengayomi dan
Amanah) dijadikan motto lapas terbuka nusakambangan. Diharapkan semua
elemen lapas nusakambangan baik petugas maupun narapidana bekerja dengan
rajin, bersikap kooperatif, saling menjaga rasa aman, selalu rapi, saling
mengayomi antara warga binaan dan petugas lapas, dan terakhir bersikap
amanah. Apabila semua indikator tersebut dilaksanakan dengan baik, maka
program pembinaan yang berlangsung pun juga akan berjalan lancar seiring
dengan usaha yang dilakukan dalan program pembinaan bagi narapidana.
Narapidana di lapas ini merupakan narapidana dengan pidana ringan dengan
masa tahanan kurang dari 2 tahun. Pidana ringan disini terdiri dari kasus kriminal
yang diharapkan menjadi narapidana percontohan untuk narapidana lain.
Pegawai Lapas mau membina, narapidana mau dibina, masyarakat mau
menerima mantan narapidana. Kalimat itulah yang selalu ditanamkan untuk
seluruh warga lapas, baik petugas, narapidana, maupun masyarakat. Hal ini
bertujuan untuk mengurangi adanya diskriminasi terhadap narapidana yang
selalu dianggap buruk dimata masyarakat. Dikarenakan adanya diskriminasi
yang masih kental di masyarakat, mantan narapidana selalu merasa kurang
percaya diri dan malu untuk kembali lagi ke kampung halaman. Walaupun dari
pihak keluarga sudah menerima, namun tekanan dari masyarakat luaslah yang
selalu menjadi tantangan bagi mantan narapidana. Hal itulah yang menjadi
tantangan petugas lapas untuk membina narapidana dengan motivasi-motivasi
yang positif.
Walaupun seorang narapidana sebelumnya
melakukan salah, di mata petugas lapas
narapidana merupakan pihak yang harus
direhabilitasi untuk kembali ke keadaan yang
lebih baik. Makna kata rehabilitasi adalah
proses perbaikan,
Proses perubahan baik sosial, jasmani, rohani, pekerjaan maupun
ekonomi menuju yang lebih baik dari sebelumnya. Edi Perwito selaku ketua
Binadik lapas terbuka II menjelaskan bahwa terdapat beberapa kegiatan di lapas
terbuka II Nusakambangan seperti penyuluhan, perawatan (pemeriksaan
kesehatan, penyediaan bahan makanan), registrasi dan bimbingan
kemasyarakatan dan kegiatan kerja.
Setiap hari terdapat jadwal kegiatan mulai dari apel pagi, apel kegiatan
kerja, makan, sholat, piket sampai malam hari yang harus dilalui oleh seluruh
narapidana. Tidak memandang usia muda maupun tua, semua narapidana
diperlakukan sama. Setiap kegiatan di lapas terdapat pertanggungjawaban oleh
warga lapas dan pengawasan oleh petugas. Setiap harinya pemantauan oleh
petugas dilaksanakan untuk kemajuan narapidana yang lebih baik. Salah satu
contoh pengawasan dan pemantauan diwujudkan dalam sidak hunian
narapidana. Sidak handphone, uang tunai, dan narkoba. Hal tersebut dilakukan
dalam upaya “Zero Halinar” HP Pungli dan Narkoba. Hal ini dimaksudkan agar
tidak terjadi penyelundupan barang yang buka milik pribadi dan
menanggulangi adanya bentrok dengan warga sekitar lapas. Dengan adanya
sidak tersebut, diharapkan mampu menanamkan sikap jujur dan disiplin
dengan aturan lapas yang telah diberikan.
Disamping kegiatan harian program unggulan untuk pengembangan
narapidana pun diciptakan. Seperti keterampilan dalam bidang olahraga,
peternakan, pertanian, perikanan, pertukangan, dan keagamaan. Untuk
menunjang semua program-program tersebut lapas menyediakan segala sarana
dan prasarana yang dibutuhkan untuk pelaksanaan program. Selain, itu, lapas
juga menjalin kerjasama dengan berbagai pihak seperti Lembaga Kursus dan
Pelatihan Kartika Banjarnegara, Kelompok Tani, dan kerjasama yang lain.
Semua kegiatan lapas terangkum dalam program-program yaitu
pembinaan kemandirian dan pembinaan kepribadian. Warga binaan lapas harus
memiliki kemandirian unggul dan memiliki karakter yang luhur, menjadi sosok
yang lebih baik dari sebelumnya.
Berikut program pembinaan di Lapas Terbuka Nusakambangan:
1. Pertanian Cabai
Dengan memanfaatkan lahan didepan Lapas, berupa tanah lapang/tegalan
untuk tanaman cabai jenis rawit dan cabai merah dikerjakan oleh para
Warga Binaan dengan bimbingan Petugas Pemasyarakatan.
2. Pertanian Padi
Merupakan bentuk pembinaan kemandirian Narapidana dengan luas lahan
persawahan 2.9 ha. didukung sistem irigasi yang lancar dan seorang
Penyuluh yang kompeten dan profesional dibidangnya. Sistem penanaman
padi yang diajarkan dan diterapkan untuk Narapidana menggunakan sistem
Jajar Legowo.
3. Perkebunan Pisang
Memanfaatkan potensi alam yang ada disekitar Lapas berupa perkebunan
dengan menanam pohon pisang berbagai macam jenis baik pisang ambon,
kepok dan lain sebagainya dengan harapan sebagai unsur pembinaan
kemandirian bagi Narapidana.
4. Peternakan Sapi, Kerbau, Kambing dan Puyuh
Wujud pembinaan kemandirian kepada Narapidana dengan memanfaatkan
potensi rumput dan ramban yang cukup melimpah di kawasan Lapas
didukung seorang Penyuluh Peternakan yang kompeten dan profesional
dibidangnya. Hingga Januari 2015, Lapas Terbuka NK memiliki 15 ekor
sapi, 2 ekor kerbau dan 8 ekor kambing.
Setiap hari terdapat jadwal kegiatan mulai dari apel pagi, apel kegiatan
kerja, makan, sholat, piket sampai malam hari yang harus dilalui oleh seluruh
narapidana. Tidak memandang usia muda maupun tua, semua narapidana
diperlakukan sama. Setiap kegiatan di lapas terdapat pertanggungjawaban oleh
warga lapas dan pengawasan oleh petugas. Setiap harinya pemantauan oleh
petugas dilaksanakan untuk kemajuan narapidana yang lebih baik. Salah satu
contoh pengawasan dan pemantauan diwujudkan dalam sidak hunian
narapidana. Sidak handphone, uang tunai, dan narkoba. Hal tersebut dilakukan
dalam upaya “Zero Halinar” HP Pungli dan Narkoba. Hal ini dimaksudkan agar
tidak terjadi penyelundupan barang yang buka milik pribadi dan
menanggulangi adanya bentrok dengan warga sekitar lapas. Dengan adanya
sidak tersebut, diharapkan mampu menanamkan sikap jujur dan disiplin
dengan aturan lapas yang telah diberikan.
Disamping kegiatan harian program unggulan untuk pengembangan
narapidana pun diciptakan. Seperti keterampilan dalam bidang olahraga,
peternakan, pertanian, perikanan, pertukangan, dan keagamaan. Untuk
menunjang semua program-program tersebut lapas menyediakan segala sarana
dan prasarana yang dibutuhkan untuk pelaksanaan program. Selain, itu, lapas
juga menjalin kerjasama dengan berbagai pihak seperti Lembaga Kursus dan
Pelatihan Kartika Banjarnegara, Kelompok Tani, dan kerjasama yang lain.
Semua kegiatan lapas terangkum dalam program-program yaitu
pembinaan kemandirian dan pembinaan kepribadian. Warga binaan lapas harus
memiliki kemandirian unggul dan memiliki karakter yang luhur, menjadi sosok
yang lebih baik dari sebelumnya.
Berikut program pembinaan di Lapas Terbuka Nusakambangan:
1. Pertanian Cabai
Dengan memanfaatkan lahan didepan Lapas, berupa tanah lapang/tegalan
untuk tanaman cabai jenis rawit dan cabai merah dikerjakan oleh para
Warga Binaan dengan bimbingan Petugas Pemasyarakatan.
2. Pertanian Padi
Merupakan bentuk pembinaan kemandirian Narapidana dengan luas lahan
persawahan 2.9 ha. didukung sistem irigasi yang lancar dan seorang
Penyuluh yang kompeten dan profesional dibidangnya. Sistem penanaman
padi yang diajarkan dan diterapkan untuk Narapidana menggunakan sistem
Jajar Legowo.
3. Perkebunan Pisang
Memanfaatkan potensi alam yang ada disekitar Lapas berupa perkebunan
dengan menanam pohon pisang berbagai macam jenis baik pisang ambon,
kepok dan lain sebagainya dengan harapan sebagai unsur pembinaan
kemandirian bagi Narapidana.
4. Peternakan Sapi, Kerbau, Kambing dan Puyuh
Wujud pembinaan kemandirian kepada Narapidana dengan memanfaatkan
potensi rumput dan ramban yang cukup melimpah di kawasan Lapas
didukung seorang Penyuluh Peternakan yang kompeten dan profesional
dibidangnya. Hingga Januari 2015, Lapas Terbuka NK memiliki 15 ekor
sapi, 2 ekor kerbau dan 8 ekor kambing.
5. Sholat Wajib Berjamaah
Sholat berjamaah ditanamkan sebagai wujud kedisiplinan kerohanian yang
diikuti seluruh Narapidana dan Pegawai yang beragama Islam. Pasca sholat
dhuhur dan Isya disisipi Kultum. Selain itu, pengajian rutin 2x/bulan oleh
Penyuluh Agama dari Kemenag Kab. Cilacap, Tadarus ba'da sholat dzuhur
berjamaah.
6. Pelatihan Keterampilan
Disamping pembinaan yang bersifat rutin, Lapas Terbuka juga memberikan
pelatihan/ kursus yang bersifat berkala dalam setahun seperti Pelatihan
Menjahit, mengelas, pembuatan paving blok untuk menambah bekal
ketrampilan Narapidana.
7. Olahraga Tenis Meja
Kesehatan warga binaan tidak hanya melalui asupan gizi yang diberikan,
namun kesehatan fisik bagi narapidana tak terlupakan. Fasilitas berupa tenis
meja disediakan untuk warga binaan. Diharapkan fasilitas tersebut dapat
dimanfaatkan secara optimal oleh warga binaan.
Pendidikan berbasis minat dan bakat warga binaan menjadi faktor
penentu program dilaksanakan. Contohnya, akhir-akhir ini sedang marak
penggunaan batu akik. Maka pihak lapas pun memanfaatkan kegandrungan
beberapa masyarakat akan batu akik ini pada kegiatan di lapas. Pembuatan batu
akik oleh narapidana atau warga binaan inilah kegiatan yang dilakukan untuk
mengambil peluang emas. Kerjasama pun dijalin dengan beberapa pihak yang
berkompeten dibidang tersebut.
Edy Perwito sekalu Ketua Binadik
kembali menekankan prinsip tidak banyak
mengeluarkan narapidana gagal namun sedikit
mengeluarkan narapidana yang kemudian
berhasil. Kata berhasil disini dalam artian,
mantan narapidana mampu bertahan hidup di
masyarakat pada umumnya dengan mampu
mengubah pandangan buruk yang telah
menempel pada narapidana.
Dengan melalui kinerja mantan narapidana yaitu berbekal pendidikan
keterampilan di lembaga pemasyarakatan yang diaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari untuk menunjang kehidupannya setelah keluar dari lapas. Maka
walaupun notabene seorang mantan narapidana, tetapi mampu berkontribusi
dalam membangun masyarakat. Alhasil predikat buruk seorang narapidana
dapat diminimalisir.
5. Sholat Wajib Berjamaah
Sholat berjamaah ditanamkan sebagai wujud kedisiplinan kerohanian yang
diikuti seluruh Narapidana dan Pegawai yang beragama Islam. Pasca sholat
dhuhur dan Isya disisipi Kultum. Selain itu, pengajian rutin 2x/bulan oleh
Penyuluh Agama dari Kemenag Kab. Cilacap, Tadarus ba'da sholat dzuhur
berjamaah.
6. Pelatihan Keterampilan
Disamping pembinaan yang bersifat rutin, Lapas Terbuka juga memberikan
pelatihan/ kursus yang bersifat berkala dalam setahun seperti Pelatihan
Menjahit, mengelas, pembuatan paving blok untuk menambah bekal
ketrampilan Narapidana.
7. Olahraga Tenis Meja
Kesehatan warga binaan tidak hanya melalui asupan gizi yang diberikan,
namun kesehatan fisik bagi narapidana tak terlupakan. Fasilitas berupa tenis
meja disediakan untuk warga binaan. Diharapkan fasilitas tersebut dapat
dimanfaatkan secara optimal oleh warga binaan.
Pendidikan berbasis minat dan bakat warga binaan menjadi faktor
penentu program dilaksanakan. Contohnya, akhir-akhir ini sedang marak
penggunaan batu akik. Maka pihak lapas pun memanfaatkan kegandrungan
beberapa masyarakat akan batu akik ini pada kegiatan di lapas. Pembuatan batu
akik oleh narapidana atau warga binaan inilah kegiatan yang dilakukan untuk
mengambil peluang emas. Kerjasama pun dijalin dengan beberapa pihak yang
berkompeten dibidang tersebut.
Edy Perwito sekalu Ketua Binadik
kembali menekankan prinsip tidak banyak
mengeluarkan narapidana gagal namun sedikit
mengeluarkan narapidana yang kemudian
berhasil. Kata berhasil disini dalam artian,
mantan narapidana mampu bertahan hidup di
masyarakat pada umumnya dengan mampu
mengubah pandangan buruk yang telah
menempel pada narapidana.
Dengan melalui kinerja mantan narapidana yaitu berbekal pendidikan
keterampilan di lembaga pemasyarakatan yang diaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari untuk menunjang kehidupannya setelah keluar dari lapas. Maka
walaupun notabene seorang mantan narapidana, tetapi mampu berkontribusi
dalam membangun masyarakat. Alhasil predikat buruk seorang narapidana
dapat diminimalisir.
Pendidikan yang berarti memanusiakan manusia sangat diterapkan
di lapas ini. yaitu dengan terwujudnya program-program tersebut diatas.
Walaupun di dalam lapas, pendidikan pun tetap terlaksana. Disinilah
pendidikan luar sekolah atau pendidikan non formal terwujud.
Pengembangan sumber daya manusia tidak hanya melalui pendidikan formal
saja, namun pendidikan non formal dan in formal juga sangat memiliki peran
penting. Tidak hanya di gedung yang megah dengan kata lain di sekolah
pendidikan diperoleh. Namun dibalik gelapnya jeruji besi yang sangat
dibatasi oleh hukum, narapidana tidak kenal lelah untuk mencari ilmu.
Hujan mengguyur kepulangan kami dari Lapas Terbuka II. Untuk
dapat pulang kembali ke daratan sebrang, kami menggunakan jasa nelayan.
Perahu kecil atau masyarakat cilacap menyebutnya dengan istilah compreng
mengantarkan kami pulang menyeberang teluk dengan membayar per motor
Rp 5.000,- dan jika orang saja hanya Rp 2.000,-.
REFRESINGBerkunjung ke kota orang belum lengkap rasanya jika belum
mengunjungi tempat yang menyenangkan sebagi obyek wisata. Kami memilih
Teluk Penyu dan Benteng Pendhem karena keduanya berdekatan.
Teluk Penyu sebagai lautan yang menjorok ke daratan menjadi sumber
mata pencaharian warga setempat, tak salah jika banyak souvenir oleh-oleh
khas Cilacap adalah berupa hasil laut. Makan
bersama dipingggir pantai ini, membuat
suasana tersendiri, tenang damai begitulah
kiranya. Ditemani pemandangan yang cukup
menyejukkan mata ditambah sepoi angin
menambah hangat
suasana, menggugah selera makan. Apalagi makan khas Kota Kilang Minyak ini
apalagi kalau bukan Tempe Mendoan. Untuk harga tiket masuk hanya dikenai
Rp 5.000,- per orang saja, Namun tidak adanya fasilitas parkir motor membuat
kami parkir seenaknya sendiri hehehe.
Disebrang Teluk Penyu ini ada sebuah Benteng Pertahanan, sebagai
peninggalan zaman Belanda yang dibangun pada 1861 sebagai markas
pertahanan tentara Hindia Belanda dengan luas 6,5 hektar. Benteng yang kurang
mendapat perawatan ini berada di kawasan lahan Pertamina.
Pendidikan yang berarti memanusiakan manusia sangat diterapkan
di lapas ini. yaitu dengan terwujudnya program-program tersebut diatas.
Walaupun di dalam lapas, pendidikan pun tetap terlaksana. Disinilah
pendidikan luar sekolah atau pendidikan non formal terwujud.
Pengembangan sumber daya manusia tidak hanya melalui pendidikan formal
saja, namun pendidikan non formal dan in formal juga sangat memiliki peran
penting. Tidak hanya di gedung yang megah dengan kata lain di sekolah
pendidikan diperoleh. Namun dibalik gelapnya jeruji besi yang sangat
dibatasi oleh hukum, narapidana tidak kenal lelah untuk mencari ilmu.
Hujan mengguyur kepulangan kami dari Lapas Terbuka II. Untuk
dapat pulang kembali ke daratan sebrang, kami menggunakan jasa nelayan.
Perahu kecil atau masyarakat cilacap menyebutnya dengan istilah compreng
mengantarkan kami pulang menyeberang teluk dengan membayar per motor
Rp 5.000,- dan jika orang saja hanya Rp 2.000,-.
REFRESINGBerkunjung ke kota orang belum lengkap rasanya jika belum
mengunjungi tempat yang menyenangkan sebagi obyek wisata. Kami memilih
Teluk Penyu dan Benteng Pendhem karena keduanya berdekatan.
Teluk Penyu sebagai lautan yang menjorok ke daratan menjadi sumber
mata pencaharian warga setempat, tak salah jika banyak souvenir oleh-oleh
khas Cilacap adalah berupa hasil laut. Makan
bersama dipingggir pantai ini, membuat
suasana tersendiri, tenang damai begitulah
kiranya. Ditemani pemandangan yang cukup
menyejukkan mata ditambah sepoi angin
menambah hangat
suasana, menggugah selera makan. Apalagi makan khas Kota Kilang Minyak ini
apalagi kalau bukan Tempe Mendoan. Untuk harga tiket masuk hanya dikenai
Rp 5.000,- per orang saja, Namun tidak adanya fasilitas parkir motor membuat
kami parkir seenaknya sendiri hehehe.
Disebrang Teluk Penyu ini ada sebuah Benteng Pertahanan, sebagai
peninggalan zaman Belanda yang dibangun pada 1861 sebagai markas
pertahanan tentara Hindia Belanda dengan luas 6,5 hektar. Benteng yang kurang
mendapat perawatan ini berada di kawasan lahan Pertamina.
Dengan merogoh kantong Rp 5.000, - kamu sudah dapat menikmati
bangunan bersejarah ini. Ditempat ini terdapat parit dengan kedalaman 1-3 meter
sebagai hambatan laju musuh. Maju sedikit akan menemui Ruang Barak untuk
pra prajurit dan komandan, disini hawa-hawa horor sudah mulai muncul . Selain
itu masih banyak ruangan lainnya yang berfungsi untuk operasional tentara
Belanda seperti Ruang Akomodosi, Klinik, Penjara
Lelah dan letih menghantam badan kami hingga kami putuskan untuk
pulang ke tempat peristirahatan. Rencana kami akan pulang menuju Kota Pelajar
terhalang oleh rasa lelah itu. Tapi sebelum pulang , wajib hukumnya membeli
oleh-oleh khas Kota Bercahaya ini yakni berupa hasil laut. Tapi paling terkenal di
Cilacap adalah Krupuk Tengirinya guys.
Keesokan harinya Lisa dan Sutiyah berkemas-kemas di pagi buta, hingga
sekitar pukul 7 mereka sudah tancap gas untuk pulang. Namun berbeda dengan
Rina dia masih harus menunggu kakaknya yang masih opname dirumah sakit,
pokoknya cepat sembuh aja buat mas ane gan.
Oke mungkin itu cerita kami dalam waktu 4 hari 3 malam, yang harapannya
dapat membuahkan hasil terhadap garapan Pendidikan Luar Sekolah. Lembaga-
lembaga yang kami kunjungi senantiasa memberikan insipirasi dan motivasi kami
untuk mengedepankan pendidikan. Semoga kita semua mampu membawa
perubahan khususnya untuk pendidikan di negeri tercinta ini, Indonesia.