Upload
brenda-shaffitry-ori
View
23
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian dan tinjauan teori, maka dapat dirumuskan
kerangka konsep penelitian sebagai berikut :
3.2. Defenisi Operasional
Sesuai permasalahan dan tujuan penelitian, maka sebagai pedoman awal
pengumpulan informasi digunakan defenisi operasional yang dikembangkan
seperti uraian di bawah ini:
1. Pengetahuan tentang HIV/AIDS adalah segala sesuatu yang dialami,
dilihat dan di dengar tentang HIV/AIDS dan di gali berdasarkan
kemampuan menjawab pertanyaan tentang apa itu HIV/AIDS, bagaimana
penularanya, siapa saja yang beresiko tertular,pengobatan dan bagaimana
upaya pencegahannya. Penilaian terhadap pengetahuan remaja terhadap
penyakit HIV/AIDS dilakukan dengan mengajukan 8 pertanyaan kepada
responden dengan skoring 1 untuk setiap jawaban yang benar dan 0 untuk
jawaban yang salah, tidak menjawab maupun tidak tahu. Untuk setiap
pertanyaan yang benar 2 diberi skor 2 dan untuk pertanyaan yang benar 3
diberi skor 3. Masing-masing pertanyaan memiliki jumlah jawaban benar
Tindakan siswa/siswi
Penyakit HIV/AIDS
Pengetahuan siswa/siswi
Sikap siswa/siswi
Universitas Sumatera Utara
yang berbeda-beda dengan total skor sebanyak 12 dari 8 pertanyaan
tersebut.
Menurut Arikunto (1995), dapat dikategorikan sebagai berikut: a. Skor >9 : baik
b. Skor 5-9 : sedang c. Skor < 5 : kurang
Skala pengukuran yang dipakai tersebut adalah skala ordinal.
2. Sikap terhadap HIV/AIDS adalah respon atau keyakinan seorang remaja
terhadap penyakit HIV/AIDS. Penilaian terhadap sikap remaja terhadap
penyakit HIV/AIDS dilakukan dengan mengajukan 4 pertanyaan kepada
responden dengan skoring 1 untuk setiap jawaban yang benar dan 0 untuk
jawaban yang salah, tidak menjawab maupun tidak tahu, dengan total skor
sebanyak 4 dari 4 pertanyaan tersebut.
Menurut Arikunto (1995), dapat dikategorikan sebagai berikut: a. Skor = 4 : baik
b. Skor 2-3 : sedang c. Skor < 2 : kurang
Skala pengukuran yang dipakai tersebut adalah skala ordinal.
3. Tindakan adalah perwujudan yang nyata dari sikap siswa/siswi terhadap
penyakit HIV/AIDS. Penilaian terhadap sikap remaja terhadap penyakit
HIV/AIDS dilakukan dengan mengajukan 4 pertanyaan kepada responden
dengan skoring 1 untuk setiap jawaban yang benar dan 0 untuk jawaban
yang salah, dengan total skor sebanyak 4 dari 4 pertanyaan tersebut.
Menurut Arikunto (1995), dapat dikategorikan sebagai berikut: a. Skor = 4 : baik
b. Skor 2-3 : sedang c. Skor < 2 : kurang
Skala pengukuran yang dipakai tersebut adalah skala ordinal.
4. HIV/AIDS adalah sebagai sekumpulan gejala yang timbul akibat
menurunnya sistem kekebalan tubuh manusia yang di dapat (bukan
keturunan) dan disebabkan oleh virus HIV (Human Imumnodeficiency
Virus).
Universitas Sumatera Utara
5. Siswa/Siswi SMA N 2 Medan kelas XI dan XII adalah remaja laki-laki
dan perempuan yang tercatat sebagai murid di SMA N 2 Medan pada
tahun 2010.
6. Usia adalah lamanya hidup yang dihitung sejak lahir sampai saat ini dalam
satuan tahun.
7. Tempat tinggal adalah dimana responden tinggal selama bersekolah di
SMA N 2 Medan, apakah bersama orang tua,dengan saudara yang bukan
orang tua kandung atau di kost.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan studi
potong lintang karena pengukuran penelitian dilakukan hanya satu kali.
4.2. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan selama bulan Mei hingga November
2010.
Tempat penelitian ini telah dilakukan di SMA N 2 Medan . Alasan
penentuan lokasi ini adalah:
1. SMA N 2 Medan memiliki UKS yang diurus oleh PMR 001 dan pernah
mendapat informasi tentang HIV/AIDS dari PMI cabang Medan.
2. Belum ada penelitian tentang perilaku siswa/siswi kelas XI dan XII SMA
N 2 Medan terhadap HIV/AIDS.
4.3. Populasi dan Sampel
4.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa/siswi kelas XI dan
XII SMA N 2 Medan tahun 2010 yang berjumlah 912 orang.
4.3.2. Sampel
Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi. Menurut Prasetyo tahun
2006, untuk populasi kecil atau lebih kecil dari 10.000, digunakan formula
sederhana seperti berikut :
N
n =
1 + N (d2)
Universitas Sumatera Utara
912
n =
1+912 (0,1)2
= 90,11 orang
Keterangan :
N = besar populasi
n = besar sampel
d = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan 90%, jadi d= 0.1
Sehingga didapat sampel sebanyak 90,11 orang atau dibulatkan menjadi
100 orang . Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Stratified random
sampling dimana jumlah sampel yang diperoleh akan dibagi merata untuk setiap
tingkatan secara proporsional yaitu:
a. Siswa siswi SMA kelas XI sebanyak 1/2 X 100 orang = 50 orang
b. Siswa siswi SMA kelas XII sebanyak1/2 X 100 orang = 50 orang
4.4. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah pengumpulan
data yang diperoleh langsung dari responden dengan cara wawancara terpimpin
dan berpedoman pada kuesioner. Untuk uji validitas dan reabilitas menggunakan
validitas konstrak (construct) dengan menggunakan rumus teknik korelasi product
moment:
N (∑ XY) – (∑ X ∑ Y)
r =
√ { N ∑ X2 – ( ∑ X )2 } { N∑Y2 – (∑Y)2 }
Keterangan :
r = koefisien korelasi product moment
X = Skor tiap pertanyaan/item
Y = Skor total
N = jumlah responden
Universitas Sumatera Utara
Kuisioner yang dipergunakan dalam penelitian ini telah diuji validitas dan
reliabilitasnya dengan menggunakan teknik korelasi “product moment” dan uji
Cronbach (Cronbach Alpha) dengan menggunakan program SPSS versi 17.
Sampel yang digunakan dalam uji validitas ini memiliki karakter yang hampir
sama dengan sampel dalam penelitian ini. Jumlah sampel dalam uji validitas dan
reliabilitas ini ada sebanyak 25 orang. Hasil uji validitas dan reliabilitas dapat
dilihat pada tabel 4.1
Tabel 4.1. Hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner
Variabel No. Total
Pearson
Correlation
Status Alpha Status
Pengetahuan 1 0,644 Valid 0,807 Reliabel
2 0,823 Valid Reliabel
3 0,608 Valid Reliabel
4 0,906 Valid Reliabel
5 0,780 Valid Reliabel
6 0,399 Valid Reliabel
7 0,499 Valid Reliabel
8 0,512 Valid Reliabel
Sikap 1 0,578 Valid 0,699 Reliabel
2 0,638 Valid Reliabel
3 0,797 Valid Reliabel
4 0,669 Valid Reliabel
4.5. Pengolahan dan Analisa Data
Pengolahan data dengan menggunakan tekhnik komputerisasi
menggunakan program komputer SPSS (Statistical Package for Social Sciences)
dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan diuraikan dalam bentuk
narasi.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
SMA N 2 Medan Pada tahun 1950 adalah SMA Tentara Pelajar yang pada
tahun 1952 menjadi SMA Negeri 2 Medan yang beralamat di Jalan Prof. H.M
Yamin No 41 B. Pada tahun 1978 pindah ke Jalan Karangsari No 435 Medan
Polonia, dimana pada tanggal 22 Desember 1978 terbitlah SK (Surat Keputusan)
pemutahiran No.0371/0/1978 . SMA N 2 Medan dipercaya sebagai Sekolah
Rintisan SKM/SSN (Sekolah Kategori Mandiri/ Sekolah Standar Nasional) dan
Sekolah Rintisan Pusat Sumber Belajar (PSB) Inti mewakili sekian banyaknya
sekolah negeri/swasta yang ada di Indonesia.
Sebagai sarana pendukung SMA N 2 Medan memiliki laboratorium
komputer, laboratorium multimedia, laboratorium bahasa, ruang PSB,
laboratorium IPA, dan perpustakaan. SMA N 2 Medan memiliki berbagai macam
kegiatan ekstrakurikuler (ekskul), misalnya OSIS (Organisasi Siswa Intra
Sekolah), pramuka, paskibra, dan Palang Merah Remaja (PMR). PMR 001 ini
menjadi PMR pertama di Sumut, siswa/i yang menjadi anggota organisasi ini
turut dalam pengembangan unit kesehatan sekolah (UKS) yang dibina langsung
oleh guru dan bekerjasama dengan PMI (Palang Merah Indonesia) Medan .UKS
merupakan salah satu usaha yang dilakukan sekolah untuk membantu
meningkatkan kesehatan siswa/siswi.Dan juga seminar-seminar yang
berhubungan dengan masalah remaja seperti tentang bahaya narkoba dan penyakit
menular seksual sering diadakan di sekolah ini.
5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden
Karakteristik responden dalam penelitian ini merupakan hal yang penting.
Hal ini dikarenakan pada penelitian ini juga ingin dilihat gambaran responden
apakah sesuai dengan yang diharapkan peneliti. Beberapa gambaran karakteristik
Universitas Sumatera Utara
responden ditampilkan di bawah ini juga ditampilkan tabel distribusi
frekuensinya.
A. Kelompok Umur Responden
Pada penelitian ini umur responden merupakan salah satu karakteristik yang
ditampilkan distribusinya. Di bawah ini terdapat tabel yang menggambarkan
distribusi responden berdasarkan kelompok umur di SMA N 2 Medan.
Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur di SMA N 2 Medan
Tahun 2010 Umur Jumlah (orang) % 15 tahun 19 19 16 tahun 52 52 17 tahun 28 28 18 tahun 1 1 Jumlah 100 100
Berdasarkan tabel 5.1 di atas diketahui bahwa umur responden yang paling
banyak adalah 16 tahun yaitu sebanyak 52%, sedangkan yang paling sedikit
adalah 18 tahun sebanyak 1%. Hal ini menunjukkan bahwa umur responden pada
umumnya masih dalam kategori remaja.
B. Jenis Kelamin
Jenis kelamin merupakan karakteristik yang digambarkan peneliti. Di bawah
ini terdapat tabel distribusi responden berdasarkan jenis kelamin.
Tabel 5.2
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di SMA N 2 Medan
tahun 2010
Jenis Kelamin Jumlah (orang) % Laki-Laki 50 50
Perempuan 50 50 Jumlah 100 100
Berdasarkan tabel 5.2 di atas diketahui bahwa laki-laki dan perempuan
yang menjadi responden adalah sama jumlahnya yaitu sebanyak 50 orang (50%).
Universitas Sumatera Utara
C. Tempat Tinggal
Karakterisitik berikut yang ditampilkan distribusi frekuensinya oleh peneliti
adalah tempat tinggal responden. Di bawah ini terdapat tabel distribusi frekuensi
responden berdasarkan lingkungan tempat tinggalnya.
Tabel 5.3
Distribusi Responden Berdasarkan Tempat Tinggal Responden di SMA N 2
Medan Tahun 2010
Tempat Tinggal Jumlah (orang) % Orang tua 93 93
Saudara 4 4 Kost 3 3 Jumlah 100 100
Berdasarkan tabel 5.3 di atas diketahui bahwa sebagian besar sebanyak 93
orang (93%) responden tinggal bersama orang tua dan sebagian kecil saja yang
tinggal di kost yaitu 3 orang (3%).
D. Kelas Responden
Karakterisitik berikut yang ditampilkan distribusi frekuensinya oleh
peneliti adalah kelas responden. Di bawah ini terdapat tabel distribusi frekuensi
responden berdasarkan kelasnya di SMA N 2 Medan tahun 2010.
Tabel 5.4
Distribusi Responden Berdasarkan Kelas Responden di SMA N 2 Medan
Tahun 2010.
Kelas Jumlah (Orang) % XI 50 50 XII 50 50 Jumlah 100 100
Berdasarkan tabel 5.4 di atas menunjukkan bahwa kelas XI dan XII sama
jumlahnya yaitu masing-masing 50 orang (50%).
Universitas Sumatera Utara
5.1.3.Pengetahuan Responden Tentang HIV/AIDS
Pengetahuan responden tentang penyakit HIV/AIDS di SMA N 2
Medan tahun 2010 dapat di lihat pada tabel distribusi frekuensi di bawah. Pada
tabel dapat dilihat bagaimana jawaban dari setiap pertanyaan mengenai
pengetahuan yang ditanyakan kepada responden.
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden dari Pertanyaan Pengetahuan
Nomor 5 dan 7.
Pertanyaan Skor 0 Skor 1 Skor 2 Jumlah n % N % N % N %
5.Pengetahuan tentang cara penularan HIV/AIDS
1 1 17 17 82 82 100 100
7.Pengetahuan tentang cara pencegahan HIV/AIDS
1 1 16 16 83 83 100 100
Berdasarkan Tabel 5.5.,pertanyaan yang mendapat skor 1 paling banyak
pada pertanyaan tentang cara penularan HIV/AIDS yaitu 17 orang (17%),
pertanyaan yang mendapat skor 2 paling banyak pada pertanyaan tentang cara
pencegahan HIV/AIDS yaitu 83 orang (83%), sedangkan untuk skor 0 kedua
pertanyaan mendapat jumlah yang sama yaitu masing-masing 1 orang (1%).
Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden dari Pertanyaan
Pengetahuan Nomor 4
Pertanyaan Skor 0 Skor 1 Skor 2 Skor 3 Jumlah N % N % N % n % N %
4.Pengetahuan kelompok resiko tinggi terkena HIV/AIDS
1 1 11 11 30 30
58 58 100 100
Berdasarkan Tabel 5.6.,persentase terendah adalah skor 0 yaitu sebanyak 1
orang (1%) sedangkan persentase tertinggi adalah skor 3 sebanyak 58 orang
(58%).
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.7. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden dari Pertanyaan
Pengetahuan Nomor 1,2,3,6, dan 8.
Pertanyaan Jawaban Responden
Benar Salah n % N %
1. Pengetahuan tentang definisi AIDS
88 88 12 12
2. Pengetahuan tentang virus HIV mengganggu tubuh dengan cara menyerang sistem imun
98 98 2 2
3.Pengetahuan tentang bayi bisa terkena HIV dari ibunya yang terinfeksi HIV/AIDS
93 93 7 7
6. Pengetahuan tentang orang yang baru terinfeksi HIV bisa terlihat normal/sehat
70 70 30 30
8.Pengetahuan tentang HIV/AIDS sudah bisa disembuhkan secara total dengan obat anti virus
66 66 34 34
Berdasarkan tabel 5.7., sebanyak 98 orang (98%) menjawab pertanyaan
tentang virus HIV mengganggu tubuh dengan cara menyerang sistem imun
dengan benar dan jawaban yang paling banyak salah adalah pertanyaan tentang
HIV/AIDS sudah bisa disembuhkan secara total dengan obat anti virus yaitu 34
orang (34%). Hasil uji tingkat pengetahuan responden dapat dilihat pada tabel
5.8.
Tabel 5.8. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Pengetahuan Responden
Pengetahuan Frekuensi Persentase (%) Baik 75 75
Sedang 25 25 Kurang 0 0 Total 100 100
Berdasarakan tabel 5.8., tingkat pengetahuan responden mengenai
penyakit HIV/AIDS paling banyak berada dalam kategori baik yaitu 75 orang
(75%), diikuti dengan kategori sedang yaitu 25 orang (25%) dan tidak ada yang
Universitas Sumatera Utara
memiliki pengetahuan kurang atau 0 orang (0%). Hasil uji tingkat pengetahuan
responden berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel 5.9.
Tabel 5.9. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Pengetahuan Responden
berdasarkan Kelompok Usia
Usia Pengetahuan
Total Baik Sedang Kurang n % N % N %
15 tahun 14 73,7 5 26,3 0 0 19 16 tahun 38 73,1 14 26,9 0 0 52 17 tahun 23 82,1 5 17,9 0 0 28 18 tahun 0 0 1 100 0 0 1
Total 46 46 52 52 0 0 100
Berdasarkan tabel 5.9., dapat dilihat bahwa pada usia 15 tahun yang
mempunyai pengetahuan baik sebanyak 14 orang (73,7%), pengetahuan sedang 5
orang (26,3%) dan tidak ada yng memiliki pengetahuan kurang. Pada usia 16
tahun yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 38 orang (73,1%), pengetahuan
sedang 14 orang (26,9%) dan pengetahuan kurang tidak ada. Pada usia 17 tahun
sebanyak 23 orang (82,1%) memiliki pengetahuan baik, 5 orang (17,9%)
berpengetahuan sedang dan tidak ada yang memiliki pengetahuan kurang.
Sedangkan pada usia 18 tahun yang memiliki pengetahuan sedang sebanyak
1orang (100%). Data lengkap hasil uji tingkat pengetahuan responden
berdasarakan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 5.10.
Tabel 5.10. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Pengetahuan Responden
berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Pengetahuan Total Baik Sedang Kurang
N % N % N % Laki-laki 34 68 16 32 0 0 50
Perempuan 41 82 9 18 0 0 50 Total 75 76 25 25 0 0 100
Berdasarkan tabel 5.10., responden dengan jenis kelamin perempuan
mempunyai tingkat pengetahuan baik yang paling banyak yaitu 41 orang (82%)
disesuaikan dengan proporsi jenis kelamin dalam keseluruhan sampel. Data
Universitas Sumatera Utara
lengkap hasil uji tingkat pengetahuan responden berdasarkan kelas dapat dilihat
pada tabel 5.11.
Tabel 5.11. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Pengetahuan Responden
berdasarkan kelas
Kelas Pengetahuan
Total Baik Sedang Kurang n % N % N %
XI 36 72 14 28 0 0 50 XII 39 78 11 22 0 0 50
Total 75 75 25 25 0 0 100
Berdasarkan tabel 5.11., responden yang berasal dari kelas XII paling
banyak memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 39 orang (78%),dan kelas XI
yang paling banyak memiliki pengetahuan sedang sebanyak 14 orang (28%). Data
lengkap hasil uji tingkat pengetahuan responden berdasarkan tempat tinggal dapat
dilihat pada tabel 5.12.
Tabel 5.12. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Pengetahuan Responden
berdasarkan tempat tinggal
Tempat tinggal Pengetahuan
Total Baik Sedang Kurang n % N % N %
Orang tua 70 75,3 23 24,7 0 0 93 Saudara 3 75 1 25 0 0 4
Kost 2 66,7 1 33,3 0 0 3 Total 75 75 25 25 0 0 100
Berdasarkan tabel 5.12., responden yang tinggal bersama orang tua paling
banyak memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 70 orang (75,3%), dan yang
tinggal di kost yang paling sedikit memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 2
orang (66,7%). Dan pengetahuan sedang paling banyak pada responden yang
tinggal di kost yaitu 1 orang (33,3%).
Universitas Sumatera Utara
5.1.4. Sikap Responden Terhadap Penyakit HIV/AIDS
Sikap menggambarkan reaksi atau respon tertutup dari responden terhadap
penyakit HIV/AIDS. Di bawah dapat dilihat distribusi sikap responden terhadap
penyakit HIV/AIDS.
Tabel 5.13. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden dari Pernyataan Sikap
Pernyataan Jawaban Responden
Setuju Tidak setuju N % n %
1. sikap pencegahan penularan HIV/AIDS dapat dilakukan dengan tidak memakai narkoba
91 91 9 12
2 sikap saya akan menjauhi teman saya yang terinfeksi HIV/AIDS
62 62 38 38
3. sikap tidak akan mau bersalaman dengan orang yang terinfeksi HIV/AIDS
30 30 70 70
4. Sikap menghindari penggunaan kolam renang dan toilet yang sama dengan penderita HIV/AIDS
67 67 37 37
Berdasarkan tabel 5.13., dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan
sikap setuju paling banyak pada pernyataan pencegahan penularan HIV/AIDS
dapat dilakukan dengan tidak memakai narkoba yaitu 91 orang (91%) dan yang
paling banyak menyatakan sikap tidak setuju adalah pada pernyataan tidak akan
mau bersalaman dengan orang yang terinfeksi HIV/AIDS sebanyak 70 orang
(70%). Data lengkap uji tingkat sikap responden pada tabel 5.14.
Tabel 5.14. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Sikap Responden
Pengetahuan Frekuensi Persentase (%) Baik 23 23
Sedang 55 55 Kurang 22 22 Total 100 100
Berdasarakan tabel 5.14., tingkat sikap responden mengenai penyakit
HIV/AIDS paling banyak berada dalam kategori sedang yaitu 55 orang (55%),
diikuti dengan kategori baik yaitu 23 orang (23%) dan paling sedikit berada pada
Universitas Sumatera Utara
kategori kurang yaitu 22 orang (22%). Hasil uji tingkat sikap responden
berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel 5.15
Tabel 5.15. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Sikap Responden
berdasarkan Usia
Usia Sikap
Total Baik Sedang Kurang n % N % N %
15 tahun 4 21,1 11 57,9 4 21,1 19 16 tahun 13 25 27 51,9 12 23,1 52 17 tahun 6 21,4 17 60,7 5 17,9 28 18 tahun 0 0 0 0 1 100 1
Total 23 23 55 55 22 22 100
Berdasarkan tabel 5.9., dapat dilihat bahwa pada usia 15 tahun yang
mempunyai pengetahuan baik sebanyak 4 orang (21,1%), pengetahuan sedang 11
orang (57,9%) dan 4 orang (21,1%) yang memiliki sikap kurang. Pada usia 16
tahun yang memiliki sikap baik 13 orang (25%), sikap sedang terbanyak dengan
27 orang (51,9%) dan sikap kurang 12 orang (23,1%). Pada usia 17 tahun
sebanyak 6 orang (21,4%) memiliki sikap baik, 17 orang (60,7%) bersikap
sedang dan 5orang (17,9%) yang memiliki sikap kurang. Sedangkan pada usia 18
tahun yang memiliki sikap buruk sebanyak 1 orang (100%). Data lengkap hasil uji
tingkat sikap responden berdasarakan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 5.16.
Tabel 5.16. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Sikap Responden
berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Sikap Total Baik Sedang Kurang
N % n % N % Laki-laki 12 24 27 54 11 22 50
Perempuan 11 22 28 56 11 22 50 Total 23 23 55 55 22 22 100
Berdasarkan tabel 5.16., responden laki-laki yang mempunyai tingkat
sikap baik yang paling banyak yaitu 12 orang (24%) disesuaikan dengan proporsi
angkatan dalam keseluruhan sampel. Data lengkap hasil uji tingkat sikap
responden berdasarakan kelas dapat dilihat pada tabel 5.17.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.17. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Sikap Responden
berdasarkan Kelas
Kelas Sikap
Total Baik Sedang Kurang N % N % N %
XI 12 24 24 48 14 28 50 XII 11 22 31 62 8 16 50
Total 23 23 55 55 22 22 100
Berdasarkan tabel 5.17., responden yang berasal dari kelas XI memiliki
sikap baik paling banyak yaitu 12 orang (24%). Sedangkan kelas XII memiliki
sikap sedang yang paling banyak yaitu 31 orang (62%). Sikap kurang paling
banyak pada kelas XI yaitu 14 orang (28%). Hasil Uji sikap responden
berdasarkan tempat tinggal dapat dilihat tabel 5.18.
Tabel 5.18. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Sikap Responden
berdasarkan Tempat tinggal
Tempat tinggal
Sikap Total Baik Sedang Kurang
N % N % n % Orang tua 23 24,7 51 54,8 19 20,4 93 Saudara 0 0 3 75 1 25 4
Kost 0 0 1 33,3 2 66,7 3 Total 23 23 55 55 22 22 100
Berdasarkan tabel 5.18., responden yang memiliki sikap baik paling
banyak tinggal dengan orang tua ada 23 orang (24,7%). Begitu juga sikap sedang
paling banyak pada responden yang tinggal dengan orang tua sebanyak 51 orang
(54,8%). Dan sikap kurang paling banyak pada responden yang kost yaitu 2 orang
(66,7%) disesuaikan dengan proporsi tempat tinggal dari keseluruhan sampel.
Hasil uji tingkat sikap responden berdasarkan pengetahuan dapat dilihat pada
tabel 5.19.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.19. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Sikap Responden
berdasarkan Tingkat Pengetahuan
Tingkat Pengetahuan
Tingkat sikap Total Baik Sedang Kurang
n % N % N % Baik 20 26,7 41 58,7 11 14,7 75
Sedang 3 12 11 44 11 44 25 Kurang 0 0 0 0 0 0 0 Total 23 23 55 55 22 22 100
Berdasarkan tabel 5.19., dapat dilihat bahwa responden yang memiliki
pengetahuan baik paling banyak memiliki sikap yang sedang yaitu 41orang
(58,7%) sedangkan 20 orang yang berpengetahuan baik (26,7%)memiliki
pengetahuan sedang.
5.1.5. Tindakan Responden terhadap Penyakit HIV/AIDS
Tindakan merupakan perwujudan sikap responden terhadap penyakit
HIV/AIDS. Di bawah dapat dilihat bagaimana distribusi tindakan responden
terhadap penyakit HIV/AIDS tersebut.
Tabel 5.20. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden dari Pertanyaan
Tindakan
Pertanyaan Tindakan
Total Ya Tidak N % n %
1.Mencari informasi tentang penyakit HIV/AIDS 79 79 21 21 100
2.Mengikuti kegiatan yang berhubungan dengan AIDS
54 54 46 46 100
3.Berusaha untuk terhindar dari HIV/AIDS
99 99 1 1 100
4.Mengajak orang disekitar untuk turut mencegah penularan HIV/AIDS
80 80 20 20 100
Berdasarkan tabel 5.20.,dapat dilihat bahwa frekuensi mencari informasi
tentang penyakit HIV/AIDS paling banyak menjawab ya sebanyak 79 orang
(79%), untuk tindakan mengikuti kegiatan yang berhubungan dengan AIDS yang
Universitas Sumatera Utara
menjawab tertinggi adalah ya sebanyak 54 orang (54%), berusaha terhindar dari
HIV/AIDS hampir semua menjawab ya (99%), sedangkan untuk mengajak orang
sekitar turut mencegah penularan HIV/AIDS dijawab ya oleh 80 orang (80%).
Data lengkap frekuensi hasil uji tingkat tindakan responden pada tabel 5.21.
Tabel 5.21. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Tindakan Responden
Tindakan Frekuensi Persentase (%) Baik 35 35
Sedang 60 60 Kurang 5 5 Total 100 100
Berdasarakan tabel 5.21., tingkat tindakan responden mengenai penyakit
HIV/AIDS paling banyak berada dalam kategori sedang yaitu 60 orang (60%),
dan paling rendah berada dalam kategori kurang yaitu 5 orang (5%). Data lengkap
frekuensi hasil uji tingkat tindakan berdasarkan usia pada tabel 5.22.
Tabel 5.22. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Tindakan Responden
berdasarkan Usia
Usia Tingkat tindakan
Total Baik Sedang Kurang n % N % N %
15 tahun 2 10,5 16 82,4 1 5,3 19 16 tahun 18 34,6 30 57,7 4 7,7 52 17 tahun 14 50 14 50 0 0 28 18 tahun 1 100 0 0 0 0 1
Total 35 35 60 60 5 5 100
Dari tabel 5.22., dapat dilihat bahwa pada usia 15 tahun yang paling
banyak adalah yang mempunyai tindakan sedang 16 orang (82,4%). Pada usia 16
tahun juga yang paling banyak adalah tindakan sedang sebanyak 30 orang
(57,7%). Untuk usia 17 tahun sama antara tindakan baikd an sedang masing-
masing 14 orang (50%), dan untuk usia 18 tahun tindakannya baik 1 orang
(100%). Data lengkap frekuensi hasil uji tingkat tindakan berdasarkan jenis
kelamin pada tabel 5.23.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.23. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Tindakan Responden
berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Tingkat Tindakan Total Baik Sedang Kurang
N % n % N % Laki-laki 15 30 30 60 5 10 50
Perempuan 20 40 30 60 0 0 50 Total 35 35 60 60 5 10 100
Berdasarkan tabel 5.23., responden yang laki-laki dan perempuan sama
sama paling banyak memiliki tindakan sedang sebanyak 30 orang (60%). Data
lengkap frekuensi hasil uji tingkat tindakan berdasarkan kelas pada tabel 5.24.
Tabel 5.24. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Tindakan Responden
berdasarkan Kelas
Kelas Tingkat Tindakan
Total Baik Sedang Kurang N % N % n %
XI 10 20 35 70 5 10 50 XII 25 50 25 50 0 0 50
Total 35 35 60 60 5 5 100
Berdasarkan tabel 5.24., responden yang berasal dari kelas XI paling
banyak memiliki tindakan sedang sebanyak 35 orang (70%). Sedangkan untuk
kelas XII memiliki tindakan baik dan sedang yang sama masing-masing 25
orang (50%). Hasil uji tindakan responden berdasarkan tingkat pengetahuan
dapat dilihat tabel 5.25.
Tabel 5.25. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Tindakan Responden
berdasarkan Tempat Tinggal
Tempat Tinggal
Tingkat Tindakan Total Baik Sedang Kurang
n % N % N % Orang tua 34 36,6 55 59,1 4 4,3 93 Saudara 0 0 4 100 0 0 4
Kost 1 33,3 1 33,3 1 33,3 3 Total 35 35 60 60 5 5 100
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel 5.25., dapat dilihat bahwa responden yang memiliki
tindakan baik paling banyak tinggal bersama orang tua yaitu 34 orang (36,6%),
dan tindakan sedang paling banyak pada responden yang tinggal dengan saudara
yaitu 4 orang (100%). Untuk tindakan kurang paling banyak pada anak kost yaitu
1 orang (33,3%). Hasil uji tindakan responden berdasarkan tingkat sikap dapat
dilihat pada tabel 5.26.
Tabel 5.26. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Tindakan Responden
berdasarkan Tingkat Pengetahuan
Tingkat Pengetahuan
Tingkat Tindakan Total Baik Sedang Kurang
n % N % N % Baik 28 37,3 45 60 2 2,7 75
Sedang 7 28 15 60 3 12 25 Kurang 0 0 0 0 0 0 0 Total 35 35 60 60 5 5 100
Berdasarkan tabel 5.26., dapat dilihat bahwa responden yang memiliki
pengetahuan baik sebagian besar memiliki tindakan sedang yaitu 45 orang (60%).
Responden yang memiliki pengetahuan sedang paling banyak memiliki tindakan
yang sedang yaitu 15 orang (60%). Hasil uji tindakan responden berdasarkan
tingkat sikap dapat dilihat pada tabel 5.27.
Tabel 5.27. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Tindakan Responden
berdasarkan Tingkat Sikap
Tingkat Sikap
Tingkat Tindakan Total Baik Sedang Kurang
N % n % N % Baik 9 39,1 13 56,5 1 4,3 23
Sedang 22 40 33 60 0 0 55 Kurang 4 18,2 14 63,6 4 18,2 22 Total 35 35 60 60 5 5 100
Berdasarkan tabel 5.27., dapat dilihat bahwa responden yang memiliki
sikap baik sebagian besar memiliki tindakan sedang yaitu 13 orang (56,5%).
Responden yang memiliki sikap sedang paling banyak memiliki tindakan yang
Universitas Sumatera Utara
sedang yaitu 33 orang (60%), dan responden dengan sikap yang kurang memiliki
tindakan yang sedang sebanyak 14 orang (63,6%).
5.1.6 Pertanyaan Tambahan
Di bawah ini dapat dilihat tabel distribusi dari pertanyaan tambahan yang
diberikan pada responden di SMA N 2 Medan tahun 2010 dimana dari 100 orang
responden memiliki lebih dari satu sumber informasi penyakit HIV/AIDS.
Tabel 5.28
Distribusi Sumber Informasi Penyakit HIV/AIDS yang Didapatkan
Responden di SMA N 2 Medan Tahun 2010
Sumber Informasi Jumlah (orang) % Jalur pendidikan (guru, tenaga kesehatan) 77 26,2 Media cetak (leaflet, poster, buku) 74 25,2 Media elektronik (internet, radio, televisi) 83 28,2 Lingkungan social (orang tua, teman) 60 20,4
Jumlah 294 100
Dari tabel 5.28., di atas didapati bahwa sumber informasi responden
hampir merata dari jalur pendidikan 77 orang (26,2%), media cetak 74 orang
(25,2%), lingkungan sosial 60 orang (20,4%) dan terbanyak dari media elektronik
83 orang (28,2%).
5.2. Pembahasan
5.2.1.Karakteristik Responden
Pembahasan ini dikaitkan dengan tujuan penelitian yaitu mengetahui tingkat
pengetahuan, sikap, tindakan terhadap penyakit HIV/AIDS. Responden dari
penelitian ini adalah siswa/siswi yang mempunyai beberapa karakteristik . Dari
segi usia, sesuai tabel 5.1. usia responden antara 15-18 tahun dengan usia
terbanyak 16 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa responden termasuk kategori
kelompok remaja dan dewasa produktif (usia 15-24 tahun), dan menjadi salah satu
kelompok yang paling rentan terhadap HIV/AIDS (WHO, 2010).
Menurut tabel 5.11 dan tabel 5.24 responden yang berada pada kelas XII
memiliki tingkat pengetahuan dan tindakan yang lebih baik dibandingkan kelas
Universitas Sumatera Utara
XI. Hal ini menunjukkan adanya hubungan antara pendidikan seseorang dengan
tingkat pengetahuannya. Dari hasil penelitian Prihyugiarto (2008) yang dikutip
Wijaya, 2010, faktor lain yang mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang
tentang HIV/AIDS adalah tingkat pendidikan. Dikatakan bahwa pada kelompok
yang berpendidikan tinggi akan memberikan tingkat pengetahuan tentang
HIV/AIDS yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok dengan pendidikan
rendah. Tingkat pendidikan yang tinggi akan meningkatkan cara seseorang
memahami dan mengolah informasi HIV/AIDS yang diperoleh dari berbagai
sumber informasi seperti media cetak, media elektronik dan penyuluhan dari
petugas kesehatan. Banyaknya informasi yang diperoleh seseorang dari sumber-
sumber informasi juga mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Dalam hal
ini sumber informasi responden kelas XI dan XII hampir sama baik dari media
elekrtonik, jalur pendidikan maupun media cetak.
Menurut tabel 5.3., 93 orang responden tinggal bersama orang tuanya. Dan
didapati responden yang tinggal bersama oran tua memiliki pengetahuan, sikap
dan tindakan yang lebih baik daripada yang tinggal dengan saudara ataupun kost.
Hal ini mungkin menunjukkan adanya peran orang tua dalam membimbing
anaknya terkhusus untuk penyakit HIV/AIDS.
Menurut tabel 5.10., tabel 5.16., dan 5.23., tingkat pengetahuan, sikap dan
tindakan tidak terlalu berbeda pada perempuan dan laki-laki. Ini berarti bahwa
perbedaan jenis kelamin tidak menggambarkan tingkat perilaku. Hal ini mungkin
terjadi karena adanya faktor tempat tinggal terutama di daerah perkotaan dan
daerah yang rentan terjadi penularan HIV/AIDS sehingga menuntut masyarakat
tersebut baik laki-laki maupun perempuan untuk mencari tahu tentang HIV/AIDS.
Selain itu, faktor tempat tinggal terutama di perkotaan memudahkan siswa/siswi
untuk memperoleh informasi tentang HIV/AIDS (Wijaya,2010).
5.2.2.Pengetahuan Responden terhadap Penyakit HIV/AIDS
Berdasarkan tabel 5.5., tabel 5.6., dan tabel 5.7., didapatkan 88 orang (88%)
responden mengetahui definisi AIDS, sebagian besar responden yaitu 98 orang
(98%) mengetahui virus HIV mengganggu tubuh dengan cara menyerang sistem
Universitas Sumatera Utara
imun, sebanyak 93 orang (93%) mengetahui bayi bisa terkena HIV dari ibunya
yang terinfeksi HIV/AIDS, 58 orang (58%) mengetahui dengan benar kelompok
resiko tinggi terkena HIV/AIDS, 82 orang (82%) mengetahui dengan benar cara
penularan HIV/AIDS, 70 orang (70%) mengetahui orang yang baru terinfeksi
HIV bisa terlihat normal/sehat, 83orang (83%) mengetahui cara pencegahan
HIV/AIDS, dan sebanyak 66 orang (66%) mengetahui tentang HIV/AIDS sudah
bisa disembuhkan secara total dengan obat anti virus adalah salah. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa secara keseluruhan pengetahuan responden mengenai
HIV/AIDS baik . Hal ini juga terlihat pada tabel 5.8 bahwa 75% responden
mempunyai tingkat pengetahuan yang baik mengenai HIV/AIDS dan tidak ada
responden yang tingkat pengetahuannya kurang. Oleh sebab itu responden tahu
dan mampu menyebutkan informasi yang diperolehnya. Hal ini juga sama dengan
penelitian yang dilakukan Wijaya, dimana hasil penelitiannya 54,8% responden
dikategorikan baik dalam hal pengetahuan dalam pencegahan HIV/AIDS (Wijaya,
2010).
Menurut Notoadmodjo (2005) untuk mengukur seseorang tahu tentang
sesuatu dapat menyebutkan dan menyatakan mengenai hal tersebut sedangkan
tingkat memahami adalah kemampuan mengingat dan menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan dengan benar. Dalam
hal ini pengetahuan mengenai HIV/AIDS meliputi pengertian, penularan,
pencegahan dan pengobatan HIV/AIDS.
5.2.3.Sikap Responden terhadap penyakit HIV/AIDS
Sikap responden terhadap penyakit HIV/AIDS dapat dilihat pada tabel 5.13.
Dalam tabel disebutkan bahwa 91 orang (91%) setuju akan pencegahan penularan
HIV/AIDS dapat dilakukan dengan tidak memakai narkoba, sebanyak 62 orang
(62%) tidak setuju akan menjauhi teman yang terinfeksi HIV/AIDS, sebanyak 70
orang (70%) tidak setuju tidak akan mau bersalaman dengan orang yang terinfeksi
HIV/AIDS, dan sebayak 67 orang (67%) setuju menghindari penggunaan kolam
renang dan toilet yang sama dengan penderita HIV/AIDS. Tabel 5.14.,
menunjukkan bahwa 55% responden mempunyai tingkat sikap yang sedang, 23%
Universitas Sumatera Utara
mempunyai tingkat sikap baik dan 22% mempunyai sikap yang kurang. Hal
tersebut menunjukkan bahwa responden berada dalam tahap sedang menerima
segala sesuatu pengetahuan dan memberikan perhatian terhadap informasi
mengenai HIV/AIDS (Notoadmodjo,2005).
Hasil tersebut di atas tidak terlalu berbeda dengan apa yang diteliti oleh
Wijaya (2010) yang menyebutkan sikap siswa/siswi terhadap pencegahan
HIV/AIDS 72% dikategorikan cukup.
5.2.4.Tindakan Responden terhadap Penyakit HIV/AIDS
Berdasarkan tabel 5.20 menunjukkan bahwa 79 orang (79%) mencari
informasi tentang penyakit HIV/AIDS, 54 orang (54%) mengikuti kegiatan yang
berhubungan dengan HIV/AIDS, 99 orang (99%) berusaha terhindar dari penyakit
HIV/AIDS, dan 80 orang (80%) mengajak orang lain untuk mencegah penularan
penyakit HIV/AIDS. Jika kita lihat tabel 5.21 didapatkan tingkat tindakan
responden umumnya dikategorikan sedang yaitu 60 responden (60%). Dengan
demikian tingkat tindakan adalah sebatas persepsi yaitu responden dapat
mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan
diambilnya.
Menurut Simanjuntak (2006), tindakan siswa/siswi terhadap HIV/AIDS
96% baik. Dan hal ini jauh berbeda dengan yang diperoleh pada penelitian ini.
Pada tabel 5.27 menunjukkan bahwa dari 23 orang yang memiliki sikap
baik, 13 diantaranya memiliki tindakan sedang dan bahkan 1 orang memiliki sikap
kurang. Hal ini menunjukkan bahwa suatu sikap tidak selalu berakhir dengan
tindakan. Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan
faktor pendukung antara lain fasilitas atau sarana dan prasarana
(Notoadmojo,2005). Ditambah lagi pada tabel 5.26 dapat dilihat bahwa dari 75
responden yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik yang mempunyai tingkat
tindakan yang baik hanya 28 orang. Hal ini menunjukkan bahwa tindakan
dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap dari responden. Tetapi tidak semata-mata
itu saja, faktor-faktor lain seperti budaya, nilai-nilai, keyakinan, aturan dan norma
memiliki peranan untuk menentukan sikap dari seseorang.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian saya mengenai perilaku siswa/siswi terhadap penyakit
HIV/AIDS yang menyangkut pengetahuan,sikap dan tindakan dapat disimpukan
beberapa hal yaitu :
1. Sebanyak 88 orang (88%) responden mengetahui definisi AIDS, sebagian
besar responden yaitu 98 orang (98%) mengetahui virus HIV mengganggu
tubuh dengan cara menyerang sistem imun, sebanyak 93 orang (93%)
mengetahui bayi bisa terkena HIV dari ibunya yang terinfeksi HIV/AIDS,
58 orang (58%) mengetahui dengan benar kelompok resiko tinggi terkena
HIV/AIDS, 82 orang (82%) mengetahui dengan benar cara penularan
HIV/AIDS, 70 orang (70%) mengetahui orang yang baru terinfeksi HIV bisa
terlihat normal/sehat, 83 orang (83%) mengetahui cara pencegahan
HIV/AIDS, dan sebanyak 66 orang (66%) mengetahui tentang HIV/AIDS
sudah bisa disembuhkan secara total dengan obat anti virus adalah salah.
2. Tingkat pengetahuan responden terhadap penyakit HIV/AIDS sebagian besar
yaitu 75 orang (75%) pada kategori baik, 25 orang (25%) kategori sedang,
dan tidak adayang berada pada kategori kurang.
3. Sikap sebagian besar yaitu 91 orang (91%) setuju akan pencegahan
penularan HIV/AIDS dapat dilakukan dengan tidak memakai narkoba,
sebanyak 62 orang (62%) tidak setuju akan menjauhi teman yang terinfeksi
HIV/AIDS, sebanyak 70 orang (70%) tidak setuju tidak akan mau
bersalaman dengan orang yang terinfeksi HIV/AIDS, dan sebayak 67 orang
(67%) setuju menghindari penggunaan kolam renang dan toilet yang sama
dengan penderita HIV/AIDS.
4. Tingkat sikap responden terhadap penyakit HIV/AIDS umumnya termasuk
kategori sedang yaitu 55 orang (55%) , kategori baik sebanyak 23 orang
(23%), dan kategori kurang sebanyak 22 orang (22%).
Universitas Sumatera Utara
5. Sebanyak 79 orang (79%) mencari informasi tentang penyakit HIV/AIDS,
54 orang (54%) mengikuti kegiatan yang berhubungan dengan HIV/AIDS,
99 orang (99%) berusaha terhindar dari penyakit HIV/AIDS, dan 80 orang
(80%) mengajak orang lain untuk mencegah penularan penyakit HIV/AIDS.
6. Tingkat tindakan responden terhadap penyakit HIV/AIDS dimasukkan ke
dalam kategori sedang sekitar 60 orang (60%), kategori baik 35 orang (35%),
kategori kurang 5 orang (5%).
7. Sebagian besar responden berumur 16 tahun yaitu sebanyak 52 orang (52%),
jenis kelamin merata antara laki-laki dan perempuan masing-masing 50
orang (50%), kelas responden juga sama rata antara kelas XI dan XII
masing-masing 50 orang (50%), dan hampir semua responden tinggal
bersama orang tua yaitu 93 orang (93%).
8. Pengetahuan, sikap, dan tindakan responden paling baik pada responden
yang tinggal bersama orang tua, karena itu orang tua dan sekolah berperan
pada periaku siswa/siswi terhadap penyakit HIV/AIDS.
9. Didapati bahwa sumber informasi responden hampir merata dari jalur
pendidikan 77 orang (26,2%), media cetak 74 orang (25,2%), lingkungan
sosial 60 orang (20,4%) dan terbanyak dari media elektronik 83 orang
(28,2%).
6.2 SARAN
1. Untuk pemerintah, diharapkan dapat meningkatkan program promosi
kesehatan penyakit HIV/AIDS khususnya tentang bahaya dan cara
pencegahannya terutama pada remaja dan kelompok beresiko tinggi terkena
HIV/AIDS. Pemerintah juga diharapkan dapat memfasilitasi peningkatan
informasi seputar penyakit HIV/AIDS. Pemerintah juga sebaiknya membuat
poster atau selebaran yang diberikan pada pihak sekolah agar dapat menjadi
sarana yang dipakai sehingga siswa/siswi lebih mudah mengetahui penyakit
HIV/AIDS dan menghindarinya.
Universitas Sumatera Utara
2. Untuk masyarakat diharapkan lebih aktif lagi mencari tahu tentang penyakit
HIV/AIDS dan berperan serta mengajak orang disekitarnya untuk turut
mencegah penularan penyakit ini.
3. Untuk sekolah diharapkan dapat bekerja sama dengan instansi terkait sebagai
sarana yang aktif menmberikan edukasi dan seminar pada siswa/siswinya
untuk tetap hidup sehat dan menghindari penyakit menular seperti
HIV/AIDS.
4. Untuk peneliti seterusnya diharapkan dapat memperbanyak sampel karena
cakupan wilayah luas dan penduduk yang banyak sehingga dapat
memperoleh hasil yang lebih baik dan diharapkan untuk meneliti hubungan
dari tiap variabel yang diteliti sehingga bisa diketahui apakah ada hubungan
pengetahuan,sikap dan tindakan terhadap penyakit HIV/AIDS.
Universitas Sumatera Utara