27
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian dan tinjauan teori, maka dapat dirumuskan kerangka konsep penelitian sebagai berikut : 3.2. Defenisi Operasional Sesuai permasalahan dan tujuan penelitian, maka sebagai pedoman awal pengumpulan informasi digunakan defenisi operasional yang dikembangkan seperti uraian di bawah ini: 1. Pengetahuan tentang HIV/AIDS adalah segala sesuatu yang dialami, dilihat dan di dengar tentang HIV/AIDS dan di gali berdasarkan kemampuan menjawab pertanyaan tentang apa itu HIV/AIDS, bagaimana penularanya, siapa saja yang beresiko tertular,pengobatan dan bagaimana upaya pencegahannya. Penilaian terhadap pengetahuan remaja terhadap penyakit HIV/AIDS dilakukan dengan mengajukan 8 pertanyaan kepada responden dengan skoring 1 untuk setiap jawaban yang benar dan 0 untuk jawaban yang salah, tidak menjawab maupun tidak tahu. Untuk setiap pertanyaan yang benar 2 diberi skor 2 dan untuk pertanyaan yang benar 3 diberi skor 3. Masing-masing pertanyaan memiliki jumlah jawaban benar Tindakan siswa/siswi Penyakit HIV/AIDS Pengetahuan siswa/siswi Sikap siswa/siswi Universitas Sumatera Utara

Chapter III VI

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Chapter III VI

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian dan tinjauan teori, maka dapat dirumuskan

kerangka konsep penelitian sebagai berikut :

3.2. Defenisi Operasional

Sesuai permasalahan dan tujuan penelitian, maka sebagai pedoman awal

pengumpulan informasi digunakan defenisi operasional yang dikembangkan

seperti uraian di bawah ini:

1. Pengetahuan tentang HIV/AIDS adalah segala sesuatu yang dialami,

dilihat dan di dengar tentang HIV/AIDS dan di gali berdasarkan

kemampuan menjawab pertanyaan tentang apa itu HIV/AIDS, bagaimana

penularanya, siapa saja yang beresiko tertular,pengobatan dan bagaimana

upaya pencegahannya. Penilaian terhadap pengetahuan remaja terhadap

penyakit HIV/AIDS dilakukan dengan mengajukan 8 pertanyaan kepada

responden dengan skoring 1 untuk setiap jawaban yang benar dan 0 untuk

jawaban yang salah, tidak menjawab maupun tidak tahu. Untuk setiap

pertanyaan yang benar 2 diberi skor 2 dan untuk pertanyaan yang benar 3

diberi skor 3. Masing-masing pertanyaan memiliki jumlah jawaban benar

Tindakan siswa/siswi

Penyakit HIV/AIDS

Pengetahuan siswa/siswi

Sikap siswa/siswi

Universitas Sumatera Utara

Page 2: Chapter III VI

yang berbeda-beda dengan total skor sebanyak 12 dari 8 pertanyaan

tersebut.

Menurut Arikunto (1995), dapat dikategorikan sebagai berikut: a. Skor >9 : baik

b. Skor 5-9 : sedang c. Skor < 5 : kurang

Skala pengukuran yang dipakai tersebut adalah skala ordinal.

2. Sikap terhadap HIV/AIDS adalah respon atau keyakinan seorang remaja

terhadap penyakit HIV/AIDS. Penilaian terhadap sikap remaja terhadap

penyakit HIV/AIDS dilakukan dengan mengajukan 4 pertanyaan kepada

responden dengan skoring 1 untuk setiap jawaban yang benar dan 0 untuk

jawaban yang salah, tidak menjawab maupun tidak tahu, dengan total skor

sebanyak 4 dari 4 pertanyaan tersebut.

Menurut Arikunto (1995), dapat dikategorikan sebagai berikut: a. Skor = 4 : baik

b. Skor 2-3 : sedang c. Skor < 2 : kurang

Skala pengukuran yang dipakai tersebut adalah skala ordinal.

3. Tindakan adalah perwujudan yang nyata dari sikap siswa/siswi terhadap

penyakit HIV/AIDS. Penilaian terhadap sikap remaja terhadap penyakit

HIV/AIDS dilakukan dengan mengajukan 4 pertanyaan kepada responden

dengan skoring 1 untuk setiap jawaban yang benar dan 0 untuk jawaban

yang salah, dengan total skor sebanyak 4 dari 4 pertanyaan tersebut.

Menurut Arikunto (1995), dapat dikategorikan sebagai berikut: a. Skor = 4 : baik

b. Skor 2-3 : sedang c. Skor < 2 : kurang

Skala pengukuran yang dipakai tersebut adalah skala ordinal.

4. HIV/AIDS adalah sebagai sekumpulan gejala yang timbul akibat

menurunnya sistem kekebalan tubuh manusia yang di dapat (bukan

keturunan) dan disebabkan oleh virus HIV (Human Imumnodeficiency

Virus).

Universitas Sumatera Utara

Page 3: Chapter III VI

5. Siswa/Siswi SMA N 2 Medan kelas XI dan XII adalah remaja laki-laki

dan perempuan yang tercatat sebagai murid di SMA N 2 Medan pada

tahun 2010.

6. Usia adalah lamanya hidup yang dihitung sejak lahir sampai saat ini dalam

satuan tahun.

7. Tempat tinggal adalah dimana responden tinggal selama bersekolah di

SMA N 2 Medan, apakah bersama orang tua,dengan saudara yang bukan

orang tua kandung atau di kost.

Universitas Sumatera Utara

Page 4: Chapter III VI

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan studi

potong lintang karena pengukuran penelitian dilakukan hanya satu kali.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan selama bulan Mei hingga November

2010.

Tempat penelitian ini telah dilakukan di SMA N 2 Medan . Alasan

penentuan lokasi ini adalah:

1. SMA N 2 Medan memiliki UKS yang diurus oleh PMR 001 dan pernah

mendapat informasi tentang HIV/AIDS dari PMI cabang Medan.

2. Belum ada penelitian tentang perilaku siswa/siswi kelas XI dan XII SMA

N 2 Medan terhadap HIV/AIDS.

4.3. Populasi dan Sampel

4.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa/siswi kelas XI dan

XII SMA N 2 Medan tahun 2010 yang berjumlah 912 orang.

4.3.2. Sampel

Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi. Menurut Prasetyo tahun

2006, untuk populasi kecil atau lebih kecil dari 10.000, digunakan formula

sederhana seperti berikut :

N

n =

1 + N (d2)

Universitas Sumatera Utara

Page 5: Chapter III VI

912

n =

1+912 (0,1)2

= 90,11 orang

Keterangan :

N = besar populasi

n = besar sampel

d = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan 90%, jadi d= 0.1

Sehingga didapat sampel sebanyak 90,11 orang atau dibulatkan menjadi

100 orang . Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Stratified random

sampling dimana jumlah sampel yang diperoleh akan dibagi merata untuk setiap

tingkatan secara proporsional yaitu:

a. Siswa siswi SMA kelas XI sebanyak 1/2 X 100 orang = 50 orang

b. Siswa siswi SMA kelas XII sebanyak1/2 X 100 orang = 50 orang

4.4. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah pengumpulan

data yang diperoleh langsung dari responden dengan cara wawancara terpimpin

dan berpedoman pada kuesioner. Untuk uji validitas dan reabilitas menggunakan

validitas konstrak (construct) dengan menggunakan rumus teknik korelasi product

moment:

N (∑ XY) – (∑ X ∑ Y)

r =

√ { N ∑ X2 – ( ∑ X )2 } { N∑Y2 – (∑Y)2 }

Keterangan :

r = koefisien korelasi product moment

X = Skor tiap pertanyaan/item

Y = Skor total

N = jumlah responden

Universitas Sumatera Utara

Page 6: Chapter III VI

Kuisioner yang dipergunakan dalam penelitian ini telah diuji validitas dan

reliabilitasnya dengan menggunakan teknik korelasi “product moment” dan uji

Cronbach (Cronbach Alpha) dengan menggunakan program SPSS versi 17.

Sampel yang digunakan dalam uji validitas ini memiliki karakter yang hampir

sama dengan sampel dalam penelitian ini. Jumlah sampel dalam uji validitas dan

reliabilitas ini ada sebanyak 25 orang. Hasil uji validitas dan reliabilitas dapat

dilihat pada tabel 4.1

Tabel 4.1. Hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner

Variabel No. Total

Pearson

Correlation

Status Alpha Status

Pengetahuan 1 0,644 Valid 0,807 Reliabel

2 0,823 Valid Reliabel

3 0,608 Valid Reliabel

4 0,906 Valid Reliabel

5 0,780 Valid Reliabel

6 0,399 Valid Reliabel

7 0,499 Valid Reliabel

8 0,512 Valid Reliabel

Sikap 1 0,578 Valid 0,699 Reliabel

2 0,638 Valid Reliabel

3 0,797 Valid Reliabel

4 0,669 Valid Reliabel

4.5. Pengolahan dan Analisa Data

Pengolahan data dengan menggunakan tekhnik komputerisasi

menggunakan program komputer SPSS (Statistical Package for Social Sciences)

dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan diuraikan dalam bentuk

narasi.

Universitas Sumatera Utara

Page 7: Chapter III VI

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

SMA N 2 Medan Pada tahun 1950 adalah SMA Tentara Pelajar yang pada

tahun 1952 menjadi SMA Negeri 2 Medan yang beralamat di Jalan Prof. H.M

Yamin No 41 B. Pada tahun 1978 pindah ke Jalan Karangsari No 435 Medan

Polonia, dimana pada tanggal 22 Desember 1978 terbitlah SK (Surat Keputusan)

pemutahiran No.0371/0/1978 . SMA N 2 Medan dipercaya sebagai Sekolah

Rintisan SKM/SSN (Sekolah Kategori Mandiri/ Sekolah Standar Nasional) dan

Sekolah Rintisan Pusat Sumber Belajar (PSB) Inti mewakili sekian banyaknya

sekolah negeri/swasta yang ada di Indonesia.

Sebagai sarana pendukung SMA N 2 Medan memiliki laboratorium

komputer, laboratorium multimedia, laboratorium bahasa, ruang PSB,

laboratorium IPA, dan perpustakaan. SMA N 2 Medan memiliki berbagai macam

kegiatan ekstrakurikuler (ekskul), misalnya OSIS (Organisasi Siswa Intra

Sekolah), pramuka, paskibra, dan Palang Merah Remaja (PMR). PMR 001 ini

menjadi PMR pertama di Sumut, siswa/i yang menjadi anggota organisasi ini

turut dalam pengembangan unit kesehatan sekolah (UKS) yang dibina langsung

oleh guru dan bekerjasama dengan PMI (Palang Merah Indonesia) Medan .UKS

merupakan salah satu usaha yang dilakukan sekolah untuk membantu

meningkatkan kesehatan siswa/siswi.Dan juga seminar-seminar yang

berhubungan dengan masalah remaja seperti tentang bahaya narkoba dan penyakit

menular seksual sering diadakan di sekolah ini.

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden

Karakteristik responden dalam penelitian ini merupakan hal yang penting.

Hal ini dikarenakan pada penelitian ini juga ingin dilihat gambaran responden

apakah sesuai dengan yang diharapkan peneliti. Beberapa gambaran karakteristik

Universitas Sumatera Utara

Page 8: Chapter III VI

responden ditampilkan di bawah ini juga ditampilkan tabel distribusi

frekuensinya.

A. Kelompok Umur Responden

Pada penelitian ini umur responden merupakan salah satu karakteristik yang

ditampilkan distribusinya. Di bawah ini terdapat tabel yang menggambarkan

distribusi responden berdasarkan kelompok umur di SMA N 2 Medan.

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur di SMA N 2 Medan

Tahun 2010 Umur Jumlah (orang) % 15 tahun 19 19 16 tahun 52 52 17 tahun 28 28 18 tahun 1 1 Jumlah 100 100

Berdasarkan tabel 5.1 di atas diketahui bahwa umur responden yang paling

banyak adalah 16 tahun yaitu sebanyak 52%, sedangkan yang paling sedikit

adalah 18 tahun sebanyak 1%. Hal ini menunjukkan bahwa umur responden pada

umumnya masih dalam kategori remaja.

B. Jenis Kelamin

Jenis kelamin merupakan karakteristik yang digambarkan peneliti. Di bawah

ini terdapat tabel distribusi responden berdasarkan jenis kelamin.

Tabel 5.2

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di SMA N 2 Medan

tahun 2010

Jenis Kelamin Jumlah (orang) % Laki-Laki 50 50

Perempuan 50 50 Jumlah 100 100

Berdasarkan tabel 5.2 di atas diketahui bahwa laki-laki dan perempuan

yang menjadi responden adalah sama jumlahnya yaitu sebanyak 50 orang (50%).

Universitas Sumatera Utara

Page 9: Chapter III VI

C. Tempat Tinggal

Karakterisitik berikut yang ditampilkan distribusi frekuensinya oleh peneliti

adalah tempat tinggal responden. Di bawah ini terdapat tabel distribusi frekuensi

responden berdasarkan lingkungan tempat tinggalnya.

Tabel 5.3

Distribusi Responden Berdasarkan Tempat Tinggal Responden di SMA N 2

Medan Tahun 2010

Tempat Tinggal Jumlah (orang) % Orang tua 93 93

Saudara 4 4 Kost 3 3 Jumlah 100 100

Berdasarkan tabel 5.3 di atas diketahui bahwa sebagian besar sebanyak 93

orang (93%) responden tinggal bersama orang tua dan sebagian kecil saja yang

tinggal di kost yaitu 3 orang (3%).

D. Kelas Responden

Karakterisitik berikut yang ditampilkan distribusi frekuensinya oleh

peneliti adalah kelas responden. Di bawah ini terdapat tabel distribusi frekuensi

responden berdasarkan kelasnya di SMA N 2 Medan tahun 2010.

Tabel 5.4

Distribusi Responden Berdasarkan Kelas Responden di SMA N 2 Medan

Tahun 2010.

Kelas Jumlah (Orang) % XI 50 50 XII 50 50 Jumlah 100 100

Berdasarkan tabel 5.4 di atas menunjukkan bahwa kelas XI dan XII sama

jumlahnya yaitu masing-masing 50 orang (50%).

Universitas Sumatera Utara

Page 10: Chapter III VI

5.1.3.Pengetahuan Responden Tentang HIV/AIDS

Pengetahuan responden tentang penyakit HIV/AIDS di SMA N 2

Medan tahun 2010 dapat di lihat pada tabel distribusi frekuensi di bawah. Pada

tabel dapat dilihat bagaimana jawaban dari setiap pertanyaan mengenai

pengetahuan yang ditanyakan kepada responden.

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden dari Pertanyaan Pengetahuan

Nomor 5 dan 7.

Pertanyaan Skor 0 Skor 1 Skor 2 Jumlah n % N % N % N %

5.Pengetahuan tentang cara penularan HIV/AIDS

1 1 17 17 82 82 100 100

7.Pengetahuan tentang cara pencegahan HIV/AIDS

1 1 16 16 83 83 100 100

Berdasarkan Tabel 5.5.,pertanyaan yang mendapat skor 1 paling banyak

pada pertanyaan tentang cara penularan HIV/AIDS yaitu 17 orang (17%),

pertanyaan yang mendapat skor 2 paling banyak pada pertanyaan tentang cara

pencegahan HIV/AIDS yaitu 83 orang (83%), sedangkan untuk skor 0 kedua

pertanyaan mendapat jumlah yang sama yaitu masing-masing 1 orang (1%).

Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden dari Pertanyaan

Pengetahuan Nomor 4

Pertanyaan Skor 0 Skor 1 Skor 2 Skor 3 Jumlah N % N % N % n % N %

4.Pengetahuan kelompok resiko tinggi terkena HIV/AIDS

1 1 11 11 30 30

58 58 100 100

Berdasarkan Tabel 5.6.,persentase terendah adalah skor 0 yaitu sebanyak 1

orang (1%) sedangkan persentase tertinggi adalah skor 3 sebanyak 58 orang

(58%).

Universitas Sumatera Utara

Page 11: Chapter III VI

Tabel 5.7. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden dari Pertanyaan

Pengetahuan Nomor 1,2,3,6, dan 8.

Pertanyaan Jawaban Responden

Benar Salah n % N %

1. Pengetahuan tentang definisi AIDS

88 88 12 12

2. Pengetahuan tentang virus HIV mengganggu tubuh dengan cara menyerang sistem imun

98 98 2 2

3.Pengetahuan tentang bayi bisa terkena HIV dari ibunya yang terinfeksi HIV/AIDS

93 93 7 7

6. Pengetahuan tentang orang yang baru terinfeksi HIV bisa terlihat normal/sehat

70 70 30 30

8.Pengetahuan tentang HIV/AIDS sudah bisa disembuhkan secara total dengan obat anti virus

66 66 34 34

Berdasarkan tabel 5.7., sebanyak 98 orang (98%) menjawab pertanyaan

tentang virus HIV mengganggu tubuh dengan cara menyerang sistem imun

dengan benar dan jawaban yang paling banyak salah adalah pertanyaan tentang

HIV/AIDS sudah bisa disembuhkan secara total dengan obat anti virus yaitu 34

orang (34%). Hasil uji tingkat pengetahuan responden dapat dilihat pada tabel

5.8.

Tabel 5.8. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Pengetahuan Responden

Pengetahuan Frekuensi Persentase (%) Baik 75 75

Sedang 25 25 Kurang 0 0 Total 100 100

Berdasarakan tabel 5.8., tingkat pengetahuan responden mengenai

penyakit HIV/AIDS paling banyak berada dalam kategori baik yaitu 75 orang

(75%), diikuti dengan kategori sedang yaitu 25 orang (25%) dan tidak ada yang

Universitas Sumatera Utara

Page 12: Chapter III VI

memiliki pengetahuan kurang atau 0 orang (0%). Hasil uji tingkat pengetahuan

responden berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel 5.9.

Tabel 5.9. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Pengetahuan Responden

berdasarkan Kelompok Usia

Usia Pengetahuan

Total Baik Sedang Kurang n % N % N %

15 tahun 14 73,7 5 26,3 0 0 19 16 tahun 38 73,1 14 26,9 0 0 52 17 tahun 23 82,1 5 17,9 0 0 28 18 tahun 0 0 1 100 0 0 1

Total 46 46 52 52 0 0 100

Berdasarkan tabel 5.9., dapat dilihat bahwa pada usia 15 tahun yang

mempunyai pengetahuan baik sebanyak 14 orang (73,7%), pengetahuan sedang 5

orang (26,3%) dan tidak ada yng memiliki pengetahuan kurang. Pada usia 16

tahun yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 38 orang (73,1%), pengetahuan

sedang 14 orang (26,9%) dan pengetahuan kurang tidak ada. Pada usia 17 tahun

sebanyak 23 orang (82,1%) memiliki pengetahuan baik, 5 orang (17,9%)

berpengetahuan sedang dan tidak ada yang memiliki pengetahuan kurang.

Sedangkan pada usia 18 tahun yang memiliki pengetahuan sedang sebanyak

1orang (100%). Data lengkap hasil uji tingkat pengetahuan responden

berdasarakan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 5.10.

Tabel 5.10. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Pengetahuan Responden

berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

Pengetahuan Total Baik Sedang Kurang

N % N % N % Laki-laki 34 68 16 32 0 0 50

Perempuan 41 82 9 18 0 0 50 Total 75 76 25 25 0 0 100

Berdasarkan tabel 5.10., responden dengan jenis kelamin perempuan

mempunyai tingkat pengetahuan baik yang paling banyak yaitu 41 orang (82%)

disesuaikan dengan proporsi jenis kelamin dalam keseluruhan sampel. Data

Universitas Sumatera Utara

Page 13: Chapter III VI

lengkap hasil uji tingkat pengetahuan responden berdasarkan kelas dapat dilihat

pada tabel 5.11.

Tabel 5.11. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Pengetahuan Responden

berdasarkan kelas

Kelas Pengetahuan

Total Baik Sedang Kurang n % N % N %

XI 36 72 14 28 0 0 50 XII 39 78 11 22 0 0 50

Total 75 75 25 25 0 0 100

Berdasarkan tabel 5.11., responden yang berasal dari kelas XII paling

banyak memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 39 orang (78%),dan kelas XI

yang paling banyak memiliki pengetahuan sedang sebanyak 14 orang (28%). Data

lengkap hasil uji tingkat pengetahuan responden berdasarkan tempat tinggal dapat

dilihat pada tabel 5.12.

Tabel 5.12. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Pengetahuan Responden

berdasarkan tempat tinggal

Tempat tinggal Pengetahuan

Total Baik Sedang Kurang n % N % N %

Orang tua 70 75,3 23 24,7 0 0 93 Saudara 3 75 1 25 0 0 4

Kost 2 66,7 1 33,3 0 0 3 Total 75 75 25 25 0 0 100

Berdasarkan tabel 5.12., responden yang tinggal bersama orang tua paling

banyak memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 70 orang (75,3%), dan yang

tinggal di kost yang paling sedikit memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 2

orang (66,7%). Dan pengetahuan sedang paling banyak pada responden yang

tinggal di kost yaitu 1 orang (33,3%).

Universitas Sumatera Utara

Page 14: Chapter III VI

5.1.4. Sikap Responden Terhadap Penyakit HIV/AIDS

Sikap menggambarkan reaksi atau respon tertutup dari responden terhadap

penyakit HIV/AIDS. Di bawah dapat dilihat distribusi sikap responden terhadap

penyakit HIV/AIDS.

Tabel 5.13. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden dari Pernyataan Sikap

Pernyataan Jawaban Responden

Setuju Tidak setuju N % n %

1. sikap pencegahan penularan HIV/AIDS dapat dilakukan dengan tidak memakai narkoba

91 91 9 12

2 sikap saya akan menjauhi teman saya yang terinfeksi HIV/AIDS

62 62 38 38

3. sikap tidak akan mau bersalaman dengan orang yang terinfeksi HIV/AIDS

30 30 70 70

4. Sikap menghindari penggunaan kolam renang dan toilet yang sama dengan penderita HIV/AIDS

67 67 37 37

Berdasarkan tabel 5.13., dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan

sikap setuju paling banyak pada pernyataan pencegahan penularan HIV/AIDS

dapat dilakukan dengan tidak memakai narkoba yaitu 91 orang (91%) dan yang

paling banyak menyatakan sikap tidak setuju adalah pada pernyataan tidak akan

mau bersalaman dengan orang yang terinfeksi HIV/AIDS sebanyak 70 orang

(70%). Data lengkap uji tingkat sikap responden pada tabel 5.14.

Tabel 5.14. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Sikap Responden

Pengetahuan Frekuensi Persentase (%) Baik 23 23

Sedang 55 55 Kurang 22 22 Total 100 100

Berdasarakan tabel 5.14., tingkat sikap responden mengenai penyakit

HIV/AIDS paling banyak berada dalam kategori sedang yaitu 55 orang (55%),

diikuti dengan kategori baik yaitu 23 orang (23%) dan paling sedikit berada pada

Universitas Sumatera Utara

Page 15: Chapter III VI

kategori kurang yaitu 22 orang (22%). Hasil uji tingkat sikap responden

berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel 5.15

Tabel 5.15. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Sikap Responden

berdasarkan Usia

Usia Sikap

Total Baik Sedang Kurang n % N % N %

15 tahun 4 21,1 11 57,9 4 21,1 19 16 tahun 13 25 27 51,9 12 23,1 52 17 tahun 6 21,4 17 60,7 5 17,9 28 18 tahun 0 0 0 0 1 100 1

Total 23 23 55 55 22 22 100

Berdasarkan tabel 5.9., dapat dilihat bahwa pada usia 15 tahun yang

mempunyai pengetahuan baik sebanyak 4 orang (21,1%), pengetahuan sedang 11

orang (57,9%) dan 4 orang (21,1%) yang memiliki sikap kurang. Pada usia 16

tahun yang memiliki sikap baik 13 orang (25%), sikap sedang terbanyak dengan

27 orang (51,9%) dan sikap kurang 12 orang (23,1%). Pada usia 17 tahun

sebanyak 6 orang (21,4%) memiliki sikap baik, 17 orang (60,7%) bersikap

sedang dan 5orang (17,9%) yang memiliki sikap kurang. Sedangkan pada usia 18

tahun yang memiliki sikap buruk sebanyak 1 orang (100%). Data lengkap hasil uji

tingkat sikap responden berdasarakan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 5.16.

Tabel 5.16. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Sikap Responden

berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

Sikap Total Baik Sedang Kurang

N % n % N % Laki-laki 12 24 27 54 11 22 50

Perempuan 11 22 28 56 11 22 50 Total 23 23 55 55 22 22 100

Berdasarkan tabel 5.16., responden laki-laki yang mempunyai tingkat

sikap baik yang paling banyak yaitu 12 orang (24%) disesuaikan dengan proporsi

angkatan dalam keseluruhan sampel. Data lengkap hasil uji tingkat sikap

responden berdasarakan kelas dapat dilihat pada tabel 5.17.

Universitas Sumatera Utara

Page 16: Chapter III VI

Tabel 5.17. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Sikap Responden

berdasarkan Kelas

Kelas Sikap

Total Baik Sedang Kurang N % N % N %

XI 12 24 24 48 14 28 50 XII 11 22 31 62 8 16 50

Total 23 23 55 55 22 22 100

Berdasarkan tabel 5.17., responden yang berasal dari kelas XI memiliki

sikap baik paling banyak yaitu 12 orang (24%). Sedangkan kelas XII memiliki

sikap sedang yang paling banyak yaitu 31 orang (62%). Sikap kurang paling

banyak pada kelas XI yaitu 14 orang (28%). Hasil Uji sikap responden

berdasarkan tempat tinggal dapat dilihat tabel 5.18.

Tabel 5.18. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Sikap Responden

berdasarkan Tempat tinggal

Tempat tinggal

Sikap Total Baik Sedang Kurang

N % N % n % Orang tua 23 24,7 51 54,8 19 20,4 93 Saudara 0 0 3 75 1 25 4

Kost 0 0 1 33,3 2 66,7 3 Total 23 23 55 55 22 22 100

Berdasarkan tabel 5.18., responden yang memiliki sikap baik paling

banyak tinggal dengan orang tua ada 23 orang (24,7%). Begitu juga sikap sedang

paling banyak pada responden yang tinggal dengan orang tua sebanyak 51 orang

(54,8%). Dan sikap kurang paling banyak pada responden yang kost yaitu 2 orang

(66,7%) disesuaikan dengan proporsi tempat tinggal dari keseluruhan sampel.

Hasil uji tingkat sikap responden berdasarkan pengetahuan dapat dilihat pada

tabel 5.19.

Universitas Sumatera Utara

Page 17: Chapter III VI

Tabel 5.19. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Sikap Responden

berdasarkan Tingkat Pengetahuan

Tingkat Pengetahuan

Tingkat sikap Total Baik Sedang Kurang

n % N % N % Baik 20 26,7 41 58,7 11 14,7 75

Sedang 3 12 11 44 11 44 25 Kurang 0 0 0 0 0 0 0 Total 23 23 55 55 22 22 100

Berdasarkan tabel 5.19., dapat dilihat bahwa responden yang memiliki

pengetahuan baik paling banyak memiliki sikap yang sedang yaitu 41orang

(58,7%) sedangkan 20 orang yang berpengetahuan baik (26,7%)memiliki

pengetahuan sedang.

5.1.5. Tindakan Responden terhadap Penyakit HIV/AIDS

Tindakan merupakan perwujudan sikap responden terhadap penyakit

HIV/AIDS. Di bawah dapat dilihat bagaimana distribusi tindakan responden

terhadap penyakit HIV/AIDS tersebut.

Tabel 5.20. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden dari Pertanyaan

Tindakan

Pertanyaan Tindakan

Total Ya Tidak N % n %

1.Mencari informasi tentang penyakit HIV/AIDS 79 79 21 21 100

2.Mengikuti kegiatan yang berhubungan dengan AIDS

54 54 46 46 100

3.Berusaha untuk terhindar dari HIV/AIDS

99 99 1 1 100

4.Mengajak orang disekitar untuk turut mencegah penularan HIV/AIDS

80 80 20 20 100

Berdasarkan tabel 5.20.,dapat dilihat bahwa frekuensi mencari informasi

tentang penyakit HIV/AIDS paling banyak menjawab ya sebanyak 79 orang

(79%), untuk tindakan mengikuti kegiatan yang berhubungan dengan AIDS yang

Universitas Sumatera Utara

Page 18: Chapter III VI

menjawab tertinggi adalah ya sebanyak 54 orang (54%), berusaha terhindar dari

HIV/AIDS hampir semua menjawab ya (99%), sedangkan untuk mengajak orang

sekitar turut mencegah penularan HIV/AIDS dijawab ya oleh 80 orang (80%).

Data lengkap frekuensi hasil uji tingkat tindakan responden pada tabel 5.21.

Tabel 5.21. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Tindakan Responden

Tindakan Frekuensi Persentase (%) Baik 35 35

Sedang 60 60 Kurang 5 5 Total 100 100

Berdasarakan tabel 5.21., tingkat tindakan responden mengenai penyakit

HIV/AIDS paling banyak berada dalam kategori sedang yaitu 60 orang (60%),

dan paling rendah berada dalam kategori kurang yaitu 5 orang (5%). Data lengkap

frekuensi hasil uji tingkat tindakan berdasarkan usia pada tabel 5.22.

Tabel 5.22. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Tindakan Responden

berdasarkan Usia

Usia Tingkat tindakan

Total Baik Sedang Kurang n % N % N %

15 tahun 2 10,5 16 82,4 1 5,3 19 16 tahun 18 34,6 30 57,7 4 7,7 52 17 tahun 14 50 14 50 0 0 28 18 tahun 1 100 0 0 0 0 1

Total 35 35 60 60 5 5 100

Dari tabel 5.22., dapat dilihat bahwa pada usia 15 tahun yang paling

banyak adalah yang mempunyai tindakan sedang 16 orang (82,4%). Pada usia 16

tahun juga yang paling banyak adalah tindakan sedang sebanyak 30 orang

(57,7%). Untuk usia 17 tahun sama antara tindakan baikd an sedang masing-

masing 14 orang (50%), dan untuk usia 18 tahun tindakannya baik 1 orang

(100%). Data lengkap frekuensi hasil uji tingkat tindakan berdasarkan jenis

kelamin pada tabel 5.23.

Universitas Sumatera Utara

Page 19: Chapter III VI

Tabel 5.23. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Tindakan Responden

berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

Tingkat Tindakan Total Baik Sedang Kurang

N % n % N % Laki-laki 15 30 30 60 5 10 50

Perempuan 20 40 30 60 0 0 50 Total 35 35 60 60 5 10 100

Berdasarkan tabel 5.23., responden yang laki-laki dan perempuan sama

sama paling banyak memiliki tindakan sedang sebanyak 30 orang (60%). Data

lengkap frekuensi hasil uji tingkat tindakan berdasarkan kelas pada tabel 5.24.

Tabel 5.24. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Tindakan Responden

berdasarkan Kelas

Kelas Tingkat Tindakan

Total Baik Sedang Kurang N % N % n %

XI 10 20 35 70 5 10 50 XII 25 50 25 50 0 0 50

Total 35 35 60 60 5 5 100

Berdasarkan tabel 5.24., responden yang berasal dari kelas XI paling

banyak memiliki tindakan sedang sebanyak 35 orang (70%). Sedangkan untuk

kelas XII memiliki tindakan baik dan sedang yang sama masing-masing 25

orang (50%). Hasil uji tindakan responden berdasarkan tingkat pengetahuan

dapat dilihat tabel 5.25.

Tabel 5.25. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Tindakan Responden

berdasarkan Tempat Tinggal

Tempat Tinggal

Tingkat Tindakan Total Baik Sedang Kurang

n % N % N % Orang tua 34 36,6 55 59,1 4 4,3 93 Saudara 0 0 4 100 0 0 4

Kost 1 33,3 1 33,3 1 33,3 3 Total 35 35 60 60 5 5 100

Universitas Sumatera Utara

Page 20: Chapter III VI

Berdasarkan tabel 5.25., dapat dilihat bahwa responden yang memiliki

tindakan baik paling banyak tinggal bersama orang tua yaitu 34 orang (36,6%),

dan tindakan sedang paling banyak pada responden yang tinggal dengan saudara

yaitu 4 orang (100%). Untuk tindakan kurang paling banyak pada anak kost yaitu

1 orang (33,3%). Hasil uji tindakan responden berdasarkan tingkat sikap dapat

dilihat pada tabel 5.26.

Tabel 5.26. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Tindakan Responden

berdasarkan Tingkat Pengetahuan

Tingkat Pengetahuan

Tingkat Tindakan Total Baik Sedang Kurang

n % N % N % Baik 28 37,3 45 60 2 2,7 75

Sedang 7 28 15 60 3 12 25 Kurang 0 0 0 0 0 0 0 Total 35 35 60 60 5 5 100

Berdasarkan tabel 5.26., dapat dilihat bahwa responden yang memiliki

pengetahuan baik sebagian besar memiliki tindakan sedang yaitu 45 orang (60%).

Responden yang memiliki pengetahuan sedang paling banyak memiliki tindakan

yang sedang yaitu 15 orang (60%). Hasil uji tindakan responden berdasarkan

tingkat sikap dapat dilihat pada tabel 5.27.

Tabel 5.27. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Tindakan Responden

berdasarkan Tingkat Sikap

Tingkat Sikap

Tingkat Tindakan Total Baik Sedang Kurang

N % n % N % Baik 9 39,1 13 56,5 1 4,3 23

Sedang 22 40 33 60 0 0 55 Kurang 4 18,2 14 63,6 4 18,2 22 Total 35 35 60 60 5 5 100

Berdasarkan tabel 5.27., dapat dilihat bahwa responden yang memiliki

sikap baik sebagian besar memiliki tindakan sedang yaitu 13 orang (56,5%).

Responden yang memiliki sikap sedang paling banyak memiliki tindakan yang

Universitas Sumatera Utara

Page 21: Chapter III VI

sedang yaitu 33 orang (60%), dan responden dengan sikap yang kurang memiliki

tindakan yang sedang sebanyak 14 orang (63,6%).

5.1.6 Pertanyaan Tambahan

Di bawah ini dapat dilihat tabel distribusi dari pertanyaan tambahan yang

diberikan pada responden di SMA N 2 Medan tahun 2010 dimana dari 100 orang

responden memiliki lebih dari satu sumber informasi penyakit HIV/AIDS.

Tabel 5.28

Distribusi Sumber Informasi Penyakit HIV/AIDS yang Didapatkan

Responden di SMA N 2 Medan Tahun 2010

Sumber Informasi Jumlah (orang) % Jalur pendidikan (guru, tenaga kesehatan) 77 26,2 Media cetak (leaflet, poster, buku) 74 25,2 Media elektronik (internet, radio, televisi) 83 28,2 Lingkungan social (orang tua, teman) 60 20,4

Jumlah 294 100

Dari tabel 5.28., di atas didapati bahwa sumber informasi responden

hampir merata dari jalur pendidikan 77 orang (26,2%), media cetak 74 orang

(25,2%), lingkungan sosial 60 orang (20,4%) dan terbanyak dari media elektronik

83 orang (28,2%).

5.2. Pembahasan

5.2.1.Karakteristik Responden

Pembahasan ini dikaitkan dengan tujuan penelitian yaitu mengetahui tingkat

pengetahuan, sikap, tindakan terhadap penyakit HIV/AIDS. Responden dari

penelitian ini adalah siswa/siswi yang mempunyai beberapa karakteristik . Dari

segi usia, sesuai tabel 5.1. usia responden antara 15-18 tahun dengan usia

terbanyak 16 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa responden termasuk kategori

kelompok remaja dan dewasa produktif (usia 15-24 tahun), dan menjadi salah satu

kelompok yang paling rentan terhadap HIV/AIDS (WHO, 2010).

Menurut tabel 5.11 dan tabel 5.24 responden yang berada pada kelas XII

memiliki tingkat pengetahuan dan tindakan yang lebih baik dibandingkan kelas

Universitas Sumatera Utara

Page 22: Chapter III VI

XI. Hal ini menunjukkan adanya hubungan antara pendidikan seseorang dengan

tingkat pengetahuannya. Dari hasil penelitian Prihyugiarto (2008) yang dikutip

Wijaya, 2010, faktor lain yang mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang

tentang HIV/AIDS adalah tingkat pendidikan. Dikatakan bahwa pada kelompok

yang berpendidikan tinggi akan memberikan tingkat pengetahuan tentang

HIV/AIDS yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok dengan pendidikan

rendah. Tingkat pendidikan yang tinggi akan meningkatkan cara seseorang

memahami dan mengolah informasi HIV/AIDS yang diperoleh dari berbagai

sumber informasi seperti media cetak, media elektronik dan penyuluhan dari

petugas kesehatan. Banyaknya informasi yang diperoleh seseorang dari sumber-

sumber informasi juga mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Dalam hal

ini sumber informasi responden kelas XI dan XII hampir sama baik dari media

elekrtonik, jalur pendidikan maupun media cetak.

Menurut tabel 5.3., 93 orang responden tinggal bersama orang tuanya. Dan

didapati responden yang tinggal bersama oran tua memiliki pengetahuan, sikap

dan tindakan yang lebih baik daripada yang tinggal dengan saudara ataupun kost.

Hal ini mungkin menunjukkan adanya peran orang tua dalam membimbing

anaknya terkhusus untuk penyakit HIV/AIDS.

Menurut tabel 5.10., tabel 5.16., dan 5.23., tingkat pengetahuan, sikap dan

tindakan tidak terlalu berbeda pada perempuan dan laki-laki. Ini berarti bahwa

perbedaan jenis kelamin tidak menggambarkan tingkat perilaku. Hal ini mungkin

terjadi karena adanya faktor tempat tinggal terutama di daerah perkotaan dan

daerah yang rentan terjadi penularan HIV/AIDS sehingga menuntut masyarakat

tersebut baik laki-laki maupun perempuan untuk mencari tahu tentang HIV/AIDS.

Selain itu, faktor tempat tinggal terutama di perkotaan memudahkan siswa/siswi

untuk memperoleh informasi tentang HIV/AIDS (Wijaya,2010).

5.2.2.Pengetahuan Responden terhadap Penyakit HIV/AIDS

Berdasarkan tabel 5.5., tabel 5.6., dan tabel 5.7., didapatkan 88 orang (88%)

responden mengetahui definisi AIDS, sebagian besar responden yaitu 98 orang

(98%) mengetahui virus HIV mengganggu tubuh dengan cara menyerang sistem

Universitas Sumatera Utara

Page 23: Chapter III VI

imun, sebanyak 93 orang (93%) mengetahui bayi bisa terkena HIV dari ibunya

yang terinfeksi HIV/AIDS, 58 orang (58%) mengetahui dengan benar kelompok

resiko tinggi terkena HIV/AIDS, 82 orang (82%) mengetahui dengan benar cara

penularan HIV/AIDS, 70 orang (70%) mengetahui orang yang baru terinfeksi

HIV bisa terlihat normal/sehat, 83orang (83%) mengetahui cara pencegahan

HIV/AIDS, dan sebanyak 66 orang (66%) mengetahui tentang HIV/AIDS sudah

bisa disembuhkan secara total dengan obat anti virus adalah salah. Hasil tersebut

menunjukkan bahwa secara keseluruhan pengetahuan responden mengenai

HIV/AIDS baik . Hal ini juga terlihat pada tabel 5.8 bahwa 75% responden

mempunyai tingkat pengetahuan yang baik mengenai HIV/AIDS dan tidak ada

responden yang tingkat pengetahuannya kurang. Oleh sebab itu responden tahu

dan mampu menyebutkan informasi yang diperolehnya. Hal ini juga sama dengan

penelitian yang dilakukan Wijaya, dimana hasil penelitiannya 54,8% responden

dikategorikan baik dalam hal pengetahuan dalam pencegahan HIV/AIDS (Wijaya,

2010).

Menurut Notoadmodjo (2005) untuk mengukur seseorang tahu tentang

sesuatu dapat menyebutkan dan menyatakan mengenai hal tersebut sedangkan

tingkat memahami adalah kemampuan mengingat dan menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan dengan benar. Dalam

hal ini pengetahuan mengenai HIV/AIDS meliputi pengertian, penularan,

pencegahan dan pengobatan HIV/AIDS.

5.2.3.Sikap Responden terhadap penyakit HIV/AIDS

Sikap responden terhadap penyakit HIV/AIDS dapat dilihat pada tabel 5.13.

Dalam tabel disebutkan bahwa 91 orang (91%) setuju akan pencegahan penularan

HIV/AIDS dapat dilakukan dengan tidak memakai narkoba, sebanyak 62 orang

(62%) tidak setuju akan menjauhi teman yang terinfeksi HIV/AIDS, sebanyak 70

orang (70%) tidak setuju tidak akan mau bersalaman dengan orang yang terinfeksi

HIV/AIDS, dan sebayak 67 orang (67%) setuju menghindari penggunaan kolam

renang dan toilet yang sama dengan penderita HIV/AIDS. Tabel 5.14.,

menunjukkan bahwa 55% responden mempunyai tingkat sikap yang sedang, 23%

Universitas Sumatera Utara

Page 24: Chapter III VI

mempunyai tingkat sikap baik dan 22% mempunyai sikap yang kurang. Hal

tersebut menunjukkan bahwa responden berada dalam tahap sedang menerima

segala sesuatu pengetahuan dan memberikan perhatian terhadap informasi

mengenai HIV/AIDS (Notoadmodjo,2005).

Hasil tersebut di atas tidak terlalu berbeda dengan apa yang diteliti oleh

Wijaya (2010) yang menyebutkan sikap siswa/siswi terhadap pencegahan

HIV/AIDS 72% dikategorikan cukup.

5.2.4.Tindakan Responden terhadap Penyakit HIV/AIDS

Berdasarkan tabel 5.20 menunjukkan bahwa 79 orang (79%) mencari

informasi tentang penyakit HIV/AIDS, 54 orang (54%) mengikuti kegiatan yang

berhubungan dengan HIV/AIDS, 99 orang (99%) berusaha terhindar dari penyakit

HIV/AIDS, dan 80 orang (80%) mengajak orang lain untuk mencegah penularan

penyakit HIV/AIDS. Jika kita lihat tabel 5.21 didapatkan tingkat tindakan

responden umumnya dikategorikan sedang yaitu 60 responden (60%). Dengan

demikian tingkat tindakan adalah sebatas persepsi yaitu responden dapat

mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan

diambilnya.

Menurut Simanjuntak (2006), tindakan siswa/siswi terhadap HIV/AIDS

96% baik. Dan hal ini jauh berbeda dengan yang diperoleh pada penelitian ini.

Pada tabel 5.27 menunjukkan bahwa dari 23 orang yang memiliki sikap

baik, 13 diantaranya memiliki tindakan sedang dan bahkan 1 orang memiliki sikap

kurang. Hal ini menunjukkan bahwa suatu sikap tidak selalu berakhir dengan

tindakan. Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan

faktor pendukung antara lain fasilitas atau sarana dan prasarana

(Notoadmojo,2005). Ditambah lagi pada tabel 5.26 dapat dilihat bahwa dari 75

responden yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik yang mempunyai tingkat

tindakan yang baik hanya 28 orang. Hal ini menunjukkan bahwa tindakan

dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap dari responden. Tetapi tidak semata-mata

itu saja, faktor-faktor lain seperti budaya, nilai-nilai, keyakinan, aturan dan norma

memiliki peranan untuk menentukan sikap dari seseorang.

Universitas Sumatera Utara

Page 25: Chapter III VI

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian saya mengenai perilaku siswa/siswi terhadap penyakit

HIV/AIDS yang menyangkut pengetahuan,sikap dan tindakan dapat disimpukan

beberapa hal yaitu :

1. Sebanyak 88 orang (88%) responden mengetahui definisi AIDS, sebagian

besar responden yaitu 98 orang (98%) mengetahui virus HIV mengganggu

tubuh dengan cara menyerang sistem imun, sebanyak 93 orang (93%)

mengetahui bayi bisa terkena HIV dari ibunya yang terinfeksi HIV/AIDS,

58 orang (58%) mengetahui dengan benar kelompok resiko tinggi terkena

HIV/AIDS, 82 orang (82%) mengetahui dengan benar cara penularan

HIV/AIDS, 70 orang (70%) mengetahui orang yang baru terinfeksi HIV bisa

terlihat normal/sehat, 83 orang (83%) mengetahui cara pencegahan

HIV/AIDS, dan sebanyak 66 orang (66%) mengetahui tentang HIV/AIDS

sudah bisa disembuhkan secara total dengan obat anti virus adalah salah.

2. Tingkat pengetahuan responden terhadap penyakit HIV/AIDS sebagian besar

yaitu 75 orang (75%) pada kategori baik, 25 orang (25%) kategori sedang,

dan tidak adayang berada pada kategori kurang.

3. Sikap sebagian besar yaitu 91 orang (91%) setuju akan pencegahan

penularan HIV/AIDS dapat dilakukan dengan tidak memakai narkoba,

sebanyak 62 orang (62%) tidak setuju akan menjauhi teman yang terinfeksi

HIV/AIDS, sebanyak 70 orang (70%) tidak setuju tidak akan mau

bersalaman dengan orang yang terinfeksi HIV/AIDS, dan sebayak 67 orang

(67%) setuju menghindari penggunaan kolam renang dan toilet yang sama

dengan penderita HIV/AIDS.

4. Tingkat sikap responden terhadap penyakit HIV/AIDS umumnya termasuk

kategori sedang yaitu 55 orang (55%) , kategori baik sebanyak 23 orang

(23%), dan kategori kurang sebanyak 22 orang (22%).

Universitas Sumatera Utara

Page 26: Chapter III VI

5. Sebanyak 79 orang (79%) mencari informasi tentang penyakit HIV/AIDS,

54 orang (54%) mengikuti kegiatan yang berhubungan dengan HIV/AIDS,

99 orang (99%) berusaha terhindar dari penyakit HIV/AIDS, dan 80 orang

(80%) mengajak orang lain untuk mencegah penularan penyakit HIV/AIDS.

6. Tingkat tindakan responden terhadap penyakit HIV/AIDS dimasukkan ke

dalam kategori sedang sekitar 60 orang (60%), kategori baik 35 orang (35%),

kategori kurang 5 orang (5%).

7. Sebagian besar responden berumur 16 tahun yaitu sebanyak 52 orang (52%),

jenis kelamin merata antara laki-laki dan perempuan masing-masing 50

orang (50%), kelas responden juga sama rata antara kelas XI dan XII

masing-masing 50 orang (50%), dan hampir semua responden tinggal

bersama orang tua yaitu 93 orang (93%).

8. Pengetahuan, sikap, dan tindakan responden paling baik pada responden

yang tinggal bersama orang tua, karena itu orang tua dan sekolah berperan

pada periaku siswa/siswi terhadap penyakit HIV/AIDS.

9. Didapati bahwa sumber informasi responden hampir merata dari jalur

pendidikan 77 orang (26,2%), media cetak 74 orang (25,2%), lingkungan

sosial 60 orang (20,4%) dan terbanyak dari media elektronik 83 orang

(28,2%).

6.2 SARAN

1. Untuk pemerintah, diharapkan dapat meningkatkan program promosi

kesehatan penyakit HIV/AIDS khususnya tentang bahaya dan cara

pencegahannya terutama pada remaja dan kelompok beresiko tinggi terkena

HIV/AIDS. Pemerintah juga diharapkan dapat memfasilitasi peningkatan

informasi seputar penyakit HIV/AIDS. Pemerintah juga sebaiknya membuat

poster atau selebaran yang diberikan pada pihak sekolah agar dapat menjadi

sarana yang dipakai sehingga siswa/siswi lebih mudah mengetahui penyakit

HIV/AIDS dan menghindarinya.

Universitas Sumatera Utara

Page 27: Chapter III VI

2. Untuk masyarakat diharapkan lebih aktif lagi mencari tahu tentang penyakit

HIV/AIDS dan berperan serta mengajak orang disekitarnya untuk turut

mencegah penularan penyakit ini.

3. Untuk sekolah diharapkan dapat bekerja sama dengan instansi terkait sebagai

sarana yang aktif menmberikan edukasi dan seminar pada siswa/siswinya

untuk tetap hidup sehat dan menghindari penyakit menular seperti

HIV/AIDS.

4. Untuk peneliti seterusnya diharapkan dapat memperbanyak sampel karena

cakupan wilayah luas dan penduduk yang banyak sehingga dapat

memperoleh hasil yang lebih baik dan diharapkan untuk meneliti hubungan

dari tiap variabel yang diteliti sehingga bisa diketahui apakah ada hubungan

pengetahuan,sikap dan tindakan terhadap penyakit HIV/AIDS.

Universitas Sumatera Utara