4
DONGENG ANAK INDONESIA Kisah Semut Dan Kepompong Dikisahkan ada sebuah hutan yang sangat lebat, tinggallah disana bermacam- macam hewan, mulai dari semut, gajah, harimau, badak, burung dan sebagainya. Pada suatu hari datanglah badai yang sangat dahsyat. Badai itu datang seketika sehingga membuat panik seluruh hewan penghuni hutan itu. Semua hewan panik dan berlari ketakutan menghindari badai yang datang tersebut. Keesokan harinya, matahari muncul dengan sangat hangatnya dan kicauan burung terdengar dengan merdunya, namun apa yang terjadi? banyak pohon di hutan tersebut tumbang berserakan sehingga membuat hutan tersebut menjadi hutan yang berantakan. Seekor Kepompong sedang menangis dan bersedih akan apa yang telah terjadi di sebuah pohon yang sudah tumbang. "Hu..huu...betapa sedihnya kita, diterjang badai tapi tak ada tempat satupun yang aman untuk berlindung..huhu.." sedih sang Kepompong meratapi keadaan. Dari balik tanah, muncullah seekor semut yang dengan sombongnya berkata "Hai kepompong, lihatlah aku, aku terlindungi dari badai kemarin, tidak seperti kau yang ada diatas tanah, lihat tubuhmu, kau hanya menempel di pohon yang tumbang dan tidak bisa berlindung dari badai" kata sang Semut dengan sombongnya. Si Semut semakin sombong dan terus berkata demikian kepada semua hewan yang ada di hutan tersebut, sampai pada suatu hari si Semut berjalan diatas lumpur hidup. Si Semut tidak tahu kalau ia berjalan diatas lumpur hidup yang bisa menelan dan menariknya kedalam lumpur tersebut.

Cerita dongeng (sage)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Cerita dongeng (sage)

DONGENG ANAK INDONESIA

Kisah Semut Dan Kepompong

Dikisahkan ada sebuah hutan yang sangat lebat, tinggallah disana bermacam-

macam hewan, mulai dari semut, gajah, harimau, badak,

burung dan sebagainya. Pada suatu hari datanglah badai

yang sangat dahsyat. Badai itu datang seketika sehingga

membuat panik seluruh hewan penghuni hutan itu.

Semua hewan panik dan berlari ketakutan menghindari

badai yang datang tersebut.

Keesokan harinya, matahari muncul dengan sangat hangatnya dan kicauan

burung terdengar dengan merdunya, namun apa yang terjadi? banyak pohon di

hutan tersebut tumbang berserakan sehingga membuat hutan tersebut menjadi

hutan yang berantakan.

Seekor Kepompong sedang menangis dan bersedih akan apa yang telah terjadi

di sebuah pohon yang sudah tumbang. "Hu..huu...betapa sedihnya kita,

diterjang badai tapi tak ada tempat satupun yang aman untuk

berlindung..huhu.." sedih sang Kepompong meratapi keadaan.

Dari balik tanah, muncullah seekor semut yang dengan sombongnya berkata

"Hai kepompong, lihatlah aku, aku terlindungi dari badai kemarin, tidak seperti

kau yang ada diatas tanah, lihat tubuhmu, kau hanya menempel di pohon yang

tumbang dan tidak bisa berlindung dari badai" kata sang Semut dengan

sombongnya.

Si Semut semakin sombong dan terus berkata demikian kepada semua hewan

yang ada di hutan tersebut, sampai pada suatu hari si Semut berjalan diatas

lumpur hidup. Si Semut tidak tahu kalau ia berjalan diatas lumpur hidup yang

bisa menelan dan menariknya kedalam lumpur tersebut.

Page 2: Cerita dongeng (sage)

"Tolong...tolong....aku terjebak di lumpur

hidup..tolong", teriak si semut. Lalu terdengar suara

dari atas, "Kayaknya kamu lagi sedang kesulitan

ya, semut?" si Semut menengok ke atas mencari

sumber suara tadi, ternyata suara tadi berasal dari

seekor kupu-kupu yang sedang terbang diatas

lumpur hidup tadi.

"Siapa kau?" tanya si Semut galau. "Aku adalah kepompong yang waktu itu kau

hina" jawab si Kupu-kupu. Semut merasa malu sekali dan meminta bantuan si

Kupu-kupu untuk menolong dia dari lumpur yang menghisapnya. "Tolong aku

kupu-kupu, aku minta maaf waktu itu aku sangat sombong sekali bisa bertahan

dari badai cuma hanya karena aku berlindung dibawah tanah". Si kupu-kupu

akhirnya menolong si Semut dan semutpun selamat serta berjanji ia tidak akan

menghina semua makhluk ciptaan Tuhan yang ada di hutan tersebut.

Nah, hikmah yang bisa kita tarik dari dongeng diatas adalah, kita harus

menyayangi dan menghormati semua makhluk ciptaan Tuhan. Intinya semua

ciptaan Tuhan harus kita kasihi dan tidak boleh kita menghina makhluk yang

lain.

Page 3: Cerita dongeng (sage)

SAGE

Caadara: Cerita Rakyat dari Irian Jaya

Suatu saat, hiduplah seorang panglima perang bernama Wire. Ia tinggal di desa

Kramuderu. Ia mempunyai seorang anak laki-laki bernama Caadara. Sejak kecil

Caadara dilatih ilmu perang dan bela diri oleh ayahnya. Wire berharap, kelak

anaknya bisa menggantikannya sebagai panglima perang yang tangguh.

Tahun berganti. Caadara tumbuh menjadi pemuda yang gagah. Caadara juga

tangkas dan cakap. Wire ingin menguji kemampuan anaknya. Karena itulah ia

menyuruh pemuda itu berburu di hutan.

Caadara mengumpulkan teman-temannya. Lalu mereka berangkat berburu.

Mereka berjalan melewati jalan setapak dan semak belukar. Di hutan mereka

menemui banyak binatang. Mereka berhasil menombak beberapa binatang.

Dari hari pertama sampai hari keenam, tak ada rintangan yang berarti untuk

Caadara dan anak buahnya. Tapi esok harinya mereka melihat anjing pemburu.

Kedatangan anjing itu menandakan bahaya yang akan mengancam.

Caadara dan anak buahnya segera siaga. Mereka menyiapkan busur, anak

panah, kayu pemukul, dan beberapa peralatan perang. Mereka waspada.

Tiba-tiba terdengar pekikan keras. Sungguh menakutkan! Anak buah Caadara

ketakutan. Tapi Caadara segera menyuruh mereka membuat benteng

pertahanan. Mereka menuju tanah lapang berumput tinggi. Tempat itu penuh

semak belukar. Di sana mereka membangun benteng untuk menangkis

serangan musuh.

Tiba-tiba muncullah 50 orang suku Kuala. Mereka berteriak dan menyerang

Caadara dan anak buahnya. Tongkat dan tombak saling beradu.

Sungguh pertempuran yang seru. Caadara tidak gentar. Ia memimpin

Page 4: Cerita dongeng (sage)

pertempuran dengan semangat tinggi. Padahal jumlah anak buahnya tak

sebanding dengan jumlah musuh.

Caadara berhasil merobohkan banyak musuh. Sedangkan musuh yang tersisa

melarikan diri.

Betapa kagumnya teman-teman Caadara melihat anak panglima perang Wire.

Mereka segan dan kagum padanya. Mereka pulang sambil mengelu-elukan

Caadara.

Kampung gempar dibuatnya. Wire sungguh bangga. Ia juga terharu sehingga

berlinang air mata. Tak sia-sia latihan yang diberikan pada Caadara.Kampung

gempar mendengarnya. Ayahnya terharu dan berlinang air mata. Pesta malam

hari pun diadakan. Persiapan menyerang suku Kuala pun diadakan, karena

mereka telah menyerang Caadara. Esok harinya, Caadara diberi anugerah

berupa kalung gigi binatang, bulu kasuari yang dirangkai indah, dengan bulu

cendrawasih di tengahnya.

Kemudian masyarakat desa mempelajari Caadara Ura, yaitu taktik perang

Caadara. Taktik itu berupa melempar senjata, berlari, menyerbu dengan

senjata, seni silat jarak dekat, dan cara menahan lemparan kayu. Nama

Caadara kemudian tetap harum. Ia dikenal sebagai pahlawan dari desa itu.

Sumber Refrensi :

http://meliyatemzs.blogspot.com/2009/05/c

aadara-cerita-rakyat-dari-irian-jaya.html

,Caadara: cerita rakyat dari Irian Jaya