Upload
ronaaina
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/16/2019 CBD aki ckd
1/19
GAGAL GINJAL AKUT
I. Definisi
Gagal ginjal akut adalah suatu keadaan klinis, terjadi penurunan fungsi ginjal secara
mendadak (jam sampai hari) dengan akibat kemampuan ginjal untuk mempertahankan
homeotasis tubuh hilang, dan disertai gejala-gejala sebagai akibat :
1. Gangguan keseimbangan air dan elektrolit
2. Gangguan keseimbangan asam-basa
3. Gangguan eliminasi limbah metabolisme misalna ureum, creatinin
Gagal ginjal akut sering asimtomatik dan sering didapat dengan tanda peningkatan
konsentrasi ureum dan kreatinin.
!iagnosis GG" berdasarkan pemeriksaan laboratorium ditegakkan bila terjadi
peningkatan secara mendadak kreatinin serum #,$ mg% pada pasien dengan kadar kreatinin
a&al '2,$ mg% atau meningkat 2#% bila kreatinin a&al 2,$ mg%. The Acute Dialysis
Quality Initiations Group membuat RIFLE system ang mengklasifikasikan GG" ke dalam
tiga kategori menurut beratna ( Risk Injury Failure ) serta dua kategori akibat klinik ( Loss
and End-stage renal disease.
II. Etiologi dan Klasifikasi Gagal Ginjal
enebab gagal ginjal akut secara garis besar dibagi menjadi 3 bagian, aitu pre-renal
(gagal ginjal sirkulatorik), renal (gagal ginjal intrinsik), dan post-renal (uropati obstruksi
akut). enebab pre-renal adalah hipoperfusi ginjal, ini disebabkan oleh:
1. *ipo+olemia, penebab hipo+olemi misalna pada perdarahan, luka bakar, diare,
asupan kurang, pemakaian diuretik ang berlebihan. urang lebih sekitar 3%
neonatus masuk di / akibat gagal ginjal prerenal.
2. enurunan curah jantung pada gagal jantung kongestif, infark miokardium,
tamponade jantung, dan emboli paru.
3. 0asodilatasi perifer terjadi pada sok septic, anafilaksis dan cedera, dan pemberian
obat antihipertensi.
. Gangguan pada pembuluh darah ginjal, terjadi pada proses pembedahan, penggunaan
obat anestesi, obat penghambat prostaglandin, sindrom hepato-renal, obstruksi
pembuluh darah ginjal, disebabkan karena adana stenosis arteri ginjal,embolisme,
trombosis, dan +askulitis.
8/16/2019 CBD aki ckd
2/19
enebab gagal ginjal pada renal (gagal ginjal intrinsik) dibagi antara lain:
1. elainan pembuluh darah ginjal, terjadi pada hipertensi maligna, emboli kolesterol,
+askulitis, purpura, trombositopenia trombotik, sindrom uremia hemolitik, krisis
ginjal, scleroderma
2. enakit pada glomerolus, terjadi pada pascainfeksi akut, glomerulonefritis,
proliferatif difus dan progresif, lupus eritematosus sistemik, endokarditis infektif,
sindrom Goodpasture, dan +askulitis.
3. ekrosis tubulus akut akibat iskemia, at nefrotksik (aminoglikosida, sefalosporin,
siklosporin, amfoterisin 4, aiklo+ir, pentamidin, obat kemoterapi, at &arna kontras
radiografik, logam berat, hidrokarbon, anaestetik), rabdomiolisis dengan
mioglobulinuria, hemolisis dengan hemoglobulinuria, hiperkalsemia, protein
mieloma, nefropati rantai ringan,
. enakit interstisial pada nefritis interstisial alergi (antibiotika, diuretic, allopurinol,
rifampin, fenitoin, simetidin, 5"!), infeksi (stafilokokus, bakteri gram negatif,
leptospirosis, bruselosis, +irus, jamur, basil tahan asam) dan penakit infiltratif
(leukemia, limfoma, sarkoidosis).
enebab gagal ginjal post-renal dibagi menjadi dua aitu terjadina :
1. 5umbatan ureter ang terjadi pada fibrosis atau tumor retroperitoneal, striktura
bilateral pascaoperasi atau radiasi, batu ureter bilateral, nekrosis papiler lateral, dan
bola jamur bilateral.
2. 5umbatan uretra, hipertrofi prostate benigna, kanker prostat, striktura ureter, kanker
kandung kemih, kanker ser+iks, dan kandung kemih 6neurogenik7.
8abel 1. lasifikasi GG" menurut The Acute Dialysis Quality Initiations Group
Kriteria laju filtrasi glomerulus Kriteria jumlah urine9isk
njur
ailure
;oss
eningkatan serum kreatinin 1,$ kali,
penurunan ;G 2$%
eningkatan serum kreatinin 2 kali,
penurunan ;G $#%
eningkatan serum kreatinin 3 kali atau
kreatinin 3$$ $%
Gagal ginjal akut persisten, kerusakan total
fungsi ginjal selama lebih dari minggu
' #,$ ml=kg=jam selama ? jam
' #,$ ml=kg=jam selama 12 jam
' #,$ ml=kg=jam selama 2 jam
atau anuria selama 12 jam
8/16/2019 CBD aki ckd
3/19
@59! Gagal ginjal terminal lebih dari 3 bulan
III. atofisiolgi
GG" adalah suatu proses multifaktor ang meliputi gangguan hemodinamik renal,
suseptibel nefron ang spesifik, obstruksi tubulus renalis, gangguan sel dan metabolik. 0aso
konstriksi diduga merupakan faktor utama ang mengganggu hemodinamik renal ang dapat
menebabkan terjadina GG". Gangguan pada epitel tubulus ginjal dapat mengakibatkan
pengeluaran komponen +asoaktif ang dapat mengakibatkan peningkatan resistensi pembuluh
darah kortek. eadaan ini dapat menebabkan penurunan aliran darah ke ginjal dan
mengganggu tubulus ginjal. enurunan laju filtrasi glomerulus terjadi akibat +aso konstriksi
pembuluh darah afferen dan efferen, sehingga dapat menurunkan produksi urin. omponen
+asoaktif ang dapat menebabkan iskemia dan toksik pada ginjal, meliputi angiotensin,
prostaglandin, endotelin, nitric oAide. Balaupun +asokonstriksi diduga sebagai penebab
utama GG", namun pemberian +aso dilator tidak terbukti dapat memperbaiki fungsi ginjal.
/nit kerja fungsional ginjal disebut sebagai nefron. 5etiap nefron terdiri dari kapsula
4o&man ang mengitari kapiler glomerolus, tubulus kontortus proksimal, lengkung *enle,
dan tubulus kontortus distal ang mengosongkan diri ke duktus pengumpul
!alam keadaan normal aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerolus relatif konstan
ang diatur oleh suatu mekanisme ang disebut otoregulasi. !ua mekanisme ang berperan
dalam autoregulasi ini adalah:
• 9eseptor regangan miogenik dalam otot polos +ascular arteriol aferen
• 8imbal balik tubuloglomerular
5elain itu norepinefrin, angiotensin , dan hormon lain juga dapat mempengaruhi
autoregulasi. ada gagal ginjal pre-renal ang utama disebabkan oleh hipoperfusi ginjal. ada
keadaan hipo+olemi akan terjadi penurunan tekanan darah, ang akan mengakti+asi
baroreseptor kardio+askular ang selanjutna mengaktifasi sistim saraf simpatis, sistim
rennin-angiotensin serta merangsang pelepasan +asopressin dan endothelin- (@8-1), ang
merupakan mekanisme tubuh untuk mempertahankan tekanan darah dan curah jantung serta
perfusi serebral. ada keadaan ini mekanisme otoregulasi ginjal akan mempertahankan aliran
darah ginjal dan laju filtrasi glomerulus (;G) dengan +asodilatasi arteriol afferent ang
dipengaruhi oleh reflek miogenik, prostaglandin dan nitric o!ide (C), serta +asokonstriksi
arteriol afferent ang terutama dipengaruhi oleh angiotensin- dan @8-1.
8/16/2019 CBD aki ckd
4/19
ada hipoperfusi ginjal ang berat (tekanan arteri rata-rata ' ># mm*g) serta
berlangsung dalam jangka &aktu lama, maka mekanisme otoregulasi tersebut akan terganggu
dimana arteriol afferent mengalami +asokonstriksi, terjadi kontraksi mesangial dan
penigkatan reabsorbsi natrium dan air. eadaan ini disebut prerenal atau gagal ginjal akut
fungsional dimana belum terjadi kerusakan struktural dari ginjal.
ada gagal ginjal renal terjadi kelainan +askular ang sering menebabkan nekrosis
tubular akut. !imana pada 8" terjadi kelainan +ascular dan tubular ada kelainan +askuler
terjadi:
1) peningkatan a2D sitosolik pada arteriol afferent glomerolus ang menebabkan
sensitifitas terhadap substansi-substansi +asokonstriktor dan gangguan otoregulasi.
2) terjadi peningkatan stress oksidatif ang menebabkan kerusakan sel endotel +askular
ginjal, ang mngakibatkan peningkatan "- dan @8-1 serta penurunan prostaglandin dan
ketersediaan nitric oAide ang bearasal dari endotelial C-sintase.
3) peningkatan mediator inflamasi seperti tumor nekrosis faktor dan interleukin-1E, ang
selanjutna akan meningkatkan ekspresi dari intraseluler adhesion molecule-1 dan -
selectin dari sel endotel, sehingga peningkatan perlekatan sel radang terutama sel
netrofil. eadaan ini akan menebabkan peningkatan radikal bebas oksigen.
esuluruhan proses di atas secara bersama-sama menebabkan +asokonstriksi intrarenal
ang akan menebabkan penurunan G9.
Gambar 1. atofisiologi gagal ginjal akut di renal.
ada kelainan tubular terjadi :
8/16/2019 CBD aki ckd
5/19
) eningkatan a2D, ang menebabkan peningkatan calpain sitosolik phospholipase "2
serta kerusakan actin, ang akan menebabkan kerusakan sitoskeleton. eadaan ini akan
mengakibatkan penurunan basolateral aD=D-"8 ase ang selanjutna menebabkan
penurunan reabsorbsi natrium di tubulus proAimalis serta terjadi pelepasan al ke
maculadensa. *al tersebut mengakibatkan peningkatan umpan tubuloglomeruler.
$) eningkatan C ang berasal dari inducible C sntase, caspases dan metalloproteinase
serta defisiensi heat shock protein akan menebabkan nekrosis dan apoptosis sel.
?) obstruksi tubulus, mikrofili tubulus proksimalis ang terlepas bersama debris seluler
akan membentuk substrat ang menumbat tubulus, dalam hal ini pada thick assending
limb diproduksi 8amm-*orsfall protein (8*) ang disekresikan ke dalam tubulus
dalam bentuk monomer ang kemudian berubah menjadi polimer ang akan membentuk
materi berupa gel dengan adana natrium ang konsentrasina meningkat pada tubulusdistalis. Gel polimerik 8* bersama sel epitel tubulus ang terlepas baik sel ang sehat,
nekrotik maupun ang apoptopik, mikrofili dan matriks ekstraseluler seperti fibronektin
akan membentuk silinder-silinder ang menebabkan obstruksi tubulus ginjal.
>) kerusakan sel tubulus menebabkan kebocoran kembali dari cairan intratubuler masuk ke
dalam sirkulasi peritubuler. eseluruhan proses tersebut di atas secara bersama-sama
ang akan menebabkan penurunan G9.
Gagal ginjal post-renal, GG" post-renal merupakan 1#% dari keseluruhan GG".
GG" post-renal disebabkan oleh obstruksi intra-renal dan ekstrarenal. Cbstruksi intrarenal
terjadi karena deposisi kristal (urat, oksalat, sulfonamide) dan protein ( mioglobin,
hemoglobin). Cbstruksi ekstrarenal dapat terjadi pada pel+is ureter oleh obstruksi intrinsic
(tumor, batu, nekrosis papilla) dan ekstrinsik ( keganasan pada pel+is dan retroperitoneal,
fibrosis) serta pada kandung kemih (batu, tumor, hipertrofi= keganasan prostate) dan uretra
(striktura). GG" post-renal terjadi bila obstruksi akut terjadi pada uretra, buli F buli dan
ureter bilateral, atau obstruksi pada ureter unilateral dimana ginjal satuna tidak berfungsi.
ada fase a&al dari obstruksi total ureter ang akut terjadi peningkatan aliran darah
ginjal dan peningkatan tekanan pel+is ginjal dimana hal ini disebabkan oleh prostaglandin-
E". ada fase ke-2, setelah 1,$-2 jam, terjadi penurunan aliran darah ginjal diba&ah normal
akibat pengaruh trom#o!ane-A" dan A-II . 8ekanan pel+is ginjal tetap meningkat tetapi setelah
$ jam mulai menetap. ase ke-3 atau fase kronik, ditandai oleh aliran ginjal ang makin
menurun dan penurunan tekanan pel+is ginjal ke normal dalam beberapa minggu. "liran
darah ginjal setelah 2 jam adalah $#% dari normal dan setelah 2 minggu tinggal 2#% dari
normal. ada fase ini mulai terjadi pengeluaran mediator inflamasi dan faktorfaktor
pertumbuhan ang menebabkan fibrosis interstisial ginjal.
8/16/2019 CBD aki ckd
6/19
I!. Gejala klinis
eluhan dan gejala Gagal Ginjal "kut pada anak tidak khas. Gagal Ginjal "kut hendakna
dipertimbangkan pada anak-anak dengan gejala-gejala sebagai berikut :
1. Gejala-gejala non-spesifik dari uremia : mual, muntah, anoreksia, dro&siness atau
kejang.
2. Cliguria atau anuria (' 3## ml=m2=hari atau '1 ml=kg 44=jam)
3. *iper+entilasi karena asidosis.
. 5embab.
$. *ipertensi.
?. elainan sedimen urine, misalna : hematuria, proteinuria.
>. 8anda-tanda obstruksi saluran kemih, misalna : pancaran urine ang lemah, kencing
menetes atau adana masa pada palpasi abdomen.
E. eadaan-keadaan ang merupakan faktor predisposisi Gagal Ginjal "kut, misalna
diare dengan dehidrasi berat, penggunaan aminoglikosida, khemoterapi pada leukemia
akut.
!. emeriksaan dan Diagnosis
"pabila dicurigai terjadina Gagal Ginjal "kut, segera lakukan pemeriksaan kadar ureum dan
kreatinin serum. reatinin serum merupakan gambaran dari ;aju iltrasi Glomerulus (;G),
ang dapat diprakirakan dengan menggunakan rumus :
!I. Diagnosa "anding
erlu segera dibedakan jenis Gagal Ginjal "kut prarenal, renal atau pascarenal oleh karena
masing-masing mempunai aspek pengobatan ang berbeda. Gagal Ginjal pascarenal
(obstruksi) paling mudah dipastikan dengan pemeriksaan ultrasonografi. /ntuk membedakan
Gagal Ginjal prarenal atau intrarenal, dapat dilakukan 2 macam cara pemeriksaan :
1. erbedaan secara laboratorium :
Urine Prarenal Renal
LFG (ml/menit/1.73 m2) =0.55 x Tinggi badan (cm)
Kreatinin serm (mg/100 ml)
8/16/2019 CBD aki ckd
7/19
!"lme #edi$it #edi$it
%r"tein &egati' #ering "siti'
#edimen &"rmal T"ra$ granlar eritr"sit
*erat +enis , 1020 1010 - 1015&a rine (mm"l/l) 10 , 25
rea rine (mm"l/l) , 250 10
sm"lalitas (mm"l/l) , 500 200- 350
ati" "sm"lalitas /% , 1.3 11
F&a 1 , 1
2. erbedaan secara pemberian terapi :
ara ini hendakna dilakukan secara hati-hati untuk mencegah terjadina o+erloading
atau dehidrasi.
a. 8erapi cairan : dengan memberikan infus garam isotonik atau 9ingers ;actate
sebanak 2# ml=kg berat badan selama 1 jam, dilanjutkan pemberian diuretik. 4ila
terjadi diuresis 2 ml=kg 44=jam berarti Gagal Ginjal rarenal.
b. !iuretik : boleh dilakukan bila faktor prarenal telah dikoreksi :
1. urosemide 1-2 mg=kg 44=kali, diberikan 2 kali (selang jam).
@fek samping : eksaserbasi gagal ginjal dan ototoksisitas terutama bila diberikan
dalam dosis tinggi dan keadaan asidosis metabolik.
2. Hannitol #,$-1 gram=kg bb diinfus dalam 1#-2# menit .
@fek samping : meningkatkan +olume darah dan sembab paru.
4ila terjadi diuresis 2 ml=kg=jam pasca terapi berarti suatu Gagal Ginjal
rarenal. 4ila diuresis ' 2 ml=kg=jam berarti suatu Gagal Ginjal ntrarenal.
!I. Tatalaksana
1. airan :
aktor-faktor prarenal (penebab dehidrasi) harus segera dikoreksi dengan pemberian
cairan ang sesuai dan adekuat. emberian cairan pada Gagal Ginjal "kut harus hati-
hati untuk menghindarkan terjaidna o+erload cairan. !apat digunakan rumus, aitu
jumlah cairan ang diperlukan diperhitungkan terhadap jumlah kalori ang
dikeluarkan:
ebutuhan cairan sehari I 2$ ml per 1## cal ang dikeluarkan D jumlah +olume urine.
8/16/2019 CBD aki ckd
8/19
ebutuhan alori 5ehari :
Berat Badan Kebutuhan Kalori Sehari
3410 $g 100 cal/$g **
11420 $g 1000 cal 50 cal/$g ** diatas 10 $g
, 20 $g 1500 cal 20 cal/$g ** diatas 20 $g
emantauan :
a. enurunan berat badan #,$-1,#% tiap hari menunjukkan pemberian cairan ang
tepat.
b. anurunan kadar atrium menunjukkan o+erhidrasi.
c. emantauan dengan 0 sangat dianjurkan.
2. "sidosis metabolik
"sidosis harus dikoreksi apabila kadar *C3 ' 12 m@J=; dan p* darah ' >,2.
Kumlah 4ikarbonat ang diperlukan I (*C3 ideal F *C3 aktual) A berat badan (kg)
A #,3. 4ila pemberian ini tidak dimungkinkan, dapat diberi koreksi buta 2-3 m@J=kg
bb=hari setiap 12 jam. 4ila dengan koreksi tersebut tidak menunjukkan hasil, dialisismerupakan indikasi.
3. *iperkalemia
4ila terdapat tanda-tanda hiperkalemia berat (ada perubahan-perubahan pada @G
dan kadar D serum > m@J=;), perlu segera diberikan :
a. Glukonas kalsikus 1#%, #.$ ml=kg 44 intra+ena dalam 1#-1$ menit.
8ujuanna untuk mengatasi efek toksik D pada jantung.
b. 5odium 4icarbonate >,$%, 2,$ m@J=kg 44 intra+ena selama 1#-1$ menit,
untuk meningkatkan ph darah sehingga terjadi intracellular shift sehingga
kadar D serum turun.
c. Glucosa #.$ g=kg bb per infus selama 3# menit ditambah insulin #,1 unit=kg bb
atau #,2 unit=g glukosa untuk menggerakkan D bersama glukosa ke dalam sel
masuk ke dalam proses glikolisis.
d. on eAchange resin untuk mengeliminasi D dari tubuh.
. *iperfosfatemia dan *ipokalsemia :
8/16/2019 CBD aki ckd
9/19
ada gagal ginjal pencegahan dilakukan dengan mempertahankan kadar kalsium
serum antara L.#-1#.# mg=1## ml melalui pemberian suplemen kalsium ang cukup.
4ila timbul tetani akibat hipokalsemia, perlu diberi glukonas kalsikus 1#% i.+. #,$
ml=kg bb pelan pelan $-1# menit, dilanjutkan dosis rumatan kalsiumoral 1-
gram=hari. adar fosfat serum dipertahankan antara .#-$.# mg=1## ml dengan diit
rendah fosfat. !apat pula dilakukan pengikatan fosfat dalam usus dengan
menggunakan kalcium karbonate $# mg=kg bb=hari, laktat atau glukonat sebagai
phosphate binder. 0itamin ! perlu disertakan dalam diit dan sebaikna diberikan 1,2$
(C*)2 cholecalciferol sebagai +itamin !3 aktif dengan dosis #.$-1.# microgram per
hari.
$. "nemia
"nemia ringan terjadi karena produksi erthropoetin menurun dan erthropoesis tak
sempurna sehingga produksi sel darah merah tak sempurna serta life-span memendek.
8ransfusi tidak dianjurkan bila gejala-gejala klinis anemia tak terlihat atau *b masih
di atas ? g=dl, karena transfusi dapat memperberat hiperkalemia, hipertensi dan paah
jantung. 4ila *b ' ? g=dl atau *t ' 2#%, tranfusi dilakukan dengan mempergunakan
pack red cell (1# ml=kg bb) dengan tetesan lambat -? jam (lebih kurang 1#
tetes=menit). emberian erthropoitin rekombinan perlu dipertimbangkan bila *b ≤ 1#
g=dl, *t ≤ 3#%, dengan catatan cadangan besi adekuat: eritin 1## µg=;, saturasi
transferin 2#%, serta tidak ada infeksi berat.
?. *ipertensi
enebabna biasana fluid o+erload atau kelainan parenkhim ginjal. 8erapi dengan
restriksi cairan dan natrium, pemberian diuretik, dan bila perlu diberikan
antihipertensi, misalna : kaptopril #.3 mg=kg bb=kali diberikan 2-3 kali sehari. Cbat
anti hipertensi lain adalah *dralaine (1-$ mg=kg 44=hari), Hethldopa (1#-$#
mg=kg 44=hari), ropranolol (1-1# mg=kg 44=hari). ada hipertensi krisis dapat
diberikan nifedipin sublingua #.1 mg=kg bb=kali dengan pemberian maksimum 1
mg=kg bb=hari. itroprusid natrium #,$ mg=kg bb=menit juga dapat diberikan pada
krisis hipertensi.
>. ejang
8imbul karena hiper+olemia, hipokalsemia, hipertensi atau 4/ ang meningkat
dengan cepat. ejang dapat pula timbul pasca transfusi darah atau albumin, karena
terjadi ekspansi secara tiba-tiba dari fluid compartment. 4ila perlu diberi obat-obat
8/16/2019 CBD aki ckd
10/19
anti kejang, aitu diaepam #,3-#,$ mg=kg bb i.+ dapat diulang tiap 1$ menit seperti
menangani kejang pada umumna, dan dilanjutkan rumatan dengan phenobarbital -
E mg=kg bb=hari.
E. nfeksi
nfeksi biasana menerang saluran kemih, pernapasan dan pencernaan. engobatan
dengan antibiotik ang sesuai harus segera diberikan. !osis harus disesuaikan dengan
turunna fungsi ginjal. 5ebaikna pencegahan dilakukan, antara lain dengan cara
menghindari tindakan-tindakan ang tidak perlu, penanganan secara aseptik dan steril.
L. utrisi
rinsip nutrisi ang harus diberikan adalah diit tinggi kalori rendah protein, dengan
jumlah kebutuhan kalori disesuaikan dengan umur dan berat badan. Kumlah kalori
ideal ?#-1## cal=kg 44=hari diberikan terutama dalam bentuk glukosa dan lemak.
rotein dibatasi antara #.E$-1.# gram=kg 44=hari dalam bentuk protein he&ani ang
bernilai biologik tinggi. 5ebaikna disertakan pula +itamin.
1#. @dema paru
@dema paru merupakan keadaan ang sangat berbahaa dan dapat menimbulkan
kematian dalam &aktu singkat. 8indakan ang dilakukan dengan memberikan
furosemid i.+. 1 mg=kg bb disertai torniket dan flebotomi. !i samping itu dapat diberi
morfin #,1 mg=kg bb. 4ila tindakan tersebut tidak berhasil dalam &aktu 2# menit,
maka dialisis harus segera dilakukan.
11. !ialisis
!ilakukan apabila dengan terapi konser+atif tidak berhasil. ndikasi dialisis pada anak
dengan GG" ialah :
1. adar ureum darah 2## mg%
2. *iperkalemia >,$m@J=;
3. 4ikarbonas serum ' 12 m@J=;
. "dana gejala gejala o+erhidrasi : edema paru, dekompensasi jantung,
hipertensi ang tidak dapat diatasi dengan obat.
$. erburukan keadaan umum dengan gejala uremia berat : perdarahan,
kesadaran menurun sampai koma.
8/16/2019 CBD aki ckd
11/19
GAGAL GINJAL K#$NIK
I. Definisi
Gagal Ginjal ronik (GG) adalah keadaan dimana terjadi penurunan fungsi ginjal
secara progresif, terdiri dari GG ringan, sedang, berat sampai gagal ginjal terminal atau
tahap akhir. enurunan fungsi ginjal terjadi sesuai dengan penurunan jumlah dari massa
ginjal (tabel 1). ungsi ginjal dinatakan sebagai laju filtrasi glomerulus (;G) .
8abel 1. embagian gagal ginjal kronik
6assa gin+al angmasi8 ber'ngsi(9)
LFGml/menit/1.73m2
Ge+ala4ge+ala
Gagal gin+al ringan 50 - 25 :0 - 50 ;simt"mati$
Gagal gin+al sedang 25 - 15 50 - 30 Ganggan metab"li$ danertmb8an
Gagal gin+al berat 15 - 5 30 - 10
Gagal gin+al terminal 5 < 106embt8$an teraiengganti gin+al
i$ti dari igden #%;. T8e management "' c8r"nic and end stage renal 'ailre in c8ildren. >n ?ebb &%"stlet8@aite ds. Alinical aediatric ne8r"l"g 3rd ed. x'"rd niBersit %ress &e@ C"r$. 2003 D E2:
II. E%idemiologi
"ngka kejadian gagal ginjal kronik sulit ditentukan secara pasti. ada tahun 1LLL, di
/nited ingdom diperoleh data $3, per 1 juta anak mengalami terapi pengganti ginjal di
mana 2,% terjadi pada umur kurang dari 2 tahun, ?,% pada umur 2-$ tahun, 2#,$% pada
umur $-1# tahun, 1,2% pada umur 1#-1$ tahun dan 2L,$% pada umur 1$-1E tahun (1). !ata
GG di ndonesia belum diketahui secara pasti. !i 95H Kakarta dilaporkan 21 dari 2$2anak ang menderita penakit ginjal kronik 2
III. Etiologi
enebab terjadina GG bermacam-macam. amun terdapat tiga penebab utama
GG pada anak aitu kelainan kongenital, kelainan herediter, dan glomerulonefritis. Hacam
macam penebab GG adalah sebagai berikut : kelainan kongenital, kelainan herediter,
glomerulonefritis, penakit multisistem (lupus eritematosus, henoch schoenlein, hemolitic
urmic sndrome), misscelaneous (penakit neuromuskuler, tumor ginjal, sndroma drash). (1)
8/16/2019 CBD aki ckd
12/19
I!. atofisiologi
Ginjal mempunai fungsi ang sangat penting aitu menghasilkan hormon-hormon
misalna eritropoitin, +itamin !3 aktif, membersihkan toksin hasil metabolisme dalam darah,
mempertahankan keseimbangan cairan, elektrolit, dan asam basa, serta memegang peranan
untuk mengontrol tekanan darah(3). ada gagal ginjal kronik, ginjal tidak mampu menjalankan
beberapa atau semua fungsi tersebut di atas. enebab utama gangguan fungsi ginjal tersebut
oleh karena berkurangna massa ginjal oleh karena kerusakan akibat proses imunologis ang
terus berlangsung, hiperfiltrasi hemodinamik dalam mempertahankan glomerulus, diet
protein dan fosfat, proteinuria persisten serta hipertensi sistemik (3). 4erkurangna massa
ginjal akibat kerusakan tersebut, akan menebabkan terjadina hipertrofi dan hiperfiltrasi dari
massa ginjal ang tersisa. "kibatna akan terjadi hipertensi pada massa ginjal tersebut ang
dapat menebabkan sklerosis glomerulus serta fibrosis dari jaringan interstitial(3,).
Ginjal mempunai kemampuan ang besar untuk melakukan kompensasi. 4ila massa
ginjal berkurang $#%, maka gejala-gejala pada GG masih belum terlihat. Gejala-gejala
GG mulai tampak bila massa ginjal berkurang $#% sampai E#% misalna uremia (3).
/remia merupakan kumpulan gejala akibat tergangguna beberapa sistem organ
sebagai akibat penimbunan toksin dari metabolisme protein(3). 8anda-tanda terjadina gagal
ginjal kronik aitu adana ginjal ang mengecil dari foto M-9a, osteodistrofi ginjal,
neuropati perifer serta terjadina uremia(3).
8erjadina osteodistrofi ginjal sebagai akibat terjadina hiperparatiroid sekunder.
ada GG terjadi penurunan ;G, akibatna terjadi hiperfosfatemia ang akan merangsang
kelenjar paratiroid untuk memproduksi hormon paratiroid. !i samping itu pada GG terjadi
penurunan aktifitas enim 1 N-hidroAlase akan menebabkan terjadina hipokalsemia dan
hiperfosfatemia. eadaan ini juga akan merangsang kelenjar paratiroid untuk memproduksi
hormon paratiroid. "da dua macam bentuk osteodistrofi ginjal aitu osteitis fibrosa cstica
ang ditandai dengan peningkatan aktifitas osteoclast atau osteomalacia ang ditandai dengan
penurunan aktifitas mineralisasi tulang (3).
europati ang terjadi lebih bersifat sensoris dengan gejala timbulna paraesthesia
serta 6sindroma restless leg7. ada GG terjadi anemia normokromik normositik, akibat
penurunan produksi eritropoitin ang dalam keadaan normal diproduksi di endotel kapiler
peritubular (3). ada gagal ginjal terminal merupakan fase akhir progresifitas dari gagal ginjal
kronik. enderita mengalami kerusakan massa ginjal dalam jumlah sangat besar sehingga
8/16/2019 CBD aki ckd
13/19
untuk mempertahankan fungsi ginjal memerlukan terapi pengganti ginjal baik dialisis atau
transplantasi (3).
!. &anifestasi
Gejala klinis pada GG dapat disebabkan oleh penakit ang mendasari maupun akibat dari
GG sendiri aitu :
1. egagalan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
2. enumpukan metabolit toksik atau toksin uremik
3. ekurangan hormon ang diproduksi di ginjal aitu eritropoietin dan +it. !3 aktif
. 9espon abnormal dari end organ terhadap hormon pertumbuhan
!I. Diagnosis
/ntuk menegakkan diagnosa GG, anamnesis merupakan petunjuk ang sangat
penting untuk mengetahui penakit ang mendasari. amun demikian pada beberapa
keadaan memerlukan pemeriksaan-pemeriksaan khusus. emeriksaan ang diperlukan untuk
mengetahui beratna GG adalah sebagai berikut :
• !arah lengkap : hemoglobin, leukosit, trombosit, differential count, hapusan darah.
• imia darah :
o 5erum elektrolit (, a, a, , l), ureum, kreatinin, serum albumin, total protein,
asam urat.
o "nalisa gas darah
o adar hormon paratiroid
• emeriksaan urin : albumin=protein, sedimen urin.
• ;aju iltrasi Glomerulus, dapat ditentukan dengan menggunakan rumus *acock-
5ch&art;G I ( A h )
cr
o ;G : ;aju iltrasi Glomerulus
o : konstanta sesuai dengan tinggi badan dan massa otot
o h : tinggi badan dalam cm
o cr : kadar kreatinin dalam plasma (Omol=; atau mg=d;)
o ilai berbeda menurut umur
8/16/2019 CBD aki ckd
14/19
mr %cr (mg/dL)
%reterm 027
&e"nats 037*ai ( 041 t8 ) 0E5 ;na$ ( 2412 t8) 055%ereman ( 13421 t8 ) 057La$i4la$ ( 13421 t8) 070
• oto tangan kiri dan pel+is untuk mengetahui bone age serta terjadina osteodistrofi
ginjal.
• 8horaA foto, elektrokardiografi (@G) dan echocardiografi untuk mengetahui
terjadina hipertrofi +entrikel.
• emeriksaan khusus ang diperlukan sesuai dengan penakit ang mendasari :
o /ltrasonografi ginjal
o 0oidingcstourograph
o 9adioisotop-5cans
o "ntegrade pressure flo& studies
o ntra+enous urogram
o /rinalisis
o emeriksaan mikroskop urin, kultur
o omplemen 3, , antinuklear antibodi, anti !" antibodi, anti G4
antibodies, ""
o 4iopsi ginjal
!II.engo"atan
enanganan penderita GG meliputi penanganan :
• enakit ang mendasari
• eadaan sebelum mencapai gagal ginjal terminal
• Gagal ginjal terminal
enanganan penakit ang mendasari misalna pengobatan glomerulonefritis, refluA
nefropati, uropati obstruktif, serta penakit-penakit sistemik ang mendasari.
enanganan sebelum penderita mencapai gagal ginjal terminal meliputi :". engobatan secara konser+atif
8/16/2019 CBD aki ckd
15/19
a) engobatan secara simptomatis, aitu mengurangi gejala uremia seperti mual,
muntah
b) Hengusahakan kehidupan penderita menjadi normal kembali, sehingga dapat
melakukan aktifitas seperti sekolah dan kehidupan sosial
c) Hempertahankan pertumbuhan ang normal
d) Henghambat laju progresifitas menjadi gagal ginjal terminal
e) Hempersiapkan penderita dan keluarga untuk menjalani terapi pengganti ginjal
misalna dialisis, transplantasi ginjal
4. emberian nutrisi
emberian nutrisi penting untuk memperbaiki nutrisi dan pertumbuhan penderita.
emberian nutrisi pada GG:
a) alori ang adekuat mengacu pada recommended dail allo&ance (9!") 8abel2.
b) rotein ang diberikan harus cukup untuk pertumbuhan namun tidak memperberat
keadaan uremia. 8abel2.
c) emberian diet ang mengandung fosfat harus dibatasi untuk mencegah terjadina
hiperparatiroidism sekunder. !ianjurkan mempergunakan kalsium karbonat untuk
mengikat fosfat.
Ta"el 2. Ke"utuhan kalori dan %rotein 'ang direkomendasikan untuk anak dengan gagal ginjal kronik
mr Tinggi nergi 6inimal Aa %
( cm) (K$al) r"tein(g) (g) (g)
0412 blan 55 120/$g 22/$g 0E 0224 blan 3 110/$g 20/$g 05 0E412 blan 72 100/$g 1:/$g 0 05142 ta8n :1 1000 1: 07 0724E ta8n 1300 22 0: 0:E4 ta8n 110 100 2 0 04: ta8n 121 2000 2 0 0:410 ta8n 131 2200 31 1 110412 ta8n 1E1 2E50 3 12 121241Eta8n L 151 2700 E0 1E 1E % 15E 2300 3E 13 131E41:ta8n L 170 3000 E5 1E 1E % 15 2350 35 13 131:420ta8n L 175 2:00 E2 0: 0:
% 13 2300 33 0: 0:
. emberian cairan dan elektrolit
engaturan cairan pada penderita GG harus mengacu pada status hidrasi penderita.
!ilakukan e+aluasi turgor kulit, tekanan darah, dan berat badan. ada penderita GG
8/16/2019 CBD aki ckd
16/19
dengan poliuria pemberian cairan harus cukup adekuat untuk menghindari terjadina
dehidrasi. *arus ada keseimbangan antara jumlah cairan ang dikeluarkan (urin,
muntah, dan lain-lain) dengan cairan ang masuk. emberian cairan juga harus
memperhitungkan insensi#le $ater loss. embatasan cairan biasana tidak diperlukan,
sampai penderita mencapai gagal ginjal tahap akhir atau terminal.
!. oreksi asidosis dengan pemberian a*C3 1-2 mmol=kg=hari peroral dalam dosis
terbagi. eadaan asidosis ang berlangsung lama akan mengganggu pertumbuhan.
engobatan asidosis harus dimonitor. !osis harus disesuaikan dengan analisis gas
darah. ada asidosis berat dilakukan koreksi dengan dosis #,3 kg44 A (12 - *C3-
serum) m@J=; i+. 5atu tablet a*C3 $## mg I ? HeJ *C3-.
@. Csteodistrofi ginjal
Csteodistrofi ginjal dapat dicegah dengan pemberian kalsium, pengikat fosfat serta
+itamin !. !osis kalsium ang sering digunakan 1##-3## mg=m2=hari. 0itamin !
ang sering digunakan 1,2$ C*+it!3 (rocatrol) dengan dosis #,2$
8/16/2019 CBD aki ckd
17/19
*. Gangguan jantung
4ila terjadi gagal jantung dan hipertensi, maka pengobatan diberikan furosemide
secara oral atau intra+ena dan pemberian calcium channel blocker. 4ila terjadi
perikarditis dan uremia berat adalah indikasi dilakukan dialisis.
. Gangguan pertumbuhan
@+aluasi pertumbuhan penderita GG terutama diba&ah umur 2 tahun dengan
melakukan pengukuran tinggi badan, berat badan, dan lingkar kepala secara teratur.
5ehingga adana gangguan pertumbuhan dapat segera diketahui. emberian nutrisi
ang adekuat dapat mencegah terjadina gangguan pertumbuhan. 8erapi dengan
recombinant gro&th hormon (rhG*) dapat diberikan untuk mempercepat
pertumbuhan dengan dosis #,3$ mg=kg44 atau 3# /=m2 perminggu dibagi > dosis.
emberian rhG* pada anak-anak masa pubertal menunjukkan hasil ang memuaskan
daripada anak-anak usia pubertal.
enanganan penderita dengan gagal ginjal terminal dengan melakukan terapi pengganti
ginjal meliputi transplantasi ginjal dan dialisis.
a) 8ransplantasi ginjal merupakan pilihan utama pada GG8. amun sebelum dilakukan
transplantasi ginjal sering penderita GG8 harus menjalani dialisis terlebih dahulu.
8ransplantasi ginjal ang dilakukan tanpa dialisis disebut pre-empti+e transplantation
(1).
b) !ialisis dilakukan pada penderita dengan indikasi sebagai berikut :
• Gejala-gejala uremia aitu letargi, anoreksia, muntah-muntah.
• *iperkalemia ang tidak respon dengan koreksi
• C+erload cairan
"da 2 macam dialisis aitu :
• eritoneal dialisis
• *emodialisis
ada anak peritoneal dialisis lebih disukai daripada hemodialisis. 5aat ini tindakan
dialisis cenderung dilakukan lebih a&al aitu bila ;G kurang dari 1$ m;=menit=1,>3
m2 luas permukaan tubuh.
8/16/2019 CBD aki ckd
18/19
Kesim%ulan er"edaan Gagal Ginjal Akut dan Gagal Ginjal Kronik
" !
enebab -rerenal, hipo+olemik, hpotension:(dehidrasi, shok septik, gagal jantung,
perdarahan, luka bakar, peritonitis)
-ostrenal:
(obstuksi uretra, striktur, di+etikulum,
kalkuli, pembekuan darah, ureterokel, tumor)
-ntrinsik:
(acute tubular necrosis, nephrotoAins, "cute
cortical necrosis, Glomerulonephritis,
interstitial nephritis, thrombosis, !,scleroderma, hemoglobinuria)
- kelainan kongenital, kelainanherediter, glomerulonefritis, penakit
multisistem (lupus eritematosus,
henoch schoenlein, hemolitic urmic
sndrome), misscelaneous (penakit
neuromuskuler, tumor ginjal,
sndroma drash).
Gejala "kut(dari jam ke hari), muntah, diare,
oliguria, hipotensi, anuria, high output renal
failure 4/, dan kreatinin serum ang
meningkat
"&alna selalu tanpa gejala,
Gangguan tumbuh kembang, gii
kurang, osteodstroph,
hperphosphatemia, hipertensi, pucat
dan lesu karena anemia, sembab
terutama pada kelompak mata, &ajah
dan anggota gerak.
rogresifitas ungsi ginjal menurun cepat sekali,
re+ersibel
ungsi ginjal menurun sampai total
(hari ke tahun), ire+ersibelengobatan Hengobati penakit penebab. mencegah
terjadina kerusakan ginjal,
mempertahankan hemostasis, melakukan
resusitasi, mencegah komplikasi metabolik
dan infeksi, serta mempertahankan pasien
tetap hidup sampai faal ginjalna sembuh
secara spontan
engobatan suportif dan simtomatik.
8/16/2019 CBD aki ckd
19/19
DA(TA# U)TAKA
1. "latas *, 2##2. Gagal ginjal akut. n "latas *, 8ambunan 8, 8rihono , ardede 5C.
4uku "jar efrologi "nak. 2nd .@d. Kakarta : akultas edokteran /ni+ersitas ndonesia
2. 5ekar&ana , 9achmadi !, *ilmanto !. Gagal Ginjal ronik. !alam "latas *,
8ambunan 8, 8rihono , ardede 5C @ds. 4uku "jar efrologi "nak 2nd ed. 4ali
penerbit / Kakarta, 2##2
3. erhimpunan nefrologi ndonesia 2##1. onsensus manajemen anemia pada pasien
Gagal Ginjal ronik. KakartaQ @9@9
*. udjiadi, "ntonius. *egar, 4adriul. @t al. Gagal ginjal akut% gagal ginjal kronik
&'edoman 'elayanan (edis) katan !okter "nak ndonesia. Kakarta : 2##L
$. 9igden 5". 8he management of chronic and end stage renal failure in children. n Bebb
, ostleth&aite @ds. linical aediatric ephrolog 3rd ed. CAford /ni+ersit ress
nc, 2##3
?. ogo "4, on 0. athophsiolog of progressi+e renal disease. n "+ner @!, *armon
B@, iaudet @ds. ediatric ephrolog. ;ippincott Billiams R Bilkins /5", 2##