43
LAPORAN KASUS PSIKIATRI SKIZOFRENIA YTT (F20.9) IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. LN Jenis Kelamin : Perempuan Tanggal Lahir : Buntu Rongko’, 06 Juni 1967 Umur : 48 Tahun Status Perkawinan : Cerai Hidup Agama : Islam Suku Bangsa : Tana Toraja / Indonesia Pendidikan / Sekolah : Sekolah Pendidikan Guru Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil (PNS) Alamat / No. TLP : Kaduaja, Kec. Gandangbatu, Tana Toraja No. Register RS : 13-70-81 Tanggal MRS : 27 Januari 2015 1

CASE REPORT RSKD DADI.doc

Embed Size (px)

Citation preview

LAPORAN KASUS PSIKIATRISKIZOFRENIA YTT (F20.9)IDENTITAS PASIEN

Nama

: Ny. LNJenis Kelamin

: PerempuanTanggal Lahir

: Buntu Rongko, 06 Juni 1967Umur

: 48 Tahun

Status Perkawinan

: Cerai Hidup

Agama

: Islam

Suku Bangsa

: Tana Toraja / Indonesia

Pendidikan / Sekolah

: Sekolah Pendidikan Guru

Pekerjaan

: Pegawai Negeri Sipil (PNS)

Alamat / No. TLP

: Kaduaja, Kec. Gandangbatu, Tana TorajaNo. Register RS

: 13-70-81Tanggal MRS

: 27 Januari 2015Dikirim Oleh

: Saudara KandungDokter Yang Mengobati: dr. Ifa Tunisja, Sp.KJAlloanamnesis didapat dariNama

: Ny. NellyHubungan dengan pasien : Anak kandung pasien

Alamat

: Makassar

No. TLP

: 0822 9330 9096

Nama

: Ny. DinaHubungan dengan pasien : Saudara Kandung (adik pasien)Alamat

: Bentengalle Utara, Enrekang

No. TLP

: 0852 5517 8379LAPORAN PSIKIATRI

A. RIWAYAT PSIKIATRI1. Keluhan Utama

Mengamuk2. Riwayat Gangguan Sekarang

Seorang perempuan masuk RSKD dengan keluhan mengamuk yang dialami memberat sejak 7 hari terakhir ini. Awalnya pasien sudah tampak gelisah kurang lebih sejak 8 bulan yang lalu dengan sering mondar-mandir berjalan masuk ke rumah orang lain dan berbicara sendiri, diam, termenung dan tiba-tiba marah. Hingga akhirnya belakangan ini pasien sering melempar barang-barang yang ada disekitarnya. Amukan pasien yang membuat keluarga membawanya ke RSKD ketika pasien yang awalnya hanya memukul-mukul peralatan dapur, membengkokkan sendok makan, tiba-tiba melempari barang-barang tersebut keluar rumah sambil berteriak. Hal ini yang membuat resah para tetangga dan membuat keluarga tidak tahan akan perilaku pasien tersebut, sehingga keluarga pasien langsung membawa pasien ke rumah sakit.Pasien mengaku ada suara seorang wanita yang berbisik-bisik berkata bahwa anaknya akan dibunuh dan suara wanita itu sering menceritakan hal-hal yang buruk tentang dirinya. Pasien mengaku tidak pernah melihat wanita tersebut.Pasien bekerja sebagai seorang guru Sekolah Dasar, namun pasien diistirahatkan sejak awal tahun 2014 karena dilaporkan bahwa pasien sering memukul anak muridnya tanpa alasan yang jelas. Keluarga pasien mengatakan tidak tahu bagaimana sikap pasien sebelumnya terhadap para muridnya. Nafsu makan dan tidur pasien terganggu.Perubahan perilaku dialami kurang lebih sejak 5 tahun yang lalu, dimana pasien sering termenung dan berdiam diri, kemudian marah-marah tanpa alasan yang jelas. Menurut keluarga pasien perubahan perilaku tidak diketahui sebabnya, namun pasien mulai bersikap seperti ini beberapa tahun kemudian setelah kasus perceraian pasien dengan suaminya pada tahun 1997. Sebelumnya pasien sudah pernah mendapatkan pengobatan di RS Makale Tana Toraja kurang lebih sekitar 1 tahun yang lalu, namun pasien tidak teratur minum obat. Keluarga pasien mengaku bahwa setelah mendapatkan pengobatan rawat jalan dari rumah sakit tersebut, pasien memang tidak melanjutkan obatnya dikarenakan pasien sudah tampak sehat.3. Hendaya / Disfungsi

Hendaya social: (+)

Hendaya pekerjaan: (+)

Hendaya penggunaan waktu senggang: (+)

4. Faktor Stressor Psikososial

Tidak diketahui5. Riwayat Gangguan Sebelumnya

a. Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat penyakit lain tidak ditemukan. Infeksi (-) Trauma (-) Kejang (-)

b. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif

Riwayat merokok (-) Riwayat alcohol (-) Riwayat NAPZA (-)6. Riwayat Gangguan Psikiatrik SebelumnyaPasien sudah pernah mendapatkan pengobatan sebelumnya di RS Makale Tana Toraja kurang lebih sekitar 1 tahun yang lalu dengan keluhan yang sama.7. Riwayat Kehidupan Pribadi

a. Riwayat Prenatal dan PerinatalTidak diketahuib. Riwayat Masa Kanak Awal Pertengahan Usia 0-1 tahun

Tidak diketahui Usia 1-3 tahunTidak diketahui Usia 3-5 tahunTidak diketahui Usia 6-11 tahun

Pasien sekolah di sekolah dasar dan tidak pernah tinggal kelas.c. Riwayat Masa Kanak Akhir Remaja

Pasien termasuk anak yang suka bergaul dan mempunyai banyak teman tetapi pendiam. Pasien menyelesaikan sekolahnya hingga SLTA.d. Riwayat Masa Dewasa

Riwayat Pendidikan

Riwayat pendidikan terakhir Sekolah Pendidikan Guru Riwayat Pendidikan Militer

Tidak ada Riwayat Pekerjaan

Pasien bekerja sebagai seorang guru di Sekolah Dasar Negeri 345 Kaduaja, Tana Toraja. Riwayat Pernikahan

Cerai hidup tahun 1997 Riwayat KeluargaPasien merupakan anak pertama dari dua bersaudara.

Riwayat keluhan yang sama pada keluarga tidak ada. Riwayat Kehidupan Sosial

Hubungan pasien dengan keluarga baikHubungan pasien dengan lingkungan sekitar baik namun pasien orang yang tertutup dan pendiam. Riwayat Agama

Pasien menganut ajaran agama islam dan taat beribadah Situasi Kehidupan Sekarang

Pasien tinggal sendiri. Persepsi Pasien Tentang Diri dan Kehidupannya

Pasien menyangkal bahwa dirinya sakit.B. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL1. Deskripsi Umum

a. Penampilan

Tampak seorang wanita berjilbab warna hitam, memakai baju lengan panjang dengan motif bunga-bunga dan celana legging panjang berwarna merah maroon dengan sedikit gulungan dibawahnya. Perawakan sedang. Perawatan diri kurang.b. Kesadaran

Kesadaran berubahc. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor

Pasien gelisah dan tampak bingung ketika diwawancaraid. Sikap Terhadap Pemeriksa

Tidak kooperatif2. Keadaan Afektif

a. Mood

: Sulit dinilaib. Afek

: Tumpulc. Keserasian: Tidak serasid. Empati: Tidak dapat dirabarasakan3. Fungsi intelektual (kognitif)

a. Taraf Pendidikan: Sesuai dengan tingkat pendidikannyab. Orientasi

Waktu: Baik Tempat: Baik Orang: Baikc. Daya ingat

Jangka panjang: Cukup Jangka sedang: Baik Jangka pendek: Baik Jangka segera: Baikd. Konsentrasi dan perhatian: Baike. Pikiran abstrak

: Baikf. Bakat kreatif

: Memasak kue, mengajar anak-anak.g. Kemampuan menolong diri sendiri : ADL (activity daily living) cukup4. Gangguan Persepsi Halusinasi

: Halusinasi Auditorik (pasien mendengar bisikan suara seorang wanita) Ilusi

: Tidak ada Depersonalisasi: Tidak ada Derealisasi

: Tidak ada5. Pikiran

Arus PikiranProduktivitas

: Cukup, berbicara spontanKontinuitas

: Relevan Isi PikiranPreokupasi

: Tidak ada

Gangguan Isi Pikiran: Tidak ada Hendaya Berbahasa: Tidak ada6. Pengendalian Impuls

: Terganggu7. Daya Nilai dan Tilikan

a. Norma Sosial

: Terganggub. Uji Daya Nilai

: Tergangguc. Penilaian Realitas

: Terganggud. Tilikan

: Derajat 1 (Penyangkalan penuh bahwa dirinya sakit).8. Taraf dapat Dipercaya: Dapat dipercayaC. PEMERIKSAAN FISIK DAN NEUROLOGIS

Status InternusTD: 120/80 mmHgS: 36.5CN: 80 x/menit

P: 22 x/menitKonjungtiva

: Tidak pucatSklera

: Tidak ikterusCardiovascular: Bunyi Jantung I / II Murni reguler, Bising (-)Abdomen

: Peristaltik (+) Kesan normal

Urogenital

: Tidak dilakukan pemeriksaanStatus NeurologisGCS: E4 M6 V5

Tanda rangsang menings : kaku kuduk (-) Fungsi motorik dan sensorik pada ekstremitas dalam batas normal.D. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Seorang perempuan masuk RSKD dengan keluhan mengamuk yang dialami memberat sejak 7 hari terakhir ini.

Pasien sudah tampak gelisah kurang lebih sejak 8 bulan yang lalu dengan sering mondar-mandir berjalan masuk ke rumah orang lain dan berbicara sendiri, diam, termenung dan tiba-tiba marah. Hingga akhirnya belakangan ini pasien sering melempar barang-barang yang ada disekitarnya.

Amukan pasien yang membuat keluarga membawanya ke RSKD ketika pasien yang awalnya hanya memukul-mukul peralatan dapur, membengkokkan sendok makan, tiba-tiba melempari barang-barang tersebut keluar rumah sambil berteriak.Pasien mengaku ada suara seorang wanita yang berbisik-bisik berkata bahwa anaknya akan dibunuh dan suara wanita itu sering menceritakan hal-hal yang buruk tentang dirinya.

Pasien mengaku tidak pernah melihat wanita tersebut.

Pasien bekerja sebagai seorang guru Sekolah Dasar, namun pasien diistirahatkan sejak awal tahun 2014 karena dilaporkan bahwa pasien sering memukul anak muridnya tanpa alasan yang jelas. Keluarga pasien mengatakan tidak tahu bagaimana sikap pasien sebelumnya terhadap para muridnya.

Nafsu makan dan tidur pasien terganggu.

Perubahan perilaku dialami kurang lebih sejak 5 tahun yang lalu, dimana pasien sering termenung dan berdiam diri, kemudian marah-marah tanpa alasan yang jelas.

Menurut keluarga pasien perubahan perilaku tidak diketahui sebabnya, namun pasien mulai bersikap seperti ini beberapa tahun kemudian setelah kasus perceraian pasien dengan suaminya pada tahun 1997.

Sebelumnya pasien sudah pernah mendapatkan pengobatan di RS Makale Tana Toraja kurang lebih sekitar 1 tahun yang lalu.E. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL (BERDASARKAN PPDGJ III)

Aksis I

:Dari alloanamnesis dan autoanamnesis didapatkan adanya gejala klinis yang bermakna yaitu, mengamuk, bicara sendiri, hendaya sosial dan hendaya dalam pekerjaan. Keadaan ini menimbulkan penderitaan (distress) dan disabilitas bagi pasien dan keluarganya, sehingga dapat disimpulkan sebagai gangguan jiwa.Pada pasien ini didapatkan adanya hendaya dalam menilai realita, sehingga pasien masuk dalam kriteria gangguan jiwa psikotik. Pada pemeriksaan status internus dan neurologis tidak ditemukan kelainan yang mengindikasikan gangguan medis umum yang menimbulkan gangguan otak, sehingga penyebab organik dapat disingkirkan dan pasien ini didiagnosis sebagai gangguan jiwa psikotik non-organik.Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan persepsi berupa Halusinasi yang terus menerus, sehingga berdasarkan PPDGJ III memenuhi kriteria Skizofrenia. Sedangkan untuk di diagnosis Skizofrenia YTT karena :

1. Memenuhi kriteria umum untuk diagnosis skizofrenia.2. Tidak memenuhi untuk kriteria diagnosis skizofrenia paranoid, hebefrenik dan katatonik.3. Tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia residual atau depresi pasca skizofreniaAksis II:

Pasien dikenal sebagai orang yang pendiam tetapi cukup memiliki banyak teman sehingga digolongkan dalam ciri Gangguan kepribadian tidak khasAksis III: Pasien tidak pernah mengalami trauma ataupun sakit yang serius sebelumnya sehingga tidak ada diagnosa

Aksis IV

:Faktor stressor tidak jelas.

Aksis V:GAF scale 50 41: gejala berat (serious), disabilitas berat.F. PROGNOSIS

Dubia

1. Faktor pendukung

:

a. Tidak ditemukan riwayat keluarga yang mengalami gangguan jiwa

b. Adanya dukungan dari keluarga untuk kesembuhan pasien

c. Adanya keinginan yang kuat dari pasien untuk sembuh

2. Faktor penghambat:

a. Masalah pasien terhadap pekerjaannyaG. RENCANA TERAPI

1. PsikofarmakaHaloperidol 1.5mg (3 dd 1)Chlorpromazine 100mg (0-0-1)

Trihexyphenidyl 2mg (3 dd 1) ( jika diperlukan

2. Psikoterapi

Ventilasi: Memberikan kesempatan kepada pasien untuk menceritakan keluhan dan isi hatinya sehingga pasien menjadi lebih lega.

Konseling: Supportif dengan dukungan keluarga agar lebih memperhatikan dan memberikan dukungan kepada pasien serta memperhatikan perkembangan kesehatan dan keteraturan pasien dalam meminum obat.

3. Sosioterapi

Memberikan penjelasan kepada keluarga dan orang-orang terdekat tentang gangguan yang dialami pasien, sehingga tercipta dukungan sosial dalam lingkungan yang kondusif yang dapat membantu proses penyembuhan pasien serta melakukan kunjungan secara berkala.H. DISKUSIBerdasarkan PPDGJ III pada umumnya skizofrenia ditandai oleh penyimpangan yang fundamental dan karakteristik dari pikiran dan persepsi, serta afek yang tidak sesuai (Inapropriate) atau tumpul (blunted)Berdasarkan PPDGJ III untuk mendiagnosis pasien skizofrenia adalah dengan memenuhi kriteria umum diagnosis untuk mendiagnosis skizofrenia. Maka harus ada sedikitnya 1 dari gejala berikut ini yang jelas (dan biasanya dua gejala atau lebih bila gejala tersebut kurang tajam atau kurang jelas) yaitu berupa;

1. Thoughta. Thought echoIsi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun kualitasnya berbeda.b. Thought Insertion or WithdrawlIsi pikiran yang asing dari luar masuk kedalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawl)c. Thought BroadcastingIsi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain (umum) mengetahuinya.2. Delusiona. Delusion of ControlWaham (keyakinan) tentang dirinya dikendalikan oleh sesuatu kekuatan tertentu dari luar. Pasien berusaha melawan kendali tersebut namun akhirnya melakukan apa yang diperintahkan.b. Delusion of InfluenceWaham (keyakinan) tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu kekuatan tertentu dari luar. Dalam hal ini pasien berusaha melawan dengan berbagai cara. Dia lebih sering berhasil melawan perintah, meskipun terkadang dia melakukan perintah tersebut.c. Delusion of PassivityWaham (keyakinan) tentang dirinya yang tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan dari luard. Delision PerceptionPengalaman inderawi yang tak wajar, yang bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat.3. Halusinasi Auditorik

Suara halusinasi yang berkomentar secara terus-menerus terhadap perilaku pasien, atau Mendiskusikan perihal pasien diantara mereka sendiri (pasien mendengar sekelompok orang membicarakan tentang dia, tetapi pasien tidak ikut dalam pembicaraan tersebut), atau

Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh. (Pastikan jika pasien mendengar suara yang ditangkap oleh panca indera (telinga) bukan suara hati maupun perasaan. Sebagai contoh : pasien mendengar tangannya berbicara).4. Waham

Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil. Misalnya perihal keyakinan agama atau politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan diatas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan makhluk asing dari dunia lain).Atau paling sedikit 2 dari 4 gejala dari kriteria dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas ;a. Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja, apabila disertai baik oleh waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan (over-valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan secara terus menerus.b. Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan (interpolation) yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan, atau neologisme.c. Perilaku katatonik (gangguan tingkah laku), seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), mempertahankan posisi tubuh tertentu (posturing), negativisme, mutisme, dan stupord. Gejala-gejala negatif seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang dan respons emosional yang menumpuk atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika.Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodromal).

Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal behavior) dan bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (self-absorbed attitude) dan penarikan diri secara sosial.

Dari autoanamnesis mood pasien tidak dapat dinilai dan afek yang tumpul. Pasien sering mengalami halusinasi auditorik. Pasien menyatakan bahwa dia sering mendengar suara seorang wanita yang mengatakan akan membunuh anaknya dan menceritakan hal-hal yang buruk tentang dirinya. Pasien selalu melawan untuk tidak mempedulikan suara tersebut, akan tetapi pasien tidak tahan dan hal inilah yang membuat pasien mengamuk dan melempar semua barang yang ada disekitarnya saat itu. Namun setelah dilakukan follow up dalam satu minggu setelah menjalani perawatan di RSKD pasien mengaku sudah tidak pernah lagi mendengar suara wanita tersebut.Pada pasien ini gejalanya kurang khas atau kurang jelas sehingga digolongkan Skizofrenia YTT (F20.9).

Pemilihan obat antipsikotik dengan mempertimbangkan gejala psikosis yang dominan, efek samping serta kemampuan keluarga pasien. Pada pasien ini rencana farmako terapinya adalah Haloperidol dan Chlorpromazine.

Haloperidol termasuk dalam obat anti-psikosis tipikal, dimana mekanisme kerja dari obat ini adalah memblokade Dopamin pada reseptor pasca sinaptik neuron diotak, khususnya disistem limbic dan system ekstra pyramidal, sehingga efektif untuk mengatasi gejala-gejala positif. Dalam kasus ini ditemukan gejala-gejala positif yang menonjol yaitu gangguan persepsi (halusinasi). Haloperidol memiliki efek sedative lemah yang biasa digunakan untuk sindrom psikosis dengan gejala positif dan biasa digunakan pada pasien skizofrenia dalam terapi jangka panjang.Sedangkan Chlorpromazine merupakan obat antipsikotik tipikal golongan phenothiazine dan merupakan Dopamine receptor Antagonis (DA) yang memiliki efek sedative kuat terutama digunakan terhadap sindrom psikosis dengan gejala dominan seperti gaduh gelisah, hyperaktif, sulit tidur, kekacauan pikiran, perilaku, dll. I. FOLLOW UP

Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakitnya serta efektivitas terapi dan kemungkinan terjadinya efek samping dari terapi farmakologi yang diberikan.AUTOANAMNESIS

HARI PERTAMA (Selasa, 27 Januari 2015)DM: Asslamu alaikum selamat soreP: (pasien tampak bingung dan matanya berkaca-kaca)

DM: bu, saya dokter muda yang bertugas disini, nama saya kiki, nama ta siapa?P: LinaDM: Ibu Lina bisa kita cerita-cerita sebentar?P: (pasien hanya mengangguk sedih dan bingung)DM: Ibu Lina bagaimana perasaan ta hari ini?P: saya mau keluar..

DM: siapa yang bawa ki kesini ibu Lina?

P: adik ku..

DM: kenapa dibawa kesini?

P: ada yang bisikka..

DM: siapa yang bisik ibu?

P: (tidak menjawab.. tetap berdiri di depat teralis pintu yang tergembok)

DM: katanya ibu Lina mengamuk ya di rumah?P: ya

DM: kenapa mengamuk?

P: (pasien tidak menjawab dan pergi menjauh)

Beberapa saat kemudian

DM: Halo Ibu Lina Assalamualaikum..P: (hanya diam dan menatap saya)

DM: Saya dokter muda kiki ibu masih ingat?

P: (tampak bingung)

DM: Ibu Lina umurnya berapa tahun?

P: tidak bisa saya keluar dok?

DM: Ibu Lina tau kalau sedang sakit?P: (diam)

DM: Ibu Lina kerja?

P: iye..

DM: Kerja apa?

P: Guru

DM: Mengajar dimana ibu?

P: dikampungku..

DM: kita suka matematika ibu?

P: (diam)

DM: ini ada 3 pulpen ku ibu ditambah ini barusan saya dikasih satu lagi pulpen sama temanku.. jadi berapa ini pulpen ku?

P: (pasien hanya melihat pulpen yang ada ditangan saya dan diam)HARI KE DUA (Rabu, 28 Januari 2015)DM: halo ibu Lina.. Assalamualaikum.. masih ingat dengan saya?

P: (bingung dan tidak menjawab apa apa)

DM: Ibu Lina sudah makan?

P: sudah..

DM: apa kita makan?

P: kita siapa kah?

DM: saya dokter kiki bu yang kemarin datang kesini, ibu Lina lupa ya?

P: (tampak bingung dan cuek)

DM: apa kita makan tadi bu?P: roti

DM: siapa yang kasih roti?

P: ada tadi dibagikan

DM: bagaimana perasaan ibu Lina hari ini?

P: baik ji

DM: ada yang ibu Lina mau sampaikan ke saya?

P: mau keluar.. mau pulang ka

DM: ibu Lina tau kalau sedang sakit?

P: iye..

DM: harus di rawat dulu ya bu ibu Lina tau sakit apa?

P: pusing ka..

DM : kenapa ibu lina pusing?

P: tidak tau dok..

DM: masih pusing sampai sekarang?P: (pasien tidak menjawab.. dan pasien langsung di pindahkan ke bangsal cempaka)

SORE HARI

Pasien masih tampak bingung, sehingga saya tidak melanjutkan untuk mewawancarai pasien dan memutuskan untuk melanjutkannya besok.

HARI KEEMPAT (Jumat, 30 Januari 2015)DM: Assalamualaikum ibu

P

: (bingung)

DM: ibu lupa dengan saya ya?P

: (tersenyum)

DM: saya dokter muda kiki bu. Bagaimana kabarnya ibu Lina hari ini?

P

: Baik dok..

DM: Ibu Lina umurnya berapa?P

: hehehe.. tidak tau dok..

DM: dimana tinggal? Sama siapa?

P

: di Kaduaja dok.. tana Toraja, saya tinggal sendiri tapi biasa sama adikku sama tante ku juga sudah tua

DM: kalo ibu ta?

P

: lama meninggal dok.. (pasien tampak gelisah)

DM: ibu sudah punya anak?

P

: Iye dok..

DM: ada berapa anaknya? Dimana tinggal?

P

: dua anakku.. satu di Makassar satu di enrekang..

DM: kalo suami ta?

P

: sudah cerai ka.. tahun 1997

DM: oh.. sudah lama ibu ya jadi mana mi suaminya?

P

: ada di palopo.. sudah menikah lagi dia

DM: Sering ki ketemu?P

: Tidak dok.. lama mi..

DM: kenapa kita cerai..?

P

: Ada orang yang kerja di tambak menikah sama suamiku

DM: Bukan itu yang membuat Ibu Lina sakit?

P

: Tidak dok.. lama mi..

(pasien tampak gelisah sekali.. kemudian minta izin untuk istirahat dengan alasan sangat pusing dan mengantuk).

HARI KEENAM (Senin, 2 Januari 2015)DM: Assalamualaikummm ibu Lina apa kabar?

P

: Waalaikumussalam baik dok..

DM: masih ingat dengan saya?

P

: (tersenyum dan tampak malu-malu) siapa.. dokter.. saya lupa nama ta

DM: saya dokter muda kiki bu. Masa lupa

P

: (tersenyum)

DM: ibu.. boleh saya lanjut Tanya Tanya nya dari yang kemaren?

P

: Iye dok

DM: ibu berapa umurnya sekarang?

P

: 49 tahun dok.. saya lahir tanggal 6 Juni 1967

DM: siapa sih yang antar ibu Lina kesini?

P

: adikku sama keluarga di Kaduaja yang bawa kesini naik mobil..DM: Siapa nama adik nya ibu?

P

: Dina..

DM: Ibu Lina berapa bersaudara?

P

: saya berdua sama adikku dok.. saya anak pertama

DM: ohh.. begitu.. kenapa ibu Lina di bawa kesini bu?

P

: karena mengamuk ka di rumah dok..

DM: kenapa ibu mengamuk di rumah?

P

: itu dok.. pusing sekali kepala ku.. dulu ada suara perempuan yang selalu bisik bisik bilang kalau anak ku mau di bunuh.. baru selalu dia bicara jelek tentang saya.. tapi sekarang sudah tidak dok.. kan minum obat setiap hari..

DM: ibu Lina kenal sama suara itu?

P

: Tidak dok..

DM: setiap hari itu suaranya?

P

: iye dok.. bagaimana saya tidak mengamuk.. saya tidak bisa tidur.. setiap saat muncul terus suaranya.. apalagi kalau saya baru mau tidur.. ehh langsung ada lagi suara itu perempuan muncul baru ribut sekali kayak ramai begitu..

DM: jadi itu yang bikin ibu Lina marah marah dan melempar barang?

P

: iye jelas dok.. pernah saya coba diamkan saja.. tidak saya hiraukan itu suara malah semakin menjadi.. tidak berhenti itu perempuan bicara na jelek jelekkan ka.. baru anakku katanya mau di bunuh.. itu bikin pusing kepala ku kayak mau pecahDM: terus kenapa kita sering mondar-mandir berjalan masuk ke rumah orang lain? Kita kenal itu orang nya yang kita masuki rumahnya?P

: (pasien tersipu malu) kalo itu saya tidak tau dok..tidak sadar ka..

DM: tapi sekarang ibu Lina tau kenapa ada disini?

P

: iye dok.. ini rumah sakit apa kah namax?

DM: ini rumah sakit khusus daerah bu.. ibu Lina belum pernah kesini ya?

P

: iye belum dok.. jadi rumah sakit untuk orang gila saja?

DM: tidak ibu bermacam-macam pasiennya disini. Kenapa ibu Lina merasa? (sambil bercanda)

P

: (tersenyum malu) tidak dok.. mudah mudahan cepat sembuh sakit ku.. karna sudah tidak ada yang bisik bisik lagi sekarang.. tapi saya mau selesaikan dulu semua obatnya karena dulu pernah saya dikasih obat dari RS Makale sama kayak begini.. sempat hilang suara bisik bisiknya tapi karna sembuh.. jadi saya tidak lanjutkan obatnya.. makanya saya tidak mau begini lagi

DM: oh.. ibu pernah dirawat di rumah sakit di Toraja? Obat apa yang dikasih bu masih ingat?

P

: sama kayak disini obatnya dok.. warna pink sama putih..

DM: oh begitu.. iye ibu.. mudah mudahan cepat sembuh.. makanya obat harus di minum yaa..! Ibu Lina senang tidak sama anak anak kecil?

P

: Iye dok.. biasa kalo ada anak orang nangis saya yang kasih diam.. saya gendong..

DM: tapi kenapa katanya ibu Lina pernah pukul anak murid nya di sekolah?

DM: tidak dok.. tidak pernah

P

: tapi katanya orang-orang disekolah ibu sering memukul anak-anak?

P

: saya tidak pukul keras dok.. saya hanya pukul kaki nya pakai sapu, kadang cubit pipinya atau telinga nya karena anaknya nakal itupun tidak keras kan itu demi kebaikan tidak ada maksud jahat ku dok..

DM: iye ibu Lina selain itu kira kira apa lagi perbuatan yang menurut ibu Lina tidak baik kepada anak anak murid nya?

P

: saya pernah pukul tangannya karena kukunya panjang.. paling itu ji dok hal yang wajar saya lakukan dan tidak berlebih..

DM: ohhh begitu berarti yang dibilang orang-orang disekolah tidak benar ya? Mungkin ibu Lina ada hubungan yang kurang baik dengan rekannya disekolah sampai ada yang melapor seperti itu?P

: baik baik saja dok.. saya tidak punya musuh di tempat kerja ku.. saya stress ini karna banyak sekali pekerjaan ku disekolah belum saya selesaikan baru saya diistirahatkan karena sakit..

DM: Sudah berapa lama ibu lina tidak kesekolah?

P

: Ada mungkin hampir satu tahun dok.. lama sekali.. baru saya biasa mengajar jadi saya rindu sekali dengan murid murid ku..

DM: iye.. makanya banyak banyak berdoa supaya cepat sembuh ibu dan cepat kembali kesekolah eh jam berapa ini sekarang? Kayak nya sudah mau malam ya.. saya belum shalat dzuhur lagi..

P

: ahh.. masih siang ini dok.. masih sempat shalat dzuhur..

DM: masa? Jam berapa sih sekarang?

P

: (melihat kearah jam dinding) belum jam 2 dok shalat mki!

DM: emang ibu Lina sudah shalat?

P

: saya tidak shalat dok.. lagi halangan..

DM: tapi kalo tidak halangan, rajin ji shalat nya?

P

: iya dok.. ada anakku bawakan mukena ku waktu baru baru dipindah ka kesini.

DM: Alhamdulillah ibu pintar mengaji?

P

: tidak lancar dok..

DM: wahhh ibu harus sering sering mengaji ya.. mau saya bawakan al-quran?

P

: (tersipu malu) tidak usah dok saya lagi halangan (

DM: baiklah banyak jalan menuju roma! Hehehehe..

P

: (pasien tertawa)

DM: loh kenapa ketawa bu? Kita tau itu artinya pribahasa?

P

: iye dok.. banyak jalan untuk jadi orang sukses

DM: waaa ibu tau

P

: iye dok pelajaran siswa SD

DM: ibu ajar pelajaran matematika juga gak?

P

: Iya dok saya ajar matematika..

DM: Bilangan genap itu yang bagaimana sih?

P

: itu dok.. yang habis kalau di bagi 2. Jadi kayak 0,2,4,6,8,..dstDM: oh begitu.. iya bu.. saya suka bingung bedakan angka genap dan ganjil.hehehee.. yasudah kalau begitu.. saya pamit pulang yaa ibu besok kita ketemu lagiP

: iye dok.. terimakasih banyak..

DM: Assalamualaikummm

P

: Waalaikumussalam.. (pasien langsung pergi meninggalkan tempat perbincangan dan tampak sangat mengantuk.

DAFTAR PUSTAKA1. Maramis,Willy F. Maramis,Albert.(2009). Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Edisi 2. Surabaya : Penerbit : Airlangga University Press (AUP).

2. Fakultas Kedokteran UI.(2013). Buku Ajar Psikiatri Edisi 2. Jakarta : Badan Penerbit FKUI.

3. Maslim,Rusdi.(2003). Buku saku Diagnosis Gangguan Jiwa PPDGJ III. Jakarta : PT. Nuh Jaya

4. Kaplan & Saddock, Harlock I, Kaplan MD, Benjamin D, Saddock. Sinopsis Psikiatri, Ilmu Pengetahuan PerilakuPsikiatri Klinis, Jilid 1 Edisi VII.Jakarta : Binarupa Aksara.

30