59
PUSKESMAS KELURAHAN PONDOK BAMBU 1 CASE REPORT TUBERKULOSIS PARU FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

Case Kecamatan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ppt

Citation preview

PowerPoint Presentation

PUSKESMAS KELURAHAN PONDOK BAMBU 1CASE REPORT

TUBERKULOSIS PARU

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIADEFINISIsuatu penyakit infeksi kronik yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis

EPIDEMIOLOGIDalam Depkes RI (2003), diperkirakan terdapat 8 juta kasus baru terjadi di seluruh dunia setiap tahun dan hampir 3 juta orang meninggal sebagai akibat langsung dari penyakit ini

Kasus TB pada anak terjadi sekitar 1,3 juta setiap tahun dan 450.000 di antaranya meninggal dunia

Berdasarkan Global Tuberculosis Control Tahun 2009 (data tahun 2007) angka prevalensi TBC sebesar 244/100.000 penduduk atau sekitar 565.614 kasus

ETIOLOGIMycobacterium tuberculosa panjang 1-4 mikron dan lebar 0,2-0,8 mikronAerobBerbentuk batangBersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai (BTA)

CARA PENULARANSecara inhalasi basil yang mengandung droplet nuclei, khususnya di dapat dari pasien TB dengan BTA positif.

.FAKTOR RISIKO

PATOGENESISPENYEBARAN BAKTERI TB

Pemeriksaan Fisis Inspeksi : hemi torak kanan dan kiri simetris dengan gerakan yang statis dan dinamis. Retraksi interkostal (-) kecuali pada TBC kronis akibat dari fibrosis jaringan paru.Palpasi : Fremitus melemah karena cavitas maupun infiltrat Perkusi : Redup infiltrat yg luasAuskultasi : bervariasi, terdapat juga suara nafas tambahan (rhonki basah, kasar)

PEMERIKSAAN PENUNJANGLaboratorium darah rutin (LED normal atau meningkat, limfositosis)

Foto toraks PA dan lateralGambaran foto toraks yang menunjang diagnosis TB yaitu:Bayangan lesi terletak dilapangan atas paru atau segmen apical lobus bawah.Bayangan berawan (patchy) atau berbercak (nodular).Adanya kavitas, tunggal, atau ganda.Kelainan bilateral, terutama di lapangan atas paru.Adanya kalsifikasi.Bayangan menetap pada foto ulang beberapa minggu kemudian.Bayangan milier.

Pemeriksaan Sputum BTA BTA sputum positif minimal 2 dari 3 spesimen SPS (sewaktu-pagi-sewaktu)

Tes Mantoux/TuberkulinSetelah 4872 jam tuberkulin disuntikkan maka diukur diameter dari pembengkakan (indurasi) yang terjadi:

1. Pembengkakan (Indurasi) : 05mm, uji mantoux negatif.2. Pembengkakan (Indurasi) : 69mm, uji mantoux meragukan.3. Pembengkakan (Indurasi) : 10-15mm, uji mantoux positif.4. Pembengkakan (Indurasi) : >15mm, uji mantoux positif kuat.

DIAGNOSISAnamnesa baik terhadap pasien maupun keluarganya.Pemeriksaan fisik secara langsung.Pemeriksaan laboratorium (darah, dahak, cairan otak).Pemeriksaan patologi anatomi (PA).Rontgen dada (thorax photo).dan Uji tuberkulin.

Diagnosis TB berdasarkan letak dari infeksinya yaitu TB paru dan TB ekstra paru.

PENATALAKSANAANTujuan pengobatan penderita tuberkulosis :Menyembuhkan penderitaMencegah kematianMencegah kekambuhan atau timbulnya resistensi terhadap OATMemutuskan rantai penularan

Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap : Pada tahap intensif (awal) penderita mendapat obat setiap hari dan diawasi langsung untuk mencegah terjadinya resistensi terhadap semua Obat Anti TB (OAT), terutama rifampisin. Bila pengobatan tahap intensif diberikan secara tepat, penderita menular menjadi tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu. Sebagian besar penderita TB BTA positif menjadi BTA negatif pada akhir pengobatan intensif. Pada tahap lanjutan penderita mendapat jenis obat lebih sedikit, namun dalam jangka waktu yang lebih lama

Non medikamentosaDiit TKTP, istirahat cukup

MedikamentosaProgram Nasional Penanggulangan TB di Indonesia menggunakan paduan OAT, yaitu : Kategori 1 : 2HRZE/4H3R3Selama 2 bulan minum obat INH, rifampisin, pirazinamid, dan etambutol setiap hari (tahap intensif), dan 4 bulan selanjutnya minum obat INH dan rifampisin tiga kali dalam seminggu (tahap lanjutan).Diberikan kepada: Penderita baru TBC paru BTA positif.Penderita TBC ekstra paru (TBC di luar paru-paru) berat.

Kategori 2 : 2 HRZES / HRZE/ 5 H3R3E3 dan paduan obat sisipan (HRZE) Diberikan kepada: Penderita kambuhPenderita gagal terapiPenderita dengan pengobatan setelah lalai minum obat

Kategori 3 : 2HRZ/4H3R3Diberikan kepada: Penderita BTA (+) dan rontgen paru mendukung aktif

Obat sisipanObat ini diberikan apabila pada akhir tahap intensif dari pengobatan dengan kategori 1 atau kategori 2, hasil pemeriksaan sputum masih BTA positif Obatsisipan (HRZE) diberikan setiap hari selama 1 bulan

Ilmu Penyakit dalam,2006Nama obat Dosis harianDosis berkala 3x semingguBB < 50 kgBB > 50 kgIsoniazid300 mg400 mg600 mgRifampisin450 mg600 mg600 mgPirazinamid1000 mg2000 mg2 - 3 gStreptomisin750 mg 1000 mg1000 mgEtambutol750 mg1000 mg1 1,5 gEtionamid500 mg750 mgPAS9910 gImunisasi BCG

Kemoprofilaksis

Penyuluhan

PENCEGAHANPROGNOSISJika berobat teratur sembuh total (95%).

Jika dalam 2 tahun penyakit tidak aktif, hanya sekitar 1 % yang mungkin relaps.

Case Report TB Paru

DISUSUN OLEH:Dendi Nugraha09-015Lodewyck Kefas 09-018Ayunita Permata09-022Glesty Umboh09-021Gracendy Cherly10-006

dr. Persis SampellingPEMBIMBING:

Status pasien

Identitas PasienNama: Tn. ZHUsia: 32 tahunJenis Kelamin: Laki-laki Alamat: Jln. Langgar No.2 RT 11/04Pekerjaan: Supir TravelAgama: IslamStatus: MenikahANAMNESISKeluhan Utama :Batuk berdahak

Keluhan Tambahan :Muntah darah sebanyak 2 kali

Riwayat Penyakit SekarangPasien datang dengan keluhan batuk berdahak sejak 2 bulan yang lalu. Keluhan batuk berdahak dan dahak berwarna bening seperti air liur dan volume dahak sangat banyak. Pasien mengatakan dahak tidak disertai warna merah darah. Pasien merasa keluhan yang dirasakan mengganggu aktivitas sehari-hari. Pasien sebelumnya sudah pernah mengalami hal seperti ini dan ketika muncul keluhan, pasien minum obat warung dan pasien merasa keluhannya berkurang sedikit, namun keluhan kembali muncul. Riwayat Penyakit SekarangKeluhan lain yang dirasakan pasien adalah batuk darah sebanyak dua kali sejak 1 bulan yang lalu. Batuk bercampur darah yang dilihat agak kental dan volume yang sedikit.Pasien juga merasakan demam pada malam hari dan sering berkeringat malam hari selama 1 bulan ini. Pasien juga mengeluh dalam 2 bulan terakhir ini mengalami penurunan berat badan secara drastis sebanyak 10kg. Berat badan pasien sebelum terjadi keluhan 93 kg dan selama 2 bulan ini menjadi 83 kg. Gangguan Panca Indera dan bicara disangkal. Riwayat kencing manis dan keluhan seperti sering haus, sering lapar dan sering berkemih pada malam hari disangkal. Nyeri dada dan rasa sesak pada dada secara berulang disangkal.

Riwayat Penyakit DahuluPasien sebelumnya pernah mengalami kecelakaan patah tulang paha sejak 5 tahun yang lalu yang mengakibatkan dirawat rumah sakit dan dioperasi dengan memasang pen pada bagian paha kanan pasien. Riwayat hipertensi, Diabetes, gangguan pancaindera disangkal. Tidak ada riwayat alergiRiwayat Penyakit KeluargaAyah pasien pernah mengalami keluhan yang sama Data Kontak SerumahNo.NamaUmur (tahun)StatusJenis KelaminPekerjaanRiwayat Penyakit1. Tn. AZ32 SuamiLaki-laki supir travel Pssien2.Ny. R23IstriPerempuanIbu Rumah TanggaSehat3.An. AA2anakLaki-laki- Sehat Riwayat Perilaku dan Kebiasaan PribadiPasien merorok.Pasien memiliki kebiasaan tidur larut malamPasien jarang berolahraga

Sosial Ekonomi (1)Pasien tinggal dengan seorang istri yang usianya 23 tahun serta satu anaknya yang belum menikah yang berusia 2 tahun. Pasien tinggal di rumah kontrakan dengan pencahayaan sinar matahari kurang (tidak dapat membaca tanpa adanya cahaya) dan ventilasi udara yang kurang (10-15% dari luas lantai) terdapat di ruang tamu. Sosial Ekonomi (2)Pasien memiliki 1 kamar tidur yang tidak memiliki ventilasi yang digabung dengan ruang tamu, dapur, 1 kamar mandi dan ruang makan yang digabung dengan tempat mencuci & menjemurLantai rumah pasien terbuat dari keramik, atap rumah terbuat dari genteng.Sumber air yang digunakan adalah air tanah. Septic tank jaraknya 10 m dari sumber air. DOKUMENTASI

Pemeriksaan Fisik KU : Tampak sakit sedangKesadaran : ComposmentisTinggi Badan: 166 cmBerat badan : 88 kgIMT= BB/(TB)= 88/(1,66)= 31,93Status gizi lebih

Tanda-tanda vitalTD: 120/80 mmHg Nadi: 86 x/menit Suhu: 36.6 oC RR: 18 x/menit

Status Generalis (1)Kepala: Normocephali, rambut hitam putih, distribusi merataMata: CA -/-, SI -/-, RCL +/+, RCTL +/+, ukuran pupil 3 mm/3 mm, isokor.Telinga: Liang telinga lapang/ lapang, tidak ada serumen, sekret -/-Hidung: Tidak ada deformitas, liang hidung lapang/ lapang, sekret -/-Tenggorokan: tidak hiperemis, T1-T1.

Status Generalis (2) Paru Inspeksi : Gerakan dinding dada simetris kanan=kiriPalpasi: Vokal fremitus simetris kanan=kiriPerkusi: Sonor/SonorAuskultasi: BND vesikuler, Rh +/+, Wh -/-Jantung Inspeksi: Iktus kordis tidak terlihat Palpasi: Iktus kordis teraba di ICS V garis midclavicula sinistra Perkusi: Batas Paru hati: ICS 6 garis midclavicula dextra Batas Paru Lambung: ICS 5 garis axilaris anterior sinistra Batas Jantung kanan: ICS 5 garis parasternal dextra Batas Jantung kiri: ICS 6 garis axilaris anterior sinistra Kesan : Tidak ada pembesaran jantung Auskultasi: Normal, gallop (-), murmur (-)

Status Generalis (3)AbdomenInspeksi: RataAuskultasi: Bising usus (+), normal 5x/menitPalpasi: Hepar dan limpa tidak teraba membesar, nyeri tekan (-), defence muscular (-)Perkusi: Timpani diseluruh lapang abdomen

EkstremitasAtas: Akral hangat, cappilary refill < 2 detik, edema (-)Bawah: Akral hangat, cappilary refill < 2 detik, edema (- / -)Pemeriksaan Laboratorium

45Sputum

Diagnostik Holistik (1)ASPEK PERSONALKeluhan utama: Batuk berdahakKekhawatiran: Pasien dan keluarga pasien khawatir keluhan pasien akan semakin beratHarapan : Pasien berharap segera sembuhASPEK KLINISDiagnosa kerja : Tuberkulosis ParuASPEK RESIKO INTERNALPasien menyukai makan makanan yang bersantan dan daging ikan, dan jarang berolahragaDiagnostik Holistik (2)ASPEK PSIKOSOSIAL KELUARGA DAN LINGKUNGANDisangkal

DERAJAT FUNGSIONALDerajat satu : pasien tidak memiliki keterbatasan beraktifitas dan masih dapat melakukan pekerjaan sendiri.

Rencana penatalaksanaan pasien

NoKegiatanRencana intervensiSasaranWaktuSasaran yang diharapkan1Aspek PersonalEvaluasi :-Keluhan, kekhawatiran serta harapan pasien.

Edukasi :-Memberikan informasi mengenai penyakit yang dialami pasien, penyebab, gejala klinis, pengobatan, komplikasi, prognosis, serta pencegahannya.Pasiendan Keluarga Pasien1 hari Keluhan pasien dan keluarga pasien dapat berkurang.Kekhawatiran pasien dan keluarga pasien dapat berkurang.Pasien dan keluarga dapat mengerti tentang penyakit, pencegahan dan pengobatan atas penyakit yang dialami pasien.2Aspek KlinisTB ParuEvaluasi : -pemeriksaan tanda vital dan fisik umum.

TerapiINH 1x1Rifampisin 1x1Pirazinamid 1x1Etambutol 1x1

Edukasi :Menginformasikan cara minum obat INH, Rifampisin, Pirazinamid,EtambutolPasien2 hariPasien benar benar menjalankan terapinya dengan baik dan sukses

3Aspek Risiko Internal

- Pasien mengabaikan keluhan, cara mencegah, dan pengobatan dari dokter

- Pasien menyukai makan makanan yang asin dan berlemak serta jarang berolahraga, dan suka bergadang.

Edukasi :Memberitahukan kepada pasien untuk lebih sigap terhadap keluhan, pemeriksaan dan pengobatan yang telah dilakukan sebelumnya. Kemudian mengambil obat Tuberkolosis selama 2 bulan pertama sebelum obat yang dimiliki habis.Kemudian melanjutkan tahap obat 4 bulan.

Menganjurkan kepada pasien selama batuk: -menggunakan masker dan tidak boleh membuang ludah atau dahak ( kalau ada di sembarang tempat )Tidak boleh makan makanan yang merangsang seperti es, goreng-gorengan dan pedes , asem

Pasien dan keluarga2 hari Pasien memiliki kesadaran untuk tidak mengabaikan keluhannya, kesadaran untuk periksa ke dokter dan mengambil obat Tuberkolosis Paru sesegera mungkin kalau obatnya sudah habis.

- Pasien memiliki kesadaran untuk menjaga kesehatannya dengan menjaga makanan dan menggunakan masker saat keluar rumah .

- Pasien memiliki kesadaran untuk menjaga kesehatannya dengan menjaga makanan dan menggunakan masker saat keluar rumah .

Mengedukasikan ke pasien agar diet rendah garam & rendah lemak, serta melakukan olahraga ringan minimal 30 menit setiap hari. Selain itu harus berhenti tidur larut malam ( tidur 8 jam dalam 1 hari )

Mengedukasikan ke pasien untuk pencegahan MDR Tuberkolosis:Pasien jangan sampai lupa minum obat atupun terputus karena dapat mengakibatkan obat yang diminum menjadi Pasiendan keluarga pasien2 hari- Pasien dapat diet rendah garam & rendah lemak, menjadi rutin berolahraga, dan berhenti bergadang.

4Aspek psikososial, keluarga dan lingkunganEdukasi:Tetap menjaga hubungan yang baik antar sesama anggota keluarga. memotivasi pasien agar memperhatikan kesehatannya Pasiendan keluargapasien1 hariPasien beserta keluarga serumah dapat berhubungan baik dengan sesama dan anggota keluarga dan tidak menjadi beban pikiran.Tindak lanjut dan hasil intervensi

TANGGALINTERVENSI, DIAGNOSTIK HOLISTIK, DAN RENCANA SELANJUTNYAPertemuan ke 1 16 Oktober 2014

Saat kedatangan yang pertama dilakukan beberapa hal yaituMemperkenalkan diri dengan pasien dan keluarga pasien.Menjalin hubungan yang baik dengan pasien.Menjelaskan maksud kedatangan dan meminta persetujuan pasien dengan inform consent.Menganamnesa pasien, mulai dari identitas sampai riwayat psiko-sosio-ekonomi dan melakukan pemeriksaan fisik.Menjelaskan tujuan tindakan yang akan dilakukan dan mempersiapkan alat yang akan dipergunakan.Memastikan pasien telah mengerti tujuan prosedur pemeriksaan.Meminta persetujuan pemeriksaan kepada pihak pasien.Membuat diagnostik holistik pada pasien.Mengevaluasi pemberian penatalaksanaan farmakologis.

.TANGGALINTERVENSI, DIAGNOSTIK HOLISTIK, DAN RENCANA SELANJUTNYAPertemuan ke-221 Oktober 2014Intervensi yang akan diberikan:Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mengevaluasi penyakit pasien.Mengingatkan untuk melanjutkan terapi yang sudah diberikan.Memotivasi pasien untuk menghindari faktor-faktor resiko Tuberkolosis ParuMengatur pola makan pasien dengan rendah garam dan rendah lemak disertai olahraga