Upload
anisadestya
View
58
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Case Asfiksia
Citation preview
7/15/2019 Case Asfiksia
http://slidepdf.com/reader/full/case-asfiksia 1/37
STATUS PASIEN
BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARDINAH KOTA TEGAL
Nama Mahasiswa: Dini Rachmi F. Dokter Pembimbing: Dr.H.R.Setyadi,Sp.A
NIM : 030.07.071 Tanda tangan :
I. IDENTITAS PASIEN
Data Pasien Ayah Ibu
Nama By. x Tn.A Ny.D
Umur 18 hari 38 tahun 36 tahunJenis Kelamin Laki-laki Laki-laki Perempuan
Alamat Kalinyamat kulon RT 04 RW 01 MargadanaAgama Islam Islam Islam
Suku Bangsa Jawa Jawa Jawa
Pendidikan - SMA SMP
Pekerjaan - Wiraswasta Ibu rumah tanggaPenghasilan - 1.000.000 -
Keterangan Hubungan orangtua dengan anak adalah anak kandungAsuransi Jampersal
No. RM 662142
II. DATA DASAR
1. Anamnesis
Alloanamnesis dilakukan dengan orang tua pasien dan perawat ruang
Perinatologi pada tanggal 21 Mei 2013 pukul 13.00 WIB di Ruang Dahlia serta
didukung catatan medis.
Keluhan utama : Sesak nafas
Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu G4P2A1 36 tahun, hamil 42 minggu. Ibu dibawa ke rumah sakit (4 Mei
2013) pukul 23.50 WIB, ±5 jam sebelum masuk rumah sakit Ibu merasa perut terasa
kencang-kencang tidak ada keluar air dari kemaluan, pusing disangkal. 12 jam
kemudian ibu merasakan mules yang teratur, lalu keluar air kehijauan dari kemaluan.
11 jam kemudian ibu dipimpin untuk bersalin, setelah 30 menit dipimpin bersalin,
bayi belum lahir, atas advise dari dokter spesialis obgyn, dilakukan vacuum
extraction. Pukul 00.20 lahir bayi laki-laki secara spontan dengan vacum ekstraksi
dengan presentasi kepala, di VK ditolong oleh dokter dan bidan, nafas bayi cepat,
1
7/15/2019 Case Asfiksia
http://slidepdf.com/reader/full/case-asfiksia 2/37
tonus otot lemah, AS menit pertama didapatkan nilai 1, BBL 4150 gram, PB 50 cm.
Air ketuban hijau lumpur. Placenta lahir spontan, kotiledon lengkap, tidak terdapat
infark dan hematom. AS menit ke 5 dan ke 10 tidak diketahui.
Pasien kemudian langsung dibawa ke ruang NICU, tampak sesak nafas lalu
dipasang O2 ET-Cpap. Hari pertama dirawat pasien. Tidak ada demam, ikterik,
sianosis, kejang, muntah dan mencret. Setelah diberikan penatalaksanaan, hari kedua
pasien demam, terdapat kejang 1x, dan masih tampak sesak nafas, dilakukan
permeriksaan analisa gas darah. Hari ketiga, sesak tampak berkurang, tangis kuat
gerak aktif. Setelah perawatan hari ke-4, pasien masih tampak sesak namun sesak
berkurang. Pada perawatan hari ke-5 pasien tampak kebiruan, nafas berat, saturasi
oksigen 50-60%, keadaan umum pasien tampak lemah, dilakukan intubasi ulang
dengan Et nomer 3,5 lalu dilakukan bagging manual hingga saturasi oksigen
mencapai 90%. Setelah di bagging, ET disambungkan dengan ventilator mode
PCMV. Satu setengah jam kemudian, saturasi oksigen turun lagi menjadi 50-70% ,
dilakukan bagging ulang hingga saturasi mencapai 85%.
Perawatan hari ke-6 pasien tampak sesak, terdapat retraksi otot nafas,
menangis kurang kuat, dan gerak kurang aktif. Pada perawatan hari ke-7 sesak
berkurang, tangisan bayi cukup kuat, gerak kurang aktif, terpasang rebreathing mask.
Pada hari ke-8 perawatan pasien mendapat inhalasi nacl 3%. Pada perawatan hari ke-9
pasien demam, suhu pasien mencapai 38,8˚c, pasien masih tampak sesak namun gerak
aktif dan tangisan kuat, dipasang OGT untuk memberikan diet. Pada hari ke-10 ETT
di lepas dilakukan pemeberian O2 intermiten dengan headbox. Hari ke-11 perawatan,
terdapat bintik-bintik kemerahan di seluruh tubuh pasien. Pada perawatan hari ke-12
inhalasi Nacl 3% di hentikan, dan keadaan pasien sudah stabil, sehingga direncanakan
untuk dipindahkan ke ruang dahlia.
Pada saat perawatan hari ke-13 di ruang melati hingga hari ke-18, keadaan
pasien stabil, tangis kuat, gerak aktif, tidak terdapat sianosis, ikterik, sesak demam,
maupun muntah. Dilakukan fisioterapi berupa chest therapy mulai hari ke-17, dan
direncanakan untuk pulang pada hari ke-18.
Riwayat Penyakit Dahulu
Ibu belum pernah mengalami hal serupa , ini merupakan kehamilan ke empat bagi
ibu. Ibu tidak memiliki riwayat asma, tekanan darah tinggi, penyakit jantung dantrauma
2
7/15/2019 Case Asfiksia
http://slidepdf.com/reader/full/case-asfiksia 3/37
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga lain yang menderita sakit seperti ini. Riwayat
alergi dan asma pada keluarga disangkal.
Riwayat Sosial Ekonomi
Ayah pasien bekerja sebagai wiraswasta. Ibu pasien tidak bekerja.Menurut ibu
pasien penghasilan sekitar Rp. 1.000.000 sebulan cukup untuk memenuhi kebutuhan
sehari – hari.
Riwayat Lingkungan
Pasien tinggal bersama kedua orangtua dan kedua saudaranya di kawasan yang
padat penduduknya. Tempat tinggal pasien berukuran 50 m2, beratap genteng, lantai
disemen dengan 2 kamar tidur yang berjendela, 1 ruang tamu yang menjadi satu
dengan ruang makan, 1 dapur. Cahaya matahari dapat masuk melalui jendela. Kamar
mandi ada 1 dan terdapat di dalam rumah.Terdapat penerangan dengan listrik. Air
berasal dari PAM. Air limbah rumah tangga disalurkan melalui selokan di depan
rumah. Selokan dibersihkan 2 kali dalam sebulan dan aliran air di dalamnya lancar.
Kesan : rumah dan sanitasi lingkungan baik
III. RIWAYAT PASIEN
Pasien adalah anak ke tiga.
A. Riwayat Kehamilan dan Persalinan
• Kehamilan
Perawatan Antenatal : Rutin periksa ke bidan,
Penyakit Kehamilan : Tidak ada
Penyakit yang diderita : -
Imunisasi TT : -
• Kelahiran
Tempat kelahiran : RSU Kardinah
Penolong persalinan : Bidan dan dokter
Cara persalinan : Dengan Vacum ekstraksi
Masa gestasi : 42 minggu
HPHT : 15 Agustus 2012
Taksiran partus : 22 April 2013
3
7/15/2019 Case Asfiksia
http://slidepdf.com/reader/full/case-asfiksia 4/37
Tanggal kelahiran : 5 Mei 2013
Keadaan bayi
• Berat badan lahir : 4150 gram
•
Panjang badan lahir : 50 cm• Lingkar kepala : -
• Langsung menangis : -
• Nilai APGAR : 1
• Kelainan bawaan : -
Kesan : riwayat kehamilan dan kelahiran kurang baik.
B. Riwayat Keluarga Berencana
Ibu pasien mengikuti program Keluarga Berencana dengan minum pil KB.
C. Riwayat Perkembangan dan Pertumbuhan Anak
Pertumbuhan
- Berat badan lahir : 4150 gram
- Panjang badan : 50 cm
- Lingkar kepala : -
- Lingkar dada : -
Perkembangan
- Perkembangan anak belum dapat dinilai dan dievaluasi
D. Riwayat Makanan
Sejak lahir sampai sekarang ibu pasien mengaku anaknya belum minum
Asi.
E. Riwayat Imunisasi
VAKSIN DASAR (umur) ULANGAN (umur)
BCG - - - - - -
DPT/ DT - - - - - -
POLIO - - - - - -
CAMPAK - - - - - -
HEPATITIS B - - - - - -Kesan : Imunisasi Hepatitis B pertama sudah diberikan
4
7/15/2019 Case Asfiksia
http://slidepdf.com/reader/full/case-asfiksia 5/37
F. Riwayat Keluarga
Corak Reproduksi
No Usia Jenis
Kelamin
Hidup Lahir
Mati
Abortus Mati Keterangan
1 15 tahun ♀ Hidup - - - Sehat
2 - - Abortus - Abortus
3 8 tahun ♀ hidup - - - Sehat
4 18 hari ♀ Hidup - - - Sakit
Susunan keluarga
Keterangan : : Laki-laki : Perempuan : Pasien
IV.PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal 21 Mei 2013, pukul 14.00 WIB di ruang
perina. Bayi perempuan, usia 18 hari, berat badan sekarang 4150 gram, panjang
badan 50 cm, lingkar kepala 34 cm, lingkar dada 31 cm.
Kesan umum :
Menangis kuat, gerak aktif, tampak sesak (-)
Tanda vital
• Tekanan darah : tidak dilakukan pemeriksaan
5
7/15/2019 Case Asfiksia
http://slidepdf.com/reader/full/case-asfiksia 6/37
• Laju jantung : 128x/menit, reguler
• Pernapasan : 56x/menit
•Suhu : 36,3°C (Axilla)
Status Generalis
• Kepala
Mesocephal, ukuran lingkar kepala 34 cm, ubun-ubun besar masih
terbuka, teraba cekung, tidak tegang, caput succadaneum (-), cephalhematom (-), rambut hitam terdistribusi merata, tidak mudah dicabut, kulit
kepala tidak ada kelainan.
• Mata
Mata cekung (-/-), palpebra oedem (-/-), sklera ikterik (-/-), konjungtiva
anemis (-/-), katarak kongenital (-/-), galukoma kongenital (-/-)
• Hidung
Terpasang NGT, Nafas cuping hidung (-/-), bentuk normal, sekret (-/-),
septum deviasi (-)
• Telinga
Bentuk normal, tulang rawan sempurna, discharge (-/-)
• Mulut
Sianosis (-), trismus (-), stomatitis (-), bercak-bercak putih pada lidah dan
mukosa (-), bibir kering (-), labioschizis (-), palatoschizis (-)
• Leher
Pendek, pergerakan baik, tumor(-), tanda trauma (-)
Thorax
6
7/15/2019 Case Asfiksia
http://slidepdf.com/reader/full/case-asfiksia 7/37
Paru
Inspeksi :simetris dalam keadaan statis maupun dinamis, retraksi
suprasternal dan epigastrial (-), intercostalis (-), kelenjar
mammae membesar -/-
Palpasi : stem fremitus tidak dilakukan,aerola mammae teraba, papilla
mammae (+/+).
Perkusi : pemeriksaan tidak dilakukan
Auskultasi : suara nafas dasar bronkovesikuler, suara nafas tambahan (-/-),
ronkhi (-/-), wheezing (-/-), hantaran (-/-)
Jantung
Inspeksi : pulsasi ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis tidak teraba
Perkusi : batas jantung sulit dinilai
Auskultasi : bunyi jantung I-II regular, bising (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi :datar
Auskultasi :bising usus (+)
Palpasi :supel, hepar tidak teraba, lien tidak teraba.
Perkusi :timpani
Tulang Belakang
Tidak ada spina bifida, tidak ada meningocele
Genitalia
Laki-laki, testis sudah turun
Anorektal
Anus (+), diaper rash (-)
Anggota gerak
7
7/15/2019 Case Asfiksia
http://slidepdf.com/reader/full/case-asfiksia 8/37
tangan dan kaki sempurna
Ekstremitas
Superior Inferior
Deformitas - /- - /-
Akral dingin - /- - /-Akral sianosis - /- - /-Ikterik - /- - /-CRT <2 detik <2 detik
Tonus Normotoni NormotoniKulit
Tampak sedikit pengelupas pada regio abdomen dan dada, sianotik (-), ikterik (-),
anemis (-), turgor kulit baik.
Refleks Primitif :
Refleks Oral :
Refleks Hisap : ( +)
Refleks Rooting : ( + )
Refleks Moro : ( + )
Refleks Palmar Grasp : ( + )
Refleks Plantar Grasp : ( + )
Pemeriksaan Khusus :
1. KURVA LUBCHENKO
8
7/15/2019 Case Asfiksia
http://slidepdf.com/reader/full/case-asfiksia 9/37
BBL : 4150 gr
Usia Kehamilan : 42 minggu
Hasil : Besar Masa Kehamilan
2. Bell Squash Score
1. Partus tindakan (SC, Vacum, Sungsang)
2. Ketuban tidak normal
3. Kelainan bawaan
4. Asfiksia
5. Preterm
6. BBLR
7. Infus tali pusat
8. Riwayat penyakit ibu
9. Riwayat penyakit kehamilan
Kriteria : < 4 observasi neontala infeksi
≥ 4 Neonatal infeksi
Hasil : 4 termasuk neonatal infeksi
9
7/15/2019 Case Asfiksia
http://slidepdf.com/reader/full/case-asfiksia 10/37
3. Apgar Skor
Tanda O 1 2
A Appearace(warna kulit) Seluruhtubuh biru
atau putih
Badan merahkaki biru Seluruh tubuhmerah
P Pulse
(Denyut Nadi)Tidak ada <100x/menit > 100x/menit
GGrimece
(Refleks)Tidak ada Perubahan
mimik Bersin/menangis
A Activity
(Tonus Otot)Lumpuh Ekstremitas
sedikit fleksiGerakan aktif Ekstremitas fleksi
R Respiration effort
(Usaha bernafas)Tidak ada Lemah Menangis kuat
Pada pasien ini skornya adalah 1. Termasuk asfiksia sedang.
Skor Apgar ini biasanya di nilai 1 menit setelah bayi lahir lengkap, yaitu pada
saat bayi telah diberi lingkungan yang baik serta telah dilakukan pengisapan lendir
dengan sempurna. Berdasarkan skor Apgar tersebut, maka asfiksia neonatorum dapat
dibagi dalam :
1. Vigorus baby, skor Apgar = 7 – 10. Dalam hal ini bayi dianggap sehat dan
tidak memerlukan tindakan istimewa
2. Mild – Moderate asphyxia (asfiksia sedang ), Skor Apgar 4 – 6. Pada
pemeriksaan fisik akan terlihat frekuensi jantung lebih dari 100x/menit, tonus
otot kurang baik atau baik, sianosis, reflek iritabilitas tidak ada
3. Asfiksia Berat Skor Apgar 0-3. pada pemeriksaan fisik ditemukan frekuensi
jantung kurang dari 100x/menit, tonus otot buruk, sianosis berat dan kadang –
kadang pucat, refleks iritabilitas tidak ada.
Asfiksia berat dengan henti jantung. Henti jantung ialah keadaan bunyi
jantung fetus menghilang tidak lebih dari 10 menit sebelum lahir lengkap, bunyi jantung bayi menghilang post partum. Dalam hal ini pemeriksaan fisik
lainnya sesuai dengan yang ditemukan pada penderita asfiksia berat
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Lab darah Tanggal 05 mei 2013
Hematologi Hasil Rujukan
Lekosit 14600/ul6.0-26.0/ul
Eritrosit 3.9 juta/Ul3.9-5.9/ul
10
7/15/2019 Case Asfiksia
http://slidepdf.com/reader/full/case-asfiksia 11/37
Hemoglobin 13.5 g/dL13.0-20.0 g/dL
Hematokrit L 46.1 %47-75 %
MCV H 117.6 U76-75 U
MCH H 34.4 pcg27-31 pcg
MCHC L 29.3 g/dL33.0-37.01 g/dL
Trombosit L 100.000/ul150-400/ul
GDS L 32 mg/dl45-170 mg/dl
Na H 161.3 mmol/L135-148 mmol/L
K H 6.01 mmol/L 3.6-5.5
Cl H 28.0 mmol/L95-108
b. Analisa Gas Darah
Hasil 07-05-13 Hasil 08-05-13 Nilai Rujukan
PH H 7.574 H 7.470 7.350-7.450
PCo2 L 19.3 mmHg L 29.0 mmHg 35.0-48.0
PO2 83.6 mmHg H 171.9 mmHg 83.0-108.0 mmHg
Hct H 54.9% H 57.7% 32.0-51.0%Na L 135,8 mM L 131.6 mM 136.0-145.0 mM
K L 3,18 mM L 2.83 mM 3.50-5.10 mM
iCa L 0.48 mM L 0.67 mM 1.15-1.27 mM
HCo3 17,6 mM 20.9 mM
TCo2 18,2 mM 21.8 mM
Beb L -1.7 mM L -1.8 mM
BE ecf L -4.4 mM L -2.9 mM
O2 saturasi 97.6% 99.3%
tHb 18.7 g/dL 19.69 g/dL
Fio2 65% 50%Kesan: alkalosis respiratorik, Hiponatremi, Hipokalemi, Hipokalsemia
c. Hasil Rontgen Thorax 14/5/2013
Apex pulmo tenang
Infiltrat peribronkial +
Cor CTR <0.5
11
7/15/2019 Case Asfiksia
http://slidepdf.com/reader/full/case-asfiksia 12/37
Kesan : bronchitis
VI. PERJALANAN PENYAKIT
5 Mei 2013
S: Demam (-), Kejang (-), Sesak (-), Kulit kuning (-), Kulit kebiruan (+), BAB-BAK
normal
O: KU: gerak kurang aktif, menangis kurang kuat, tampak sesak (+), sianosis (+)
- S : 36.50C
- HR: 120 x/menit reguler
- RR : 52x/ menit
- SpO2 : 78%
Mata : Ca-/-, SI-/-
Hidung : nafas cuping hidung (-)
Thorak : Cor/ S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo/ SN bronkovesikuler +/+, Ronkhi -/-, Wh -/-
Abdomen : datar, BU (+), supel, timpani, turgor kulit baik
Ekstremitas superior : akral hangat -/-, eodem -/-, CRT <2detik
Ekstremitas inferior : akral hangat +/+, eodem -/-, CRT <2detik
A: Asfiksia Berat
Neonatal aterm
P : Pasang O2 ET-cpap
Infus guyur Nacl 40cc
Ca gluconas 20cc+D10%
Indoop 5 micro/kgBB
Ceftazidin 2x200
Lab darah rutin
Gds
Elektrolit
6 Mei 2013
S: Demam (+), Kejang (+), Sesak (-), Kulit kuning (-), Kulit kebiruan (+), BAB-BAK
normal
O: KU: gerak kurang aktif, menangis kurang kuat, tampak sesak (+), sianosis (-)
Terpasang Cpap dan NGT
- S : 37.50C
- HR: 152 x/menit reguler
12
7/15/2019 Case Asfiksia
http://slidepdf.com/reader/full/case-asfiksia 13/37
- RR : 56x/ menit
- SpO2 : 97%
Mata : Ca-/-, SI-/-
Hidung : nafas cuping hidung (-)Thorak : Cor/ S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo/ SN bronkovesikuler +/+, Ronkhi -/-, Wh -/-
Abdomen : datar, BU (+), supel, timpani, turgor kulit baik
Ekstremitas superior : akral hangat -/-, eodem -/-, CRT <2detik
Ekstremitas inferior : akral hangat +/+, eodem -/-, CRT <2detik
A: Asfiksia Berat
Neonatal aterm
P : Pasang O2 ET-cpap
Infus D10%
Ca gluconas 20cc+D10%
Ceftazidin 2x200 iv
Gentamicin 2x10gr iv
Dopamin 2,5 mg/KgBB (24gr/100cc/d5%)
7 Mei 2013
S: Demam (-), Kejang (-), Sesak (-), Kulit kuning (-), Kulit kebiruan (-), BAB-BAK
normal
O: KU: gerak aktif, menangis kuat, tampak sesak (+), sianosis (-)
Terpasang Cpap dan NGT
- S : 37.00C
- HR: 110 x/menit reguler
- RR : 98x/ menit
- SpO2 : 86%
Mata : Ca-/-, SI-/-Hidung : nafas cuping hidung (-)
Thorak : Cor/ S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo/ SN bronkovesikuler +/+, Ronkhi -/-, Wh -/-
Abdomen : datar, BU (+), supel, timpani, turgor kulit baik
Ekstremitas superior : akral hangat -/-, eodem -/-, CRT <2detik
Ekstremitas inferior : akral hangat +/+, eodem -/-, CRT <2detik
A: Asfiksia Berat
Neonatal aterm
P : Pasang O2 ET-cpap
Infus D10% 400/10cc/j
13
7/15/2019 Case Asfiksia
http://slidepdf.com/reader/full/case-asfiksia 14/37
Ca gluconas 20cc+D10%
Kcl 5cc
Nacl 3% 5.8cc
Ceftazidin 2x200 iv
Gentamicin 2x10gr iv
Dopamin 2,5 mg/KgBB (24gr/100cc/d5%)
8 Mei 2013
S: Demam (-), Kejang (-), Sesak (-), Kulit kuning (-), Kulit kebiruan (+), BAB-BAK
normal
O: KU: gerak kurang aktif, menangis kurang kuat, tampak sesak (+)↓, sianosis (-)
Terpasang Cpap dan NGT
- S : 37.50
C
- HR: 152 x/menit reguler
- RR : 56x/ menit
- SpO2 : 97%
Mata : Ca-/-, SI-/-
Hidung : nafas cuping hidung (-)
Thorak : Cor/ S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo/ SN bronkovesikuler +/+, Ronkhi -/-, Wh -/-Abdomen : datar, BU (+), supel, timpani, turgor kulit baik
Ekstremitas superior : akral hangat -/-, eodem -/-, CRT <2detik
Ekstremitas inferior : akral hangat +/+, eodem -/-, CRT <2detik
A: Asfiksia Berat
Neonatal aterm
P : O2→Vm
Infus D10%
Ca gluconas 20cc+D10%
Ceftazidin 2x200 iv
Gentamicin 2x10gr iv
Dopamin 2,5 mg/KgBB (24gr/100cc/d5%)
Diet Asi 8x2,5ml-5ml (sonde)
9 Mei 2013
S: Demam (-), Kejang (-), Sesak (+), Kulit kuning (-), Kulit kebiruan (+), BAB-BAK
normal
O: KU: gerak kurang aktif, menangis kurang kuat, tampak sesak (+)↓, sianosis (+)
14
7/15/2019 Case Asfiksia
http://slidepdf.com/reader/full/case-asfiksia 15/37
Terpasang Cpap dan NGT
- S : 37.50C
- HR: 174 x/menit reguler
- RR : 56x/ menit
- SpO2 : 78-80%
Mata : Ca-/-, SI-/-
Hidung : nafas cuping hidung (-)
Thorak : Cor/ S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo/ SN bronkovesikuler +/+, Ronkhi +/+, Wh -/-
Abdomen : datar, BU (+), supel, timpani, turgor kulit baik
Ekstremitas superior : akral hangat -/-, eodem -/-, CRT <2detik
Ekstremitas inferior : akral hangat +/+, eodem -/-, CRT <2detik A: Asfiksia Berat
Neonatal aterm
P : O2→Vm
Infus D10%
Ca gluconas 20cc+D10%
Ceftazidin 2x200 iv
Gentamicin 2x10gr iv
Dopamin 2,5 mg/KgBB (24gr/100cc/d5%)
Diet Asi 8x2,5ml-5ml (sonde)
10 Mei 2013
S: Demam (-), Kejang (-), Sesak (-), Kulit kuning (-), Kulit kebiruan (+), BAB-BAK
normal
O: KU: lemah, gerak kurang aktif, menangis kurang kuat, tampak sesak (+)↓, sianosis
(+), retraksi subcostae (+)
Terpasang ET, NGT
S : 36.30C
- HR: 156 x/menit reguler
- RR : 34x/ menit
Mata : Ca-/-, SI-/-
Hidung : nafas cuping hidung (-)
Thorak : Cor/ S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo/ SN bronkovesikuler +/+, Ronkhi +/+, Wh -/-
Abdomen : datar, BU (+), supel, timpani, turgor kulit baik
Ekstremitas superior : akral hangat -/-, eodem -/-, CRT <2detik
15
7/15/2019 Case Asfiksia
http://slidepdf.com/reader/full/case-asfiksia 16/37
Ekstremitas inferior : akral hangat +/+, eodem -/-, CRT <2detik
A: Asfiksia Berat
Neonatal aterm
P : Infus D10%
Nacl 3% 5.3 cc/500
Ca gluconas 20cc
Kcl 5cc/500
Ceftazidin 2x20mg
Gentamycin 2x10 mg
Dopamin 2,5 mg/kgBB
11 Mei 2013
S: Demam (-), Kejang (-), Sesak (-), Kulit kuning (-), Kulit kebiruan (+), BAB-BAK
normalO: KU: gerak kurang aktif, menangis cukup kuat, tampak sesak (+), sianosis (-)
Terpasang sungkup rebreathing
- S : 37.30C
- HR: 130 x/menit reguler
- RR : 40x/ menit
- SpO2 : 100%
Mata : Ca-/-, SI-/-
Hidung : nafas cuping hidung (-)
Thorak : Cor/ S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo/ SN bronkovesikuler +/+, Ronkhi +/+, Wh -/-
Abdomen : datar, BU (+), supel, timpani, turgor kulit baik
Ekstremitas superior : akral hangat -/-, eodem -/-, CRT <2detik
Ekstremitas inferior : akral hangat +/+, eodem -/-, CRT <2detik
A: Asfiksia Berat
Neonatal aterm
P : Pasang O2 ET-cpap
Infus D10%
Ca gluconas 20cc+D10%
Ceftazidin 2x200 iv
Gentamicin 2x10gr iv
Dopamin 2,5 mg/KgBB (24gr/100cc/d5%)
12 Mei 2013
S: Demam (-), Kejang (-), Sesak (-), Kulit kuning (-), Kulit kebiruan (-), BAB-BAK
normal
16
7/15/2019 Case Asfiksia
http://slidepdf.com/reader/full/case-asfiksia 17/37
O: KU: gerak kurang aktif, menangis cukup kuat, tampak sesak (-), sianosis (-)
Terpasang sungkup rebreathing
- S : 37.30C
- HR: 130 x/menit reguler
- RR : 40x/ menit
- SpO2 : 100%
Mata : Ca-/-, SI-/-
Hidung : nafas cuping hidung (-)
Thorak : Cor/ S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo/ SN bronkovesikuler +/+, Ronkhi +/+, Wh -/-
Abdomen : datar, BU (+), supel, timpani, turgor kulit baik
Ekstremitas superior : akral hangat -/-, eodem -/-, CRT <2detik
Ekstremitas inferior : akral hangat +/+, eodem -/-, CRT <2detik
A: Asfiksia Berat
Neonatal aterm
P : Pasang O2 ET-cpap
Infus D10%
Ca gluconas 20cc+D10%
Ceftazidin 2x200 iv
Gentamicin 2x10gr iv
Nebulizer
13 Mei 2013
S: Demam (+), Kejang (-), Sesak (-), Kulit kuning (-), Kulit kebiruan (-), BAB-BAK
normal
O: KU: gerak aktif, menangis kuat, tampak sesak (-), sianosis (-)
Terpasang sungkup rebreathing
- S : 38.80C
- HR: 176 x/menit reguler
- RR : 58x/ menit
- SpO2 : 100%
Mata : Ca-/-, SI-/-
Hidung : nafas cuping hidung (-)
Thorak : Cor/ S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo/ SN bronkovesikuler +/+, Ronkhi +/+, Wh -/-
Abdomen : datar, BU (+), supel, timpani, turgor kulit baik
Ekstremitas superior : akral hangat -/-, eodem -/-, CRT <2detik
17
7/15/2019 Case Asfiksia
http://slidepdf.com/reader/full/case-asfiksia 18/37
Ekstremitas inferior : akral hangat +/+, eodem -/-, CRT <2detik
A: Asfiksia Berat
Neonatal aterm
P : Pasang NGT→OGT
Infus D10%
Ca gluconas 20cc+D10%
Ceftazidin 2x200 iv
Gentamicin 2x10gr iv
Pct 3xo.4 per oral
Nebulizer
Diet peroral 8x 10-15cc
14 Mei 2013
S: Demam (-), Kejang (-), Sesak (-), Kulit kuning (-), Kulit kebiruan (-), BAB-BAK
normal
O: KU: gerak kurang aktif, menangis kurang kuat, tampak sesak (-), sianosis (-)
Terpasang o2 headbox
- S : 37.30C
- HR: 132 x/menit reguler
- RR : 41x/ menit
- SpO2 : 100%
Mata : Ca-/-, SI-/-
Hidung : nafas cuping hidung (-)
Thorak : Cor/ S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo/ SN bronkovesikuler +/+, Ronkhi +/+, Wh -/-
Abdomen : datar, BU (+), supel, timpani, turgor kulit baik
Ekstremitas superior : akral hangat -/-, eodem -/-, CRT <2detik
Ekstremitas inferior : akral hangat +/+, eodem -/-, CRT <2detik
A: Asfiksia Berat
Neonatal aterm
P : infus Kaen1B
Kcl 5cc/500
Ca gluconas 20cc/50
Meropenem 2x 200mg
Gentamycin 2x10mg
Inhalasi Nacl 3%
Ogt→5x15-20cc
Fotothorax
15 Mei 2013
18
7/15/2019 Case Asfiksia
http://slidepdf.com/reader/full/case-asfiksia 19/37
S: Demam (-), Kejang (-), Sesak (-), Kulit kuning (-), Kulit kebiruan (-), BAB-BAK
normal, kulit timbul bintik bintik kemerahan di seluruh tubuh.
O: KU: gerak kurang aktif, menangis kurang kuat, tampak sesak (-), sianosis (-)
Terpasang o2 headbox
- S : 36.30C
- HR: 117 x/menit reguler
- RR : 47x/ menit
- SpO2 : 100%
Mata : Ca-/-, SI-/-
Hidung : nafas cuping hidung (-)
Thorak : Cor/ S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)Pulmo/ SN bronkovesikuler +/+, Ronkhi +/+, Wh -/-
Abdomen : datar, BU (+), supel, timpani, turgor kulit baik
Ekstremitas superior : akral hangat -/-, eodem -/-, CRT <2detik
Ekstremitas inferior : akral hangat +/+, eodem -/-, CRT <2detik
A: Asfiksia Berat
Neonatal aterm
P : infus Kaen1B
Kcl 5cc/500
Ca gluconas 20cc/50
Meropenem 2x 200mg
Gentamycin 2x10mg
Inhalasi Nacl 3%
Ogt→8x15-20cc
16 Mei 2013
S: Demam (-), Kejang (-), Sesak (-), Kulit kuning (-), Kulit kebiruan (-), BAB-BAK
normal
O: KU: gerak kurang aktif, menangis kurang kuat, tampak sesak (+), sianosis (-)
Terpasang o2 headbox
- S : 36.90C
- HR: 98 x/menit reguler
- RR : 51x/ menit
- SpO2 : 100%
Mata : Ca-/-, SI-/-Hidung : nafas cuping hidung (-)
19
7/15/2019 Case Asfiksia
http://slidepdf.com/reader/full/case-asfiksia 20/37
Thorak : Cor/ S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo/ SN bronkovesikuler +/+, Ronkhi +/+, Wh -/-
Abdomen : datar, BU (+), supel, timpani, turgor kulit baik
Ekstremitas superior : akral hangat -/-, eodem -/-, CRT <2detik
Ekstremitas inferior : akral hangat +/+, eodem -/-, CRT <2detik
A: Asfiksia Berat
Neonatal aterm
P : infus Kaen1B
Kcl 5cc/500
Ca gluconas 20cc/50
Meropenem 2x 200mg
Gentamycin 2x10mg
Inhalasi Nacl 3% stop
Ogt→5x15-20cc
Pindah dahlia
17 Mei 2013
S: Demam (-), Kejang (-), Sesak (-), Kulit kuning (-), Kulit kebiruan (-), BAB-BAK
normal
O: KU: gerak kurang aktif, menangis kurang kuat, tampak sesak (+), sianosis (-)
Terpasang o2 headbox
- S : 36.80C
- HR: 140 x/menit reguler
- RR : 48x/ menit
- SpO2 : 100%
Mata : Ca-/-, SI-/-
Hidung : nafas cuping hidung (-)
Thorak : Cor/ S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo/ SN bronkovesikuler +/+, Ronkhi +/+, Wh -/-
Abdomen : datar, BU (+), supel, timpani, turgor kulit baik
Ekstremitas superior : akral hangat -/-, eodem -/-, CRT <2detik
Ekstremitas inferior : akral hangat +/+, eodem -/-, CRT <2detik
A: Asfiksia Berat
Neonatal aterm
P : infus Kaen1B
Kcl 5cc/500
Ca gluconas 20cc/50
Meropenem 2x 200mg
Gentamycin 2x10mgOgt→8x20cc
20
7/15/2019 Case Asfiksia
http://slidepdf.com/reader/full/case-asfiksia 21/37
18 Mei 2013
S: Demam (-), Kejang (-), Sesak (-), Kulit kuning (-), Kulit kebiruan (-), BAB-BAK
normal
O: KU: gerak aktif, menangis kuat, tampak sesak (-), sianosis (-)
Terpasang o2 headbox
- S : 36.90C
- HR: 144 x/menit reguler
- RR : 42x/ menit
- SpO2 : 100%
Mata : Ca-/-, SI-/-
Hidung : nafas cuping hidung (-)
Thorak : Cor/ S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo/ SN bronkovesikuler +/+, Ronkhi +/+, Wh -/-
Abdomen : datar, BU (+), supel, timpani, turgor kulit baik
Ekstremitas superior : akral hangat -/-, eodem -/-, CRT <2detik
Ekstremitas inferior : akral hangat +/+, eodem -/-, CRT <2detik
A: Asfiksia Berat
Neonatal aterm
P : infus Kaen1BKcl 5cc/500
Ca gluconas 20cc/50
Meropenem 2x 200mg
Gentamycin 2x10mg
Ogt→8x20cc
Cefat 2x6,5mg
Sanbeplex 1x0.3mg
Aff infus
19 Mei 2013
S: Demam (-), Kejang (-), Sesak (-), Kulit kuning (-), Kulit kebiruan (-), BAB-BAK
normal
O: KU: gerak aktif, menangis kuat, tampak sesak (-), sianosis (-)
Terpasang o2 headbox
- S : 36.90C
- HR: 144 x/menit reguler
- RR : 42x/ menit
21
7/15/2019 Case Asfiksia
http://slidepdf.com/reader/full/case-asfiksia 22/37
Mata : Ca-/-, SI-/-
Hidung : nafas cuping hidung (-)
Thorak : Cor/ S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo/ SN bronkovesikuler +/+, Ronkhi +/+, Wh -/-
Abdomen : datar, BU (+), supel, timpani, turgor kulit baik
Ekstremitas superior : akral hangat -/-, eodem -/-, CRT <2detik
Ekstremitas inferior : akral hangat +/+, eodem -/-, CRT <2detik
A: Asfiksia Berat
Neonatal aterm
P : Cefat 2x6,5mg
Sanbeplex 1x0.3mg
20 Mei 2013
S: Demam (-), Kejang (-), Sesak (-), Kulit kuning (-), Kulit kebiruan (-), BAB-BAK
normal
O: KU: gerak aktif, menangis kuat, tampak sesak (-), sianosis (-)
Terpasang o2 headbox
- S : 36.40C
- HR: 140 x/menit reguler
- RR : 60x/ menit
Mata : Ca-/-, SI-/-
Hidung : nafas cuping hidung (-)
Thorak : Cor/ S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo/ SN bronkovesikuler +/+, Ronkhi +/+, Wh -/-
Abdomen : datar, BU (+), supel, timpani, turgor kulit baik
Ekstremitas superior : akral hangat -/-, eodem -/-, CRT <2detik
Ekstremitas inferior : akral hangat +/+, eodem -/-, CRT <2detik
A: Asfiksia Berat
Neonatal aterm
P : Cefat 2x6,5mgSanbeplex 1x0.3mg
21 Mei 2013
S: Demam (-), Kejang (+), Sesak (-), Kulit kuning (-), Kulit kebiruan (-), BAB-BAK
normal
O: KU: gerak aktif, menangis kuat, tampak sesak (-), sianosis (-)
Terpasang o2 headbox
- S : 36.90C
22
7/15/2019 Case Asfiksia
http://slidepdf.com/reader/full/case-asfiksia 23/37
- HR: 144 x/menit reguler
- RR : 42x/ menit
- SpO2 : 100%
Mata : Ca-/-, SI-/-
Hidung : nafas cuping hidung (-)
Thorak : Cor/ S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo/ SN bronkovesikuler +/+, Ronkhi +/+, Wh -/-
Abdomen : datar, BU (+), supel, timpani, turgor kulit baik
Ekstremitas superior : akral hangat -/-, eodem -/-, CRT <2detik
Ekstremitas inferior : akral hangat +/+, eodem -/-, CRT <2detik
A: Asfiksia Berat
Neonatal aterm
P : Cefat 2x6,5mgSanbeplex 1x0.3mg
VII. RINGKASAN DATA DASAR
A. ANAMNESIS
Pasien bayi laki-laki umur 18 hari, didapatkan bahwa pasien lahir pada
usia kehamilan 42 minggu menurut HPHT. Lahir secara normal dengan
presentasi kepala pada tanggal 5 mei 2013 pukul 00.20, ketuban hijau lumpur.
Berat badan lahir 4150 gram, panjang badan 50 cm. Lahir dengan apgar score
1, tidak menangis, lemas, kulit kebiruan. Nadi 160 x/menit dan saturasi o2 78-
81%. Pada pemeriksaan fisik didapatkan bayi tampak kurang aktif,menangis
kurang kuat.
B. PEMERIKSAAN FISIK
Kesan umum :
Menangis kuat, gerak aktif, tampak sesak (-)
Tanda vital
• Tekanan darah : tidak dilakukan pemeriksaan
23
7/15/2019 Case Asfiksia
http://slidepdf.com/reader/full/case-asfiksia 24/37
• Laju jantung : 128x/menit, reguler
• Pernapasan : 56x/menit
•Suhu : 36,3°C (Axilla)
Status Generalis
• Kepala
Mesocephal, ukuran lingkar kepala 34 cm, ubun-ubun besar masih
terbuka, teraba cekung, tidak tegang.
• Mata
Mata cekung (-/-),sklera ikterik (-/-), konjungtiva anemis (-/-),
• Hidung
Terpasang NGT, Bentuk normal, nafas cuping hidung (-/-),
• Telinga
Bentuk normal, tulang rawan sempurna,
• Mulut
Bercak-bercak putih pada lidah dan mukosa (+)
• Leher
Pendek, pergerakan baik
• Paru dan Jantung
Dalam batas normal
• Abdomen
Dalam batas normal
24
7/15/2019 Case Asfiksia
http://slidepdf.com/reader/full/case-asfiksia 25/37
• Tulang Belakang
Tidak ada spina bifida, tidak ada meningocele
•
Genitalia
Laki-laki, testis sudah turun
• Anorektal
Anus (+), diaper rash (-)
•
Ekstremitas
Dalam batas normal
• Kulit
Tampak sedikit pengelupas pada regio abdomen dan dada, sianotik (-),
ikterik (-), anemis (-), turgor kulit baik.
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan :
VIII. DAFTAR PERMASALAHAN
• Neonatus aterm
• Aspirasi berat
• Neonatal infeksi
IX. DIAGNOSIS BANDING
1. Neonatus aterm
DD :
- SMK (Sesuai Masa Kehamilan)
- KMK (Kecil Masa Kehamilan)
- BMK (Besar Masa Kehamilan)
2. Aspirasi Berat
25
7/15/2019 Case Asfiksia
http://slidepdf.com/reader/full/case-asfiksia 26/37
3. Neonatal Infeksi
X. DIAGNOSIS KERJA
1. Neonatus aterm SMK
2. Aspirasi berat
3. Neonatal infeksi
XI. TERAPI
A. TERAPI AWAL
Medikamentosa
O2 ET CPAP
Infus D10%
Ca gluconas 20cc+D10%
Ceftazidin 2x200 iv
Gentamicin 2x10gr iv
Dopamin 2,5 mg/KgBB (24gr/100cc/d5%)
PROGRAM
• Evaluasi keadaan umum dan tanda vital
• Jaga kehangatan
• Latihan menyusui
• Evaluasi keadaan umum dan tanda vital
• Awasi tanda-tanda gangguan pernapasan
• Awasi tanda-tanda dehidrasi
• Jaga kehangatan
• Rawat tali pusat
XII. USULAN PEMERIKSAAN
Pemeriksaan darah rutin ulang (atas indikasi)
Pemeriksaan GDS ulang (atas indikasi)
Pemeriksaan elektrolit
XIII. PROGNOSIS
26
7/15/2019 Case Asfiksia
http://slidepdf.com/reader/full/case-asfiksia 27/37
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
27
7/15/2019 Case Asfiksia
http://slidepdf.com/reader/full/case-asfiksia 28/37
ANALISA KASUS
Diagnosa pada pasien ini adalah asfiksia neonatorum berat, neonatal infeksi dan
neonatus aterm besar masa kehamilan. Diagnosa ini berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus dan pemeriksaan penunjang.Anamnesis
Anamnesis dilakukan dengan ayah, ibu, bidan serta perawat di Ruang Dahlia.
Dari anamnesis didapatkan bahwa ibu pasien rutin melakukan pemeriksaan antenatal,
tidak ada gangguan selama kehamilan dan tidak ada penyakit yang diderita selama
kehamilan baik perdarahan, tekanan darah tinggi, demam dan batuk.
Namun, saat proses persalinan, dapat dianalisa bahwa ±5 jam sebelum masuk
rumah sakit Ibu merasa perut terasa kencang-kencang tidak ada keluar air dari
kemaluan, pusing disangkal. 12 jam kemudian ibu merasakan mules yang teratur, lalu
keluar air kehijauan dari kemaluan. 11 jam kemudian ibu dipimpin untuk bersalin,
setelah 30 menit dipimpin bersalin, bayi belum lahir, atas advise dari dokter spesialis
obgyn, dilakukan vacuum extraction. Pukul 00.20 lahir bayi perempuan secara
spontan dengan presentasi kepala, di VK ditolong oleh dokter, nafas bayi cepat, tonus
otot lemah, AS menit pertama didapatkan nilai 1, BBL 4150 gram, PB 50 cm. Air
ketuban hijau lumpur.
Dari data ini dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami asfiksia berat sesuai
dengan apgar skor dan faktor ibu serta janin mungkin dapat menjadi faktor
penyebabnya.
Pemeriksaan Fisis
Pada pemeriksaan fisik, KU : bayi tampak sesak , merintih (+), gerak kurang
aktif dan nangis lemah. RR : 68x/mnt, nafas cuping hidung (+/+), tampak retraksi
subcostal merupakan tanda-tanda terdapatnya gangguan pernapasan. Pasien tampak
sianosis. Status generalis kepala, mata, jantung, abdomen, genitalia, dan ekstremitas
dalam batas normal
Pemeriksaan Penunjang
Dilakukan pemeriksaan khusus pada pasien ini antara lain pemeriksaan
dengan menggunakan kurva Lubchenko, skor Apgar, Bell Squash Score.
Didapatkan hasil sebagai berikut :
28
7/15/2019 Case Asfiksia
http://slidepdf.com/reader/full/case-asfiksia 29/37
1. Neonatus aterm besar masa kehamilan. Pada kurva Lubchenko, pasien ini
termasuk kategori sesuai masa kehamilan dengan berat badan lahir 4150 gram
dan masa kehamilan 42 minggu.
2. Asfiksia derajat berat. Karena pada penilaian Apgar skor menit ke 1, didapatkan
hasil 1.
3. Neonatal infeksi. Karena pada pasien ini air ketuban berwarna hijau lumpur,
persalinan dibantu dengan vacum ekstraksi, asfiksia, dan dilakukan tindakan
seperti pemasangan infus.
Asfiksia Neonatorum
Asfiksia neonatorum adalah kegagalan napas secara spontan dan teratur padasaat lahir atau beberapa saat setelah saat lahir yang ditandai dengan hipoksemia,
hiperkarbia dan asidosis (IDAI). Asfiksia neonatorum adalah kegagalan bernapas
secara spontan dan teratur segera setelah lahir (WHO).
Asfiksia neonatorum dapat terjadi selama kehamilan, pada proses persalinan
dan melahirkan atau periode segera setelah lahir. Janin sangat bergantung pada
pertukaran plasenta untuk oksigen, asupan nutrisi dan pembuangan produk sisa
sehingga gangguanpada aliran darah umbilikal maupun plasental hampir selalu akanmenyebabkan asfiksia.
Faktor Resiko
Antepartum
Faktor Resiko
IntrapartumFaktor Resiko Janin
Primipara Malpresentasi PrematuritasPenyakit pada ibu:
- Demam saat
kehamilan
- Hipertensi saat
kehamilan
- Anemia
- Diabetes militus
- Penyakit hati dan
ginjal
Partus lama
Persalinan yang sulit dan
traumatik
Ketuban mengandung
mekoneum
Ketuban pecah dini
Induksi oksitosin
Prolaps tali pusat
BBLR
Perumbuhan janin
Terhambat
Kelainan kongenital
29
7/15/2019 Case Asfiksia
http://slidepdf.com/reader/full/case-asfiksia 30/37
- Penyakit kolagen
dan pembuluh darah
Perdarahan antepartumRiwayat kematian
neonatus sebelumnyaPenggunaan sedasi,
analgesi atau anestesi
1. Faktor ibu
Hipoksia ibu. Hal ini menimbulkan hipoksia janin. Hipoksia ibu ini dapat
terjadi karena hipoventilasi akibat pemberian oabat analgetika atau anestesi
dalam.
Gangguan aliran darah uterus. Mengurangi aliran darah uterus akan
menebabkan berkurangnya pengaliran oksigen ke plasenta dan demikian juga
ke janin. Hal ini sering diditemukan pada keadaan :
a. Gangguan kontraksi uterus (hipotoni, hipertoni, atonia uterus)
b. Hipotensi mendadak pada ibu karena perdarahan, plasenta previa, atau
solutio plasenta.
c. Hipertensi ibu ( eklampsia, toksemia)
d. Ibu penderita DM, kelainan jantung atau penyakit ginjal.
e. Partus lama.
f. Persalinan abnormal (kelahiran sungsang, kembar, seksio sesarea)
2. Faktor plasenta
Asfiksia janin dapat terjadi bila terdapat gangguan pada plasenta, misalnya
solusio plasenta dan plasenta previa.
3. Faktor Fetus
Gangguan aliran darah ini dapat ditemukan pada tali pusat membumbung,
lilitan tali pusat dan kompresi tali pusat antara janin dan jalan lahir
4. Faktor Neonatus
Depresi pusat pernapasan pada bayi baru lahir dapat terjadi pada
a. Pemakaian obat anestesi / analgetika berlebihan pada ibu
b. Trauma yang terjadi pada persalinan
30
7/15/2019 Case Asfiksia
http://slidepdf.com/reader/full/case-asfiksia 31/37
c. Kelainan kongenital pada bayi (Aplasia paru, atresia saluran nafas,
hernia diafragmatika)
d. Adanya gangguan tumbuh kembang intrauterin
Patofisiologi
Proses kelahiran selalu menimbulkan asfiksia ringan yang bersifat sementara,
proses ini dianggap perlu untuk merangsang kemoreseptor pusat pernafasan agar
terjadi primary gasping yang kemudian berlanjut dengan pernafasan teratur. Sifat
asfiksia ini tidak mempunyai pengaruh buruk karena reaksi adaptasi bayi dapat
mengatasinya. Kegagalan perafasan mengakibatkan gangguan pertukaran oksigen dan
karbondioksida, diikuti acidosis respiratorik. Apabila proses berlanjut maka
metabolisme sel akan berlangsung dalam suasana aerobik yang berupa glikolisis
glikogen sehingga sumber utama glikogen terutama pada jantung dan hati akan
berkurang dan asam organik yang terjadi akan menyebabkan asidosis metabolik. Pada
tingkat selanjutnya akan terjadi perubahan kardiovaskular yang disebabkan beberapa
diantaranya:
1. Hilangnya sumber glikogen dalam jantung akan mempengaruhi fungsi jantung
2. Terjadinya asidosis metabolik mengakibatkan menurunnya sel jaringan
termasuk otot jantung sehingga menimbulkan kelemahan jantung
3. Pengisian udara aveolus yang kurang adekuat menyebabkan tetap tingginya
resistensi pembuluh darah paru, sehingga sirkulasi darak ke paru dan sistem
sirkulasi tubuh lain mengalami gangguan
Sehubungan dengan proses faali tersebut maka fase awal asfiksia ditandai dengan
pernafasan cepat dan dalam selama tiga menit (periode hiperapne) diikuti dengan
apneu primer kira-kira satu menit di mana pada saat ini denyut jantung dan tekanan
darah menurun. Kemudian bayi akan mulai bernafas (gasping) 8-10 kali/menit selama
beberapa menit, gasping ini semakin melemah sehingga akhirnya timbul apneu
skunder. Pada keadaan normal fase-fase ini tidak jelas terlihat karena setelah
pembersihan jalan nafas bayi maka bayi akan segera bernafas dan menangis kuat.
Pemakaian sumber glikogen unutk energi dalam metabolisme anaerob
menyebabkan dalam waktu singkat tubuh bayi akan menderita hipoglikemia. Pada
asfiksia berat menyebabkan kerusakan membran sel terutama sel susunan saraf pusat
sehingga mengakibatkan gangguan elektrolit, berakibat menjadi hiperkalemia dan
pembengkakakn sel. Kerusakan sel otak terjadi setelah asfiksia berlangsung selama 8-15 menit.
31
7/15/2019 Case Asfiksia
http://slidepdf.com/reader/full/case-asfiksia 32/37
Diagnosis
Neonatus yang mengalami asfiksia neonatorum bisa didapatkan riwayat
gangguan alhir, lahir tidak bernafas dengan adekuat, riwayat ketuban bercampur
mekoneum. Temuan klinis yang didapatkan pada neonatus dengan asfiksia
neonatorum dapat berupa lahir tidak bernafas/megap-megap, denyut jantung
<100x/menit, kulit sianosis atau pucat dan tonus otot melemah. Secara klinis dapat
digunakan skor APGAR pada menit ke 1, 5 dan 10 unutk mendiagnosa dan
mengklasifikasikan derajat asfiksia secara cepat. Skor APGARmerupakan metode
objektif untuk menilai kondisi bayi baru lahir dan berguna untuk memberikan
informasi mengenai keadaan bayi secara keseluruhan dan keberhasilan tindak
resusitasi. Walaupun demikian, tindakan resusitasi harus dimulai sebelum perhitungan
pada menit pertama. Jadi skor APGAR tidaklah digunakan untuk menentukan apakah
seorang bayi memerlukan resusitasi, langkah mana yang dibutuhkan atau kapan kita
menggunakannya. Ada tiga tanda utama yang digunakan untuk menentukan
bagaimana dan kapan melakukan resusitasi (pernafasan, frekuensi jantung, warna
kulit) dan ini merupakan bagian dari APGAR skor.dua tanda tambahan (tonus otot
dan refleks rangsangan) menggambarkan keadann neurologis. Skor APGAR biasanya
dinilai pada menit 1 kemudian pada menit ke 5. Jika nilainya pada menit ke 5 kurang
dari 7, tambahan penilaian harus dilakukan setiap 5 menit sampai 20 menit.
Pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan adalah analisis gas darah, dimana pada
neonatus dengan asfiksia neonatorum didapatkan PaO2 < 50 mmH2O, PaCO2 > 55
mmH2O, pH < 7,3. WHO pada tahun 2008 sudah menambahkan kriteria dalam
penegakan diagnosis asfiksia berdasarkan skor APGAR dan adanya asidosis
metabolik, ditambah adanya gangguan fungsi organ berupa gejala neurologis berupa
HIE, akan tetapi peegakan diagnosis HIE tidak dapat dilakukan dengan segera dan
terdapat berbagai keterbatasan dalam aplikasinya di komunitas. Hal ini membuat
diagnosis asfiksia secra cepat di komunitas menggunakan kriteria penilaian adanya
gengguan pada pernafasan, frekuensi jantung dan warna kulit ditunjang denga hasil
analisa gas darah yang menunjukan asidosis metabolik
Penatalaksanaan
32
7/15/2019 Case Asfiksia
http://slidepdf.com/reader/full/case-asfiksia 33/37
Tujuan utama mengatasi asfiksia adalah mempertahankan kelangsungan hidup
bayi dan membatasi gejala sisa (sekuele) yang mungkin timbul dikemudian hari.
Tindakan yang dikerjakan pada bayi, lazim disebut resusitasi bayi baru lahir.5
a. Resusitasi
Pada pemeriksaan atau penilaian awal dilakukan dengan menjawab 3 pertanyaan:4
a. apakah bayi cukup bulan?
b. apakah bayi bernapas atau menangis?
c. apakah tonus otot bayi baik atau kuat?
Bila semua jawaban ”ya” maka bayi dapat langsung dimasukkan dalam prosedur
perawatan rutin dan tidak dipisahkan dari ibunya. Bayi dikeringkan, diletakkan di
dada ibunya dan diselimuti dengan kain linen kering untuk menjaga suhu. Bila
terdapat jawaban ”tidak” dari salah satu pertanyaan di atas maka bayi memerlukan
satu atau beberapa tindakan resusitasi.
33
7/15/2019 Case Asfiksia
http://slidepdf.com/reader/full/case-asfiksia 34/37
QuickTime™ and adecompressor
are needed to see this picture.
Pencegahan
Pencegahan terhadap asfiksia neonatorum adalah dengan menghilangkan atau
meminimalkan faktor risiko penyebab asfiksia. Derajat kesehatan wanita, khususnya
ibu hamil harus baik. Komplikasi saat kehamilan, persalinan dan melahirkan harus
dihindari. Upaya peningkatan derajat kesehatan ini tidak mungkin dilakukan dengan
satu intervensi saja karena penyebab rendahnya derajat kesehatan wanita adalahakibat banyak faktor seperti kemiskinan, pendidikan yang rendah, kepercayaan, adat
34
Frekuensi Jantung ?Bernapas atau menangis ?Tonus otot baik ?
7/15/2019 Case Asfiksia
http://slidepdf.com/reader/full/case-asfiksia 35/37
istiadat dan lain sebagainya. Untuk itu dibutuhkan kerjasama banyak pihak dan lintas
sektoral yang saling terkait.
Adanya kebutuhan dan tantangan untuk meningkatkan kerjasama antar tenaga
obstetri di kamar bersalin. Perlu diadakan pelatihan untuk penanganan situasi yang tak
diduga dan tidak biasa yang dapat terjadi pada persalinan. Setiap anggota tim
persalinan harus dapat mengidentifikasi situasi persalinan yang dapat menyebabkan
kesalahpahaman atau menyebabkan keterlambatan pada situasi gawat.14 Pada bayi
dengan prematuritas, perlu diberikan kortikosteroid untuk meningkatkan maturitas
paru janin.
Gangguan yang mukin terjadi pada akibat asfiksia
35
7/15/2019 Case Asfiksia
http://slidepdf.com/reader/full/case-asfiksia 36/37
Komplikasi yang terjadi akibat asfiksia
36
7/15/2019 Case Asfiksia
http://slidepdf.com/reader/full/case-asfiksia 37/37
Daftar Pustaka
1. Dubowitz LMS Dubowitz V Goldberg C. Clinical assessment of gestational age in
the newborn infant. J Pediatri. 1970; 77: 1-10
2. Mupanemunda R and Watkinson M. Key Topics in Neonatology. 2nd Ed. New
York: Taylor & Francis Group; 2005.
3. Behrman, Kliegman : Nelson Textbook Of Pediatrics Edisi 15, halaman 543-572,
589-599. W.B Saunders Company 2000.
4. IDAI. Asfiksia Neonatorum. Dalam: Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak.
Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2004.h. 272-276.