19
1 PERHITUNGAN DALAM USAHA BUDIDAYA PERIKANAN Oleh Afiesh sp 28 Maret 2011 I. Seorang pengusaha memiliki lahan 5 x 5 x 1 m 3 dan memelihara lele beukuran 8-10 cm dengan bobot awal tebar 5 gr sampai ukuran 8 ekor/kg. Jika SR = 80%, FCR = 1 dengan asumsi ikan mati 10% pada 1 hari pertama (W = 5 gr), 5% pada hari kedua (W = 5,3 gr), dan 5% pada hari ketiga (W = 5,5 gr). Harga benih Rp 150,-/ekor, kepadatan 200 ekor/m 2 , harga pakan Rp 5.000,- /Kg. Berapa modal yang diperlukan ? Keuntungan ? Jika tenaga, lahan gratis dan saat panen dibantu dengan 2 orang pegawai dengan gaji Rp 20.000,- /orang. Harga saat panen Rp 8.400,-/Kg dan asumsi sumber modal dari investor dengan pembagian hasil 70% untuk pelaksana dan 30% untuk investor. Berapa pula resiko kerugian jika terjadi banjir pada hari terakhir sehingga semua ikan hilang ? (resiko rugi sama dengan pembagian hasil) Jawab : o L kolam = 5 x 5 m = 25 m 2 o Jumlah benih = L kolam x padat tebar = 25 m2 x 200 ekor/m 2 = 5.000 ekor o Biaya benih = Jumlah benih x harga benih = 5.000 ekor x Rp 150,-/ekor

CARA MUDAH BELAJAR PERHITUNGAN USAHA PERIKANAN

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: CARA MUDAH BELAJAR PERHITUNGAN USAHA PERIKANAN

1

PERHITUNGAN DALAM USAHA BUDIDAYA PERIKANAN

Oleh

Afiesh sp

28 Maret 2011

I. Seorang pengusaha memiliki lahan 5 x 5 x 1 m3 dan memelihara lele

beukuran 8-10 cm dengan bobot awal tebar 5 gr sampai ukuran 8 ekor/kg. Jika

SR = 80%, FCR = 1 dengan asumsi ikan mati 10% pada 1 hari pertama (W =

5 gr), 5% pada hari kedua (W = 5,3 gr), dan 5% pada hari ketiga (W = 5,5 gr).

Harga benih Rp 150,-/ekor, kepadatan 200 ekor/m2, harga pakan Rp 5.000,-

/Kg. Berapa modal yang diperlukan ? Keuntungan ? Jika tenaga, lahan gratis

dan saat panen dibantu dengan 2 orang pegawai dengan gaji Rp 20.000,-

/orang. Harga saat panen Rp 8.400,-/Kg dan asumsi sumber modal dari

investor dengan pembagian hasil 70% untuk pelaksana dan 30% untuk

investor. Berapa pula resiko kerugian jika terjadi banjir pada hari terakhir

sehingga semua ikan hilang ? (resiko rugi sama dengan pembagian hasil)

Jawab :

o L kolam = 5 x 5 m

= 25 m2

o Jumlah benih = L kolam x padat tebar

= 25 m2 x 200 ekor/m2

= 5.000 ekor

o Biaya benih = Jumlah benih x harga benih

= 5.000 ekor x Rp 150,-/ekor

Page 2: CARA MUDAH BELAJAR PERHITUNGAN USAHA PERIKANAN

2

= Rp 750.000,-

o Biomassa akhir (Wt)= Jumlah panen x bobot rata-rata

= (SR x Jumlah tebar) 1 Kg/ 8 ekor

= (80% x 5.000 ekor) x 1 Kg/ 8 ekor

= 500 Kg

o Biomassa awal (Wo) = Jumlah tebar x bobot rata-rata

= 5.000 ekor x 5 gr/ekor

= 25.000 gr

= 25 Kg

o Biomassa mati = ((10% +x 5.000 e x 5 gr) + (5% x 5.000 e x

5,3 gr) + (5% x 5.000 e x 5,5 gr))

= (2.500 gr + 1.325 gr + 1.375 gr)

= 5.200 gr

= 5,2 Kg

o Jumlah pakan = FCR x (Wt – Wo + Wmati)

= 1 x (500 Kg – 25 Kg + 5,2 Kg)

= 480,2 Kg

o Biaya pakan = Jumlah pakan x harga pakan

= 480,2 Kg x Rp 5.000,-/Kg

=2.401.000,-

o Biaya lain-lain = Lahan + pegawai + listirk + transportasi

= 0 + 2 orang x Rp 20.000,- + 0 + 0

= Rp 40.000,-

Page 3: CARA MUDAH BELAJAR PERHITUNGAN USAHA PERIKANAN

3

1) Modal = Biaya benih + B. pakan + B. lain-lain

= Rp 750.000,- + Rp 2.401.000,- + Rp 40.000,-

= Rp 3.191.000,-

Penerimaan = Wt x harga ikan

= 500 Kg x Rp 8.400,-/Kg

= Rp 4.200.000,-

2) Keuntungan = Penerimaan – Modal

= Rp 4.200.000 – Rp 3.191.000

= Rp 1.009.000,-

3) Pelaksana = 70% x Keuntungan

= 70% x Rp 1.009.000,-

= Rp 706.300,-

4) Investor = 30 % x Rp 1.009.000,-

= Rp 302.700,-

Jika banjir, maka :

Kerugian = modal = Rp 3.151.000,- (tanpa biaya panen)

Pelaksana = 70% x 3.151.000,-

= Rp 2.205.700,-

Investor = 30% x 3.151.000,-

= Rp 945.300,-

Page 4: CARA MUDAH BELAJAR PERHITUNGAN USAHA PERIKANAN

4

II. Variasi soal

5. Sewa lahan Rp 5.000.000,-/ha/tahun = Rp 5.000.000,-/10.000 m2/tahun =

500/m2/bulan.

Misal : Kebutuhan lahan untuk 1 kolam 5 x 5 m = 25 m2

=25m2 x Rp 500,-/m

2 = Rp 12.500/bulan, jika dibutuhkan 2 bulan/siklus

maka biayanya adalah Rp 25.000,0/siklus.

5. Permintaan benih ikan patin untuk perusahaan A adalah 1.000.000

ekor/bulan. Jika SR benih patin siap jual 1” (inch) dari tebar larva adalah

50% harga benih Rp 7,-/ekor, sedangkan harga jualnya yaitu Rp 75,-/ekor.

Kebutuhan artemia 2 kaleng/ 150.000 larva tebar, kebutuhan cacing 25

takar/ 150.000 larva tebar, dengan padat tebar benih 40 ekor/L tinggi air

30 cm. Tersedia wadah pemeliharaan berapa tendon (2 x 1 x 0,3 m), harga

artemia Rp 230.000,-/kaleng, cacing Rp 5.000,-/takar, kebutuhan aerasi 4

titik/tendon. Setiap aerasi diperlukan 1 kran (Rp 1.000), 1 batu aerasi (Rp

500), dan selang (Rp 500/m). Supply oksigen/udara dari Blower (Rp

400.000,-/buah) dengan maksimal 60 titik. Harga tandon Rp 500.000,-

/bak. Berapa larva yang ditebar ? artemia yang diperlukan ? cacing yang

diperlukan ? Blower, selang, kran, batu aerasi yang diperlukan dan

keuntungan untuk 1 siklus produksi (1 bulan). Jika peralatan bisa dipakai

selama 10 tahun.

Jawab :

SR = %100xNo

Nt

50% = %100000.000.1

xNo

e

Page 5: CARA MUDAH BELAJAR PERHITUNGAN USAHA PERIKANAN

5

No = %100%50

000.000.1x

e

= 2.000.000 ekor

Biaya benih = Jumlah benih tebar x harga benih

= 2.000.000 ekor x Rp 7,-/ekor

= Rp 14.000.000,-

Kebutuhan artemia = Jumlah tebar x 2 kaleng/ 150.000 larva tebar

= 2.000.000 ekor x 2 kaleng/ 150.000 larva

tebar

= 26,67 kaleng = 27 kaleng

Biaya artemia = Kebutuhan artemia x harga artemia

= 27 kaleng x Rp 230.000,-/Kg

= Rp 6.210.000,-

Kebutuhan cacing = Jumlah tebar x 25 takar/ 150.000 larva tebar

= 2.000.000 ekor x 25 takar/ 150.000 larva tebar

= 333,3 takar = 334 takar

Page 6: CARA MUDAH BELAJAR PERHITUNGAN USAHA PERIKANAN

6

Biaya cacing = Kebutuhan cacing x harga cacing

= 334 takar x Rp 5.000,-/takar

= Rp 1.670.000,-

Kebutuhan tandon = Jumlah tebar x TandonV

Tandonx

e

L

.

1

40

1

=2.000.000 ekor x mxx

Tandonx

e

L

3,012

1

40

1

= 50.000

0,6 m3

= 50.000

600 L

= 83,3 tandon = 84 tandon

Biaya tandon = Kebutuhan tandon x harga tandon

= 84 tandon x Rp 500.000m,-/bak

= Rp 42.000.000,-/10 tahun

= Rp 350.000,-/bulan

Kebutuhan titik aerasi = Kebutuhan tandon x 4 titik aerasi

= 84 tandon x 4 titik

= 336 titik

Page 7: CARA MUDAH BELAJAR PERHITUNGAN USAHA PERIKANAN

7

Sehingga dibutuhkan = 336 m selang, 336 batu aerasi, 336

buah kran.

Biaya lain-lain = Kebutuhan selang + K. aerasi + K. kran

= (336 m x Rp 500/m) + (336 x Rp 500) +(336

x Rp 1000)

= Rp 168.000 + Rp 168.000 + 336.000

= Rp 672.000,-/10 tahun

= Rp 5.600,-/bulan

Kebutuhan blower = Kebutuhan titik x Titik

Blower

60

1

= 336 tititk xTitik

Blower

60

1

= 5,6 blower = 6 blower

Biaya blower = Kebutuhan blower x harga blower

= 6 blower x Rp 400.000,-/blower

= Rp 2.400.000,-/10 tahun

= Rp 20.000,-/bulan

a) Modal = Biaya peralatan + B. benih + B. pakan + dll

(lahan + gaji)

= (tandon + lain-lain + blower) + Rp

14.000.000 + (cacing + artemia)

Page 8: CARA MUDAH BELAJAR PERHITUNGAN USAHA PERIKANAN

8

= (Rp 42.000.000 + Rp 672.000 + Rp

2.400.000 ) + Rp 14.000.000 + (Rp 1.670.000 +

Rp 6.210.000)

= RP 66.952.000,- (diluar dll)

b) Penerimaan = Jumlah panen x harga jual

= 1.000.000 ekor x Rp 75,-/ekor

= Rp 75.000.000,-

c) Biaya/siklus = Biaya benih + B. pakan + B. peralatan + dll

= Rp 14.000.000 (Rp 1.670.000 + Rp 6.210.000) +

(Rp350.000 + RP 5.600 + Rp 20.000)

= Rp 22.255.600,- (diluar dll)

d) Keuntungan = Penerimaan – biaya/siklus

= Rp 75.000.000 - Rp 22.255.600

= Rp 52.744.400,-

5. Packing saat panen benih dipacking dlam kantong atau plastik berisi

1.000 ekor/kantong. Setiap kantong menggunakan 2 buah plastik, 2 karet,

dan 0,01 gr elbaju untuk antistress. Berapa kebutuhan masing-masingnya

? Jika panen 1.000.000 ekor.

Jawab :

1.000 ekor = 2 plastik, 2 karet, & 0,01 gr elbaju

Kebutuhannya = grkpxe

e01,022

000.1

000.000.1

Page 9: CARA MUDAH BELAJAR PERHITUNGAN USAHA PERIKANAN

9

= 1.000 (2p + 2k + 0,01 gr elbaju)

= 2.000 plastik, 2.000 knatong, dan 10 gr elbaju

5. Seorang pengusaha lele ingin mencoba 2 buah pakan yaitu pakan A dan

pakan B. Pakan A harganya Rp 3.000,- dengan FCR = 2, sedangkan pakan

B harganya Rp 5.500,- dengan FCR = 1. Pakan dibutuhkan untuk panen 1

ton lele. Jika diasumsikan bobot awal dan bobot mati kecil sekali dan

dibutuhkan 1 gudang pakan untuk menampung 1 ton pakan, pakan yang

mana yang lebih efisien ? Jelaskan secara kuantitatif (pake data).

Jawab :

o Pakan A

Kebutuhan pakan = 1 ton x FCR

= 1 ton x 2

= 2 ton (bobot awal dan mati dianggap 0)

Biaya pakan = Kebutuhan pakan x harga pakan

= 2 ton x Rp 3.000,-/Kg

= 2.000 Kg x Rp 3.000,-/Kg

= Rp 6.000.000,-

Kebutuhan gudang = 2

o Pakan B

Kebutuhan pakan = 1 ton x FCR

= 1 ton x 1 = 1

Page 10: CARA MUDAH BELAJAR PERHITUNGAN USAHA PERIKANAN

10

Biaya pakan = 1 ton x harga pakan

= 1.000 Kg x Rp 5.500,-/Kg

= Rp 5.500.000,-

Kebutuhan gudang = 1

Kesimpulannya yaitu pakan B lebih efisien dari pakan A karena biaya

lebih hemat Rp 500.000,- dan hemat gudang juga. Serta jika

pengankutan dikenai biaya, pakan B akan jauh menguntungkan.

5. Perbandingan rucah Vs pelet yaitu harga rucah Rp 4.000,-/Kg dengan

FCR = 6 dan SR 70%, sedangkan pellet harganya Rp 14.000,-/Kg dengan

FCR = 1,5 dan SR 80%. Mana yang lebih menguntungkan ? Jika

penebaran awal 1.000 ekor kerapu dan panen ukuran 500 gr, bobot tebar

50 gr bobot ,mati 60 gr serta harga jual kerapu yaitu Rp 400.000,-.

Jawab :

o Rucah

Kebutuhan pakan = FCR x (Wt – Wo + Wmati)

= 6 x ((1.000 e x 70% x 500 gr) + (1.000 e x 50

gr) + (1.000 e x 30% + 60 gr))

= 6 x (350 Kg – 50 Kg + 18 Kg)

= 6 (318 Kg)

= 1.908 Kg

Page 11: CARA MUDAH BELAJAR PERHITUNGAN USAHA PERIKANAN

11

Biaya pakan = Kebutuhan pakan x harga pakan

= 1.908 Kg x Rp 4.000,-/Kg

= Rp 7.632.000,-

Penerimaan = Wt x harga jual

= 350 Kg x Rp 400.000,-/Kg

= Rp 140.000.000,-

Keuntungan = Penerimaan – biaya pakan

= Rp 140.000.000 – Rp 7.632.000

= Rp 132.368.000,-

o Pelet

Kebutuhan pakan = FCR x (Wt – Wo - Wmati)

= 1,5 x (400 Kg – 50 Kg + 12 Kg)

= 1,5 x (362 Kg)

= 543 Kg

Biaya pakan = Kebutuhan pakan x harga pakan

= 543 Kg x Rp 14.000,-/ Kg

= Rp 7. 602.000,-

Penerimaan = Wt x harga jual

= 543 Kg x Rp 400.000,-/Kg

= Rp 160.000.000,-

Page 12: CARA MUDAH BELAJAR PERHITUNGAN USAHA PERIKANAN

12

Keuntungan = Penerimaan – Biaya pakan

= Rp 160.000.000 – Rp 7.602.000

= Rp 152.398.000,-

Catatan : Jika FCR dan harga berubah dapat mempengaruhi

hasil akhir.

III. Fekunditas dan Hatching

Rumus :

FR = Jumlah telur terbuahi x 100%

Jumlah telur total

HR = Jumlah telur menetas x 100%

Jumlah telur terbuahi

Contoh soal :

a. Induk lele fekunditas 100.000 butir/Kg dengan bobot 2 Kg dipijahkan.

FR telur 80%, HR 50%, SR larva 80%. Berapa benih yang dihasilkan ?

Jawab :

Jumlah telur total = 100.000 butir/Kg x 2 Kg

= 200.000 telur

Page 13: CARA MUDAH BELAJAR PERHITUNGAN USAHA PERIKANAN

13

FR = Jumlah telur terbuahi x 100%

Jumlah telur total

80% = Jumlah telur terbuahi x 100%

200.000 telur

Jumlah telur terbuahi = %100

000.200%80 Butirx

= 160.000 butir

HR = Jumlah telur menetas x 100%

Jumlah telur terbuahi

50% = Jumlah telur menetas x 100%

160.000 telur

Jumlah telur menetas =%100

000.160%50 Butirx

= 80.000 butir

Benihn yang dihasilkan = 80% x 80.000 butir

= 64.000 ekor

b. Dihasilkan benih lele 1.000.000 ekor. Jika diketahui SR benih 80%, HR

50%, FR 0% dan fekunditas induk 100.000 butir/ Kg. Berapa induk

yang harus dipijahkan ?

Page 14: CARA MUDAH BELAJAR PERHITUNGAN USAHA PERIKANAN

14

Jawab :

Jumlah larva yang menetas = %80

000.000.1 ekor

= 1.250.000 ekor

Jumlah telur yang terbuahi = %50

000.250.1 ekor

= 2.500.000 butir

Jumlah telur yang dihasilkan = %150

000.500.2 Butir

= 5.000.000 butir

Fekunditas = 100.000 butir/Kg → 5.000.000 butir = 50 Kg induk

SOAL QUIZ 3

Dik :

Seorang pengusaha mendapat pesanan 500.000 ekor bemih patin ukuran

1”(inch) setiap bulannya. Jika diketahui SR larva sampai benih sebesar 50%, HR telur

80%, FR telur 80%, dan fekunditas induk 100.000 butir/Kg induk. Untuk tebar

100.000 ekor larva memerlukan 1 kaleng artemia seharga @ Rp 350.000,- dan 35

takar cacing seharga @ Rp 5.000/takar. Jika harga induk patin jantan/betina Rp

20.000,-/Kg dan perbandingan yang digunakan 1:1, ovaprim yang digunakan 0,5

ml/Kg betina dan 0,3 ml/Kg jantan dengan harga ovaprim Rp 180.000,-/10 ml.

Dit :

1) Larva yang harus ditebar/telur yang netas jadi larva

2) Telur yang dibuahi

Page 15: CARA MUDAH BELAJAR PERHITUNGAN USAHA PERIKANAN

15

3) Telur yang dihasilkan

4) Jumlah induk yang diperlukan dan biayanya

5) Jumlah artemia yang dibutuhkan dan biayanya

6) Jumlah cacing yang dibutuhkan dan biayanya

7) Ovaprim yang dibutuhkan dan biayanya

8) Total biaya yang dikeluarkan

9) Total pendapatan jika harga benih @ Rp 75

10) Keuntungan

11) Dari jumlah larva yang ditebar tersebut berapa SR minimal larva agar

mencapai BEP (balik modal)

12) Jika larva yang ditebar tidak diproduksi sendiri melainkan membeli dengan

harga Rp 7/ekor, maka kebutuhan total biaya produksi

Jawab :

1) SR = No

Nt

50% = No

e000.500

No = %50

000.500 e

No (Larva yang ditebar) = 1.000.000 ekor

2) Telur yang terbuahi (HR) = Jumlah telur yang menetas

Jumlah telur yang terbuahi

Jumlah telur yang terbuahi = Jumlah telur yang menetas

HR

= %80

000.000.1 e

Page 16: CARA MUDAH BELAJAR PERHITUNGAN USAHA PERIKANAN

16

= 1.250.000 butir

3) Telur yang dihasilkan (FR) = Jumlah telur yang terbuahi

Jumlah telur total

Jumlah telur total = Jumlah telur yang terbuahi

FR

= %80

000.250.1 e

= 1.562.500 ekor

4) Jumlah telur = %50

500.562.1

= 3.125.000 butir

Kebutuhan induk = 3.125.000 butir

100.000 butir/Kg

= 31,25 Kg

= 32 Kg

Biaya yang dibutuhkan = Kebutuhan induk x Harga induk

= 32 Kg x Rp 20.000,-

= Rp 640.000,-

5) Artemia yang dibutuhkan = Jumlah larva tebar x 1 kaleng/100.000 ekor

larva

= 1.000.000 e x 1 kaleng/100.000 ekor larva

Page 17: CARA MUDAH BELAJAR PERHITUNGAN USAHA PERIKANAN

17

= 10 kaleng

Biaya artemia = Kebutuhan artemia x Harga artemia

= 10 kaleng x Rp 350.000,-/kaleng

= Rp 3.500.000,-

6) Cacing yang dibutuhkan = Jumlah larva tebar x 35 takar/100.000 ekor

larva

= 1.000.000 e x 35 takar/100.000 ekor larva

= 350 takar

Biaya cacing = Kebutuhan cacing x harga cacing

= 350 takar x Rp 5.000,-/takar

= Rp 1.750.000,-

7) Rata-rata kebutuhan ovaprim = V betina + V jantan

2

= 0,5 ml + 0,3 ml

2

= 2

8,0

= 0,4 ml

Kebutuhan ovaprim = 0,4 ml x kebutuhan induk

= 0,4 ml x 32 Kg

= 13 ml

Page 18: CARA MUDAH BELAJAR PERHITUNGAN USAHA PERIKANAN

18

Biaya ovaprim = Kebutuhan ovaprim x Harga ovaprim

= 13 ml x Rp 180.000,-/10ml

= Rp 234.000,-

8) Total biaya yang dikeluarkan = Biaya Pakan + B. induk + B. Ovaprim

= (RP 3.500.000,- + Rp 1.750.000,- )+ Rp

640.000,- + Rp 234.000,-

= Rp 6.124.000,-

9) Total pendapatan = Jumlah larva panen x harga benih

= 500.000 e x Rp 75,-

= Rp 37.500.000,-

10) Keuntungan = Total pendapatan – Total biaya yang

dikeluarkan

= Rp 37.500.000 – Rp 6.124.000

= Rp 31.376.000,-

11) BEP (Balik Modal) = Total biaya x SR

Penerimaan

= Rp 6.124.000 x 50%

Rp 37.500.000

= 8,165%

=8,17%

12) Biaya benih = Jumlah larva x harga larva

= 1.000.000 ekor x Rp 7,-/ekor

= Rp 7.000.000,-

Page 19: CARA MUDAH BELAJAR PERHITUNGAN USAHA PERIKANAN

19

Total biaya produksi = Biaya benih + B. pakan

= Rp 7.000.000 + (Rp 3.500.000 + Rp

1.750.000)

= Rp 12.250.000,-