Upload
heriansyah
View
1.908
Download
16
Embed Size (px)
Citation preview
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 1
BBAABB IIIIII
AAKKUUNNTTAABBIILLIITTAASS KKIINNEERRJJAA
A. HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN DAN TANGGUNG JAWAB KINERJA
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) memiliki keterkaitan
erat dengan Sistem Perencanaan Pembangunan (UU nomor 25 tahun 2004) baik secara
substantif isi, waktu, proses maupun dokumen yang disusun. Dokumen Renstra terkait
dengan dokumen RPJMD, RKT dengan RKPD, PK dengan Penetapan APBD, sehingga
dokumen LAKIP pun akan simultan dengan monitoring dan evaluasi perencanaan
pembangunan. Hasil evaluasi dalam laporan tersebut menjadi masukan/umpan balik bagi
proses perencanaan selanjutnya.
Dalam SAKIP, dokumen Renstra dijabarkan setiap tahun dalam dokumen RKT
yang memuat rencana kinerja yang ditargetkan. Setelah APBD ditetapkan, target kinerja
tersebut ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja.
Dalam jangka waktu satu tahun, setiap SKPD dengan kegiatan sesuai bidangnya
akan melakukan upaya-upaya pencapaian target kinerja dimaksud.
Proses evaluasi kinerja dalam LAKIP akan diawali dengan penghimpunan data
kinerja yang bersumber dari seluruh SKPD sesuai bidangnya masing-masing.
B. PENGUKURAN KINERJA
Akuntabilitas Kinerja adalah pertanggungjawaban pemerintah dalam
mewujudkan visi dan misinya. Pengukuran kinerja dimaksudkan untuk mengetahui
sejauhmana keberhasilan dan kekurangan pelaksanaan kegiatan, seberapa jauh efektifitas
penggunaan anggaran untuk mencapai target-target yang telah ditetapkan, serta seberapa
jauh tingkat efisiensi pemanfaatan sumberdaya yang ada.
Pengukuran kinerja dalam rangka mengetahui tingkat keberhasilan/kegagalan
pencapaian sasaran dilakukan dengan cara membandingkan antara realisasi dengan target
setiap indikator kinerja yang telah ditetapkan.
Rumus untuk menghitung capaian kinerja setiap indikator ada dua macam :
Indikator bermakna positif, artinya : jika semakin besar realisasi berarti semakin baik
kinerjanya, atau sebaliknya semakin kecil realisasi semakin buruk kinerjanya, maka
digunakan rumus pendek.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 2
Indikator bermakna negatif, artinya : jika semakin besar realisasi berarti semakin
buruk kinerjanya, atau sebaliknya semakin kecil realisasi semakin baik kinerjanya,
gunakan rumus panjang.
Nilai capaian kinerja masing-masing sasaran dianggap mempunyai bobot yang
sama, sehingga digunakan rumus rata rata.
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, maka capaian kinerja dikategorikan
dengan menggunakan skala ordinal, merujuk pada skala penilaian kinerja sebagai berikut:
- Nilai dibawah 55 : kurang
- Nilai > 55 s/d 80 : cukup
- Nilai > 80 s/d 95 : baik
- Nilai > 95 s/d 100 : sangat baik
Secara substantif Indikator Kinerja Utama (IKU) Pemerintah Kota Magelang
dalam jangka menengah adalah tercapainya misi-misi jangka menengah Kota Magelang,
sedangkan dalam jangka pendek adalah tercapainya sasaran-sasaran jangka pendek
sebagaimana tertuang dalam RKPD maupun RKT Kota Magelang. Hal tersebut ditegaskan
dengan Peraturan Walikota Magelang Nomor 43 Tahun 2011 tentang Penetapan Indikator
Kinerja Utama Pemerintah Kota Magelang Tahun 2011-2015 dan dokumen Penetapan
Kinerja tahun 2013.
Permasalahan utama yang terjadi dalam pengukuran kinerja adalah :
Pertama; kurangnya ketersediaan data kinerja sebagai akibat tidak dilakukannya
pengumpulan data kinerja secara tertib, dan adanya kesulitan dalam interpretasi
atas data-data tertentu.
Kedua; terdapat beberapa indikator kinerja utama yang dirasa kurang sesuai maupun
kurang jelas karena tidak dilengkapi dengan formulasinya.
Ketiga; beberapa target kinerja yang disusun dalam dokumen Perencanaan maupun
dokumen Penetapan Kinerja dirasa kurang valid.
Akibat dari permasalahan-permasalahan tersebut adalah terdapat sebagian
indikator yang tidak terpenuhi data realisasi kinerjanya. Langkah klarifikasi (desk) dengan
SKPD ditujukan untuk memperkecil permasalahan dan menemukan solusi
pemecahan/perbaikan. Beberapa kesepakatan yang dihasilkan antara lain : menghilangkan
sementara indikator kinerja yang tidak bisa diukur dari pengukuran kinerja tahun ini dan
%100)(x
TARGET
TARGETREALISASITARGET
%100xTARGET
REALISASI
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 3
mengganti atau menambahkan beberapa indikator yang dianggap relevan serta tersedia
datanya. Matrik Pengukuran Kinerja selengkapnya dapat dilihat dalam Lampiran.
C. PENCAPAIAN KINERJA
Berdasarkan pengukuran kinerja, secara garis besar capaian kinerja utama
setiap misi tahun 2011-2013 disajikan dalam form Pengukuran Kinerja sebagaimana
tabel 3.1.
Tabel 3.1
Capaian Kinerja Kota Magelang Tahun 2011-2013
Misi dalam RPJMD 2011-2015 Capaian Kinerja
Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013
Misi ke 1 : Menciptakan Pemerintahan yang
bersih dan profesional dengan
peningkatan kapasitas dan
responsifitas aparatur yang
didasarkan pada nilai-nilai
kebenaran dan berkeadilan;
114,03 89,92%
112,99%
Misi ke 2 : Meningkatkan sumber-sumber
pendanaan dan mendorong
tumbuhnya iklim investasi untuk
pengembangan usaha yang mampu
membuka peluang penyerapan
tenaga kerja yang luas bagi
masyarakat;
119,29 132,31%
116,54%
Misi ke 3 : Memperkuat dan meningkatkan
pertumbuhan perekonomian
kerakyatan dengan
mengoptimalkan potensi daerah
yang didukung oleh kemandirian
masyarakat;
88,84 126,57% 135,99%
Misi ke 4 : Meningkatkan pembangunan
pelayanan perkotaan dengan
pengembangan budaya daerah
disertai dengan peningkatan
peran serta dan pemberdayaan
masyarakat dengan
mengedepankan aspek
kemandirian;
107,66 132,61%
122,54%
Misi ke 5 : Mendorong peningkatan derajat
kesehatan, pengembangan
kualitas pendidikan dan sumber
daya manusia yang cerdas,
97,50 121,34% 106,81%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 4
Misi dalam RPJMD 2011-2015 Capaian Kinerja
Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013
terampil, kreatif, inovatif dan
memilki etos kerja yang tinggi;
Misi ke 6 : Mengembangkan paham
kebangsaan dan meningkatkan
kualitas keimanan dan ketaqwaan
guna mewujudkan rasa aman
ketentraman masyarakat.
152,40 126,90% 111,90%
Dari tabel tersebut terlihat bahwa capaian kinerja tahun 2013 adalah 117,79%
lebih rendah dari tahun 2012 yang bernilai 121,61%. Adapun secara rinci hasil pengukuran
atas capaian indikator kinerja dan capain indikator kinerja utama terlampir (dalam
Lampiran I dan Lampiran II.
D. EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJA
Capaian Kinerja Sasaran merupakan capaian dari Penetapan Kinerja Tahun 2013,
yang di dalamnya termuat indikator kinerja utama (Perwal 43 Tahun 2011) dan indikator
kinerja tambahan yang dipandang penting untuk dimuat dalam dokumen Penetapan Kinerja
Tahun 2013. Adapun evaluasi dan analisis sebagaimana uraian berikut ini :
Misi Pertama: Menciptakan Pemerintahan yang bersih dan profesional dengan
peningkatan kapasitas dan responsifitas aparatur yang didasarkan pada
nilai-nilai kebenaran dan berkeadilan.
1. Meningkatnya pengelolaan administrasi perkantoran dengan baik dan tertib dalam
rangka penyelenggaraan pemerintahan yang professional menuju pelayanan publik
yang prima.
a. Capaian indikator kinerja:
No Indikator Sasaran
Tahun 2012 Capaian
Kinerja
2012
Tahun 2013 Capaian
Kinerja
2013 Target Realisasi Target Realisasi
1 Rasio pemenuhan sarana
prasarana perkantoran
85% 85% 100% 90% 95% 106%
2 Tertib administrasi
perkantoran,
kepegawaian, dan
keuangan
--- --- --- 77% 100% 130%
3 Penerapan e-Government
yang diukur :
- e-Procurement (LPSE) 40% 44% 110% 50% 100% 200%
- Jumlah SKPD yang
menggunakan Sistem
Informasi
25
SKPD
18
SKPD
72% 30
SKPD
46
SKPD
153%
- Jumlah SKPD yang 10 6 60% 24 21 88%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 5
No Indikator Sasaran
Tahun 2012 Capaian
Kinerja
2012
Tahun 2013 Capaian
Kinerja
2013 Target Realisasi Target Realisasi
memiliki website SKPD SKPD SKPD SKPD
- WAN (Wide Area
Network) setiap SKPD
25% 10% 40% 50% 20% 40%
- Penggunaan software
legal/ OSS di setiap SKPD
25% 40% 80% 100% 20% 20%
4 Tersedianya dokumen
data/ informasi/ statistik
daerah:
- Buku Daerah dalam
Angka
ada ada 100% ada ada 100%
- Buku PDRB Kota ada ada 100% ada ada 100%
- Buku Profil Daerah ada ada 100% ada ada 100%
- Buku Profil Kelurahan ada ada 100% ada ada 100%
5 Tersedianya data base
informasi kearsipan
ada ada 100% ada ada 100%
6 Terwujudnya pelayanan
informasi kearsipan
daerah bagi masyarakat
50% 50% 100% 55% 71% 129%
7 Persentase SKPD yang
melaksanakan arsip baku
55% 55% 100% 60% 55% 92%
8 Peningkatan SDM
pengelola kearsipan
35% 35% 100% 40% 100% 250%
9 Terlaksananya
penyelamatan dan
pelestarian dokumen/
arsip daerah
60% 60% 100% 70% 100% 143%
10 Terpeliharanya sarana
dan prasarana kearsipan
50% 50% 100% 60% 100% 167%
b. Evaluasi
- Selama ini belum dilakukan identifikasi kebutuhan sarana prasarana perkantoran
yang disesuaikan dengan beban kerja/kebutuhan SKPD, standarisasi belum ada,
sehingga terdapat kesenjangan antara SKPD yang satu dengan SKPD lainnya.
- Pengelolaan surat-menyurat, administrasi kepegawaian dan keuangan telah
dilakukan sebagaimana mestinya.
- Pada tahun anggaran 2013 seluruh paket pelelangan telah melalui e-Procurement,
kinerja tersebut dihasilkan dari upaya memenuhi target ketentuan dalam peraturan
tentang pengadaan barang dan jasa.
- Sistem Informasi yang digunakan seluruh SKPD di Kota Magelang adalah Sistem
Informasi Perencanaan Pembangunan Daerah (SIPPD), Sistem Informasi Keuangan
Daerah (SIMDA).
- WAN Kota Magelang saat ini baru dapat menggabungkan Sekretariat Daerah dan
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika dalam satu kontak.
- Dokumen informasi statistik yang disusun adalah:
1) Buku Daerah dalam Angka
2) Buku PDRB Kota
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 6
3) Buku Profil Daerah
4) Profil Kelurahan di seluruh kelurahan
- Pada tahun 2013 telah dilaksanakan sosialisasi software SIMARDI dan sosialisasi
Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Kearsipan
kepada seluruh pengelola kearsipan di SKPD., sekolah dan BUMD. Selain itu juga
dilakukan penataan arsip langsung ke SKPD.
c. Permasalahan dan rekomendasi.
- Perlu dilakukan identifikasi kebutuhan sarana prasarana perkantoran yang standar
sesuai dengan beban kerja/kebutuhan SKPD.
- Beberapa kesalahan kecil dalam pengelolaan administrasi masih terjadi seperti
keterlambatan pelaporan, kealpaan dalam pencatatan, distribusi, ataupun kesalahan
pembukuan.
- Agar lebih mencerminkan kinerja, maka indikator sistem informasi sebaiknya
dispesifikan pada sistem informasi teknis/spesifik yang ada di SKPD seperti
penanaman modal, kearsipan, perizinan, kependudukan dan lain-lain.
- Sebenarnya terdapat data-data profil lainnya seperti profil pendidikan, kesehatan,
pariwisata, pemuda, kependudukan, penanaman modal dan lain-lain. Keberadaan
profil-profil tersebut belum teridentifikasi secara terpadu.
- Beberapa capaian indikator dalam sasaran ini nampak terlalu ekstrim,
sehingga sebenarnya kurang layak untuk diukur.
1) Penerapan e-procurement, terjadi karena pemenuhan target yang
diharuskan dalam ketentuan.
2) Angka realisasi 46 adalah sistem informasi yang bersifat umum yang
memang mesti diterapkan oleh semua SKPD.
3) Peningkatan SDM kearsipan perlu dijelaskan apakah secara kualitas atau
kuantitasnya. Baik kualitas maupun kuantitas juga perlu diperjelas
batasannya/alat ukurnya.
4) Sarana dan prasarana kearsipan, yang dipelihara antara lain berupa
pemeliharaan rolling opact, filling kabinet, dos arsip, cardex, rak arsip,
lemari arsip, meja pengolahan, kartu kendali, folder, AC dan pemadam
kebakaran. Terhadap jenis sarpras tersebut, kinerja yang ditargetkan
dipandang terlalu kecil.
2. Terwujudnya pemerintahan yang bersih, responsif, bertanggungjawab dan akuntabel
a. Capaian indikator kinerja :
No Indikator Sasaran
Tahun 2012 Capaian
Kinerja
2012
Tahun 2013 Capaian
Kinerja
2013 Target Realisasi Target Realisasi
1 Hasil Opini BPK untuk
Laporan Keuangan
WDP WDP WDP WDP
2 Tingkat Ketertiban
Administasi pelaksanaan
pembangunan dan
keuangan
85 % 89.50% 105.30% 85 % 88.77% 104.44%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 7
No Indikator Sasaran
Tahun 2012 Capaian
Kinerja
2012
Tahun 2013 Capaian
Kinerja
2013 Target Realisasi Target Realisasi
3 Tingkat temuan
pemeriksaan
83 % 80.84% 97.40% 83 % 82.39% 99.27%
4 Tingkat capaian kinerja
pemerintah kota:
LAKIP
LPPD
LKPJ
Sangat
baik
Tepat
waktu
Tepat
waktu
Sangat
baik
Tepat
waktu
Tepat
waktu
100%
100%
100%
Sangat
baik
Tepat
waktu
Tepat
waktu
Sangat baik
Tepat waktu
Tepat waktu
100%
100%
100%
5 Indeks Kepuasan
Masyarakat (IKM)
Baik
Baik
100% Baik
Baik
100%
6 Tingkat perbaikan
terhadap semua obrik
- - - 68 % 81.25% 119.49%
7 Tingkat Kapasitas
Aparatur
- - - 83,50%
83,50%
100%
8 Persentase kesesuaian
tingkat pendidikan dengan
jabatan struktural
83,18% 83,10% 99,90% 83,18% 86,73% 104%
b. Evaluasi
- Hasil opini BPK untuk Laporan Keuangan Tahun 2012 adalah Wajar Dengan
Pengecualian (WDP). Untuk tahun 2013 sampai saat laporan ini belum diumumkan,
namun dari reviu sementara diperkirakan masih belum mampu mencapai Wajar
Tanpa Pengecualian (WTP).
- Upaya meningkatkan ketertiban administrasi pelaksanaan pembangunan dan
keuangan Tahun 2013 diwujudkan dengan 7 (tujuh) kegiatan yaitu:
1) Penyusunan laporan pengawasan
2) Pemutakhiran data hasil pengawasan melalui Rapat Koordinasi Pengawasan
Daerah yang dilaksanakan setiap triwulan.
3) Pemaparan Hasil Pengawasan melalui Gelar pengawasan pada bulan Juli
4) Penilaian SKPD melalui evaluasi LAKIP oleh Inspektorat Kota Magelang kepada 6
SKPD dari target 8 SKPD. Karena keterbatasan Pengawas Pemerintahan (PP)
yang melaksanakan evaluasi maka dari 8 target SKPD yang dapat direalisasikan
hanya 6 SKPD.
5) Pemanfaatan saran untuk perbaikan Laporan Keuangan Daerah hanya mencapai
kinerja 50% karena keterbatasan auditor pada Inspektorat Kota Magelang.
Reviu Laporan Keuangan Pemerintah Daerah hanya dilakukan secara sampel ke
beberapa SKPD, sehingga pemanfaatan saran dari Inspektorat Kota Magelang
belum semuanya digunakan oleh BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Tengah.
6) Penelitian dan penilaian laporan pajak-pajak pribadi (LP2P) mencapai kinerja
96,41% dikarenakan realisasi laporan pajak-pajak pribadi (LP2P) yang masuk
berjumlah 3085 PNS Golongan III a ke atas dari target sebesar 3200 PNS.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 8
7) Percepatan pemberantasan korupsi pelaksanaan nomor 5 tahun 2004
terealisasinya dengan 2 buah Laporan Rencana Aksi Pemberantasan Korupsi
setiap semester.
- SKPD/Entitas selaku Obyek Pemeriksaan (Obrik) telah memiliki keseriusan dalam
menindaklanjuti rekomendasi hasil pemeriksaan Aparat Pengawasan Intern
Pemerintah (APIP) baik Inspektorat Provinsi Jawa Tengah dan Inspektorat Kota
Magelang maupun Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Perwakilan Provinsi Jawa
Tengah.
Rekomendasi hasil pemeriksaan APIP dan BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Tengah
yaitu:
1) Inspektorat Kota Magelang Tahun 2013 dengan jumlah rekomendasi 729 dan
telah ditindaklanjuti sebanyak 704. Sedangkan untuk temuan Inspektorat Kota
Magelang yang pending sudah semua ditindaklanjuti.
2) Inspektorat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 dan 2013 dengan jumlah
rekomendasi 82 dan yang ditindaklanjuti 67.
3) BPK RI untuk rekomendasi yang belum ditindaklanjuti dari pending tahun 2003
sampai dengan 2013 berjumlah 482 dan yang telah ditindaklanjuti sampai dengan
Hasil Pemutakhiran Data Semester II Tahun 2013 berjumlah 332 rekomendasi.
- Tingkat capaian kinerja pemerintah kota diperoleh dari pengukuran kinerja dalam:
1) LAKIP : sangat baik
2) LPPD : tepat waktu
3) LKPJ : tepat waktu
- Index Kepuasan Masyarakat (IKM)
Pelaksanaan Survey Kepuasan Masyarakat bekerjasama dengan para mahasiswa
Universitas Muhammadiyah Magelang yang berperan sebagai tenaga surveyor
langsung ke 40 unit pelayanan publik. Hasil survey tersebut memberikan dampak
positif bagi peningkatan kinerja pelayanan publik dimana masyarakat dapat turut
berperan dan berinteraksi guna memberikan kritik/saran perbaikan dalam rangka
perbaikan pelayanan di unit pelayanan publik.
Hasil survey Indeks Kepuasan Masyarakat tahun 2013 diperoleh nilai rata-rata
74,77 atau terkategori B (Baik). Nilai tersebut jika dibandingkan dengan rata-rata
nilai IKM tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 0,26. Jumlah unit pelayanan
publik yang menjadi obyek survey juga mengalami peningkatan dari tahun 2012 yang
sejumlah 35 unit.
Grafik perkembangan nilai IKM dan jumlah UPP yang disurvey dari Tahun 2008 s/d
2013 sebagai berikut:
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 9
Gambar 3.1
- Pembinaan terhadap obyek pemeriksaan dilakukan melalui pengawasan internal
secara berkala. Target pembinaan sebanyak 160 obrik hanya terealisasi 100 obrik,
oleh karena keterbatasan Jabatan Fungsional Auditor maupun Pengawas
Pemerintahan.
- 20 kasus pengaduan di lingkungan pemerintah daerah dapat terselesaikan.
- Persentase tingkat kompetensi aparatur diperoleh dari perbandingan antara
jumlah pegawai yang menduduki jabatan sesuai dengan latar belakang
pendidikannya, dibandingkan dengan jumlah jabatan struktural yang tersedia.
- Upaya meningkatkan pengetahuan, keahlian, ketrampilan dan sikap aparat
dilaksanakan melalui jalur akademis dan non akademis.
Tahun 2013 jumlah aparatur yang mengikuti diklat adalah sebagai berikut:
NO
JENIS
DIKLAT
REALISASI
2012
TARGET
2013
REALISASI
2013
PROSENTASE
(Target/
Realisasi
1 Diklat teknis 354 450 489 108,67%
2 Diklat penjenjangan struktural 24 45 42 93,00%
3 Diklat fungsional 25 20 25 125,00%
JUMLAH 403 515 536 104,08%
Sedangkan jumlah aparat yang mengikuti tugas belajar sebanyak 11 orang. Tahun
sebelumnya tugas belajar diberikan kepada 20 orang. Penurunan jumlah tersebut
dikarenakan jumlah peserta yang lulus untuk tugas belajar berkurang.
- Dari jumlah 580 jabatan struktural yang ada di lingkungan Pemerintah Kota
Magelang yang terisi sebanyak 529 jabatan, sedangkan sisanya sebanyak 51
jabatan belum terisi. Dari 529 pejabat yang ada sebanyak 459 pejabat (86,73%)
mempunyai latar belakang pendidikan formal yang sesuai dengan bidang tugasnya.
c. Permasalahan dan Rekomendasi
- Kendala dalam hal tindak lanjut oleh temuan APIP maupun BPK RI Perwakilan
Provinsi Jawa Tengah antara lain :
1) Adanya PNS yang bertanggungjawab/pelaku atas kerugian daerah/negara telah
pindah tugas,pensiun ataupun meninggal
75.66 76.22 74.73 74.51 74.77
27 3035 35
40
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
80.00
90.00
2009 2010 2011 2012 2013
Nilai Rata-rata IKM Kota Magelang Tahun 2009 s/d 2013
Nilai IKM
Jml UPP
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 10
2) Perusahaan/pihak ketiga yang bertanggung jawab atas temuan tidak kooperatif,
pindah ke daerah lain, tidak dapat diketahui keberadaannya.
- Target dari indikator tingkat capaian kinerja pemerintah kota perlu direvisi.
Ukuran kinerja yang dipakai sebaiknya adalah nilai numerik dari pihak eksternal
seperti BPKP, Kementerian dan atau lainnya.
- Banyak indikator kinerja yang keliru/tidak sesuai dengan sasaran, tidak jelas
definisi operasional/rumusannya, tumpang tindih dan berorientasi output.
- Banyak data kinerja yang sulit didapatkan, mekanisme juga belum tersistem dengan
baik.
- Survey IKM perlu dikembangkan ke seluruh unit pelayanan publik yang ada, dengan
indikator penilaian maupun metode penilaian yang disesuaikan dengan kondisinya.
3. Diwujudkannya pelayanan publik yang cepat, transparan, dan adil
a. Capaian indikator kinerja
No Indikator Sasaran
Tahun 2012 Capaian
Kinerja
2012
Tahun 2013 Capaian
Kinerja
2013 Target Realisasi Target Realisasi
1 Penyederhanaan prosedur
pelayanan publik
--- --- --- 100% 100% 100%
2 Ketersediaan Standar
Operasional Prosedur
bidang perizinan dan
pelayanan umum
100% 100% 100% 100% 100% 100%
3 Penyelesaian aduan
masyarakat
100% 100% 100% 100% 100% 100%
4 Tingkat kompetensi
aparatur
88,75% 90,00% 101,41% 91%
91% 100%
5 Rasio bayi berakte
kelahiran
100% 92,37% 92,73% 100% 68,24% 68,24%
6 Rasio pasangan berakte
nikah
100% 100% 100% 100% 100% 100%
7 Rasio penduduk berKTP
per satuan penduduk
100% 100% 100% 100% 88,88% 88,88%
8 Kepemilikan KTP 100% 100% 100% 100% 88,88% 88,88%
9 Kepemilikan akta
kelahiran per 1000
penduduk (menyusul)
790 838 106,08% 813 860 106%
10 Penerapan KTP Nasional
berbasis NIK
ada ada 100% ada ada 100%
11 Cakupan penerbitan Kartu
Tanda Penduduk ( KTP )
100% 100% 100% 100% 71,80% 71,80%
12 Cakupan penerbitan Kartu
Kelurga
--- --- --- 100% 27,15% 27,15%
13 Cakupan penerbitan
kutipan akta kelahiran
100% 92,37% 92,73% 100% 153% 153%
14 Cakupan penerbitan
kutipan akte kematian
--- --- --- 23% 50,36% 219%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 11
b. Evaluasi
- Penyederhanaan prosedur pelayanan berusaha menjawab isu strategis dan memacu
upaya dilakukannya terobosan/inovasi peningkatan kualitas pelayanan publik.
Bentuk penyederhanaan utamanya pada alur yang harus dilalui oleh pelanggan
maupun persyaratan yang harus dipenuhi. Penyederhanaan prosedur pelayanan
tercermin dengan penerapan one stop service (OSS) melalui SKPD Badan Pelayanan
Perizinan Terpadu (BP2T). 37 jenis pelayanan telah dilimpahkann pelayanannya di
BP2T. Jaminan kualitas penyelenggaraan pelayanan ditunjukkan dengan sertifikat
ISO 9001:2008 dari SAI Global dengan Nomor sertifikat: QEC28140 dikeluarkan
tanggal 14 November 2010 berlaku s/d 14 November 2013.
- Standar Operasional Prosedur bidang perizinan dan pelayanan umum sebagian
besar telah tersedia, meskipun bentuknya tidak sama persis dengan yang dibakukan
dalam Permenpan&RB.
- Unit-unit pelayanan publik telah memiliki mekanisme penanganan pengaduan,
meskipun tidak semuanya membentuk unit khusus. Unit khusus yang terbentuk
diantaranya ada di BP2T dan RSUD Tidar.
- Data prosentase pegawai berdasarkan jenjang pendidikan:
NO JENJANG
PENDIDIKAN 2012 2013 - / +
1 S2 5,88 6,29 0,41
2 S1 47,25 48,83 1,58
3 D-IV 0,84 0.90 0,06
4 D-III 11,69 11,50 (0,19)
5 D-II 6,70 5,76 (0.94)
6 D-I 0,80 0,76 (0,04)
7 SMA 18,80 18,07 (0,73)
8 SMP 4,36 4,40 0,04
9 SD 3,68 3,49 (0,19)
Data di atas menunjukkan peningkatan jenjang pendidikan pegawai di tingkat D-IV
sampai S2, sedangkan jenjang pendidikan di bawahnya terdapat penurunan
persentase.
- Rasio bayi berakte kelahiran dihitung berdasarkan jumlah bayi lahir sampai dengan
usia 1 tahun yang mempunyai akte. Masih banyak bayi lahir yang belum berakte
kelahiran (38%) artinya masyarakat cenderung tidak segera mencatatkan kelahiran
bayinya.
- Rasio pasangan berakte nikah dihitung berdasarkan jumlah pasangan yang nikah
yang dicatatkan di Catatan Sipil. Pada tahun 2013 ini sebanyak 124 pasangan non
muslim yang menikah dan kesemuanya telah dicatatkan pernikahannya di Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Angka ini belum menjawab kemungkinan adanya
pernikahan yang tidak didaftarkan.
- Terdapat 21,12% penduduk yang wajib memiliki KTP ternyata belum memiliki KTP
berbasis NIK (program SIAK / Sistem Informasi Administrasi Kependudukan),
angka ini cukup besar.
- Angka cakupan penerbitan Kartu Keluarga teramat kecil, hanya 27,15%.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 12
- Angka cakupan penerbitan kutipan akta kematian cukup naik signifikan, hal ini
sangat ditunjang dengan adanya kebijakan pemberian santunan kematian oleh
Pemerintah Kota Magelang.
c. Permasalahan dan Rekomendasi
- Masih terdapat beberapa perizinan yang belum dilimpahkan kewenangannya,
sehingga prosesnya membutuhkan waktu yang lama.
- Banyak SKPD yang belum mampu menyusun SOP dengan baik.
- Pasangan nikah di luar pencatatan masih banyak ditemukan.
- Kelahiran bayi akibat hubungan tidak resmi sering menjadi penyebab tidak
dibuatnya akte kelahiran.
4. Perlakuan aparatur yang mencerminkan nilai-nilai good governance (adil, transparan,
penegakan hukum, menghormati ham) dalam memberikan pelayanan publik
a. Capaian indikator kinerja
No Indikator Sasaran
Tahun 2012 Capaian
Kinerja
2012
Tahun 2013 Capaian
Kinerja
2013 Target Realisasi Target Realisasi
1 Persentase PNS yang
mendapat hukuman
disiplin
10,02% 0,66% 193,41% 7,38% 0,14% 198,10%
2 Persentase Rata-rata
tingkat kehadiran PNS
dalam 1 Tahun
95,25% 98,26% 103,16% 95.50% 95,02% 99,50%
3 Penanganan kasus
pelanggaran disiplin PNS
20 10 150% 20 7
165%
Rata-rata Capaian Kinerja 115,52% 154,20%
b. Evaluasi
- Peningkatan kedisiplinan pegawai sangat baik. Hal ini ditunjang dengan beberapa hal
antara lain:
1) Penerapan presensi elektonik di berbagai titik SKPD;
2) Operasi GDN;
3) Sidak Kepala Daerah.
c. Permasalahan dan rekomendasi
- Peningkatan disiplin hendaknya diiringi dengan peningkatan budaya kerja.
- Penilaian disiplin/kinerja pegawai juga harus mempertimbangkan tugas-tugas lain
yang diberikan di luar jam kerja dan atau beban kerjanya.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 13
5. Terwujudnya peningkatan kualitas dokumen perencanaan pembangunan daerah yang
partisipatif dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik
a. Capaian indikator kinerja :
No Indikator Sasaran
Tahun 2012 Capaian
Kinerja
2012
Tahun 2013 Capaian
Kinerja
2013 Target Realisasi Target Realisasi
1 Dokumen Perencanaan
Pembangunan Bidang
Ekonomi, Sosial dan
Budaya, serta Fisik
Prasarana yang
berkualitas (udate dan
valid)
6 dok 7 dok 116,67% 6 dok 14 dok 233,33%
2 Tingkat penyusunan
dokumen perencanaan
pembangunan daerah
yang berkualitas, tepat
waktu dan tepat asas.
100% 100% 100% 100% 100% 100%
3 Jumlah Penelitian/
kajian sebagai bahan
masukan kebijakan
--- --- --- 4 dok 3 dok
75%
4 Dokumen RPJPD yang
ditetapkan dengan
Peraturan Daerah.
--- --- --- ada ada 100%
5 Dokumen RPJMD yang
ditetapkan dengan
Peraturan Daerah.
--- --- --- ada ada 100%
6 Dokumen RKPD yang
ditetapkan dengan
Peraturan Walikota
ada ada 100%
ada ada 100%
7 Ditetapkannya
dokumen perencanaan
sesuai peraturan yang
berlaku (RPJM, RKPD)
sesuai sesuai 100%
sesuai sesuai 100%
8 Tingkat Konsistensi
Penjabaran program
RPJMD kedalam RKPD
90% 90% 100%
100% 100% 100%
9 Program dalam BA
Hasil Musrenbang yang
diakomodir RKPD
100% 100% 100%
90% 90% 100%
10 Pelaksanaan
Musrenbang
terlaksana terlaksana 100%
terlaksana terlaksana 100%
11 Tingkat partisipasi
masyarakat dalam
perencanaan daerah
80% 80% 100%
80% 82% 102,50%
b. Evaluasi :
- Capaian indikator pertama nampak terlalu ekstrim dan tidak layak untuk
pengukuran. Pembentukan outputnya sebenarnya berdasarkan anggaran yang
disediakan pemerintah, sehingga sebelumnya perlu dilakukan revisi target.
- Dokumen perencanaan yang terealisasi adalah :
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 14
1) Dokumen Perencanaan Bidang Ekonomi :
- Perencanaan Pengembangan Industri Kecil Menengah (IKM) Kota Magelang;
- Perencanaan Pengelolaan Lahan Produktif Pertanian
- Penyusunan Masterplan Magelang Kota Sejuta Bunga
- Dokumen Perencanaan Pengembangan Kultur Jaringan
2) Dokumen Perencanaan Bidang Sosial Budaya :
- Dokumen RAD Pangan dan Gizi;
- Dokumen Raperda Penanggulangan Kemiskinan;
- Dokumen Perencanaan Pengembangan Pariwisata;
- RAD Kota Layak Anak
3) Dokumen Perencanaan Bidang Fisik dan Prasarana :
- Dokumen RDTRK BWK I dan IV
- Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah
Indikator lainnya merupakan indikator lazim yang menjadi kewajiban Pemerintah
Daerah.
c. Permasalahan :
- Sinergisitas proses perencanaan pembangunan daerah dari pendekatan politik
(proses politik) ke pendekatan teknokratik perlu dilakukan dengan pemahaman yang
sama antara lain terkait perumusan pokok-pokok pikiran DPRD.
- Perencanaan dan penganggaran pembangunan daerah yang belum konsisten yang
perlu terus dilakukan minimalisasi deviasi, antara lain dengan integrasi sistem
informasi perencanaan, penganggaran dan evaluasi.
- Adanya ego atau kepentingan antarsektor yang mengakibatkan adanya kesulitan
dan miskoordinasi. Disamping itu persoalan yang bersifat lintas sektor seringkali
ditangani secara parsial dan terfragmentasi sehingga cenderung tidak menyentuh
atau menyelesaikan persoalan yang sebenarnya.
- Perlunya pemahaman yang sama di SKPD terkait urgensi dan signifikansi
perencanaan pembangunan daerah beserta indikator-indikator keberhasilan di
masing-masing urusan yang diemban pada setiap level struktural. Hal ini akan
meningkatkan fokus pencapaian indikator sebagai garda depan perencanaan dan
penganggaran, bukan perencanaan penganggaran yang inkremental.
- Proses perencanaan teknokratik yang berbasis pada data sekunder dan primer, baik
dari hasil monitoring dan evaluasi maupun hasil kajian/telaahan, dianggap masih
belum memadai sehingga kekuatan data dan informasi dalam memproyeksikan arah
pembangunan berikutnya masih lemah.
- Masih terdapat kesulitan untuk memastikan adanya konsistensi antara perencanaan
(program/kegiatan) pembangunan dan alokasi penganggarannya.
- Perlunya optimalisasi monitoring dan evaluasi hasil Renja SKPD maupun RKPD
sehingga tahapan dan isu permasalahan antara bisa disolusikan bersama SKPD dan
Bappeda serta implemantasi E-Monev untuk kecepatan dan keakuratan serta
ketertelusuran progress pelaksanaan Renja maupun RKPD.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 15
d. solusi pemecahan masalah sebagai berikut:
- Perlu dilakukan pemahaman yang sama antara lain terkait perumusan pokok-pokok
pikiran DPRD. Meski saat ini pokok-pokok pikiran DPRD masih belum sesuai dengan
arah substansi yang diatur Permendagri 54/2010
- Integrasi sistem informasi perencanaan, penganggaran dan evaluasi.
Pengintegrasian
- Pemahaman kepada segenap stakeholders di SKPD, utamanya pemahaman persepsi
melalui FGD, sosialisasi dan pertemuan mengawal proses perencanaan baik level
SKPD maupun level Kota
- Selain melauli workshop, juga secara rutin terus berkoordinasi dengan SKPD
melalui desk dan monev laporan kinerja per triwulan maupun upaya lainnya
- Perlunya penyediaan data berbasis fakta yang melibatkan SKPD terkait. Validnya
data akan cukup memberikan pengaruh bagi analisa maupun sumber pengambilan
keputusan/kebijakan
- Pemahaman di seluruh SKPD secara internal maupun koordinasi antar SKPD dan
Bappeda. Salah satu yang penting adalah memastikan agar TAPD saat mengawal dan
verifikasi RKA harus mengacu pada RKPD
- Mekanisme desk saat monev laporan hasil pelaksanaan Renja SKPD akan
memberikan penguatan pada focus pencapaian indikator kinerja di tiap urusan yang
diemban.
- Implemantasi E-Monev untuk kecepatan dan keakuratan serta ketertelusuran
progress pelaksanaan Renja maupun RKPD
6. Terciptanya hubungan resiprositas (timbal balik) antara pemerintah, DPRD, dunia
usaha, masyarakat berbasis demokrasi dan transparansi informasi (penghormatan
hak asasi, penegakkan hukum, dan pemenuhan kewajiban tanggungjawab pada publik)
a. Capaian indikator kinerja
No Indikator Sasaran
Tahun 2012 Capaian
Kinerja
2012
Tahun 2013 Capaian
Kinerja
2013 Target Realisasi Target Realisasi
1 Jumlah peraturan yang
mengatur
penyelenggaraan
pelayanan publik yang
dikeluarkan daerah
--- --- --- 3 7 233,33%
2 Waktu rata-rata
pembahasan Raperda /
Perda
3 3 100% 6 6 100%
3 Media Informasi Pemda
yang dapat diakses publik
4 4 100%
3 3
100%
4 Frekuensi koordinasi
eksekutif dengan
legislatif
--- --- --- 12 kali 12 kali 100%
5 Frekuensi komunikasi
Pemda dengan tokoh
masyarakat
--- --- --- 24 kali 24 kali 100%
6 Frekuensi komunikasi --- --- --- 12 kali 12 kali 100%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 16
No Indikator Sasaran
Tahun 2012 Capaian
Kinerja
2012
Tahun 2013 Capaian
Kinerja
2013 Target Realisasi Target Realisasi
Pemda dengan pelaku
usaha
7 Raperda yang disetujui
DPRD
20 12 60% 17 17 100%
b. Evaluasi
- Peraturan Daerah (Perda) yang mengatur mengenai penyelenggaraan pelayanan
publik yang ditetapkan tahun 2013 sebanyak 7 (tujuh) Perda, yaitu :
1) Perda Nomor 1 Tahun 2013 tentang Penanaman Modal;
2) Perda Nomor 5 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Angkutan;
3) Perda Nomor 6 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Terminal;
4) Perda Nomor 9 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan dan Pelayanan Pemakaman;
5) Perda Nomor 10 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Sampah;
6) Perda Nomor 11 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Menara Telekomunikasi;
dan
7) Perda Nomor 16 Tahun 2013 tentang Izin Usaha Jasa Konstruksi.
- Waktu rata-rata pembahasan raperda antara eksekutif dan legislatif relatif
tergantung dari tingkat kesulitan, kompleksitas materi dan agenda yang tersedia.
- Media informasi yang tersedia meliputi :
1) Website :
a) www.magelangkota.go.id, merupakan website resmi Pemerintah Kota
Magelang yang dikelola oleh Bidang Pengelolaan Data Elektronik Dinas
Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika, yang berisi informasi tentang
profil Kota Magelang, kegiatan Pemerintah Kota Magelang, produk hukum,
wisata dan lain-lain;
b) jdih.magelangkota.go.id, merupakan website jaringan dokumentasi dan
informasi hukum Kota Magelang yang dikelola oleh Bagian Hukum Sekretariat
Daerah Kota Magelang, berisi informasi mengenai produk hukum daerah dan
pusat serta informasi hukum lainnya;
c) bappeda.magelangkota.go.id, merupakan website yang dikelola oleh Bappeda
Kota Magelang, berisi informasi perencanaan pembangunan di Kota Magelang;
d) bp2t.magelangkota.go.id, merupakan website yang dikelola oleh BPPT Kota
Magelang, berisi informasi mengenai pelayanan perizinan di Kota Magelang
sehingga dapat mempermudah masyarakat untuk mendapatkan informasi
mengenai tata cara permohonan perizinan serta mengetahui status pengajuan
izin yang sedang dimohonkan;
e) kotasejutabunga.magelangkota.go.id, merupakan website yang memberikan
informasi mengenai Kota Magelang sebagai Kota Sejuta Bunga;
f) kpm.magelangkota.go.id, merupakan website yang dikelola oleh Kantor
Penanaman Modal Kota Magelang, berisi informasi mengenai dunia
investasi/penanaman modal di Kota Magelang dan pelayanan perizinan
penanaman modal di Kota Magelang;
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 17
g) litbang.magelangkota.go.id, merupakan website yang dikelola oleh Kantor
Litbang dan Statistik Kota Magelang, berisi informasi di bidang penelitian dan
pengembangan serta informasi data statistik;
h) disnakertransos.magelangkota.go.id, merupakan website yang dikelola oleh
Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Sosial Kota Magelang, berisi informasi
mengenai dunia ketenagakerjaan, transmigrasi, serta bidang sosial yang ada
di Kota Magelang;
i) pertanian.magelangkota.go.id, merupakan website yang dikelola oleh Dinas
Pertanian, Peternakan, dan Perikanan Kota Magelang yang berisi informasi
kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian, Peternakan, dan Perikanan
Kota Magelang;
j) dprd.magelangkota.go.id, merupakan website yang dikelola oleh Sekretariat
DPRD Kota Magelang, berisi informasi mengenai persidangan DPRD, produk
hukum yang ditetapkan, serta kegiatan yang dilaksanakan oleh Sekretariat
DPRD dan Anggota DPRD Kota Magelang;
2) Lembaga Penyiaran Publik Lokal Magelang FM, merupakan Radio resmi milik
Pemerintah Kota Magelang yang menyiarkan dan menginformasikan
kegiatan-kegiatan Pemerintah Kota Magelang selain untuk memberikan hiburan
pada masyarakat Kota Magelang dan sekitarnya;
3) Majalah Dinamika, yang merupakan media cetak yang dimiliki oleh Pemerintah
Kota Magelang dan dikelola serta diterbitkan oleh Bagian Humas, Protokol, dan
Santel Sekretariat Daerah Kota Magelang;
4) Pers Release di surat kabar lokal dan regional.
- Koordinasi eksekutif dengan legislatif dilakukan dalam bentuk rapat paripurna,
rapat paripurna istimewa, rapat pimpinan DPRD, rapat fraksi, rapat konsultasi,
rapat Badan Musyawarah, rapat komisi, rapat gabungan komisi, rapat Badan
Anggaran, rapat Badan Legislasi Daerah, rapat Badan Kehormatan, rapat panitia
khusus, rapat kerja, rapat dengar pendapat, dan rapat dengar pendapat umum.
- Bentuk komunikasi Pemerintah Daerah dengan tokoh masyarakat antara lain
berupa forum kerukunan umat beragama (FKUB), sarasehan dengan tokoh
masyarakat di Kelurahan-Kelurahan, kegiatan taraweh keliling, kegiatan
jumat keliling, kegiatan gowes bareng pejabat dan muspida meninjau wilayah
kelurahan.
- Komunikasi Pemerintah Daerah dengan pelaku usaha dilakukan dalam bentuk
rapat koordinasi, pembinaan, pelatihan, fasilitasi temu usaha dan lain-lain.
- Pada tahun 2013 Pemerintah Kota Magelang mengajukan 17 (tujuh belas)
Raperda yang terdiri dari materi umum dan APBD bersama dengan Raperda
luncuran tahun 2012 yang masuk dalam prolegda 2013. Dari jumlah tersebut
sebanyak 17 (tujuh belas) Raperda telah disetujui oleh DPRD Kota Magelang
menjadi Perda, meliputi:
1) Perda tentang Penanaman Modal;
2) Perda tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2012;
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 18
3) Perda tentang Penambahan Penyertaan Modal Daerah ke Dalam Modal Perseroan
Terbatas Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah;
4) Perda tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran 2013;
5) Perda tentang Penyelenggaraan Angkutan;
6) Perda tentang Penyelenggaraan Terminal;
7) Perda tentang Cagar Budaya di Kota Magelang;
8) Perda Penambahan Penyertaan Modal Daerah ke Dalam Modal Perusahaan
Daerah Bank Perkreditan Rakyat Bank Magelang, Perusahaan Daerah
Perbengkelan, Perusahaan Daerah Percetakan, Perusahaan Daerah Objek
Wisata Taman Kyai Langgeng, dan Perusahaan Daerah Air Minum Kota Magelang;
9) Perda tentang Penyelenggaraan dan Pelayanan Pemakaman;
10) Perda tentang Pengelolaan Sampah;
11) Perda tentang Penyelenggaraan Menara Telekomunikasi;
12) Perda tentang Pengelolaan Dana Bergulir Bagi Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah;
13) Perda tentang Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima;
14) Perda tentang Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif;
15) Perda tentang Penanggulangan Kemiskinan;
16) Perda tentang Izin Usaha Jasa Konstruksi;
17) Perda tentang APBD Tahun Anggaran 2014.
7. Terwujudnya peningkatan penegakan hukum dan kepastian hukum yang adil bagi semua
a. Capaian indikator kinerja
No Indikator Sasaran
Tahun 2012 Capaian
Kinerja
2012
Tahun 2013 Capaian
Kinerja
2013 Target Realisasi Target Realisasi
1 Tingkat penyelesaian
permasalahan hukum
3 1 33,33% 100% 90% 90%
2 Jumlah dengar pendapat
dengan masyarakat dalam
penyusunan Perda
--- --- --- 7 7 100%
3 Jumlah Perda/ Raperda
yang mengakomodasi
masukan masyarakat
21 18 85,71%
17 17
100%
4 Penegakkan disiplin PNS 95,25% 98,26% 103,16% 95% 95,02% 100,02%
5 Cakupan penegakan
peraturan daerah dan
peraturan kepala daerah
di Kabupaten/Kota
--- --- --- 100% 100% 100%
b. Evaluasi
- Pada tahun 2013 permasalahan hukum yang dihadapi oleh Pemerintah Kota
Magelang telah ditangani secara litigasi dan non litigasi. Permasalahan hukum yang
diselesaikan melalui jalur litigasi adalah berkaitan dengan penyelamatan aset
(barang milik daerah) milik Pemerintah Kota Magelang. Pemerintah Kota Magelang
bertindak sebagai pihak tergugat dalam gugatan atas kepemilikan aset di Jalan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 19
Aloon-aloon Selatan Nomor 9 Kota Magelang. Proses Pengadilan pada tingkat
pertama dimana Pemerintah Kota Magelang sebagai pihak tergugat telah diputus
sebagai pihak pemenang.
- Proses penyusunan raperda di Kota Magelang secara keseluruhan telah
dilaksanakan melalui mekanisme dengar pendapat dengan masyarakat yang
dilaksanakan di tingkat kecamatan maupun kelurahan, melibatkan tokoh
masyarakat, LSM, akademisi, dan stakeholder terkait.
- Perda/Raperda sebagaimana tersebut diatas telah mengakomodasi masukan
masyarakat melalui rapat dengar pendapat, sosialisasi, dan diskusi-diskusi lainnya.
- Upaya terbaru dalam penegakan disiplin PNS oleh Pemerintah Kota Magelang pada
tahun 2013 dilakukan melalui pelaksanaan absensi PNS menggunakan sistem
elektronik dengan alat perekam sidik jari. Hal tersebut dimaksudkan agar jam
masuk dan pulang PNS dapat terekam dengan baik dan terpantau. Pemberlakuan
sistem tersebut untuk sementara masih diujicobakan di lingkungan Sekretariat
Daerah, Sekretariat Dewan, BKD, DPPKD, Satpol PP, dan Bappeda.
- Dalam rangka pengawasan terhadap masyarakat agar mematuhi dan mentaati
Peraturan Daerah, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Magelang dalam
pelaksanaannya melakukan koordinasi dan bekerja sama dengan dinas/instansi
terkait guna melaksanakan operasi penegakan Peraturan Daerah, antara lain :
1) Penegakan Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung, melalui pengawasan dan
penertiban bangunan gedung termasuk menara telekomunikasi yang belum
memiliki IMB dan/atau menyalahi ketentuan mengenai bangunan gedung;
2) Penegakan Peraturan Daerah tentang Pedagang Kaki Lima (PKL), melalui
penertiban PKL yang berjualan pada lokasi yang tidak sesuai dengan ketentuan;
3) Penegakan ketentuan mengenai reklame dalam bentuk penertiban reklame, yang
bekerja sama dengan BP2T dan dinas/instansi terkait.
4) Penertiban spanduk dan baliho terkait dengan izin reklame dan kewajiban
pembayaran pajak reklame yang belum dipenuhi oleh wajib pajak.
5) Operasi Penyakit Masyarakat (PEKAT) bekerja sama dengan Dinas Tenaga
Kerja, Transmigrasi, dan Sosial. Operasi ini bertujuan untuk menjaga keamanan
dan ketertiban lingkungan masyarakat.
8. Terwujudnya ketaatan pemerintahan daerah pada peraturan perundang-undangan
a. Capaian indikator kinerja:
No Indikator Sasaran
Tahun 2012 Capaian
Kinerja
2012
Tahun 2013 Capaian
Kinerja
2013 Target Realisasi Target Realisasi
1 Ditetapkannya Perda
APBD tepat waktu
Tepat
waktu
Terlambat 0% Tepat
waktu
Tepat
Waktu
100%
2 Kesesuaian kelembagaan
SKPD dengan Peraturan
Perundang-undangan yang
berlaku
sesuai sesuai 100% sesuai sesuai 100%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 20
No Indikator Sasaran
Tahun 2012 Capaian
Kinerja
2012
Tahun 2013 Capaian
Kinerja
2013 Target Realisasi Target Realisasi
3 Persentase Perda yang
ditetapkan terhadap
Perda yang harus ada
(berdasar amanat
perundangan)
--- --- --- 24 (Prolegda)
17 (ditetapkan)
71%
b. Evaluasi;
- Berdasarkan ketentuan Pasal 116 ayat (2) Permendagri Nomor 13 Tahun 2006
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Permendagri Nomor 12
Tahun 2011, Pemerintah Kota Magelang bersama-sama dengan DPRD Kota Magelang
telah menetapkan Perda Nomor 18 Tahun 2012 tentang APBD Tahun Anggaran 2013
pada tanggal 28 Desember 2012 dan Perda Nomor 17 tentang APBD Tahun
Anggaran 2014 pada tanggal 31 Desember 2013.
- Struktur Kelembagaan SKPD Pemerintah Kota Magelang disusun dan ditetapkan
berdasarkan PP Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah dan
Permendagri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi
Perangkat Daerah sebagaimana telah diubah dengan Permendagri Nomor 59 Tahun
2009 tentang Perubahan Atas Permendagri Nomor 57 Tahun 2007.
- Berdasarkan Program Legislasi Daerah (Prolegda) Kota Magelang tahun 2013 telah
ditetapkan sebanyak 24 Rancangan Perda (Raperda) yang menjadi prioritas
pembahasan pada tahun 2013, sebanyak 41,48 % (17 Perda) telah ditetapkan.
c. Rekomendasi;
- Perlu diuapayakan identifikasi terhadap ketentuan/aturan yang harus ada
sebagaimana diamanatkan dalam peraturan perundangan yang lebih tinggi.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 21
Misi kedua : Meningkatkan sumber-sumber pendanaan dan mendorong tumbuhnya
iklim investasi untuk pengembangan usaha yang mampu membuka peluang
penyerapan tenaga kerja yang luas bagi masyarakat.
1. Terciptanya keterpaduan sumber pendanaan baik dari pusat, provinsi dan daerah.
a. capaian kinerja
No Indikator Sasaran
Tahun 2012 Capaian
Kinerja
2012
Tahun 2013 Capaian
Kinerja
2013 Target Realisasi Target Realisasi
1 Rasio dana DAK, TP,
Dekonsentrasi dan dana
hibah serta dana bantuan
lainnya terhadap total
APBD
--- --- --- 16% 14% 87,50%
Tabel 3.2
Sumber Pendanaan APBD Kota Magelang Tahun 2013
Sumber Dana Besarnya
- DAK 20.644.487.000
- TP/UB 8.037.831.000
- bantuan keu prov 13.310.556.373
- hibah 5.257.082.000
- bansos 2.974.558.000
- APBD 630.850.717.357
Sumber : DPPKD, 2013
b. Rekomendasi
Indikator kinerja pada sasaran ini adalah Rasio dana DAK, TP, Dekonsentrasi dan
dana hibah serta dana bantuan lainnya terhadap total APBD dirasa kurang relevan,
karena berlawanan dengan paradigma otonomi (kemandirian) daerah.
2. Terkelolanya aset-aset daerah.
a. Capaian indikator kinerja :
No Indikator Sasaran
Tahun 2012 Capaian
Kinerja
2012
Tahun 2013 Capaian
Kinerja
2013 Target Realisasi Target Realisasi
1 Asset daerah yang
dikelola pihak lain.
37% 41,25% 111,49% 38% 19% 50,00%
2 Rasio nilai asset daerah
yang dikelola
65% 69% 106,15% 70% 69% 98,57%
Rata-rata Capaian Kinerja 108,82% 74,29%
b. Evaluasi
- Pengelolaan aset daerah merupakan hal yang tidak mudah. Aset-aset lama (dari
jaman dahulu) banyak yang tidak memiliki bukti kepemilikan secara lengkap maupun
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 22
bukti-bukti lain yang bisa mendukung administrasi aset. Contohnya tanah,
sebenarnya ada banyak lahan atau tanah milik Pemerintah Kota Magelang yang
sertifikatnya belum dibalik nama atau masih atas nama pemilik sebelumnya padahal
tanah tersebut sudah dibeli oleh pemerintah. Hal ini dapat mempengaruhi opini BPK
terhadap penilaian asset yaitu WDP (wajar dengan pengecualian).
- Aset yang direncanakan atau ditargetkan akan dikelola oleh pihak lain sebanyak 21
aset diantaranya ada Gedung PDAM, Gedung Wanita, Lapangan Tennis, Kios,
Alun-Alun Magelang dan lain-lain.
3. Terciptanya kemudahan akses pendanaan melalui lembaga-lembaga keuangan serta
membangun kemitraan dalam memanfaatkan skema pendanaan al: Kerjasama
pemerintah dan swasta (KPS)/Public Private Partnership (PPP), Corporate Social
Responsibilility (CSR) dan donasi/zakat).
a. Capaian indikator kinerja:
No Indikator Sasaran
Tahun 2012 Capaian
Kinerja
2012
Tahun 2013 Capaian
Kinerja
2013 Target Realisasi Target Realisasi
1 Jumlah kerjasama dengan
lembaga keuangan
3 3 100% 1 3 300%
2 Jumlah kerjasama dengan
swasta
ada ada 100% ada ada 100%
3 Jumlah dan jenis bank dan
cabang perusahaan
asuransi
--- --- --- 52 bank; 11
Asuransi
31 bank; 5
Asuransi 52,53%
4 Tingkat Perkembangan
BUMD
4% 19,76% 494% 4%
3,19% 79,75%
5 Jumlah
inovasi/diversifikasi
produk BUMD
--- --- --- 2 7 350%
6 Nilai kontribusi perusda
terhadap PAD
3% 3,36% 112% 3%
2,7% 90%
Rata-rata Capaian Kinerja 201,50% 162,05%
b. Evaluasi
- Pada tahun 2013 terdapat 4 buah kerjasama dengan lembaga keuangan yaitu
1 kerjasama dengan BKK Kota Magelang dan 3 buah kerjasama dengan Bank
Magelang.
- Kerjasama dengan swasta yang terjadi di tahun 2013 adalah kerjasama operasional
(KSO) yang terdapat di Perusada Taman Kyai Langgeng sebanyak 3 buah dan 1 buah
kerjasama yang terdapat di Perusda Perbengkelan Prima Oto.
- Jumlah bank/BPR dan asuransi di Kota Magelang adalah 31 bank/BPR dan 5
asuransi.
- Target perkembangan BUMD sebesar 4% tercapai 3,19%.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 23
- Inovasi/diversifikasi produk BUMD terdiri dari 5 buah inovasi dari Perusda Taman
Kyai Langgeng, 1 buah inovasi produk dari PDAM dan 1 buah inovasi produk dari
Perusda Percetakan Vita.
- Kontribusi perusda tidak mencapai target dan turun dibanding tahun sebelumnya.
4. Terwujudnya intensifikasi dan ekstensifikasi pajak dan retribusi daerah.
Capaian indicator kinerja
No Indikator Sasaran
Tahun 2012 Capaian
Kinerja
2012
Tahun 2013 Capaian
Kinerja
2013 Target Realisasi Target Realisasi
1 Jumlah dan macam pajak 9 9 100% 7 10 143%
2 Jumlah dan macam
retribusi Daerah
3 3 100% 3 3 100%
3 Perkembangan
penerimaan daerah /
Rasio Wajib
Pajak/Retribusi
20% 21,45% 107,25% 20% 24,30% 122%
4 Rasio PAD terhadap APBD 12,72% 14,03% 110,30% 12,83%
13,27% 103%
a. Jumlah dan macam pajak
Target 7 macam pajak terealisasi 10 macam pajak yang terdiri dari :
1) Pajak Hotel
2) Pajak Restoran
3) Pajak Hiburan
4) Pajak Reklame
5) Pajak Penerangan Jalan
6) Pajak Parkir
7) Pajak Sarang Burung Walet
8) Pajak Air Tanah
9) Pajak Bumi dan Bangunan
10) Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)
5. Terciptanya kerjasama antar daerah dalam hal investasi.
Capaian indicator kinerja
No Indikator Sasaran
Tahun 2012 Capaian
Kinerja
2012
Tahun 2013 Capaian
Kinerja
2013 Target Realisasi Target Realisasi
1 Jumlah dan jenis
kerjasama antar daerah
yang berhasil dijalin
2 2 100% 2 3 150%
Peningkatan capaian kinerja didukung dengan pelaksanaan penjajagan potensi
investasi dengan Provinsi Sulawesi Utara, Provinsi Kalimantan Barat dan Provinsi
Bengkulu. Kemudian untuk memperkuat jalinan kerjasama langkah yang perlu
dilakukan selanjutnya adalah penyusunan nota kesepakatan terkait kerjasama
tersebut, agar ada jaminan yang lebih antara kedua belah pihak yang bekerjasama.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 24
6. Terciptanya iklim investasi dan realisasi investasi
a. Capaian indicator kinerja :
No Indikator Sasaran
Tahun 2012 Capaian
Kinerja
2012
Tahun 2013 Capaian
Kinerja
2013 Target Realisasi Target Realisasi
1 Bertambahnya laju
pertumbuhan
investasi
229 138 60,26% 272 151 56%
2 Pertumbuhan
investasi sektor riil
--- --- --- 11.294.924.000 148.055.000.000 1.311%
3 Pertumbuhan
investasi sektor jasa
--- --- --- 139.985.711.546 328.784.366.000 235%
4 Kenaikan/penurunan
Nilai Realisasi PMDN
395.000.000 44.794.119.932 113,40% 24.630.000.000 419.248.000.000 1.702%
6 Rasio daya serap
tenaga kerja
1:1,1 1:1,1 100% 1:1,1 1.825:618 325%
7 Terselenggaranya
promosi peluang
penanaman modal
kabupaten/kota
4 4 100% 4 7 350%
b. Evaluasi dan permasalahan
- Realisasi investasi Tahun 2013 meningkat 13 point namun masih jauh dibanding
yang ditargetkan dalam RKPD
- Angka-angka yang disajikan tidak relevan untuk diukur, karena kesenjangan
antara target dan realisasi sangat tinggi yang disebabkan perbedaan persepsi
dalam penghitungan nilai investasi.
- Perhitungan angka-angka ekonomi merupakan kesulitan besar yang dihadapi
pemerintah daerah pada umumnya, angka-angka tersebut sulit diasumsikan
seadanya.
- Data juga sangat sulit didapat karena berhubungan dengan pihak-pihak swasta
yang cenderung tidak peduli dengan data-data tersebut. Institusi yang secara
spesifik menangani masalah itupun tidak tersedia.
- Pada Tahun 2013, promosi investasi dilakukan lebih intensif hingga 7 kali, antara
lain: Gelar Produk Kreatif Nusantara (GPKN) Jogja, Invesda Expo Jogja, Bisnis
Forum Batam, Senggigi Fair Lombok Barat, Magelang Expo, Pekan Raya Magelang
(PRM Magelang), dan Magelang Investment Business Forum (MASSIF).
7. Terwujudnya kemudahan pelayanan dalam mendorong peluang investasi di daerah.
a. Capaian indikator kinerja :
No Indikator Sasaran
Tahun 2012 Capaian
Kinerja
2012
Tahun 2013 Capaian
Kinerja
2013 Target Realisasi Target Realisasi
1 Jumlah Perda yang
mendukung iklim usaha
2 2 100% 2 7 350%
2 Lama proses perijinan 5 hari 5 hari 100% 5 hari 3,5 hari 130%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 25
No Indikator Sasaran
Tahun 2012 Capaian
Kinerja
2012
Tahun 2013 Capaian
Kinerja
2013 Target Realisasi Target Realisasi
3 Sistem informasi
Pelayanan Perijinan dan
adiministrasi
pemerintah
ada ada 100% ada ada 100%
4 Blue Print investasi
daerah
--- --- --- 100% 100% 100%
5 Terimplementasikannya
Sistem Pelayanan
Informasi dan Perizinan
Investasi Secara
Elektronik (SPIPISE)
--- --- --- 100% 100% 100%
6 Pendaftaran Penanaman
Modal Dalam Negeri,
Izin Prinsip Penanaman
Modal Dalam Negeri,
Izin Usaha Penanaman
Modal Dalam Negeri,
Tanda Daftar
Perusahaan (TDP),
Surat Izin Usaha
Perdagangan (SIUP),
Perpanjangan Izin
Mempekerjajan Tenaga
Kerja Asing (IMTA)
yang bekerja di lebih
dari 1 (satu)
kabupaten/kota, sesuai
kewenangan pemerintah
kabupaten/kota
--- --- --- 100% 100% 100%
b. Evaluasi
- Perda-perda yang mendukung iklim usaha adalah :
1) Perda No. 1 Tahun 2013 tentang Penanaman Modal;
2) Perda No. 3 Tahun 2012 tentang Penyertaan Modal Daerah pada Perseroan
Terbatas BPD Bank Jawa Tengah
3) Perda No. 5 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Angkutan;
4) Perda No. 6 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Terminal;
5) Perda No. 8 Tahun 2013 tentang Penambahan Penyertaan Modal Daerah pada
Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Bank Magelang, Perusahaan Daerah
Perbengkelan, Perusahaan Daerah Percetakan, Perusahaan Daerah Obyek
Wisata Taman Kyai Langgeng dan Perusahaan Daerah Air Minum Kota Magelang.
6) Perda No. 11 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Menara Telekomunikasi
7) Perda No. 16 Tahun 2013 tentang Izin Usaha Jasa Konstruksi;
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 26
- Lama proses perizinan yang dilimpahkan kewenangannya ke BP2T selama ini
rata-rata 5 hari kerja dapat dipercepat menjadi 3,5 hari kerja terhitung setelah
berkas lengkap dan benar sesuai persyaratan. Namun demikian untuk perizinan yang
ditandatangani Kepala Daerah masih membutuhkan waktu yang lebih lama karena
harus melalui alur yang lebih panjang, terkadang bisa sampai beberapa minggu/
bulan.
- Blue Print investasi daerah tercermin dari dokumen profil investasi berupa study
kelayakan pengembangan kawasan strategis Sidotopo, Eks. Magelang Theater dan
Lembah Gunung Tidar, sebagai rencana pengembangan kawasan yang dapat
dijadikan bahan promosi investasi maupun rencana pembangunan kawasan oleh
Pemerintah. Disamping itu juga dilakukan kajian kebijakan bidang penanaman modal
berupa penyusunan Dokumen Rencana Umum Penananam Modal (RUPM) Kota
Magelang sebagai amanat UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal untuk
memberikan gambaran dan informasi tentang arah kebijakan bidang penanaman
modal melalui kajian bidang akademis. Adapun isi dokumen RUPM mengacu Perpres
No. 16 Tahun 2012 terdiri dari Pendahuluan: Azas dan Tujuan; Visi dan Misi; Arah
Kebijakan Penanaman Modal; Peta Panduan (Road Map) Implementasi Penanaman
Modal dan Pelaksanaan.
- Setelah ditetapkannya Perda Nomor 1 Tahun 2013 tentang Penanaman Modal, maka
SPIPISE telah dapat diimplentasikan pelaksanaannya. Penerapan SPIPISE
disinergikan antara Kantor Penanaman Modal dan Badan Pelayanan Perizinan
Terpadu.
- Pendaftaran Penanaman modal Dalam Negeri, Izin Prinsip Penanaman Modal Dalam
Negeri, Izin Usaha Penanaman modal Dalam Negeri, TDP, SIUP, Perpanjangan
IMTA terkait dengan pendaftaran izin prinsip dan izin usaha yang sudah
terintegrasi dalam sistim pelayanan perizinan.
8. Terbangunnya kepercayaan/komitmen antara stakeholder dengan dunia usaha.
a. Capaian indicator kinerja:
No Indikator Sasaran
Tahun 2012 Capaian
Kinerja
2012
Tahun 2013 Capaian
Kinerja
2013 Target Realisasi Target Realisasi
1 Jumlah investor
berskala nasional
(PMDN/PMA)
150 154 102,67% 160 618 386%
2 Jumlah nilai
investasi
berskala nasional
(PMDN/PMA)
24.629.000.000 102.113.876.011 414,61% 66.002.005.036 613.069.000.000 929%
3 Jumlah investor
dan nilai investasi
baru yang masuk
(nasional &
regional)
--- --- --- 1 152 15.200%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 27
No Indikator Sasaran
Tahun 2012 Capaian
Kinerja
2012
Tahun 2013 Capaian
Kinerja
2013 Target Realisasi Target Realisasi
4 Jumlah MOU
dalam investasi
1 0 0% 1 0 0%
5 Terselenggaranya
bimbingan
pelaksanaan
Kegiatan
Penanaman Modal
kepada
masyarakat dunia
usaha
--- --- --- 1 keg 1 keg 100%
6 Terselenggaranya
sosialisasi
kebijakan
penanaman modal
kepada
masyarakat dunia
usaha
50 peserta 50 peserta 100% 1 keg ; 50
peserta
1 keg ; 50
peserta
100%
b. Evaluasi dan permasalahan
- Permasalahan yang terjadi dalam sasaran ini sama halnya dengan permasalahan di
sasaran 6, yakni ketidaksinkronan antara target dan realisasi, sehingga tidak bisa
diukur.
- Jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA) sebanyak 618 dengan nilai
investasi Rp 613.069.000.000,00.
- Jumlah investor nasional & regional baru yang masuk di tahun 2013 sebanyak 152
investor
- Upaya yang dilakukan diantaranya dengan mengikuti Central Java Investment
Business Forum (CJIBF) 2013 di Solo. Dalam kegiatan dimaksud Pemerintah Kota
Magelang menyediakan materi promosi berupa: Potensi dan Peluang Investasi serta
Selayang Pandang Kota Magelang dalam bentuk tayangan melalui LED TV; Buku
Potensi dan Peluang Investasi Kota Magelang; Leaflet Peta Investasi dan Pelayanan
Perizinan Investasi; Materi promosi pariwisata dan produk unggulan (Gethuk,
Kripik, Batik dll). Dari kegiatan tersebut dihasilkan 4 Surat Kepeminatan investasi
senilai Rp. 99.000.000.000 sebagai berikut :
1) Pengembangan Kawasan Ex. Magelang Theatre senilai Rp. 55.000.000.000,-
2) Pengolahan Sampah senilai Rp. 30.000.000.000,-
3) Pendirian Media Televisi senilai Rp. 10.000.000.000,-
4) Air Minum Kemasan senilai Rp. 4.000.000.000,-
Namun demikian dari 4 kepeminatan kerjasama investasi (LoI) tersebut belum
dapat terealisasi dalam bentuk Perjanjian Kerjasama (MoU).
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 28
9. Terwujudnya pengembangan infrastruktur kawasan strategis dalam rangka
mendukung peningkatan perekonomian kota
a. Capaian indikator kinerja :
No Indikator Sasaran
Tahun 2012 Capaian
Kinerja
2012
Tahun 2013 Capaian
Kinerja
2013 Target Realisasi Target Realisasi
1 Bertambahnya jumlah
pengembangan kawasan
strategis dan cepat
tumbuh
1 0 100% 1 0 0%
b. Evaluasi dan permasalahan
- Keinginan untuk penambahan kawasan strategis cepat tumbuh belum terwujud,
meskipun blueprint investasi telah tersedia. Pemasyarakatan blueprint hingga
ketertarikan investor memang membutuhkan waktu yang cukup untuk investor
menghitung prospek ekonominya.
10. Terbangunnya kemitraan dengan memanfaatkan skema pendanaan melalui
Kerjasama pemerintah dan swasta PES (Payment for Ecological/Environment
Services = imbal jasa lingkungan)
Capaian indicator kinerja :
No Indikator Sasaran
Tahun 2012 Capaian
Kinerja
2012
Tahun 2013 Capaian
Kinerja
2013 Target Realisasi Target Realisasi
1 Jumlah kerja sama PES
(Payment for Ecological/
environment Services =
imbal jasa lingkungan
1 0 100% 1 0 0%
2 Terselenggaranya
fasilitasi pemerintah
daerah dalam rangka
kerjasama kemitraan
Antara Usaha Mikro,
Kecil, Menengah dan
Koperasi (UMKMK)
tingkat kabupaten/kota
dengan pengusaha
1 keg; 50
peserta
1 keg; 50
peserta
100% 1 keg 1 keg 100%
Pemberian imbal jasa lingkungan umumnya dilakukan untuk jenis investasi yang
mengeksplorasi sumber daya alam, sehingga dampak negatif yang ditimbulkan dari
investasi ini harus diganti dengan bentuk imbal jasa yang layak dan proporsional. Kota
Magelang tidak memiliki sumber daya alam yang sekiranya layak dieksplorasi secara
besar.
Upaya fasilitasi kemitraan usaha ditempuh melalui kegiatan temu usaha antara
Usaha Mikro Kecil (UMK) dengan Usaha Menengah dan Besar (UMB).
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 29
11. Terwujudnya identifikasi investasi swasta
Capaian indikator kinerja :
No Indikator
Sasaran
Tahun 2012 Capaian
Kinerja
2012
Tahun 2013 Capaian
Kinerja
2013 Target Realisasi Target Realisasi
1 Nilai investasi
swasta
39.500.000.000 44.794.119.932 113,40% 40.000.000.000 1.032.317.000.000 2.581%
2 Tersedianya
informasi
peluang usaha
sektor/bidang
unggulan
4 4 100% 4 4 100%
12. Tersedianya data dan informasi ketenagakerjaan yang aksesibel dan akurat
Capaian indikator kinerja :
No Indikator Sasaran
Tahun 2012 Capaian
Kinerja
2012
Tahun 2013 Capaian
Kinerja
2013 Target Realisasi Target Realisasi
1 Sebaran
informasi bursa
kerja yang
terupdate
17 kel. 17 kel. 100% 17 kel. 17 kel. 100%
Pengelolaan data dan informasi ketenagakerjaan dilakukan melalui penyebarluasan
informasi bursa tenaga kerja melalui Pengelolaan Data Formulir AK-I sampai dengan
AK-V, Penyediaan Fasilitas Bursa Kerja On Line (BKO), Penyelenggaraan Job Fair serta
Penyusunan Buku IPK (Informasi Pasar Kerja). Agar informasi tersebut bisa
menjangkau sampai ke lapisan masyarakat, sosialisasi dilakukan di seluruh Kelurahan.
13. Terwujudnya pembangunan BLK di tingkat Kota
Capain indikator kinerja :
No Indikator Sasaran
Tahun 2012 Capaian
Kinerja
2012
Tahun 2013 Capaian
Kinerja
2013 Target Realisasi Target Realisasi
1 Perencanaan
Manajemen dan
opersional BLK
1 dok. 1 dok. 100% ada ada 100%
Keberadaan Balai Latihan Kerja (BLK) direncanakan secara menyeluruh agar dalam
operasionalnya dapat optimal.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 30
14. Tercapainya peningkatan jumlah penempatan tenaga kerja
Capaian indikator kinerja :
No Indikator Sasaran
Tahun 2012 Capaian
Kinerja
2012
Tahun 2013 Capaian
Kinerja
2013 Target Realisasi Target Realisasi
1 Prosentase
pencari kerja
yang ditempatkan
30,5% 70% 229,51% 31% 58% 187%
2 Besaran pencari
kerja yang
terdaftar yang
ditempatkan
--- --- --- 645 905 140%
4 Sebaran
informasi bursa
kerja yang
terupdate
17 kel. 17 kel. 100% 17 kel. 17 kel. 100%
5 Prosentase
transmigran yang
ditempatkan
--- --- --- 100% 100% 100%
Pada tahun 2013 ini telah ditempatkan sebanyak 905 orang atau sekitar 58% dari
pencari kerja yang terdaftar pada Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Sosial Kota
Magelang. Penempatan transmigrasi diharapkan akan membuka peluang usaha pencari
kerja. Animo bertransmigrasi oleh penduduk perkotaan relatif kecil, karena kultur dan
jenis pekerjaan sebagian besar sebagai buruh atau pedagang, bukan di sektor
pertanian.
15. Tercapainya peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja
Capaian indikator kinerja :
No Indikator
Sasaran
Tahun 2012 Capaian
Kinerja
2012
Tahun 2013 Capaian
Kinerja
2013 Target Realisasi Target Realisasi
1 Tingkat
partisipasi
angkatan kerja
--- --- --- 63% 68,93% 109,41%
2 Tingkat
pengangguran
terbuka
--- --- --- 12% 6,80% 56,67%
3 Calon tenaga
kerja yang
terdidik (pencari
kerja terlatih)
9,30% 22,70% 244,09% 9.7% 55.94% 576,70%
4 Besaran tenaga
kerja yang
mendapat
pelatihan
berbasis
kompetensi
78% 69,16% 88,67% 80% 62,78% 78,48%
5 Besaran tenaga
kerja yang
65% 30,84% 47,44% 70% 30,30% 43,29%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 31
No Indikator
Sasaran
Tahun 2012 Capaian
Kinerja
2012
Tahun 2013 Capaian
Kinerja
2013 Target Realisasi Target Realisasi
mendapat
pelatihan
berbasis
masyarakat
6 Besaran pencari
kerja yang
mendapatkan
pelatihan
kewirausahaan
65% 70% 107,69% 70% 81,08% 115,83%
Pelatihan yang dilaksanakan diarahkan pada kebutuhan atau permintaan pasar kerja
yang ada saat ini yakni lebih banyak permintaan tenaga kerja di bidang Jasa, terutama
pariwisata perhotelan, Kuliner dan jasa lainnya.
16. Terwujudnya perlindungan pengembangan lembaga ketenagakerjaan
Capaian indikator kinerja :
No Indikator
Sasaran
Tahun 2012 Capaian
Kinerja
2012
Tahun 2013 Capaian
Kinerja
2013 Target Realisasi Target Realisasi
1 Angka sengketa
(perselisihan)
pengusaha
pekerja per
tahun
--- --- --- 10 kasus 1 kasus 190%
2 Besaran kasus
yang diselesaikan
dengan
Perjanjian
Bersama (PB)
--- --- --- 50% 100% 200%
3 Jumlah SP yang
terbentuk di
tingkat
perusahaan
--- --- --- 22 unit 78 unit 355%
17. Terwujudnya pembinaan dan pengawasan ketenagakerjaan
Capaian indikator kinerja :
No Indikator
Sasaran
Tahun 2012 Capaian
Kinerja
2012
Tahun 2013 Capaian
Kinerja
2013 Target Realisasi Target Realisasi
1 Jumlah LKS
Bipartit
33 unit 18 unit 54,55% 33 unit 4 unit 12%
2 Jumlah masukan
LKS Tripartit
dalam
memberikan
pertimbangan
35% 30% 85,71% 1 masukan 1 masukan 100%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 32
No Indikator
Sasaran
Tahun 2012 Capaian
Kinerja
2012
Tahun 2013 Capaian
Kinerja
2013 Target Realisasi Target Realisasi
ketenagakerjaan
kepada pimpinan
daerah
3 Besaran
pemeriksaan
perusahaan
35% 35% 100% 40% 67% 168%
4 Besaran
pengujian
peralatan di
perusahaan
15% 15% 100% 20% 20% 100%
Lembaga yang menaungi hubungan kerja antara Pekerja dan Pengusaha di perusahaan
disebut LKS (Lembaga Kerja Sama) Bipartit. Lembaga ini adalah sebagai media dialog
antara Pengusaha dan Pekerja (bisa diwakili oleh Serikat Pekerja) dalam membahas
permasalahan bersama misalnya mengenai pembentukan Peraturan Perusahaan atau
juga KKB (Kesepakatan Kerja Bersama). Pemerintah memfasilitasi pembentukan LKS
Bipartit di perusahaan.
Dalam hal menentukan suatu kebijakan mengenai persoalan ketenagakerjaan dalam
suatu daerah, LKS Tripartit yang terdiri dari unsur Pekerja, Pengusaha dan Pemerintah
melakukan suatu forum diskusi atau semacam kegiatan survey untuk memperoleh
data-data yang diperlukan. Lembaga ini juga melakukan kegiatan sidang untuk
menentukan usulan besaran Upah Minimum Kota untuk diusulkan ke tingkat provinsi.
Secara berkala perusahaan wajib melaporkan kondisi ketenagakerjaannya dengan
mengisi formulir Wajib Lapor kepada Pemerintah melalui Dinas Terkait. Petugas
Pengawas Ketenagakerjaan melalukan pemeriksaan secara berkala ke perusahaan yang
terdaftar perihal pelaksanaan norma kerja yang dijalankan di perusahaan untuk
meminimalisir pelanggaran peraturan baik yang dilakukan oleh pihak Pengusaha
(Perusahaan) atau pihak Pekerja di perusahaan.
Pengujian alat kerja di perusahaan ditujukan untuk menguji kelayakan peralatan yang
digunakan di perusahaan guna menghindari akibat buruk yang dapat terjadi. Sasaran uji
kelayakan adalah perusahaan yang menggunakan lift, eskalator, Alat Penangkal Petir,
Genset, bejana tekan dll.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 33
18. Terwujudnya peran serta dan partisipasi lembaga-lembaga pendidikan dalam
penyiapan kualitas tenaga kerja.
Capaian indikator kinerja :
No Indikator
Sasaran
Tahun 2012 Capaian
Kinerja
2012
Tahun 2013 Capaian
Kinerja
2013 Target Realisasi Target Realisasi
1 Jumlah lembaga
penyelenggara
pelatihan kerja
berperan aktif
dalam
peningkatan
kualitas
produktivitas
tenaga kerja.
12 unit 13 unit 108,33% 13 unit 11 unit 84,62%
19. Terwujudnya peningkatan kesejahteraan pekerja
Capaian indikator kinerja :
No Indikator
Sasaran
Tahun 2012 Capaian
Kinerja
2012
Tahun 2013 Capaian
Kinerja
2013 Target Realisasi Target Realisasi
1 Prosentase
Pencapaian UMK
terhadap KHL
94,07% 95,39% 101,40% 96,05% 100% 104%
2 Jumlah koperasi
karyawan
perusahaan
16 unit 16 unit 100% 16 unit 16 unit 100%
3 Perselisihan
buruh dan
pengusaha
terhadap
kebijakan Pemda
0 0 100% Tidak ada Tidak ada 100%
4 Prosentase
penurunan
kasus-kasus
ketenagakerjaan
di Kota Magelang,
baik kasus
perselisihan
hubungan
industrial maupun
kasus TKI
2% 2% 100% 2% 90% 4.500%
Tumbuh dan berkembangnya suatu perusahaan menjadi lebih besar salah satunya
merupakan peran pekerja dalam membesarkan perusahaan. Secara proporsional
sebaiknya juga diiringi oleh peningkatan kesejahteraan pekerja yang bekerja di
perusahaan tersebut. Indikator utama peningkatan kesejahteraan seorang pekerja
adalah besaran upah yang diterima. Laju inflasi menjadi suatu alasan logis apabila
besaran upah perlu selalu dilakukan penyesuaian setiap tahunnya. Besaran UMK yang
diusulkan berpatokan pada besaran angka KHL (Kebutuhan Hidup Layak). Pencapaian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 34
UMK terhadap KHL selalu diselaraskan untuk menjaga agar tidak terjadi ketimpangan.
Melalui Sidang Dewan Pengupahan, yang anggotanya terdiri dari wakil pekerja, wakil
pengusaha, Universitas, LSM dan Pemerintah mencari titik temu keseimbangan atas
berbagai kepentingan bersama, diutamakan untuk peningkatan kesejahteraan bersama
baik bagi pekerja maupun bagi pengusaha.
20. Terciptanya wirausaha baru
Capaian indikator kinerja :
No Indikator
Sasaran
Tahun 2012 Capaian
Kinerja
2012
Tahun 2013 Capaian
Kinerja
2013 Target Realisasi Target Realisasi
1 Jumlah
wirausaha baru
20 orang 117 orang 585% 20 orang 25 orang 125%
Kepada para pencari kerja diberikan pelatihan kewirausahaan. Setelah itu para peserta
membentuk suatu KUB (Kelompok Usaha Bersama).
21. Terlindunginya hak-hak keselamatan tenaga kerja
Capaian indikator kinerja :
No Indikator
Sasaran
Tahun 2012 Capaian
Kinerja
2012
Tahun 2013 Capaian
Kinerja
2013 Target Realisasi Target Realisasi
1 Prosentase
perusahaan yang
telah
menerapkan
norma
keselamatan dan
perlindungan
ketenagakerjaan
2,33% 2,33% 100% 2,50% 2,50% 100%
2 Besaran
pekerja/buruh
yang menjadi
peserta program
Jamsostek
35% 35% 100% 40% 45% 113%
Program K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) dicanangkan secara nasional oleh
pemerintah setiap tahun di bulan Januari sebagai Bulan K3. Pada bulan ini dilaksanakan
berbagai kegiatan untuk selalu mengingatkan kepada seluruh masyarakat akan arti
pentingnya Keselamatan Kerja. Serangkaian kegiatannya meliputi Apel K3 dan Lomba K3
di perusahaan-perusahaan serta instansi pemerintah. Perusahaan wajib melaksanakan
pengujian peralatan kerja. Penggunaan alat perlindungan kerja seperti Masker, Helm,
wearpack secara langsung merupakan suatu tindakan preventif.
Pemilik usaha harus membantu tenaga kerjanya untuk ikutserta dalam asuransi tenaga
kerja.
Bentuk perlindungan lainnya adalah dengan mengikutkan pekerja sebagai peserta
Jamsostek, dimana Program Jamsostek memberikan perlindungan dasar untuk
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 35
memenuhi kebutuhan minimal tenaga kerja dan keluarganya, dengan memberikan
kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan keluarga sebagai pengganti
sebagian atau seluruhnya penghasilan yang hilang, akibat resiko sosial.
Sampai saat ini, PT Jamsostek (Persero) memberikan 4 (empat) program perlindungan,
yang mencakup Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM),
Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) bagi seluruh
tenaga kerja dan keluarganya.
Misi ketiga : Memperkuat dan meningkatkan pertumbuhan perekonomian kerakyatan
dengan mengoptimalkan potensi daerah yang didukung oleh kemandirian
masyarakat.
1. Terwujudnya pertambahan pelaku usaha di sektor riil (berbagai bidang usaha).
Capaian indikator kinerja :
No Indikator
Sasaran
Tahun 2012 Capaian
Kinerja
2012
Tahun 2013 Capaian
Kinerja
2013 Target Realisasi Target Realisasi
1 Jumlah bidang
usaha Sektor riil
yang berkembang
1100 4371 397,36% 1200 3750 312,50%
Perkembangan bidang usaha sektor riil di Kota Magelang pada tahun 2013 sebanyak
3.750, angka ini menunjukkan penurunan apabila dibandingkan dengan jumlah bidang
usaha sektor riil yang berkembang di tahun 2012 yang tercatat sebanyak 4.371 bidang
usaha. Penurunan ini disebabkan karena adanya pelaku usaha sektor riil yang mengalami
kepailitan
Bentuk lain dari berkembangnya pelaku usaha sektor riil tercermin pula dari jumlah
perijinan SIUP yang dikeluarkan Badan Perijinan dan Pelayanan Terpadu (BP2T) Kota
Magelang pada tahun 2013, yaitu sebanyak 325 SIUP.
2. Terwujudnya peningkatan akses permodalan bagi pelaku usaha ekonomi kerakyatan.
Capaian indikator kinerja :
No Indikator
Sasaran
Tahun 2012 Capaian
Kinerja
2012
Tahun 2013 Capaian
Kinerja
2013 Target Realisasi Target Realisasi
1 Jumlah pelaku
usaha ekonomi
kerakyatan
menerima akses
permodalan
986 898 91,08% 1000 898 89,80%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 36
Bagi pelaku usaha ekonomi kerakyatan dalam hal ini UMKM, kendala yang dihadapi dari
waktu ke waktu dibidang permodalan diantaranya adalah keterbatasan akses atau
ketidakmampuan untuk memenuhi syarat formal bantuan kredit bank, misalnya proposal
bisnis, pemenuhan agunan, dan sejumlah kelengkapan administratif lainnya. Kesulitan
permodalan usaha juga berdampak pada kurangnya produktivitas usaha.
3. Tersedianya kawasan PKL yang tertata sesuai rencana tata ruang
Capaian indikator kinerja :
No Indikator
Sasaran
Tahun 2012 Capaian
Kinerja
2012
Tahun 2013 Capaian
Kinerja
2013 Target Realisasi Target Realisasi
1 Jumlah sektor
informal / PKL
yang tertata
150 PKL 181 PKL 120,67% 150 PKL 238 PKL 158,76%
Penataan PKL pada Tahun 2013 dilaksanakan terhadap 238 PKL yang tersebar di Kota
Magelang yaitu kawasan Alun-alun, Jalan Sigaluh, Kuliner Sejuta Bunga, Jalan Tidar I
(pagi) dan Jalan Tidar II (malam), Jalan Pahlawan.
Penataan PKL yang dilakukan meliputi penataan dalam hal tempat dasaran, lokasi
berjualan, fasilitas/sarana prasarana (seperti penyediaan shelter, meja kursi, tenda,
gerobak, listrik, air dan sebagainya) maupun penataan berkaitan dengan waktu
berjualan sesuai ketentuan yang telah ditetapkan.
Terdapat 6 (enam) kawasan khusus bagi para PKL yang telah disediakan dan ditata oleh
Pemerintah Kota Magelang, yaitu:
1. Kuliner Tuin Van Java di kawasan Alun-alun
2. Kuliner Sejuta Bunga di kawasan Shoping centre
3. Puri Boga Kencana di kawasan Sub Terminal Kebonpolo
4. Kartika Sari di kawasan Stadion Abu Bakrin
5. Kawasan Kuliner Taman Badaan
6. Kawasan Armada Estate
4. Terwujudnya peningkatan kemampuan kelembagaan PKL sebagai potensi ekonomi
kerakyatan
Capaian indikator kinerja :
No Indikator
Sasaran
Tahun 2012 Capaian
Kinerja
2012
Tahun 2013 Capaian
Kinerja
2013 Target Realisasi Target Realisasi
1 Jumlah
kelembagaan PKL
yang tertib
administrasi
10 10 100% 10 10 100%
2 Jumlah
Paguyupan PKL
10 10 100% 10 10 100%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 37
Kelembagaan PKL dibentuk dalam rangka menjembatani kepentingan, aspirasi,
koordinasi, penyampaian informasi antara pemerintah kepada setiap individu PKL atau
sebaliknya serta antar PKL itu sendiri, dengan kesadaran sama-sama menjadi bagian
dari kepentingan bersama. Melalui kelembagaan ini setiap upaya dapat didukung
bersama.
Upaya pembinaan terhadap organisasi PKL yang ada dilakukan dengan kegiatan:
~ Manajemen pengelolaan usaha PKL.
~ Pemeliharaan kebersihan, kenyamanan dan keindahan lingkungan.
~ Sosialisasi proses penertiban izin lokasi berjualan bagi PKL.
~ Sosialisasi proses penertiban kartu identitas bagi PKL.
~ Pembinaan masalah hak dan kewajiban bagi PKL.
Jumlah paguyuban PKL di Kota Magelang sebanyak 47 paguyuban dari 57 titik/kawasan
PKL. Dari 47 kelompok paguyuban tersebut kemudian diklaster berdasarkan
lokasi/kawasan dimana paguyuban PKL tersebut berada. Sehingga sasaran pembinaan
kelembagaan lebih difokuskan pada 10 (sepuluh) klaster tersebut, yakni:
1. Paguyuban PKL Kawasan Badaan
2. Paguyuban PKL Jalan Senopati
3. Paguyuban PKL Jalan Daha
4. Paguyuban PKL Kawasan Alun-alun
5. Paguyuban PKL Kuliner Sejuta Bunga
6. Paguyuban PKL Jalan Tidar
7. Paguyuban PKL Jalan Jenggala
8. Paguyuban PKL Jalan A Yani
9. Paguyuban PKL Puri Boga Kencana
10. Paguyuban PKL Kawasan Armada Estate
5. Tersedianya pangan yang cukup baik dari segi jumlah maupun mutunya, aman, merata,
halal dan terjangkau oleh daya beli masyarakat.
Capaian indikator kinerja :
No Indikator
Sasaran
Tahun 2012 Capaian
Kinerja
2012
Tahun 2013 Capaian
Kinerja
2013 Target Realisasi Target Realisasi
1 Adanya regulasi
ketahanan pangan
ada ada 100% ada ada 100%
2 Ketersediaan
pangan utama
100% 100% 100% 100% 100% 100%
3 Cakupan beras
bersubsidi pada
KK miskin
6.000
RTS-PM
5.414
RTS-PM
90,25% 5.500
RTS-PM
4.501
RTS-PM
82%
4 Tingkat
kerawanan
pangan dan gizi
11% 10,34% 106% 10,22% 10,06% 98%
5 Ketersediaan
energi dan
protein perkapita
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 38
No Indikator
Sasaran
Tahun 2012 Capaian
Kinerja
2012
Tahun 2013 Capaian
Kinerja
2013 Target Realisasi Target Realisasi
a. Ketersediaan
energi
(Kkal/kap/th)
93.84% 90.02% 95.93% 95% 100% 105%
b. Ketersediaan
protein
(gr/kap/th )
100% 100% 100% 100% 100% 100%
7 Ketersediaan
informasi
pasokan, harga
dan akses pangan
80% 78% 97,50%