169
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 1 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN DAN TANGGUNG JAWAB KINERJA Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) memiliki keterkaitan erat dengan Sistem Perencanaan Pembangunan (UU nomor 25 tahun 2004) baik secara substantif isi, waktu, proses maupun dokumen yang disusun. Dokumen Renstra terkait dengan dokumen RPJMD, RKT dengan RKPD, PK dengan Penetapan APBD, sehingga dokumen LAKIP pun akan simultan dengan monitoring dan evaluasi perencanaan pembangunan. Hasil evaluasi dalam laporan tersebut menjadi masukan/umpan balik bagi proses perencanaan selanjutnya. Dalam SAKIP, dokumen Renstra dijabarkan setiap tahun dalam dokumen RKT yang memuat rencana kinerja yang ditargetkan. Setelah APBD ditetapkan, target kinerja tersebut ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja. Dalam jangka waktu satu tahun, setiap SKPD dengan kegiatan sesuai bidangnya akan melakukan upaya-upaya pencapaian target kinerja dimaksud. Proses evaluasi kinerja dalam LAKIP akan diawali dengan penghimpunan data kinerja yang bersumber dari seluruh SKPD sesuai bidangnya masing-masing. B. PENGUKURAN KINERJA Akuntabilitas Kinerja adalah pertanggungjawaban pemerintah dalam mewujudkan visi dan misinya. Pengukuran kinerja dimaksudkan untuk mengetahui sejauhmana keberhasilan dan kekurangan pelaksanaan kegiatan, seberapa jauh efektifitas penggunaan anggaran untuk mencapai target-target yang telah ditetapkan, serta seberapa jauh tingkat efisiensi pemanfaatan sumberdaya yang ada. Pengukuran kinerja dalam rangka mengetahui tingkat keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran dilakukan dengan cara membandingkan antara realisasi dengan target setiap indikator kinerja yang telah ditetapkan. Rumus untuk menghitung capaian kinerja setiap indikator ada dua macam : Indikator bermakna positif, artinya : jika semakin besar realisasi berarti semakin baik kinerjanya, atau sebaliknya semakin kecil realisasi semakin buruk kinerjanya, maka digunakan rumus pendek.

cara menghitung indikator negatif.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 1

    BBAABB IIIIII

    AAKKUUNNTTAABBIILLIITTAASS KKIINNEERRJJAA

    A. HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN DAN TANGGUNG JAWAB KINERJA

    Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) memiliki keterkaitan

    erat dengan Sistem Perencanaan Pembangunan (UU nomor 25 tahun 2004) baik secara

    substantif isi, waktu, proses maupun dokumen yang disusun. Dokumen Renstra terkait

    dengan dokumen RPJMD, RKT dengan RKPD, PK dengan Penetapan APBD, sehingga

    dokumen LAKIP pun akan simultan dengan monitoring dan evaluasi perencanaan

    pembangunan. Hasil evaluasi dalam laporan tersebut menjadi masukan/umpan balik bagi

    proses perencanaan selanjutnya.

    Dalam SAKIP, dokumen Renstra dijabarkan setiap tahun dalam dokumen RKT

    yang memuat rencana kinerja yang ditargetkan. Setelah APBD ditetapkan, target kinerja

    tersebut ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja.

    Dalam jangka waktu satu tahun, setiap SKPD dengan kegiatan sesuai bidangnya

    akan melakukan upaya-upaya pencapaian target kinerja dimaksud.

    Proses evaluasi kinerja dalam LAKIP akan diawali dengan penghimpunan data

    kinerja yang bersumber dari seluruh SKPD sesuai bidangnya masing-masing.

    B. PENGUKURAN KINERJA

    Akuntabilitas Kinerja adalah pertanggungjawaban pemerintah dalam

    mewujudkan visi dan misinya. Pengukuran kinerja dimaksudkan untuk mengetahui

    sejauhmana keberhasilan dan kekurangan pelaksanaan kegiatan, seberapa jauh efektifitas

    penggunaan anggaran untuk mencapai target-target yang telah ditetapkan, serta seberapa

    jauh tingkat efisiensi pemanfaatan sumberdaya yang ada.

    Pengukuran kinerja dalam rangka mengetahui tingkat keberhasilan/kegagalan

    pencapaian sasaran dilakukan dengan cara membandingkan antara realisasi dengan target

    setiap indikator kinerja yang telah ditetapkan.

    Rumus untuk menghitung capaian kinerja setiap indikator ada dua macam :

    Indikator bermakna positif, artinya : jika semakin besar realisasi berarti semakin baik

    kinerjanya, atau sebaliknya semakin kecil realisasi semakin buruk kinerjanya, maka

    digunakan rumus pendek.

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 2

    Indikator bermakna negatif, artinya : jika semakin besar realisasi berarti semakin

    buruk kinerjanya, atau sebaliknya semakin kecil realisasi semakin baik kinerjanya,

    gunakan rumus panjang.

    Nilai capaian kinerja masing-masing sasaran dianggap mempunyai bobot yang

    sama, sehingga digunakan rumus rata rata.

    Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, maka capaian kinerja dikategorikan

    dengan menggunakan skala ordinal, merujuk pada skala penilaian kinerja sebagai berikut:

    - Nilai dibawah 55 : kurang

    - Nilai > 55 s/d 80 : cukup

    - Nilai > 80 s/d 95 : baik

    - Nilai > 95 s/d 100 : sangat baik

    Secara substantif Indikator Kinerja Utama (IKU) Pemerintah Kota Magelang

    dalam jangka menengah adalah tercapainya misi-misi jangka menengah Kota Magelang,

    sedangkan dalam jangka pendek adalah tercapainya sasaran-sasaran jangka pendek

    sebagaimana tertuang dalam RKPD maupun RKT Kota Magelang. Hal tersebut ditegaskan

    dengan Peraturan Walikota Magelang Nomor 43 Tahun 2011 tentang Penetapan Indikator

    Kinerja Utama Pemerintah Kota Magelang Tahun 2011-2015 dan dokumen Penetapan

    Kinerja tahun 2013.

    Permasalahan utama yang terjadi dalam pengukuran kinerja adalah :

    Pertama; kurangnya ketersediaan data kinerja sebagai akibat tidak dilakukannya

    pengumpulan data kinerja secara tertib, dan adanya kesulitan dalam interpretasi

    atas data-data tertentu.

    Kedua; terdapat beberapa indikator kinerja utama yang dirasa kurang sesuai maupun

    kurang jelas karena tidak dilengkapi dengan formulasinya.

    Ketiga; beberapa target kinerja yang disusun dalam dokumen Perencanaan maupun

    dokumen Penetapan Kinerja dirasa kurang valid.

    Akibat dari permasalahan-permasalahan tersebut adalah terdapat sebagian

    indikator yang tidak terpenuhi data realisasi kinerjanya. Langkah klarifikasi (desk) dengan

    SKPD ditujukan untuk memperkecil permasalahan dan menemukan solusi

    pemecahan/perbaikan. Beberapa kesepakatan yang dihasilkan antara lain : menghilangkan

    sementara indikator kinerja yang tidak bisa diukur dari pengukuran kinerja tahun ini dan

    %100)(x

    TARGET

    TARGETREALISASITARGET

    %100xTARGET

    REALISASI

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 3

    mengganti atau menambahkan beberapa indikator yang dianggap relevan serta tersedia

    datanya. Matrik Pengukuran Kinerja selengkapnya dapat dilihat dalam Lampiran.

    C. PENCAPAIAN KINERJA

    Berdasarkan pengukuran kinerja, secara garis besar capaian kinerja utama

    setiap misi tahun 2011-2013 disajikan dalam form Pengukuran Kinerja sebagaimana

    tabel 3.1.

    Tabel 3.1

    Capaian Kinerja Kota Magelang Tahun 2011-2013

    Misi dalam RPJMD 2011-2015 Capaian Kinerja

    Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013

    Misi ke 1 : Menciptakan Pemerintahan yang

    bersih dan profesional dengan

    peningkatan kapasitas dan

    responsifitas aparatur yang

    didasarkan pada nilai-nilai

    kebenaran dan berkeadilan;

    114,03 89,92%

    112,99%

    Misi ke 2 : Meningkatkan sumber-sumber

    pendanaan dan mendorong

    tumbuhnya iklim investasi untuk

    pengembangan usaha yang mampu

    membuka peluang penyerapan

    tenaga kerja yang luas bagi

    masyarakat;

    119,29 132,31%

    116,54%

    Misi ke 3 : Memperkuat dan meningkatkan

    pertumbuhan perekonomian

    kerakyatan dengan

    mengoptimalkan potensi daerah

    yang didukung oleh kemandirian

    masyarakat;

    88,84 126,57% 135,99%

    Misi ke 4 : Meningkatkan pembangunan

    pelayanan perkotaan dengan

    pengembangan budaya daerah

    disertai dengan peningkatan

    peran serta dan pemberdayaan

    masyarakat dengan

    mengedepankan aspek

    kemandirian;

    107,66 132,61%

    122,54%

    Misi ke 5 : Mendorong peningkatan derajat

    kesehatan, pengembangan

    kualitas pendidikan dan sumber

    daya manusia yang cerdas,

    97,50 121,34% 106,81%

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 4

    Misi dalam RPJMD 2011-2015 Capaian Kinerja

    Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013

    terampil, kreatif, inovatif dan

    memilki etos kerja yang tinggi;

    Misi ke 6 : Mengembangkan paham

    kebangsaan dan meningkatkan

    kualitas keimanan dan ketaqwaan

    guna mewujudkan rasa aman

    ketentraman masyarakat.

    152,40 126,90% 111,90%

    Dari tabel tersebut terlihat bahwa capaian kinerja tahun 2013 adalah 117,79%

    lebih rendah dari tahun 2012 yang bernilai 121,61%. Adapun secara rinci hasil pengukuran

    atas capaian indikator kinerja dan capain indikator kinerja utama terlampir (dalam

    Lampiran I dan Lampiran II.

    D. EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJA

    Capaian Kinerja Sasaran merupakan capaian dari Penetapan Kinerja Tahun 2013,

    yang di dalamnya termuat indikator kinerja utama (Perwal 43 Tahun 2011) dan indikator

    kinerja tambahan yang dipandang penting untuk dimuat dalam dokumen Penetapan Kinerja

    Tahun 2013. Adapun evaluasi dan analisis sebagaimana uraian berikut ini :

    Misi Pertama: Menciptakan Pemerintahan yang bersih dan profesional dengan

    peningkatan kapasitas dan responsifitas aparatur yang didasarkan pada

    nilai-nilai kebenaran dan berkeadilan.

    1. Meningkatnya pengelolaan administrasi perkantoran dengan baik dan tertib dalam

    rangka penyelenggaraan pemerintahan yang professional menuju pelayanan publik

    yang prima.

    a. Capaian indikator kinerja:

    No Indikator Sasaran

    Tahun 2012 Capaian

    Kinerja

    2012

    Tahun 2013 Capaian

    Kinerja

    2013 Target Realisasi Target Realisasi

    1 Rasio pemenuhan sarana

    prasarana perkantoran

    85% 85% 100% 90% 95% 106%

    2 Tertib administrasi

    perkantoran,

    kepegawaian, dan

    keuangan

    --- --- --- 77% 100% 130%

    3 Penerapan e-Government

    yang diukur :

    - e-Procurement (LPSE) 40% 44% 110% 50% 100% 200%

    - Jumlah SKPD yang

    menggunakan Sistem

    Informasi

    25

    SKPD

    18

    SKPD

    72% 30

    SKPD

    46

    SKPD

    153%

    - Jumlah SKPD yang 10 6 60% 24 21 88%

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 5

    No Indikator Sasaran

    Tahun 2012 Capaian

    Kinerja

    2012

    Tahun 2013 Capaian

    Kinerja

    2013 Target Realisasi Target Realisasi

    memiliki website SKPD SKPD SKPD SKPD

    - WAN (Wide Area

    Network) setiap SKPD

    25% 10% 40% 50% 20% 40%

    - Penggunaan software

    legal/ OSS di setiap SKPD

    25% 40% 80% 100% 20% 20%

    4 Tersedianya dokumen

    data/ informasi/ statistik

    daerah:

    - Buku Daerah dalam

    Angka

    ada ada 100% ada ada 100%

    - Buku PDRB Kota ada ada 100% ada ada 100%

    - Buku Profil Daerah ada ada 100% ada ada 100%

    - Buku Profil Kelurahan ada ada 100% ada ada 100%

    5 Tersedianya data base

    informasi kearsipan

    ada ada 100% ada ada 100%

    6 Terwujudnya pelayanan

    informasi kearsipan

    daerah bagi masyarakat

    50% 50% 100% 55% 71% 129%

    7 Persentase SKPD yang

    melaksanakan arsip baku

    55% 55% 100% 60% 55% 92%

    8 Peningkatan SDM

    pengelola kearsipan

    35% 35% 100% 40% 100% 250%

    9 Terlaksananya

    penyelamatan dan

    pelestarian dokumen/

    arsip daerah

    60% 60% 100% 70% 100% 143%

    10 Terpeliharanya sarana

    dan prasarana kearsipan

    50% 50% 100% 60% 100% 167%

    b. Evaluasi

    - Selama ini belum dilakukan identifikasi kebutuhan sarana prasarana perkantoran

    yang disesuaikan dengan beban kerja/kebutuhan SKPD, standarisasi belum ada,

    sehingga terdapat kesenjangan antara SKPD yang satu dengan SKPD lainnya.

    - Pengelolaan surat-menyurat, administrasi kepegawaian dan keuangan telah

    dilakukan sebagaimana mestinya.

    - Pada tahun anggaran 2013 seluruh paket pelelangan telah melalui e-Procurement,

    kinerja tersebut dihasilkan dari upaya memenuhi target ketentuan dalam peraturan

    tentang pengadaan barang dan jasa.

    - Sistem Informasi yang digunakan seluruh SKPD di Kota Magelang adalah Sistem

    Informasi Perencanaan Pembangunan Daerah (SIPPD), Sistem Informasi Keuangan

    Daerah (SIMDA).

    - WAN Kota Magelang saat ini baru dapat menggabungkan Sekretariat Daerah dan

    Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika dalam satu kontak.

    - Dokumen informasi statistik yang disusun adalah:

    1) Buku Daerah dalam Angka

    2) Buku PDRB Kota

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 6

    3) Buku Profil Daerah

    4) Profil Kelurahan di seluruh kelurahan

    - Pada tahun 2013 telah dilaksanakan sosialisasi software SIMARDI dan sosialisasi

    Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Kearsipan

    kepada seluruh pengelola kearsipan di SKPD., sekolah dan BUMD. Selain itu juga

    dilakukan penataan arsip langsung ke SKPD.

    c. Permasalahan dan rekomendasi.

    - Perlu dilakukan identifikasi kebutuhan sarana prasarana perkantoran yang standar

    sesuai dengan beban kerja/kebutuhan SKPD.

    - Beberapa kesalahan kecil dalam pengelolaan administrasi masih terjadi seperti

    keterlambatan pelaporan, kealpaan dalam pencatatan, distribusi, ataupun kesalahan

    pembukuan.

    - Agar lebih mencerminkan kinerja, maka indikator sistem informasi sebaiknya

    dispesifikan pada sistem informasi teknis/spesifik yang ada di SKPD seperti

    penanaman modal, kearsipan, perizinan, kependudukan dan lain-lain.

    - Sebenarnya terdapat data-data profil lainnya seperti profil pendidikan, kesehatan,

    pariwisata, pemuda, kependudukan, penanaman modal dan lain-lain. Keberadaan

    profil-profil tersebut belum teridentifikasi secara terpadu.

    - Beberapa capaian indikator dalam sasaran ini nampak terlalu ekstrim,

    sehingga sebenarnya kurang layak untuk diukur.

    1) Penerapan e-procurement, terjadi karena pemenuhan target yang

    diharuskan dalam ketentuan.

    2) Angka realisasi 46 adalah sistem informasi yang bersifat umum yang

    memang mesti diterapkan oleh semua SKPD.

    3) Peningkatan SDM kearsipan perlu dijelaskan apakah secara kualitas atau

    kuantitasnya. Baik kualitas maupun kuantitas juga perlu diperjelas

    batasannya/alat ukurnya.

    4) Sarana dan prasarana kearsipan, yang dipelihara antara lain berupa

    pemeliharaan rolling opact, filling kabinet, dos arsip, cardex, rak arsip,

    lemari arsip, meja pengolahan, kartu kendali, folder, AC dan pemadam

    kebakaran. Terhadap jenis sarpras tersebut, kinerja yang ditargetkan

    dipandang terlalu kecil.

    2. Terwujudnya pemerintahan yang bersih, responsif, bertanggungjawab dan akuntabel

    a. Capaian indikator kinerja :

    No Indikator Sasaran

    Tahun 2012 Capaian

    Kinerja

    2012

    Tahun 2013 Capaian

    Kinerja

    2013 Target Realisasi Target Realisasi

    1 Hasil Opini BPK untuk

    Laporan Keuangan

    WDP WDP WDP WDP

    2 Tingkat Ketertiban

    Administasi pelaksanaan

    pembangunan dan

    keuangan

    85 % 89.50% 105.30% 85 % 88.77% 104.44%

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 7

    No Indikator Sasaran

    Tahun 2012 Capaian

    Kinerja

    2012

    Tahun 2013 Capaian

    Kinerja

    2013 Target Realisasi Target Realisasi

    3 Tingkat temuan

    pemeriksaan

    83 % 80.84% 97.40% 83 % 82.39% 99.27%

    4 Tingkat capaian kinerja

    pemerintah kota:

    LAKIP

    LPPD

    LKPJ

    Sangat

    baik

    Tepat

    waktu

    Tepat

    waktu

    Sangat

    baik

    Tepat

    waktu

    Tepat

    waktu

    100%

    100%

    100%

    Sangat

    baik

    Tepat

    waktu

    Tepat

    waktu

    Sangat baik

    Tepat waktu

    Tepat waktu

    100%

    100%

    100%

    5 Indeks Kepuasan

    Masyarakat (IKM)

    Baik

    Baik

    100% Baik

    Baik

    100%

    6 Tingkat perbaikan

    terhadap semua obrik

    - - - 68 % 81.25% 119.49%

    7 Tingkat Kapasitas

    Aparatur

    - - - 83,50%

    83,50%

    100%

    8 Persentase kesesuaian

    tingkat pendidikan dengan

    jabatan struktural

    83,18% 83,10% 99,90% 83,18% 86,73% 104%

    b. Evaluasi

    - Hasil opini BPK untuk Laporan Keuangan Tahun 2012 adalah Wajar Dengan

    Pengecualian (WDP). Untuk tahun 2013 sampai saat laporan ini belum diumumkan,

    namun dari reviu sementara diperkirakan masih belum mampu mencapai Wajar

    Tanpa Pengecualian (WTP).

    - Upaya meningkatkan ketertiban administrasi pelaksanaan pembangunan dan

    keuangan Tahun 2013 diwujudkan dengan 7 (tujuh) kegiatan yaitu:

    1) Penyusunan laporan pengawasan

    2) Pemutakhiran data hasil pengawasan melalui Rapat Koordinasi Pengawasan

    Daerah yang dilaksanakan setiap triwulan.

    3) Pemaparan Hasil Pengawasan melalui Gelar pengawasan pada bulan Juli

    4) Penilaian SKPD melalui evaluasi LAKIP oleh Inspektorat Kota Magelang kepada 6

    SKPD dari target 8 SKPD. Karena keterbatasan Pengawas Pemerintahan (PP)

    yang melaksanakan evaluasi maka dari 8 target SKPD yang dapat direalisasikan

    hanya 6 SKPD.

    5) Pemanfaatan saran untuk perbaikan Laporan Keuangan Daerah hanya mencapai

    kinerja 50% karena keterbatasan auditor pada Inspektorat Kota Magelang.

    Reviu Laporan Keuangan Pemerintah Daerah hanya dilakukan secara sampel ke

    beberapa SKPD, sehingga pemanfaatan saran dari Inspektorat Kota Magelang

    belum semuanya digunakan oleh BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Tengah.

    6) Penelitian dan penilaian laporan pajak-pajak pribadi (LP2P) mencapai kinerja

    96,41% dikarenakan realisasi laporan pajak-pajak pribadi (LP2P) yang masuk

    berjumlah 3085 PNS Golongan III a ke atas dari target sebesar 3200 PNS.

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 8

    7) Percepatan pemberantasan korupsi pelaksanaan nomor 5 tahun 2004

    terealisasinya dengan 2 buah Laporan Rencana Aksi Pemberantasan Korupsi

    setiap semester.

    - SKPD/Entitas selaku Obyek Pemeriksaan (Obrik) telah memiliki keseriusan dalam

    menindaklanjuti rekomendasi hasil pemeriksaan Aparat Pengawasan Intern

    Pemerintah (APIP) baik Inspektorat Provinsi Jawa Tengah dan Inspektorat Kota

    Magelang maupun Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Perwakilan Provinsi Jawa

    Tengah.

    Rekomendasi hasil pemeriksaan APIP dan BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Tengah

    yaitu:

    1) Inspektorat Kota Magelang Tahun 2013 dengan jumlah rekomendasi 729 dan

    telah ditindaklanjuti sebanyak 704. Sedangkan untuk temuan Inspektorat Kota

    Magelang yang pending sudah semua ditindaklanjuti.

    2) Inspektorat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 dan 2013 dengan jumlah

    rekomendasi 82 dan yang ditindaklanjuti 67.

    3) BPK RI untuk rekomendasi yang belum ditindaklanjuti dari pending tahun 2003

    sampai dengan 2013 berjumlah 482 dan yang telah ditindaklanjuti sampai dengan

    Hasil Pemutakhiran Data Semester II Tahun 2013 berjumlah 332 rekomendasi.

    - Tingkat capaian kinerja pemerintah kota diperoleh dari pengukuran kinerja dalam:

    1) LAKIP : sangat baik

    2) LPPD : tepat waktu

    3) LKPJ : tepat waktu

    - Index Kepuasan Masyarakat (IKM)

    Pelaksanaan Survey Kepuasan Masyarakat bekerjasama dengan para mahasiswa

    Universitas Muhammadiyah Magelang yang berperan sebagai tenaga surveyor

    langsung ke 40 unit pelayanan publik. Hasil survey tersebut memberikan dampak

    positif bagi peningkatan kinerja pelayanan publik dimana masyarakat dapat turut

    berperan dan berinteraksi guna memberikan kritik/saran perbaikan dalam rangka

    perbaikan pelayanan di unit pelayanan publik.

    Hasil survey Indeks Kepuasan Masyarakat tahun 2013 diperoleh nilai rata-rata

    74,77 atau terkategori B (Baik). Nilai tersebut jika dibandingkan dengan rata-rata

    nilai IKM tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 0,26. Jumlah unit pelayanan

    publik yang menjadi obyek survey juga mengalami peningkatan dari tahun 2012 yang

    sejumlah 35 unit.

    Grafik perkembangan nilai IKM dan jumlah UPP yang disurvey dari Tahun 2008 s/d

    2013 sebagai berikut:

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 9

    Gambar 3.1

    - Pembinaan terhadap obyek pemeriksaan dilakukan melalui pengawasan internal

    secara berkala. Target pembinaan sebanyak 160 obrik hanya terealisasi 100 obrik,

    oleh karena keterbatasan Jabatan Fungsional Auditor maupun Pengawas

    Pemerintahan.

    - 20 kasus pengaduan di lingkungan pemerintah daerah dapat terselesaikan.

    - Persentase tingkat kompetensi aparatur diperoleh dari perbandingan antara

    jumlah pegawai yang menduduki jabatan sesuai dengan latar belakang

    pendidikannya, dibandingkan dengan jumlah jabatan struktural yang tersedia.

    - Upaya meningkatkan pengetahuan, keahlian, ketrampilan dan sikap aparat

    dilaksanakan melalui jalur akademis dan non akademis.

    Tahun 2013 jumlah aparatur yang mengikuti diklat adalah sebagai berikut:

    NO

    JENIS

    DIKLAT

    REALISASI

    2012

    TARGET

    2013

    REALISASI

    2013

    PROSENTASE

    (Target/

    Realisasi

    1 Diklat teknis 354 450 489 108,67%

    2 Diklat penjenjangan struktural 24 45 42 93,00%

    3 Diklat fungsional 25 20 25 125,00%

    JUMLAH 403 515 536 104,08%

    Sedangkan jumlah aparat yang mengikuti tugas belajar sebanyak 11 orang. Tahun

    sebelumnya tugas belajar diberikan kepada 20 orang. Penurunan jumlah tersebut

    dikarenakan jumlah peserta yang lulus untuk tugas belajar berkurang.

    - Dari jumlah 580 jabatan struktural yang ada di lingkungan Pemerintah Kota

    Magelang yang terisi sebanyak 529 jabatan, sedangkan sisanya sebanyak 51

    jabatan belum terisi. Dari 529 pejabat yang ada sebanyak 459 pejabat (86,73%)

    mempunyai latar belakang pendidikan formal yang sesuai dengan bidang tugasnya.

    c. Permasalahan dan Rekomendasi

    - Kendala dalam hal tindak lanjut oleh temuan APIP maupun BPK RI Perwakilan

    Provinsi Jawa Tengah antara lain :

    1) Adanya PNS yang bertanggungjawab/pelaku atas kerugian daerah/negara telah

    pindah tugas,pensiun ataupun meninggal

    75.66 76.22 74.73 74.51 74.77

    27 3035 35

    40

    0.00

    10.00

    20.00

    30.00

    40.00

    50.00

    60.00

    70.00

    80.00

    90.00

    2009 2010 2011 2012 2013

    Nilai Rata-rata IKM Kota Magelang Tahun 2009 s/d 2013

    Nilai IKM

    Jml UPP

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 10

    2) Perusahaan/pihak ketiga yang bertanggung jawab atas temuan tidak kooperatif,

    pindah ke daerah lain, tidak dapat diketahui keberadaannya.

    - Target dari indikator tingkat capaian kinerja pemerintah kota perlu direvisi.

    Ukuran kinerja yang dipakai sebaiknya adalah nilai numerik dari pihak eksternal

    seperti BPKP, Kementerian dan atau lainnya.

    - Banyak indikator kinerja yang keliru/tidak sesuai dengan sasaran, tidak jelas

    definisi operasional/rumusannya, tumpang tindih dan berorientasi output.

    - Banyak data kinerja yang sulit didapatkan, mekanisme juga belum tersistem dengan

    baik.

    - Survey IKM perlu dikembangkan ke seluruh unit pelayanan publik yang ada, dengan

    indikator penilaian maupun metode penilaian yang disesuaikan dengan kondisinya.

    3. Diwujudkannya pelayanan publik yang cepat, transparan, dan adil

    a. Capaian indikator kinerja

    No Indikator Sasaran

    Tahun 2012 Capaian

    Kinerja

    2012

    Tahun 2013 Capaian

    Kinerja

    2013 Target Realisasi Target Realisasi

    1 Penyederhanaan prosedur

    pelayanan publik

    --- --- --- 100% 100% 100%

    2 Ketersediaan Standar

    Operasional Prosedur

    bidang perizinan dan

    pelayanan umum

    100% 100% 100% 100% 100% 100%

    3 Penyelesaian aduan

    masyarakat

    100% 100% 100% 100% 100% 100%

    4 Tingkat kompetensi

    aparatur

    88,75% 90,00% 101,41% 91%

    91% 100%

    5 Rasio bayi berakte

    kelahiran

    100% 92,37% 92,73% 100% 68,24% 68,24%

    6 Rasio pasangan berakte

    nikah

    100% 100% 100% 100% 100% 100%

    7 Rasio penduduk berKTP

    per satuan penduduk

    100% 100% 100% 100% 88,88% 88,88%

    8 Kepemilikan KTP 100% 100% 100% 100% 88,88% 88,88%

    9 Kepemilikan akta

    kelahiran per 1000

    penduduk (menyusul)

    790 838 106,08% 813 860 106%

    10 Penerapan KTP Nasional

    berbasis NIK

    ada ada 100% ada ada 100%

    11 Cakupan penerbitan Kartu

    Tanda Penduduk ( KTP )

    100% 100% 100% 100% 71,80% 71,80%

    12 Cakupan penerbitan Kartu

    Kelurga

    --- --- --- 100% 27,15% 27,15%

    13 Cakupan penerbitan

    kutipan akta kelahiran

    100% 92,37% 92,73% 100% 153% 153%

    14 Cakupan penerbitan

    kutipan akte kematian

    --- --- --- 23% 50,36% 219%

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 11

    b. Evaluasi

    - Penyederhanaan prosedur pelayanan berusaha menjawab isu strategis dan memacu

    upaya dilakukannya terobosan/inovasi peningkatan kualitas pelayanan publik.

    Bentuk penyederhanaan utamanya pada alur yang harus dilalui oleh pelanggan

    maupun persyaratan yang harus dipenuhi. Penyederhanaan prosedur pelayanan

    tercermin dengan penerapan one stop service (OSS) melalui SKPD Badan Pelayanan

    Perizinan Terpadu (BP2T). 37 jenis pelayanan telah dilimpahkann pelayanannya di

    BP2T. Jaminan kualitas penyelenggaraan pelayanan ditunjukkan dengan sertifikat

    ISO 9001:2008 dari SAI Global dengan Nomor sertifikat: QEC28140 dikeluarkan

    tanggal 14 November 2010 berlaku s/d 14 November 2013.

    - Standar Operasional Prosedur bidang perizinan dan pelayanan umum sebagian

    besar telah tersedia, meskipun bentuknya tidak sama persis dengan yang dibakukan

    dalam Permenpan&RB.

    - Unit-unit pelayanan publik telah memiliki mekanisme penanganan pengaduan,

    meskipun tidak semuanya membentuk unit khusus. Unit khusus yang terbentuk

    diantaranya ada di BP2T dan RSUD Tidar.

    - Data prosentase pegawai berdasarkan jenjang pendidikan:

    NO JENJANG

    PENDIDIKAN 2012 2013 - / +

    1 S2 5,88 6,29 0,41

    2 S1 47,25 48,83 1,58

    3 D-IV 0,84 0.90 0,06

    4 D-III 11,69 11,50 (0,19)

    5 D-II 6,70 5,76 (0.94)

    6 D-I 0,80 0,76 (0,04)

    7 SMA 18,80 18,07 (0,73)

    8 SMP 4,36 4,40 0,04

    9 SD 3,68 3,49 (0,19)

    Data di atas menunjukkan peningkatan jenjang pendidikan pegawai di tingkat D-IV

    sampai S2, sedangkan jenjang pendidikan di bawahnya terdapat penurunan

    persentase.

    - Rasio bayi berakte kelahiran dihitung berdasarkan jumlah bayi lahir sampai dengan

    usia 1 tahun yang mempunyai akte. Masih banyak bayi lahir yang belum berakte

    kelahiran (38%) artinya masyarakat cenderung tidak segera mencatatkan kelahiran

    bayinya.

    - Rasio pasangan berakte nikah dihitung berdasarkan jumlah pasangan yang nikah

    yang dicatatkan di Catatan Sipil. Pada tahun 2013 ini sebanyak 124 pasangan non

    muslim yang menikah dan kesemuanya telah dicatatkan pernikahannya di Dinas

    Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Angka ini belum menjawab kemungkinan adanya

    pernikahan yang tidak didaftarkan.

    - Terdapat 21,12% penduduk yang wajib memiliki KTP ternyata belum memiliki KTP

    berbasis NIK (program SIAK / Sistem Informasi Administrasi Kependudukan),

    angka ini cukup besar.

    - Angka cakupan penerbitan Kartu Keluarga teramat kecil, hanya 27,15%.

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 12

    - Angka cakupan penerbitan kutipan akta kematian cukup naik signifikan, hal ini

    sangat ditunjang dengan adanya kebijakan pemberian santunan kematian oleh

    Pemerintah Kota Magelang.

    c. Permasalahan dan Rekomendasi

    - Masih terdapat beberapa perizinan yang belum dilimpahkan kewenangannya,

    sehingga prosesnya membutuhkan waktu yang lama.

    - Banyak SKPD yang belum mampu menyusun SOP dengan baik.

    - Pasangan nikah di luar pencatatan masih banyak ditemukan.

    - Kelahiran bayi akibat hubungan tidak resmi sering menjadi penyebab tidak

    dibuatnya akte kelahiran.

    4. Perlakuan aparatur yang mencerminkan nilai-nilai good governance (adil, transparan,

    penegakan hukum, menghormati ham) dalam memberikan pelayanan publik

    a. Capaian indikator kinerja

    No Indikator Sasaran

    Tahun 2012 Capaian

    Kinerja

    2012

    Tahun 2013 Capaian

    Kinerja

    2013 Target Realisasi Target Realisasi

    1 Persentase PNS yang

    mendapat hukuman

    disiplin

    10,02% 0,66% 193,41% 7,38% 0,14% 198,10%

    2 Persentase Rata-rata

    tingkat kehadiran PNS

    dalam 1 Tahun

    95,25% 98,26% 103,16% 95.50% 95,02% 99,50%

    3 Penanganan kasus

    pelanggaran disiplin PNS

    20 10 150% 20 7

    165%

    Rata-rata Capaian Kinerja 115,52% 154,20%

    b. Evaluasi

    - Peningkatan kedisiplinan pegawai sangat baik. Hal ini ditunjang dengan beberapa hal

    antara lain:

    1) Penerapan presensi elektonik di berbagai titik SKPD;

    2) Operasi GDN;

    3) Sidak Kepala Daerah.

    c. Permasalahan dan rekomendasi

    - Peningkatan disiplin hendaknya diiringi dengan peningkatan budaya kerja.

    - Penilaian disiplin/kinerja pegawai juga harus mempertimbangkan tugas-tugas lain

    yang diberikan di luar jam kerja dan atau beban kerjanya.

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 13

    5. Terwujudnya peningkatan kualitas dokumen perencanaan pembangunan daerah yang

    partisipatif dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik

    a. Capaian indikator kinerja :

    No Indikator Sasaran

    Tahun 2012 Capaian

    Kinerja

    2012

    Tahun 2013 Capaian

    Kinerja

    2013 Target Realisasi Target Realisasi

    1 Dokumen Perencanaan

    Pembangunan Bidang

    Ekonomi, Sosial dan

    Budaya, serta Fisik

    Prasarana yang

    berkualitas (udate dan

    valid)

    6 dok 7 dok 116,67% 6 dok 14 dok 233,33%

    2 Tingkat penyusunan

    dokumen perencanaan

    pembangunan daerah

    yang berkualitas, tepat

    waktu dan tepat asas.

    100% 100% 100% 100% 100% 100%

    3 Jumlah Penelitian/

    kajian sebagai bahan

    masukan kebijakan

    --- --- --- 4 dok 3 dok

    75%

    4 Dokumen RPJPD yang

    ditetapkan dengan

    Peraturan Daerah.

    --- --- --- ada ada 100%

    5 Dokumen RPJMD yang

    ditetapkan dengan

    Peraturan Daerah.

    --- --- --- ada ada 100%

    6 Dokumen RKPD yang

    ditetapkan dengan

    Peraturan Walikota

    ada ada 100%

    ada ada 100%

    7 Ditetapkannya

    dokumen perencanaan

    sesuai peraturan yang

    berlaku (RPJM, RKPD)

    sesuai sesuai 100%

    sesuai sesuai 100%

    8 Tingkat Konsistensi

    Penjabaran program

    RPJMD kedalam RKPD

    90% 90% 100%

    100% 100% 100%

    9 Program dalam BA

    Hasil Musrenbang yang

    diakomodir RKPD

    100% 100% 100%

    90% 90% 100%

    10 Pelaksanaan

    Musrenbang

    terlaksana terlaksana 100%

    terlaksana terlaksana 100%

    11 Tingkat partisipasi

    masyarakat dalam

    perencanaan daerah

    80% 80% 100%

    80% 82% 102,50%

    b. Evaluasi :

    - Capaian indikator pertama nampak terlalu ekstrim dan tidak layak untuk

    pengukuran. Pembentukan outputnya sebenarnya berdasarkan anggaran yang

    disediakan pemerintah, sehingga sebelumnya perlu dilakukan revisi target.

    - Dokumen perencanaan yang terealisasi adalah :

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 14

    1) Dokumen Perencanaan Bidang Ekonomi :

    - Perencanaan Pengembangan Industri Kecil Menengah (IKM) Kota Magelang;

    - Perencanaan Pengelolaan Lahan Produktif Pertanian

    - Penyusunan Masterplan Magelang Kota Sejuta Bunga

    - Dokumen Perencanaan Pengembangan Kultur Jaringan

    2) Dokumen Perencanaan Bidang Sosial Budaya :

    - Dokumen RAD Pangan dan Gizi;

    - Dokumen Raperda Penanggulangan Kemiskinan;

    - Dokumen Perencanaan Pengembangan Pariwisata;

    - RAD Kota Layak Anak

    3) Dokumen Perencanaan Bidang Fisik dan Prasarana :

    - Dokumen RDTRK BWK I dan IV

    - Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah

    Indikator lainnya merupakan indikator lazim yang menjadi kewajiban Pemerintah

    Daerah.

    c. Permasalahan :

    - Sinergisitas proses perencanaan pembangunan daerah dari pendekatan politik

    (proses politik) ke pendekatan teknokratik perlu dilakukan dengan pemahaman yang

    sama antara lain terkait perumusan pokok-pokok pikiran DPRD.

    - Perencanaan dan penganggaran pembangunan daerah yang belum konsisten yang

    perlu terus dilakukan minimalisasi deviasi, antara lain dengan integrasi sistem

    informasi perencanaan, penganggaran dan evaluasi.

    - Adanya ego atau kepentingan antarsektor yang mengakibatkan adanya kesulitan

    dan miskoordinasi. Disamping itu persoalan yang bersifat lintas sektor seringkali

    ditangani secara parsial dan terfragmentasi sehingga cenderung tidak menyentuh

    atau menyelesaikan persoalan yang sebenarnya.

    - Perlunya pemahaman yang sama di SKPD terkait urgensi dan signifikansi

    perencanaan pembangunan daerah beserta indikator-indikator keberhasilan di

    masing-masing urusan yang diemban pada setiap level struktural. Hal ini akan

    meningkatkan fokus pencapaian indikator sebagai garda depan perencanaan dan

    penganggaran, bukan perencanaan penganggaran yang inkremental.

    - Proses perencanaan teknokratik yang berbasis pada data sekunder dan primer, baik

    dari hasil monitoring dan evaluasi maupun hasil kajian/telaahan, dianggap masih

    belum memadai sehingga kekuatan data dan informasi dalam memproyeksikan arah

    pembangunan berikutnya masih lemah.

    - Masih terdapat kesulitan untuk memastikan adanya konsistensi antara perencanaan

    (program/kegiatan) pembangunan dan alokasi penganggarannya.

    - Perlunya optimalisasi monitoring dan evaluasi hasil Renja SKPD maupun RKPD

    sehingga tahapan dan isu permasalahan antara bisa disolusikan bersama SKPD dan

    Bappeda serta implemantasi E-Monev untuk kecepatan dan keakuratan serta

    ketertelusuran progress pelaksanaan Renja maupun RKPD.

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 15

    d. solusi pemecahan masalah sebagai berikut:

    - Perlu dilakukan pemahaman yang sama antara lain terkait perumusan pokok-pokok

    pikiran DPRD. Meski saat ini pokok-pokok pikiran DPRD masih belum sesuai dengan

    arah substansi yang diatur Permendagri 54/2010

    - Integrasi sistem informasi perencanaan, penganggaran dan evaluasi.

    Pengintegrasian

    - Pemahaman kepada segenap stakeholders di SKPD, utamanya pemahaman persepsi

    melalui FGD, sosialisasi dan pertemuan mengawal proses perencanaan baik level

    SKPD maupun level Kota

    - Selain melauli workshop, juga secara rutin terus berkoordinasi dengan SKPD

    melalui desk dan monev laporan kinerja per triwulan maupun upaya lainnya

    - Perlunya penyediaan data berbasis fakta yang melibatkan SKPD terkait. Validnya

    data akan cukup memberikan pengaruh bagi analisa maupun sumber pengambilan

    keputusan/kebijakan

    - Pemahaman di seluruh SKPD secara internal maupun koordinasi antar SKPD dan

    Bappeda. Salah satu yang penting adalah memastikan agar TAPD saat mengawal dan

    verifikasi RKA harus mengacu pada RKPD

    - Mekanisme desk saat monev laporan hasil pelaksanaan Renja SKPD akan

    memberikan penguatan pada focus pencapaian indikator kinerja di tiap urusan yang

    diemban.

    - Implemantasi E-Monev untuk kecepatan dan keakuratan serta ketertelusuran

    progress pelaksanaan Renja maupun RKPD

    6. Terciptanya hubungan resiprositas (timbal balik) antara pemerintah, DPRD, dunia

    usaha, masyarakat berbasis demokrasi dan transparansi informasi (penghormatan

    hak asasi, penegakkan hukum, dan pemenuhan kewajiban tanggungjawab pada publik)

    a. Capaian indikator kinerja

    No Indikator Sasaran

    Tahun 2012 Capaian

    Kinerja

    2012

    Tahun 2013 Capaian

    Kinerja

    2013 Target Realisasi Target Realisasi

    1 Jumlah peraturan yang

    mengatur

    penyelenggaraan

    pelayanan publik yang

    dikeluarkan daerah

    --- --- --- 3 7 233,33%

    2 Waktu rata-rata

    pembahasan Raperda /

    Perda

    3 3 100% 6 6 100%

    3 Media Informasi Pemda

    yang dapat diakses publik

    4 4 100%

    3 3

    100%

    4 Frekuensi koordinasi

    eksekutif dengan

    legislatif

    --- --- --- 12 kali 12 kali 100%

    5 Frekuensi komunikasi

    Pemda dengan tokoh

    masyarakat

    --- --- --- 24 kali 24 kali 100%

    6 Frekuensi komunikasi --- --- --- 12 kali 12 kali 100%

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 16

    No Indikator Sasaran

    Tahun 2012 Capaian

    Kinerja

    2012

    Tahun 2013 Capaian

    Kinerja

    2013 Target Realisasi Target Realisasi

    Pemda dengan pelaku

    usaha

    7 Raperda yang disetujui

    DPRD

    20 12 60% 17 17 100%

    b. Evaluasi

    - Peraturan Daerah (Perda) yang mengatur mengenai penyelenggaraan pelayanan

    publik yang ditetapkan tahun 2013 sebanyak 7 (tujuh) Perda, yaitu :

    1) Perda Nomor 1 Tahun 2013 tentang Penanaman Modal;

    2) Perda Nomor 5 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Angkutan;

    3) Perda Nomor 6 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Terminal;

    4) Perda Nomor 9 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan dan Pelayanan Pemakaman;

    5) Perda Nomor 10 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Sampah;

    6) Perda Nomor 11 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Menara Telekomunikasi;

    dan

    7) Perda Nomor 16 Tahun 2013 tentang Izin Usaha Jasa Konstruksi.

    - Waktu rata-rata pembahasan raperda antara eksekutif dan legislatif relatif

    tergantung dari tingkat kesulitan, kompleksitas materi dan agenda yang tersedia.

    - Media informasi yang tersedia meliputi :

    1) Website :

    a) www.magelangkota.go.id, merupakan website resmi Pemerintah Kota

    Magelang yang dikelola oleh Bidang Pengelolaan Data Elektronik Dinas

    Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika, yang berisi informasi tentang

    profil Kota Magelang, kegiatan Pemerintah Kota Magelang, produk hukum,

    wisata dan lain-lain;

    b) jdih.magelangkota.go.id, merupakan website jaringan dokumentasi dan

    informasi hukum Kota Magelang yang dikelola oleh Bagian Hukum Sekretariat

    Daerah Kota Magelang, berisi informasi mengenai produk hukum daerah dan

    pusat serta informasi hukum lainnya;

    c) bappeda.magelangkota.go.id, merupakan website yang dikelola oleh Bappeda

    Kota Magelang, berisi informasi perencanaan pembangunan di Kota Magelang;

    d) bp2t.magelangkota.go.id, merupakan website yang dikelola oleh BPPT Kota

    Magelang, berisi informasi mengenai pelayanan perizinan di Kota Magelang

    sehingga dapat mempermudah masyarakat untuk mendapatkan informasi

    mengenai tata cara permohonan perizinan serta mengetahui status pengajuan

    izin yang sedang dimohonkan;

    e) kotasejutabunga.magelangkota.go.id, merupakan website yang memberikan

    informasi mengenai Kota Magelang sebagai Kota Sejuta Bunga;

    f) kpm.magelangkota.go.id, merupakan website yang dikelola oleh Kantor

    Penanaman Modal Kota Magelang, berisi informasi mengenai dunia

    investasi/penanaman modal di Kota Magelang dan pelayanan perizinan

    penanaman modal di Kota Magelang;

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 17

    g) litbang.magelangkota.go.id, merupakan website yang dikelola oleh Kantor

    Litbang dan Statistik Kota Magelang, berisi informasi di bidang penelitian dan

    pengembangan serta informasi data statistik;

    h) disnakertransos.magelangkota.go.id, merupakan website yang dikelola oleh

    Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Sosial Kota Magelang, berisi informasi

    mengenai dunia ketenagakerjaan, transmigrasi, serta bidang sosial yang ada

    di Kota Magelang;

    i) pertanian.magelangkota.go.id, merupakan website yang dikelola oleh Dinas

    Pertanian, Peternakan, dan Perikanan Kota Magelang yang berisi informasi

    kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian, Peternakan, dan Perikanan

    Kota Magelang;

    j) dprd.magelangkota.go.id, merupakan website yang dikelola oleh Sekretariat

    DPRD Kota Magelang, berisi informasi mengenai persidangan DPRD, produk

    hukum yang ditetapkan, serta kegiatan yang dilaksanakan oleh Sekretariat

    DPRD dan Anggota DPRD Kota Magelang;

    2) Lembaga Penyiaran Publik Lokal Magelang FM, merupakan Radio resmi milik

    Pemerintah Kota Magelang yang menyiarkan dan menginformasikan

    kegiatan-kegiatan Pemerintah Kota Magelang selain untuk memberikan hiburan

    pada masyarakat Kota Magelang dan sekitarnya;

    3) Majalah Dinamika, yang merupakan media cetak yang dimiliki oleh Pemerintah

    Kota Magelang dan dikelola serta diterbitkan oleh Bagian Humas, Protokol, dan

    Santel Sekretariat Daerah Kota Magelang;

    4) Pers Release di surat kabar lokal dan regional.

    - Koordinasi eksekutif dengan legislatif dilakukan dalam bentuk rapat paripurna,

    rapat paripurna istimewa, rapat pimpinan DPRD, rapat fraksi, rapat konsultasi,

    rapat Badan Musyawarah, rapat komisi, rapat gabungan komisi, rapat Badan

    Anggaran, rapat Badan Legislasi Daerah, rapat Badan Kehormatan, rapat panitia

    khusus, rapat kerja, rapat dengar pendapat, dan rapat dengar pendapat umum.

    - Bentuk komunikasi Pemerintah Daerah dengan tokoh masyarakat antara lain

    berupa forum kerukunan umat beragama (FKUB), sarasehan dengan tokoh

    masyarakat di Kelurahan-Kelurahan, kegiatan taraweh keliling, kegiatan

    jumat keliling, kegiatan gowes bareng pejabat dan muspida meninjau wilayah

    kelurahan.

    - Komunikasi Pemerintah Daerah dengan pelaku usaha dilakukan dalam bentuk

    rapat koordinasi, pembinaan, pelatihan, fasilitasi temu usaha dan lain-lain.

    - Pada tahun 2013 Pemerintah Kota Magelang mengajukan 17 (tujuh belas)

    Raperda yang terdiri dari materi umum dan APBD bersama dengan Raperda

    luncuran tahun 2012 yang masuk dalam prolegda 2013. Dari jumlah tersebut

    sebanyak 17 (tujuh belas) Raperda telah disetujui oleh DPRD Kota Magelang

    menjadi Perda, meliputi:

    1) Perda tentang Penanaman Modal;

    2) Perda tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2012;

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 18

    3) Perda tentang Penambahan Penyertaan Modal Daerah ke Dalam Modal Perseroan

    Terbatas Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah;

    4) Perda tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran 2013;

    5) Perda tentang Penyelenggaraan Angkutan;

    6) Perda tentang Penyelenggaraan Terminal;

    7) Perda tentang Cagar Budaya di Kota Magelang;

    8) Perda Penambahan Penyertaan Modal Daerah ke Dalam Modal Perusahaan

    Daerah Bank Perkreditan Rakyat Bank Magelang, Perusahaan Daerah

    Perbengkelan, Perusahaan Daerah Percetakan, Perusahaan Daerah Objek

    Wisata Taman Kyai Langgeng, dan Perusahaan Daerah Air Minum Kota Magelang;

    9) Perda tentang Penyelenggaraan dan Pelayanan Pemakaman;

    10) Perda tentang Pengelolaan Sampah;

    11) Perda tentang Penyelenggaraan Menara Telekomunikasi;

    12) Perda tentang Pengelolaan Dana Bergulir Bagi Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan

    Menengah;

    13) Perda tentang Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima;

    14) Perda tentang Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif;

    15) Perda tentang Penanggulangan Kemiskinan;

    16) Perda tentang Izin Usaha Jasa Konstruksi;

    17) Perda tentang APBD Tahun Anggaran 2014.

    7. Terwujudnya peningkatan penegakan hukum dan kepastian hukum yang adil bagi semua

    a. Capaian indikator kinerja

    No Indikator Sasaran

    Tahun 2012 Capaian

    Kinerja

    2012

    Tahun 2013 Capaian

    Kinerja

    2013 Target Realisasi Target Realisasi

    1 Tingkat penyelesaian

    permasalahan hukum

    3 1 33,33% 100% 90% 90%

    2 Jumlah dengar pendapat

    dengan masyarakat dalam

    penyusunan Perda

    --- --- --- 7 7 100%

    3 Jumlah Perda/ Raperda

    yang mengakomodasi

    masukan masyarakat

    21 18 85,71%

    17 17

    100%

    4 Penegakkan disiplin PNS 95,25% 98,26% 103,16% 95% 95,02% 100,02%

    5 Cakupan penegakan

    peraturan daerah dan

    peraturan kepala daerah

    di Kabupaten/Kota

    --- --- --- 100% 100% 100%

    b. Evaluasi

    - Pada tahun 2013 permasalahan hukum yang dihadapi oleh Pemerintah Kota

    Magelang telah ditangani secara litigasi dan non litigasi. Permasalahan hukum yang

    diselesaikan melalui jalur litigasi adalah berkaitan dengan penyelamatan aset

    (barang milik daerah) milik Pemerintah Kota Magelang. Pemerintah Kota Magelang

    bertindak sebagai pihak tergugat dalam gugatan atas kepemilikan aset di Jalan

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 19

    Aloon-aloon Selatan Nomor 9 Kota Magelang. Proses Pengadilan pada tingkat

    pertama dimana Pemerintah Kota Magelang sebagai pihak tergugat telah diputus

    sebagai pihak pemenang.

    - Proses penyusunan raperda di Kota Magelang secara keseluruhan telah

    dilaksanakan melalui mekanisme dengar pendapat dengan masyarakat yang

    dilaksanakan di tingkat kecamatan maupun kelurahan, melibatkan tokoh

    masyarakat, LSM, akademisi, dan stakeholder terkait.

    - Perda/Raperda sebagaimana tersebut diatas telah mengakomodasi masukan

    masyarakat melalui rapat dengar pendapat, sosialisasi, dan diskusi-diskusi lainnya.

    - Upaya terbaru dalam penegakan disiplin PNS oleh Pemerintah Kota Magelang pada

    tahun 2013 dilakukan melalui pelaksanaan absensi PNS menggunakan sistem

    elektronik dengan alat perekam sidik jari. Hal tersebut dimaksudkan agar jam

    masuk dan pulang PNS dapat terekam dengan baik dan terpantau. Pemberlakuan

    sistem tersebut untuk sementara masih diujicobakan di lingkungan Sekretariat

    Daerah, Sekretariat Dewan, BKD, DPPKD, Satpol PP, dan Bappeda.

    - Dalam rangka pengawasan terhadap masyarakat agar mematuhi dan mentaati

    Peraturan Daerah, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Magelang dalam

    pelaksanaannya melakukan koordinasi dan bekerja sama dengan dinas/instansi

    terkait guna melaksanakan operasi penegakan Peraturan Daerah, antara lain :

    1) Penegakan Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung, melalui pengawasan dan

    penertiban bangunan gedung termasuk menara telekomunikasi yang belum

    memiliki IMB dan/atau menyalahi ketentuan mengenai bangunan gedung;

    2) Penegakan Peraturan Daerah tentang Pedagang Kaki Lima (PKL), melalui

    penertiban PKL yang berjualan pada lokasi yang tidak sesuai dengan ketentuan;

    3) Penegakan ketentuan mengenai reklame dalam bentuk penertiban reklame, yang

    bekerja sama dengan BP2T dan dinas/instansi terkait.

    4) Penertiban spanduk dan baliho terkait dengan izin reklame dan kewajiban

    pembayaran pajak reklame yang belum dipenuhi oleh wajib pajak.

    5) Operasi Penyakit Masyarakat (PEKAT) bekerja sama dengan Dinas Tenaga

    Kerja, Transmigrasi, dan Sosial. Operasi ini bertujuan untuk menjaga keamanan

    dan ketertiban lingkungan masyarakat.

    8. Terwujudnya ketaatan pemerintahan daerah pada peraturan perundang-undangan

    a. Capaian indikator kinerja:

    No Indikator Sasaran

    Tahun 2012 Capaian

    Kinerja

    2012

    Tahun 2013 Capaian

    Kinerja

    2013 Target Realisasi Target Realisasi

    1 Ditetapkannya Perda

    APBD tepat waktu

    Tepat

    waktu

    Terlambat 0% Tepat

    waktu

    Tepat

    Waktu

    100%

    2 Kesesuaian kelembagaan

    SKPD dengan Peraturan

    Perundang-undangan yang

    berlaku

    sesuai sesuai 100% sesuai sesuai 100%

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 20

    No Indikator Sasaran

    Tahun 2012 Capaian

    Kinerja

    2012

    Tahun 2013 Capaian

    Kinerja

    2013 Target Realisasi Target Realisasi

    3 Persentase Perda yang

    ditetapkan terhadap

    Perda yang harus ada

    (berdasar amanat

    perundangan)

    --- --- --- 24 (Prolegda)

    17 (ditetapkan)

    71%

    b. Evaluasi;

    - Berdasarkan ketentuan Pasal 116 ayat (2) Permendagri Nomor 13 Tahun 2006

    sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Permendagri Nomor 12

    Tahun 2011, Pemerintah Kota Magelang bersama-sama dengan DPRD Kota Magelang

    telah menetapkan Perda Nomor 18 Tahun 2012 tentang APBD Tahun Anggaran 2013

    pada tanggal 28 Desember 2012 dan Perda Nomor 17 tentang APBD Tahun

    Anggaran 2014 pada tanggal 31 Desember 2013.

    - Struktur Kelembagaan SKPD Pemerintah Kota Magelang disusun dan ditetapkan

    berdasarkan PP Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah dan

    Permendagri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi

    Perangkat Daerah sebagaimana telah diubah dengan Permendagri Nomor 59 Tahun

    2009 tentang Perubahan Atas Permendagri Nomor 57 Tahun 2007.

    - Berdasarkan Program Legislasi Daerah (Prolegda) Kota Magelang tahun 2013 telah

    ditetapkan sebanyak 24 Rancangan Perda (Raperda) yang menjadi prioritas

    pembahasan pada tahun 2013, sebanyak 41,48 % (17 Perda) telah ditetapkan.

    c. Rekomendasi;

    - Perlu diuapayakan identifikasi terhadap ketentuan/aturan yang harus ada

    sebagaimana diamanatkan dalam peraturan perundangan yang lebih tinggi.

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 21

    Misi kedua : Meningkatkan sumber-sumber pendanaan dan mendorong tumbuhnya

    iklim investasi untuk pengembangan usaha yang mampu membuka peluang

    penyerapan tenaga kerja yang luas bagi masyarakat.

    1. Terciptanya keterpaduan sumber pendanaan baik dari pusat, provinsi dan daerah.

    a. capaian kinerja

    No Indikator Sasaran

    Tahun 2012 Capaian

    Kinerja

    2012

    Tahun 2013 Capaian

    Kinerja

    2013 Target Realisasi Target Realisasi

    1 Rasio dana DAK, TP,

    Dekonsentrasi dan dana

    hibah serta dana bantuan

    lainnya terhadap total

    APBD

    --- --- --- 16% 14% 87,50%

    Tabel 3.2

    Sumber Pendanaan APBD Kota Magelang Tahun 2013

    Sumber Dana Besarnya

    - DAK 20.644.487.000

    - TP/UB 8.037.831.000

    - bantuan keu prov 13.310.556.373

    - hibah 5.257.082.000

    - bansos 2.974.558.000

    - APBD 630.850.717.357

    Sumber : DPPKD, 2013

    b. Rekomendasi

    Indikator kinerja pada sasaran ini adalah Rasio dana DAK, TP, Dekonsentrasi dan

    dana hibah serta dana bantuan lainnya terhadap total APBD dirasa kurang relevan,

    karena berlawanan dengan paradigma otonomi (kemandirian) daerah.

    2. Terkelolanya aset-aset daerah.

    a. Capaian indikator kinerja :

    No Indikator Sasaran

    Tahun 2012 Capaian

    Kinerja

    2012

    Tahun 2013 Capaian

    Kinerja

    2013 Target Realisasi Target Realisasi

    1 Asset daerah yang

    dikelola pihak lain.

    37% 41,25% 111,49% 38% 19% 50,00%

    2 Rasio nilai asset daerah

    yang dikelola

    65% 69% 106,15% 70% 69% 98,57%

    Rata-rata Capaian Kinerja 108,82% 74,29%

    b. Evaluasi

    - Pengelolaan aset daerah merupakan hal yang tidak mudah. Aset-aset lama (dari

    jaman dahulu) banyak yang tidak memiliki bukti kepemilikan secara lengkap maupun

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 22

    bukti-bukti lain yang bisa mendukung administrasi aset. Contohnya tanah,

    sebenarnya ada banyak lahan atau tanah milik Pemerintah Kota Magelang yang

    sertifikatnya belum dibalik nama atau masih atas nama pemilik sebelumnya padahal

    tanah tersebut sudah dibeli oleh pemerintah. Hal ini dapat mempengaruhi opini BPK

    terhadap penilaian asset yaitu WDP (wajar dengan pengecualian).

    - Aset yang direncanakan atau ditargetkan akan dikelola oleh pihak lain sebanyak 21

    aset diantaranya ada Gedung PDAM, Gedung Wanita, Lapangan Tennis, Kios,

    Alun-Alun Magelang dan lain-lain.

    3. Terciptanya kemudahan akses pendanaan melalui lembaga-lembaga keuangan serta

    membangun kemitraan dalam memanfaatkan skema pendanaan al: Kerjasama

    pemerintah dan swasta (KPS)/Public Private Partnership (PPP), Corporate Social

    Responsibilility (CSR) dan donasi/zakat).

    a. Capaian indikator kinerja:

    No Indikator Sasaran

    Tahun 2012 Capaian

    Kinerja

    2012

    Tahun 2013 Capaian

    Kinerja

    2013 Target Realisasi Target Realisasi

    1 Jumlah kerjasama dengan

    lembaga keuangan

    3 3 100% 1 3 300%

    2 Jumlah kerjasama dengan

    swasta

    ada ada 100% ada ada 100%

    3 Jumlah dan jenis bank dan

    cabang perusahaan

    asuransi

    --- --- --- 52 bank; 11

    Asuransi

    31 bank; 5

    Asuransi 52,53%

    4 Tingkat Perkembangan

    BUMD

    4% 19,76% 494% 4%

    3,19% 79,75%

    5 Jumlah

    inovasi/diversifikasi

    produk BUMD

    --- --- --- 2 7 350%

    6 Nilai kontribusi perusda

    terhadap PAD

    3% 3,36% 112% 3%

    2,7% 90%

    Rata-rata Capaian Kinerja 201,50% 162,05%

    b. Evaluasi

    - Pada tahun 2013 terdapat 4 buah kerjasama dengan lembaga keuangan yaitu

    1 kerjasama dengan BKK Kota Magelang dan 3 buah kerjasama dengan Bank

    Magelang.

    - Kerjasama dengan swasta yang terjadi di tahun 2013 adalah kerjasama operasional

    (KSO) yang terdapat di Perusada Taman Kyai Langgeng sebanyak 3 buah dan 1 buah

    kerjasama yang terdapat di Perusda Perbengkelan Prima Oto.

    - Jumlah bank/BPR dan asuransi di Kota Magelang adalah 31 bank/BPR dan 5

    asuransi.

    - Target perkembangan BUMD sebesar 4% tercapai 3,19%.

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 23

    - Inovasi/diversifikasi produk BUMD terdiri dari 5 buah inovasi dari Perusda Taman

    Kyai Langgeng, 1 buah inovasi produk dari PDAM dan 1 buah inovasi produk dari

    Perusda Percetakan Vita.

    - Kontribusi perusda tidak mencapai target dan turun dibanding tahun sebelumnya.

    4. Terwujudnya intensifikasi dan ekstensifikasi pajak dan retribusi daerah.

    Capaian indicator kinerja

    No Indikator Sasaran

    Tahun 2012 Capaian

    Kinerja

    2012

    Tahun 2013 Capaian

    Kinerja

    2013 Target Realisasi Target Realisasi

    1 Jumlah dan macam pajak 9 9 100% 7 10 143%

    2 Jumlah dan macam

    retribusi Daerah

    3 3 100% 3 3 100%

    3 Perkembangan

    penerimaan daerah /

    Rasio Wajib

    Pajak/Retribusi

    20% 21,45% 107,25% 20% 24,30% 122%

    4 Rasio PAD terhadap APBD 12,72% 14,03% 110,30% 12,83%

    13,27% 103%

    a. Jumlah dan macam pajak

    Target 7 macam pajak terealisasi 10 macam pajak yang terdiri dari :

    1) Pajak Hotel

    2) Pajak Restoran

    3) Pajak Hiburan

    4) Pajak Reklame

    5) Pajak Penerangan Jalan

    6) Pajak Parkir

    7) Pajak Sarang Burung Walet

    8) Pajak Air Tanah

    9) Pajak Bumi dan Bangunan

    10) Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)

    5. Terciptanya kerjasama antar daerah dalam hal investasi.

    Capaian indicator kinerja

    No Indikator Sasaran

    Tahun 2012 Capaian

    Kinerja

    2012

    Tahun 2013 Capaian

    Kinerja

    2013 Target Realisasi Target Realisasi

    1 Jumlah dan jenis

    kerjasama antar daerah

    yang berhasil dijalin

    2 2 100% 2 3 150%

    Peningkatan capaian kinerja didukung dengan pelaksanaan penjajagan potensi

    investasi dengan Provinsi Sulawesi Utara, Provinsi Kalimantan Barat dan Provinsi

    Bengkulu. Kemudian untuk memperkuat jalinan kerjasama langkah yang perlu

    dilakukan selanjutnya adalah penyusunan nota kesepakatan terkait kerjasama

    tersebut, agar ada jaminan yang lebih antara kedua belah pihak yang bekerjasama.

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 24

    6. Terciptanya iklim investasi dan realisasi investasi

    a. Capaian indicator kinerja :

    No Indikator Sasaran

    Tahun 2012 Capaian

    Kinerja

    2012

    Tahun 2013 Capaian

    Kinerja

    2013 Target Realisasi Target Realisasi

    1 Bertambahnya laju

    pertumbuhan

    investasi

    229 138 60,26% 272 151 56%

    2 Pertumbuhan

    investasi sektor riil

    --- --- --- 11.294.924.000 148.055.000.000 1.311%

    3 Pertumbuhan

    investasi sektor jasa

    --- --- --- 139.985.711.546 328.784.366.000 235%

    4 Kenaikan/penurunan

    Nilai Realisasi PMDN

    395.000.000 44.794.119.932 113,40% 24.630.000.000 419.248.000.000 1.702%

    6 Rasio daya serap

    tenaga kerja

    1:1,1 1:1,1 100% 1:1,1 1.825:618 325%

    7 Terselenggaranya

    promosi peluang

    penanaman modal

    kabupaten/kota

    4 4 100% 4 7 350%

    b. Evaluasi dan permasalahan

    - Realisasi investasi Tahun 2013 meningkat 13 point namun masih jauh dibanding

    yang ditargetkan dalam RKPD

    - Angka-angka yang disajikan tidak relevan untuk diukur, karena kesenjangan

    antara target dan realisasi sangat tinggi yang disebabkan perbedaan persepsi

    dalam penghitungan nilai investasi.

    - Perhitungan angka-angka ekonomi merupakan kesulitan besar yang dihadapi

    pemerintah daerah pada umumnya, angka-angka tersebut sulit diasumsikan

    seadanya.

    - Data juga sangat sulit didapat karena berhubungan dengan pihak-pihak swasta

    yang cenderung tidak peduli dengan data-data tersebut. Institusi yang secara

    spesifik menangani masalah itupun tidak tersedia.

    - Pada Tahun 2013, promosi investasi dilakukan lebih intensif hingga 7 kali, antara

    lain: Gelar Produk Kreatif Nusantara (GPKN) Jogja, Invesda Expo Jogja, Bisnis

    Forum Batam, Senggigi Fair Lombok Barat, Magelang Expo, Pekan Raya Magelang

    (PRM Magelang), dan Magelang Investment Business Forum (MASSIF).

    7. Terwujudnya kemudahan pelayanan dalam mendorong peluang investasi di daerah.

    a. Capaian indikator kinerja :

    No Indikator Sasaran

    Tahun 2012 Capaian

    Kinerja

    2012

    Tahun 2013 Capaian

    Kinerja

    2013 Target Realisasi Target Realisasi

    1 Jumlah Perda yang

    mendukung iklim usaha

    2 2 100% 2 7 350%

    2 Lama proses perijinan 5 hari 5 hari 100% 5 hari 3,5 hari 130%

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 25

    No Indikator Sasaran

    Tahun 2012 Capaian

    Kinerja

    2012

    Tahun 2013 Capaian

    Kinerja

    2013 Target Realisasi Target Realisasi

    3 Sistem informasi

    Pelayanan Perijinan dan

    adiministrasi

    pemerintah

    ada ada 100% ada ada 100%

    4 Blue Print investasi

    daerah

    --- --- --- 100% 100% 100%

    5 Terimplementasikannya

    Sistem Pelayanan

    Informasi dan Perizinan

    Investasi Secara

    Elektronik (SPIPISE)

    --- --- --- 100% 100% 100%

    6 Pendaftaran Penanaman

    Modal Dalam Negeri,

    Izin Prinsip Penanaman

    Modal Dalam Negeri,

    Izin Usaha Penanaman

    Modal Dalam Negeri,

    Tanda Daftar

    Perusahaan (TDP),

    Surat Izin Usaha

    Perdagangan (SIUP),

    Perpanjangan Izin

    Mempekerjajan Tenaga

    Kerja Asing (IMTA)

    yang bekerja di lebih

    dari 1 (satu)

    kabupaten/kota, sesuai

    kewenangan pemerintah

    kabupaten/kota

    --- --- --- 100% 100% 100%

    b. Evaluasi

    - Perda-perda yang mendukung iklim usaha adalah :

    1) Perda No. 1 Tahun 2013 tentang Penanaman Modal;

    2) Perda No. 3 Tahun 2012 tentang Penyertaan Modal Daerah pada Perseroan

    Terbatas BPD Bank Jawa Tengah

    3) Perda No. 5 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Angkutan;

    4) Perda No. 6 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Terminal;

    5) Perda No. 8 Tahun 2013 tentang Penambahan Penyertaan Modal Daerah pada

    Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Bank Magelang, Perusahaan Daerah

    Perbengkelan, Perusahaan Daerah Percetakan, Perusahaan Daerah Obyek

    Wisata Taman Kyai Langgeng dan Perusahaan Daerah Air Minum Kota Magelang.

    6) Perda No. 11 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Menara Telekomunikasi

    7) Perda No. 16 Tahun 2013 tentang Izin Usaha Jasa Konstruksi;

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 26

    - Lama proses perizinan yang dilimpahkan kewenangannya ke BP2T selama ini

    rata-rata 5 hari kerja dapat dipercepat menjadi 3,5 hari kerja terhitung setelah

    berkas lengkap dan benar sesuai persyaratan. Namun demikian untuk perizinan yang

    ditandatangani Kepala Daerah masih membutuhkan waktu yang lebih lama karena

    harus melalui alur yang lebih panjang, terkadang bisa sampai beberapa minggu/

    bulan.

    - Blue Print investasi daerah tercermin dari dokumen profil investasi berupa study

    kelayakan pengembangan kawasan strategis Sidotopo, Eks. Magelang Theater dan

    Lembah Gunung Tidar, sebagai rencana pengembangan kawasan yang dapat

    dijadikan bahan promosi investasi maupun rencana pembangunan kawasan oleh

    Pemerintah. Disamping itu juga dilakukan kajian kebijakan bidang penanaman modal

    berupa penyusunan Dokumen Rencana Umum Penananam Modal (RUPM) Kota

    Magelang sebagai amanat UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal untuk

    memberikan gambaran dan informasi tentang arah kebijakan bidang penanaman

    modal melalui kajian bidang akademis. Adapun isi dokumen RUPM mengacu Perpres

    No. 16 Tahun 2012 terdiri dari Pendahuluan: Azas dan Tujuan; Visi dan Misi; Arah

    Kebijakan Penanaman Modal; Peta Panduan (Road Map) Implementasi Penanaman

    Modal dan Pelaksanaan.

    - Setelah ditetapkannya Perda Nomor 1 Tahun 2013 tentang Penanaman Modal, maka

    SPIPISE telah dapat diimplentasikan pelaksanaannya. Penerapan SPIPISE

    disinergikan antara Kantor Penanaman Modal dan Badan Pelayanan Perizinan

    Terpadu.

    - Pendaftaran Penanaman modal Dalam Negeri, Izin Prinsip Penanaman Modal Dalam

    Negeri, Izin Usaha Penanaman modal Dalam Negeri, TDP, SIUP, Perpanjangan

    IMTA terkait dengan pendaftaran izin prinsip dan izin usaha yang sudah

    terintegrasi dalam sistim pelayanan perizinan.

    8. Terbangunnya kepercayaan/komitmen antara stakeholder dengan dunia usaha.

    a. Capaian indicator kinerja:

    No Indikator Sasaran

    Tahun 2012 Capaian

    Kinerja

    2012

    Tahun 2013 Capaian

    Kinerja

    2013 Target Realisasi Target Realisasi

    1 Jumlah investor

    berskala nasional

    (PMDN/PMA)

    150 154 102,67% 160 618 386%

    2 Jumlah nilai

    investasi

    berskala nasional

    (PMDN/PMA)

    24.629.000.000 102.113.876.011 414,61% 66.002.005.036 613.069.000.000 929%

    3 Jumlah investor

    dan nilai investasi

    baru yang masuk

    (nasional &

    regional)

    --- --- --- 1 152 15.200%

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 27

    No Indikator Sasaran

    Tahun 2012 Capaian

    Kinerja

    2012

    Tahun 2013 Capaian

    Kinerja

    2013 Target Realisasi Target Realisasi

    4 Jumlah MOU

    dalam investasi

    1 0 0% 1 0 0%

    5 Terselenggaranya

    bimbingan

    pelaksanaan

    Kegiatan

    Penanaman Modal

    kepada

    masyarakat dunia

    usaha

    --- --- --- 1 keg 1 keg 100%

    6 Terselenggaranya

    sosialisasi

    kebijakan

    penanaman modal

    kepada

    masyarakat dunia

    usaha

    50 peserta 50 peserta 100% 1 keg ; 50

    peserta

    1 keg ; 50

    peserta

    100%

    b. Evaluasi dan permasalahan

    - Permasalahan yang terjadi dalam sasaran ini sama halnya dengan permasalahan di

    sasaran 6, yakni ketidaksinkronan antara target dan realisasi, sehingga tidak bisa

    diukur.

    - Jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA) sebanyak 618 dengan nilai

    investasi Rp 613.069.000.000,00.

    - Jumlah investor nasional & regional baru yang masuk di tahun 2013 sebanyak 152

    investor

    - Upaya yang dilakukan diantaranya dengan mengikuti Central Java Investment

    Business Forum (CJIBF) 2013 di Solo. Dalam kegiatan dimaksud Pemerintah Kota

    Magelang menyediakan materi promosi berupa: Potensi dan Peluang Investasi serta

    Selayang Pandang Kota Magelang dalam bentuk tayangan melalui LED TV; Buku

    Potensi dan Peluang Investasi Kota Magelang; Leaflet Peta Investasi dan Pelayanan

    Perizinan Investasi; Materi promosi pariwisata dan produk unggulan (Gethuk,

    Kripik, Batik dll). Dari kegiatan tersebut dihasilkan 4 Surat Kepeminatan investasi

    senilai Rp. 99.000.000.000 sebagai berikut :

    1) Pengembangan Kawasan Ex. Magelang Theatre senilai Rp. 55.000.000.000,-

    2) Pengolahan Sampah senilai Rp. 30.000.000.000,-

    3) Pendirian Media Televisi senilai Rp. 10.000.000.000,-

    4) Air Minum Kemasan senilai Rp. 4.000.000.000,-

    Namun demikian dari 4 kepeminatan kerjasama investasi (LoI) tersebut belum

    dapat terealisasi dalam bentuk Perjanjian Kerjasama (MoU).

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 28

    9. Terwujudnya pengembangan infrastruktur kawasan strategis dalam rangka

    mendukung peningkatan perekonomian kota

    a. Capaian indikator kinerja :

    No Indikator Sasaran

    Tahun 2012 Capaian

    Kinerja

    2012

    Tahun 2013 Capaian

    Kinerja

    2013 Target Realisasi Target Realisasi

    1 Bertambahnya jumlah

    pengembangan kawasan

    strategis dan cepat

    tumbuh

    1 0 100% 1 0 0%

    b. Evaluasi dan permasalahan

    - Keinginan untuk penambahan kawasan strategis cepat tumbuh belum terwujud,

    meskipun blueprint investasi telah tersedia. Pemasyarakatan blueprint hingga

    ketertarikan investor memang membutuhkan waktu yang cukup untuk investor

    menghitung prospek ekonominya.

    10. Terbangunnya kemitraan dengan memanfaatkan skema pendanaan melalui

    Kerjasama pemerintah dan swasta PES (Payment for Ecological/Environment

    Services = imbal jasa lingkungan)

    Capaian indicator kinerja :

    No Indikator Sasaran

    Tahun 2012 Capaian

    Kinerja

    2012

    Tahun 2013 Capaian

    Kinerja

    2013 Target Realisasi Target Realisasi

    1 Jumlah kerja sama PES

    (Payment for Ecological/

    environment Services =

    imbal jasa lingkungan

    1 0 100% 1 0 0%

    2 Terselenggaranya

    fasilitasi pemerintah

    daerah dalam rangka

    kerjasama kemitraan

    Antara Usaha Mikro,

    Kecil, Menengah dan

    Koperasi (UMKMK)

    tingkat kabupaten/kota

    dengan pengusaha

    1 keg; 50

    peserta

    1 keg; 50

    peserta

    100% 1 keg 1 keg 100%

    Pemberian imbal jasa lingkungan umumnya dilakukan untuk jenis investasi yang

    mengeksplorasi sumber daya alam, sehingga dampak negatif yang ditimbulkan dari

    investasi ini harus diganti dengan bentuk imbal jasa yang layak dan proporsional. Kota

    Magelang tidak memiliki sumber daya alam yang sekiranya layak dieksplorasi secara

    besar.

    Upaya fasilitasi kemitraan usaha ditempuh melalui kegiatan temu usaha antara

    Usaha Mikro Kecil (UMK) dengan Usaha Menengah dan Besar (UMB).

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 29

    11. Terwujudnya identifikasi investasi swasta

    Capaian indikator kinerja :

    No Indikator

    Sasaran

    Tahun 2012 Capaian

    Kinerja

    2012

    Tahun 2013 Capaian

    Kinerja

    2013 Target Realisasi Target Realisasi

    1 Nilai investasi

    swasta

    39.500.000.000 44.794.119.932 113,40% 40.000.000.000 1.032.317.000.000 2.581%

    2 Tersedianya

    informasi

    peluang usaha

    sektor/bidang

    unggulan

    4 4 100% 4 4 100%

    12. Tersedianya data dan informasi ketenagakerjaan yang aksesibel dan akurat

    Capaian indikator kinerja :

    No Indikator Sasaran

    Tahun 2012 Capaian

    Kinerja

    2012

    Tahun 2013 Capaian

    Kinerja

    2013 Target Realisasi Target Realisasi

    1 Sebaran

    informasi bursa

    kerja yang

    terupdate

    17 kel. 17 kel. 100% 17 kel. 17 kel. 100%

    Pengelolaan data dan informasi ketenagakerjaan dilakukan melalui penyebarluasan

    informasi bursa tenaga kerja melalui Pengelolaan Data Formulir AK-I sampai dengan

    AK-V, Penyediaan Fasilitas Bursa Kerja On Line (BKO), Penyelenggaraan Job Fair serta

    Penyusunan Buku IPK (Informasi Pasar Kerja). Agar informasi tersebut bisa

    menjangkau sampai ke lapisan masyarakat, sosialisasi dilakukan di seluruh Kelurahan.

    13. Terwujudnya pembangunan BLK di tingkat Kota

    Capain indikator kinerja :

    No Indikator Sasaran

    Tahun 2012 Capaian

    Kinerja

    2012

    Tahun 2013 Capaian

    Kinerja

    2013 Target Realisasi Target Realisasi

    1 Perencanaan

    Manajemen dan

    opersional BLK

    1 dok. 1 dok. 100% ada ada 100%

    Keberadaan Balai Latihan Kerja (BLK) direncanakan secara menyeluruh agar dalam

    operasionalnya dapat optimal.

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 30

    14. Tercapainya peningkatan jumlah penempatan tenaga kerja

    Capaian indikator kinerja :

    No Indikator Sasaran

    Tahun 2012 Capaian

    Kinerja

    2012

    Tahun 2013 Capaian

    Kinerja

    2013 Target Realisasi Target Realisasi

    1 Prosentase

    pencari kerja

    yang ditempatkan

    30,5% 70% 229,51% 31% 58% 187%

    2 Besaran pencari

    kerja yang

    terdaftar yang

    ditempatkan

    --- --- --- 645 905 140%

    4 Sebaran

    informasi bursa

    kerja yang

    terupdate

    17 kel. 17 kel. 100% 17 kel. 17 kel. 100%

    5 Prosentase

    transmigran yang

    ditempatkan

    --- --- --- 100% 100% 100%

    Pada tahun 2013 ini telah ditempatkan sebanyak 905 orang atau sekitar 58% dari

    pencari kerja yang terdaftar pada Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Sosial Kota

    Magelang. Penempatan transmigrasi diharapkan akan membuka peluang usaha pencari

    kerja. Animo bertransmigrasi oleh penduduk perkotaan relatif kecil, karena kultur dan

    jenis pekerjaan sebagian besar sebagai buruh atau pedagang, bukan di sektor

    pertanian.

    15. Tercapainya peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja

    Capaian indikator kinerja :

    No Indikator

    Sasaran

    Tahun 2012 Capaian

    Kinerja

    2012

    Tahun 2013 Capaian

    Kinerja

    2013 Target Realisasi Target Realisasi

    1 Tingkat

    partisipasi

    angkatan kerja

    --- --- --- 63% 68,93% 109,41%

    2 Tingkat

    pengangguran

    terbuka

    --- --- --- 12% 6,80% 56,67%

    3 Calon tenaga

    kerja yang

    terdidik (pencari

    kerja terlatih)

    9,30% 22,70% 244,09% 9.7% 55.94% 576,70%

    4 Besaran tenaga

    kerja yang

    mendapat

    pelatihan

    berbasis

    kompetensi

    78% 69,16% 88,67% 80% 62,78% 78,48%

    5 Besaran tenaga

    kerja yang

    65% 30,84% 47,44% 70% 30,30% 43,29%

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 31

    No Indikator

    Sasaran

    Tahun 2012 Capaian

    Kinerja

    2012

    Tahun 2013 Capaian

    Kinerja

    2013 Target Realisasi Target Realisasi

    mendapat

    pelatihan

    berbasis

    masyarakat

    6 Besaran pencari

    kerja yang

    mendapatkan

    pelatihan

    kewirausahaan

    65% 70% 107,69% 70% 81,08% 115,83%

    Pelatihan yang dilaksanakan diarahkan pada kebutuhan atau permintaan pasar kerja

    yang ada saat ini yakni lebih banyak permintaan tenaga kerja di bidang Jasa, terutama

    pariwisata perhotelan, Kuliner dan jasa lainnya.

    16. Terwujudnya perlindungan pengembangan lembaga ketenagakerjaan

    Capaian indikator kinerja :

    No Indikator

    Sasaran

    Tahun 2012 Capaian

    Kinerja

    2012

    Tahun 2013 Capaian

    Kinerja

    2013 Target Realisasi Target Realisasi

    1 Angka sengketa

    (perselisihan)

    pengusaha

    pekerja per

    tahun

    --- --- --- 10 kasus 1 kasus 190%

    2 Besaran kasus

    yang diselesaikan

    dengan

    Perjanjian

    Bersama (PB)

    --- --- --- 50% 100% 200%

    3 Jumlah SP yang

    terbentuk di

    tingkat

    perusahaan

    --- --- --- 22 unit 78 unit 355%

    17. Terwujudnya pembinaan dan pengawasan ketenagakerjaan

    Capaian indikator kinerja :

    No Indikator

    Sasaran

    Tahun 2012 Capaian

    Kinerja

    2012

    Tahun 2013 Capaian

    Kinerja

    2013 Target Realisasi Target Realisasi

    1 Jumlah LKS

    Bipartit

    33 unit 18 unit 54,55% 33 unit 4 unit 12%

    2 Jumlah masukan

    LKS Tripartit

    dalam

    memberikan

    pertimbangan

    35% 30% 85,71% 1 masukan 1 masukan 100%

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 32

    No Indikator

    Sasaran

    Tahun 2012 Capaian

    Kinerja

    2012

    Tahun 2013 Capaian

    Kinerja

    2013 Target Realisasi Target Realisasi

    ketenagakerjaan

    kepada pimpinan

    daerah

    3 Besaran

    pemeriksaan

    perusahaan

    35% 35% 100% 40% 67% 168%

    4 Besaran

    pengujian

    peralatan di

    perusahaan

    15% 15% 100% 20% 20% 100%

    Lembaga yang menaungi hubungan kerja antara Pekerja dan Pengusaha di perusahaan

    disebut LKS (Lembaga Kerja Sama) Bipartit. Lembaga ini adalah sebagai media dialog

    antara Pengusaha dan Pekerja (bisa diwakili oleh Serikat Pekerja) dalam membahas

    permasalahan bersama misalnya mengenai pembentukan Peraturan Perusahaan atau

    juga KKB (Kesepakatan Kerja Bersama). Pemerintah memfasilitasi pembentukan LKS

    Bipartit di perusahaan.

    Dalam hal menentukan suatu kebijakan mengenai persoalan ketenagakerjaan dalam

    suatu daerah, LKS Tripartit yang terdiri dari unsur Pekerja, Pengusaha dan Pemerintah

    melakukan suatu forum diskusi atau semacam kegiatan survey untuk memperoleh

    data-data yang diperlukan. Lembaga ini juga melakukan kegiatan sidang untuk

    menentukan usulan besaran Upah Minimum Kota untuk diusulkan ke tingkat provinsi.

    Secara berkala perusahaan wajib melaporkan kondisi ketenagakerjaannya dengan

    mengisi formulir Wajib Lapor kepada Pemerintah melalui Dinas Terkait. Petugas

    Pengawas Ketenagakerjaan melalukan pemeriksaan secara berkala ke perusahaan yang

    terdaftar perihal pelaksanaan norma kerja yang dijalankan di perusahaan untuk

    meminimalisir pelanggaran peraturan baik yang dilakukan oleh pihak Pengusaha

    (Perusahaan) atau pihak Pekerja di perusahaan.

    Pengujian alat kerja di perusahaan ditujukan untuk menguji kelayakan peralatan yang

    digunakan di perusahaan guna menghindari akibat buruk yang dapat terjadi. Sasaran uji

    kelayakan adalah perusahaan yang menggunakan lift, eskalator, Alat Penangkal Petir,

    Genset, bejana tekan dll.

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 33

    18. Terwujudnya peran serta dan partisipasi lembaga-lembaga pendidikan dalam

    penyiapan kualitas tenaga kerja.

    Capaian indikator kinerja :

    No Indikator

    Sasaran

    Tahun 2012 Capaian

    Kinerja

    2012

    Tahun 2013 Capaian

    Kinerja

    2013 Target Realisasi Target Realisasi

    1 Jumlah lembaga

    penyelenggara

    pelatihan kerja

    berperan aktif

    dalam

    peningkatan

    kualitas

    produktivitas

    tenaga kerja.

    12 unit 13 unit 108,33% 13 unit 11 unit 84,62%

    19. Terwujudnya peningkatan kesejahteraan pekerja

    Capaian indikator kinerja :

    No Indikator

    Sasaran

    Tahun 2012 Capaian

    Kinerja

    2012

    Tahun 2013 Capaian

    Kinerja

    2013 Target Realisasi Target Realisasi

    1 Prosentase

    Pencapaian UMK

    terhadap KHL

    94,07% 95,39% 101,40% 96,05% 100% 104%

    2 Jumlah koperasi

    karyawan

    perusahaan

    16 unit 16 unit 100% 16 unit 16 unit 100%

    3 Perselisihan

    buruh dan

    pengusaha

    terhadap

    kebijakan Pemda

    0 0 100% Tidak ada Tidak ada 100%

    4 Prosentase

    penurunan

    kasus-kasus

    ketenagakerjaan

    di Kota Magelang,

    baik kasus

    perselisihan

    hubungan

    industrial maupun

    kasus TKI

    2% 2% 100% 2% 90% 4.500%

    Tumbuh dan berkembangnya suatu perusahaan menjadi lebih besar salah satunya

    merupakan peran pekerja dalam membesarkan perusahaan. Secara proporsional

    sebaiknya juga diiringi oleh peningkatan kesejahteraan pekerja yang bekerja di

    perusahaan tersebut. Indikator utama peningkatan kesejahteraan seorang pekerja

    adalah besaran upah yang diterima. Laju inflasi menjadi suatu alasan logis apabila

    besaran upah perlu selalu dilakukan penyesuaian setiap tahunnya. Besaran UMK yang

    diusulkan berpatokan pada besaran angka KHL (Kebutuhan Hidup Layak). Pencapaian

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 34

    UMK terhadap KHL selalu diselaraskan untuk menjaga agar tidak terjadi ketimpangan.

    Melalui Sidang Dewan Pengupahan, yang anggotanya terdiri dari wakil pekerja, wakil

    pengusaha, Universitas, LSM dan Pemerintah mencari titik temu keseimbangan atas

    berbagai kepentingan bersama, diutamakan untuk peningkatan kesejahteraan bersama

    baik bagi pekerja maupun bagi pengusaha.

    20. Terciptanya wirausaha baru

    Capaian indikator kinerja :

    No Indikator

    Sasaran

    Tahun 2012 Capaian

    Kinerja

    2012

    Tahun 2013 Capaian

    Kinerja

    2013 Target Realisasi Target Realisasi

    1 Jumlah

    wirausaha baru

    20 orang 117 orang 585% 20 orang 25 orang 125%

    Kepada para pencari kerja diberikan pelatihan kewirausahaan. Setelah itu para peserta

    membentuk suatu KUB (Kelompok Usaha Bersama).

    21. Terlindunginya hak-hak keselamatan tenaga kerja

    Capaian indikator kinerja :

    No Indikator

    Sasaran

    Tahun 2012 Capaian

    Kinerja

    2012

    Tahun 2013 Capaian

    Kinerja

    2013 Target Realisasi Target Realisasi

    1 Prosentase

    perusahaan yang

    telah

    menerapkan

    norma

    keselamatan dan

    perlindungan

    ketenagakerjaan

    2,33% 2,33% 100% 2,50% 2,50% 100%

    2 Besaran

    pekerja/buruh

    yang menjadi

    peserta program

    Jamsostek

    35% 35% 100% 40% 45% 113%

    Program K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) dicanangkan secara nasional oleh

    pemerintah setiap tahun di bulan Januari sebagai Bulan K3. Pada bulan ini dilaksanakan

    berbagai kegiatan untuk selalu mengingatkan kepada seluruh masyarakat akan arti

    pentingnya Keselamatan Kerja. Serangkaian kegiatannya meliputi Apel K3 dan Lomba K3

    di perusahaan-perusahaan serta instansi pemerintah. Perusahaan wajib melaksanakan

    pengujian peralatan kerja. Penggunaan alat perlindungan kerja seperti Masker, Helm,

    wearpack secara langsung merupakan suatu tindakan preventif.

    Pemilik usaha harus membantu tenaga kerjanya untuk ikutserta dalam asuransi tenaga

    kerja.

    Bentuk perlindungan lainnya adalah dengan mengikutkan pekerja sebagai peserta

    Jamsostek, dimana Program Jamsostek memberikan perlindungan dasar untuk

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 35

    memenuhi kebutuhan minimal tenaga kerja dan keluarganya, dengan memberikan

    kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan keluarga sebagai pengganti

    sebagian atau seluruhnya penghasilan yang hilang, akibat resiko sosial.

    Sampai saat ini, PT Jamsostek (Persero) memberikan 4 (empat) program perlindungan,

    yang mencakup Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM),

    Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) bagi seluruh

    tenaga kerja dan keluarganya.

    Misi ketiga : Memperkuat dan meningkatkan pertumbuhan perekonomian kerakyatan

    dengan mengoptimalkan potensi daerah yang didukung oleh kemandirian

    masyarakat.

    1. Terwujudnya pertambahan pelaku usaha di sektor riil (berbagai bidang usaha).

    Capaian indikator kinerja :

    No Indikator

    Sasaran

    Tahun 2012 Capaian

    Kinerja

    2012

    Tahun 2013 Capaian

    Kinerja

    2013 Target Realisasi Target Realisasi

    1 Jumlah bidang

    usaha Sektor riil

    yang berkembang

    1100 4371 397,36% 1200 3750 312,50%

    Perkembangan bidang usaha sektor riil di Kota Magelang pada tahun 2013 sebanyak

    3.750, angka ini menunjukkan penurunan apabila dibandingkan dengan jumlah bidang

    usaha sektor riil yang berkembang di tahun 2012 yang tercatat sebanyak 4.371 bidang

    usaha. Penurunan ini disebabkan karena adanya pelaku usaha sektor riil yang mengalami

    kepailitan

    Bentuk lain dari berkembangnya pelaku usaha sektor riil tercermin pula dari jumlah

    perijinan SIUP yang dikeluarkan Badan Perijinan dan Pelayanan Terpadu (BP2T) Kota

    Magelang pada tahun 2013, yaitu sebanyak 325 SIUP.

    2. Terwujudnya peningkatan akses permodalan bagi pelaku usaha ekonomi kerakyatan.

    Capaian indikator kinerja :

    No Indikator

    Sasaran

    Tahun 2012 Capaian

    Kinerja

    2012

    Tahun 2013 Capaian

    Kinerja

    2013 Target Realisasi Target Realisasi

    1 Jumlah pelaku

    usaha ekonomi

    kerakyatan

    menerima akses

    permodalan

    986 898 91,08% 1000 898 89,80%

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 36

    Bagi pelaku usaha ekonomi kerakyatan dalam hal ini UMKM, kendala yang dihadapi dari

    waktu ke waktu dibidang permodalan diantaranya adalah keterbatasan akses atau

    ketidakmampuan untuk memenuhi syarat formal bantuan kredit bank, misalnya proposal

    bisnis, pemenuhan agunan, dan sejumlah kelengkapan administratif lainnya. Kesulitan

    permodalan usaha juga berdampak pada kurangnya produktivitas usaha.

    3. Tersedianya kawasan PKL yang tertata sesuai rencana tata ruang

    Capaian indikator kinerja :

    No Indikator

    Sasaran

    Tahun 2012 Capaian

    Kinerja

    2012

    Tahun 2013 Capaian

    Kinerja

    2013 Target Realisasi Target Realisasi

    1 Jumlah sektor

    informal / PKL

    yang tertata

    150 PKL 181 PKL 120,67% 150 PKL 238 PKL 158,76%

    Penataan PKL pada Tahun 2013 dilaksanakan terhadap 238 PKL yang tersebar di Kota

    Magelang yaitu kawasan Alun-alun, Jalan Sigaluh, Kuliner Sejuta Bunga, Jalan Tidar I

    (pagi) dan Jalan Tidar II (malam), Jalan Pahlawan.

    Penataan PKL yang dilakukan meliputi penataan dalam hal tempat dasaran, lokasi

    berjualan, fasilitas/sarana prasarana (seperti penyediaan shelter, meja kursi, tenda,

    gerobak, listrik, air dan sebagainya) maupun penataan berkaitan dengan waktu

    berjualan sesuai ketentuan yang telah ditetapkan.

    Terdapat 6 (enam) kawasan khusus bagi para PKL yang telah disediakan dan ditata oleh

    Pemerintah Kota Magelang, yaitu:

    1. Kuliner Tuin Van Java di kawasan Alun-alun

    2. Kuliner Sejuta Bunga di kawasan Shoping centre

    3. Puri Boga Kencana di kawasan Sub Terminal Kebonpolo

    4. Kartika Sari di kawasan Stadion Abu Bakrin

    5. Kawasan Kuliner Taman Badaan

    6. Kawasan Armada Estate

    4. Terwujudnya peningkatan kemampuan kelembagaan PKL sebagai potensi ekonomi

    kerakyatan

    Capaian indikator kinerja :

    No Indikator

    Sasaran

    Tahun 2012 Capaian

    Kinerja

    2012

    Tahun 2013 Capaian

    Kinerja

    2013 Target Realisasi Target Realisasi

    1 Jumlah

    kelembagaan PKL

    yang tertib

    administrasi

    10 10 100% 10 10 100%

    2 Jumlah

    Paguyupan PKL

    10 10 100% 10 10 100%

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 37

    Kelembagaan PKL dibentuk dalam rangka menjembatani kepentingan, aspirasi,

    koordinasi, penyampaian informasi antara pemerintah kepada setiap individu PKL atau

    sebaliknya serta antar PKL itu sendiri, dengan kesadaran sama-sama menjadi bagian

    dari kepentingan bersama. Melalui kelembagaan ini setiap upaya dapat didukung

    bersama.

    Upaya pembinaan terhadap organisasi PKL yang ada dilakukan dengan kegiatan:

    ~ Manajemen pengelolaan usaha PKL.

    ~ Pemeliharaan kebersihan, kenyamanan dan keindahan lingkungan.

    ~ Sosialisasi proses penertiban izin lokasi berjualan bagi PKL.

    ~ Sosialisasi proses penertiban kartu identitas bagi PKL.

    ~ Pembinaan masalah hak dan kewajiban bagi PKL.

    Jumlah paguyuban PKL di Kota Magelang sebanyak 47 paguyuban dari 57 titik/kawasan

    PKL. Dari 47 kelompok paguyuban tersebut kemudian diklaster berdasarkan

    lokasi/kawasan dimana paguyuban PKL tersebut berada. Sehingga sasaran pembinaan

    kelembagaan lebih difokuskan pada 10 (sepuluh) klaster tersebut, yakni:

    1. Paguyuban PKL Kawasan Badaan

    2. Paguyuban PKL Jalan Senopati

    3. Paguyuban PKL Jalan Daha

    4. Paguyuban PKL Kawasan Alun-alun

    5. Paguyuban PKL Kuliner Sejuta Bunga

    6. Paguyuban PKL Jalan Tidar

    7. Paguyuban PKL Jalan Jenggala

    8. Paguyuban PKL Jalan A Yani

    9. Paguyuban PKL Puri Boga Kencana

    10. Paguyuban PKL Kawasan Armada Estate

    5. Tersedianya pangan yang cukup baik dari segi jumlah maupun mutunya, aman, merata,

    halal dan terjangkau oleh daya beli masyarakat.

    Capaian indikator kinerja :

    No Indikator

    Sasaran

    Tahun 2012 Capaian

    Kinerja

    2012

    Tahun 2013 Capaian

    Kinerja

    2013 Target Realisasi Target Realisasi

    1 Adanya regulasi

    ketahanan pangan

    ada ada 100% ada ada 100%

    2 Ketersediaan

    pangan utama

    100% 100% 100% 100% 100% 100%

    3 Cakupan beras

    bersubsidi pada

    KK miskin

    6.000

    RTS-PM

    5.414

    RTS-PM

    90,25% 5.500

    RTS-PM

    4.501

    RTS-PM

    82%

    4 Tingkat

    kerawanan

    pangan dan gizi

    11% 10,34% 106% 10,22% 10,06% 98%

    5 Ketersediaan

    energi dan

    protein perkapita

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2013 BAB III - 38

    No Indikator

    Sasaran

    Tahun 2012 Capaian

    Kinerja

    2012

    Tahun 2013 Capaian

    Kinerja

    2013 Target Realisasi Target Realisasi

    a. Ketersediaan

    energi

    (Kkal/kap/th)

    93.84% 90.02% 95.93% 95% 100% 105%

    b. Ketersediaan

    protein

    (gr/kap/th )

    100% 100% 100% 100% 100% 100%

    7 Ketersediaan

    informasi

    pasokan, harga

    dan akses pangan

    80% 78% 97,50%