3
Peningkatan Kapasitas terhadap UMKM Desa Lingkar Kampus Oleh Nadia Kamila Putri Eksistensi UMKM dalam penggerak roda ekonomi dari berbagai lapisan masyarakat sudah tidak dapat diragukan lagi. Hal ini disebabkan oleh dua hal. Pertama, UMKM merupakan sektor ekonomi yang amat dekat dan familiar dengan masyarakat. Selain itu, UMKM juga memiliki andil cukup besar terhadap penerimaan negara, yakni sekitar 61,9 persen pemasukan produk domestik bruto melalui pembayaran pajak menurut data BPS tahun 2011. Kedua hal tersebut dapat menjadi percikan api yang ‘menyulut’ eksistensi UMKM Indonesia dalam menyambut Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. MEA yang merupakan akronim dari Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan ajang pasar bebas antar negara ASEAN yang memungkinkan bea impor dan ekspor juga kemudahan pertukaran tenaga kerja handal antar negara ASEAN. Hal ini dapat berdampak negatif karena perekonomian Indonesia yang belum kokoh sehingga UMKM terancam gulung tikar. Oleh karena itu, sektor UMKM harus lebih ‘dilirik’ khususnya oleh mahasiswa. Mengapa mahasiswa? Karena mahasiswa sebagai pejuang ilmu pengetahuan sudah seharusnya dapat ikut mengangkat kesejahteraan masyarakat. Permasalahan UMKM yang umum dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN adalah rendahnya penguasaan teknologi, kurangnya informasi pasar dan akses pasar. Hal ini mengakibatkan rendahnya orientasi pasar sehingga adanya kendala dalam pemasaran produk dan rendahnya daya saing UMKM di tingkat global. Mahasiswa harus memiliki andil besar dalam menanggulangi permasalahan-permasalahan

Capacity Building Terhadap UKM Desa Lingkar Kampus

Embed Size (px)

DESCRIPTION

essay

Citation preview

Peningkatan Kapasitas terhadap UMKM Desa Lingkar Kampus Oleh Nadia Kamila PutriEksistensi UMKM dalam penggerak roda ekonomi dari berbagai lapisan masyarakat sudah tidak dapat diragukan lagi. Hal ini disebabkan oleh dua hal. Pertama, UMKM merupakan sektor ekonomi yang amat dekat dan familiar dengan masyarakat. Selain itu, UMKM juga memiliki andil cukup besar terhadap penerimaan negara, yakni sekitar 61,9 persen pemasukan produk domestik bruto melalui pembayaran pajak menurut data BPS tahun 2011. Kedua hal tersebut dapat menjadi percikan api yang menyulut eksistensi UMKM Indonesia dalam menyambut Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. MEA yang merupakan akronim dari Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan ajang pasar bebas antar negara ASEAN yang memungkinkan bea impor dan ekspor juga kemudahan pertukaran tenaga kerja handal antar negara ASEAN. Hal ini dapat berdampak negatif karena perekonomian Indonesia yang belum kokoh sehingga UMKM terancam gulung tikar. Oleh karena itu, sektor UMKM harus lebih dilirik khususnya oleh mahasiswa. Mengapa mahasiswa? Karena mahasiswa sebagai pejuang ilmu pengetahuan sudah seharusnya dapat ikut mengangkat kesejahteraan masyarakat. Permasalahan UMKM yang umum dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN adalah rendahnya penguasaan teknologi, kurangnya informasi pasar dan akses pasar. Hal ini mengakibatkan rendahnya orientasi pasar sehingga adanya kendala dalam pemasaran produk dan rendahnya daya saing UMKM di tingkat global. Mahasiswa harus memiliki andil besar dalam menanggulangi permasalahan-permasalahan tersebut. Mahasiswa dapat melakukan peningkatan kapasitas terhadap UMKM desa lingkar kampus. Hal ini dilakukan sebagai wujud kepedulian mahasiswa terhadap masyarakat yang hidup mencari nafkah di daerah lingkar kampus. Strategi peningkatan kapasitas terhadap UMKM desa lingkar kampus dilakukan dengan inovasi produk, memudahkan akses informasi pasar, serta obrolan bisnis. Inovasi produk bertujuan untuk membuat variasi produk sehingga memenuhi kebutuhan pasar akan produk baru yang segar. Sebagai contoh, produk UKM olahan pala yang awalnya hanya dibuat menjadi manisan, dilirik oleh mahasiswa sebagai komoditi yang menjanjikan karena cocok untuk segala usia dan rasanya yang khas. Setelah itu, dibuatlah olahan pala yang lain berupa sirup, minuman soda, serta selai. Memudahkan akses informasi pasar amatlah penting supaya perkembangan usaha menjadi jelas dan terarah sehingga tidak terjadi stagnasi. Hal ini dilakukan dengan membuat pusat UMKM di tiap balai desa. Obrolan bisnis dilatarbelakangi oleh fakta bahwa banyak pengusaha UMKM tidak memisahkan antara modal usaha dengan nafkah sehari-hari. Obrolan bisnis merupakan usaha sosialisasi dan pelatihan yang bertujuan untuk mempererat pengusaha UMKM di desa serta membangun kesadaran kompetisi di kalangan pengusaha UMKM untuk memperluas kontribusinya terhadap masyarakat luas dan juga negara. Melalui obrolan bisnis pengusaha UMKM dipacu untuk mengembangkan potensi usahanya juga mengembangkan kemampuan kepemimpinan serta ilmu bisnis. Strategi peningkatan kapasitas secara keseluruhan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dari kalangan pengusaha UMKM.Andil mahasiswa dalam menyambut MEA 2015 diharapkan dapat membantu menguatkan fundamental perekonomian Indonesia dimulai dari skala yang akrab dengan kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, tidak mustahil kue cubit keliling menjadi kudapan favorit seluruh warga ASEAN karena para pengusaha UMKM tidak lagi sekedar berpikir untuk memenuhi nafkah sehari-harinya, melainkan berpikir untuk menambah nilai jual sehingga dapat menggunakan komoditinya untuk berkontribusi secara maksimal terhadap negara.