10
Anamnesis Anamnesis dari gambaran klinis, yang terdiri dari : Penegakan diagnosis didasarkan pada anamnesis dimana pasien datang berbagai gejala yang dikeluarkan sesuai dengan perjalaran kanker. Gejala-gejala dan tanda dari karsinoma nasofaring dapat dibagi atas 2 macam berdasarkan metastasenya, yaitu : 1. Gejala dini/gejala setempat, adalah gejala-gejala yang dapat timbul di waktu tumor masih tumbuh dalam batas-batas nasofaring, dapat berupa : a. Gejala hidung : Pilek lama yang tidak kunjung sembuh, epitaksis berulang, jumlahnya sedikit dan seringkali bercampur dengan lendir hidung sehingga berwarna merah jambu, lendir hidung seperti nanah, encer/kental, berbau. b. Gejala telinga : tinitus (penegakan muara tuba eustachii oleh tumor, sehingga tuba jai oklusi, menyebabkan penurunan tekanan dalam kavum timpani, penurunan penengaran (tuli), rasa tidak nyaman di telinga sampai otalgia. 2. Gejala lanjut/gejala pertumbuhan atau penyebaran tumor, dapat berupa : a. Gejala mata : diplopia (penglihatan ganda) akibat perkembangan tumor melalui foramen laseratum dan menimbulkan gangguan N. IV (N.Trochearis) dan N. VI (N.Abduccens). Bila terkena chiasma opticus akan menimbulkan kebutaan. b. Gejala tumor : pembesaran kelenjer limfe pada leher, merupakan tanda penyebaran atau metastase dekat secara limfogen dari karsinoma nasofaring. c. Gejala kranial, terjadi bila tumor sudah meluas ke otak dan mencapai saraf-saraf kranialis, antara lain: - Sakit kepala yang terus menerus, rasa sakit ini merupjan metastase secara hematogen - Sensibilititas daerah pipi dan hidung berkurang - Kesukaran pada waktu menelan - Afoni - Sindrom Jugular Jackson atau sindrom retroparotidean mengenai N.IX (N.Glossopharyngeus), N.X (N.Vagus), N.XI (N.Accessorius), N.XII (N.Hypoglossus). Dengan tanda- tanda kelumpuhan pada : lidah, palatum, faring atau laring. M. Stermocleidomastoideus, M. Trapezius

Ca.docx

Embed Size (px)

Citation preview

AnamnesisAnamnesis dari gambaran klinis, yang terdiri dari :Penegakan diagnosis didasarkan pada anamnesis dimana pasien datang berbagai gejala yang dikeluarkan sesuai dengan perjalaran kanker. Gejala-gejala dan tanda dari karsinoma nasofaring dapat dibagi atas 2 macam berdasarkan metastasenya, yaitu :1. Gejala dini/gejala setempat, adalah gejala-gejala yang dapat timbul di waktu tumor masih tumbuh dalam batas-batas nasofaring, dapat berupa :a. Gejala hidung : Pilek lama yang tidak kunjung sembuh, epitaksis berulang, jumlahnya sedikit dan seringkali bercampur dengan lendir hidung sehingga berwarna merah jambu, lendir hidung seperti nanah, encer/kental, berbau.b. Gejala telinga : tinitus (penegakan muara tuba eustachii oleh tumor, sehingga tuba jai oklusi, menyebabkan penurunan tekanan dalam kavum timpani, penurunan penengaran (tuli), rasa tidak nyaman di telinga sampai otalgia.2. Gejala lanjut/gejala pertumbuhan atau penyebaran tumor, dapat berupa :a. Gejala mata : diplopia (penglihatan ganda) akibat perkembangan tumor melalui foramen laseratum dan menimbulkan gangguan N. IV (N.Trochearis) dan N. VI (N.Abduccens). Bila terkena chiasma opticus akan menimbulkan kebutaan.b. Gejala tumor : pembesaran kelenjer limfe pada leher, merupakan tanda penyebaran atau metastase dekat secara limfogen dari karsinoma nasofaring.c. Gejala kranial, terjadi bila tumor sudah meluas ke otak dan mencapai saraf-saraf kranialis, antara lain: Sakit kepala yang terus menerus, rasa sakit ini merupjan metastase secara hematogen Sensibilititas daerah pipi dan hidung berkurang Kesukaran pada waktu menelan Afoni Sindrom Jugular Jackson atau sindrom retroparotidean mengenai N.IX (N.Glossopharyngeus), N.X (N.Vagus), N.XI (N.Accessorius), N.XII (N.Hypoglossus). Dengan tanda-tanda kelumpuhan pada : lidah, palatum, faring atau laring. M. Stermocleidomastoideus, M. TrapeziusPemeriksaan FisisPemeriksaan Fisis, yang dapat dilakukan yaitu :Inspeksi dan palpasi : tampak benjolan pada leher (lateral) dengan berbagai ukuran, biasanya berada di level II-III dengan permukaan rata, terfiksir an dan tidak nyeri tekan. Tampak massa di dinding nasofaring berwarna kemerahan dengan permukaan tidak rata yang tampak dengan pemeriksaan rinoskopi posterior. Untuk mengetahui keadaan membran timpani dilakukan pemeriksaan otoskopi sedangkan untuk mengetahui adanya penurunan pendengaran dapat dilakukan tes garpu talla. Untuk mengetahui keadaan kavum nasi, keadaan konka inferior, konka media serta sekret bila ada dapat dilakukan pemeriksaan rinoskopi anterior. Pemeriksaan saraf kranial untuk mengetahui adanya perluasan tumor ke jaringan sekitarnya.

Gambar. Tampak benjolan pada leher. Pada pasien ini ditemukan pembesaran limfonodus servikal

LaboratoriumHitung darah lengkap dan fungsi hati juga harus dilakukan untuk menghilangkan kemungkinan metastasis. Titer EBV perlu diperiksa karena pada tumor nasofaring juga dapat meningkat. Virus Epstein-Barr tergolong dalam herpes virus dan antigen spesifik EBV dapat digolongkan menjadi replikatif, fase laten, dan antigen fase lanjutan. Pada pasien dengan KNF, Imunoglobulin A (IgA) berespon terhadap antigen awal dan viral capsid antigen (VCA) dapat dijadikan dasar untuk diagnostik. IgA anti VCA lebih sensitif tapi kurang sepsifik dibandingkan igA anti EA. Pada orang sehat yang terdeteksi KNF dapat mencapai 30 kali lebih tinggi dari populasi normal.Immunoglobulin IgA anti-VCA dianggap berhubungan dengan tahapan stadium penyakit dan kadarnya dapat berkurang dengan pemberian terapi, sehingga dapat bernilai sebagai tumor marker dan deteksi rekurensi. Selain itu DNA EBVC juga dapat digunakan sebagai tumor marker namun sensitivitasnya sedang.Pemeriksaan PenunjangBiopsiDiagnosis KNF dapat ditegakan berdasarkan hasil biopsi. Biopsi nasofaring dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu dari hidung atau dari mulut. Biopsi melalui hidung dilakukan tanpa melihat jelas tumornya (Blind Biopsy). Cunam biopsi dimasukan melalui rongga hidung menyusuri konka media ke nasofaring kemudian cunam diarahkan ke lateral dan dilakukan biopsi.

Gambar. Endoskopi nasal tampak massa yang masuk diantara palatum molleDan dinding posterior faring (kiri) dan massa dilihat dari cavum nasiBiopsi melalui mulut dengan memakai bantuan kateter nelaton yang dimasukan melalui hidung dan ujung kateter yang berada dalam mulut ditarik keluar dan diklem bersama sama ujung kateter yang di hidung. Demikian juga dengan kateter dari hidung disebelahnya, sehingga palatum molle tertarik ke atas. Kemudian dengan kaca laring dilihat daerah nasofaring. Biopsi dilakukan dengan melihat tumor melalui kaca tersebut atau memakai nasofaringoskop yang dimasukan melalui mulut, massa tumor akan terlihat lebih jelas. Biopsi tumor nasofaring umumnya dilakukan dengan analgesia topikal dan dalam keadaan tertentu dapat dilakukan dengan anestesi general.

Pemeriksaan RadiologiPemeriksaan CT Scan sangat membantu untuk menentukan lokasi dan perluasan tumor. MRI juga dilakukan untuk mengevaluasi kepala dan leher. Foto Thorax, Pemeriksaan PET Scan dan bone scan uga dilakukan untuk melihat apakah ada tanda metastasis. Endoskopi juga dapat dipertimbangkan.Gambar. KNF pada Fossa Rosenmuller (Gambaran MRI)Modalitas radiologi dapat dilakukan untuk menilai invasi tumor ke ruangan sekitarnya. Invasi yang dapat terjadi meliputi invasi ruang orbita

Gambar. Modalitas CT scan menunjukan invasi tumor ke fossaPterygopalatina dextra (kiri) fissura orbitalis inferior dextra (tengah) danCavung orbita dextra (kanan)

Gambar. Dengan CT Scan kontras potongan axial menunjukan adanyaGambaran tumor dengan penyebaran ke spasium retrofaring dan ototPrevertebral (kiri) dan extensi tumor pada dinding faring kanan (kanan)Hal yang paling penting diketahui adalah apakah terdaat penyebaran ke daerah yang lebih jauh misalnya ke intrakranial. Modalitas radiologi juga dapat membantu mengungkapkan hal tersebut.Gambar. Dengan MRI (kiri) ditemukan invasi ke otot prevetebral(panah hitam) dan spasium karotid kiri (panah putih) dan fossa cranial posteriorPada gambar itemukan penyebaran tumor melalui foramen magnum ke fossa posterior

Penentuan StadiumStadium ini berdasarkan kriteria dari american Joint Committee on Cancer (AJCC 2002):T= Tumor PrimerT0 Tidak tampak tumorTis Karsinoma insitu, dimana tumor hanya terdapat pada 1 lapisan jaringanT1 Tumor terbatas pada suatu lokalisasi saja (lateral/posteriorsuperior/ atap dan lain-lainT2 Tumor yang sudah meluas kedalam jaringan lunak dari rongga tenggorokanT3 Tumor telah keluar dari rongga nasofaring (ke rongga hidung atau orofaring dsb)T4 Tumor telah keluar dari nasofaring dan telah merusak tulang tengkorak atau mengenai saraf-saraf otakTX Tumor tidak jelas besarnya karena pemeriksaan tidak lengkapN = NoduleN Pembesaran kelenjar getah bening regionalNX Pembesaran kelenjar regional tidak dapat dinilaiN0 tidak ada pembesaranN1 Terdapat pembesaran tetapi homolateral dan tumor dalam kelenjar limfe berukuran 6 cm atau lebih kecilN2 Terdapat pembesaran kontralateral/bilateral dengan ukuran tumor 6 cm atau lebih kecilN3 Tumor terdapat di kelenjar limfe dengan ukuran lebih dari 6 cm atau tumor telah ditemukan didalam kelenjar limfe pada regio Sepertiga leherN3A Tumor dalam kelenjer limfe dengan ukuran lebih dari 6 cmN3B Tumor ditemukan diluar Sepertiga leherM = MetastasisM = Metastasis JauhM0 tidak ada metastasis jauhM1 Terdapat metastasis jauh