BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Penyakit yang di sebabkan oleh cacing sering kali dianggap masalah biasa, Sebenarnya hal ini sangat beralasan karena pada umumnya penyakit ini bersifat kronis sehingga secara klinis tidak tampak begitu nyata. Karakteristik fisik wilayah tropik seperti Indonesia merupakan surga bagi kelangsungan hidup cacing parasitik yang ditunjang oleh pola hidup kesehatan masyarakatnya. Penyakit kecacingan masih sering dijumpai di seluruh wilayah Indonesia. Penyakit yang disebabkan oleh infeksi cacing ini tergolong penyakit yang kurang mendapat perhatian, sebab masih sering dianggap sebagai penyakit yang tidak menimbulkan wabah maupun kematian. Walaupun demikian, penyakit kecacingan sebenarnya cukup membuat penderitanya mengalami kerugian. Penyakit yang disebabkan cacing atau biasa disebut dengan helminthiasis merupakan salah satu penyakit yang banyak terjadi terutama didaerah tropis. Keberadaan penyakit ini berkaitan dengan faktor cuaca, tingkat sanitasi lingkungan dan sosio ekonomi masyarakat. Cacing memerlukan suhu dan kelembaban udara tertentu untuk hidup dan berkembang biak. Penyebaran penyakit ini dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung. i samping itu, kebiasaaan penggunaan feses manusia sebagai pupuk tanaman dapat meningkatkan penyebaran telur cacing, karena dapat mengkontaminasi tanah, air rumah tangga dan tanaman pangan tertentu. Cacing yang bersifat parasit pada manusia terbagi atas dua golongan besar yaitu cacingbulat !nemathelminthes" dan cacingpipih!platyhelmintes". #olongan $emathelminthes terbagi lagi menjadi kelas nematode, sedangkan golongan Platyhelminthes terbagi menjadi kelas trematoda dan cestoda. Salah satu penyakit kecacingan yang masih banyak terjadi pada penduduk di Indonesia adalah yang disebabkan golongan Soil%&ransmitted 'elminth yaitu golongan nematoda usus yang dalam penularannya atau dalam siklus 1 KECACINGAN
1.1 LATAR BELAKANG
Penyakit yang di sebabkan oleh cacing sering kali dianggap masalah
biasa,
Sebenarnya hal ini sangat beralasan karena pada umumnya penyakit
ini
bersifat kronis sehingga secara klinis tidak tampak begitu
nyata. Karakteristik
fisik wilayah tropik seperti Indonesia merupakan surga bagi
kelangsungan
hidup cacing parasitik yang ditunjang oleh pola hidup
kesehatan
masyarakatnya.
Penyakit yang disebabkan oleh infeksi cacing ini tergolong penyakit
yang
kurang mendapat perhatian, sebab masih sering dianggap sebagai
penyakit
yang tidak menimbulkan wabah maupun kematian. Walaupun
demikian,
penyakit kecacingan sebenarnya cukup membuat penderitanya
mengalami
kerugian.
merupakan salah satu penyakit yang banyak terjadi terutama didaerah
tropis.
Keberadaan penyakit ini berkaitan dengan faktor cuaca, tingkat
sanitasi
lingkungan dan sosio ekonomi masyarakat. Cacing memerlukan suhu
dan
kelembaban udara tertentu untuk hidup dan berkembang biak.
Penyebaran
penyakit ini dapat terjadi secara langsung maupun tidak
langsung. i samping
itu, kebiasaaan penggunaan feses manusia sebagai pupuk tanaman
dapat
meningkatkan penyebaran telur cacing, karena dapat mengkontaminasi
tanah,
air rumah tangga dan tanaman pangan tertentu.
Cacing yang bersifat parasit pada manusia terbagi atas dua golongan
besar
yaitu cacing bulat !nemathelminthes" dan cacing pipih
!platyhelmintes".
#olongan $emathelminthes terbagi lagi menjadi kelas nematode,
sedangkan
golongan Platyhelminthes terbagi menjadi kelas trematoda dan
cestoda.
Salah satu penyakit kecacingan yang masih banyak terjadi pada
penduduk
di Indonesia adalah yang disebabkan golongan Soil%&ransmitted
'elminth
yaitu golongan nematoda usus yang dalam penularannya atau dalam
siklus
1 KECACINGAN
hidupnya melalui media tanah. alam hal ini berarti bahwa
proses
pematangan parasit dari bentuk non infektif menjadi bentuk
yang infektif
terjadi di tanah. (enurut )aust , Soil%&ransmitted helminth
adalah nematoda
usus yang perkembangan embrionya pada tanah.
Kondisi tanah yang lembab dengan bertumpuknya banyak sampah
merupakan habitat yang tepat untuk nematoda hidup dan berkembang
biak.
&ekstur tanah yang sangat ber*ariasi yang terdiri dari tanah
pasir, debu dan
tanah liat sangat memungkinkan hidup dan berkembang biak telur +
telur
cacing Soil%&ransmitted 'elminths hingga menjadi cacing yang
infektif
menularkan penyakit kecacingan.
i Indonesia pre*alensi kecacingan masih tinggi antara - + /-
tergantung pada lokasi dan sanitasi lingkungan.!(ardiana, 0--1".
Penularan
cacingan lebih banyak terjadi pada daerah kumuh yang tidak memenuhi
syarat
kesehatan seperti sanitasi lingkungan yang ditunjang dengan
kepadatan
penduduk. Cacingan dapat menyebabkan kekurangan gi2i yang
dapat
mengakibatkan turunnya kualitas hidup.
3scaris lumbricoides adalah salah satu spesies nematoda usus yang
banyak
menyerang manusia, hampir 04 populasi penduduk dunia, yaitu lebih
dari
5,6 miliar orang telah terinfeksi cacing ini. 7erdasarkan hasil
penelitian
8amghari !0--4", disertai dengan hasil studi epidemiologi,
ditemukan adanya
hubungan antara penyakit 3scariasis pada anak dengan tempat tinggal
mereka
yang dekat dengan air limbah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
(ulut !oris" merupakan organ yang pertama dari saluran
pencernaan
yang meluas dari bibir sampai ke istmus fausium yaitu perbatasan
antara
mulut denganfaring terdiri dari 9
a. :estibulum oris9 7agian diantara bibir dan pipi di luar, gusi
dan gigi
bagian dalam.
b. Ka*itas oris propia9 7agian di antara arkus al*eolaris,
gusi dan gigi,
memiliki atap yang dibentuk oleh palatum durum !palatum keras"
bagian
depan, palatum mole !palatum lunak" bagian belakang.
5"#igi
3natomi gigi9
• ;mail 9 melapisi mahkota merupakan 2at terkeras di dalam
tubuh
• entin9 lekukan utama pada ujung gigi
• Sementum 9 lapiisan yang keras di sekeliling akar
• Pulp 9 jaringan lembut berisi saraf dan pembuluh darah.
<enis gigi9
• #igi seri !insici*us"9 berbentuk pipih dan tajam untuk
mengiris
makanan.
menyobek makanan.
mengiris dan melembutkan makanan.
lekuk untuk melembutkan makanan.
tersedak.
saluran pencernaan dan pernafasan.
untuk menentukan rasa makanan.
menelan.
• Kelenjar submaksilaris 9 terletak di bawah rahang atas bagian
tengah.
• Kelenjar sublingual 9 terletak di bawah selaput lender dasar
rongga
mulut dan bermuara di dasar rongga mulut.
• Kelenjar parotis 9 terletak di bawah bagian depan telinga di
antara
prosesus mastoid kiri dan kanan dekat os mandibular.
)ungsi sali*a9 mencampur sali*a dengan makanan agar menjadi
lunak atau setengah cair yan gdisebut lobus agar mudah ditelan
dan
mendinginkan makanan, melarutkan makanan yang kering
untuk
dapat dirasakan.
melingkar", organ terpenting di dalamnya adalah tonsil.
)aring terdiri dari 9
7agian samping terdapat muara aperture tuba auditorius!eustachi"
yang
menghubungkan nasofaring dengan telinga tengah.
• ?rofaring !Pars oralis"
faring.Pada bagian samping jaringan ditemukan limfoit atau
tonsilla
palatine tersembunyi dalam lekuk fossa tonsilaris.&onsil
palatine adalah
jaringan limfoid dalam bentuk gepeng yang dapat terlihat
dengan mudah
melalui mulut terbuka pada dinding samping, dilapisi oleh kapsul
dan
melekat secara longgar pada ( konstrutor superior faring.
&onsilla
palatine, tonsilla faringeal dan tonsilla lingualis membentuk
lingkaran
jaringan limfoid yang disebut cincin waldeyer berfungsi untuk
mekanisme
pertahanan tubuh terhadap infeksi kuman dari luar dengan
cara
membunuhnya.
paling bawah laring berhubungan dengan laring, terbentang
antara hioid
dan esophagus.
5 KECACINGAN
dan terbentang antara pharyn@ dan gaster A*entriculusB
?esophagus mengikuti lengkungan columna *ertebralis sewaktu
melintas ke kaudal lewat leher dan mediastinum posterius.
(enembus diaphragma tepat di sebelah kiri dari bidang median.
7ermuara pada cardia *entriculi setinggi cartilage costalis :II
di
sebelah kiri dan *ertebra &5- !atau &55".
7agian distal oesophagus dikelilingi ple@us oesophagus
gealis.
alam abdomen tertutup oleh peritoneum pada bagian *entral dan
lateralnya artinya bagian ini terletak retroperitoneal.
7agian abdominal oesopahgus yang pendek, memperoleh darah
arterial mealui arteria gastric sinistra, cabang truncus coeliacus
yang
melintas ke kiri, dan arteria phrenica inferior sinistra.
Penyaluran balik
darah *enosa terjadi melalui vena gastric sinistra ke dalam
system
pembuluh balik portal, dan melalui vena azygos ke dalam
system
pembuluh balik sistemik. 8imfe disalurkan ke dalam nodi
lymphoidei
gastric sinistri pembuluh limfe aferen dari nodi lymphoidei gastric
sinistri
terutama mengalir ke nodi lymphoidei coeliaci. Persarafan berasalah
dari
kedua truncus *agalis !rami gastric anteriores dan rami gastrici
posteriors",
kedua tryncus sympathicus, ner*us splanchnicus major dan
ner*us
6 KECACINGAN
sanistra dan arteria phrenica inferior.
". LAMBUNG # GASTER $
!*entriculus" yang cekung.
yang cembung dan lebih panjang.
Sebuah takik panjang kira%kira pada dua pertiga distal jarak
cur*ature
gastric !*entricularis" minor yang disebut incisura angularis
sebagai
patokan batas antara corpus gastricum !*entriculare" dan
pylorus.
Cardia sekitar muara oesophagus.
dan berbatas pada kubah diaphragma sebelah kiri.
Corpus gastricum !*entriculare" yang terdapat antara fundus
dan
antrum pyloricum.
bagian yang lebar, yakni antrum pyloricum beralih ke
bagian yang
sempit, yakni canalis pyloricus.
membentuk musculus sphincter pylori guna
mengatur pengosongan isi
gaster !*entriculus" melalui ostium pyloricum ke dalam
duodenum
7 KECACINGAN
pembuluh darah sepanjang cur*ature gastric A*entricularisB
dan pada
daerah kecil di sebelah dorsal ostium cardiacum. Kedua lembar
omentum
minus meluas, mengelilingi gaster A*entriculusB dan melepaskan diri
pada
cur*atura gastric A*entricularisB major sebagai omentum
majus.
Permukaan *entral gaster A*entriculusB bersentuhan dengan 9
o iaphragm
A*entriculusB pada sikap telentang dibentuk oleh dinding dorsal
bursa
8 KECACINGAN
dinding abdomen dorsal 9
o Colon trans*ersum, ,esocolon trans*ersum, pancreas, spleen
AlienB,
dan truncus coeliacus serta keriga cabangnya
o #landula suprarenalis sinistra an bagian cranial ren
sinister.
PEMBULUH DAN SARAF GASTER %&ENTRICULUS'
3rteri%arteri gaster A*entriculusB berasal dari truncus coeliacus
dan
cabangnya 9
o 3steria gastric sinistra berasal dari truncus coeliacus dan
melintas
dalam oemntum minus ke kardia, lalu membelok secara tajam
untuk mengikuti cur*ature gastruca A*entricularisB minor dan
beranastomosis dengan arteria gastrica de@tra
o 3rteria gastric de@tra dillepaskan dari arteria hepatica dan
melintas
ke kiri, mengikuti cur*ature gastrica A*entricularisB major
untuk
mengadakan anastomosis dengan arteria gastric sinistra.
o 3rteria gastroepiploica de@tra merupakan cabang arteria
gastroduodenalis dan melintas ke kiri sepanjang cur*ature
gastruca
A*entricularisB major, lalu mengadakan anastomosis dengan
arteria
gastor%omentalis AepiploicaB sinistra.
splenica AlinealisB dan beranastomosis dengan arteria gastro%
omentalis AepiploicaB de@tra.
o 3rteriae gastricae bre*es berasal dari ujung distal arteria
splenica
AlinealisB dan menuju ke fundus.
o :ena%*ena gaster A*entriculusB mengikuti arteri%arteri yang
sesuai
dalam hal letak dan lintasan. :ena gastric de@tra dan *ena
gastric
sinistra mencurahkan isinya ke dalam *ena portae hepatis, dan
*enaegastricae bre*es dan *ena gastro%omentalis AepiloicaB
membawa isinya ke dalam *ena splenica AlinealisB yang bersatu
dengan *ena mesenterica superior untuk membentuk *ena portae
9 KECACINGAN
*ena mesenterica superior.
menyebabkan limfe dari permukaan *entral dan permukaan dorsal
gaster A*entriculusB ke kedua curta*ura tersebut untuk
dicurahkan
ke dalam nodi lymphoidei gastroepiploici yang tersebar di
tempat
tersebut. Pembuluh eferen dari kelenjar limfe ini mengikuti
arteri
besar ke nodi lymphoidei coeliaci.
o Persarafan gaster A*entriculusB parasimpatis berasal dari
truncus
*agalis anterior dan truncus *agalis posterior serta
cabangnya.
Persarafan simpatis berasal dari segmen medulla spinalis
&
sampai &/ melalui ple@us coeliacus dan disebarkan melalui
ple@us
sekeliling arteria gastric dan arteria gastro%omenalis
AepiploicaB.
(. INTESTINUM TENUE # USUS HALUS $
Pylorus membawa isi gaster A*entriculusB ke dalam duodenum,
kemudian
bagian pertama intestinum tenue 9dua bagian lainnya adalah
jejunum dan
ileum.
terlebar dan paling mantap kedudukannya. 8intasannya
merupakan
huruf C yang melingkari caput pancreatis. uodenum berawal
pada pylorus di sebelah kanan dan berakhir pada
peralihan
duodenojejunal !duodenojejunal junction" di sebelah kiri.
=ntuk
tujuan deskriptif duodenum dibedakan menjadi empat bagian 9
7agian proksimal !pertama" yang pendek !4 cm", terletak
*entrolateral terhadap corpus *ertebrae 85, yakni pars
superior.
Pars descendens !kedua" yang lebih panjang !D%5- cm" melintas
ke kaudal sejajar dengan sisi kanan *ertebrae 85%8>.
Pars hori2ontalis !ketiga" yang panjangnya %1 cm dan melintas
*entral terhadap *ertebra 8>.
Pars ascendens !keempat" yang pendek !4 cm" dan berawal di
sebelah kiri *ertebra 8>, lalu melintas ke cranial sampai
setinggi tepi cranial *ertebra 80
ua sentimeter pertama duodenum memiliki mesentrium dan
bergeser%geser. Para ahli radiologi menjulukkan bagian yang
bebas
ini sebagai tudung duodenal !duodenal cap". Sisa bagian
pertama
11 KECACINGAN
berada retroperitoneal.
7agian duodenum yang menurun, melintas ke kaudal, mula%
mula di sebelah kanan dan sejajar dengan *ena ca*a inferior.
uctus choledochus AbiliarisB dan ductus pancraeticus memasuki
dinding dorsomedial bagian ini. Kedua saluran tersebut
biasanya
bersatu, membentuk ampulla hepatopancreatica yang
bermuara
pada puncak papilla duodeni major. Pars hori2ontalis
duodenum
disilang oleh pembuluh mesentrica superior dan radi@
mesentrii
untestinum tenue. 7agian duodenum yang menai, melintas kea
rah
klanial di sisi kanan aorta untuk mencapai tepi kaudal pancreas.
i
sini bagian tersebut melengkung kea rah *entral untuk bersatu
dengan jejunum pada fle@ura duodenojejunalis. 7agian yang
lengkung ini, diperkuat oleh sebuah pitafibromuskular yang
dikenal sebagai musculus suspenserius duodeni !ligamentum
&reit2". Kontraksi otot ini turut melebarkan sudut fle@ura,
dan
mempermjdah lewatnya isi duodenum.
arteria mesentrica superior. &runcus coeliacus melalui
arteria
gastroduodenalis superior dan cabangnya arteria
pancreaticoduodenalis memasok darah kepada bagian
duodenum
yang terletak proksimal dari muara ductus choledochus
AbiliarisB,
yakni bagian yang berasal dari usus depan embrional. 3rteria
mesentrica superior, melalui cabangnya, yakni arteria
pancreaticoduodenalis inferior, memasok darah kepada
bagian
duodenum yang terdapat distal terhadap muara ductus
choledochus
AbiliarisB, yaitu bagian yang berasal dari usus tengah embbrional.
12 KECACINGAN
:ena%*ena duodenal mengikuti arteri%arteri dan bermuara
dalam *ena portae hepatis beberapa *ena mencurahkan isinya
secara langsung ke dalam *ena portae hepatis, dan yang lain
secara
tidak langung melalui *ena mesentrica superior dan *ena
splenica
AlienalisB.
mengikuti arteri%arteri dan ditampung oleh nodi lymphoidei
pancreaticoduodenales di sepanjang arteria
gastroduodenalis.
Pembuluh limfe dorsal melintas dorsal dari ccaput pancreatic
dan
mencurahkan isinya ke dalam nodi lymphoidei mesenterici
superiors. Pembuluh limfe eferen dari kelenjar limfe duodenal
ditampung oleh nodi lymphoidei coeliaci. !5"
Persarafan duodenum berasal dari ner*us *agus dan saraf
simpatis melalui pleksus sekitar arteria
pancraeticoduodenalis.
)$ JEJUNUM DAN ILEUM
duodenojejunaliis, dan intestinum ileum dengan caecum.
Panjang
jejunum dan ileum bersama adalah %D m dari panjang ini
dua
perlima bagian adalah jejunum dan sisanya ileum. 7agian
terbesar
jejunum terletak di region umbilical, sedangkan ileum
terutama
terdapat di region suprapubik dan regip inguinal kanan.
7agian
akhir ileum biasanya terdapat dalam pel*is dan dari sini
melintas
jadi cranial untuk berakhir pada permukaan medial
caecum.
(eskipun tidak terdapat garis batas yang jelas antara jejunum
dan
ileum, masing%masing bagian memiliki sifat yang berbeda yang
penting dalam ilmu bedah.
intestinum tenue pada dinding abdomen dorsal. Eadi@ mesentrii
!panjangnya kira%kira 54 cm" mulai dari sisi kiri *ertebra
80,
13 KECACINGAN
de@tra. Eadi@ menyenteri meyilang 9
Pars hori2ontalis duodenum
Pars abdominalis aortae
3rteria mesentrica superior mengantar darah kepada jejunum
dan ileum. Pembuluh ini melintas antara lembar%lembar
mesenterium dan melepskan 54%51 cabang ke intestinum. Cabang%
cabang ini saling berhubungan dengan membentuk anastomosis
berupa arcus, dikenal sebagai lengkung%engkung arterial
yang
melepaskan *asa recta. :ena mesenterica superior membawa
balik
darah dari jejunum dan ileum. :ena ini terletak *entral kanan
dari
arteria mesentrica superior dalam radi@ mesentrii. :ena
mesentrica
superior berakhir dorsal dari collum pancreatic pada
persatuannya
dengan *ena splenica AlienalisB untuk membentuk *ena portae
hepatis.
ekat pada dinding intestinum
3ntara lengkung%lengkung arterial
Pembuluh limfe dari bagian akhir ileum mengikuti ramus
ilealis arteria ileocolica ke nodi lymphoidei ileocolici.
Pembuluh
limfe eferen dari nodi lymphatici mesenterici ditampung oleh
nodi
lymphoidei mesenterici superiors.
medulla spinais &4%&/ dan mencapai ple@us coeliacus
melalui
kedua truncus sympathicus dan kedua ner*us splanchnicus
major.
Serabut praganglion bersinaps dalam ganglia coeliaca dan
ganglion
14 KECACINGAN
parasimpatis praganglion mengadakan sinaps dalam
pleksus
mienterik dan pleksus submukosa dinding intestinum. Pada
umunya, rangsang simpatis menurunkan peristaltic dan sekresi
dan
berperan sebagai *asokonstriktor, sedangkan rangsang
parasimpatis
meningkatkan peristaltik dan sekresi. &erdapat pula
serabut
sensoris. Intestinum tidak peka terhadap rangsang nyeri
terbanyak,
termasuk sayatan san pembakaran, tetapi peka terhadap
penggembungan yang dirasakan sebagai kolik
!kejang".
*. INTESTINUM CRASSUM
colon, rectum dan canalis analis. Intestinum crassum dapat
dibedakan dari
intestinum tenue karena adany 9
&iga pita otot yang menebal, dikenal sebagai taenia coli
Sakulasi dinding intestinum crassum antara taenia coli, dikenal
sebagai
haustra
epiploicae
beralih menjadi colon ascendens. Caecum terletak dalam
kuadran
kanan bawah, yakni dalam fossa iliaca. 7iasanya hamper
seluruh
caecum diliputi peritoneum dan dapat diangkat dengan mudah,
tetapi caecum tidak memilki mesenterium. Ileum memasuki
caecum secara miring dan untuk sebagian menyembul ke dalamnya
dengan membentuk sebuah labium superius dan sebuah labium
inferius yang membentuk *al*e ileocaecalis dan mengantar ke
ostium *al*ae ileocaecalis.
seperti cacing dan berhubungan dengan caecum di sebelah
kaudal
peralihan ileosekal !ileocecal junction". 3ppendi@
*ermiformis
memiliki meso%appendi@ yang menggantungnya pada mesenterium
16 KECACINGAN
tetapi biasanya appendi@ *ermiformis terletak retrosekal.
8eak
pangkal appendi@ *ermiformis lebih ke dalam dari titik pada
batas
antara bagian sepertiga lateral dan dua pertiga medial garis
miring
antara spina iliaca anterior superior dan annulus
umbilicaalis.
Pendarahan caecum terjadi melalui areteria ileocolica,
cabang arteria mesenterica superior, dan appendi@ *ermiformis
dipasok oleh arteria appendicularis, cabang arteria ileocolica.
:ena
ileocolica, anak cabang *ena mesenterica superior, mengantar
balik
darah dari caecum dan appendi@ *ermiformis. Pembuluh limfe
dari
caecum dan appendi@ *ermiformis menuju ke kelenjar limfe
dalam meso%appendi@ dank e nodi lymphoidei ileocolici yang
teratur sepanjang arteria ileocolica. Pembuluh limfe eferen
di
tamping oleh nodi lymphoidei mesenterici superiors.
Persarafan caecum dan appendi@ *ermiformis berasal dari
saraf simpatis dan parasimpatis dari ple@us mesenterica
superior.
Serabut saraf simpatis berasal dari medulla spinalis torakal
bagian
kaudal, dan serabut parasimpatis berasal dari kedua ner*us
*agus.
Serabut saraf eferen dari appendi@ *ermiformis mengiringi
saraf simpatis ke segmen medulla spinalis &5-.
!$ COLON
Colon ascendens melintas dari caecum kea rah cranial pada
sisi kanan ca*itas abdominalis ke hepar, dan membelok ke kiri
sebagai fle@ura coli de@tra. Colon ascendens terletak
retroperitoneal sepanjang sisi kanan dinding abdomen dorsal,
tetapi
di sebelah *entral dan pada sisi%sisinya tertutup oleh
peritoneum.
Peritoneum di sebelah kanan dan di sebelah kiri colon
ascendens
membentuk fossa paracolica. Colon ascendens biasanya terpisah
17 KECACINGAN
dari dinding abdomen *entral oleh liku%liku intestinum tenue
dan
omentum majus.
melalui arteria ileocolica dan arteria colica de@tra, dan
cabang
arteria mesentrica superior. :ena ileocolica dan *ena colica
de@tra,
anak cabang *ena mesentrica superior, mengalirkan balik darah
dari colon ascendens. Pembuluh limfe melintas ke npdi
lymphoidei
paracolici dan nodi lymphoidei mesentrici superiors. Saraf
untuk
colon ascendens berasal dari ple@us mesentricus superior,
seperti
diuraikan untuk caecum dan appendi@ *ermiformis.
Colon transversum adalah bagian intestinum crassum
terbesar dan paling mobil. 7agian intestinum crasssum ini
melintasi abdomen dari flexura coli dextra ke flexura
coli sinistra,
dan di sini membelok kea rah kaudal menjadi colon descendens.
)le@ura coli sinistra terletak pada bagian kaudal ren sinister
dan
dihubungkan pada diaphragma oleh ligementum phrenicocolicum.
(esocolon trans*ersum adalah mesentrium colon trans*ersum
yang mobil. Eadi@ mesentrii ini terletak sepanjang tepi
kaudal
pancreas dan sinambung dengan peritoneum parietale di
sebelah
dorsal. Karena mesentrium ini demikian mobil, letak colon
trans*ersum dapat berubah%ubah. 7iasanya colon trans*ersum
tergantung ke bawah sampai setinggi annulus umbilicalis. Pada
orang yang tinggi dan kurus colon trans*ersum dapat sampai di
pel*is.
melalui arteria colica media, cabang arteria mesentrica
superior,
tetapi memperoleh juga darah melalui arteria colica de@tra
dan
arteria colica sinistra. Penyaluran balik darah dari colon
trans*ersum terjadi melalui vena
mesentrica superior . 8imfe dari
colon trans*ersum disalurkan ke nodi lymphoidei colici
medii yang
kemudian ditampung oleh nodi lymphoidei mesentrici
superiores.
Saraf%saraf berasal dari ple@us mesentricus superior dan
mengikuti
18 KECACINGAN
arteria colica de@tra dan arteria colica media. Saraf ini
membawa
serabut saraf simpatis dan parasimpatis !*agal". Saraf yang
mengikuti arteria colica sinistra berasal dari plexus
mesentricus
interior.
Colon descendens melintaas retroperitoneal dari fle@ura
coli sinistra ke fossa iliaca sinistra dan di sini beralih
menjadi
colon sigmoideum. Peritoneum menutupinya di sebelah *entral
dan
lateral, dan menetapkanya pada dinding abdomen dorsal.
Pada lintasanya ke kaudal colon melewati tepi lateral ren
sinister, terdapat fossa paracolica di sebleh medial
dan lateral
colon descendens.
kepanjangan yang *ariable. (enghubungkan colon descendens
dengan rectum. Colon sigmoideum meluas ddari tepi pel*is
sampai
segmen sacrum ketiga, untuk beralih menjadi rectum.
7erakhirnya
taenia coli menunjukkan permulaan rectum. Peralihan
rektosigmoid (rectosigmoid junction) terletak kira%kira 54 cm
dari
anus. Colon sigmoideum biasanya memilki mesenterium yang
panjang dan dikenal sebagai mescolon sigmoideum. Karena
mesenterium ini, colon sigmoideum cukup mobil. Eadi@ mescolon
sigmoideum berbentuk huruf : di sebelh cranial melintas
sejajar
dengan pembuluh iliaca e@terna, dan disebelah kaudal melintas
dari biforcatio pembuluh iliaca communis ke permukaan *entral
sacrum. orsal dari puncak : mescolon sigmoideum !artinya
retroperitonel" terdapat ureter kiri dan percabangan arteria
iliaca
communis sinister. alam colon sigmoideum appendices
epiploicae berukuran panjang.
colica sinistra dan arteria sigmoidea superior. 3rteria
sigmoidae,
cabang arteria mesentrica inferior melintas ke kaudal secara
serong
ke kanan, lalu bercabang menjadi ramus ascendens dan ramus
descendens yang memasok darah kepada colon sigmoideum.
19 KECACINGAN
descendens arteria colica sinistra. :ena mesentrica
inferior
membawa balik darah dari colon sigmoideum dan colon
descendens.
sigmoideum melintas ke nodi lyphoidei colici medii sepanjang
arteria colica sinistra. ari kelenjar ini limfe di salurkan ke
nodi
lymphoidei mesentrica superiors sekitar arteria mesentrica
inferior.
&etapi, limfe dari fle@ura coli sinistra juga di salurkan ke
nodi
lymphoidei mesentrici superiores. Persarafan simpatis colon
descendens dan colon sigmoideum berasal dari truncus
sympatheticus bagian lumbal dan plexus
hypogastricus superior
melalui ple@us sepanjang cabang arteria mesentrica inferior.
Persarafan parasimpatis berasal dari nervi splanchnici
pelvici.
"$ RECTUM DAN CANALIS ANALIS
terfiksasi. Ke arah kaudal rectum dan beralih menajdi canalis
analis.
cacing. 7erdasarkan taksonomi, helmint dibagi menjadi 9
• $;(3&';8(I$&';S !cacing gilik" !namaFbenang"
• P83&G';8(I$&';S !cacing pipih".
$;(3&';8(I$&';S !kelas $;(3&?3" berbentuk bulat
memanjang
dan pada potongan trans*ersal tampak rongga badan dan alat%alat.
Cacing
ini mempunyai alat kelamin terpisah. alam parasitologi
Kedokteran
diadakan pembagian nematoda menjadi nematoda usus yang hidup
di
20 KECACINGAN
rongga usus dan nematoda jaringan yang hidup di jaringan berbagai
alat
tubuh.
badan pipih, tidak mempunyai rongga badan dan biasanya
bersifat
hemafrodit. P83&G';8(I$&';S dibagi menjadi kelas
&E;(3&?3
!cacing daun" dan kelas C;S&?3 !cacing pita". Cacing
trematoda
berbentuk daun, badannya tidak bersegmen, mempunyai alat
pencernaan.
Cacing C;S&?3 mempunyai badan yang berbentuk pita dan terdiri
dari
skoleks, leher dan badan !strobila" yang bersegmen !proglotid"
makanan
diserap melalui kulit !kutikulum" badan.
a$ NEMATODA
$;(3&?3 mempunyai jumlah spesies yang terbesar
diantara
cacing%cacing yang hidup sebagai parasit. Cacing%cacing ini
berbeda%beda
dalam habitat, daur hidup dan hubungan hospes%parasit
!host%parasite
relationship". Cacing $ematoda beragam ada yang panjangnya
beberapa
milimeter dan ada pula yang melebihi satu meter. Cacing ini
mempunyai
kepala, ekor, dinding dan rongga badan dan alat%alat lain yang
agak
lengkap.
7iasanya sistem pencernaan, ekskresi dan reproduksi terpisah.
Pada umumnya cacing bertelur, tetapi ada juga yang *i*ipar dan
yang
berkembangbiak secara partetogenesis. Cacing dewasa tidak
bertambah
banyak di dalam badan manusia. Seekor cacing betina dapat
mengeluarkan
ttelur atau lar*a sebanyak 0- sampai 0--.--- butir sehari.
&elur atau lar*a
ini dikeluarkan dari badan hospes dengan tinja. 8ar*a biasanya
mengalami
pertumbuhan dengan pergantian kulit. 7entuk infektif dapat
memasuki
badan manusia dengan berbagai cara ada yang masuk secara
aktif, ada
pula yang tertelan atau dimasukkan oleh *ektor melalui
gigitan. 'ampir
semua nematoda mampunyai daur hidup yang telah diketahui
dengan
pasti.
besar nematoda ini menyebabkan masalah kesehatan masyarakat
di
Indonesia. iantara nematoda usus terdapat sejumlah spesies
yang
ditularkan melalui tanah dan disebut Hsoil transmitted helminths
yang
terpenting bagi manusia adalah 3scaris lumbricoides,
$ecator
americanus, 3ncylostoma duodenale, &richuris trichiura,
Strongyloides
stercoralis dan beberapa spesies &richostrongilus.
$ematoda usus lainnya yang penting bagi manusia adalah
?@yuris
*ermicularis dan trichinella spiralis.
timori, 8oa 8oa dan ?nchocerca *ol*ulus.
)$ TREMATODA
mulut dan batil isap perut !asetabulum". Spesies yang merupakan
parasit
pada manusia termasuk subkelas I#;$;3, yang hisup
sebagai
endoparasit. 7erbagai macam hewan dapat berperan sebagai
hospes
definitif cacing trematoda, antara lain9 kucing, anjing, kambing,
sapi,
tikus, burung, luak, harimau, dan manusia.
(enurut tempat hidup dewasa dalam tubuh hospes, maka
trematoda dapat dibagi dalam 9
% Trematoda hati (liver flukes) : Clonorchis sinensis,
?pisthorchis
felineus, ?pisthorchis *i*errini dan )asciola.
% Trematoda usus (intestinal flukes) : fasciolopsis
buski,
;C'I$?S&?(3&I3; dan ';&;E?P'G8I;3.
% Trematoda paru (lung flukes) : paragonimus westermani.
% Trematoda darah (blood flukes): Schistosoma
japonicum,
Schistosoma mansoni dan Schistosoma haematobium.
22 KECACINGAN
Pada umumnya bentuk badan cacing dewasa pipih dorso*entral
dan
simetris bilateral, tidak mempunyai rongga badan. =kuran panjang
cacing
dewasa sangat beranekaragam dari 5 mm sampai kurang lebih D4
mm.
&anda khas lainnya adalah terdapatnya 0 buat butil isap
genital. Saluran
pencernaan enyerupai huruf G terbalik yang dimulai dengan
mulut dan
berakhir buntu pada sekum. Pada umumnya &rematoda tidak
mempunyai
alat pernapasan khusus, karena hidupnya secara anaerob. Saluran
ekskresi
terdapat simetris bilateral dan berakhir di bagian posterior.
Susunan saraf
dimulai dengan ganglion di bagian *entral dan lateral badan. Cacing
ini
bersifat hermafrodit dengan alat reproduksi yang
kompleks.
Kelainan yang disebabkan cacing daun tergantung dari lokasi cacing
di
dalam tubuh hospes selain itu juga ada pengaruh rangsangan setmpat
dan
2at toksin yang dikeluarkan oleh cacing. Eeaksi sistemik terjadi
karena
absorpsi 2at toksin tersebut, sehingga menghasilkan gejala alergi,
demam,
sakit kepala dan lain%lain. Cacing lain. Cacing daun yang hidup di
rongga
usus biasanya tidak memberi gejala atau hanya gejala
gastrointestinal
ringan seperti mual, muntah, sakit perut dan diare.
7ila cacing hidup di jaringan paru seperti paragonimus,
mungkin
menimbulkan gejala batuk, sesak napas dan mungkin terjadi batuk
darah
!hemoptisis". Cacing yang hidup di saluran empedu hati
seperti
Clonorchis, ?pisthorchis dan fasciola dapat menimbulkan rangsangan
dan
menyebabkan peradangan saluran empedu, dapat menyebabkan
penyumbatan aliran empedu sehingga menimbulkan gejala
ikterus. 3kibat
lainnya adalah peradangan hati sehingga terjadi hematomegali. 7ila
ini
terjadi berlarut%larut, dapat mengakibatkan sirosis hati.
Cacing Schistosoma yang hidup di pembuluh darah, ternyata
terutama
telurnya menimbulkan kelainan yang berupa peradangan,
pseudo%abses
dan akhirnya terjadi fibrosis jaringan alat yang diinfiltrasi oleh
telur cacing
ini, seperti dinding usus, dinding kandung kemih, hati, jantung,
otak dan
alat lain.
Cacing pita termasuk subkelas C;S&?3, kelas C;S&?I;3,
filum P83&G';8(I$&';S. Cacing dewasanya menempati saluran
usus
*ertebrata dan lar*anya hidup di jaringan *ertebrata dan
in*ertebrata.
7entuk badan cacing dewasa memanjang menyerupai pita,
biasanya pipih dorso*entral, tidak mempunyai alat cerna atau
saluran
*askular dan biasanya terbagi dalam segmen%segmen yang
disebut
proglotid yang bila dewasa berisi alat reproduktif jantan dan
betina. =jung
bagian anterior berubah menjadi sebuah alat pelekat, disebut
skoleks, yang
dilengkapi dengan alat isap dan kait%kait. Spesies penting yang
dapat
menimbulkan kelainan pada manusia umumnya adalah9
iphyllobothrium
latum, 'ymenolepis nana, ;chinococcus granulosus,
;.multilocularis,
&aenia saginata dan &aenia solium.
(anusia merupakan hospes C;S&?3 ini dalam bentuk 9
% Cacing dewasa, untuk spesies .latum, &.saginata,
&.solium,
'.nana,'.diminuta, ipylidium caninum.
;.granulosus, (ulticeps.
% Skoleks, yaitu kepala yang merupakan alat untuk melekat,
dilengkapi
dengan batil isap atau dengan lekuk isap.
% 8eher, yaitu pertumbuhan badan.
% Strobila, yaitu badan yang terdiri atas segmen%segmen yang
disebut
proglotid. &iap proglotid dewasa mempunyai susunan alat
kelamin
jantan dan betina yang lengkap keadaan ini disebut
hermafrodit.
% &elur dilepaskan bersama proglotid atau tersendiri melalui
lubang
uterus. ;mbrio di dalam telur disebut onkosfer berupa embrio
heksakan yang tumbuh menjadi bentuk infektif dalam hospes
perantara. Infeksi terjadi dengan menelan lar*a bentuk
infektif atau
menelan telur
24 KECACINGAN
Seorang wanita berusia 46 thun bekerja sebagai petani sayur
di
Sembalun, dibawa keluarganya ke Eumah sakit dengan keluhan
lemah,
penglihatan berkunang%kunang. Sewaktu tiba dirumah sakit
penderita
terlihat pucat, nafas pendek dan lemah.
ari anamnesis diketahui keluhan ini telah dialami pasien sejak
>
bulan terakhir dan semakin lama semakin memberat. Pada
pemeriksaan
dijumpai tanda%tanda anemia berat dan 'b 4,4 grJdl, eosinofil 4 .
?leh
dokter dilakukan pemeriksaan lanjutan berupa peeriksaan tinja
dan
ternyata dijumpai banyak telur cacing berbentuk o*al dengan
dinding
tipism isi morula dan sedikit telur cacing bentuk o*al dinding
tebal terdiri
dari > lapis, isi o*um, telur barrelshape dinidng tebal dengan
mucoid knop
pada ke 0 kutubnya. 3pa kemungkinan diagnose pasien
diatas
!.2 TERMINOLOGI
M-rula bentukan sel seperti bola akibat pembelahan sel
terus%menerus.
25 KECACINGAN
Barr/l0a/ bentuk telur tricis trichura seperti
tempayan atau tong
anggur berukuran 4-@0> mikron.
Mu,-i3 4n- bentuk telur trichis tricura yang jedua
ujungnya melebar
kedalam dan tertutup oleh tonjolan transparan.
!.! PERMASALAHAN
1. Aa4a a3a u)unan 4/luan a0i/n 3/nan ri5a6at /4/r7aan
a0i/n 8
penyebab penyakit cacing, dimana cacing dapat tumbuh di tanah
yang
lemabab, ditambah lagi jika pasien tidak memakai pelindung kaki
yang
menyebabkan telur cacing mudah masuk melalu kulit.
2. M/naa a0i/n ta:a4 u,at; na<a0 /n3/4 3an /nliatan
)/r4unan94unan 8
9 Ini dikarenakan pertumbuhan cacing terjadi di dalam usus
yang
menyebabkan perdarahan, dimana jika terjadi perdarah makan
sel
darah merah dan 'b yang mengangkut oksigen ke seluruh
jaringan
akan berkurang, dimana oksigen akan diutamakan untuk otak,
jantung
dan ginjal sehinggal organ lain akan kekurangan oksigen
untuk
metaboisme dan menghasilkan energi.
!. M/naa H) a0i/n turun 8
9 'b menurun id sebabkan karen perdarah kronis yang terjadi di
usus,
diaman cacing akan melekatkan diri pada mukosa usus dan
menyebabkan perlukaan dan terjadi perdarahan terus%menerus,
sehingga 'b yang terpat dalam sel darah juga akan ikut
berkurang.
". M/naa 3it/nu4an 4/nai4an /-0in-<il a3a a0i/n 8
9 Karena eosinofl merupakan penanda bahwa telah terjadi
infestasi
cacing ke dalam tubuh manusia.
(. Ca,in aa 0a7a 6an /nularann6a :/lalui tana 8
9 3scariasis 8umbricoides, &ricis &richura, 3ncylostoma
duodenale,
$ecator americanus, o@iyuris *ermicularis.
*. T/lur ,a,in aa4a 6an t/r3aat a3a a0i/n t/r0/)ut 8
% telur cacing berbentuk o*al dengan dinding tipism isi morula !
cacing
tambang ", telur cacing bentuk o*al dinding tebal terdiri dari >
lapis, isi
26 KECACINGAN
mucoid knop pada ke 0 kutubnya ! tricis trichura "
!." DIAGNOSIS
anterior tumpul sedang ujung posterior lebih meruncing pada tiap0
sisi
terdapat garis0 longitudinal !Llateral linesM" berwarna putih
sepanjang
badan cacing tubuhnya ditutupi kutikula ber%garis0 melintang
cacing
jantan berukuran panjang N 5- + >5 cm diameter N 0 + 6 mm,
ujung
posterior melengkung ke *entral dengan sepasang spikula
kopulatorius
silindris dan bentuknya sederhana yang terletak dalam kantong
cacing
betina9 lebih besar dari cacing jantan, berukuran panjang 0-
+ >4 cm,
27 KECACINGAN
O > + mm, *ul*a terletak di *entral tengah, N di sepertiga
anterior
tubuh.
Pada ujung anterior terdapat > buah labiaJbibir, satu di
mediodorsal,
sepasang di *entrolateral, dan di tengah, di antara ketiga bibir
terdapat
ka*um bukalis kecil berbentuk segitiga.
3nterior posterior
&elur mempunyai ukuran 64%D- @ >4%4- . i bagian luar
ada
lapisan albuminoid yang berbenjol%benjol kasar. &elurnya
sendiri
mempunyai lapisan hyaline yang tebal, jernih dengan lapisan luar
yang
relati*e tebal sebagai struktur penyokong, lapisan dalam yang
tipis
halus, *itelin, dan lipoidal yang tidak dapat ditembus juga
ditemukan
telur yang berbentuk ganjil tanpa lapisan albuminoid atau
dengan
lapisan yang lebarnya abnormal. &elur yang tidak dibuahi
sukar
diidentifikasi. &elur ini tidak hanya ditemukan bila tidak ada
cacing
jantan, tapi pada dua per lima dari semua pederita karena
populasi
28 KECACINGAN
menerus.
T/r0/)ar => M/n/:/l a3a :a4anan => T/r:a4an => M/n/ta0
=>
29 KECACINGAN
K/r-n4-nan => T/rt/lan => U0u0 Manu0ia => Ca,in
D/5a0a
Cacing dewasa biasanya hidup di rongga usus muda. Cacing ini
mendapat makanan dari makanan hospes yang setengah dicerna
dan
mungkin dari sel%sel mukosa usus. &elur yang belum membelah
bila
dikeluarkan oleh hospes melalui tinja. 7ila keadaan lingkungan
dalam
tanah menguntungkan kira%kira dalam waktu tiga minggu didalam
telur
dibentuk lar*a stadium dua yang infektif. &elur yang infektif
itu bila
ditelan manusia menetas dibagian atas usus muda dan
mengeluarkan
lar*a Eabditiform yang menembus dinding usus yang masuk *ena
kecil
dan pembuluh limfa. (elalui sirkulasi portal lar*a ini masuk ke
hepar
kemudian masuk ke jantung dan paru%paru. idalam paru%paru, lar*a
ini
mengalamai perubahan kedua dan ketiga. 8ar*a bermigrasi atau
dibawa
oleh bronchiolus ke bronchus, naik ke trakea sampai ke epiglotis
dan
turun melalui esophagus ke usus muda. Selama masa hidupnya
didalam
paru%paru, lar*a membesar sampai lima kali ukuran semula.
Setelah
sampai di usus lar*anya mengalami perubahan kelima.
,$ H-0/0 3an 3i0tri)u0i
i manusia, lar*a 3scaris akan berkembang menjadi dewasa dan
mengadakan kopulasi serta akhirnya bertelur. Penyakit yang
disebabkannnya disebut 3skariasis. 3skariasis adalah penyakit
parasit
yang disebabkan oleh cacing gelang Ascaris lumbricoides,
yang
merupakan penyakit kedua terbesar yang disebabkan oleh
makhluk
parasit. Penyakit ini sifatnya kosmopolit, terdapat hampir di
seluruh
dunia. Pre*alensi askariasis sekitar D-%1-.
3$ Ei3/:i-l-i
Ascaris lumbricoides adalah parasit yang penting baik di
daerah di
musim dingin maupun di daerah tropic, tetapi cacing ini lebih umum
di
daerah tropic dan paling banyak ditemukan di daerah sanitasi
buruk.
i Indonesia, pre*alensi askariasis tinggi, terutama pada
anak%anak.
)rekuensinya antara -%/-. Penyakit ini dapat dicegah dengan
menjaga kebersihan diri dan lingkungan yang baik. Pemakaian
jamban
keluarga dapat memutus rantai siklus hidup Ascaris
lumbricoidesini.
&elur Ascaris lumbricoides berkembang sangat baik
pada tanah liat
yang memiliki kelembapan tinggi dan pada suhu 04Q % >-Q C.
/$ Pat-l-i 3a: /7ala 4lini0
#ejala yang timbul pada penderita dapat disebabkan cacing
dewasa dan lar*a, biasanya terjadi pada saat berada
diparu%paru.
#angguan yang disebabkan cacing dewasa biasanya ringan.
Kadang%
kadang penderita mengalami gejala gtangguan usus ringan
seperti
mual, nafsu makan berkurang, diare atau konstipasi. ;fek yang
serius
terjadi bila cacing%cacing menggumpal dalam usus sehingga
terjadi
obstruksi usus !ileus".
pembentukan granuloma di jalur migrasi lar*a dan sekitarnya,
dan
peradangan sepanjang traktus portal dg infiltrasi lekosit
pada tahap
akut. Kemudian terjadi fibrosis periportal dan celah interlobulair.
i
jaringan sekitar lar*a terjadi reaksi seluler lokal yg hebat
dg infiltrasi
eosinofil dan bergerombolnya makrofag dan sel epiteloid. Eeaksi
ini
merupakan reaksi imunologis hospes, yg bisa tidak muncul atau
tidak
berkembang penuh pada infeksiJmigrasi pertama.
#ambaran infiltrasi sementara pd ronsen yg berubah dari hari
ke
hari dan hilang spontan dalam > + 56 hari dan dikaitkan
dengan
eosinofilia yg nyata, dikenal sebagai L8oefflerMs syndromeM.
(eski
L8oefflerMs syndromeM juga dapat disebabkan oleh penyebab lain,
baik
31 KECACINGAN
organisma hidup maupun material lain, tapi itu terjadi di
daerah
endemik askariasis, penyakit cacing tambang dan
Strongyloides.
<$ Dian-0a
gejalanya samar dan tidak khas.
% 8aboratoris9
langsung, tidak perlu konsentrasi.
pamoate, mebenda2ol, albenda2ol, pipera2in, &hiabenda2ole
dan
Prognosis.
dengan memilih secara selektif serta menghalangi pengambilan
32 KECACINGAN
glukosa dan bahan gi2i lainnya dalam usus orang dewasa dimana
cacing tersebut tinggal. osis 5-- mg tiap 50 jam untuk >
hari.
(ebenda2ol tidak boleh diberikan kepada wanita hamil karena
bias
membahayakan janin yang dikandungnya.
• Pipera2ine !C6'5-$0. C'5-?6"
cacing dengan sendirinya pingsan didalam tinja dosis D4 mgJkg
ma@ >. 4g".
menyebabkan kelumpuhan kejang pada cacing. engan dosis 55
mgJkg dan tidak melebihi 5 g.
• 3lbenda2ole !C50'54$>?0S"
menyebabkan penghabisan energi, penghentian, dan akhirnya
kematian. osis 6-- m. dan tidak diberikan pada wanita hamil
dan
anak%anak dibawah 0 tahun.
• &hiabenda2ole
dapat ditimbulkan oleh cacing ini.
$ P/n,/aan
33 KECACINGAN
% Pengobatan penderita
perilaku 737 !buang air besar"
• (encegah infeksi pada manusia9 Perilaku makan dan minum
yang bersih.
oleh cacing dewasa yang bergerak ke organ tertentu atau
berkembangbiak berlebihan sehingga dapat menyebabkan
kelainan
yang lebih parah.
34 KECACINGAN
Cacing betina panjangnya kira%kira 4 cm, sedangkan cacing
jantan
kira%kira 6 cm. 7agian anterior langsing seperti cambuk,
panjangnya
kira%kira >J4 dari panjang seluruh tubuh. 7agian posterior
bentuknya
lebih gemuk, pada cacing betina bentuknys membulat tumpul dan
pada
cacing jantan melingkar dan terdapat satu spikulum.
35 KECACINGAN
)$ Si4lu0 i3u
36 KECACINGAN
Ca,in 3/5a0a i3u 3i u0u0 )/0ar :anu0ia => t/lur 4/luar
)/r0a:a
tin7a /n3/rita => 3i tana t/lur :/n7a3i in</4ti< =>
in</40i t/r7a3i
:/lalui :ulut 3/nan :a0u4n6a t/lur in</4ti< )/r0a:a
:a4anan
6an t/r,/:ar atau tanan 6an 4-t-r .
(asa pertumbuhan mulai dari telur yang tertelan sampai cacing
dewasa betina melatakkan telur kira%kira >-%/- hari.
&elur yang dibuahi dikeluarkan dari hospes bersama tinja.
&elur tersebut
menjadi matang, yaitu telur yang berisi lar*a dan merupakan
bentuk
infektif, dalam waktu > samapai minggu dalam lingkungan
yang
lembab dan tempat yang teduh. Cara infektif secara langsung
bila
kebetulan hospes menelan telur matang. 8ar*a keluar melalui
dinding
telur dan masuk ke dalam usus halus. Sesudah dewasa cacing turun
ke
usus bagian distal dan masuk ke daerah kolon, terutama sekum.
<adi
cacing ini tidak mempunyai siklus paru.
,$ H-0/0 3an 3i0tri)u0i
disebabkannya disebut &rikuriasis. Cacing ini lebih sering
ditemukan
37 KECACINGAN
bersama%sama Ascaris lumbricoides. Cacing dewasa hidup
di dalam
usus besar manusia, terutama di daerah sekum dan kolon. Cacing
ini
juga kadang%kadang ditemukan di apendiks dan ileum !bagian
usus
palaing bawah". 7agian distal penyakit yang disebabkan cacing
ini
disebut &rikuriasis.
)rekuensi infeksi dengan cacing cambuk adalah tinggi. Gang
penting untuk penyebaran penyakit adalah kontaminasi tanah
dengan
tinja. &elur tumbuh di tanah liat, tempat lembab dan tduh
dengan suhu
optimum kira%kira >-QC. i berbagai negeri pemakaian tinja
sebagai
pupuk kebun merupakan sumber infeksi. )rekuensi di Indonesia
tinggi.
i beberapa daerah pedesaan di Indonesia frekuensinya berkisar
antara
>- + /- .
penderita trikuriasis, pembuatan jamban yang baik dan
pendidikan
tentang sanitasi dan kebersihan perorangan, terutama anak .
(encuci
tangan sebelum makan, mencicu dengan baik sayuran yang
dimakans
mentah adalah penting apalagi di negeri%negeri yang memakai
tinja
sebagai pupuk .
Cacing !richuris pada manusia terutama hidup di sekum,
akan
tetapi dapat juga ditemukan di kolon asendens. Pada infeksi
berat
terutama pada anak, cacing ini tersebar di seluruh kolon dan
rrektum.
Kadang%kadang terlihat di mukrosa rektum yang mengalami
prolapsus
akibat mengejannya penderita pada waktu defekasi.
38 KECACINGAN
terjadi tyrauma yang menimbulkan iritasi dan peradangan
mukosa
usus. Pada tempat perlekatannya terjadi pendarahan. i samping
ini
ternyata cacing ini menghisap darah hospesnya, sehingga dapat
menyebabkan anemia.
diselingi dengan sindrom disehuris yang berat dan menahun,
menunjukan gajala%gejala nyata seperti diare yang sering
diselingi
dengan sindrom disentri, anemia, berat badan turun dan
kadang%
kadang disertai prolapsus rektum. Infeksi berat !richuris
trichiurasering disertai dengan infeksi cacing lainnya atau
proto2oa.
Infeksi ringan biasanya tidak memberikan gejala klinis jelas atau
sma
sekali tanpa gejala, parasit ini ditemukan pada tinja secara
rutin.
<$ Dian-0a (enemukan telur dalam tinja9 Pemeriksaan tinja
langsung.
$ P/natala40anaan
(ebenda2ole.
anak mengenai pentingnya kebersihan, sanitasi dan harus
selalu
mencuci tangan sebelum makan, sehingga dapat mencegah
terjadinya
reinfeksi
Cacingan sering dialami oleh anak%anak kecil yang tidak
pernah
mengenakan sandal ketika bermain di tanah dan lumpur. Padahal,
tanah
dan lumpur merupakan tempat bersarangnya telur cacing. ?leh
karena
itu, telur cacing akan mudah masuk ke tubuh anak melalui kaki.
=ntuk
mencegahnya,dapatdilakukan hal%hal berikut.
a" 7iasakan untuk selalu mencuci tangan dengan sabun sampai
bersih
sebelum makan.
b" =sahakan kuku%kuku jari tangan dan kaki tetap bersih dan
bila kuku
si anak sudah panjang sebaiknya segera di potong.
40 KECACINGAN
c" 7ila bermain di tempat becek, atau tempat yang kotor
biasakan
mencuci kaki dan bagian tubuh sebersih%bersihnya dengan sabun
sewaktu mandi.
d" <angan langsung tidur dengan kaki yang kotor karena becek.
&elur
cacing akan pindah ke seprai dan kemudian masuk melalui
hidung
sewaktu anak bernapas.
e" 7ila akan makan makanan dengan sayuran yang mentah,
=sahakan
dicuci terlebih dahulu dengan air atau sabun pembersih sayuran
J
buah%buahan sampai benar%benar bersih.
<$ 7erikan anak obat cacing secara teratur enam bulan
sekali.
!$ N/,at-r a:/ri,anu0 3an An,6l-0t-:a 3u-3/nal/
Klasifikasi Necator americanus
Kingdom 9 3nimalia
Phylum 9 $ematoda
Kelas 9 Secernentea
?rdo 9 Strongylida
)amily 9 =ncinariidae
#enus 9 $ecator
Species 9 "ecator
Cacing betina "ecator americanus tiap hari mengeluarkan
telur
kira%kira sekitar /--- butir, sedangkan Ancylostoma duodenale
kira%
kira 5-. --- butir. Cacing betina berukuran panjang kurang lebih 5
cm,
cacing jantan -,1 cm. 7entuk badan "ecator americanus
biasanya
menyerupai huruf S, sedangkan Ancylostoma duodenale
menyerupai
huruf C. <antan ukurannya / mm dan betina ukurannya 55 mm.
:ul*a,
sedikit kearah anterior dari pertengahan tubuh. &idak ada duri
pada
ujung ekor.
mempunyai benda kitin, sedangkan pada Ancylostoma duodenale
ada
dua pasang gigi. Cacing jantan mempunyai bursa kopulatrik.
(emilikiplat%plat pemotong sentral besar serta licin dan semi
lunar
bentuknya sepanjang pinggir bebas.
&elur dikeluarkan dengan tinja dan setelah menetas dalam
waktu
5%5,4 hari, keluarlah lar*a Eabditiform. alam waktu kira%kira >
hari
lar*a Eabditiform tumbuh menjadi lar*a filoariform, yang
dapat
menembus kulit dan dapat hidup dalam D%1 minggu di tanah.
&elur
cacing tambang yang besarnya kira%kira -@6- mikron,
berbentuk
bujur dan mempunyai dinding tipis. i dalamnya terdapat
beberapa
sel. 8ar*a Eabditiform panjangnya kira%kira 04- mikron,
sedangkan
lar*a )ilariform panjangnya kira%kira -- mikron.
43 KECACINGAN
=> 4ail/r 3ara => 7antun 4anan => aru => )r-n4u0 =>
tra4/a
=> larin => u0u0 alu0
&elur yang dikeluarkan melalui tinja cepat menjadi matang
dan
mengeluarkan lar*a Eabditiformdalam waktu 5 sampai 0 hari.
8ar*a
)ilariform yang aktif yang sering pada lapisan atas setebal
setengah inci
dari tanah mempunyai daya tigmotaksis yang kuat. 8ar*a
)ilariform
masuk ke dalam hospesnya melalui folikel rambut, pori%pori dan
juga
melalui kulit yang utuh. 8ar*a masuk ke dalam saluran limfa atau
*ena
kecil dan dibawa dengan aliran darah melalui jantung ke
paru%paru.
8ar*a ini naik ke bronkus dan trakea kemudian ke laring
kadang%kadang
infeksi dapat melalui terjadi melalui mulut bila lar*a dimasukkan
ke
dalam makanan atau minuman yang terkontaminasi.
,. H-0/0 3an 3i0tri)u0i
tidak mempunyai 'ospes perantara. &empat hidupnya ada di dalam
usus
halus terutama jejunum dan duodenum. Penyakit yang disebabkan
oleh
parasit ini disebut $ekatoriasis dan 3nkilostomiasis.
3. Ei3/:i-l-i
pedesaan khususnya di perkebunan. Seringkali golongan
pekerja
perkebunan yang langsung behubungan dengan tanah mendapat
infeksi
lebih dari D-. Kebiasaan defeksi dan pemakaian tinja sebagai
pupuk
kebun penting dalam penyebaran infeksi. &anah yang baik
untuk
pertumbuhan lar*a adalah tanah gembur !pasir, humus" dengan
suhu
optimal untuk "ecator americanus01Q%>0Q C, sedangkan
untuk
Ancylostoma duodenale 0>Q%04Q C. =ntuk menghindari infeksi
salah satu
antara lain, dengan memakai alas kaki !sepatu, sandal".
)actor%faktor yang menyebabkan penyebaran meningkatan seperti
orang%orang yang mengandung parasit yang defekasi di tanah di
daerah
yang sering dikunjungi orang lain, bertumpuknya tinja di
tempat%tempat
terpencil di dekat rumah, kembalinya anggota keluarga ke tempat
terbatas
ini, tanah pasir atau campuran tanah liat dan pasir merupakan
pembiakan
yang baik untuk lar*a cacing tambang, iklim panas, dan kelembaban
>-%4-
inchi air hujan terutama di musim panas.
/. Pat-l-i 3an /7ala 4lini0
#ejala nekatoriasis dan ankilostomiasis
a" Stadium 8ar*a
paru biasanya ringan.
2$ Keadaan gi2i menderita !)e dan protein"
&iap cacing "ecator americanus menyebabkan
banyak
kehilangan darah -,--4%-,5 cc sehari, sedangkan
Ancylostoma
duodenale -,-1%-,>6 cc. 7iasanya terjadi 3denmia hipokrom
mikrosita. i samping itu juga terdapat eosinofilia. 7ukti
adanya
toksin yang menyebabkan anemia belum ada. 7iasanya
tidak
menyebabkan kematian tetapi daya tahan berkurang dan prestasi
kerja turun.
<. Dian-0a
gejalanya samar dan tidak khas.
% 8aboratoris9
langsung.
. P/natala40anaan
Prioritas utama adalah memperbaiki anemia dengan cara
memeberikan tambahan 2at besi per%oral atau suntikan 2at besi. Pada
kasus
46 KECACINGAN
yang berat mungkin perlu dilakukan transfusi darah. <ika kondisi
penderita
stabil, diberikan obat pirantel pamoat atau mebenda2ol selama
5%> hari.
&iap tablet mengandung (ebenda2ol 5--mg. ?bat ini tidak
boleh
diberikan kepada wanita hamil karena bisa membahayakan janin
yang
dikandungnya. Pengobatan penyakit cacing tambang dapat
dilakukan
dengan berbagai macam anthelmintik, antara lain befenium
hidroksinaftoat, tetraldoretilen, albenda2ole !6-- mg", pirantel
pamoat dan
mebenda2ol. 7ila cacing tambang telah dikeluarkan, pendarahan
akan
berhenti, tetapi pengobatan dengan preparat besi
!sulfasferrosus" per os
dalam jangka waktu panjang dibutuhkan untuk memulihkan
kekurangan
2at besinya. i samping itu keadaan gi2i diperbaiki dengan diet
protein
tinggi.
sekalipuntelah terjadi komplikasi.
(elindungi orang yang mungkin mendapat infeksi. Pemberantasan
melalui perbaikan sanitasi lingkungan 'endaknnya penggunaan
tinjasebagai pupuk dilarang, kecuali tinja tersebut sudah
dicampur
dengan 2at kimia tertentu untuk membunuh parasitnya.
Penerangan
melalui sekolah%sekolah. (enjaga kebersihan diri. (enghindari
kontak
47 KECACINGAN
sandal atau alas kaki ketika bepergian.
BAB I&
7erdasarkan keluhan dan gejala yang dialami wanita berusia 46
tahun
yaitu keluhan lemah, penglihatan berkunang%kunang, penderita
terlihat pucat,
nafas pendek dan lemah, dan pemeriksaan dijumpai tanda%tanda anemia
berat
48 KECACINGAN
dan 'b 4,4 grJdl, eosinofil 4 , kelompok kami mendiagnosa
pasien
mengalami penyakit kecacingan yaitu askariasis, nekatoriasis,
ancylostomisasis, dan trikuriasis, dimana di tunjang oleh
pemerikaan tinja
yang menemukan telur dari masing%masing cacing, yaitu telur
cacing
berbentuk o*al dengan dinding tipism isi morula merupakan
telur cacing
tambang ! nekator americanus dn ancylostoma duodenale ", telur
cacing
bentuk o*al dinding tebal terdiri dari > lapis, isi o*um
merupakan telur ascaris
lumbricoides, telur barrelshape dinidng tebal dengan mucoid knop
pada ke 0
kutubnya merupakan cacing trichis trichura.
DAFTAR PUSTAKA
Kedokteran =ni*ersitas Indonesia.
(oore, Keith 8. 0-50. Anatomi $linis #asar. <akarta 9
Penerbit 'ipokrates
49 KECACINGAN
#itinjau dari &rgan !ubuh yang #iserang .
<akarta9 ;#C.
Safar Eosdiana, 'j. 0-5-. Parsitologi $edokteran Protozoa%
'ntamologi dan
elmontologi. 7andung 9 Penerbit Grama Widya.
Srisari, #andahusada, Prof,dr. 0-->. Parasitologi
$edokteran 'disis . <akarta 9
Penerbit )akultas Kedokteran =ni*ersitas Indonesia.
Prasetyo, 'eru E. 0-->. elmintologi $edokteran. Surabaya 9
Penerbit 3irlangga
=ni*ersity Press.